BAB II KAJIAN PUSTAKA A.KAJIAN KARYA TERDAHULU Pengkajian dilakukan sebagai bahan referensi dan bahan perbandingan. Perbandingan tidak terlepas dari desaib web UKM CV Cita Mandiri dalam penelitian ini membahas tentang kebutuhan web yang sederhana dan modern untuk memudahkan para konsumen dalam memilih produk yang ada di web, Sementara desain web yang modern sangat sesuai untuk sebuah UKM yang berada di tengah kota dengan mayoritas penduduk yang lebih kekinian. Perancangan web ini dilakukan dengan berlatar belakang kebutuhan UKM sebagai media promosi yang tidak hanya digunakan untuk mengenalkan produk tetapi juga meningkatkan penjualan yang ada sedangkan perancangan web ini menjadi pembeda dari website yang ada pada umumnya dari segi gaya desain pemilihan warna dan tipografi . Masalah yang ada pada website ini merupakan kurangnya informasi yang ada agar dapat meningkatkan konsumen dalam kebutuhan interaksi manusia dengan sistem informasi. Website merupakan suatu layanan yang memberikan informasi kepada semua konsumen dengan menggunakan hyperlink dengan tujuan mempromosikan suatu produk yang ada di internet. Perancangan website digunakan menjadi seefektif mungkin dalam menyampaikan pesan agar konsumen bisa mengenal produk yang ada di UKM tersebut. Desain web dibuat mengikuti produk tempat ciri khas dibentuk dengan menyesuaikan karakteristik dari isi objek website tersebut yakni mengusung kesan buah buahan dan sayuran. B.DEFINISI ISTILAH A.Perancangan Perancangan merupakan sketsa beberapa elemen yang digabung dalam satu kesatuan . konsep perancangan bisa disebut konsep pendesainan atau konsep pembuatan desain yang wujudnya berupa konsep tertulis atau verbal. Sedangkan pelaksanaan pendesainan atau pembuatan desain berikutnya disebut visualisasi desain (Sadjiman Ebdi, Sanyoto, 2006:8). Perancangan adalah kemampuan untuk membuat beberapa alternatif pemecahan masalah (AlBahra, 2005:51). Perancangan adalah penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh(Nafisah, 2003:12). Berdasarkan tiga definisi perancangan tersebut, maka dapat menyimpulkan bahwa perancangan merupakan suatu alternatif pemecahan masalah dalam suatu rangkaian pendesainan. B. Unsur – unsur desain 1) Garis (Line) Garis adalah elemen yang terbentuk dari titik titik, yang dihubungkan atau dideretkan objek dua dimensi karena tidak memiliki kedalaman dan hanya memiliki ketebalan dan ukuran garis memiliki bentuk bermacam macam dan memiliki kesan tertentu sesuai dengan makna yang akan disampaikan. Garis dapat digunakan untuk menjelaskan berbagai macam hal yaitu mengekspresikan emosi, menggambarkan bentuk atau tepi, dan menjelaskan sebuah bidang (Lupton,2008:16). Dalam desain grafis garis sangatlah penting untuk menciptakan suatu kesan sehingga dalam proses desain diwujudkan ke dalam bentuk yang berbeda beda. Garis juga dapat mengeksekusi dari konsep yang telah dibuat oleh desainer yang akan dijadikan sebagai karya dari seorang desainer. 2)Bidang (Shape) Bidang merupakan bentuk yang memiliki tinggi dan lebar seperti bentuk geometris yaitu: segi empat, lingkaran, elips, dan sebagainya selain itu ada juga bentuk yang tidak geometris yang meiliki bentuk berbanding terbalik dari geometris dan bersifat tidak formal. Bidang ini sangat berguna dalam merancang desain untuk menghasilkan desain yang menarik berarti bidang adalah gagasan yang dibuat berisi banyak garis 3)Warna (Color) Warna merupakan unsur desain yang sangat penting dalam proses desain karena ketika mendesain dibutuhkan pemilihan yang tepat, persepi terhadap warna juga melibatkan psikologi dari manusia. Apabila ditinjau dari beberapa warna yang ada maka bisa menunjukkan kesan pada objek Sadjiman Ebdi Sanyoto (2005: 