Uploaded by Andrianus Sudarmono

instrumen-survey-akreditasi-rs-snars-2018

advertisement
INSTRUMEN SURVEI
STANDAR NASIONAL
AKREDITASI RUMAH SAKIT
EDISI 1
TAHUN 2018
DAFTAR ISI
Hal.
PENDAHULUAN ...........................................................................................................
3
TUJUAN .........................................................................................................................
3
CARA MENGGUNAKAN INSTRUMEN AKREDITASI SNARS EDISI 1 ........................
3
YANG PERLU DIKETAHUI PADA INSTRUMEN AKREDITASI SNARS EDISI 1 ...........
4
KEBIJAKAN PEMBERIAN SKOR
.................................................................................
7
SASARAN KESELAMATAN PASIEN (SKP) ..................................................................
13
AKSES KE RUMAH SAKIT DAN KONTINUITAS PELAYANAN (ARK) .........................
21
HAK PASIEN DAN KELUARGA (HPK)
.........................................................................
37
..............................................................................................
51
PELAYANAN DAN ASUHAN PASIEN (PAP) .................................................................
73
PELAYANAN ANESTESI DAN BEDAH (PAB)
..............................................................
85
PELAYANAN KEFARMASIAN DAN PENGGUNAAN OBAT (PKPO) ............................
97
MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN EDUKASI (MKE) ....................................................
111
PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN (PMKP) ...................................
119
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)
...............................................
133
TATA KELOLA RUMAH SAKIT (TKRS) .........................................................................
151
MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK)
.............................................
177
KOMPETENSI DAN KEWENANGAN STAF (KKS) ........................................................
193
MANAJEMEN INFORMASI DAN REKAM MEDIS (MIRM)
...........................................
207
PROGRAM NASIONAL ................................................................................................
SASARAN I
PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN BAYI DAN
PENINGKATAN KESEHATAN IBU DAN BAYI ............................
SASARAN II
PENURUNAN ANGKA KESAKITAN HIV/AIDS ...........................
SASARAN III PENURUNAN ANGKA KESAKITAN TUBERKULOSIS ..............
SASARAN IV PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA ........................
SASARAN V PELAYANAN GERIATRI ..............................................................
217
217
219
220
223
224
INTEGRASI PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM PELAYANAN RUMAH SAKIT (IPKP)
227
ASESMEN PASIEN (AP)
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
1
2
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
INSTRUMEN AKREDITASI STANDAR AKREDITASI NASIONAL
RUMAH SAKIT edisi 1
================================================================
PENDAHULUAN
Akreditasi rumah sakit merupakan proses kegiatan peningkatan mutu pelayanan yang
dilakukan terus menerus oleh rumah sakit. Akreditasi adalah pengakuan terhadap mutu pelayanan
Rumah Sakit, setelah dilakukan penilaian bahwa Rumah Sakit telah memenuhi Standar Akreditasi.
Sejalan dengan proses kegiatan peningkatan mutu maka KARS secara berkala melakukan review
sandar akreditasi mengikuti perkembangan standar akreditasi di tingkat global. Pada bulan agustus
2017, KARS telah memperkenalkan Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit edisi 1 (SNARS 1), yang
diberlakukan mulai tahun 2018.
Dengan diberlakukan SNARS 1, KARS memandang perlu tersedianya acuan untuk penilaian
dan persiapan akreditasi rumah sakit, maka disusunlah instrumen akreditasi SNARS 1 oleh KARS.
TUJUAN
1. Untuk Surveior
 Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei
 Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan kegiatan pada waktu
survei
 Sebagai acuan dalam melakukan wawancara, observasi dan meminta staf rumah sakit
melakukan simulasi.
 Sebagai panduan dalam memberikan skor dan nilai.
2. Untuk Rumah Sakit.



Sebagai acuan dalam menyusun regulasi yang diwajibkan oleh akreditasi
Sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan dan dokumentasinya
Sebagai acuan dalam melatih staf terkait dengan standar dan elemen penilaian dalam
SNARS 1
CARA MENGGUNAKAN INSTRUMEN AKREDITASI SNARS I
Instrumen Akreditasi SNARS I dapat digunakan sebagai:
 Pedoman bagi surveior untuk memberikan skor pada setiap elemen penilaian
 Pedoman bagi surveior untuk melakukan telaah regulasi dan dokumen pelaksanaan serta
telusur (wawancara, observasi dan simulasi)
 Pedoman bagi rumah sakit dalam menerapkan standar akreditasi (SNARS 1)
 Pedoman bagi rumah sakit dalam menyusun regulasi dan menyiapkan dokumentasi
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
3
kegiatan/pelayanan sesuai dengan standar akreditasi (SNARS 1)
YANG PERLU DIKETAHUI PADA INSTRUMEN AKREDITASI SNARS I
Instrumen akreditasi SNARS I merupakan instrumen yang dipergunakan KARS untuk menilai
kepatuhan rumah sakit terhadap SNARS I yaitu standar pelayanan berfokus pada pasien untuk
meningkatkan mutu dan keselamatan pasien dengan pendekatan manajemen risiko di Rumah Sakit.
Instrumen akreditasi SNARS I ini terdiri dari standar, maksud dan tujuan, elemen penilaian (EP),
telusur dan skor dengan penjelasan sebagai berikut :
STANDAR
Standar KARS mencakup harapan kinerja, struktur, atau fungsi yang harus diterapkan agar suatu
rumah sakit dapat terakreditasi oleh KARS.
Sasaran Keselamatan Pasien dianggap sebagai standar dan dimonitoring sama seperti standar
lainnya dalam survei di tempat. Program Nasional terdiri dari menurunkan angka kematian ibu dan
bayi serta meningkatkan angka kesehatan ibu dan bayi, menurunkan angka kesakitan HIV/AIDS,
menurunkan angka kesakitan tuberkulosis, pengendalian resistensi antimikroba dan pelayanan
geriatri dianggap sebagai standar dan dimonitoring sama seperti standar lainnya dalam survei di
tempat di tempat.
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan dari suatu standar akan membantu menjelaskan makna sepenuhnya dari
standar tersebut. Maksud dan tujuan akan mendeskripsikan tujuan dan rasionalisasi dari
standar, memberikan penjelasan bagaimana standar tersebut selaras dengan program secara
keseluruhan, menentukan parameter untuk Ketentuan-Ketentuannya, atau memberikan “gambaran
tentang Ketentuan dan tujuan-tujuannya.
Maksud dan tujuan juga berguna bagi RS untuk menyusun point-point yang harus ada di dalam
regulasi rumah sakit
ELEMEN PENILAIAN (EP)
Elemen Penilaian (EP) dari suatu standar akan menuntun rumah sakit dan surveior terhadap apa
yang akan ditinjau dan dinilai selama proses survei. EP untuk setiap standar menunjukkan
ketentuan untuk kepatuhan terhadap standar tersebut. EP ditujukan untuk memberikan kejelasan
pada standar dan membantu rumah sakit untuk memenuhi sepenuhnya ketentuan yang ada,
untuk membantu mengedukasi pimpinan dan tenaga kesehatan mengenai standar yang ada serta
untuk memandu rumah sakit dalam persiapan proses akreditasi.
Setiap elemen penilaian dilengkapi dengan (R) atau (D), atau (W) atau (O) atau
kombinasinya yang berarti sebagai berikut :
(R)
4
=
(S), atau
Regulasi, yang dimaksud dengan regulasi adalah dokumen pengaturan yang disusun
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
(D)
=
(O)
=
(S)
=
(W)
=
oleh rumah sakit yang dapat berupa kebijakan, prosedur (SPO), pedoman, panduan,
peraturan Direktur rumah sakit, keputusan Direktur rumah sakit dan atau program
Dokumen, yang dimaksud dengan dokumen adalah bukti proses kegiatan atau
pelayanan yang dapat berbentuk berkas rekam medis, laporan dan atau notulen
rapat dan atau hasil audit dan atau ijazah dan bukti dokumen pelaksanaan kegiatan
lainnya.
Observasi, yang dimaksud dengan observasi adalah bukti kegiatan yang didapatkan
berdasarkan hasil penglihatan/observasi yang dilakukan oleh surveior.
Simulasi, yang dimaksud dengan simulasi adalah peragaaan kegiatan yang dilakukan
oleh staf rumah sakit yang diminta oleh surveior.
Wawancara, yang dimaksud dengan wawancara adalah kegiatan tanya jawab yang
dilakukan oleh surveior yang ditujukan kepada pemilik/representasi pemilik, direktur
rumah sakit, pimpinan rumah sakit, profesional pemberi asuhan (PPA), staf klinis,
staf non klinis, pasien, keluarga, tenaga kontrak dan lain-lain.
TELUSUR
Telusur yang ada pada instrumen akreditasi SNARS i ini adalah untuk mengetahui pemenuhan
elemen standar dari setiap elemen penilaian. Telusur ini memandu surveior untuk mencari bukti
pemenuhan setiap elemen penilaian dari setiap standar sebagai berikut :
(R)
=
 Surveior agar menelusuri regulasi yang sudah disusun rumah sakit.
 Bila pada EP disebutkan regulasi meliputi/terdiri dari a) sampai ........ atau 1)
sampai ........, maka untuk menilai kelengkapan regulasi tersebut, surveior agar
melihat yang ada pada maksud dan tujuan.
 Bila kolom telusur tertulis regulasi tentang ...... maka regulasi yang ditelusuri tidak
harus semua regulasi harus ada atau TIDAK HARUS ada kebijakan, ada pedoman,
ada panduan, ada SPO dan ada program TETAPI dapat salah satu, yang perlu
diperhatikan oleh surveior adalah isi dari regulasi harus mengacu yang ada di
maksud dan tujuan dan peraturan-perundang-undangan terkait.
 Bila pada kolom telusur tertulis pedoman tentang ....., maka regulasi yang
ditelusuri adalah berbentuk pedoman. Untuk mengetahui isi pedoman yang
benar, surveior agar melihat maksud dan tujuan dan peraturan-perundanganundangan terkait.
 Bila pada kolom telusur tertulis pedoman pengorganisasian ....., maka regulasi
yang ditelusuri, adalah berbentuk pedoman pengorganisasian. Untuk mengetahui
isi pedoman pengorganisasian yang benar, surveior agar melihat maksud dan
tujuan dan peraturan-perundangan-undangan terkait.
 Bila pada kolom telusur tertulis pedoman pelayanan ....., maka regulasi yang
ditelusuri, adalah berbentuk pedoman pengorganisasian. Untuk mengetahui isi
pedoman pelayanan yang benar, surveior agar melihat maksud dan tujuan dan
peraturan-perundangan-undangan terkait.
 Bila pada kolom telusur tertulis program ....., maka regulasi yang ditelusuri,
adalah berbentuk program. Untuk mengetahui isi program yang benar, surveior
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
5
(D)
=
agar melihat maksud dan tujuan dan peraturan-perundangan-undangan terkait.
 Bila pada kolom telusur tertulis struktur organisasi ........, maka regulasi yang
ditelusuri, adalah berbentuk bagan organisasi yang dilengkapi dengan uraian
tugas dan wewenang.
Surveior agar menelusuri bukti-bukti pelaksanaan proses kegiatan/pelayanan sesuai
yang dipersyaratkan pada elemen penilaian, yang dapat berupa bukti-bukti sebagai
berikut :
o Bukti tentang …..
o Bukti pelaksanaan pelatihan tentang:
TOR, Undangan, daftar hadir, materi, laporan, evaluasi, sertifikat
o
o
o
o
o
Bukti rapat tentang ……….
Bukti pelaksanaan tentang ………
Bukti kualifikasi sesuai persyaratan jabatan pada file pegawai
Bukti usulan tentang ……
Bukti pelaksanaan orientasi khusus:
TOR, daftar hadir, evaluasi peserta, laporan pelaksanaan orientasi
o
Bukti pelaksanaan orientasi umum:
TOR, daftar hadir, materi dan narasumber meliputi perumahsakitan, mutu,
keselamatan pasien, PPI, serta evaluasi peserta, laporan pelaksanaan orientasi
o
o
o
o
o
6
(O)
=
(S)
=
Bukti materi tentang …
Bukti laporan tentang …
Bukti tentang ……, berupa a.l. ………..
Bukti sertifikat
Bukti supervisi:
o Bukti form check list (ceklis)
o Bukti pelaksanaan supervisi
 Untuk mendapatkan bukti pelaksanaan kegiatan atau pelayanan sudah sesuai
dengan regulasi maka surveior dapat melihat atau melakukan observasi proses
kegiatan atau pelayanan.
 Observasi ini dapat juga merupakan cross check bukti pelaksanaan kegiatan, bisa
juga dipergunakan untuk memvalidasi dokumen hasil audit/supervisi. Misalnya :
hasil audit hand hygiene RS = 90 %, surveior akan melakukan observasi
pelaksanaan hand hygiene dengan menggunakan sampel, dari hasil observasi
tersebut berapa kepatuhan RS dapat diketahui. Misal dari 10 sampel hanya 5
orang yang melakukan hand hygiene dengan benar.
 Untuk mendapatkan bukti bahwa staf rumah sakit sudah dapat melaksanakan
kegiatan atau pelayanan sesuai dengan regulasi maka surveior dapat meminta
staf rumah sakit untuk memeragakan proses kegiatan/pelayanan dengan
mengacu persyaratan yang ada di EP.
 Meminta staf RS untuk memeragakan kegiatan/ pelayanan dapat juga
merupakan cross check bukti pelaksanaan kegiatan atau bukti staf RS sudah
mengikuti pelatihan sehingga mampu memperagakan kegiatan tersebut, misalnya
simulasi penggunaan APAR. Simulasi juga dapat dipergunakan untuk mengetahui
apakah pelatihan sudah dilaksanakan dengan benar. Misalnya : hasil audit hand
hygiene RS = 90 %, surveior akan melakukan observasi pelaksanaan hand hygiene,
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
(W)
=
misalnya berdasarkan observasi hanya 50 %, dan setelah surveior meminta
simulasi hanya 50 % staf RS yang mampu melaksanakan, padahal bukti dokumen
pelatihan hand hygiene sudah 100 %. Maka bukti pelatihan tersebut tidak valid.
 Surveior melakukan wawancara berdasarkan sasaran wawancara yang tertulis di
telusur.
 Wawancara dipergunakan untuk lebih memastikan bahwa kegiatan/pelayanan
sudah dilaksanakan dan sudah sesuai dengan regulasi.
 Wawancara juga dapat dipergunakan untuk melakukan cross check dengan
kegiatan yang sudah dilaksanakan. Sebagai contoh : MFK 11 RS sudah
menyelenggarakan pelatihan MFK, pada MFK 11.1 EP 1 : staf dapat menjelaskan
dan/atau memperagakan peran mereka dalam menghadapi kebakaran (W,S),
dengan melakukan wawancara dan meminta staf simulasi maka dapat
merupakan cross check apakah pelatihan tersebut sudah dilakukan dengan benar
atau belum.
SKOR
Pada kolom skor tertulis sebagai berikut :
10
5
0
:
:
:
TL (terpenuhi lengkap)
TS (Terpenuhi sebagian)
TT (Tidak Terpenuhi)
KEBIJAKAN PEMBERIAN SKOR
1. Pemberian skoring
 Setiap Elemen Penilaian diberi skor 0 atau 5 atau 10, sesuai pemenuhan rumah sakit pada
elemen penilaian (EP)
 Nilai setiap standar yang ada di bab merupakan penjumlahan dari nilai elemen penilaian
 Nilai dari standar dijumlahkan menjadi nilai untuk bab
 Elemen penilaian yang tidak dapat diterapkan (TDD) tidak diberikan skor dan mengurangi
jumlah EP
2. Selama survei di lapangan, setiap elemen penilaian (EP) pada standar dinilai sebagai berikut :
 Skor 10 (terpenuhi lengkap), yaitu bila rumah sakit dapat memenuhi elemen penilaian tersebut
minimal 80 %
 Skor 5 (terpenuhi sebagian) yaitu bila rumah sakit dapat memenuhi elemen penilaian tersebut
antara 20 – 79 %
 Skor 0 (tidak terpenuhi) yaitu bila rumah sakit hanya dapat memenuhi elemen penilaian tersebut
kurang dari 20 %
3. Menentukan Skor yang Tepat pada stiap EP
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
7
No
KRITERIA
1. Pemenuhan elemen
penilaian
2. Bukti kepatuhan
2.
3.
4.
8
SKOR 10 (TL)
minimal 80 %
Bukti
kepatuhan Bukti
kepatuhan
ditemukan
secara tidak
dapat
konsisten
pada ditemukan secara
semua
bagian/
konsisten
pada
departemen di mana
semua
bagian/
persyaratandepartemen
di
persyaratan tersebut
mana persyaratanberlaku
persyaratan
tersebut
berlaku
(seperti misalnya
ditemukan
kepatuhan di IRI,
namun tidak di IRJ,
patuh pada ruang
operasi
namun
tidak patuh di unit
rawat sehari (day
surgery),
patuh
pada
area-area
yang menggunakan
sedasi namun tidak
patuh di klinik gigi).
Hasil wawancara dari jawaban "ya" atau
pemenuhan
"selalu"
persyaratan yang ada
di EP
Regulasi
sesuai kelengkapan regulasi
dengan
yang
80 %
dijelaskan di maksud
dan tujuan pada
standar
Dokumen
rapat/pertemuan
:
meliputi undangan,
materi
rapat,
absensi/daftar hadir,
notulen rapat.
SKOR 5 (TS)
20 - 79 %
kelengkapan bukti
dokumen rapat 80 %
SKOR 0 (TT)
kurang 20 %
Bukti
kepatuhan
tidak
ditemukan
secara menyeluruh
pada semua bagian/
departemen
di
mana persyaratanpersyaratan
tersebut berlaku
jawaban "biasanya"
atau "kadang-kadang"
jawaban "jarang"
atau "tidak pernah"
kelengkapan regulasi
20 - 79 %
kelengkapan regulasi
kurang 20 %
kelengkapan bukti
dokumen rapat 20 79 %
kelengkapan bukti
dokumen rapat
kurang 20 %
Catatan
:
Pengamatan
negatif
tunggal
tidak
selalu
menghalangi
perolehan
skor
“terpenuhi
lengkap”.
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
5.
6.
7.
8.
Dokumen pelatihan :
meliputi
Kerangka
acuan (TOR) pelatihan
yang dilampiri jadwal
acara,
undangan,
materi/bahan
pelatihan,
absensi/daftar hadir,
laporan pelatihan
Dokumen
orientasi
staf
:
meliputi
kerangka acuan (TOR)
orientasi
yang
dilampiri
jadwal
acara,
undangan,
absensi/daftar hadir,
laporan orientasi dari
kepala SDM (orientasi
umum) atau kepala
unit (orientasi khusus)
Hasil
observasi
pelaksanaan
kegiatan/ pelayanan
sesuai regulasi
Hasil simulasi
sesuai regulasi.
staf
.
9.
Rekam
jejak
kepatuhan
pada
survei
akreditasi
pertama
10
Rekam
jejak
kepatuhan
survei
akreditasi ulang
11
Rekam
jejak
akreditasi terfokus
kelengkapan bukti
dokumen pelatihan
80 %
kelengkapan bukti
dokumen pelatihan
20 - 79 %
kelengkapan bukti
dokumen pelatihan
kurang 20 %
kelengkapan bukti
dokumen orientasi
80 %
kelengkapan bukti
dokumen orientasi 20
- 79 %
kelengkapan bukti
dokumen orientasi
kurang 20 %
80 %
Contoh : 8 dari 10
kegiatan/pelayanan
yang diobservasi 8
sudah memenuhi EP
20 - 79 % %
Contoh : 2-7 dari 10
kegiatan/pelayanan
yang diobservasi 2-7
sudah memenuhi EP
kurang 20 %
Contoh : 1 dari 10
kegiatan/pelayanan
yang diobservasi 8
sudah memenuhi EP
80 %
20 - 79 % %
kurang 20%
Contoh : 8 dari 10
Contoh : 2-7 dari 10
Contoh : 1 dari 10
staf yang di minta
staf yang di minta
staf yang di minta
simulasi sudah
simulasi sudah
simulasi sudah
memenuhi
memenuhi
memenuhi
kepatuhan
kepatuhan
kepatuhan
pelaksanaan
pelaksanaan
pelaksanaan
kegiatan/pelayanan
kegiatan/pelayanan
kegiatan/pelayanan
secara
secara
secara
berkesinambungan
berkesinambungan
berkesinambungan
sejak 3 bulan sebelum sejak 2 bulan sebelum
sejak 1 bulan
survei
survei
sebelum survei
kepatuhan
kepatuhan
kepatuhan
pelaksanaan
pelaksanaan
pelaksanaan
kegiatan/pelayanan
kegiatan/pelayanan
kegiatan/pelayanan
sejak 12 bulan
sejak 4-10 bulan
sejak 1-3 bulan
sebelum survei
sebelum survei
sebelum survei
Tidak ada rekam jejak khusus untuk survei terfokus.
Kesinambungan dalam usaha peningkatan mutu digunakan
untuk menilai kepatuhan.
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
9
Contoh 1) :
o Standar PMKP 7 EP 3 : RS telah melakukan pengumpulan data dan informasi untuk mendukung
asuhan pasien, manajemen RS, pengkajian praktik profesional serta program PMKP secara
menyeluruh (D,W)
Telusur :
TELUSUR
D
W
HASIL TELUSUR
Bukti hasil pengumpulan data dan
informasi yang meliputi indikator area
klinis, manajemen, sasaran keselamatan
pasien, insiden keselamatan pasien, dan
tingkat kepatuhan DPJP terhadap PPK
Akreditasi pertama : Data dan informasi
terkait IAK, IAM , ISKP sudah terkumpul
sejak 3 bulan sebelum survei
o Komite PMKP
o Komite medis
o Penanggungjawab data unit kerja
Hasil cross check melalui wawancara
kepada Komite PMKP, Komite Medis dan
PJ data unit kerja dapat disimpulkan
bahwa benar data telah dikumpulkan
sejak 3 bulan/12 bulan sebelum
pelaksanaan survei
Akreditasi ulang : Data dan informasi
terkait IAK, IAM , ISKP sudah terkumpul
sejak 12 bulan sebelum survei
Berdasarkan telusur maka surveior dapat memberikan SKOR = 10
Contoh 2) :
o Bila suatu EP dalam satu standar mendapat skor “tidak terpenuhi” dan beberapa atau EP lain
bergantung pada EP yang mendapat skor “tidak terpenuhi” ini, maka keseluruhan EP yang
berhubungan dengan EP pertama tersebut mendapat skor “tidak terpenuhi”. Lihat gambar di
bawah ini untuk MIRM 13.4 sebagai contoh.
Standar MIRM 13.4
Dalam upaya perbaikan kinerja, rumah sakit secara teratur melakukan evaluasi atau review
rekam medis.
Elemen Penilaian MIRM 13.4
10
No
ELEMEN PENILAIAN
SKOR
PENJELASAN
1.
Rekam medis pasien direview secara berkala
(D,W)
0
2.
Review menggunakan sampel yang mewakili
(D,W)
0
3.
Review melibatkan dokter, perawat dan PPA
lainnya yang mempunyai kewenangan pengisian
0
Karena EP 1 adalah
pembuktian
bahwa
ada review rekam
medis, begitu EP 1
Skor = 0 (tidak ada
review), maka EP 2
sampai dengan EP 7
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
rekam medis atau pengelola rekam medis (D,W)
4.
Fokus review adalah pada ketepatan waktu,
keterbacaan dan kelengkapan rekam medis (D,W)
0
5.
Proses review termasuk isi rekam medis harus
sesuai dengan peraturan dan perundangundangan (D,W)
0
6.
Proses review termasuk rekam medis pasien yang
masih dirawat dan pasien yang sudah pulang
(D,W)
0
7.
Hasil review dilaporkan secara berkala kepada
Direktur rumah sakit (D, W)
0
yang juga membahas
review
secara
otomatis
tidak
mungkin dilaksanakan
jadi SKOR untuk EP 2
sampai dengan 7
mendapat SKOR = 0
Tingkat Kepatuhan
Kepatuhan terhadap persyaratan dalam EP dicatat sebagai angka (persentase) kepatuhan yang
diperlihatkan oleh rumah sakit. Kepatuhan ditulis dalam bentuk “positif” (contohnya,
kepatuhan terhadap 20% persyaratan). Panduan penentuan skor ditulis dalam kalimat positif,
yang merupakan persentase kepatuhan yang dibutuhkan untuk memperoleh skor “terpenuhi
lengkap” (80% atau lebih), “terpenuhi sebagian (20 – 79 %), atau tidak terpenuhi (kurang dari 20
%). Apabila memungkinkan, kepatuhan yang diperlihatkan dilaporkan sebagai “tingkat
kepatuhan” (%), yang menunjukkan persentase kepatuhan yang ditampilkan. Contohnya, 10
dari 15 (angka kepatuhan 67%) asesmen keperawatan awal dilengkapi dalam 24 jam setelah
pasien masuk di unit rawat inap medis/bedah, seperti yang disyaratkan oleh kebijakan rumah
sakit. Skor untuk penilaian ini adalah “terpenuhi sebagian,” karena persentase angka kepatuhan
dari temuan ini berkisar antara 20 – 79 %.
Skor “Tidak Dapat Diterapkan” (TDD)
Suatu EP mendapat skor “tidak dapat dinilai” apabila persyaratan dalam EP tidak dapat dinilai
karena tidak tercakup dalam pelayanan rumah sakit, populasi pasien, dan sebagainya
(contohnya, rumah sakit tidak melakukan penelitian).
Periode Lihat ke Belakang (Look-Back) untuk Standar Baru
KARS meluncurkan SNARS i pada bulan Agustus 2017 dan menetapkan tanggal berlakunya
SNARS I pada tanggal 1 Januari 2018, maka mulai tanggal 1 Januari 2018 survei akreditasi
dilakukan dengan menggunakan SNARS 1.
Contoh : periode lihat ke belakang (look-back) untuk standar baru sebagai berikut :
BULAN DILAKUKAN
SURVEI AKREDITASI
Bulan Januari 2018
PERIODE LIHAT KE BELAKANG (Look-Back)
AKREDITASI PERTAMA
AKREDITASI ULANG
Oktober sampai Desember 2017 Agustus sampai Desember 2017
Bulan Februari 2018
November 2017 - Januari 2018
Bulan Maret 2018
Bulan April 2018
Bulan Mei 2018
Desember 2017 - Februari 2018
Januari - Maret 2018
Februari - April 2018
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
Agustus 2017 sampai Januari
2018
Agustus 2017 - Februari 2018
Agustus 2017 - Maret 2018
Agustus 2017 - April 2018
11
Bulan Juni 2018
Bulan Juli 2018
Bulan Agustus 2018
Bulan September
2018
dst.
Maret - Mei 2018
April - Juni 2018
Mei - Juli 2018
Juni - Agustus 2018
Agustus 2017 - Mei 2018
Agustus 2017 - Juni 2018
Agustus 2017 - Juli 2018
September 2017 - Agustus 2018
Periode Lihat ke Belakang pada Survei Remedial
Bila setelah survei awal atau ulang dilaksanakan survei remedial maksimal dalam waktu 6 bulan
setelah survei awal atau ulang, periode lihat ke belakang untuk survei remedial dimulai sejak
tanggal survei remedial sampai dengan hari terakhir survei awal atau ulang. Selama periode
lihat ke belakang ini, surveior akan menilai tindakan yang diambil rumah sakit untuk membahas
dan atau memperbaiki masalah yang ditemukan pada survei awal atau ulang. Untuk menilai
implementasi, pengkajian terhadap kepatuhan mempertimbangkan hal-hal berikut ini:
 dampak temuan hasil survei;
 adanya bukti yang memadai untuk menunjukkan kepatuhan terhadap elemen penilaian
atau standar yang diidentifikasi;
 adanya kesinambungan tindakan yang diambil; dan
 implementasi terhadap rekomendasi surveior
Contoh
Pada saat survei awal atau ulang, rumah sakit tidak memenuhi standar penggunaan darah dan
produk darah, standar PAP 3.3, karena panduan dan prosedur klinis belum ada dan belum
dilaksanakan dan tidak mencakup butir a) sampai e) dalam maksud dan tujuan. Ketika surveior
kembali untuk melakukan survei remedial, rumah sakit tersebut menunjukkan bukti bahwa
panduan dan prosedur klinis telah dibuat dan berdasarkan bukti dari literatur, organisasi
profesi, dan sumber terpercaya lainnya, yang mencakup proses untuk butir a) sampai e) di
maksud dan tujuan. Selain itu, staf telah diedukasi tentang panduan ini dan wawancara dengan
staf menunjukkan bahwa mereka telah mengetahui tentang proses ini. Dokumentasi pada
rekam medis menunjukkan bahwa proses ini telah dilakukan.
Berdasarkan tindak lanjut oleh rumah sakit dan bukti yang dilihat oleh surveior, maka rumah
sakit akan dianggap patuh sepenuhnya.
12
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
SASARAN KESELAMATAN PASIEN
(SKP)
SASARAN 1 : MENGIDENTIFIKASI PASIEN DENGAN BENAR
Standar SKP 1
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk menjamin ketepatan (akurasi) identifikasi pasien
Maksud dan Tujuan SKP 1 : Lihat SNARS 1
Kesalahan identifikasi pasien dapat terjadi di semua aspek diagnosis dan tindakan. Keadaan yang dapat
membuat identifikasi tidak benar adalah jika pasien dalam keadaan terbius, mengalami disorientasi, tidak
sepenuhnya sadar, dalam keadaan koma, saat pasien berpindah tempat tidur, berpindah kamar tidur,
berpindah lokasi di dalam lingkungan rumah sakit, terjadi disfungsi sensoris, lupa identitas diri, atau
mengalami situasi lainnya.
Ada 2 (dua) maksud dan tujuan standar ini: pertama, memastikan ketepatan pasien yang akan menerima
layanan atau tindakan dan kedua, untuk menyelaraskan layanan atau tindakan yang dibutuhkan oleh pasien.
Proses identifikasi yang digunakan di rumah sakit mengharuskan terdapat paling sedikit 2 (dua) dari 3 (tiga)
bentuk identifikasi, yaitu nama pasien, tanggal lahir, nomor rekam medik, atau bentuk lainnya (misalnya,
nomor induk kependudukan atau barcode). Nomor kamar pasien tidak dapat digunakan untuk identifikasi
pasien. Dua (2) bentuk identifikasi ini digunakan di semua area layanan rumah sakit seperti di rawat jalan,
rawat inap, unit darurat, kamar operasi, unit layanan diagnostik, dan lainnya.
Dua (2) bentuk identifikasi harus dilakukan dalam setiap keadaan terkait intervensi kepada pasien. Misalnya,
identifikasi pasien dilakukan sebelum memberikan radioterapi, menerima cairan intravena, hemodialisis,
pengambilan darah atau pengambilan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis, katerisasi jantung, prosedur
radiologi diagnostik, dan identifikasi terhadap pasien koma
Elemen Penilaian SKP 1
Telusur
Skor
1. Ada regulasi yang mengatur
R
Regulasi tentang pelaksanaan identifikasi pasien 10
TL
pelaksanaan identifikasi pasien. (R)
0
TT
2. Identifikasi pasien dilakukan dengan
D
Bukti identitas pasien pada semua berkas RM,
10
TL
menggunakan minimal 2 (dua)
identitas pasien tercetak dengan minimal
5
TS
identitas dan tidak boleh
menggunakan tiga identitas:
0
TT
menggunakan nomor kamar pasien
1) nama pasien sesuai eKTP
atau lokasi pasien dirawat sesuai
2) tanggal lahir
dengan regulasi rumah sakit.
3) nomor RM
(D,O,W)
O
Lihat identitas pasien pada label obat, RM,
resep, makanan, spesimen, permintaan dan
hasil laboratorium/radiologi
W
3. Identifikasi pasien dilakukan
sebelum dilakukan tindakan,
prosedur diagnostik, dan terapeutik.
(O,W,S)
4. Pasien diidentifikasi sebelum
pemberian obat, darah, produk
darah, pengambilan spesimen, dan
pemberian diet (lihat juga PAP 4; AP
5.7). (O,W,S)
5. Pasien diidentifikasi sebelum
pemberian radioterapi, menerima
cairan intravena, hemodialisis,
pengambilan darah atau
pengambilan spesimen lain untuk
O
 Staf pendaftaran
 Staf klinis
 Pasien/keluarga
Lihat proses identifikasi sebelum tindakan,
prosedur diagnostik dan teraputik. Identifikasi
minimal menggunakan dua identitas dari tiga
identitas pasien, identifikasi dilakukan secara
verbal atau visual
W
 Staf klinis
 Pasien/keluarga
S
O
Peragaan pelaksanaan identifikasi pasien
Lihat proses identifikasi sebelum pemberian
obat, darah, produk darah, pengambilan
spesimen, dan pemberian diet
S
O
Peragaan pelaksanaan identifikasi pasien
Lihat pelaksanaan identifikasi sebelum
pemberian radioterapi, menerima cairan
intravena, hemodialisis, pengambilan darah
atau pengambilan spesimen lain, katerisasi
jantung, prosedur radiologi diagnostik, dan
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
1
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
13
pemeriksaan klinis, katerisasi
jantung, prosedur radiologi
diagnostik, dan identifikasi terhadap
pasien koma. (O,W,S)
pasien koma
W
 Staf klinis
 Pasien/keluarga
S
Peragaan pelaksanaan identifikasi pasien
SASARAN 2 : MENINGKATKAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
Standar SKP 2
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk melaksanakan proses meningkatkan efektivitas komunikasi verbal
dan atau komunikasi melalui telpon antar profesional pemberi asuhan (PPA).
Maksud dan Tujuan SKP 2 sampai SKP 2.2
Pemeriksaan diagnostik kritis termasuk, tetapi tidak terbatas pada:
a) pemeriksaaan laboratorium;
b) pemeriksaan radiologi;
c) pemeriksaan kedokteran nuklir;
d) prosedur ultrasonografi;
e) magnetic resonance imaging;
f) diagnostik jantung;
g) pemeriksaaan diagnostik yang dilakukan di tempat tidur pasien, seperti hasil tanda-tanda vital, portable
radiographs, bedside ultrasound, atau transesophageal echocardiograms.
Untuk melakukan komunikasi secara verbal atau melalui telpon dengan aman dilakukan hal-hal sebagai
berikut:
1) pemesanaan obat atau permintaan obat secara verbal sebaiknya dihindari;
2) dalam keadaan darurat karena komunikasi secara tertulis atau komunikasi elektronik tidak mungkin
dilakukan maka harus ditetapkan panduannya meliputi permintaan pemeriksaan, penerimaan hasil
pemeriksaaan dalam keadaan darurat, identifikasi dan penetapan nilai kritis, hasil pemeriksaaan
diagnostik, serta kepada siapa dan oleh siapa hasil pemeriksaaan kritis dilaporkan;
3) prosedur menerima perintah lisan atau lewat telpon meliputi penulisan secara lengkap permintaan atau
hasil pemeriksaaan oleh penerima informasi, penerima membaca kembali permintaan atau hasil
pemeriksaaan, dan pengirim memberi konfirmasi atas apa yang telah ditulis secara akurat
Serah terima asuhan pasien (hand over) di dalam rumah sakit terjadi:
a) antar profesional pemberi asuhan (PPA) seperti antara staf medis dan staf medis, antara staf medis dan
staf keperawatan atau dengan staf klinis lainnya, atau antara PPA dan PPA lainnya pada saat pertukaran sif
(shift);
b) antar berbagai tingkat layanan di dalam rumah sakit yang sama seperti jika pasien dipindah dari unit
intensif ke unit perawatan atau dari unit darurat ke kamar operasi; dan
c) dari unit rawat inap ke unit layanan diagnostik atau unit tindakan seperti radiologi atau unit terapi fisik.
Elemen Penilaian SKP 2
Telusur
Skor
1. Ada regulasi tentang komunikasi
R
Regulasi tentang komunikasi efektif antar
10
TL
efektif antar profesional pemberi
profesional pemberi asuhan, sesuai MKE 1 EP 1
asuhan. (lihat juga TKRS 3.2). (R)
0
TT
2. Ada bukti pelatihan komunikasi
D
Bukti pelaksanaan pelatihan tentang
10
TL
efektif antar profesional pemberi
komunikasi efektif
5
TS
asuhan. (D,W)
0
TT
W
 DPJP
 PPA lainnya
 Staf klinis
3. Pesan secara verbal atau verbal
D
Bukti pelaksanaan tentang penyampaian pesan
10
TL
lewat telpon ditulis lengkap, dibaca
verbal atau lewat telpon.
5
TS
ulang oleh penerima pesan, dan
Lihat dengan cek silang dokumen penyampaian
0
TT
dikonfirmasi oleh pemberi pesan.
verbal lewat telepon dari sisi pemberi dan dari
(lihat juga AP 5.3.1 di maksud dan
sisi penerima
tujuan). (D,W,S)
W
 DPJP
 Staf klinis
S
4. Penyampaian hasil pemeriksaaan
D
Peragaan proses penerimaan pesan secara
verbal atau verbal lewat telpon
Bukti hasil pemeriksaaan diagnostik secara
10
TL
2
14
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
diagnostik secara verbal ditulis
lengkap, dibaca ulang, dan
dikonfirmasi oleh pemberi pesan
secara lengkap. (D,W,S)
verbal ditulis lengkap.
Lihat dengan cek silang dokumen penyampaian
verbal lewat telepon dari sisi pemberi dan dari
sisi penerima
W
 DPJP
 PPA lainnya
 Staf klinis
S
Peragaan penyampaian hasil pemeriksaan
diagnostik
5
0
TS
TT
Standar SKP 2.1
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk proses pelaporan hasil pemeriksaaan diagnostik kritis.
Elemen Penilaian SKP 2.1
1. Rumah sakit menetapkan besaran
nilai
kritis
hasil
pemeriksaan
diagnostik dan hasil diagnostik kritis.
(lihat juga AP 5.3.2). (R)
2. Rumah sakit menetapkan siapa yang
harus melaporkan dan siapa yang
harus menerima nilai kritis hasil
pemeriksaan diagnostik dan dicatat
di rekam medis (lihat juga AP 5.3.2
EP 2). (D,W,S)
Telusur
Regulasi tentang penetapan besaran nilai kritis
dan hasil diagnostik kritis
Skor
10
TL
0
TT
D
Bukti penetapan siapa yang harus melaporkan
dan siapa yang harus menerima nilai kritis hasil
pemeriksaan diagnostik
10
5
0
W
 DPJP
 Staf klinis
R
TL
TS
TT
S
Peragaan proses melaporkan nilai kritis
Standar SKP 2.2
Rumah sakit menetapkan dan melakanakan proses komunikasi “Serah Terima” (hand over).
Elemen Penilaian SKP 2.2
Telusur
Skor
1. Ada bukti catatan tentang hal-hal
D
Bukti pelaksanaan serah terima
10
TL
kritikal dikomunikasikan di antara
5
TS
profesional pemberi asuhan pada
W
0
TT
 PPA
waktu dilakukan serah terima pasien
 Staf klinis
(hand over) (lihat juga MKE 5). (D,W)
2. Formulir,
alat,
dan
metode
D
Bukti form, alat, metode serah terima pasien
10
TL
ditetapkan untuk mendukung proses
(operan/hand over), bila mungkin melibatkan
5
TS
serah terima pasien (hand over) bila
pasien
0
TT
mungkin melibatkan pasien. (D,W)
W
 Dokter
 Staf Keperawatan
3. Ada bukti dilakukan evaluasi tentang
D
Bukti evaluasi tentang catatan komunikasi yang
10
TL
catatan komunikasi yang terjadi
terjadi saat operan untuk memperbaiki proses
5
TS
waktu serah terima pasien (hand
0
TT
over) untuk memperbaiki proses.
W
 Dokter
(D,W)
 Staf keperawatan
 PPA
SASARAN 3 : MENINGKATNYA KEAMANAN OBAT YANG PERLU DIWASPADAI (HIGH ALERT MEDICATIONS)
Standar SKP 3
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk melaksanakan proses meningkatkan keamanan terhadap obat-obat
yang perlu diwaspadai.
Maksud dan Tujuan SKP 3 dan SKP 3.1
Obat yang perlu diwaspadai terdiri:
a) Obat risiko tinggi yaitu obat yang bila terjadinya kesalahan (error) dapat menimbulkan kematian atau
kecacatan, seperti, insulin, heparin, atau kemoteraputik.
b) Obat, yang namanya, kemasannya, dan labelnya, penggunaan kliniknya, tampak/kelihatan sama
(look/alike), bunyi ucapan sama (sound alike), seperti Xanax dan Zantac atau Hydralazine dan hydroxyzine.
c) Elektrolit konsentrat sepert kalium/potassium klorida [sama dengan 2 mEq/ml atau yang lebih pekat]
kalium/potassium fosfat] [sama dengan atau lebih besar dari 3 mmol/ml], natrium/sodium klorida [lebih
pekat dari 0.9%] dan magnesium sulfat [sama dengan 50% atau lebih pekat].
3
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
15
Penyebab terjadinya medication error ini adalah:
1) pengetahuan tentang nama obat yang tidak memadai
2) tersedia produk baru
3) kemasan dan label sama
4) indikasi klinik sama
5) bentuk, dosis, aturan pakai sama
6) terjadi salah pengertian waktu memberikan perintah
Elemen Penilaian SKP 3
Telusur
1. Ada regulasi tentang penyediaan,
R
Regulasi tentang obat yang perlu di waspadai
penyimpanan, penataan, penyiapan,
dan penggunaan obat yang perlu di
waspadai (R)
2. Rumah sakit mengimplementasikan
D
Bukti pelaksanaan terkait obat yang perlu
regulasi yang telah dibuat (D,W)
diwaspadai
W
3. Di rumah sakit tersedia daftar
semua obat yang perlu diwaspadai,
yang disusun berdasar data spesifik
sesuai kebijakan dan prosedur
(D,O,W)
4. Tempat penyimpanan, pelabelan,
penyimpanan obat yang perlu
diwaspadai, termasuk obat “lookalike/sound-alike” semua diatur di
tempat aman (D,O,W)
D
 Apoteker/TTK
 Staf klinis
Bukti daftar obat yang perlu diwaspadai.
O
Lihat daftar di unit terkait
W


D
Bukti daftar obat yang perlu diwaspadai di
tempat penyimpanan obat.
O
Lihat tempat penyimpanan obat yang perlu
diwaspadai
W



Skor
10
TL
0
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
Apoteker/TTK/Asisten apoteker
Staf klinis
Apoteker
TTK
Asisten apoteker
Standar SKP 3.1
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk melaksanakan proses mengelola penggunaan elektrolit konsentrat.
Elemen Penilaian SKP 3.1
Telusur
Skor
1. Rumah sakit menetapkan regulasi
R
Regulasi tentang pengelolaan elektrolit
10
TL
untuk melaksanakan proses
konsentrat
mencegah kekurang hati-hatian
0
TT
dalam mengelola elektrolit
konsentrat. (R)
2. Elektrolit konsentrat hanya tersedia
D
Bukti daftar elektrolit konsentrat di semua
10
TL
di unit kerja/ instalasi farmasi/depo
tempat penyimpanan yang diperbolehkan
5
TS
farmasi. (D,O,W)
0
TT
O
Lihat tempat penyimpanan
W
 Apoteker
 TTK
 Asisten apoteker
SASARAN 4 : TERLAKSANANYA PROSES TEPAT-LOKASI, TEPAT-LOKASI, TEPAT-PROSEDUR, TEPAT-PASIEN YANG
MENJALANI TINDAKAN DAN PROSEDUR
Standar SKP 4
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk melaksanakan proses memastikan Tepat-Lokasi, Tepat-Prosedur dan
Tepat-Pasien yang menjalani tindakan dan prosedur.
Maksud dan Tujuan SKP 4
Rumah sakit diminta untuk menetapkan prosedur yang seragam sebagai berikut :
1. Beri tanda di tempat operasi
2. Dilakukan verifikasi pra-operasi
3. Melakukan Time Out sebelum insisi kulit dimulai
4. Melakukan verifikasi pasca operasi
Tujuan dari proses verifikasi pra-operasi adalah untuk:
4
16
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
1) memastikan ketepatan tempat, prosedur dan pasien
2) memastikan bahwa semua dokumen yang terkait, foto (imajing), dan hasil pemeriksaan yang relevan,
diberi label dengan benar dan tersaji
3) memastikan tersedianya peralatan medik khusus dan atau implant yang dibutuhkan
Elemen Penilaian SKP 4
Telusur
Skor
1. Ada regulasi untuk melakukan
R
Regulasi tentang pelaksanaan surgical safety
10
TL
verifikasi sebelum, saat dan sesudah
check list
operasi dengan tersedianya “check
0
TT
list” (Surgical Safety Checklist dari
WHO Patient Safety 2009). (R)
2. Rumah sakit menggunakan satu
D
Bukti penandaan
10
TL
tanda ditempat sayatan operasi
5
TS
pertama atau tindakan invasif yang
O
Lihat form dan bukti penandaan
0
TT
segera dapat dikenali dengan cepat
sesuai kebijakan dan prosedur yang
ditetapkan rumah sakit. (D,O)
3. Penandaan dilokasi operasi atau
D
Bukti pelaksanaan penandaan melibatkan
10
TL
tindakan invasif dilakukan oleh staf
pasien
5
TS
medis yang melakukan operasi atau
0
TT
tindakan invasif dengan melibatkan
O
 DPJP
pasien. (D,O)
 Pasien/keluarga
4. Sebelum operasi atau tindakan
D
Bukti form untuk mencatat pengecekan
10
TS
invasif dilakukan, rumah sakit
kesiapan
5
TS
menyediakan “check list” atau
0
TT
proses lain untuk mencatat, apakah
O
Lihat form pencatatan
informed consent sudah benar,
apakah Tepat-Lokasi, TepatProsedur, Tepat-Pasien sudah
teridentifikasi, apakah semua
dokumen dan peralatan yang
dibutuhkan sudah siap tersedia
dengan lengkap dan berfungsi
dengan baik. (D,O)
Standar SKP 4.1
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk melaksanakan proses Time-out yang dijalankan di kamar operasi
sebelum operasi dimulai, dilakukan untuk memastikan Tepat-Lokasi, Tepat-Prosedur, Tepat-Pasien yang
menjalani tindakan dan prosedur.
Elemen Penilaian SKP 4.1
Telusur
Skor
1. Ada regulasi untuk melakukan
R
Regulasi tentang prosedur Time-Out
10
TL
tindakan sebelum operasi atau
tindakan invasif dilakukan, tim
0
TT
bedah melakukan prosedur TimeOut di daerah dimana operasi atau
tindakan invasif dilakukan yang
dilakukannya sesuai kebijakan dan
prosedur
yang
ditetapkan
rumahsakit. (R)
2. Rumah
sakit
menggunakan
D
Bukti hasil pelaksanaan Time-Out
10
TL
Komponen Time-Out terdiri dari
5
TS
identifikasi
Tepat-Pasien,Tepat
O
Lihat pelaksanaan Time -Out
0
TT
Prosedur
dan
tepat
Lokasi,
persetujuan
atas
operasi dan
W
 DPJP
konfirmasi bahwa proses verifikasi
 Staf klinis
sudah lengkap dilakukan. (D,O,W,S)
S
Peragaan proses time-out
3. Rumah sakit menggunakan
D
Bukti pelaksanaan Time-Out di luar kamar
10
TL
ketentuan yang sama tentang Tepatoperasi
5
TS
Lokasi, Tepat-Prosedur, Tepat0
TT
Pasien, Jika operasi dilakukan,
O
Lihat form terkait Tepat-Lokasi, Tepat-Prosedur,
termasuk prosedur tindakan medis
Tepat-Pasien
dan gigi, diluar kamar operasi.
(D,O,W)
W
DPJP
5
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
17
SASARAN 5: DIKURANGINYA RISIKO INFEKSI TERKAIT PELAYANAN KESEHATAN
Standar SKP 5
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk menggunakan dan melaksanakan “evidence-based hand hygiene
guidelines” untuk menurunkan risiko infeksi terkait layanan kesehatan.
Maksud dan Tujuan SKP 5 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian SKP 5
Telusur
Skor
1. Ada regulasi tentang pedoman
R
Regulasi tentang kebersihan tangan (hand
10
TL
kebersihan tangan (hand hygiene)
hygiene), sesuai PPI 9 EP 1
yang mengacu pada standar WHO
0
TT
terkini. (R)
2. Rumah sakit melaksanakan program
kebersihan tangan (hand hygiene) di
seluruh rumah sakit sesuai regulasi
(D,W)
3. Staf rumah sakit dapat melakukan
cuci tangan sesuai dengan prosedur.
(W,O,S)
4. Ada bukti staf melaksanakan lima
saat cuci tangan. (W,O,S)
5. Prosedur disinfeksi di rumah sakit
dilakukan sesuai dengan regulasi.
(W,O,S)
6. Ada bukti rumah sakit melaksanakan
evaluasi terhadap upaya
menurunkan angka infeksi terkait
pelayanan kesehatan. (D,W)
D
Bukti pelaksanakan program kebersihan tangan
(hand hygiene) di seluruh rumah sakit, sesuai
dengan PPI 9 EP 3
10
5
0
TL
TS
TT
W
D
Staf RS
Ada bukti dokumen pelaksanakan program
kebersihan tangan (hand hygiene) di seluruh
rumah sakit sesuai dengan PPI 9 EP 1
10
5
0
TL
TS
TT
W
W
Staf RS
Staf RS
O
Lihat fasilitas untuk cuci tangan (1 tempat tidur
satu handrub), lihat kepatuhan staf pada lima
saat cuci tangan.
10
5
0
TL
TS
TT
S
W
Peragaan cuci tangan
Staf RS
O
Lihat fasilitas untuk disinfeksi dan pelaksanaan
disinfeksi
10
5
0
TL
TS
TT
S
D
Peragaan disinfeksi, sesuai dengan PPI 7.2 EP 4
Bukti pelaksanaan evaluasi upaya menurunkan
infeksi sesuai dengan PPI 6.2 EP 2
10
5
0
TL
TS
TT
W


Komite/Tim PMKP
Komite/Tim PPI
SASARAN 6 : MENGURANGI RISIKO CEDERA KARENA PASIEN JATUH
Standar SKP 6
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk melaksanakan proses mengurangi risiko pasien jatuh.
Maksud dan tujuan : lihat SNARS 1
Elemen Penilaian SKP 5
Telusur
1. Ada regulasi yang mengatur tentang
R
Regulasi tentang mencegah pasien cedera
mencegah pasien cedera karena
karena jatuh
jatuh (R)
2. Rumah sakit melaksanakan suatu
proses asesmen terhadap semua
pasien rawat inap dan rawat jalan
dengan kondisi, diagnosis, lokasi
terindikasi berisiko tinggi jatuh
sesuai kebijakan dan prosedur
(D,O,W)
3. Rumah sakit melaksanakan proses
asesmen awal, asesmen lanjutan,
asesmen ulang dari pasien pasien
rawat inap yang berdasar catatan
teridentifikasi risiko jatuh (D,O,W)
D
Bukti dalam RM tentang pelaksanaan asesmen
risiko jatuh
O
Lihat hasil asesmen risiko jatuh di rawat inap
dan rawat jalan
W
 PPJA
 Staf klinis
Bukti dalam RM tentang pelaksanaan asesmen
risiko jatuh
D
O
Skor
10
TL
0
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
Lihat asesmen awal dan ulang/lanjutan dari
pasien rawat inap.
6
18
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
W
4. Langkah-langkah diadakan untuk
mengurangi risiko jatuh bagi pasien
dari situasi dan lokasi yang
menyebabkan pasien jatuh (D,O,W)
D
 PPJA
 Staf klinis
Bukti pelaksanaan langkah-langkah untuk
mengurangi risiko jatuh
O
Lihat pelaksanaan langkah-langkah mengurangi
risiko jatuh
W



10
5
0
TL
TS
TT
PPJA
Staf klinis
Pasien/keluarga
7
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
19
20
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
AKSES KE RUMAH SAKIT DAN KONTINUITAS PELAYANAN
(ARK)
PEMBERIAN PELAYANAN UNTUK SEMUA PASIEN
Standar ARK 1
Rumah sakit seyogjanya mempertimbangkan bahwa asuhan di rumah sakit merupakan bagian dari suatu sistem
pelayanan yang terintegrasi dengan para profesional pemberi asuhan dan tingkat pelayanan yang akan
membangun suatu kontinuitas pelayanan.
Maksud dan Tujuan ARK 1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian ARK 1
Telusur
Skor
1. Ada regulasi untuk proses
R
Regulasi tentang skrining baik didalam maupun
10
TL
skrining baik di dalam maupun di
diluar RS
5
TS
luar rumah sakit termasuk
0
TT
pemeriksaan penunjang yang
diperlukan/spesifik untuk
menetapkan apakah pasien
diterima atau dirujuk. (R)
2. Ada pelaksanaan proses skrining
baik di dalam maupun di luar
rumah sakit. (D,W)
3. Ada proses pemeriksaan
penunjang yang
diperlukan/spesifik untuk
menetapkan apakah pasien
diterima atau dirujuk. (D,W)
4. Berdasarkan hasil skrining
ditentukan apakah kebutuhan
pasien sesuai dengan
kemampuan rumah sakit (lihat
juga TKRS 3.1, EP.1). (D,W)
5. Pasien diterima bila rumah sakit
dapat memberi pelayanan rawat
jalan dan rawat inap yang
dibutuhkan pasien.(D,O,W)
6. Pasien tidak dirawat, tidak
dipindahkan atau dirujuk
sebelum diperoleh hasil tes yang
dibutuhkan tersedia.(D,O,W)
D
W
D
W
D
Bukti tentang pelaksanaan asesmen yang digunakan
skrining di dalam maupun di luar rumah sakit.
 Staf medis
 Staf keperawatan
Bukti hasil pemeriksaan penunjang yang digunakan
untuk skrining sesuai PPK
 Staf medis
 Staf keperawatan
 Petugas laboratorium dan Radiologi
Bukti tindak lanjut hasil skrining di rekam medis
W
 Staf medis
 Staf keperawatan
D
Bukti tindak lanjut hasil skrining di rekam medis
O
Kesesuaian pemberian pelayanan rawat jalan dan
rawat inap yang dibutuhkan pasien
W



1)
D
Staf medis
Staf keperawatan
Staf admisi
Bukti hasil pemeriksaan penunjang yang
digunakan untuk skrining
2) Bukti tindak lanjut hasil skrining di rekam medis
O
Lihat waktu penerimaan hasil pemeriksaan
penunjang untuk memutuskan untuk dirawat atau
dirujuk
W
 Staf medis
 Staf keperawatan
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
Standar ARK 1.1
Pasien dengan kebutuhan darurat, sangat mendesak, atau yang membutuhkan pertolongan segera diberikan
prioritas untuk asesmen dan tindakan.
Maksud dan Tujuan ARK 1.1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian ARK 1.1
Telusur
Skor
1. Ada regulasi tentang proses
R
Regulasi tentang triase berbasis bukti
10
TL
triase berbasis bukti. (R)
5
TS
0
TT
1
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
21
2. Ada pelaksanaan penggunaan
proses triase berbasis bukti yang
digunakan untuk
memprioritaskan pasien sesuai
dengan kegawatannya (D,W)
3. Staf sudah terlatih menggunakan
kriteria. (D,W,S)
4. Pasien dengan kebutuhan
mendesak diberikan prioritas.
(D,W,S)
D
Bukti tentang pelaksanaan triase berbasis bukti
W
 Dokter IGD
 Perawat IGD
D
Bukti pelaksanaan pelatihan internal tentang triase
berbasis bukti yang digunakan
W
 Dokter IGD
 Perawat IGD
S
D
Pelaksanaan triase berbasis bukti yang digunakan
Bukti tentang pemberian pelayanan sesuai prioritas
hasil triase pasien
W
 Dokter IGD
 Perawat IGD
S
Pelaksanaan penetapan prioritas berdasarkan hasil
triase
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
Standar ARK 1.2
Pada proses admisi pasien rawat inap dilakukan skrining kebutuhan pasien untuk menetapkan pelayanan
preventif, paliatif, kuratif, dan rehabilitatif yang diprioritaskan berdasar atas kondisi pasien.
Maksud dan Tujuan ARK 1.2 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian ARK 1.2
1. Ada regulasi tentang skrining
R
pasien masuk rawat inap untuk
menetapkan kebutuhan
pelayanan preventif, paliatif,
kuratif, dan rehabilitatif. (R)
2. Ada pelaksanaan skrining pasien
masuk rawat inap untuk
menetapkan kebutuhan
pelayanan preventif, paliatif,
kuratif, dan r2ehabilitative. (D,W)
3. Temuan diproses skrining
menentukan pelayanan atau
tindakan kepada pasien. (D,O,W)
Telusur
Regulasi tentang skrining penerimaan pasien masuk
rawat inap untuk sesuai kebutuhan pelayanan
preventif, paliatif, kuratif, dan rehabilitatif
Skor
10
TL
5
TS
0
TT
D
Bukti tentang pelaksanaan asesmen yang digunakan
untuk skrining pasien rawat inap
10
5
0
TL
TS
TT
W
 Staf medis
 Staf keperawatan
Bukti tentang pelaksanaan asesmen yang digunakan
untuk menetapkan rencana asuhan dan tindakan
pada pasien
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
D
W
4. Prioritas diberikan pada
pelayanan terkait preventif,
paliatif, kuratif, dan rehabilitatif.
(D)
D
W
 Staf medis
 Staf keperawatan
Bukti tentang penetapan prioritas untuk pelayanan
preventif, paliatif, kuratif, dan rehabilitatif
 Staf medis
 Staf keperawatan
Standar ARK 1.3
Rumah sakit mempertimbangkan kebutuhan klinis pasien dan memberi tahu pasien jika terjadi penundaan dan
kelambatan dan penundaan pelaksanaan tindakan/pengobatan dan/atau pemeriksaan penunjang diagnostik.
Maksud dan Tujuan ARK 1.3 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian ARK 1.3
Telusur
Skor
1. Ada regulasi tentang penundaan
R
Regulasi tentang apabila terjadi penundaan
10
TL
dan kelambatan pelayanan di
dan/atau kelambatan pelayanan di rawat jalan
5
TS
rawat jalan maupun rawat inap
maupun rawat inap yang harus disampaikan kepada
0
TT
yang harus disampaikan kepada
pasien, termasuk pencatatannya
pasien. (R)
2
22
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
2. Pasien diberi tahu alasan
penundaan dan kelambatan
pelayanan dan diberi informasi
tentang alternatif yang tersedia
sesuai kebutuhan klinis pasien
dan dicatat di rekam medis.
(D,W)
D
W
Bukti tentang penjelasan alasan penundaan dan
kelambatan pelayanan dan diberi informasi tentang
alternatif yang tersedia sesuai kebutuhan klinis
pasien dan dicatat di rekam medis
10
5
0
TL
TS
TT
 Staf medis
 Staf keperawatan
 Pasien
PENDAFTARAN
Standar ARK 2
Rumah sakit menetapkan regulasi yang mengatur proses pasien masuk rumah sakit untuk rawat inap dan proses
pendaftaran rawat jalan.
Maksud dan Tujuan ARK 2 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian ARK 2
1. Ada regulasi tentang proses
R
pendaftaran pasien rawat jalan,
pasien rawat inap, pasien gawat
darurat, proses penerimaan
pasien gawat darurat ke unit
rawat inap, menahan pasien
untuk observasi dan mengelola
pasien bila tidak tersedia tempat
tidur pada unit yang dituju
maupun di seluruh rumah sakit.
(R)
2. Ada pelaksanaan proses
D
penerimaan pasien rawat inap
dan pendaftaran rawat jalan.
(D,W)
W
3. Ada pelaksanaan proses
penerimaan pasien gawat
darurat ke unit rawat inap. (D,W)
D
W
4. Ada pelaksanaan proses
menahan pasien untuk observasi.
(D,W)
5. Ada pelaksanaan proses
mengelola pasien bila tidak
tersedia tempat tidur pada unit
yang dituju maupun di seluruh
rumah sakit. (D,W)
6. Staf memahami dan
melaksanakan semua proses
sesuai dengan regulasi. (D,W)
D
Skor
10
TL
5
TS
0
TT
Bukti tentang proses pelaksanaan penerimaan
pasien rawat inap dan rawat jalan
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
0
TL
TT
 Staf medis
 Staf keperawatan
 Pasien
Bukti tentang proses pelaksanaan penerimaan
pasien gawat darurat ke unit rawat inap
 Staf medis
 Staf keperawatan
 Pasien
Bukti tentang edukasi pelaksanaan menahan pasien
untuk observasi
W
D
W
D
W
7. Ada pelaksanaan sistem
pendaftaran rawat jalan dan
rawat inap secara online. (D,W)
(lihat juga MIRM 1)
Telusur
Regulasi tentang pendaftaran pasien rawat jalan,
pasien rawat inap, pasien gawat darurat, proses
penerimaan pasien gawat darurat ke unit rawat
inap, menahan pasien untuk observasi dan
mengelola pasien bila tidak tersedia tempat tidur
pada unit yang dituju maupun di seluruh rumah
sakit, termasuk EP 7
D
W
 Staf medis
 Staf keperawatan
 Pasien
Bukti tentang pemberian informasi rujukan dan
pengelolaan pasien apabila tempat tidak tersedia
 Staf medis
 Staf keperawatan
 Pasien/keluarga
Bukti tentang pelaksanaan EP 1 sampai dengan EP 5
dan EP 7
 Staf medis
 Staf keperawatan
 Staf admisi
 Pasien/keluarga
Bukti tentang pelaksanaan sistem pendaftaran rawat
jalan dan rawat inap secara online
 Staf admisi
3
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
23
 Pasien/keluarga
Standar ARK 2.1
Saat admisi, pasien dan keluarga pasien dijelaskan tentang rencana asuhan, hasil yang diharapkan dari asuhan,
dan perkiraan biayanya.
Maksud dan Tujuan ARK 2.1 : lihat SNARS 1
Elemen Penilaian ARK 2.1
Telusur
Skor
1. Penjelasan termasuk rencana
D
1) Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan
10
TL
asuhan didokumentasikan. (D,W)
penjelasan termasuk rencana asuhan saat admisi
5
TS
2) Form general consent
0
TT
W
2. Penjelasan termasuk hasil asuhan
yang diharapkan dan
didokumentasikan. (D,W)
D
W
3. Penjelasan termasuk perkiraan
biaya yang ditanggung pasien
atau keluarga. (D,W)
D
W
 Staf Admisi
 Staf medis
 Staf keperawatan
 Pasien/keluarga
Bukti dalam rekam medis tentang penjelasan
termasuk hasil asuhan yang diharapkan
 Staf Admisi
 Staf medis
 Staf keperawatan
 Pasien/keluarga
Bukti materi penjelasan perkiraan biaya yang
ditanggung pasien atau keluarga antara lain tarif RS
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
 Staf admisi
 Pasien/keluarga
Pasien/keluarga
4. Penjelasan yang diberikan
W
10
TL
difahami oleh pasien atau
5
TS
keluarga untuk membuat
0
TT
keputusan. (W)
Standar ARK 2.2
Rumah sakit menetapkan proses untuk mengelola alur pasien di seluruh bagian rumah sakit.
Maksud dan Tujuan ARK 2.2 : Lihat SNARS 1
Unit darurat yang penuh sesak dan tingkat hunian rumah sakit yang tinggi dapat menyebabkan pasien
menumpuk di daerah unit darurat dan menciptakannya sebagai tempat menunggu sementara pasien rawat
inap. Mengelola alur berbagai pasien selama menjalani asuhannya masing-masing menjadi sangat penting
untuk mencegah penumpukan yang selanjutnya mengganggu waktu pelayanan dan akhirnya juga berpengaruh
terhadap keselamatan pasien. Pengelolaan yang efektif terhadap alur pasien (seperti penerimaan, asesmen dan
tindakan, transfer pasien, serta pemulangan) dapat mengurangi penundaan asuhan kepada pasien.
Komponen dari pengelolaan alur pasien termasuk
a) ketersediaan tempat tidur rawat inap;
b) perencanaan fasilitas alokasi tempat, peralatan, utilitas, teknologi medis, dan kebutuhan lain untuk
mendukung penempatan sementara pasien;
c) perencanaan tenaga untuk menghadapi penumpukan pasien di beberapa lokasi sementara dan atau pasien
yang tertahan di unit darurat;
d) alur pasien di daerah pasien menerima asuhan, tindakan, dan pelayanan (seperti unit rawat inap,
laboratorium, kamar operasi, radiologi, dan unit pasca-anestesi);
e) efisiensi pelayanan nonklinis penunjang asuhan dan tindakan kepada pasien (seperti kerumahtanggaan dan
transportasi);
f) pemberian pelayanan ke rawat inap sesuai dengan kebutuhan pasien;
g) akses pelayanan yang bersifat mendukung (seperti pekerja sosial, keagamaan atau bantuan spiritual, dan
sebagainya).
Monitoring dan perbaikan proses ini merupakan strategi yang tepat dan bermanfaat untuk mengatasi masalah.
Semua staf rumah sakit, mulai dari unit rawat inap, unit darurat, staf medis, keperawatan, administrasi,
lingkungan, dan manajemen risiko dapat ikut berperan serta menyelesaikan masalah arus pasien ini. Koordinasi
ini dapat dilakukan oleh seorang Manajer Pelayanan Pasien (MPP)/Case Manager.
Alur pasien menuju dan penempatannya di unit gawat darurat berpotensi membuat pasien bertumpuk. Ada
penempatan pasien di unit gawat darurat yang merupakan jalan keluar sementara mengatasi penumpukan
4
24
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
pasien rawat inap rumah sakit. Dengan demikian, rumah sakit harus menetapkan standar waktu berapa lama
pasien di unit darurat dan di unit intermediate, kemudian harus ditransfer ke unit rawat inap rumah sakit.
Diharapkan rumah sakit dapat mengatur dan menyediakan tempat yang aman bagi pasien.
Elemen Penilaian ARK 2.2
Telusur
Skor
1. Ada regulasi yang mengatur
R
Regulasi tentang proses untuk mengatur alur pasien
10
TL
tentang proses untuk mengatur
di rumah sakit termasuk elemen a) sampai dengan g)
5
TS
alur pasien di rumah sakit
di maksud dan tujuan
0
TT
termasuk elemen a) sampai
dengan g) di maksud dan tujuan.
(R)
2. Ada pelaksanaan pengaturan alur
D
Bukti tentang pelaksanaan pengaturan alur pasien
10
TL
pasien untuk menghindari
untuk menghindari penumpukan termasuk pada
5
TS
penumpukan. (D,W)
keadaan bencana
0
TT
W
3. Dilakukan evaluasi terhadap
pengaturan alur pasien secara
berkala dan melaksanakan upaya
perbaikannya. (D,O,W)
D
 Dokter IGD
 Perawat IGD
 Kepala IGD
 Manajer Pelayanan Pasien
Bukti tentang pelaksanaan evaluasi dan upaya
perbaikan pengaturan alur pasien secara berkala
O
Lihat pelaksanaan pelayanan pasien IGD
W





10
5
0
TL
TS
TT
Dokter IGD
Perawat IGD
Kepala IGD
Manajer Pelayanan Pasien
Pasien/keluarga
Standar ARK 2.3
Rumah sakit menetapkan regulasi tentang kriteria yang ditetapkan untuk masuk rawat di pelayanan spesialistik
atau pelayanan intensif.
Maksud dan Tujuan ARK 2.3 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian ARK 2.3
Telusur
Skor
1. Ada regulasi tentang kriteria
R
Regulasi tentang kriteria masuk dan keluar intensive
10
TL
masuk dan keluar intensive unit
unit care (ICU), unit spesialistik lain, ruang
5
TS
care (ICU), unit spesialistik lain,
perawatan paliatif termasuk bila digunakan untuk
0
TT
ruang perawatan paliatif
riset atau program-program lain untuk memenuhi
termasuk bila digunakan untuk
kebutuhan pasien berdasar atas kriteria prioritas,
riset atau program-program lain
diagnostik, parameter objektif, serta kriteria
untuk memenuhi kebutuhan
berbasis fisiologi dan kualitas hidup (quality of life),
pasien berdasar atas kriteria
termasuk dokumentasinya
prioritas, diagnostik, parameter
objektif, serta kriteria berbasis
fisiologi dan kualitas hidup
(quality of life). (R)
2. Staf yang kompeten dan
D
Bukti keikutsertaan staf yang kompeten dan
10
TL
berwenang dari unit intensif atau
berwenang menentukan kriteria
5
TS
unit spesialistik terlibat dalam
0
TT
menentukan kriteria. (D,W)
W
 Dokter unit intensif
 Perawat unit intensif
 Kepala unit Intensif
3. Staf terlatih untuk melaksanakan
D
Bukti pelaksanaan pelatihan penggunaan kriteria
10
TL
kriteria. (D,W)
5
TS
W
0
TT
 Dokter unit intensif
 Perawat unit intensif
 Kepala unit Intensif
4. Catatan medis pasien yang
D
Bukti dalam rekam medis tentang masuk dan keluar
10
TL
diterima masuk di atau keluar
sesuai kriteria
5
TS
dari unit intensif atau unit
0
TT
spesialistik memuat bukti bahwa
W
 Dokter unit intensif
pasien memenuhi kriteria masuk
 Perawat unit intensif
5
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
25
atau keluar. (D,W)
 Kepala unit Intensif
KESINAMBUNGAN PELAYANAN
Standar ARK 3
Asesmen awal termasuk menetapkan kebutuhan perencanaan pemulangan pasien
Maksud dan Tujuan ARK 3 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian ARK 3
Telusur
1. Rumah sakit menetapkan proses
R
Regulasi tentang perencanaan pemulangan pasien
penyusunan perencanaan
(P3) atau discharge planning termasuk kriteria
pemulangan pasien (P3), dimulai
pasien yang membutuhkan P3
pada asesmen awal rawat inap
dan menetapkan kriteria pasien
yang membutuhkan P3 (R)
2. Proses P3 dan pelaksanaannya
dicatat direkam medis sesuai
regulasi RS (D,W) (Lihat AP 2 dan
ARK 4)
D
Bukti tentang pelaksanaan P3 atau discharge
planning dicatat di rekam medis
W




Skor
10
TL
5
TS
0
TT
10
5
0
TL
TS
TT
DPJP
Staf keperawatan
Manajer Pelayanan Pasien
Pasien/keluarga
Standar ARK 3.1
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk melaksanakan proses kesinambungan pelayanan di rumah sakit dan
koordinasi diantara profesional pemberi asuhan (PPA) dibantu oleh manajer pelayanan pasien (MPP)/Case
Manager.
Maksud dan Tujuan ARK 3.1 : Lihat SNARS 1
Perjalanan pasien di rumah sakit mulai dari admisi, keluar pulang, atau pindah melibatkan berbagai profesional
pemberi asuhan (PPA), unit kerja, dan manajer pelayanan pasien (MPP). Selama dalam berbagai tahap
pelayanan, kebutuhan pasien dipenuhi dari sumber daya yang tersedia di rumah sakit dan kalau perlu sumber
daya dari luar. Kesinambungan pelayanan berjalan baik jika semua pemberi pelayanan mempunyai informasi
yang dibutuhkan tentang kondisi kesehatan pasien terkini dan sebelumnya agar dapat dibuat keputusan yang
tepat.
Asuhan pasien di rumah sakit diberikan dan dilaksanakan dengan pola pelayanan berfokus pada pasien
(Patient/Person Centered Care–PCC). Pola ini dipayungi oleh konsep WHO: Conceptual framework integrated
people-centred health services. (WHO global strategy on integrated people-centred health services 2016–2026,
July 2015).
Pelayanan berfokus pada pasien diterapkan dalam bentuk Asuhan Pasien Terintegrasi yang bersifat integrasi
horizontal dan vertikal. Pada integrasi horizontal kontribusi profesi tiap-tiap profesional pemberi asuhan (PPA)
adalah sama pentingnya atau sederajat. Pada integrasi vertikal pelayanan berjenjang oleh/melalui berbagai unit
pelayanan ke tingkat pelayanan yang berbeda maka peranan manajer pelayanan pasien (MPP) penting untuk
integrasi tersebut dengan komunikasi yang memadai terhadap profesional pemberi asuhan (PPA).
Pelaksanaan asuhan pasien terintegrasi berpusat pada pasien dan mencakup elemen sebagai berikut:
 keterlibatan dan pemberdayaan pasien dan keluarga. (lihat AP 4, PAP 2, dan PAP 5);
 dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) sebagai Ketua tim asuhan pasien oleh profesional pemberi
asuhan (PPA) (Clinical Leader). (lihat juga PAP 2.1, EP 4);
 profesional pemberi asuhan (PPA) bekerja sebagai tim interdisiplin dengan kolaborasi interprofesional
dibantu antara lain oleh Panduan Praktik Klinis (PPK), Panduan Asuhan Profesional Pemberi Asuhan (PPA)
lainnya, Alur Klinis/Clinical Pathway terintegrasi, Algoritme, Protokol, Prosedur, Standing Order dan CPPT
(Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi);
 perencanaan pemulangan pasien (P3)/Discharge Planning terintegrasi;
 asuhan gizi terintegrasi (lihat PAP 5);
 manajer pelayanan pasien/case manager.
Manajer Pelayanan Pasien (MPP) bukan merupakan profesional pemberi asuhan (PPA) aktif dan dalam
menjalankan manajemen pelayanan pasien mempunyai peran minimal adalah sebagai berikut:
a) memfasilitasi pemenuhan kebutuhan asuhan pasien;
b) mengoptimalkan terlaksananya pelayanan berfokus pada pasien;
c) mengoptimalkan proses reimbursemen;
dan dengan fungsi sebagai berikut:
d) asesmen untuk manajemen pelayanan pasien;
6
26
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
e)
f)
g)
h)
perencanaan untuk manajemen pelayanan pasien;
komunikasi dan koordinasi;
edukasi dan advokasi;
kendali mutu dan biaya pelayanan pasien.
Keluaran yang diharapkan dari kegiatan manajemen pelayanan pasien antara lain adalah:
 pasien mendapat asuhan sesuai dengan kebutuhannya;
 terpelihara kesinambungan pelayanan;
 pasien memahami/mematuhi asuhan dan peningkatan kemandirian pasien;
 kemampuan pasien mengambil keputusan;
 keterlibatan serta pemberdayaan pasien dan keluarga;
 optimalisasi sistem pendukung pasien;
 pemulangan yang aman;
 kualitas hidup dan kepuasan pasien.
Rekam medis pasien merupakan sumber informasi utama tentang proses pelayanan dan kemajuannya sehingga
merupakan alat komunikasi penting. Rekam medis selama rawat inap dan rawat jalan dengan catatan terkini
tersedia agar dapat mendukung serta bermanfaat untuk kesinambungan pelayanan pasien. Profesional pemberi
asuhan (PPA) melakukan asesmen pasien berbasis informasi, analisis dan (IAR) sehingga informasi manajer
pelayanan pasien (MPP) juga dibutuhkan.
Oleh karenanya, dalam pelaksanaan manajemen pelayanan pasien, manajer pelayanan pasien (MPP) mencatat
pada lembar form A yang merupakan evaluasi awal manajemen pelayanan pasien dan form B yang merupakan
catatan implementasi manajemen pelayanan pasien. Kedua form tersebut merupakan bagian rekam medis.
Oleh karenanya, dalam pelaksanaan manajemen pelayanan pasien, manajer pelayanan pasien (MPP) mencatat
pada lembar form A yang merupakan evaluasi awal manajemen pelayanan pasien dan form B yang merupakan
catatan implementasi manajemen pelayanan pasien. Kedua form tersebut merupakan bagian rekam medis.
Pada form A dicatat antara lain identifikasi/skrining pasien untuk kebutuhan pengelolaan manajer pelayanan
pasien (MPP) dan asesmen untuk manajemen pelayanan pasien termasuk rencana, identifikasi masalah–risiko –
kesempatan, serta perencanaan manajemen pelayanan pasien, termasuk memfasiltasi proses perencanaan
pemulangan pasien (discharge planning).
Pada form B dicatat antara lain pelaksanaan rencana manajemen pelayanan pasien, monitoring, fasilitasi,
koordinasi, komunikasi dan kolaborasi, advokasi, hasil pelayanan, serta terminasi manajemen pelayanan pasien.
Agar kesinambungan asuhan pasien tidak terputus, rumah sakit harus menciptakan proses untuk melaksanakan
kesinambungan dan koordinasi pelayanan di antara profesional pemberi asuhan (PPA), manajer pelayanan
pasien (MPP), pimpinan unit, dan staf lain sesuai dengan regulasi rumah sakit di beberapa tempat:
i) Pelayanan darurat dan penerimaan rawat inap;
j) Pelayanan diagnostik dan tindakan;
k) Pelayanan bedah dan nonbedah;
l) Pelayanan rawat jalan;
m) Organisasi lain atau bentuk pelayanan lainnya.
Proses koordinasi dan kesinambungan pelayanan dibantu oleh penunjang lain seperti panduan praktik klinis,
alur klinis/clinical pathways, rencana asuhan, format rujukan, daftar tilik/check list lain, dan sebagainya.
Diperlukan regulasi untuk proses koordinasi tersebut. (lihat juga, SKP 2.2; ARK 2.3; ARK 2.3.1; AP 4.1; AP 4.4;
PAB 7.2)
Elemen Penilaian ARK 3.1
Telusur
Skor
1. Ada regulasi tentang proses dan
R
Regulasi tentang proses dan pelaksanaan untuk
10
TL
pelaksanaan untuk mendukung
mendukung kesinambungan dan koordinasi asuhan,
5
TS
kesinambungan dan koordinasi
sebagai asuhan pasien terintegrasi yang berpusat
0
TT
asuhan, termasuk paling sedikit i)
pada pasien (patient centered care) termasuk:
sampai dengan m) di dalam
 penetapan MPP yang bukan PPA aktif, penuh
maksud dan tujuan, sesuai
waktu di jam kerja
regulasi rumah sakit (lihat juga
 ketentuan tentang MPP dimaksud dalam EP 4
TKRS 10). (R)
Sesuai PAP 2
2. Ada penunjukkan MPP dengan
D
Bukti tentang penetapan MPP dilengkapi dengan
10
TL
uraian tugas antara lain dalam
uraian tugas
5
TS
konteks menjaga kesinambungan
0
TT
dan koordinasi pelayanan bagi
W
 Manajer Pelayanan Pasien
7
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
27
individu pasien melalui
komunikasi dan kerjasama
dengan PPA dan pimpinan unit
serta mencakup butir a) sampai
dengan h) di maksud dan tujuan.
(D,W)
3. Pasien diskrining untuk
kebutuhan pelayanan
manajemen pelayanan pasien
(D,W)
4. Pasien yang mendapat pelayanan
MPP, pencatatannya dilakukan
dalam Form MPP selalu
diperbaharui untuk menjamin
komunikasi dengan PPA. (R,D)
5. Kesinambungan dan koordinasi
proses pelayanan didukung
dengan menggunakan perangkat
pendukung, seperti rencana
asuhan PPA, catatan MPP,
panduan, atau perangkat lainnya.
(D,O,W)
 Kepala SDM
D
1) Bukti tentang skrining untuk menentukan
kebutuhan manajemen pelayanan pasien, bisa
menggunakan ceklis
2) Bukti tentang konfirmasi oleh MPP
W
R
 Staf Klinis
 Manajer Pelayanan Pasien
Sesuai EP 1
D
Bukti form MPP (form A dan form B)
D
Bukti pelaksanaan koordinasi proses pelayanan yang
difasilitasi oleh MPP
O
Lihat bukti pencatatan form MPP yang menujukkan
kesinambungan dan koordinasi proses pelayanan
W
6. Kesinambungan dan koordinasi
dapat dibuktikan di semua
tingkat/fase asuhan pasien.
(D,O,W)
D
O
W
 DPJP/PPA lainnya
 Manajer Pelayanan Pasien
 Kepala instalasi rawat inap/kepala ruang
Bukti pelaksanaan koordinasi proses pelayanan yang
difasilitasi oleh MPP di semua tingkat/fase asuhan
pasien
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
Lihat bukti pencatatan form MPP yang menujukkan
kesinambungan dan koordinasi proses pelayanan
 DPJP/PPA lainnya
 Manajer Pelayanan Pasien
 Kepala instalasi rawat inap/kepala ruang rawat
inap
Standar ARK 3.2
Rumah sakit menetapkan regulasi bahwa setiap pasien harus dikelola oleh dokter penanggung jawab pelayanan
(DPJP) untuk memberikan asuhan kepada pasien.
Maksud dan Tujuan ARK 3.2 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian ARK 3.2
Telusur
Skor
1. Ada regulasi tentang dokter
R
Regulasi tentang DPJP yang meliputi:
10
TL
penanggung jawab pelayanan
1) penetapan tentang DPJP sebagai team leader
5
TS
(DPJP) yang bertanggung jawab
yang melakukan koordinasi asuhan inter PPA dan
0
TT
melakukan koordinasi asuhan
bertugas dalam seluruh fase asuhan rawat inap
dan bertugas dalam seluruh fase
pasien serta teridentifikasi dalam rekam medis
asuhan rawat inap pasien serta
pasien
teridentifikasi dalam rekam
2) bila kondisi/penyakit pasien membutuhkan lebih
medis pasien. (R)
dari 1 (satu) DPJP, ditetapkan DPJP Utama (EP 4)
yang berperan sebagai koordinator mutu dan
keselamatan pasien antar DPJP dan PPA
3) termasuk bila terjadi perpindahan DPJP atau
pergantian DPJP Utama
2. Regulasi juga menetapkan proses
R
Sesuai EP 1
10
TL
pengaturan perpindahan
5
TS
tanggung jawab koordinasi
0
TT
asuhan pasien dari satu dokter
penanggung jawab pelayanan
(DPJP) ke DPJP lain, termasuk bila
terjadi perubahan DPJP Utama.
8
28
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
(R)
3. DPJP yang ditetapkan telah
memenuhi proses kredensial,
sesuai peraturan per UUan.
(D,W)
4. Bila dilaksanakan rawat bersama
ditetapkan DPJP Utama sebagai
koordinator asuhan pasien.
(D,W)
D
Bukti berupa:
1) SPK dan RKK yang masih berlaku
2) Form pencatatan DPJP
W




D
W
Pimpinan RS
Komite medis/sub komite kredensial
DPJP
Kepala instalasi rawat inap/kepala ruang rawat
inap
Bukti penetapan DPJP Utama
 DPJP
 Kepala instalasi rawat inap/kepala ruang rawat
inap
 Pasien/keluarga
Standar ARK 3.3
Rumah sakit menetapkan informasi tentang pasien disertakan pada proses transfer.
Maksud dan Tujuan ARK 3.3 : Lihat SNARS 1
Telusur
Elemen Penilaian ARK 3.3
1. Ada regulasi tentang transfer
pasien antar unit pelayanan di
dalam rumah sakit dilengkapi
dengan form transfer pasien. (R)
2. Form tersebut memuat indikasi
pasien masuk dirawat. (D)
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
Skor
R
Regulasi tentang transfer pasien antar unit pelayanan
di dalam rumah sakit, termasuk penetapan form
transfer yang meliputi EP 2 sampai dengan EP 7
10
5
0
TL
TS
TT
D
Bukti form transfer memuat indikasi pasien masuk
dirawat
3. Form tersebut memuat riwayat
kesehatan, pemeriksaan fisis, dan
pemeriksaan diagnostik. (D)
4. Form tersebut memuat setiap
diagnosis yang dibuat. (D)
D
Bukti form transfer memuat riwayat kesehatan,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan diagnostik
D
Bukti form transfer memuat setiap diagnosis yang
dibuat
5. Form tersebut memuat setiap
prosedur yang dilakukan. (D)
D
Bukti form transfer memuat setiap prosedur yang
dilakukan
6. Form tersebut memuat obat yang
diberikan dan tindakan lain yang
dilakukan. (D)
7. Form tersebut memuat keadaan
pasien pada waktu dipindah
(transfer). (D)
8. Ketentuan tersebut dilaksanakan.
(D,O,W)
D
Bukti form transfer memuat obat yang diberikan
dan tindakan lain yang dilakukan.
D
Bukti form transfer memuat keadaan pasien pada
waktu dipindah (transfer).
D
Bukti tentang kelengkapan pengisian form
O
Lihat form tranfer
10
5
0
10
5
0
10
5
0
10
5
0
10
5
0
10
5
0
10
5
0
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
W
 Manajer Pelayanan Pasien
 Kepala instalasi rawat inap/kepala ruang rawat
inap
 Staf klinis
 Pasien/keluarga
PEMULANGAN DARI RUMAH SAKIT (DISCHARGE) DAN TINDAK LANJUT
Standar ARK 4
Rumah sakit menetapkan regulasi melaksanakan proses pemulangan pasien (discharge) dari rumah sakit
berdasar atas kondisi kesehatan pasien dan kebutuhan kesinambungan asuhan atau tindakan.
Maksud dan Tujuan ARK 4: Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian ARK 4
Telusur
Skor
1. Ada regulasi tentang pemulangan
R
Regulasi tentang pemulangan pasien yang meliputi:
10
TL
pasien disertai kriteria
5
TS
 kriteria pemulangan pasien
pemulangan pasien dan pasien
0
TT
 kriteria pasien yang memerlukan P3/discharge
9
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
29
yang rencana pemulangannya
kompleks (discharge planning)
untuk kesinambungan asuhan
sesuai dengan kondisi kesehatan
dan kebutuhan pelayanan pasien.
(R)
2. Ada bukti pemulangan pasien
sesuai dengan kriteria
pemulangan pasien. (D,W)
D
W
3. Ada regulasi yang menetapkan
kriteria tentang pasien yang
diizinkan untuk keluar
meninggalkan rumah sakit selama
periode waktu tertentu. (R)
4. Ada bukti pelaksanaan tentang
pasien yang diizinkan untuk keluar
meninggalkan rumah sakit selama
periode waktu tertentu. (D,W)
R
planning
 kriteria pasien yang memerlukan kesinambungan
asuhan
 sesuai EP 3, bila RS mengizinkan
 penetapan form ringkasan pulang (ARK 4.2) yang
harus dibuat DPJP sebelum pasien pulang (ARK
4.2.1)
Bukti pemulangan pasien sesuai dengan kriteria
 DPJP
 Staf keperawatan
 Manajer Pelayanan Pasien
Sesuai EP 1
D
Bukti tentang pelaksanaan pasien yang diizinkan
meninggalkan rumah sakit selama periode waktu
tertentu
W




10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
DPJP/PPA lainnya
Staf klinis
Manajer Pelayanan Pasien
Kepala instalasi rawat inap/kepala ruang rawat
inap
Standar ARK 4.1
Rumah sakit bekerja sama dengan praktisi kesehatan di luar rumah sakit tentang tindak lanjut pemulangan.
Maksud dan Tujuan ARK 4.1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian ARK 4.1
Telusur
Skor
1. Ada bukti pemulangan pasien
D
Bukti tentang pemulangan pasien yang rencana
10
TL
yang rencana pemulangannya
pemulangannya kompleks (discharge planning)
5
TS
kompleks (discharge planning)
0
TT
dimulai sejak awal pasien masuk
 DPJP
rawat inap melibatkan semua
W
 Kepala instalasi rawat inap/kepala ruang rawat
PPA terkait serta difasilitasi oleh
inap
MPP, untuk kesinambungan
 Manajer Pelayanan Pasien
asuhan sesuai dengan kondisi
 Pasien/keluarga
kesehatan dan kebutuhan
pelayanan pasien. (D,W)
2. Pada tindak lanjut pemulangan
D
Bukti pelaksanaan rujukan untuk kesinambungan
10
TL
pasien bila diperlukan dapat
asuhan
5
TS
ditujukan kepada fasilitas
0
TT
kesehatan baik perorangan
W
 DPJP
ataupun institusi yang berada di
 Kepala instalasi rawat inap/kepala ruang rawat
komunitas dimana pasien berada
inap
yang bertujuan untuk
 Manajer Pelayanan Pasien
memberikan bantuan
 Pasien/keluarga
pelayanan.(D)
Standar ARK 4.2
Ringkasan pasien pulang (discharge summary) dibuat untuk semua pasien rawat inap.
Maksud dan Tujuan ARK 4.2 : Lihat SNARS 1
Telusur
Skor
Elemen Penilaian ARK 4.2
1. Ringkasan pulang memuat
riwayat kesehatan, pemeriksaan
fisis, dan pemeriksaan diagnostik.
(D)
D
Bukti form ringkasan pulang memuat riwayat
kesehatan, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
diagnostik.
10
5
0
TL
TS
TT
10
30
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
2. Ringkasan pulang memuat
indikasi pasien dirawat inap,
diagnosis, dan komorbiditas lain.
(D)
D
Bukti form ringkasan pulang memuat indikasi pasien
dirawat inap, diagnosis, dan komorbiditas lain
10
5
0
TL
TS
TT
3. Ringkasan pulang memuat
prosedur terapi dan tindakan
yang telah dikerjakan. (D)
D
Bukti form ringkasan pulang memuat prosedur
terapi dan tindakan yang telah dikerjakan
10
5
0
TL
TS
TT
4. Ringkasan pulang memuat obat
yang diberikan termasuk obat
setelah pasien keluar rumah
sakit. (D)
D
Bukti form ringkasan pulang memuat obat yang
diberikan termasuk obat setelah pasien keluar
rumah sakit sesuai PKPO 4.3 EP 2
10
5
0
TL
TS
TT
5. Ringkasan pulang memuat
kondisi kesehatan pasien (status
present) saat akan pulang dari
rumah sakit. (D) (EP 5 untuk IGD
dan transfer)
D
Bukti form ringkasan pulang memuat kondisi
kesehatan pasien (status present) saat akan pulang
dari rumah sakit
10
5
0
TL
TS
TT
6. Ringkasan pulang memuat
D
Bukti form ringkasan pulang memuat instruksi
instruksi tindak lanjut dan
tindak lanjut dan dijelaskan kepada pasien dan
dijelaskan kepada pasien dan
keluarga
keluarga. (D)
Standar ARK 4.2.1
Rumah sakit menetapkan pemberian ringkasan pasien pulang kepada pihak yang berkepentingan
Maksud dan Tujuan ARK 4.2.1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian ARK 4.2.1
Telusur
1. Ringkasan pulang dibuat oleh
D
Bukti pengisian ringkasan pulang dibuat oleh DPJP
DPJP sebelum pasien pulang.
sebelum pasien pulang
(D,W)
W
 DPJP
 Staf keperawatan
 Staf Rekam Medis
2. Satu salinan ringkasan diberikan
D
Bukti pelaksanaan pemberian salinan ringkasan
kepada pasien dan bila
pulang kepada:
diperlukan dapat diserahkan
1) pasien
kepada tenaga kesehatan yang
2) tenaga kesehatan yang bertanggung jawab
bertanggung jawab memberikan
memberikan kelanjutan asuhan
kelanjutan asuhan. (D,W)
3) rekam medis
4) pihak penjamin pasien
5) sebagai jawaban rujukan
10
5
0
TL
TS
TT
W
3. Satu salinan ringkasan yang
lengkap ditempatkan di rekam
medis pasien. (D)
D
 DPJP
 Kepala instalasi rawat inap/kepala unit rawat
inap
 Staf Rekam Medis
 Pasien/keluarga
Sesuai EP 2
Skor
10
TL
5
TS
0
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
4. Satu salinan ringkasan diberikan
D
Sesuai EP 2
10
TL
kepada pihak penjamin pasien
5
TS
sesuai dengan regulasi rumah
0
TT
sakit. (D)
Standar ARK 4.3
Untuk pasien rawat jalan yang membutuhkan asuhan yang kompleks atau diagnosis yang kompleks dibuat
catatan tersendiri Profil Ringkas Medis Rawat Jalan (PRMRJ) dan tersedia untuk PPA.
Maksud dan Tujuan ARK 4.3 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian ARK 4.3
Telusur
Skor
11
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
31
1. Ditetapkan kriteria pasien rawat
jalan dengan asuhan yang
kompleks atau yang diagnosisnya
kompleks diperlukan Profil
Ringkas Medis Rawat Jalan
(PRMRJ) yang sesuai dengan
regulasi rumah sakit. (R)
R
2. Ada regulasi yang menetapkan
bahwa proses PRMRJ mudah
ditelusur (easy to retrieve) dan
mudah di-review. (R)
3. Informasi penting yang
dimasukkan ke dalam PRMRJ
diidentifikasi oleh DPJP. (R,D)
4. Proses tersebut dievaluasi untuk
memenuhi kebutuhan para DPJP
dan meningkatkan mutu serta
keselamatan pasien. (D,W)
10
5
0
TL
TS
TT
R
Regulasi tentang pasien rawat jalan yang asuhannya
kompleks meliputi:
1) kriteria diagnosis yang kompleks
2) kriteria asuhan yang kompleks
3) kriteria yang memerlukan Profil Ringkas Medis
Rawat Jalan (PRMRJ)
4) cara penyimpanan PRMRJ agar mudah ditelusur
(easy to retrieve) dan direview (EP 2)
5) Informasi penting dalam PRMRJ oleh DPJP(EP 3)
Sesuai EP 1
10
5
0
TL
TS
TT
R
Sesuai EP 1
D
Bukti pelaksanaan pencatatan informasi penting
yang dimasukkan ke dalam PRMRJ yang diidentifikasi
oleh DPJP
Bukti pelaksanaan tentang evaluasi pengisian PRMJ
oleh DPJP untuk peningkatan mutu dan keselamatan
pasien
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
D
W




