Page:of 11 Automatic Zoom R INGKASAN DEKRIT KONSILI VATIKAN II TENTANG KERASULAN AWAM “APOSTOLICAM ACTUOSITATEM” oleh: Pusat Spiritulitas Awam (PSA) PENDAHULUAN [1]. ( Pendahuluan ) 1. Konsili Suci ingin memacu kegiatan kerasulan umat beriman Awam. Karena mereka m emang mempunyai peran khas dan sungguh perlu dalam perutusan Gereja dalam zaman sekarang. 2. Kerasulan Awam bersumber pada Baptis, Penguatan, Ekaristi. Pada awal mula Gereja, sifat gerakan kerasulan Awam itu penuh kesukarelaan dan bersifat subur (bdk.K is.11: 19 21; Rom.16: 1 16; dll.). 3. Pada zaman sekarang semangat kerasulan Awam dituntut tinggi (intensif). Karena bidang bidang kerasulan Awam semakin luas; jumlah umat manusia semakin besar; ilmu ilmu pengetahuan semakin maju dan variatif; hubungan antar manusia semakin lebih erat. 4. Kerasulan Awam semakin mendesak, karena semakin banyak otonomi bidang kehidupan manusia, termasuk bidang kehidupan yang membahayakan hidup kristiani atau yang bertentangan dengan nilai nilai kesusilaan dan keagamaa n. 5. Kepentingan kerasulan Awam semakin nampak, khususnya karena jumlah Imam yang sedikit. 6. Adalah karya Roh Kudus yang menjadikan kaum Awam semakin sadar akan tanggungjawab mereka untuk membaktikan diri kepada Kristus dan Gereja Nya. 7. Dekrit ini menunjukkan menjelaskan: a. hakikat kerasulan Awam b. sifat sifat dan keanekaragaman kerasulan Awam c. azas azas dasar kerasulan Awam d. petunjuk petunjuk pastoral pelaksanaan kerasulan Awam e. hal hal yang perlu diubah dalam Huku m Kanonik yang menyangkut kerasulan Awam BAB I PANGGILAN KAUM AWAM UNTUK MERASUL [2]. ( Keikut sertaan Awam dalam perutusan Gereja ) 1. Kerasulan adalah kegiatan seluruh umat beriman yang menyebarluaskan Kerajaan Allah, sehingga semua orang diar ahkan kepada Kristus untuk memperoleh keselamatan. 2. Kerasulan dilaksanakan oleh Gereja melalui semua anggotanya, dengan pelbagai cara. Ibaratnya seperti tubuh dengan pelbagai anggotanya. Dalam kesatuan dengan tubuh masing masing anggota tubuh berfung si mengembangkan tubuh (Ef.4: 16). 3. Dalam Gereja ada satu perutusan, namun beraneka ragam pelayanan: a. Para Rasul dan pengganti penggantinya diserahi oleh Kristus tugas mengajar, menyucikan dan memimpin atas nama Nya (kuasa Nya). b. Kaum Awam, sebagai bagian dari Umat Allah, dipanggil untuk ikut serta dalam mengemban tugas imamat, kenabian dan rajawi Kristus, dalam Gereja dan dalam dunia. Kongkritnya: o Mewartakan Injil untuk penyucian sesama; o Mewartakan Injil untuk meresapi dan menyemp urnakan tata dunia dengan semangat Injil, dalam mana mereka menjadi saksi Kristus yang jelas, yang mengabdi keselamatan sesama. 4. Karena ciri khas status hidup Awam: hidup di tengah masyarakat dan di tengah tengah urusan duniawi, maka mereka dipanggil oleh Allah, untuk dijiwai semangat kristiani, merasul di dunia bagaikan ragi yang menyebarkan nilai nilai keselamatan. [3]. ( Azas - azas kerasulan Awam ). 1. Kaum Awam menerima tugas dan haknya untuk merasul berdasarkan persatuan mereka dengan Kris tus Kepala. Itu terjadi karena penerimaan sakramen Baptis, Penguatan, Ekaristi. 2. Melalui Baptis: disaturagakan dengan Tubuh Mistik Kristus. Melalui Penguatan: diteguhkan oleh kekuatan Roh Kudus dan ditetapkan oleh Tuhan untuk merasul serta disucikan menjadi imamat rajawi, yang mempersembahkan korban korban rohani melalui segala kegiatannya. Melalui Ekaristi, dan sakramen sakramen lain, cinta kasih jiwa seluruh kerasulan disalurkan dan dipupuk. 