9) mendefinisikan warna secara fisik dan psikologis. Warna secara fisik adalah sifat cahaya yang dipancarkan, sedangkan secara psikologis sebagai bagian dari pengalaman indera penglihatan. a. Warna Primer Warna primer adalah warna dasar yang tidak berasal dari campuran dari warna–warna lain. Menurut teori warna pigmen dari Brewster, warna primer adalah warna–warna dasar (Ali Nugraha, 2008: 37). Warna–warna lain terbentuk dari kombinasi warna–warna primer. Menurut Prang, warna primer tersusun atas warna merah, kuning, dan hijau. Ketiga warna tersebut dikenal sebagai warna pigmen primer yang dipakai dalam seni rupa. Secara teknis, warna merah, kuning, dan biru bukan warna pigmen primer. Tiga warna pigmen primer adalah magenta, kuning, dan cyan. Oleh karena itu, apabila menyebut merah, kuning, biru sebagai warna pigmen primer, maka merah adalah cara yang kurang akurat untuk menyebutkan magenta, sedangkan biru adalah cara yang kurang akurat untuk menyebutkan cyan. b. Warna Sekunder Warna sekunder merupakan hasil campuran dua warna primer dengan proporsi 1:1. Teori Blon (Sulasmi Darma Prawira, 1989: 18) membuktikan bahwa campuran warna–warna primer menghasilkan warna–warna sekunder. Warna jingga merupakan hasil campuran warna merah dengan kuning. Warna hijau adalah campuran biru dan kuning. Warna ungu adalah campuran merah dan biru. c. Warna Tersier Warna tersier merupakan campuran satu warna primer dengan satu warna sekunder. Contoh, warna jingga kekuningan didapat dari pencampuran warna primer kuning dan warna sekunder jingga. Istilah warna tersier awalnya merujuk pada warna–warna netral yang dibuat dengan mencampur tiga warna primer dalam sebuah ruang warna. Pengertian tersebut masih umum dalam tulisan– tulisan teknis. d. Warna Netral Warna netral adalah hasil campuran ketiga warna dasar dalam proporsi 1:1:1. Campuran menghasilkan warna putih atau kelabu dalam sistem warna cahaya aditif, sedangkan dalam sistem warna subtraktif pada pigmen atau cat akan menghasilkan coklat, kelabu, atau hitam. Warna netral sering muncul sebagai penyeimbang warna–warna kontras di alam. Psikologi Warna, warna memiliki beberapa sifat dan karakter yang dapat memberikan suatu petunjuk tentang kekuatan yang ditimbulkan atau yang dikeluarkan oleh penampilan sebuah jenis–jenis warna terhadap pembaca atau yang melihatnya. Berikut adalah warna–warna yang mengandung arti psikologis antara lain : Putih, memiliki karakter positif, merangsang, cemerlang, ringan, dan sederhana. Putih melambangkan kesucian, polos, jujur, dan murni, tapi juga dianggap warna yang monoton dan kaku. Merah, adalah warna terkuat dan paling menarik perhatian. Warna ini diasosiasikan sebagai darah, marah, berani, seks, bahaya, kekuatan, kejantanan, cinta, kebahagiaan, tapi juga memiliki arti yang negatif yaitu bahaya, emosi yang meledak, dan brutal. Hijau, mengungkapkan kesegaran, mentah, muda, belum dewasa, pertumbuhan, kehidupan dan harapan, kelahiran kembali dan kesuburan dan dari semua spektrum warna menawarkan pilihan yang lebih banyak. Biru, mempunyai karakteristik sejuk, pasif, damai, kepercayaan, keamanan, berintelejensi tinggi dan selalu memberikan inspirasi, juga memiliki arti yang negatif yaitu egosentris. Coklat, dihubungkan dengan kesederhanaan yang abadi, memiliki arti alami atau khas (tanah/bumi), keseimbangan, stabil, bertahan, dan nyaman. Hitam, memiliki arti psikologis keabadian, keanggunan, kreativitas, idealis, fokus, dan magis, tapi juga memiliki arti negatif yang dilambangkan sebagai warna kehancuran, atau kekeliruan. Kuning, memiliki arti psikologi yaitu harapan, penghianatan, optimis, dan filosofi, karena itu sering juga dilambangkan sebagai kesenangan atau