DPJP
Staf klinis
Staf Rekam Medis
Komite/tim PMKP
Standar ARK 4.4
Rumah sakit menetapkan proses untuk mengelola dan melakukan tindak lanjut pasien dan memberitahu staf
rumah sakit bahwa mereka berniat keluar rumah sakit serta menolak rencana asuhan medis.
Maksud dan Tujuan ARK 4.4 dan ARK.4.4.1 : Lihat SNARS 1
Telusur
Skor
Elemen Penilaian ARK 4.4
1. Ada regulasi untuk mengelola
pasien rawat jalan dan rawat
inap yang menolak rencana
asuhan medis termasuk keluar
rumah sakit atas permintaan
sendiri dan pasien yang
menghendaki penghentian
pengobatan. (R)
2. Ada bukti pemberian edukasi
kepada pasien tentang risiko
medis akibat asuhan medis yang
belum lengkap. (D,O,W)
3. Pasien keluar rumah sakit atas
permintaan sendiri, tetapi tetap
mengikuti proses pemulangan
pasien. (D)
4. Dokter keluarga (bila ada) atau
dokter yang memberi asuhan
berikutnya dari pasien diberitahu
tentang kondisi tersebut. (D)
5. Ada dokumentasi rumah sakit
melakukan pengkajian untuk
mengetahui alasan pasien keluar
rumah sakit atas apakah
permintaan sendiri, menolak
asuhan medis, atau tidak
melanjutkan program
pengobatan. (D)
Standar ARK 4.4.1
R
Regulasi tentang pengelolaan pasien rawat jalan dan
rawat inap meliputi:
1) menolak rencana asuhan medis (against medical
advice/AMA)
2) keluar rumah sakit atas permintaan sendiri (APS)
sesuai HPK 2.3
3) penghentian pengobatan
10
5
0
TL
TS
TT
D
Bukti tentang pemberian edukasi
O
Lihat bukti pemberian edukasi
10
5
0
TL
TS
TT
W
D
DPJP
Bukti pelaksanaan pasien keluar rumah sakit atas
permintaan sendiri sesuai regulasi
10
5
0
TL
TS
TT
D
Bukti pelaksanaan rujukan sesuai ARK 5
10
5
0
TL
TS
TT
D
Bukti pelaksanaan evaluasi alasan pasien keluar
rumah sakit atas permintaan sendiri
10
5
0
TL
TS
TT
12
32
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
Rumah sakit menetapkan proses untuk mengelola pasien yang menolak rencana asuhan medis yang melarikan
diri.
Telusur
Skor
Elemen Penilaian ARK 4.4.1
1. Ada regulasi yang mengatur
R
Regulasi tentang pasien rawat inap dan rawat jalan
10
TL
pasien rawat inap dan rawat
yang meninggalkan rumah sakit tanpa
5
TS
jalan yang meninggalkan rumah
pemberitahuan (melarikan diri)
0
TT
sakit tanpa pemberitahuan
(melarikan diri). (R)
2. Rumah sakit melakukan
D
Bukti pelaksanaan asesmen keperawatan untuk
10
TL
identifikasi pasien menderita
identifikasi pasien menderita penyakit yang
5
TS
penyakit yang membahayakan
membahayakan dirinya sendiri atau lingkungan
0
TT
dirinya sendiri atau lingkungan.
misalnya penyakit menular, penyakit jiwa dengan
(D,W)
kecendrungan bunuh diri atau perilaku agresif
3. Rumah sakit melaporkan ke pada
pihak yang berwenang bila ada
indikasi kondisi pasien yang
membahayakan dirinya sendiri
atau lingkungan. (D,W)
W
D
Perawat penanggung jawab asuhan (PPJA)
Bukti pemberian informasi/laporan kepada pihak
yang berwenang termasuk keluarga
W
 DPJP
 Staf keperawatan
 Staf Rekam Medis
 Pasien/keluarga
RUJUKAN PASIEN
Standar ARK 5
Pasien dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan lain berdasar atas kondisi pasien untuk memenuhi
asuhan berkesinambungan dan sesuai dengan kemampuan fasilitas kesehatan penerima untuk
kebutuhan pasien.
Maksud dan Tujuan ARK 5 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian ARK 5
Telusur
1. Ada regulasi tentang rujukan
R
Regulasi tentang rujukan termasuk meliputi:
sesuai dengan peraturan
1) kewajiban RS mencari fasilitas pelayanan
perundang-undangan. (R)
kesehatan yang sesuai kebutuhan pasien
2) staf yang bertanggung jawab dalam proses
pengelolaan/penyiapan rujukan sesuai ARK 5.1
EP 1
3) proses rujukan untuk memastikan pasien pindah
dengan aman (ARK 5.1 EP 2, 3, 4 dan ARK 5.2 EP
1)
2. Rujukan pasien dilakukan sesuai
D
Bukti pelaksanaan rujukan pasien sesuai dengan
dengan kebutuhan
kebutuhan kesinambungan asuhan pasien
kesinambungan asuhan pasien.
(D)
3. Rumah sakit yang merujuk
D
Bukti tentang fasilitas kesehatan yang menerima
memastikan bahwa fasilitas
dapat memenuhi kebutuhan pasien yang dirujuk
kesehatan yang menerima dapat
memenuhi kebutuhan pasien
W
 DPJP
yang dirujuk. (D,W)
 Staf keperawatan
 Petugas Ambulance
4. Ada kerjasama rumah sakit yang
R
Regulasi tentang kerjasama rumah sakit yang
merujuk dengan rumah sakit
merujuk dengan rumah sakit yang menerima rujukan
yang menerima rujukan yang
yang sering dirujuk
sering dirujuk. (R)
Standar ARK 5.1
Rumah sakit menetapkan proses rujukan untuk memastikan pasien pindah dengan aman.
10
5
0
TL
TS
TT
kebutuhan
memenuhi
Skor
10
TL
5
TS
0
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
Maksud dan Tujuan ARK 5.1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian ARK 5.1
Telusur
Skor
13
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
33
1. Ada staf yang bertanggung jawab
dalam pengelolaan rujukan
termasuk untuk memastikan
pasien diterima di rumah sakit
rujukan yang dapat memenuhi
kebutuhan pasien. (D,W)
2. Selama proses rujukan ada staf
yang kompeten sesuai dengan
kondisi pasien yang selalu
memonitor dan mencatatnya
dalam rekam medis. (D,W)
3. Selama proses rujukan tersedia
obat, bahan medis habis pakai,
alat kesehatan, dan peralatan
medis sesuai dengan kebutuhan
kondisi pasien. (D,O,W)
D
Bukti tentang penunjukan staf yang bertanggung
jawab dalam pengelolaan rujukan termasuk untuk
memastikan pasien diterima di rumah sakit rujukan
yang dapat memenuhi kebutuhan pasien
10
5
0
TL
TS
TT
W
 DPJP
 Staf keperawatan
 Staf klinis terkait
Bukti pelaksanaan staf yang kompeten sesuai
dengan kondisi pasien yang selalu memonitor dan
mencatatnya dalam rekam medis
10
5
0
TL
TS
TT
D
 Staf keperawatan
 Petugas pendamping
Bukti tentang daftar obat, bahan medis habis pakai,
alat kesehatan, dan peralatan medis sesuai dengan
kebutuhan kondisi pasien selama proses rujukan
10
5
0
TL
TS
TT
O
Lihat ketersediaan obat, bahan medis habis pakai,
alat kesehatan, dan peralatan medis sesuai dengan
kebutuhan kondisi pasien
10
5
0
TL
TS
TT
D
W
W
4. Ada proses serah terima pasien
antara staf pengantar dan yang
menerima. (D,O,W)
D
 Staf keperawatan
 Staf Farmasi
 Petugas Ambulance
Bukti pelaksanaan tentang serah terima pasien
antara staf pengantar dan yang menerima
O
Lihat form serah terima pasien
W
 Staf terkait
 Petugas Ambulance
Bukti pelaksanaan pemberian informasi apabila
rujukan yang dibutuhkan tidak dapat dilaksanakan
5. Pasien dan keluarga dijelaskan
D
10
TL
apabila rujukan yang dibutuhkan
5
TS
tidak dapat dilaksanakan. (D)
0
TT
Standar ARK 5.2
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk mengatur proses rujukan dan dicatat di rekam medis pasien.
Maksud dan Tujuan ARK 5.2 : Lihat SNARS 1
Informasi tentang pasien dirujuk disertakan bersama dengan pasien untuk menjamin kesinambungan asuhan.
Dokumen rujukan berisi
a) identitas pasien;
b) hasil pemeriksaan (anamesis, pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan penunjang) yang telah dilakukan;
c) diagnosis kerja.
d) terapi dan/atau tindakan yang telah diberikan;
e) tujuan rujukan;
f) nama dan tanda tangan tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan rujukan.
Dokumentasi juga memuat nama fasilitas pelayanan kesehatan dan nama orang di fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyetujui menerima pasien, kondisi khusus untuk rujukan (seperti kalau ruangan tersedia di
penerima rujukan atau tentang status pasien). Juga dicatat jika kondisi pasien atau kondisi pasien berubah
selama ditransfer (misalnya, pasien meninggal atau membutuhkan resusitasi).
Dokumen lain yang diminta sesuai dengan kebijakan rumah sakit (misalnya, tanda tangan perawat atau dokter
yang menerima serta nama orang yang memonitor pasien dalam perjalanan rujukan) masuk dalam catatan.
Dokumen rujukan diberikan kepada fasilitas pelayanan kesehatan penerima bersama dengan pasien.
Catatan setiap pasien yang dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan lainnya memuat juga dokumentasi selama
proses rujukan.
Elemen Penilaian ARK 5.2
Telusur
Skor
14
34
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
1. Dokumen rujukan berisi nama
dari fasilitas pelayanan
kesehatan yang menerima dan
nama orang yang menyetujui
menerima pasien. (D)
2. Dokumen rujukan berisi alasan
pasien dirujuk, memuat kondisi
pasien,
dan
kebutuhan
pelayanan lebih lanjut. (D)
3. Dokumen rujukan juga memuat
prosedur dan intervensi yang
sudah dilakukan. (D)
D
Bukti form rujukan memuat nama dari fasilitas
pelayanan kesehatan yang menerima dan nama
orang yang menyetujui menerima pasien
10
5
0
TL
TS
TT
D
Bukti form rujukan memuat alasan pasien dirujuk,
memuat kondisi pasien, dan kebutuhan pelayanan
lebih lanjut.
10
5
0
TL
TS
TT
D
Bukti form rujukan memuat prosedur dan intervensi
yang sudah dilakukan
10
5
0
TL
TS
TT
4. Proses rujukan dievaluasi dalam
aspek mutu dan keselamatan
pasien. (lihat PMKP.7) (D,O.W)
D
Bukti pelaksanaan evaluasi proses rujukan dalam
aspek mutu dan keselamatan pasien
10
5
0
TL
TS
TT
O
Evaluasi proses rujukan dalam aspek mutu dan
keselamatan pasien
W
 DPJP
 Komite/tim PMKP
 Kepala instalasi rawat inap/kepala ruang rawat
inap
 Staf keperawatan
 Petugas Ambulance
TRANSPORTASI
Standar ARK 6
Rumah sakit menetapkan regulasi tentang transportasi dalam proses merujuk, memindahkan atau pemulangan,
serta pasien rawat inap dan rawat jalan untuk memenuhi kebutuhan pasien.
Maksud dan Tujuan ARK 6 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian ARK 6
Telusur
Skor
1. Ada regulasi untuk proses
R
Regulasi tentang transportasi pasien meliputi:
10
TL
transportasi pasien sesuai
1) Asesmen kebutuhan transportasi dan peralatan
5
TS
dengan kebutuhannya yang
kesehatan sesuai dengan kondisi pasien,
0
TT
meliputi asesmen kebutuhan
termasuk pasien rawat jalan
transportasi, obat, bahan medis
2) Kebutuhan obat, bahan medis habis pakai, alat
habis pakai, serta alat kesehatan
kesehatan dan peralatan medis sesuai dengan
dan peralatan medis sesuai
kondisi pasien
dengan kebutuhan pasien. (R)
3) Transportasi yang memenuhi persyaratan PPI
4) Penanganan pengaduan/keluhan dalam proses
rujukan
2. Berdasar atas hasil asesmen, alat
D
Bukti pelaksanaan transportasi sesuai hasil asesmen
10
TL
transportasi yang digunakan
5
TS
untuk rujukan harus sesuai
Penyediaan alat transportasi pasien
0
TT
dengan kondisi dan kebutuhan
O
pasien dan memenuhi ketentuan
 Kepala unit pelayanan
keselamatan transportasi
W
 Kepala instalasi rawat inap/kepala ruang rawat
termasuk memenuhi persyaratan
inap
PPI. (D,O,W)
 Staf terkait
 Sopir ambulans
3. Bila alat transportasi yang
D
Bukti pelaksanaan dekontaminasi alat transportasi
10
TL
digunakan terkontaminasi cairan
sesuai PPI 7.2
5
TS
tubuh pasien atau pasien dengan
0
TT
penyakit menular harus
O
Lihat bukti dokumentasi proses dekontaminasi alat
dilakukan proses dekontaminasi.
transportasi
(lihat juga PPI 7.2) (D,O,W)
W
 IPCN
 Staf terkait
 Sopir ambulans
15
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
35
4. Ada mekanisme untuk
menangani keluhan proses
transportasi dalam rujukan.
(D,W)
D
Bukti pelaksanaan penanganan pengaduan/keluhan
dalam proses rujukan
W
 Staf terkait
 Sopir ambulans
10
5
0
TL
TS
TT
16
36
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
HAK PASIEN DAN KELUARGA (HPK)
Standar HPK 1
Ada regulasi bahwa rumah sakit bertanggung jawab dan mendukung hak pasien dan keluarga selama dalam
asuhan.
Maksud dan Tujuan HPK 1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian HPK 1
Telusur
Skor
1. Ada regulasi tentang hak dan
R
Regulasi tentang hak pasien dan keluarga
10
TL
kewajiban pasien dan keluarga
(lihat juga TKRS 12.1 EP 1; dan
0
TT
TKRS 12.2 EP 2) (R)
2. Pimpinan rumah sakit memahami
W
10
TL
 Direktur
hak dan kewajiban pasien dan
5
TS
 Kepala bidang/divisi
keluarga sebagaimana ditetapkan
0
TT
 Kepala unit pelayanan
dalam peraturan perundangundangan. (W)
3. Rumah sakit menghormati hak
W
10
TL
 Direktur
serta kewajiban pasien dan
5
TS
 Kepala bidang/divisi
keluarga sebagaimana ditetapkan
0
TT
 Kepala unit pelayanan
dalam peraturan perundang Staf RS
undangan. (W)
4. Semua staf memperoleh edukasi
D
Bukti pelaksanaan pelatihan tentang hak dan
10
TL
dan memahami tentang hak serta
kewajiban pasien
5
TS
kewajiban pasien dan keluarga,
0
TT
juga dapat menjelaskan tanggung
W
 Kepala diklat
jawabnya melindungi hak pasien.
 Staf RS
(D,W)
Standar HPK 1.1
Rumah sakit memberikan asuhan dengan menghargai agama, keyakinan dan nilai-nilai pribadi pasien serta
merespon permintaan yang berkaitan dengan bimbingan kerohanian.
Maksud dan Tujuan HPK 1.1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian HPK 1.1
Telusur
Skor
1. Agama, keyakinan dan nilai-nilai
D
Bukti dalam RM tentang identifikasi agama,
10
TL
pribadi pasien teridentifikasi
keyakinan dan nilai-nilai pribadi pasien
5
TS
(D,W). (lihat juga MKE.8 EP 1)
0
TT
W  Staf rekam medis
 Staf klinis
 Pasien/keluarga
2. Staf memberikan asuhan dengan
D
Bukti pelaksanaan asuhan yang menghormati
10
TL
cara menghormati agama,
agama, keyakinan dan nilai-nilai pribadi pasien
5
TS
keyakinan dan nilai-nilai pribadi
0
TT
pasien (lihat juga MKE.8 EP 2).
W  Staf klinis
(D,W)
 Pasien/keluarga
3. Rumah sakit menanggapi
D
1) Bukti kerjasama dengan rohaniawan
10
TL
permintaan rutin, termasuk
2) Bukti permintaan pelayanan rohani
5
TS
permintaan kompleks terkait
3) Bukti pelaksanaan pelayanan rohani
0
TT
dukungan agama atau bimbingan
kerohanian. (D,W,S)
W  Staf klinis
 Pasien/keluarga
S
Peragaan dalam menanggapi permintaan pelayanan
rohani
Standar HPK 1.2
lnformasi tentang pasien adalah rahasia dan rumah sakit diminta menjaga kerahasiaan informasi pasien serta
menghormati kebutuhan privasinya.
Maksud dan Tujuan HPK 1.2 : lihat SNARS 1
Elemen Penilaian HPK 1.2
Telusur
Skor
1
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
37
1. Ada regulasi tentang kewajiban
simpan rahasia pasien dan
menghormati kebutuhan privasi
pasien. (R)
R
Regulasi tentang wajib simpan rahasia pasien dan
menghormati kebutuhan privasi pasien
10
5
0
TL
TS
TT
2. Ada bukti pasien diberitahu bahwa
segala informasi tentang
kesehatan pasien adalah rahasia
dan kerahasiaan itu akan dijaga
sesuai peraturan perundangundangan. (D,W)
3. Pasien diminta persetujuannya
untuk pelepasan informasi yang
tidak tercakup dalam peraturan
perundang-undangan. (D,W)
D
Bukti pelaksanaan tentang penjelasan kerahasiaan
informasi kesehatan pasien
10
5
0
TL
TS
TT
W


D
Bukti pelaksanaan permintaan persetujuan
pelepasan informasi kepada pihak luar oleh pasien
misalnya: asuransi, BPJS, perusahaan, Dinas
Kesehatan
10
5
0
TL
TS
TT
W
 Staf rekam medis
 Pasien/keluarga
1) Bukti pelaksanaan tentang wajib simpan rahasia
pasien
2) Bukti sumpah staf non klinis yang diberi akses ke
rekam medis tentang wajib simpan informasi
kesehatan pasien
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
4. Rumah sakit menghormati
kerahasiaan informasi kesehatan
pasien. (D,W).
D
W
5. Staf mengidentifikasi harapan dan
kebutuhan privasi selama
pelayanan dan pengobatan.
(D,O,W)
6. Keinginan akan kebutuhan pasien
untuk privasi dihormati saat
wawancara klinis, pemeriksaan,
prosedur, pengobatan dan
transfer pasien. (O,W)
D
W
O
W
Staf klinis
Pasien/keluarga
 Staf rekam medis
 Staf klinis
 Pasien/keluarga
Bukti pelaksanaan identifikasi harapan dan
kebutuhan privasi
 Staf rekam medis
 Staf klinis
 Pasien/keluarga
Lihat kelengkapan dan pelaksanaan akan privasi
pada lokasi pelayanan di ruang rawat jalan, IGD,
rawat inap, dan kelengkapan transfer pasien, dsb


Staf klinis
Pasien/keluarga
Standar HPK 1.3
Rumah sakit menetapkan ketentuan untuk melindungi harta benda milik pasien dari kehilangan atau pencurian.
Maksud dan Tujuan HPK 1.3 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian HPK 1.3
Telusur
Skor
1. Ada regulasi tentang penyimpanan
R
Regulasi tentang penitipan barang milik pasien
10
TL
barang milik pasien yang dititipkan
dan barang milik pasien dimana
0
TT
pasiennya tidak dapat menjaga
harta miliknya. Rumah sakit
memastikan barang tersebut
aman dan menetapkan tingkat
tanggung jawabnya atas barang
milik pasien tersebut. (R)
2. Pasien menerima informasi
D
1) Bukti pemberian informasi tentang tanggung
10
TL
tentang tanggung jawab rumah
jawab RS dalam menjaga barang milik pasien
5
TS
sakit dalam menjaga barang milik
2) Bukti pelaksanaan penitipan barang pasien
0
TT
pasien. (D,W)
W  Staf klinis
 Staf terkait
 Pasien / keluarga
2
38
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
Standar HPK 1.4
Pasien yang rentan terhadap kekerasan fisik dan kelompok pasien yang berisiko diidentifikasi dan dilindungi.
Maksud dan tujuan HPK 1.4 : Lihat SNARS 1
Rumah sakit menjaga keamanan dalam tiga area yaitu:
a. Area publik yang terbuka untuk umum seperti area parkir, rawat jalan dan penunjang pelayanan,
b. Area tertutup dimana pada area ini hanya bisa dimasuki orang tertentu dengan ijin khusus dan pakaian
tertentu misalnya kamar operasi,
c. Area semi terbuka, yaitu area yang terbuka pada saat-saat tertentu dan tertutup pada saat yang lain,
misalnya rawat inap pada saat jam berkunjung menjadi area terbuka tetapi diluar jam berkunjung menjadi
area tertutup untuk itu pengunjung diluar jam berkunjung harus diatur, diidentifikasi dan menggunakan
identitas pengunjung.
Elemen Penilaian HPK 1.4
Telusur
Skor
1. Rumah sakit menetapkan regulasi
R
Regulasi tentang identifikasi dan melindungi
10
TL
untuk melakukan identifikasi
populasi pasien yang rentan terhadap risiko
5
TS
populasi pasien yang rentan
kekerasan
0
TT
terhadap risiko kekerasan dan
melindungi semua pasien dari
kekerasan (lihat juga pp.3.1 s/d
3.9)
2. Daerah terpencil, daerah
O
Lihat pelaksanaan perlindungan pasien di daerah
10
TL
terisolasi, dan rawan terjadinya
terpencil/terisolasi/rawan, seperti: pengawasan
5
TS
tindak kekerasan di rumah sakit
berkala, CCTV yang adekuat, pengunjung diluar jam
0
TT
dimonitor. (lihat juga mfk 4) (O,W)
kunjungan memakai identitas, dsb.
3. Staf rumah sakit memahami peran
mereka dalam tanggung jawabnya
dalam melaksanakan proses
perlindungan. (D,O,W)
W
D
Staf terkait
Bukti pelaksanaan proses perlindungan
O
Lihat lokasi daerah terpencil/terisolasi/rawan
W


10
5
0
TL
TS
TT
Staf terkait
Pasien / keluarga
Standar HPK 2
Rumah sakit menetapkan regulasi dan proses untuk mendukung partisipasi pasien dan keluarga di dalam proses
asuhan
Maksud dan tujuan HPK 2 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian HPK 2
Telusur
Skor
1. Ada regulasi tentang rumah sakit
R
Regulasi tentang mendorong partisipasi pasien dan
10
TL
mendorong partisipasi pasien dan
keluarga dalam proses asuhan
keluarga dalam proses asuhan dan
0
TT
memberi kesempatan pasien
untuk melaksanakan second
opinion tanpa rasa khawatir akan
mempengaruhi proses asuhannya
(lihat juga PAP.7.1 EP 6; AP.1 EP 4;
ARK.2.1 EP 4 dan MKE.9 EP 5). (R)
2. Staf dilatih dan terlatih
D
Bukti pelaksanaan pelatihan untuk mendukung hak
10
TL
melaksanakan regulasi dan
pasien dan keluarga termasuk pelaksanaan second
5
TS
perannya dalam mendukung hak
opinion
0
TT
pasien dan keluarga untuk
berpartisipasi dalam proses
W  Diklat
pelayanannya. (D,W,S)
 Staf klinis
S
Peragaan proses untuk mendorong pasien
berpartisipasi dalam pelayanan termasuk
pelaksanaan second opinion
Standar HPK 2.1
Pasien diberitahu tentang semua aspek asuhan medis dan tindakan.
Maksud dan Tujuan HPK 2.1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian HPK 2.1
Telusur
Skor
3
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
39
1. Ada regulasi tentang hak pasien
untuk mendapatkan informasi
tentang kondisi, diagnosis pasti,
rencana asuhan dan dapat
berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan serta diberitahu
tentang hasil asuhan termasuk
kemungkinan hasil yang tidak
terduga. (R)
2. Pasien diberi informasi tentang
kondisi medis mereka dan
diagnosis pasti. (D,W) ( lihat juga
MKE.9 EP 1)
3. Pasien diberi informasi tentang
rencana asuhan dan tindakan yang
akan dilakukan dan berpartisipasi
dalam pengambilan keputusan.
(D,W)
4. Pasien diberi tahu bilamana
“persetujuan tindakan” (informed
consent) diperlukan dan
bagaimana proses memberikan
persetujuan. (D,W)
5. Pasien dijelaskan dan memahami
tentang hasil yang diharapkan dari
proses asuhan dan pengobatan
(lihat juga ARK.2.1 EP 2 dan
PAP.2.4). (D,W)
6. Pasien dijelaskan dan memahami
bila terjadi kemungkinan hasil yang
tidak terduga (lihat juga PAP.2.4 EP
2). (D,W)
7. Pasien dan keluarga dijelaskan dan
memahami tentang haknya dalam
berpartisipasi membuat keputusan
terkait asuhan jika diinginkan
(ARK.2.1 EP 4 dan MKE.9 EP 5).
(W)
R
Regulasi tentang pemberian informasi semua aspek
asuhan dan tindakan medis serta DPJP dan PPA yang
memberi asuhan
10
0
TL
TT
D
Bukti pelaksanaan pemberian informasi tentang
kondisi medis dan diagnosis pasti
10
5
0
TL
TS
TT
W
 DPJP
 PPJA
 Pasien/keluarga
Bukti pelaksanaan pemberian informasi tentang
rencana asuhan dan tindakan yang akan dilakukan,
sesuai MKE 9 EP 1
10
5
0
TL
TS
TT
 DPJP
 PPJA
 Pasien/keluarga
Bukti pelaksanaan pemberian informasi bila
diperlukan persetujuan kedokteran, sesuai MKE 9 EP
4, PAB 5.1 dan PAB 7.1
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
D
W
D
W


D
Bukti pelaksanaan pemberian penjelasan tentang
hasil dan proses asuhan/pengobatan.
W
 DPJP
 Pasien/keluarga
Bukti pelaksanaan pemberian penjelasan tentang
hasil yang tidak terduga.
D
W
W






DPJP
Pasien/keluarga
DPJP
Pasien/keluarga
DPJP
PPJA
Staf klinis
Pasien/keluarga
Standar HPK 2.2
Pasien dan keluarga menerima informasi tentang penyakit, rencana tindakan, dan DPJP serta para PPA lainnya
agar mereka dapat memutuskan tentang asuhannya
Maksud dan tujuan HPK 2.2 : Lihat SNARS 1
Anggota staf menjelaskan setiap tindakan atau prosedur yang diusulkan kepada pasien dan keluarga.
Informasi yang diberikan memuat elemen:
a) diagnosis (diagnosis kerja dan diagnosis banding) dan dasar diagnosis
b) kondisi pasien
c) tindakan yang diusulkan
d) tata cara dan tujuan tindakan
e) manfaat dan risiko tindakan
f) nama orang mengerjakan tindakan
g) kemungkinan alternatif dari tindakan
h) prognosis dari tindakan
i) kemungkinan hasil yang tidak terduga
j) kemungkinan hasil bila tidak dilakukan tindakan (lihat juga HPK.5.2)
4
40
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
Elemen Penilaian HPK 2.2
1. Ada regulasi yang mengatur
pelaksanaan proses untuk
menjawab pertanyaan informasi
kompetensi dan kewenangan dari
PPA. (R)
2. Pasien diberi informasi tentang
elemen a) sampai j) yang relevan
dengan kondisi dan rencana
tindakan (D,W)
3. DPJP, PPJA dan PPA lainnya harus
memperkenalkan diri saat
pertama kali bertemu pasien.
(W,S)
Telusur
Regulasi tentang proses untuk menjawab
pertanyaan kompetensi dan kewenangan PPA,
sesuai dengan KKS 10, KKS 12, KKS 14 dan KKS 17
Skor
10
TL
0
TT
D
Bukti pelaksanaan pemberian informasi tentang a)
sampai j) yang relevan dengan kondisi pasien dan
rencana tindakan
10
5
0
TL
TS
TT
W








10
5
0
TL
TS
TT
R
W
DPJP
PPJA
Staf klinis
Pasien/keluarga
DPJP
PPJA
Staf klinis
Pasien/keluarga
S
Peragaan cara perkenalan diri
Standar HPK 2.3
Rumah sakit memberitahu pasien dan keluarganya tentang hak dan tanggung jawab mereka yang berhubungan
dengan penolakan atau tidak melanjutkan pengobatan
Maksud dan Tujuan HPK 2.3 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian HPK 2.3
Telusur
Skor
1. Rumah sakit memberitahukan
D
10
TL
 Bukti formulir tentang penolakan/tidak
pasien dan keluarganya tentang
5
TS
melanjutkan pengobatan
hak mereka untuk menolak atau
0
TT
 Bukti formulir tentang tidak melanjutkan
tidak melanjutkan pengobatan.
perawatan (pulang atas permintaan sendiri)
(D,W) (lihat juga ARK.4.4, EP
 Bukti pelaksanaan edukasi tentang hak untuk
menolak atau tidak melanjutkan pengobatan
W
2. Rumah sakit memberitahukan
pasien dan keluarganya tentang
konsekuensi dari keputusan
mereka.(D,W) (lihat juga ARK 4.4,
EP 2).
3. Rumah sakit memberitahukan
pasien dan keluarganya tentang
tanggung jawab mereka berkaitan
dengan keputusan tersebut. (D,W)
4. Rumah sakit memberitahukan
pasien dan keluarganya tentang
tersedianya alternatif pelayanan
dan pengobatan. (D,W)
D
W
D
W
D
W
 Staf klinis
 Pasien / keluarga
Bukti pelaksanaan edukasi tentang konsekuensi dari
keputusan mereka
 DPJP/PPA lainnya
 Staf klinis
 Pasien / keluarga
Bukti pelaksanaan edukasi tentang tanggung jawab
mereka berkaitan dengan keputusan tersebut
 DPJP/PPA lainnya
 Staf klinis
 Pasien / keluarga
Bukti pelaksanaan edukasi tentang tentang alternatif
pelayanan dan pengobatan



10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
DPJP/PPA lainnya
Staf klinis
Pasien / keluarga
Standar HPK 2.4
Rumah sakit menghormati keinginan dan pilihan pasien untuk menolak pelayanan resusitasi, menunda atau
melepas bantuan hidup dasar (do not resucitate/DNR)
Maksud dan Tujuan HPK 2.4 : Lihat SNARS 1
Rumah sakit diminta membuat pedoman yang berisi:
a) rumah sakit harus mematuhi peraturan perundang-undangan yang terkait
b) rumah sakit harus memastikan sesuai dengan norma agama dan budaya
c) mencakup situasi dimana keputusan tersebut berubah sewaktu pelayanan sedang berjalan
5
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
41
d) memandu PPA melalui isu hukum dan etika dalam melaksanakan menunda atau melepas bantuan hidup
dasar
e) rumah sakit mengembangkan kebijakan dan prosedur melalui suatu proses yang melibatkan banyak profesi
dari berbagai sudut pandang
f) regulasi tentang identifikasi tanggungjawab masing-masing pihak dan pendokumentasiannya dalam rekam
medis pasien
Elemen Penilaian HPK 2.4
Telusur
Skor
1. Ada regulasi rumah sakit pada saat
R
Regulasi tentang pasien yang menolak pelayanan
10
TL
pasien menolak pelayanan
resusitasi, menunda atau melepas bantuan hidup
5
resusitasi, menunda atau melepas
dasar
0
TT
bantuan hidup dasar sesuai
peraturan perundang-undangan,
norma agama dan budaya
masyarakat. (R)
2. Pelaksanaan sesuai dengan
D
Bukti pelaksanaan pasien yang menolak pelayanan
10
TL
regulasi tersebut. (D,W)
resusitasi, menunda atau melepas bantuan hidup
5
TS
dasar
0
TT
W



DPJP/PPA lainnya
Staf klinis
Pasien / keluarga
Standar HPK 2.5
Rumah sakit mendukung hak pasien terhadap asesmen dan manajemen nyeri yang tepat.
Maksud dan Tujuan HPK 2.5 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian HPK 2.5
Telusur
1. Ada regulasi tentang asesmen dan
R
Regulasi tentang asesmen dan manajemen nyeri,
manajemen nyeri. (R)
sesuai dengan PAP 6 EP 1
2. Rumah sakit menghormati dan
mendukung hak pasien dengan
melakukan asesmen dan
manajemen nyeri yang sesuai.
(lihat juga PAP.7.1 EP 1). (D,W)
D
Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan
asesmen dan manajemen nyeri
W
 DPJP/PPJA/PPA lainnya
 Staf klinis keperawatan
 Pasien
Bukti dalam rekam medis tentang laporan rasa nyeri
oleh pasien beserta asesmen dan manajemen nyeri
Skor
10
TL
0
TT
10
5
0
TL
TS
TT
3. Staf rumah sakit memahami
D
10
TL
pengaruh pribadi, budaya, sosial
5
TS
dan spiritual tentang hak pasien
0
TT
untuk melaporkan rasa nyeri, serta W  PPJA
asesmen dan manajemen nyeri
 Staf klinis keperawatan
secara akurat. (D,W)
 Pasien
Standar HPK 2.6
Rumah sakit mendukung hak pasien untuk mendapatkan pelayanan yang penuh hormat dan penuh kasih sayang
pada akhir kehidupannya.
Maksud dan Tujuan HPK 2.6 : lihat SNARS 1
Elemen Penilaian HPK 2.6
Telusur
Skor
1. Ada regulasi tentang pelayanan
R
Regulasi tentang pelayanan pasien pada akhir
10
TL
pasien pada akhir kehidupan (R)
kehidupan sesuai dengan PAP 7 EP 1
0
TT
2. Rumah sakit mengakui dan
mengidentifikasi pasien yang
menghadapi kematian dengan
kebutuhan yang unik. (D,W)
3. Staf rumah sakit menghormati hak
pasien yang sedang menghadapi
kematian, memiliki kebutuhan
yang unik dalam proses asuhan
dan di dokumentasikan. (D,W)
D
Bukti dalam rekam medis tentang identifikasi pasien
yang menghadapi kematian dengan kebutuhan unik
W
 DPJP/PPJA
 Staf klinis keperawatan
 Keluarga
Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan
menghormati hak pasien yang sedang menghadapi
kematian dengan kebutuhan unik
D
W

10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
PPJA
6
42
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
(lihat juga MIRM.13 EP 2)


Staf klinis keperawatan
Keluarga
Standar HPK 3
Rumah sakit memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarganya tentang adanya proses untuk menerima,
menanggapi dan menindaklanjuti bila ada pasien menyampaikan keluhan, konflik dan perbedaan pendapat
tentang pelayanan pasien. Rumah sakit juga menginformasikan tentang hak pasien untuk berpartisipasi dalam
proses ini.
Maksud dan Tujuan HPK 3 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian HPK 3
Telusur
Skor
1. Ada regulasi yang mendukung
R
Regulasi tentang penanganan pengaduan
10
TL
konsistensi pelayanan dalam
pasien/keluarga
menghadapi keluhan, konflik atau
0
TT
beda pendapat. (R)
2. Pasien diberitahu tentang proses
D
Bukti pelaksanaan pemberitahuan proses
10
TL
menyampaikan keluhan, konflik
menyampaikan keluhan (leaflet, kotak pengaduan
5
TS
atau perbedaan pendapat. (D,W)
dll)
0
TT
W
 Staf klinis
 Customer service
 Pasien / keluarga
3. Keluhan, konflik dan perbedaan
D
Bukti pelaksanaan tentang telaah dan tindak lanjut
10
TL
pendapat ditelaah dan
pengaduan
5
TS
ditindaklanjuti oleh rumah sakit
0
TT
serta didokumentasikan. (D,W)
W  Komite medik/komite keperawatan/komite etik
 Customer service
 Staf terkait
4. Pasien dan atau keluarga pasien
D
Bukti tentang keikutsertaan pasien dan atau
10
TL
ikut serta dalam proses
keluarga dalam proses penyelesaian
5
TS
penyelesaian. (D,W)
0
TT
W  Komite medik/komite keperawatan/komite etik
 Customer service
 Staf terkait
Standar HPK 4
Semua pasien diberi tahu tentang hak dan kewajiban dengan metode dan bahasa yang mudah dimengerti.
Maksud dan tujuan HPK 4 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian HPK 4
Telusur
Skor
1. Ada regulasi bahwa setiap pasien
R
Regulasi tentang pemberian informasi mengenai
10
TL
dan keluarga mendapatkan
hak pasien dan keluarga kepada setiap pasien, sesuai
informasi tentang hak dan
HPK 1 EP 1
0
TT
kewajiban pasien. (R)
2. Ada bukti bahwa informasi
D
Bukti materi tentang informasi hak dan kewajiban
10
TL
tentang hak serta kewajiban
pasien
5
TS
pasien diberikan tertulis kepada
0
TT
pasien, terpampang, atau tersedia
O
Lihat ketersediaan materi informasi
sepanjang waktu. (D,O,W)
W  Staf rekam medis
 Customer service
 Pasien / keluarga
3. Rumah sakit menetapkan proses
W  Staf rekam medis
10
TL
pemberian informasi hak dan
5
TS
 Customer service
kewajiban pasien jika komunikasi
0
TT
 Pasien / keluarga
tidak efektif atau tidak tepat. (W,S
S
Peragaan tentang penyampaian pemberian
informasi HPK bila komunikasi tertulis tidak efektif
PERSETUJUAN UMUM (GENERAL CONSENT)
Standar HPK 5
Pada saat pasien diterima waktu mendaftar rawat jalan dan setiap rawat inap, diminta menandatangani
persetujuan umum (general consent), persetujuan umum (general consent) harus menjelaskan cakupan dan
batasannya.
7
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
43
Maksud dan tujuan HPK 5 : lihat SNARS 1
Elemen Penilaian HPK 5
1. Ada regulasi tentang persetujuan
umum dan pendokumentasiannya
dalam rekam medis pasien diluar
tindakan yang membutuhkan
persetujuan khusus (informed
consent) tersendiri. (R)
2. Persetujuan umum (general
consent) diminta saat pertama kali
pasien masuk rawat jalan atau
setiap masuk rawat inap. (D,W)
3. Pasien dan atau keluarga diminta
untuk membaca dan kemudian
menandatangani persetujuan
umum (general consent). (D,W)
R
Telusur
Regulasi tentang general consent
Skor
10
TL
0
TT
D
Bukti pelaksanaan tentang persetujuan umum
W
 Staf rekam medis
 Pasien/keluarga
Bukti materi tentang general consent yang sudah
ditanda tangani
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
D
W
 Staf rekam medis
 Pasien/keluarga
PERSETUJUAN KHUSUS (INFORMED CONSENT)
Standar HPK 5.1
Rumah sakit menetapkan regulasi pelaksanaan persetujuan khusus (informed consent) oleh DPJP dan dapat
dibantu oleh staf yang terlatih dengan bahasa yang dapat dimengerti sesuai peraturan perundang-undangan.
Maksud dan tujuan HPK 5.1 : lihat SNARS 1
Elemen Penilaian HPK 5.1
Telusur
Skor
1. Ada regulasi yang dijabarkan
R
Regulasi tentang persetujuan khusus/persetujuan
10
TL
dengan jelas mengenai
tindakan kedokteran (informed consent)
5
TS
persetujuan khusus (informed
0
TT
consent). (R)
2. DPJP menjelaskan informasi
D
Bukti pemberian informasi tindakan kedokteran
10
TL
tindakan yang akan diambil dan
yang akan dilakukan baik secara lisan maupun
5
TS
bila perlu dapat dibantu staf
tertulis
0
TT
terlatih. (D,W)
W
 DPJP
 Pasien/keluarga
3. Pasien memahami informasi
D
1) Bukti pelaksanaan pemberian informasi
10
TL
tentang tindakan yang
2) Bukti penolakan/persetujuan
5
TS
memerlukan persetujuan khusus
0
TT
(informed consent) melalui cara
W
 DPJP
dan bahasa yang dimengerti oleh
 PPJA/staf klinis
pasien. Pasien dapat
 Pasien/keluarga
memberikan/menolak persetujuan
khusus (informed consent)
tersebut. (D,W)
Standar HPK 5.2
Persetujuan khusus (informed consent) diberikan sebelum operasi, anestesi (termasuk sedasi), pemakaian darah
dan produk darah, tindakan dan prosedur serta pengobatan lain dengan risiko tinggi yang ditetapkan oleh
regulasi rumah sakit
Maksud dan tujuan HPK 5.2 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian HPK 5.2
Telusur
Skor
1. Ada regulasi tentang persetujuan
R
Regulasi tentang memperoleh informed consent
10
TL
khusus (informed consent) yang
5
TS
harus diperoleh sebelum operasi
0
TT
atau prosedur invasif, sebelum
anestesi (termasuk sedasi),
pemakaian darah dan produk
darah, serta pengobatan risiko
tinggi lainnya. (R)
2. Ada bukti pelaksanaan tentang
D
Bukti pelaksanaan tentang informed consent
10
TL
persetujuan khusus (informed
sebelum operasi /prosedur invasif, sebelum anestesi
5
TS
consent) yang harus diperoleh
(termasuk sedasi), pemakaian darah dan produk
0
TT
sebelum operasi atau prosedur
darah, serta pengobatan risiko tinggi
invasif, sebelum anestesi
8
44
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
(termasuk sedasi), pemakaian
darah dan produk darah, serta
pengobatan risiko tinggi lainnya.
(D, W)
3. Rumah sakit menyusun daftar
semua pengobatan / tindakan /
prosedur yang memerlukan
persetujuan khusus (informed
consent). (D,W)
4. Identitas DPJP dan orang yang
membantu memberikan informasi
kepada pasien dan keluarga
dicatat di rekam medik pasien.
(D,W)
W
D
W
D
W
 DPJP
 Dokter Anestesi
 Staf klinis
 Pasien/keluarga
Bukti daftar pengobatan/tindakan/prosedur yang
memerlukan informed consent
 DPJP
 Staf klinis
 Pasien/keluarga
Bukti dalam rekam medis tentang identitas staf
medis dan staf yang membantu memberikan
informasi dalam informed consent



10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
DPJP
Dokter anestesi
Staf klinis
Standar HPK 5.3
Rumah sakit menetapkan proses, dalam konteks peraturan perundang-undangan, siapa pengganti pasien yang
dapat memberikan persetujuan dalam persetujuan khusus (informed consent) bila pasien tidak kompeten.
Maksud dan tujuan HPK 5.3 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian HPK 5.3
Telusur
Skor
1. Ada regulasi sesuai dengan
R
Regulasi tentang penetapan individu yang tanda
10
TL
peraturan perundang-undangan
tangan pada informed consent bila pasien tidak
5
TS
yang menetapkan proses dan
kompeten
0
TT
siapa yang menandatangani
persetujuan khusus (informed
consent) bila pasien tidak
kompeten. (R)
2. Rumah sakit menetapkan dan
D
Bukti pelaksanaan proses persetujuan bila pasien
10
TL
melaksanakan proses, apabila
tidak kompeten tanda tangan pada informed consent
5
TS
orang lain yang memberi
0
TT
persetujuan khusus (informed
W
 DPJP
consent). (D,W)
 Dokter Anestesi
 Staf klinis
 Pasien/keluarga
3. Nama orang yang menggantikan
D
Bukti dalam rekam medis tentang pencatuman nama 10
TL
pemberi persetujuan dalam
orang yang menggantikan pemberian persetujuan
5
TS
persetujuan khusus (informed
bila pasien tidak kompeten
0
TT
consent) sesuai peraturan
perundang-undangan, tercatat di
W
 Staf klinis
rekam medik. (D,W)
 Pasien/keluarga
PENELITIAN, DONASI DAN TRANSPLANTASI ORGAN
Standar HPK 6
Pimpinan rumah sakit bertanggung jawab untuk melindungi manusia/pasien sebagai subjek penelitian.
Maksud dan Tujuan HPK 6 dan HPK 6.1 : Lihat SNARS 1
Telusur
Elemen Penilaian HPK 6
Skor
R
Regulasi tentang tanggung jawab pimpinan RS dalam 10
TL
1. Ada regulasi yang menetapkan
perlindungan terhadap pasien yang digunakan
dimana pimpinan rumah sakit
sebagai subyek penelitian/uji klinis
0
TT
bertanggung jawab atas
perlindungan terhadap pasien
yang menjadi subyek peserta
penelitian, dan mempromosikan
kode etik dan perilaku
professional serta mendorong
kepatuhan terhadap kode etik
profesi dan perilaku professional
termasuk dalam penelitian serta
menyediakan sumber daya yang
9
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
45
layak agar program penelitian
berjalan dengan efektif (R)
D
Bukti pelaksanaan penyampaian informasi tentang
10
TL
2. Pimpinan rumah sakit, secara lisan
regulasi pada HPK 6 EP 1
5
TS
dan tertulis, mengkomunikasikan
0
TT
ke seluruh staf rumah sakit
O
Lihat bukti pelaksanaan penyampaian informasi
mengenai komitmen mereka
untuk melindungi manusia/pasien
W
sebagai subjek peserta penelitian
 Staf peneliti
dan mendukung perilaku yang
 Komite Etik Penelitian
sesuai dengan kode etik
 Staf Diklit
profesi/penelitian. (D,O,W) (lihat
juga TKRS.12)
D
Bukti penetapan Komite Etik Penelitian disertai
10
TL
3. Pimpinan rumah sakit
uraian tugas, tanggung jawab dan wewenangnya.
5
TS
menentukan komite yang
0
TT
bertanggung jawab atas
W
kesinambungan perkembangan
 Staf peneliti
dan kepatuhan terhadap semua
 Komite Etik Penelitian
peraturan perundang-undangan
 Staf Diklit
serta regulasi rumah sakit tentang
penelitian yang menggunakan
manusia sebagai subyek. (D,W)
Standar HPK 6.1
Rumah sakit mematuhi semua peraturan dan persyaratan penelitian/kode etik profesi serta kode etik penelitian
dan menyediakan sumber daya yang layak agar program penelitian dapat berjalan dengan efektif.
Elemen Penilaian HPK 6.1
Telusur
Skor
1. Ada regulasi dimana pimpinan
R
Regulasi tentang mekanisme penelitian yang
10
TL
rumah sakit bersama komite
memastikan ketaatan terhadap peraturan
5
TS
memahami
dan
menyusun
perundang-undangan dan syarat profesi dalam
0
TT
mekanisme untuk memastikan
penelitian
ketaatan
terhadap
semua
peraturan
perundang-undangan
dan persyaratan profesi yang
berkaitan dengan penelitian. (R)
2. Pimpinan rumah sakit dan komite
D
Bukti tentang tersedianya anggaran yang adekuat
10
TL
memiliki
proses
penyusunan
untuk program penelitian
5
TS
anggaran untuk menyediakan
0
TT
sumber daya yang adekuat agar W
 Direktur
program
penelitian
berjalan
 Komite Etik Penelitian
efektif. (D,W)
 Kepala Diklit
3. Pimpinan
rumah
sakit
D
Bukti jaminan asuransi yang adekuat bagi pasien bila
10
TL
menyediakan atau memastikan
terjadi KTD
5
TS
terdapat jaminan asuransi yang
0
TT
adekuat untuk menanggung pasien W
 Direktur
yang berpartisipasi dalam uji klinis
 Komite Etik Penelitian
yang mengalami kejadian yang
 Kepala Diklit
tidak
diharapkan
(adverse
 Staf peneliti
event).(D,W)
 Pasien/keluarga
Standar HPK 6.2
Rumah sakit memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarganya tentang bagaimana cara mendapatkan
akses ke penelitian / uji klinis (clinical trial) yang melibatkan manusia sebagai subjek.
Maksud danTujuan HPK 6.2: lihat SNARS 1
Rumah sakit yang melakukan penelitian / uji klinis (clinical trial) yang melibatkan manusia sebagai subjek
menyediakan keterangan kepada pasien dan keluarga nya tentang bagaimana cara mendapatkan akses aktivitas
tersebut bila relevan dengan kebutuhan pengobatannya. Bila pasien diminta untuk berpartisipasi, mereka
memerlukan penjelasan yang dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan mereka. Informasi tersebut
meliputi:
a) manfaat yang diharapkan.
b) kemungkinan/potensi ketidaknyamanan dan risiko.
c) alternatif yang dapat menolong mereka.
d) prosedur yang harus diikuti.
10
46
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
Pasien diberikan penjelasan bahwa mereka dapat menolak untuk berpartisipasi atau mengundurkan diri sewaktuwaktu dimana penolakan atau pengunduran diri tersebut tidak akan menutup akses mereka terhadap pelayanan
rumah sakit.
Rumah sakit mempunyai kebijakan dan prosedur untuk memberikan informasi tentang hal ini kepada pasien dan
keluarganya.
Elemen Penilaian HPK 6.2
Telusur
Skor
1. Ada regulasi yang mengarahkan
R
Regulasi tentang proses pemberian informasi dan
10
TL
informasi dan proses pengambilan
pengambilan keputusan untuk penelitian klinis
keputusan untuk penelitian / uji
0
TT
klinis (clinical trial), serta pasien
dan keluarganya yang tepat
diidentifikasi dan diberi informasi
tentang bagaimana cara
mendapatkan akses ke penelitian /
uji klinis (clinical trial) yang relevan
dengan kebutuhan pengobatan
mereka (R)
2. Pasien yang diminta untuk
D
Bukti pelaksanaan pemberian informasi tentang
10
TL
berpartisipasi diberikan penjelasan
manfaat yang diharapkan dari penelitian
5
TS
tentang manfaat yang diharapkan.
0
TT
(D,W)
W
 Peneliti
 Pasien/keluarga
3. Pasien yang diminta untuk
D
Bukti pelaksanaan pemberian informasi tentang
10
TL
berpartisipasi diberikan penjelasan
potensi ketidak nyamanan dan risiko
5
TS
tentang potensi ketidak nyamanan
0
TT
dan risiko. (D,W)
W
 Peneliti
 Pasien/keluarga
4. Pasien yang diminta untuk
D
Bukti pelaksanaan pemberian informasi tentang
10
TL
berpartisipasi diberi penjelasan
altenatif yang dapat menolong mereka
5
TS
tentang altenatif yang dapat
0
TT
menolong mereka. (D,W)
W
 Peneliti
 Pasien/keluarga
5. Pasien yang diminta untuk
D
Bukti pelaksanaan pemberian informasi tentang
10
TL
berpartisipasi, kepadanya
prosedur yang harus diikuti
5
TS
diberikan penjelasan tentang
0
TT
prosedur yang harus diikuti. (D,W)
W
 Peneliti
 Pasien/keluarga
6. Pasien diyakinkan bahwa
D
Bukti pelaksanaan pemberian informasi tentang
10
TL
penolakan untuk berpartisipasi
penolakan/pengunduran diri tidak mempengaruhi
5
TS
atau pengunduran diri dari
akses terhadap pelayanan rumah sakit
0
TT
partisipasi tidak mempengaruhi
akses mereka terhadap pelayanan
W
 Peneliti
rumah sakit. (D,W)
 Pasien/keluarga
Standar HPK 6.3
Rumah sakit memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarganya tentang bagaimana pasien yang ikut
berpartisipasi dalam penelitian/ uji klinis (clinical trial) mendapatkan perlindungan.
Maksud dan Tujuan HPK 6.3 : Lihat SNARS 1
Rumah sakit yang melaksanakan penelitian / uji klinis (clinical trial) yang melibatkan manusia sebagai subjek
penelitian, memahami bahwa tanggungjawab utama adalah kesehatan dan keselamatan pasien.
Rumah sakit memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarganya sebelumnya mengenai proses yang baku
untuk :
a) Menelaah protokol penelitian
b) Menimbang risiko dan manfaat yang relatif bagi para peserta
c) Mendapatkan surat persetujuan dari manusia/pasien sebagai subjek penelitian
d) Mengundurkan diri dari keikutsertaan sewaktu-waktu
e) Informasi ini dikomunikasikan kepada manusia/pasien dan keluarga untuk membantu pengambilan
keputusan terkait partisipasi mereka dalam penelitian
Elemen Penilaian HPK 6.3
Telusur
Skor
11
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
47
1. Pasien dan keluarganya diberikan
penjelasan tentang prosedur
rumah Sakit untuk menelaah
protokol penelitian. (D,W)
2. Pasien dan keluarganya diberikan
penjelasan tentang prosedur
rumah sakit untuk menimbang
manfaat dan risiko bagi peserta.
(D,W)
3. Pasien dan keluarganya diberikan
penjelasan tentang prosedur
rumah sakit untuk mendapatkan
persetujuan. (D,W)
4. Pasien dan keluarganya diberikan
penjelasan tentang prosedur
rumah sakit untuk mengundurkan
diri dari keikutsertaan. (D,W)
D
Bukti pelaksanaan pemberian informasi tentang
protokol penelitian
W
 Peneliti
 Pasien/keluarga
Bukti pelaksanaan pemberian informasi tentang
manfaat dan risiko penelitian
D
W
D
W
D
W
 Peneliti
 Pasien/keluarga
Bukti pelaksanaan pemberian informasi tentang
pemberian persetujuan penelitian
 Peneliti
 Pasien/keluarga
Bukti pelaksanaan pemberian informasi tentang
proses pengunduran diri dari keikutsertaan dalam
penelitian


10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
Peneliti
Pasien/keluarga
Standar HPK 6.4
Persetujuan khusus (informed consent) penelitian diperoleh sebelum pasien berpartisipasi dalam penelitian / uji
klinis (clinical trial).
Maksud dan Tujuan HPK 6.4: Lihat SNARS 1
Telusur
Elemen Penilaian HPK 6.4
Skor
1. Ada regulasi tentang persetujuan
R
Regulasi tentang informed consent penelitian
10
TL
yang didokumentasikan dalam
rekam medis pasien disertai tanda
0
TT
tangan persetujuan. (R)
2. Persetujuan khusus (informed
consent) penelitian diperoleh saat
pasien memutuskan ikut serta
dalam penelitian / uji klinis (clinical
trial). (D,W)
3. Keputusan persetujuan khusus
(informed consent) penelitian
didokumentasikan sesuai
peraturan perundang-undangan.
(D,W)
4. Identitas petugas yang
memberikan penjelasan untuk
mendapatkan persetujuan dicatat
dalam rekam medis pasien. (D,W)
D
Bukti (informed consent) penelitian
W


D
Bukti informed consent penelitian
W


D
Bukti dalam rekam medis tentang nama staf yang
memberi penjelasan informed consent penelitian
W


Peneliti
Pasien/keluarga
Peneliti
Pasien/keluarga
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
Peneliti
Pasien/keluarga
Standar HPK 7
Rumah sakit mempunyai sebuah komite etik penelitian untuk melakukan pengawasan atas semua penelitian
dirumah sakit tersebut yang melibatkan manusia/pasien sebagai subjeknya.
Maksud dan Tujuan HPK 7 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian HPK 7
Telusur
Skor
1. Ada komite atau mekanisme lain
R
Regulasi tentang komite untuk mengawasi seluruh
10
TL
yang ditetapkan oleh rumah sakit
kegiatan penelitian di rumah sakit
yang melibatkan perwakilan
0
TT
masyarakat untuk mengawasi
seluruh kegiatan penelitian di
rumah sakit, termasuk suatu
pernyataan yang jelas mengenai
maksud dari pengawasan
kegiatan. (R)
12
48
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
2. Kegiatan pengawasan tersebut
mencakup penelaahan prosedur.
(D,W)
3. Kegiatan pengawasan tersebut
mencakup prosedur untuk
menimbang risiko dan manfaat
yang relatif bagi subyek. (D,W)
D
Bukti pelaksanaan pengawasan penelaahan
prosedur penelitian:
1) Bukti pelaksanaan pengawasan penelitian secara
menyeluruh
2) Bukti pelaksanaan penelaahan prosedur
W
 Komite etik penelitian
 Pengawas Lapangan
Bukti pelaksanaan pengawasan risiko dan manfaat
yang relative bagi subjek pada perencanaan dan
pelaksanaan penelitian
D
W
4. Kegiatan pengawasan tersebut
mencakup prosedur menjaga
kerahasiaan dan keamanan
informasi penelitian. (D,W)
5. Kegiatan meliputi pengawasan
saat pelaksanaan penelitian (D,W)
D
W
D
W
 Komite etik penelitian
 Pengawas Lapangan
Bukti pelaksanaan pengawasan menjaga kerahasiaan
dan keamanan informasi penelitian
 Komite etik penelitian
 Pengawas Lapangan
Bukti pelaksanaan supervisi pelaksanaan penelitian:
1) Bukti form ceklis
2) Bukti pelaksanaan supervisi


10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
Komite etik penelitian
Pengawas Lapangan
DONASI ORGAN
Catatan:
Standar-standar berikut dimaksudkan untuk digunakan dimana transplatasi organ atau jaringan tidak dilakukan
namun saat pasien meminta informasi mengenai donasi organ atau jaringan.
Standar HPK 8
Rumah sakit memberi informasi pada pasien dan keluarga tentang bagaimana memilih untuk mendonorkan
organ dan jaringan lainnya
Maksud dan tujuan HPK 8 dan HPK 8.1: Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian HPK 8
Telusur
Skor
1. Ada regulasi yang mendukung
R
Regulasi tentang donasi dan transplantasi organ atau 10
TL
pasien dan keluarga untuk
jaringan lain sesuai peraturan perundang-undangan,
memberikan donasi organ atau
agama serta nilai budaya setempat yang meliputi:
0
TT
jaringan lain sesuai peraturan
1) proses mendorong keluarga untuk
perundang-undangan. (R)
mendonasikan organ/jaringan lain
2) pengawasan donasi dan transplantasi
organ/jaringan lain
3) proses mendapatkan persetujuan
2. Rumah sakit memberi informasi
D
Bukti pelaksanaan pemberian informasi tentang
10
TL
kepada pasien dan keluarga
proses donasi
5
TS
tentang proses donasi sesuai
0
TT
regulasi. (D,W)
W
 DPJP/staf klinis lainnya
 Pasien/keluarga
3. Rumah sakit memberi informasi
D
Bukti pelaksanaan pemberian informasi tentang
10
TL
kepada pasien dan keluarga
organisasi penyediaan organ
5
TS
tentang organisasi penyediaan
0
TT
organ sesuai regulasi. (D,W)
W
 DPJP/staf klinis
 Komite Etik RS
 Pasien/keluarga DPJP/staf klinis
 Komite Etik RS
 Pasien/keluarga
4. Rumah sakit memastikan
D
Bukti pengawasan pelaksanaan donasi organ tanpa
10
TL
terselenggaranya pengawasan
pemaksaan:
5
TS
yang cukup untuk mencegah
1) Bukti form ceklis
0
TT
pasien merasa dipaksa untuk
2) Bukti pelaksanaan pengawasan
donasi sesuai regulasi. (D,W)
W
13
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
49



DPJP/staf klinis
Komite Etik RS
Pasien/keluarga
Standar HPK 8.1
Rumah sakit menetapkan kebijakan dan prosedur untuk melakukan pengawasan terhadap proses kemungkinan
terjadinya jual beli organ dan jaringan.
Elemen Penilaian HPK 8.1
Telusur
Skor
1. Ada regulasi yang menetapkan
R
Sesuai dengan HPK 8 EP 1
10
TL
proses donasi organ dan jaringan
dan memastikan bahwa proses
0
TT
sesuai dengan peraturan
perundang-undangan, agama dan
nilai nilai budaya setempat (R)
2. Rumah sakit menetapkan proses
D
Bukti tentang penetapan proses untuk mendapatkan 10
TL
untuk mendapatkan persetujuan
persetujuan.
5
TS
sesuai regulasi. (D,W)
0
TT
W
 DPJP/staf klinis
 Pasien/keluarga
3. Staf dilatih tentang isu dan
D
Bukti pelaksanaan pelatihan tentang isu dan masalah 10
TL
masalah terkini terkait donasi
terkini terkait donasi organ dan tersedianya
5
TS
organ dan tersedianya
tranplantasi
0
TT
tranplantasi (D,W)
W
 Kepala Diklat
 Staf klinis
4. Rumah sakit bekerja sama dengan
D
MOU dengan institusi penyedia donasi (misalnya :
10
TL
rumah sakit lain dan perkumpulan
Bank mata)
5
TS
di masyarakat untuk menghargai
0
TT
dan melaksanakan pilihannya
W
 Direktur
melakukan donasi (D,W)
 Kepala bidang/divisi
 Kepala unit pelayanan
Standar HPK 8.2
Rumah sakit menyediakan pengawasan terhadap pengambilan, transplantasi organ dan jaringan.
Maksud dan Tujuan HPK 8.2 : lihat SNARS 1
Elemen Penilaian HPK 8.2
1. Ada regulasi yang menjadi acuan
untuk pengawasan proses dalam
mendapatkan dan mendonasi
organ atau jaringan serta proses
transplantasi. (R)
2. Staf dilatih untuk regulasi
tersebut. (D,W)
3. Staf dilatih mengenai isu dan
persoalan tentang donasi organ
dan ketersediaan transplan. (D,W)
Telusur
Sesuai dengan HPK 8 EP 1
Skor
10
TL
0
TT
D
Bukti pelaksanaan pelatihan staf tentang regulasi
donasi dan transplantasi organ
10
5
0
TL
TS
TT
W
 Kepala Diklat
 Staf terkait
Bukti pelaksanaan pelatihan staf mengenai isu dan
persoalan tentang donasi dan transplantasi
organ/jaringan
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
R
D
W
4. Rumah sakit mendapat
persetujuan dari donor hidup.
(D,W)
D
W
 Kepala Diklat
 Staf terkait
Bukti pelaksanaan mendapat persetujuan dari donor
hidup



DPJP/staf klinis
Komite Etik RS
Pasien/keluarga
14
50
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
ASESMEN PASIEN
(AP)
Standar AP 1
Rumah Sakit menentukan isi, jumlah dan jenis asesmen awal pada disiplin medis dan keperawatan yang
meliputi pemeriksaan fisik, riwayat kesehatan, pengkajian pasien dari aspek biologis, psikologis, sosial,
ekonomi, kultural dan spiritual pasien
Maksud dan Tujuan AP 1, AP 1.1, AP 1.2, dan AP 1.3 : Lihat SNARS 1
Asesmen pasien terdiri atas 3 proses utama dengan metode IAR:
1. Mengumpulkan informasi dari data keadaan fisik, psikologis, sosial, kultur, spiritual dan riwayat kesehatan
pasien (I - informasi dikumpulkan).
2. Analisis informasi dan data, termasuk hasil laboratorium dan radiologi untuk mengidentifikasi kebutuhan
pelayanan kesehatan pasien. (A - analisis data dan informasi)
3. Membuat rencana pelayanan untuk memenuhi semua kebutuhan pasien yang telah diidentifikasi. (Rrencana disusun)
Asesmen pasien terdiri dari 3 proses utama dengan metode IAR:
a. Mengumpulkan data dan informasi (huruf I) tentang hal-hal sesuai d) sampai dengan (n, tersebut
dibawah. Pada SOAP adalah S–Subyektif dan O-Obyektif.
b. Analisis data dan informasi (huruf A), yaitu melakukan analisis terhadap informasi yang menghasilkan
diagnosis, masalah, dan kondisi, untuk mengidentifikasi kebutuhan pasien. Pada SOAP adalah A-Asesmen.
c. Membuat Rencana (huruf R), yaitu menyusun solusi untuk mengatasi / memperbaiki kelainan kesehatan
sesuai butir b. Pelaksanaan R adalah untuk memenuhi kebutuhan pasien yang telah teridentifikasi. Pada
SOAP adalah P–Plan.
Isi minimal asesmen awal antara lain:
d) status fisik
e) psiko-sosio-spiritual
f) ekonomi
g) riwayat kesehatan pasien
h) riwayat alergi
i) asesmen nyeri
j) risiko jatuh
k) asesmen fungsional
l) risiko nutrisional
m) kebutuhan edukasi
n) perencanaan pemulangan pasien (Discharge Planning)
Elemen Penilaian AP 1
Telusur
1. Rumah Sakit menentukan isi,
R
Regulasi tentang isi, jumlah dan jenis asesmen
jumlah dan jenis asesmen awal
awal medis dan keperawatan sesuai d) sampai
pada disiplin medis dan
dengan n) di maksud dan tujuan, sesuai MIRM
keperawatan sesuai d) sampai
13.1, termasuk:
dengan n) di maksud dan tujuan
1) harus selesai dalam waktu 24 jam sesuai AP
(R)
1.1 EP 4
2) pelaksanaan pasien rajal dgn penyakit akut
/non kronis, asesmen awal diperbaharui
setelah 1 (satu) bulan
3) pelaksanaan pasien rajal dengan penyakit
kronis, asesmen awal diperbaharui setelah 3
(tiga) bulan
2. Ada bukti pelaksanaan isi, jumlah
D
Bukti dalam RM tentang pelaksanaan isi, jumlah
dan jenis asesmen awal disiplin
dan jenis asesmen awal disiplin medis dengan
medis. (D,W)
metode IAR
W
3. Ada bukti pelaksanaan isi, jumlah
dan jenis asesmen awal disiplin
keperawatan (D,W)
D
W
 DPJP
 Unit rekam medis
Bukti dalam RM tentang pelaksanaan isi, jumlah
dan jenis asesmen awal disiplin keperawatan,
dengan metode IAR
Skor
10
TL
5
TS
0
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
 DPJP
 Unit rekam medis
1
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
51
4. Ada bukti keterlibatan keluarga
dalam melengkapi asesmen awal.
(D,W) (lihat HPK 2 EP1)
D
Bukti dalam RM keterlibatan keluarga dalam
melengkapi asesmen awal (alloanamnesa),
termasuk memberikan keputusan dalam rencana
asuhan, sesuai ARK 2.1 EP 4 dan MKE 9 EP 5
10
5
0
TL
TS
TT
W Pasien /keluarga
Standar AP 1.1
Asesmen awal masing-masing pasien rawat inap meliputi pemeriksaan fisik, riwayat kesehatan, pengkajian
pasien dari aspek biologis, psikologis, sosial, ekonomi, kultural dan spiritual pasien.
Elemen Penilaian AP 1.1
Telusur
Skor
1. Ada bukti pelaksanaan asesmen
D
Bukti dalam RM tentang pelaksanaan asesmen
10
TL
awal pasien rawat inap (ranap)
awal pasien rawat inap meliputi riwayat
5
TS
meliputi riwayat kesehatan pasien
kesehatan pasien dan pemeriksaan fisik, dengan
0
TT
dan pemeriksaan fisik (D,W)
menggunakan pola IAR
2. Ada bukti pelaksanaan asesmen
awal pasien rawat inap meliputi
faktor bio-psiko-sosio-kulturalspiritual. (D,W)
3. Ada bukti pelaksanaan asesmen
awal pasien rawat
inapmenghasilkan diagnosis awal
dan masalah kesehatan pasien.
(D,W) (lihat juga ARK 3)
4. Ada bukti pelaksanaan asesmen
awal pasien rawat inap harus
selesai dalam waktu 24 jam atau
lebih cepat sesuai dgn kondisi
pasien. (D,W)
W
D
DPJP
Bukti dalam RM tentang pelaksanaan asesmen
awal pasien rawat inap meliputi faktor bio-psikososio-kultural-spiritual, dengan menggunakan
pola IAR
W
D
PPJA
Bukti dalam RM asesmen awal pasien ranap
menghasilkan diagnosis awal dan masalah
kesehatan pasien, dengan menggunakan pola IAR
W
 DPJP
 PPJA
Bukti dalam RM tentang pelaksanaan asesmen
awal rawat inap selesai dalam waktu 24 jam atau
lebih cepat dengan bukti pencatatan tanggal dan
jam
D
W
5. Ada bukti pelaksanaan asesmen
awal pasien ranap menghasilkan
rencana asuhan (D,W)
D
W
 DPJP
 PPJA
 Staf rekam medis
Bukti dalam RM asesmen awal pasien rawat inap
menghasilkan rencana asuhan, dengan
menggunakan pola IAR, terintegrasi sesuai
dengan AP 4 EP 1 dan 2 dan PAP 2.1
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
 DPJP
 PPJA
 MPP
Standar AP 1.2
Asesmen awal masing-masing pasien rawat jalan meliputi pemeriksaan fisik, riwayat kesehatan,
pasien dari aspek biologis, psikologis, sosial, ekonomi, kultural dan spiritual pasien.
Elemen Penilaian AP 1.2
Telusur
1. Rumah Sakit menetapkan
R
Regulasi tentang kerangka waktu penyelesaian
kerangka waktu penyelesaian
asesmen awal pasien rawat jalan
asesmen awal pasien rawat jalan
(rajal). (R)
2. Ada bukti pelaksanaan asesmen
D
Bukti dalam RM tentang pelaksanaan asesmen
awal pasien rawat jalan meliputi
awal pasien rawat jalan meliputi riwayat
riwayat kesehatan pasien dan
kesehatan pasien dan pemeriksaan fisik
pemeriksaan fisik (D,W)
W
 DPJP
 PPJA
3. Ada bukti pelaksanaan asesmen
D
Bukti dalam RM tentang pelaksanaan asesmen
awal pasien rawat jalan meliputi
awal pasien rawat jalan meliputi faktor bio-psikofaktor bio-psiko-sosio-kulturalsosio-kultural-spiritual
pengkajian
Skor
10
TL
0
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
2
52
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
spiritual. (D,W)
4. Ada bukti pelaksanaan asesmen
awal pasien rawat jalan
menghasilkan diagnosis awal dan
masalah kesehatan pasien. (D,W)
(lihat juga ARK 3)
5. Ada bukti pelaksanaan asesmen
awal pasien rawat jalan
menghasilkan rencana asuhan
(D,W)
W
D
PPJA
Bukti dalam RM tentang pelaksanaan asesmen
awal pasien rawat jalan menghasilkan diagnosis
awal dan masalah kesehatan pasien
10
5
0
TL
TS
TT
W
 DPJP
 PPJA
Bukti dalam RM tentang pelaksanaan asesmen
awal pasien rawat jalan menghasilkan rencana
asuhan
10
5
0
TL
TS
TT
 DPJP
 PPJA
Bukti dalam RM tentang pelaksanaan pasien
rawat jalandengan penyakit akut /non kronis,
asesmen awal diperbaharui setelah 1 (satu) bulan
10
5
0
TL
TS
TT
 DPJP
 PPJA
Bukti dalam RM tentang pelaksanaan pasien
rawat jalan dengan penyakit kronis, asesmen
awal diperbaharui setelah 3 (tiga) bulan
10
5
0
TL
TS
TT
D
W
6. Ada bukti pelaksanaan pasien
rawat jalan dengan penyakit
akut/non kronis, asesmen awal
diperbaharui setelah 1 (satu)
bulan. (D,W)
7. Ada bukti pelaksanaan pasien
rawat jalan dengan penyakit
kronis, asesmen awal diperbaharui
setelah 3 (tiga) bulan. (D,W)
D
W
D
W
 DPJP
 PPJA
Standar AP 1.3
Asesmen awal masing-masing pasien gawat darurat meliputi pemeriksaan fisik, riwayat kesehatan, pengkajian
pasien dari aspek biologis, psikologis, sosial, ekonomi, kultural dan spiritual pasien.
Elemen Penilaian AP 1.3
Telusur
Skor
1. Rumah Sakit menetapkan
R
Regulasi tentang kerangka waktu penyelesaian
10
TL
kerangka waktu penyelesaian
asesmen awal pasien gawat darurat
asesmen awal pasien gawat
0
TT
darurat. (R)
2. Ada bukti pelaksanaan asesmen
D
Bukti dalam RM tentang pelaksanaan asesmen
10
TL
awal pasien gawat daruratmeliputi
awal pasien gawat darurat yang mencakup
5
TS
riwayat kesehatan pasien dan
riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik.
0
TT
pemeriksaan fisik. (D,W)
W
 DPJP
 PPJA
3. Ada bukti pelaksanaan asesmen
D
Bukti dalam RM tentang pelaksanaan asesmen
10
TL
awal pasien gawat darurat
awal pasien gawat darurat meliputi faktor bio5
TS
meliputi faktor bio-psiko-sosiopsiko-sosio-kultural-spiritual berfokus pada
0
TT
kultural-spiritual berfokus pada
kondisi pasien.
kondisi pasien. (D,W)
W
 DPJP
 PPJA
4. Ada bukti pelaksanaan asesmen
D
Bukti dalam RM tentang pelaksanaan asesmen
10
TL
awal pasien gawat darurat
awal pasien gawat darurat menghasilkan
5
TS
menghasilkan diagnosis awal dan
diagnosis awal dan masalah kesehatan pasien
0
TT
masalah kesehatan pasien. (D,W)
(lihat juga ARK 3 )
W
 DPJP
 PPJA
5. Ada bukti pelaksanaan asesmen
D
Bukti dalam RM tentang pelaksanaan asesmen
10
TL
awal pasien gawat darurat
awal pasien gawat darurat menghasilkan rencana
5
TS
menghasilkan rencana asuhan
asuhan dengan metode IAR
0
TT
(D,W)
W
 DPJP
 PPJA
Standar AP 1.4
Asesmen awal pasien mencakup juga skrining status nutrisi, kebutuhan fungsional, dan kebutuhan khusus
3
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
53
lainnya, kemudian dirujuk untuk asesmen dan tindakan lebih lanjut jika perlu.
Maksud dan Tujuan AP 1.4 dan AP 1.4.1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian AP 1.3
Telusur
1. Rumah Sakit menetapkan kriteria
R
Regulasi tentang kriteria risiko nutrisional
risiko nutrisional yang
dikembangkan bersama staf yang
kompeten dan berwenang. (R)
2. Pasien diskrining untuk risiko
nutrisional sebagai bagian dari
asesmen awal . (D,W) (lihat SKP 1
EP 4)
3. Pasien dengan risiko nutrisional
dilanjutkan dengan asesmen gizi.
(D,W)
D
Bukti dalam RM tentang pelaksanaan skrining
risiko nutrisional
W
 PPJA
 Pasien/keluarga
Bukti dalam RM tentang pelaksanaan pasien
dengan risiko nutrisional dilanjutkan dengan
asesmen gizi
D
W
Skor
10
TL
0
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
 PPJA
 Dietisien
 Pasien/keluarga
Standar AP 1.4.1
Asesmen awal pasien mencakup juga kebutuhan fungsional, termasuk risiko jatuh, kemudian dirujuk untuk
asesmen dan tindakan lebih lanjut jika perlu.
Elemen Penilaian AP 1.4.1
Telusur
Skor
1. RS menetapkan kriteria asesmen
R
Regulasi tentang kriteria asesmen kebutuhan
10
TL
kebutuhan fungsional dan risiko
fungsional dan risiko jatuh
jatuh, yang dikembangkan
0
TT
bersama staf yang kompeten dan
berwenang. (R)
2. Pasien diskrining untuk kebutuhan
fungsional termasuk risiko jatuh.
(lihat SKP 6) (D,W)
3. Pasien dengan kebutuhan
fungsional lanjutan termasuk risiko
jatuh, memperoleh asuhan yang
sesuai ketentuan RS. (D,W)
D
Bukti dalam RM tentang skrining kebutuhan
fungsional dan risiko jatuh
W
 PPJA
 Pasien/Keluarga
Bukti dalam RM hasil skrining kebutuhan
fungsional dan risiko jatuh memperoleh asuhan
yang sesuai ketentuan RS
D
W
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
 PPJA
 Pasien/Keluarga
Standar AP 1.5
Semua pasien rawat inap dan rawat jalan diskrining terhadap nyeri dan jika ada nyeri dilakukan asesmen.
Maksud dan Tujuan AP 1.5 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian AP 1.5
1. RS menetapkan regulasi pasien
R
diskrining untuk rasa nyeri (lihat
juga PAP.6, EP 1). (R)
2. Apabila diidentifikasi ada rasa
D
nyeri pada asesmen awal, lakukan
asesmen lebih mendalam, sesuai
dengan umur pasien, dan
W
pengukuran intensitas dan kualitas
nyeri seperti karakter,
kekerapan/frekuensi, lokasi dan
lamanya. (D,W) (lihat juga PAP 6
EP 1)
Telusur
Regulasi tentang skrining nyeri, termasuk
asesmen nyeri sesuai dengan AP 1.5 EP 2
1) Bukti dalam RM tentang skrining
2) Bukti dalam RM tentang asesmen nyeri
Skor
10
TL
0
TT
10
TL
5
TS
0
TT
 PPJA
 Pasien/Keluarga
4
54
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
3. Asesmen dicatat sedemikian
D
Bukti dalam RM tentang asesmen ulang rasa
10
TL
sehingga memfasilitasi asesmen
nyeri dan tindak lanjutnya
5
TS
ulangan yang teratur dan tindak
0
TT
lanjut sesuai kriteria yang
W
 PPJA
dikembangkan oleh RS dan
 Pasien/Keluarga
kebutuhan pasien. (D,W)
Standar AP 1.6
RS menetapkan regulasi tentang asesmen tambahan untuk populasi pasien tertentu.
Maksud dan Tujuan AP 1.6 : Lihat SNARS 1
Asesmen tambahan antara lain untuk:
• Neonatus
• Anak
• Remaja
• Obstetri/maternitas
• Geriatri
• Pasien dengan kebutuhan untuk P3(Perencanaan Pemulangan Pasien)
• Sakit terminal/menghadapi kematian
• Pasien dengan rasa sakit kronik atau nyeri (intense)
• Pasien dengan gangguan emosional atau pasien psikiatris
• Pasien kecanduan obat terlarang atau alkohol
• Korban kekerasan atau kesewenangan
• Pasien dengan penyakit menular atau infeksius
• Pasien yang menerima kemoterapi atau terapi radiasi
• Pasien dengan sistem imunologi terganggu
Tambahan asesmen terhadap pasien ini memperhatikan kebutuhan dan kondisi mereka dalam kerangka
kultural pasien. Proses asesmen disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan dan standar profesional.
Elemen Penilaian AP 1.6
Telusur
Skor
1. RS menetapkan regulasi tentang
R
Regulasi tentang asesmen tambahan sesuai
10
TL
asesmen tambahan untuk populasi
populasi
pasien tertentu (R)
0
TT
2. Terhadap populasi pasien tsb
D
Bukti dalam RM tentang asesmen tambahan
10
TL
dilaksanakan asesmen tambahan
untuk populasi tertentu
5
TS
sesuai regulasi RS. (D,W)
0
TT
W
 DPJP
 PPJA
 Staf rekam medis
Standar AP 2
RS menetapkan regulasi untuk melakukan asesmen ulang bagi semua pasien dengan interval waktu
berdasarkan kondisi, tindakan, untuk melihat respons pasien, dan kemudian dibuat rencana kelanjutan
asuhan dan atau rencana pulang.
Maksud dan Tujuan AP 2 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian AP 2
Telusur
Skor
1. Ada regulasi tentang asesmen
R
Regulasi tentang asesmen ulang oleh DPJP, PPJA
10
TL
ulang oleh DPJP, perawat dan PPA
dan profesional pemberi asuhan ( PPA ) lainnya
lainnya utk evaluasi respons pasien
untuk evaluasi respons pasien ai asuhan yang
0
TT
terhadap asuhan yang diberikan
diberikan sebagai tindak lanjut.
sebagai tindak lanjut. (lihat juga,
ARK 3, PAP.5; PAB.6.1; MPO.7) (R)
2. Ada bukti pelaksanaan asesmen
D
Bukti dalam RM tentang pelaksanaan asesmen
10
TL
ulang medis dilaksanakan minimal
ulang medis dilaksanakan minimal satu kali
satu kali sehari, termasuk akhir
sehari, termasuk akhir minggu/libur untuk pasien
0
TT
minggu / libur untuk pasien akut
akut
(D,W)
W
 DPJP
 Pasien/keluarga
3. Ada bukti pelaksanaan asesmen
D
Bukti dalam RM tentang pelaksanaan asesmen
10
TL
ulang oleh perawat minimal satu
ulang oleh perawat minimal satu kali per sif atau
5
TS
kali per shift atau sesuai dengan
sesuai dengan perubahan kondisi pasien
0
TT
perubahan kondisi pasien. (D,W)
W
 PPJA
 Pasien/keluarga
5
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
55
4. Ada bukti asesmen ulang oleh PPA
lainnya dilaksanakan dengan
interval sesuai regulasi RS. (D,W)
D
Bukti dalam RM tentang asesmen ulang yang
dilakukan oleh PPA lainnya
W
 PPA lainnya
 Pasien/keluarga
10
5
0
TL
TS
TT
Standar AP 2.1
RS menetapkan regulasi hasil asesmen ulang dicatat di rekam medis dan didokumentasikan dengan baik dan
dapat dengan cepat dan mudah ditemukan kembali dalam rekam medis.
Maksud dan Tujuan AP 2.1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian AP 2.1
Telusur
Skor
1. RS menetapkan pengaturan urutan R
Regulasi tentang pengaturan urutan
10
TL
penyimpanan lembar-lembar RM
penyimpanan lembar RM sesuai MIRM 13 EP 5
agar mudah dicari kembali diakses
0
TT
dan terstandar, PPA dapat
menemukan dan mencari kembali
hasil asesmen di rekam medis. (R)
2. Asesmen ulang dicatat di dokumen
D
Bukti dalam RM tentang asesmen ulang di
10
TL
Catatan Perkembangan Pasien
dokumentasikan di CPPT
5
TS
Terintegrasi (CPPT). (D)
0
TT
Standar AP 3
RS menetapkan regulasi tentang PPA yang kompeten dan diberi kewenangan melakukan asesmen awal dan
asesmen ulang.
Maksud dan Tujuan AP 3 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian AP 3
Telusur
Skor
1. Ada regulasi yang menetapkan
R
Regulasi tentang PPA yang kompeten dan
10
TL
PPA yang kompeten dan
berwenang melakukan asesmen awal, asesmen
berwenang melakukan asesmen
ulang dan asesmen gawat darurat sesuai EP 3
0
TT
awal, asesmen ulang dan asesmen
dalam bentuk SPK dan RKK
gawat darurat. (R)
2. PPA yang kompeten dan
berwenang melakukan asesmen
(D,W)
3. Asesmen gawat darurat
dilaksanakan oleh PPA yang
kompeten dan berwenang. (D,W)
D
Bukti dalam RM tentang asesmen dilakukan oleh
PPA yang kompeten dan berwenang
W
 PPA
 Pasien/keluarga
Bukti dalam RM tentang asesmen gawat darurat
dilaksanakan oleh PPA yang kompetendan
berwenang
D
W
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
 PPA
 Pasien/keluarga
Standar AP 4
Profesional Pemberi Asuhan (PPA) bekerja secara tim memberikan asuhan pasien terintegrasi, masing-masing
melakukan asesmen berbasis pengumpulan Informasi, melakukan analisis untuk membuat rencana asuhan
(IAR), dengan DPJP sebagai ketua tim asuhan yang mengintegrasikan asuhan, termasuk menentukan
prioritas kebutuhan mendesak bagi pasien rawat inap.
Maksud dan Tujuan AP 4 : Lihat SNARS 1
Hasil asesmen pasien diintegrasikan sesuai konsep pelayanan berfokus pd pasien (PCC). Hasil asesmen yang
terintegrasi menjadi dasar Asuhan Pasien Terintegrasi, baik yang bersifat integrasi horisontal maupun vertikal,
dengan elemen:
a) DPJP sebagai ketua tim asuhan pasien (Clinical Leader)
b) PPA bekerja d tim interdisiplin dgn kolaborasi interprofesional, berdasarkan Standar Pelayanan Profesi
masing-masing
c) Manajer Pelayanan Pasien/ Case Manager menjaga kesinambungan pelayanan
d) Proses asuhan melibatkan dan memberdayakan pasien dan keluarga. (lihat AP 4, PAP 2, PAP 5)
e) Perencanaan Pemulangan Pasien / Discharge Planning terintegrasi
f) Asuhan Gizi Terintegrasi (lihat PAP 5)
Elemen Penilaian AP 4
Telusur
Skor
6
56
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
1. Ada bukti hasil asesmen awal dan
asesmen ulang oleh masingmasing PPA diintegrasikan. (D,W)
2. Ada bukti hasil asesmen dianalisis
untuk membuat rencana asuhan.
(D,W)
D
Bukti dalam RM tentang hasil asesmen awal dan
asesmen ulang oleh PPA diintegrasikan
W
 PPA
 MPP
Bukti dalam RM tentang hasil asesmen dianalisis
untuk menyusun rencana asuhan
D
W
3. Berdasarkan hasil asesmen dan
rencana asuhan PPA lainnya, DPJP
mengintegrasikan rencana asuhan
dan tindak lanjutnya. (lihat PAP
2.1, PAP 5) (D,W)
D
 PPA
 MPP
Bukti dalam RM tentanghasil asesmen dan
rencana asuhan PPA lainnya diintegrasikan oleh
DPJP
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
W
 DPJP
 PPA lainnya
 MPP
PELAYANAN LABORATORIUM
Standar AP 5
Pelayanan laboratorium tersedia untuk memenuhi kebutuhan pasien, dan semua pelayanan sesuai peraturan
perundang-undangan.
Maksud dan Tujuan AP 5 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian AP 5
Telusur
Skor
1. Ada regulasi tentang
R
1) Pedoman pengorganisasian unit laboratorium
10
TL
pengorganisasian dan pengaturan
sesuai dengan TKRS 9 EP 1
5
TS
pelayanan laboratorium secara
2) Pedoman pelayanan unit laboratorium secara
0
TT
terintegrasi. (R)
terintegrasi, termasuk EP 4 dan EP 5, sesuai
dengan TKRS 10 EP 1
2. Ada pelaksanaan pelayanan
laboratorium tersedia 24 jam.
(O,W)
3. Ada daftar spesialis dalam bidang
diagnostik khusus yang dapat
dihubungi jika dibutuhkan (W)
O
Lihat daftar jaga, form permintaan dan hasil
pemeriksaan
W
 Staf klinis
 Staf laboratorium
Staf laboratorium tentang daftar spesialis dalam
bidang diagnostik khusus
W
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
4. Ada bukti pemilihan laboratorium
D
1) Bukti pemilihan laboratorium di luar RS (pihak 10
TL
di luar RS (pihak ketiga) untuk
ketiga) untuk kerjasama,
5
TS
kerjasama berdasarkan pada
berdasarkansertifikat mutu
0
TT
sertifikat mutu dan diikuti
2) Perjanjian kerjasama sesuai dengan TKRS 6
perjanjian kerjasama sesuai
peraturan perundang-undangan.
W
 Direktur
(D,W)
 Kepala laboratorium
5. Ada bukti pelaksanaan rujukan
D
Bukti form rujukan melalui laboratorium RS
10
TL
laboratorium keluar RS (pihak
5
TS
ketiga) harus melalui laboratorium
W
0
TT
 Staf laboratorium
RS. (D,W)
 Staf klinis
Standar AP 5.1
RS menetapkan regulasi bahwa seorang (atau lebih) yang kompeten dan berwenang, bertanggung jawab
mengelola pelayanan laboratorium
Maksud dan Tujuan AP 5.1 : Lihat SNARS 1
Pelayanan laboratorium berada dibawah pimpinan seorang atau lebih yang kompeten dan memenuhi
persyaratan peraturan perundang-undangan. Orang ini bertanggung jawab mengelola fasilitas dan pelayanan
laboratorium, termasuk pemeriksaan yang dilakukan di tempat tidur pasien (POCT - point-of-care testing),
juga tanggung jawabnya dalam melaksanakan regulasi RS secara konsisten, seperti pelatihan, manajemen
logistik dsb.
Sedangkan supervisi sehari-hari tetap dijalankan oleh pimpinan unit. Spesialisasi atau sub spesialisasi
pelayanan laboratorium harus berada dibawah pengarahan seorang profesional sesuai bidangnya.
Tanggung jawab penanggung jawab / koordinator pelayanan laboratorium antara lain,
a) Menyusun dan evaluasi regulasi
7
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
57
b) Terlaksananya pelayanan laboratorium sesuai regulasi
c) Pengawasan pelaksanaan administrasi.
d) Melaksanakan program kendali mutu. (PMI dan PME)
e) Monitor dan evaluasi semua jenis pelayanan laboratorium.
Elemen Penilaian AP 5.1
Telusur
1. RS menetapkan seorang (atau
R
Regulasi tentang penetapan seorang (atau lebih)
lebih) tenaga profesionaluntuk
tenaga profesional yang kompeten dan
memimpin pelayanan
berwenang untuk memimpin pelayanan
laboratorium terintegrasi disertai
laboratorium terintegrasi disertai uraian tugas,
uraian tugas, tanggung jawab dan
tanggung jawab dan wewenang
wewenang sesuai butir a) s/d e)
dalam Maksud dan Tujuan. (R)
2. Ada bukti pelaksanaan
D
Bukti tentang pelaksanaan penyusunan dan
penyusunan dan evaluasi regulasi.
evaluasi regulasi
(D,W)
W
 Kepala laboratorium
 Staf laboratorium
3. Ada bukti pelaksanaan pelayanan
D
Bukti tentang pelaksanaan pelayanan
laboratorium sesuai regulasi. (D,W)
laboratorium sesuai regulasi
W
4. Ada bukti pengawasan
pelaksanaan administrasi. (D,W)
D
W
5. Ada bukti pelaksanaan program
kendali mutu. (D,W)
D
W
6. Ada bukti pelaksanaan monitoring
dan evaluasi semua jenis
pelayanan laboratorium. (D,W)
D
W
 Kepala laboratorium
 Staf laboratorium
Bukti tentang pengawasan pelaksanaan
administrasi
 Kepala laboratorium
 Staf laboratorium
Bukti tentang pelaksanaan program kendali mutu
sesuai dengan TKRS 11 dan PMKP 6
 Kepala laboratorium
 Staf laboratorium
Bukti pelaksanaan monitoring dan evaluasi
pelayanan laboratorium
Skor
10
TL
0
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
 Kepala laboratorium
 Staf laboratorium
Standar AP 5.2
Semua staf laboratorium mempunyai pendidikan, pelatihan, kualifikasi dan pengalaman yang dipersyaratkan
untuk mengerjakan pemeriksaan.
Maksud dan Tujuan AP 5.2 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian AP 5.2
Telusur
Skor
1. RS melakukan analisis pola
D
Bukti tentang analisis pola ketenagaan sesuai
10
TL
ketenagaan staf laboratorium yang
dengan KKS 2 dan KKS 2.1
5
TS
adekuat untuk memenuhi
0
TT
kebutuhan pasien. (D,W)
W
 Kepala SDM
 Kepala unit laboratorium
2. Staf laboratorium yang membuat
D
Bukti kredensial dari staf medis laboratorium
10
TL
interpretasi, memenuhi
yang membuat interpretasi sesuai dengan KKS 10
5
TS
persyaratan kredensial (lihat juga
0
TT
KKS 4, EP 1). (D,W)
W
 Komite medis
 Sub komite kredensial
 Staf medis terkait
3. Staf laboratorium dan staf lain
D
Bukti kredensial dari staf pelaksanaan tes
10
TL
yang melaksanakan tes termasuk
termasuk staf klinis untuk melakukan Point of
5
TS
yang mengerjakan tes di ruang
Care Testing (POCT)
0
TT
rawat (TRR / Point of Care Testing)
pasien, memenuhi persyaratan
W
 Staf laboratorium
kredensial (lihat juga KKS 4 EP 1).
 Staf klinis
(D,W)
8
58
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
4. Ada pelaksanaan supervisi
pelayanan laboratorium di RS.
(D,W)
D
Bukti supervisi pelayanan laboratorium:
1) bukti form ceklis
2) bukti pelaksanaan supervisi
W
Kepala laboratorium
10
5
0
TL
TS
TT
Standar AP 5.3
RS menyusun program manajemen risiko di laboratorium, dilaksanakan, dilakukan evaluasi, di
dokumentasikan dan program sejalan dengan program manajemen risiko fasilitas dan program pencegahan
dan pengendalian infeksi.
Maksud dan Tujuan AP 5.3 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian AP 5.3
Telusur
Skor
1. Ada program manajemen risiko
R
Program tentang manajemen risiko di
10
TL
menangani potensi risiko di
laboratorium sesuai dengan MFK 2, MFK 4, MFK 5
laboratorium, sesuai regulasi RS
dan PKPO 3.1
0
TT
(R)
2. Ada bukti pelaksanaan program
manajemen risiko sebagai bagian
dari manajemen risiko RS dan
program pencegahan dan
pengendalian infeksi (D,W)
3. Ada bukti laporan kepada
pimpinan RS paling sedikit satu
tahun sekali dan bila ada kejadian.
(D,W)
D
Bukti pelaksanaan program manajemen risiko
merupakan bagian dari manajemen risiko RS dan
program PPI
W
 Penanggung jawab manajemen risiko
 PPI
Bukti laporan dan bila ada kejadian
D
W
 Komite/tim PMKP
 Kepala laboratorium
 Staf laboratorium
Bukti pelaksanaan:
1) Orientasi
2) Pelatihan berkelanjutan (ongoing)
bagi staf laboratorium sesuai dengan KKS 7 dan
KKS 8
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
4. Ada pelaksanaan orientasi dan
D
10
TL
pelatihan berkelanjutan (ongoing)
5
TS
bagi staf laboratorium tentang
0
TT
prosedur keselamatan dan
keamanan untuk mengurangi
risiko serta pelatihan tentang
prosedur baru yang menggunakan
W
Staf laboratorium
bahan berbahaya. (lihat MFK.11;
TKRS.9; KKS.8) (D,W)
Standar AP 5.3.1
RS menetapkan regulasi bahwa unit laboratorium melaksanakan proses untuk mengurangi risiko infeksi akibat
paparan bahan-bahan dan limbah biologis berbahaya.
Maksud dan Tujuan AP 5.3.1 : Lihat SNARS 1
Dibawah ini diberikan daftar hal-hal yang harus ditangani dan persyaratan yang harus dilakukan,
a) pengendalian paparan aerosol
b) jas laboratorium, jubah atau baju dinas harus dipakai untuk perlindungan dan mencegah kontaminasi,
termasuk fasilitas “eye washer“ dan dekontaminasi.
c) almari bio-safety dipakai, jika perlu / sesuai kebutuhan
d) terdapat regulasi tentang pembuangan bahan infeksius, luka tusuk, terpapar dgn bahan infeksius. Dalam
ketentuan juga diatur, prosedur dekontaminasi, siapa yang harus dihubungi untuk mendapat tindakan
darurat, penempatan dan penggunaan peralatan keamanan. Untuk pengelolaan bahan berbahaya
disertakan MSDS (Material Safety Data Sheet) / LDP (Lembar Data Pengaman)
e) terdapat prosedur pengumpulan, transpor, penanganan spesimen secara aman. Juga diatur larangan
untuk makan, minum, pemakaian kosmetik, lensa kontak, pipet dimulut di tempat staf bekerja
melakukan kegiatannya
f) staf diberi pelatihan tentang tindakan, cara penularan dan pencegahan penyakit yang ditularkan melalui
darah dan komponen darah
g) terdapat prosedur untuk mencegah terpapar penyakit infeksi seperti tuberculosis, MERS dll.
Bila teridentifikasi masalah praktek laboratorium atau terjadi kecelakaan, maka ada tindakan korektif, dicatat
(dokumentasi), dilakukan evaluasi dan dilaporkan kpd Penangg-jawab / koordinator K3 RS.
Elemen Penilaian AP 5.3.1
Telusur
Skor
9
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
59
1. Ada bukti unit laboratorium
melaksanakan manajemen risiko
fasilitas dan risiko infeksi sesuai
regulasi di RS (D,W)
2. Ada bukti pelaporan dan
penanganan staf yang terpapar di
unit laboratorium dicatat sesuai
denganregulasi PPI RS dan
peraturan perundang-undangan
(D,W)
3. Ada bukti unit laboratorium
menjalankan ketentuan sesuai
dengan butir a) s/d g) dalam
maksud dan tujuan (D,W)
D
Bukti pelaksanaan:
1) manajemen risiko fasilitas sesuai dengan MFK
5 EP 3
2) risiko infeksi sesuai dengan PPI 7.1
W
D
W
D
W
4. Ada bukti dilakukan tindakan
koreksi, dicatat, dievaluasi dan
dilaporkan kepadapenanggung
jawab/koordinator K3 RS jika
muncul masalah dan terjadi
kecelakaan (D,W)
D
W
10
5
0
TL
TS
TT
 Kepala laboratorium
 Staf laboratorium
 Penanggung jawab manajemen risiko
Bukti tentang pelaporan dan penanganan staf
yang terpapar di unit laboratorium sesuai dengan
PPI 5
10
5
0
TL
TS
TT
 Kepala laboratorium
 Staf laboratorium
Bukti unit laboratorium menjalankan ketentuan
sesuai dengan butir a) s/d g) dalam maksud dan
tujuan sesuai dengan MFK 5 EP 3
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
 Kepala laboratorium
 Staf laboratorium
Bukti pelaksanaan:
1) dilakukan tindakan koreksi, dicatat dan
dievaluasi
2) bukti laporan tentang masalah dan terjadi
kecelakaan
 K3RS
 Kepala laboratorium
 Staf laboratorium
Standar AP 5.3.2
Ada prosedur melaporkan hasil laboratorium yang kritis
Maksud dan Tujuan AP 5.3.2 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian AP 5.3.2
Telusur
1. Ada regulasi yang disusun secara
R
Regulasi tentang penetapan hasil laboratorium
kolaboratif tentang hasil
yang kritis termasuk pelaporan dan tindak
laboratorium yang kritis,
lanjutnya, yang disusun secara kolaboratif
pelaporan oleh siapa dan kepada
siapa, dan tindak lanjutnya. (R)
2. Hasil laboratorium yang kritis
dicatat didalam rekam medis
pasien (lihat juga SKP 2 .1 EP 2 )
(D,W)
3. Ada bukti tindak lanjut dari
pelaporan hasil laboratorium yang
kritis secara kolaboratif. (D,W)
D
Bukti dalam RM tentanghasil laboratorium yang
kritis
W
 DPJP
 PPJA
 Staf klinis
Bukti tentang penyusunan regulasi dan tindak
lanjut dari pelaporan hasil laboratorium yang
kritis secara kolaboratif.
D
W
4. Ada bukti pelaksanaan evaluasi
dan tindak lanjut terhadap seluruh
proses, agar memenuhi ketentuan
serta dimodifikasi sesuai
kebutuhan. (D,W)
D
W
 DPJP
 PPJA
 Staf laboratorium
Bukti pelaksanaan evaluasi dan tindak lanjut
terhadap seluruh proses




