Uploaded by User47553

190846368-Konsep-Pedoman-Perancangan-Sistem-Utilitas-Bangunan

advertisement
PEDOMAN PENGAJUAN DOKUMEN RANCANGAN INSTALASI DAN PERLENGKAPAN BANGUNAN GEDUNG
BAGIAN KEDUA
INSTALASI MEKANIKAL PADA BANGUNAN GEDUNG
BAB - 4
INSTALASI SANITASI, DRAINASE DAN PLAMBING
4.1
Ruang Lingkup.
Perancangan Instalasi Sanitasi, Drainase, dan Plambing pada Bangunan Gedung , mencakup :
(1) Instalasi Plambing Air Bersih, Air Panas, Uap, Air Kotor/Air Kotoran, Ven dan Air
Hujan;
(2) Instalasi Pengolahan Air Baku (Water Treatment Plant);
(3) Instalasi Pengolahan Air Limbah (Sewage Treatment Plant);
(4) Instalasi Gas Pembakaran;
(5) Instalasi Gas Medik dan Vakum Medik;
(6) Instalasi Boiler; dan
(7) Instalasi Pengolahan Sampah Padat (Incinerator).
4.2
Instalasi Plambing Air Bersih, Air Panas, Uap, Air Kotor / Air
Kotoran, Ven dan Air Hujan.
4.2.1
Lingkup Pekerjaan.
Dokumen instalasi plambing yang akan diperiksa terutama meliputi :
(1) Sistem Air Bersih, mulai dari sumber air sampai ke alat plambing pemakaian air,
termasuk tangki atau reservoir, tangki tekan (hidrofor) dan pompa-pompa.
(2) Sistem Air Panas/Uap, mulai dari sumber air panas/uap sampai ke katup
pemakaian air panas/uap, dan distribusi serta pemipaannya
(3) Sistem Air Kotor dan Air Kotoran, mulai dari alat plambing pembuangan air kotor /
air kotoran ke Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) sampai ke badan air
penerima atau bak kontrol saluran air limbah kota.
(4) Sistem Ven, mulai dari alat plambing pembuangan air pada sistem air kotor
dan/atau air kotoran sampai ke atap.
(5) Sistem Air Hujan, mulai dari atap sampai dengan sumur/kolam resapan dan mulai
dari halaman sampai ke saluran kota penerima air hujan.
4.2.2
Laporan Perancangan.
1
PEDOMAN PENGAJUAN DOKUMEN RANCANGAN INSTALASI DAN PERLENGKAPAN BANGUNAN GEDUNG
Laporan perancangan sekurang-kurangnya memuat bagian-bagian sebagai berikut :
(1)
Kriteria Perancangan.
Bagian ini harus berisi penjelasan secara ringkas dasar perancangan serta besaran
parameter utama yang ditetapkan untuk perancangan:
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)
Sistem Air Bersih
1)
Sumber air dan kapasitas pengambilan
2)
Kualitas air untuk peruntukan yang disyaratkan
3)
Volume, jenis dan peruntukan reservoir
4)
Batas kecepatan dalam pipa, sisa tekanan pada alat plambing
5)
Kebutuhan air bersih per orang per hari
6)
Jenis bahan yang digunakan
7)
Neraca kebutuhan air.
Sistem Air Panas/Uap
1)
Kebutuhan air panas per orang per hari / kebutuhan uap
2)
Kerugian kalor sepanjang pipa
3)
Pemakaian energi spesifik pembangkit air panas
4)
Jenis bahan yang digunakan
5)
Kualitas air
6)
Volume dan jenis pemanas
7)
Temperatur dan tekanan air panas pada alat plambing.
Sistem Air Kotor dan Air Kotoran
1)
Karakteristik air kotor / air kotoran
2)
Sumber asal air kotor
3)
Jumlah air kotor/kotoran perkapita atau equivalennya
4)
Kecepatan aliran dalam pipa pengumpul
5)
Jenis bahan pipa pengumpul
6)
Batas maksimum tekanan yang diperbolehkan/diizinkan
7)
Kerugian/kehilangan tekanan yang diizinkan
8)
Jenis bahan/material yang digunakan
9)
Kemiringan Pipa
10)
Jumlah perangkap lemak (grease trap) dan minyak bila ada limbah
mengandung lemak dan minyak.
Sistem Ven
1)
Ukuran pipa tegak air kotoran/buangan
2)
Jumlah unit alat plambing yang dihubungkan pada pipa tegak air
kotoran/buangan
3)
Panjang ukur pipa tegak ven.
Sistem Air Hujan
2
PEDOMAN PENGAJUAN DOKUMEN RANCANGAN INSTALASI DAN PERLENGKAPAN BANGUNAN GEDUNG
(2)
1)
Curah hujan maksimum untuk perancangan, termasuk Periode Ulang
Hujan (PUH)
2)
Taraf (“peil”) banjir bangunan dan titik sambungan saluran kota penerima.
3)
Kecepatan aliran maksimum dan minimum yang diizinkan.
4)
Jumlah dan dimensi sumur / kolam resapan.
Peraturan, Standar dan Referensi.
(a)
Peraturan.
1)
PERDA (Peraturan Daerah) Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 2 tahun
1994 tentang Pemboran dan Pemakaian Air Bawah Tanah di Wilayah Daerah
Khusus Ibukota Jakarta.
3
PEDOMAN PENGAJUAN DOKUMEN RANCANGAN INSTALASI DAN PERLENGKAPAN BANGUNAN GEDUNG
2)
SK MenKes No.16 Menkes/Per/IX/1990 tentang persyaratan air bersih
(b)
Standar.
1)
(c)
(3)
SNI 6481 - 2000, tentang “Sistem Plambing – 2000”.
Referensi.
(1)
Noerbambang, S.M. & Morimura,T. “Pedoman Perancangan dan
Pemeliharaan Sistem Plambing”. PT Pradnya Paramita, Jakarta. 1984.
(2)
William K.Y.Tao, Richard R.Janis, “Mechanical and Electrical Systems in
Buildings”, Prentice Hall, 1997.
(3)
Data Book, Volume 2, Plumbing System, American Society of Plumbing
Engineers, 2000.
Perhitungan-perhitungan.
Bagian ini harus memuat contoh perhitungan untuk bagian yang penting atau
bagian kritis dari sistem, meliputi :
(a).
(b).
(c).
Sistem Air Bersih
1)
Perhitungan perkiraan kebutuhan air per orang per hari
2)
Laju aliran air bersih berdasarkan unit alat plambing.
3)
Perhitungan volume dan ukuran tangki air bawah dan atas.
4)
Perhitungan palu air (water hammer).
5)
Perhitungan pompa: kapasitas, head, daya dan Net Pressure Suction
Head (NPSH) beserta kurva karakteristik sistem.
6)
Perhitungan diameter, laju aliran, tekanan, kerugian tekanan (friction loss)
dan sisa tekanan pada jalur sistem distribusi yang kritis.
7)
Perhitungan dimensi, atau volume tangki tekan (hidrofor) dan penetapan
start-stop pompa.
Sistem Air Panas dan Uap
1)
Kuantitas Air Panas / Uap yang diperlukan
2)
Penentuan kapasitas ketel uap (boiler) dan/atau unit pemanas air (water
heater).
3)
Perhitungan kapasitas dan head pompa sirkulasi (kalau ada).
4)
Perhitungan diameter, laju aliran, tekanan, kerugian tekanan (friction loss)
dan sisa tekanan pada jalur sistem distribusi yang kritis.
5)
Perhitungan tebal isolasi pipa
6)
Perhitungan penurunan temperatur dalam pipa.
Sistem Air Kotor dan Air Kotoran
1)
Perhitungan beban unit plambing untuk air kotor dan air kotoran
2)
Perhitungan kapasitas aliran air kotor dan air kotoran.
3)
Perhitungan diameter pipa dan kemiringannya (bila menggunakan pompa
harus disertakan jenis pompa, perhitungan kapasitas, head, daya serta
kurva karakteristiknya).