3. Kerasulan dijalankan dengan semangat iman harapan cinta kasih: berusaha supaya semua orang selamat karena mengenal satu satunya Allah yang sejati dan Yesus Kristus yang diutus Nya (Yoh.17: 3). Itulah beban mulia setiap orang kristiani. 4. Untuk kerasulan itu Roh Kudus menganugerahkan karunia karunia yang bermacam ragam (1.Kor.12: 7). Karunia karunia itu untuk membanguan Tubuh Nya (Gereja Nya) dan untuk merasul menggarami mencerahkan masyarakat, dalam persekutuan dengan sesama saudara dalam Kristus, terutama dengan Hirarki. [4]. ( Spiritualitas Awa m dalam tata kerasulan ). 1. Kristus yang diutus Bapa menjadi sumber dan asal seluruh kerasulan Gereja. Kesuburan kerasulan Awam tergantung pada persatuan Awam dengan Kristus: “Barang siapa tinggal dalam Aku dan Aku dalam dia, ia menghasilkan buah bany ak, sebab tanpa Aku kamu tidak dapat berbuat apa apa” (Yoh.15: 5). 2. Kehidupan bersatu mesra dengan Kristus tersebut dipupuk dengan aneka macam bantuan rohani, antara lain Liturgi Suci (aneka cara mendekatkan diri pada Allah). Penghayatan Liturgi Suci (askese - askese) hendaknya sedemikian rupa, sehingga hidup rohani menyuburkan kegiatan hidup sehari hari dan hidup sehari hari memperdalam hidup rohani. Sehingga Awam bisa menghayati amanat Rasul: “Apa pun yang kamu lakukan dalam kata kata maupun perbuatan , itu semua harus kamu jalankan atas nama Tuhan Yesus Kristus, sambil bersyukur kepada Allah dan Bapa kita melalui Dia” (Kol.3: 17). 3. Hanya dalam cahaya iman dan berkat renungan sabda Allah, manusia dapat selalu dan dimana mana mengenal Allah. Menemu kan Allah dalam segala sesuatu dan menemukan segala sesuatu dalam Allah. 4. Dalam iman mengikuti jejak salib dan kebangkitan Kristus. Segala bentuk kesengsaraan dalam mengikuti Kristus yang mewartakan Injil dipayungi oleh kebenaran “penderitaan zaman s ekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan di masa mendatang yang akan dinyatakan dalam diri kita” (Rom.8: 18). Kesengsaraan beraneka ragam, antara lain: tidak kaya, sakit, kerja keras, dianiaya, dikucilkan, didiskriminasi, ditindas, diperlakuka n tidak adil, mengalami kekerasan, dll. Kebangkitan mengandung kebahagiaan dalam Roh, antara lain: meluaskan Kerajaan Allah, merasuki dunia dengan semangat Kristiani, mengamalkan kebaikan kepada semua orang (terutama terhadap rekan rekan seiman), mewujudka n semangat Sabda Bahagia, menyebarkan nilai nilai kekudusan, dll. 5. Hidup rohani Awam bercorak khusus: hidup berkeluarga, selibat, berprofesi, janda /duda, dsb. Mereka perlu berjuang memperoleh keutamaan keutamaan suci: bermasyarakat, berbangsa, berne gara, keadilan, kejujuran, ketulusan hati, perikemanusiaan, keteguhan jiwa, dll. Dalam hal profesi: menguasai betul bidang kejuruannya. Sehingga otonomi manusia mengalahkan otonomi Allah, martabat pribadi manusia diinjak injak, manusia menjadi budak kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi, dst. 4. Gereja bertugas mem bantu manusia untuk mampu menyusun tata dunia dan mengarahkannya kepada Allah melalui Kristus: menegaskan azas azas tujuan penciptaan, menyajikan nilai nilai rohani dan moral kristiani. 5. Kewajiban kaum Awam: a. Membaharui tata dunia sebagai tugas khususnya. b. Mengikuti bimbingan cahaya Injil c. Mengikuti maksud maksud Gereja d. Mengikuti dorongan cinta kasih kristiani. 6. Berdasarkan kewajiban tersebut: a. Kaum Awam bekerjasama dengan sesama warga masyarakat, seturut keahlian dan t anggungjawabnya. b. Kaum Awam selalu mencari dan menegakkan nilai nilai keadilan Kerajaan Allah. c. Kaum Awam mengetrapkan azas azas hidup kristiani untuk menata tata dunia, seturut perkembangan tempat, waktu dan bangsa (masyarakat). Itu berarti pena taan segenap bidang duniawi. [8]. ( Amal kasih, meterai kerasulan kristiani ) 1. Semua pelaksanaan kerasulan harus bersumber pada cinta kasih dan menimba kekuatan dari padanya (Mt.11: 4 5). 