Skor
10
TL
0
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
DPJP
PPJA
Staf klinis
Staf laboratorium
Standar AP 5.4
Rumah sakit menetapkan kerangka waktu penyelesaian pemeriksaan laboratorium.
Maksud dan Tujuan AP 5.4 : Lihat SNARS 1
10
60
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
Elemen Penilaian AP 5.4
1. RS menetapkan kerangka waktu
penyelesaian pemeriksaan
laboratorium. (R)
2. Ada bukti pencatatan dan evaluasi
waktu penyelesaian pemeriksaan
laboratorium. (D,W)
3. Ada bukti pencatatan dan evaluasi
waktu penyelesaian pemeriksaan
cito. (D,W)
Telusur
Regulasi tentang kerangka waktu penyelesaian
pemeriksaan laboratorium, termasuk waktu
penyelesaian pemeriksaan cito sesuai dengan EP
3 dan pelaksanaan evaluasinya sesuai dengan EP
2
Skor
10
TL
0
TT
D
Bukti pencatatan dan evaluasi waktu
penyelesaian pemeriksaan laboratorium sesuai
dengan TKRS 11 EP 2 dan PMKP 6 EP 2
10
5
0
TL
TS
TT
W
 Staf laboratorium
 Penanggung jawab data
Bukti pencatatan dan evaluasi waktu
penyelesaian pemeriksaan cito sesuai dengan
TKRS 11 EP 2 dan PMKP 6 EP 2
10
5
0
TL
TS
TT
R
D
W
 Staf laboratorium
 Penanggung jawab data
Standar AP 5.5
RS menetapkan regulasi yang mengatur tentang uji fungsi, inspeksi, pemeliharaan, kalibrasi secara tetap
(regular) terhadap semua peralatan yang digunakan untuk pemeriksaan di laboratorium dan hasil
pemeriksaan didokumentasikan.
Maksud dan Tujuan AP 5.5 : Lihat SNARS 1
Staf laboratorium harus memastikan semua peralatan laboratorium berfungsi dgn baik dan aman bagi
penggunanya. Lab menetapkan dan melaksanakan program pengelolaan peralatan laboratorium termasuk
peralatan yang merupakan kerjasama dgn pihak ketiga yang meliputi,
a) Uji fungsi
b) Inspeksi berkala
c) Pemeliharaan berkala
d) Kaliberasi berkala
e) Identifikasi dan inventarisasi peralatan laboratorium
f) Monitoring dan tindakan terhadap kegagalan fungsi alat
g) Proses penarikan (recall)
h) Pendokumentasian
Elemen Penilaian AP 5.5
Telusur
Skor
1. Ada regulasi dan program untuk
R
Program tentang pengelolaan peralatan
10
TL
pengelolaan peralatan
laboratorium( lihat MFK 8 ), termasuk alat yang
laboratorium yang meliputi butir a)
tersedia melalui kontrak
0
TT
s/d h) dalam Maksud dan Tujuan.
(R)
2. Ada bukti staf yang terlatih
D
Bukti pelaksanaan uji fungsi oleh staf yang
10
TL
melaksanakan uji fungsi dan
terlatih, dengan bukti sertifikat pelatihan di
5
TS
didokumentasikan. (D,W)
dalam file kepegawaian
0
TT
3. Ada bukti staf yang terlatih
melaksanakan inspeksi berkala dan
didokumentasikan. (D,W)
4. Ada bukti staf yang terlatih
melaksanakan pemeliharaan
berkala dan didokumentasikan.
(D,W)
W
Operator alat
D
Bukti inspeksi:
1) Bukti form ceklis
2) Bukti pelaksanaan inspeksi
oleh staf yang terlatih, dengan bukti sertifikat
pelatihan di dalam file kepegawaian
W
 Operator alat
 Staf terkait
 IPSRS
Bukti pelaksanaan pemeliharaan berkala oleh
staf yang terlatih, dengan bukti sertifikat
pelatihan di dalam file kepegawaian
D
W
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
 Operator alat
 Staf terkait
 IPSRS
11
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
61
5. Ada bukti staf yang terlatih
melaksanakan kalibrasi berkala
dan didokumentasikan. (D,W)
D
Bukti pelaksanaan kalibrasi berkala oleh staf
yang terlatih, dengan bukti sertifikat pelatihan di
dalam file kepegawaian
W
 Operator alat
 Staf terkait
 IPSRS
Bukti daftar inventaris peralatan laboratorium.
6. Ada daftar inventaris peralatan
laboratorium. (D)
D
7. Ada bukti pelaksanaan monitoring
dan tindakan terhadap kegagalan
fungsi alat dan didokumentasikan.
(D,W)
D
Bukti pelaksanaan monitoring dan tindakan
terhadap kegagalan fungsi alat
W
 Operator alat
 Staf terkait
 IPSRS
Bukti pelaksanaan bila terjadi proses penarikan
kembali (recall).
8. Ada bukti pelaksanaan bila terjadi
proses penarikan (recall) dan
didokumentasikan. (D,W)
D
W
9. Terhadap kegiatan a) s/d g ) dalam
Maksud dan tujuan dilakukan
evaluasi berkala dan tindak lanjut
(D,W)
D
W
 Operator alat
 Staf terkait
 IPSRS
Bukti dilakukan evaluasi berkala dan tindak lanjut
terhadap kegiatan a) s/d g) dalam Maksud dan
Tujuan
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
10
5
0
TL
TS
TT
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
 Operator alat
 Staf terkait
 IPSRS
Standar AP 5.6
Reagensia essensial dan bahan lainnya tersedia secara teratur dan di evaluasi akurasi dan presisi hasilnya
Maksud dan Tujuan AP 5.6 : lihat SNARS 1
Elemen Penilaian AP 5.6
Telusur
Skor
1. RS menetapkan pengelolaan
R
Regulasi tentang pengelolaan logistik
10
TL
logistik laboratorium, reagensia
laboratorium, reagensia essensial termasuk bila
5
TS
esensial, bahan lain yang
terjadi kekosongan
0
TT
diperlukan, termasuk kondisi bila
terjadi kekosongan sesuai
peraturan perundang-undangan.
(lihatjuga MFK.5, EP 1). (R)
2. Ada bukti pelaksanaan semua
D
1) Bukti pelaksanaan semua reagensia esensial
10
TL
reagensia esensial disimpan dan
disimpan dan diberi label
5
TS
diberi label, serta didistribusi
2) Bukti pelaksanaan distribusi
0
TT
sesuai pedoman dari pembuatnya
sesuai pedoman dari pembuatnya atau instruksi
atau instruksi pada kemasannya
pada kemasannya
(lihat juga MFK.5, EP 2). (D,O,W)
O
Lihat tempat penyimpanan reagensia
W
3. Ada bukti pelaksanaan
evaluasi/audit semua reagen.
(D,W)
D
W
 Staf laboratorium
 Staf farmasi
Bukti pelaksanaan evaluasi/audit semua reagen:
1) Bukti form ceklis
2) Bukti pelaksanaan audit
10
5
0
TL
TS
TT
 Staf laboratorium
 Staf farmasi
Standar AP.5.7
Ada regulasi tentang pengambilan, pengumpulan, identifikasi, pengerjaan, pengiriman, penyimpanan,
pembuangan spesimen dan dilaksanakan
Maksud dan Tujuan AP.5.7 : Lihat SNARS 1
Regulasi dan implementasi meliputi,
12
62
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
•
•
•
•
Permintaan pemeriksaan
Pengambilan, pengumpulan dan identifikasi spesimen
Pengiriman, pembuangan, penyimpanan dan pengawetan spesimen
Penerimaan, penyimpanan, telusur spesimen (tracking). Tracking adalah telusur spesimen bila ada keluhan
tidak ada hasil dari suatu spesimen yang telah dikirim atau bila ada permintaan mengulang pemeriksaan.
Telusur biasanya untuk spesimen yang diambil dalam waktu 24 jam.
Regulasi ini berlaku untuk spesimen yang dikirim ke laboratorium rujukan ,layanan laboratorium untuk
dilakukan pemeriksaan. Pada jaringan / cairan tubuh yang diambil dengan tindakan invasif, sebagai standar
penetapan diagnosis dilakukan pemeriksaan patologi anatomi (laboratorium internal atau rujukan)
Elemen Penilaian AP 5.7
Telusur
Skor
1. Ada regulasi tentang pengambilan,
R
Regulasi tentang spesimen meliputi:
10
TL
pengumpulan, identifikasi,
1) Pengambilan
pengerjaan, pengiriman,
2) Pengumpulan
0
TT
pembuangan spesimen (R)
3) Identifikasi
4) Pengerjaan
5) Pengiriman
6) Pembuangan
2. Ada bukti pelaksanaan permintaan
D
Bukti permintaan pemeriksaan oleh PPA yang
10
TL
pemeriksaan oleh PPA yang
kompeten dan berwenang
5
TS
kompeten dan berwenang (D,W)
0
TT
W
 PPA
 Staf laboratorium
3. Ada bukti pelaksanaan
D
Bukti pelaksanaan pengambilan, pengumpulan
10
TL
pengambilan, pengumpulan dan
dan identifikasi spesimen sesuai regulasi
5
TS
identifikasi spesimen sesuai
0
TT
dengan regulasi (D,W)
W Staf laboratorium
4. Ada bukti pelaksanaan pengiriman,
D
Bukti pelaksanaan pengiriman, pembuangan,
10
TL
pembuangan, penyimpanan,
penyimpanan, pengawetan spesimen
5
TS
pengawetan spesimen sesuai
0
TT
dengan regulasi (D,W)
W Staf laboratorium
5. Ada bukti pelaksanaan
D
Bukti pelaksanaan penerimaan, penyimpanan,
10
TL
penerimaan, penyimpanan, telusur
telusur spesimen (tracking)
5
TS
spesimen (tracking) sesuai dengan
0
TT
regulasi. (D,W)
W Staf laboratorium
6. Ada bukti pengelolaan
D
Bukti pengelolaan pemeriksaan jaringan / cairan
10
TL
pemeriksaan jaringan/cairan
5
TS
sesuai dengan regulasi. (D,W)
W Staf laboratorium
0
TT
7. Ditetapkan prosedur bila
D
Bukti pelaksanaan rujukan
10
TL
menggunakan laboratorium
5
TS
rujukan. (D)
0
TT
Standar AP 5.8
RS menetapkan nilai normal dan rentang nilai untuk interpretasi dan pelaporan hasil laboratorium klinis.
Maksud dan Tujuan AP 5.8 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian AP 5.8
Telusur
Skor
1. Ada regulasi tentang penetapan
R
Regulasi tentang penetapan dan evaluasi
10
TL
dan evaluasi rentang nilai normal
rentang nilai normal
untuk interpretasi, pelaporan hasil
0
TT
laboratorium klinis. (R)
2. Pemeriksaan laboratorium harus
D
Bukti permintaan pemeriksaan laboratorium
10
TL
dilengkapi dengan permintaan
dilengkapi dengan permintaan tertulis disertai
5
TS
pemeriksaan tertulis disertai
dengan ringkasan klinis
0
TT
dengan ringkasan klinis. (D,W)
W
 DPJP
 Staf laboratorium
3. Setiap hasil pemeriksaan
D
Bukti hasil pemeriksaan laboratorium dilengkapi
10
TL
laboratorium dilengkapi dengan
denganrentang nilai normal
5
TS
rentang nilai normal. (D)
0
TT
Standar AP 5.9
RS menetapkan regulasi untuk melaksanakan prosedur kendali mutu pelayanan laboratorium, di evaluasi dan
dicatat sebagai dokumen.
13
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
63
Maksud dan Tujuan AP 5.9 : Lihat SNARS 1
Kendali mutu yang baik sangat esensial bagi pelayanan laboratorium agar laboratorium dapat memberikan
layanan prima.
Program kendali mutu (pemantapan mutu internal – PMI) mencakup tahapan Pra-analitik, Analitik dan Pasca
analitik yang memuat antara lain
a) Validasi tes yang digunakan untuk tes akurasi, presisi, hasil rentang nilai
b) Dilakukan surveilans hasil pemeriksaan oleh staf yang kompeten
c) Reagensia di tes (lihat juga, AP.5.6)
d) Koreksi cepat jika ditemukan kekurangan
e) Dokumentasi hasil dan tindakan koreksi
Elemen Penilaian AP 5.9
Telusur
Skor
1. RS menetapkan program mutu
R
Program mutu laboratorium klinik,termasuk AP
10
TL
laboratorium klinik meliputi a) s/d
5.9.1 sesuai dengan TKRS 11 EP 2 dan PMKP 6 EP
5
TS
e) di Maksud dan tujuan. (R)
2
0
TT
2. Ada bukti pelaksanaan validasi
metoda tes. (D,W)
3. Ada bukti pelaksanaan surveilans
harian dan pencatatan hasil
pemeriksaan.(D,W)
D
Bukti pelaksanaan validasi metoda tes
W
 Kepala laboratorium
 Staf laboratorium
Bukti pelaksanaan surveilans harian dan
pencatatan hasil pemeriksaan
D
W
4. Ada bukti pelaksanaan tes reagen.
(D,W)
D
W
 Kepala laboratorium
 Staf laboratorium
Bukti pelaksanaan tes reagen
 Kepala laboratorium
 Staf laboratorium
Bukti pelaksanaan tindakan koreksi cepat
5. Ada bukti pelaksanaan tindakan
D
koreksi cepat dan dokumentasinya
terhadap masalah yang timbul.
W
 Kepala laboratorium
(D,W
 Staf laboratorium
Standar AP 5.9.1
Ada proses untuk pemantapan mutu eksternal sebagai tes pembanding mutu.
Maksud dan Tujuan AP 5.9.1 : lihat SNARS 1
Elemen Penilaian AP 5.9.1
Telusur
1. Ada bukti pelaksanaan PME (D)
D
Bukti pelaksanaan PME
2. Ada bukti tindak lanjut dari hasil
PME (D)
D
Bukti tindak lanjut dari hasil PME
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
Skor
10
TL
5
TS
0
TT
10
TL
5
TS
0
TT
Standar AP 5.10
Laboratorium rujukan yang bekerja sama dengan RS mempunyai ijin, terakreditasi, ada sertifikasi dari pihak
yang berwenang
Maksud dan Tujuan AP 5.10 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian AP 5.10
Telusur
Skor
1. Ada bukti ijin dan atau sertifikasi
D
Bukti izin dan sertifikasi laboratorium rujukan
10
TL
laboratorium rujukan. (D,W)
5
TS
W
0
TT
 Kepala laboratorium
 Staf laboratorium
2. Ada bukti pelaksanaan PME
D
Bukti pelaksanaan PME laboratorium rujukan.
10
TL
laboratorium rujukan. (D,W)
5
TS
W
0
TT
 Kepala laboratorium
 Staf laboratorium
3. Ada staf yang bertanggung jawab
D
Bukti penetapan staf yang bertanggung jawab
10
TL
mereview dan menindak lanjuti
mereview dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan
5
TS
hasil pemeriksaan laboratorium
dari laboratorium rujukan
0
TT
yang diberikan. (D,W)
W
 Kepala laboratorium
 Staf laboratorium terkait
14
64
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
4. Laporan tahunan PME
laboratorium rujukan diserahkan
kepada pimpinan RS untuk
evaluasi kontrak klinis tahunan.
(D,W)
D
Bukti laporan tahunan PME laboratorium rujukan
W
 Kepala laboratorium
 Staf laboratorium terkait
10
5
0
TL
TS
TT
PELAYANAN DARAH
Standar AP 5.11
RS menetapkan regulasi tentang penyelenggaraan pelayanan darah dan menjamin pelayanan yang diberikan
sesuai peraturan perundang-undangan dan standar pelayanan
Maksud dan Tujuan AP 5.11, AP 5.11.1 dan AP 5.11.2
Pelayanan darah, yang diselenggarakan di RS, harus berada dibawah tanggung jawab seorang profesional
dengan pendidikan, keahlian, pengalaman yang memenuhi syarat dan berdasar peraturan perundangundangan dalam hal ini kerjasama dengan PMI (Palang Merah Indonesia). Staf tersebut bertanggung jawab
terhadap semua aspek pelayanan darah di RS.
Lingkup pelayanan meliputi penetapan, pelaksanaan, dokumentasi dan proses untuk,
a) Permintaan darah
b) Penyimpanan darah
c) Tes kecocokan
d) Distribusi darah
Elemen Penilaian AP 5.11
Telusur
Skor
1. Ada regulasi tentang penyediaan
R
Regulasi tentang penyediaan dan pelayanan
10
TL
dan pelayanan darah meliputi a)
darah, termasuk bank darah RS
5
TS
s/d d) pada maksud dan tujuan
0
TT
sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. (R)
2. Pemberian darah harus
mendapatkan persetujuan dari
pasien atau keluarga, yang
sebelumnya telah mendapatkan
penjelasan tentang tujuan,
manfaat, risiko dan komplikasi
pemberian transfusi darah dan
produk darah. (D,W) (Lihat juga
HPK.2.1 EP 4, SKP 1 EP 4)
3. Ada bukti dilaksanakan monitoring
dan evaluasi pemberian transfusi
darah dan produk darah dan
dilaporkan bila terjadi reaksi
transfusi. (D,W) (Lihat juga PAP 3.3
dan PMKP 9.2 EP 2)
D
1) Bukti tentang penjelasan tentang tujuan,
manfaat, risiko dan komplikasi pemberian
transfusi darah dan produk darah
2) Bukti persetujuan pemberian darah dan
produk darah sesuai dengan PAB 7.1
W



1)
D
W
PPA
Staf klinis
Pasien/keluarga
Bukti pelaksanaan monitoring dan evaluasi
pemberian transfusi darah dan produk darah
2) Bukti pelaksanaan laporan bila terjadi reaksi
transfusi sesuai dengan PMKP 9.2 EP 2
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
 Staf klinis
 Penanggung jawab manajemen risiko
 Tim KPRS
Standar AP 5.11.1
RS menetapkan regulasi bahwa seorang profesional yang kompeten dan berwenang, bertanggung jawab
untuk penyelenggaraan pelayanan darah dan menjamin pelayanan yang diberikan sesuai peraturan
perundangan dan standar pelayanan
Elemen Penilaian AP 5.11.1
Telusur
Skor
1. Seorang profesional yang
R
Regulasi tentang penetapan penanggung jawab
10
TL
kompeten dan berwenang,
pelayanan darah dan transfusi yang kompeten
ditetapkan bertanggungjawab
dan berwenang
0
TT
untuk pelayanan darah dan
tranfusi (lihat juga, PAP.3.3;
TKRS.9) (R)
2. Ada supervisi meliputi a) s/d d) di
D
Bukti supervisi :
10
TL
maksud dan tujuan.(D,W)
5
TS
 Bukti form check list (ceklis)
0
TT
 Bukti pelaksanaan supervisi
W Penanggung jawab pelayanan darah
Standar AP 5.11.2
RS menetapkan program dan pelaksanaan kendali mutu pelayanan darah sesuai peraturan perundangundangan
15
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
65
Elemen Penilaian AP 5.11.2
1. Ditetapkan program kendali mutu.
(R)
2. Ada bukti pelaksanaan program
kendali mutu. (D,W)
R
Telusur
Regulasi tentang program kendali mutu sesuai
dengan TKRS 11 EP 2 dan PMKP 6 EP 2
D
Bukti pelaksanaan program kendali mutu
W
 Kepala unit pelayanan
 Penanggung jawab data
PELAYANAN RADIODIAGNOSTIK, IMAJING DAN RADIOLOGI INTERVENSIONAL
Standar AP 6
Pelayanan Radiodiagnostik, Imajing dan Radiologi Intervensional (RIR ) tersedia untuk memenuhi
pasien, semua pelayanan ini memenuhi peraturan perundang undangan
Maksud dan Tujuan AP 6 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian AP 6
Telusur
1. Ada regulasi tentang
R
1) Pedoman pengorganisasian Radiodiagnostik,
pengorganisasian dan pengaturan
Imajing dan Radiologi Intervensional (RIR )
pelayanan Radiodiagnostik,
sesuai dengan TKRS 9 EP 1
Imajing dan Radiologi
2) Pedoman pelayanan Radiodiagnostik, Imajing
Intervensional (RIR ) secara
dan Radiologi Intervensional (RIR) secara
terintegrasi (R)
terintegrasi, termasuk EP 4 dan EP 5, sesuai
dengan TKRS 10 EP 1
2. Ada pelayanan Radiodiagnostik,
O
Lihat daftar jaga, form permintaan dan hasil
Imajing dan Radiologi
pemeriksaan
Intervensional ((RIR ) tersedia 24
jam (O, W)
W
 Staf klinis
 Staf RIR
3. Ada daftar spesialis dalam bidang
D
Daftar dokter spesialis dalam bidang diagnostik
diagnostik khusus dapat dihubungi
khusus
jika dibutuhkan ( D,W )
W
4. Pemilihan RIR di luar RS (pihak
ketiga) untuk kerjasama
berdasarkan pada sertifikat mutu
dan diikuti perjanjian kerjasama
sesuai peraturan perundangundangan. (D,W)
5. Ada bukti pelaksanaan rujukan RIR
keluar RS (pihak ketiga) harus
melalui RIR RS. (D,W)
D
W
D
W
Staf RIR tentang daftar spesialis dalam bidang
diagnostik khusus
1) Bukti pemilihan RIR di luar RS (pihak ketiga)
untuk kerjasama, berdasarkan sertifikat mutu
2) Perjanjian kerjasama sesuai dengan TKRS 6
Sesuai dengan AP 6.8 EP 1
 Direktur
 Kepala RIR
Bukti form rujukan melalui RIR RS
 Staf RIR
 Staf klinis
Skor
10
TL
0
TT
10
TL
5
TS
0
TT
kebutuhan
Skor
10
TL
5
TS
0
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
Standar AP 6.1
RS menetapkan regulasi bahwa seorang (atau lebih) yang kompeten dan berwenang, bertanggung-jawab
mengelola pelayanan RIR
Maksud dan Tujuan AP 6.1 : Lihat SNARS 1
Pelayanan RIR berada dibawah pimpinan seorang atau lebih yang kompeten dan berwenang memenuhi
persyaratan peraturan perundang-undangan. Orang ini bertanggung jawab mengelola fasilitas dan pelayanan
RIR , termasuk pemeriksaan yang dilakukan di tempat tidur pasien (point-of-care testing), juga tanggung
jawabnya dalam melaksanakan regulasi RS secara konsisten, seperti pelatihan, manajemen logistik, dsb.
Sedangkan supervisi sehari hari tetap dijalankan oleh pimpinan unit yang mengerjakan pemeriksaan.
Spesialisasi atau sub spesialisasi pelayanan radiologi harus berada dibawah pengarahan seorang profesional
sesuai bidangnya.
Tanggung-jawab pimpinan pelayanan RIR.
a) Menyusun dan evaluasi regulasi
b) Terlaksananya pelayanan RIR sesuai regulasi
c) Pengawasan pelaksanaan administrasi.
d) Melaksanakan program kendali mutu.
e) Memonitor dan evaluasi semua jenis pelayanan RIR
Elemen Penilaian AP 6.1
Telusur
Skor
16
66
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
1. Rumah sakit menetapkan seorang
(atau lebih) tenaga profesional
untuk memimpin pelayanan RIR
terintegrasi disertai uraian tugas,
tanggung jawab dan wewenang
sesuai butir a) sampai dengan e)
dalam maksud dan tujuan. (R)
R
Regulasi tentang penetapan seorang (atau lebih)
tenaga profesional yang kompeten dan
berwenang untuk memimpin pelayanan RIR
disertai uraian tugas, tanggung jawab dan
wewenang
10
5
0
TL
TS
TT
2. Ada bukti pelaksanaan
penyusunan dan evaluasi regulasi.
(D,W)
D
Bukti tentang pelaksanaan penyusunan dan
evaluasi regulasi
10
5
0
TL
TS
TT
W
 Kepala RIR
 Staf RIR
Bukti tentang pelaksanaan pelayanan RIR sesuai
regulasi
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
3. Ada bukti pelaksanaan pelayanan
RIR sesuai regulasi. (D,W)
D
W
4. Ada bukti pengawasan
pelaksanaan administrasi. (D,W)
D
W
5. Ada bukti pelaksanaan program
kendali mutu. (D,W)
D
W
6. Ada bukti pelaksanaan monitoring
dan evaluasi semua jenis
pelayanan RIR (D,W)
D
W
 Kepala RIR
 Staf RIR
Bukti tentang pengawasan pelaksanaan
administrasi
 Kepala RIR
 Staf RIR
Bukti tentang pelaksanaan program kendali mutu
sesuai dengan TKRS 11 dan PMKP 6
 Kepala RIR
 Staf RIR
Bukti pelaksanaan monitoring dan evaluasi
pelayanan RIR
 Kepala RIR
 Staf RIR
Standar AP 6.2
Semua staf RIR mempunyai pendidikan, pelatihan, kualifikasi dan pengalaman yang dipersyaratkan untuk
mengerjakan pemeriksaan.
Maksud dan Tujuan AP 6.2 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian AP 6.2
Telusur
Skor
1. RS melakukan analisis pola
D
Bukti tentang analisis pola ketenagaan sesuai
10
TL
ketenagaan staf RIR yang adekuat
dengan KKS 2 dan KKS 2.1
5
TS
untuk memenuhi kebutuhan
0
TT
pasien (D,W) (lihat juga TKRS
W
 Kepala SDM
9.Ep2. PMKP 6 EP2)
 Kepala RIR
2. Staf RIR dan staf lain yang
D
Bukti kredensial dari staf pelaksanaan tes
10
TL
melaksanakan tes termasuk yang
termasuk staf klinis untuk melakukan Point of
5
TS
mengerjakan pelayanan pasien di
Care Testing (POCT)
0
TT
tempat tidur (point-of-care test)
pasien, memenuhi persyaratan
W
 Komite medis
kredensial (lihat juga KPS.4, EP 1).
 Sub komite kredensial
(D,W)
 Staf medis terkait
3. Staf RIR yang membuat
D
Bukti kredensial dari staf medis RIR yang
10
TL
interpretasi / ekpertise, memenuhi
membuat interpretasi sesuai dengan KKS 10
5
TS
persyaratan kredensial. (lihat juga
0
TT
KPS.4, EP 1). (D,W)
W
 Staf RIR
 Staf klinis
4. Ada pelaksanaan supervisi
D
Bukti supervisi pelayanan (RIR I):
10
TL
pelayanan RIR di RS. (D,W )
1) bukti form ceklis
5
TS
2) bukti pelaksanaan supervisi
0
TT
W
Kepala RIR
17
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
67
Standar AP 6.3
RS menyusun program manajemen risiko di pelayanan RIR, dilaksanakan, dilakukan evaluasi, di
dokumentasikan dan program sejalan dengan progar manajemen risiko fasilitas dan program pencegahan dan
pengendalian infeksi. (lihat juga MFK 5)
Maksud dan Tujuan AP.6.3 dan AP 6.3.1 : Lihat SNARS 1
Manajemen keamanan radiasi meliputi,
a) Kepatuhan terhadap standar yang berlaku dan peraturan perundang-undangan
b) Kepatuhan terhadap standar dari manjemen fasilitas, radiasi dan program pencegahan dan pengendalian
infeksi
c) Tersedianya APD sesuai pekerjaan dan bahaya yang dihadapi
d) Orientasi bagi semua staf pelayanan Radiodiagnostik, Imajing Dan Radiologi Intervensional (RIR ) tentang
praktek dan prosedur keselamatan
e) Pelatihan (in service training) bagi staf untuk pemeriksaan baru dan menangani bahan berbahaya produk
baru (lihat juga, MFK.4; MFK.4.1; MFK.5)
Elemen Penilaian AP 6.3
Telusur
Skor
1. RS menetapkan program
R
Program tentang manajemen risiko di RIR sesuai
10
TL
manajemen risiko menangani
dengan MFK 2, MFK 4, MFK 5 dan PKPO 3.1
5
TS
potensi risiko keamanan radiasi di
0
TT
pelayanan RIR sesuai butir a) s/d
e) dalam Maksud dan Tujuan. (R,)
( lihat juga MFK 4 EP 1)
2. Ada bukti pelaksanaan program
D
Bukti pelaksanaan program manajemen risiko
10
TL
manajemen risiko yang merupakan
merupakan bagian dari manajemen risiko RS dan
5
TS
bagian dari manajemen risiko RS
program PPI
0
TT
(radiasi) dan program pencegahan
dan pengendalian infeksi (D,W )
W
 Penanggung jawab manajemen risiko
 PPI
3. Ada bukti laporan kepada
D
Bukti laporan dan bila ada kejadian
10
TL
pimpinan RS paling sedikit satu
5
TS
tahun sekali dan bila ada kejadian.
W
0
TT
 Komite/tim PMKP
(D,W) (lihat juga MFK 3)
 Kepala RIR
 Staf RIR
4. Diadakan orientasi dan pelatihan
D
Bukti pelaksanaan:
10
TL
berkelanjutan (ongoing) bagi staf
1) Orientasi
5
TS
RIR tentang prosedur keselamatan
2) Pelatihan berkelanjutan (ongoing)
0
TT
dan keamanan untuk mengurangi
bagi staf RIR sesuai dengan KKS 7 dan KKS 8
risiko serta pelatihan tentang
prosedur baru yang menggunakan
bahan berbahaya (lihat juga,
MFK.11; TKRS.9; KPS.8) (D,O,W)
W
Staf RIR
Standar AP 6.3.1
Rumah Sakit menetapkan bagaimana mengidentifikasi dosis maksimun radiasi untuk setiap pemeriksaan
Radiodiagnostik, Imajing dan Radiologi Intervensional
Elemen Penilaian AP 6.3.1
Telusur
Skor
1. RS menetapkan regulasi sebelum
R
Regulasi tentang :
10
TL
dilakukan pemeriksaan RIR harus
1) Proses identifikasi dosis maksimun radiasi
5
TS
ada penjelasan dari Radiolognya
untuk setiap RIR sesuai EP 2
0
TT
dan harus ada persetujuan dari
2) Penjelasan dari Radiolog sebelum dilakukan
pasien atau keluarga (R)
RIR
3) Persetujuan dari pasien atau keluarga
sebelum dilakukan pemeriksaan RIR
4) Risiko radiasi diidentifikasi sesuai EP 4
2. RS melaksanakan identifikasi dosis
D
Bukti identifikasi dosis maksimun radiasi untuk
10
TL
maksimun radiasi untuk setiap
setiap pemeriksaan (RIR ),
5
TS
pemeriksaan RIR , (D,W).
0
TT
W
Staf RIR dapat menjelaskan berapa dosis
maximum radiasi.
18
68
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
3. Ada pelaksanaan edukasi tentang
dosis untuk pemeriksaan imaging
(D.W)
4. Ada bukti risiko radiasi
diidentifikasi melalui proses yang
spesifik atau alat yang spesifik,
untuk staf dan pasien yang
mengurangi risiko (apron, TLD,
thermoluminescent dosimeter,
dan yang sejenis) (lihat MFK 5 EP
3) (D,O,W)
D
Bukti pelaksanaan edukasi tentang dosis untuk
pemeriksaan imaging
W
Staf RIR dapat menjelaskan pelaksanaan edukasi
tentang dosis untuk pemeriksaan imaging
D
Bukti identifikasi risiko radiasi .
O
Memperhatikan bagaimana mereka
menggunakan alat untuk mengurangi risiko
radiasi a.l. APD (Alat Pelindung Diri)
W
Staf RIR dapat menjelaskan bagaimana mereka
menggunakan alat untuk mengurangi risiko
radiasi
Standar AP 6.4
RS menetapkan kerangka waktu penyelesaian pemeriksaan Radiodiagnostik, Imajing dan
Intervensional.
Maksud dan Tujuan AP 6.4 : lihat SNARS 1
Elemen Penilaian AP 6.4
Telusur
1. RS menetapkan kerangka waktu
R
Regulasi tentang kerangka waktu penyelesaian
penyelesaian pemeriksaan RIR (R)
pemeriksaan RIR, termasuk waktu penyelesaian
pemeriksaan cito sesuai dengan EP 3 dan
pelaksanaan evaluasinya sesuai dengan EP 2
2. Dilakukan pencatatan dan evaluasi
waktu penyelesaian pemeriksaan
RIR. (D,W)
3. Dilakukan pencatatan dan evaluasi
waktu penyelesaian pemeriksaan
cito. (D,W) (lihat juga, PAB.7)
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
Radiologi
Skor
10
TL
5
TS
0
TT
D
Bukti pencatatan dan evaluasi waktu
penyelesaian pemeriksaan RIR sesuai dengan
TKRS 11 EP 2 dan PMKP 6 EP 2
10
5
0
TL
TS
TT
W
 Staf RIR
 Penanggung jawab data
Bukti pencatatan dan evaluasi waktu
penyelesaian pemeriksaan cito sesuai dengan
TKRS 11 EP 2 dan PMKP 6 EP 2
10
5
0
TL
TS
TT
D
W
 Staf RIR
 Penanggung jawab data
Standar AP 6.5
RS menetapkan regulasi yang mengatur tentang uji fungsi, inspeksi, pemeliharaan, kalibrasi secara tetap
(regular) terhadap semua peralatan yang digunakan untuk pemeriksaan di bagian Radiodiagnostik, Imajing
dan Radiologi Intervensional dan hasil pemeriksaan didokumentasikan.
Maksud dan Tujuan AP 6.5 : Lihat SNARS 1
Staf RIR harus memastikan semua peralatan RIR berfungsi dengan baik dan aman bagi pengguna /petugas
dan pasien.
Pengadaan peralatan pelayanan RIR agar secara bertahap kearah teknologi radiologi digital dan dapat
dilakukan dengan teleradiologi.
Radiodiagnostik, Imajing Dan Radiologi Intervensional (RIR ) menetapkan dan melaksanakan program
pengelolaan peralatan RIR termasuk peralatan yang merupakan kerjasama dengan pihak ketiga yang
meliputi,
a) Uji fungsi
b) Inspeksi berkala
c) Pemeliharaan berkala
d) Kaliberasi berkala
e) Identifikasi dan inventarisasi peralatan Radiodiagnostik, Imajing Dan Radiologi Intervensional.
f) Monitoring dan tindakan terhadap kegagalan fungsi alat
g) Proses penarikan (recall)
h) Pendokumentasian (lihat juga, MFK.8; MFK.8.1)
Elemen Penilaian AP 6.5
Telusur
Skor
1. Ada regulasi dan program untuk
R
Program tentang pengelolaan peralatan
10
TL
pengelolaan peralatan pelayanan
Radiodiagnostik, Imajing Dan Radiologi
5
TS
RIR yang meliputi butir a) s/d h)
Intervensional ( lihat MFK 8 ), termasuk alat yang
0
TT
dalam Maksud dan Tujuan. (R)
tersedia melalui kontrak
19
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
69
2. Ada bukti staf yang terlatih
melaksanakan uji fungsi dan
didokumentasikan. (D,W)
3. Ada bukti staf yang terlatih
melaksanakan inspeksi berkala dan
didokumentasikan. (D,W)
4. Ada bukti staf yang terlatih
melaksanakan pemeliharaan
berkala dan didokumentasikan.
(D,W)
D
Bukti pelaksanaan uji fungsi oleh staf yang
terlatih, dengan bukti sertifikat pelatihan di
dalam file kepegawaian
W
Operator alat
D
Bukti inspeksi:
1) Bukti form ceklis
2) Bukti pelaksanaan inspeksi
oleh staf yang terlatih, dengan bukti sertifikat
pelatihan di dalam file kepegawaian
W
D
W
5. Ada bukti staf yang terlatih
melaksanakan kalibrasi berkala
dan didokumentasikan. (D,W)
D
W
6. Ada daftar inventaris peralatan
pelayanan Radiodiagnostik,
Imajing Dan Radiologi
Intervensional (RIR ). (D.W) (lihat
juga MFK.8, EP 2)
7. Ada bukti pelaksanaan monitoring
dan tindakan terhadap kegagalan
fungsi alat dan didokumentasikan.
(D,W)
8. Ada bukti pelaksanaan bila terjadi
proses penarikan (recall) dan
didokumentasikan. (D,W)
D
W
D
W
D
W
9. Terhadap kegiatan a) sampai
dengan h) dalam Maksud dan
tujuan dilakukan evaluasi berkala
dan tindak lanjut ( D,W )
D
W
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
 Operator alat
 Staf terkait
 IPSRS
Bukti pelaksanaan pemeliharaan berkala oleh
staf yang terlatih, dengan bukti sertifikat
pelatihan di dalam file kepegawaian
10
5
0
TL
TS
TT
 Operator alat
 Staf terkait
 IPSRS
Bukti pelaksanaan kalibrasi berkala oleh staf
yang terlatih, dengan bukti sertifikat pelatihan di
dalam file kepegawaian
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
 Operator alat
 Staf terkait
 IPSRS
Bukti daftar inventaris peralatan Radiodiagnostik,
Imajing Dan Radiologi Intervensional
 Operator alat
 Staf terkait
 IPSRS
Bukti pelaksanaan monitoring dan tindakan
terhadap kegagalan fungsi alat
 Operator alat
 Staf terkait
 IPSRS
Bukti pelaksanaan bila terjadi proses penarikan
kembali (recall).
 Operator alat
 Staf terkait
 IPSRS
Bukti dilakukan evaluasi berkala dan tindak lanjut
terhadap kegiatan a) s/d h ) dalam Maksud dan
Tujuan
 Operator alat
 Staf terkait
 IPSRS
Standar AP 6.6
Film X-ray dan bahan lainnya tersedia secara teratur.
Maksud dan Tujuan AP 6.6 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian AP 6.6
Telusur
1. RS menetapkan film x-ray dan
R
Regulasi tentang film x-ray dan bahan lain yang
bahan lain yang diperlukan (lihat
diperlukan
juga MFK.5, EP 1). (R)
Skor
10
TL
5
TS
0
TT
20
70
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
2. Ada regulasi tentang pengelolaan
logistik Film x-ray, reagens, dan
bahan lainnya, termasuk kondisi
bila terjadi kekosongan sesuai
peraturan perundang-undangan.
(R). (lihat juga MFK 5 EP 2)
3. Semua film x-ray disimpan dan
diberi label, serta didistribusi
sesuai pedoman dari pembuatnya
atau instruksi pada kemasannya
(lihat juga MFK.5, EP 2). (D,O,W)
4. Ada bukti pelaksanaan
evaluasi/audit semua perbekalan
terkait pemeriksaan. (D,W)
R
Regulasi tentang pengelolaan logistik Film x-ray,
reagens, dan bahan lainnya termasuk bila terjadi
kekosongan
10
5
0
TL
TS
TT
D
1) Bukti pelaksanaan semua film x-ray disimpan
dan diberi label
2) Bukti pelaksanaan distribusi
sesuai pedoman dari pembuatnya atau instruksi
pada kemasannya
10
5
0
TL
TS
TT
O
Lihat tempat penyimpanan film x-ray
W
 Staf Radiodiagnostik, Imajing Dan Radiologi
Intervensional
 Staf farmasi
Bukti pelaksanaan evaluasi/audit semua
perbekalan terkait pemeriksaan:
1) Bukti form ceklis
2) Bukti pelaksanaan audit
10
5
0
TL
TS
TT
D
W
 Staf RIR
 Staf farmasi
Standar AP 6.7
RS menetapkan program kendali mutu, dilaksanakan, divalidasi dan didokumentasikan.
Maksud dan Tujuan AP 6.7 : Lihat SNARS 1
Kendali mutu yang baik sangat penting untuk menjamin pelayanan Radiodiagnostik, Imajing Dan Radiologi
Intervensional (RIR ) yang prima (lihat juga, TKRS.11). Prosedur kendali mutu memuat:
a) Validasi metoda tes digunakan untuk presisi dan akurasi
b) Pengawasan harian hasil pemeriksaan imajing oleh staf radiologi yang kompeten dan berwenang
c) Koreksi cepat jika diketemukan masalah
d) Audit terhadap a.l : film, kontras, kertas USG, cairan developer, fixer
e) Dokumentasi hasil dan tindakan koreksi
Elemen Penilaian AP.6.7
Telusur
Skor
1. RS menetapkan program mutu
R
Program mutu RIR, sesuai dengan TKRS 11 EP 2
10
TL
pelayanan RIR meliputi a) s/d e)
dan PMKP 6 EP 2
5
TS
sesuai maksud dan tujuan. (lihat
0
TT
juga TKRS 11 )(R)
2. Ada bukti pelaksanaan validasi tes
D
Bukti pelaksanaan validasi metoda tes
10
TL
metoda (D,W)
5
TS
W
0
TT
 Kepala RIR
 Staf RIR
3. Ada bukti pengawasan harian hasil D
Bukti pengawasan harian hasil pemeriksaan
10
TL
pemeriksaan imajing oleh staf
imajing
5
TS
radiologi yang kompeten dan
0
TT
berwenang. (D,W)
W
 Kepala RIR
 Staf RIR
4. Ada bukti pelaksanaan koreksi
D
Bukti pelaksanaan tindakan koreksi cepat
10
TL
cepat jika diketemukan masalah.
5
TS
(D,W)
W
0
TT
 Kepala RIR
 Staf RIR
5. Ada bukti audit terhadap antara
D
Bukti pelaksanaan audit.
10
TL
lain : film, kontras, kertas USG,
5
TS
cairan developer, fixer. (D,W)
W
0
TT
 Kepala RIR
 Staf RIR
6. Ada dokumentasi hasil dan
D
Bukti dokumentasi hasil dan tindakan koreksi
10
TL
tindakan koreksi. (D,W)
5
TS
W
0
TT
 Kepala RIR
 Staf RIR
21
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
71
Standar AP 6.8
RS bekerja sama dgn Pelayanan Radiodiagnostik Imajing Radiologi intervensional rujukan yang sudah
terakreditasi.
Maksud dan Tujuan AP 6.8 : lihat SNARS 1
Elemen Penilaian AP 6.8
Telusur
Skor
1. Ada bukti ijin atau sertifikasi RIR
D
Bukti izin dan sertifikasi RIR rujukan sesuai
10
TL
rujukan ( D )
dengan AP 6. EP4
5
TS
0
TT
 Kepala RIR rujukan
 Staf RIR
2. Ada bukti pelaksanaan kontrol
D
Bukti pelaksanaan kontrol mutu pelayanan RIR
10
TL
mutu pelayanan RIR rujukan.
rujukan
5
TS
(D,W)
0
TT
W
 Kepala RIR
 Staf RIR
3. Ada Staf yang bertanggung jawab
D
Bukti penetapan staf yang bertanggung jawab
10
TL
mereview dan menindaklanjuti
mereview dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan
5
TS
atas hasil kontrol mutu dari
dari RIR rujukan
0
TT
pelayanan RIR rujukan, dan
mereview hasil kontrol mutu (D,W) W
 Kepala RIR
 Staf RIR terkait
4. Laporan tahunan hasil kontrol
D
Bukti laporan tahunan hasil kontrol mutu
10
TL
mutu pelayanan RIR rujukan
pelayanan RIR rujukan
5
TS
diserahkan kepada pimpinan RS
0
TT
untuk evaluasi kontrak klinis
tahunan (D)
22
72
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
PELAYANAN DAN ASUHAN PASIEN
(PAP)
PEMBERIAN PELAYANAN UNTUK SEMUA PASIEN
Standar PAP 1
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk pemberian asuhan yang seragam kepada pasien.
Maksud dan Tujuan PAP 1 : Lihat SNARS 1
Asuhan pasien yang seragam terefleksi sebagai berikut:
a) akses untuk asuhan dan pengobatan yang memadai dan diberikan oleh PPA yang kompeten tidak
bergantung pada hari setiap minggu atau waktunya setiap hari (“3-24-7”);
b) penggunaan alokasi sumber daya yang sama, antara lain staf klinis dan pemeriksaandiagnostik untuk memenuhi
kebutuhan pasien pada populasi yang sama;
c) pemberian asuhan yang diberikan kepada pasien, contoh pelayanan anestesi sama di semua unit
pelayanan di rumah sakit;
d) pasien dengan kebutuhan asuhan keperawatan yang sama menerima asuhan keperawatan yang setara
di seluruh rumah sakit;
e) penerapan serta penggunaan regulasi dan form dalam bidang klinis antara lain metode asesmen IAR
(Informasi, Analisis, Rencana), form asesmen awal-asesmen ulang, panduan praktik klinis (PPK), alur klinis
terintegrasi/clinical pathway, pedoman manajemen nyeri, dan regulasi untuk berbagai tindakan antara
lain water sealed drainage, pemberiantransfusi darah, biopsi ginjal, pungsi lumbal, dsb.
Elemen Penilaian PAP 1
Telusur
Skor
1. Rumah sakit menetapkan regulasi
R
Regulasi tentang pelayanan yang seragam dengan
10
TL
bagi pimpinan unit pelayanan
memuat butir a) sampai dengan e) di maksud dan
5
TS
untuk bekerja sama memberikan
tujuan
0
TT
proses asuhan seragam dan
mengacu pada peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
(R)
2. Asuhan seragam diberikan sesuai
persyaratan sesuai butir a) sampai
dengan e) dimaksud dan tujuan PAP
1. (D,W)
D
Bukti di rekam medis tentang asuhan seragam
sesuai butir a) sampai dengan e)
W





10
5
0
TL
TS
TT
DPJP
PPJA
MPP
Kepala/staf unit pelayanan
Pasien
Standar PAP 2
Ditetapkan proses untuk melakukan integrasi serta koordinasi pelayanan dan asuhan kepada setiap pasien
Maksud dan Tujuan PAP 2 : Lihat SNARS 1
Pelaksanaan Asuhan Pasien Terintegrasi pusatnya adalah pasien dan mencakup elemen antara lain sebagai
berikut:
 Keterlibatan dan pemberdayaan pasien dan keluarga. (lihat PAP 4, PAP 2, PAP 5);
 DPJP sebagai Ketua tim PPA (Clinical Team Leader);
 PPA bekerja sebagai tim interdisiplin dengan kolaborasi interprofesional, antara lain
memakai Panduan Praktik Klinis (PPK), Panduan Asuhan PPA lainnya disertai Alur Klinis
terintegrasi/Clinical Pathway, dan Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi/CPPT;
 Perencanaan Pemulangan Pasien/Discharge Planning terintegrasi;
 Asuhan Gizi Terintegrasi (lihat PAP 5); Manajer Pelayanan Pasien/Case Manager.
Pendokumentasian di rekam medis merupakan alat untuk memfasilitasi dan menggambarkan integrasi serta
koordinasi asuhan. Secara khusus, setiap PPA mencatat observasi dan pengobatan di rekam medis pasien.
Demikian juga, setiap hasil atau simpulan dari rapat tim atau diskusi pasien dicatat dlm CPPT. (lihat juga
PAP5, EP 2)
Elemen Penilaian PAP 2
Telusur
Skor
1. Ada regulasi yang mengatur
R
Regulasi tentang pelayanan dan asuhan
10
TL
pelayanan dan asuhan terintegrasi
terintegrasi, termasuk tentang :
5
TS
di dan antar berbagai unit
1) pengintegrasian pelayanan oleh MPP/
0
TT
pelayanan. (R)
CaseManager
2) integrasi asuhan pasien sesuai butir-butir di
maksud-tujuan
3) asesmen dengan metode IAR
1
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
73
2. Rencana asuhan diintegrasikan dan
dikoordinasikan di dan antar
berbagai unit pelayanan. (lihat juga
ARK 2, EP 3). (D,O,W)
3. Pemberian asuhan diintegrasikan
dan dikoordinasikan di dan antar
berbagai unit pelayanan. (D,O,W)
4. Hasil atau simpulan rapat dari
tim PPA atau diskusi lain tentang
kerjasama didokumentasikan
dalam CPPT. (D,W)
D
4) EP 2 dan 3, serta PAP 2.1 EP 3, 4, 5
5) komunikasi antar PPA dan
pendokumentasiannya sesuai EP 4
Bukti di rekam medis tentang rencana asuhan
diintegrasikan dan dikoordinasikan di dan antar
berbagai unit pelayanan, juga untuk bukti PAP 2.1,
PAP 5.
O
Lihat form antara lain form CPPT, form tindakan
askep/nurse’s note, form MPP
W
 PPA
 Kepala unit Pelayanan
 MPP
Bukti di rekam medis tentang rencana asuhan
diintegrasikan dan dikoordinasikan di dan antar
berbagai unit pelayanan, juga untuk bukti PAP 2.1,
PAP 5.
D
O
Lihat form antara lain form CPPT, form tindakan
askep/nurse’s note, form MPP
W
 PPA
 Kepala unit Pelayanan
 MPP
Bukti di rekam medis tentang simpulan rapat dari
Tim PPA atau komunikasi keseharian dalam asuhan
terintegrasi antar PPA
D
W
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
PPA
Standar PAP 2.1
Rencana asuhan individual setiap pasien dibuat dan di dokumentasikan
Catatan: satu rencana asuhan terintegrasi dengan sasaran-sasaran yang diharapkan oleh PPA lebih baik
daripada rencana terpisah oleh PPA masing-masing. Rencana asuhan yang baik menjelaskan asuhan individual,
objektif, dan sasaran dapat diukur untuk memudahkan asesmen ulang serta revisi rencana asuhan. (lihat PPK 4)
Elemen Penilaian PAP 2.1
Telusur
Skor
1. Ada regulasi asuhan untuk setiap
R
Regulasi tentang rencana asuhan oleh PPA dengan
10
TL
pasien direncanakan oleh dokter
metode IAR, termasuk tentang EP 2, 3, 4 dan 5
5
TS
penanggung jawab pelayanan
0
TT
(DPJP), perawat, dan PPA lainnya
sesudah pasien masuk rawat inap.
(R)
2. Rencana asuhan dibuat untuk
D
Bukti di rekam medis tentang rencana asuhan PPA
10
TL
setiap pasien dan dicatat oleh PPA
5
TS
yang memberikan asuhan di rekam
W PPA
0
TT
medis pasien. (D,W)
3. Rencana asuhan pasien terintegrasi
dibuat dengan sasaran berdasar
atas data asesmen awal dan
kebutuhan pasien. (D,W)
4. Rencana asuhan dievaluasi
secara berkala sesuai dengan
kondisi pasien, dimutakhirkan,
atau direvisi oleh tim PPA berdasar
atas asesmen ulang. (D,W)
5. Perkembangan tiap pasien
dievaluasi berkala dan dibuat
notasi pada CPPT oleh DPJP sesuai
dengan kebutuhan dan diverifikasi
harian oleh DPJP. (D,W)
D
Bukti di rekam medis tentang rencana asuhan
pasien terintegrasi dengan sasaran
W
D
PPA
Bukti di rekam medis tentang evaluasi rencana
asuhan secara berkala
W
PPA
D
Bukti di rekam medis tentang perkembangan
pasien dievaluasi berkala dan dibuat notasi pada
CPPT oleh DPJP sesuai dengan kebutuhan dan
diverifikasi harian oleh DPJP
W
PPA
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
2
74
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
Standar PAP 2.2
Rumah sakit menetapkan regulasi yang mengatur metode memberi instruksi
Maksud dan Tujuan PAP 2.2 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PAP 2.2
Telusur
1. Rumah sakit menetapkan regulasi
R
Regulasi tentang tata cara pemberian instruksi
tata cara pemberian instruksi. (R)
termasuk tentang EP 3 dan 4
2. Instruksi diberikan hanya oleh
mereka yang kompeten dan
berwenang (lihat KKS 3). (D,W)
3. Permintaan untuk pemeriksaan
laboratorium dan diagnostik
imajing harus disertai indikasi klinis
apabila meminta hasilnya berupa
interpretasi. (D,W)
4. Instruksi didokumentasikan di
lokasi tertentu di dalam berkas
rekam medis pasien. (D,W)
D
Bukti pemberian intruksi oleh PPA, disertai SPK dan
RKK
W
D
W
D
PPA
Bukti form pemeriksaan laboratorium dan diagnostik
imajing memuat indikasi klinis
 DPJP
 Staf unit laboratorium
 Staf unit radiologi
Bukti dalam rekam medis tentang pemberian
instruksi
W
Skor
10
TL
0
TT
10
TL
5
TS
0
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
PPA
Standar PAP 2.3
Rumah sakit menetapkan regulasi tindakan klinis dan diagnostik yang diminta, dilaksanakan dan diterima
hasilnya, serta disimpan di berkas rekam medis pasien
Maksud dan Tujuan PAP 2.3 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PAP 2.3
Telusur
Skor
1. Ada regulasi tentang tindakan klinis
R
Regulasi tentang tindakan klinis dan tindakan
10
TL
dan diagnostik serta pencatatannya
diagnostik serta pencatatannya di rekam medis,
5
TS
di rekam medis. (R)
termasuk tentang EP 2, 3 dan 4
0
TT
2. Staf yang meminta beserta apa
alasan dilakukan tindakan dicatat di
rekam medis pasien. (D)
D
Bukti dalam rekam medis tentang alasan
permintaan
10
5
0
TL
TS
TT
3. Hasil tindakan dicatat di rekam
medis pasien. (D)
D
Bukti di rekam medis tentang hasil tindakan
4. Pada pasien rawat jalan bila
dilakukan tindakan diagnostik
invasif/berisiko harus dilakukan
asesmen serta pencatatannya
dalam rekam medis. (D,W)
D
Bukti dalam rekam medis tentang asesmen bila
dilakukan tindakan diagnostik invasif/berisiko
10
5
0
10
5
0
TL
TS
TT
TL
TS
TT
W
 DPJP
 Kepala/staf unit pelayanan diagnostik antara
lain Unit Laboratorium, Unit Radiologi
Standar PAP 2.4
Pasien dan keluarga diberi tahu tentang hasil asuhan dan pengobatan termasuk hasil asuhan yang tidak
diharapkan.
Maksud dan Tujuan PAP 2.4 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PAP 2.4
Telusur
Skor
1. Pasien dan keluarga diberikan
D
Bukti pelaksanaan pemberian informasi hasil
10
TL
informasi tentang hasil asuhan
asuhan dan pengobatan
5
TS
dan pengobatan (lihat juga HPK
0
TT
2.1.1, EP 1). (D,W)
W
 DPJP
 PPA lainnya
 Pasien/keluarga
2. Pasien dan keluarga diberikan
D
Bukti pelaksanaan pemberian informasi hasil
10
TL
informasi tentang hasil asuhan
asuhan dan pengobatan yang tidak diharapkan
5
TS
dan pengobatan yang tidak
0
TT
diharapkan (lihat juga HPK 2.1.1, P
W
 DPJP
2). (D,W)
 PPA lainnya
 Pasien/keluarga
PELAYANAN PASIEN RISIKO TINGGI DAN PENYEDIAAN PELAYANAN RISIKO TINGGI
3
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
75
Standar PAP 3
Rumah sakit menetapkan regulasi bahwa asuhan pasien risiko tinggi dan pemberian pelayanan risiko tinggi
diberikan berdasar atas panduan praktik klinis dan peraturan perundangan-undangan.
Maksud dan Tujuan PAP 3 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PAP 3
Telusur
Skor
1. Ada regulasi proses identifikasi
R
Regulasi tentang proses identifikasi pasien risiko
10
TL
pasien risiko tinggi dan pelayanan
tinggi dan pelayanan risiko tinggi sesuai dengan
5
TS
risiko tinggi sesuai dengan
populasi pasiennya, disertai penetapan risiko
0
TT
populasi pasiennya serta penetapan
tambahan yang mungkin berpengaruh pada pasien
risiko tambahan yang mungkin
risiko tinggi dan pelayanan risiko tinggi, termasuk EP
berpengaruh pada pasien risiko
2 dan EP 4
tinggi dan pelayanan risiko tinggi.
(R)
2. Staf dilatih untuk pemberian
D
Bukti pelaksanaan pelatihan staf tentang
10
TL
pelayanan pada pasien risiko tinggi
pemberian pelayanan pada pasien risiko tinggi dan
5
TS
dan pelayanan risiko tinggi. (D,O,W)
pelayanan risiko tinggi
0
TT
3. Ada bukti pelaksanaan pemberian
pelayanan pada pasien risiko
tinggi dan pelayanan risiko tinggi.
(D,O,W)
O
Lihat materi pelatihan staf
W
 DPJP
 PPA lainnya
 Staf klinis
 Diklat
Bukti di rekam medis tentang pelaksanaan
pemberian pelayanan pada pasien risiko tinggi
dan pelayanan risiko tinggi
D
O
10
5
0
TL
TS
TT
Lihat bukti pelaksanaan pemberian pelayanan
pada pasien risiko tinggi dan pelayanan risiko
tinggi
W
 DPJP
 PPA lainnya
 Staf klinis
Bukti pelayanan risiko tinggi dimasukkan ke dalam
program peningkatan mutu rumah sakit
4. Ada bukti pengembangan
D
10
TL
pelayanan risiko tinggi dimasukkan
5
TS
ke dalam program peningkatan
0
TT
mutu rumah sakit. (D,W)
W Komite/tim PMKP
DETEKSI (MENGENALI) PERUBAHAN KONDISI PASIEN
Standar PAP 3.1
Staf klinis dilatih untuk mendeteksi (mengenali) perubahan kondisi pasien memburuk dan mampu melakukan
tindakan.
Maksud dan Tujuan PAP 3.1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PAP 3.1
Telusur
Skor
1. Ada regulasi pelaksanaan early
R
Regulasi untuk pelaksanaan early warning system
10
TL
warning system (EWS). (R)
(EWS)
0
TT
2. Ada bukti staf klinis dilatih
D
Bukti pelaksanaan pelatihan staf klinis tentang EWS 10
TL
menggunakan EWS. (D,W)
5
TS
W Staf klinis
0
TT
3. Ada bukti staf klinis mampu
D
Bukti di rekam medis tentang pelaksanaan EWS
10
TL
melaksanakan EWS. (D,W,S)
5
TS
W Staf klinis
0
TT
4. Tersedia pencatatan hasil EWS.
(D,W)
S
D
Peragaan pelaksanaan skoring EWS
Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan
EWS
10
5
0
TL
TS
TT
W Staf klinis
PELAYANAN RESUSITASI
4
76
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
Standar PAP 3.2
Pelayanan resusitasi tersedia di seluruh area rumah sakit
Maksud dan Tujuan PAP 3.2 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PAP 3.2
Telusur
1. Ada regulasi pelayanan resusitasi
R
Regulasi tentang pelayanan resusitasi
yang tersedia dan diberikan selama
24 jam setiap hari di seluruh area
rumah sakit, serta peralatan medis
untuk resusitasi dan obat untuk
bantuan hidup dasar terstandar
sesuai dengan kebutuhan populasi
pasien (lihat PAB 3, EP 3). (R)
2. Di seluruh area rumah sakit
W
 Tim code blue
bantuan hidup dasar diberikan
 Staf klinis
segera saat dikenali henti jantungparu dan tindak lanjut diberikan
S
 Peragaan BHD
kurang dari 5 menit. (W,S)
 Peragaan aktivasi code blue (lihat KKS 8.1 EP 1
dan 2)
3. Staf diberi pelatihan pelayanan
D
Bukti pelatihan tentang pelayanan resusitasi (lihat
resusitasi. (D,W)
KKS 8.1 EP 1 dan 2)
Skor
10
TL
0
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
W
 Staf klinis
 Staf RS
 Diklat
Maksud dan Tujuan PAP 3.3 s/d PAP 3.9 : Lihat SNARS 1
Regulasi harus dibuat secara khusus untuk kelompok pasien yang berisiko atau pelayanan yang berisiko tinggi
agar tepat dan efektif dalam mengurangi risiko terkait. Sangatlah penting bahwa regulasi mengatur hal
tersebut.
a. Bagaimana perencanaan dibuat termasuk identifikasi perbedaan pasien dewasa dengan anak atau keadaan
khusus lain
b. Dokumentasi yang diperlukan oleh pelayanan secara tim untuk bekerja dan
berkomunikasi secara efektif
c. Pertimbangan persetujuan khusus bila diperlukan
d. Persyaratan pemantauan pasien
d. Kompetensi atau keterampilan yang khusus staf yg terlibat dalam proses asuhan
e. Ketersediaan dan penggunaan peralatan khusus
Pengobatan risiko tinggi lainnya selain kemoterapi termasuk antara lain radioterapi, KCl pekat, heparin, dsb.
Catatan: untuk standarPAP 3.3 s.d. PAP 3.9 maka elemen a) sampai dengan f) pada maksud dan tujuan harus
tercermin dalam regulasi yang disyaratkan.
PELAYANAN DARAH
Standar PAP 3.3
Pelayanan darah dan produk darah dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Maksud dan Tujuan PAP 3.3 : Lihat SNARS 1
Pelayanan darah dan produk darah harus diberikan sesuai dengan peraturan perundang-perundangan meliputi
antara lain:
a) pemberian persetujuan (informed consent);
b) pengadaan darah;
c) identifikasi pasien;
d) pemberian darah;
e) monitoring pasien;
f) identifikasi dan respons terhadap reaksi transfusi.
Staf kompeten dan berwenang melaksanakan pelayanan darah dan produk darah serta melakukan monitoring
dan evaluasi.
Elemen Penilaian PAP 3.3
Telusur
Skor
1. Ada regulasi pelayanan darah dan
R
Regulasi tentang pelayanan darah dan produk
10
TL
produk darah meliputi butir a)
darah meliputi butir a) sampai dengan f) pada
5
TS
sampai dengan f) pada maksud dan
maksud dan tujuan.
0
TT
tujuan (lihat AP 5.11 EP 2). (R)
5
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
77
2. Ada bukti pelaksanaan proses
meliputi a) sampai dengan f) pada
maksud dan tujuan. (D,W)
3. Ada bukti staf yang kompeten dan
berwenang melaksanakan
pelayanan darah dan produk darah
serta melakukan monitoring dan
evaluasi (lihat AP 5.11, EP 1). (D,W)
D
Bukti dalam rekam medis tentang pelayanan darah
dan produk darah meliputi butir a) sampai dengan
f)
10
5
0
TL
TS
TT
W
 Staf klinis
 Staf BDRS (Bank Darah RS)
Bukti dalam rekam medis tentang pelayanan darah
dan produk darah meliputi butir a) sampai dengan
f) dan berkas kredensial staf klinis
10
5
0
TL
TS
TT
D
W
 Staf klinis
 Staf BDRS (Bank Darah RS)
PELAYANAN PASIEN KOMA DAN YANG MENGGUNAKAN VENTILATOR
Standar PAP 3.4
Rumah sakit menetapkan regulasi asuhan pasien yang menggunakan alat bantu hidup dasar atau
pasien koma.
Elemen Penilaian PAP 3.4
Telusur
Skor
1. Ada regulasi asuhan pasien alat
R
Regulasi tentang asuhan pasien dengan alat bantu
10
TL
bantu hidup dasar atau pasien
hidup dasar atau pasien koma
5
TS
koma. (R)
0
TT
2. Ada bukti pelaksanaan asuhan
D
Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan
10
TL
pasien dengan alat bantu hidup
asuhan pasien dengan alat bantu hidup
5
TS
sesuai dengan regulasi. (D,W)
0
TT
W
 PPA
 Staf klinis
3. Ada bukti pelaksanaan asuhan
D
Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan
10
TL
pasien koma sesuai dengan
asuhan pasien koma
5
TS
regulasi. (D,W
0
TT
W
 PPA
 Staf klinis
PELAYANAN PASIEN PENYAKIT MENULAR DAN PENURUNAN DAYA TAHAN (IMMUNO-SUPPRESSED)
Standar PAP 3.5
Regulasi mengarahkan asuhan pasien penyakit menular dan immuno-suppressed.
Elemen Penilaian PAP 3.5
Telusur
Skor
1. Ada regulasi asuhan pasien
R
Regulasi tentang asuhan pasien penyakit menular
10
TL
penyakit menular dan immunodan immuno-suppressed
5
TS
suppressed. (R)
0
TT
2. Ada bukti pelaksanaan asuhan
D
Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan
10
TL
pasien penyakit menular sesuai
asuhan pasien penyakit menular
5
TS
dengan regulasi. (D,W)
0
TT
W
 PPA
 Staf klinis
 IPCN/IPCLN
3. Ada bukti pelaksanaan asuhan
D
Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan
10
TL
pasien immuno-suppressed sesuai
asuhan pasien immuno-suppressed
5
TS
dengan regulasi. (D,W)
0
TT
W
 PPA
 Staf klinis
 IPCN/IPCLN
PELAYANAN PASIEN DIALISIS
Standar PAP 3.6
Regulasi mengarahkan asuhan pasien dialisis (cuci darah).
Elemen Penilaian PAP 3.6
Telusur
Skor
1. Ada regulasi asuhan pasien dialisis.
R
Regulasi tentang asuhan pasien dialisis termasuk EP
10
TL
(R)
3.
5
TS
0
TT
2. Ada bukti pelaksanaan asuhan
D
Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan
10
TL
pasien dialisis sesuai dengan
asuhan pasien dialisis
5
TS
regulasi. (D,W)
0
TT
W
 PPA
 Staf klinis
6
78
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
3. Ada bukti dilakukan evaluasi kondisi
pasien secara berkala. (D,W)
D
Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan
asesmen ulang berkala
10
5
0
TL
TS
TT
W
 PPA
 Staf klinis
PELAYANAN PASIEN RESTRAINT
Standar PAP 3.7
Rumah sakit menetapkan pelayanan penggunaan alat penghalang (restraint).
Elemen Penilaian PAP 3.7
Telusur
1. Ada regulasi pelayanan
R
Regulasi tentang pelayanan penggunaan alat
penggunaan alat penghalang
penghalang (restraint), termasuk tentang informed
(restraint). (R)
consentnya dan EP 3.
2. Ada bukti pelaksanaan pelayanan
D
Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan
penggunaan alat penghalang
pelayanan penggunaan alat penghalang (restraint)
(restraint) sesuai dengan regulasi.
(D,W)
W
 PPA
 Pasien/keluarga
3. Ada bukti dilakukan evaluasi pasien
D
Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan
secara berkala. (D,W)
evaluasi pasien secara berkala
Skor
10
TL
5
TS
0
TT
10
TL
5
TS
0
TT
10
5
0
TL
TS
TT
W Staf klinis
PELAYANAN PASIEN POPULASI KHUSUS
Standar PAP 3.8
Rumah sakit memberikan pelayanan khusus terhadap pasien usia lanjut, mereka yang cacat, anak, serta populasi
yang berisiko disiksa dan risiko tinggi lainnya termasuk pasien dengan risiko bunuh diri.
Elemen Penilaian PAP 3.8
Telusur
Skor
1. Ada regulasi pelayanan khusus
R
Regulasi tentang pelayanan khusus terhadap pasien
10
TL
terhadap pasien yang lemah, lanjut
yang lemah, lanjut usia, anak, dan yang dengan
5
TS
usia, anak, dan yang dengan
ketergantungan bantuan, serta populasi yang
0
TT
ketergantungan bantuan, serta
berisiko disiksa dan risiko tinggi lainnya termasuk
populasi yang berisiko disiksa dan
pasien dengan risiko bunuh diri.
risiko tinggi lainnya termasuk
pasien dengan risiko bunuh diri. (R)
2. Ada bukti pelaksanaan asuhan
pasien yang lemah dan lanjut usia
yang tidak mandiri menerima
asuhan sesuai dengan regulasi.
(D,W)
3. Ada bukti pelaksanaan asuhan
pasien anak dan anak dengan
ketergantungan sesuai dengan
regulasi. (D,W)
4. Ada bukti pelaksanaan asuhan
terhadap populasi pasien dengan
risiko kekerasan dan risiko tinggi
lainnya termasuk pasien dengan
risiko bunuh diri sesuai dengan
regulasi. (D,W)
D
Bukti dalam rekam medis tentang asuhan pasien
yang lemah dan lanjut usia yang tidak mandiri
W
 PPA
 Staf klinis
Bukti dalam rekam medis tentang asuhan pasien
anak dan anak dengan ketergantungan
D
W
D
 PPA
 Staf klinis
Bukti dalam rekam medis tentang asuhan terhadap
populasi pasien dengan risiko kekerasan dan risiko
tinggi lainnya termasuk pasien dengan risiko bunuh
diri. (lihat MFK 4 EP 4)
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
W
 PPA
 Staf klinis
PELAYANAN PASIEN KEMOTERAPI DAN TERAPI LAIN YANG BERISIKO TINGGI
Standar PAP 3.9
Rumah sakit memberikan pelayanan khusus terhadap pasien yang mendapat kemoterapi atau pelayanan lain yang
berisiko tinggi (misalnya terapi hiperbarik dan pelayanan radiologi intervensi).
Elemen Penilaian PAP 3.9
Telusur
Skor
1. Ada regulasi pelayanan khusus
R
Regulasi pelayanan khusus terhadap:
10
TL
terhadap pasien yang mendapat
1) pasien yang mendapat kemoterapi
5
TS
kemoterapi atau pelayanan lain
2) pelayanan lain yang berisiko tinggi
0
TT
yang berisiko tinggi. (R)
7
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
79
2. Ada bukti pelaksanaan pelayanan
pasien yang mendapat kemoterapi
sesuai dengan regulasi. (D,W)
3. Ada bukti pelaksanaan pelayanan
risiko tinggi lain (misalnya terapi
hiperbarik dan pelayanan radiologi
intervensi) sesuai dengan regulasi.
(D,W)
D
Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan
pelayanan pasien yang mendapat kemoterapi
W
 PPA
 Staf klinis
Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan
pelayanan risiko tinggi lain (misalnya terapi
hiperbarik dan pelayanan radiologi intervensi)
D
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
W
 PPA
 Staf klinis
MAKANAN DAN TERAPI GIZI
Standar PAP 4
Tersedia berbagai pilihan makanan sesuai dengan status gizi pasien dan konsisten dengan asuhan klinisnya.
Maksud dan Tujuan PAP 4 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PAP 4
Telusur
Skor
1. Rumah sakit menetapkan regulasi
R
Regulasi pelayanan gizi, termasuk EP 2, 3, 4, 5 dan
10
TL
yang berkaitan dengan pelayanan
6 (bila diizinkan)
5
TS
gizi. (R)
0
TT
2. Rumah sakit menyediakan
D
Bukti pelaksanaan tentang penyediaan makanan
10
TL
makanan sesuai dengan kebutuhan
sesuai dengan kebutuhan pasien
5
TS
pasien. (D,O,W)
0
TT
O
Lihat rekam medis dan form pelayanan gizi
W
3. Ada bukti proses pemesanan
makanan pasien sesuai dengan
status gizi dan kebutuhan pasien
serta dicatat di rekam medis.
(D,O,W)
4. Makanan disiapkan dan disimpan
dengan mengurangi risiko
kontaminasi dan pembusukan.
(O,W)
5. Distribusi makanan dilaksanakan
tepat waktu sesuai dengan
kebutuhan. (D,O,W)
D
O
Lihat rekam medis dan form pelayanan gizi
W
 Staf klinis
 Dietisien
Lihat proses penyiapan dan penyimpanan makanan
O
W
D
O
W
6. Jika keluarga membawa makanan
bagi pasien, mereka diberi edukasi
tentang pembatasan diet pasien
dan risiko kontaminasi serta
pembusukan sesuai dengan
regulasi. (D,O,W,S)
7. Makanan yang dibawa keluarga
atau orang lain disimpan secara
benar untuk mencegah
kontaminasi. (D,O,W)
 Staf klinis
 Dietisien
 Pasien/keluarga
Bukti pemesanan makanan pasien sesuai dengan
status gizi dan kebutuhan pasien
D
 Staf klinis
 Dietisien
 Pasien/keluarga
Bukti pelaksanaan distribusi makanan dilaksanakan
tepat waktu
Lihat form pelayanan gizi
 Staf klinis
 Dietisien
 Pasien/keluarga
Bukti materi edukasi tentang pembatasan diet
pasien dan risiko kontaminasi serta pembusukan
O
Lihat form pemberian edukasi
W
 Staf klinis
 Dietisien
 Pasien/keluarga
S
D
Peragaan pemberian edukasi
Bukti pencatatan penyimpanan makanan yang
dibawa keluarga atau orang lain
O
Lihat tempat penyimpanan
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
8
80
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
W
 Staf klinis
 Dietisien
 Pasien/keluarga
Standar PAP 5
Pasien dengan risiko nutrisi menerima terapi gizi terintegrasi.
Maksud dan Tujuan PAP 5 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PAP 5
Telusur
1. Rumah sakit menetapkan regulasi
R
Regulasi tentang asuhan dan terapi gizi terintegrasi,
untuk terapi gizi terintegrasi. (R)
termasuk EP 2, 3, 4
2. Ada bukti pemberian terapi gizi
terintegrasi pada pasien risiko
nutrisi. (D,W)
3. Asuhan gizi terintegrasi mencakup
rencana, pemberian, dan monitor
terapi gizi. (D,W)
D
Bukti dalam rekam medis tentang pemberian terapi
gizi terintegrasi pada pasien risiko nutrisi
W
 PPA
 Staf klinis
 Dietisien
Bukti dalam rekam medis tentang asuhan gizi
terintegrasi mencakup rencana, pemberian, dan
monitor terapi gizi
D
W
4. Evaluasi dan monitoring terapi gizi
dicatat di rekam medis pasien. (lihat
AP 2 EP 1). (D)
D
W
 PPA
 Staf klinis
 Dietisien
Bukti dalam rekam medis tentang evaluasi dan
monitoring terapi gizi
3. Pasien dan keluarga diberikan
edukasi tentang pelayanan untuk
mengatasi nyeri sesuai dengan latar
belakang agama, budaya, nilai-nilai
pasien, dan keluarga. (D,W)
D
W
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
 PPA
 Staf klinis
 Dietisien
 Pasien/keluarga
PENGELOLAAN NYERI
Standar PAP 6
Rumah sakit menetapkan pelayanan pasien untuk mengatasi nyeri.
Maksud dan Tujuan PAP 6 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PAP 6
Telusur
R
Regulasi tentang pelayanan pasien untuk mengatasi
1. Rumah sakit menetapkan regulasi
nyeri, termasuk EP 2, 3, 4, 5
pelayanan pasien untuk mengatasi
nyeri. (R)
D
Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan
2. Pasien nyeri menerima pelayanan
pelayanan untuk mengatasi nyeri sesuai dengan
untuk mengatasi nyeri sesuai
kebutuhan
dengan kebutuhan. (D,W)
W
Skor
10
TL
5
TS
0
TT
10
TL
5
TS
0
TT
 PPA
 Staf klinis
 Pasien/keluarga
Bukti dalam rekam medis tentang edukasi kepada
pasien-keluarga mengenai pelayanan untuk
mengatasi nyeri sesuai dengan latar belakang
agama, budaya, nilai-nilai pasien-keluarga
Skor
10
TL
5
TS
0
TT
10
TL
5
TS
0
TT
10
5
0
TL
TS
TT
 PPA
 Staf klinis
 Pasien/keluarga
9
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
81
4. Pasien dan keluarga diberikan
edukasi tentang kemungkinan
timbulnya nyeri akibat tindakan
yang terencana, prosedur
pemeriksaan, dan pilihan yang
tersedia untuk mengatasi nyeri.
(D,W,S)
5. Rumah sakit melaksanakan
pelatihan pelayanan mengatasi
nyeri untuk staf. (D,W)
D
Bukti dalam rekam medis tentang edukasi kepada
pasien-keluarga mengenai kemungkinan
timbulnya nyeri akibat tindakan yang terencana,
prosedur pemeriksaan, dan pilihan yang tersedia
untuk mengatasi nyeri
W
 PPA
 Staf klinis
 Pasien/keluarga
S
D
Peragaan pemberian edukasi
Bukti pelaksanaan pelatihan staf tentang nyeri
W
 PPA
 Staf klinis
PELAYANAN DALAM TAHAP TERMINAL
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
Standar PAP 7
Dilakukan asesmen dan asesmen ulang terhadap pasien dalam tahap terminal dan keluarganya sesuai dengan
kebutuhan mereka.
Maksud dan Tujuan PAP 7 : Lihat SNARS 1
Asesmen dan asesmen ulang bersifat individual agar sesuai dengan kebutuhan pasien dalam tahap terminal
(dying) dan keluarganya. Asesmen dan asesmen ulang harus menilai kondisi pasien seperti:
a) gejala mual dan kesulitan pernapasan;
b) faktor yang memperparah gejala fisik;
c) manajemen gejala sekarang dan respons pasien;
d) orientasi spiritual pasien dan keluarga serta keterlibatan dalam kelompok agama tertentu;
e) keprihatinan spiritual pasien dan keluarga seperti putus asa, penderitaan, dan rasa bersalah;
f) status psikososial pasien dan keluarganya seperti kekerabatan, kelayakan perumahan, pemeliharaan
lingkungan, cara mengatasi, serta reaksi pasien dan keluarganya menghadapi penyakit;
g) kebutuhan bantuan atau penundaan layanan untuk pasien dan keluarganya;
h) Kebutuhan alternatif layanan atau tingkat layanan;
i) Faktor risiko bagi yang ditinggalkan dalam hal cara mengatasi dan potensi reaksi patologis atas kesedihan.
Elemen Penilaian PAP 7
Telusur
Skor
1. Ada regulasi asesmen awal dan
R
Regulasi tentang asesmen awal dan ulang pasien
10
TL
ulang pasien dalam tahap terminal
terminal meliputi butir a) sampai dengan i) pada
5
TS
meliputi butir a) sampai dengan i)
maksud dan tujuan, termasuk butir a) s/d f) di PAP
0
TT
pada maksud dan tujuan. (R)
7.1
2. Ada bukti skrining dilakukan pada
pasien yang diputuskan dengan
kondisi harapan hidup yang kecil
sesuai dengan regulasi. (D,W)
3. Pasien dalam tahap terminal
dilakukan asesmen awal dan
asesmen ulang. (D,W)
D
Bukti dalam rekam medis tentang skrining pasien
yang diputuskan dengan kondisi harapan hidup yang
kecil
W
 PPA
 Staf klinis
 Pasien/keluarga
Bukti dalam rekam medis tentang asesmen awal
dan asesmen ulang
D
W
4. Hasil asesmen menentukan asuhan
dan layanan yang diberikan. (D,W)
D
 PPA
 Staf klinis
 Pasien/keluarga
Bukti dalam rekam medis tentang penentuan
asuhan dan layanan yang diberikan sebagai hasil
asesmen
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
W
5. Asuhan dalam tahap terminal
memperhatikan rasa nyeri pasien.
(lihat juga HPK 2.2). (D,W)
D
W
82
 PPA
 Keluarga
Bukti dalam rekam medis tentang asuhan dalam
tahap terminal memperhatikan rasa nyeri pasien
 PPA
 Staf klinis
10
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
 Pasien/keluarga
Standar PAP 7.1
Rumah sakit memberikan pelayanan pasien dalam tahap terminal dengan memperhatikan kebutuhan pasien
dan keluarga serta mengoptimalkan kenyamanan dan martabat pasien yang didokumentasikan dalam rekam
medis.
Maksud dan Tujuan PAP 7.1 : Lihat SNARS 1
Pasien dalam tahap terminal membutuhkan asuhan dengan rasa hormat dan empati yang terungkap dalam
asesmen (lihat PAP 1.7). Untuk melaksanakan ini, staf diberi pemahaman tentang kebutuhan pasien yang unik
saat dalam tahap terminal. Kepedulian staf terhadap kenyamanan dan kehormatan pasien harus menjadi
prioritas semua aspek asuhan pasien selama pasien berada dalam tahap terminal.
Rumah sakit menetapkan proses untuk mengelola asuhan pasien dalam tahap terminal. Proses ini meliputi:
a) intervensi pelayanan pasien untuk mengatasi nyeri;
b) memberikan pengobatan sesuai dengan gejala dan mempertimbangkan keinginan pasien dan keluarga;
c) menyampaikan secara hati-hati soal sensitif seperti autopsi atau donasi organ;
d) menghormati nilai, agama, serta budaya pasien dan keluarga;
e) mengajak pasien dan keluarga dalam semua aspek asuhan;
f) memperhatikan keprihatinan psikologis, emosional, spiritual, serta budaya pasien dan keluarga.
Elemen Penilaian PAP 7
Telusur
Skor
1. Rumah sakit menetapkan regulasi
R
Regulasi tentang pelayanan pasien dalam tahap
10
TL
pelayanan pasien dalam tahap
terminal, meliputi EP 2, 3, 4, 5, 6.
5
TS
terminal meliputi butir a) sampai
0
TT
dengan f) pada maksud dan tujuan.
(R)
2. Staf diedukasi tentang kebutuhan
unik pasien dalam tahap terminal.
(D,W)
3. Pelayanan pasien dalam tahap
terminal memperhatikan gejala,
kondisi, dan kebutuhan kesehatan
atas hasil asesmen. (lihat PAP 1.7 EP
1). (D, W)
4. Pelayanan pasien dalam tahap
terminal memperhatikan upaya
mengatasi rasa nyeri pasien (lihat
juga HPK 2.2). (D,W)
5. Pelayanan pasien dalam tahap
terminal memperhatikan
kebutuhan biopsiko- sosial,
emosional, budaya, dan spiritual.
(D,W)
6. Pasien dan keluarga dilibatkan
dalam keputusan asuhan termasuk
keputusan do not resuscitate/DNR.
(lihat juga HPK 2). (D,W)
D
Bukti materi edukasi kepada staf tentang
kebutuhan unik pasien dalam tahap terminal
W
 PPA
 Staf klinis
Bukti dalam rekam medis tentang hasil asesmen
pasien tahap terminal
D
W
D
W
D
W
D
W
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
 PPA
 Staf klinis
 Pasien/keluarga
Bukti dalam rekam medis tentang kebutuhan
biopsiko- sosial, emosional, budaya, dan spiritual
pasien dalam tahap terminal
10
5
0
TL
TS
TT
 PPA
 Pasien/keluarga
Bukti dalam rekam medis tentang melibatkan
pasien dan keluarga dalam keputusan asuhan
termasuk keputusan do not resuscitate/DNR
10
5
0
TL
TS
TT
 PPA
 Staf klinis
Bukti dalam rekam medis tentang upaya mengatasi
rasa nyeri pasien dalam tahap terminal
 PPA
 Pasien/keluarga
11
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
83
84
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
PELAYANAN ANESTESI DAN BEDAH (PAB)
Standar PAB 1
Rumah Sakit menyediakan pelayanan anestesi (termasuk sedasi moderat dan dalam) untuk memenuhi
kebutuhan pasien, dan pelayanan tsb memenuhi peraturan perundang-undangan dan standar profesi.
Maksud dan Tujuan PAB 1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PAB 1
Telusur
Skor
1. Rumah Sakit menetapkan regulasi
R
Regulasi tentang pelayanan anestesi, sedasi
10
TL
tentang pelayanan anestesi, sedasi
moderat dan dalam
moderat dan dalam yang
0
TT
memenuhi standar profesi,
peraturan perundang-undangan
(R)
2. Pelayanan anestesi, sedasi
O
Lihat proses pelayanan sedasi moderat dan dalam
10
TL
moderat dan dalam yang adekuat,
dan anestesi
reguler dan nyaman, tersedia
0
TT
untuk memenuhi kebutuhan
W
 Kepala unit terkait
pasien (O,W)
 Staf anestesi
3. Pelayanan anestesi, sedasi
O
Lihat sumber daya untuk pelayanan anestesi sedasi
10
TL
moderat dan dalam (termasuk
moderat dan dalam untuk gawat darurat tersedia 24
5
TS
pelayanan yang diperlukan untuk
jam
0
TT
kegawat daruratan) tersedia 24
jam. (O,W)
W
 Kepala IGD / unit terkait
 Staf anestesi
Standar PAB 2
Ada staf medis anestesi yang kompeten dan berwenang, bertangung -jawab untuk mengelola pelayanan
anestesi, sedasi moderat dan dalam
Maksud dan Tujuan PAB 2 : Lihat SNARS 1
Pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam berada dibawah penangg-jawab pelayanan anestesi yang
memenuhi peraturan perundang-undanganan. Tanggung jawab pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam
meliputi:
a) mengembangkan, menerapkan, dan menjaga regulasi
b) melakukan pengawasan administratif
c) menjalankan program pengendalian mutu yang dibutuhkan
d) memonitor dan evaluasi pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam
Elemen Penilaian PAB 2
Telusur
Skor
1. Ada regulasi RS yangmengatur
R
Regulasi tentang:
10
TL
pelayanan anestesi, sedasi
1) Pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam
5
TS
moderat dan dalam seragam di
yang seragam dan terintegrasi diseluruh tempat
0
TT
seluruh RS (lihat PAP 1 EP 1) dan
pelayanan di rumah sakit
berada dibawah tanggung jawab
2) Penetapan penanggung jawab pelayanan
seorang dokter anestesi sesuai
anestesi, sedasi moderat dan dalam disertai
peraturan perundang-undangan
uraiang tugas, tanggung jawab dan wewenang
(lihat TKRS 5). (R)
serta rencana kegiatan
2. Ada bukti penanggung jawab
D
Bukti pelaksanaan rencana kegiatan penanggung
10
TL
pelayanan anestesi
jawab pelayanan anestesi sesuai uraian tugas,
5
TS
mengembangkan, melaksanakan,
tanggung jawab dan wewenang meliputi elemen a
0
TT
menjaga regulasi seperti elemen a)
sampai dengan d pada maksud dan tujuan (KKS 2.3
sampai dengan d) di maksud dan
EP 3)
tujuan. (D,W)
W
 Penanggung jawab pelayanan anestesi
 Staf anestesi
3. Ada bukti penanggung jawab
D
Bukti penanggung jawab pelayanan anestesi
10
TL
menjalankan program
melaksanakan PMKP pelayanan anestesi dan sedasi
5
TS
pengendalian mutu. (D,W)
0
TT
W
 Penanggung jawab pelayanan anestesi
 Staf anestesi
4. Ada bukti pelaksanaan supervisi
D
Bukti supervisi pelaksanaan anestesi, sedasi moderat 10
TL
dan evaluasi pelaksanaan
dan dalam:
5
TS
pelayanan anestesi, sedasi
1) Form ceklis
0
TT
1
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
85
moderat dan dalam di seluruh
bagian Rumah Sakit . (D,W)
2) Bukti pelaksanaan supervisi
W


Penanggung jawab pelayanan anestesi
Staf anestesi
Standar PAB 2.1
Program mutu dan keselamatan pasien pada pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam dilaksanakan dan
didokumentasikan
Maksud dan Tujuan PAB 2.1 : Lihat SNARS 1
Pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam merupakan suatu tindakan yang berisiko, karena itu
perencanaannya dan pelaksanaannya membutuhkan tingkat kehati-hatian dan akurasi tinggi. Sehubungan
dengan hal itu RS menetapkan program mutu dan keselamatan pasien pada pelayanan anestesi, sedasi moderat
dan dalam yang merupakan bagian dari program mutu dan keselamatan pasien meliputi antara lain tapi tidak
terbatas pada:
a) pelaksanaan asesmen pra sedasi dan pra anestesi
b) proses monitoring status fisiologis selama anestesi
c) proses monitoring proses pemulihan anestesi dan sedasi dalam
d) evaluasi ulang bila terjadi konversi tindakan dari lokal/regional ke general.
Elemen Penilaian PAB 2.1
Telusur
Skor
1. RS menetapkan program mutu dan
R
Regulasi tentang penetapan pengukuran mutu dan
10
TL
keselamatan pasien dalam
pelaporan insiden keselamatan pasien dalam
5
TS
pelayanan anestesi, sedasi
pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam,
0
TT
moderat dan dalam (lihat PMKP
sesuai TKRS 11 EP 1
2.1). (R)
2. Ada bukti monitoring dan evaluasi
D
Bukti monitoring dan evaluasi pelaksanaan asesmen
10
TL
pelaksanaan asesmen pra sedasi
pra sedasi dan pra anestesi, berupa analisis data,
5
TS
dan pra anestesi. (D,W)
termasuk kepatuhan terhadap standar
0
TT
W
3. Ada bukti monitoring dan evaluasi
proses monitoring status fisiologis
selama anestesi. (D,W)
D
W
4. Ada bukti monitoring dan evaluasi
proses monitoring ,proses
pemulihan anestesi dan sedasi
dalam. (D,W)
D
W
5. Ada bukti monitoring dan evaluasi
evaluasi ulang bila terjadi konversi
tindakan dari lokal/regional ke
general. (D,W)
D
W
6. Ada bukti pelaksanaan program
mutu dan keselamatan pasien
dalam anestesi, sedasi moderat
dan dalam dan diintegrasikan
dengan program mutu RS (lihat
PMKP 2.1). (D,W)
D
 Penanggung jawab pelayanan anestesi
 Staf anestesi
 Komite/Tim PMKP
Bukti monitoring dan evaluasi status fisiologis
selama anestesi dan sedasi, berupa analisis data,
termasuk kepatuhan terhadap standar
10
5
0
TL
TS
TT
 Penanggung jawab pelayanan anestesi
 Komite/Tim PMKP
Bukti monitoring dan evaluasi proses pemulihan
pasca anestesi dan sedasi, berupa analisis data,
termasuk kepatuhan terhadap standar
10
5
0
TL
TS
TT
 Penanggung jawab pelayanan anestesi
 Komite/Tim PMKP
Bukti monitoring dan evaluasi konversi tindakan dari
lokal/regional ke general, berupa analisis data,
termasuk kepatuhan terhadap standar
10
5
0
TL
TS
TT
 Penanggung jawab pelayanan anestesi
 Komite/Tim PMKP
Bukti dokumentasi pelaksanaan program mutu dan
keselamatan pasien dalam anestesi dan sedasi
sudah diintegrasikan dengan program PMKP RS
10
5
0
TL
TS
TT
W
 Penanggung jawab pelayanan anestesi
 Komite/Tim PMKP
PELAYANAN DAN ASUHAN SEDASI
Standar PAB 3
Pemberian sedasi moderat dan dalam dilakukan sesuai regulasi yang ditetapkan
Maksud dan Tujuan PAB 3 : Lihat SNARS 1
Prosedur pemberian sedasi moderat dan dalam yang diberikan secara intravena, tidak tergantung berapa
dosisnya.
Prosedur pemberian sedasi dilakukan seragam ditempat pelayanan di dalam RS termasuk unit diluar kamar
2
86
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
operasi. Karena prosedur pemberian sedasi, seperti layaknya anestesi, mengandung risiko potensial kpd pasien.
Pemberian sedasi kpd pasien harus dilakukan seragam dan sama di semua tempat di RS.
Pelayanan sedasi yang seragam meliputi :
a) kualifikasi staf yang memberikan sedasi
b) peralatan medis yang digunakan
c) bahan yang dipakai
d) cara pemonitoran di RS
Oleh sebab itu RS harus menetapkan pedoman spesifik tentang hal tsb diatas
Telusur
Elemen Penilaian PAB 3
Skor
1. Ada regulasi RS yang menetapkan
R
Regulasi tentang pelayanan sedasi yang seragam di
10
TL
pemberian sedasi yang seragam di
semua tempat di RS termasuk untuk PAB 3.2 EP 1
semua tempat di RS sesuai
sampai dengan 3
0
TT
peraturan perundang-undangan
ditetapkan dan dilaksanakan
sesuai elemen a) sampai dengan d)
spt yang disebut di maksud dan
tujuan (R)
2. Ada bukti pelaksanaan sedasi
D
Bukti dokumentasi pelaksanaan sedasi
10
TL
sesuai regulasi yang ditetapkan
5
TS
(D,O,W)
O
Lihat sumber daya untuk pelayanan sedasi
0
TT
3. Peralatan emergency tersedia dan
digunakan sesuai dengan jenis
sedasi, umur dan kondisi pasien
(D,O)
4. Staf yang terlatih dan
berpengalaman dalam
memberikan bantuan hidup lanjut
(advance) harus selalu tersedia
dan siaga selama tindakan sedasi
dikerjakan (D,O,W)
W
 Penanggung jawab pelayanan anestesi
 Staf anestesi
D
Daftar peralatan dan obat-obat emergensi untuk
pelayanan sedasi
O
D
Lihat ketersediaan sumber daya sesuai daftar
Daftar dinas PPA yang kompeten dan berwenang
untuk memberikan bantuan hidup lanjut (advance)
selama tindakan sedasi dilakukan
O
Lihat daftar dinas dan ketersediaan sumber daya
W
 Penanggung jawab pelayanan anestesi
 Staf anestesi
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
Standar PAB 3.1
Para profesional pemberi asuhan (PPA) yang kompeten dan berwenang memberikan pelayanan sedasi moderat
dan dalam serta melaksanakan monitoring
Maksud dan Tujuan PAB 3.1 : Lihat SNARS 1
Kualifikasi dokter, dokter gigi, atau atau petugas lain yang bertanggung jawab terhadap pasien yang menerima
tindakan sedasi sangat penting.
Pemahaman berbagai cara memberikan sedasi terkait pasien dan jenis tindakan yang diberikan, akan
menaikkan toleransi pasien terhadap rasa tidak nyaman, rasa sakit dan atau risiko komplikasi.
Komplikasi terkait pemberian sedasi terutama gangguan jantung dan paru. Sertifikasi dalam bantuan hidup
lanjut sangat penting.
Sbg tambahan, pengetahuan tentang farmakologi zat sedasi yang digunakan, termasuk zat reversal, mengurangi
risiko terjadi kejadian yang tidak diharapkan
Karena itu staf yang bertanggung jawab memberikan sedasi harus kompeten dan berwenang dalam hal:
a) Teknik dan berbagai macam cara sedasi
b) Farmakologi obat sedasi dan penggunaaan zat reversal (antidote-nya)
c) Memonitor pasien dan
d) Bertindak jika ada komplikasi (lihat juga, KKS.10)
Staf lain yang kompeten dapat melakukan pemantauan dibawah supervisi secara terus menerus terhadap
parameter fisiologis pasien dan memberi bantuan dalam hal tindakan resusitasi. Orang yang bertanggung jawab
melakukan pemonitoran, harus kompeten dalam:
e) pemonitoran yang diperlukan
f) bertindak jika ada komplikasi
g) penggunaaan zat reversal (anti-dot)
h) kriteria pemulihan (lihat juga, KKS.3)
Elemen Penilaian PAB 3.1
Telusur
Skor
3
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
87
1. PPA yang bertanggung jawab
memberikan sedasi adalah staf
yang kompeten dalam hal paling
sedikit a) sampai dengan d) di
maksud dan tujuan (R)
2. PPA yang bertanggung jawab
melakukan pemantauan selama
diberikan sedasi adalah staf yang
kompeten dalam hal, paling sedikit
e) sampai dengan h) di maksud
dan tujuan (R)
3. Kompetensi semua staf yang
terlibat dalam sedasi tercatat
dalam dokumen kepegawaian
(lihat KKS 5) (D,W)
R
Regulasi berupa SPK dan RKK staf anestesi yang
melakukan sedasi
10
5
0
TL
TS
TT
R
Regulasi berupa SPK dan RKK staf anestesi yang
melakukan monitoring sedasi
10
5
0
TL
TS
TT
D
Bukti kredensial pada file kepegawaian (KKS 6)
W
 Penanggung jawab pelayanan anestesi
 Staf anestesi
 Kepala SDM
10
5
0
TL
TS
TT
Standar PAB 3.2
RS menetapkan regulasi untuk tindakan sedasi (moderat dan dalam) baik cara memberikan dan memantau
berdasarkan panduan praktik klinis
Maksud dan Tujuan PAB 3.2 : Lihat SNARS 1
Tingkat kedalaman sedasi berlangsung dan berlanjut dari mulai ringan sampai sedasi dalam dan pasien dapat
menjalaninya dari satu tingkat ke tingkat yang lain.
Banyak faktor berpengaruh terhadap respons pasien dan ini selanjutnya mempengaruhi tingkat sedasi pasien.
Faktor-faktor yang berpengaruh adalah obat yang dipakai, cara pemberian obat dan dosis, umur pasien (anak,
dewasa, lanjut usia), dan riwayat kesehatan pasien. Contoh, ada riwayat kerusakan organ utama, obat yang
diminum mungkin berinteraksi dengan obat sedasi, alergi obat, ada efek samping obat anestesi atau sedasi yang
lalu.
Jika status fisik pasien berisiko tinggi, dipertimbangkan pemberian tambahan kebutuhan klinis lainnya dan
diberikan tindakan sedasi yang sesuai.
Asesmen pra sedasi membantu menemukan faktor yang dapat berpengaruh pada respons pasien terhadap
tindakan sedasi dan juga dapat ditemukan hal penting dari hasil monitor selama dan sesudah sedasi.
Profesional pemberi asuhan (PPA) yang kompeten dan berwenang melakukan asesmen pra sedasi sbb :
a) mengidentifikasi setiap masalah saluran pernapasan yang dapat mempengaruhi jenis sedasi
b) evaluasi pasien terhadap risiko tindakan sedasi.
c) merencanakan jenis sedasi dan tingkat kedalaman sedasi yang diperlukan pasien berdasar sedasi yang
diterapkan
d) pemberian sedasi secara aman dan
e) evaluasi dan menyimpulkan temuan dari monitor selama dan sesudah sedasi
Elemen Penilaian PAB 3.2
Telusur
Skor
1. Dilakukan asesmen pra sedasi dan
D
10
TL
Bukti dalam rekam medis tentang asesmen pra
dicatat dalam rekam medis yang
5
TS
sedasi dengan konsep IAR sesuai PPK
sekurang-kurangnya berisikan a)
0
TT
sampai dengan e) di maksud dan
 Penanggung jawab pelayanan anestesi
tujuan, untuk evaluasi risiko dan
W
 Staf anestesi
kelayakan tindakan sedasi bagi
pasien sesuai regulasi yang
ditetapkan RS. (D,W)
2. Seorang yang kompeten
D
Bukti dalam rekam medis tentang pemantauan
10
TL
melakukan pemantauan pasien
sedasi oleh staf anestesi yang kompeten sesuai PPK
5
TS
selama sedasi dan mencatat hasil
0
TT
monitor dalam rekam medis (D,W)
W
 Penanggung jawab pelayanan anestesi
 Staf anestesi
3. Kriteria pemulihan digunakan dan
D
Bukti dalam rekam medis tentang pemulihan sesuai
10
TL
didokumentasikan setelah selesai
PPK
5
TS
tindakan sedasi.(D,W)
0
TT
W
 Penanggung jawab pelayanan anestesi
 Staf anestesi
Standar PAB 3.3
Risiko, manfaat dan alternatif berhubungan dengan tindakan sedasi moderat dan dalam didiskusikan dengan
pasien dan keluarga pasien atau dengan mereka yang membuat keputusan yang mewakili pasien.
Maksud dan Tujuan PAB 3.3: Lihat SNARS 1
4
88
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
Elemen Penilaian PAB 3.3
1. Pasien dan atau keluarga atau
pihak lain yang berwenang yang
memberikan keputusan dijelaskan
tentang risiko, keuntungan dan
alternatif tindakan sedasi. (D,W)
2. Pasien dan keluarga atau pihak lain
yangg berwenang diberi edukasi
tentang pemberian analgesi pasca
tindakan sedasi. (D,W)
3. Dokter spesialis anestesi
melaksanakan edukasi dan
mendokumentasikannya. (D,W)
D
W
D
Telusur
Bukti pemberian penjelasan tentang risiko,
keuntungan dan alternatif tindakan sedasi
 Dokter anestesi
 Pasien/keluarga
Bukti pemberian penjelasan tentang pemberian
analgesi pasca tindakan sedasi sesuai MKE 9 EP 4
W