4
PEDOMAN PENGAJUAN DOKUMEN RANCANGAN INSTALASI DAN PERLENGKAPAN BANGUNAN GEDUNG
(d).
4)
Perhitungan perangkap lemak (grease trap) dan minyak bila ada limbah
lemak dan minyak baik yang terpisah atau tersuspensi.
5)
Perhitungan volume “sump-pit”.
Sistem Ven
Perhitungan diameter pipa ven berdasarkan beban alat plambing yang dilayani.
(e).
(4)
Sistem Air Hujan
1)
Perhitungan ukuran saluran serta kemiringannya dan pipa tegak.
2)
Perhitungan ukuran saluran dan/atau dimensi saluran terbuka di luar
bangunan (drainase halaman) sampai dengan penyambungan ke sumur
resapan dan/atau saluran kota penerima.
3)
Perhitungan sumur/kolam resapan.
Uraian Cara Kerja Sistem.
Perancang harus menguraikan garis besar cara kerja atau pengoperasian sistem,
dengan menekankan peralatan dan mesin, baik dalam keadaan normal dan darurat.
(5)
Data Teknis Peralatan.
Laporan berisi data teknis dari peralatan yang digunakan.
4.2.3
Gambar Rancangan.
Gambar rancangan yang diserahkan untuk diperiksa adalah gambar rancangan terkini yang
akan dibangun dan meliputi gambar berikut :
(1) Diagram skematik:
(a).
Sistem Air Bersih
(b).
Sistem Air Panas/Uap
(c).
Sistem Air Kotor dan Air Kotoran
(d).
Sistem Ven
(e).
Sistem Air Hujan
(2). Gambar tapak yang menunjukkan:
(a).
Sistem Air Bersih
Mulai dari pipa air bersih PDAM atau dari sumur dalam sampai ke tangki bawah.
(b).
Sistem Air Kotor dan Air Kotoran
Mulai dari pipa tegak sampai ke Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) atau
saluran air limbah kota.
(c)
Sistem Air Hujan
Mulai dari pipa tegak sampai ke sumur resapan dan dari drainase halaman ke
saluran drainase kota, lengkap dengan diameter pipa dan kemiringannya, bak
kontrol dan elevasinya berdasarkan “peil” Priok.
(3). Gambar detail khusus yang menunjukkan:
(a).
Contoh area yang rumit, denah tata letak alat plambing, pemipaan, diameter pipa
dan kemiringannya untuk setiap lantai, lengkap dengan elevasi dan peruntukan
ruang yang dilalui jalur pipa.
5
PEDOMAN PENGAJUAN DOKUMEN RANCANGAN INSTALASI DAN PERLENGKAPAN BANGUNAN GEDUNG
(b).
Potongan memanjang dan melintang bangunan di mana penempatan alat
plambing, jalur pipa dan perlengkapan pada struktur bangunan.
(4). Gambar isometrik pipa lengkap dengan diameter dan kemiringannya serta alat
plambing untuk setiap lantai yang berbeda (tipikal), lengkap dengan elevasi dan
peruntukan ruang yang dilalui jalur pipa.
(5). Gambar denah tata letak peralatan plambing (“plant room”).
(6). Schedule peralatan yang akan dipasang.
4.2.4
Lampiran - Lampiran.
Perancang harus melampirkan dokumen tambahan yang dianggap perlu, misalnya karakteristik
unjuk kerja (performance characteristic) untuk menjelaskan peralatan dan/atau bagian instalasi
yang penting.
4.3
Instalasi Pengolahan Air Baku (Water Treatment Plant);
4.3.1
Lingkup Pekerjaan.
Dokumen instalasi Pengolahan Air Baku yang akan diperiksa meliputi:
(1) Pengambilan air baku;
(2) Prasedimentasi;
(3) Aerasi;
(4) Koagulasi;
(5) Flokulasi;
(6) Sedimentasi;
(7) Filtrasi;
(8) Desinfeksi; dan
(9) Unit lain yang dianggap penting.
4.3.2
Laporan Perancangan.
Laporan perancangan sekurang-kurangnya harus memuat bagian-bagian sebagai berikut:
(1)
Kriteria Perancangan
Perancangan berisi penjelasan secara ringkas dasar perancangan serta besaran
parameter utama yang ditetapkan untuk perancangan:
(2).
(a)
Kualitas air baku.
(b)
Dasar pemilihan proses dan sistem pengolahan.
(c)
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam perancangan meliputi proses
pengolahan air baku, seperti prasedimentasi, aerasi, koagulasi, flokulasi, filtrasi,
desinfeksi dan unit proses lain yang dianggap penting.
Peraturan, Standar dan Referensi.
(a)
Peraturan.
6
PEDOMAN PENGAJUAN DOKUMEN RANCANGAN INSTALASI DAN PERLENGKAPAN BANGUNAN GEDUNG
------------------------(b)
Standar.
-------------------------
(c)
(3).
Referensi.
(1).
Metcalf @ Eddy, Wastewater Engineering, Treatment Disposal Rebuse,
Third Edition, McGraw-Hill
(2).
Mark J.Hammer, Water and Waste Water Technology, John Willey @
Sons, 1986
Perhitungan-perhitungan.
Dalam laporan perancangan harus dimasukkan perhitungan proses dan hidrolika
sesuai dengan unit-unit pada butir 4.3.1 di atas, serta perhitungan kebutuhan daya
listrik untuk seluruh instalasi.
(4).
Uraian Cara Kerja Sistem
Perancang harus menjelaskan secara ringkas garis besar pengoperasian sistem
mulai dari unit paling hulu sampai dengan unit paling hilir, serta cara pemeliharaan
dan pembersihan.
(5).
Data Teknis Peralatan
Laporan berisi data teknis dari peralatan yang digunakan.
4.3.3
Gambar Rancangan
Gambar rancangan yang diserahkan untuk diperiksa harus gambar rancangan terkini yang
akan dibangun, dan meliputi jenis gambar berikut:
(1) Diagram skematik sistem pengolahan mulai dari sumber air baku sampai dengan
unit desinfeksi termasuk instrumentasi dan peralatan yang digunakan.
(2) Gambar tata letak setiap peralatan dan gudang bahan kimia yang dibutuhkan.
4.3.4
Lampiran - Lampiran.
Perancang harus melampirkan dokumen tambahan yang dianggap perlu, misalnya karakteristik
unjuk kerja (performance characteristic) untuk menjelaskan peralatan dan/atau bagian instalasi
yang penting.
4.4
Instalasi Pengolahan Air Limbah (Sewage Treatment Plant)
4.4.1
Lingkup Pekerjaan
Dokumen instalasi Pengolahan Limbah yang diperiksa meliputi:
(1). Instalasi Pengolahan Pendahuluan (unit pemisahan (bar screen, fine screen), unit
ekualisasi)
(2). Instalasi Pengolahan bahan organik / Bioproses
(3). Instalasi Pemisahan lumpur
7
PEDOMAN PENGAJUAN DOKUMEN RANCANGAN INSTALASI DAN PERLENGKAPAN BANGUNAN GEDUNG
(4) Instalasi desinfeksi/ Klorinasi
4.4.2
Laporan Perancangan.
Laporan perancangan sekurang-kurangnya harus memuat bagian-bagian sebagai berikut:
(1).
Kriteria Perancangan
Bagian ini berisi penjelasan secara ringkas dasar perancangan serta besaran
parameter utama yang ditetapkan untuk perancangan:
2.
(a)
Dasar pemilihan proses dan sistem pengolahan
(b)
Besaran parameter yang ditetapkan
(c)
Instalasi Pengolahan Pendahuluan (unit pemisahan (bar screen, fine screen),
unit ekualisasi)
(d)
Instalasi Pengolahan bahan organik / Bioproses
(e).
Instalasi Pemisahan lumpur
(f)
Instalasi desinfeksi / Klorinasi
Standar dan Peraturan yang Digunakan
(a)
(b)
(c)
Peraturan.
1)
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 52 Tahun 1995,
tentang “Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Hotel”.