2. Perintah utama adalah mengasihi Allah dan sesama se perti dirinya sendiri (Mt.22: 37 40). Dengan mengenakan kodrat manusia, Kristus telah menghimpun segenap umat manusia dalam suatu kesetiakawanan adikodrati menjadi keluarga Nya: “Segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang di antara saudara Ku ya ng paling hina ini, kamu lakukan untuk Aku” (Mt.25: 40). Tanda murid Kristus adalah bersemangat cinta kasih (Yoh.13: 35). 3. Semangat belas kasih terhadap yang miskin dan lemah, dan aneka bantuan kepada sesama yang membutuhkan, amat dijunjung tinggi ol eh Gereja. 4. Berkat kemajuan teknologi moderen hubungan antar banyak orang semakin dekat. Semakin cepat diketahui orang orang yang berkekurangan rohaniah dan jasmaniah. Oleh sebab itu semakin mendesaklah tuntutan cinta kasih kepada semua orang dan ter hadap aneka kekurangan (kebutuhan): kekurangan sandang, pangan, tempat tinggal, kesehatan, pendidikan, dll. dll. Tuntutan cinta kasih itu terutama mewajibkan kepada perorangan dan bangsa bangsa yang hidupnya sejahtera. 5. Supaya amal kasih menjadi murn i, tidak tercela, maka: a. sesama harus dilihat sebagai citra Allah; b. perbuatan amal kasih ditujukan kepada Kristus; c. perlu dijauhkan motivasi nafsu mencari keuntungan / kekuasaan; d. pertama tama mengutamakan tuntutan keadilan dipenuhi; e. menghargai kebebasan dan martabat pribadi yang menerima bantuan; f. yang ditiadakan jangan hanya akibat akibat kemalangan, melainkan juga sebab musababnya; g. yang diberi bantuan lama kelamaan mampu mencukupi kebutuhan mereka sendiri; h. kaum Awam mampu bekerjasama dengan semua orang yang berkehendak baik dalam menolong sesamanya. BAB III PELBAGAI BIDANG KERASULAN [9]. ( Pendahuluan ) 1. Kaum Awam merasul dalam pelbagai bidang dalam Gereja dan masyarakat. Beberapa yang dipandang lebih penting diuraikan antara lain: jemaat jemaat gerejawi, keluarga, kaum muda, lingkungan sosial, tata nasional dan internasional. 2. Karena tuntutan perkembangan peran wanita pada zaman sekarang, maka wanita lebih diikutsertakan dalam kerasulan Gereja. [10]. ( Jemaat jemaat gerejawi ) 1. Karena berperan serta dalam tugas Kristus sebagai Imam, Nabi dan Raja, kaum Awam berperan aktif dalam kehidupan dan kegiatan Gereja. Berkat bantuan kaum Awam, kerasulan Hirarki lebih membuahkan hasil. Kaum Awam b isa menyegarkan semangat merasul Hirarki maupun sesama Umat Beriman. 2. Beberapa jasa lain dari kaum Awam, antara lain: a. Mengembalikan umat yang menjauh dari Gereja. b. Mengajar agama (katekese) c. Membantu reksa jiwa lebih tepat guna d. Membantu tata usaha milik Gereja lebih berdaya guna. 3. Terhadap Paroki, hendaknya kaum Awam: a. Membantu menyaturagakan umat beriman dengan Gereja Paroki dan Gereja Semesta. b. Membiasakan diri erat bersatu dan bekerjasama dengan para Imam di Pa roki. c. Memberitahukan masalah masalah mereka, masalah masalah kemasyarakatan dan masalah masalah keselamatan yang perlu dipecahkan oleh musyawarah jemaat gerejawi. d. Menyajikan bantuan seturut kemampuan untuk kerasulan jemaat gerejawinya. 