D
Bukti pelaksanan edukasi sesuai MKE 9 EP 4
Skor
10
TL
5
TS
0
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
Dokter anestesi
Pasien/keluarga
W
 Dokter anestesi
 Pasien/keluarga
PELAYANAN DAN ASUHAN ANESTESI
Standar PAB 4
Profesional pemberi asuhan (PPA) yang kompeten dan berwenang pada pelayanan anestesi melakukan asesmen
pra anestesi
Maksud dan Tujuan PAB 4 dan PAB 4.1 : Lihat SNARS 1
Karena anestesi mengandung risiko tinggi, pemberiannya harus direncanakan dengan hati hati.
Asesmen pra anestesi adalah dasar dari perencanaan ini, untuk mengetahui temuan apa pada monitor selama
anestesi dan setelah anestesi, dan juga untuk menentukan obat analgesi apa untuk pasca operasi.
Asesmen pra anestesi, berbasis IAR (Informasi, Analisis, Rencana) juga memberikan informasi yang diperlukan
untuk:
a. Mengetahui masalah saluran pernapasan
b. Memilih anestesi dan rencana asuhan anestesi
c. Memberikan anestesi yang aman berdasarkan asesmen pasien, risiko yang diketemukan, dan jenis tindakan
d. Menafsirkan temuan pada waktu monitoring selama anestesi dan pemulihan
e. Memberikan informasi obat analgesia yang akan digunakan pasca operasi
Dokter spesialis anestesi melakukan asesmen pra anestesi. Asesmen pra anestesi dapat dilakukan sebelum
masuk rawat inap atau sebelum dilakukan tindakan bedah atau sesaat menjelang operasi, misalnya pada pasien
darurat. Asesmen pra induksi berbasis IAR, terpisah dari asesmen pra anestesi, fokus pada stabilitas fisiologis dan
kesiapan pasien untuk tindakan anestesi, berlangsung sesaat sebelum induksi anestesi.
Jika anestesi diberikan secara darurat, asesmen pra anestesi dan pra induksi dapat dilakukan berurutan atau
simultan, namun dicatat secara terpisah (Lihat PAB.6)
Elemen Penilaian PAB 4
Telusur
Skor
1. Asemen pra anestesi dilakukan
D
Bukti dalam rekam medis tentang asesmen pra
10
TL
untuk setiap pasien yang akan
anestesi dengan konsep IAR oleh dokter anestesi
5
TS
operasi (Lihat AP.1) (D,W)
sesuai PPK
0
TT
W
2. Hasil asesmen didokumentasikan
dalam rekam medis pasien.(D,W)
D
W
 Dokter anestesi
 Pasien/keluarga
Bukti dalam rekam medis tentang asesmen pra
anestesi dengan konsep IAR oleh dokter anestesi
sesuai PPK
10
5
0
TL
TS
TT
 Dokter anestesi
 Pasien/keluarga
Standar PAB 4.1
Profesional pemberi asuhan (PPA) yang kompeten dan berwenang pada pelayanan anestesi melakukan asesmen
pra induksi
Standar PAB 4.1
Telusur
Skor
1. Asemen pra induksi dilakukan
D
Bukti dalam rekam medis tentang asesmen pra
10
TL
untuk setiap pasien sebelum
induksi dengan konsep IAR oleh dokter anestesi
5
TS
dilakukan induksi. (D,W)
sesuai PPK
0
TT
W
Dokter anestesi
5
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
89
2. Hasil asesmen didokumentasikan
dalam rekam medis pasien. (D,W)
D
Bukti dalam rekam medis tentang asesmen pra
induksi dengan konsep IAR oleh dokter anestesi
sesuai PPK
10
5
0
TL
TS
TT
W Dokter anestesi
Standar PAB 5
Rencana, tindakan anestesi dan teknik yang digunakan dicatat dan didokumentasikan di rekam medis pasien
Maksud dan Tujuan PAB 5 : lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PAB 5
Telusur
Skor
1. Ada regulasi tentang pelayanan
R
Regulasi tentang pelayanan anestesi harus
10
TL
anestesi setiap pasien
direncanakan dan didokumentasikan meliputi:
direncanakan dan
1) Teknik anestesi
0
TT
didokumentasikan (R)
Obat anestesi, dosis dan rute
2. Obat-obat anestesi, dosis dan rute
serta teknik anestesi
didokumentasikan di rekam medis
pasien. (D,W)
3. Dokter spesialis anestesi dan
perawat yang mendampingi /
penata anestesi ditulis dalam form
anestesi (D,W)
D
Bukti dalam rekam medis tentang:
1) Teknik anestesi
2) Obat anestesi, dosis dan rute
W
 Dokter anestesi
 Staf anestesi
Bukti dalam rekam medis tercantum dokter spesialis
anestesi dan penata anestesi
D
W
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
 Dokter anestesi
 Staf anestesi
Standar PAB 5.1
Risiko, manfaat dan alternatif dari tindakan anestesi didiskusikan dengan pasien dan keluarga atau orang yang
dapat membuat keputusan mewakili pasien.
Maksud dan Tujuan PAB 5.1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PAB 5.1
Telusur
Skor
1. Pasien dan atau keluarga atau
D
Bukti pemberian penjelasan tentang risiko,
10
TL
pihak lain yang berwenang yang
keuntungan dan alternatif tindakan anestesi,
5
TS
memberikan keputusan dijelaskan
termasuk konversi dari regional ke general
0
TT
tentang risiko, keuntungan dan
alternatif tindakan anestesi. (D,W)
W  Dokter anestesi
 Pasien/keluarga
2. Pasien dan atau keluarga atau
D
Bukti pemberian penjelasan tentang pemberian
10
TL
pihak lain yang berwenang diberi
analgesi pasca tindakan anestesi sesuai MKE 9 EP 4
5
TS
edukasi tentang pemberian
0
TT
analgesi pasca tindakan anestesi.
W  Dokter anestesi
(D,W)
 Pasien/keluarga
3. Dokter spesialis anestesi
R
Regulasi tentang kewajiban dokter anestesi
10
TL
melaksanakan edukasi dan
memberikan edukasi dan mendokumentasikannya
5
TS
mendokumentasikannya. (R,D)
0
TT
D
Bukti pelaksanan edukasi sesuai MKE 9 EP 4
Standar PAB 6
RS menetapkan regulasi untuk menentukan status fisiologis dimonitor selama proses anestesi dan bedah sesuai
dengan panduan praktik klinis dan didokumentasikan di dalam form anestesi.
Maksud dan Tujuan PAB 6 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PAB 6
Telusur
Skor
1. Ada regulasi jenis dan frekuensi
R
Regulasi tentang pemantauan selama anestesi dan
10
TL
pemantauan selama anestesi dan
operasi
operasi dilakukan berdasar status
0
TT
pasien pada pra anestesi, metoda
anestesi yang dipakai, dan
tindakan operasi yang
dilakukan.(R)
2. Pemantauan status fisiologis
D
Bukti dalam rekam medis memuat pemantauan
10
TL
pasien sesuai dengan panduan
status fiologis pasien yang sesuai dengan PPK
5
TS
praktik klinis (D,W)
0
TT
W
 Dokter anestesi
6
90
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
 Staf anestesi
3. Hasil pemonitoran dicatat di form
anestesi (D,W)
D
Bukti dalam rekam medis memuat pemantauan
status fiologis pasien yang sesuai dengan PPK
W
 Dokter anestesi
 Staf anestesi
10
5
0
TL
TS
TT
Standar PAB 6.1
RS menetapkan regulasi untuk memonitor status pasca anestesi setiap pasien, dan dicatat dalam rekam medis
pasien. Pasien dipindah dari ruang pemulihan oleh staf yang kompeten dan berwenang, atau berdasarkan
kriteria baku yang ditetapkan.
Maksud dan Tujuan PAB 6.1 : Lihat SNARS 1
Pemonitoran selama periode anestesi menjadi acuan untuk pemonitoran pada periode pasca anestesi.
Pengumpulan data status pasien terus menerus secara sistematik menjadi dasar memindahkan pasien ke
ruangan intensif atau ke unit rawat inap. Catatan pemonitoran menjadi acuan untuk menyudahi pemonitoran di
ruang pemulihan atau sebagai acuan untuk pindah dari ruang pemulihan.
Jika pasien dipindah langsung dari kamar operasi ke ruang intensif, pemonitoran dan pendokumentasian
diperlakukan sama dengan pemonitoran di ruang pulih.
Keluar dari ruang pemulihan pasca anestesi atau menghentikan pemonitoran pada periode pemulihan dilakukan
dengan mengacu ke salah satu alternatif dibawah ini:
a) pasien dipindahkan (atau pemonitoran pemulihan dihentikan) oleh dokter anestesi.
b) pasien dipindahkan (atau pemonitoran pemulihan dihentikan) oleh penata anestesi sesuai kriteria yang
ditetapkan rumah sakit, dan rekam medis pasien membuktikan bahwa kriteria yang dipakai dipenuhi
c) pasien dipindahkan ke unit yang mampu memberikan asuhan pasca anestesi atau pasca sedasi pasien
tertentu, seperti ICCU atau ICU.
Waktu tiba di ruang pemulihan dan waktu keluar didokumentasikan dalam form anestesi.
Elemen Penilaian PAB 6.1
Telusur
Skor
1. Pasien dipindahkan dari ruang
R
Regulasi tentang pemindahan pasien dari ruang
10
TL
pemulihan (atau jika pemonitoran
pemulihan
5
TS
pemulihan dihentikan) sesuai
0
TT
alternatif a) sampai dengan c) di
maksud dan tujuan. (R)
2. Waktu masuk ruang pemulihan
dan dipindahkan dari ruang
pemulihan dicatat dalam form
anestesi (D,O,W)
3. Pasien dimonitor dalam masa
pemulihan pasca anestesi sesuai
regulasi RS (D,O,W)
4. Hasil pemonitoran dicatat di form
anestesi (D)
D
Bukti dalam rekam medis memuat waktu masuk
ruang pemulihan dan saat dipindahkan
O
Lihat rekam medis
W
 Dokter anestesi
 Staf anestesi
Bukti dalam rekam medis memuat monitoring dalam
masa pemulihan pasca anestesi sesuai PPK
D
O
Lihat rekam medis
W
 Dokter anestesi
 Staf anestesi
Bukti dalam rekam medis memuat monitoring dalam
masa pemulihan pasca anestesi sesuai PPK
D
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
PELAYANAN DAN ASUHAN BEDAH
Standar PAB 7
Asuhan setiap pasien bedah direncanakan berdasar hasil asesmen dan dicatat dalam rekam medis pasien
Maksud dan Tujuan PAB 7 : Lihat SNARS 1
Karena prosedur bedah mengandung risiko tinggi, pelaksanaannya harus direncanakan dengan seksama.
Asesmen pra bedah (berbasis IAR) menjadi acuan untuk menentukan jenis tindakan bedah yang tepat dan
mencatat temuan penting. Hasil asesmen memberikan informasi tentang :
a) Tindakan bedah yang sesuai dan waktu pelaksanaannya
7
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
91
b) Melakukan tindakan dengan aman dan
c) Menyimpulkan temuan selama pemonitoran.
Pemilihan teknik operasi tergantung dari riwayat pasien, status fisik, data diagnostik, manfaat dan risiko dari
tindakan yang dipilih.
Pemilihan tindakan juga mempertimbangkan asesmen waktu pasien masuk dirawat inap, pemeriksaan diagnostik
dan sumber lainnya. Proses asesemen dikerjakan sesegera mungkin bagi pasien darurat (Lihat juga, AP.1.2.1
Asuhan untuk pasien bedah dicatat di rekam medis. Untuk pasien yang langsung dilayani dokter bedah, asesmen
pra bedah menggunakan asesmen awal rawat inap, pada pasien yang diputuskan dilakukan pembedahan dalam
proses perawatan, asesmen dilakukan dan dicatat dalam rekam medis, sedangkan pasien yang dikonsultasikan
ditengah perawatan oleh dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) lain dan diputuskan operasi, maka
asesmen pra bedah juga dicatat di rekam medis (dengan isi berbasis IAR) sesuai regulasi RS, termasuk diagnosis
pra operasi dan pasca operasi dan nama tindakan operasi (Lihat juga AP.1.3.1; MIRM 10.1)
Elemen Penilaian PAB 7
Telusur
Skor
1. Ada regulasi tentang asuhan setiap
R
Regulasi tentang pelayanan bedah di RS yang
10
TL
pasien bedah direncanakan
meliputi asesmen pra bedah dengan metode IAR,
berdasar informasi dari hasil
termasuk untuk EP 2 dan 3
0
TT
asesmen (R)
2. Diagnosis pra operasi dan rencana
D
Bukti dalam rekam medis memuat:
10
TL
operasi dicatat di rekam medik
1) diagnosis pra operasi
5
TS
pasien oleh dokter penanggung
2) rencana operasi
0
TT
jawab pelayanan (DPJP) sebelum
3) dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP)
operasi dimulai (D,W)
sebelum operasi dimulai
W Dokter bedah
3. Hasil asesmen yang digunakan
D
Bukti dalam rekam medis memuat:
10
TL
untuk menentukan rencana
1) diagnosis pra operasi
5
TS
operasi dicatat oleh dokter
2) rencana operasi
0
TT
penanggung jawab pelayanan
3) dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP)
(DPJP) di rekam medis pasien
sebelum operasi dimulai
sebelum operasi dimulai (Lihat
juga, AP.1.2.1; AP 1.3.1) (D,W)
W Dokter bedah
Standar PAB 7.1
Risiko, manfaat dan alternatif didiskusikan dengan pasien dan atau keluarga atau pihak lain yang berwenang
yang memberikan keputusan
Maksud dan tujuan PAB 7.1 : Lihat SNARS 1
Pasien, keluarga dan mereka yang memutuskan menerima cukup penjelasan untuk berpartisipasi dalam
keputusan asuhan pasien dan memberikan persetujuan yang dibutuhkan seperti di HPK.5.2. Untuk memenuhi
kebutuhan pasien, penjelasan tsb diberikan secara terintegrasi oleh para profesional pemberi asuhan (PPA)
terkait, dibantu manajer pelayanan pasien (MPP.)
Informasi memuat:
a) Risiko dari rencana tindakan operasi
b) Manfaat dari rencana tindakan operasi
c) Kemungkinan komplikasi dan dampak
d) Pilihan operasi atau opsi non operasi (alternatif) yang tersedia untuk menangani pasien
e) Sebagai tambahan, jika dibutuhkan darah atau produk darah, risiko dan alternatifnya didiskusikan.
Dokter bedah yang kompeten dan berwenang serta PPA yang terkait memberikan informasi ini.
Elemen Penilaian PAB 7.1
Telusur
Skor
1. Pasien, keluarga dan mereka yang
D
Bukti pemberian penjelasan tentang risiko,
10
TL
memutuskan diberi edukasi
keuntungan dan alternatif tindakan bedah, termasuk
5
TS
tentang risiko, manfaat,
kemungkinan perluasan operasi
0
TT
komplikasi, dampak dan alternatif
prosedur/teknik terkait rencana
W  Dokter bedah
operasi. (D,W)
 Pasien/keluarga
2. Edukasi memuat kebutuhan, risiko,
D
Bukti pemberian penjelasan tentang risiko,
10
TL
manfaat dan alternatif
keuntungan dan alternatif penggunaan darah dan
5
TS
penggunaan darah dan produk
produk darah,
0
TT
darah (D,W)
W  Dokter bedah
 Pasien/keluarga
8
92
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
3. Edukasi oleh dokter penanggung
jawab pelayanan (DPJP) dan
dicatat pada bagian pemberian
informasi dalam form persetujuan
tindakan kedokteran (D,W)
D
Bukti dalam rekam medis memuat pemberian
penjelasan tentang risiko, keuntungan dan alternatif
operasi
W


10
5
0
TL
TS
TT
Dokter bedah
Pasien/keluarga
Standar PAB 7.2
Informasi yang terkait dengan operasi dicatat dalam laporan operasi dan digunakan untuk menyusun rencana
asuhan lanjutan.
Maksud dan Tujuan PAB 7.2 : Lihat SNARS 1
Asuhan pasien pasca operasi tergantung dari temuan dalam operasi. Hal yang
terpenting adalah semua
tindakan dan hasilnya dicatat di rekam medis pasien.
Laporan ini dapat dibuat dalam bentuk format template atau dalam bentuk laporan operasi tertulis, sesuai
regulasi RS.
Untuk mendukung kesinambungan asuhan pasien pasca operasi, laporan operasi dicatat segera setelah operasi
selesai, sebelum pasien dipindah dari daerah operasi atau dari area pemulihan pasca anestesi.
Laporan yang tercatat tentang operasi memuat paling sedikit:
a) Diagnosis pasca operasi
b) Nama dokter bedah dan asistennya
c) Prosedur operasi yang laklukan dan rincian temuan
d) Ada dan tidak adanya komplikasi
e) Spesimen operasi yang dikirim untuk diperiksa
f) Jumlah darah yang hilang dan jumlah yang masuk lewat transfusi
g) Nomor pendaftaran dari alat yang dipasang (implan)
h) Tanggal, waktu, tanda tangan dokter yang bertanggung jawab
Beberapa catatan mungkin ditempatkan di lembar lain dalam rekam medik. Contoh, jumlah darah yang hilang
dan transfusi darah dicatat di catatan anestesi, atau catatan tentang implan dapat ditunjukkan dengan “sticker”
yang ditempelkan pada rekam medik.
Waktu selesai membuat laporan adalah didefinisikan sebagai “setelah selesai operasi, sebelum pasien dipindah
ke tempat asuhan biasa”. Definisi ini penting untuk memastikan bhw informasi yang tepat tersedia bagi pemberi
asuhan berikutnya.
Jika dokter bedah mendampingi pasien dari ruang operasi ke ruangan asuhan intensif lanjutan (misalnya ICU,
ICCU dsb), laporan operasi dapat dibuat di daerah asuhan lanjutan (lihat juga, ARK.3; PAP.2.3; PMKP.8)
Elemen Penilaian PAB 7.2
Telusur
Skor
1. Ada regulasi tentang laporan
R
Regulasi tentang laporan operasi yang memuat
10
TL
operasi yang meliputi sekurangsekurang-kurangnya a) sampai dengan h) termasuk
kurangnya a) sampai dengan h) di
EP 3
0
TT
dalam maksud dan tujuan (R).
2. Ada bukti laporan operasi memuat
paling sedikit a) sampai dengan h)
di Maksud dan tujuan dan dicatat
pada form yang ditetapkan RS,
tersedia segera setelah operasi
selesai dan sebelum pasien
dipindah ke area lain untuk
asuhan biasa (D,W)
3. Laporan operasi dapat dicatat di
area asuhan intensif lanjutan
(D,W)
D
Bukti dalam rekam medis memuat laporan operasi
sesuai regulasi
W
Dokter bedah
D
Bukti dalam rekam medis yang dibuat di rawat
intensif memuat laporan operasi sesuai regulasi
W Dokter bedah
Standar PAB 7.3
Ditetapkan rencana asuhan pasca operasi dan dicatat dalam rekam medis
Maksud dan Tujuan PAB 7.3 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PAB 7.3
Telusur
1. Ada regulasi tentang rencana
R
Regulasi tentang rencana asuhan pasca operasi yang
asuhan pasca operasi dibuat oleh
meliputi:
dokter penanggung jawab
1) Rencana asuhan pasca bedah oleh dokter
pelayanan (DPJP), perawat, dan
penanggung jawab pelayanan (DPJP). Bila
profesional pemberi asuhan (PPA)
didelegasikan harus dilakukan verifikasi
lainnya, untuk memenuhi
2) Rencana asuhan oleh perawat
kebutuhan segera pasien pasca
3) Rencana asuhan oleh PPA lainnya sesuai
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
Skor
10
TL
5
TS
0
TT
9
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
93
operasi. (R)
2. Ada bukti pelaksanaan rencana
Asuhan pasca operasi dicatat di
rekam medis pasien dalam waktu
24 jam oleh DPJP atau di verifikasi
oleh DPJP bila ditulis oleh dokter
bedah yang didelegasikan. (D,W)
3. Ada bukti pelaksanaan rencana
asuhan pasca operasi termasuk
rencana asuhan medis,
keperawatan, dan PPA lainnya
berdasar kebutuhan pasien
(D,O,W)
4. Ada bukti pelaksanaan rencana
asuhan pasca operasi diubah
berdasar asesmen ulang pasien.
(D,O,W)
D
W
D
kebutuhan
Bukti dalam rekam medis memuat pelaksanaan
rencana asuhan pasca operasi dalam bentuk SOAP
selesai dalam waktu 24 jam
 DPJP
 Dokter yang menerima delegasi
 Perawat
Bukti dalam rekam medis memuat rencana asuhan
pasca operasi meliputi rencana asuhan medis,
keperawatan, dan PPA lainnya sesuai kebutuhan
kebutuhan pasien
O
Lihat rencana asuhan pasca bedah dalam rekam
medis
W
 DPJP
 Dokter yang menerima delegasi
 Perawat
 PPA lain
Bukti dalam rekam medis memuat rencana asuhan
setelah dilakukan asesmen ulang meliputi rencana
asuhan medis, keperawatan, dan PPA lainnya sesuai
kebutuhan kebutuhan pasien
D
O
Lihat rencana asuhan pasca bedah dalam rekam
medis
W




10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
DPJP
Dokter yang menerima delegasi
Perawat
PPA lain
Standar PAB 7.4
RS menetapkan regulasi yang mengatur tentang asuhan pasien operasi yang menggunakan implan dan harus
memperhatikan pertimbangan khusus tentang tindakan yang dimodifikasi.
Maksud dan Tujuan PAB 7.4 : Lihat SNARS 1
Banyak tindakan bedah menggunakan implan prostetik antara lain panggul, lutut, pacu jantung, pompa insulin.
Tindakan operasi spt ini mengharuskan tindakan operasi rutin yang dimodifikasi dengan mempertimbangkan
faktor khusus seperti:
a) Pemilihan implan berdasarkan peraturan perundang-undangan
b) Modifikasi surgical safety checklist untuk memastikan ketersediaan implan di kamar operasi dan
pertimbangan khusus untuk penandaan lokasi operasi.
c) kualifikasi dan pelatihan setiap staf dari luar yang dibutuhkan untuk pemasangan implan (staf dari
pabrik/perusahaan implan untuk mengkalibrasi).
d) proses pelaporan jika ada kejadian yang tidak diharapkan terkait implan
e) proses pelaporan malfungsi implan sesuai dengan standar/aturan pabrik.
f) pertimbangan pengendalian infeksi yang khusus.
g) instruksi khusus kepada pasien setelah operasi.
h) kemampuan penelusuran (traceability) alat jika terjadi penarikan kembali (recall) alat dengan melakukan
antara lain menempelkan barcode alat di rekam medis
Elemen Penilaian PAB 7.4
Telusur
Skor
1. Ada regulasi yang meliputi a)
R
Regulasi tentang penggunaan implan bedah berupa
10
TL
sampai dengan h) pada maksud
hal hal yang meliputi a) sampai dengan h) pada
5
TS
dan tujuan. Lihat juga TKRS 7.1
maksud dan tujuan, termasuk bila dilakukan
0
TT
EP.1. (R)
penarikan kembali
2. Ada daftar alat implan yang
D
Bukti daftar lengkap alat implan yang digunakan di
10
TL
digunakan di RS. (D,W)
Rumah Sakit
5
TS
0
TT
W
 Kepala kamar operasi
 Dokter bedah
 Staf farmasi
10
94
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
3. Bila implan yang dipasang
dilakukan penarikan kembali
(recall), ada bukti RS dapat
melakukan telusur terhadap
pasien terkait.(D,O,W)
4. Ada bukti alat implan dimasukkan
dalam prioritas monitoring unit
terkait. (D,W)
D
Bukti dalam rekam medis memuat telusur bila
terjadi penarikan kembali implan
O
Lihat rekam medis dan dasar penarikan kembali
W
 Kepala kamar operasi
 Staf terkait
Bukti monitoring implan, meliputi pencatatan bila
terjadi penarikan kembali dan riwayat insiden
keselamatan pasien di RS lain
D
W
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
 Kepala kamar operasi
 Staf farmasi
 Staf terkait
Standar PAB 8
Desain tata ruang operasi harus memenuhi syarat sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan
Maksud dan Tujuan PAB 8 : Lihat SNARS 1
Tindakan bedah merupakan tindakan yang berisiko tinggi dan rumit shg memerlukan ruang operasi yang
mendukung terlaksananya tindakan bedah untuk mengurangi risiko infeksi.
Selain itu untuk mengurangi risiko infeksi:
a) alur masuk barang2 steril harus terpisah dari alur keluar barang dan pakaian kotor
b) koridor steril dipisahkan / tidak boleh bersilangan alurnya dengan koridor kotor
c) desain tata ruang operasi harus memenuhi ketentuan zona berdasarkan tingkat sterilitas ruangan yang terdiri
dari:
• zona steril rendah;
• zona steril sedang;
• zona steril tinggi dan
• zona steril sangat tinggi
Selain itu desain tata ruang operasi harus memperhatikan risiko keselamatan dan keamanan.
Elemen Penilaian PAB 8
Telusur
Skor
1. Rumah sakit menetapkan jenis
R
Regulasi tentang penetapan jenis pelayanan bedah
10
TL
pelayanan bedah yang dapat
yang dapat dilaksanakan
dilaksanakan. (R)
0
TT
2. Ruang operasi memenuhi
O
Lihat pengaturan kamar operasi yang memenuhi
10
TL
persyaratan tentang pengaturan
persyaratan fisik bangunan dan tata udara kamar
5
TS
zona berdasarkan tingkat sterilitas
operasi
0
TT
ruangan sesuai peraturan
perundang-undangan. (O,W)
W
 Kepala kamar operasi
 Staf kamar operasi
3. Ruang operasi memenuhi
O
Lihat tata ruang dan alur ruang operasi memenuhi
10
TL
persyaratan tentang alur masuk
tingkat sterilitas ruangan
5
TS
barang-barang steril harus terpisah
0
TT
dari alur keluar barang dan
W
 Kepala kamar operasi
pakaian kotor. (O,W)
 Staf kamar operasi
4. Ruang operasi memenuhi
O
Lihat tata ruang dan alur ruang operasi memenuhi
10
TL
persyaratan koridor steril
tingkat sterilitas ruangan
5
TS
dipisahkan/tidak boleh bersilangan
0
TT
alurnya dengan koridor kotor.
W
 Kepala kamar operasi
(OW)
 Staf kamar operasi
Standar PAB 8.1
Program mutu dan keselamatan pasien dalam pelayanan bedah dilaksanakan dan didokumentasikan
Maksud dan tujuan Standar 8.1 : Lihat SNARS 1
Pelayanan bedah merupakan suatu tindakan yang berisiko, oleh karena itu perencanaannya dan pelaksanaannya
membutuhkan tingkat kehati-hatian dan akurasi tinggi. Sehubungan dengan hal itu RS menetapkan program
mutu dan keselamatan pasien yang meliputi:
a) pelaksanaan asesmen pra bedah
b) penandaan lokasi operasi
c) pelaksanaan surgical safety check List (lihat juga SKP 4)
d) pemantauan diskrepansi diagnosis pre dan post operasi
Elemen Penilaian PAB 8.1
Telusur
Skor
11
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
95
1. Rumah Sakit menetapkan program
mutu dan keselamatan pasien
dalam pelayanan bedah. (R)
2. Ada bukti monitoring dan evaluasi
pelaksanaan asesmen pra bedah.
(D,W)
R
D
W
3. Ada bukti monitoring dan evaluasi
pelaksanaan penandaan lokasi
operasi. (D,W)
D
W
4. Ada bukti monitoring dan evaluasi
pelaksanaan surgical safety check
List (lihat juga SKP 4). (D.W)
D
W
5. Ada bukti monitoring dan evaluasi
pemantauan diskrepansi diagnosis
pre dan post operasi. (D,W)
D
W
6. Program mutu pelayanan bedah
diintegrasikan dengan program
mutu RS (lihat PMKP 2.1). (D,W)
D
W
Regulasi tentang penetapan pengukuran mutu dan
pelaporan insiden keselamatan pasien dalam
pelayanan bedah, sesuai TKRS 11 EP 1
Bukti monitoring dan evaluasi pelaksanaan asesmen
pra bedah
 DPJP
 Komite/Tim PMKP
Bukti monitoring dan evaluasi pelaksanaan
penandaan lokasi operasi
 DPJP
 Komite/Tim PMKP
Bukti monitoring dan evaluasi pelaksanaan surgical
safety check list, termasuk pada pemasangan implan
 DPJP
 Komite/Tim PMKP
Bukti monitoring dan evaluasi diskrepansi diagnosis
pre dan post operasi
 DPJP
 Komite/Tim PMKP
Bukti dokumentasi pelaksanaan program mutu dan
keselamatan pasien dalam pelayanan bedah sudah
diintegrasikan dengan program PMKP RS
10
5
0
10
5
0
TL
TS
TT
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
 Penanggung jawab pelayanan bedah
 Komite/Tim PMKP
12
96
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
PELAYANAN KEFARMASIAN DAN PENGGUNAAN OBAT
(PKPO)
PENGORGANISASIAN
Standar PKPO 1
Pengorganisasian pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat di rumah sakit harus sesuai dengan
peraturan perundangan-undangan dan diorganisir untuk memenuhi kebutuhan pasien
Maksud dan Tujuan PKPO 1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PKPO 1
Telusur
Skor
1. Ada regulasi organisasi yang
R
Pedoman pengorganisasian pelayanan
10
TL
mengelola pelayanan kefarmasian
kefarmasian dan penggunaan obat rumah sakit
dan penggunaan obat yang
0
TT
menyeluruh atau mengarahkan
semua tahapan pelayanan
obataman sesuai peraturan
2. Ada bukti seluruh apoteker
D
1) Bukti izin (STRA dan SIPA) semua apoteker
10
TL
memiliki ijin dan melakukan
2) Bukti form ceklis
5
TS
supervisi sesuai dengan
3) Bukti laporan pelaksanaan supervisi
0
TT
penugasannya (D,W)
W
 Kepala Instalasi Farmasi
 Apoteker
3. Ada bukti pelaksanaan sekurangkurangnya satu kajian pelayanan
kefarmasian dan penggunaan obat
yang didokumentasikan selama 12
bulan terakhir. (D,W)
4. Ada bukti sumber informasi obat
yang tepat, terkini, dan selalu
tersedia bagi semua yang terlibat
dalam penggunaan obat. (D,O,W)
5. Terlaksananya pelaporan
kesalahan penggunaan obat
sesuai peraturan perundangundangan. (D,W)
6. Terlaksananya tindak lanjut
terhadap kesalahan penggunaan
obat untuk memperbaiki sistem
manajemen dan penggunaan obat
sesuai peraturan perundangundangan. (D,W)
D
Bukti pelaksanaan tentang kajian pelayanan
kefarmasian minimal setahun sekali
W
Kepala Instalasi Farmasi
D
Bukti tersedianya sumber informasi obat
(formularium,ISO /MIMS) yang terkini ada
disemua unit layanan yang terlibat dalam
penggunaan obat
O
Lihat ketersediaan sumber informasi obat pada
unit pelayanan
W
 Kepala Instalasi Farmasi
 Kepala/staf unit pelayanan
Bukti pelaksaaan pelaporan medication error
sesuai peraturan perundang-undangan
D
W
D
 Kepala Instalasi Farmasi
 Komite/tim PMKP
 Komite medis
 Staf Instalasi Farmasi
Bukti tentang tindak lanjut terhadap kesalahan
penggunaan obat.
10
0
TL
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
0
TL
TT
10
0
TL
TT
W
 Kepala Instalasi Farmasi
 Komite/tim PMKP
 Komite medis
 Komite/tim farmasi terapi
 Staf Instalasi Farmasi/staf klinis terkait
SELEKSI DAN PENGADAAN
Standar PKPO 2
Ada proses seleksi obat dengan benar yang menghasilkan formularium dan digunakan untuk permintaan
obat serta instruksi pengobatan. Obat dalam formularium senantiasa tersedia dalam stok di rumah sakit
atau sumber di dalam atau di luar rumah sakit.
Maksud dan Tujuan PKPO 2 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PKPO 2
Telusur
Skor
1
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
97
1. Ada regulasi tentang organisasi
yang menyusun formularium RS
berdasarkan kriteria yang disusun
secara kolaboratif sesuai
peraturan perundang-undangan.
(R)
2. Ada bukti pelaksanaan apabila ada
obat yang baru ditambahkan
dalam formularium, maka ada
proses untuk memantau
bagaimana penggunaan obat
tersebut dan bila terjadi efek obat
yang tidak diharapkan, efek
samping serta medication error.
(D,W)
3. Ada bukti implementasi untuk
memantau kepatuhan terhadap
formularium baik dari persediaan
maupun penggunaanya. (D,W)
R
Regulasi tentang komite/tim farmasi dan terapi
dilengkapi dengan uraian tugas
10
0
TL
TT
D
Bukti pelaksanaan monitoring dan evaluasi
penggunaan obat baru oleh komite/tim farmasi
dan terapi meliputi:
1) Bukti laporan efek obat yang tidak
diharapkan
2) Bukti laporan efek samping
3) Bukti laporan medication error
10
5
0
TL
TS
TT
W
 Komite/Tim Farmasi dan Terapi
 Komite/Tim Keselamatan Pasien RS
 Kepala Instalasi Farmasi
Bukti pelaksanaan monitoring tentang
kepatuhan terhadap formularium termasuk:
1) aspek persediaan
2) aspek penggunaan
10
5
0
TL
TS
TT
D
W
 Komite/Tim Farmasi dan Terapi
 Kepala Instalasi Farmasi
 Bagian pengadaan obat
 Staf Instalasi Farmasi
Bukti pelaksanaan tentang kajian formularium
tahunan
4. Ada bukti pelaksanaan
D
10
TL
formularium sekurang-kurangnya
5
TS
dikaji setahun sekali berdasarkan
0
TT
informasi tentang keamanan dan
W
 Komite/Tim Farmasi danTerapi
efektivitas. (D,W)
 Kepala Instalasi Farmasi
Standar PKPO 2.1
Rumah sakit menetapkan proses pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
yang aman, bermutu, bermanfaat, dan berkhasiat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Maksud dan Tujuan PKPO 2.1 dan PKPO 2.1.1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PKPO 2.1
Telusur
Skor
1. Ada regulasi pengadaan sediaan
R
Regulasi tentang pengadaan sediaan farmasi,
10
TL
farmasi, alat kesehatan, dan
alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
bahan medis habis pakai yang
(BMHP) harus:
0
TT
aman, bermutu, bermanfaat,
1) dari jalur resmi
serta berkhasiat sesuai dengan
2) berdasarkan kontrak termasuk hak akses
peraturan perundang-undangan
meninjau ke tempat penyimpanan dan
(lihat juga TKRS 7.1). (R)
transportasi sewaktu-waktu
3) ada garansi keaslian obat
2. Ada bukti bahwa manajemen
D
Bukti pelaksanaan manajemen rantai
10
TL
rantai pengadaan (supply chain
pengadaan termasuk RS memiliki akses untuk
5
TS
management) dilaksanakan sesuai
meninjau proses penyimpanan dan transportasi
0
TT
dengan peraturan perundangundangan (lihat juga TKRS 7.1).
O
 Lihat Instalasi Farmasi
(D,O,W)
 Lihat Bagian pengadaan
 Lihat Kontrak
 Lihat Poliklinik
 Lihat cold chain
W
3. Ada bukti pengadaan obat
berdasar atas kontrak (lihat juga
TKRS 7). (D)
D
 Kepala Pengadaan
 Kepala instalasi Farmasi
 Staf Farmasi
Bukti tentang pengadaan obat berdasarkan
kontrak
10
0
TL
TT
2
98
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
Standar PKPO 2.1.1
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk mendapatkan obat bila sewaktu-waktu obat tidak tersedia.
Elemen Penilaian PKPO 2.1.1
Telusur
Skor
1. Ada regulasi pengadaan bila
R
Regulasi tentang cara pengadaan bila stok
10
TL
sediaan farmasi, alat kesehatan,
kosong/tidak tersedianya saat dibutuhkan
dan bahan medis habis pakai tidak
termasuk:
0
TT
ada dalam stok atau tidak tersedia
1) meminta konfirmasi ke dokter tentang
saat dibutuhkan. (R)
adanya obat subtitusi
2) berdasarkan perjanjian kerja sama dengan
apotik/RS/supplier untuk menjamin keaslian
obat
2. Ada bukti pemberitahuan kepada
D
Bukti pelaksanaan pemberitahuan kepada staf
10
TL
staf medis serta saran
medis dan saran substitusinya, serta tindak
5
TS
substitusinya. (D,W)
lanjutnya
0
TT
W
3. Ada bukti bahwa staf memahami
dan mematuhi regulasi tersebut.
(D, W)
D


1)
2)
DPJP
Staf instalasi farmasi
Formulir konfirmasi obat kosong
Bukti catatan/laporan kekosongan obat
O
Lihat instalasi farmasi dan instalasi gudang
W
 Staf instalasi farmasi
 Staf gudang farmasi
10
5
0
TL
TS
TT
PENYIMPANAN
Standar PKPO 3
Rumah sakit menetapkan tata laksana pengaturan penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan
medis habis pakai yang baik, benar, serta aman.
Maksud dan Tujuan PKPO 3 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PKPO 3
Telusur
Skor
1. Ada regulasi tentang pengaturan
R
Regulasi tentang penyimpanan sediaan farmasi,
10
TL
penyimpanan sediaan farmasi,
alat kesehatan dan BMHP yang baik, benar dan
5
TS
alat kesehatan, dan bahan medis
aman meliputi penyimpanan:
0
TT
habis pakai yang baik, benar, dan
1) Obat high risk
aman. (R)
2) LASA
3) Elektrolit konsentrat
4) B3
5) Gas medis
6) Obat narkotika dan psikotropika
7) Obat radioaktif, dll
2. Ada bukti obat dan zat kimia yang
O
Lihat label obat sesuai ketentuan
10
TL
digunakan untuk mempersiapkan
5
TS
obat diberi label yang terdiri atas
W
0
TT
 Kepala instalasi farmasi
isi/nama obat, tanggal kadaluarsa,
 Apoteker
dan peringatan khusus (lihat juga
 Staf Instalasi farmasi
MFK 5 EP 6). (O,W)
3. Ada bukti implementasi proses
D
Bukti pelaksanaan monitoring suhu dan
10
TL
penyimpanan obat yang tepat
kelembaban ruangan dan lemari pendingin
5
TS
agar kondisi obat tetap stabil,
0
TT
termasuk obat yang disimpan di
W
 Staf instalasi / depo farmasi
luar instalasi farmasi. (D,W)
 Staf gudang farmasi
4. Ada bukti pelaksanaan dilakukan
D
Bukti supervisi apoteker tentang penyimpanan
10
TL
supervisi secara teratur oleh
obat emergensi, B3, narkotika psikotropika, gas
5
TS
apoteker untuk memastikan
medis dan obat radioaktif meliputi:
0
TT
penyimpanan obat dilakukan
1) Bukti form ceklis
dengan baik. (D,W)
2) Bukti pelaksanaan supervisi
W
5. Ada bukti pelaksanaan obat
dilindungi dari kehilangan serta
D
 Kepala Instalasi Farmasi
 Apoteker
Bukti tentang:
1) kartu stok
10
5
TL
TS
3
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
99
pencurian di semua tempat
penyimpanan dan pelayanan.
(D,O, W)
2) laporan stok opname
3) sistem IT inventori obat
O
W
0
TT
Lihat pengamanan tempat penyimpanan obat
dan adanya CCTV



Kepala instalasi Farmasi
Apoteker
Staf farmasi
Standar PKPO 3.1
Rumah sakit mengatur tata kelola bahan berbahaya, serta obat narkotika dan psikotropika yang baik,
benar, dan aman sesuai dengan peraturan perundang- undangan.
Maksud dan Tujuan PKPO 3.1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PKPO 3.1
Telusur
Skor
1. Ada regulasi pengaturan tata
R
Regulasi tentang pengaturan tata kelola bahan
10
TL
kelola bahan berbahaya, serta
berbahaya, narkotika dan psikotropika
obat narkotika dan psikotropika
0
TT
yang baik, benar, dan aman sesuai
dengan peraturan perundangundangan. (R)
2. Ada bukti penyimpanan bahan
O
Lihat tempat penyimpanan bahan berbahaya
10
TL
berbahaya yang baik, benar, dan
aman sesuai dengan regulasi.
W
Staf Farmasi
0
TT
(O,W)
3. Ada bukti penyimpanan obat
O
Lihat tempat penyimpanan narkotika
10
TL
narkotika serta psikotropika yang
psikotropika
baik, benar, dan aman sesuai
W
0
TT
dengan regulasi. (O,W)
 Kepala Instalasi Farmasi
 Staf Farmasi
4. Ada bukti pelaporan obat
D
Bukti tentang laporan bulanan dan pencatatan
10
TL
narkotika serta psikotropika
penggunaan narkotika psikotropika secara
5
TS
secara akurat sesuai dengan
offline atau online
0
TT
peraturan dan perundangundangan. (D,W
W
 Kepala Instalasi Farmasi
 Apoteker
 Staf Farmasi
Standar 3.2
Rumah sakit mengatur tata kelola penyimpanan elektrolit konsentrat yang baik, benar, dan aman sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
Maksud dan Tujuan PKPO 3.2 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PKPO 3.2
Telusur
Skor
1. Ada regulasi rumah sakit tentang
R
Regulasi tentang proses larangan penyimpanan
10
TL
proses larangan menyimpan
elektrolit konsentrat
elektrolit konsentrat di tempat
0
TT
rawat inap kecuali bila
dibutuhkan secara klinis dan
apabila terpaksa disimpan di area
rawat inap harus diatur
keamanannya untuk menghindari
kesalahan. (lihat juga SKP 3.1). (R)
2. Ada bukti penyimpanan elektrolit
O
Lihat tempat penyimpanan Elektrolit konsentrat 10
TL
konsentrat yang baik, benar, dan
5
TS
aman sesuai dengan regulasi.
W
0
TT
 Kepala Instalasi Farmasi
(O,W)
 Apoteker
 Staf Farmasi
3. Elektrolit konsentrat diberi label
obat yang harus diwaspadai (high
alert) sesuai dengan regulasi.
(O,W)
O
Lihat label pada setiap elektrolit konsentrat, di
Instalasi farmasi pada boks obat dan di Instalasi
rawat inap pada setiap obat/etiket obat
W
 Staf Farmasi
 Staf Keperawatan
10
5
0
TL
TS
TT
4
100
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
Standar PKPO 3.3
Rumah sakit menetapkan pengaturan penyimpanan dan pengawasan penggunaan obat tertentu.
Maksud dan Tujuan PKPO 3.3
Beberapa macam obat memerlukan ketentuan khusus untuk menyimpan dan mengawasi penggunaannya
seperti
a) produk nutrisi;
b) obat dan bahan radioaktif;
c) obat yang dibawa pasien sebelum rawat inap mungkin memiliki risiko terhadap keamanan;
d) obat program atau bantuan pemerintah/pihak lain;
e) obat yang digunakan untuk penelitian.
Rumah sakit menetapkan prosedur yang mengatur penerimaan, identifikasi,
tempat penyimpanan, dan distribusi macam obat-obat ini. (lihat juga MFK 5).
Elemen Penilaian PKPO 3.3
Telusur
Skor
1. Ada
regulasi
pengaturan
R
Regulasi tentang penyimpanan obat khusus
10
TL
penyimpanan
obat
dengan
ketentuan khusus meliputi butir
0
TT
a) sampai dengan e) pada maksud
dan tujuan. (R)
2. Ada bukti penyimpanan produk
O
Lihat tempat penyimpanan produk nutrisi
10
TL
nutrisi yang baik, benar, dan
meliputi nutrisi parenteral maupun enteral
5
TS
aman sesuai dengan regulasi.
0
TT
(lihat juga PAP 4). (O,W)
W
 Apoteker
 Staf Farmasi
3. Ada bukti penyimpanan obat dan
bahan radioaktif yang baik, benar,
dan aman sesuai dengan regulasi.
(O,W)
4. Ada bukti penyimpanan obat yang
dibawa pasien sebelum rawat
inap yang baik, benar, dan aman
sesuai dengan regulasi. (O,W)
5. Ada bukti penyimpanan obat
program
atau
bantuan
pemerintah/pihak lain yang baik,
benar, dan aman sesuai dengan
regulasi. (O,W)
6. Ada bukti penyimpanan obat yang
digunakan untuk penelitian yang
baik, benar, dan aman sesuai
dengan regulasi. (O,W)
O
Lihat tempat penyimpanan obat dan bahan
radio aktif
W
 Staf radiologi
 Staf Terkait
Lihat tempat penyimpanan obat yang dibawa
pasien
O
W
O
W
O
W
 Apoteker
 Perawat
 Staf Farmasi
Lihat tempat penyimpanan obat
program/bantuan pemerintah
 Kepala Instalasi Farmasi
 Apoteker
 Staf Farmasi
Lihat tempat penyimpanan obat yang
digunakan untuk penelitian
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
 Kepala Instalasi Farmasi
 Apoteker
 Staf Farmasi
Standar PKPO 3.4
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk memastikan obat emergensi yang tersimpan di dalam maupun di luar
unit farmasi tersedia, tersimpan aman, dan dimonitor.
Maksud dan Tujuan PKPO 3.4 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PKPO 3.4
Telusur
Skor
1. Ada regulasi pengelolaan obat
R
Regulasi tentang pengelolaan obat emergensi di 10
TL
emergensi yang tersedia di
unit-unit layanan
unit-unit layanan agar dapat
0
TT
segera dipakai untuk memenuhi
kebutuhan darurat serta upaya
pemeliharaan dan pengamanan
dari kemungkinan pencurian dan
kehilangan. (R)
5
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
101
2. Ada bukti persediaan obat
emergensi lengkap dan siap pakai.
(D,O,W)
3. Ada bukti pelaksanaan supervisi
terhadap penyimpanan obat
emergensi dan segera diganti
apabila dipakai, kadaluwarsa, atau
rusak. (D,O,W)
D
Bukti daftar obat emergensi disetiap tempat
penyimpanan termasuk tanggal kadaluwarsa
O
Fisik obat sesuai jumlahnya dengan daftar
W
 Perawat
 Apoteker
D
Bukti supervisi tentang penyimpanan obat
emergensi:
1) Bukti form ceklis
2) Bukti pelaksanaan supervisi
O
Lihat fisik obat sesuai jumlahnya dengan daftar
obat
W
 Perawat
 Apoteker
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
Standar PKPO 3.5
Rumah sakit memiliki sistem penarikan kembali (recall), pemusnahan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
bahan medis habis pakai tidak layak digunakan karena rusak, mutu substandar, atau kadaluwarsa.
Rumah sakit menetapkan dan melaksanakan identifikasi dalam proses penarikan kembali (recall) oleh
Pemerintah, pabrik, atau pemasok.
Rumah sakit juga harus menjamin bahwa sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis yang tidak
layak pakai karena rusak, mutu substandard, atau kadaluwarsa tidak digunakan serta dimusnahkan.
Maksud dan Tujuan PKPO 3.5
Elemen Penilaian PKPO 3.5
1. Ada regulasi penarikan kembali
(recall) dan pemusnahan sediaan
farmasi, alat kesehatan, dan
bahan medis habis pakai yang
tidak layak pakai karena rusak,
mutu substandar, atau
kadaluwarsa. (R)
2. Ada bukti pelaksanaan penarikan
kembali (recall) sesuai dengan
regulasi yang ditetapkan. (D,W)
3. Ada bukti pelaksanaan
pemusnahan sesuai dengan
regulasi yang ditetapkan. (D,W)
Telusur
Regulasi tentang penarikan kembali dan
pemusnahan sediaan farmasi
Skor
10
TL
0
TT
D
Bukti pelaksanaan penarikan obat rusak,
kadaluwarsa, ditarik oleh pemerintah, termasuk
sisa narkotika psikotropika yang rusak
10
5
0
TL
TS
TT
W
 Kepala Instalasi Farmasi
 Apoteker
 Staf Farmasi
Bukti pelaksanaan dan berita acara
pemusnahan obat, obat narkotika sesuai
regulasi
10
5
0
TL
TS
TT
R
D
W
Kepala Instalasi Farmasi
PERESEPAN DAN PENYALINAN
Standar PKPO 4
Ada regulasi peresepan/permintaan obat dan instruksi pengobatan.
Maksud dan Tujuan PKPO 4 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PKPO 4
Telusur
1. Ada regulasi
R
Regulasi tentang permintaan
peresepan/permintaan obat dan
obat/peresepan/instruksi pengobatan
instruksi pengobatan secara
termasuk:
benar, lengkap, dan terbaca, serta
1) Permintaan obat/peresepan/instruksi
menetapkan staf medis yang
pengobatan benar, lengkap dan terbaca
kompeten dan berwenang untuk
2) Penetapan dokter beserta daftar dokter
melakukan
yang berhak menulis resep/permintaan
peresepan/permintaan obat dan
obat/memberi instruksi pengobatan umum
instruksi pengobatan. (lihat juga
3) Penetapan dokter beserta daftar dokter
PAP 2.2 EP 1; AP 3 EP 1; dan SKP 2
yang berhak menulis resep/permintaan
Skor
10
TL
0
TT
6
102
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
EP 1). (R)
2. Ada bukti peresepan/permintaan
obat dan instruksi pengobatan
dilaksanakan oleh staf medis yang
kompeten serta berwenang.
(D,O,W)
3. Ada bukti pelaksanaan apoteker
melakukan rekonsiliasi obat
pada saat pasien masuk, pindah
unit pelayanan, dan sebelum
pulang. (D,W)
4. Rekam medis memuat riwayat
penggunaan obat pasien. (D,O)
obat/memberi instruksi pengobatan khusus
D
Bukti permintaan obat/resep/instruksi
pengobatan dilakukan oleh staf medis sesuai
daftar.
O
Lihat ruang rawat inap, rawat jalan dan instalasi
farmasi
W
 Staf Medis
 Perawat
 Apoteker
Bukti pelaksanaan rekonsiliasi obat oleh
apoteker.
 Apoteker
 Staf farmasi
 DPJP
Bukti catatan riwayat penggunaan obat dalam
rekam medis
D
W
D
O
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
Lihat rekam medis riwayat penggunaan obat di
Ruang rawat Inap
Standar PKPO 4.1
Regulasi ditetapkan untuk menentukan pengertian dan syarat kelengkapan resep atau pemesanan.
Maksud dan Tujuan PKPO 4.1 : Lihat SNARS 1
Untuk menghindari keragaman dan menjaga keselamatan pasien maka rumah sakit menetapkan persyaratan
atau elemen penting kelengkapan suatu resep atau permintaan obat dan instruksi pengobatan. Persyaratan
atau elemen kelengkapan paling sedikit meliputi:
a) Untuk menghindari keragaman dan menjaga keselamatan pasien maka rumah sakit menetapkan
persyaratan atau elemen penting kelengkapan suatu resep atau permintaan obat dan instruksi
pengobatan. Persyaratan atau elemen kelengkapan paling sedikit meliputi a sampai dengan d pada
maksud dan tujuan. data identitas pasien secara akurat (dengan stiker);
b) elemen pokok di semua resep atau permintaan obat atau instruksi pengobatan;
c) kapan diharuskan menggunakan nama dagang atau generik;
d) kapan diperlukan penggunaan indikasi seperti pada PRN (pro re nata atau “jika perlu”) atau instruksi
pengobatan lain;
e) jenis instruksi pengobatan yang berdasar atas berat badan seperti untuk anak-anak, lansia yang
rapuh, dan populasi khusus sejenis lainnya;
f) kecepatan pemberian (jika berupa infus);
g) instruksi khusus, sebagai contoh: titrasi, tapering, rentang dosis.
Ditetapkan proses untuk menangani atau mengelola hal-hal dibawah ini :
1) Resep atau permintaan obat dan instruksi pengobatan yang tidak benar, tidak lengkap dan tidak
terbaca
2) resep atau permintaan obat dan instruksi pengobatan yang NORUM (Nama Obat Rupa Ucapan Mirip)
atau LASA (Look Alike Sound Alike);
3) jenis resep khusus, seperti emergensi, cito, berhenti automatis (automatic stop order), tapering, dan
lainnya;
4) instruksi pengobatan secara lisan atau melalui telepon wajib dilakukan tulis lengkap, baca ulang,
dan meminta konfirmasi. (lihat juga SKP 2)
Standar ini berlaku untuk resep atau permintaan obat dan instruksi pengobatan di semua unit pelayanan di
rumah sakit.
Rumah sakit diminta memiliki proses untuk menjamin penulisan resep atau permintaan obat dan instruksi
pengobatan sesuai dengan kriteria butir 1 sampai dengan 4 di atas.
Elemen Penilaian PKPO 4.1
Telusur
Skor
7
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
103
1. Ada regulasi syarat elemen resep
lengkap yang meliputi butir a)
sampai dengan g) pada maksud
dan tujuan serta penetapan dan
penerapan langkah langkah untuk
pengelolaan peresepan/
permintaan obat, instruksi
pengobatan yang tidak benar,
tidak lengkap, dan tidak terbaca
agar hal tersebut tidak terulang
kembali. (R)
2. Ada bukti pelaksanaan evaluasi
syarat elemen resep lengkap yang
meliputi butir a) sampai dengan g)
pada maksud dan tujuan. (D,W)
R
Regulasi tentang resep meliputi:
1) syarat elemen kelengkapan resep butir a s/d
g
2) langkah-langkah untuk menghindari
kesalahan pengelolaan peresepan/
permintaan obat dan instruksi pengobatan
3) pengelolaan resep yang tidak benar, tidak
lengkap dan tidak terbaca sesuai EP 3
4) pengelolaan resep khusus sesuai EP 4
10
5
0
TL
TS
TT
D
Bukti pelaksanaan evaluasi terhadap syarat
elemen resep sesuai butir a s/d g
10
5
0
TL
TS
TT
W
Komite/tim farmasi dan terapi
3. Ada bukti pelaksanaan proses
D
Bukti pelaksanaan konfirmasi ke staf medis
10
TL
pengelolaan resep yang tidak
5
TS
benar, tidak lengkap, dan tidak
W
0
TT
 Apoteker
terbaca. (D,W)
 Staf Medis
4. Ada bukti pelaksanaan proses
D
Bukti pelaksanaan pengelolaan resep khusus.
10
TL
untuk mengelola resep khusus,
5
TS
seperti darurat, standing order,
W
0
TT
 Apoteker
berhenti automatis (automatic
 Staf Farmasi
stop order), tapering, dan lainnya.
(D,W)
Standar PKPO 4.2
Rumah sakit menetapkan individu yang kompeten yang diberi kewenangan untuk menulis resep/permintaan
obat atau instruksi pengobatan.
Maksud dan Tujuan PKPO 4.2 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PKPO 4.2
Telusur
Skor
1. Ada daftar staf medis yang
D
Bukti daftar staf medis yang kompeten dan
10
TL
kompeten dan berwenang
berwenang menulis resep umum dan khusus
membuat atau menulis resep
0
TT
yang tersedia di semua unit
pelayanan. (D)
2. Ada bukti pelaksanaan rumah
sakit menetapkan dan
melaksanakan proses untuk
membatasi jika diperlukan jumlah
resep atau jumlah pemesanan
obat yang dapat dilakukan oleh
staf medis yang diberi
kewenangan. (lihat juga KKS 10 EP
1). (R)
3. Ada bukti staf medis yang
kompeten dan berwenang
membuat atau menulis resep atau
memesan obat dikenal dan
diketahui oleh unit layanan
farmasi atau oleh lainnya yang
menyalurkan obat. (D)
R
Regulasi tentang pembatasan jumlah resep atau
jumlah pemesanan obat oleh staf medis yang
mempunyai kewenangan
10
0
TL
TT
D
Bukti daftar staf medis yang mempunyai
kewenangan tersedia di unit farmasi.
10
5
0
TL
TS
TT
Standar PKPO 4.3
Obat yang diresepkan dan diberikan tercatat di rekam medis pasien.
Maksud dan Tujuan 4.3 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PKPO 4.3
Telusur
Skor
8
104
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
1. Ada bukti pelaksanaan obat yang
diberikan dicatat dalam satu
daftar di rekam medis untuk
setiap pasien berisi: identitas
pasien, nama obat, dosis, rute
pemberian, waktu pemberian,
nama dokter dan keterangan bila
perlu tapering off, titrasi, dan
rentang dosis. (D)
2. Ada bukti pelaksanaan daftar
tersebut di atas disimpan dalam
rekam
medis
pasien
dan
menyertai pasien ketika pasien
dipindahkan. Salinan daftar resep
obat pulang kepada pasien. (D)
D
Bukti pelaksanaan pencatatan dalam satu daftar
di RM obat yang diberikan kepada pasien
10
5
0
TL
TS
TT
1) Bukti catatan daftar obat lengkap dalam RM
pasien yang selalu menyertai pasien sesuai
ARK 3.3 EP 6
2) Bukti penyerahan salinan daftar obat
kepada pasien saat pulang sesuai ARK 4.2
EP 4
PERSIAPAN DAN PENYERAHAN
10
5
0
TL
TS
TT
D
Standar PKPO 5
Obat disiapkan dan diserahkan di dalam lingkungan aman dan bersih.
Maksud dan Tujuan PKPO 5 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PKPO 5
Telusur
1. Ada regulasi penyiapan dan
R
Regulasi tentang penyiapan dan penyerahan
penyerahan obat yang sesuai
obat, termasuk:
dengan peraturan perundang1) Pencampuran obat Kemoterapi (bila ada)
undangan dan praktik profesi. (R)
2) Pencampuran obat intra
vena/epidural/nutrisi parenteral
2. Ada bukti pelaksanaan staf yang
D
1) Bukti pelaksanaan pelatihan tentang prinsip
menyiapkan produk steril dilatih,
penyiapan obat dan teknik aseptik, yang
memahami, serta mempraktikkan
dimiliki staf farmasi dan perawat
prinsip penyiapan obat dan teknik
2) Bukti sertifikat pencampuran obat
aseptik (lihat juga PPI). (D,W)
kemoterapi dari petugas yang
melaksanakan pencampuran obat
kemoterapi
3) Bukti sertifikat pelatihan pencampuran obat
intra vena/epidural/nutrisi parenteral bagi
petugas yang melakukan pencampuran
obat intra vena/epidural/nutrisi parenteral
W
3. Ada
bukti
pelaksanaan
pencampuran obat kemoterapi
dilakukan sesuai dengan praktik
profesi. (lihat juga PPI 7). (O,W)
O
W
 Kepala Instalasi Farmasi
 Apoteker
 Tenaga teknis kefarmasian (TTK)
Lihat ruang pencampuran obat kemoterapi
Apoteker/TTK pelaksana pencampuran obat
Kemoterapi
Skor
10
TL
5
TS
0
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
4. Ada bukti pencampuran obat
O
Lihat proses pencampuran obat intravena,
10
TL
intravena, epidural dan nutrisi
epidural dan nutrisi parentral.
5
TS
parenteral serta pengemasan
0
TT
kembali obat suntik dilakukan
W
Apoteker/TTK pelaksana pencampuran obat
sesuai dengan praktik profesi
intra vena
(O,W)
Standar PKPO 5.1
Rumah sakit menetapkan regulasi yang mengatur semua resep/permintaan obat dan instruksi
pengobatan obat ditelaah ketepatannya.
Maksud dan Tujuan PKPO 5.1
Setiap resep/permintaan obat/instruksi pengobatan harus dilakukan dua pengkajian/telaah, yaitu:
• Pengkajian/telaah resep yang dilakukan sebelum obat disiapkan untuk memastikan resep memenuhi
syarat secara administrative, farmasetik dan klinis
• Telaah obat yang dilakukan setelah obat selesai disiapkan untuk memastikan bahwa obat yang
disiapkan sudah sesuai dengan resep/instruksi pengobatan
Pengkajian resep dilakukan oleh apoteker meliputi:
9
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
105
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
ketepatan identitas pasien, obat, dosis, frekuensi, aturan minum/makan obat, dan waktu pemberian;
duplikasi pengobatan;
potensi alergi atau sensitivitas;
interaksi antara obat dan obat lain atau dengan makanan;
variasi kriteria penggunaan dari rumah sakit;
berat badan pasien dan atau informasi fisiologik lainnya;
kontra indikasi.
Telaah obat dilakukan terhadap obat yang telah siap dan telaah dilakukan meliputi 5 (lima) informasi, yaitu:
1) identitas pasien;
2) ketepatan obat;
3) dosis;
4) rute pemberian; dan
5) waktu pemberian.
Elemen Penilaian PKPO 5.1
Telusur
Skor
1. Ada regulasi penetapan sistem
R
Regulasi tentang keseragaman sistem
10
TL
yang seragam untuk penyiapan
penyiapan dan penyerahan obat di RS
5
TS
dan penyerahan obat. (R)
0
TT
2. Ada bukti pelaksanaan proses
pengkajian resep yang meliputi
butir a) sampai dengan g) pada
maksud dan tujuan. (D,W)
3. Setelah obat disiapkan, obat diberi
label meliputi identitas pasien,
nama obat, dosis atau konsentrasi,
cara
pemakaian,
waktu
pemberian, tanggal disiapkan, dan
tanggal kadaluarsa. (D,O,W)
4. Ada bukti pelaksanaan telaah obat
meliputi butir 1) sampai dengan 5)
pada maksud dan tujuan. (D,W)
5. Ada
bukti
pelaksanaan
penyerahan obat dalam bentuk
yang siap diberikan. (D,W)
6. Ada bukti penyerahan obat tepat
waktu. (D,O,W)
D
Bukti pelaksanaan pengkajian resep meliputi a
s/d g oleh apoteker
W
Apoteker
D
Bukti dilaksanakannya pelabelan obat yang
sudah disiapkan
O
Lihat label obat pasien (lima informasi)
W
 Perawat rawat inap dan rawat jalan
 Apoteker
 TTK/asisten apoteker
Bukti dilaksanakannya pengkajian obat meliputi
1) s/d 5) oleh apoteker
D
W
Apoteker
D
Bukti pemberian obat dalam bentuk yang siap
diberikan/unit dose dispensing (UDD)
W



D
1) Bukti indikator mutu penyerahan obat pada
rawat jalan dan rawat inap
2) Bukti catatan dalam rekam medis
pemberian tepat waktu pada rawat inap
O
Lihat ruang rawat inap dan instalasi farmasi
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
0
TL
TT
10
5
0
TL
TS
TT
Apoteker
TTK/asisten apoteker
Perawat
W
 Perawat
 Apoteker
 TTK/asisten apoteker
PEMBERIAN (ADMINISTRATION) OBAT
Standar PKPO 6
Rumah sakit menetapkan staf klinis yang kompeten dan berwenang untuk memberikan obat.
Maksud dan Tujuan PKPO 6 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PKPO 6
Telusur
Skor
10
106
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
1. Ada penetapan staf klinis yang
kompeten dan berwenang untuk
memberikan
obat
termasuk
pembatasannya. (R)
R
Regulasi tentang penetapan staf klinis yang
kompeten dan berwenang untuk memberikan
obat dengan cara tertentu contoh: pemberian
obat dalam sendi, obat intra tecal, obat intra
vena
10
5
0
TL
TS
TT
2. Ada bukti pelaksanaan pemberian
obat oleh staf klinis yang
kompeten dan berwenang sesuai
dengan
surat
izin
terkait
profesinya
dan
peraturan
perundang- undangan. (D,W)
D
Bukti pelaksanaan pemberian obat oleh staf
klinis yang berwenang, sesuai SPK dan RKK
10
5
0
TL
TS
TT
W
 Staf medis
 Staf keperawatan
 Apoteker
D
Bukti pelaksanaan pemberian obat sesuai
pembatasan sesuai SPK dan RKK
10
5
0
TL
TS
TT
W




3. Ada bukti pelaksanaan pemberian
obat dilaksanakan sesuai dengan
pembatasan yang ditetapkan,
misalnya obat kemoterapi, obat
radioaktif, atau obat untuk
penelitian. (D,W)
Staf medis
Kepala Instalasi Farmasi
Apoteker
Staf Farmasi
Standar PKPO 6.1
Proses pemberian obat termasuk proses verifikasi apakah obat yang akan diberikan telah sesuai
resep/permintaan obat.
Maksud dan Tujuan PKPO 6.1
Agar obat diserahkan pada orang yang tepat, dosis yang tepat dan waktu yang tepat maka sebelum
pemberian obat kepada pasien dilakukan verifikasi kesesuaian obat dengan instruksi pengobatan yang
meliputi:
a) identitas pasien;
b) nama obat;
c) dosis;
d) rute pemberian; dan
e) waktu pemberian.
Elemen Penilaian PKPO 6.1
Telusur
Skor
1. Ada regulasi verifikasi sebelum
R
Regulasi tentang verifikasi sebelum pemberian
10
TL
penyerahan obat kepada pasien
obat kepada pasien
5
TS
yang meliputi butir a) sampai
0
TT
dengan e) pada maksud dan
tujuan. (R)
2. Ada bukti pelaksanaan verifikasi
D
Bukti pelaksanaan verifikasi sebelum obat
10
TL
sebelum obat diserahkan kepada
diberikan
5
TS
pasien. (D,W,S)
W
0
TT
 Perawat
 TTK
3. Ada bukti pelaksanaan double
check untuk obat yang harus
diwaspadai (high alert). (D,O,W,S)
S
D
Pelaksanaan pemberian obat kepada pasien
Bukti pelaksanaan double check untuk obat high
alert)
O
Lihat pelaksanaan pemberian obat high alert
W
Perawat
S
Standar PKPO 6.2
Ada regulasi tentang obat yang dibawa oleh
Maksud dan Tujuan PKPO 6.2 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PKPO 6.2
1. Ada regulasi pengobatan oleh
R
pasien sendiri. (R)
10
5
0
TL
TS
TT
Pelaksanaan double check
pasien ke rumah sakit untuk digunakan sendiri.
Telusur
Regulasi tentang pengobatan sendiri (self
administration) dan obat yang dibawa dari luar
rumah sakit
Skor
10
TL
5
TS
0
TT
11
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
107
2. Ada
bukti
pelaksanaan
pengobatan obat oleh pasien
sendiri sesuai dengan regulasi.
(D,W)
3. Ada proses monitoring terhadap
pengobatan oleh pasien sendiri.
(D,W)
D
Bukti pelaksanaan pengobatan sendiri (self
administration) sesuai regulasi EP 1
W
 DPJP
 Apoteker
 Perawat
Bukti pelaksanaan monitoring obat yang dibawa
dari luar rumah sakit sesuai regulasi EP 1
D
W
W
D
Apoteker
Bukti monitoring efek samping obat dan
laporannya ke komite/tim farmasi dan terapi
W
 Apoteker
 Komite/tim farmasi dan terapi
Standar PKPO 7.1
Rumah sakit menetapkan dan menerapkan proses pelaporan serta tindakan terhadap
penggunaan obat (medication error) serta upaya menurunkan angkanya.
Maksud dan Tujuan PKPO 7.1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PKPO 7.1
Telusur
1. Ada regulasi medication safety
R
Regulasi tentang medication safety
yang bertujuan mengarahkan
penggunaan obat yang aman dan
meminimalisasi kemungkinan
terjadi kesalahan penggunaan
obat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. (R)
2. Ada bukti pelaksanaan rumah
D
Bukti pelaksanaan pengumpulan dan
sakit mengumpulkan dan
monitoring seluruh angka kesalahan
memonitor seluruh angka
penggunaan obat
kesalahan penggunaan obat
W
termasuk kejadian tidak
 Kepala Instalasi Farmasi
diharapkan, kejadian sentinel,
 Perawat
kejadian nyaris cedera, dan
 Apoteker
kejadian tidak cedera. (D,W)
3. Ada bukti instalasi farmasi
mengirimkan laporan kesalahan
penggunaan obat (medication
error) kepada tim keselamatan
pasien rumah sakit. (D,W)
4. Ada bukti tim keselamatan pasien
rumah sakit menerima laporan
kesalahan penggunaan obat
(medication error) dan mencari
akar masalah atau investigasi
D
Bukti laporan instalasi farmasi ke tim
keselamatan pasien rumah sakit
W



1)
D
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
 Apoteker
 Perawat
PEMANTAUAN (MONITOR)
Standar PKPO 7
Efek obat dan efek samping obat terhadap pasien dipantau.
Maksud dan Tujuan PKPO 7 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PKPO 7
Telusur
1. Ada regulasi pemantauan efek
R
Regulasi tentang pemantauan terapi obat dan
obat dan efek samping obat
efek samping obat serta pelaporannya
serta dicatat dalam status
pasien. (lihat juga AP 2 EP 1). (R)
2. Ada bukti pelaksanaan
D
Bukti pelaksanaan pemantauan terapi obat dan
pemantauan terapi obat. (D,W)
penulisan ringkasan di CPPT
3. Ada bukti pemantauan efek
samping obat dan pelaporannya
sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. (D,W)
10
5
0
Kepala Instalasi Farmasi
Apoteker
TTK/asisten apoteker
Bukti pelaksanaan penerimaan laporan
kesalahan penggunaan obat oleh TKRS
2) Bukti pelaksanaan mencari akar
masalah/investigasi sederhana
3) Bukti pencarian solusi dan tindak lanjutnya
Skor
10
TL
0
TT
10
0
TL
TT
10
5
0
TL
TS
TT
kesalahan
Skor
10
TL
0
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
12
108
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
sederhana, solusi dan tindak
lanjutnya, serta melaporkan
kepada Komite Nasional
Keselamatan Pasien (lihat juga
PMKP 7). (D,W)
5. Ada bukti pelaksanaan rumah
sakit melakukan upaya mencegah
dan menurunkan kesalahan
penggunaan obat (medication
error) (lihat juga PMKP 7 EP
1).(D,W)
4) Bukti penyusunan laporan ke komite
nasional keselamatan pasien (KNKP) dan
KARS (kasus sentinel saja)
W
D
Tim keselamatan pasien RS
Bukti pelaksanaan upaya mencegah dan
menurunkan kesalahan penggunaan obat
(medication error)
W




10
5
0
TL
TS
TT
Komite medis/komite PMKP
Komite/tim farmasi dan terapi
Kepala Instalasi Farmasi
Apoteker
13
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
109
110
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN EDUKASI (MKE)
Standar MKE 1
Rumah sakit berkomunikasi dengan masyarakat untuk memfasilitasi akses masyarakat ke pelayanan di rumah
sakit dan informasi tentang pelayanan yang disediakan oleh rumah
Maksud dan tujuan MKE 1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MKE 1
Telusur
Skor
1. Terdapat regulasi tentang
R
Pedoman komunikasi efektif
10
TL
pedoman komunikasi efektif yang
meliputi komunikasi dengan
0
TT
masyarakat, dengan pasien dan
keluarga, serta antar staf klinis. (R)
2. Terdapat bukti pelaksanaan
D
1) Bukti pertemuan dengan masyarakat untuk
10
TL
komunikasi efektif antara rumah
menyampaikan Informasi pelayanan RS (jenis
5
TS
sakit dengan masyarakat. (D, W)
pelayanan, waktu pelayanan, proses
0
TT
(Lihat juga TKRS.3.2)
mendapatkan pelayanan)
2) Bukti media informasi :
Website, leaflet, brosur, bulletin dll
W
3. Terdapat bukti pelaksanaan
komunikasi efektif dengan pasien
dan keluarga. (D,W) (Lihat juga
HPK.2.1; HPK 2.2; ARK.1.3;
PAP.2.4)
D
W
4. Terdapat bukti pelaksanaan
komunikasi efektif antar staf
klinis. (D,W) ( lihat juga AP, PAP,
SKP 2, TKRS 3.2 EP 2 )
D
 Staf PKRS/Humas RS/marketing
 Masyarakat bila perlu
1) Bukti pemberian informasi di admisi, bagian
informasi/PKRS
2) Bukti pelaksanaan pemberian informasi dan
edukasi dalam RM pasien ( form informasi dan
edukasi )
3) Bukti media informasi: website, leaflet, brosur,
bulletin, banner dll
Petugas admisi/PKRS/bagian informasi/MPP/ staf
klinis/PPA
Bukti pelaksanaan komunikasi efektif dalam RM
pasien meliputi catatan dalam form asesmen,
catatan terintegrasi/CPPT, transfer, rujukan, early
warning system (EWS), tulbakon, serah terima
(operan)
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
W Staf klinis
Standar MKE 1.1
Strategi komunikasi dengan masyarakat, pasien dan keluarga didasarkan pada pengenalan populasi yang
dilayani rumah sakit.
Maksud dan Tujuan MKE 1.1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MKE 1.1
Telusur
Skor
1. Ada demografi populasi sebagai
D
Bukti data demografi digunakan untuk membuat
10
TL
dasar strategi komunikasi dengan
strategi komunikasi dengan populasi
5
TS
komunitas dan populasi yang
0
TT
dilayani rumah sakit (D,W).
W Staf PKRS/staf SIM RS
2. Demografi sekurang-kurangnya
D
Bukti data demografi populasi terkini
10
TL
dapat menggambarkan usia, etnis,
5
TS
agama, tingkat pendidikan,
W Staf PKRS/staf SIM RS
0
TT
termasuk buta huruf, bahasa yang
digunakan termasuk adanya
hambatan dalam berkomunikasi.
(D,W)
3. Rumah sakit menyediakan
informasi tentang jenis pelayanan,
waktu pelayanan serta akses dan
proses untuk mendapatkan
pelayanan. (D,W)
D
Bukti media informasi tentang jenis pelayanan,
waktu, akses, dan proses mendapatkan pelayanan
dalam bentuk brosur/leaflet/banner, buletin, Web
site, Call center/SMS Center, Seminar Awam,
Pameran, slide show di TV / LCD dll.
10
5
0
TL
TS
TT
1
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
111
4. Rumah sakit menyediakan
informasi tentang kualitas
pelayanan.(D,W)
W
 Petugas admisi/staf PKRS/staf bagian informasi
 Pasien, keluarga
D
Bukti tersedia informasi tentang kualitas pelayanan
(layanan unggulan, data mutu) dalam bentuk
brosur/leaflet/ buletin, website, pameran, seminar,
slide show di TV internal/LCD dll.
W
 Pimpinan unit kerja/petugas admisi/staf
PKRS/staf bagian informasi
 Pasien , keluarga
10
5
0
TL
TS
TT
Standar MKE 2
Rumah sakit memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang jenis asuhan dan pelayanan, serta
akses untuk mendapatkan pelayanan
Maksud dan Tujuan MKE 2: Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MKE 2
Telusur
Skor
1. Tersedia informasi untuk pasien
D
Bukti tersedia Website/brosur yang berisi daftar
10
TL
dan keluarga tentang asuhan dan
pelayanan yang disediakan RS
5
TS
pelayanan yang disediakan oleh
0
TT
rumah sakit, dalam bentuk website
O
Lihat ketersediaan informasi dalam website,
atau brosur. (D,O,W)
ketersediaan brosur di area yang mudah diperoleh
pasien dan keluarga
W
2. Informasi untuk pasien dan
keluarga juga menjelaskan akses
terhadap pelayanan yang
disediakan oleh rumah sakit.
(D,O,W)
D
 Staf PKRS/staf bagian informasi
 Pasien dan keluarga
Bukti tersedia brosur/leaflet/banner/slide show TV
internal yang berisi informasi akses terhadap
pelayanan
O
Lihat ketersediaan brosur/leaflet/banner/slide
show TV internal dll di area yang mudah diperoleh
dan dilihat pasien dan keluarga
W
 Staf PKRS, bagian informasi
 Pasien dan keluarga
Bukti tentang daftar faskes rujukan disertai
perjanjian kerjasama
10
5
0
TL
TS
TT
3. Rumah sakit menyediakan
D
10
TL
informasi tentang alternatif
5
TS
asuhan dan pelayanan di tempat
0
TT
lain apabila rumah sakit tidak
W
 Staf bagian admisi/staf bagian informasi/staf
dapat menyediakan asuhan dan
klinis
pelayanan yang dibutuhkan
 Pasien dan keluarga
pasien. (D,W)
Standar MKE 3
Komunikasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga diberikan dalam format dan bahasa yang mudah
dimengerti.
Maksud dan tujuan MKE 3: Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian
Telusur
Skor
1. Sesuai dengan demografi
D
Bukti tentang media edukasi/komunikasi dalam
10
TL
komunitas dan populasi,
bentuk
5
TS
komunikasi dan edukasi pasien dan
tulisan/gambar/video/demonstrasi/praktikum,
0
TT
keluarga menggunakan format
yang praktis dan mudah dipahami sesuai data
yang praktis dan mudah dipahami.
demografi populasi
(D,W)
W Staf PKRS
2. Materi komunikasi dan edukasi
D
Bukti materi edukasi dalam bahasa Indonesia dan
10
TL
pasien dan keluarga diberikan
atau bahasa lainnya
5
TS
dalam bahasa yang dimengerti.
0
TT
(D,O)
O
Materi edukasi
3. Rumah sakit menyediakan
penerjemah sesuai kebutuhan, bila
di RS tidak ada petugas
D
Bukti edukasi diberikan oleh petugas penterjemah
RS dan penterjemah dari luar RS
10
5
0
TL
TS
TT
2
112
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
penterjemah maka diperlukan
W
adanya kerja sama dengan pihak
terkait. (D,W)
Standar MKE 4
Ada komunikasi efektif untuk menyampaikan
termasuk yang “urgent”.
Maksud dan Tujuan MKE 4 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MKE 4
1. RS menetapkan informasi yang
R
harus disampaikan secara akurat
dan tepat waktu ke seluruh rumah
sakit. (R)
2. Ada bukti proses penyampaian
D
informasi yang akurat dan tepat
waktu di seluruh rumah sakit
termasuk yang “urgent” antara lain
code blue dan code red. (D,W,S)
Petugas penterjemah/staf klinis
informasi yang akurat dan tepat waktu di seluruh rumah sakit
Telusur
Penetapan tentang komunikasi efektif (lihat MKE 1
EP 1) berisi juga tentang informasi yang akurat dan
tepat waktu ke seluruh RS termasuk informasi
terkait code blue, code red dan code black.
1) Bukti surat edaran
Direktur/pengumuman/majalah dinding/media
sosial/intranet/ paging system dll
2) Bukti laporan pelaksanaan simulasi code blue,
code red dan code black
Skor
10
TL
5
0
TT
10
5
0
TL
TS
TT
Staf RS
W
S
Peragaan pelaksanaan code blue, code red dan
code black
Standar MKE 5
Informasi tentang asuhan pasien dan hasil asuhan dikomunikasikan antar staf klinis selama bekerja dalam shift
atau antar shift.
Maksud dan Tujuan MKE 5 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MKE 5
Telusur
Skor
1. Terdapat regulasi tentang tata cara
R
Penetapan tentang komunikasi efektif (lihat juga
10
TL
berkomunikasi (R)
MKE 1 EP 1) berisi juga tatacara komunikasi antar
5
TS
staf klinis pada saat bekerja shift dan antar shift
0
TT
yang meliputi informasi tentang:
1) status kesehatan termasuk CPPT
2) ringkasan pulang pasien rawat jalan dan ranap
3) informasi klinis saat transfer dan dirujuk
4) serah terima/operan
2. Informasi kondisi pasien antar staf
D
Bukti catatan tentang kondisi pasien dalam RM
10
TL
klinis termasuk PPA berdasarkan
pasien termasuk CPPT
5
TS
pada proses yang sedang berjalan
0
TT
atau pada saat penting tertentu
O
RM pasien termasuk form CPPT
dalam proses asuhan ditulis dalam
rekam medis. (D,O)
3. Setiap pasien setelah rawat inap
D
Bukti tentang ringkasan pulang pasien rawat inap
10
TL
dibuat ringkasan pulang. (D,W)
5
TS
(lihat juga MIRM.15)
W Staf klinis
0
TT
4. Setiap pasien rawat jalan dengan
D
Bukti tentang profil ringkas medis rawat jalan
10
TL
diagnosis kompleks dibuat profil
(Profil RMRJ)
5
TS
ringkas medis rawat jalan. (D,O,W)
0
TT
(lihat juga ARK.4.3)
O
Lihat RM pasien rawat jalan
5. Informasi yang dikomunikasikan
termasuk ringkasan asuhan dan
pelayanan yang telah diberikan
pada proses transfer dan rujukan.
(D,O) (lihat juga PKPO.4.3 EP 2)
6. Terdapat bukti dokumentasi pada
proses serah terima (hand over).
(D,W) (lihat juga SKP.2.2)
W
Staf klinis
D
Bukti form memuat pelaksanaan transfer dan
rujukan
O
Lihat form transfer dan rujukan
D
Bukti pelaksanaan serah terima pasien/operan
dalam sif atau antar sif
W
Staf klinis
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
3
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
113
Standar MKE 6
Rumah sakit menyediakan edukasi untuk menunjang partisipasi pasien dan keluarga dalam proses asuhan.
Maksud dan Tujuan MKE 6 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MKE 6
Telusur
Skor
1. Ada penetapan organisasi promosi
R
1) Unit/panitia/tim PKRS
10
TL
kesehatan rumah sakit yang
2) Pedoman kerja
5
TS
mengkoordinasikan memberikan
3) Program
0
TT
edukasi kepada. (R)
2. Ada bukti organisasi promosi
kesehatan rumah sakit telah
berfungsi sesuai peraturan
perundang-undangan.(D,W)
3. Edukasi dilaksanakan sesuai
kebutuhan pasien dan keluarga di
seluruh rumah sakit (D,O,W)
D
1) Bukti pelaksanaan kegiatan PKRS
2) Bukti laporan Tim PKRS
W
 Pimpinan PKRS
 Staf PKRS
Bukti laporan pelaksanaan edukasi
D
O
W
Lihat proses pemberian edukasi
 Pimpinan PKRS
 Staf PKRS
 PPA
 Pasien dan keluarga
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
Standar MKE 7
PPA yang memberikan edukasi harus mampu memberikan edukasi secara efektif.
Maksud dan Tujuan MKE 7 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MKE 7
Telusur
Skor
1. Profesional pemberi asuhan sudah
D
Bukti pekasanaan pelatihan
10
TL
terampil melakukan komunikasi
5
TS
efektif (D,W)
W PPA
0
TT
2. Profesional Pemberi Asuhan
W
10
TL
 PPA
memiliki pengetahuan yang cukup
5
TS
 Pasien
tentang materi yang diberikan (W)
0
TT
Standar MKE 8
Agar edukasi pasien dan keluarga bisa efektif, staf harus melakukan asesmen kemampuan, kemauan belajar
dan kebutuhan edukasi serta dicatat di dalam rekam medis.
Maksud dan Tujuan MKE 8 : Lihat SNARS 1
Variabel asesmen kemampuan dan kemauan belajar pasien dan keluarga meliputi :
a) keyakinan dan nilai nilai pasien dan keluarga
b) kemampuan membaca, tingkat pendidikan dan bahasa yang digunakan
c) hambatan emosional dan motivasi
d) keterbatasan fisik dan kognitif
e) kesediaan pasien untuk menerima informasi
Elemen Penilaian MKE 8
Telusur
Skor
1. Dilakukan asesmen kemampuan
D
Bukti pelaksanaan asesmen kemampuan dan
10
TL
dan kemauan belajar pasien dan
kemauan belajar pasien a) s/d e) dalam RM pasien
5
TS
keluarga yang meliputi a) sampai
0
TT
dengan e) di maksud dan tujuan
Lihat RM pasien
dan dicatat di rekam medis.(D,O)
O
2. Dilakukan asesmen kebutuhan
D
Bukti pelaksanaan asesmen kebutuhan edukasi
10
TL
edukasi untuk pasien dan dicatat
yang meliputi kebutuhan asuhan medis dan
5
TS
di rekam medis (D,O).
keperawatan, serta kebutuhan asuhan
0
TT
berkesinambungan setelah pulang
O
Lihat RM pasien
3. Hasil asesmen digunakan untuk
D
Bukti perencanaan edukasi sesuai hasil asesmen
membuat perencanaan kebutuhan
edukasi (D,O)
O
Lihat RM pasien
Standar MKE 9
Pemberian edukasi merupakan bagian penting dalam proses asuhan kepada pasien
Maksud dan Tujuan MKE 9: Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MKE 9
Telusur
1. Ada bukti pasien dijelaskan
D
Bukti pemberian edukasi oleh DPJP tentang hasil
10
5
0
TL
TS
TT
Skor
10
TL
4
114
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
tentang hasil asesmen, diagnosis
dan rencana asuhan yang akan
diberikan. (D,O) (Lihat juga
HPK.2.1)
2. Ada bukti pasien dijelaskan
tentang hasil asuhan dan
pengobatan termasuk hasil asuhan
dan pengobatan yang tidak
diharapkan. (D,W) (Lihat juga
PAP.2.4 dan HPK 2.1)
3. Ada bukti edukasi asuhan lanjutan
di rumah. (D,W)
4. Bila dilakukan tindakan medik yang
memerlukan persetujuan tindakan
kedokteran (informed consent),
pasien dan keluarga belajar
tentang risiko dan komplikasi yang
dapat terjadi untuk dapat
memberikan persetujuan. (D,W)
5. Pasien dan keluarga diberikan
edukasi tentang hak dan tanggung
jawab mereka untuk berpartisipasi
pada proses asuhan (D,W) (lihat
juga HPK.2.2)
asesmen, diagnosa dan rencana asuhan (form
pemberian edukasi yang telah diisi DPJP, PPJA)
dalam RM pasien
O
D
Lihat RM pasien
Bukti pemberian edukasi oleh DPJP tentang hasil
asuhan dan pengobatan termasuk hasil asuhan
yang tidak diharapkan (form pemberian edukasi
yang telah diisi DPJP) dalam RM pasien
W
D
DPJP
1) Bukti pelaksanaan pemberian edukasi oleh
DPJP, PPJA, MPP tentang asuhan lanjutan di
rumah
2) Bukti form pemberian edukasi yang telah diisi
DPJP dan PPJA) dalam RM pasien
W
 DPJP
 PPJA
 MPP
Bukti Informed consent berisi materi edukasi
tentang risiko dan komplikasi
D
W
 DPJP
 Pasien/keluarga
D
Bukti materi edukasi tentang hak, kewajiban dan
tanggungjawab pasien untuk berpartisipasi dalam
proses asuhan
W
 PPA
 Staf klinis
 Pasien/keluarga
5
0
TS
TT
10
5
5
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
Standar MKE 10
Edukasi pasien dan keluarga termasuk topik berikut ini, terkait dengan pelayanan pasien: penggunaan obat
yang aman, penggunaan peralatan medis yang aman, potensi interaksi antara obat dengan makanan, pedoman
nutrisi, manajemen nyeri dan teknik rehabilitasi
Maksud dan Tujuan MKE 10 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MKE 10
Telusur
Skor
1. Pemberian edukasi kepada pasien
D
Bukti materi edukasi tentang:
10
TL
dan keluarga terkait dengan
1) penggunaan obat-obatan secara efektif dan
5
TS
asuhan yang diberikan meliputi
aman
0
TT
penggunaan obat-obatan secara
2) potensi efek samping obat
efektif dan aman, potensi efek
3) potensi interaksi obat antar obat konvensional,
samping obat, potensi interaksi
obat bebas, serta suplemen atau makanan
obat antar obat konvensional ,
(regulasi lihat MKE 1 EP 1)
obat bebas, suplemen atau
makanan (D,W)
W
 Apoteker
 Pasien/keluarga
2. Pemberian edukasi kepada pasien
D
Bukti materi edukasi tentang keamanan dan
10
TL
dan keluarga terkait dengan
efektivitas penggunaan peralatan medis
5
TS
asuhan yang diberikan meliputi
0
TT
keamanan dan efektivitas
W
 DPJP/PPA lainnya
penggunaan peralatan medis
 Pasien/keluarga
(D,W)
3. Pemberian edukasi kepada pasien
D
Bukti materi edukasi tentang diet dan nutrisi yang
10
TL
dan keluarga terkait dengan
memadai.
5
TS
asuhan yang diberikan meliputi
0
TT
diet dan nutrisi yang memadai
W
 DPJP/Dietisien/PPA lainnya
(D,W) (lihat juga PAP.4 EP 7)
 Pasien/keluarga
5
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
115
4. Pemberian edukasi kepada pasien
dan keluarga terkait dengan
asuhan yang diberikan meliputi
manajemen nyeri (D,W) (lihat juga
HPK.2.5 dan PAP.6 ; AP.1.5)
D
Buktti materi edukasi tentang nyeri dan
manajemen nyeri
W
 DPJP
 PPJA
 staf klinis
 Pasien/keluarga
Bukti materi edukasi tentang teknik rehabilitasi
10
5
0
TL
TS
TT
5. Pemberian edukasi kepada pasien
D
10
TL
dan keluarga terkait dengan
5
TS
asuhan yang diberikan meliputi
W
0
TT
 DPJP/fisioterapis
teknik rehabilitasi (D,W)
 Pasien/keluarga
6. Pemberian edukasi kepada pasien
D
Bukti materi edukasi tentang cara cuci tangan
10
TL
dan keluarga terkait dengan
5
TS
asuhan yang diberikan meliputi
W
0
TT
 PPJA/PPA lainnya/PPI
cara cuci tangan yang aman
 Pasien/keluarga
(D,W,S) (lihat juga SKP.5 dan PPI.9
EP 6)
S
Peragaan cuci tangan
Standar MKE 11
Metode edukasi mempertimbangkan nilai-nilai dan pilihan pasien dan keluarga, dan memperkenankan interaksi
yang memadai antar pasien-keluarga dan staf klinis agar edukasi efektif dilaksanakan.
Maksud dan Tujuan MKE 11 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MKE 11
Telusur
Skor
1. PPA harus menyediakan waktu
W
10
TL
 PPA
yang adekuat dalam memberikan
5
TS
 Pasien/keluarga sesuai nilai-nilai dan pilihan
edukasi (W)
0
TT
pasien dan keluarga
2. Bila diperlukan, pemberian edukasi
D
Bukti materi edukasi kolaboratif sesuai nilai-nilai
10
TL
kepada pasien dan keluarga
dan pilihan pasien dan keluarga
5
TS
diberikan secara kolaboratif oleh
0
TT
PPA terkait. (D,W)
W
PPA terkait
3. Pada proses pemberian edukasi,
W
10
TL
 Pemberi edukasi
staf harus mendorong pasien dan
5
TS
 Pasien/keluarga sesuai nilai-nilai dan pilihan
keluarga untuk bertanya dan
0
TT
pasien dan keluarga
memberi pendapat agar dapat
sebagai peserta aktif. (W,S)
S
Staf pemberi edukasi
4. Ada bukti dilakukan verifikasi
D
Bukti pelaksanaan verifikasi
10
TL
untuk memastikan pasien dan
5
TS
keluarga dapat memahami materi
W
0
TT
 Staf pemberi edukasi
edukasi yang diberikan (D,W)
 Pasien /keluarga sesuai nilai-nilai dan pilihan
pasien dan keluarga
5. Informasi verbal diperkuat dengan
D
Bukti materi edukasi sesuai nilai-nilai dan pilihan
10
TL
materi tertulis. (D)
pasien dan keluarga
5
TS
0
TT
Standar MKE 12
Dalam menunjang keberhasilan asuhan yang berkesinambungan, upaya promosi kesehatan harus dilakukan
berkelanjutan.
Maksud dan Tujuan MKE 12 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MKE 12
Telusur
Skor
1. Rumah sakit mengidentifikasi
D
Bukti daftar faskes dan praktik mandiri yang ada di
10
TL
sumber–sumber yang ada di
domisili pasien
5
komunitas untuk mendukung
0
TT
promosi kesehatan berkelanjutan
dan edukasi untuk menunjang
asuhan pasien yang berkelanjutan
(D)
2. Pasien dan keluarga dirujuk agar
D
Bukti pelaksanaan rujukan untuk pemberian
10
TL
mendapatkan edukasi dan
edukasi lanjutan
5
TS
pelatihan yang diperlukan untuk
0
TT
menunjang asuhan pasien
W
 PPA
berkelanjutan, agar mencapai
 MPP
hasil asuhan yang optimal setelah
meninggalkan rumah sakit (D,W)
6
116
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
(lihat juga ARK 4.1)
3. Edukasi berkelanjutan tersebut
diberikan kepada pasien yang
rencana pemulangannya
kompleks. (D,W) (lihat juga ARK 3)
D
Bukti materi edukasi dan pelatihan untuk pasien
yang rencana pemulangannya kompleks
W
 Pemberi edukasi
 Pasien/keluarga sesuai nilai-nilai dan pilihan
pasien dan keluarga
 MPP
10
5
0
TL
TS
TT
7
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
117
118
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
(PMKP)
PENGELOLAAN KEGIATAN PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
Standar PMKP 1
Rumah sakit mempunyai Komite/Tim atau bentuk organisasi lainnya yang kompeten untuk mengelola
kegiatan Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Maksud dan Tujuan PMKP 1 : Lihat SNARS 1
Komite/tim PMKP mempunyai tugas sebagai berikut:
a) sebagai motor penggerak penyusunan program PMKP rumah sakit;
b) melakukan monitoring dan memandu penerapan program PMKP di unit kerja;
c) membantu dan melakukan koordinasi dengan pimpinan unit pelayanan dalam memilih prioritas
perbaikan, pengukuran mutu/indikator mutu, dan menindaklanjuti hasil capaian indikator (lihat juga
TKRS 11 dan TKRS 11.2);
d) melakukan koordinasi dan pengorganisasian pemilihan prioritas program di tingkat unit kerja serta
menggabungkan menjadi prioritas rumah sakit secara keseluruhan. Prioritas program rumah sakit ini
harus terkoordinasi dengan baik dalam pelaksanaanya;
e) menentukan profil indikator mutu, metode analisis, dan validasi data dari data indikator mutu yang
dikumpulkan dari seluruh unit kerja di rumah sakit;
f) menyusun formulir untuk mengumpulkan data, menentukan jenis data, serta bagaimana alur data dan
pelaporan dilaksanakan;
g) menjalin komunikasi yang baik dengan semua pihak terkait serta menyampaikan masalah terkait
perlaksanaan program mutu dan keselamatan pasien;
h) terlibat secara penuh dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan PMKP;
i) bertanggung jawab untuk mengomunikasikan masalah-masalah mutu secara rutin kepada semua staf;
j) menyusun regulasi terkait dengan pengawasan dan penerapan program PMKP
Elemen Penilaian PMKP 1
Telusur
Skor
1. Direktur rumah sakit telah
R Regulasi tentang komite/ tim PMKP atau bentuk
10
TL
membentuk komite/tim PMKP
organisasi lainnya lengkap dengan uraian tugas
atau bentuk organisasi lainnya
0
TT
untuk mengelola kegiatan sesuai
peraturan perundang-undangan
termasuk uraian tugas yang
meliputi a) sampai dengan j) yg
ada di maksud dan tujuan (R)
2. Direktur RS menetapkan
R Regulasi tentang penetapan penanggung jawab
10
TL
penanggung jawab data di masingdata di masing-masing unit kerja oleh Direktur RS
masing unit kerja. (R)
0
TT
3. Individu didalam komite/tim PMKP
atau bentuk organisasi lainnya dan
penanggung jawab data telah
dilatih dan kompeten. (D)
D
Bukti sertifikat pelatihan komite/ tim PMKP dan
penanggungjawab data
W
 Komite/Tim PMKP
 Penanggung jawab data
Bukti laporan tentang kegiatan komite/tim PMKP
10
5
0
TL
TS
TT
4. Komite/tim PMKP atau bentuk org. D
10
TL
lainnya telah melaksanakan
5
TS
kegiatannya. (D,W)
W Komite/Tim PMKP
0
TT
Standar PMKP 2
Rumah sakit mempunyai referensi terkini tentang peningkatan mutu dan keselamatan pasien berdasarkan
ilmu pengetahuan dan informasi terkini dan perkembangan konsep peningkatan mutu dan keselamatan
pasien
Maksud dan Tujuan PMKP 2 : Lihat SNARS 1
Secara rinci referensi dan informasi terkini yang diperlukan rumah sakit dalam meningkatkan mutu dan
keselamatan pasien meliputi:
a) literatur ilmiah dan informasi lainnya yang dapat dipergunakan untuk mendukung asuhan pasien terkini,
misalnya pedoman nasional pelayanan kedokteran dan international clinical guidelines
b) literarur ilmiah dan informasi lainnya yang dapat dipergunakan untuk mendukung penelitian (khusus
untuk rumah sakit pendidikan);
c) literarur ilmiah dan informasi lainnya yang dapat dipergunakan untuk mendukung terselenggaranya
manajemen yang baik;
d) informasi lainnya sesuai dengan kebutuhan rumah sakit, misalnya data indikator mutu di tingkat nasional
1
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
119
atau internasional;
e) peraturan perundang-undangan terkait dengan mutu dan keselamatan pasien di rumah sakit termasuk
pedoman-pedoman yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Elemen Penilaian PMKP 2
Telusur
Skor
1. Rumah sakit mempunyai pedoman R Regulasi tentang pedoman PMKP
10
TL
peningkatan mutu dan
keselamatan pasien sesuai dengan
0
TT
referensi terkini (lihat juga TKRS 4
EP 1). (R)
2. RS mempunyai referensi yang
D Bukti daftar dan bahan referensi pendidikan
10
TL
dipergunakan untuk meningkatkan
5
TS
mutu asuhan klinis dan proses
W Komite/Tim PMKP
0
TT
kegiatan manajemen yang lebih
baik, yang antara lain meliputi a)
sampai dengan e) yang ada di
maksud tujuan untuk rumah sakit
pendidikan dan kecuali b) untuk
rumah sakit non pendidikan. (D,W)
3. Komite medis dan komite
D Bukti daftar dan bahan referensi asuhan klinis
10
TL
keperawatan mempunyai referensi
terkini
5
TS
peningkatan mutu asuhan klinis
0
TT
terkini. (D,W)
W  Komite medis
 Komite keperawatan
Standar PMKP 2.1
Rumah Sakit menyediakan teknologi dan dukungan lainnya untuk mendukung sistem manajemen data
pengukuran mutu terintegrasi sesuai dengan perkembangan teknologi informasi.
Maksud dan Tujuan PMKP 2.1 : Lihat SNARS 1
Rumah sakit mempunyai regulasi sietem manajemen data, antara lain meliputi :
a) rumah sakit perlu mempunyai sistem manajemen data yang didukung dengan teknologi informasi, mulai
dari pengumpulan, pelaporan, analisis, validasi, serta publikasi data untuk internal rumah sakit dan
eksternal RS Publikasi data tetap harus memperhatikan kerahasiaan pasien sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.;
b) data yang dimaksud meliputi, data dari indikator mutu unit dan indikator mutu prioritas rumah sakit;
c) data dari pelaporan insiden keselamatan pasien; dan
d) data hasil monitoring kinerja staf klinis (bila monitoring kinerja menggunakan indikator mutu);
e) data hasil pengukuran budaya keselamatan;
f) integrasi seluruh data diatas baik di tingkat rumah sakit dan unit kerja meliputi:
 pengumpulan
 pelaporan
 analisa
 validasi dan publikasi indikator mutu
Elemen Penilaian PMKP 2.1
Telusur
Skor
1. Rumah sakit mempunyai regulasi
R Regulasi tentang sistem manajemen data yang
10
TL
sistem manajemen data program
terintegrasi
PMKP yang terintegrasi meliputi
0
TT
data a) sampai dengan f) dimaksud
dan tujuan. (R)
2. Rumah sakit menyediakan
D Bukti daftar inventaris sistem manajemen data
10
TL
teknologi, fasilitas dan dukungan
elektronik di RS contoh SISMADAK
5
TS
lain untuk menerapkan sistem
0
TT
manajemen data di RS sesuai
O Lihat hardware dan software sistem manajemen
dengan sumber daya yang ada di
data dan teknologi yang digunakan (elektronik)
rumah sakit. (D,O,W)
W  Staf IT
 Komite/Tim PMKP
 Komite PPI
 Penanggung jawab data
3. Ada bukti pelaksanaan program
D Bukti pelaksanaan tentang program PMKP
10
TL
PMKP yang meliputi data a)
5
TS
sampai dengan f) dimaksud dan
O Lihat pelaksanaan proses manajemen data PMKP
0
TT
tujuan. (D,O)
dan integrasinya
2
120
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
Standar PMKP 3
RS mempunyai program pelatihan peningkatan mutu dan keselamatan pasien untuk pimpinan rumah sakit
dan semua staf yang terlibat dalam pengumpulan, analisa dan validasi data mutu.
Maksud dan Tujuan PMKP 3 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PMKP 3
1. RS mempunyai program pelatihan
R
PMKP yang diberikan oleh
narasumber yang kompeten (R)
2. Pimpinan di rumah sakit, termasuk D
komite medis dan komite
keperawatan telah mengikuti
pelatihan PMKP (D,W)
W
3. Semua individu yang terlibat di
dalam pengumpulan, analisa dan
validasi data telah mengikuti
pelatihan PMKP khususnya
tentang sistem manajemen data
(D,W)
D
Telusur
Regulasi tentang program pelatihan PMKP
1) Bukti pelaksanaan pelatihan PMKP oleh
narasumber yang kompeten
2) Bukti sertifikat pelatihan PMKP pimpinan RS,
komite medis dan komite keperawatan