2)
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No : Kep – 58/MENLH/12/
1995, tentang “Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah Sakit”.
3)
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 112 Tahun 2003,
tentang “Baku Mutu Air Limbah Domestik”.
4)
PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA
JAKARTA NOMOR 122 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN AIR
LIMBAH DOMESTIK DI PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA
JAKARTA
5)
PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA
JAKARIA NOMOR 220 TAHUN 2O10 TENTANG PERIZINAN
PEMBUANGAN AIR LIMBAH
Standar.
(1)
SNI 6989.72:2009 Air dan air Limbah – Bagian 72: Cara uji kebutuhan
Oksigen Biokima (BIochamical Oxygen Demand / BOD)
(2)
SNI 06-6989.15-2004 - Air dan air limbah - Bagian 15: Cara uji kebutuhan
oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks terbuka secara titrimetric
Referensi.
(1).
Mackenzie Davis Water and Wastewater Engineering: Design, principle
and practice , McGraw-Hill , 2010
8
PEDOMAN PENGAJUAN DOKUMEN RANCANGAN INSTALASI DAN PERLENGKAPAN BANGUNAN GEDUNG
(3).
(2)
Metcalf @ Eddy revised by George Tchobanoglous, Franklin L. Burton
and H. David Stensel Wastewater Engineering, Treatment and Reuse,
Fourth Edition, McGraw-Hill, 2003
(3)
Mark J.Hammer, Water and WasteWater Technology, John Willey @
Sons, 2003.
Perhitungan
Dalam laporan perancangan harus dimasukkan perhitungan proses dan hidrolika
berurutan sesuai dengan unit-unit pada butir 1 di atas, serta perhitungan kebutuhan
daya listrik untuk seluruh instalasi.
(4).
Uraian Cara Kerja Sistem
Perancang harus menguraikan secara ringkas dan jelas garis besar pengoperasian
sistem mulai dari unit paling hulu sampai dengan unit paling hilir, serta cara
pemeliharaan dan pembersihan.
(5).
Data Teknis Peralatan
Laporan berisi data teknis dari peralatan yang digunakan.
4.4.3
Gambar Rancangan.
Gambar rancangan yang diserahkan untuk diperiksa harus gambar rancangan mutakhir yang
akan dibangun, dan meliputi jenis gambar berikut:
(1). Diagram skematik sistem pengolahan mulai dari pengolahan pendahuluan sampai
dengan unit klorinasi yang berisi instrumentasi dan peralatan yang digunakan.
(2). Gambar tata letak setiap unit lengkap beserta semua peralatannya dan gudang
bahan kimia pada lahan yang disediakan.
4.4.4
Lampiran - Lampiran.
Perancang harus melampirkan dokumen tambahan yang dianggap perlu, misalnya karakteristik
unjuk kerja (performance characteristic) untuk menjelaskan peralatan dan/atau bagian instalasi
yang penting.
4.5
Instalasi Gas Pembakaran.
4.5.1
Lingkup Pekerjaan.
Dokumen instalasi gas pembakaran yang akan diperiksa terutama meliputi :
(1) Sistem penyaluran gas kota/gas bumi, mulai dari meter gas sampai ke titik
pemakaian, termasuk pemipaan dan peralatan keselamatannya.
(2) Sistem penyaluran gas cair LPG (Liquid Petroleum Gas), mulai dari tangki gas
sampai ke katup pemakaian gas cair, termasuk sistem pemipaan dan peralatan
keselamatannya.
(3) Sistem penyaluran gas bio mulai dari sumber gas sampai ke titik pemakaian.
(4) Tangki penyimpan gas cair LPG berikut vaporizer dan peralatan keselamatannya.
9
PEDOMAN PENGAJUAN DOKUMEN RANCANGAN INSTALASI DAN PERLENGKAPAN BANGUNAN GEDUNG
(5) Tangki penyimpan gas bio berikut peralatan keselamatannya.
4.5.1
Laporan Perancangan
Laporan perancangan sekurang-kurangnya memuat bagian-bagian sebagai berikut :
(1)
Kriteria Perancangan.
Bagian ini harus berisi penjelasan secara ringkas dasar perancangan serta besaran
parameter utama yang ditetapkan untuk perancangan:
(2)
1)
Dasar pemilihan sistem
2)
Sumber gas dan kapasitas yang diperlukan
3)
Komposisi dan nilai kalor gas sesuai dengan peruntukan yang disyaratkan
4)
Batas tekanan gas dalam pipa, serta sisa tekanan pada titk pemakaian
5)
Volume, jenis dan peruntukan tangki penyimpan gas
6)
Kebutuhan gas pada tiap titik pemakaian
7)
Jenis dan bahan pipa, regulator dan safety devices yang digunakan
8)
Sistem pendeteksi kebocoran gas
Peraturan, Standar dan Referensi.
(a)
(b)
Peraturan.
1)
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 45/PRT/M/2007 tentang Pedoman
Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara
2)
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2007 tentang Pedoman
Teknis Pembangunan Rumah Susun Sederhana Bertingkat Tinggi
Standar.
1)
SNI 13-3507-1994 Konstruksi sistem pipa polyethelene untuk gas
2)
SNI 03-6899.1-2002 Bagian 1: Spesifikasi umum pemasangan pipa
instalasi gas bawah tanah dalam fasilitas industri dan komersial
3)
SNI 03-6899.4-2002 Bagian 4: Instalasi perpipaan dan meteran gas kota
4)
Petunjuk Instalasi Pipa Gas di Industri dan Komersil – PN Gas, tahun
1993 atau edisi terakhir.
5)
Standar Nasional Indonesia, pedoman teknik, dan rekomendasi dari
instansi yang berwenang mengenai jenis instalasi Gas yang dirancang.
10
PEDOMAN PENGAJUAN DOKUMEN RANCANGAN INSTALASI DAN PERLENGKAPAN BANGUNAN GEDUNG
(c)
(3)
Referensi.
1)
Pedoman Teknis Instalasi Pengisian, Transportasi, Penanganan dan
Penggunaan serta Pemeriksaan Berkala Tabung LPG, Departemen
Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Direktorat Jenderal
Minyak dan Gas Bumi, 2008
2)
International Mechanical Code, 2012
3)
Michael Frankl, “Facility Piping Systems Handbook”McGraw Hill, 2010
Perhitungan-perhitungan.
Perhitungan-perhitungan yang dimasukkan dalam laporan perancangan meliputi:
(a) Tekanan gas minimum yang tersedia setelah meter gas
(b) Kehilangan tekanan gas sepanjang pipa
(c) Panjang pipa ekuivalen pipa gas
(d) Kebutuhan gas maksimum
(e) Penentuan ukuran diameter pipa gas
(f) Perhitungan dimensi, tebal dinding dan kekuatan tangki penyimpan gas
11
PEDOMAN PENGAJUAN DOKUMEN RANCANGAN INSTALASI DAN PERLENGKAPAN BANGUNAN GEDUNG
(4)
Uraian Cara Kerja Sistem.
Perancang harus menjelaskan garis besar cara kerja dan pengoperasian sistem gas
pembakaran didalam dan diluar bangunan gedung, baik untuk bagian yang bekerja
secara otomatik maupun “manual”, dalam kondisi normal dan darurat.
(5)
Data Teknis Peralatan.
Laporan berisi data teknis dari peralatan yang digunakan.
4.5.3
Gambar Rancangan.
Gambar rancangan yang diserahkan untuk diperiksa adalah gambar rancangan terkini
yang sebenarnya akan dibangun dan meliputi gambar berikut :
4.5.4
(1)
Diagram skematik pipa gas didalam dan diluar bangunan gedung lengkap
dengan katup dan fiting
(2)
Diagram isometrik sistem pemipaan pipa gas
(3)
Diagram tekanan dan instrumen (P & I Diagram)
(4)
Gambar denah perletakkan tangki penyimpan gas berikut jalur pemipaan gasnya
(5)
Gambar detil sambungan pipa, meter gas dan tangki gas
(6)
Diagram skematik peralatan keselamatan, regulator dan detector kebocoran gas
(7)
Gambar pondasi dan penyangga tangki penyimpan gas
Lampiran - Lampiran.