4. T erhadap Keuskupan, hendaknya kaum Awam: a. Bersedia untuk memenuhi undangan Uskup dan membantu usaha usaha keuskupan. b. Menanggapi kebutuhan kebutuhan kota kota dan desa desa tidak terbatas di wilayah Paroki / Keuskupan sendiri, melainkan antar Paro ki, antar keuskupan, nasional maupun internasional. c. Bersedia membantu karya misioner, entah bantuan materiil entah bantuan tenaga, karena kekayaan mereka berasal dari Tuhan. (11). ( Keluarga ) 1. Pencipta alam semesta menetapkan persatuan suami isteri menjadi awal mula dan dasar masyarakat manusia, bahkan dijadikan Sakramen Perkawinan dalam Kristus dan dalam Gereja. Maka kerasulan keluarga amat penting bagi Gereja dan masyarakat. 2. Suami isteri bekerja sama dengan rahmat Tuhan dan menjadi sa ksi iman satu bagi yang lain, bagi anak anak mereka dan bagi kaum kerabat lainnya. Bagi anak anak: a. Mereka menjadi pewarta iman dan pendidik yang pertama. b. Mereka dengan kata dan perbuatan (teladan) membina anak anak untuk hidup kristiani dan ker asulan. c. Mereka membantu anak anak dengan bijaksana untuk memilih (menemukan) panggilan mereka. d. Kalau dari anak - anak ada yang menerima panggilan suci (Religius), mereka perlu memperhatikannya sepenuh hati. 3. Suami isteri dipanggil Tuhan unt uk tugas kerasulan yang penting, yaitu: a. Menunjukkan dan membuktikan bahwa ikatan perkawinan tidak terceraikan dan suci. b. Membela hak dan tugas orang tua dan pendidik untuk mendidik anak secara kristiani. c. Membela martabat dan otonomi keluar ga yang sewajarnya. d. Bersama semua orang yang berkehendak baik menegakkan hak hak suami isteri dan para pendidik dalam perundangan sipil, termasuk perumahan, pekerjaan, keamanan sosial, dst. e. Membela hak dan tugas keluarga untuk membangun masyara kat dengan aneka perbuatan baiknya. f. Supaya keluarga keluarga kristiani lebih mudah mencapai sasaran kerasulannya, dapat berguna bila mereka berhimpun dalam kelompok kelompok. [12]. ( Kaum muda ) 1. Kaum muda merupakan kekuatan amat penting da lam masyarakat zaman sekarang. Hendaknya gairah semangat mudanya diresapi Kristus dan jiwa patuh pada para Gembala Gereja. Dan kaum muda menjadi sasaran kerasulan utama mereka. 2. Kaum dewasa hendaknya dalam suasana persahabatan membantu pengembangan k erasulan mereka. 3. Kaum muda hendaknya memupuk sikap hormat dan kepercayaan kepada kaum dewasa serta menghargai tradisi tradisi yang terpuji sebagaimana seharusnya. 4. Anak anak juga terpanggil menjadi rasul di antara sesama anak anak. [13]. ( Lingkungan sosial ) 1. Kerasulan di lingkungan sosial merupakan usaha menjiwai mentalitas, adat kebiasaan, hukum hukum dan tata susunan masyarakat setempat, dengan semangat kristiani. 2. Kaum Awam perlu memperdalam kesesuaian mereka dengan semanga t Yesus Kristus. Sehingga mereka menjadi terang dunia: a. Dengan ketangguhan membawa sesama kepada kebenaran dan kebaikkan. b. Dengan kasih persaudaraan membawa sesama kepada solidaritas suka duka sesama. c. Dengan kesadaran bermasyarakat mereka m eresapkan nilai nilai kristiani ke dalam hidup dan kerja sesama. d. Dengan kekuatan iman, mereka mewartakan Kristus secara lisan. [14]. ( Bidang bidang nasional dan internasional ) 1. Bagi kaum Awam terbukalah gelanggang kerasulan tak terbatas, baik tingkat nasional maupun tingkat internasional. 2. Tingkat nasional: kaum Awam hendaknya menyadari kewajibannya untuk memajukan kesejahteraan umum sejati. Mereka perlu mempertinggi bobot pengaruh, sehingga pemerintahan dijalankan dengan adil, hukum hukum selaras dengan tuntutan tuntutan moral dan menunjang kesejahteraan umum. 3. Kaum Awam, yang mahir dalam bidang politik, dengan beriman kristiani kuat, jangan menolak untuk menjalankan urusan urusan umum (menduduki jabatan umum), untuk merintis j alan bagi Injil. 