1)
Pimpinan di RS
Komite/Tim PMKP
Komite medis
Komite keperawatan
Diklat
Bukti pelaksanaan pelatihan PMKP oleh
narasumber yang kompeten
2) Bukti sertifikat pelatihan PMKP penanggung
jawab data unit kerja
Skor
10
TL
0
TT
10
TL
5
TS
0
TT
10
5
0
TL
TS
TT
W
 Komite/Tim PMKP
 Staf unit
 Penanggung jawab data unit kerja
PROSES PEMILIHAN, PENGUMPULAN, ANALISIS DAN VALIDASI DATA INDIKATOR MUTU
Standar PMKP 4
Komite/tim PMKP atau bentuk organisasi lain terlibat proses pemilihan prioritas pengukuran pelayanan klinis
yang akan dievaluasi serta melakukan koordinasi dan integrasi kegiatan pengukuran di seluruh unit di rumah
sakit.
Maksud dan Tujuan PMKP 4 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PMKP 4
1. Komite/tim peningkatan mutu dan
keselamatan pasien atau bentuk
organisasi lainnya memfasilitasi
pemilihan prioritas pengukuran
pelayanan klinis yang akan
dievaluasi (D,W)
2. Komite/tim peningkatan mutu dan
keselamatan pasien atau bentuk
organisasi lainnya melakukan
koordinasi dan integrasi kegiatan
pengukuran mutu di unit
pelayanan dan pelaporannya.
(D,W)
3. Komite/tim peningkatan mutu dan
keselamatan pasien atau bentuk
organisasi lainnya melaksanakan
supervisi terhadap progres
pengumpulan data sesuai yang
direncanakan. (D,W)
D
W
D
W
D
W
Telusur
Skor
Bukti rapat tentang koordinasi membahas pemilihan 10
TL
dan penetapan prioritas program PMKP yang
5
TS
dihadiri oleh Direktur RS, para pimpinan RS dan
0
TT
Komite/Tim PMKP
 Direktur
 Kepala bidang/divisi
 Kepala unit pelayanan
 Komite/Tim PMKP
Bukti rapat tentang koordinasi komite/tim PMKP
dengan para kepala unit pelayanan dalam
pengukuran mutu di unit pelayanan dan
pelaporannya



1)
2)
Komite/Tim PMKP
Kepala bidang/divisi
Kepala unit pelayanan
Bukti form supervisi
Bukti pelaksanaan tentang supervisi dalam
bentuk ceklis dan hasil terhadap progres
pengumpulan data oleh Komite/tim PMKP


Komite/Tim PMKP
Penanggung jawab data unit kerja
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
Standar PMKP 5
Rumah sakit memilih dan menetapkan prioritas pengukuran mutu pelayanan klinis yang akan dievaluasi dan
indikator-indikator
3
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
121
Maksud dan Tujuan PMKP 5 : Lihat SNARS 1
Setiap indikator agar dibuat profilnya atau gambaran singkat tentang indikator tersebut yang antara lain,
namun tidak terbatas meliputi
a) judul indikator,
b) definisi operasional,
c) tujuan, dimensi mutu,
d) dasar pemikiran/alasan pemilihan indikator,
e) numerator, denominator, formula pengukuran,
f) metodologi pengumpulan data,
g) cakupan datanya,
h) frekuensi pengumpulan data,
i) frekuensi analisa data
j) metodologi analisa data,
k) sumber data
l) penanggung jawab pengumpul data,
m) publikasi data.
Elemen Penilaian PMKP 5
Telusur
Skor
1. Direktur rumah sakit berkoordinasi R Regulasi tentang pemilihan dan penetapan
10
TL
dengan para kepala bidang/divisi
prioritas pengukuran mutu pelayanan
dalam memilih dan menetapkan
0
TT
prioritas pengukuran mutu
pelayanan klinis yang akan
dievaluasi. (R)
2. Berdasarkan prioritas tersebut
D Bukti daftar indikator area klinis
10
TL
ditetapkan pengukuran mutu
dengan menggunakan indikator
W  Direktur
0
TT
area klinis. (D,W)
 Kepala bidang/divisi
 Komite/Tim PMKP
3. Berdasarkan prioritas tersebut
D Bukti daftar indikator area manajemen
10
TL
ditetapkan pengukuran mutu
dengan menggunakan indikator
W  Direktur
0
TT
area manajemen. (D,W)
 Kepala bidang/divisi
 Komite/Tim PMKP
4. Berdasarkan prioritas tersebut
D Bukti daftar indikator sasaran keselamatan pasien
10
TL
ditetapkan pengukuran mutu dng
menggunakan indikator sasaran
W  Direktur
0
TT
keselamatan pasien. (D,W)
 Kepala bidang/divisi
 Komite/Tim PMKP
5. Setiap indikator yang ditetapkan
D Bukti profil setiap indikator yang ada di EP 2, 3, dan 10
TL
dilengkapi dengan profil indikator
4
5
TS
yang meliputi a) sampai m) di
0
TT
maksud dan tujuan. (D) (lihat juga
TKRS 5)
6. Direktur rumah sakit dan
D 1) Bukti form supervisi
10
TL
komite/tim PMKP melakukan
2) Bukti pelaksanaan tentang supervisi dalam
5
TS
supervisi terhadap proses
bentuk ceklis dan hasil terhadap progres
0
TT
pengumpulan data. (D,W)
pengumpulan data oleh Komite/tim PMKP
3) Bukti rapat tentang hasil supervisi
W



Direktur
Komite/Tim PMKP
Staf pengumpul data
Standar PMKP 5.1
Dilakukan evaluasi proses pelaksanaan panduan praktik klinik, alur klinis (clinical pathway) dan/atau protokol
klinis dan atau prosedur dan atau standing order di prioritas pengukuran mutu pelayanan klinis
Maksud dan Tujuan PMKP 5.1 : Lihat SNARS 1
Ketua Kelompok Staf Medis telah menetapkan paling sedikit 5 (lima) prioritas panduan praktik klinis-alur
klinis dan/atau protokol klinis dan atau prosedur dan atau standing order, sebagai panduan dari standarisasi
proses asuhan klinik yang dimonitor oleh Komite Medik. Dengan tujuan sebagai berikut:
1) Melakukan standarisasi proses asuhan klinik
2) Mengurangi risiko dalam proses asuhan, terutama yang berkaitan asuhan kritis
4
122
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
3) Memanfaatkan sumber daya yang tersedia dengan efisien dalam memberikan asuhan klinik tepat waktu
dan efektif
4) Memanfaatkan indikator prioritas sebagai indikator dalam penilaian kepatuhan penerapan alur klinis di
area yang akan diperbaiki di tingkat rumah sakit
5) Secara konsisten menggunakan praktik berbasis bukti (“evidence based practices”) dalam memberikan
asuhan bermutu tinggi
Penerapan panduan praktik klinis-clinical pathway dipilih oleh masing-masing kelompok staf medis adalah di
unit-unit pelayanan, dimana DPJP memberikan asuhan.
Mengacu pada prioritas pengukuran mutu pelayanan klinis yang akan di evaluasi maka selain ditetapkan
indikator mutu, juga diperlukan standarisasi proses asuhan klinis pada prioritas pengukuran mutu di rumah
sakit.
Elemen Penilaian PMKP 5
Telusur
Skor
1. Rumah sakit menetapkan evaluasi
R Regulasi tentang evaluasi panduan praktik klinis,
10
TL
pelayanan kedokteran dengan
alur klinis atau protokol
panduan praktik klinis, alur klinis
0
TT
atau protokol. (R)
2. Hasil evaluasi dapat menunjukkan
D Bukti hasil capaian kepatuhan DPJP
10
TL
adanya perbaikan variasi dalam
5
TS
lima fokus area pada pemberian
W  Komite/Tim PMKP
0
TT
pelayanan. (D,W)
 Komite medis
3. Rumah sakit telah melaksanakan
D Bukti hasil audit klinis dan atau audit medis
10
TL
audit klinis dan atau audit medis
5
TS
pada panduan praktik klinis /alur
W  Komite/Tim PMKP
0
TT
klinis prioritas di tingkat rumah
 Komite medis
sakit (D,W)
Standar PMKP 6
Setiap unit kerja di rumah sakit memilih dan menetapkan indikator mutu yang dipergunakan untuk mengukur
mutu unit kerja.
Maksud dan Tujuan PMKP 6 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PMKP 6
Telusur
Skor
1. Rumah sakit mempunyai regulasi
R Regulasi tentang kriteria pemilihan indikator mutu
10
TL
tentang pengukuran mutu dan
unit
cara pemilihan indikator mutu di
0
TT
unit kerja yang antara lain meliputi
a) sampai dengan c) yang ada di
maksud dan tujuan (R)
2. Setiap unit kerja dan pelayanan
D Bukti indikator mutu di setiap unit kerja dan unit
10
TL
melakukan telah memilih dan
pelayanan
5
TS
menetapkan indikator mutu unit
0
TT
W  Komite/Tim PMKP
(lihat juga TKRS 11 EP 1) (D,W)
 Unit kerja
 Unit pelayanan
3. Setiap indikator mutu telah
D Bukti tentang profil setiap indikator mutu di EP 2
10
TL
dilengkapi profil indikator meliputi
5
TS
a) sampai dengan m) yang ada di
0
TT
 Komite/Tim PMKP
maksud dan tujuan di PMKP 5
W  Unit kerja
(D,W)
 Unit pelayanan
4. Setiap unit kerja melaksanakan
D Bukti form pengumpulan data dan pelaporan data
10
TL
proses pengumpulan data dan
5
TS
pelaporan (D,W)
W Penanggungjawab data unit kerja
0
TT
5. Pimpinan unit kerja melakukan
supervisi terhadap proses
pengumpulan data dan pelaporan
serta melakukan perbaikan mutu
berdasarkan hasil capaian
indikator mutu (D,W)
D
1) Bukti form ceklis
2) Bukti pelaksanaan supervisi dan hasil terhadap
progres pengumpulan data dan tindak
lanjutnya
W


10
5
0
TL
TS
TT
Kepala unit pelayanan
Penanggung jawab data unit kerja
Standar PMKP 7
Pengumpulan data merupakan salah satu kegiatan program peningkatan mutu dan keselamatan pasien untuk
mendukung asuhan pasien dan manajemen rumah sakit lebih baik
Maksud dan Tujuan PMKP 7 : Lihat SNARS 1
5
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
123
Bank data dari luar banyak bentuknya mulai bank data asuransi sampai perkumpulan profesional dan bisa
juga indikator-indikator mutu yang diwajibkan oleh pemerintah. Sesuai peraturan perundangan mungkin ada
RS yang diharuskan ikut sebagai peserta bank data. Dalam semua kasus, keamanan dan kerahasiaan data dan
informasi harus di jaga.
Berdasarkan tersebut diatas rumah sakit agar mempunyai regulasi tentang:
a) sistem manajemen data yang meliputi pengumpulan, pelaporan, analisis, feedback dan publikasi data
(PMKP 2.1)
b) menetapkan data-data yang akan dibandingkan dengan rumah sakit lain atau menggunakan database
ekternal
c) menjamin keamanan dan kerahasian data dalam berkontribusi dengan database eksternal.
Elemen Penilaian PMKP 7
Telusur
Skor
1. RS mempunyai regulasi tentang
R Regulasi tentang manajemen data termasuk
10
TL
manajemen data yang meliputi a)
keamanan, kerahasiaan data internal dan eksternal
sampai dengan c) yang ada di
serta benchmark data
0
TT
maksud dan tujuan (Lihat juga
PMKP 2.1 ) (R)
2. Komite/Tim PMKP atau bentuk
D Bukti rapat tentang koordinasi Komite/Tim PMKP
10
TL
organisasi lainnya melakukan
dengan unit pelayanan dalam pengumpulan data
5
TS
koordinasi dengan unit pelayanan
di unit pelayanan dan pelaporannya
0
TT
dalam pengumpulan data (D,W)
W  Komite/Tim PMKP
 Unit pelayanan
 Penanggungjawab data unit kerja
 IT
3. RS telah melakukan pengumpulan
D Bukti hasil pengumpulan data dan informasi yang
10
TL
data dan informasi untuk
meliputi indikator area klinis, manajemen, sasaran
5
TS
mendukung asuhan pasien,
keselamatan pasien, insiden keselamatan pasien,
0
TT
manajemen RS, pengkajian praktik
dan tingkat kepatuhan DPJP terhadap PPK
profesional serta program PMKP
secara menyeluruh (D,W)
W  Komite/Tim PMKP
 Komite medis
 Penanggungjawab data unit kerja
4. Kumpulan data dan informasi
D Bukti publikasi data ke luar RS
10
TL
disampaikan kepada badan diluar
5
TS
RS sesuai peraturan dan
W Komite/Tim PMKP
0
TT
perundangan-undangan. (D,W)
5. Rumah sakit berkontribusi
terhadap database ekternal
dengan menjamin keamanan dan
kerahasiaan (D,W)
D
Bukti pelaksanaan tentang benchmark (tolok ukur)
data
W


10
5
0
TL
TS
TT
Direktur
Komite/Tim PMKP
Standar PMKP 7.1
Analisis data merupakan salah satu kegiatan program peningkatan mutu dan keselamatan pasien untuk
mendukung asuhan pasien dan manajemen rumah sakit.
Maksud dan Tujuan PMKP 7.1 : Lihat SNARS 1
RS agar menyusun regulasi analisis data yang meliputi :
a) penggunaan statistik dalam melakukan analisis data
b) analisis yang harus dilakukan yaitu:
 membandingkan data di rumah sakit dari waktu ke waktu data (analisis trend), misalnya dari bulanan
ke bulan, dari tahun ke tahun
 membandingkan dengan rumah sakit lain, bila mungkin yang sejenis, seperti melalui database
eksternal baik nasional maupun internasional
 membandingkan dengan standar-standar, seperti yang ditentukan oleh badan akreditasi atau
organisasi profesional ataupun standar-standar yang ditentukan oleh peraturan perundang-undangan
 membandingkan dengan praktik-praktik yang diinginkan yang dalam literatur digolongkan sebagai best
practice (praktik terbaik) atau better practice (praktik yang lebih baik) atau practice guidelines
(panduan praktik klinik)
Elemen Penilaian PMKP 7.1
Telusur
Skor
6
124
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
1. RS mempunyai regulasi tentang
analisis data yang meliputi a)
sampai dengan b) yang ada di
maksud dan tujuan (R)
2. RS telah melakukan pengumpulan
data, analisis dan menyediakan
informasi yang berguna untuk
mengidentifikasi kebutuhan untuk
perbaikan (D,W)
3. Analisis data telah dilakukan dng
menggunakan metode dan teknik2
statistik, sesuai kebutuhan (D,W)
R
Regulasi tentang manajemen data
10
0
TL
TT
D
Bukti pengumpulan, analisis dan rencana
perbaikannya
10
5
0
TL
TS
TT
W
 Komite/Tim PMKP
 Penanggungjawab data unit
 Staf SIM-RS
Bukti analisis data dengan menggunakan metode
dan teknik-teknik statistik
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
D
W
4. Analisa data telah dilakukan dng
melakukan perbadingan dari
waktu ke waktu di dalam RS,
dengan melakukan perbandingan
database eksternal dari RS sejenis
atau data nasional/internasional,
dan melakukan perbandingan
dengan standar dan praktik terbaik
berdasarkan referensi terkini
(D,W)
5. Pelaksana analisis data yaitu staf
komite/tim PMKP dan penanggung
jawab data di unit pelayanan/kerja
sudah mempunyai pengalaman,
pengetahuan dan keterampilan
yang tepat sehingga dapat
berpartisipasi dalam proses
tersebut dengan baik. (D,W)
6. Hasil analisis data telah
disampaikan kepada Direktur, para
kepala bidang/divisi dan kepala
unit untuk ditindaklanjuti. (D,W)
D
W
D
 Komite/Tim PMKP
 Penanggungjawab data unit
Bukti pelaksanaan tentang analisis data meliputi:
1) Trend analysis
2) Perbandingan dengan data eksternal atau RS
lain
3) Perbandingan dengan standar
4) Perbandingan dengan praktik terbaik
 Direktur
 Kepala bidang/divisi
 Kepala unit pelayanan
 Komite/Tim PMKP
 Penanggungjawab data unit
Bukti sertifikat pelatihan Komite/Tim PMKP dan
penanggung jawab data unit dan pengalaman kerja
W


D
1) Bukti laporan hasil analisis data disampaikan
kepada Direktur, kepala bidang dan kepala unit
2) Bukti laporan hasil analisis data
3) Bukti tindak lanjut/rencana perbaikan
W



Komite/Tim PMKP
Penanggungjawab data unit
Direktur/kepala bidang/divisi
Kepala unit
Komite/Tim PMKP
Standar PMKP 7.2
Program PMKP prioritas di rumah sakit telah dianalisis dan mempunyai dampak terhadap peningkatan mutu
dan efisiensi biaya pertahun
Maksud dan Tujuan PMKP 7.2 : Lihat SNARS 1
Direktur rumah sakit mengukur keberhasilan program PMKP prioritas melalui:
a) Pengukuran capaian-capaian indikator area klinik dan area manajemen
b) Pengukuran kepatuhan penerapan sasaran keselamatan pasien
c) Pengukuran kepatuhan pelaksanaan PPK-CP sehingga mengurangi variasi dalam pemberian pelayanan
Pengukuran penggunaan sumber daya termasuk biaya yang dipergunakan untuk perbaikan di program
prioritas rumah sakit tersebut.
Elemen Penilaian PMKP 7.2
Telusur
Skor
7
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
125
1. Komite/Tim PMKP atau bentuk
organisasi lainnya telah
mengumpulkan dan menganalisis
data program PMKP prioritas yang
meliputi a) sampai dengan d) yang
ada di maksud dan tujuan (lihat
PMKP 5). (D,W)
2. Ada bukti Direktur rumah sakit
telah menindaklanjuti hasil analisis
data yang meliputi a) sampai d)
yang ada dimaksud dan tujuan
(D,W)
3. Ada bukti program PMKP prioritas
telah menghasilkan perbaikan di
rumah sakit secara keseluruhan
(D,W)
4. Ada bukti program PMKP prioritas
telah menghasilkan efisiensi
penggunaan sumber daya (D,W)
D
Bukti tentang analisis data program PMKP prioritas
W
Komite/Tim PMKP
D
Bukti tentang tindaklanjut perbaikan
W
 Direktur
 Kepala bidang/divisi
 Kepala unit pelayanan
 Komite/Tim PMKP
 Penanggungjawab data unit
Bukti tentang hasil perbaikan prioritas kegiatan
PMKP RS
D
W
D
Komite/Tim PMKP
Bukti tentang hasil efisiensi sumber daya prioritas
kegiatan PMKP RS
W



10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
Komite/Tim PMKP
Bagian keuangan/ billing
Staf SIM-RS
Standar PMKP 8
RS mempunyai regulasi validasi data indikator area klinik yang baru atau mengalami perubahan dan data yang
akan dipublikasikan. Regulasi ini diterapkan dengan menggunakan proses internal validasi data.
Maksud dan Tujuan PMKP 8 : Lihat SNARS 1
Rumah sakit agar menetapkan regulasi validasi data yang antara lain meliputi :
a) regulasi data yang harus divalidasi, yaitu:
 merupakan pengukuran area klinik baru;
 bila ada perubahan sistem pencatatan pasien dari manual ke elektronik sehingga sumber data
berubah;
 bila data dipublikasi ke masyarakat baik melalui di web site rumah sakit atau media lain;
 bila ada perubahan pengukuran;
 bila ada perubahan data pengukuran tanpa diketahui sebabnya;
 bila ada perubahan subyek data seperti perubahan umur rata rata pasien, protokol riset diubah,
panduan praktik klinik baru diberlakukan, ada teknologi dan metodologi pengobatan baru
b) Proses validasi data mencakup namun tidak terbatas sebagai berikut:
 mengumpulkan ulang data oleh orang kedua yang tidak terlibat dalam proses pengumpulan data
sebelumnya (data asli)
 menggunakan sampel tercatat, kasus dan data lainnya yang sahih secara statistik. Sample 100 % hanya
dibutuhkan jika jumlah pencatatan, kasus atau data lainnya sangat kecil jumlahnya.
 membandingkan data asli dengan data yang dikumpulkan ulang
 menghitung keakuratan dengan membagi jumlah elemen data yang ditemukan dengan total jumlah
data elemen dikalikan dengan 100. Tingkat akurasi 90 % adalah patokan yang baik.
 jika elemen data yg diketemukan ternyata tidak sama, dng catatan alasannya (misalnya data tidak
Koleksi sample baru setelah semua tindakan koreksi dilakukan untuk memastikan tindakan
menghasilkan tingkat akurasi yang diharapkan (lihat juga KKS.11, EP 4)
c) Proses validasi data yang akan dipublikasi di web site atau media lainnya agar diatur tersendiri, dan dapat
menjamin kerahasiaan pasien dan keakuratan data jelas definisinya) dan dilakukan tindakan koreksi
Elemen Penilaian PMKP 8
Telusur
Skor
1. Rumah sakit mempunyai regulasi
R Regulasi tentang manajemen data termasuk
10
TL
validasi data sesuai dengan a)
validasi data
sampai c) yang ada di maksud dan
0
TT
tujuan (R)
2. Rumah sakit telah melakukan
D Bukti pelaksanaan validasi data IAK
10
TL
validasi data pada pengukuran
5
TS
mutu area klinik yang baru dan bila W Komite/Tim PMKP
0
TT
terjadi perubahan sesuai dengan
regulasi (D,W)
8
126
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
3. Rumah sakit telah melakukan
D Bukti pelaksanaan validasi data yang dipublikasikan 10
TL
validai data yang akan
5
TS
dipublikasikan di web site atau
W Komite/Tim PMKP
0
TT
media lainnya termasuk
kerahasiaan pasien dan
keakuratan sesuai regulasi (D,W)
4. Rumah sakit telah melakukan
D Bukti pelaksanaan perbaikan data
10
TL
perbaikan berdasarkan hasil
5
TS
validasi data. (D,W)
W Komite/Tim PMKP
0
TT
PELAPORAN DAN ANALISIS INSIDEN KESELAMATAN PASIEN
Standar PMKP 9
Rumah sakit menetapkan sistem pelaporan insiden keselamatan pasien baik internal maupun eksternal.
Maksud dan Tujuan PMKP 9 : Lihat SNARS 1
RS menetapkan sistem pelaporan insiden antara lain meliputi:
a) kebijakan,
b) alur pelaporan,
c) formulir pelaporan
d) prosedur pelaporan
e) insiden yang harus dilaporkan yaitu kejadian yang sudah terjadi, potensial terjadi ataupun yang nyaris
terjadi
f) siapa saja yang membuat laporan
g) batas waktu pelaporan
Elemen Penilaian PMKP 9
Telusur
Skor
1. Rumah sakit menetapkan regulasi
R Regulasi tentang sistem pelaporan insiden 10
TL
sistem pelaporan insiden internal
keselamatan pasien internal dan eksternal (Komite
dan eksternal sesuai peraturan
Nasional Keselamatan Pasien Kemenkes RI)
0
TT
perundang-undangan yang
meliputi a) sampai dengan g) yang
ada di maksud dan tujuan. (R)
2. Ada bukti unit kerja telah
melaporkan insiden keselamatan
pasien (D,W)
3. Rumah sakit mengintegrasikan
pelaporan kejadian dan
pengukuran mutu agar solusi dan
perbaikan yang dilakukan
terintegrasi. (D,W)
4. Ada bukti RS telah melaporkan
insiden keselamatan pasien setiap
6 bulan kepada representasi
pemilik dan bila ada kejadian
sentinel telah dilaporkan di setiap
kejadian. (D,W) (Lihat juga TKRS
4.1)
D
Bukti tentang laporan insiden keselamatan pasien
paling lambat 2x24 jam
W
 Kepala unit kerja
 Komite/Tim PMKP
Bukti pelaksanaan tentang integrasi laporan dan
analisa data laporan insiden dengan PMKP dan
perbaikannya
D
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
W
D
W
5. Ada bukti RS telah melaporkan
insiden IKP kpd Komite Nasional
Keselamatan Pasien sesuai
peraturan perundang-undangan.
(D, W)
10
5
0
D
W
Komite/Tim PMKP/Tim KPRS/Komite PPI/K3RS
1) Bukti tentang laporan dan tindak lanjut insiden
keselamatan pasien setiap 6 bulan kepada
representasi pemilik
2) Bukti laporan kejadian sentinel kepada
representasi pemilik paling lambat 2x24 jam
3) Bukti laporan kejadian sentinel kepada KARS
paling lambat 2x24 jam
 Representasi pemilik
 Direktur
 Komite/Tim PMKP/Tim KPRS
Bukti laporan insiden keselamatan pasien
khususnya sentinel kepada Komite Nasional
Keselamatan Pasien paling lambat 2x24 jam
 Direktur
 Komite/Tim PMKP/Tim KPRS
Standar PMKP 9.1
Rumah sakit telah menetapkan jenis kejadian sentinel, melaporkan dan melakukan analisis akar masalah
(root cause analysis)
Maksud dan Tujuan PMKP 9.1 : Lihat SNARS 1
Setiap RS menetapkan definisi operasional kejadian sentinel paling sedikit meliputi:
9
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
127
a) kematian yang tidak diduga, termasuk, dan tidak tidak terbatas hanya:
 kematian yg tidak berhubungan dng perjalanan penyakit pasien atau kondisi pasien (contoh, kematian
setelah infeksi pasca operasi atau emboli paru paru)
 kematian bayi aterm
 bunuh diri
b) kehilangan permanen fungsi yang tidak terkait penyakit pasien atau kondisi pasien
c) operasi salah tempat, salah prosedur, salah pasien
d) terjangkit penyakit kronik atau penyakit fatal akibat transfusi darah atau produk darah atau transplantasi
organ atau jaringan
e) penculikan anak termasuk bayi atau anak termasuk bayi dikirim ke rumah bukan rumah orang tuanya
f) perkosaan, kekejaman di tempat kerja seperti penyerangan (berakibat kematian atau kehilangan fungsi
secara permanen) atau pembunuhan (yang disengaja) atas pasien, anggota staf, dokter, mahasiswa
kedokteran, siswa latihan, pengunjung atau vendor/pihak ketiga ketika berada dalam lingkungan rumah
sakit (lihat juga KKS 8.2)
Elemen Penilaian PMKP 9.1
Telusur
Skor
1. Pimpinan rumah sakit menetapkan
R Regulasi tentang jenis kejadian sentinel dalam
10
TL
regulasi tentang jenis kejadian
sistem pelaporan insiden keselamatan pasien
sentinel sekurang - kurangnya,
0
TT
internal dan eksternal
seperti diuraikan pada a) sampai f)
di Maksud dan Tujuan (lihat juga
PMKP 9 EP1) (R)
2. Rumah sakit telah melakukan
D Bukti pelaksanaan RCA/AAM tidak melewati 45
10
TL
RCA/AAM setiap ada kejadian
hari dari waktu terjadinya kejadian
5
TS
sentinel di RS dan tidak melewati
0
TT
waktu 45 hari terhitung sejak
W Komite/Tim PMKP/Tim KPRS
terjadi kejadian atau sejak diberi
tahu ttg adanya kejadian. (D,W)
3. Ada bukti rencana tindak lanjut
D Bukti rencana tindaklanjut RCA/AAMyang telah
10
TL
dan pelaksanaan langkah-langkah
dilaksanakan
5
TS
sesuai hasil AAM/RCA. (D,O,W)
0
TT
O Lihat pelaksanaan dari rencana tindak lanjut
W


Komite/Tim PMKP/Tim KPRS
Kepala unit pelayanan
Standar PMKP 9.2
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk melakukan analisis data KTD dan mengambil langkah tindak lanjut.
Maksud dan Tujuan PMKP 9.2 : Lihat SNARS 1
Analisis dilakukan untuk semua hal berikut ini:
a) semua reaksi transfusi yang sudah dikonfirmasi, jika sesuai untuk rumah sakit (lihat AP.5.11)
b) semua kejadian serius akibat efek samping obat, jika sesuai dan sebagaimana yang didefinisikan oleh
rumah sakit
c) semua kesalahan pengobatan yang signifikan jika sesuai dan
d) semua perbedaan besar antara diagnosis praoperasi dan diagnosis pascaoperasi
e) efek samping atau pola efek samping selama sedasi moderat atau mendalam dan pemakaian anestesi
f) kejadian-kejadian lain misalnya,
 infeksi yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan atau wabah penyakit menula sebagaimana yang
didefinisikan oleh rumah sakit
 pasien jiwa yang melarikan diri dari ruang perawatan keluar lingkungan RS yang tidak meninggal/ tidak
cedera serius. (Khusus untuk RS Jiwa dan RS Umum yang mempunyai ruang perawatan jiwa.
Elemen Penilaian PMKP 9.2
Telusur
Skor
1. Rumah sakit mempunyai regulasi
R Regulasi tentang jenis KTD dalam sistem pelaporan
10
TL
jenis kejadian yang tidak
insiden keselamatan pasien internal dan eksternal
diharapkan, proses pelaporan dan
0
TT
analisisnya (Lihat juga PMKP 9 EP
1). (R)
2. Semua reaksi transfusi yang sudah
D Bukti tentang laporan dan analisis insiden
10
TL
dikonfirmasi, jika sesuai yang
5
TS
didefinisikan untuk rumah sakit,
W  DPJP/PPJA
0
TT
sudah dianalisis (lihat juga
 Petugas bank darah/laboratorium
PAP.3.3). (D,W)
 Komite/Tim PMKP/Tim KPRS
10
128
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
3. Semua kejadian serius akibat efek
samping obat (adverse drug event)
jika sesuai dan sebagaimana yang
didefinisikan oleh RS, sudah
dianalisis (lihat juga PKPO 7).
(D,W)
4. Semua kesalahan pengobatan
(medication error) yang signifikan
jika sesuai & sebagai mana yg
didefinisikan oleh RS, sudah
dianalisis (Lihat juga PKPO 7.1).
(D,W)
5. Semua perbedaan besar
(discrepancy) antara diagnosis
praoperasi dan diagnosis
pascaoperasi sudah dianalisis
(Lihat juga PAB.7.2) (D,W)
D
Bukti tentang laporan dan analisis insiden
W



D
Bukti tentang laporan dan analisis insiden
W



D
Bukti tentang laporan dan analisis insiden
W
 Komite/Tim PMKP/Tim KPRS
 DPJP/PPJA/Kepala instalasi bedah
 Komite medis
 KSM bedah
Bukti tentang laporan dan analisis insiden
Komite/Tim PMKP/Tim KPRS
DPJP/PPJA
Farmasi
Komite/Tim PMKP/Tim KPRS
DPJP/PPJA
Farmasi
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
6. Efek samping atau pola efek
D
10
TL
samping selama sedasi moderat
5
TS
atau mendalam dan pemakaian
W  Komite/Tim PMKP/Tim KPRS
0
TT
anestesi sudah dianalisis (Lihat
 DPJP/PPJA
juga PAB.3.2 dan PAB .5) (D,W)
 KSM anestesi
7. Semua kejadian lain yang
D Bukti tentang laporan dan analisis kejadian lainnya
10
TL
ditetapkan oleh rumah sakit sesuai
5
TS
dengan f) yang ada di maksud dan
W  Komite/Tim PMKP/Tim KPRS
0
TT
tujuan sudah dianalisis.(D,W)
 DPJP/PPJA
Standar PMKP 9.3
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk analisis kejadian nyaris cedera (KNC) dan kejadian tidak cedera (KTC).
Maksud dan Tujuan PMKP 9.3 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PMKP 9.3
Telusur
Skor
1. Rumah sakit menetapkan definisi,
R Regulasi tentang definisi dan jenis KNC dan KTC
10
TL
jenis yang dilaporkan dan sistem
dalam sistem pelaporan insiden keselamatan
pelaporan dari KNC dan KTC (lihat
pasien internal dan eksternal
0
TT
juga PMKP 9 EP 1) (R)
2. Ada analisis data KNC dan KTC
D Bukti tentang analisis data KNC dan KTC
10
TL
(D,W)
5
TS
W  Komite/Tim PMKP/Tim KPRS
0
TT
 DPJP/PPJA
 Kepala unit terkait
 Farmasi
Standar PMKP 10
Ada pengukuran dan evaluasi budaya keselamatan pasien.
Maksud dan Tujuan PMKP 10 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PMKP 10
Telusur
Skor
1. Ada regulasi tentang pengukuran
R
Regulasi tentang budaya keselamatan RS
10
TL
budaya keselamatan (lihat juga
TKRS 13) (R)
0
TT
2. Direktur rumah sakit telah
D Bukti hasil pengukuran budaya keselamatan RS
10
TL
melaksanakan pengukuran budaya
5
TS
keselamatan. (D,W)
W  Direktur
0
TT
 Komite/Tim PMKP
PENCAPAIAN DAN MEMPERTAHANKAN PERBAIKAN
Standar PMKP 11
Peningkatan mutu dan keselamatan pasien dicapai dan dipertahankan.
Maksud dan Tujuan PMKP 11 : Lihat SNARS 1
Informasi dari analisis data yang digunakan untuk mengidentifikasi potensi perbaikan atau untuk mengurangi
atau mencegah kejadian yang merugikan. Khususnya, perbaikan yang direncanakan untuk area/ daerah
prioritas pengumpulan data yang sudah diidentifikasi oleh pimpinan rumah sakit.
Rencanakan perbaikan, kemudian dilakukan uji perubahan dengan mengumpulkan data lagi selama masa uji
yang ditentukan dan dilakukan re-evaluasi untuk membuktikan bahwa perubahan adalah benar menghasilkan
11
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
129
perbaikan. Hal ini untuk memastikan bahwa ada perbaikan berkelanjutan dan ada pengumpulan data untuk
analisis berkelanjutan.
Perbaikan-perbaikan yang dicapai dan dipertahankan oleh rumah sakit didokumentasikan sebagai bagian dari
manajemen peningkatan mutu dan keselamatan pasien dan program perbaikan. (TKRS.11, EP2 )
Elemen Penilaian PMKP 11
Telusur
Skor
1. Rumah sakit telah membuat
D Bukti tentang rencana perbaikan mutu dari hasil
10
TL
rencana perbaikan terhadap mutu
capaian mutu.
5
TS
dan keselamatan berdasarkan
0
TT
hasil capaian mutu (D,W)
W  Komite/Tim PMKP
 Kepala bidang/divisi
 Kepala unit
2. Rumah sakit telah melakukan uji
D Bukti tentang uji coba rencana perbaikan
10
TL
coba rencana perbaikan terhadap
5
TS
mutu dan keselamatan pasien
W  Komite/Tim PMKP
0
TT
(D,W)
 Kepala bidang/divisi
 Kepala unit
3. Rumah sakit telah
D Bukti pelaksanaan hasil uji coba
10
TL
menerapkan/melaksanakan
5
TS
rencana perbaikan terhadap mutu W  Komite/Tim PMKP
0
TT
dan keselamatan pasien (D,W)
 Kepala bidang/divisi
 Kepala unit
4. Tersedia data yang menunjukkan
D Bukti tentang perbaikan telah tercapai
10
TL
bahwa perbaikan bersifat efektif
5
TS
dan berkesinambungan (Lihat juga W  Komite/Tim PMKP
0
TT
TKRS 11, EP 2) (D,W)
 Kepala bidang/divisi
 Kepala unit
5. Ada bukti perubahan-perubahan
D Bukti tentang perubahan regulasi
10
TL
regulasi yang diperlukan dalam
5
TS
membuat rencana , melaksanakan W  Komite/Tim PMKP
0
TT
dan mempertahankan perbaikan
 Kepala bidang/divisi
(D,W)
 Kepala unit
6. Keberhasilan-keberhasilan telah
D Bukti tentang laporan perbaikan mutu
10
TL
didokumentasikan dan dijadikan
5
TS
laporan PMKP (D,W)
W  Komite/Tim PMKP
0
TT
 Kepala bidang/divisi
 Kepala unit
MANAJEMEN RISIKO
Standar PMKP 12
Program manajemen risiko berkelanjutan digunakan untuk melakukan identifikasi dan mengurangi cedera
serta mengurangi risiko lain terhadap keselamatan pasien dan staf.
Maksud dan Tujuan PMKP 12
Komponen-komponen penting program manajemen risiko formal meliputi :
1) identifikasi risiko,
2) prioritas risiko,
3) pelaporan risiko,
4) manajemen risiko
5) investigasi kejadian yang tidak diharapkan (KTD)
6) manajemen terkait tuntutan (klaim)
Dalam menerapkan manajemen risiko rumah sakit perlu memperhatikan proses-proses berisiko yang dapat
terjadi pada pasien, antara lain meliputi:
 manajemen pengobatan ;
 risiko jatuh;
 pengendalian infeksi;
 gizi;
 risiko peralatan; dan
 risiko sebagai akibat kondisi yang sudah lama berlangsung.
Ruang lingkup manajemen risiko rumah sakit yang meliputi namun tidak terbatas pada:
a) pasien;
b) staf medis;
12
130
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
c) tenaga kesehatan dan tenaga lainnya yang bekerja di rumah sakit;
d) fasilitas rumah sakit;
e) lingkungan rumah sakit; dan
f) bisnis rumah sakit
Elemen Penilaian PMKP 12
Telusur
1. Rumah sakit mempunyai program
R Program tentang manajemen risiko RS
manajemen risiko rumah sakit
yang meliputi 1) sampai dengan 6)
yang ada pada maksud dan tujuan.
(R)
2. Rumah sakit mempunyai daftar
D Bukti daftar risiko di tingkat RS
risiko di tingkat rumah sakit yang
sekurang-kurangnya meliputi risiko W Komite/Tim PMKP/ Tim KPRS/PJ manajemen
yang ada di a) sampai f) yang ada
risiko/Kepala unit
pada maksud dan tujuan. (D,W)
3. Rumah sakit telah membuat
D Bukti tentang strategi pengurangan risiko di tingkat
strategi untuk mengurangi risiko
RS
yang ada di a) sampai dengan f).
(D,W)
W Komite/Tim PMKP/Tim KPRS/PJ manajemen risiko
4. Ada bukti rumah sakit telah
D Bukti tentang hasil FMEA /AEMK RS
melakukan failure mode effect
analysis (analisis efek modus
W  Komite/Tim PMKP/Tim KPRS/PJ manajemen
kegagalan) setahun sekali pada
risiko
proses berisiko tinggi yang
 Tim FMEA
diprioritaskan. (D,W)
5. Rumah sakit telah melaksanakan
tindak lanjut hasil analisa modus
dampak kegagalan(FMEA). (D,W)
D
Bukti tindaklanjut dari hasil analisis FMEA /AEMK
RS, penerapan redisain (desain baru) dan
monitoringnya
W






Skor
10
TL
0
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
Direktur
Kepala bidang/divisi
Kepala unit pelayanan
Komite/Tim PMKP
Penanggungjawab data unit
Komite medis
13
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
131
132
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
(PPI)
KEPEMIMPINAN DAN TATA KELOLA
Standar PPI 1
Ditetapkan Komite atau Tim PPI untuk melakukan koordinasi semua kegiatan PPI yang melibatkan
pemimpin rumah sakit, staf klinis dan non klinis sesuai dengan ukuran, serta kompleksitas rumah sakit dan
peraturan perundang-undangan.
Maksud dan Tujuan PPI 1 : : Lihat SNARS 1
Tanggung jawab dan tugas Komite/Tim PPI meliputi :
1) menetapkan definisi infeksi terkait layanan kesehatan;
2) metode pengumpulan data (surveilans);
3) membuat strategi/program menangani risiko PPI;
4) proses pelaporan.
Koordinasi antara ketua organisasi dan perawat PPI/IPCN dilakukan secara terstruktur dalam pelaksanaan
kegiatan pencegahan serta pengendalian infeksi antara lain untuk menetapkan
a) Angka infeksi yang akan diukur;
b) sistem pelaporan perawat PPI/IPCN kepada ketua organisasi PPI yang akan dibahas di organisasi
dengan melibatkan semua anggota untuk mendapatkan hasil yang akurat.
Elemen Penilaian PPI 1
Telusur
Skor
1. Ada penetapan Komite atau Tim
R Regulasi tentang Komite/Tim PPI dilengkapi 10
TL
pencegahan pengendalian infeksi,
dengan uraian tugasnya
dilengkapi dengan tanggung jawab
0
TT
dan tugas meliputi 1) sampai 4)
pada maksud dan tujuan dan
sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. (R)
2. Ada bukti kegiatan pelaksanaan
D Bukti rapat koordinasi Komite/Tim PPI dengan 10
TL
koordinasi ketua Komite atau Tim
IPCN, termasuk tentang:
5
TS
PPI dengan IPCN sesuai dengan
1) Penetapan angka infeksi yang akan diukur
0
TT
ukuran dan kompleksitas
2) Laporan IPCN kepada Ketua Komite/Tim PPI
pelayanan rumah sakit. (D,W)
W  Komite/Tim PPI
 IPCN
3. Ada bukti pelaporan pelaksanaan
D Bukti laporan kegiatan PPI kepada Direktur RS 10
TL
kegiatan PPI oleh ketua organisasi
setiap 3 bulan
kepada pimpinan rumah sakit
0
TT
setiap 3 bulan. (D,W).
W  Komite/Tim PPI
 Direktur RS
Standar PPI 2
Ditetapkan perawat PPI/ IPCN (Infection Prevention and Control nurse) yang memiliki kompetensi untuk
mengawasi serta supervisi semua kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi.
Maksud dan Tujuan PPI 2 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PPI 2
Telusur
Skor
1. Rumah sakit menetapkan perawat
R Regulasi tentang penetapan IPCN dengan uraian 10
TL
PPI/IPCN (Infection Prevention and
tugasnya
Control Nurse) dengan jumlah dan
0
TT
kualifikasi sesuai dengan regulasi.
(R )
2. Ada bukti perawat PPI/IPCN
D Bukti supervisi IPCN:
10
TL
melaksanakan pengawasan serta
1) Bukti form ceklis
5
TS
supervisi semua kegiatan
2) Bukti pelaksanaan supervisi
0
TT
pencegahan dan pengendalian
infeksi. (D,W )
W  IPCN
 Kepala unit/Kepala ruangan
 Kepala Instalasi
3. Ada bukti terlaksana pelaporan
D Bukti laporan IPCN kepada Ketua/Tim PPI
10
TL
perawat PPI/IPCN kepada ketua
Komite/Tim PPI. (D,W)
0
TT
 Ketua Komite/Tim PPI
W  IPCN
1
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
133
SUMBER DAYA
Standar PPI 3
Rumah sakit mempunyai perawat penghubung PPI/IPCLN (Infection Prevention and Control Link Nurse)
yang jumlah dan kualifikasinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Maksud dan Tujuan PPI 3 : Lihat SNARS 1
Perawat penghubung PPI/IPCLN sebagai perawat pelaksana harian/penghubung bertugas
a) mencatat data surveilans dari setiap pasien di unit rawat inap masing-masing;
b) memberikan motivasi dan mengingatkan pelaksanaan kepatuhan PPI pada setiap personil ruangan di
unitnya masing-masing;
c) memonitor kepatuhan petugas kesehatan yang lain dalam penerapan kewaspadaan isolasi;
d) memberitahukan kepada IPCN apabila ada kecurigaan HAIs pada pasien;
e) bila terdapat infeksi potensial KLB melakukan penyuluhan bagi pengunjung dan konsultasi prosedur
PPI, serta berkoordinasi dengan IPCN;
f) memantau pelaksanaan penyuluhan bagi pasien, keluarga dan pengunjung, serta konsultasi prosedur
yang harus dilaksanakan.
Elemen Penilaian PPI 3
Telusur
Skor
1. Rumah sakit menetapkan perawat R Regulasi tentang penetapan IPCLN dengan 10
TL
penghubung PPI/IPCLN (Infection
uraian tugasnya
Prevention and Control Link Nurse)
0
TT
dengan jumlah dan kualifikasi
sesuai dengan peraturan
perundang undangan (R )
2. Ada bukti pelaksanaan tugas
D Bukti pelaksanaan tugas perawat penghubung 10
TL
perawat penghubung PPI/IPCLN
PPI/IPCLN
5
TS
sesuai dengan a) sampai dengan f)
0
TT
pada maksud dan tujuan. (D,W)
Standar PPI 4
Pimpinan rumah sakit menyediakan sumber daya untuk mendukung pelaksanaan program PPI.
Maksud dan Tujuan PPI 4 : Lihat SNARS 1
Sumber informasi dan referensi dapat diperoleh dari sumber nasional maupun internasional, misalnya
a) United States Centers for Disease Control and Prevention (USCDC);
b) World Health Organization (WHO) dan organisasi lain yang dapat memberikan informasi “evidence
based practice and guidelines”;
c) Berbagai publikasi serta penetapan standar oleh organisasi profesi bidang kesehatan lingkungan dan
kebersihan rumah sakit;
d) Pedoman dari pemerintah yang memuat praktik pencegahan infeksi terkait dengan layanan klinis dan
layanan penunjang;
e) Peraturan perundang-undangan terutama yang berkaitan dengan ledakan (outbreak) penyakit infeksi
f) Ketentuan pelaporan lainnya.
Elemen Penilaian PPI 4
Telusur
Skor
1. Tersedia anggaran yang cukup R Penetapan anggaran pelaksanaan program PPI
10
TL
untuk menunjang pelaksanaan
program PPI. (R)
0
TT
2. Tersedia fasilitas yang cukup O Lihat fasilitas yang tersedia untuk menunjang 10
TL
untuk menunjang pelaksanaan
kegiatan PPI, antara lain hand rub, tissue, APD,
5
TS
program PPI. (O,W)
dll
0
TT
W
3. Rumah sakit mempunyai sistem
informasi
untuk
mendukung
program PPI, khususnya terkait
dengan data dan analisis angka
infeksi. (D,O,W)
4. Rumah sakit menyediakan sumber
informasi dan referensi terkini
yang dapat diperoleh dari a)
D
 Komite/Tim PPI
 Kepala unit/Kepala ruangan
Bukti data dan analisis angka infeksi yang
dihasilkan dari SIM-RS sesuai dengan MIRM 1
O
Lihat SIM-RS, software dan hardware
W
 Komite/Tim PPI
 IPCN
 IPCLN
 Staf SIM-RS
Bukti tersedia sumber informasi dan referensi
terkini
D
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
2
134
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
sampai dengan f) pada maksud
dan tujuan. (D,O,W)
O
Lihat sumber informasi dan referensi
W
 Komite/Tim PPI
 IPCN
 Staf SIM-RS
TUJUAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
Standar PPI 5
Rumah sakit mempunyai program PPI dan kesehatan kerja secara menyeluruh untuk mengurangi risiko
tertular infeksi yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan pada pasien, staf klinis, dan nonklinis.
Maksud dan Tujuan PPI 5 : Lihat SNARS 1
Program PPI antara lain meliputi :
a) Kebersihan tangan
b) surveilans risiko infeksi
c) investigasi wabah (outbreak) penyakit infeksi
d) meningkatkan pegawasan terhadap penggunaan antimikrob secara aman;
e) asesmen berkala terhadap risiko;
f) menetapkan sasaran penurunan risiko (lihat juga AP 5.3)
g) mengukur dan me-review risiko infeksi.
Elemen Penilaian PPI 5
Telusur
Skor
1. Ada program PPI dan kesehatan
R 1) Program tentang PPI
10
TL
kerja yang komprehensif di
2) Program kesehatan dan keselamatan staf
5
TS
seluruh rumah sakit untuk
sesuai dengan KKS 8.2 EP 1
0
TT
menurunkan risiko infeksi terkait
dengan pelayanan kesehatan pada
pasien yang mengacu dan sesuai
dengan ilmu pengetahuan terkini,
pedoman praktik terkini, standar
kesehatan lingkungan terkini, dan
peraturan perundang-undangan.
(R)
2. Ada bukti pelaksanaan program
D Bukti tentang pelaksanaan program PPI meliputi 10
TL
PPI untuk menurunkan risiko
a. s/d g. di maksud dan tujuan
5
TS
tertular infeksi pada pasien.
0
TT
(D,O,W,S)
O Lihat pelaksanaan program PPI di unit
pelayanan (Hand Hygiene, APD, penempatan
pasien, dll)
3. Ada bukti pelaksanaan program
PPI untuk menurunkan risiko
tertular infeksi pada staf klinis dan
nonklinis (kesehatan kerja). (lihat
juga KKS 8.4). (D,O,W,S)
4. Ada bukti pelaksanaan program
PPI yang meliputi butir a) sampai
W





S
Peragaan hand hygiene
Bukti pelaksanaan program PPI, meliputi:
1) Bukti pemeriksaan berkala pegawai
2) Bukti laporan pajanan/ tertusuk jarum
3) Bukti imunisasi
4) Bukti pengobatan dan konseling pegawai
D
Komite/Tim PPI
IPCN
IPCLN
Kepala bidang/divisi keperawatan
Kepala unit pelayanan/Kepala ruang
O
Lihat
pelaksanaan
penggunaan APD
hand
hygiene
W




S
D
Peragaan hand hygiene dan penggunaan APD
Bukti tentang pelaksanaan program PPI meliputi
a. s/d g. di maksud dan tujuan
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
TL
TS
dan
Komite/Tim PPI
IPCN
IPCLN
Kepala SDM
3
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
135
dengan g) pada maksud dan
tujuan. (D,W )
0
W





TT
Komite/Tim PPI
IPCN
IPCLN
Kepala bidang/divisi keperawatan
Kepala unit pelayanan/Kepala ruang
Standar PPI 6
Program surveilans rumah sakit menggunakan pendekatan berdasar atas risiko dalam menetapkan fokus
program terkait dengan pelayanan kesehatan.
Maksud dan Tujuan PPI 6, PPI 6.1 dan PPI 6.2 : Lihat SNARS 1
Rumah sakit mengumpulkan dan mengevaluasi data mengenai infeks dan lokasinya yang relevan sebagai
berikut:
a) Saluran pernapasan, seperti prosedur dan tindakan terkait intubasi, bantuan ventilasi mekanik,
trakeostomi, dan lain lain
b) Saluran kencing, seperti pada kateter, pembilasan urine, dan lain lain
c) Alat invasive intravaskuler, saluran vena verifer, saluran vena central, dan lain lain
d) Lokasi operasi, perawatan, pembalutan luka, prosedur aseptic, dan lain lain
e) Penyakit dan organisme yang penting dari sudut epidemiologik, seperti multi drug resistant
organism, infeksi yang virulen
f) Timbulnya infeksi baru atau timbul kembalinya infeksi di masyarakat.
Elemen Penilaian PPI 6
Telusur
Skor
1. Rumah sakit menetapkan regulasi
R Regulasi tentang pelaksanaan surveilans
10
TL
tentang pelaksanaan surveilans
meliputi butir a) sampai dengan f),
0
TT
pada maksud dan tujuan. (R)
2. Ada bukti pelaksanaan
pengumpulan data dari butir a)
sampai dengan f), analisis dan
interpretasi data, serta membuat
prioritas untuk menurunkan
tingkat infeksi. (D,W )
D
W
3. Ada bukti pelaksanaan strategi
pengendalian infeksi berdasar atas
prioritas untuk menurunkan
tingkat infeksi. (D,W )
D
W
4. Ada bukti rumah sakit
membandingkan angka kejadian
infeksi rumah sakit dengan
kejadian di rumah sakit lain. (D,W)
D
W
Bukti pelaksanaan pengumpulan data dari butir
a) sampai dengan f) disertai dengan:
1) Bukti analisis dan intepretasi data
2) Bukti
penetapan
prioritas
untuk
menurunkan tingkat infeksi
 Kepala bidang/divisi pelayanan
 Kepala unit pelayanan
 Komite/Tim PPI
 IPCN
 IPCLN
Bukti
pelaksanaan
tentang
strategi
pengendalian infeksi berdasar atas prioritas,
sesuai dengan EP 2
 Kepala bidang/divisi pelayanan
 Kepala unit pelayanan
 Komite /Tim PPI
 IPCN
 IPCLN
Bukti pelaksanaan perbandingan angka infeksi
RS dengan RS lain
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
 Komite/Tim PPI
 IPCN
Standar PPI 6.1
Rumah sakit menelusuri risiko infeksi, tingkat infeksi, dan kecenderungan dari infeksi terkait layanan
kesehatan untuk menurunkan angka infeksi tersebut.
Elemen Penilaian PPI 6.1
Telusur
Skor
1. Ada bukti rumah sakit telah
D Bukti pelaksanaan tentang investigasi dan
10
TL
melakukan investigasi dan analisis
analisis risiko infeksi yang diintegrasikan dengan
5
TS
risiko infeksi serta diintegrasikan
program mutu dan keselamatan pasien
0
TT
4
136
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
dengan program mutu dan
keselamatan pasien. (D,W)
2. Ada bukti rumah sakit telah
merancang ulang penurunan
infeksi berdasar atas investigasi
dan hasil analisis. (D,W)
3. Ada bukti rumah sakit telah
melaksanakan rancang ulang yang
ada di EP 2 (D,W)
W
D
W
D
W
 Komite/Tim PPI
 Komite/Tim PMKP
 IPCN
 IPCLN
Bukti penyusunan rancang ulang sebagai tindak
lanjut dari EP 1
 Komite/Tim PPI
 Komite/Tim PMKP
 IPCN
 IPCLN
Bukti pelaksanaan rancang ulang sebagai tindak
lanjut dari EP 2




10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
Komite/Tim PPI
Komite/Tim PMKP
IPCN
IPCLN
Standar PPI 6.2
Rumah sakit secara proaktif melakukan asesmen risiko infeksi yang dapat terjadi dan menyusun strategi
untuk menurunkan risiko infeksi tersebut.
Elemen Penilaian PPI 6.2
Telusur
Skor
1. Ada bukti rumah sakit secara
D Bukti tentang asesmen risiko infeksi (ICRA) 10
TL
proaktif melakukan asesmen risiko
setahun sekali berupa daftar risiko
5
TS
infeksi yang dapat terjadi paling
0
TT
sedikit setahun sekali. (D,W)
W  Komite/Tim PPI
 Komite/Tim PMKP
 IPCN
 IPCLN
 Kepala bidang/divisi
 Kepala unit pelayanan
2. Ada bukti rumah sakit menyusun
D Bukti penyusunan strategi penurunan infeksi 10
TL
strategi untuk menurunkan risiko
(tata kelola penurunan infeksi) sebagai tindak
5
TS
infeksi tersebut. (D,W)
lanjut dari EP 1
0
TT
W
 Komite/Tim PPI
 Komite/Tim PMKP
 IPCN
 IPCLN
 Kepala bidang/divisi
 Kepala unit pelayanan
PERALATAN MEDIS DAN ALAT KESEHATAN HABIS PAKAI
Standar PPI 7
Rumah sakit melaksanakan identifikasi prosedur dan proses asuhan invasif yang berisiko infeksi serta
menerapkan strategi untuk menurunkan risiko infeksi.
Maksud dan tujuan PPI 7 dan PPI 7.1 : Lihat SNARS 1
Rumah sakit juga melakukan asesmen risiko terhadap kegiatan penunjang di rumah sakit yang harus
mengikuti prinsip-prinsip pencegahan dan pengendalian infeksi serta melaksanakan strategi untuk
menurunkan risiko infeksi, namun tidak terbatas pada
a) sterilisasi alat;
b) pengelolaan linen/londri;
c) pengelolaan sampah;
d) penyediaan makanan;
e) kamar jenazah.
Elemen Penilaian PPI 7
Telusur
Skor
1. Rumah sakit menetapkan risiko
R Regulasi tentang penetapan risiko infeksi pada
10
TL
infeksi pada prosedur dan proses
prosedur dan proses asuhan invasif (ICRA)
asuhan invasif yang berisiko infeksi
seperti antara lain pencampuran obat suntik,
0
TT
serta strategi untuk menurunkan
pemberian suntikan, terapi cairan, punksi
5
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
137
risiko infeksi. (R)
2. Ada bukti identifikasi prosedur dan
proses asuhan invasif serta strategi
untuk menurunkan risiko infeksi.
(D,W)
D
W
3. Rumah sakit melaksanakan strategi
untuk menurunkan risiko infeksi
pada prosedur dan proses asuhan
invasif yang berisiko infeksi.
(D,O,W,S)
D
lumbal.
1) Bukti tentang daftar risiko infeksi pada
prosedur dan proses asuhan invasif
2) Bukti strategi untuk penurunan infeksi (tata
kelola risiko infeksi)
 Komite/Tim PPI
 Komite/Tim PMKP
 IPCN
 IPCLN
 Kepala bidang/divisi
 Kepala unit pelayanan
Bukti strategi untuk penurunan infeksi (tata
kelola risiko infeksi) sebagai tindak lanjut EP 2
O
Lihat pelaksanaan pencampuran obat suntik,
pemberian suntikan, terapi cairan, punksi
lumbal
W





S
Peragaan pencampuran obat suntik, pemberian
suntikan, terapi cairan, punksi lumbal
Bukti pelaksanaan pelatihan tentang kegiatan
untuk menurunkan risiko infeksi
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
Komite/Tim PPI
Komite/Tim PMKP
IPCN
IPCLN
Kepala unit/Kepala ruangan
4. Rumah sakit telah melaksanakan
D
10
TL
kegiatan pelatihan untuk
5
TS
menurunkan risiko infeksi di dalam
0
TT
proses-proses kegiatan tersebut.
W  Kepala diklat
(D,W)
 Peserta pelatihan
Standar PPI 7.1
Rumah sakit melaksanakan identifikasi prosedur dan kegiatan penunjang pelayanan yang berisiko infeksi
serta menerapkan strategi untuk menurunkan risiko infeksi.
Elemen Penilaian PPI 7.1
Telusur
Skor
1. Rumah sakit menetapkan risiko
R Regulasi tentang penetapan risiko infeksi pada 10
TL
infeksi pada proses kegiatan
proses kegiatan penunjang pelayanan, beserta
penunjang pelayanan (medik dan
strategi pencegahannya
0
TT
nonmedik) yang berisiko terjadi
infeksi serta strategi
pencegahannya meliputi butir a)
sampai dengan e) pada maksud
dan tujuan. (R)
2. Ada bukti identifikasi dan strategi
D 1) Bukti tentang daftar risiko infeksi pada 10
TL
untuk menurunkan risiko infeksi
prosedur dan proses sterilisasi
5
TS
pada kegiatan sterilisasi alat. (D,W)
2) Bukti strategi untuk penurunan infeksi (tata
0
TT
kelola risiko infeksi)
W
3. Ada bukti identifikasi dan strategi
untuk menurunkan risiko infeksi
pada kegiatan pengelolaan
linen/londri. (D,W)
D






1)
W
 Komite/Tim PPI
Komite/Tim PPI
Komite/Tim PMKP
IPCN
IPCLN
Kepala bidang/divisi
Kepala unit sterilisasi
Bukti tentang daftar risiko infeksi pada
pengelolaan linen/londri
2) Bukti strategi untuk penurunan infeksi (tata
kelola risiko infeksi)
10
5
0
TL
TS
TT
6
138
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
4. Ada bukti identifikasi dan strategi
untuk menurunkan risiko infeksi
pada kegiatan pengelolaan
sampah. (D,W)
D
W
5. Ada bukti identifikasi dan strategi
untuk menurunkan risiko infeksi
pada kegiatan penyediaan
makanan. (D,W)
6. Ada bukti identifikasi dan strategi
untuk menurunkan risiko infeksi di
kamar jenazah. (D,W)
D
W
D
W





1)
Komite/Tim PMKP
IPCN
IPCLN
Kepala bidang/divisi
Kepala unit linen/londri
Bukti tentang daftar risiko infeksi pada
pengelolaan sampah
2) Bukti strategi untuk penurunan infeksi (tata
kelola risiko infeksi)






1)
Komite/Tim PPI
Komite/Tim PMKP
IPCN
IPCLN
Kepala bidang/divisi
IPSRS
Bukti tentang daftar risiko infeksi pada
penyediaan makanan
2) Bukti strategi untuk penurunan infeksi (tata
kelola risiko infeksi)






1)
Komite/Tim PPI
Komite/Tim PMKP
IPCN
IPCLN
Kepala bidang/divisi
Kepala gizi
Bukti tentang daftar risiko infeksi pada
kamar jenazah
2) Bukti strategi untuk penurunan infeksi (tata
kelola risiko infeksi)





10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
Komite/Tim PPI
Komite/Tim PMKP
IPCN
Kepala bidang/divisi
Kepala kamar jenazah
Standar PPI 7.2
Rumah sakit menurunkan risiko infeksi dengan melakukan pembersihan dan sterilisasi peralatan dengan
baik serta mengelola dengan benar.
Maksud dan Tujuan PPI 7.2 dan PPI 7.2.1 : Lihat SNARS 1
Rumah sakit menetapkan ketentuan tentang penggunaan kembali alat sekali pakai sesuai dengan
peraturan perundang-undangan dan standar profesional, termasuk penetapan meliputi
a) alat dan material yang dapat dipakai kembali;
b) jumlah maksimum pemakaian ulang dari setiap alat secara spesifik;
c) identifikasi kerusakan akibat pemakaian dan keretakan yang menandakan alat tidak dapat dipakai;
d) proses pembersihan setiap alat yang segera dilakukan sesudah pemakaian dan mengikuti protokol yang
jelas;
e) pencantuman identifikasi pasien pada bahan medis habis pakai untuk hemodialisis;
f) pencatatan bahan medis habis pakai yang reuse di rekam medis;
g) evaluasi untuk menurunkan risiko infeksi bahan medis habis pakai yang di-reuse.
Ada 2 (dua) risiko jika menggunakan lagi (reuse) alat sekali pakai. Terdapat risiko tinggi terkena infeksi dan
juga terdapat risiko kinerja alat tidak cukup atau tidak dapat terjamin sterilitas serta fungsinya.
Elemen Penilaian PPI 7.2
Telusur
Skor
1. Rumah sakit menetapkan regulasi
R Regulasi tentang pelayanan sterilisasi, termasuk 10
TL
tentang pelayanan sterilisasi sesuai
desinfeksi di RS
dengan peraturan perundang0
TT
undangan. (R)
2. Ada bukti alur dekontaminasi,
D 1) Bukti alur/Denah ruang CSSD/Unit sterilisasi
10
TL
precleaning, cleaning, desinfeksi,
2) Bukti daftar inventaris alat di unit sterilisasi
5
TS
dan sterilisasi peralatan medis di
0
TT
7
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
139
pusat sterilisasi sudah sesu3ai
dengan prinsip-prinsip PPI.
(D,O,W)
3. Rumah sakit mengoordinasikan
pelayanan sterilisasi dan disinfeksi
di luar pusat sterilisasi. (D,O,W)
4. Rumah sakit menjamin proses
sterilisasi dan disinfeksi di luar
pusat sterilisasi seragam. (D,O,W)
O
Lihat alur dekontaminasi, precleaning, cleaning,
desinfeksi, dan sterilisasi peralatan medis di unit
sterilisasi
W
 Kepala/staf sterilisasi
 IPCN
Bukti rapat tentang koordinasi pelayanan
sterilisasi dan disinfeksi diluar unit sterilisasi
D
O
Lihat pelaksanaan sterilisasi dan desinfeksi di
luar unit sterilisasi, yang dilaksanakan seragam
W
 IPCN
 Kepala/staf sterilisasi
 Unit terkait
Bukti supervisi sterilisasi:
1) Bukti form ceklis
2) Bukti pelaksanaan supervisi
D
O
Lihat pelaksanaan sterilisasi dan desinfeksi di
luar unit sterilisasi
W
 IPCN
 Kepala/staf sterilisasi
 Unit terkait
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
Standar PPI 7.2.1
Rumah sakit mengidentifikasi dan menerapkan proses untuk mengelola perbekalan farmasi habis pakai
(supplies) yang sudah kadaluwarsa dan penggunaan ulang peralatan sekali-pakai apabila diizinkan oleh
peraturan perundang-undangan.
Elemen Penilaian PPI 7.2.1
Telusur
Skor
1. Ada regulasi tentang penetapan
R Regulasi tentang penetapan batas kadaluarsa 10
TL
batas kadaluarsa bahan medis
bahan medis habis pakai, termasuk penetapan
habis pakai dan yang akan
perbekalan farmasi/peralatan single use yang
0
TT
digunakan kembali (reuse)
dilakukan re-use
meliputi butir a) sampai dengan g)
pada maksud dan tujuan. (R)
2. Ada bukti monitoring, evaluasi,
D Bukti pelaksanaan monitoring, evaluasi antara
10
TL
dan tindak lanjut pelaksanaan
lain berdasarkan hasil kultur dan tindak lanjut
5
TS
penggunaan kembali (reuse) bahan
pelaksanaan penggunaan kembali (reuse) bahan
0
TT
medis habis pakai sesuai butir a)
medis habis pakai
sampai dengan g) pada maksud
dan tujuan. (D,O,W)
O Lihat pelaksanaan penggunaan kembali (reuse)
bahan medis habis pakai
W
 IPCN
 Kepala/staf unit pelayanan
Standar PPI 7.3
Rumah sakit menurunkan risiko infeksi pada pengelolaan linen/londri dengan benar sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Maksud dan Tujuan PPI 7.3 dan PPI 7.3.1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PPI 7.3
Telusur
Skor
1. Ada unit kerja atau
R Regulasi tentang unit kerja linen/londri atau 10
TL
penanggungjawab pengelola
penanggung jawab bila dilakukan dengan
linen/londri yang
kontrak (outsourcing)
0
TT
menyelenggarakan
penatalaksanaan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
(R)
2. Bangunan, alur, dan fasilitas londri
O Lihat ruang, alur, dan fasilitas londri
10
TL
sesuai dengan peraturan
5
TS
perundang-undangan. (O,W)
W  IPCN
0
TT
8
140
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
 Kepala/staf londri
3. Bila linen/londri dilaksanakan oleh
pihak di luar rumah sakit, harus
memenuhi sertifikasi mutu dan
sesuai dengan peraturan
perundang undangan (O, W)
O
 Lihat proses pengiriman atau penyimpanan
linen/londri dengan pihak di luar RS
 Lihat sertifikasi mutu pihak ketiga
W
 IPCN
 Penanggung jawab linen/londri
10
5
0
TL
TS
TT
Standar PPI 7.3.1
Pengelolan linen/londri dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip pencegahan dan pengendalian infeksi
(PPI).
Elemen Penilaian PPI 7.3.1
Telusur
Skor
1. Ada regulasi pengelolaan
R Regulasi tentang pengelolaan linen/londri
10
TL
linen/londri sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
0
TT
(R)
2. Prinsip-prinsip PPI diterapkan pada O  Lihat penerapan prinsip-prinsip PPI pada 10
TL
pengelolaan linen/londri, termasuk
5
TS
pengelolaan
linen/londri,
termasuk
pemilahan, transportasi,
0
TT
pemilahan,
transportasi,
pencucian,
pencucian, pengeringan,
pengeringan, penyimpanan, dan distribusi
penyimpanan, dan distribusi.
 Lihat hasil supervisi IPCN ke pengelola
(O,W)
linen/londri di luar RS
W
3. Petugas pada unit londri
menggunakan alat pelindung diri
(APD) sesuai dengan ketentuan.
(O,W)
4. Ada bukti pelaksanaan supervisi
dan monitoring oleh IPCN
terhadap pengelolaan linen/londri
sesuai dengan prinsip PPI termasuk
bila dilaksanakan oleh pihak luar
rumah sakit. (D,O,W)
O





IPCN
Kepala/staf linen/londri
Petugas linen ruangan
Lihat penerapan penggunaan APD
Lihat hasil supervisi IPCN ke pengelola
linen/londri di luar RS
W
D
Kepala/staf linen/londri
Bukti supervisi:
1) Bukti form ceklis
2) Bukti pelaksanaan supervisi
O
Lihat hasil supervisi pengelolaan linen/londri
sesuai dengan prinsip PPI
W
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
 IPCN
 Kepala/staf linen/londri
LIMBAH INFEKSIUS
Standar PPI 7.4
Rumah sakit mengurangi risiko infeksi melalui pengelolaan limbah infeksius dengan benar.
Maksud dan Tujuan PPI 7.4 dan PPI 7.4.1 : Lihat SNARS 1
Rumah sakit menyelenggaraan pengelolaan limbah dengan benar untuk meminimalkan risiko infeksi
melalui kegiatan sebagai berikut:
a) pengelolaan limbah cairan tubuh infeksius;
b) penanganan dan pembuangan darah serta komponen darah;
c) pemulasaraan jenazah dan bedah mayat;
d) pengelolaan limbah cair;
e) pelaporan pajanan limbah infeksius.
Elemen Penilaian PPI 7.4
Telusur
Skor
1. Ada regulasi tentang pengelolaan
R Regulasi tentang pengelolaan limbah RS
10
TL
limbah rumah sakit untuk
meminimalkan risiko infeksi yang
0
TT
meliputi butir a) sampai dengan e)
pada maksud dan tujuan. (R)
2. Pengelolaan limbah cairan tubuh
D Bukti pelaksanaan monitoring, evaluasi dan
10
TL
infeksius sesuai dengan regulasi
tindak lanjutnya
5
TS
dan dilaksanakan monitoring,
O Lihat kepatuhan petugas dalam pengelolaan
0
TT
9
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
141
evaluasi, serta tindak lanjutnya.
(D,O,W)
limbah infeksius sesuai prinsip PPI
W
3. Penanganan dan pembuangan
darah serta komponen darah
sesuai dengan regulasi dan
dilaksanakan monitoring, evaluasi,
juga tindak lanjutnya. (D,O,W)
4. Pengelolaan limbah cair sesuai
dengan regulasi. (D,O,W)
5. Pelaporan pajanan limbah
infeksius sesuai dengan regulasi
dan dilaksanakan monitoring,
evaluasi, serta tindak lanjutnya.
(D,O,W)
6. Ada bukti penanganan (handling)
serta pembuangan darah dan
komponen darah sudah dikelola
sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. (O,W)
7. Ada bukti pelaksanaan supervisi
dan monitoring terhadap kegiatan
butir a) sampai dengan e) pada
maksud dan tujuan. (D,O,W)
8. Bila pengelolaan limbah
dilaksanakan oleh pihak luar
D
 Penanggung jawab kesling
 Petugas House Keeping
 Petugas TPS
 Petugas Incinerator
Bukti pelaksanaan monitoring, evaluasi dan
tindak lanjutnya
O
Lihat kepatuhan petugas dalam penanganan
dan pembuangan darah
sesuai prinsip PPI
W
 Penanggung jawab kesling
 Kepala/staf laboratorium
 Kepala/staf BDRS (Bank Darah RS)
Bukti pelaksanaan monitoring, evaluasi dan
tindak lanjutnya
D
O
Lihat kepatuhan petugas dalam pengelolaan
limbah cair sesuai prinsip PPI IPAL RS
W




1)
2)
D
Penanggung jawab kesling
Penanggung jawab IPAL
Kepala/staf radiologi
Kepala/staf laboratorium
Bukti laporan pajanan limbah infeksius
Bukti pelaksanaan monitoring, evaluasi dan
tindak lanjutnya
O
Lihat pengelolaan limbah infeksius, mulai
pembuangan di unit pelayanan, sampai di TPS
B-3/pengolahan limbah infeksius
W
 IPCN
 Kepala/staf unit/kepala ruangan
 Kepala/staf radiologi
 Kepala/staf laboratorium
Lihat penanganan /handling pembuangan darah
dan komponen darah
O
W
D
 Kepala/staf kamar operasi
 Kepala/staf BDRS
 Kepala/staf kamar bersalin
 Kepala/staf laboratorium
Bukti supervisi:
1) Bukti form ceklis
2) Bukti pelaksanaan supervisi
O
Lihat lokasi pengelolaan limbah RS
W