Perancang harus melampirkan dokumen tambahan yang dianggap perlu, misalnya karakteristik
unjuk kerja (performance characteristic) untuk menjelaskan peralatan dan/atau bagian instalasi
yang penting.
4.6
Instalasi Gas Medik
4.6.1
Umum.
Yang dimaksudkan dengan instalasi gas medik meliputi :
Dokumen instalasi gas medik yang diperiksa meliputi:
(1) Instalasi Gas Medik :
(a)
Instalasi Oksigen (O2) ;
(b)
Instalasi Nitrous Oksida (N2O);
(c)
Instalasi Udara Tekan Medik.
(d)
Instalasi Karbon Dioksida (CO2).
(e)
Instalasi Helium (He);
(f)
Instalasi Nitrogen (N2);
(2) Instalasi Vakum Medik;
(3) Instalasi Pembuangan Sisa Gas Anesthesi;
12
PEDOMAN PENGAJUAN DOKUMEN RANCANGAN INSTALASI DAN PERLENGKAPAN BANGUNAN GEDUNG
4.6.2
Lingkup Pekerjaan.
Dokumen instalasi gas mdik dan vakum medik yang diperiksa meliputi:
(1) Persyaratan umum;
(2) Tata letak peralatan sistem gas medik dan vakum medik;
(3) Kinerja sistem;
(4) Ukuran pipa sistem dan ukuran pipa yang dipersyaratkan;
(5) Bahan-bahan yang digunakan;
(6) Instalasi Pipa, sambungan pipa dan katup-ktup;
(7) Peralatan pengendalian tekanan;
(8) Stasiun Outlet/Inlet;
(9) Penandaan dan Identifikasi;
4.6.3
(10)
Sistem Peringatan bahaya (alarm);
(11)
Sistem Udara Tekan Medik;
(12)
Sistem pompa vakum medik;
Laporan Perancangan
Laporan perancangan sekurang-kurangnya memuat bagian-bagian sebagai berikut :
(1)
Kriteria Perancangan.
Bagian ini harus berisi penjelasan ringkas dasar perancangan serta besaran
parameter utama yang ditetapkan untuk kriteria perancangan, meliputi :
(2)
(a)
Sumber gas medik dan vakum medik serta buangan sisa gas anestesi;
(b)
Katup=katup, jenis dan ukurannya;
(c)
Konstruksi rakitan buatan pabrik;
(d)
Rel gas medik yang dipasang di permukaan lantai atau langit-langit;
(e)
Indikator tekanan dan vakum;
(f)
Sistem peringatan bahaya;
(g)
Sistem distribusi pemipaan dari mulai sumber sampai pemakaian terjauh;
(h)
Pelabelan dan Identiikasi;
(i)
Kriteria unjuk kerja dan pengujian (gas medik, vakum medik dan buangan sisa
gas anestesi);
(j)
Penunjang sistem gas medik dan vakum medik; dan
(j)
Pengoperasian dan manajemen.
Peraturan, Standar dan Referensi.
(a)
Peraturan.
1)
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 29/PRT/M/2006, tentang
“Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung”
2)
Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta, No. 7 Tahun 2010, tentang
“Bangunan Gedung”
13
PEDOMAN PENGAJUAN DOKUMEN RANCANGAN INSTALASI DAN PERLENGKAPAN BANGUNAN GEDUNG
3)
(b)
Standar.
1)
(c)
(3)
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, No. 1439/ MENKES/
SK /XI/2002,tentan Penggunaan Gas Medik pada Sarana Pelayanan
Kesehatan.
SNI 7011 – 2004, tentang “Keselamatan pada Bangunan Fasilitas
Pelayanan Kesehatan”
Referensi.
1)
NFPA 99, Healthcare Facilities, 2012 Edition.
2)
IAPMO, Uniform Plumbing Codem 2000 Edition, atau edisi terbaru.
Perhitungan-perhitungan.
Dalam laporan perancangan harus dimasukkan perhitungan proses dan hidrolika
berurutan, serta perhitungan kebutuhan daya listrik untuk seluruh instalasi.
(4)
Uraian Cara Kerja Sistem.
Perancang harus menguraikan secara ringkas dan jelas garis besar pengoperasian
sistem mulai dari unit paling hulu sampai dengan unit paling hilir, serta cara
pemeliharaan dan pembersihan.
(5)
Data Teknis Peralatan.
Laporan berisi data teknis dari peralatan yang digunakan
4.6.4
Gambar Rancangan.
Gambar rancangan yang diserahkan untuk diperiksa adalah gambar rancangan terkini yang
sebenarnya akan dibangun dan meliputi gambar berikut :
(1) Daftar gambar;
(2) Notasi gambar dan penjelasannya;
(3) Gambar skematik garis tunggal sistem gas medik;
(4) Gambar skematik garis tungga sistem vakum medik dan sistem sisa buangan gas
anestesi;
(5) Gambar detail instalasi sentral gas medik;
(6) Gambar detail instalasi sentral vakum medik dan sistem sisa buangan gas
anestesi.
(7) Gambar denah tata letak peralatan sentral gas medik, sentral vakum medik dan
entral sisa buangan gas anestesi;
(8) Gambar denah tata letak pemipaan dan outlet/inlet gas medik dan vakum medik
pada setiap lantai (lantai tipikal cukup satu gambar);
(9) Skedul peralatan sistem gas medik, vakum medik dan sisa buangan gas anetesi.
4.6.5
Lampiran - Lampiran.
Perancang harus melampirkan dokumen tambahan yang dianggap perlu, misalnya karakteristik
unjuk kerja (performace characteristic) untuk menjelaskan peralatan dan/atau bagian instalasi
yang penting.
14
PEDOMAN PENGAJUAN DOKUMEN RANCANGAN INSTALASI DAN PERLENGKAPAN BANGUNAN GEDUNG
4.7
Instalasi Boiler
4.7.1
Lingkup Pekerjaan.
Dokumen instalasi Boiler yang akan diperiksa terutama meliputi :
Sistem penyaluran uap, mulai dari sumber uap/Boiler sampai ke titik pemakaian uap
Sistem air pengisi dan penambah berikut kondensat
Sistem blowdown
Sistem ventilasi/cerobong
Sistem pemipaan bahan bakar
Sistem pengaman dan instrumentasi
4.7.2
Laporan Perancangan
Laporan perancangan sekurang-kurangnya memuat bagian-bagian sebagai berikut :
(1)
Kriteria Perancangan.
1)
(2)
Kebutuhan uap per jam total dan pada tiap titik pemakaian
2)
Dasar pemilihan jenis boiler, sistem bahan bakar serta kapasitas yang diperlukan
3)
Batas tekanan uap dalam pipa, serta sisa tekanan pada titk pemakaian
4)
Niilai kalor bahan bakar sesuai dengan peruntukan yang disyaratkan
5)
Jenis dan bahan pipa, katup pengaman dan safety devices
6)
Sistem isolasi pemipaan
7)
Sistem dan jenis peralatan ukur (instruments)
8)
Batas emisi gas buang
Peraturan, Standar dan Referensi.
(a)
Peraturan.
1) Peraturan nasional dan internasional yang diijinkan oleh instansi yang
berwenang.
(b)
Standar.
1) Standar Nasional Indonesia, pedoman teknik, dan rekomendasi dari instansi
yang berwenang mengenai instalasi boiler
(c)
Referensi.
1) ASHRAE Handbook, HVAC System and Equipment, 2008
2) ASME 2007, Boiler and Pressure Vessel Code, Section I – 2007
(3)
Perhitungan-perhitungan.