4. Kaum Awam hendaknya bekerjasama dengan semua orang yang berkehendak baik untuk memajukan apa yang benar, apa yang adil, apa yang suci, apa yang manis (Flp.4: 8), dan apa pun yang memajukan kesejahteraan umum. 5. Tingkat internas ional: kaum Awam hendaknya memperhatikan dan mengambil manfaat semangat setiakawan antara semua bangsa, khususnya untuk peningkatan kesejahteraan umum bangsa bangsa yang sedang berkembang. 6. Kaum Awam yang bekerja di tengah bangsa bangsa lain, hendakn ya tetap sebagai pewarta pewarta Kristus, dalam sepak terjangnya. BAB IV BERBAGAI CARA MERASUL [15]. ( Pendahuluan ) Dalam menjalankan kerasulannya, kaum Awam dapat menempuhnya secara perorangan atau tergabung dalam pelbagai perserikatan (paguyu ban). [16]. ( Pentingnya aneka bentuk kerasulan perorangan ) 1. Kerasulan Awam, baik pribadi maupun kolektif, mengalir dari sumber hidup kristiani yang sejati (Yoh.4: 14). Dalam keadaan macam apa pun juga setiap orang Kristiani dipanggil untuk mera sul: membangun Gereja dan menguduskan dunia. 2. Bentuk khusus kerasulan perorangan ialah kesaksian seluruh hidup sebagai awam, yang bersumber pada iman, harapan dan cinta kasih. Wujud kesaksiannya berupa secara lisan mewartakan ajaran ajaran Kristus, s eturut kemampuan masing masing. Dan dalam semangat cinta kasih menemukan perbuatan perbuatan kongkrit yang membangun tata dunia. 3. Dalam perjuangan kerasulannya tersebut, ia dengan sukarela meneladan kesengsaraan Yesus Kristus (2.Kor.4: 10). [17]. ( Kerasulan Awam dalam situasi situasi tertentu ) 1. Kerasulan perseorangan sangat perlu dan mendesak di daerah daerah, di mana kebebasan Gereja menghadapi rintangan rintangan yang berat. Dalam situasi itu kaum Awam, sejauh mereka mampu, menggantikan para Imam, dengan aneka resiko yang menghadangnya. 2. Konsili bersyukur kepada Allah, bahwa Allah sampai saat ini tak henti hentinya membangkitkan semangat kepahlawanan Awam dalam kerasulan. 3. Kerasulan perseorangan juga sangat perlu, di mana umat Katolik sangat sedikit dan terpencar pencar. Mereka bisa saling meneguhkan dalam kelompok kelompok kecil yang terorganisir secara longgar. [18].( Pentingnya kerasulan yang terpadu ) 1. Manusia menurut kodratnya bersifat sosial. Oleh sebab itu ada ker asulan kelompok kelompok, baik yang terorganisir resmi, maupun yang terbentuk atas pilihan sendiri. 2. Diharapkan hasil hasil kerasulan akan lebih melimpah daripada kerasulan perseorangan. 3. Kerasulan kolektif sangat perlu dimantapkan, karena tida k jarang mereka harus menghadapi tekanan tekanan lembaga - lembaga lain. [19]. ( Aneka bentuk kerasulan terpadu ) 1. Kerasulan kelompok amat beraneka ragam, antara lain: a. Bertujuan umum kerasulan Gereja b. Bertujuan khusus pewartaan Injil dan pengudusan c. Bertujuan merasuki tata dunia dengan semangat kristiani d. Bertujuan menjadi saksi Kristus, melalui amal belaskasih dan cinta kasih. 2. Yang perlu diperhatikan dalam kerasulan kelompok ialah perpaduan antara kedalaman iman dan prak tek perbuatan kongkrit, yang mengabdi pada perutusan Gereja terhadap dunia. 3. Tugas perutusan universal Gereja menuntut, supaya usaha usaha kerasulan umat Katolik semakin menyempurnakan bentuk bentuk organisasi pada tingkat internasional. 4. Denga n tetap memelihara hubungan dengan Pimpinan Gereja sebagaimana mestinya, kaum Awam berhak mendirikan dan memimpin kelompok kerasulan, dan masuk anggota perserikatan yang sudah ada. [20]. ( Aksi Katolik ) 1. Sejak beberapa dasawarsa kaum Awam semaki n banyak yang terlibat dalam kerasulan kerasulan kelompok. Mereka merasul dengan tujuan masing masing. Para Paus dan para Uskup sangat mendukung “Aksi Katolik” (kerasulan kelompok) itu. Maka seringkali dilukiskan sebagai kerjasama kaum Awam dalam kerasulan Hirarki. 