kelincahan, tapi juga memiliki arti negatif, yaitu sinis dan murah (tidak eksklusif). Abu–abu, memiliki arti dengan berbagai tingkatan melambangkan ketenangan, sopan, dan sederhana, kesederhanaan, dan netral, juga memiliki arti negatif, yaitu sifat kesedihan dan keragu–raguan. Ungu, memiliki sifat artistik, personal, mistis, spiritual, agung, dan kebangsawanan, juga memiliki arti negatif, yaitu angkuh, sombong, dan diktator. Orange, memiliki karakteristik yang melambangkan kesegaran, kreatif, optimis, tenaga, keakraban, dan jiwa muda. Sifat negatif dari warna ini adalah dominan dan arogan. Prinsip Desain Menurut Malcom (1972:75) dalam menciptakan sebuah karya desain yang utuh harus mempertimbangkan prinsip-prinsip yang menjadi patokan dalam pembuatan desain tersebut. Prinsip-prinsip desain tersebut meliputi hal-hal yang penting yaitu; keseimbangan, gerakan, pengulangan, penekanan, kontras dan unity. C.Prinsip Desain Prinsip desain terbagi menjadi beberapa antara lain: 1.Balance (Keseimbangan) Keseimbangan adalah suatu pengertian dari stabilitas ketika diberlakukan dalam interaksi visual atau kekuatan visual. Pada keseimbangan yang bersifat resmi, elemen-elemen desain hampir keseluruhannya didistribusikan secara merata. crSebuah desain atau komposisi dimana desain tersebut dapat dibagi menjadi dua bagian yang sama besar dan diartikan sebagai keseimbangan yang simetri. Pada keseimbangan radial (melingkar), elemen-elemen desain seakan melingkar garis utama atau titik proros. Sedangkan pada keseimbangan informal (tidak resmi), sebuah garis tengan atau titik tengah diacuhkan keberadaanya dan elemen-elemen desain diseimbangkan secara visual, dan tidak bersifat simetri. 2.Movement (gerakan) Pergerakan dapat diartikan pada gerak arah mata pada saat melihat suatu karya desain. Dengan mengatur elemen-elemen desain, maka akan dapat mengontrol dan memberi kekuatan dari suatu gerakan mata dan perhatian mata diarahkan pada area yang paling menarik. 3.Repetition(Pengulangan) Pengulangan atau repetisi akan terjadi pada saat elemen-elemen yang dipakai dalam desain secara umum diulangi berkelanjutan atau pun tidak berkeleanjutan, dan sering kali pengulangan tersebut dapat menciptakan suatu irama. Saat interval diantara bentuk dimana setipe diulangi secara seragam dan berkelanjutan, desain cenderung bersifat formal. Dengan memvariasikan panjang interval, atau mengubah beberapa bentuk sementara memperttahankan persamaan antara mereka, dapat tercipta bentuk yang lebih informal. 4.Emphasis (penekanan) Penekanan merupakan penarik perhatian pada area yang penting dari suatu desain dan mengurangi kekuatan elemen lain pada gambar ataupun pada bentuk baik dua maupun tiga dimensi. Dengan menempatkan penekanan dibeberapa bagaian dalam desain, dapat tercipta titik yang menjadi daya tarik dan mengakibatkan mata yang melihat selalu tertuju kembali pada titik tersebut. 5.Contrast(perbedaan) Kemiripan dari setiap elemen desain akan melahirkan kemonotonan, sehingga bentuk yang kontras diperlukan agar suatu desain dapat menonjolkan adanya perbedaan. Elemen dengan kontras yang tinggi berdiri berlawanan satu dengan yang lainnya: seperti terang berlawanan dengan gelap, besar berlawanan dengan kecil, lingkaran berlawanan dengan persegi atau lembut berlawanan dengan kasar. 6.Unity(kesatuan) Kesatuan berarti ketunggalan, konsistensi atau integrasi. Kesatuan dapat diraih ketika semua elemen digabungkan dengan teratur dalam desan yang bersatu. Setiap elemen yang dipergunakan akan memainkan perannya masing masing yang penting. Kesemuannya memiliki satu tujuan dan membutuhkan perhatian secara individual namun akan menjadi tidak bernilai tanpa adanya dukungan dari elemen lainnya.