Perhitungan-perhitungan yang dimasukkan dalam laporan perancangan meliputi:
(a) Kapasitas dan tekanan uap nominal Boiler
15
PEDOMAN PENGAJUAN DOKUMEN RANCANGAN INSTALASI DAN PERLENGKAPAN BANGUNAN GEDUNG
(b) Penentuan ukuran diameter pipa
(c) Panjang pipa ekuivalen pipa dan kehilangan tekanan uap sepanjang pipa
(d) Tebal isolasi
(e) Perhitungan pipa kondensat
(f) Penentuan perangkap uap (steam trap)
(g) Kebutuhan air pengisi (feed water) dan penambah (make up water)
(h) Kebutuhan bahan bakar berikut kapasitas penyimpan bahan bakar
16
PEDOMAN PENGAJUAN DOKUMEN RANCANGAN INSTALASI DAN PERLENGKAPAN BANGUNAN GEDUNG
(4)
Uraian Cara Kerja Sistem.
Perancang harus menguraikan garis besar cara kerja atau pengoperasian sistem,
dengan menekankan peralatan dan mesin, baik dalam keadaan normal dan darurat.
(5)
Data Teknis Peralatan.
Laporan berisi data teknis dari peralatan yang digunakan.
4.7.3
4.7.4
Gambar Rancangan.
1)
Diagram skematik instalasi Boiler lengkap dengan sistem pemipaan bahan bakar,
air pengisi dan penambah, kondensat, cerobong gas buang dsbnya berikut
kebutuhan uap tiap titik pemakaian
2)
Diagram isometrik sistem pemipaan uap berikut sistem blow down, kondensat, dan
bahan bakar.
3)
Diagram tekanan dan instrumen (P & I Diagram)
4)
Gambar denah perletakkan boiler berikut jalur pemipaan uap
5)
Gambar detil sambungan pipa dan bejana tekan, perangkap uap (steam trap)
serta blowdown system
Lampiran - Lampiran.
Perancang harus melampirkan dokumen tambahan yang dianggap perlu, misalnya karakteristik
unjuk kerja (performance characteristic) untuk menjelaskan peralatan dan/atau bagian instalasi
yang penting.
4.8
Instalasi Pengolahan Sampah Padat.
4.8.1
Lingkup Pekerjaan.
Dokumen instalasi Pengolahan Limbah yang diperiksa meliputi:
(1) Perancangan tempat pembilahan dan pengumpulan sampah padat.
(2) Pembakaran sampah dengan incinerator;
(3) Perhitungan jumlah sampah yang harus dikumpul atau dibakar.
4.8.2
Laporan Perancangan
Laporan perancangan sekurang-kurangnya memuat bagian-bagian sebagai berikut :
(1)
Kriteria Perancangan.
(a)
Volume sampah padat pada lokasi pengumpul.
(b)
Cara-cara transportasi sampah padat dari bangunan gedung ke tempat
pengumpul sampah padat dan ke tempat pembuangan akhir;
17
PEDOMAN PENGAJUAN DOKUMEN RANCANGAN INSTALASI DAN PERLENGKAPAN BANGUNAN GEDUNG
(c)
(2)
Penentuan kapasitas incinerator.
Peraturan, Standar dan Referensi.
(a)
Peraturan.
1)
(b)
Undang-Undang Republik Indonesia, No. 18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah
Standar.
-----------------------
(c)
Referensi.
-----------------------
(3)
Perhitungan-perhitungan.
Dalam laporan perancangan harus dimasukkan perhitungan proses pemilahan
ampah padat dan sistem pembakarannya scara berurutan, serta perhitungan
kebutuhan bahan bakar dan daya listrik untuk seluruh instalasi.
(4)
Uraian Cara Kerja Sistem.
Perancang harus menguraikan secara ringkas dan jelas garis besar pengoperasian
sistem mulai dari unit paling hulu sampai dengan unit paling hilir, serta cara
pemeliharaan dan pembersihan.
(5)
Data Teknis Peralatan.
Laporan berisi data teknis dari peralatan yang digunakan.
4.8.3
Gambar Rancangan.
Gambar rancangan yang diserahkan untuk diperiksa adalah gambar rancangan terkini yang
sebenarnya akan dibangun dan meliputi gambar berikut :
(1) Daftar gambar;
(2) Notasi gambar dan penjelasannya;
(3) Gambar perencanaan tapak bangunan (site plan) dan letak tempat pengumpul
sampah padat; atau letak incinerator (bila digunakan);
(4) Gambar skematik prinsip kerja incinerator; (bila ada).
(5) Gambar detail tempat pengumpul sampah padat; dan
(6) Skedul gambar peralatan.
4.8.4
LAMPIRAN-LAMPIRAN.
Perancang harus melampirkan dokumen tambahan yang dianggap perlu, misalnya karakteristik
unjuk kerja (performace characteristic) untuk menjelaskan peralatan dan/atau bagian instalasi
yang penting.
18
PEDOMAN PENGAJUAN DOKUMEN RANCANGAN INSTALASI DAN PERLENGKAPAN BANGUNAN GEDUNG
BAGIAN KEDUA
INSTALASI MEKANIKAL PADA BANGUNAN GEDUNG
BAB - 5
INSTALASI TATA UDARA PADA BANGUNAN GEDUNG
5.1
Ruang Lingkup.
Perancangan Instalasi Tata Udara pada Bangunan Gedung , mencakup :
(1) Instalasi pemipaan air sejuk (chilled water), untuk instalasi tata udara yang
menggunakan air sejuk;
(2) Instalasi pemipaan refrijeran, untuk instalasi tata udara DX (Direct Expansion, Split
System, Remote Condenser)
(3)
Instalasi pemipaan air kondenser, untuk instalasi tata udara dengan kondenser
yang didinginkan air;
(4) Instalasi distribusi udara; dan
(5) Instalasi Ventilasi, udara segar dan udara buang.
(6) Sistem ekstraksi udara
(7) Sistem presurisasi
5.2
Laporan Perancangan.
Laporan perancangan sekurang-kurangnya memuat bagian-bagian sebagai berikut :
(1)
Kriteria Perancangan.
Bagian ini harus berisi penjelasan secara ringkas dasar perancangan serta besaran
parameter utama yang ditetapkan untuk perancangan:
(2)
(a)
Dasar pemilihan sistem.
(b)
Kondisi udara luar untuk perancangan (outdoor design conditions).
(c)
Kondisi udara ruangan yang dirancang (indoor design conditions).
(d)
Batas kecepatan udara dalam cerobong (duct).
(e)
Batas kecepatan air dalam pipa pada sistem dengan air sejuk.
(f)
Batas kerugian tekanan dalam pipa refrijeran pada sistem DX.
(g)
Persyaratan laju aliran udara segar atau pertukaran udara (air change).
(h)
Tingkat kebisingan rancangan (design noise criteria) peralatan dan sistem.
Peraturan, Standar dan Referensi.
19
PEDOMAN PENGAJUAN DOKUMEN RANCANGAN INSTALASI DAN PERLENGKAPAN BANGUNAN GEDUNG
(a)
Peraturan.
Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral RI, nomor 14 tahun 2012 tentang
Manajemen Energi
Permen 26
Perda 7
Perda 8 / 2008
Pergub 38/2012
(b)
Standar.
SNI 6389-2011, Konservasi energi selubung bangunan pada Bangunan gedung
SNI 6390-2011, Konservasi energi sistem tata udara pada bangunan gedung
SNI 6571-2001, Sistem Pengendalian Asap Kebakaran pada Bangunan Gedung
SNI 6572 – 2001, tentang “Tata Cara Perancangan Sistem Ventilasi dan
Pengkondisian Udara pada Bangunan Gedung"
SNI 6575-2001, Tata cara perancangan sistem pencahayaan buatan
SNI 6196-2011, Prosedur_Audit Energi_pada Bangunan Gedung-web
SNI 6197-2011, Konservasi Energi pada Sistem pencahayaan-web
(c)
Referensi.
1)
Carrier, Handbook of Air Conditioning System Design, McGraw-Hill Book
Company.
2)
ANSI/ASHRAE 90.2 – 1993, ASHRAE Standard, Energy Efficient Design
of New Low Rise - Residential Buildings
3)
(3)
Perhitungan-perhitungan.