2. Ciri ciri Aksi Katolik tersebut antara lain: a. Aksi Katolik bertujuan langsung kerasulan Gereja. b. Aksi Katolik berwujud kerja sama dengan Hirarki dengan cara mereka sendiri. c. Aksi Katolik berwujud para Awam bertindak secara t erpadu bagaikan tubuh organis. d. Aksi Katolik berwujud para Awam sukarela diajak Hirarki untuk bekerjasama dalam kerasulan. 3. Hendaknya Aksi Katolik terbuka untuk bekerjasama dengan bentuk bentuk kerasulan lain dalam Gereja dalam suasana persaudar aan. [21]. ( Penghargaan terhadap organisasi - organisasi ) 1. Semua perserikatan kerasulan hendaknya dihargai sebagaimana layaknya. 2. Kalau Hirarki membentuk perserikatan kerasulan, hendaknya itu diberi perhatian utama oleh Imam, Religius dan A wam. [22]. ( Kaum Awam yang secara istimewa berbakti kepada Gereja ) 1. Gereja menghargai istimewa para Awam yang membaktikan diri, dengan keahlian profesionalnya, guna melayani karya karyanya, entah dalam negeri entah di dunia internasional. 2. Hendaknya gembala Gereja memperhatikan kebutuhan kebutuhan para Awam tersebut secara adil selayaknya, misalnya: a. keperluan nafkah bagi keluarganya, b. keperluan pembinaan rohani c. keperluan pendampingan pendampingan, dst. BAB V TATA TERTIB YANG HARUS DIPERHATIKAN [23]. ( Pendahuluan ) 1. Kerasulan Awam, baik secara perseorangan maupun secara kolektif, harus disaturagakan dengan tepat dalam kerasulan seluruh Gereja. Secara hakiki kerasulan Kristiani mendapat dasarnya dari kesatuannya dengan Hirarki. Maka Hirarki harus mengatur aneka kerasulan kristiani secara selaras. 2. Semangat persatuan perlu ditingkatkan, supaya di seluruh kerasulan Gereja bersinarlah cinta kasih persaudaraan, agar tujuan tujuan umum tercapai dan persaingan per saingan yang berbahaya dihindarkan. Antar kelompok kerasulan perlu saling menghargai. [24]. ( Hubungan hubungan dengan Hirarki ). 1. Hirarki wajib mendukung kerasulan Awam, menggariskan prinsip prinsipnya dan menyediakan bantuan bantuan rohani, men gatur pelaksanaan kerasulan demi kesejahteraan Gereja dan menjaga supaya ajaran serta tata tertib Gereja dipatuhi. 2. Karena kerasulan Awam mempunyai berbagai bentuk dan berbagai sasaran, maka dalam hubungan dengan Hiraraki juga ada berbagai cara. 3. Pemakaian nama “Katolik” harus mendapat persetujuan Pemimpin Gereja yang sah. 4. Untuk menanggapi tuntutan tuntutan kesejahteraan Gereja, Pimpinan Gereja dapat memilih beberapa Kelompok kerasulan, khususnya yang secara langsung bertujuan rohani untu k dibina khusus. 5. Pimpinan Gereja juga dapat memilih beberapa Kelompok kerasulan untuk diberi mandat khusus yang berhubungan dengan tugas tugas para gembala, misalnya: bidang katekese, bidang liturgi, dll. 6. Sehubungan dengan urusan urusan dunia wi, Hirarki Gereja bertugas mengajarkan dan menafsirkan kaidah kaidah moralnya. Bisa saja Hirarki memohon pertimbangan pertimbangan pelbagai pakar untuk keperluan tersebut. [25]. ( Bantuan para Imam bagi kerasulan Awam ). 