BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebelum diberlakukannya KTP Elektronik di Indonesia diberlakukan KTP non elektronik yang memungkinkan satu orang bisa memiliki 2 (dua) atau lebih Kartu Tanda Penduduk yang disebabkan belum dilakukannya pencatatan secara terintegrasi secara online data kependudukan di Indonesia. KTP Elektronik memiliki makna bahwa Kartu Tanda Penduduk tersebut terintegrasi secara elektronik dalam pembuatan dan penggunaannya. KTP Elektronik diciptakan untuk terselenggaranya sistem administrasi dengan database yang komplek untuk dapat terintegrasi dengan pelayanan publik secara cepat oleh instansi terkait. Dalam proses pembuatan KTP Elektronik diperlukan kegiatan rekam data secara biometrik dengan menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan yaitu Sistem Informasi Berbasis Komputer (CBIS) yang memerlukan proses dan biaya. Kepemilikan KTP Elektronik berhubungan dengan pelayanan kepada masyarakat seperti contohnya pelayanan BPJS Kesehatan, dengan adanya KTP Elektronik maka masyarakat bisa dilayani dengan cepat karena data diri pemilik KTP Elektronik sudah tercatat secara database yang sudah terintegrasi dengan BPJS Kesehatan. B. Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pembuatan makalah pada Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen (EKMA 5102) di Universitas Terbuka Program Pasca Sarjana Magister Manajemen tentang Penggunaan Sistem Informasi Komputer (CBIS) bagi pelayanan administrasi publik di negara Indonesia agar pengurusan administrasi menjadi lebih cepat. 1 C. Permasalahan Permasalahan dari dibuatnya KTP Elektronik dan akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut.: 1. Pemakaian CBIS dalam pembuatan KTP Elektronik. 2. Kendala dalam pembuatan KTP Elektronik. 3. Kelebihan dan Kekurangan KTP Elektronik. 2 BAB II ANALISIS A. Pemakaian CBIS dalam pembuatan KTP Elektronik. Sistem Informasi berbasis komputer atau computer based information system (CBIS) merupakan sistem pengolahan suatu data menjadi informasi yang berkualitas dan dapat dipergunakan sebagai alat bantu untuk mendukung pengambilan keputusan, koordinasi dan kendala serta visualisasi dan analisis yang terhubung, tepat waktu dan dapat dipercaya. CBIS ini memiliki rangkaian sistem induk, subsisten dan subsistem yang tidak dapat diuraikan. CBIS ini mempunyai delapan elemen lingkungan lingkungan yang bisa digunakan manajemen untuk menjalankan sistem berbasis komputer dengan baik. CBIS terdiri dari sistem informasi interprise, sistem informasi manajemen termasuk di dalamnya lima sistem fungsional, sistem penunjang keputusan manajemen, virtual office, dan sistem informasi eksekutif. Gambar_1.1 Model CBIS digunakan untuk memecahkan masalah Sumber :Management Information system, McLeod & Schell, 2001;14 3 Menurut Mcleod dan Schell, komponen CBIS terdiri dari : a. Sistem informasi enterprise yaitu sistem informasi yg memuat semua data transaksi perusahaan/organisasi secara terperinci. b. Management information sistem, sistem informasi manajemen ini terdiri darisistem informasi pemasaran, sistem informasi manufaktur, sistem informasi keuangan dan sistem informasi SDM. c. Sistem penunjang keputusan manajemen, yaitu terdiri dari Sistem informasi pendukung keputusan dan Sistem pakar. Pembuatan KTP Elektronik dengan cara elektronik merupakan pemanfaatan teknologi dari sistem informasi berbasis komputer (CBIS). Pemrakarsa KTP Elektronik adalah Kementrian Dalam Negeri Republik Indonesia. KTP Elektronik memiliki Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang merupakan identitas tunggal setiap penduduk Indonesia dan berlaku seumur hidup. NIK terintegrasi dalam beberapa izin yang diterbitkan oleh instansi lainnya yaitu Kepolisian, Badan Pertanahan, Kantor Pajak dan Bank. KTP Elektronik dalam pembuatannya menggunakan kegiatan rekam fisik dari anggota tubuh, yaitu sidik jari. Menurut Wahyono (2008), dalam sistem CBIS terdapat 5 (lima) penilaian kelayakan implemtasi yang dapat digunakan untuk memperbaiki sistem yang telah berjalan antara yaitu : 1. Kelayakan ekonomi (economical feasibility), yaitu analisa terhadap biaya terhadap pengembangan sistem. 