Semua perhitungan untuk perkiraan beban pendingin (load estimate) harus
menggunakan metoda yang telah baku atau telah diterbitkan dalam bentuk buku.
Perhitungan ini harus memuat contoh perhitungan pada bagian penting atau bagian
kritis dari bangunan yang dimaksud meliputi :
(a)
Perkiraan beban pendingin typical floor untuk bangunan berlantai banyak.
(b)
Perkiraan beban pendingin ruang yang menimbulkan beban laten relatif besar,
seperti restoran, ruang kebugaran, dan sebagainya.
(c)
Penentuan kapasitas dan tekanan pompa air sejuk dan pompa air kondenser
(kalau ada).
(d)
Penentuan diameter pipa refrijeran yang terpanjang atau terbesar kerugiannya.
(e)
Perhitungan kerugian tekanan pipa air sejuk maupun pipa air kondenser untuk
menentukan tekanan (head) pompa.
(f)
Perhitungan kerugian tekanan saluran udara (duct) yang utama.
(g)
Penentuan kapasitas dan tekanan “pressurization fan“ untuk tangga eksit, dan lif
kebakaran.
20
PEDOMAN PENGAJUAN DOKUMEN RANCANGAN INSTALASI DAN PERLENGKAPAN BANGUNAN GEDUNG
(4)
(h)
Perhitungan ventilasi khusus udara luar untuk mendinginkan peralatan yang
menimbulkan panas ( contoh: ruang trafo, ruang genset dsb ).
(i)
Perhitungan ventilasi untuk ruang parkir tertutup kendaraan bermotor.
(j)
Perhitungan ekstraksi untuk kompartemenisasi
(k)
Tabel summary (ringkasan) yang menunjukkan daftar seluruh peralatan termasuk
AHU, kapasitas dan luas lantai.
Uraian Cara Kerja Sistem.
Perancang harus menguraikan garis besar cara kerja atau pengoperasian sistem,
dengan menekankan peralatan dan mesin yang penting/utama, baik dalam
keadaan normal, gangguan dan darurat.
Perlu diuraikan pula tata cara pengoperasian dan pengendalian instalasi dan
peralatan tata udara dalam keadaan darurat kebakaran, berkaitan dengan prosedur
pengamanan bangunan terhadap bahaya asap, atau dalam hubungan dengan
smoke management system
(kalau dipasang), atau berkaitan dengan
beroperasinya instalasi Penginderaan kebakaran.
Bila dipasang BAS dalam gedung ini, harus diuraikan parameter dan fungsi sistem
Tata Udara yang dimonitor oleh BAS, atau dikendalikan oleh BAS.
(5)
Data Teknis Peralatan.
Laporan berisi data teknis dari peralatan yang digunakan.
5.3
Gambar Rancangan.
Gambar rancangan yang diserahkan untuk diperiksa adalah gambar rancangan terkini yang
akan dibangun dan sekurang-kurangnya meliputi gambar berikut :
(1) Daftar gambar yang diserahkan
(2).
Daftar simbol dan singkatan
(3). Diagram skematik sistem tata udara :
(a)
Sistem distribusi udara, ventilasi dan exhaust
(b)
Sistem air sejuk, pemipaan refrijeran, dan pemipaan air kondenser
(c)
Sistem pembuangan asap dan sistem pressurization tangga eksit.
(4). Gambar denah tata letak saluran udara pada setiap lantai dengan gambar dua garis
yang menyatakan lebar saluran udara. Pembagian zona harus dinyatakan dengan
jelas apabila direncanakan lebih dari satu zona pada lantai tersebut.
(5). Gambar denah ruang mesin dan peralatannya (plant room), serta detil dan
potongan yang perlu untuk memperjelas rancangan tersebut.
(6) Gambar detil posisi AHU, FCU, serta fan-fan lainnya.
(7). Skedul mesin dan peralatannya (equipment schedule).
5.4
LAMPIRAN-LAMPIRAN.
21
PEDOMAN PENGAJUAN DOKUMEN RANCANGAN INSTALASI DAN PERLENGKAPAN BANGUNAN GEDUNG
Perancang harus melampirkan dokumen tambahan yang dianggap perlu, misalnya karakteristik
unjuk kerja (performance characteristic) untuk menjelaskan peralatan dan/atau bagian instalasi
yang penting.
22
PEDOMAN PENGAJUAN DOKUMEN RANCANGAN INSTALASI DAN PERLENGKAPAN BANGUNAN GEDUNG
BAGIAN KEDUA
INSTALASI MEKANIKAL PADA BANGUNAN GEDUNG
BAB - 6
INSTALASI TRANSPORTASI VERTIKAL PADA BANGUNAN GEDUNG
6.1
Ruang Lingkup.
Perancangan Instalasi Transportasi Vertikal pada Bangunan Gedung, mencakup :
(1) Lif (Elevator)
(2) Eskalator (Escalator, Tangga berjalan)
(3) Travelator (Lantai berjalan)
(4) Gondola
6.2
Peraturan, Standar dan Referensi
Peraturan, Standar dan Referensi.
(a)
Peraturan.
Permen 26
Perda 7
Perda 8
(b)
Standar.
1)
SNI 2189 - 1999, tentang “Definisi, Istilah Lif dan Eskalator”
2)
SNI 6040 - 1999, tentang “Syarat-syarat umum konstruksi lif penumpang
yang dijalankan dengan motor traksi”
3)
SNI 2190 - 1999, tentang “Konstruksi lif penumpang dengan motor traksi”
4)
SNI 2190.1 - 2000, tentang “Syarat syarat umum konstruksi lif yang
dijalankan dengan transmisi hidrolis”.
5)
SNI 2190.2 - 2000, tentang “Syarat syarat umum konstruksi lif pelayan
(dumbwaiter).
6)
SNI 6247.1 - 2000, tentang “Syarat-syarat umum lif pasien”.
7)
SNI 6247.2 - 2000, tentang “Syarat-syarat umum konstruksi lif
penumpang khusus untuk perumahan”.
8)
SNI 6573 - 2001, tentang “Tata Cara Perancangan Sistem Transportasi
Vertikal dalam gedung (lif)”
9)
SNI 7017.1 – 2004, tentang “Pemeriksaan dan Pengujian Lif Traksi Listrik
pada Bangunan Gedung, Pemeriksaan dan Pengujian Berkala”
10)
SNI 7017.2 - 2004, tentang “Tata Laksana Pemeriksaan dan Pengujian
Lif Traksi Listrik pada bangunan gedung”.
23
PEDOMAN PENGAJUAN DOKUMEN RANCANGAN INSTALASI DAN PERLENGKAPAN BANGUNAN GEDUNG
11)
(c)
SNI 7052 - 2004, tentang “Syarat-syarat umum konstruksi lif penumpang
yang dijalankan dengan motor traksi tanpa kamar mesin”.
Referensi.
1)
ASME A 17.1-1996, “Safety Code for Elevators and Escalators”,
2)
International Building Code, 2000,
3)
Uniform Mechanical Building Code, 2000,
4)
ASME A17.2 - 2001; Guide
5)
BS5655: Part 1: 1986 atau EN 81 Part 1: 1985 & E115 (Escalator).
6)
ANSI-IWCA I - 14.1.
7)
Gina Barney, Dr., “Elevator Traffic Handbook, Theory and Practice”, Spon
Press, 2003.
8)
Barney G.C. and dos Santos, S.M., “Lift Traffic Analysis Design and
Control”, Peter Peregrinus, Ltd, 1977.
9)
George R. Strakosch, Jeros, Baum and Bolles, “Vertical Transportation:
Elevators and Escalator”, John Wiley & Sons, 1983.
10)
Philllips, R.S., “Electric Lift”, Pitman Publishing, Ltd, 1973.
11)
Barney G.C., and Loher AG.,“Elevator Electric Drives, Concept and
Principles, Control and Practice”, Ellis Horwood Ltd., 1990.
12)
Lubomir Janovsky, “Elevator Mechanical Design, Principle and Concept”,
Ellis Horwood Ltd., 1987.