1. Hendaknya para Uskup da n para Imam menyadari, bahwa hak dan tugas merasul sama sama ada pada semua orang beriman, baik klerus maupun Awam. Awam pun berhak dan bertugas membangun Gereja. Maka secara istimewa Hirarki (Imam imam) perlu menaruh perhatian yang istimewa pada kerasulan Awam. 2. Hendaknya dipilih dengan cermat imam imam, yang cakap dan telah disiapkan secukupnya, untuk memberi bantuan dalam bentuk bentuk khusus kerasulan Awam. Beberapa bentuk pendampingan oleh imam yang cakap itu, antara lain: a. Memupuk keserasia n hubungan para Awam dengan Hirarki. b. Membimbing Awam untuk selalu setia pada semangat dan ajaran Gereja. c. Mengembangkan hidup rohani dan semangat merasul Kelompok kelompok Kerasulan. d. Mendampingi kegiatan kerasulan Kelompok kelompok Kerasul an. e. Melakukan dialog dialog yang mengembangkan cara cara kerasulan. f. Memupuk semangat persatuan di dalam Kelompok kelompok Kerasulan. 3. Hendaknya para Religius menghargai karya karya kerasulan Awam dan menyumbangkan semangat kerasulan dari Tarekat masing masing. Hendaknya mereka mendukung, membantu dan melengkapi para Imam, yang mendampingi Kelompok kelompok Kerasulan Awam. [26]. ( Upaya upaya yang berguna bagi kerja sama ). 1. Ada aneka macam karya kerasulan Gereja: pewartaan Injil , sosial, ekonomi, dll. Diperlukan panitia yang mengoordinir karya karya tersebut, tanpa mengurangi sifat masing masing. Panitia semacam itu bisa diadakan antar paroki, antar keuskupan, secara nasional dan internasional. 2. Di Tahta Suci Vatikan dapat didirikan suatu Sekretariat untuk membantu mengembangkan kerasulan Awam (sedunia), antara lain: a. Menyajikan informasi informasi tentang aneka kerasulan Awam. b. Menyajikan masalah masalah aktual aneka kerasulan Awam. c. Menyampaikan nasehat nase hat yang berguna. d. Menyampaikan kerjasama kerjasama Imam, Religius dan Awam, dalam pengelolaan Sekretariat tersebut. [27]. ( Kerjasama dengan umat Kristen dan umat beragama lain ) 1. Adanya pusaka warisan Injil bersama menyebabkan anjuran dan tuntutan kerjasama umat Katolik dengan umat Kristen lainnya. Kerjasama tersebut harus dijalankan secara perorangan, secara kelompok, secara nasional maupun secara internasional. 2. Bahkan kerjasama bisa terjadi antara umat kristiani dengan umat non kri stiani. Di situ para Awam bisa bersaksi atas nama Kristus Penyelamat Dunia dan atas kesatuan keluarga umat manusia. BAB VI PEMBINAAN UNTUK MERASUL [28]. ( Perlunya pembinaan untuk merasul ) 1. Kerasulan hanya dapat mencapai kesuburan yang penuh, a pabila ada pembinaan yang bersifat aneka dan lengkap. 2. Pembinaan itu dituntut: a. Supaya Awam terus berkembang dalam hidup rohani dan pengetahuan ajaran. b. Untuk membantu Awam dalam usaha usaha menyesuaikan kerasulan Awam dengan situasi situas i baru, orang orang baru dan tugas tugas baru. c. Untuk mewujudkan dasar dasar baru ajaran Katolik dalam dekrit dekrit Konsili Vatikan II. [29]. ( Dasar dasar pembinaan Awam untuk kerasulan ). 1. Kaum Awam melaksanakan perutusan Gereja dengan ca ranya sendiri (Demikian pun Imam / Hirarki, Religius Bruder Suster juga melaksanakan perutusan Gereja seturut kekhasan panggilan masing masing pula). 2. Kepribadian manusiawi yang utuh. Individualitas dan sosialitas kemanusiaan harus dibina secara bena r berdasat nilai nilai Kristiani. Sehingga seorang Awam dapat bermasyarakat dan berkebudayaan dengan sehat dan benar, dengan dijiwai semangat cinta kasih Injili (seni bergaul, bekerjasama, berdialog, dll). Pembinaan rasuli tersebut tidak menghapuskan keuni kan masing masing pribadi. 3. Kaum Awam perlu dibina untuk menjalankan perutusan Kristus dan Gereja: a. Terutama pembinaan iman akan misteri ilahi penciptaan dan penebusan. b. Dibina untuk mudah digerakkan oleh Roh Kudus: yang menghidupkan umat A llah; yang mendorong semua orang untuk mencintai Allah Bapa; yang mendorong untuk mencintai Dunia; yang mendorong untuk mencintai orang orang Kristiani. 