D
IPCN
Kepala/staf kamar operasi
Kepala/staf BDRS
Kepala/staf kamar bersalin
Kepala/staf laboratorium
Kepala/staf kamar jenazah
Staf terkait
1) Bukti kerjasama antara RS dengan pihak
luar RS yang memiliki izin dan sertifikasi
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
TL
TS
10
142
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
rumah sakit harus berdasar atas
kerjasama dengan pihak yang
memiliki izin dan sertifikasi mutu
sesuai dengan peraturan
perundang-undangan (lihat MFK
5.1 WP 4). (D,O,W)
mutu
2) Bukti limbah sudah dibakar/manifes
O
Lihat proses pengelolaan limbah
W
 IPCN
 Penanggung jawab kesling
 Petugas pengelolaan limbah
0
TT
Standar PPI 7.4.1
Rumah sakit menetapkan pengelolaan kamar mayat dan kamar bedah mayat sesuai peraturan perundangundangan
Elemen Penilaian PPI 7.4.1
1. Pemulasaraan jenazah dan bedah
mayat sesuai dengan regulasi.
(D,O,W)
2. Ada bukti kegiatan kamar mayat
dan kamar bedah mayat sudah
dikelola sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. (O,W)
3. Ada bukti pelaksanaan supervisi
dan kepatuhan prinsip-prinsip PPI
sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. (D,W)
D
Telusur
Bukti laporan kegiatan pemulasaran jenazah
dan bedah mayat
O
Lihat ruang pemulasaran jenazah dan bedah
mayat, lihat kecukupan APD, disinfektan
W
 IPCN
 Kepala/staf kamar jenazah
Lihat proses pengelolaan pemulasaran jenazah
dan bedah mayat
O
W
D
W
 IPCN
 Kepala/staf kamar jenazah
Bukti supervisi:
1) Bukti form ceklis
2) Bukti pelaksanaan supervisi
Skor
10
TL
5
TS
0
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
 IPCN
 Kepala/staf kamar jenazah
Standar PPI 7.5
Rumah sakit menetapkan pengelolaan limbah benda tajam dan jarum secara aman.
Maksud dan Tujuan PPI 7.5 : Lihat SNARS 1
Rumah sakit menetapkan regulasi yang memadai mencakup
a) semua tahapan proses termasuk identifikasi jenis dan penggunaan wadah secara tepat, pembuangan
wadah, dan surveilans proses pembuangan (lihat juga ARK 6);
b) laporan tertusuk jarum dan benda tajam.
Elemen Penilaian PPI 7.5
Telusur
Skor
1. Rumah sakit menetapkan regulasi R Regulasi tentang pengelolaan benda tajam dan 10
TL
tentang pengelolaan benda tajam
jarum
dan jarum untuk menurunkan
0
TT
cedera serta mengurangi risiko
infeksi yang meliputi butir a) dan
b) yang ada pada maksud dan
tujuan. (R)
2. Benda tajam dan jarum sudah
O Lihat kepatuhan petugas dalam pengelolaan 10
TL
dikumpulkan, disimpan di dalam
benda tajam dan jarum sesuai prinsip PPI
5
TS
wadah yang tidak tembus, tidak
0
TT
bocor, berwarna kuning, diberi
W  IPCN
label infeksius, dan dipergunakan
 IPCLN
hanya sekali pakai sesuai dengan
 Kepala/staf unit pelayanan
peraturan perundang- undangan.
 Petugas cleaning service
(O,W)
3. Pengelolaan benda tajam dan
O Lihat
tempat
pengelolaan
benda 10
TL
jarum dilaksanakan sesuai dengan
tajam/incinerator/TPS B3
5
TS
regulasi. (O,W)
0
TT
W  IPCN
11
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
143
4. Bila pengelolaan benda tajam dan
jarum dilaksanakan oleh pihak luar
rumah sakit harus berdasar atas
kerjasama dengan pihak yang
memiliki izin dan sertifikasi mutu
sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. (D,O,W)
5. Ada bukti data dokumen limbah
benda tajam dan jarum. (lihat juga
di PPI 7.2). (D,W)
D
O
Lihat bukti monitoring
dilakukan oleh pihak RS
W
 IPCN
 IPSRS
Bukti data dokumen limbah benda tajam dan
jarum yang dikelola
D
W
6. Ada bukti pelaksanaan supervisi
dan monitoring oleh IPCN
terhadap pengelolaan benda
tajam dan jarum sesuai dengan
prinsip PPI, termasuk bila
dilaksanakan oleh pihak luar
rumah sakit. (D,O,W)
 IPCLN
 Petugas incenerator
1) Bukti pelaksanaan kerjasama RS dengan
pihak luar RS
2) Bukti izin transporter
3) Bukti izin incenerator
4) Bukti sertifikasi mutu
D
O
pelaksanaan
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
yang
 IPCN
 IPSRS
 Penanggung jawab kesling
 Penanggung jawab cleaning service
Bukti supervisi
1) Bukti form ceklis
2) Bukti pelaksanaan supervisi
Lihat kepatuhan petugas dalam pengelolaan
benda tajam dan jarum sesuai prinsip PPI
W
 IPCN
 IPSRS
 Penanggung jawab kesling
 Penanggung jawab cleaning service
 Kepala unit/Kepala ruangan
PELAYANAN MAKANAN
Standar PPI 7.6
Rumah sakit mengurangi risiko infeksi terkait penyelenggaraan pelayanan makanan.
Maksud dan Tujuan PPI 7.6 : Lihat SNARS 1
Rumah sakit menetapkan regulasi yang meliputi:
a) pelayanan makanan di rumah sakit mulai dari pengelolaan bahan makanan (perencanaan bahan
makanan, pengadaan, penyimpanan, pengolahan, pemorsian, distribusi), sanitasi dapur, makanan, alat
masak, serta alat makan untuk mengurangi risiko infeksi dan kontaminasi silang;
b) standar bangunan, fasilitas dapur, dan pantry sesuai dengan peraturan perundangan termasuk bila
makanan diambil dari sumber lain di luar rumah sakit.
Elemen Penilaian PPI 7.6
Telusur
Skor
1. Rumah sakit menetapkan regulasi
R Regulasi penetapan tentang pelayanan
10
TL
tentang pelayanan makanan di
makanan di RS
rumah sakit yang meliputi butir a)
0
TT
dan b) pada maksud dan tujuan.
(R )
2. Ada bukti pelaksanaan
O Lihat pelaksanaan pengelolaan makanan
10
TL
penyimpanan bahan makanan,
5
TS
pengolahan, pembagian/
W Kepala/staf gizi
0
TT
pemorsian, dan distribusi
makanan
sudah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. (O,W)
3. Ada bukti pelaksanaan
O Lihat pelaksanaan penyimpanan bahan
10
TL
penyimpanan makanan, bahan
makanan dan produk nutrisi
5
TS
makanan dan produk nutrisi
0
TT
dengan memperhatikan
W Kepala/staf gizi
kesehatan lingkungan meliputi
sanitasi, suhu, pencahayaan,
12
144
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
kelembapan, ventilasi, dan
keamanan untuk mengurangi
risiko infeksi. (O,W)
4. Ada bukti pelaksanaan monitoring
kepatuhan prinsip-prinsip PPI
sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. (D,W )
D
W
Bukti supervisi:
1) Bukti form ceklis
2) Bukti pelaksanaan monitoring/supervisi
sesuai prinsip PPI
10
5
0
TL
TS
TT
 Komite/Tim PPI
 Kepala/staf gizi
RISIKO KONSTRUKSI
Standar PPI 7.7
Rumah sakit menurunkan risiko infeksi pada fasilitas yang terkait dengan pengendalian mekanis dan teknis
(mechanical dan enginering controls)
Maksud dan Tujuan PPI 7.7 dan PPI 7.7.1 : Lihat SNARS 1
Untuk menurunkan risiko infeksi maka rumah sakit perlu mempunyai regulasi tentang penilaian risiko
pengendalian infeksi (infection control risk assessment/ICRA) untuk pembongkaran, konstruksi, serta
renovasi gedung di area mana saja di rumah sakit yang meliputi:
1) identifikasi tipe/jenis konstruksi kegiatan proyek dengan kriteria;
2) identifikasi kelompok risiko pasien;
3) matriks pengendalian infeksi antara kelompok risiko pasien dan tipe kontruksi kegiatan;
4) proyek untuk menetapkan kelas/tingkat infeksi;
5) tindak pengendalian infeksi berdasar atas tingkat/kelas infeksi;
6) monitoring pelaksanaan.
Karena itu, rumah sakit agar mempunyai regulasi pengendalian mekanis dan teknis (mechanical dan
engineering controls) fasilitas yang antara lain meliputi:
a) sistem ventilasi bertekanan positif;
b) biological safety cabinet;
c) laminary airflow hood;
d) termostat di lemari pendingin;
e) pemanas air untuk sterilisasi piring dan alat dapur.
Elemen Penilaian PPI 7.7
Telusur
Skor
1. Rumah sakit menetapkan regulasi
R Regulasi tentang pengendalian/pemeriksaan
10
TL
pengendalian mekanis dan teknis
mekanis dan teknis
(mechanical dan engineering
0
TT
control) minimal untuk fasilitas
yang tercantum pada butir a)
sampai dengan e) yang ada pada
maksud dan tujuan. (R)
2. Fasilitas yang tercantum pada butir D Bukti pelaksanaan pengendalian mekanis dan
10
TL
a) sampai dengan e) sudah
teknis sudah dilakukan
5
TS
dilakukan pengendalian mekanis
0
TT
dan teknis (mechanical dan
O Lihat ruangan tekanan positif, biological safety
engineering control). (D, O, W)
cabinet; laminary airflow hood; termostat di
lemari pendingin; pemanas air untuk sterilisasi
piring dan alat dapur
W
 IPSRS
 Kepala/staf unit terkait
Standar PPI 7.7.1
Rumah sakit menurunkan risiko infeksi pada saat melakukan pembongkaran, konstruksi, dan renovasi
gedung.
Elemen Penilaian PPI 7.7.1
Telusur
Skor
5. Rumah sakit menetapkan regulasi
R Regulasi tentang penilaian risiko pengendalian 10
TL
tentang penilaian risiko
infeksi (infection control risk assessment/ICRA)
pengendalian infeksi (infection
bila ada renovasi, kontruksi dan demolisi
0
TT
control risk assessment/ICRA) bila
ada renovasi, kontruksi dan
demolisi yang minimal meliputi
butir 1) sampai dengan 6) yang ada
pada maksud dan tujuan. (R)
13
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
145
6. Rumah sakit telah melaksanakan
penilaian risiko pengendalian
infeksi (infection control risk
assessment/ICRA) pada semua
renovasi, kontruksi dan demolisi
sesuai dengan regulasi. (D,O,W)
D
Bukti pelaksanaan ICRA renovasi bangunan, dan
hasil pemantauan kualitas udara akibat dampak
renovasi
O
 Lihat pelaksanaan renovasi
 Lihat laporan pelaksanaan renovasi
W
10
5
0
TL
TS
TT
 Komite/Tim PPI
 IPCN
 Bagian Umum
TRANSMISI INFEKSI
Standar PPI 8
Rumah sakit melindungi pasien, pengunjung, dan staf dari penyakit menular serta melindungi pasien yang
mengalami imunitas rendah (immunocompromised) dari infeksi yang rentan mereka alami.
Maksud dan Tujuan PPI 8, PPI 8.1 dan 8.2 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PPI 8
Telusur
Skor
1. Rumah sakit menetapkan regulasi
R Regulasi tentang penempatan pasien dengan 10
TL
penempatan pasien dengan
penyakit menular dan pasien yang mengalami
penyakit menular dan pasien yang
immunitas rendah
0
TT
mengalami imunitas rendah
(immunocompromised). (R)
2. Rumah sakit menyediakan ruangan O Lihat ruang isolasi untuk pasien dengan 10
TL
untuk pasien yang mengalami
immunocompromised
5
TS
imunitas rendah
0
TT
(immunocompromised) sesuai
W  IPCN
dengan peraturan perundang IPCLN
undangan. (O,W)
 Kepala/staf unit pelayanan
3. Ada bukti pelaksanaan supervisi
D Bukti supervisi:
10
TL
dan monitoring oleh IPCN
1) Bukti form ceklis
5
TS
terhadap penempatan pasien
2) Bukti pelaksanaan supervisi
0
TT
dengan immunocompromised). (D)
Standar PPI 8.1
Rumah sakit menetapkan penempatan pasien dan proses transfer pasien dengan airborne diseases di
dalam rumah sakit dan keluar rumah sakit.
Elemen Penilaian PPI 8.1
Telusur
Skor
1. Penempatan dan transfer pasien
O Lihat penempatan pasien airborne diseases, 10
TL
airborne diseases sesuai dengan
termasuk di ruang gawat darurat dan ruang
5
TS
peraturan perundang-undangan
lainnya dan transfer pasien (Lihat PPI 8 EP1)
0
TT
termasuk di ruang gawat darurat
dan ruang lainnya. (O,W)
W  Kepala/staf IGD
 Kepala/staf rawat jalan
 Kepala/staf rawat inap
 IPCN
 IPCLN
2. Ada bukti pelaksanaan supervisi
D Bukti supervisi:
10
TL
dan monitoring oleh IPCN
1) Bukti form ceklis
5
TS
terhadap penempatan dan proses
2) Bukti pelaksanaan supervisi
0
TT
transfer pasien airborne diseases
sesuai dengan prinsip PPI. (D,O,W)
O Lihat penempatan dan transfer pasien airborne
diseases, termasuk di ruang gawat darurat dan
ruang lainnya
W
3. Ada bukti pelaksanaan monitoring
ruang tekanan negatif dan
penempatan pasien secara rutin.
(D,O,W)
D
 Kepala/staf IGD
 Kepala/staf rawat jalan
 Kepala/staf rawat inap
 IPCN
 IPCLN
Bukti supervisi:
1) Bukti form ceklis
2) Bukti pelaksanaan supervisi
10
5
0
TL
TS
TT
14
146
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
4. Ada bukti dilakukan edukasi
kepada staf tentang pengelolaan
pasien infeksius jika terjadi
lonjakan pasien masuk dengan
penyakit menular atau rumah sakit
tidak mempunyai kamar dengan
tekanan negatif (ventilasi alamiah
dan mekanik). (D,W)
5. Rumah sakit mempunyai jejaring
rujukan dengan rumah sakit
lainnya
O
Lihat penempatan pasien dan hasil monitoring
secara rutin
W
 Kepala/staf IGD
 Kepala/staf rawat jalan
 Kepala/staf rawat inap
 IPCN
 IPCLN
Bukti pelaksanaan edukasi staf tentang
pengelolaan pasien infeksius jika terjadi
lonjakan pasien masuk dengan penyakit
menular
D
W
D
W
 Kepala/staf IGD
 Kepala/staf rawat jalan
 Kepala/staf rawat inap
 IPCN
 IPCLN
Bukti tentang kerjasama RS dengan RS rujukan
 Kepala/staf IGD
 Kepala/staf rawat inap
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
Standar PPI 8.2
Rumah sakit menetapkan penempatan pasien infeksi "air borne" dalam waktu singkat jika rumah sakit
tidak mempunyai kamar tekanan negatif (ventilasi alamiah dan mekanik).
Elemen Penilaian PPI 8.2
Telusur
Skor
1. Rumah sakit menetapkan regulasi
R Regulasi tentang penempatan pasien infeksi “air 10
TL
penempatan pasien infeksi “air
borne” dalam waktu singkat jika rumah sakit
borne” dalam waktu singkat jika
tidak mempunyai kamar dengan tekanan
0
TT
rumah sakit tidak mempunyai
negatif (ventilasi alamiah dan mekanik).
kamar dengan tekanan negatif
(Lihat PPI 8 EP1 dan PPI 8.1 EP 1)
(ventilasi alamiah dan mekanik).
(R)
2. Penempatan pasien infeksi “air
O Lihat penempatan pasien dan hasil monitoring 10
TL
borne” dalam waktu singkat jika
secara rutin
5
TS
rumah sakit tidak mempunyai
0
TT
kamar dengan tekanan negatif
W  Kepala/staf IGD
sesuai dengan peraturan
 Kepala/staf rawat inap
perundang-undangan termasuk di
 IPCN
ruang gawat darurat dan ruang
 IPCLN
lainnya. (O,W)
3. Ada bukti pelaksanaan supervisi
D Bukti supervisi:
10
TL
dan monitoring oleh IPCN
1) Bukti form ceklis
5
TS
terhadap penempatan pasien
2) Bukti pelaksanaan supervisi
0
TT
infeksi air borne dalam waktu
singkat jika rumah sakit tidak
O Lihat penempatan pasien infeksi air borne
mempunyai kamar dengan
tekanan negatif sesuai dengan
W  Kepala/staf IGD
prinsip PPI. (D,O,W)
 Kepala/staf rawat inap
 IPCN
 IPCLN
4. Ada bukti pelaksanaan monitoring
D Bukti supervisi:
10
TL
ruang tekanan negatif dan
1) Bukti form ceklis
5
TS
penempatan pasien secara rutin.
2) Bukti pelaksanaan supervisi
0
TT
(D,O,W)
O  Lihat hasil monitoring
 Lihat kesesuaian penempatan pasien
W
 Kepala/staf rawat inap
 IPCN
 IPCLN
15
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
147
5. Ada bukti dilakukan edukasi
D Bukti pelaksanaan edukasi staf tentang 10
TL
kepada staf tentang pengelolaan
pengelolaan pasien infeksius jika terjadi
5
TS
pasien infeksius jika terjadi
lonjakan pasien masuk dengan penyakit
0
TT
lonjakan pasien masuk dengan
menular
penyakit menular atau rumah sakit
tidak mempunyai kamar dengan
W  Kepala/staf rawat inap
tekanan negatif (ventilasi alamiah
 IPCN
dan mekanik). (D,W)
 IPCLN
6. Rumah sakit mempunyai jejaring
D Bukti tentang kerjasama RS dengan RS rujukan
10
TL
rujukan dengan rumah sakit lain
5
TS
untuk pasien air borne disease.
W  Kepala/staf IGD
0
TT
(D,W)
 Kepala/staf rawat inap
Standar PPI 8.3
Rumah sakit mengembangkan dan menerapkan sebuah proses untuk menangani lonjakan mendadak
(outbreak) penyakit infeksi air borne.
Elemen Penilaian PPI 8.3
Telusur
Skor
1. Rumah sakit menetapkan regulasi
R
Regulasi tentang penetapan
bila terjadi 10
TL
bila terjadi ledakan pasien
ledakan pasien (outbreak) penyakit infeksi air
(outbreak) penyakit infeksi air
borne
0
TT
borne. (R)
2. Rumah sakit menyediakan ruang
O Lihat ketersediaan ruang isolasi dengan tekanan 10
TL
isolasi dengan tekanan negatif bila
negatif, bila terjadi ledakan pasien
5
TS
terjadi ledakan pasien (outbreak)
0
TT
sesuai dengan peraturan
W  Komite/Tim PPI
perundangan. (O,W)
 IPCN
 IPCLN
 Kepala/staf rawat inap
3. Ada bukti dilakukan edukasi
D Bukti pelaksanaan edukasi staf tentang 10
TL
kepada staf tentang pengelolaan
pengelolaan pasien infeksius jika terjadi ledakan
5
TS
pasien infeksius jika terjadi ledakan
pasien (outbreak) penyakit infeksi air borne
0
TT
pasien (outbreak) penyakit infeksi
air borne. (D,W)
W  Komite/Tim PPI
 IPCN
 IPCLN
 Kepala/staf rawat inap
Standar PPI 9
Kebersihan tangan menggunakan sabun dan desinfektan adalah sarana efektif untuk mencegah dan
mengendalikan infeksi.
Maksud dan Tujuan PPI 9 dan PPI 9.1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PPI 9
Telusur
Skor
1. Rumah sakit menetapkan regulasi
R Regulasi tentang hand hygiene
10
TL
hand hygiene yang mencakup
kapan, di mana, dan bagaimana
0
TT
melakukan cuci tangan
mempergunakan sabun (hand
wash) dan atau dengan disinfektan
(hand rubs) serta ketersediaan
fasilitas hand hygiene. (R)
2. Sabun, disinfektan, serta
O Lihat kelengkapan fasilitas hand hygiene antara 10
TL
tissu/handuk sekali pakai tersedia
lain sabun, disinfektan, serta tissu/handuk sekali
5
TS
di tempat cuci tangan dan tempat
pakai tersedia di tempat cuci tangan dan
0
TT
melakukan disinfeksi tangan. (O)
tempat melakukan disinfeksi tangan
3. Hand hygiene sudah dilaksanakan
S Peragaan hand hygiene oleh staf
10
TL
dengan baik. (S,O)
5
TS
O Lihat pelaksanaan hand hygiene secara
0
TT
konsisten diarea yang sudah ditetapkan
4. Ada bukti pelaksanaan pelatihan
D Bukti pelaksanaan pelatihan tentang hand 10
TL
hand hygiene kepada semua
hygiene
5
TS
pegawai termasuk tenaga kontrak.
0
TT
(D,W)
W  Staf RS
 Tenaga kontrak, magang dan tenant
16
148
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
Standar PPI 9.1
Sarung tangan, masker, pelindung mata, serta alat pelindung diri lainnya tersedia dan digunakan secara
tepat apabila disyaratkan.
Elemen Penilaian PPI 9.1
Telusur
Skor
1. Rumah sakit menetapkan regulasi
R Regulasi tentang penggunaan APD
10
TL
penggunaan alat pelindung diri,
tempat yang harus menyediakan
0
TT
alat pelindung diri, dan pelatihan
cara memakainya. (R)
2. Alat pelindung diri sudah
O Lihat kepatuhan penggunaan Alat pelindung diri 10
TL
digunakan secara tepat dan benar.
/APD
5
TS
(O,W)
0
TT
W Staf terkait
3. Ketersediaan alat pelindung diri
O Lihat ketersediaan alat pelindung diri
10
TL
sudah cukup sesuai dengan
5
TS
regulasi. (O)
0
TT
4. Ada bukti pelaksanaan pelatihan
D Bukti pelaksanaan pelatihan tentang
10
TL
penggunaan alat pelindung diri
penggunaan APD
5
TS
kepada semua pegawai termasuk
0
TT
tenaga kontrak. (D,W)
W  Staf RS
 Tenaga kontrak, magang dan tenant
PENINGKATAN MUTU DAN PROGRAM EDUKASI
Standar PPI 10
Kegiatan PPI diintegrasikan dengan program PMKP (Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien) dengan
menggunakan indikator yang secara epidemiologik penting bagi rumah sakit.
Maksud dan Tujuan PPI 10 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PPI 10
Telusur
Skor
1. Ada regulasi sistem manajemen
R Regulasi tentang manajemen data terintegrasi 10
TL
data terintegrasi antara data
antara data surveilens dan data indikator mutu,
surveilans dan data indikator mutu
termasuk PMKP 2.1, PMKP 7 dan MIRM 1.1
0
TT
(lihat PMKP 2.1 EP 1). (R)
2. Ada bukti pertemuan berkala
D Bukti rapat tentang pembahasan hasil 10
TL
antara Komite PMKP (Peningkatan
surveilans dan merancang ulang untuk
5
TS
Mutu dan Keselamatan Pasien)
perbaikan
0
TT
dengan Komite atau Tim PPI untuk
membahas hasil surveilans dan
W  Komite/Tim PMKP
merancang ulang untuk perbaikan.
 Komite/Tim PPI
(D,W)
 Kepala bidang/divisi pelayanan
3. Ada bukti data dikumpulkan dan
D Bukti pengumpulan data, analisis dan rencana
10
TL
dianalisis untuk mendukung
perbaikannya
5
TS
kegiatan PPI termasuk data infeksi
0
TT
berdasar atas epidemiologik
W  Komite/Tim PMKP
penting dimonitor dan
 Komite/Tim PPI
didokumentasikan (lihat PPI 6 EP 2
dan EP 3). (D,W)
4. Ada bukti penyampaian hasil
D Bukti penyampaian hasil analisis data dan 10
TL
analisis data dan rekomendasi
rekomendasi kepada Komite PMKP setiap tiga
5
TS
kepada Komite PMKP setiap tiga
bulan
0
TT
bulan (lihat PPI 6 EP 2 dan EP 3).
(D,W)
W  Komite/Tim PMKP
 Komite/Tim PPI
Standar PPI 11
Rumah sakit melakukan edukasi tentang PPI kepada staf klinis dan nonklinis, pasien, keluarga pasien, serta
petugas lainnya yang terlibat dalam pelayanan pasien.
Maksud dan Tujuan PPI 11 : Lihat SNARS 1
Pelatihan diberikan sebagai bagian dari orientasi kepada semua staf baru dan dilakukan pelatihan kembali
secara berkala, atau paling sedikit jika ada perubahan regulasi dan praktik yang menjadi panduan program
PP8I. Dalam pendidikan juga disampaikan temuan dan kecenderungan ukuran kegiatan. (lihat juga KKS 7)
Program Pelatihan PPI yang meliputi pelatihan untuk
a) orientasi pegawai baru baik staf klinis maupun nonklinis di tingkat rumah sakit maupun di unit
pelayanan;
17
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
149
b) staf klinis (profesional pemberi asuhan) secara berkala;
c) staf nonklinis;
d) pasien dan keluarga; dan
e) pengunjung
Elemen Penilaian PPI 11
Telusur
1. Rumah sakit menetapkan regulasi
R Program pelatihan dan edukasi tentang PPI
program pelatihan dan edukasi
tentang PPI yang meliputi butir a)
sampai dengan e) yang ada pada
maksud dan tujuan. (R)
2. Ada bukti pelaksanaan pelatihan
D 1) Bukti pelaksanaan pelatihan untuk semua
untuk semua staf klinis dan
staf klinis dan non klinis oleh narasumber
nonklinis sebagai bagian dari
yang kompeten
orientasi pegawai baru tentang
2) Bukti pelaksanaan orientasi
regulasi dan praktik program PPI.
(lihat KKS 7 dan TKRS 5.4). (D,W)
W  Diklat
 Komite/Tim PPI
 Peserta pelatihan/orientasi
3. Ada bukti pelaksanaan edukasi
D Bukti pelaksanaan pelatihan secara berkala bila
secara berkala bila ada perubahan
ada perubahan regulasi/ kecenderungan khusus
regulasi, serta praktik program PPI
dan bila ada kecenderungan
W  Diklat
khusus (new/re-emerging
 Komite/Tim PPI
diseases) data infeksi untuk staf
 Peserta pelatihan
klinis dan nonklinis. (D,W)
4. Ada bukti pelaksanaan edukasi
D Bukti pelaksanaan edukasi untuk pasien,
untuk pasien, keluarga, dan
keluarga dan pengunjung
pengunjung tentang program PPI.
(D,W)
W  Diklat
 Komite/Tim PPI
 Tim PKRS
 Pasien/keluarga
 Pengunjung
5. Ada bukti pelaksanan
penyampaian temuan dan data
berasal dari kegiatan pengukuran
mutu/indikator mutu
(measurement) ke seluruh unit di
rumah sakit sebagai bagian dari
edukasi berkala rumah sakit (D)
D
Bukti penyampaian hasil pengukuran mutu
keseluruh unit di RS secara berkala
Skor
10
TL
0
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
18
150
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
TATA KELOLA RUMAH SAKIT
(TKRS)
PEMILIK RUMAH SAKIT
Standar TKRS 1
Organisasi serta wewenang pemilik dan representasi pemilik dijelaskan didalam regulasi yang ditetapkan
oleh pemilik RS.
Maksud dan Tujuan TKRS 1, TKRS 1.1 dan TKRS 1.2 : Lihat SNARS 1
Ada penetapan siapa yang bertanggung jawab dan berwenang untuk :
a) menyediakan modal serta dana operasional dan sumber daya lain yang diperlukan untuk menjalankan
Rumah Sakit dalam memenuhi visi dan misi serta rencana strategis Rumah Sakit; dan
b) menunjuk atau menetapkan direksi Rumah Sakit, dan melakukan evaluasi tahunan terhadap kinerja
masing-masing individu direksi dengan menggunakan proses dan kriteria yang sudah baku
c) menunjuk atau menetapkan representasi pemilik, tanggung jawab dan wewenang dan melakukan
penilaian kinerja representasi pemilik secara berkala, minimal setahun sekali.
d) menetapkan struktur organisasi Rumah Sakit
e) menetapkan regulasi pengelolaan keuangan Rumah Sakit dan pengelolaan sumber daya manusia
Rumah Sakit.
f) tanggung jawab dan kewenangan memberikan arahan kebijakan Rumah Sakit
g) tanggung jawab dan kewenangan menetapkan visi dan misi Rumah Sakit dan memastikan bahwa
masyarakat mengetahui visi dan misi Rumah Sakit serta mereview secara berkala misi Rumah Sakit
h) tanggung jawab dan kewenangan menilai dan menyetujui rencana anggaran;
i) tanggung jawab dan kewenangan menyetujui rencana strategi Rumah Sakit
j) tanggung jawab dan kewenangan mengawasi dan membina pelaksanaan rencana strategis;
k) tanggung jawab dan kewenangan menyetujui diselenggarakan pendidikan profesional kesehatan dan
dalam penelitian serta mengawasi kualitas program-program tersebut.;
l) tanggung jawab dan kewenangan menyetujui program peningkatan mutu dan keselamatan pasien
serta menindaklanjuti laporan peningkatan mutu dan keselamatan yang diterima.
m) tanggung jawab dan kewenangan mengawasi pelaksanaan kendali mutu dan kendali biaya;
n) tanggung jawab dan kewenangan mengawasi dan menjaga hak dan kewajiban pasien dilaksanakan
Rumah Sakit;
o) tanggung jawab dan kewenangan mengawasi dan menjaga hak dan kewajiban Rumah Sakit
dilaksanakan Rumah Sakit;
p) tanggung jawab dan kewenangan mengawasi kepatuhan penerapan etika Rumah Sakit, etika profesi,
dan peraturan perundang-undangan;
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka pemilik perlu mempunyai regulasi yang dapat berbentuk corporat
bylaws/peraturan internal Rumah Sakit atau dokumen lainnya yang serupa yang mengatur:
a. Struktur organisasi pemilik dan representasi pemilik sesuai dengan bentuk badan hukum pemilik
b. Tanggung jawab dan wewenang pemilik dan representasi pemilik yang meliputi 1) sampai dengan 16
yang ada di atas,
c. Pendelegasian kewenangan dari pemilik kepada representasi pemilik atau Direktur Rumah Sakit atau
individu lainnya sesuai peraturan perundangan
d. Pengangkatan/penetapan dan Penilaian kinerja representasi pemilik
e. Pengangkatan penetapan dan Penilaian kinerja Direktur Rumah Sakit
f. Penetapan Kualifikasi, persyaratan Direktur Rumah Sakit sesuai dengan peraturan perundangan
g. Struktur Organisasi Rumah Sakit
Elemen Penilaian TKRS 1
Telusur
Skor
1. Pemilik menetapkan regulasi
R Regulasi tentang pengaturan kewenangan antara
10
TL
yang mengatur a) s/d g) yang
pemilik,representasi pemilik yang tercantum dalam
5
TS
ada di dalam maksud dan
corporate bylaws/ peraturan internal RS/ dokumen
0
TT
tujuan, yang dapat berbentuk
lain serupa
corporate by-laws, peraturan
internal atau dokumen lainnya
yang serupa. (R)
2. Ada penetapan struktur
R Struktur organisasi pemilik termasuk representasi
10
TL
organisasi pemilik termasuk
pemilik
representasi pemilik sesuai
0
TT
dengan bentuk badan hukum
kepemilikan RS dan sesuai
peraturan perundang
undangan. Nama jabatan di
1
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
151
dalam strukur organisasi
tersebut harus secara jelas
disebutkan (R)
3. Ada penetapan struktur
R Struktur organisasi RS yang ditetapkan oleh pemilik
10 TL
organisasi RS sesuai peraturan
atau representasi pemilik
perundang-undangan (R)
0
TT
4. Ada penetapan Direktur RS
R Regulasi tentang penetapan/pengangkatan Direktur
10 TL
sesuai peraturan perundangRS yang ditetapkan oleh pemilik atau representasi
undangan. (R)
pemilik
0
TT
Standar TKRS 1.1
Tanggung jawab dan akuntabilitas pemilik dan representasi pemilik telah dilaksanakan sesuai regulasi yang
ditetapkan dan sesuai peraturan perundang-undangan
Elemen Penilaian TKRS 1.1
Telusur
Skor
1. Ada persetujuan dan
D 1) Bukti tersedianya anggaran/investasi dan
10
TL
ketersediaan anggaran/budget
operasional dalam RKA/RBA/DPA/DIPA dan
5
TS
investasi/modal dan
dokumen lain serupa
0
TT
operasional serta sumber daya
2) Bukti tentang persetujuan RKA/RBA/DIPA/DPA
lain yang diperlukan untuk
oleh pemilik atau representasi pemilik
menjalankan Rumah Sakit
sesuai dengan misi dan rencana
 Pemilik atau representasi pemilik
strategis Rumah Sakit. (D,W)
W  Direktur RS
 Direktur/Bagian Keuangan RS
2. Ada dokumen hasil penilaian
D Bukti tentang hasil penilaian kinerja representasi
10
TL
kinerja dari representasi
pemilik
pemilik, sekurang-kurangnya
0
TT
setahun sekali (D,W)
W Pemilik dan representasi pemilik
3. Ada dokumen hasil penilaian
D Bukti tentang hasil penilaian kinerja Direktur RS
10
TL
kinerja dari direktur Rumah
Sakit sekurang-kurangnya
W  Representasi pemilik
0
TT
setahun sekali. (D,W)
 Direktur
Standar TKRS 1.2
RS memiliki misi, rencana strategis , rencana kerja, program peningkatan mutu dan keselamatan pasien,
pengawasan mutu pendidikan serta laporan akuntabilitas representasi pemilik
Elemen Penilaian TKRS 1.2
Telusur
Skor
1. Ada bukti persetujuan, review
D Bukti Misi RS, persetujuan misi, review misi secara
10
TL
berkala dan publikasi/sosialisasi
berkala, publikasi/sosialisasi misi RS
5
TS
ke masyarakat tentang misi
0
TT
Rumah Sakit sesuai dengan
W  Pemilik /representasi pemilik
regulasi. (D,W)
 Direktur RS
2. Ada persetujuan rencana
D 1) Bukti tentang rencana strategis yang disetujui
10
TL
strategis, rencana kerja dan
oleh pemilik atau representasi pemilik
5
TS
anggaran Rumah Sakit sehari2) Bukti rencana kerja dan anggaran RS yang
0
TT
hari sesuai dengan regulasi.
disetujui oleh pemilik atau representasi pemilik
(D,W)
W  Pemilik/ representasi pemilik
 Direktur RS
3. Ada persetujuan atas strategi
dan program pendidikan dan
penelitian staf klinis dan
pengawasan mutu program
pendidikan tersebut. Elemen
penilaian ini hanya untuk
Rumah Sakit pendidikan. (D,W )
D
Hanya untuk RS Pendidikan :
Bukti tentang rencana strategi dan program
pendidikan dan penelitian staf klinis serta
pengawasan mutu program pendidikan, yang sudah
disetujui.
W 



10
5
0
TL
TS
TT
Pemilik/ representasi pemilik
Direktur RS
Bidang Diklat/Diklit RS
Komite koordinator pendidikan (Komkordik)
Standar TKRS 1.3
Pemilik dan atau representasi pemilik memberi persetujuan program peningkatan mutu dan keselamatan
pasien Rumah Sakit, menerima laporan pelaksanaan program secara berkala dan memberi respon terhadap
laporan yang disampaikan
Maksud dan Tujuan TKRS 1.3 : Lihat SNARS 1
2
152
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
Laporan program PMKP dari Direktur Rumah Sakit kepada Pemilik atau Representasi pemilik meliputi :
a) Laporan capaian indikator dan analisanya setiap 3 bulan
b) Laporan kejadian tidak diharapkan (KTD) setiap 6 bulan
c) Laporan kejadian sentinel setiap ada kejadian, dan laporan ulang setelah kejadian sentinel. Selesai
dilakukan analisis dengan menggunakan metode root cause analysa (RCA)
Elemen Penilaian TKRS 1.3
Telusur
Skor
1. Program peningkatan mutu dan D Bukti tentang program PMKP yang telah disetujui
10
keselamatan pasien rumah sakit
pemilik atau representasi pemilik
5
telah disetujui oleh pemilik atau
0
representasi pemilik. (D,W)
W  Pemilik atau representasi pemilik
 Direktur RS
 Komite Medis
2. Pemilik atau representasi
D 1) Bukti laporan PMKP yang meliputi a) s/d c);
10
pemilik telah menerima laporan
2) bukti laporan PMKP sudah diterima;
5
program peningkatan mutu dan
3) bukti laporan tepat waktu
0
keselamatan pasien tepat
waktu, sesuai dengan a) s/d c)
yang ada di maksud dan tujuan
W  Pemilik atau representasi pemilik
.(lihat juga, TKRS 4.1 ,PMKP.5.EP
 Direktur RS
5) (D,W)
 Komite PMKP
3. Representasi pemilik menindak
D Bukti tindak lanjut dari laporan PMKP antara lain
10
lanjuti laporan dari RS. (D,W)
berupa disposisi, melakukan rapat pembahasan
rencana perbaikan, penambahan anggaran, tenaga
0
atau fasilitas.
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TT
W  Pemilik atau representasi pemilik
 Direktur RS
 Kepala bidang/divisi
 Komite PMKP
DIREKTUR /DIREKSI RS
Standar TKRS 2
Direktur Rumah Sakit sebagai pimpinan tertinggi di Rumah Sakit bertanggung jawab untuk menjalankan
Rumah Sakit dan mematuhi peraturan dan perundang-undangan.
Maksud dan Tujuan TKRS 2 : Lihat SNARS edisi 1
Maksud dan Tujuan TKRS 2
Direktur/Direksi Rumah Sakit mempunyai uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang antara lain
meliputi:
a) mengetahui dan memahami semua peraturan perundangan terkait dengan Rumah Sakit;
b) mejalankan operasional Rumah Sakit dengan berpedoman pada peraturan perundangan;
c) menjamin kepatuhan Rumah Sakit terhadap peraturan perundangan;
d) menetapkan regulasi Rumah Sakit;
e) menjamin kepatuhan staf Rumah Sakit dalam implementasi semua regulasi RS yang telah ditetapkan
dan disepakati bersama;
f) menindaklanjuti terhadap semua laporan dari hasil pemeriksaan dari badan audit ekternal;
g) menetapkan proses untuk mengelola dan mengendalikan sumber daya manusia dan keuangan sesuai
peraturan perundangan.
Elemen Penilaian TKRS 2
Telusur
Skor
1. Ada regulasi tentang kualifikasi
R Regulasi tentang kualifikasi, uraian tugas,
10
TL
Direktur RS dan uraian tugas,
tanggung jawab dan wewenang (UTW) Direktur yang
tanggung jawab dan wewenang,
diuraikan dalam struktur organsisasi dan tata kelola
0
TT
sebagaimana tercantum pada a)
RS (SOTK RS)
sampai dengan g) di maksud dan
tujuan. (R)
2. Kualifikasi Direktur RS sudah
D Bukti kualifikasi Direktur sesuai persyaratan jabatan, 10
TL
sesuai dengan persyaratan dan
dalam file kepegawaian, meliputi :
5
TS
peraturan perundang-undangan.
1) Ijazah dokter atau dokter gigi dan
0
TT
(D,W)
2) S2 perumahsakitan dan
3) Sertifikat pelatihan-pelatihan
W 

Pemilik atau representasi pemilik
Direktur RS
3
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
153
3. Direktur/Direksi RS patuh
terhadap peraturan perundangundangan (lihat MFK 1 EP 4)
(D,O,W)
4. Direktur Rumah Sakit telah
mengatur operasional rumah
sakit setiap hari, termasuk
semua tanggung jawab yang
dijelaskan dalam uraian tugas
(D,W)
D
O
Kesesuaian sarana, prasarana dan fasilitas terhadap
standar bangunan dan fasilitas RS
W
 Direktur RS
 Para Pemimpin RS
1) Bukti kumpulan notulen rapat di RS yang
pimpinan rapatnya oleh Direktur RS
2) Bukti kumpulan surat disposisi
3) Bukti-bukti kegiatan Direktur RS lainnya
D
W
5. Direktur/Direksi Rumah Sakit
D
telah menyusun dan
mengusulkan rencana
strategis dan anggaran biaya
kepada pemilik atau representasi
pemilik sesuai regulasi (lihat juga
TKRS 1, TKRS 1.1 dan TKRS 1.2). W
(D,W)
6. Direktur/Direksi Rumah Sakit
telah memastikan kepatuhan
staf Rumah Sakit terhadap
regulasi Rumah Sakit yang sudah
ditetapkan. (D,W)
7. Direktur/Direksi Rumah Sakit
menindaklanjuti semua hasil
laporan pemeriksaan internal
dari pemerintah atau badan
ekternal lainnya yang
mempunyai kewenangan
melakukan pemeriksaan rumah
sakit. (D,W)
 Bagian kepegawaian
1) Bukti kumpulan dan daftar peraturan serta
perundangan yang dipergunakan RS
2) Bukti kumpulan data perizinan RS yang masih
berlaku


1)
2)
Direktur RS
Para pemimpin RS
Bukti tentang Renstra dan anggaran RS,
Bukti notulen rapat penyusunan Renstra dan
anggaran
3) Bukti pengusulan Renstra dan anggaran (surat ke
pemilik/representasi pemilik)
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
 Direktur RS
 Bagian perencanaan RS
 Bagian Keuangan
D
1) Bukti pengawasan (dapat berupa ceklis-ceklis)
2) Hasil pengawasan pelaksanaan regulasi, seperti
penggunaan APD, cuci tangan, larangan
merokok, pelaksanaan SOP, dll
W
 Direktur RS
 Para Pemimpin RS
D
1) Bukti rekapitulasi hasil pemeriksaan dari
pemerintah atau badan eksternal lainnya.
2) Bukti hasil pemeriksaan tersebut telah
ditindaklanjuti (dapat berbentuk laporan, fotofoto, pengeluaran anggaran, dll)
W
 Direktur RS
 Para Pemimpin di RS
KEPALA BIDANG/DIVISI
Standar TKRS 3
Para Kepala Bidang/divisi Rumah Sakit ditetapkan dan secara bersama, bertanggung jawab untuk
menjalankan misi dan membuat rencana serta regulasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan misi tersebut.
Maksud dan Tujuan TKRS 3 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian TKRS 3
Telusur
Skor
1. Rumah Sakit telah menetapkan
R Regulasi tentang persyaratan jabatan, uraian tugas,
10
TL
persyaratan jabatan, uraian
tanggung jawab dan wewenang (UTW), setiap kepala
5
TS
tugas, tanggung jawab dan
bidang/divisi di rumah sakit
0
TT
wewenang dari Kepala
bidang/divisi Rumah Sakit
secara tertulis. (R)
2. Kualifikasi kepala bidang/divisi
D Bukti kualifikasi kepala bidang /divisi sesuai
10
TL
sudah sesuai dengan
persyaratan, dalam file kepegawaian ,meliputi:
5
TS
persyaratan jabatan serta tugas
1) keputusan pengangkatan
0
TT
pokoknya. (D,W)
2) ijazah
3) sertifikasi
4
154
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
W
 Pemilik / representasi pemilik
 Direktur RS
 Kepala HRD
 Kepala Bidang/Divisi
Bukti rapat antar para Kepala Bidang/Divisi sesuai
regulasi RS
3. Ada bukti koordinasi antar
D
10
TL
kepala bidang/divisi dalam
5
TS
menjalankan misi Rumah Sakit.
0
TT
(D,W)
W Kepala Bidang/Divisi
4. Ada bukti peran serta secara
D Bukti rapat tentang penyusunan berbagai regulasi
10
TL
kolaboratif para kepala
RS yang dilaksanakan secara kolaboratif oleh para
5
TS
bidang/divisi dalam menyusun
kepala bidang/ divisI, meliputi
0
TT
berbagai regulasi yang
undangan, absensi, materi, notulen(UMAN )
diperlukan untuk menjalankan
misi (D,W)
W Kepala Bidang/Divisi
5. Ada bukti pelaksanaan
D 1) Bukti hasil pengisian lembar ceklis
10
TL
pengawasan oleh para kepala
2) Bukti hasil pengawasan tingkat kepatuhan staf
5
TS
bidang/divisi untuk menjamin
dalam menjalankan regulasi
0
TT
kepatuhan staf terhadap
pelaksanaan regulasi Rumah
W  Kepala bidang/divisi
Sakit sesuai misi Rumah Sakit.
 SPI / asesor internal
(D,W)
Standar TKRS 3.1
Direktur Rumah Sakit dan para kepala bidang/divisi di Rumah Sakit mengidentifikasi dan merencanakan
jenis pelayanan klinis yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pasien yang dilayani Rumah Sakit
tersebut.
Maksud dan Tujuan TKRS 3.1 : Lihat SNARS 1
Para kepala bidang/divisi juga terlibat merencanakan pelayanan pasien dalam menentukan komunitas dan
populasi pasien untuk Rumah Sakit tersebut, mengidentifikasi kepentingan pelayanan yang dibutuhkan oleh
masyarakat, dan merencanakan komunikasi berkelanjutan dengan kelompok pemangku kepentingan utama
dalam komunitas.
Komunikasi dapat secara langsung ditujukan kepada individu atau melalui media masa atau melalui lembaga
dalam komunitas ataupun pihak ketiga. Jenis informasi yang disampaikan meliputi:
a. Informasi tentang layanan, jam kegiatan kerja dan proses untuk mendapatkan perawatan; dan
b. Informasi tentang kualitas layanan, yang disediakan kepada masyarakat dan sumber rujukan.
Elemen Penilaian TKRS 3.1
Telusur
Skor
1. Ada penetapan jenis pelayanan
R Regulasi tentang penetapan jenis pelayanan RS
10 TL
yang diberikan di RS sesuai
sesuai dengan misi RS
dengan misi Rumah Sakit (Lihat
0
TT
juga ARK 1 EP 1). (R)
2. Ada penetapan kualifikasi
kepala unit pelayanan termasuk
koordinator pelayanan baik
untuk unit pelayanan
diagnostik, therapeutik maupun
rehabilitatif. (R)
3. Kepala bidang/divisi RS
bersama dengan Kepala unit
pelayanan telah menyusun
cakupan dan jenis pelayanan
yang disediakan di masingmasing unit sesuai kebutuhan
pasien yang dilayani di RS (Lihat
juga ARK.1, EP 1). (D,W)
R
D
W
Regulasi tentang penetapan kualifikasi kepala unit
pelayanan dan kepala departemen (koordinator)
Catatan : regulasi bisa tertulis di pedoman
pengorganisasian unit pelayanan/departemen
pelayanan
1) Bukti rapat kepala bidang/divisi dengan kepala
unit pelayanan tentang penyusunan cakupan dan
jenis pelayanan
2) Bukti penetapan jenis dan lingkup pelayanan di
masing-masing unit
10
5
0
TL
TS
TT
10
0
TL
TT
 Para kepala bidang/divisi
 Kepala unit pelayanan
 Staf terkait
5
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
155
4. Rumah sakit memberikan
informasi tentang pelayanan
yang disediakan kepada tokoh
masyarakat, pemangku
kepentingan, fasilitas pelayanan
kesehatan di sekitar rumah
sakit, dan dapat menerima
masukan untuk peningkatan
pelayanannya. (D,W)
5. Direktur RS memberikan data
dan informasi sesuai dengan a)
dan b) pada maksud dan tujuan
(D,W)
D
Notulen rapat (UMAN) dengan :
1) Tokoh masyarakat (antara lain Camat, RT, RW,
Lurah )
2) Pemangku Kepentingan (antara lain klub-klub
penyakit diabet, stroke, dll)
3) Fasilitas pelayanan Kesehatan (antara lain
Puskesmas, posyandu, rumah bersalin, klinik
swasta )
W Bagian Tata Usaha/marketing
D Bukti data dan informasi sudah di publikasikan
(bisa berupa brosur, website,dll)
W
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
 Direktur RS
 Kepala bidang/divisi
 Bagian marketing
Standar TKRS 3.2
Rumah sakit mempunyai regulasi untuk memastikan terselenggaranya komunikasi efektif di Rumah Sakit
Maksud dan Tujuan TKRS 3.2 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian TKRS 3.2
Telusur
1. Ada regulasi yang mengatur
R Regulasi tentang pertemuan di setiap dan antar
pertemuan di setiap dan antar
tingkat RS
tingkat di rumah sakit. (R)
2. Ada regulasi komunikasi efektif
R Regulasi tentang komunikasi efektif di RS terdiri dari:
antar professional pemberi
1) Komunikasi efektif RS dengan masyarakarat
asuhan (PPA) dan antar
lingkungan
unit/instalasi/ departemen
2) Komunikasi efektif antara PPA dengan
pelayanan. (R)
pasien/keluarga
3) Komunikasi efektif antar PPA
4) Komunikasi efektif antar
unit/instalasi/departemen pelayanan
3. Ada bukti terselenggaranya
D 1) Bukti rapat di setiap unit
pertemuan di setiap dan antar
2) Bukti rapat pertemuan antar unit beserta
tingkat di rumah sakit. (D,W)
pimpinan
W
4. Ada bukti komunikasi efektif
antar PPA dan antar
unit/instalasi/departemen
pelayanan sudah dilaksanakan
(D,W)
5. Ada bukti pelaksanaan
pemberian informasi yang tepat
waktu, akurat dan relevan di
lingkungan Rumah Sakit. (D, W)
D



1)
Direksi
Kepala bidang/divisi
Kepala unit
Bukti rapat pertemuan antar PPA/antar komite
profesi
2) Bukti rapat pertemuan antar unit
/instalasi/departemen
W




D
Bukti tentang hasil pelaksanaan pemberian
informasi (dapat berupa buletin, media sosial, intra
net, surat edaran, pengumuman, paging system,
code system, dan lainnya)
W
 Para kepala bidang
 Kepala unit /instalasi /departemen pelayanan
 Staf pelaksana
Skor
10 TL
0
TT
10 TL
0
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
PPA
Komite medis
Komite keperawatan
Para kepala unit/instalasi/departemen pelayanan
6
156
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
6. Direktur/direksi dan para kepala
bidang/ divisi Rumah Sakit
sudah menyampaikan informasi
tentang capaian program sesuai
visi, misi dan rencana strategik
kepada staf Rumah Sakit. (lihat
MKE 4). (D,W)
D
Bukti rapat penyampaian informasi tentang
capaian program dan capaian RENSTRA, dapat juga
melalui buletin dan kegiatan diklat
W
 Direktur
 Kepala bidang/divisi
 Kepala unit pelayanan
10
0
TL
TT
Standar TKRS 3.3
RS menetapkan proses seragam untuk melakukan penerimaan/pengangkatan (recruitment), retensi,
pengembangan dan pendidikan berkelanjutan semua staf dengan melibatkan kepala bidang /divisi dan
kepala unit pelayanan.
Maksud dan Tujuan TKRS 3.3 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian TKRS 3.3
Telusur
Skor
1. RS memiliki regulasi proses
R 1) Regulasi tentang rekrutmen, retensi,
10 TL
perencanaan dan pelaksanaan
pengembangan staf dan kompensasi
5
TS
rekruimen, pengembangan staf
2) Program tentang rekrutmen
0
TT
serta kompensasi yang
3) Program tentang diklat dan pengembangan staf
melibatkan kepala bidang /divisi
4) Program tentang kompensasi untuk retensi staf
dan kepala unit pelayanan. (R)
2. Ada bukti proses perencanaan
D Bukti rapat tentang perencanaan dan pelaksanaan
10 TL
dan pelaksanaan rekrutmen,
rekrutmen, retensi, pengembangan staf dan
5
TS
telah melibatkan kepala bidang
kompensasi yang juga dihadiri kepala bidang/divisi
0
TT
/divisi dan kepala unit
dan unit
pelayanan. (lihat juga, KKS.2 dan
KKS.8) D,W)
W  Kepala bidang/divisi
 Kepala unit pelayanan
 Staf pelaksana
3. Ada bukti Rumah Sakit telah
D Bukti tentang hasil pelaksanaan program
10 TL
melaksanakan proses
remunerasi/kompensasi untuk retensi staf
5
TS
kompensasi untuk retensi staf
0
TT
(D,W)
W Direksi RS/Kepala bidang/divisi terkait
4. Ada bukti pengembangan diri
setiap staf dan pendidikan
melibatkan kepala
bidang/bagian/diklat dan
kepala unit pelayanan Rumah
Sakit sesuai profesi yang
dibutuhkan. (D,W)
D
Bukti tentang hasil pelaksanaan program
pengembangan dan pendidikan staf yang
melibatkan kepala bidang/divisi dan unit
10
5
0
TL
TS
TT
W Kepala bidang/divisi/kepala unit pelayanan
MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
Standar TKRS 4
Direktur RS merencanakan, mengembangkan, dan melaksanakan program peningkatan mutu dan
keselamatan pasien.
Maksud dan Tujuan TKRS 4 dan TKRS 4.1 : Lihat SNARS 1
Direktur Rumah Sakit perlu menetapkan regulasi peningkatan mutu dan keselamatan pasien yang dapat
berbentuk pedoman peningkatan mutu dan keselamatan pasien dan prosedur-prosedur lainnya, yang
antara lain berisi sebagai berikuti:
a) Penetapan organisasi yang mempunyai tugas mengarahkan, mengatur dan mengkoordinasikan
pelaksanaan program peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
b) Peran Direktur rumah sakit dan para pimpinan dalam merencanaan dan mengembangan program
peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
c) Peran Direktur RS dan para pimpinan dalam pemilihan indikator mutu di tingkat RS (indikator area
klinik, area manajemen dan sasaran keselamatan pasien) dan keterlibatnnya dalam menindaklanjuti
capaian indikator yang masih rendah.
d) Peran Direktur RS dan para pimpinan dalam memilih area prioritas sebagai area fokus untuk perbaikan.
e) Monitoring pelaksanaan program peningkatan mutu dan keselamatan pasien, siapa saja yang
melakukan monitoring, kapan dilakukan, bagaimana melakukan monitoringnya.
f) Proses pengumpulan data, analisis, feedback dan pemberian informasi ke staff
g) Bagaimana alur laporan pelaksanaan pengukuran mutu Rumah Sakit, mulai dari unit sampai kepada
pemilik Rumah Sakit
h) Bantuan teknologi /sistem informasi RS yang akan diterapkan untuk pengumpulan dan analisis data
7
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
157
mutu, keselamatan pasien dan surveilance infeksi.
Elemen Penilaian TKRS 4
1. Direktur Rumah Sakit
menetapkan regulasi berupa
pedoman peningkatan mutu
dan keselamatan pasien yang
meliputi point a) sampai dengan
h) di maksud dan tujuan beserta
programnya serta penetapan
indikatornya. (lihat PMKP 2.EP
1. dan PMKP 2.1) (R)
2. Ada bukti Direktur Rumah Sakit
dan para kepala bidang /divisi
telah berpartisipasi dalam
merencanakan,
mengembangkan,
melaksanakan program
peningkatan mutu dan
keselamatan pasien di Rumah
Sakit. (D,W)
3. Ada bukti keterlibatan Direktur
RS dan para kepala bidang
/divisi dalam memilih indikator
mutu di tingkat RS,
merencanakan perbaikan dan
mempertahankan perbaikan
mutu dan keselamatan pasien
serta menyediakan staf terlatih
untuk program peningkatan
mutu dan keselamatan pasien.
(lihat PMKP 1, PMKP 3, PMKP 4)
(D,W)
4. Direktur Rumah Sakit telah
menyediakan teknologi
informasi (IT) untuk sistem
manajemen data indikator mutu
dan sumber daya yang cukup
untuk pelaksanaan program
peningkatan mutu dan
keselamatan pasien setiap
harinya (lihat juga PMKP 2.1 EP
2). (D,O,W)
Telusur
1) Pedoman PMKP meliputi a) s/d h)
2) Program PMKP yang sudah disetujui oleh
pemilik/representasi pemilik
3) Regulasi tentang penetapan indikator mutu dan
keselamatan pasien
Skor
10 TL
5
TS
0
TT
D
1) Bukti rapat tentang perencanaan,
pengembangan dan pelaksanaan program PMKP
yang dihadiri Direktur, komite PMKP dan seluruh
kepala bidang
2) Bukti pelaksanaan program PMKP
10
5
0
TL
TS
TT
W



1)
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
R
D
Direktur
Para Kepala Bidang
Komite Mutu dan Keselamatan Pasien
Bukti rapat tentang pemilihan indikator mutu
kunci tingkat RS dan rencana tindak lanjut untuk
perbaikan , yang dihadiri atau dipimpin Direktur
dengan para kepala bidang/Ketua PMKP dan
para kepala unit .
2) Bukti pelaksanaan rencana tindak lanjut
3) Bukti sertifikat pelatihan PMKP untuk komite
PMKP dan PIC pengumpul data
4) Bukti sertifikat pelatihan untuk staf pelaksana
analisis /validasi
W
 Direktur
 Ketua Komite PMKP
 Para Kepala Bidang/divisi
D
1) Bukti tentang SIMRS yang berbasis IT
2) Bukti daftar peralatan SIMRS
3) Bukti formulir sensus harian dan rekapitulasi
bulanan untuk mutu keselamatan pasien
terintegrasi dengan angka surveilans PPI dalam
bentuk paper maupun elektronik
O
1) Lihat hardware dan software SIMRS
2) Lihat pencatatan Formulir sensus harian dan
rekapitulasi bulanan untuk mutu keselamatan
pasien terintegrasi dengan angka surveilans PPI
dalam bentuk paper maupun elektronik
3) Lihat sekretariat dengan kelengkapannya (alat
komunikasi, komputer, ATK dll)
W
 Komite PMKP
 Penanggung jawab pengumpul data
Standar TKRS 4.1
Direktur RS memberikan laporan pelaksanaan program PMKP kepada pemilik atau representasi pemilik
sesuai dengan regulasi rumah sakit.
Maksud dan Tujuan TKRS 4 dan TKRS 4.1 : Lihat SNARS 1
Direktur Rumah Sakit bertanggung jawab melaporkan pelaksanaan program peningkatan mutu dan
keselamatan pasien kepada representasi pemilik sebagai berikut :
1) setiap tiga bulan yang meliputi capaian dan analisis dari indikator mutu area klinis, area manajemen dan
sasaran keselamatan pasien dan capaian implementasi panduan praktik klinik dan alur klinis serta
penerapan sasaran keselamatan pasien
8
158
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
2) Setiap 6 (eanam) bulan Direktur Rumah Sakit melaporkan penerapan keselamatan pasien kepada
representasi pemilik antara lain mencakup:
 jumlah dan jenis kejadian tidak diharapkan/insiden keselamatan pasien serta analisis akar
masalahnya;
 apakah pasien dan keluarga telah mendapatkan informasi tentang kejadian tersebut;
 tindakan yang telah diambil untuk meningkatkan keselamatan sebagai respons terhadap kejadian
tersebut;
 apakah tindakan perbaikan tersebut dipertahankan.
3) Khusus untuk kejadian sentinel, Direktur Rumah Sakit wajib melaporkan kejadian kepada pemilik dan
representasi pemilik paling lambat 2 X 24 jam setelah kejadian dan melaporkan ulang hasil analisis akar
masalah setelah 45 hari.
Representasi pemilik mengkaji dan merespon laporan program peningkatan mutu dan keselamatan pasien,
khususnya terkait dengan capaian indikator yang masih rendah.
Elemen Penilaian TKRS 4.1
Telusur
Skor
1. Direktur RS telah melaksanakan D 1) Bukti rapat koordinasi Direktur tentang
10 TL
pemantauan dan koordinasi
pemantauan dan implementasi tindak lanjut dari
5
TS
program PMKP pada perbaikan
rencana tindak lanjut
0
TT
struktur dan proses serta hasil
2) Bukti hasil analisis data dan rencana tindak
(D, O, W)
lanjutnya
3) Bukti implementasi rencana tindak lanjut
2. Direktur RS melaporkan
pelaksanaan program PMKP
kepada pemilik atau
representasi pemilik
sebagaimana diatur di 1) sampai
dengan 3) yang ada di maksud
dan tujuan. (Lihat juga TKRS 1.3
EP2, PMKP 5 EP 5). (D,W)
3. Informasi tentang program
PMKP pasien secara berkala
dikomunikasikan kepada staf,
termasuk perkembangan
dalam pencapaian Sasaran
Keselamatan Pasien (D,W)
O
Lihat hardware dan software SIMRS
W
 Direktur
 Para Kepala Bidang/Divisi
 Para Kepala Unit Pelayanan
 Komite/tim PMKP
Bukti laporan PMKP dari Direktur ke representasi
pemilik tepat waktu, (Hasil program mutu 3 bulan
sekali, IKP 6 bulan sekali, Sentinel 1x24 jam, RCA nya
dalam 45 hari)
D
W
 Pemilik/representasi pemilik/Direktur
 Ketua Komite Mutu dan Keselamatan Pasien
D
1) Bukti rapat tentang penyampaian hasil program
peningkatan mutu dan keselamatan serta RTL
secara reguler sesuai ketetapan dalam pedoman
2) Bukti tentang penyampaian informasi pada
buletin/leaflet/majalah dinding atau pada saat
kegiatan diklat
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
W Direktur/Komite Medik/Komite PMKP/Kepala bidang
dan unit
Standar TKRS 5
Direktur rumah sakit memprioritaskan proses di rumah sakit yang akan diukur, program PMKP yang akan
diterapkan, dan bagaimana mengukur keberhasilan dalam upaya di seluruh rumah sakit ini.
Maksud dan Tujuan TKRS 5 : Lihat SNARS 1
Maksud dan Tujuan TKRS 5
Direktur rumah sakit dengan para pimpinan dan komite/tim peningkatan mutu dan keselamatan pasien
merancang upaya peningkatan mutu pelayanan prioritas rumah sakit dengan memperhatikan :
a. Misi Rumah Sakit
b. Data-data permasalahan yang ada, misalnya komplain pasien, capaian indikator mutu yang masih
rendah, adanya kejadian tidak diharapkan
c. Adanya sistem dan proses yang memperlihatkan variasi penerapan dan hasil yang paling banyak,
misalnya pelayanan pasien stroke yang dilakukan oleh lebih dari satu dokter spesialis syaraf,
memperlihatkan proses pelayanan yang masih bervariasi atau belum terstandarisasi sehingga hasil
pelayanan juga bervariasi.
d. Dampak dari perbaikan misalnya penilaian perbaikan efisiensi dari suatu proses klinis yang kompleks
pada pelayanan stroke, pelayanan jantung dan lainnya, dan/atau identifikasi pengurangan biaya dan
sumber daya yang digunakan dengan adanya perbaikan suatu proses. Penilaian dampak dari perbaikan
tersebut akan menunjang pemahaman tentang biaya relatif yang dikeluarkan demi investasi mutu dan
9
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
159
sumber daya manusia, finansial, dan keuntungan lain dari investasi tersebut. Untuk ini perlu
pembuatan program (tool) sederhana untuk menghitung sumber daya yang digunakan pada proses
yang lama dan pada proses yang baru.
e. Dampak pada perbaikan sistem sehingga efek dari perbaikan dapat terjadi di seluruh rumah sakit,
misalnya sistem manajemen obat di rumah sakit.
f. Riset klinik dan program pendidikan profesi kesehatan merupakan prioritas untuk Rumah Sakit
Pendidikan.
Berdasarkan hal tersebut diatas, Direktur Rumah Sakit membuat program peningkatan mutu pelayanan
prioritas dengan mengembangkan standarisasi proses dan hasil asuhan klinis pelayanan prioritas serta
mengembangkan pengukuran mutu klinis, manajerial dan penerapan sasaran keselamatan pasien. (lihat
juga PMKP 5)
Elemen Penilaian TKRS 5
Telusur
Skor
1. Rumah Sakit mempunyai
R 1) Program peningkatan mutu prioritas
10 TL
program peningkatan mutu
2) Program peningkatan mutu riset klinis dan
prioritas dengan
pendidikan profesi kesehatan (untuk RS
0
TT
memperhatikan poin a) sampai
pendidikan)
dengan f) yang ada di maksud
dan tujuan (lihat juga PMKP
Std 4 EP 1. (R)
2. Ada bukti peran Direktur Rumah D 1) Bukti rapat rapat yang dipimpin Direktur RS dan
10 TL
Sakit dan para Kepala
dihadiri para kepala bidang/divisi yang
5
TS
Bidang/Divisi dalam proses
membahas tentang:
0
TT
penyusunan program
 penyusunan program prioritas, termasuk
peningkatan mutu prioritas,
kajian dasar pemilihan prioritas
monitoring pelaksanaan dan
 monitoring pelaksanaan program
rencana perbaikan mutu (lihat
prioritas/monitoring capaian-capaian
PMKP 4) (D,W)
indikator prioritas
 rencana perbaikan mutu
2) Bukti tentang penetapan indikator-indikator
prioritas yang meliputi area klinik, area
manajemen
3) Bukti hasil pengumpulan dan analisis data dari
setiap indikator yang ditetapkan
4) Bukti rencana perbaikan
W
3. Ada bukti riset klinik dan
program pendidikan profesi
kesehatan sebagai salah satu
program peningkatan mutu
prioritas di Rumah Sakit
Pendidikan. (D,W)
4. Ada pengukuran pelaksanaan
Sasaran Keselamatan Pasien
tercantum pada program
peningkatan mutu prioritas
(lihat PMKP 5 EP 4) (D,W)
5. Ada bukti kajian dampak
perbaikan di Rumah Sakit secara
keseluruhan dan juga pada
tingkatan departemen/unit
layanan terhadap efisiensi dan
sumber daya yang digunakan.
(Lihat juga PMKP.7.2) (D)
D


1)
2)
Direktur/Kepala Bidang/Divisi
Komite PMKP
Bukti tentang Indikator mutu untuk riset klinik
Bukti tentang Indikator mutu program
pendidikan profesi kesehatan
3) Bukti hasil pengumpulan dan analisis data
W Direktur/Komite Koordinator Pendidikan
(KOMKORDIK)/Panitia Penelitian
D Bukti hasil pengumpulan dan analisis data 6
indikator SKP
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
W Komite Mutu dan Keselamatan Pasien
D
Bukti tentang laporan analisis data PMKP serta
dampak perbaikan terhadap peningkatan mutu dan
efisiensi biaya yang telah dicapai di tingkat RS
maupun ditingkat departemen
W Komite Mutu Keselamatan Pasien/Kepala unit
Pelayanan
MANAJEMEN KONTRAK
Standar TKRS 6
Para kepala bidang/divisi di RS bertanggung jawab untuk mengkaji/review, memilih, dan memantau kontrak
klinis dan kontrak manajerial
Maksud dan Tujuan TKRS 6 : Lihat SNARS 1
10
160
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
Regulasi Kontrak atau perjanjian lainnya antara lain meliputi :
a. Penunjukan penanggung jawab untuk kontrak klinis dan penanggung jawab untuk kontrak manajemen
b. Seleksi kontrak berdasarkan kepatuhan peraturan perundang-undangan yang terkait.
c. Penetapan kontrak dan dokumen kontraknya.
d. Dokumen menyebutkan pengalihan tanggung jawab pada pihak kedua.
e. Monitoring Mutu Kontrak
f. Teguran dan pemutusan kontrak, bila mutu pelayanan yang disediakan melalui kontrak tidak sesuai
dengan kontrak.
g. Review kontrak untuk perpanjangan
Elemen Penilaian TKRS 6
Telusur
Skor
1. Rumah Sakit mempunyai
R Regulasi tentang kontrak klinis dan kontrak
10 TL
regulasi tentang kontrak atau
manajemen.
5
TS
perjanjian lainnya yang antara
0
TT
lain meliputi a) s/d g) yang ada
Catatan :
di maksud dan tujuan. (R)
Kontrak klinis adalah perjanjian kerjasama antara:
a. RS dengan individu staf klinis berupa pakta
integritas staf klinis untuk mematuhi peraturan
perundang-undangan dan regulasi RS
b. RS dengan badan hukum berupa kerjasama jenis
pelayanan klinis yang disediakan RS
Kontrak manajemen adalah perjanjian kerjasama
antara RS dengan badan hukum dalam penyediaan
alat kesehatan (KSO alat) dan pelayanan non klinis
sesuai maksud dan tujuan
2. Rumah Sakit mempunyai
R 1) Regulasi tentang perjanjian kerja sama RS
10 TL
regulasi tentang perjanjian kerja
dengan staf medis untuk mematuhi peraturan
5
TS
staf medis yang antara lain
perundang-undangan dan regulasi RS
0
TT
meliputi kredensial,
2) Regulasi kredensial/rekredensial dan evaluasi
rekredensial dan penilaian
kinerja profesi staf medis (Medical Staf By Laws)
kinerja. (R)
3. Rumah Sakit mempunyai
D Bukti Kumpulan MOU/PKS/KSO atau bentuk lainnya
10 TL
dokumen kontrak untuk semua
untuk semua pelayanan/kegiatan yang
5
TS
kontrak yang sudah
diselenggarakan berdasarkan kontrak
0
TT
dilaksanakan (D,W)
W Kepala bidang/divisi/kepala unit pelayanan/kepala
unit kerja
4. Setiap dokter yang memberikan D 1) Bukti perjanjian kerja untuk staf medis pegawai
10 TL
pelayanan di Rumah Sakit,
RS
5
TS
sudah menandatangani
2) Bukti kontrak kerjasama untuk staf medis tamu
0
TT
perjanjian sesuai regulasi rumah
sakit. (D,W)Lihat KKS 9 EP 2
W  Staf medis
 Kepala SDM
5. Ada bukti Kepala bidang/divisi
pelayanan klinis dan Kepala unit
pelayanan telah berpartisipasi
dan bertanggung jawab
terhadap peninjauan,
pemilihan, dan pemantauan
kontrak pelayanan klinis
termasuk kontrak peralatan
medis dan telah dilaksanakan.
(Lihat juga AP.5.1,EP 5 dan
AP.6.1, EP 5) (D,W )
6. Ada bukti Kepala bidang/divisi
manajemen dan Kepala unit
kerja berpartisasi dan
bertanggung jawab terhadap
D
1) Bukti Daftar kontrak pelayanan klinis di RS
2) Bukti dokumen kontrak klinis
3) Bukti tentang rapat dan kegiatan yang
melibatkan kepala bidang/divisi klinis dan kepala
unit pelayanan terkait:
a) pemilihan vendor
b) penetapan indikator-indikator mutu
pelayanan yang diselenggarakan melalui
kontrak klinis
c) hasil capaian-capaian indikator mutu yang
ada di nomer 2)
W


1)
2)
3)
D
Kepala bidang/divisi/unit pelayanan
Komite/tim PMKP
Bukti daftar kontrak manajemen di RS
Bukti dokumen kontrak manajemen
Bukti rapat dan kegiatan yang melibatkan kepala
bidang/divisi mamajemen dan kepala unit kerja
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
11
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
161
peninjauan, pemilihan, dan
pemantauan kontrak
manajemen (D,W)
terkait:
a) pemilihan vendor
b) penetapan indikator-indikator mutu
pelayanan/ kegiatan yang diselenggarakan
melalui kontrak manajemen
c) hasil capaian-capaian indikator mutu yang
ada di nomer 2)
W
7. Ada bukti apabila kontrak
dinegosiasikan ulang atau
dihentikan, Rumah Sakit tetap
menjaga kontinuitas dari
pelayanan pasien.(D,O,W)
D
O
 Kepala bidang/divisi/unit kerja
 Komite PMKP
1) Bukti di dokumen kontrak ada klausul
pemutusan sepihak diajukan minimal 3 (tiga)
bulan sebelumnya
2) Bukti daftar vendor calon pengganti
3) Bukti proses kegiatan negosiasi ulang,
penghentian kontrak dan pemilihan vendor baru
(catatan : bila ada kejadian)
10
5
0
TL
TS
TT
Lihat unit pelayanan dan unit kerja yang mempunyai
pelayanan yang dikontrakan, apakah masih berjalan
atau sudah berhenti
W Kepala bidang/divisi/kepala unit pelayanan
Standar TKRS 6.1
Kontrak dan perjanjian lainnya dievaluasi sebagai bagian dari program peningkatan mutu dan keselamatan
pasien.
Maksud dan Tujuan TKRS 6.1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian TKRS 6.1
Telusur
Skor
1. Rumah Sakit mempunyai
R Regulasi tentang monitoring dan evaluasi mutu
10 TL
regulasi tentang monitoring
pelayanan yang dikontrakkan
mutu pelayanan yang
0
TT
disediakan berdasarkan kontrak W  Ketua/staf Komite/Tim PMKP
atau perjanjian lainnya (R)
 Kepala bidang/divisi /kepala unit
pelayanan/kepala unit kerja
2. Semua kontrak mempunyai
R 1) Regulasi tentang penetapan indikator mutu
10 TL
indikator mutu yang harus
pelayanan yang diselenggarakan berdasarkan
5
TS
dilaporkan kepada RS sesuai
kontrak
0
TT
mekanisme pelaporan mutu di
2) Panduan sistem manajemen data yang
RS. (R)
didalamnya ada mekanisme pelaporan mutu
3. Komite/Tim PMKP telah
melakukan analisis data dan
feedback data dan laporan
(D,W)
D
1) Bukti hasil analisis data indikator mutu
pelayanan yang di kontrakkan
2) Bukti tentang feedback hasil analisis ke unit
pelayanan/unit kerja
3) Bukti laporan hasil analisis indikator mutu
kepada Kepala bidang/divisi
W
 Komite/Tim PMKP
 Kepala bidang/divisi dan unit pelayanan
Bukti tindak lanjut dari hasil analisis informasi mutu
oleh kepala bidang/divisi
10
5
0
TL
TS
TT
4. Kepala bidang/kepala divisi
D
10 TL
klinis dan manajemen ikut
5
TS
berpartisipasi dalam program
0
TT
peningkatan mutu dengan
W  Kepala bidang/divisi
menindaklanjuti hasil analisis
 Kepala unit pelayanan terkait
informasi mutu pelayanan yang
yang dilaksanakan melalui
kontrak/pihak ketiga. (D,W)
Standar TKRS 6.2
Kepala bidang/kepala divisi pelayanan klinis memastikan bahwa dokter praktik mandiri yang bukan
merupakan staf RS memiliki ijin dan kredensial yang tepat sesuai dengan pelayanan yang diberikan kepada
pasien RS dan peraturan perundangan
Maksud dan Tujuan TKRS 6.2 : Lihat SNARS 1
12
162
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
Elemen Penilaian TKRS 6.2
1. Direktur Rumah Sakit
menentukan pelayanan yang
akan diberikan oleh dokter
praktik mandiri dari luar Rumah
Sakit. (R)
2. Dokter praktik mandiri dari luar
rumah sakit yang memberikan
pelayanan diagnostik,
konsultasi, dan layanan
perawatan dari luar Rumah
Sakit, seperti kedokteran jarak
jauh (telemedicine), radiologi
jarak jauh (teleradiology), dan
interpretasi untuk pemeriksaan
diagnostik lain, seperti
elektrokardiogram (EKG),
elektroensefalogram (EEG), dan
elektromiogram (EMG), serta
pemeriksaan lain yang serupa,
telah dilakukan proses
kredensial dan pemberian
kewenangan klinik oleh Rumah
Sakit sesuai peraturan
perundang-undangan. (D,W)
3. Mutu pelayanan yang diberikan
oleh dokter praktik mandiri
seperti tersebut pada EP 2 telah
dipantau sebagai bagian dari
program peningkatan mutu
Rumah Sakit. (D,W)
R
D
W
D
Telusur
Regulasi tentang penetapan pelayanan yang akan
diberikan oleh dokter praktik mandiri dari luar RS
Skor
10 TL
0
TT
Bukti kredensial dan pemberian SPK RKK oleh RS
untuk semua dokter praktik mandiri dari/di luar RS
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
 Sub komite kredensial komite medis
 Kepala bidang/divisi pelayanan/medis
 Kepala unit pelayanan terkait
Bukti hasil evaluasi mutu pelayanan yang diberikan
oleh semua dokter praktik mandiri
W
 Komite/Tim PMKP
 Kepala bidang/divisi
 Kepala unit pelayanan
MANAJEMEN SUMBER DAYA
Standar TKRS 7
Direktur RS membuat keputusan terkait pengadaan dan penggunaan sumber daya dengan
mempertimbangkan mutu dan keselamatan
Maksud dan Tujuan TKRS 7 : Lihat SNARS 1
Regulasi pemilihan teknologi medik dan obat-obatan berdasarkan :
a) data dan informasi mengenai mutu dan implikasi keselamatan pasien dari penggunaan teknologi medik
dan obat tersebut, jadi tidak hanya berdasarkan harga saja.
b) rekomendasi dari staf klinis RS atau pemerintah atau organisasi profesi nasional maupun internasional
atau sumber lain yang akurat
Regulasi uji coba (trial) penggunaan teknologi medik dan obat baru agar mempersyaratkan sebagai berikut :
1) perlu melakukan kajian implikasi terhadap mutu dan keselamatan pasien dari pelaksanaan uji coba (trial)
tersebut.
2) pelaksanaan uji coba (trial) dapat dilakukan bila persetujuan dari Direktur RS sudah keluar.
3) dalam melaksanakan uji coba (trial) membutuhkan persetujuan khusus dari pasien (informed consent)
Elemen Penilaian TKRS 7
Telusur
Skor
1. Rumah sakit mempunyai
R 1) Regulasi tentang pemilihan teknologi medik dan
10 TL
regulasi pemilihan teknologi
obat
5
TS
medik dan obat sesuai dengan
2) Regulasi tentang pemilihan teknologi medik dan
0
TT
a) dan b) yang ada di maksud
obat yang masih dalam uji coba (trial)
dan tujuan serta regulasi
penggunaan teknologi medik
dan obat baru yang masih
dalam taraf uji coba (trial)
sesuai dengan 1) sampai dengan
3) yang ada di maksud dan
tujuan serta memiliki tim
penapisan teknologi bidang
kesehatan. (R)
13
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
163
2. Tim penapisan teknologi bidang D 1) Bukti tentang penetapan Tim Penapisan
10 TL
kesehatan telah menggunakan
teknologi bidang kesehatan
5
TS
data dan informasi dalam
2) Bukti tentang pemilihan teknologi medis dan
0
TT
pemilihan teknologi medik serta
obat yang telah menggunakan data dan
obat sesuai dengan regulasi
informasi point a) dan b)
rumah sakit yang ada di EP 1.
(D,W)
W Tim Penapisan Teknologi
3. Tim penapisan teknologi bidang D Bukti rekomendasi/referensi dari staf klinis dan atau
10 TL
kesehatan telah menggunakan
pemerintah atau organisasi nasional dan
5
TS
rekomendasi dari staf klinis dan
international telah digunakan untuk pemilihan
0
TT
atau pemerintah dan organisasi
teknologi medis dan obat
profesi nasional atau
internasional dalam pemilihan
W Tim Penapisan Teknologi
teknologi medik dan obat di
rumah sakit. (D,W)
4. Direktur Rumah Sakit telah
D Bukti pelaksanaan uji coba (trial) sudah sesuai
10 TL
melaksanakan regulasi terkait
regulasi
5
TS
dengan penggunaan teknologi
0
TT
medik dan obat baru yang
W Direktur
masih dalam taraf uji coba
(trial). (D,W)
5. Kepala bidang/divisi telah
D 1) Bukti hasil capaian indikator mutu dari pelayanan 10 TL
melakukan evaluasi mutu dan
yang berasal dari pengadaan dan penggunaan
5
TS
keselamatan pasien terhadap
teknologi medik dan obat
0
TT
hasil dari pengadaan dan
2) Bukti laporan insiden keselamatan pasien
penggunaan teknologi medik
serta obat menggunakan
W  Kepala bidang/divisi
indikator mutu dan laporan
 Kepala unit terkait
insiden keselamatan pasien.
 Ketua Komite/Tim PMKP
(D,W)
Standar TKRS 7.1
Direktur RS menelusuri dan menggunakan data dan informasi tentang rantai distribusi obat, dan
perbekalan farmasi yang aman untuk melindungi pasien dan staf dari produk yang berasal dari pasar gelap,
palsu, terkontaminasi atau cacat.
Maksud dan Tujuan TKRS 7.1
Regulasi pembelian alat kesehatan , bahan medis habis pakai dan obat yang berisiko termasuk vaksin, agar
memperhatikan alur rantai distribusi yang antara lain meliputi :
1) Akte pendirian perusahaan & pengesahan dari Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia.
2) Sura Izin Usaha Perusahaan (SIUP)
3) NPWP
4) Izin Pedagang Besar Farmasi - Penyalur Alat Kesehatan (PBF-PAK)
5) Perjanjian Kerja Sama antara distributor dengan prinsipal dan RS
6) Nama dan Surat izin Kerja Apoteker untuk apoteker Penanggung jawab PBF
7) Alamat dan denah kantor PBF
8) Surat garansi jaminan keaslian produk yang didistribusikan (dari prinsipal)
Elemen Penilaian TKRS 7.1
Telusur
Skor
1. RS mempunyai regulasi tentang
R Regulasi tentang manajemen rantai distribusi (supply 10 TL
pengelolaan pengadaan alat
chain management) untuk pembelian/pengadaan
5
TS
kesehatan, bahan medis habis
alat kesehatan, bahan medis habis pakai dan obat
0
TT
pakai dan obat yang berisiko
yang berisiko termasuk vaksin
termasuk vaksin dengan
memperhatikan alur rantai
W Direktur/Panitia Pengadaan/Kepala Instalasi Farmasi
distribusi sesuai peraturan
perundang-undangan (Lihat
juga PKPO 2). (R)
2. RS telah melakukan identifikasi
D 1) Daftar identifikasi risiko dari rantai distribusi
10 TL
risiko penting dari rantai
meliputi tahapan penyediaan, penyimpanan,
5
TS
distribusi alat kesehatan, bahan
pengiriman obat dan perbekalan farmasi mulai
0
TT
medis habis pakai dan obat
dari pabrik ke distribusi dan akhirnya sampai ke
yang berisiko termasuk vaksin
pengguna di RS, untuk mencegah obat palsu,
dan melaksanakan tindak lanjut
terkontaminasi dan rusak
untuk menghindari risiko. (D,W)
2) Bukti tata kelola untuk menghindari risiko
14
164
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
diantaranya didalam kontrak pembelian
menyebutkan RS berhak untuk melakukan
peninjauan sewaktu-waktu ke seluruh area rantai
distribusi
3) Bukti vendor melampirkan 1) s/d 8) dalam
maksud dan tujuan
W
3. RS telah melakukan evaluasi
tentang integritas setiap
pemasok di rantai distribusi.
(D,W)
D
W
4. Direktur RS menelusuri rantai
distribusi pengadaan alat
kesehatan, bahan medis habis
pakai dan obat yang berisiko
termasuk vaksin untuk
mencegah penggelapan dan
pemalsuan. (D,W)
D
W



1)
2)
Direktur/Kepala bidang/divisi terkait
Kepala Instalasi Farmasi
Panitia Pengadaan
Bukti pernyataan pakta integritas dari pemasok
Bukti hasil evaluasi terhadap integritas setiap
pemasok di rantai distribusi
 Direktur/kepala bidang terkait
 Kepala Instalasi Farmasi
 Panitia Farmasi Terapi
Bukti penelusuran/investigasi rantai distribusi
pengadaan alat kesehatan , bahan medis habis pakai
dan obat yang berisiko termasuk vaksin dari aspek 1)
s/d 8) dalam maksud dan tujuan
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
 Direktur/Kepala bidang/divisi terkait
 Kepala Instalasi Farmasi
 Panitia Pengadaan
ORGANISASI STAF KLINIS DAN TANGGUNG JAWABNYA
Standar TKRS 8
Rumah sakit menetapkan struktur organisasi pelayanan medis, pelayanan keperawatan dan pelayanan klinis
lainnya secara efektif, lengkap dengan uraian tugas dan tanggung jawabnya.
Maksud dan Tujuan TKRS 8 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian TKRS 8
Telusur
Skor
1. Ada penetapan struktur
R 1) Struktur organisasi rumah sakit
10 TL
organisasi rumah sakit sampai
2) Struktur organisasi masing-masing unit dan tata
dengan unit pelayanan. (R)
hubungan dengan unit lainnya
0
TT
2. Ada penetapan struktur
organisasi komite medis dan
komite keperawatan dan tata
hubungan kerja dengan para
pimpinan di rumah sakit. (R)
R
1) Struktur organisasi komite medis dengan uraian
tugas dan tata hubungan kerja dengan para
pimpinan
2) Struktur organisasi komite keperawatan dengan
uraian tugas dan tata hubungan kerja
10
0
TL
TT
3. Struktur organisasi dapat
mendukung proses budaya
keselamatan di rumah sakit dan
komunikasi antar profesi. (R)
R
1) Regulasi tentang penetapan organisasi yang
bertanggung jawab terhadap upaya peningkatan
mutu dan keselamatan pasien termasuk budaya
keselamatan di rumah sakit
2) Regulasi tentang penetapan organisasi yang
bertanggung jawab terhadap peningkatan etika
dan hukum yang mengkoordinasikan etika dan
disiplin profesi yang ada di RS
10
0
TL
TT
4. Struktur organisasi dapat
mendukung proses
perencanaan pelayanan klinik
dan penyusunan regulasi
pelayanan. (R)
5. Struktur organisasi dapat
mendukung proses pengawasan
atas berbagai isu etika profesi.
(R)
R
Regulasi tentang penetapan kepala bidang /divisi
yang bertanggung jawab pada proses perencanaan
klinis dan penyusunan regulasi pelayanan klinis
10
0
TL
TT
R
Regulasi tentnag penetapan komite etik atau komite
etik dan hukum RS yang mengkoordinasikan sub
komite etik dan disiplin profesi medis dan
keperawatan dibawah komite masing-masing.
10
0
TL
TT
15
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
165
6. Struktur organisasi dapat
mendukung proses pengawasan
atas mutu pelayanan klinis. (R)
R
Komite/Tim PMKP atau organisasi lainnya yang
dilengkapi dengan uraian tugas yang antara lain
mempunyai tugas melakukan pengawasan mutu
pelayanan klinis dan dilengkapi dengan tata
hubungan kerja
10
0
TL
TT
Standar TKRS 9
Satu atau lebih individu yang kompeten ditetapkan sebagai kepala unit di masing-masing unit pelayanan di
RS sesuai peraturan perundang-undangan
Maksud dan Tujuan TKRS 9 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian TKRS 9
Telusur
Skor
1. Ada regulasi tentang
R Pedoman pengorganisasian di masing-masing
10 TL
persyaratan jabatan, uraian
unit/departemen pelayanan
tugas, tanggung jawab dan
0
TT
wewenang untuk setiap kepala
unit pelayanan dan termasuk
bila ada koordinator pelayanan,
yang tertuang didalam
pedoman pengorganisasian unit
pelayanan tersebut (lihat juga
AP.5.1, EP1; AP.6.1, EP 1; dan
PKPO 1.EP1, PKPO.1.1). (R)
2. Setiap Kepala unit pelayanan
D Bukti kualifikasi sesuai persyaratan jabatan pada file
10 TL
dan koordinator pelayanan (bila
kepegawaian setiap kepala unit/kepala departemen
5
TS
ada) telah sesuai dengan
pelayanan dan koordinator pelayanan/ kepala
0
TT
persyaratan jabatan yang
departemen
ditetapkan. (D,W)
W Kepala unit pelayanan
3. Setiap kepala unit pelayanan
D 1) Bukti setiap kepala unit pelayanan telah
10 TL
telah melakukan identifikasi dan
mempunyai pedoman pelayanan
5
TS
mengusulkan kebutuhan
2) Bukti setiap unit pelayanan telah mempunyai
0
TT
ruangan, teknologi medis,
program kerja/usulan-usulan untuk memenuhi
peralatan, ketenagakerjaan
standar fisik bangunan dan ketenagaan
sesuai dengan standar, kepada
Direktur RS dan telah
W  Kepala unit pelayanan
mempunyai proses yang dapat 1)
 Koordinator pelayanan
diterapkan untuk menanggapi
kekurangan (Catatan : bila di
unit pelayanan ada koordinator
pelayanan maka usulan kepada
Direktur RS diajukan melalui
koordinator pelayanan). (D,W)
4. Setiap kepala unit pelayanan
D 1) Bukti setiap unit pelayanan telah mempunyai
10 TL
telah menyusun pola
pola ketenagaan (tercantum di dalam pedoman
5
TS
ketenagaan yang dipergunakan
pengorganisasian)
0
TT
untuk rekruitmen yang akan
2) Bukti rekrutmen tenaga di unit pelayanan telah
ditugaskan di unit pelayanan
sesuai dengan kebutuhan tenaga yang ada di
tersebut sesuai peraturan
pola ketenagaan
perundang-undangan. (D,W)
(Lihat juga KKS.2 EP 1 dan EP 2)
W  Kepala bidang/divisi
 HRD
5. Setiap kepala unit pelayanan
D Bukti pelaksanaan orientasi staf baru di unit
10 TL
telah menyelenggarakan
pelayanan meliputi TOR, daftar hadir, evaluasi
5
TS
orientasi bagi semua staf baru
peserta dan laporan pelaksanaan orientasi
0
TT
mengenai tugas dan tanggung
jawab serta wewenang mereka W Kepala bidang/divisi
di unit pelayanan dimana
mereka bekerja. (D,W) (Lihat
juga KKS 7 EP 1, EP 2 dan EP 3)
16
166
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
6. Dalam orientasi, diberikan
D Bukti materi PMKP dan PPI dalam TOR
10 TL
materi tentang Peningkatan
5
TS
Mutu dan Keselamatan Pasien
W  Para Kepala Unit Pelayanan
0
TT
serta Pencegahan dan
 Pimpinan SDM/diklat
Pengendalian Infeksi. (D,W)
(Lihat juga KKS 7 EP 1, EP 2 dan
EP 3)
Standar TKRS 10
Kepala unit mengidentifikasi secara tertulis pelayanan yang diberikan oleh unit, serta mengintegrasikan dan
mengkoordinasikan pelayanan tersebut dengan pelayanan dari unit lain
Maksud dan Tujuan TKRS 10 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian TKRS 10
Telusur
Skor
1. Setiap unit pelayanan telah
R 1) Pedoman pelayanan disetiap unit pelayanan
10 TL
mempunyai pedoman
2) Program tentang rencana pengembangan
pelayanan yang menguraikan
pelayanan disetiap unit pelayanan
0
TT
tentang pelayanan saat ini dan
program kerja yang
W Kepala unit pelayanan
menguraikan tentang pelayanan
yang direncanakan dan
mengatur pengetahuan dan
ketrampilan staf klinis yang
melakukan asesmen pasien dan
kebutuhan pasien. (R)
2. Rumah sakit mempunyai
R Regulasi tentang perencanaan termasuk pengaturan
10 TL
regulasi untuk unit pelayanan
format usulan yang seragam
yang mengatur format dan isi
0
TT
yang seragam untuk dokumen
perencanaan. (R)
3. Rumah sakit mempunyai
regulasi yang mengatur sistem
pengaduan pelayanan di unit
pelayanan. (R)
4. Kepala unit pelayanan telah
menggunakan format dan isi
yang seragam untuk dokumen
perencanaan. (D,O,W)
5. Pengaduan pelayanan di unit
pelayanan telah sesuai dengan
regulasi (D,W)
6. Pengetahuan dan ketrampilan
staf klinis di unit pelayanan
telah sesuai dengan regulasi.
(D,W)
7. Pelayanan yang disediakan di
unit pelayanan telah sesuai
dengan regulasi. (D,O,W)
R
Regulasi tentang sistem pengaduan pelayanan di
unit pelayanan
10
0
TL
TT
D
Bukti usulan dengan format yang seragam antara
lain tentang obat, perbekalan farmasi, peralatan
kedokteran dan peralatan lain
10
5
0
TL
TS
TT
O
Lihat format usulan perencanaan dari unit pelayanan
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
W Kepala unit pelayanan
D Bukti proses pengaduan sudah sesuai dengan
regulasi (bukti pengaduan tertulis/bukti daftar
pengaduan/logbook pengaduan/laporan kejadian
dan lain-lain
W Kepala unit pelayanan
D Bukti kompetensi staf klinis sesuai regulasi pada file
pegawai
W Kepala unit pelayanan
D Bukti tentang pelayanan yang disediakan rumah
sakit antara lain berupa brosur/leaflet
O
Lihat pelaksanaan pemberian pelayanan di unit
terutama rawat jalan, rawat inap, IGD, Farmasi,
radiologi, laboratorium
W
 Kepala unit pelayanan
 Kepala bidang/divisi pelayanan medis/
keperawatan dan penunjang medis
17
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
167
8. Ada koordinasi dan integrasi
pelayanan di unit pelayanan
dan antar unit pelayanan (D,W)
D
1) Bukti rapat tentang pelaksanaan koordinasi di
masing-masing unit pelayanan yang dipimpin
oleh kepala unit pelayanan masing-masing.
2) Bukti rapat tentang pelaksanaan koordinasi antar
unit pelayanan yang dipimpin oleh kepala bidang
pelayanan medik/keperawatan
3) Bukti pelaksanaan transfer/pemindahan pasien
antar unit yang sudah terkoordinasi/ serah
terima transfer pasien
4) Bukti pelaksanaan pergantian shift petugas/staf
klinis yang sudah terkoordinasi dan terintegrasi
5) Bukti pelaksanaan komunikasi efektif (TBaK)
antar PPA/staf klinis
W
 Kepala unit pelayanan
 PPA
 Staf klinis
10
5
0
TL
TS
TT
Standar TKRS 11
Kepala Unit pelayanan meningkatkan mutu dan keselamatan pasien dengan berpartisipasi dalam program
peningkatan mutu dan keselamatan pasien Rumah Sakit, melakukan monitoring, meningkatkan asuhan
pasien yang spesifik berlaku di unitnya.
Maksud dan Tujuan TKRS 11 : Lihat SNARS 1
Kepala unit pelayanan menerapkan pemilihan dan pengawasan penilaian secara spesifik terhadap unit
pelayanan yang mencakup hal-hal sebagai berikut:
a) Penilaian RS secara menyeluruh dan perbaikan prioritas yang ditetapkan oleh Direktur RS, yang terkait
secara spesifik dengan departemen atau unit layanan mereka, sebagai contoh: RS melakukan penilaian
asesmen rehabilitasi medis pada pasien stroke, maka di unit pelayanan stroke untuk penilaian mutunya,
wajib menggunakan indikator tersebut.
b) Penilaian yang terkait dengan prioritas departemen/unit layanan secara spesifik untuk mengurangi
variasi, meningkatkan keselamatan untuk tindakan/tata laksana berisiko tinggi, meningkatkan tingkat
kepuasan pasien dan meningkatkan efisiensi. Sebagai contoh : di unit pelayanan anak, terdapat variasi
dalam penanganan penyakit A, khususnya penggunaan obat, maka indikator mutu yang dikembangkan
di unit tersebut adalah penggunaan obat X untuk penyakit A tersebut
c) Penilaian spesifik di unit pelayanan ini juga diharapkan dapat dipergunakan untuk melakukan evaluasi
praktik profesional berkelanjutan dari para Profesional Pemberi Asuhan (PPA). Sebagai contoh: Salah
satu penilaian kinerja dokter bedah adalah pelaksanaan time-out, berdasarkan hal tersebut maka salah
satu penilaian mutu dan keselamatan pasien di unit kamar operasi adalah pelaksanaan time out.
Berdasarkan point a) sampai dengan c), maka jumlah minimal indikator mutu di unit pelayanan klinis,
diserahkan ke Rumah Sakit, yang penting disini sudah memenuhi kriteria a) sampai dengan c).
Elemen Penilaian TKRS 11
Telusur
Skor
1. RS mempunyai regulasi tentang R Regulasi tentang kriteria pemilihan indikator mutu
10 TL
kriteria pemilihan indikator
unit
5
TS
mutu unit seperti di a ) sampai
0
TT
dengan c ), yang ada di maksud
dan tujuan (R)
2. Kepala
unit
mengusulkan
indikator mutu untuk setiap
unit pelayanan sesuai dengan
a) sampai dengan c) yang ada di
maksud dan tujuan (Lihat juga
PMKP 4.1 4 EP 1 dan PAB.8.1)
(D,W)
D
Bukti usulan tentang indikator mutu dari masingmasing unit pelayanan
W
 Kepala unit pelayanan
 Komite PMKP/bentuk organisasi lain
10
5
0
TL
TS
TT
18
168
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
3. Kepala unit telah melakukan
pengumpulan
data
dan
membuat laporan terintegrasi
secara berkala. (D,W)
D
1) Bukti pelaksanaan pengumpulan data dari setiap
unit
2) Bukti laporan berkala terintegrasi tentang
capaian indikator mutu, insiden keselamatan
pasien dan sentinel
W
 Kepala Unit Pelayanan
 Komite/Tim PMKP
 Kepala Bidang Pelayanan Medik/
Keperawatan/Penunjang Medik
10
5
0
TL
TS
TT
Standar TKRS 11.1
Kepala Unit Pelayanan Klinis memilih dan menerapkan penilaian mutu dan keselamatan pasien secara
spesifik terhadap cakupan pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan tersebut serta menyediakan data
dan informasi dari hasil kegiatan tersebut , yang dapat dipergunakan untuk melakukan evaluasi dokter,
perawat dan staf klinis pemberi asuhan lainnya yang memberikan asuhan pasien di unit pelayanan
tersebut.
Maksud dan Tujuan TKRS 11.1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian TKRS 11.1
Telusur
Skor
1. Kepala unit pelayanan
D Bukti tentang data indikator mutu di unit yang
10 TL
menyediakan data yang
dipergunakan untuk melakukan evaluasi terhadap
5
TS
digunakan untuk melakukan
praktik profesional berkelanjutan dari dokter yang
0
TT
evaluasi terhadap praktik
memberi asuhan medis di unit tersebut
profesional berkelanjutan dari
dokter yang memberikan
 Kepala unit pelayanan
layanan di Unit tersebut, sesuai W  Kepala bidang pelayanan medik/
regulasi rumah sakit (lihat juga,
keperawatan/penunjang medik
KKS.11 EP 2 dan PMKP 4 EP 1).
 Komite medis
(D,W)
2. Kepala unit pelayanan
D Bukti tentang data indikator mutu di unit yang
10 TL
menyediakan data yang
dipergunakan untuk melakukan evaluasi terhadap
5
TS
digunakan untuk melakukan
kinerja perawat yang memberikan asuhan
0
TT
evaluasi terhadap kinerja staf
keperawatan di unit tersebut
perawat, sesuai regulasi rumah
sakit (periksa juga, KKS.15 EP 2
W  Kepala unit pelayanan
dan PMKP 4.1).4.EP 1. (D,W)
 Kepala bidang pelayanan keperawatan
 Komite keperawatan
3. Kepala unit pelayanan
D Bukti tentang data indikator mutu di unit yang
10 TL
menyediakan data yang
dipergunakan untuk melakukan evaluasi terhadap
5
TS
digunakan untuk melakukan
kinerja staf klinis lainnya yang memberikan asuhan
0
TT
evaluasi staf klinis pemberi
klinis lainnya di unit tersebut
asuhan lainnya sesuai regulasi
rumah sakit (lihat juga, KKS.18
W  Kepala unit pelayanan
EP 2 dan PMKP 4. EP 1). (D,W)
 kepala bidang pelayanan penunjang medik
Standar TKRS 11.2
Setiap Kelompok Staf Medis (KSM) memilih dan menetapkan panduan praktik klinik yang dapat dilengkapi
dengan alur klinis (clinical pathway) dan/atau protokol klinis dan atau prosedur dan atau standing order
sebagai panduan dari asuhan klinik yang akan dilakukan evaluasi.
Maksud dan Tujuan TKRS 11.2 : Lihat SNARS 1
Panduan praktik klinis, alur klinis (clinical pathway) atau protokol yang diseleksi untuk dilakukan evaluasi
memenuhi kriteria :
a) sesuai dengan populasi pasien yang ada dan misi RS
b) disesuaikan dengan teknologi, obat, lain sumber daya di RS atau norma profesional yang berlaku secara
Nas.
c) dilakukan asesmen terhadap bukti ilmiahnya dan disahkan oleh pihak berwewenang
d) disetujui resmi atau di gunakan oleh RS
e) dilaksanakan dan di ukur terhadap efektivitasnya
f) dijalankan oleh staf yang terlatih menerapkan pedoman atau pathways
g) secara berkala diperbaharui berdasar bukti dan evaluasi dari proses dan hasil proses
Karena panduan, alur dan protokol terkait dapat memberikan dampak bagi beberapa unit pelayanan klinis,
maka setiap Kelompok Staf Medis diharapkan terlibat dalam pemilihan, penerapan dan evaluasi panduan,
alur dan protokol klinis di masing-masing Kelompok Staf Medis.
19
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
169
Setiap kelompik staf medis setiap tahun di harapkan mencapai hal-hal sbb:
1) Setiap Ketua Kelompok Staf Medis menetapkan secara bersama paling sedikit setiap tahun, 5 (lima)
panduan praktik klinis untuk diimplementasikan di unit pelayanan dengan memilih proses yang
diimplementasikan, misalnya sebuah diagnosis seperti stroke, tindakan seperti transplantasi, populasi
pasien seperti geriatri, penyakit seperti diabetes melitus yang selanjutnya panduan ditetapkan
berdampak terhadap keamanan dan mutu asuhan pasien serta mengurangi variasi hasil yang tidak
diinginkan.Mengingat penerapan panduan, alur, dan protokol klinis di unit pelayanan maka dalam
pemilihan dan penetapan panduan, alur, dan protokol agar melakukan komunikasi dan koordinasi
dengan unit pelayanan terkait agar dapat membantu penerapan dan evaluasi penerapannya.
2) Menetapkan panduan pemilihan dan penyusunan panduan praktik klinis, alur klinis (clinical pathway),
dan/atau protokol klinis, dan/atau prosedur, dan/atau standing order sebagai panduan asuhan klinis
dengan mengacu pada butir a) sampai dengan g) di atas.
Elemen Penilaian TKRS 11.2
Telusur
Skor
1. Ada regulasi yang mengatur
bahwa setiap Kelompok Staf
Medis (KSM) setiap th memilih 5
(lima) panduan praktik klinis,
alur atau protokol klinis
prioritas untuk dievaluasi sesuai
kriteria yang ada di maksud dan
tujuan point a) sampai dengan
g) dan point 1) dan 2). (R)
R
Regulasi tentang proses pemilihan, penyusunan dan
evaluasi pelaksanaan PPK
10
0
TL
TT
2. Ada bukti bahwa setiap tahun,
panduan praktik klinis, alur
klinis atau protokol dipilih
sesuai regulasi. (D,W)
D
Bukti rapat/proses tentang pemilihan PPK, alur klinis
dan atau protokol
10
5
0
TL
TS
TT
W
 Kepala bidang/divisi medis
 Komite medis
 Kepala unit pelayanan
Bukti pelaksanaan asuhan sesuai PPK di rekam medis
(lihat PAP 1)
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
3. Ada bukti bahwa panduan
praktik klinis, alur klinis dan
atau protokol tersebut telah
dilaksanakan sesuai regulasi.
(D,W)
4. Ada bukti bahwa Komite Medik
telah melakukan monitoring
dan evaluasi penerapan
panduan praktik klinik, alur dan
atau protokol klinis sehingga
berhasil menekan terjadinya
keberagaman proses dan hasil.
(D,W)
D
W PPA terkait
D
1) Bukti pelaksanaan tentang monitoring kepatuhan
DPJP terhadap PPK (audit medis atau indikator
mutu)
2) Bukti tentang kepatuhan DPJP terhadap PPK
W
 Komite medis
 Komite/Tim PMKP
ETIKA ORGANISASI DAN ETIKA KLINIS
Standar TKRS 12
RS menetapkan tata kelola untuk manajemen etis dan etika pegawai agar menjamin bahwa asuhan pasien
diberikan didalam norma-norma bisnis, finansial, etis, dan hukum yang melindungi pasien dan hak mereka.
Maksud dan Tujuan TKRS 12 sampai dengan TKRS 12.2
Kerangka etika atau pedoman etik Rumah Sakit tersebut antara lain mengatur :
1) tanggung jawab Direktur Rumah Sakit secara profesional dan hukum dalam menciptakan dan
mendukung lingkungan dan budaya kerja yang berpedoman pada etika dan perilaku etis termasuk etika
pegawai
2) penerapan etika dengan bobot yang sama pada kegiatan bisnis/manajemen maupun kegiatan
klinis/pelayanan Rumah Sakit
3) kerangka etika (pedoman etik) ini dapat untuk acuan kinerja dan sikap organisasi selaras dengan visi,
misi dan pernyataan nilai-nilai Rumah Sakit, kebijakan sumber daya manusia, laporan tahunan serta
dokumen lainnya
4) kerangka etika (pedoman etik) ini dapat membantu tenaga kesehatan, staf, serta pasien dan keluarga
pasien ketika menghadapi dilema etis dalam asuhan pasien, seperti perselisihan antar profesional dan
perselisihan antara pasien dan dokter mengenai keputusan dalam asuhan dan pelayanan. Sesuai
regulasi, Rumah Sakit dapat menetapkan Komite/Panitia/Tim yang mengelola etik RS, termasuk
melakukan koordinasi antara komite etik RS dengan subkomite etik profesi medis dan sub komite etik
keperawatan
20
170
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
5) mempertimbangkan norma-norma nasional dan internasional terkait dengan hak asasi manusia dan
etika profesional dalam menyusun kerangka etika dan dokumen pedoman lainnya
Elemen Penilaian TKRS 12
1. Direktur rumah sakit
menetapkan regulasi tentang
tata kelola etik rumah sakit
yang mengacu pada kode etik
rumah sakit nasional,
membentuk komite etik yang
mengelola etika Rumah Sakit
dan mengkoordinasikan sub
komite etik profesi dan
menetapkan kode etik pegawai
rumah sakit. (R)
2. Direktur rumah sakit
memastikan asuhan pasien
tidak melanggar norma-norma
bisnis, norma keuangan, etik
dan hukum. (D,W)
3. Direktur
rumah
sakit
memastikan
praktek
non
diskriminatif dalam hubungan
kerja dan ketentuan atas
asuhan
pasien
dengan
mengingat norma hukum dan
budaya. (D,W)
4. Direktur
rumah
sakit
memastikan kepatuhan staf
terhadap etika pegawai rumah
sakit. (D,W)
Telusur
Regulasi tentang tata kelola etik terdiri dari :
1) pedoman manajemen etik RS
2) penetapan Komite Etik RS yang dilengkapi
dengan uraian tugas dan tata hubungan kerja
dengan sub komite etik profesi (TKRS 8 EP 5)
3) penetapan kode etik profesi dan kode etik
pegawai
R
D
Bukti proses monitoring dan evaluasi terhadap
pelaksanaan asuhan pasien yang tidak melanggar
norma bisnis, norma keuangan, etik dan hukum
contoh:
1) RS memastikan tidak ada tagihan yang tidak
sesuai dengan asuhan yang diberikan
2) Tidak ada uang muka untuk pasien gawat darurat
3) Iklan RS yang menyebutkan RS terbaik atau
termurah yang mengarah kepada persaingan
tidak sehat
4) Pasien diminta membeli obat terlebih dahulu
sebelum dilayani
W
 Kepala unit IGD
 SPI/Tim anti fraud/komite etik/subkomite etik
dan disiplin profesi
1) Bukti hubungan kerja tidak diskriminatif
menyangkut suku, agama, ras dan gender
2) Bukti asuhan pasien tidak diskriminatif
menyangkut suku, agama, ras dan gender
D
Skor
10
0
TL
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
W
 Direktur/Kepala bidang/divisi
 Staf
 Pasien
D 1) bukti monitoring kepatuhan staf terhadap etika
pegawai
W 2) bukti penanganan pelanggaran etik mulai teguran
lisan sampai tertulis terhadap pelanggaran etik
pegawai