13)
ILO, “Code of Practice for the Safe Construction and Installation of
Electric Passenger, Goods and Service Lift”, International Labor Office,
Geneva, 1972.
14)
Rodney R. Adler “Vertical Transportation for Buildings”, American
Elsevier Publishing Co. Inc., 1970.
15)
Stein, Benjamin, Reynolds, John S., Grondzik, Walter T., Kwok, Alison
G., “Mechanical and Electrical Equipment for Building”, John Wiley and
Sons, 2006.
6.3
Lif.
6.3.1
Laporan Perancangan.
Laporan perancangan sekurang-kurangnya memuat bagian-bagian sebagai berikut :
(1)
Kriteria Perancangan.
Bagian ini harus berisi penjelasan ringkas dasar perancangan serta besaran
parameter utama yang ditetapkan untuk kriteria perancangan:
(a)
Lif (elevator) Penumpang.
1)
Jumlah penghuni di setiap lantai dan dalam gedung keseluruhan.
2)
Jumlah lantai yang dilayani.
3)
Pembagian zona (single zone, multy zone).
4)
Kapasitas, ukuran kereta dan lebar pintu lif elevator.
24
PEDOMAN PENGAJUAN DOKUMEN RANCANGAN INSTALASI DAN PERLENGKAPAN BANGUNAN GEDUNG
(b).
5)
5 Minute Handling Capacity.
6)
Waktu tunggu (waiting time) rata-rata yang dipilih.
Lif Barang.
1)
Jumlah lantai yang dilayani.
2)
Kapasitas, ukuran kereta dan lebar pintu lif.
Apabila lif barang juga difungsikan sebagai lif penumpang, maka harus
memenuhi persyaratan:
(c).
4)
Jumlah pengguna
5)
Waktu tunggu (waiting time) rata-rata yang dipilih
6)
Pembagian zona
7)
5 Minute Handling Capacity
Lif Kebakaran
1)
Jumlah lantai yang dilayani.
2)
Kapasitas, ukuran kereta dan lebar pintu elevator
3)
Waktu tempuh maksimum dari lantai dasar/lobby utama sampai lantai
teratas.
Apabila lif kebakaran juga difungsikan sebagai
perancangan harus memenuhi kriteria persyaratan:
(2)
4)
Jumlah pengguna
5)
Waktu tunggu (waiting time) rata-rata yang dipilih
6)
Pembagian zona Vertikal / Horizontal
7)
5 Minute Handling Capacity
lif
penumpang,
maka
Perhitungan-perhitungan.
Perhitungan-perhitungan yang dimasukkan dalam laporan perancangan meliputi:
(3)
(a)
Pembagian zona pelayanan
(b)
Penentuan jumlah unit lif
(c)
Kecepatan lif
(d)
Kapasitas lif
(e)
5 Minute Handling Capacity;
(f)
Waktu tunggu rata-rata (Average Waiting Time)
(g)
Daya listrik yang diperlukan.
Uraian Cara Kerja Sistem.
25
PEDOMAN PENGAJUAN DOKUMEN RANCANGAN INSTALASI DAN PERLENGKAPAN BANGUNAN GEDUNG
a) sistem kontrol sejumlah lif yang dirancang menjadi satu kelompok, sistem kontrol
lif yang bekerja secara individual, aksi sistem kontrol (control action) dalam kondisi
kebakaran
b) Catu daya listrik dalam keadaan normal dan darurat,.
(4)
Data Teknis Peralatan.
Laporan berisi data teknis dari peralatan yang digunakan.
6.3.2
Gambar Rancangan.
Gambar rancangan yang diserahkan untuk diperiksa adalah gambar rancangan terkini yang
sebenarnya akan dibangun dan meliputi gambar berikut :
(1) Daftar gambar
(2) Notasi/simbol dan penjelasannya
(3) Diagram sistem lif dan skedul lif
(4) Gambar denah dan potongan lantai tipikal dan non tipikal yang menunjukkan lokasi
lif dan lobi lift.
(5) Jalur evakuasi dalam keadaan darurat.
(6) Potongan hoistway
(7) Denah ruang mesin dan potongannya
(8) Gambar tampak pintu dan detailnya dilengkapi dengan tombol pemanggil, tombol
kebakaran (untuk lif kebakaran) dan indikator posisi lif.
(9) Denah pintu darurat untuk high zone hoistway (express elevator).
6.3.3
Lampiran - Lampiran.
Perancang harus melampirkan dokumen tambahan yang dianggap perlu, misalnya karakteristik
unjuk kerja (performance characteristics) untuk menjelaskan peralatan dan/atau bagian instalasi
yang penting.
6.4
Eskalator (Tangga Berjalan) dan Travelator
6.4.1
Laporan Perancangan.
Laporan perancangan sekurang-kurangnya memuat bagian-bagian sebagai berikut :
(1)
Kriteria Perancangan.
Bagian ini harus berisi penjelasan ringkas dasar perancangan serta besaran
parameter utama yang ditetapkan untuk kriteria perancangan:
(a)
Jumlah penghuni lantai-lantai yang akan dilayani
(b)
Pembagian Zona dan luas Zona pelayanan
(c)
Kapasitas
(d)
Lebar, tinggi tempuh dan sudut kemiringan tangga
26
PEDOMAN PENGAJUAN DOKUMEN RANCANGAN INSTALASI DAN PERLENGKAPAN BANGUNAN GEDUNG
(2)
(e)
Kecepatan
(f)
Pengaturan gerak (naik dan turun) eskalator
(g)
Sistem pengaman dan keselamatan
Perhitungan-perhitungan.
Perhitungan-perhitungan yang dimasukkan dalam laporan perancangan meliputi:
(3)
(a)
Penentuan jumlah unit eskalator
(b)
Kecepatan eskalator
(c)
Kapasitas eskalator dan
(d)
Daya listrik yang diperlukan.
Uraian Cara Kerja Sistem.
a) Sistem kontrol eskalator yang dirancang bekerja secara individual.
b) Catu daya listrik dalam keadaan normal dan darurat
(4)
Data Teknis Peralatan.
Laporan berisi data teknis dari peralatan yang digunakan.
6.4.2
Gambar Rancangan.
Gambar rancangan yang diserahkan untuk diperiksa adalah gambar rancangan terkini yang
sebenarnya akan dibangun dan meliputi gambar berikut :
Diagram sistem eskalator dan skedulnya, denah tiap lantai yang menunjukkan lokasi eskalator
dan arah sirkulasi, tampak samping (elevation).
--------------------------------------
6.4.3
Lampiran-Lampiran.
Perancang harus melampirkan dokumen tambahan yang dianggap perlu, misalnya karakteristik
unjuk kerja (performance characteristic) untuk menjelaskan peralatan dan/atau bagian instalasi
yang penting.
6.5
Gondola
6.5.1
Laporan Perancangan
Laporan perancangan sekurang-kurangnya memuat bagian-bagian sebagai berikut :
(1)
Kriteria Perancangan.
Bagian ini harus berisi penjelasan ringkas dasar perancangan serta besaran
parameter utama yang ditetapkan untuk kriteria perancangan:
(a)
Tinggi bagian gedung yang dilayani
(b)
Keliling gedung
27
PEDOMAN PENGAJUAN DOKUMEN RANCANGAN INSTALASI DAN PERLENGKAPAN BANGUNAN GEDUNG
(2)
(c)
Luas dan jenis permukaan kulit luar gedung/ bangunan (kaca/ aluminium/ granit
dan lain-lain) yang dilayani
(d)
Sistem pengoperasian (durasi, peralatan dan jumlah operator)
(e)
Sistem gondola, penggantung dan penyangga, dan sistem penggerak
(f)
Sistem pengamanan dan keselamatan.
Perhitungan-perhitungan.
Perhitungan-perhitungan yang dimasukkan dalam laporan perancangan meliputi:
(3)
(a)
Jumlah dan jenis gondola yang diperlukan untuk membersihkan permukaan
dinding luar bangunan, disesuaikan dengan bentuk atap gedung;
(b)
Daya listrik yang diperlukan;
(c)
Analisis waktu yang diperlukan untuk membersihkan permukaan dinding luar.