4. Kaum Awam juga perlu dibina dalam ilmu pengetahuan: a. Teologi b. Etika c. Filsafat d. Profesi kejuruan (tehnis / praktis) 5. Pembinaan Awam perlu berlangsung terus menerus, karena pribadi terus berkembang dan kondisi situasi terus berkembang juga, sehingga kepribadian tetap seimbang maju selaras. [30]. ( Mereka yang wajib membina sesama untuk kerasulan ). 1. Pembinaan untuk kerasulan harus dimulai sejak pendidikan awal anak anak. Secara istimewa hendaknya para remaja dan kaum muda diperkenalkan dengan kerasulan dan diresapi semangatnya. Selama hidup pembinaan itu harus disempu rnakan, sejauh tugas tugas baru yang diterima menuntutnya. 2. Adalah tugas orang tua untuk membuat kebersamaan dalam keluarga sebagai persiapan untuk kerasulan. Demikian anak anak, dengan teladan, diajar untuk mengenali cinta kasih Allah kepada semua o rang dan diajar untuk menaruh perhatian pada kebutuhan jasmani rohani sesamanya. 3. Anak anak perlu dididik untuk melampaui lingkup keluarga dan membuka hati bagi jemaat gerejawi dan masyarakat duniawi. Para imam, melalui aneka cara membina anak anak u ntuk hidup aktif dalam umat Allah dan aktif dalam kerasulan di luar umat Allah. 4. Sekolah sekolah dan lembaga lembaga Katolik lain perlu membina anak - anak muda untuk kerasulan, di samping peran orang tua, gembala jiwa, dan kelompok kelompok kerasulan. Orang orang muda diberi pembinaan: pengetahuan, rohani dan praktis. 5. Diharapkan semakin Awam menjadi dewasa, semakin mereka merasa mendesak untuk merasul, baik ke dalam Gereja maupun ke masyarakat luas (melalui profesi maupun peran sosial kemasyarak atannya). [31]. ( Penyesuaian pembinaan dengan pelbagai bentuk kerasulan ). 1. Kerasulan pewartaan Injil. Diperlukan pendalaman nilai nilai rohani manusiawi berdasar Injil untuk menerangi, misalnya materialisme dengan segala bentuknya. 2. Kerasula n tata dunia. Awam perlu dididik untuk mengenali makna yang sesungguhnya hal hal duniawi. Dan memahami ajaran ajaran sosial dan moral Gereja. Sehingga lembaga lembaga semakin berfungsi tepat dan benar dalam membangun kesejahteraan umum masyarakat. 3. K erasulan amal cinta kasih. Awam perlu dibina dalam memahami dan mempraktekan amal cinta kasih dan belaskasihan, khususnya pada mereka yang miskin dan menderita. [32]. ( Upaya upaya yang digunakan ) 1. Ada seribu satu cara untuk pembinaan, antara lain: kongres, konferensi, buku buku komentar untuk mendalami ajaran ajaran Katolik, untuk memupuk hidup rohani, untuk memahami situasi masyarakat dan untuk menemukan metode metode pembinaan yang cocok. 2. Lembaga lembaga pendidikan menengah dan tinggi juga memfasilitasi pembinaan kerasulan. 3. Ada lebih bermanfaat, apabila masing masing bidang kerasulan mempunyai pusat pusat dokumentasi dan studi, bukan hanya bidang teologi, tetapi juga sosiologi, psikologi, hukum, dll. Sehingga pembinaan kerasula n kerasulan lebih penuh daya guna. AJAKAN [33]. ( Ajakan ) 1. Kepada segenap kaum Awam, Konsili Suci dalam Tuhan menyerukan dengan sangat, supaya mereka dengan sukarela, dengan jiwa besar, dengan hati yang siap sedia menanggapi sapaan Kristus, yang justru sekarang ini dengan lebih mendesak mengundang mereka, dan supaya mereka mengikuti dorongan Roh Kudus. 2. Hendaknya kaum muda dan seluruh kaum Awam semakin erat bergabung dengan DiriNya, dan seraya mengenakan pada diri mereka sendiri cita rasa yang ada pada-Nya (Flp.2: 5), ikut serta menjalankan perutusanNya yang membawa keselamatan. ------0000 --------