Direktur/Kepala bidang/divisi
Staf
21
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
171
Standar TKRS 12.1
Kerangka kerja Rumah Sakit untuk manajemen etis meliputi pemasaran, admisi /penerimaan pasien rawat
inap (admission), pemindahan pasien (transfer), pemulangan pasien (discharge) dan pemberitahuan
(disclosure) tentang kepemilikan serta konflik bisnis maupun profesional yang bukan kepentingan pasien.
Elemen Penilaian TKRS 12.1
Telusur
Skor
1. Rumah sakit mengungkapkan
D 1) Bukti pengungkapkan kepemilikan RS antara lain
10
TL
kepemilikannya serta mencegah
di kop surat, papan nama, website, brosur dan
5
TS
konflik kepentingan bila
leaflet
0
TT
melakukan rujukan (lihat juga
2) Bukti rujukan tidak terdapat konflik kepentingan
AP 5, dan AP 6). (D,O,W )
O Ada nama kepemilikan pada papan nama RS, brosur
dan website RS
W
2. Rumah Sakit secara jujur
menjelaskan pelayanan yang
disediakan kepada pasien (lihat
MKE 1 EP 3). (D,O,W)
D
 Kepala bidang pelayanan medis
 Kepala unit pelayanan
Bukti tentang penjelasan pasien pada waktu admisi
(general consent)
O
Pasien pada waktu admisi rawat inap
W
 PIC admisi
 Kepala bidang keperawatan
 Kepala unit rawat jalan,rawat inap dan gawat
darurat
Bukti tentang tagihan yang akurat antara lain tidak
ada tagihan susulan setelah pasien pulang
10
5
0
TL
TS
TT
3. Rumah sakit membuat tagihan D
10
TL
yang akurat untuk layanannya
5
TS
dan
memastikan
bahwa
0
TT
insentif
finansial
dan W  Bagian keuangan/kasir
pengaturan pembayaran tidak
 Pasien/keluarga
mempengaruhi asuhan pasien.
(D,W)
Standar TKRS 12.2
Kerangka kerja RS untuk manajemen etis mendukung pengambilan keputusan secara etis didalam
pelayanan klinis dan pelayanan nonklinis.
Elemen Penilaian TKRS 12.2
Telusur
Skor
1. Rumah sakit mempunyai sistem R Regulasi tentang sistem pelaporan bila terjadi dilema 10
TL
pelaporan bila terjadi dilema
etis
5
TS
etis dalam asuhan pasien dan
0
TT
dalam pelayanan non klinis. (R)
2. Regulasi tentang manajemen D Bukti tentang manajemen etis telah dilaksanakan
10
TL
etis yang mendukung hal-hal
sesuai regulasi dengan melibatkan komite etik
5
TS
yang dikonfrontasi pada dilema
0
TT
etis dalam asuhan pasien telah W  Kepala bidang pelayanan medik dan
dilaksanakan. (D,W)
keperawatan
 Komite etik
3. Regulasi untuk manajemen etis D Bukti tentang manajemen etis telah dilaksanakan
10
TL
yang mendukung hal-hal yang
sesuai regulasi
5
TS
dikonfrontasikan pada dilema
0
TT
etis dalam pelayanan nonklinis W  Kepala bidang keuangan/kasir
telah dilaksanakan (D,W)
 SPI
4. Pelaporan bila terjadi dilema D Bukti pelaporan dilema asuhan klinis dan dilema non 10
TL
etis dalam asuhan pasien dan
klinis.
5
TS
dalam pelayanan non klinis
0
TT
telah dilaksanakan (D,W)
W Kepala bidang pelayanan dan keuangan
BUDAYA KESELAMATAN
Standar TKRS 13
Direktur RS menciptakan dan mendukung budaya keselamatan di seluruh area di RS sesuai peraturan
perundang-undangan.
Maksud dan Tujuan TKRS 13 dan TKRS 13.1 : Lihat SNARS 1
Budaya keselamatan dapat diartikan sebagai berikut : “Budaya keselamatan di rumah sakit adalah sebuah
lingkungan yang kolaboratif di mana staf klinis memperlakukan satu sama lain dengan hormat, dengan
22
172
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
melibatkan dan memberdayakan pasien dan keluarga. Pimpinan mendorong staf klinis pemberi asuhan
bekerja sama dalam tim yang efektif dan mendukung proses kolaborasi interprofesional dalam asuhan
berfokus pada pasien.
Budaya keselamatan juga merupakan hasil dari nilai-nilai, sikap, persepsi, kompetensi, dan pola perilaku dari
individu maupun kelompok, yang menentukan komitmen terhadap keselamatan, serta kemampuan
manajemen rumah sakit, dicirikan dengan komunikasi yang berdasarkan rasa saling percaya, dengan
persepsi yang sama tentang pentingnya keselamatan, dan dengan keyakinan akan manfaat langkah-langkah
pencegahan”.
Tim belajar dari kejadian tidak diharapkan dan kejadian nyaris cedera. Staf klinis pemberi asuhan
menyadari keterbatasan kinerja manusia dalam sistem yang kompleks, dan ada proses yang terlihat dari
belajar dan menjalankan perbaikan melalui brifing.
Keselamatan dan mutu berkembang dalam suatu lingkungan yang mendukung kerja sama dan rasa hormat
terhadap sesama, tanpa melihat jabatan mereka dalam rumah sakit.
Direktur RS menunjukkan komitmennya tentang budaya keselamatan dan medorong budaya keselamatan
untuk seluruh staf RS. Perilaku yang tidak mendukung budaya keselamatan seperti:
 Perilaku yang tidak layak (Inappropriate), seperti kata-kata atau bahasa tubuh yang merendahkan atau
menyinggung perasaan sesama staf, misalnya mengumpat, memaki;
 perilaku yang mengganggu (disruptive) antara lain perilaku tidak layak yang dilakukan secara berulang,
bentuk tindakan verbal atau non verbal yang membahayakan atau mengintimidasi staf lain, “celetukan
maut” adalah komentar sembrono didepan pasien yang berdampak menurunkan kredibilitas staf klinis
lain, contoh mengomentari negatif hasil tindakan atau pengobatan staf lain didepan pasien, misalnya
“obatnya ini salah, tamatan mana dia...?”, melarang perawat untuk membuat laporan tentang kejadian
tidak diharapkan, memarahi staf klinis lainnya didepan pasien, kemarahan yang ditunjukkan dengan
melempar alat bedah di kamar operasi, membuang rekam medis diruang rawat;
 perilaku yang melecehkan (harassment) terkait dengan ras, agama, suku termasuk gender;
 pelecehan seksual.
Hal-hal penting menuju budaya keselamatan:
1) staf rumah sakit mengetahui bahwa kegiatan operasional rumah sakit berisiko tinggi dan bertekad untuk
melaksanakan tugas dengan konsisten serta aman
2) regulasi serta lingkungan kerja mendorong staf tidak takut mendapat hukuman bila membuat laporan
tentang kejadian tidak diharapkan dan kejadian nyaris cedera
3) direktur rumah sakit mendorong tim keselamatan pasien melaporkan insiden keselamatan pasien ke
tingkat nasional sesuai dengan peraturan perundang-undangan
4) mendorong kolaborasi antarstaf klinis dengan pimpinan untuk mencari penyelesaian masalah
keselamatan pasien.
Elemen Penilaian TKRS 13
Telusur
Skor
1. Direktur
rumah
sakit W  Direktur RS tentang “open disclosure”
10
TL
mendukung terciptanya budaya
 Kepala unit pelayanan
keterbukaan yang dilandasi
0
TT
 Kepala bidang/divisi
akuntabilitas. (W)
2. Direktur
Rumah
Sakit D 1) Bukti pelaksanaan identifikasi
10 TL
mengidentifikasi,
2) Bukti pelaksanaan pendokumentasian
5
TS
mendokumentasikan
dan
3) Bukti pelaksanaan upaya perbaikan
0
TT
melaksanakan
perbaikan
perilaku yang tidak dapat O PPA dalam melaksanakan asuhan/pelayanan
diterima. (D,O,W )
W  Kepala unit pelayanan
 kepala bidang pelayanan
 Pasien/keluarga
3. Direktur
rumah
sakit D 1) Bukti pelaksanaan pelatihan
10 TL
menyelenggarakan pendidikan
2) Bukti bahan pustaka/referensi dan laporan
5
TS
dan menyediakan informasi
terkait dengan budaya keselamatan
0
TT
(seperti bahan pustaka dan
laporan) yang terkait dengan O Perpustakaan rumah sakit
budaya keselamatan Rumah
Sakit bagi semua individu yang W  Direktur RS
bekerja dalam Rumah Sakit.
 Kepala bidang pelayanan
(D,O,W )
 Kepala unit pelayanan
23
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
173
6
4. Direktur
Rumah
Sakit
menjelaskan
bagaimana
masalah
terkait
budaya
keselamatan dalam Rumah Sakit
dapat
diidentifikasi
dan
dikendalikan. (W)
5. Direktur
rumah
sakit
menyediakan sumber daya
untuk
mendukung
dan
mendorong
budaya
keselamatan di dalam Rumah
Sakit.(D,O,W)
W Direktur RS
10
5
0
TL
TS
TT
D
RS menyediakan sumber daya yang meliputi:
1) Bukti staf telah terlatih dalam budaya
keselamatan
2) Bukti tentang sumber daya yang mendukung dan
mendorong budaya keselamatan
3) Bukti tersedia anggaran dalam RKA/RBA untuk
mendukung budaya keselamatan
10
5
0
TL
TS
TT
O
Lihat sumber daya yag disediakan
W
 Direktur
 Staf terkait
Standar TKRS 13.1
Direktur Rumah Sakit melaksanakan, melakukan monitor, mengambil tindakan untuk memperbaiki program
budaya keselamatan di seluruh area di Rumah Sakit.
Elemen Penilaian TKRS 13.1
Telusur
Skor
1. Direktur rumah sakit
R Regulasi tentang sistem pelaporan budaya
10
TL
menetapkan regulasi
keselamatan rumah sakit
pengaturan sistem menjaga
0
TT
kerahasiaan, sederhana dan
mudah diakses oleh fihak yang
mempunyai kewenangan untuk
melaporkan masalah yang
terkait dengan budaya
keselamatan dalam Rumah Sakit
secara tepat waktu (R)
2. Sistem yang rahasia,
O Lihat pelaksanaan sistem pelaporan yang rahasia
10
TL
sederhana dan mudah diakses
5
TS
oleh fihak yang mempunyai
W  Direktur RS
0
TT
kewenangan untuk melaporkan
 Para kepala bidang/divisi
masalah yang terkait dengan
budaya keselamatan dalam RS
telah disediakan (O, W)
3. Semua laporan terkait budaya
keselamatan rumah sakit telah
di investigasi secara tepat
waktu. (D,W)
4. Ada bukti bahwa identifikasi
masalah pada sistem yang
menyebabkan tenaga kesehatan
melakukan perilaku yang
berbahaya telah dilaksanakan.
(D,W)
5. Direktur Rumah Sakit telah
menggunakan
pengukuran/indikaor mutu
untuk mengevaluasi dan
memantau budaya keselamatan
dalam rumah sakit serta
melaksanakan perbaikan yang
telah teridentifikasi dari
pengukuran dan evaluasi
tersebut. (D,W)
D
Bukti laporan dan investigasi
W
 Direktur RS
 Staf terkait
D
1) Bukti pelaksanaan identifikasi
2) Bukti pelaksanaan pendokumentasian
3) Bukti pelaksanaan upaya perbaikan
W
 Direktur RS
 Staf terkait
D
1) Bukti hasil pengukuran / indikator mutu budaya
keselamatan
2) Bukti evaluasi
3) Bukti perbaikan
W
 Direktur RS
 Komite PMKP
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
24
174
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
6. Direktur Rumah Sakit
menerapkan sebuah proses
untuk mencegah
kerugian/dampak terhadap
individu yang melaporkan
masalah terkait dengan budaya
keselamatan tersebut. (D,O,W)
D
Bukti notulensi pertemuan Direktur/Komite PMKP
dengan staf terkait
O
Lihat pelaksanaan dokumentasi notulen pertemuan
dengan staf terkait
W
10
5
0
TL
TS
TT
 Direktur RS
 Komite PMKP
 Staf RS
25
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
175
176
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK)
KEPEMIMPINAN DAN PERENCANAAN
Standar MFK 1
Rumah sakit mematuhi peraturan dan perundang-undangan tentang bangunan, perlindungan kebakaran,
dan persyaratan pemeriksaan fasilitas.
Maksud dan Tujuan MFK 1: lihat SNARS 1
Direktur rumah sakit dan pimpinan lainnya bertanggung jawab untuk perundang - undangan dan
persyaratan lainnya yang berlaku bagi fasilitas rumah sakit baik yang merupakan regulasi di tingkat nasional
maupun tingkat daerah menerapkan persyaratan yang berlaku, termasuk mempunyai izin dan atau
sertifikasi sesuai peraturan perundangan, antara lain izin-izin tersebut dibawah ini :
a) izin mengenai bangunan
b) izin operasional rumah sakit yang masih berlaku
c) Sertifikat laik fungsi (SLF) bila diperlukan
d) Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL)
e) izin genset
f) izin radiologi
g) sertifikat sistem pengamanan/pemadaman kebakaran
h) sistem kelistrikan
i) izin incinerator (bila ada)
j) izin tempat pembuangan sementara bahan berbahaya dan beracun (TPS B-3)
k) izin lift (bila ada)
l) izin instalasi petir
m) izin lingkungan
Elemen Penilaian MFK 1
Telusur
Skor
1. Direktur rumah sakit dan mereka
D
Bukti kumpulan dan daftar dan peraturan
10
TL
yang bertanggung jawab terhadap
perundang - undangan yang dimiliki rumah sakit
5
TS
manajemen fasilitas di rumah
0
TT
sakit, mempunyai dan memahami
W Direktur rumah sakit/Tim K3/Bagian
peraturan perundang - undangan
Umum/Kepala IPSRS
dan persyaratan lainnya yang
berlaku untuk bangunan dan
fasilitas rumah sakit. (D,W)
2. Direktur rumah sakit menerapkan
D 1) Bukti kumpulan izin yang masih berlaku
10
TL
persyaratan yang berlaku dan
2) Bukti kalibrasi
5
TS
peraturan perundang – undangan.
3) Bukti hasil pemeriksaan dari luar RS
0
TT
(D, W)
W Bagian Umum/Kepala IPSRS
3. Rumah sakit mempunyai izin-izin
D
Bukti daftar dan perizinan yang berlaku
10
TL
sebagaimana diuraikan a) sampai
5
TS
dengan m) di maksud dan tujuan
W Bagian Umum/Kepala IPSRS
0
TT
sesuai fasilitas yang ada di rumah
sakit dan sesuai peraturan
perundang-undangan. (D,W)
4. Direktur rumah sakit memastikan
D
1) Bukti rekapitulasi hasil pemeriksaan dari
10
TL
rumah sakit memenuhi kondisi
pemerintah atau badan eksternal lainnya.
5
TS
seperti hasil pemeriksaan fasilitas
2) Bukti hasil pemeriksaan tersebut telah
0
TT
atau catatan pemeriksaan yang
ditindaklanjuti (dapat berbentuk laporan,
dilakukan oleh otoritas setempat
foto-foto, pengeluaran anggaran, dll)
di luar rumah sakit. (D,W)
W
Direktur/Bagian Umum
Standar MFK 2
Rumah sakitmempunyai program manajemen risiko fasilitas dan lingkungan yang menggambarkan proses
pengelolaan risiko yang dapat terjadi pada pasien, keluarga, pengunjung dan staf.
Maksud dan tujuan MFK 2 : lihat SNARS 1
Program Manajemen Risiko:
a) Keselamatan dan keamanan
b) Bahan berbahaya dan beracun (B3) dan limbahnya
c) Penanggulangan bencana (emergensi)
d) Proteksi kebakaran (fire safety) – properti dan para penghuni dilindungi dari bahaya kebakaran dan asap
1
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
177
e) Peralatan medis – pemilihan, pemeliharaan dan penggunaan teknologi dengan cara yang aman untuk
mengurangi risiko
f) Sistem penunjang (utilitas) – pemeliharaan sistem listrik, air dan sistem penunjang lainnya dengan tujuan
untuk mengurangi risiko kegagalan operasional
Rumah sakit perlu mempunyai regulasi sebagai berikut :
1) Regulasi peninjauan dan pembaharuan program-program atau sekurang-kurangnya setahun sekali
2) Regulasi bahwa tenant/penyewa lahan tersebut wajib mematuhi semuaaspek program manajemen
fasilitas yang teridentifikasi dalam a) sampai d).
Elemen Penilaian MFK 2
Telusur
Skor
1. Ada program manajemen risiko
R
Program tentang manajemen risiko fasilitas dan
10
TL
fasilitas dan lingkungan yang dapat
lingkungan meliputi risiko yang ada a) sampai f)
terjadi pada pasien, keluarga, staf
di maksud dan tujuan
0
TT
dan pengunjung, tertulis, meliputi
risiko yang ada a) sampai f) di
maksud dan tujuan yang
merupakan satu program induk
atau beberapa program terpisah
serta ada regulasi untuk
menerapkan program manajemen
meliputi 1) sampai dengan 2) di
maksud dan tujuan (R)
2. Program tersebut masih berlaku
D
1) Bukti program manajemen risiko fasilitas
10
TL
dan sudah diterapkan sepenuhnya
dan lingkungan masih berlaku
5
TS
(D,W)
2) Bukti penerapan program
0
TT
W
Penanggung jawab program manajemen
risiko/K3 RS
Bukti review program manajemen risiko
3. Ada bukti peninjauan dan
D
10
TL
pembaharuan program-program
tersebut bila terjadi perubahan
W Penanggung jawab program manajemen
0
TT
dalam lingkungan rumah sakit,
risiko/K3 RS
atau sekurang-kurangnya setiap
tahun. (D,W)
4. Ada bukti tenant/penyewa lahan di
D
Bukti audit:
10
TL
dalam lingkungan rumah sakit
1) Bukti form ceklis
sudah mematuhi semua aspek
2) Bukti pelaksanaan audit
0
TT
program manajemen risiko fasilitas
dan lingkungan yang teridentifikasi
W
 Penanggung jawab program manajemen
dalam a) sampai d) di maksud dan
risiko/K3 RS
tujuan. (D,W)
 Tenant/penyewa lahan
Standar MFK 3
Ada individu atau organisasi yang kompeten yang ditugasi untuk melakukan pengawasan terhadap
perencanaan dan pelaksanaan program manajemen risiko fasilitas dan lingkungan.
Maksud dan tujuan MFK 3 : Lihat SNARS 1
Pengawasan yang dilakukan individu atau organisasi tersebut meliputi:
a) mengawasi semua aspek program manajemen risiko
b) mengawasi pelaksanaan program secara konsisten dan berkesinambungan
c) melakukan edukasi staf
d) melakukan pengujian/testing dan pemantauan program
e) secara berkala menilai ulang dan merevisi program manajemen risiko fasilitas dan lingkungan
f) menyerahkan laporan tahunan kepada direktur rumah sakit.
g) mengorganisasikan dan mengelola laporan kejadian/insiden, melakukan analisa dan upaya perbaikan.
Elemen Penilaian MFK 3
Telusur
Skor
1. Rumah sakit telah menetapkan
R
Regulasi tentang penetapan penanggungjawab
10
TL
individu atau organisasi yang
manajemen risiko fasilitas dilengkapi dengan
kompeten yang ditugasi
uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang
0
TT
mengawasi perencanaan dan
penerapan program manajemen
risiko fasilitas dan lingkungan yang
meliputi a) sampai dengan g) di
maksud dan tujuan. (R)
2
178
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
2. Rumah sakit mempunyai program
pengawasan terhadap
perencanaan dan penerapan
manajemen risiko yang disusun
oleh individu atau organisasi yang
ditunjuk yang meliputi a) sampai
dengan g) di maksud dan tujuan.
(R)
3. Ada bukti bahwa individu atau
organisasi yang ditunjuk sudah
mengikuti pelatihan manajemen
risiko rumah sakit. (D,W)
4. Ada bukti bahwa individu atau
organisasi yang ditunjuk tersebut
telah melaksanakan kegiatan yang
diatur di a) sampai dengan g) di
maksud dan tujuan. (D,W)
R
Program pengawasan terhadap manajemen
risiko
10
0
TL
TT
D
Bukti sertifikat pelatihan manajemen risiko
dalam file kepegawaian
10
0
TL
TT
W
Penanggung jawab program manajemen
risiko/K3 RS
Bukti laporan kegiatan penanggung jawab
program
10
5
0
TL
TS
TT
D
W
Penanggung jawab program
risiko/K3 RS
KESELAMATAN DAN KEAMANAN
manajemen
Standar MFK 4
Rumah Sakit mempunyai program pengelolaan keselamatan dan keamanan melalui penyediaan fasilitas fisik
dan menciptakan lingkungan yang aman bagi pasien, keluarga, pengunjung dan staf.
Maksud dan tujuan MFK 4 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MFK 4
Telusur
Skor
1. RS mempunyai regulasi termasuk
R
Regulasi tentang:
10
TL
program tentang pengelolaan
1) Pedoman pengorganisasian unit kerja yang
5
TS
keselamatan dan keamanan yang
bertanggung jawab terhadap keselamatan
0
TT
meliputi a) sampai dengan f) di
dan keamanan
maksud dan tujuan. (R)
2) Program keselamatan dan keamanan RS
2. Ada unit kerja yang bertanggung
jawab
terhadap
pengelolaan
keselamatan dan keamanan. (D,W)
3. RS telah melakukan identifikasi
area-area yang berisiko
mempunyai risk register (daftar
risiko) yang berhubungan dengan
keselamatan dan keamanan
fasilitas. (D,W)
4. Regulasi pemberian identitas pada
penunggu pasien, pengunjung
(termasuk tamu), staf rumah sakit,
pegawai kontrak dan semua orang
yang bekerja di rumah sakit sudah
dimplementasikan (lihat juga
SKP1). (D,O,W)
5. Rumah sakit telah melakukan
pemeriksaan fasilitas secara
berkala, membuat rencana
perbaikan dan telah melaksanakan
perbaikan. (D,O,W)
D
Bukti penetapan unit kerja disertai pedoman
pengorganisasian
W
 Penanggung jawab program manajemen
risiko/K3 RS
 Bagian umum
Bukti daftar risiko (risk register) keselamatan
dan keamanan
D
W
D
 Penanggung jawab program manajemen
risiko/K3 RS
 Bagian umum
Bukti identitas yang diberikan kepada penunggu
pasien, pengunjung (termasuk tamu), staf
rumah sakit, pegawai kontrak dan semua orang
yang bekerja di rumah sakit
O
Lihat penggunaan identitas pada penunggu
pasien, pengunjung (termasuk tamu), staf
rumah sakit, pegawai kontrak
W
 Staf RS
 Satpam
 Penunggu pasien
 Pengunjung RS, dll
Bukti pemeriksaan fasilitas:
1) Bukti form ceklis
2) Bukti pelaksanaan pemeriksaan
D
O
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
Lihat hasil pemeriksaan dan kondisi bangunan
3
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
179
dan fasilitas RS
W Bagian umum/IPSRS/Unit kerja
6. Rumah sakit telah memasang
O
Lihat CCTV terpasang di area yang ditetapkan
monitoring pada area yang berisiko
berisiko keselamatan dan keamanan
keselamatan dan keamanannya
(O,W)
W Bagian umum/IPSRS/Unit kerja/Satpam
7. RS telah menyediakan fasilitas
O
Lihat bangunan dan fasilitas RS yang berisiko
yang aman sesuai dengan
terhadap keselamatan dan keamanan
peraturan perundang-undangan.
(O,W)
W Bagian umum/IPSRS/ Unit kerja
Standar MFK 4.1
RS melakukan asesmen risiko prakonstruksi, pada waktu merencanakan pembangunan/ kontruksi,
pembongkaran atau renovasi.
Maksud dan Tujuan MFK 4.1 : Lihat SNARS 1
Asesmen risiko pra kontruksi (PCRA) meliputi:
a) kualitas udara
b) pengendalian infeksi (ICRA)
c) utilitas
d) kebisingan
e) getaran
f) bahan berbahaya
g) layanan darurat, seperti respon terhadap kode
h) bahaya lain yang mempengaruhi perawatan, pengobatan, dan layanan.
Elemen Penilaian MFK 4.1
Telusur
1. RS mempunyai regulasi yang
R
Regulasi tentang asesmen pra konstruksi
mengatur tentang asesmen risiko
pra konstruksi (PCRA) (Lihat juga
PPI 7.5) (R)
2. RS melakukan asesmen risiko pra
D
Bukti pelaksanaan asesmen risiko pra konstruksi
kontruksi (PCRA) bila ada rencana
(PCRA)
kontruksi, renovasi atau demolis/
pembongkaran yang meliputi a)
W
 Bagian umum/IPSRS/Unit kerja
sampai h) di maksud dan tujuan.
 Komite PPI/IPCN
(D,W)
3. RS mengambil tindakan
D
Bukti pelaksanaan tentang hasil tindak lanjut
berdasarkan hasil asesmen risiko
PCRA
untuk meminimalkan risiko selama
pembongkaran, konstruksi dan
O
Lihat lokasi pembongkaran, konstruksi dan
renovasi. (D,O,W)
renovasi (bila ada)
W
4. RS memastikan bahwa kepatuhan
kontraktor dipantau, ditegakkan,
dan didokumentasikan (lihat juga
MFK 3). (D,O,W )
D
 Bagian umum/IPSRS/Unit kerja
 Komite PPI/IPCN
Hasil audit kepatuhan kontraktor terhadap
implementasi PCRA meliputi:
1) Bukti form ceklis
2) Bukti pelaksanaan audit
O
Lihat lokasi pembongkaran, konstruksi dan
renovasi (bila ada)
W
 Bagian umum/IPSRS/Unit kerja
 Komite PPI/IPCN
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
Skor
10
TL
0
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
Standar MFK 4.2
RS merencanakan dan menyediakan anggaran untuk perbaikan sistem-sistem penting bangunan atau
komponen-komponen lainnya berdasarkan hasil pemeriksaan fasilitas dan peraturan perundangan serta
anggaran untuk mengurangi risiko sebagai dampak dari renovasi, kontruksi dan penghancuran /demolis
bangunan.
Maksud dan tujuan MFK 4.2 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MFK 4.2
Telusur
Skor
1. RS menyediakan anggaran untuk
D
Bukti tentang tersedia anggaran
10
TL
4
180
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
memenuhi peraturan perundangundangan yang terkait fasilitas RS
(lihat juga AP.5 dan AP.6) (D,W)
2. RS menyediakan anggaran untuk
meningkatkan, memperbaiki atau
mengganti sistem, bangunan, atau
komponen yang diperlukan agar
fasilitas tetap dapat beroperasi
secara aman dan efektif. (D,O,W)
W
Kepala Keuangan/Kepala Perencanaan
0
TT
D
Bukti tentang tersedia anggaran untuk
meningkatkan, memperbaiki atau mengganti
sistem, bangunan
10
5
0
TL
TS
TT
O
Lihat kondisi gedung dan fasilitas
W Kepala Keuangan/Ka IPSRS/Bagian umum
3. Rumah sakit menyediakan
D
Bukti tentang tersedia anggaran untuk
10
TL
anggaran untuk penerapan PCRA
pelaksanaan PCRA dan ICRA
5
TS
dan ICRA bila ada renovasi,
0
TT
kontruksi dan pembongkaran
W
 Kepala Keuangan/Ka IPSRS
(D,W)
 Komite PPI/IPCN
BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
Standar MFK 5
RS memiliki regulasi tentang inventarisasi, penanganan, penyimpanan dan penggunaan serta pengendalian
/pengawasan bahan berbahaya dan beracun (B3) dan limbahnya sesuai dengan peraturan perundangundangan
Maksud dan tujuan MFK 5 : Lihat SNARS 1
RS mempunyai regulasi yang mengatur:
a) data inventarisasi B3 dan limbahnya yang meliputi jenis, jumlah, dan lokasi;
b) penanganan, penyimpanan, dan penggunaan B3 danlimbahnya;
c) penggunaan alat pelindung diri (APD) dan prosedurpenggunaan, prosedur bila terjadi
d) tumpahan, atau paparan/pajanan;
e) pemberian label/rambu-rambu yang tepat pada B3 dan limbahnya;
f) pelaporan dan investigasi dari tumpahan,eksposur(terpapar), dan insiden lainnya;
g) dokumentasi, termasuk izin, lisensi, atau persyaratanperaturan lainnya;
h) pengadaan/pembelian B3, pemasok (supplier) wajib melampirkan material safety data
i) sheet / lembar data pengaman (MSDS/LDP)
Elemen Penilaian MFK 5
Telusur
Skor
1. RS mempunyai regulasi yang
R
Regulasi tentang pengelolaan bahan B3 dan
10
TL
mengatur B3 dan limbahnya sesuai
limbahnya termasuk MFK 5.1 EP 1
katagori WHO dan peraturan
0
TT
perundangan, meliputi a) sampai
g) di maksud dan tujuan (Lihat juga
AP.5.3.1; AP.5.6; AP.6.3; AP.6.6
danPKPO.3). (R)
2. RS mempunyai daftar B3 dan
limbahnya lengkap dan terbaru
sesuai kategori WHO dan
peraturan perundang-undangan
meliputi jenis, lokasi, dan jumlah
dari semua bahan berbahaya dan
beracun dan limbahnya. (lihat juga
AP.5.5, dan AP.6.6) (D,O,W)
3. Ada bukti bahwa untuk
pengadaan/pembelian B3,
pemasok (supplier) sudah
melampirkan MSDS. (D,O,W)
4. Petugas telah menggunakan APD
yang benar pada waktu menangani
D
Bukti berupa daftar B3 dan limbahnya meliputi
jenis, lokasi, dan jumlahnya
O
Lihat tempat penyimpanan B3 dan limbahnya
W
 Penanggung jawab program manajemen
risiko/K3 RS
 Penanggung jawab unit kerja terkait
Bukti pelaksanaan pengadaan pembelian B#
disertai dengan MSDS yang tersedia disetiap
tempat penyimpanan B3 sesuai PKPO 3
D
O
Lihat tempat penyimpanan B3 dan MSDSnya
W
 Penanggung jawab program manajemen
risiko/K3 RS
 Penanggung jawab unit kerja terkait
 Kepala farmasi/Kepala laboratorium/Kepala
radiologi
1) Lihat ketersediaan dan penggunaan APD
yang benar pada waktu menangani
O
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
TL
TS
5
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
181
(handling) B3 dan limbahnya dan
di area tertentu juga sudah ada
eye washer. (lihat juga AP.5.3.1)
(O,W)
(handling) B3 dan limbahnya
2) Lihat ketersediaan eye washer ditempat
penyimpanan B3 cair
W
5. B3 dan limbahnya sudah diberi
label/rambu-rambu sesuai
peraturan dan perundangundangan. (lihat juga PKPO.3 EP 2)
(O,W)
6. Ada laporan dan analisis tentang
tumpahan, paparan/pajanan
(exposure) dan insiden lainnya.
(D,W)
7. Ada bukti dokumentasi
persyaratan yang meliputi izin,
lisensi atau ketentuan persyaratan
lainnya. (D,W)
O
W
D
W
D
W
 Penanggung jawab program manajemen
risiko/K3 RS
 Penanggung jawab unit kerja terkait
Lihat label B3 ditempat penyimpanan B3 dan
limbahnya
 Penanggung jawab program manajemen
risiko/K3 RS
 Penanggung jawab unit kerja terkait
Bukti laporan tumpahan, paparan/pajanan
(exposure) dan insiden lainnya.
 Penanggung jawab program manajemen
risiko/K3 RS
 Penanggung jawab unit kerja terkait
Bukti izin IPAL, izin TPS B3, izin incinerator/
MOU dengan pihak ketiga bila pengolahan B3
dilakukan oleh pihak lain, beserta izin
transporter
0
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
 Penanggung jawab program manajemen
risiko/K3 RS
 Penanggung jawab unit kerja terkait
Standar MFK 5.1
Rumah Sakit mempunyai sistem penyimpanan dan pengolahan limbah bahan berbahaya dan beracun cair
dan padat yang benar sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Maksud dan tujuan MFK 5.1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MFK 5.1
Telusur
Skor
1. RS mempunyai regulasi untuk
R
Sesuai MFK 5 EP 1
10
TL
penyimpanan dan pengolahan
limbah B3 secara benar dan aman
0
TT
sesuai ketentuan peraturan
perundang – undangan (lihat juga
AP.6.2, EP 4, MFK. 1 EP 3) (R)
2. Penyimpanan limbah B3 sudah
D
Bukti izin TPS B3 masih berlaku
10
TL
mempunyai izin TPS B3 yang masih
berlaku dan sesuai dengan
O
Lihat TPS B3
0
TT
perundang - undangan.(D,O,W)
W Staf terkait
3. Rumah Sakit sudah mempunyai
D
Bukti izin IPAL atau izin pembuangan limbah cair 10
TL
Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPLC)
(IPAL) dengan izin yang masih
0
TT
berlaku sesuai dengan peraturan
O
Lihat IPAL RS
perundang - undangan (D,O,W)
W
 Penanggung jawab sanitasi RS
 Petugas pelaksana IPAL/staf terkait
4. RS mempunyai Instalasi Pengolah
D Bukti izin pengolah limbah B3 atau bukti MOU
10
TL
B3 dengan izin yang masih berlaku
dengan pihak ketiga yang mempunyai :
5
TS
atau melakukan kerja sama
1) izin operasional pihak ketiga
0
TT
dengan pihak ketiga dengan izin
2) izin transporter disertai manifest/ bukti
sebagai transporter dan pengolah
pemusnahan pihak ketiga
B3 yang masih berlaku sesuai
dengan peraturan perundang O Lihat dokumen terkait pengelolaan limbah
undangan (D,O,W)
B3/lokasi pengelolaan limbah B3 di RS
W
 Penanggung jawab sanitasi RS
 Petugas pelaksana IPAL/staf terkait
6
182
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
KESIAPAN PENANGGULANGAN BENCANA
Standar MFK 6
RS mengembangkan, memelihara, program manajemen disaster untuk menanggapi keadaan disaster dan
bencana alam atau lainnya yang memiliki potensi terjadi dimasyarakat
Maksud dan tujuan MFK 6 : Lihat SNARS 1
Manajemen Disaster antara lain berisi proses :
a) menentukan jenis, kemungkinan terjadi dan konsekuensi bahaya, ancaman dan kejadian
b) menentukan integritas struktural di lingkungan pelayanan pasien yang ada dan bila terjadi bencana
c) menentukan peran rumah sakit dalam peristiwa/kejadian tersebut
d) menentukan strategi komunikasi pada waktu kejadian
e) mengelola sumber daya selama kejadian, termasuk sumber-sumber alternatif
f) mengelola kegiatan klinis selama kejadian, termasuk tempat pelayanan alternatif pada waktu kejadian
g) mengidentifikasi dan penetapan peran dan tanggung jawab staf selama kejadian (juga lihat MFK 11.1
EP 4)
h) mengelola keadaan darurat ketika terjadi konflik antara tanggung jawab pribadi staf dengan tanggung
jawab rumah sakit untuk tetap menyediakan pelayanan pasien.
Ruang dekontaminasi di IGD sesuai peraturan perundang - undangan sebagai berikut :
1) ruangan ini ditempatkan di sisi depan/luar ruang gawat darurat atau terpisah dengan ruang gawat
darurat
2) pintu masuk menggunakan jenis pintu swing membuka ke arah dalam dan dilengkapi dengan alat
penutup pintu otomatis
3) bahan penutup pintu harus dapat mengantisipasi benturan-benturan brankar
4) bahan penutup lantai tidak licin dan tahan terhadap air
5) konstruksi dinding tahan terhadap air sampai dengan ketinggian 120 cm dari permukaan lantai
6) ruangan dilengkapi dengan wastafel (sink) dan pancuran air (shower)
Elemen Penilaian MFK 6
1. RS mempunyai regulasi
manajemen disaster meliputi a)
sampai h) di maksud dan tujuan.(R)
2. RS mengidentifikasi bencana
internal dan eksternal yang besar
seperti keadaan darurat di
masyarakat, wabah dan bencana
alam atau bencana lainnya, serta
kejadian wabah besar yang bisa
menyebabkan terjadinya risiko
yang signifikan. (D,W)
3. Rumah sakit telah melakukan self
assessment kesiapan menghadapi
bencana dengan menggunakan
hospital safety index dari WHO.
(D,W)
4. Instalasi gawat darurat telah
mempunyai ruang dekontaminasi
sesuai dengan 1) sampai dengan 6)
di maksud dan tujuan. (D,O,W)
R
D
Telusur
1) Regulasi tentang manajemen disaster RS
2) Regulasi tentang adanya ruang
dekontaminasi dalam pedoman pelayanan
IGD sesuai MFK 6 EP 4
Bukti identifikasi risiko bencana internal dan
eksternal, berupa hasil hazard and vulnerability
assessment (HVA)
W



D
Bukti pelaksanaan Self Assessment Hospital
Safety Index
W
D
 Tim Penanggulangan bencana RS/Tim K3RS
 Penanggung jawab manajemen risiko
Bukti denah ruang dekontaminasi
O
Lihat fasilitas dekontaminasi di IGD
W


Skor
10
TL
0
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
0
TL
TT
10
5
0
TL
TS
TT
Tim Penanggulangan bencana RS
Penanggungjawab manajemen risiko
Tim K3RS
Ka IGD
Staf IGD
Standar MFK 6.1
RS melakukan simulasi penanganan/ menanggapi kedaruratan, wabah dan bencana
Maksud dan tujuan MFK 6.1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MFK 6.1
Telusur
1. Seluruh program, atau setidaknya
D
Bukti pelaksanaan simulasi kesiapan
elemen-elemen kritis program
menghadapi kedaruratan, wabah dan bencana
dari c) hingga h) di maksud dan
tujuan MFK 6 disimulasikan setiap
W  Kepala unit terkait
tahun. (D, W)
 Tim penanggulangan bencana RS
 Staf RS
Skor
10
TL
5
TS
0
TT
7
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
183
2. Pada akhir setiap simulasi,
dilakukan diskusi (debriefing)
mengenai simulasi tersebut dan
dibuat laporan dan tindak lanjut
(D,W)
D
W
 Peserta simulasi
Bukti pelaksanaan diskusi (debriefing)
 Kepala unit terkait
 Tim penanggulangan bencana RS
 Staf RS
 Peserta simulasi
Bukti daftar peserta simulasi
10
0
TL
TT
3. Peserta simulasi adalah semua
D
10
TL
pegawai/staf rumah sakit,
5
TS
pegawai kontrak dan pegawai dari W  Diklat
0
TT
tenant/penyewa lahan. (D,W)
 Peserta simulasi
PROTEKSI KEBAKARAN (FIRE SAFETY)
Standar MFK 7
RS merencanakan dan menerapkan suatu program untuk pencegahan dan penanggulangan bahaya
kebakaran dan penyediaan sarana evakuasi yang aman dari fasilitas sebagai respons terhadap kebakaran
dan keadaan darurat lainnya.
Maksud dan tujuan MFK 7 : Lihat SNARS 1
Asesmen risiko meliputi :
a) tekanan dan risiko lainnya di kamar operasi
b) sistem pemisahan (pengisolasian) dan kompartemenisasi pengendalian api dan asap
c) daerah berbahaya (dan ruang di atas langit-langit di seluruh area) seperti kamar linen kotor, tempat
pengumpulan sampah, ruang penyimpanan oksigen
d) sarana evakuasi
e) dapur yang berproduksi dan peralatan masak
f) londri dan linen
g) sistem tenaga listrik darurat dan peralatan
h) gas medis dan komponen sistem vakum
Berdasarkan hasil asesmen risiko rumah sakit agar menyusun program untuk:
1) pencegahan kebakaran melalui pengurangan risiko, seperti penyimpanan dan penanganan bahan-bahan
mudah terbakar secara aman, termasuk gas-gas medis yang mudah terbakar seperti oksigen;
2) penanganan bahaya yang terkait dengan konstruksi apapun, di atau yang berdekatan dengan bangunan
yang ditempati pasien
3) penyediaan sarana evakuasi yang aman dan tidak terhalangi bila terjadi kebakaran;
4) penyediaan sistem peringatan dini, deteksi dini, seperti detektor asap, alarm kebakaran, dan patroli
kebakaran (fire patrols)
5) penyediaan mekanisme pemadaman api, seperti selang air, bahan kimia pemadam api (chemical
suppressants), atau sistem sprinkler.
Elemen Penilaian MFK 7
1. Rumah sakit mempunyai program
proteksi kebakaran (fire safety)
yang memastikan bahwa semua
penghuni rumah sakit selamat dari
bahaya api, asap atau keadaan
darurat non kebakaran lainnya
meliputi 1) sampai 5) yang ada di
maksud dan tujuan. (R)
2. Rumah sakit telah melakukan
asesmen risiko kebakaran yang
tertulis, termasuk saat terdapat
proyek pembangunan di dalam
atau berdekatan dengan fasilitas
rumah sakit meliputi a) sampai
dengan h) di maksud dan tujuan.
(D,W)
3. Rumah sakit telah menindaklanjuti
hasil asesmen risiko kebakaran.
(D,O,W)
Telusur
Program tentang proteksi kebakaran
Skor
10
TL
0
TT
D
Bukti hasil asesmen risiko kebakaran/fire risk
safety assessment (FRSA) antara lain berupa
ceklis asesmen risiko kebakaran
10
0
TL
TT
W
Penanggung jawab/Tim kebakaran RS/Tim
penanggulangan bencana/K3RS
D
Bukti tindak lanjut asesmen risiko
kebakaran/fire risk safety assessment (FRSA)
10
5
0
TL
TS
TT
O
Lihat proteksi kebakaran aktif dan pasif
R
8
184
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
W
4. Rumah sakit mempunyai sistem
deteksi dini (smoke detector dan
heat detector) dan alarm
kebakaran sesuai dengan
peraturan perundang -undangan
(O,W)
5. Rumah sakit mempunyai sistem
kebakaran aktif yang meliputi,
sprinkle, APAR, hidran dan pompa
kebakaran
sesuai
peraturan
perundang-undangan. (O,W)
O
Penanggung jawab/Tim kebakaran RS/Tim
penanggulangan bencana
Lihat fasilitas sistem deteksi dini (smoke
detector dan heat detector) dan alarm
kebakaran
W
Penanggung jawab /Tim Kebakaran RS/Tim
Penanggulangan bencana/K3RS
O
Lihat fasilitas sistem kebakaran aktif antara lain:
sprinkle, APAR, hidran dan pompa kebakaran.
W
Penanggung jawab/Tim Kebakaran RS/Tim
Penanggulangan bencana/K3RS
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
6. Rumah sakit mempunyai jalur
O
Lihat jalur evakuasi
10
TL
evakuasi yang aman dan bebas
5
TS
hambatan bila terjadi kebakaran W Penanggung jawab /Tim Kebakaran RS/Tim
0
TT
dan kedaruratan bukan kebakaran.
Penanggulangan bencana
(O, W)
Standar MFK 7.1
RS menguji secara berkala rencana proteksi kebakaran dan asap, termasuk semua alat yang terkait dengan
deteksi dini dan pemadaman serta mendokumentasikan hasil ujinya.
Maksud dan tujuan MFK 7.1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MFK 7.1
Telusur
Skor
1. Semua staf mengikuti pelatihan
D
Bukti pelaksanaan pelatihan penanggulangan
10
TL
penanggulangan kebakaran
kebakaran
5
TS
minimal 1 (satu) kali dalam
0
TT
setahun (Lihat juga MFK.11 sampai
W  Staf RS
dengan MFK 11.3). (D,W)
 Diklat
2. Staf dapat memperagakan cara
S
Peragaan evakuasi pasien ketempat aman
10
TL
membawa pasien ketempat aman
5
TS
dan mendemonstrasikan
W Staf RS
0
TT
bagaimana cara menyelamatkan
pasien. (S,W)
3. Sistem dan peralatan pemadam
D
Bukti pemeriksaan, uji coba, dan pemeliharaan
10
TL
kebakaran diperiksa, diujicoba dan
peralatan pemadam kebakaran
5
TS
dipelihara sesuai dengan peraturan
0
TT
perundang-undangan dan
W IPSRS/Bagian umum/K3RS
didokumentasikan (D,W)
Standar MFK 7.2
RS merupakan kawasan tanpa rokok dan asap rokok sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Maksud dan tujuan MFK.7.2 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MFK 7.2
Telusur
Skor
1. Rumah sakit mempunyai regulasi
R
Regulasi tentang penetapan RS sebagai kawasan 10
TL
tentang rumah sakit sebagai
bebas rokok
kawasan tanpa rokok dan asap
0
TT
rokok, larangan merokok bagi
pasien, keluarga, pengunjung dan
staf, termasuk larangan menjual
rokok di lingkungan rumah sakit.
(R)
2. Ada bukti pelaksanaan dan
D
Bukti evaluasi kepatuhan larangan merokok
10
TL
evaluasi dari regulasi tersebut.
5
TS
(D,O,W)
O
Lihat lingkungan RS
0
TT
W
 Staf RS/K3RS/Satpam
 Pengunjung RS
PERALATAN MEDIS
Standar MFK 8
RS merencanakan dan mengimplementasikan program untuk pemeriksaan, uji coba dan pemeliharaan
9
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
185
peralatan medis dan mendokumentasikan hasilnya.
Maksud dan tujuan MFK 8 : Lihat SNARS 1
Untuk menjamin peralatan medis dapat digunakan dan layak pakai maka rumah sakit perlu melakukan :
a) melakukan inventarisasi peralatan medis yang meliputi peralatan medis yang dimilik oleh RS, peralatan
medis kerja sama operasional (KSO) milik pihak lain
b) melakukan pemeriksaan peralatan medis secara teratur
c) melakukan uji fungsi peralatan medis sesuai penggunaan dan ketentuan pabrik
d) melaksanakan pemeliharaan preventif dan kalibrasi
Elemen Penilaian MFK 8
Telusur
Skor
1. RS mempunyai regulasi
R
Regulasi tentang pengelolaan peralatan medis
10
TL
pengelolaan peralatan medis yang
disertai program pemeliharaan preventif dan
digunakan di rumah sakit meliputi
kalibrasi sesuai EP 5
0
TT
a) sampai dengan d) di maksud
dan tujuan (lihat juga AP.5.5, dan
AP.6.5). (R)
2. Ada daftar inventaris dan
D
1) Bukti daftar inventaris peralatan medis
10
TL
identifikasi risiko untuk seluruh
2) Bukti identifikasi risiko peralatan medis
5
TS
peralatan medis yang digunakan
0
TT
di rumah sakit (lihat juga AP.5.5,
W Penanggung jawab Peralatan Medis/IPSRS/K3RS
dan AP.6.5). (D,W)
3. Ada bukti peralatan medis
D
Bukti ceklis dan hasil pemeriksaan peralatan
10
TL
diperiksa secara teratur (lihat juga
medis
5
TS
AP.5.5, dan AP.6.5) .(D,O,W)
0
TT
O
Lihat fisik peralatan medis di unit pelayanan
W
4. Peralatan medis diuji fungsi sejak
baru dan sesuai umur,
penggunaan dan rekomendasi
pabrik (lihat juga AP.5.5, dan
AP.6.5) (D, W)
5. Ada program pemeliharaan
preventif termasuk kalibrasi (lihat
juga AP.5.5, dan AP.6.5).(D,O,W)
6. Staf yang kompeten
melaksanakan kegiatan ini.(D,W)
D
W
D
 Penanggung jawab peralatan medis/IPSRS
 Operator peralatan medis
 Kepala unit pelayanan
Bukti pelaksanaan dan hasil uji fungsi peralatan
medis
 Penanggung jawab peralatan medis/IPSRS
 Operator peralatan medis
 Kepala unit pelayanan
Bukti pelaksanaan pemeliharaan preventif dan
kalibrasi peralatan medis
O
Lihat bukti pemeliharaan preventif dan kalibrasi
W
 Penanggung jawab peralatan medis/IPSRS
 Teknisi alat medis/operator peralatan medis
 Kepala unit pelayanan
Bukti pelaksanaan kegiatan oleh staf yang
kompeten (yang dibuktikan dengan ijazah
dan/atau sertifikat pelatihan)
D
W


10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
Penanggung jawab peralatan medis/IPSRS
Teknisi alat medis
Standar MFK 8.1
RS memiliki sistem untuk memantau dan bertindak bila ada pemberitahuan peralatan medis yang
berbahaya, recall, laporan insiden, masalah dan kegagalan
Maksud dan tujuan MFK 8.1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MFK 8.1
Telusur
Skor
1. RS mempunyai sistem pemantauan
R
Regulasi tentang pemantauan dan penarikan
10
TL
dan bertindak terhadap
kembali (recall) peralatan medis (PAB 7.4)
pemberitahuan mengenai
0
TT
peralatan medis yang berbahaya,
recall/penarikan kembali, laporan
insiden, masalah, dan kegagalan
pada peralatan medis. (R)
10
186
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
2. RS membahas pemberitahuan
peralatan medis yang berbahaya,
alat medis dalam penarikan (under
recall), laporan insiden, masalah
dan kegagalan pada peralatan
medis. (D,W)
3. RS telah melaporkan seluruh
insiden keselamatan sesuai
peraturan perundang-undangan
bila terjadi kematian, cedera serius
atau penyakit yang disebabkan
oleh peralatan medis. (D,W)
D
Bukti pertemuan yang membahas hasil
pemantauan peralatan medis yang berbahaya,
alat medis dalam penarikan (under recall),
laporan insiden, masalah dan kegagalan pada
peralatan medis disertai bukti hasil pemantauan
W
 Kepala bidang penunjang medis
 Para pimpinan terkait
 Penanggung jawab peralatan medis
 Operator peralatan medis
Bukti pelaporan insiden keselamatan (sentinel)
terkait peralatan medis ke internal dan
eksternal ke Komite Nasional Keselamatan
Pasien RS dan KARS
D
W
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT


Penanggung jawab peralatan medis
Ka unit kerja dimana insiden keselamatan
terjadi
 Operator peralatan medis/teknisi peralatan
medis
SISTEM UTILITAS (SISTEM PENDUKUNG)
Standar MFK 9
RS menetapkan dan melaksanakan program untuk memastikan semua sistem utilitas (sistem penunjang)
berfungsi efisien dan efektif yang meliputi pemeriksaan, pemeliharaan, dan perbaikan dari sistem utilitas.
Maksud dan tujuan MFK 9 : Lihat SNARS 1
Regulasi pengelolaan sistem utilitas meliputi:
a. Ketersediaan air dan listrik 24 jam setiap hari dan dalam waktu tujuh hari dalam seminggu secara
terus menerus.
b. Membuat daftar inventaris komponen-komponen sistem utilitas dan memetakan
pendistribusiannya dan melakukan update secara berkala.
c. Pemeriksaan dan pemeliharaan serta perbaikan semua komponen utilitas yang ada di daftar
inventaris.
d. Jadwal pemeriksaan, testing, pemeliharaan semua sistem utilitas berdasar kriteria seperti
rekomendasi dari pabrik, tingkat risiko dan pengalaman rumah sakit.
e. Pelabelan pada tuas-tuas kontrol sistem utilitas untuk membantu pemadaman darurat secara
keseluruhan atau sebagian
f. Komponen listrik yang digunakan rumah sakit sesuai dengan standar dan peraturan perundangundangan
Elemen Penilaian MFK 9
Telusur
Skor
1. Rumah sakit mempunyai regulasi
R
Regulasi tentang pengelolaan sistem utilitas
10
TL
pengelolaan sistem utilitas
meliputi sekurang-kurangnya a)
0
TT
sampai dengan f) di maksud dan
tujuan. (R)
2. RS mempunyai daftar inventaris
D
Bukti daftar inventaris sistem utilitas dan
10
TL
komponen-komponen sistem
lokasinya
5
TS
utilitasnya dan memetakan
0
TT
pendistribusiannya. (D,W)
W
 Bagian umum/rumah tangga
 Ka IPSRS/Penanggung jawab utilitas
3. RS telah melaksanakan jadwal
D
1) Bukti hasil pemeriksaaan
10
TL
pemeriksaan, testing,
2) Bukti hasil testing/pengujian
5
TS
pemeliharaan semua sistem
3) Bukti hasil pemeliharaan sistem utilitas
0
TT
utilitas berdasar kriteria seperti
rekomendasi dari pabrik, tingkat
W Ka IPSRS/ Penanggung jawab utilitas
risiko dan pengalaman rumah sakit
sendiri serta sudah dilaksanakan.
(D,W)
4. RS telah memberikan label pada
O
Lihat label pada tuas-tuas kontrol utilitas
10
TL
tuas-tuas kontrol sistem utilitas
5
TS
untuk membantu pemadaman
W Ka IPSRS/ Penanggung jawab utilitas
0
TT
darurat secara keseluruhan atau
11
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
187
sebagian. (O,W)
Standar MFK 9.1
Dilakukan pemeriksaan, pemeliharaan, dan perbaikan sistem utilitas
Maksud dan tujuan MFK 9.1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MFK 9.1
Telusur
1. RS mempunyai regulasi tentang
R
Regulasi tentang sistem utilitas penting/utama
inventarisasi, pemeliharaan,
inspeksi dengan kriteria yang
ditentukan untuk sistem utilitas
penting yang dilakukan secara
berkala (R)
2. RS mempunyai daftar sistem
D
1) Bukti daftar inventaris sistem utilitas
utilitas di rumah sakit dan daftar
2) Bukti daftar inventaris sistem utilitas
sistem utilitas penting (D,W)
penting/ utama
3. Sistem utilitas dan komponen
telah diinspeksi secara
teratur/berdasarkan kriteria yang
disusun RS (D,O)
4. Sistem utilitas dan komponen diuji
secara teratur berdasarkan kriteria
yang sudah ditetapkan. (D,W)
5. Sistem utilitas dan komponen
dipelihara berdasarkan kriteria
yang sudah ditetapkan. (D,O)
6. Sistem utilitas dan komponen
diperbaiki bila diperlukan (D,O)
W
D
Ka IPSRS/PJ utilitas
Bukti inspeksi sistem utilitas penting:
1) Bukti form ceklis
2) Bukti pelaksanaan inspeksi
O
D
Lihat ke sistem utilitas penting di RS
Bukti hasil uji coba sistem utilitas penting
W
Ka IPSRS/Penanggung jawab utilitas
D
Bukti pelaksanaan pemeliharaan/bukti hasil
pemeliharaan sistem utilitas penting
O
D
Lihat ke sistem utilitas penting di RS
Bukti perbaikan sistem utilitas
Skor
10
TL
0
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
O
Lihat ke sistem utilitas penting di RS
Standar MFK 9.2
Sistem utilitas rumah sakit menjamin tersedianya air bersih dan listrik sepanjang waktu serta menyediakan
sumber alternatif persediaan air dan tenaga listrik jika terjadi terputusnya sistem, kontaminasi atau
kegagalan.
Maksud dan tujuan MFK 9.2 : Lihat SNARS 1
Untuk mempersiapkan diri terhadap keadaan darurat seperti ini, rumah sakit agar mempunyai regulasi yang
antara lain meliputi :
a) mengidentifikasi peralatan, sistem, dan area yang memiliki risiko paling tinggi terhadap pasien dan staf
(sebagai contoh, rumah sakit mengidentifikasi area yang membutuhkan penerangan, pendinginan
(lemari es), bantuan hidup/Ventilator, dan air bersih untuk membersihkan dan sterilisasi alat)
b) menyediakan air bersih dan listrik 24 jam setiap hari dan 7 hari seminggu.
c) menguji ketersediaan dan kehandalan sumber tenaga listrik dan air bersih darurat /pengganti/backup
d) mendokumentasikan hasil-hasil pengujian
e) memastikan bahwa pengujian sumber alternatif air bersih dan listrik dilakukan setidaknya setiap 6
bulan atau lebih sering jika dipersyaratkan oleh peraturan perundangan di daerah, rekomendasi
produsen, atau kondisi dari sumber listrik dan air.
Elemen Penilaian MFK 9.2
Telusur
Skor
1. RS mempunyai regulasi tentang
R
Regulasi tentang sistem utilitas termasuk
10
TL
sistem utilitas yang meliputi a)
kerjasama dengan penyedia air bersih bila
sampai dengan e) dimaksud dan
terjadi gangguan
0
TT
tujuan. (R)
2. Air bersih harus tersedia selama 24
O
Lihat penampungan persediaan air bersih
10
TL
jam setiap hari, 7 hari dalam
5
TS
seminggu. (O,W)
W
0
TT
 Penanggung jawab air bersih RS
 Staf RS
 Pasien
3. Listrik tersedia 24 jam setiap hari,
O
Lihat sumber listrik utama dan sumber listrik
10
TL
7 hari dalam seminggu. (O,W)
alternatif di RS termasuk UPS pada alat-alat
5
TS
tertentu misalnya ventilator dan server sentral
0
TT
12
188
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
W
4. RS mengidentifikasi area dan
pelayanan yang berisiko paling
tinggi bila terjadi kegagalan listrik
atau air bersih terkontaminasi atau
terganggu. (D,W)
D
W
5. RS berusaha untuk mengurangi
risiko bila hal itu terjadi (tata kelola
risiko). (D,W)
D
W
6. RS mempunyai sumber listrik dan
air bersih alternatif dalam keadaan
emergensi. (D,O,W)
D



1)
Penanggung jawab listrik RS
Staf RS
Pasien
Bukti identifikasi area berisiko bila terjadi
kegagalan listrik
2) Bukti identifikasi area berisiko bila terjadi
kegagalan air
10
5
0
TL
TS
TT
 Ka IPSRS
 Ka Sanitasi
Bukti telah dilakukan upaya-upaya untuk
mengurangi risiko bila terjadi kegagalan listrik
maupun air di area paling berisiko, termasuk
kerjasama dengan penyedia air bersih bila
terjadi gangguan
10
5
0
TL
TS
TT
 Ka IPSRS
 Ka Sanitasi
1) Bukti pelaksanaan kajian kebutuhan sumber
listrik dan air bersih alternatif dalam
keadaan emergensi
2) Bukti kontrak kerjasama dengan penyedia
air bersih bila terjadi gangguan
10
5
0
TL
TS
TT
O
Lihat ke genset dan sumber air bersih alternatif
W
 Ka IPSRS
 Ka Sanitasi
Standar MFK 9.2.1
Rumah sakit melakukan uji beban listrik dan sumber air alternatif.
Maksud dan tujuan MFK 9.2.1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MFK 9.2.1
Telusur
Skor
1. RS mempunyai regulasi uji coba
R
Regulasi tentang uji coba sumber air bersih dan
10
TL
sumber air bersih dan listrik
listrik alternatif
alternatif sekurangnya 6 bulan
0
TT
sekali atau lebih sering bila
diharuskan oleh peraturan
perundang-undanganan yang
berlaku atau oleh kondisi sumber
air (R)
2. RS mendokumentasi hasil uji coba
D
Bukti dokumentasi pelaksanaan uji coba sumber 10
TL
sumber air bersih alternatif
air bersih alternatif
5
TS
tersebut. (D,W)
0
TT
W
 Ka unit Sanitasi
 Petugas air bersih
3. RS mendokumentasi hasil uji
D
Bukti dokumentasi pelaksanaan uji coba sumber 10
TL
sumber listrik alternatif tersebut.
listrik alternatif
5
TS
(D,W)
0
TT
W
 Ka IPSRS
 Petugas genset
4. RS mempunyai tempat dan jumlah
O
Lihat tempat penyimpanan bahan bakar untuk
10
TL
bahan bakar untuk sumber listrik
genset
5
TS
alternatif yang mencukupi. (O,W)
0
TT
W Petugas genset
Standar MFK 9.3
RS melakukan pemeriksaan air bersih dan air limbah secara berkala sesuai dengan peraturan perundang undangan.
Maksud dan tujuan MFK 9.3 : Lihat SNARS 1
RS harus mempunyai regulasi sekurang-kurangnya meliputi:
a) Pelaksanaan monitoring mutu air bersih paling sedikit setiap 1 tahun sekali. Untuk pemeriksaan kimia
13
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
189
minimal setiap 6 bulan sekali atau lebih sering tergantung ketentuan peraturan perundang-undangan,
kondisi sumber air, dan pengalaman sebelumnya dengan masalah mutu air. Hasil pemeriksaan
didokumentasikan.
b) Pemeriksaan air limbah dilakukan setiap 3 bulan atau lebih sering tergantung peraturan perundangundangan, kondisi air limbah, dan hasil pemeriksaan air limbah terakhir. Hasil pemeriksaan
didokumentasikan
c) Pemeriksaan mutu air yang digunakan untuk dialisis ginjal setiap bulan, untuk menilai pertumbuhan
bakteri dan endotoksin.
d) Pemeriksaan tahunan untuk menilai kontaminasi zat kimia. Hasil pemeriksaan didokumentasikan
e) Melakukan monitoring hasil pemeriksaan air dan melakukan perbaikan bila diperlukan.
Elemen Penilaian MFK 9.3
Telusur
Skor
1. RS mempunyai regulasi sekurangR
Regulasi tentang pemeriksaan air bersih
10
TL
kurangnya meliputi a) sampai
(termasuk air minum) dan air limbah meliputi a)
5
TS
dengan e) di maksud dan tujuan
s/d e) di maksud dan tujuan
0
TT
(R)
2. RS telah melakukan monitoring
D
Bukti hasil pemeriksaan mutu air bersih
10
TL
mutu air sesuai dengan peraturan
termasuk air minum
5
TS
perundang-undangan dan
0
TT
terdokumentasi (D,W)
W Petugas Sanitasi
3. RS telah melakukan pemeriksaan
D
Bukti hasil pemeriksaan mutu air limbah
10
TL
air limbah sesuai dengan
5
TS
peraturan perundang-undangan
W Petugas Sanitasi
0
TT
dan terdokumentasi. (D,W)
4. RS telah melakukan pemeriksaan
D
Bukti hasil pemeriksaan mutu air yang
10
TL
mutu air yang digunakan untuk
digunakan untuk dialisis
5
TS
dialisis ginjal yang meliputi
0
TT
pertumbuhan bakteri dan
W Petugas sanitasi/unit hemodialisa
endotoksin dan kontaminasi zat
kimia sesuai dengan peraturan
perundang-undangan dan
terdokumentasi. (D,W)
5. RS telah menindak lanjuti hasil
D
Bukti tindak lanjut hasil pemeriksaan
10
TL
pemeriksaan mutu air yang
5
TS
bermasalah dan
W Petugas sanitasi
0
TT
didokumentasikan. (D, W)
PROGRAM MONITORING FASILITAS
Standar MFK 10
Rumah sakit mengumpulkan data dari setiap program manajemen risiko fasilitas dan lingkungan untuk
mendukung rencana mengganti atau meningkatkan fungsi (upgrade) teknologi medik, peralatan, sistem dan
menurunkan risiko di lingkungan.
Maksud dan tujuan MFK 10 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MFK 10
Telusur
Skor
1. RS mempunyai regulasi Sistem
R
Regulasi tentang sistem pelaporan data
10
TL
pelaporan data insiden/
insiden/ kejadian/kecelakaan dari setiap
kejadian/kecelakaan dari setiap
program manajemen risiko fasilitas
0
TT
program manajemen risiko
fasilitas (R)
2. Ada laporan data
D
Bukti laporan insiden keselamatan terkait
10
TL
insiden/kejadian/kecelakaan dari
manajemen risiko fasilitas dan hasil analisis
5
TS
setiap program manajemen risiko
0
TT
fasilitas dan sudah dianalisis.
W
 Ka Tim K3/ Penanggung jawab manajemen
(D,W)
risiko/kepala unit/staf RS
 Komite PMKP/Tim Keselamatan Pasien RS
3. Hasil analisis sudah ditindaklanjuti
D
Bukti tindak lanjut dari hasil analisis
10
TL
dengan mengganti atau
5
TS
meningkatkan fungsi (upgrade)
O
Lihat kondisi sistem peralatan dan lingkungan
0
TT
teknologi medis, peralatan, sistem
kerja
dan menurunkan risiko di
lingkungan. (D,O,W)
W
 Ka Tim K3/ Penanggung jawab manajemen
risiko/kepala unit/staf RS
 Komite PMKP/Tim Keselamatan Pasien RS
14
190
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
4. Seorang atau lebih individu yang
ditunjuk mengawasi pelaksanaan
program manajemen risiko
fasilitas telah membuat laporan
kepada direktur rumah sakit setiap
3 bulan (lihat juga MFK 3) (D,W)
D
Bukti pelaksanaan pengawasan dan pelaporan
program manajemen risiko fasilitas
W
 Ka Tim K3/ Penanggung jawab manajemen
risiko
 Komite PMKP/Tim Keselamatan Pasien RS
PENDIDIKAN STAF
10
5
0
TL
TS
TT
Standar MFK 11
RS menyelenggarakan edukasi, pelatihan, tes dan simulasi bagi semua staf tentang peranan mereka dalam
memberikan fasilitas yang aman dan efektif.
Maksud dan tujuan MFK 11 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MFK 11
Telusur
Skor
1. RS mempunyai program pelatihan
R
Program pelatihan MFK
10
TL
tentang manajemen fasilitas dan
keselamatan (R)
0
TT
2. Edukasi diadakan setiap tahun
mengenai setiap komponen dari
program manajemen fasilitas dan
keselamatan untuk menjamin
semua staf dapat melaksanakan
dengan efektif tanggung jawabnya.
(Lihat juga AP.5.3;AP.6.3) (D,W)
3. Edukasi diikuti oleh pengunjung,
suplier, pekerja kontrak dan lainlain sesuai regulasi rumah sakit
(D,W)
4. Pengetahuan staf dites dan
disimulasikan sesuai peran mereka
dalam setiap program manajamen
fasilitas. Kegiatan pelatihan dan
hasil pelatihan setiap staf
didokumentasikan. (D,W)
D
Bukti pelaksanaan pelatihan program MFK
W
 Ka Tim K3/ Penanggung jawab manajemen
risiko
 Bidang diklat
D
W
D
W
10
5
0
TL
TS
TT
Bukti pelaksanaan edukasi terhadap
pengunjung, suplier, pekerja kontrak dan lainlain
10
5
0
TL
TS
TT
 Ka Tim K3/PJ manajemen risiko
 Bidang diklat
 Pengunjung
 Suplier
Bukti evaluasi pelatihan berupa pre test dan
post test pelatihan termasuk mampu
memperagakan
10
5
0
TL
TS
TT
 Ka Tim K3/ Penanggung jawab manajemen
risiko
 Peserta pelatihan
Standar MFK 11.1
Staf dilatih dan diberi pengetahuan tentang peranan mereka dalam program RSuntuk proteksi kebakaran,
keamanan dan penanggulangan bencana.
Maksud dan tujuan MFK 11.1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MFK 11.1
Telusur
Skor
1. Staf dapat menjelaskan dan/atau
W Staf RS
10
TL
memperagakan peran mereka
5
TS
dalam menghadapi kebakaran.
S
Peragaan oleh staf
0
TT
(W,S)
2. Staf dapat menjelaskandan/atau
W Staf RS
10
TL
memperagakan tindakan untuk
5
TS
menghilangkan, mengurangi/
S
Peragaan oleh staf
0
TT
meminimalisir atau melaporkan
tentang keselamatan, keamanan
dan risiko lainnya.(W,S)
3. Staf dapat menjelaskan dan/atau
W Staf RS
10
TL
memperagakan tindakan,
5
TS
kewaspadaan, prosedur dan
S
Peragaan oleh staf
0
TT
partisipasi dalam penyimpanan,
penanganan dan pembuangan gas
medis, serta limbah B3. (W,S)
4. Staf dapat menjelaskan dan/atau
W Staf RS
10
TL
memperagakan prosedur dan
5
TS
15
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
191
peran mereka dalam penanganan
S
Peragaan oleh staf
kedaruratan serta bencana internal
atau eksternal (community). (W,S)
Standar MFK 11.2
Staf dilatih untuk menjalankan dan memelihara peralatan medis dan sistem utilitas
Maksud dan tujuan MFK 11.2 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MFK 11.2
Telusur
1. Staf diberi pelatihan untuk
D
1) Bukti pelaksanaan pelatihan
menjalankan peralatan medis
2) Bukti tes yang dilakukan
sesuai uraian tugasnya dan
dilakukan tes secara berkala.
W
 Penanggung jawab peralatan medis
(D,W,S)
 Kepala bidang pelayanan/penunjang
 Operator peralatan medis
 Diklat
S
2. Staf diberi pelatihan untuk
menjalankan sistem utilitas sesuai
uraian tugasnya dan dilakukan tes
secara berkala. (D,W,S)
D
W
S
3. Staf diberi pelatihan untuk
memelihara peralatan medis
sesuai uraian tugasnya dan
dilakukan tes secara berkala.
(D,W,S)
4. Staf diberi pelatihan untuk
memelihara sistem utilitas sesuai
uraian tugasnya dan dilakukan tes
secara berkala.(D,W,S)
D
Peragaan oleh operator peralatan medis untuk
menjalankan peralatan medis
1) Bukti pelaksanaan pelatihan
2) Bukti tes yang dilakukan




0
TT
Skor
10
TL
5
TS
0
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
Penanggung jawab sistem utilitas
Kepala bidang pelayanan/penunjang
Operator sistem utilitas
Diklat
Peragaan oleh operator sistem utilitas untuk
menjalankan sistem utilitas
1) Bukti pelaksanaan pelatihan
2) Bukti tes yang dilakukan
W
 Penanggung jawab peralatan medis
 Teknisi peralatan medis
D
1) Bukti pelatihan
2) Bukti test yang dilakukan
W
 Teknisi sistem utilitas
 Penanggung jawab sistem utilitas
S
Peragaan oleh teknisi sistem utilitas
dalam pemeliharaan sistem utilitas
16
192
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
KOMPETENSI DAN KEWENANGAN STAF
(KKS)
PERENCANAAN
Standar KKS 1
Pimpinan rumah sakit menetapkan perencanaan kebutuhan staf rumah sakit.
Maksud dan Tujuan KKS 1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian KKS 1
Telusur
Skor
1. Ada penetapan perencanaan
R
Regulasi tentang perencanaan kebutuhan SDM
10
TL
kebutuhan staf rumah sakit yang
sesuai dengan:
berdasarkan perencanaan strategis
1) Rencana strategis
0
TT
dan perencanaan tahunan sesuai
2) RBA/RKA
kebutuhan rumah sakit. (R).
2. Ada kejelasan hubungan antara
D
Bukti tentang hubungan antara perencanaan SDM
10
TL
perencanaan strategis,
dengan rencana strategis dan RBA / RKA
perencanaan tahunan dan
0
TT
perencanaan kebutuhan staf.
W  Pimpinan RS
(D,W)
 Kepala SDM
3. Ada bukti perencanaan kebutuhan
D
Bukti rapat tentang perencanaan SDM berdasarkan
10
TL
staf berdasarkan kebutuhan dari
kebutuhan unit kerja
5
TS
masing-masing unit kerja
0
TT
khususnya unit kerja pelayanan.
W  Direktur
(D,W)
 Kepala SDM
 Kepala Unit
Standar KKS 2
Perencanaan kebutuhan staf rumah sakit terus menerus dimutakhirkan oleh pimpinan rumah sakit dengan
menetapkan jumlah, jenis, kualifikasi yang meliputi pendidikan, kompetensi, pelatihan, dan pengalaman yang
dibutuhkan sesuai peraturan perundang-undangan.
Maksud dan Tujuan KKS 2, KKS 2.1, KKS 2.3 dan KKS 2.4 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian KKS 2
Telusur
Skor
1. Ada kebijakan dan prosedur yang
R
Regulasi tentang SDM meliputi:
10
TL
ditetapkan rumah sakit tentang
1) penyusunan pola ketenagaan sebagai dasar
pola ketenagaan dan kebutuhan
penetapan kebutuhan staf di setiap unit
0
TT
jumlah staf sesuai yang dijadikan
2) penempatan dan penempatan kembali staf
dasar untuk menyusun
evaluasi dan pemutakhiran terus menerus pola
perencanaan staf, Panduan
ketenagaan sesuai KKS 2.1 EP 1
mengatur tentang penempatan
dan penempatan kembali staf (R)
2. Ada pelaksanaan pola ketenagaan
D
Bukti rapat tentang penyusunan pola ketenagaan
10
TL
secara kolaborasi dengan
5
TS
perencanaan staf yang meliputi
W  Direktur
0
TT
jumlah, jenis, kualifikasi. (D,W)
 Kepala bidang/divisi
(lihat juga AP 6.2)
 Kepala unit
3. Ada pelaksanaan pengaturan
D
Bukti pelaksanaan tentang penempatan
10
TL
penempatan dan penempatan
danpenempatan kembali staf sesuai dengan
5
TS
kembali staf sesuai panduan (D,W)
perencanaan.
0
TT
W
 Kepala SDM
 Kepala unit
 Staf terkait
Standar KKS 2.1
Rumah sakit melaksanakan evaluasi dan pemutakhiran terus menerus perencanaan kebutuhan staf rumah sakit.
Elemen Penilaian KKS 2.1
Telusur
Skor
1. Ada regulasi tentang evaluasi dan
R
Sesuai dengan KKS 2 EP 1
10
TL
pemutakhiran terus menerus pola
ketenagaan (R)
0
TT
2. Ada pelaksanaan perencanaan staf
Bukti rapat tentang evaluasi perencanaan staf
10
10
D
yang efektif dan selalu di evaluasi
5
5
berdasarkan kebutuhan. (D,W)
0
0
W  Kepala SDM
 Kepala unit
3. Ada revisi dan pembaharuan
D
Bukti rapat tentang revisi perencanaan staf minimal
10
TL
1
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
193
perencanaan staf bila dibutuhkan
minimal 1 (satu) tahun sekali.
(D,W)
1 tahun sekali
W








TS
TT
Direktur
Kepala bidang/divisi
Kepala SDM
Kepala unit
Standar KKS 2.2
Rumah sakit menetapkan jumlah staf rumah sakit berdasarkan kebutuhan masing-masing unit
pengembangannya sesuai peraturan perundang-undangan.
Elemen Penilaian KKS 2.2
Telusur
1. Rumah sakit menetapkan jumlah
R
Regulasi tentang penetapan jumlah staf RS
staf rumah sakit dengan
mempertimbangkan misi rumah
sakit, keragaman pasien, jenis
pelayanan dan teknologi yang
digunakan dalam asuhan pasien.
(R)
2. Ada dokumen kebutuhan staf dari
D
Bukti tentang kebutuhan staf masing-masing unit
masing-masing unit kerja. (D,W)
W  Kepala unit
 Staf unit
3. Perencanaan jumlah staf juga
D
Bukti tentang perencanaan SDM
mempertimbangkan rencana
mempertimbangkan rencana pengembangan
pengembangan pelayanan. (D,W)
pelayanan dengan melihat RENSTRA dan RKA/RBA
W
5
0
termasuk
Skor
10
TL
0
TT
10
0
TL
TT
10
0
TL
TT
Direktur
Kepala bidang/divisi
Kepala SDM
Kepala unit
Standar KKS 2.3
Dalam perencanaan kebutuhan staf rumah sakit ditetapkan persyaratan pendidikan, keterampilan, pengetahuan
dan persyaratan lain dari seluruh staf rumah sakit. Setiap staf rumah sakit mempunyai uraian tugas, tanggung
jawab dan wewenang.
Elemen Penilaian KKS 2.3
Telusur
Skor
1. Rumah sakit menetapkan
R
Regulasi tentang persyaratan jabatan, uraian tugas,
10
TL
pendidikan, keterampilan dan
tanggung jawab dan wewenang
pengetahuan disertai penetapan
0
TT
uraian tugas, tanggung jawab dan
wewenang sesuai peraturan
perundang-undangan. (R) (lihat
juga TKRS.3)
2. Setiap nama jabatan ada
D
Bukti setiap jabatan memiliki persyaratan jabatan
10
TL
persyaratan pendidikan
5
TS
keterampilan dan pengetahuan.
W
0
TT
 Kepala SDM
(D,W)
 Staf
3. Setiap staf rumah sakit memiliki
D
Bukti setiap jabatan memiliki uraian tugas, tanggung
10
TL
uraian tugas, tanggung jawab dan
jawab dan wewenang, dilihat pada:
5
TS
wewenang termasuk staf klinis yang
1) File kepegawaian staf berisi uraian tugas,
0
TT
melaksanakan tugas manajemen
tanggung jawab dan wewenang, dan staf klinis
dan yang tidak diijinkan melakukan
berupa SPK dan RKK
praktik mandiri. (D,W)
2) File kepegawaian pejabat dengan jabatan
rangkap uraian tugas, tanggung jawab dan
wewenang untuk jabatan serta SPK dan RKK
untuk tugas klinis.
W
 Kepala SDM
 Staf terkait
Standar KKS 2.4
Perencanaan kebutuhan staf rumah sakit juga dengan mempertimbangkan penempatan atau penempatan
kembali harus memperhatikan faktor kompetensi.
Elemen Penilaian KKS 2.4
Telusur
Skor
2
194
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
1. Ada regulasi tentang pengaturan
penempatan kembali dari satu unit
layanan ke lain unit layanan karena
alasan kompetensi, kebutuhan
pasien atau kekurangan staf,
termasuk mempertimbangkan nilainilai, kepercayaan dan agama staf.
(R)
2. Ada dokumen perencanaan
kebutuhan staf rumah sakit
berdasarkan pengaturan
penempatan kembali. (D,W)
3. Ada dokumen pengaturan
penempatan kembali berdasarkan
pertimbangan nilai kepercayaan
dan agama. (D,W)
R
Regulasi tentang pengaturan penempatan kembali
staf dengan mempertimbangkan:
1) Kompetensi
2) Kebutuhan pasien / kekurangan
3) Agama, keyakinan dan nilai-nilai pribadi
10
0
TL
TT
D
Bukti penempatan/penempatan kembali staf sesuai
dengan kebutuhan RS
10
5
0
TL
TS
TT
W
 Kepala SDM
 Kepala unit
 Staf terkait
Bukti pelaksanaan tentang penempatan kembali
berdasarkan pertimbangan agama, keyakinan dan
nilai-nilai pribadi.
10
5
0
TL
TS
TT
D
W
 Kepala SDM
 Staf terkait
Standar KKS 3
Rumah sakit menetapkan dan melaksanakan proses rekrutmen, evaluasi, penempatan staf dan prosedur lain.
Maksud dan Tujuan KKS 3 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian KKS 3
Telusur
Skor
1. Ada regulasi tentang proses
R
Regulasi tentang proses rekrutmen tersentralisasi
10
TL
rekrutmen staf (lihat juga,TKRS
dan efisien oleh RS
3.3). (R)
0
TT
2. Proses rekrutmen dilaksanakan
D
Bukti pelaksanaan tentang proses rekrutmen staf
10
TL
sesuai regulasi. (D,W)
tersentralisasi dan efisien oleh RS
5
TS
0
TT
 Kepala SDM
W
 Staf
3. Proses rekrutmen dilaksanakan
D
Bukti pelaksanaan tentang proses rekrutmen
10
TL
seragam (D,W)
seragam
5
TS
0
TT
W
 Kepala SDM
 Staf
Standar KKS 4
Rumah sakit menetapkan proses seleksi untuk menjamin bahwa pengetahuan dan keterampilan staf klinis sesuai
dengan kebutuhan pasien.
Maksud dan Tujuan KKS 4 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian KKS 4
Telusur
Skor
1. Ada regulasi yang menetapkan
R
Regulasi tentang proses seleksi staf klinis
10
TL
proses seleksi untuk memastikan
pengetahuan, keterampilan dan
0
TT
kompetensi staf klinis sesuai
dengan kebutuhan pasien.(R)
2. Proses seleksi dilaksanakan
D
Bukti pelaksanaan seleksi staf klinis RS dilaksanakan
10
TL
seragam sesuai regulasi. (lihat juga
seragam
5
TS
TKRS.3.3) (D,W)
0
TT
W
 Kepala SDM
 Staf klinis
3. Anggota staf klinis baru dievaluasi
D
Bukti pelaksanaan evaluasi staf klinis baru saat mulai 10
TL
pada saat mulai bekerja, sesuai
bekerja
5
TS
dengan tanggung jawabnya. (D,W)
0
TT
W
 Direktur
 Kepala bidang/divisi
 Komite Medik/Komite Keperawatan
 Kepala SDM
 Staf klinis baru
4. Unit kerja menyediakan data yang
D
Bukti tentang data untuk evaluasi staf klinis tersedia
10
TL
3
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
195
digunakan untuk evaluasi kinerja
staf klinis (lihat TKRS.11.1). (D,W)
5. Evaluasi staf klinis dilakukan dan
didokumentasikan secara berkala
minimal 1 (satu) tahun sekali
sesuai regulasi. (lihat juga KKS.11)
(D,W)
di unit layanan.
W
D
Kepala unit pelayanan
Bukti evaluasi staf klinis tahunan
W




Kepala SDM
Komite Medik/Komite Keperawatan
Kepala unit pelayanan
Staf klinis
Standar KKS 5
Rumah sakit menetapkan proses seleksi untuk menjamin bahwa pengetahuan dan keterampilan staf
sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
Maksud dan Tujuan KKS 5 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian KKS 5
Telusur
1. Ada regulasi yang menetapkan
R
Regulasi tentang proses seleksi staf non klinis
proses seleksi untuk memastikan
pengetahuan, keterampilan dan
kompetensi staf non klinis sesuai
dengan kebutuhan rumah sakit. (R)
2. Proses seleksi staf non klinis
D
Bukti pelaksanaan seleksi staf non klinis RS
dilaksanakan seragam sesuai
dilaksanakan seragam
regulasi. (D,W)
W
 Kepala SDM
 Staf non klinis
3. Anggota staf non klinis baru
D
Bukti pelaksanaan evaluasi staf non klinis baru saat
dievaluasi pada saat mulai bekerja,
mulai bekerja
sesuai dengan tanggung jawabnya.
(D,W)
W
 Direktur
 Kepala bidang/divisi
 Komite medik / keperawatan
 Kepala SDM
 Staf non klinis baru
4. Unit kerja melaksanakan evaluasi
D
Bukti tentang data untuk evaluasi staf non klinis
kinerja staf non klinis.(D,W)
tersedia di unit layanan.
5. Evaluasi staf non klinis dilakukan
dan didokumentasikan secara
berkala minimal 1 (satu) tahun
sekali sesuai regulasi. (lihat juga
KKS.11) (D,W)
W
D
Kepala unit pelayanan
Bukti evaluasi staf non klinis tahunan
W