2. Kelayakan operasi (operational feasibility), yaitu kesepakatan semua perangkat sistem sumber daya manusia, program komputer yang digunakan dan kualitas informasi yang dihasilkan 3. Kelayakan teknik (technical feasibility), yaitu keterdapatan teknologi dan adanya ahli komputer yang mendukung sistem. 4. Kelayakan jadwal (schedule feasibility), yaitu tersedianya waktu yang yang cukup dalam pelaksanaan dan pembuatan sistem. 4 5. Kelayakan hukum (law feasibility), yaitu tersedianya payung hukum dalam pelaksanaan sistem oleh pemerintah. Dasar hukum dalam pelaksanaan sistem ini adalah Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan dan Peraturan Presiden Nomor 26 tahun 2009 tentang Penerapan KTP berbasis Nomor Induk Kependudukan yang mengatur pelaksanaan KTP Elektronik. B. Kendala dalam pembuatan KTP Elektronik Identifikasi kendala dalam pembuatan KTP Elektronik yang adalah sebagai berikut : 1. Jumlah operator yang sedikit yang menyebabkan proses pembuatan KTP Elektronik menjadi lambat. 2. Suplay daya listrik, di beberapa daerah dengan mempunyai kondisi listrik yang tidak stabil sehingga beberapa komputer menjadi error karena sering mati mendadak. Sudah diperbaiki dengan ditambahkan sistem UPS agar ketika listrik mati maka komputer operator tidak langsung mati sehingga data bisa disimpan dengan baik. 3. Frekwensi listrik di beberapa daerah dengan menggunakan Generator Set (Genset) yang memiliki frekwensi tidak stabil sehingga UPS dan Komputer bisa error. Kelistrikan di Indonesia ditentukan mempunyai Frekwensi 50 Hz. 4. Kamera operator error dikarenakan kamera pernah jatuh. 5. Alat perekam sidik jari tidak bisa digunakan karena pernah terpercik air pada saat digunakan. C. Kelebihan dan kekurangan dari KTP Elektronik KTP Elektronik apabila dibandingkan dengan KTP sebelumnya memiliki keunggulan dan kekurangan. Keunggulan KTP Elektronik adalah sebagai berikut.: 5 1. Berlaku seumur hidup 2. KTP Elektronik tidak dapat dipalsukan dan digandakan 3. Apabila KTP Elektronik hilang maka masyarakat tidak perlu rekam data ulang karena data sudah tersimpan di database pemerintah. Kekurangan KTP Elektronik dibandingkan dengan KTP sebelumnya diuraikan adalah : 1. Tulisan dalam KTP Elektronik sangat kecil sehingga susah untuk dibaca. 2. KTP Elektronik bisa patah apabila dipakai dalam jangka waktu lama di dalam dompet. 3. KTP Elektronik untuk cetak ulang membutuhkan waktu yang relatif lama dikarenakan terlambatnya stok material KTP dari pemerintah pusat. 6 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. KTP Elektronik membuat masyarakat tidak dapat memiliki lebih dari 1 (satu) KTP Elektronik memiliki NIK dimana setiap warga negara Republik Indonesia hanya memiliki 1 (satu) NIK. 2. Dengan adanya KTP Elektronik maka pelayanan terhadap masyarakat bisa dilakukan lebih cepat karena sudah menggunakan sistem pelayanan komputerisasi yang terintegrasi dengan data kependudukan. B. Saran 1. Pemerintah pusat bisa menambah stok KTP di Kecamatan untuk cadangan apabila diperlukan cetak ulang KTP Elektronik masyarakat dikarenakan kehilangan atau rusak. 7 DAFTAR PUSTAKA Ahmad, Lukman, 2018, Sistem Informasi Manajemen, Banda Aceh, website : https://books.google.co.id/books?id=Jr2XDwAAQBAJ&printsec=frontcover#v =onepage&q&f=false Debby Ratna Daniel, Wiwik Supratiwi, 2005, Sistem Informasi Manajemen, Universitas Terbuka, Jakarta McLeoad, Jr., Raymond & Gearge P. Schell, Management Information System, Jakarta, Salemba Empat, 2008 edisi Kesepuluh, website : https://books.google.co.id/books?id=2aXEg7DtCS0C&printsec=frontcover#v= onepage&q&f=false 8