Kepala SDM
Komite Medik / Komite Keperawatan
Kepala unit pelayanan
Staf non klinis
5
0
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
non klinis
Skor
10
TL
0
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
Standar KKS 6
Rumah sakit menyediakan dan memelihara file kepegawaian untuk setiap staf rumah sakit dan selalu
diperbaharui.
Maksud dan Tujuan KKS 6 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian KKS 6
Telusur
Skor
1. File kepegawaian memuat
D
File kepegawaian memuat:
10
TL
kualifikasi, pendidikan, pelatihan
1) Kualifikasi
5
TS
dan kompetensi staf. (D,W)
2) Pendidikan
0
TT
3) Pelatihan
4) Kompetensi Staf
2. File kepegawaian memuat uraian
tugas anggota staf. (D,W)
3. File kepegawaian memuat proses
rekrutmen staf. (D,W)
W
D
Kepala SDM
Bukti tentang file kepegawaian berisi uraian tugas,
tanggung jawab dan wewenang
W
D
Kepala SDM
File kepegawaian berisi proses rekruitmen
W
Kepala SDM
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
4
196
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
4. File kepegawaian memuat riwayat
pekerjaan staf (D,W)
5. File kepegawaian memuat hasil
evaluasi dan penilaian kinerja staf
(D,W)
6. File kepegawaian memuat salinan
sertifikat pelatihan didalam
maupun diluar RS. (D,W)
7. File kepegawaian selalu
diperbaharui. (D,W)
D
File kepegawaian berisi riwayat pekerjaan
W
D
Kepala SDM
File kepegawaian berisi hasil evaluasi dan penilaian
kinerja staf RS
W
D
Kepala SDM
File kepegawaian berisi salinan sertifikat pelatihan
staf RS
W
D
Kepala SDM
File kepegawaian selalu diperbaharui
W
Kepala SDM
ORIENTASI
10
5
0
10
5
0
TL
TS
TT
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
Standar KKS 7
Semua staf klinis dan non klinis diberi orientasi di rumah sakit dan unit kerja tempat staf akan bekerja dan
tanggung jawab spesifik pada saat diterima bekerja.
Maksud dan Tujuan KKS 7 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian KKS 7
Telusur
Skor
1. Ada regulasi yang menetapkan
R
Regulasi tentang orientasi umum dan khusus
10
TL
orientasi umum dan khusus bagi
staf klinis dan non klinis baru. (R)
0
TT
2. Ada bukti staf klinis dan non klinis
D
Bukti orientasi staf baru meliputi:
10
TL
baru diberikan orientasi umum
1) Orientasi umum:
5
TS
dan khusus. (D,W)
TOR, daftar hadir, materi dan narasumber
0
TT
meliputi perumahsakitan, mutu, keselamatan
pasien, PPI, serta evaluasi peserta, laporan
pelaksanaan orientasi
2) Orientasi khusus:
TOR, daftar hadir, evaluasi peserta, laporan
pelaksanaan orientasi
W
3. Staf kontrak, magang dan peserta
didik mendapat pelatihan tentang
orientasi umum dan khusus. (D,W)
D
 Kepala SDM
 Kepala Diklat
 Kepala Unit
 Staf baru
Bukti pelaksanaan tentang orientasi staf kontrak,
magang dan peserta didik (IPKP 6 EP 1) meliputi:
1) Orientasi umum:
TOR, daftar hadir, materi dan narasumber
meliputi perumahsakitan, mutu, keselamatan
pasien, PPI, serta evaluasi peserta, laporan
pelaksanaan orientasi
2) Orientasi khusus:
TOR, daftar hadir, evaluasi peserta, laporan
pelaksanaan orientasi
10
5
0
TL
TS
TT
W
 Kepala SDM
 Kepala Diklat
 Kepala Unit
 Staf kontrak, magang dan peserta didik
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Standar KKS 8
Setiap staf mengikuti pendidikan atau pelatihan di dalam atau di luar rumah sakit, termasuk pendidikan profesi
berkelanjutan untuk mempertahankan atau meningkatkan
Maksud dan Tujuan KKS 8 : Lihat SNARS 1
Rumah sakit mengumpulkan data dari berbagai sumber untuk dapat memahami pendidikan dan pelatihan yang
dibutuhkan oleh staf. Sumber data yang dapat digunakan:
a) Hasil dari kegiatan pengukuran mutu dan keselamatan
b) monitor dari program manajemen fasilitas
5
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
197
c) penggunaan teknologi medis baru
d) keterampilan dan pengetahuan yang diperoleh melalui evalusi kinerja
e) prosedur klinis baru
f) rencana memberikan layanan baru di kemudian hari
Elemen Penilaian KKS 8
Telusur
Skor
1. Ada program pendidikan dan
R
Program tentang pendidikan dan pelatihan berdasar
10
TL
pelatihan berdasarkan sumber
data a) s/d f)
data yang meliputi a) sampai
0
TT
dengan f) di maksud dan tujuan.
(R)
2. Pendidikan dan pelatihan
D
Bukti pelaksanaan tentang pendidikan dan pelatihan
10
TL
dilaksanakan sesuai program.
sesuai program
5
TS
(D,W)
0
TT
W
 Kepala SDM
 Kepala Diklat
 Staf terkait
3. Staf rumah sakit diberi pendidikan
D
Bukti pelaksanaan tentang pendidikan dan pelatihan
10
TL
dan pelatihan berkelanjutan di
berkelanjutan
5
TS
dalam dan di luar rumah sakit yang
0
TT
relevan untuk meningkatkan
W
 Kepala SDM
kemampuannya. (D,W)
 Kepala Diklat
 Staf terkait
4. Rumah sakit menyediakan waktu,
D
Bukti tentang jadwal, anggaran, materi dan fasilitas
10
TL
anggaran dan fasilitas untuk
untuk diklat RS
5
TS
semua staf dalam berpartisipasi
0
TT
mengikuti pendidikan dan
W
 Kepala SDM
pelatihan yang diperlukan. (D,W)
 Kepala Diklat
Standar KKS 8.1
Setiap staf yang memberikan asuhan kepada pasien dan staf yang ditentukan oleh rumah sakit dilatih dan dapat
melaksanakan secara benar teknik resusitasi jantung paru.
Maksud dan Tujuan KKS 8.1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian KKS 8.1
Telusur
Skor
1. Ada regulasi yang menetapkan
R
Regulasi tentang:
10
TL
tentang pelatihan teknik resusitasi
1) pelatihan bantuan hidup dasar
jantung paru tingkat dasar pada
2) pelatihan bantuan hidup lanjut
0
TT
seluruh staf dan tingkat lanjut bagi
staf yang ditentukan oleh rumah
sakit. (R)
2. Staf yang menjadi tim kode biru
D
Bukti pelaksanaan pelatihan tentang bantuan hidup
10
TL
diberi latihan bantuan hidup
lanjut
5
TS
lanjut. (D,W)
0
TT
W
 Tim kode biru
 Kepala Diklat
3. Ada bukti staf telah lulus dari
D
Bukti sertifikasi pelatihan bantuan hidup dasar dan
10
TL
pelatihan dan dapat
bantuan hidup lanjut
5
TS
memperagakan. (D,W,S)
0
TT
W
 Kepala diklat
 Tim Kode Biru
 Staf RS
4. Pelatihan untuk setiap staf diulang
sesuai program atau minimal dua
tahun sekali. (D,W)
S
D
Peragaan resusitasi jantung paru
Bukti pelaksanaan refreshing bantuan hidup dasar
setiap dua tahun
W
 Kepala bidang SDM
 Staf pelaksana
 Staf RS
Standar KKS 8.2
Rumah sakit menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan keselamatan staf.
Maksud dan Tujuan KKS 8.2 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian KKS 8.2
Telusur
10
5
0
TL
TS
TT
Skor
6
198
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
1. Ada regulasi tentang kesehatan
dan keselamatan staf dan
penanganan kekerasan di tempat
kerja. (R)
2. Berdasarkan epidemologi
penyakit-penyakit infeksi, rumah
sakit mengidentifikasi risiko staf
terpapar atau tertular dan
melaksanakan pemeriksaan
kesehatan dan vaksinasi. (lihat juga
PPI.5). (D,W)
3. Rumah sakit melaksanakan
evaluasi, memberikan konseling
dan tindak lanjut kepada staf yang
terpapar penyakit infeksi serta
dikoordinasikan dengan program
pencegahan dan pengendalian
infeksi. (lihat juga PPI.5). (D,W)
4. Rumah sakit mengidentifikasi area
yang berpotensi terjadinya
kekerasan di tempat kerja dan
melaksanakan upaya-upaya
terukur untuk mengurangi risiko
tersebut. (D,O,W)
5. Rumah sakit melaksanakan
evaluasi, memberikan konseling
dan melaksanakan tindak lanjut
terhadap staf yang cedera akibat
kekerasan di tempat kerja. (D,W)
6. Kejadian staf terpapar infeksi dan
mengalami kekerasan dicatat dan
didokumentasikan. (D,W)
R
Regulasi tentang:
1) kesehatan dan keselamatan staf
2) penanganan kekerasan di tempat kerja
10
5
0
TL
TT
D
Bukti tentang pemeriksaan kesehatan staf dan bukti
vaksinasi.
10
5
0
TL
TS
TT
W
 Kepala SDM
 Staf unit terkait
D
Bukti pelaksanaan tentang tindak lanjut terhadap
staf yang terpapar penyakit infeksi.
10
5
0
TL
TS
TT
W
 PPI
 Staf terpapar
 Kepala unit terkait
D
1) Bukti tentang daftar area yang berpotensi
terjadinya kekerasan di tempat kerja
2) Bukti upaya untuk mengurangi risiko tersebut
10
5
0
TL
TS
TT
O
Lihat area berisiko terjadi kekerasan diatas
W
D
Staf terkait
Bukti tindak lanjut staf yang cedera akibat kekerasan
ditempat kerja
10
5
0
TL
TS
TT
W
 Kepala SDM
 Staf terkait
Bukti tentang catatan staf yang terpapar infeksi atau
mengalami kekerasan
10
5
0
TL
TS
TT
D
W
 Kepala SDM
 Staf terkait
 Tim K3RS
 IPCN
MENENTUKAN PENUGASAN STAF MEDIS
Standar KKS 9
Rumah sakit menyelenggarakan pengumpulan dokumen kredensial dari anggota staf medis yang
memberikan asuhan kepada pasien secara mandiri.
Maksud dan Tujuan KKS 9, KKS 9.1 dan KKS 9.2 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian KKS 9
Telusur
1. Proses penerimaan, kredensial,
R
Regulasi tentang proses penerimaan, kredensial,
penilaian kinerja dan rekredensial
penilaian kinerja dan rekredensial staf medis dalam
staf medis diatur dalam peraturan
medical staf bylaws
internal staf medis (medical staf
bylaws). (R)
2. Setiap dokter yang memberikan
D
Bukti tentang kontrak klinik dokter dengan RS
pelayanan di rumah sakit, wajib
menandatangani perjanjian sesuai
W
 Staf Medis
regulasi rumah sakit (lihat juga
 Staf SDM
TKRS.6 EP 4) (D,W)
3. Ada proses kredensial dan
D
Bukti pelaksanaan tentang kredensial
pemberian kewenangan klinis oleh
rumah sakit untuk pelayanan
W
 Komite Medis
diagnostik, konsultasi, dan tata
 Staf Medis
laksana yang diberikan oleh dokter
praktik mandiri dari luar rumah
sakit, seperti kedokteran jarak jauh
(telemedicine), radiologi jarak jauh
(teleradiology), dan interpretasi
7
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
diberi izin
Skor
10
TL
0
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
199
untuk pemeriksaan diagnostik lain,
seperti elektrokardiogram (EKG),
elektroensefalogram (EEG), dan
elektromiogram (EMG), serta
pemeriksaan lain yang serupa,
(lihat juga TKRS.6.2 EP 2) (D,W)
Standar KKS 9.1
Rumah sakit melaksanakan verifikasi terkini terhadap pendidikan, registrasi, izin, pengalaman dan lainnya dalam
kredensialing staf medis.
Elemen Penilaian KKS 9.1
Telusur
Skor
1. Ada bukti dilaksanakannya
D
Bukti verifikasi
10
TL
verifikasi dari sumber utama
5
TS
terhadap kredensial terkait
W
0
TT
 Kepala SDM
pendidikan, izin/sertifikat dan
 Komite Medis
kredensial lain sesuai dengan
 Staf medis
peraturan perundang-undangan
atau yang dikeluarkan oleh instansi
pendidikan atau organisasi
profesional yang diakui. (D,W)
2. Ada bukti dilaksanakannya
D
Bukti kredensial tambahan
10
TL
kredensial tambahan dari sumber
5
TS
yang mengeluarkan kredensial bila
W
0
TT
 Komite Medis
staf medis meminta kewenangan
 Staf Medis
klinis canggih atau subspesialisasi.
 Kepala SDM
(D,W)
Standar KKS 9.2
Rumah sakit melaksanakan proses seragam dan transparan untuk menentukan penerimaaan staf medis.
Elemen Penilaian KKS 9.2
Telusur
Skor
1. Pengangkatan staf medis dibuat
D
Bukti pelaksanaan rekrutmen staf medis sesuai
10
TL
berdasarkan kebijakan rumah sakit
kebutuhan RS
5
TS
dan konsisten dengan populasi
0
TT
pasien rumah sakit, misi, dan
W
 Direktur
pelayanan yang diberikan untuk
 Komite medis
memenuhi kebutuhan pasien.
 Kepala SDM
(D,W)
2. Pengangkatan tidak dilakukan
D
Bukti pelaksanaan pengangkatan setelah proses
10
TL
sampai setidaknya izin/surat tanda
verifikasi selesai
5
TS
registrasi sudah diverifikasi dari
0
TT
sumber primer, dan anggota staf
W
 Komite medis
medis kemudian melakukan
 Staf medis
pelayanan perawatan pasien di
 Kepala SDM
bawah supervisi sampai semua
kredensial yang disyaratkan
undang-undang dan peraturan
sudah diverifikasi dari sumber asli.
(D,W)
3. Untuk staf medis yang belum
D
Bukti pelaksanaan supervisi pada staf medis yang
10
TL
mendapatkan kewenangan
belum mendapatkan kewenangan mandiri meliputi:
5
TS
mandiri, dilakukan metode
1) metode supervisi
0
TT
supervisi, frekuensi supervisi, dan
2) frekuensi
supervisor yang ditunjuk
3) nama supervisor
didokumentasikan di arsip
4) dokumentasinya
kredensial individu tersebut. (D,W)
5) untuk PPDS, penetapan level supervisi
W
 Komite Medis
 Staf medis
 Kepala SDM
 PPDS
 Staf terkait
PEMBERIAN KEWENANGAN KLINIS STAF MEDIS
Standar KKS 10
Rumah sakit menetapkan proses yang seragam, obyektif, berdasar bukti (evidence based) untuk memberikan
8
200
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
wewenang kepada staf medis untuk menerima, menangani, memberikan layanan kliniks kepada pasien sesuai
kualifikasinya.
Maksud dan Tujuan KKS 10 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian KKS 10
Telusur
Skor
1. Direktur menetapkan kewenangan
R
Regulasi tentang penetapan kewenangan klinis
10
TL
klinis setelah mendapat
berdasarkan rekomendasi dari komite medis dalam
rekomendasi dari Komite Medis
bentuk SPK dan RKK
0
TT
termasuk kewenangan tambahan.
(R)
2. Ada bukti pemberian kewenangan
D
Bukti tentang penerbitan SPK dan RKK berdasar
10
TL
klinis berdasarkan rekomendasi
rekomendasi dari komite medis
5
TS
kewenangan klinis dari Komite
0
TT
Medis. (D,W)
W
 Komite medis
 Staf medis
3. Ada bukti pelaksanaan pemberian
D
Bukti pelaksanaan tentang rekredensial untuk
10
TL
kewenangan tambahan setelah
memberi kewenangan tambahan sudah diverifikasi
5
TS
melakukan verifikasi dari sumber
dari sumber primer.
0
TT
yang mengeluarkan kredensial.
(D,W)
W
 Komite medis
 Staf medis
4. Surat Penugasan klinis dan Rincian
D
Bukti tentang SPK dan RKK staf medis ada di unit
10
TL
Kewenangan klinis anggota staf
pelayanan.
5
TS
medis dalam bentuk tercetak atau
0
TT
elektronik (softcopy) atau media
W
 Komite medis
lain tersedia di semua unit
 Staf medis
pelayanan (contoh,kamar operasi,
unit darurat, nurse station) dimana
anggota staf medistersebut
memberikan pelayanan. (D,W)
5. Setiap anggota staf medis hanya
D
Bukti pelaksanaan pengawasan untuk memastikan
10
TL
memberikan pelayanan spesifik
staf medis memberikan pelayanan sesuai SPK dan
5
TS
yang ditentukan oleh rumah sakit.
RKK
0
TT
(D,W)
W Kepala dan staf unit pelayanan
MONITORING DAN EVALUASI BERKELANJUTAN ANGGOTA STAF MEDIS
Standar KKS 11
Rumah sakit melaksanakan proses yang seragam untuk melaksanakan evaluasi mutu dan keselamatan asuhan
pasien yang diberikan oleh setiap anggota staf medis.
Maksud dan Tujuan KKS 11 : Lihat SNARS 1
Telusur
Elemen Penilaian KKS 11
Skor
1. Ada regulasi tentang penilaian
R
Regulasi tentang penilaian kinerja untuk evaluasi
10
TL
kinerja untuk evaluasi mutu
mutu praktik profesional berkelanjutan, etik dan
praktik profesional berkelanjutan,
disiplin staf medis
0
TT
etik dan disiplin staf medis (lihat
juga TKRS.11 EP 2 dan TKRS 12 EP
1). (R)
2. Ada bukti monitoring dan evaluasi
D
Bukti pelaksanaan monitoring dan evaluasi mutu 10
TL
mutu praktik profesional
praktik profesional berkelanjutan, etik dan disiplin
5
TS
berkelanjutan, etik dan disiplin staf
staf medis meliputi:
0
TT
medis untuk peningkatan mutu
1) perilaku
pelayanan dan keselamatan
2) pengembangan profesional
pasien. (D,W)
3) kinerja klinis
W
3. Data dan informasi hasil pelayanan
klinis dari staf klinis direview
secara obyektif dan berdasar bukti,
D
 Direktur
 Kepala bidang/divisi
 Kepala SDM
 Komite medis
 Staf medis
Bukti pelaksanaan tentang review hasil pelayanan
staf medis
10
5
0
TL
TS
TT
9
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
201
jika ada, dilakukan benchmarking
dengan pihak eksternal rumah
sakit (lihat juga. TKRS.11.1). (D,W)
W
 Direktur
 Kepala bidang/divisi
 Kepala SDM
 Komite medis
 Staf medis
File kredensial staf medis memuat hasil evaluasi
4. Data dan informasi berasal dari
D
10
TL
proses monitoring dikaji sekurang5
TS
kurangnya setiap 12 bulan oleh
W Sub komite kredensial
0
TT
kepala unit layanan, ketua
kelompok staf medis, sub komite
mutu, manajer pelayanan
medisdan hasilnya, kesimpulannya
dan tindakan yang dilakukan
didokumentasikan di dalam file
kredensial staf medis atau
dokumen lain yang relevan (D,W)
5. Bila ada temuan yang berdampak
D
1) Bukti pelaksanaan proses Evaluasi Praktik
10
TL
terhadap pemberian kewenangan
Profesional Terfokus dan tindak lanjutnya (bila
5
TS
staf klinis, ada proses untuk tindak
ada temuan)
0
TT
lanjut terhadap temuan dan
2) Hasil Evaluasi Praktik Profesional Terfokus
tindakan tersebut didokumentasi
disimpan dalam file kredensial
dalam file staf medis dan
disampaikan ke tempat staf medis
W
 Komite Medis
memberikan pelayanan. (D,W)
 Staf Medis
PENEMPATAN ULANG STAF MEDIS DAN PEMBAHARUAN KEWENANGAN KLINIS
Standar KKS 12
Rumah sakit menetapkan proses penetapan ulang staf medis dan pmbaharuan kewenangan klinis paling sedikit
setiap 3 (tiga) tahun, untuk penetapan kewenangan klinis dilanjutkan dengan atau tanpa modifikasi kewenangan
klinis, sesuai hasil monitoring dan evaluasi berkelanjutan setiap anggota staf medis.
Maksud dan Tujuan KKS 12 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian KKS 12
Telusur
Skor
1. Berdasarkan monitoring dan
R
Regulasi tentang rekredensial
10
TL
evaluasi berkelanjutan kredensial
anggota staf medis yang
0
TT
dilaksanakan paling sedikit setiap
3 (tiga) tahun ditetapkan
kewenangan klinisnya tetap,
bertambah atau berkurang. (R)
2. Ada bukti dokumen setiap
D
Bukti pelaksanaan rekredensial terkini
10
TL
anggota staf medis selalu
5
TS
diperbaharui secara
W
0
TT
 Komite Medis
periodik.(D,W)
 Staf Medis
3. Ada bukti pemberian kewenangan
D
Bukti pelaksanaan proses rekredensial untuk
10
TL
tambahan didasarkan pada
kewenangan tambahan
5
TS
kredensial yang telah diverifikasi
0
TT
dari sumber aslinya sesuai
peraturan perundang-undangan.
(D)
STAF KEPERAWATAN
Standar KKS 13
Rumah sakit mempunyai proses yang efektif untuk mengumpulkan, verifikasi dan mengevaluasi kredensial staf
keperawatan (pendidikan, registrasi, izin, kewenangan, pelatihan dan pengalaman.
Maksud dan Tujuan KKS 13 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian KKS 13
Telusur
Skor
1. Ada regulasi rumah sakit untuk
R
Regulasi tentang kredensial staf keperawatan
10
TL
proses yang efektif untuk
mengumpulkan, verifikasi dan
0
TT
mengevaluasi kredensial staf
keperawatan (pendidikan,
registrasi, izin, kewenangan,
pelatihan dan pengalaman). (R)
10
202
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
2. Tersedia dokumentasi pendidikan,
registrasi, sertifikasi, izin, pelatihan
dan pengalaman. (D,W)
3. Terdapat pelaksanaan verifikasi
dari sumber aslinya yang seragam.
(D,W)
D
Bukti pelaksanaan kredensial staf keperawatan
W
 Komite Keperawatan
 Staf Keperawatan
Bukti verifikasi
D
W
 Komite Keperawatan
 Staf Keperawatan
 Staf SDM
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
Standar KKS 14
Rumah sakit melaksanakan identifikasi tanggungjawab pekerjaan dan penugasan klinis berdasarkan kredensial
staf perawat sesuai peraturan perundang-undangan.
Maksud dan Tujuan KKS 14 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian KKS 14
Telusur
Skor
1. Ada penetapan rincian
R
Regulasi tentang penetapan SPK dan RKK staf
10
TL
kewenangan klinis perawat
keperawatan
berdasarkan pendidikan, registrasi,
0
TT
sertifikasi, izin, pelatihan dan
pengalaman anggota staf
keperawatan. (R)
2. Ada pelaksanaan proses
D
Bukti pelaksanaan proses penetapan SPK dan RKK
10
TL
pembuatan rincian kewenangan
staf keperawatan
5
TS
klinis sesuai dengan peraturan
0
TT
perundang-undangan.(D,W)
W
 Komite Keperawatan
 Staf Keperawatan
3. Ada berkas kredensial yang
D
Bukti file kredensial setiap staf keperawatan
10
TL
dipelihara dari setiap staf
5
TS
keperawatan.(D,W)
W
0
TT
 Komite Keperawatan
 Staf Keperawatan
Standar KKS 15
Rumah sakit melakukan evaluasi kinerja staf keperawatan berdasarkan partisipasi dalam kegiatan peningkatan
mutu rumah sakit
Maksud dan Tujuan KKS 15 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian KKS 15
Telusur
Skor
1. Ada dokumentasi penilaian mutu
D
Bukti pelaksanaan keterlibatan perawat dalam upaya 10
TL
staf keperawatan berpatisipasi di
peningkatan mutu meliputi antara lain GKM, PSBH,
5
TS
dalam program peningkatan mutu
PSQH, PDSA, kaizen dll
0
TT
rumah sakit. (D,W)
W
 Tim Mutu
 Staf Keperawatan
2. Kinerja individual staf keperawatan
D
Bukti penghargaan terhadap staf keperawatan yang
10
TL
dikaji bila ada temuan dalam
memiliki prestasi dalam upaya peningkatan mutu
aktivitas peningkatan mutu. (D,W)
misal: sertifikat penghargaan, tambahan poin pada
0
TT
remunerasi, dll
W
 Direktur
 Tim Mutu
 Staf Keperawatan
Bukti pelaksanaan evaluasi kinerja ada di file
kredensial staf keperawatan
3. Seluruh data proses review kinerja
D
10
TL
staf keperawatan
5
TS
didokumentasikan dalam kredesial
0
TT
perawat atau dokumen lainnya.
W
 Komite Keperawatan
(D,W)
 Staf terkait
STAF KLINIS PEMBERI ASUHAN LAINNYA DAN STAF KLINIS LAINNYA
Standar KKS 16
Rumah sakit mempunyai proses yang efektif untuk mengumpulkan, verifikasi dan mengevaluasi kredensial
profesional pemberi asuhan (PPA) lainnya dan staf klinis lainnya (pendidikan, registrasi, izin, kewenangan,
pelatihan dan pengalaman.
Maksud dan Tujuan KKS 16 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian KKS 16
Telusur
Skor
1. Ada regulasi rumah sakit untuk
R
Regulasi tentang kredensial PPA lainnya dan staf
10
TL
11
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
203
proses yang efektif untuk
mengumpulkan, verifikasi dan
mengevaluasi kredensial
profesional pemberi asuhan (PPA)
lainnya dan staf klinis lainnya
(pendidikan, registrasi, izin,
kewenangan, pelatihan dan
pengalaman). (R)
2. Tersedia dokumentasi pendidikan,
registrasi, sertifikasi, izin, pelatihan
dan pengalaman. (D,W)
3. Terdapat pelaksanaan verifikasi
dari sumber aslinya yang seragam.
(D,W)
klinis lainnya
0
TT
D
Bukti pelaksanaan kredensial PPA lainnya dan staf
klinis lainnya
10
5
0
TL
TS
TT
W
 Kepala SDM
 Staf terkait
Bukti verifikasi
10
5
0
TL
TS
TT
D
W
 Kepala SDM
Staf terkait
Bukti kredensial PPA lainnya dan staf klinis lainnya
4. Ada dokumen kredensial yang
D
10
TL
dipelihara dari setiap anggota
5
TS
profesional pemberi asuhan (PPA)
0
TT
 Kepala SDM
lainnya dan staf klinis lainnya.
W
 Staf terkait
(D,W)
Standar KKS 17
Rumah sakit melaksanakan identifikasi tanggungjawab pekerjaan dan penugasan klinis berdasarkan kredensial
profesional pemberi asuhan (PPA) lainnya dan staf klinis lainnya sesuai peraturan perundang-undangan.
Maksud dan Tujuan KKS 17 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian KKS 17
Telusur
Skor
1. Ada penetapan rincian
R
Regulasi tentang penetapan SPK dan RKK PPA
10
TL
kewenangan klinis profesional
lainnya dan staf klinis lainnya
pemberi asuhan (PPA) lainnya dan
0
TT
staf klinis lainnya berdasarkan
pendidikan, registrasi, sertifikasi,
izin, pelatihan dan pengalaman
anggota staf klinis lainnya. (R)
2. Ada pelaksanaan proses
D
Bukti pelaksanaan proses penetapan SPK dan RKK
10
TL
pembuatan rincian kewenangan
PPA lainnya dan staf klinis lainnya
5
TS
klinis sesuai dengan peraturan
0
TT
perundang-undangan.(D,W)
W
 Kepala SDM
 Staf terkait
3. Ada berkas kredensial yang
D
Bukti file kredensial setiap PPA lainnya dan staf klinis 10
TL
dipelihara dari setiap profesional
lainnya
5
TS
pemberi asuhan (PPA) lainnya dan
0
TT
staf klinis lainnya (D,W)
W
 Kepala SDM
 Staf terkait
Standar KKS 18
Rumah sakit melaksanakan identifikasi tanggungjawab pekerjaan dan penugasan klinis berdasarkan kredensial
profesional pemberi asuhan (PPA) lainnya dan staf klinis lainnya sesuai peraturan perundang-undangan.
Maksud dan Tujuan KKS 18 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian KKS 18
Telusur
Skor
1. Ada dokumentasi penilaian mutu
D
Bukti pelaksanaan keterlibatan PPA lainnya dan staf
10
TL
profesional pemberi asuhan (PPA)
klinis lainnya dalam upaya peningkatan mutu
lainnya dan staf klinis lainnya
0
TT
berpatisipasi di dalam program
W
 Tim Mutu
peningkatan mutu rumah sakit.
 Staf terkait
(D,W)
2. Kinerja individual profesional
D
Bukti penghargaan terhadap PPA lainnya dan staf
10
TL
pemberi asuhan (PPA) lainnya dan
klinis lainnya yang memiliki prestasi dalam upaya
5
TS
staf klinis lainnya dikaji bila ada
peningkatan mutu misal: sertifikat penghargaan,
0
TT
temuan dalam aktivitas
tambahan poin pada remunerasi, dll
peningkatan mutu. (D,W)
W
 Direktur
12
204
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
3. Seluruh data proses review
kinerja professional pemberi
asuhan (PPA) lainnya dan staf
klinis lainnya didokumentasikan
dalam kredensial professional
pemberi asuhan (PPA) lainnya dan
staf klinis lainnya atau dokumen
lainnya (D,W)
D
W
 Tim Mutu
 Staf terkait
Bukti pelaksanaan evaluasi kinerja ada di file
kredensial PPA lainnya dan staf klinis lainnya
10
5
0
TL
TS
TT
 Kepala SDM
 Staf terkait
13
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
205
206
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
MANAJEMEN INFORMASI DAN REKAM MEDIK (MIRM)
Standar MIRM 1
Penyelenggaraan sistem informasi manajemen rumah sakit (SIM-RS) harus mengacu peraturan
perundang-undangan.
Maksud dan Tujuan MIRM 1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MIRM 1
Telusur
Skor
1. Ada unit kerja yang mengelola
R
Pedoman pengorganisasian unit yang
10
TL
SIM-RS. (R)
mengelola SIM-RS
0
TT
2. RS memiliki proses pendaftaran
O
Lihat proses pendaftaran rawat jalan
10
TL
rawat jalan berbasis SIM-RS. (O,W)
5
TS
(lihat juga ARK.2)
W Staf rekam medis
0
TT
3. RS memiliki proses pendaftaran
O
Lihat proses pendaftaran rawat inap
10
TL
rawat inap berbasis SIM-RS
5
TS
sehingga publik dapat mengetahui
W Staf rekam medis
0
TT
tempat / fasilitas yang masih
tersedia. (O,W) (lihat juga ARK.2)
4. Sumber daya manusia dalam unit
D
Bukti pelaksanaan pelatihan pengelola
10
TL
kerja SIM-RS memiliki kompetensi
SIM-RS oleh narasumber yang kompeten
5
TS
dan sudah terlatih. (D,W)
0
TT
W Kepala/staf SIM-RS
Standar MIRM 1.1
Rumah sakit mengelola data dan informasi klinik serta manajerial.
Maksud dan Tujuan MIRM 1.1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MIRM 1.1
Telusur
Skor
1. Terdapat regulasi tentang
R
Penetapan tentang pengelolaan data dan
10
TL
pengelolaan data dan informasi.
informasi RS dalam Pedoman pengelolaan
(R)
data dan informasi, termasuk:
0
TT
1) sistem manajemen data program PMKP
yang terintegrasi (PMKP 2.1)
2) sistem manajemen data terintegrasi
antara data surveilans dan data
indikator mutu (PPI 10)
3) Manajemen data yang meliputi butir a)
sampai dengan c) (PMKP 7)
4) perencanaan kebutuhan informasi
melibatkan a) sampai dengan c) sesuai
dengan maksud dan tujuan (MIRM 2.
Ep 1)
5) profesional pemberi asuhan (PPA) dan
para kepala bidang/divisi serta kepala
unit pelayanan berpartisipasi dalam
memilih, mengintegrasikan, dan
menggunakan teknologi manajemen
informasi (MIRM 3)
2. Data serta informasi klinik dan
D
Bukti data informasi klinis dan manajerial
10
TL
manajerial diintegrasikan sesuai
sudah diintegrasikan sesuai kebutuhan
5
TS
dengan kebutuhan untuk
0
TT
mendukung pengambilan
W
 Kepala/staf SIM-RS
keputusan. (D,W)
 Ketua/tim PMKP
Standar MIRM 2
Rumah sakit merencanakan dan merancang proses manajemen informasi untuk memenuhi kebutuhan
informasi internal maupun eksternal.
Maksud dan Tujuan MIRM 2 : Lihat SNARS 1
Perencanaan rumah sakit menggabungkan masukan dari berbagai sumber, antara lain:
a) para professional pemberi asuhan (PPA)
b) para kepala bidang/divisi dan kepala unit pelayanan
c) badan/pihak lain diluar rumah sakit yang membutuhkan data dan informasi tentang operasional
dan pelayanan rumah sakit
1
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
207
Elemen Penilaian MIRM 2
1. Proses perencanaan kebutuhan
informasi melibatkan a) sampai
dengan c) sesuai dengan maksud
dan tujuan. (D,W)
D
W
2. Proses perencanaan kebutuhan
informasi mengacu pada peraturan
perundang-undangan. (D,W)
3. Perencanaan disesuaikan dengan
besar dan kompleksitas rumah
sakit. (D,W)
D
W
D
W
Telusur
Bukti proses perencanaan yang melibatkan
PPA, para kabidang/ divisi, Kepala unit,
pihak luar
Skor
10
TL
5
TS
0
TT
 PPA
 Kepala bidang/divisi
 Kepala unit
 Pihak luar RS
 Kepala/staf SIM-RS
Bukti proses perencanaan kebutuhan
informasi mengacu pada peraturan
perundang-undangan
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
 Kepala bidang/divisi
 Kepala unit
 Pihak luar RS
 Kepala/staf SIM-RS
Bukti perencanaan disesuaikan dengan
besar dan kompleksitas rumah sakit
Kepala/staf SIM-RS
Standar MIRM 3
Para profesional pemberi asuhan (PPA) dan para kepala bidang/divisi serta kepala unit pelayanan
berpartisipasi dalam memilih, mengintegrasikan, dan menggunakan teknologi manajemen informasi.
Maksud dan Tujuan MIRM 3: Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MIRM 3
Telusur
Skor
1. Dalam membangun system
D
Bukti tentang proses membangun SIM-RS
10 TL
informasi rumah sakit melibatkan
melibatkan PPA
5
TS
profesional pemberi asuhan (PPA).
0
TT
(D,W)
W
 PPA
 Kepala/staf SIM-RS
2. Dalam membangun system
D
Bukti membangun SIM-RS
10 TL
informasi rumah sakit melibatkan
yang melibatkan kepala bidang/divisi dan
5
TS
kepala bidang/divisi dan kepala
kepala unit pelayanan
0
TT
unit pelayanan. (D,W)
W
 Kepala bidang/divisi/
 Kepala unit pelayanan
 Kepala Unit SIM-RS
Standar MIRM 4
Sistem manajemen data dan informasi rumah sakit menyiapkan kumpulan serta menentukan data dan
informasi yang secara rutin (reguler) dikumpulkan sesuai dengan kebutuhan profesional pemberi
asuhan (PPA), kepala bidang/divisi, kepala unit pelayanan, serta badan/pihak lain di luar rumah sakit.
Maksud dan Tujuan MIRM 4 : Lihat SNARS 1
Kumpulan data terdiri atas:
a) data mutu dan insiden keselamatan pasien
b) data surveilans infeksi
c) data kecelakaan kerja
Elemen Penilaian MIRM 4
Telusur
Skor
1. Rumah sakit menyediakan
D
Bukti pelaksanaan pengumpulan data.
10
TL
kumpulan data a) s.d. c) sesuai
5
TS
dengan maksud dan tujuan yang
W
0
TT
 PPA
harus tersedia untuk memenuhi
 Kepala bidang/divisi
kebutuhan pengguna, yaitu PPA,
 kepala unit pelayanan
kepala bidang/divisi, dan kepala
 Kepala/staf SIM-RS
unit pelayanan. (D,W) (lihat juga
MFK 10)
2. Rumah sakit memberikan data
D
Bukti pelaksanaan pemberian data
10
TL
yang dibutuhkan oleh badan/pihak
5
TS
2
208
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
lain di luar rumah sakit sesuai
W Kepala/staf SIM-RS
0
TT
dengan peraturan perundangundangan. (D,W) (lihat juga PMKP
6 dan TKRS 5)
Standar MIRM 5
Data dianalisis diubah menjadi informasi untuk mendukung asuhan pasien, manajemen rumah sakit
dan program manajemen mutu, serta pendidikan dan penelitian.
Maksud dan Tujuan MIRM 5 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MIRM 5
Telusur
Skor
1. Terdapat bukti bahwa data
D
Bukti analisis data menjadi informasi
10
TL
dianalisis diubah menjadi informasi
mendukung asuhan pasien
5
TS
mendukung asuhan pasien. (D,W
0
TT
W
 Kepala bidang/divisi
 Kepala unit pelayanan
 Kepala/staf SIM-RS
2. Terdapat bukti bahwa data
D
Bukti analisis data menjadi informasi
10
TL
dianalisis diubah menjadi informasi
mendukung manajemen rumah sakit
5
TS
mendukung manajemen rumah
0
TT
sakit. (D,W)
W
 Direktur
 Kepala bidang/divisi
 Kepala unit pelayanan
 Kepala/staf SIM-RS
3. Terdapat bukti bahwa data
D
Bukti analisis data menjadi informasi
10
TL
dianalisis diubah menjadi informasi
mendukung program manajemen mutu
5
TS
mendukung program manajemen
0
TT
mutu. (D,W)
W
 Komite/Tim PMKP
 Kepala/staf SIM-RS
4. Terdapat bukti bahwa data
D
Bukti analisis data menjadi informasi
10
TL
dianalisis diubah menjadi informasi
mendukung pendidikan dan pelatihan
5
TS
mendukung pendidikan dan
0
TT
pelatihan. (D,W)
W
 Kepala/staf SIM-RS
 Kepala unit penelitian klinis
 Pendidik klinis
Standar MIRM 6
Penyampaian data dan informasi secara tepat waktu dalam format yang memenuhi harapan pengguna
dan dengan frekuensi yang dikehendaki.
Maksud dan Tujuan MIRM 6 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MIRM 6
Telusur
Skor
1. Data dan informasi disampaikan
D
Bukti pelaksanaan penyampaian informasi
10
TL
sesuai kebutuhan pengguna (D,W)
sesuai kebutuhan pengguna
5
0
TT
W
 Direktur
 Kepala bidang/divisi
 Kepala unit pelayanan
 PPA
 Kepala/staf SIM-RS
2. Pengguna menerima data dan
D
Bukti penerimaan data dan informasi
10
TL
informasi dalam format yang
dalam format sesuai kebutuhan
5
TS
sesuai dengan yang dibutuhkan
0
TT
(D,W)
W
 Direktur
 Kepala bidang/divisi
 Kepala unit pelayanan
 PPA
 Kepala/staf SIM-RS
3. Pengguna menerima data dan
D
Bukti data dan informasi diterima tepat
10
TL
informasi tepat waktu. (D,W)
waktu
5
TS
0
TT
W
 Direktur
 Kepala bidang/divisi
 Kepala unit pelayanan
3
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
209




PPA
Kepala/staf SIM-RS
Kepala SIM-RS
Staf SIM-RS
4. Staf pengolah data memiliki hak
W
10
TL
akses ke data dan informasi yang
5
TS
dibutuhkan sesuai dengan
0
TT
tanggung jawabnya. (W,S)
S
Peragaan proses pengolahan data
Standar MIRM 7
Rumah sakit mendukung asuhan pasien, pendidikan, serta riset dan manajemen melalui penyediaan
informasi yang tepat waktu dari sumber data terkini.
Maksud dan Tujuan MIRM 7 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MIRM 7
Telusur
Skor
1. Rumah sakit menyediakan fasilitas
D
Bukti daftar dan bahan referensi terkini
10
TL
untuk mendapatkan informasi
yang mendukung asuhan pasien
5
TS
ilmiah terkini dan informasi lain
0
TT
secara tepat waktu untuk
O
Lihat fasilitas internet/perpustakaan
mendukung asuhan pasien.
(D,O,W)
W
 PPA
 Kepala/staf SIM-RS
 Staf terkait
2. Rumah sakit menyediakan fasilitas
D
Bukti daftar dan bahan referensi terkini
10
TL
untuk mendapatkan Informasi
yang mendukung pendidikan klinis
5
TS
ilmiah terkini dan informasi lain
0
TT
secara tepat waktu untuk
O
Lihat fasilitas internet/perpustakaan
mendukung pendidikan klinik.
(D,O,W)
W
 Pendidik klinis
 Kepala/staf SIM-RS
 Staf terkait
3. Rumah sakit menyediakan fasilitas
D
Bukti daftar dan bahan referensi terkini
10
TL
untuk mendapatkan informasi
yang mendukung penelitian klinis
5
TS
ilmiah terkini dan informasi lain
0
TT
secara tepat waktu untuk
O
Lihat fasilitas internet/perpustakaan
mendukung penelitian. (D,O,W)
W
 Peneliti klinis
 Kepala/staf SIM-RS
4. Rumah sakit menyediakan fasilitas
D
Bukti daftar dan bahan referensi terkini
10
TL
internet untuk mendapatkan
yang mendukung manajemen
5
TS
informasi ilmiah terkini dan
0
TT
informasi lain secara tepat waktu
O
Lihat fasilitas internet/perpustakaan
untuk mendukung manajemen
(D,O,W)
W
 Pimpinan RS
 Kepala bidang/divisi
 Kepala unit pelayanan
 Kepala/staf SIM-RS
MANAJEMEN REKAM MEDIS
Standar MIRM 8
Rumah sakit menyelenggarakan pengelolaan rekam medis terkait asuhan pasien sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Maksud dan Tujuan MIRM 8 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MIRM 8
Telusur
Skor
1. Terdapat unit kerja yang
R
Penetapan unit kerja yang mengelola
10
TL
mengelola rekam medis yang
rekam medis meliputi:
memiliki regulasi dan program
1) Pedoman Pengorganisasian
0
TT
untuk mengelola rekam medis
2) Pedoman Pelayanan Rekam Medis
sesuai dengan peraturan
meliputi:
perundangan-undangan. (R)
 nakes yang punya akses ke berkas
rekam medis (MIRM 9), termasuk
upaya mencegah akses bagi yang
tidak berhak (MIRM 11)
 standar kode diagnosis, kode
tindakan, definisi, simbol dan
singkatan (MIRM 12)
4
210
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1

2. Organisasi pengelola rekam medis
dipimpin tenaga rekam medis
yang memiliki kompetensi dan
kewenangan mengelola rekam
medis sesuai dengan peraturan
perundangan-undangan. (D, W)
3. Tersedia tempat penyimpanan
rekam medis yang menjamin
keamanan dan kerahasiaan rekam
medis. (D,O,W)
D
setiap pasien memiliki satu nomor
rekam medis (MIRM 13)
 manajemen data yang meliputi
butir a) sampai dengan c)
3) Program unit
Bukti penetapan pimpinan unit rekam
medis
W
Kepala Unit Rekam Medis
D
Bukti daftar inventaris sarana dan
prasarana ruang penyimpanan rekam
medis
O
Lihat ruang penyimpanan rekam medis
W Staf rekam medis
Standar MIRM 9
Setiap pasien memiliki rekam medis yang formatnya selalu diperbaharui (terkini).
Maksud dan Tujuan MIRM 9 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MIRM 9
Telusur
1. Terdapat regulasi yang
R
Regulasi tentang penetapan tenaga
menetapkan tenaga kesehatan
kesehatan yang memiliki hak akses ke
yang mempunyai hak akses pada
rekam medis, termasuk penetapan evaluasi
berkas rekam medis. ( R )
dan pembaharuan rekam medis
2. Berkas rekam medis tersedia bagi
D
Bukti form rekam medis pasien rawat jalan
semua profesional pemberi asuhan
dan rawat inap
(PPA) sesuai dengan regulasi
rumah sakit. (D,O) (lihat juga AP 1)
O
Lihat rekam medis pasien rawat jalan dan
rawat inap
3. Terdapat bukti bahwa form rekam
D
Bukti pelaksanaan evaluasi form rekam
medis dievaluasi dan diperbaharui
medis, dan rekam medis yang diperbaharui
(terkini) sesuai dengan kebutuhan
(terkini)
dan secara periodik. (D,O,W)
O
Lihat form rekam medis yang sudah
diperbaharui (terkini)
W
4. Rekam medis pasien terisi dengan
lengkap dan dengan tulisan yang
dapat dibaca. (D,O)
D
 PPA/Staf klinis
 Staf rekam medis
Bukti tentang rekam medis pasien terisi
dengan lengkap dan dengan tulisan yang
dapat dibaca
O
Lihat rekam medis pasien
Standar MIRM 10
Rumah sakit mempunyai regulasi tentang retensi rekam medis.
Maksud dan Tujuan MIRM 10 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MIRM 10
Telusur
1. Terdapat regulasi tentang jangka
R
Regulasi tentang penetapan jangka waktu
waktu penyimpanan berkas rekam
penyimpanan berkas rekam medis pasien
medis pasien, serta data dan
informasi lainnya terkait dengan
pasien. (R)
2. Dalam rentang waktu
0
Lihat tempat penyimpanan berkas rekam
penyimpanan berkas rekam medis,
medis
Rumah Sakit menjamin keamanan
dan kerahasiaan rekam medis
W Kepala unit/Staf rekam medis
(O,W)
3. Dokumen, data dan informasi
D
1) Bukti pelaksanaan pemusnahan
dalam bentuk berkas dimusnahkan
2) berkas rekam medis
10
0
TL
TT
10
5
0
TL
TS
TT
Skor
10
TL
0
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
Skor
10 TL
0
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
TL
TS
5
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
211
setelah melampaui periode waktu
penyimpanan sesuai peraturan
perundangan (D,W)
3) Bukti berita acara pemusnahan
W


0
TT
Kepala unit/staf rekam medis
Tim pemusnahan
Standar MIRM 11
Berkas rekam medis dilindungi dari kehilangan, kerusakan, gangguan, serta akses dan penggunaan yang
tidak berhak.
Maksud dan Tujuan MIRM 11 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MIRM 11
Telusur
Skor
1. Terdapat regulasi yang ditetapkan
R
Regulasi tentang penetapan pencegahan
10
TL
untuk mencegah akses
akses penggunaan rekam medis bentuk
penggunaan rekam medis bentuk
kertas dan atau elektronik tanpa izin
0
TT
kertas dan atau elektronik tanpa
izin. (R)
2. Rekam medis dalam bentuk kertas
O
1) Lihat tempat penyiimpanan berkas
10
TL
dan atau elektronik dilindungi dari
rekam medis
5
TS
kehilangan dan kerusakan. (O,W)
2) Lihat sistem IT, software dan hardware
0
TT
(lihat juga ARK.4.1)
rekam medis
W
3. Rekam medis dalam bentuk kertas
dan atau elektronik dilindungi dari
gangguan dan akses serta
penggunaan yang tidak sah.
(D,S,W)
D
 Staf klinis
 Staf rekam medis
Bukti pelaksanaan perlindungan rekam
medis dari gangguan dan akses serta
penggunaan yang tidak sah
S
Peragaan pelaksanaan perlindungan
10
5
0
TL
TS
TT
W Kepala unit/staf rekam medis
4. Ruang dan tempat penyimpanan
O
Lihat ruang dan tempat penyimpanan
10
TL
berkas rekam medis menjamin
rekam medis
5
TS
perlindungan terhadap akses dari
0
TT
yang tidak berhak. (O,W)
W Kepala unit/staf rekam medis
Standar MIRM 12
Rumah sakit menetapkan standar kode diagnosa, kode prosedur/tindakan, simbol, singkatan, dan
artinya.
Maksud dan Tujuan MIRM 12 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MIRM 12
Telusur
Skor
1. Ada regulasi tentang Standardisasi
R
Regulasi tentang penetapan standar kode
10 TL
kode diagnosis, kode
diagnosis, kode tindakan, definisi, simbol
prosedur/tindakan, definisi, simbol
dan singkatan, serta monitor
0
TT
yang digunakan dan yang tidak
pelaksanaannya
boleh digunakan, singkatan yang
digunakan dan yang tidak boleh
digunakan, serta dimonitor
pelaksanaannya. (R)
2. Ketentuan tersebut dilaksanakan
D
Bukti tentang pelaksanaan dan evaluasi
10 TL
dan dievaluasi. (D,W)
5
TS
W
0
TT
 Kepala unit rekam medis
 Staf rekam medis
Standar MIRM 13
Rumah sakit menyediakan rekam medis untuk setiap pasien.
Maksud dan Tujuan MIRM 13 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MIRM 13
Telusur
Skor
1. Ada regulasi bahwa, setiap pasien
R
Regulasi tentang penetapan setiap pasien
10
TL
memiliki RM dengan satu nomor
memiliki rekam medis dengan satu nomor
RM sesuai dengan sistem
rekam medis sesuai dengan sistem
0
TT
penomoran unit, pengaturan
penomoran unit
urutan berkas RM, baik untuk
rawat jalan, rawat inap, gawat
darurat dan pemeriksaan
penunjang (R)
6
212
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
2. Rekam medis pasien digunakan
untuk mencatat hasil asesmen,
rencana asuhan dan
perkembangan kondisi pasien
(D,O)
3. Ada bukti rekam medis pasien
menggunakan satu unit
penomoran RM untuk setiap
pasien (D,W,O)
4. Rekam medis pasien tersedia
untuk rawat jalan, rawap inap,
gawat darurat, dan pemeriksaan
penunjang (D,O)
5. Berkas RM pasien tersusun sesuai
regulasi. (D,O) (lihat juga AP)
D
Bukti dalam rekam medis berisi hasil
asesmen, rencana asuhan dan
perkembangan kondisi pasien
O
D
Lihat rekam medis pasien
Bukti rekam medis pasien menggunakan
satu unit penomoran
O
Lihat rekam medis pasien
W
 Kepala unit/staf rekam medis
 Pasien/keluarga
Bukti tersedianya rekam medis rawat jalan,
rawat inap, IGD, penunjang
D
O
D
Lihat ketersediaan rekam medis
Bukti berkas rekam medis tersusun sesuai
regulasi
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
Lihat susunan berkas rekam medis
O
Standar MIRM 13.1
Rekam medis pasien memuat informasi yang memadai untuk mengidentifikasi pasien, mendukung
diagnosis, justifikasi pengobatan, dokumen pemeriksaan dan hasil pengobatan serta meningkatkan
kesinambungan asuhan diantara PPA termasuk manajer pelayanan pasien (MPP).
Maksud dan Tujuan MIRM 13.1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MIRM 13.1
Telusur
Skor
1. Ada regulasi tentang isi spesifik
R
Regulasi tentang penetapan isi spesifik dari
10
TL
dari berkas rekam medis pasien
berkas rekam medis pasien dalam
ditentukan oleh rumah sakit untuk
Pedoman Rekam Medis Rumah Sakit
0
TT
kesinambungan asuhan oleh PPA.
(R)
2. Rekam medis berisi informasi yang
memadai untuk mengidentifikasi
pasien. (D,O)
3. Rekam medis berisi informasi yang
memadai untuk mendukung
diagnosis. (D,O)
4. Rekam medis berisi informasi yang
memadai untuk memberi
justifikasi asuhan dan pengobatan.
(D,O)
5. Rekam medis berisi informasi yang
memadai untuk
mendokumentasikan pemberian
dan hasil pengobatan. (D,O)
6. Aktivitas manajer pelayanan
pasien dicatat dalam rekam medis.
(MPP) (D,O,W)
D
Bukti dalam rekam medis berisi identifikasi
pasien
O
D
Lihat berkas Rekam Medis pasien
Bukti dalam rekam medis berisi informasi
yang mendukung diagnosis
O
D
Lihat Rekam Medis pasien
Bukti dalam rekam medis berisi informasi
yang memadai untuk memberi justifikasi
asuhan dan pengobatan
O
D
Lihat rekam medis pasien
Bukti dalam rekam medis berisi pemberian
dan hasil pengobatan
O
D
Lihat rekam medis pasien
Bukti pencatatan kegiatan MPP dalam
rekam medis
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
O Lihat rekam medis pasien
Standar MIRM 13.1.1
Rekam medis setiap pasien gawat darurat memuat jam kedatangan, ringkasan kondisi pasien saat
keluar dari gawat darurat dan instruksi tindak lanjut asuhan.
Maksud dan Tujuan MIRM 13.1.1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MIRM 13.1.1
Telusur
Skor
1. Ada regulasi tentang RM pasien
R
Regulasi tentang penetapan rekam medis
10
TL
gawat darurat yang memuat waktu
pasien gawat darurat
kedatangan dan keluar pasien,
0
TT
7
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
213
ringkasan kondisi pasien saat
keluar dari gawat darurat dan
instruksi tindak lanjut asuhan. (R)
2. Rekam medis pasien gawat darurat
memuat waktu kedatangan dan
keluar unit pelayanan gawat
darurat. (D,O)
3. Rekam medis pasien gawat darurat
memuat ringkasan kondisi pasien
saat keluar dari unit pelayanan
gawat darurat. (D,O)
4. Rekam medis pasien gawat darurat
memuat instruksi tindak lanjut
asuhan. (D,O)
D
Bukti dalam rekam medis gawat darurat
memuat asesmen, rencana asuhan dan
perkembangan kondisi pasien
10
5
0
TL
TS
TT
O
D
Lihat rekam medis pasien
Bukti dalam rekam medis gawat darurat
memuat ringkasan kondisi pasien saat
keluar dari unit pelayanan gawat darurat
10
5
0
TL
TS
TT
O
Lihat rekam medis pasien
W
 PPA/Staf klinis IGD
 Staf rekam medis
Bukti dalam rekam medis gawat darurat
memuat instruksi tindak lanjut asuhan
10
5
0
TL
TS
TT
D
Lihat rekam medis pasien
O
Standar MIRM 13.2
Regulasi rumah sakit mengidentifikasi mereka yang berhak untuk mengisi rekam medis pasien dan
menentukan isi rekam medis dan format rekam medis.
Maksud dan Tujuan MIRM 13.2 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MIRM 13.2
Telusur
Skor
1. Ada regulasi yang menetapkan
R
Regulasi tentang penetapan individu yang
10
TL
individu yang berwenang mengisi
berwenang mengisi rekam medis dan
RM memahami cara melakukan
memahami cara melakukan koreksi
0
TT
koreksi (R)
2. Ada bukti yang mengisi RM hanya
D
Bukti dalam rekam medis hanya diisi oleh
10
TL
individu yang mendapat otoritas
individu yang mendapat otoritas
5
TS
untuk mengisi rekam medis. (D,
0
TT
W)
O
Lihat rekam medis pasien
3. Ada bukti individu yang berwenang
D
Bukti dalam rekam medis tentang
10
TL
mengisi RM memahami cara
pelaksanaan koreksi
5
TS
melakukan koreksi. (W,O)
0
TT
Lihat rekam medis pasien
O
W


PPA/Staf klinis
Staf rekam medis
Standar MIRM 13.3
Setiap PPA yang mengisi rekam medis menulis identitas setelah pencatatan dibuat.
Maksud dan Tujuan MIRM 13.3 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MIRM 13.3
Telusur
1. Pada setiap pengisian rekam medis
D
Bukti PPA yang mengisi rekam medis
dapat diidentifikasi dengan jelas
mencantumkan nama dan tanda tangan
PPA yang mengisi. (D,O)
Lihat rekam medis pasien
O
2. Tanggal dan jam pengisian rekam
D
Bukti dalam rekam medis ada tanggal, dan
medis dapat diidentifikasi. (D,O)
jam pengisian
Skor
10
TL
5
TS
0
TT
Lihat rekam medis pasien
O
Standar MIRM 13.4
Maksud dan Tujuan MIRM 13.4 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MIRM 13.4
Telusur
1. Rumah sakit menetapkan individu
R
Regulasi tentang penetapan tim review
atau tim yang melakukan review
rekam medis, termasuk pedoman kerja dan
rekam medis secara berkala. (R)
program untuk melaksanakan review
rekam medis secara berkala
2. Rekam medis pasien direview
D
Bukti pelaksanaan review rekam medis
secara berkala. (D,W)
secara berkala
Skor
10
TL
0
TT
10
5
0
10
5
TL
TS
TT
TL
TS
8
214
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
3. Review menggunakan sampel yang
mewakili. (D,W)
4. Fokus review adalah pada
ketepatan waktu, keterbacaan dan
kelengkapan rekam medis. (D,W)
5. Proses review termasuk isi rekam
medis harus sesuai dengan
peraturan dan perundangundangan. (D, W)
6. Proses review termasuk rekam
medis pasien yang masih dirawat
dan pasien yang sudah pulang. (D,
W)
W
D
Ketua/anggota tim reviewer
Bukti pelaksanaan perhitungan besar
sample
W
D
Ketua/anggota tim reviewer
Bukti pelaksanaan review fokus pada
ketepatan waktu, keterbacaan dan
kelengkapan rekam medis
W
D
Ketua/anggota tim reviewer
Bukti pelaksanaan review sesuai
peraturan perundangan-undangan
W
D
Ketua/anggota tim reviewer
Bukti pelaksanaan review meliputi rekam
medis pasien yang masih dirawat dan
pasien yang sudah pulang
0
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
Ketua/anggota tim reviewer
7. Hasil review dilaporkan secara
berkala kepada Direktur rumah
sakit. (D,W)
W
D
W
Standar MIRM 14
Kerahasiaan dan privasi informasi dijaga
Maksud dan Tujuan MIRM 14 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MIRM 14
1. Ada regulasi mengenai privasi dan
R
kerahasiaan informasi terkait data
pasien hak akses terhadap isi
rekam medis berdasarkan
peraturan perundang-undangan.
(R)
2. Ada bukti regulasi dilaksanakan.
D
(D, W)
3. Kepatuhan pelaksanaan regulasi
dimonitor. (D,W)
W
D
W
1) Bukti laporan hasil review
2) Bukti pengiriman laporan review ke
Dir. RS


Pimpinan RS
Ketua/anggota tim reviewer
Telusur
Regulasi tentang privasi dan kerahasiaan
informasi terkait data pasien dan hak akses
pasien terhadap isi rekam medis
Skor
10
TL
0
TT
1) Bukti pelaksanaan pelaksanaan privasi
dan kerahasiaan informasi
2) Bukti tentang hak akses pasien
terhadap isi rekam medis
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
 Kepala unit rekam medis
 Staf rekam medis
Bukti pelaksanaan monitoring kepatuhan
terhadap regulasi


Kepala unit rekam medis
Staf rekam medis
Standar MIRM 15
Ringkasan pasien pulang (discharge summary) dibuat untuk semua pasien rawat inap.
Maksud dan Tujuan MIRM 15 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MIRM 15
Telusur
1. Ringkasan pulang memuat riwayat
D
Bukti form ringkasan pulang memuat
kesehatan, pemeriksaan fisik,
riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan diagnostik. (D,W)
pemeriksaan diagnostik (sesuai ARK 4.2 ep
1)
W
2. Ringkasan pulang memuat indikasi
D
 DPJP
 Staf rekam medis
Bukti form ringkasan pulang memuat
Skor
10
TL
5
TS
0
TT
10
TL
9
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
215
pasien dirawat inap, diagnosis dan
komorbiditas lain. (D,W)
W
3. Ringkasan pulang memuat
prosedur terapi dan tindakan
yang telah dikerjakan. (D,W)
D
W
4. Ringkasan pulang memuat obat
yang diberikan, termasuk obat
setelah pasien keluar rumah sakit.
(D,W)
D
W
5. Ringkasan pulang memuat kondisi
kesehatan pasien (status present)
saat akan pulang rumah sakit.
(D,W)
D
W
6. Ringkasan pulang memuat
instruksi tindak lanjut, serta
dijelaskan dan ditanda tangan oleh
pasien dan keluarga. (D,W)
D
W
indikasi pasien dirawat inap, diagnosis dan
komorbiditas lain (sesuai ARK 4.2 ep.2)
 DPJP
 Staf rekam medis
Bukti form ringkasan pulang memuat
tindakan diagnostik dan prosedur terapi
yang telah dikerjakan (sesuai ARK 4.2 ep.3)
 DPJP
 Staf rekam medis
Bukti form ringkasan pulang memuat obat
yang diberikan, termasuk obat setelah
pasien keluar rumah sakit (sesuai ARK 4.2
EP 4)
 DPJP
 Staf rekam medis
Bukti form ringkasan pulang memuat
kondisi kesehatan pasien (status present)
saat akan pulang rumah sakit (sesuai ARK
4.2 ep.5)
 DPJP
 Staf rekam medis
Bukti form ringkasan pulang memuat
instruksi tindak lanjut, sudah dijelaskan dan
ditanda tangan oleh pasien dan keluarga
(sesuai ARK 4.2 ep.6)


5
0
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
DPJP
Staf rekam medis
10
216
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
PROGRAM NASIONAL (PROGNAS)
SASARAN 1 : PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN BAYI SERTA PENINGKATAN KESEHATAN IBU DAN BAYI
Maksud dan Tujuan Standar 1, Standar 1.1 dan Standar 1.2 : Lihat SNARS 1
Rumah sakit dalam melaksanakan program PONEK sesuai dengan pedoman PONEK yang berlaku, dengan
langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut:
a) melaksanakan dan menerapkan standar pelayanan perlindungan ibu dan bayi secara terpadu dan
paripurna.
b) mengembangkan kebijakan dan SPO pelayanan sesuai dengan standar
c) meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi termasuk kepedulian terhadap ibu dan bayi.
d) meningkatkan kesiapan rumah sakit dalam melaksanakan fungsi pelayanan obstetrik dan neonatus
termasuk pelayanan kegawat daruratan (PONEK 24 jam)
e) meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai model dan pembina teknis dalam pelaksanaan IMD dan
pemberian ASI Eksklusif
f) meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai pusat rujukan pelayanan kesehatan ibu dan bayi bagi sarana
pelayanan kesehatan lainnya.
g) meningkatkan fungsi rumah sakit dalam Perawatan Metode Kangguru (PMK) pada BBLR.
h) melaksanakan sistem monitoring dan evaluasi pelaksanaan program RSSIB 10 langkah menyusui dan
peningkatan kesehatan ibu
i) ada regulasi rumah sakit yang menjamin pelaksanaan PONEK 24 jam, meliputi pula pelaksanaan rumah
sakit sayang ibu dan bayi, pelayanan ASI eksklusif (termasuk IMD), pelayanan metode kangguru, dan SPO
Pelayanan Kedokteran untuk pelayanan PONEK (lihat juga PAP 3.1)
j) dalam rencana strategis (Renstra), rencana kerja anggaran (RKA) rumah sakit, termasuk upaya
peningkatan pelayanan PONEK 24 jam
k) tersedia ruang pelayanan yang memenuhi persyaratan untuk PONEK antara lain rawat gabung
l) pembentukan tim PONEK
m) tim PONEK mempunyai program kerja dan bukti pelaksanaannya
n) terselenggara pelatihan untuk meningkatan kemampuan pelayanan PONEK 24 jam, termasuk stabilisasi
sebelum dipindahkan
o) pelaksanaan rujukan sesuai peraturan perundangan
p) pelaporan dan analisis meliputi :
 angka keterlambatan operasi operasi section caesaria (SC) ( > 30 menit)
 angka keterlambatan penyediaan darah ( > 60 menit)
 angka kematian ibu dan bayi
 kejadian tidak dilakukannya inisiasi menyusui dini (IMD) pada bayi baru lahir
Standar 1
Rumah sakit melaksanakan program PONEK 24 jam di rumah sakit beserta monitoring dan evaluasinya.
Elemen Penilaian Standar 1
Telusur
Skor
1. Ada regulasi rumah sakit
R
1) Regulasi tentang pelaksanaan PONEK 24 jam
10
TL
tentang pelaksanaan PONEK 24
2) Program PONEK
5
TS
jam di rumah sakit dan ada
0
TT
rencana kegiatan PONEK dalam
perencanaan rumah sakit. (R)
2. Ada bukti keterlibatan
D
Bukti rapat tentang penyusunan kegiatan PONEK yang 10
TL
pimpinan rumah sakit di dalam
melibatkan Pimpinan RS
5
TS
menyusun kegiatan PONEK.
0
TT
(D,W)
W
 Direktur RS
 Kepala bidang/divisi
 Kepala unit pelayanan
 Ketua/anggota tim PONEK
3. Ada bukti upaya peningkatan
D
Bukti pelaksanaan peningkatan kesiapan rumah sakit
10
TL
kesiapan rumah sakit dalam
PONEK 24 jam, antara lain berupa:
5
TS
melaksanakan fungsi pelayanan
1) Daftar jaga PPA di IGD
0
TT
obstetrik dan neonatus
2) Daftar jaga staf di kamar operasi
termasuk pelayanan kegawat
3) Daftar jaga staf di kamar bersalin
daruratan (PONEK 24 Jam).
(D,W)
W
 Ketua/anggota tim PONEK
 Kepala bidang/divisi
 Kepala/staf unit pelayanan
 PPA
1
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
217
4. Ada bukti pelaksanaan rujukan
dalam rangka PONEK (lihat juga
ARK 5). (D,W)
5. Ada bukti pelaksanaan sistem
monitoring dan evaluasi
program rumah sakit sayang
ibu dan bayi (RSSIB). (D,W)
D
1) Bukti laporan pelaksanaan rujukan ke fasilitas
pelayanan kesehatan
2) Bukti daftar pasien PONEK yang dirujuk
3) Bukti kerjasama dengan fasilitas pelayanan
kesehatan rujukan
W
 Ketua/anggota tim PONEK
 Kepala/staf unit pelayanan
Bukti pelaksanaan monitoring dan evaluasi program
rumah sakit sayang ibu dan bayi (RSSIB), meliputi:
1) instrumen penilaian
2) bukti pelaksanaan pengisian instrumen penilaian
D
W
6. Ada bukti pelaporan dan
analisis yang meliputi 1 sampai
dengan 4 di maksud dan tujuan.
(D,W)
D
W
 Ketua/anggota tim PONEK
 Kepala bidang/divisi
Bukti analisis pengukuran mutu dan laporannya




Ketua/anggota Tim PONEK
Komite/Tim PMKP
Kepala bidang/divisi
Kepala unit pelayanan
Standar 1.1
Rumah sakit menyiapkan sumber daya untuk penyelenggaraan pelayanan PONEK.
Elemen Penilaian Standar 1.1
Telusur
1. Ada bukti terbentuknya tim
R
1) Regulasi tentang penetapan Tim PONEK dilengkapi
PONEK dan program kerjanya.
dengan uraian tugasnya
(R)
2) Program kerja Tim PONEK
2. Ada bukti pelatihan pelayanan
PONEK. (D,W)
3. Ada bukti pelaksanaan program
tim PONEK. (D,W)
4. Tersedia ruang pelayanan yang
memenuhi persyaratan untuk
PONEK. (D,O,W)
D
Bukti pelaksanaan pelatihan tentang pelayanan
PONEK oleh narasumber yang kompeten
W
 Ketua/anggota Tim PONEK
 Kepala diklat
Laporan pelaksanaan program Tim PONEK
D
W
D
Ketua/anggota Tim PONEK
1) Denah ruangan
2) Daftar inventaris, fasilitas dan sarana ruang
pelayanan PONEK
O
Lihat ruang pelayanan IGD, kamar bersalin, ruang
nifas, ruang perinatologi, kamar operasi, ruang ante
natal care (ANC)
W
 Ketua/anggota Tim PONEK
 Kepala/staf unit pelayanan
 Kepala/staf ruangan
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
Skor
10
TL
5
TS
0
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
10
5
0
TL
TS
TT
TL
TS
TT
Standar 1.2
Rumah sakit melaksanakan pelayanan rawat gabung, mendorong pemberian ASI ekslusif, melaksanakan
edukasi dan perawatan metode kangguru pada bayi berat badan lahir rendah (BBLR).
Elemen Penilaian Standar 1.2
Telusur
Skor
1. Terlaksananya rawat gabung.
O
Lihat pelaksanaan pelayanan rawat gabung
10
TL
(O,W)
5
TS
W
0
TT
 Ketua/anggota tim PONEK
 Kepala unit pelayanan
 Kepala/staf ruangan
 Pasien/keluarga
2. Ada bukti RS melaksanakan
O
10
TL
 Lihat pelaksanaan pelayanan IMD
IMD dan mendorong
TS
 Lihat pemberian edukasi tentang IMD dan edukasi 5
pemberian ASI Ekslusif. (O,W)
0
TT
ASI eksklusif dalam rekam medis
 Lihat ketersediaan materi edukasi tentang IMD dan
ASI eksklusif
2
218
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
W
3. Ada bukti pelaksanaan edukasi
dan perawatan metode
kangguru (PMK) pada bayi
berat badan lahir rendah
(BBLR).(D,O,W)
D
O




1)
2)
Kepala/staf unit pelayanan
Kepala/staf ruangan
PPA/staf klinis
Pasien/keluarga
Bukti pelaksanaan asuhan PMK dalam RM pasien
Bukti pemberian edukasi tentang perawatan
metode kanguru (PMK) dalam rekam medis
3) Materi edukasi PMK
10
5
0
TL
TS
TT
 Lihat pelaksanaan pelayanan PMK di unit
PMK/peritanologi
 Lihat pemberian edukasi tentang PMK dalam rekam
medis
 Lihat ketersediaan materi edukasi tentang PMK
W
 Kepala/staf unit pelayanan
 Kepala/staf ruangan
 PPA/staf klinis
 Pasien/keluarga
SASARAN II: PENURUNAN ANGKA KESAKITAN HIV/AIDS
Standar 2
Rumah sakit melaksanakan penanggulangan HIV/AIDS sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Maksud dan Tujuan Standar 2 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian Standar 2
Telusur
Skor
1. Adanya regulasi rumah sakit
R
Regulasi tentang pelayanan penanggulangan HIV/AIDS
10
TL
dan dukungan penuh
manajemen dalam pelayanan
0
TT
penanggulangan HIV/AIDS. (R)
2. Pimpinan rumah sakit
D
Bukti rapat tentang penyusunan program pelayanan
10
TL
berpartisipasi dalam menyusun
penanggulangan HIV/AIDS yang melibatkan Pimpinan
5
TS
rencana pelayanan
RS
0
TT
penanggulangan HIV/AIDS.
(D,W)
W
 Direktur RS
 Kepala bidang/divisi
 Kepala unit pelayanan
 Ketua/anggota tim HIV/ AIDS
3. Pimpinan rumah sakit
D
Bukti keterlibatan pimpinan RS dalam pelaksanaan
10
TL
berpartisipasi dalam
program penanggulangan HIV/AIDS yang melibatkan
5
TS
menetapkan keseluruhan
pimpinan RS antara lain meliputi:
0
TT
proses/mekanisme dalam
1) Ketersediaan anggaran program penanggulangan
pelayanan penanggulangan
HIV/AIDS (pelatihan, fasilitas, APD)
HIV/AIDS termasuk
2) Bukti laporan pelaksanaan program
pelaporannya. (D,W)
penanggulangan HIV/AIDS
W
4. Terbentuk dan berfungsinya
Tim HIV/AIDS rumah sakit
(D,W)
5. Terlaksananya pelatihan untuk
meningkatkan kemampuan
teknis Tim HIV/AIDS sesuai
standar. (D,W)
D



1)
Direktur/Kepala bidang/divisi
Kepala unit pelayanan
Ketua/anggota Tim HIV/ AIDS
Bukti penetapan Tim HIV/AIDS dilengkapi dengan
uraian tugasnya
2) Program kerja Tim HIV/AIDS
3) Bukti laporan pelaksanaan kegiatan Tim HIV/ AIDS
W
D
Ketua/anggota Tim HIV/AIDS
Bukti pelaksanaan pelatihan pelayanan HIV/AIDS oleh
narasumber yang kompeten
W
 Ketua/anggota Tim HIV/AIDS
 Kepala diklat
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
3
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
219
6. Terlaksananya fungsi rujukan
HIV/AIDS pada rumahsakit
sesuai dengan kebijakan yang
berlaku. (D)
D
1) Bukti laporan pelaksanaan rujukan ke fasilitas
pelayanan kesehatan
2) Bukti daftar pasien HIV/AIDS yang dirujuk
3) Bukti kerjasama dengan fasilitas pelayanan
kesehatan rujukan
Bukti laporan pelaksanaan pelayanan yang meliputi
VCT,ART, PMTCT, IO, ODHA dengan factor risiko IDU,
penunjang
10
5
0
TL
TS
TT
7. Terlaksananya pelayanan VCT,
D
10
TL
ART, PMTCT, IO, ODHA dengan
5
TS
faktor risiko IDU, penunjang
0
TT
sesuai dengan kebijakan. (D)
SASARAN III: PENURUNAN ANGKA KESAKITAN TUBERKULOSIS
Standar 3
Rumah sakit melaksanakan program penanggulangan tuberkulosis di rumah sakit beserta monitoring dan
evaluasinya melalui kegiatan:
a) promosi kesehatan;
b) surveilans tuberkulosis;
c) pengendalian faktor risiko;
d) penemuan dan penanganan kasus tuberkulosis;
e) pemberian kekebalan; dan
f) pemberian obat pencegahan.
Maksud dan Tujuan Standar 3, standar 3.1, standar 3.2, Standar 3.3 : Lihat SNARS 1
Rumah sakit dalam melaksanakan penanggulangan tubekulosis melalui kegiatan yang meliputi:
a) Promosi kesehatan yang diarahkan untuk meningkatkan pengetahuan yang benar dan komprehensif
mengenai pencegahan penularan, penobatan , pola hidup bersih dan sehat (PHBS) sehingga terjadi
perubahan sikap dan perilaku sasaran yaitu pasien dan keluarga, pengunjung serta staf rumah sakit
b) Surveilans tuberkulosis, merupakan kegiatan memperoleh data epidemiologi yang diperlukan dalam
sistem informasi program penanggulangan tuberkulosis, seperti pencatatan dan pelaporan tuberkulosis
sensitif obat, pencatatan dan pelaporan tuberkulosis resistensi obat.
c) Pengendalian faktor risiko tuberkulosis, ditujukan untuk mencegah, mengurangi penularan dan kejadian
penyakit tuberkulosis, yang pelaksanaannya sesuai dengan pedoman pengendalian pencegahan infeksi
tuberkulosis di rumah sakit pengendalian faktor risiko tuberkulosis, ditujukan untuk mencegah,
mengurangi penularan dan kejadian penyakit tuberkulosis, yang pelaksanaannya sesuai dengan pedoman
pengendalian pencegahan infeksi tuberkulosis di rumah sakit
d) Penemuan dan penanganan kasus tuberkulosis
Penemuan kasus tuberkulosis dilakukan melalui pasienyang datang kerumah sakit, setelah pemeriksaan,
penegakan diagnosis, penetapan klarifikasi dan tipe pasien tuberkulosis. Sedangkan untuk penanganan
kasus dilaksanakan sesuai tata laksana pada pedoman nasional pelayanan kedokteran tuberkulosis dan
standar lainnya sesuai dengan peraturanperundang-undangan.
e) Pemberian kekebalan
Pemberian kekebalan dilakukan melalui pemberian imunisasi BCG terhadap bayi dalam upaya penurunan
risiko tingkat pemahaman tuberkulosis sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
f) Pemberian obat pencegahan
Pemberian obat pencegahan selama 6 (enam) bulan yang ditujukan pada anak usia dibawah 5 (lima)
tahun yang kontak erat dengan pasien tuberkulosisi aktif; orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) yang tidak
terdiagnosa tuberkulosis; pupulasi tertentu lainnya sesuai peraturan perundang-undangan.
Kunci keberhasilan penanggulangan tuberkulosis di rumah sakit adalah ketersediaan tenaga-tenaga
kesehatan yang sesuai kompetensi, prasarana, sarana dan manajemen yang handal.
Elemen Penilaian Standar 3
Telusur
Skor
1. Ada regulasi rumah sakit
R
1) Regulasi tentang pelaksanaan penanggulangan
10
TL
tentang pelaksanaan
tuberkulosis
5
TS
penanggulangan tuberkulosis
2) Program tentang penanggulangan tuberkulosis
0
TT
di rumah sakit dan ada rencana
dengan strategi DOTS
kegiatan penanggulangan
tuberkulosis dengan strategi
DOTS dalam perencanaan
rumah sakit. (R)
2. Pimpinan rumah sakit
D
Bukti keterlibatan pimpinan RS dalam pelaksanaan
10
TL
berpartisipasi dalam
program pelayanan tuberkulosis yang melibatkan
5
TS
menetapkan keseluruhan
pimpinan RS antara lain meliputi:
0
TT
proses/mekanisme dalam
1) Ketersediaan anggaran program pelayanan
program pelayanan
tuberkulosis (pelatihan, fasilitas, APD)
tuberkulosis termasuk
2) Bukti laporan pelaksanaan program pelayanan
pelaporannya. (D,W)
tuberkulosis
4
220
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
W
3. Ada bukti upaya pelaksanaan
promosi kesehatan tentang
tuberkulosis. (D,W)
D
W
4. Ada bukti pelaksanaan
surveilans tuberkulosis dan
pelaporannya. (D,W)
D
W
5. Ada bukti pelaksanaan upaya
pencegahan tuberkulosis
melalui pemberian kekebalan
dengan vaksinasi atau obat
pencegahan. (D,W)
D
W



1)
Direktur/Kepala bidang/divisi
Kepala unit pelayanan
Ketua/anggota Tim Tuberkulosis
Bukti laporan pelaksanaan edukasi upaya promosi
kesehatan tentang tuberkulosis
2) Bukti materi edukasi tentang upaya promosi
kesehatan tentang tuberkulosis
 Ketua/anggota DOTS TB
 Ketua/staf PKRS
1) Bukti pelaksanaan surveilans tuberkulosis
2) Bukti laporan data surveilans tuberkulosis
sesuai dengan PPI 6
 Ketua/anggota Tim DOTS TB
 IPCN
Bukti pelaksanaan tentang pemberian vaksinasi atau
obat pencegahan meliputi :
1) daftar pasien yang diberikan vaksinasi atau obat
pencegahan tuberkulosis
2) daftar vaksin atau obat pencegahan tuberkulosis
yang telah digunakan




10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TT
Ketua/anggota Tim DOTS TB
Kepala/staf unit Farmasi
Kepala/staf unit pelayanan terkait
Pasien/keluarga
Standar 3.1
Rumah sakit menyiapkan sumber daya untuk penyelenggaraan pelayanan dan penanggulangan tuberkulosis.
Elemen Penilaian Standar 3.1
Telusur
1. Ada bukti terbentuknya tim
DOTS dan program kerjanya. (R)
R
2. Ada bukti pelatihan pelayanan
dan upaya penanggulangan
tuberkulosis. (D,W)
D
W
3. Ada bukti pelaksanaan program
tim DOTS. (D,W)
4. Ada bukti pelaksanaan sistem
monitoring dan evaluasi
program penanggulangan
tuberkulosis. (D,W)
5. Ada bukti pelaporan dan
analisis yang meliputi a) sampai
dengan f) di maksud dan
tujuan. (D,W)
D
1) Regulasi tentang penetapan tim DOTS TB dan
uraian tugasnya
2) Program Kerja Tim DOTS TB
Bukti pelaksanaan pelatihan pelayanan pelayanan dan
penanggulangan tuberkulosis oleh narasumber yang
kompeten
 Ketua/anggota Tim DOTS TB
 Kepala diklat
Bukti laporan pelaksanaan program kerja Tim DOTS
TB
W
D
Ketua/anggota Tim DOTS TB
Bukti pelaksanaan monitoring dan evaluasi program
pelayanan DOTS TB
W
 Ketua/anggota Tim DOTS TB
 Kepala bidang/divisi
 Kepala unit pelayanan
Bukti laporan dan hasil analisis kegiatan pelayanan
DOTS TB
D
W
Skor
10
5
0
10
5
0
TL
TS
TT
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
 Ketua/anggota Tim DOTS TB
 Kepala unit pelayanan
Standar 3.2
Rumah sakit menyediakan sarana dan prasarana pelayanan tuberkulosis sesuai peraturan perundangundangan.
Elemen Penilaian Standar 3.2
Telusur
Skor
5
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
221
1. Tersedia ruang pelayanan rawat
jalan yang memenuhi pedoman
pencegahan dan pengendalian
infeksi tuberkulosis. (O,W)
2. Bila rumah sakit memberikan
pelayanan rawat inap bagi
pasien tuberkulosis paru
dewasa maka rumah sakit harus
memiliki ruang rawat inap yang
memenuhi pedoman
pencegahan dan pengendalian
infeksi tuberkulosis. (O,W)
3. Tersedia ruang pengambilan
spesimen sputum yang
memenuhi pedoman
pencegahan dan pengendalian
infeksi tuberkulosis. (O,W)
4. Tersedia ruang laboratorarium
tuberkulosis yang memenuhi
pedoman pencegahan dan
pengendalian infeksi
tuberkulosis. (O,W)
O
Lihat ruang rawat jalan/poli tuberkulosis yang
memenuhi prinsip PPI TB
W
 Ketua/anggota tim DOTS TB
 Kepala/staf rawat jalan
 IPCN
Lihat ruang rawat inap tuberkulosis yang memenuhi
prinsip PPI TB (air borne disease)
O
W
 Ketua/anggota Tim DOTS TB
 Kepala/stafrawat inap
 IPCN
O
Lihat ruang pengambilan spesimen sputum yang
memenuhi prinsip PPI TB
W
 Ketua/anggota Tim DOTS TB
 Kepala/staf laboratorium
 IPCN
Lihat ruang laboratorium untuk pemeriksaan sputum
BTA yang memenuhi prinsip PPI TB
O
W
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
 Ketua/anggota tim DOTS TB
 Kepala/staf laboratorium
 IPCN
Standar 3.3
Rumah sakit telah melaksanakan pelayanan tuberkulosis dan upaya pengendalian faktor risiko tuberkulosis
sesuai peraturan perundang-undangan.
Elemen Penilaian Standar 3.3
Telusur
Skor
1. Rumah sakit memiliki panduan
R
Panduan Praktik Klinis Tuberkulosis
10
TL
praktik klinis tuberkulosis. (R)
0
TT
2. Ada bukti kepatuhan staf medis
D
Bukti kepatuhan staf medis terhadap PPK Tuberkulosis 10
TL
terhadap panduan praktik klinis
5
TS
tuberkulosis. (D,O,W)
O
Lihat RM pasien
0
TT
W
3. Terlaksana proses skrining
pasien tuberkulosis saat
pendaftaran. (D,O,W)
4. Ada bukti staf mematuhi
penggunaan alat pelindung diri
(APD) saat kontak dengan
pasien atau specimen. (O,W)
D






1)
Ketua/anggota tim DOTS TB
Komite/Tim PMKP
Komite Medis
DPJP
PPA lainnya
Pasien/keluarga
Bukti pelaksanaan skrining pasien tuberkulosis di
bagian pendaftaran
2) Bukti form skrining
O
Lihat pelaksanaan proses skrining pasien Tuberkulosis
di bagian pendaftaran
W
 Petugas pendaftaran/admisi
 Pasien/ keluarga
1) Lihat kepatuhan staf dalam penggunaan APD di
unit pelayanan pasien tuberkulosis (Rawat Inap,
Rawat Jalan, Laboratorium, saat transfer pasien)
2) Lihat ketersediaan APD di unit pelayanan pasien
tuberkulosis (Rawat Inap, Rawat Jalan, IGD,
Radiologi, Laboratorium)
O
W
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
 PPA
 Staf klinis
6
222
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
5. Ada bukti pengunjung
mematuhi penggunaan alat
pelindung diri (APD) saat
kontak dengan pasien. (O,W)
O
1) Lihat kepatuhan pengunjung dalam penggunaan
APD di unit pelayanan pasien tuberkulosis (Rawat
Inap, Rawat Jalan)
2) Lihat ketersediaan APD untuk pengunjung di unit
pelayanan pasien Tuberkulosis (Rawat Inap, Rawat
Jalan)
10
5
0
TL
TS
TT
W
 Pasien/Keluarga
 Pengunjung RS
 Staf klinis
SASARAN IV: PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA
Standar 4
Rumah sakit menyelenggarakan pengendalian resistensi antimikroba sesuai peraturan perundang-undangan.
Maksud dan Tujuan Standar 4 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian Standar 4
Telusur
Skor
1. Ada regulasi dan program
R
1) Regulasi tentang pengendalian resistensi
10
TL
tentang pengendalian resistensi
antimikroba di RS
5
TS
antimikroba di rumah sakit
2) Program tentang pengendalian resistensi
0
TT
sesuai peraturan perundangantimikroba (PPRA)
undangan.(R)
2. Ada bukti pimpinan rumah sakit
D
1) Bukti pelaksanaan rapat tentang penyusunan
10
TL
terlibat dalam menyusun
program melibatkan pimpinan RS
5
TS
program. (D,W)
2) Bukti program PRA-RS yang sudah
0
TT
disetujui/ditanda tangani Direktur
W
3. Ada bukti dukungan anggaran
operasional, kesekretariatan,
sarana prasarana untuk
menunjang kegiatan fungsi, dan
tugas organisasi PPRA. (D,O,W)
4. Ada bukti pelaksanaan
pengendalian penggunaan
antibiotik terapi dan profilaksis
pembedahan pada seluruh
proses asuhan pasien. (D,O,W)
D
 Direktur
 Kepala unit pelayanan
 Kepala bidang/divisi
 Komite/Tim PPRA
Bukti tersedianya anggaran operasional PPRA
O
Lihat kantor sekretariat Komite/Tim PPRA yang
dilengkapi sarana kantor dan ATK
W
D
O
W
5. Direktur melaporkan kegiatan
PPRA secara berkala kepada
KPRA. (D,W)
D
W
Komite/Tim PPRA
Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan
penggunaan antibiotik sebagai terapi profilaksis
pembedahan pada seluruh proses asuhan pasien
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
0
TL
TT
 Lihat pemberian antibiotik profilaksis saat di kamar
operasi sesuai PPK
 Lihat pemberian antibiotik terapi empiris atau
terapi definitif di ruangan sesuai PPK
 Dokter
 Perawat
 Apoteker
 Komite/tim PPRA
Bukti laporan tentang PPRA RS secara berkala
minimal 1 (satu) tahun sekali kepada KPRA Kemenkes
 Direktur RS
 Komite/tim PPRA
Standar 4.1
Rumah sakit (Tim/Komite PPRA) melaksanakan kegiatan pengendalian resistensi antimikroba.
Maksud dan Tujuan 4.1 : SNARS 1
Uraian tugas Komite/Tim berupa kegiatan :
a) sosialisasi program pada staf, pasien, keluarga
b) surveilans pola penggunaan antibiotik di RS
c) surveilans pola resistensi antimikroba di RS
d) forum kajian penyakit infeksi terintegrasi
7
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
223
Indikator mutu :
a) perbaikan kuantitas penggunaan antibiotik
b) perbaikan kualitas penggunaan antibiotik
c) peningkatan mutu penanganan kasus infeksi secara multidisiplin dan terintegrasi
d) penurunan angka infeksi rumah sakit yang disebabkan oleh mikroba resisten
e) indikator mutu PPRA terintegrasi pada indikator mutu PMKP
Elemen Penilaian Standar 4.1
Telusur
Skor
1. Ada organisasi yang mengelola
R
Bukti penetapan komite/tim PPRA yang dilengkapi
10
TL
kegiatan pengendalian
uraian tugas, tanggung jawab dan wewenangnya
resistensi antimikroba dan
0
TT
melaksanakan program
pengendalian resistensi
antimikroba rumah sakit
meliputi a) sampai dengan d) di
maksud dan tujuan. (R)
2. Ada bukti kegiatan organisasi
D
Bukti pelaksanaan kegiatan komite/tim PPRA
10
TL
yang meliputi a) sampai dengan
5
TS
d) di maksud dan tujuan. (D,W)
W
0
TT
 Komite/tim PPRA
 PPA
3. Ada penetapan indikator mutu
D
Bukti penetapan indikator mutu
10
TL
yang meliputi a) sampai dengan
5
TS
e) di maksud dan tujuan. (D,W)
W
0
TT
 Komite/Tim PPRA
 Komite/Tim PMKP
4. Ada monitoring dan evaluasi
D
Bukti hasil pencapaian indikator mutu
10
TL
terhadap program
5
TS
pengendalian resistensi
W
0
TT
 Direktur RS
antimikroba yang mengacu
 Komite/Tim PPRA
pada indikator pengendalian
 Komite/Tim PMKP
resistensi antimikroba (D,W)
5. Ada bukti pelaporan kegiatan
D
Bukti laporan tentang kegiatan komite/tim PRA secara 10
TL
PPRA secara berkala dan
berkala kepada Direktur RS
5
TS
meliputi butir a) sampai dengan
0
TT
e) di maksud dan tujuan. (D,W)
W
 Direktur RS
 Komite/tim PPRA
SASARAN V: PELAYANAN GERIATRI
Standar 5
Rumah sakit menyediakan pelayanan geriatri rawat jalan, rawat inap akut dan rawat inap kronis sesuai dengan
tingkat jenis pelayanan.
Maksud dan Tujuan Standar 5 dan Standar 5.1 : Lihat SNARS 1
Pasien geriatri adalah pasien lanjut usia dengan multi penyakit/gangguan akibat penurunan fungsi organ,
psikologi, sosial, ekonomi dan lingkungan yang membutuhkan pelayanan kesehatan secara tepadu dengan
pendekatan multi disiplin yang bekerja sama secara interdisiplin. Dengan meningkatnya sosial ekonomi dan
pelayanan kesehatan maka usia harapan hidup semakin meningkat, sehingga secara demografi terjadi
peningkatan populasi lanjut usia. Sehubungan dengan itu rumah sakit perlu menyelenggarakan pelayanan
geriatri sesuai dengan tingkat jenis pelayanan geriatri:
a) tingkat sederhana
b) tingkat lengkap
c) tingkat sempurna
d) tingkat paripurna
Elemen Penilaian Standar 5
Telusur
Skor
1. Ada regulasi tentang
R
Regulasi tentang penyelenggaraan pelayanan geriatri
10
TL
penyelenggaraan pelayanan
di rumah sakit sesuai dengan tingkat jenis layanan
geriatri di rumah sakit sesuai
0
TT
dengan tingkat jenis layanan.
(R)
8
224
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
2. Terbentuk dan berfungsi-nya
tim terpadu geriatri sesuai
tingkat jenis layanan. (R,D,W)
3. Terlaksananya proses
pemantauan dan evaluasi
kegiatan. (D,O,W)
R
1) Regulasi tentang penetapan tim terpadu geriatri
dan uraian tugasnya
2) Rencana kerja Tim Terpadu Geriatri
D
Laporan pelaksanaan kegiatan tim terpadu geriatri
W
 Ketua/anggota Tim Terpadu Geriatri
 Kepala bidang/divisi
Bukti pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan
pelayanan Geriatri
D
O
4. Ada pelaporan
penyelenggaraan pelayanan
geriatri di rumah sakit. (D,W)
W
D
W
Lihat hasil monitoring dan evaluasi kegiatan pelayanan
geriatri
Ketua/anggota Tim Terpadu Geriatri
Bukti laporan penyelenggaraan Pelayanan Geriatri
 Ketua/anggota Tim Terpadu Geriatri
 Kepala bidang/divisi
 Kepala unit pelayanan
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
Standar 5.1
Rumah Sakit melakukan promosi dan edukasi sebagai bagian dari Pelayanan Kesehatan Warga Lanjut usia di
Masyarakat Berbasis Rumah Sakit (Hospital Based Community Geriatric Service).
Elemen Penilaian Standar 5.1
Telusur
Skor
1. Ada regulasi tentang edukasi
R
Regulasi tentang edukasi sebagai bagian dari
10
TL
sebagai bagian dari Pelayanan
pelayanan kesehatan warga lanjut usia di Masyarakat
Kesehatan Warga Lanjut usia di
Berbasis Rumah Sakit (Hospital Based Community
0
TT
Masyarakat Berbasis Rumah
Geriatric Service).
Sakit (Hospital Based
Community Geriatric Service).
(R)
2. Ada program PKRS terkait
D
Bukti penetapan program PKRS yang memuat kegiatan 10
TL
Pelayanan Kesehatan Warga
Pelayanan Kesehatan Warga Lanjut usia di Masyarakat
5
TS
Lanjut usia di Masyarakat
Berbasis Rumah Sakit (Hospital Based Community
0
TT
Berbasis Rumah Sakit (Hospital
Geriatric Service)
Based Community Geriatric
Service). (D,W)
W
 Kepala/staf PKRS
 Ketua/Anggota Tim Terpadu Geriatri
3. Ada leaflet atau alat bantu
D
Bukti leaflet atau alat bantu edukasi memuat materi
10
TL
kegiatan (brosur, leaflet dll).
edukasi tentang pelayanan kesehatan warga lanjut
5
TS
(D,W)
usia di masyarakat
0
TT
W
4. Ada bukti pelaksanaan
kegiatan. (D,O,W)
D
O
W
5. Ada evaluasi dan laporan
kegiatan pelayanan. (D,W)
D
W
 Kepala/staf PKRS
 Ketua/Anggota Tim Terpadu Geriatri
 Pasien/keluarga
Bukti laporan pelaksanaan edukasi warga lanjut usia di
masyarakat
Lihat pelaksanaan edukasi untuk pelayanan di
masyarakat
 Ketua dan anggota Tim PKRS
 Ketua dan Anggota Tim Terpadu Geriatri
 PPA pelayanan Geriatri
Bukti evaluasi dan laporan kegiatan pelayanan
meliputi :
1) Pencatatan kegiatan dengan indikator antara lain
lama rawat inap, status fungsional, kualitas hidup,
rehospitalisasi dan kepuasan pasien
2) Bukti pelaporan secara berkala kepada pimpinan
RS
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
 Pimpinan RS
 Ketua/anggota Tim Terpadu Geriatri
9
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
225
226
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
INTEGRASI PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM PELAYANAN RUMAH SAKIT
(IPKP)
Standar IPKP 1
Rumah sakit menetapkan regulasi tentang persetujuan pemilik dan pengelola dalam pembuatan perjanjian
kerja sama penyelenggaraan pendidikan klinis di rumah sakit.
Maksud dan Tujuan IPKP 1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian IPKP 1
Telusur
Skor
1. Ada surat keputusan penetapan
D
Bukti SK penetapan RS Pendidikan dari
10
TL
rumah sakit pendidikan yang masih
Kemenkes RI
berlaku. (D)
0
TT
2. Ada kerjasama antara rumah sakit
D
1) Bukti daftar Institusi pendidikan yang
10
TL
dengan institusi pendidikan yang
kerjasama dengan RS
5
TS
sudah terakreditasi. (D)
2) Bukti perjanjian kerja sama antara RS
0
TT
dengan institusi pendidikan
3) Bukti sertifikat akreditasi institusi
pendidikan pada ad. 2)
3. Jumlah penerimaan peserta didik
D
1) Bukti analisis kemampuan rumah sakit
10
TL
sesuai dengan kapasitas rumah sakit
dalam menerima jumlah peserta didik
5
TS
harus dicantumkan dalam perjanjian
2) Bukti perjanjian kerjasama yang
0
TT
kerjasama. (D)
mencantumkan pengaturan jumlah, jenis
dan jenjang peserta didik yang dapat
diterima
3) Bukti daftar peserta didik per periode per
bagian
Standar IPKP 2
Pelaksanaan pelayanan dalam pendidikan klinis yang diselenggarakan di rumah sakit mempunyai
akuntabilitas manajemen, koordinasi, dan prosedur yang jelas.
Maksud dan Tujuan IPKP 2 : Lihat SNARS 1
Dokumen kelengkapan peserta pendidikan di RS :
a) surat keterangan peserta didik dari institusi pendidikan;
b) ijazah, surat tanda registrasi, dan surat izin praktik yang menjadi persyaratan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan;
c) klasifikasi akademik;
d) identifikasi kompetensi peserta pendidikan klinis; dan
e) laporan pencapaian kompetensi
Elemen Penilaian IPKP 2
TELUSUR
SKOR
1. Ada regulasi tentang pengelolaan
R
Regulasi tentang pengelolaan dan
10
TL
dan pengawasan pelaksananaan
pengawasan pelaksananaan pendidikan klinis
pendidikan klinis yang telah
untuk semua peserta pendidikan klinis
0
TT
disepakati bersama meliputi 1)
sampai dengan 3) di maksud dan
tujuan. (R)
2. Ada daftar lengkap memuat nama
D
Bukti daftar nama peserta pendidikan klinis
10
TL
semua peserta pendidikan klinis
terkini
5
TS
yang saat ini ada di rumah sakit. (D)
0
TT
3. Untuk setiap peserta pendidikan
klinis terdapat dokumentasi yang
berisi paling sedikit meliputi a)
sampai dengan e) di maksud dan
tujuan. (D)
D
Bukti kelengkapan dokumen peserta
pendidikan klinis terdiri dari:
1) Dokumentasi pendidikan PPDS dan PPDSS
meliputi a) sampai dengan e)
2) Dokumentasi selain pendidikan PPDS dan
PPDSS cukup dokumentasi a) dan e) saja
10
5
0
TL
TS
TT
Standar IPKP 3
Tujuan dan sasaran program pendidikan klinis di rumah sakit disesuaikan dengan jumlah staf yang
memberikan pendidikan klinis, variasi dan jumlah pasien, teknologi, serta fasilitas rumah sakit.
Maksud dan tujuan IPKP 3 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian IPKP 3
Telusur
Skor
1. Ada perhitungan rasio peserta
D Bukti perhitungan ratio peserta pendidikan
10
TL
pendidikan dengan staf yang
klinis untuk semua jenis pendidikan
5
TS
memberikan pendidikan klinis untuk
0
TT
1
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
227
seluruh peserta dari setiap program
pendidikan klinis yang disepakati
oleh rumah sakit dan institusi
pendidikan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. (D)
2. Ada dokumentasi perhitungan
peserta didik yang diterima di
rumah sakit per periode untuk
proses pendidikan disesuaikan
dengan jumlah pasien untuk
menjamin mutu dan keselamatan
pasien. (D,W)
D
1) Bukti pelaksanaan perhitungan jumlah
peserta didik yang diterima di RS per
periode, berdasarkan perhitungan jumlah
pasien RS dan jumlah kasus yang memadai
2) Bukti perjanjian kerjasama dengan RS lain,
bila jumlah pasien RS tidak memadai
W
 Direktur/kepala bidang/divisi
 Komkordik
10
5
0
TL
TS
TT
Standar IPKP 4
Seluruh staf yang memberikan pendidikan klinis mempunyai kompetensi sebagai pendidik klinis dan
mendapatkan kewenangan dari institusi pendidikan dan rumah sakit.
Maksud dan Tujuan IPKP 4 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian IPKP 4
Telusur
Skor
1. Ada penetapan staf klinis yang
D
Bukti tentang penetapan:
10
TL
memberikan pendidikan klinis dan
1) staf klinis yang memberikan pendidikan
5
TS
penetapan penugasan klinis serta
klinis dari RS
0
TT
rincian kewenangan klinis dari
2) penugasan klinis dari institusi pendidikan
rumah sakit. (D)
3) rincian kewenangan klinis dari rumah sakit
2. Ada daftar staf klinis yang
D
Bukti daftar staf klinis yang memberikan
10
TL
memberikan pendidikan klinis
pendidikan, dilengkapi dengan status
5
TS
secara lengkap (akademik dan
kepegawaiannya
0
TT
profesi) sesuai dengan jenis
pendidikan yang dilaksanakan di RS.
W
 Kepala Diklat/Komkordik
(D,W)
 Staf klinis yang memberikan pendidikan
klinis
3. Ada uraian tugas, tanggung jawab,
D
Bukti uraian tugas, tanggung jawab, dan
10
TL
dan juga wewenang untuk setiap
wewenang untuk seluruh staf pendidik klinis
5
TS
staf yang memberikan pendidikan
0
TT
klinis. (lihat juga KKS 10, KKS 13, dan
W
 Kepala Diklat/Komkordik
KKS 16) (D,W)
 Staf klinis yang memberikan pendidikan
klinis
4. Ada bukti staf klinis yang
D
Bukti sertifikat pelatihan/pendidikan
10
TL
memberikan pendidikan klinis telah
berkelanjutan staf klinis yang memberikan
5
TS
mengikuti pendidikan keprofesian
pendidikan klinis
0
TT
berkelanjutan. (D)
Standar IPKP 5
Rumah sakit memastikan pelaksanaan supervisi yang berlaku untuk setiap jenis dan jenjang pendidikan staf
klinis di rumah sakit.
Maksud dan Tujuan IPKP 5 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian IPKP 5
Telusur
Skor
1. Ada tingkat supervisi yang
R
Regulasi tentang penetapan tingkat supervisi
10
TL
diperlukan oleh setiap peserta
untuk semua tingkat dan jenis peserta
5
TS
pendidikan klinis di rumah sakit
pendidikan klinis
0
TT
untuk setiap jenjang pendidikan.
(R,D)
D Bukti pelaksanaan supervisi:
1) Bukti form ceklis
2) Bukti pelaksanaan supervisi
2. Setiap peserta pendidikan klinis
D Bukti pemberian informasi tentang tingkat,
10
TL
mengetahui tingkat, frekuensi, dan
frekuensi, dan dokumentasi untuk
5
TS
dokumentasi untuk supervisinya.
supervisinya
0
TT
(D,W)
W Peserta pendidikan klinis
3. Ada format spesifik untuk
D Bukti log book terisi lengkap untuk setiap
10
TL
mendokumentasikan supervisi yang
peserta didik
5
TS
sesuai dengan kebijakan rumah
0
TT
2
228
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
sakit, sasaran program, serta mutu
dan keselamatan asuhan pasien. (D)
4. Ada batasan kewenangan peserta
D Bukti penetapan batasan kewenangan peserta
10
TL
pendidikan yang mempunyai akses
pendidikan klinis dalam mengisi rekam medis
5
TS
dalam mengisi rekam medis. (D)
sesuai dengan MIRM 13.2
0
TT
Standar IPKP 6
Pelaksanaan pendidikan klinis di rumah sakit harus mematuhi regulasi rumah sakit dan pelayanan yang
diberikan berada dalam upaya mempertahankan atau meningkatkan mutu dan keselamatan pasien.
Maksud dan Tujuan IPKP 6 : Lihat SNARS 1
Orientasi peserta pendidikan klinis minimal mencakup
a) program rumah sakit tentang mutu dan keselamatan pasien (lihat juga TKRS 4; TKRS 4.1; TKRS 5; TKRS 11;
dan TKRS 11.2);
b) program pengendalian infeksi (lihat juga PPI 5);
c) program keselamatan penggunaan obat (lihat juga PKPO 1);
d) sasaran keselamatan pasien.
Elemen Penilaian IPKP 6
Telusur
Skor
1. Ada program orientasi peserta
R
Program tentang orientasi peserta pendidikan
10
TL
pendidikan staf klinis dengan materi
klinis
5
TS
orientasi yang meliputi a) sampai
0
TT
dengan d) mengenai maksud dan
tujuan (lihat juga KKS 7 EP 1). (R)
2. Ada bukti pelaksanaan dan sertifikat
D 1) Bukti pelaksanaan orientasi peserta
10
TL
program orientasi peserta
pendidikan klinis
5
TS
pendidikan klinis. (D,W)
2) Bukti sertifikat orientasi
0
TT
3. Ada bukti pelaksanaan dan
dokumentasi peserta didik yang
diikutsertakan dalam semua
program peningkatan mutu dan
keselamatan pasien di rumah sakit.
(D,W)
4. Ada pemantauan dan evaluasi
bahwa pelaksanaan pendidikan
klinis tidak menurunkan mutu dan
keselamatan pasien yang
dilaksanakan sekurang-kurangnya
sekali setahun yang terintegrasi
dengan program mutu dan
keselamatan pasien (lihat TKRS 1.2
dan TKRS 5). (D)
5. Ada survei mengenai kepuasan
pasien terhadap pelayanan rumah
sakit atas dilaksanakannya
pendidikan klinis sekurangkurangnya sekali setahun. (D,W)
W
D
Peserta pendidikan klinis
Bukti keterlibatan peserta didik dalam
program peningkatan mutu dan keselamatan
pasien di rumah sakit, misalnya dalam
pengumpulan data, analisis dan intepretasi
dari indikator mutu dan keselamatan pasien.
W
D
Peserta pendidikan klinis
Bukti tentang data pengukuran mutu terkait
pelaksanaan asuhan oleh peserta didik
mencakup:
1) angka kepatuhan penggunaan APD
2) angka kepatuhan cuci tangan
3) angka kepatuhan penerapan sasaran
keselamatan pasien
4) laporan insiden keselamatan pasien
D
Bukti hasil survei dan analisis terhadap
kepuasan pasien dikaitkan dengan
kehadiran/keterlibatan peserta didik di RS
W
 Pasien/keluarga
 Peserta pendidikan klinis
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
10
5
0
TL
TS
TT
3
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
229
230
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1
Download