(d)
Analisis keseimbangan
keselamatannya dan
(e)
Analisis kekuatan dan defleksi rel.
gondola
terhadap
bahaya
terguling
dan
faktor
Uraian Cara Kerja Sistem.
Cara kerja sistem yang perlu dijelaskan meliputi deskripsi tentang mekanisme
penggerak horisontal gondola di atas atap, mekanisme penggerak lengan gondola
(memanjang/memendek, berputar) dan mekanisme penggerak vertikal (lifting)
keranjang gondola, motor-motor penggerak, perangkat pengereman, perangkat
keselamatan.
(4)
Data Teknis Peralatan.
Laporan berisi data teknis dari peralatan yang digunakan.
6.5.2
Gambar Rancangan.
Gambar rancangan yang diserahkan untuk diperiksa adalah gambar rancangan terkini yang
akan dibangun dan meliputi gambar berikut:
Gambar denah pergerakan gondola di atap (rel), gambar detil gondola dan keranjang
gondola, sistem wire rope pengangkat keranjang gondola, sistem keselamatan, sistem
catu daya listrik.
6.5.3
Lampiran - Lampiran.
Perancang harus melampirkan dokumen tambahan yang dianggap perlu, misalnya karakteristik
unjuk kerja (performance characteristic) untuk menjelaskan peralatan dan/atau bagian instalasi
yang penting.
28
PEDOMAN PENGAJUAN DOKUMEN RANCANGAN INSTALASI DAN PERLENGKAPAN BANGUNAN GEDUNG
BAGIAN KETIGA
INSTALASI PROTEKSI KEBAKARAN
PADA BANGUNAN GEDUNG
BAB - 7
INSTALASI DETEKSI DAN ALARM KEBAKARAN
7.1
Lingkup Pekerjaan.
Dokumen instalasi Deteksi dan Alarm Kebakaran yang diserahkan untuk diperiksa mencakup:
(1)
Seluruh instalasi mulai dari titik deteksi sampai dengan panel pengendali,
(2)
panel pembantu,
(3)
kabel-kabel termasuk rak kabel,
(4)
kawat pembumian lengkap dengan titik/elektrode pembumian,
(5)
control box,
(6)
electrode pembumian dan jalur kawat pembumian sampai ke titik pembumian.
7.2.
Laporan Perancangan,
Laporan perancangan sekurang-kurangnya harus memuat bagian-bagian sebagai berikut:
(1)
Kriteria Perancangan
Bagian ini harus menjelaskan secara ringkas dasar perancangan serta besaran
parameter utama yang ditetapkan untuk perancangan:
(2)
(a)
Dasar pemilihan sistem, antara lain pemilihan sistem deteksi (konvensional atau
addressable/semi sddresseble) serta jenis deteksi (deteksi asap, temperatur atau
laju kenaikan temperatur), jenis alarm audio dan visual. Agar disebutkan daerah
atau area apa mempertimbangkan faktor ketinggian perletakan detector maupun
penghalang lainnya.
(b)
Dasar perhitungan dan asumsi-asumsi yang dipergunakan, antara lain jarak
antar titik deteksi, luas, zona alarm kebakaran, ketinggian lantai/plafond..
(c)
Faktor keamanan dan faktor-faktor lainnya yang dipergunakan.
(d)
Bahan dan peralatan yang dipergunakan.
Peraturan, Standar dan Referensi.
(a)
Peraturan.
1)
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 26/PRT/M/2008, tentang
“Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung
dan Lingkungan”.
2)
Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No.8 Tahun
2008, tentang Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran.
29
PEDOMAN PENGAJUAN DOKUMEN RANCANGAN INSTALASI DAN PERLENGKAPAN BANGUNAN GEDUNG
3)
(b)
(c)
(3)
Peraturan Daerah Provinsi daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 7 Tahuan
2010, tentang Bangunan Gedung.
Standar
1)
SNI 3985 – 2000, tentang “Tata Cara Perencanaan, Pemasangan,
Pengujian Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran untuk pencegahan
bahaya kebakaran pada bangunan gedung”
2)
SNI 0255 - 2000 tentang “Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL2000).
3)
SNI 7019 - 2000 tentang “Sistem pasokan Daya Listrik Darurat
menggunakan Energi Tersimpan”
4)
SNI 7018 – 2004 tentang “Sistem Pasokan Daya Listrik Darurat dan
Siaga”.
Referensi.
NFPA 72
National Fire Alarm Code, 2007 edition;
NFPA 72
National Fire Alarm Code, 2010 edition;
NFPA 72
National Fire Alarm Code, HANDBOOK, 2010 edition.
Perhitungan-Perhitungan.
Bagian ini harus memuat contoh perhitungan untuk bagian yang kritis yaitu titik deteksi
terjauh dari sistem, meliputi :
(4)
(a)
Penentuan luas zona deteksi/loop
(b)
Kapasitas catu daya, proteksi surja/lightning arrester dan pengkabelan dan
menyebutkan system dicatu dari panel listrik mana dan ini harus bersesuaian
dengan yang tertera pada Dokumen LAK (sebutkan).
(c)
Penentuan kuat suara / sinyal alarm
(d)
Penempatan panel utama dan panel pembantu serta ruang Pusat Kendali
Kebakaran.
Uraian Cara Kerja Sistem
Perancang harus menguraikan garis besar cara kerja atau pengoperasian Sistem
Deteksi dan Alarm Kebakaran, baik untuk bagian yang bekerja secara otomatik
maupun “manual”.
Dimulai dari timbulnya sinyal deteksi kebakaran, sampai dengan dioperasikannya atau
dihentikannya peralatan lain yang terkait. (antara lain: fan untuk tangga eksit,
instalasi tata udara dan ventilasi, lif, hubungan/sinyal ke Pos Dinas Pemadam
Kebakaran (DPK) terdekat.
Sistem kerja antar gedung bila dipasang pada beberapa gedung dalam satu kompleks.
Jenis dan kapasitas system catu daya dari sumber pembangkitan yang tersimpan,
battere system, kapasitas, system inverter/converter, proteksi, system rekaman dan
pantauan.
Bila dipasang Building Automation System (BAS) ataupun Building Information System
(BIS) lainnya , dalam gedung harus diuraikan fungsi sistem deteksi yang dimonitor
atau dikendalikan oleh BAS.
30
PEDOMAN PENGAJUAN DOKUMEN RANCANGAN INSTALASI DAN PERLENGKAPAN BANGUNAN GEDUNG
Bila gedung dilengkapi dengan sistem security (seperti access control system dan
sistem CCTV) harus diuraikan keterkaitan dengan fungsi sistem security serta
deteksi yang dimonitor oleh sistem security.
(5)
Data Teknis Peralatan
Laporan berisi data teknis dari peralatan yang digunakan.
7.3
Gambar Rancangan
Gambar rancangan yang diserahkan untuk diperiksa harus gambar rancangan mutakhir yang
sesungguhnya akan dibangun dan meliputi jenis gambar berikut :
(1) Diagram skematik sistem deteksi kebakaran, termasuk sistem pasokan daya listrik
serta pengamannya.
Kebutuhan tertentu oleh pihak DPK, seperti tombol manual dan kabel FRC yang
mentriger bekerjanya pressurized fan.
(2) Gambar tapak bangunan yang berkaitan dengan instalasi lainnya.
(3) Gambar tata letak titik deteksi dan alarm tiap lantai (kecuali lantai tipikal cukup satu
gambar).
(4) Gambar tata letak panel pengendali utama dan panel bantu, serta lokasi elektrode
pembumian, jalur, titik pembumian, bak control dan electrode pembumian Jenis dan
jalur kawat pembumian, elektroda pembumian dan lokasinya di denah bangunan
lantai dasar. Gambar ini harus sesuai dengan instalasi pembumian sistem listrik;.
(5) Gambar lokasi Ruang Kendali Kebakaran serta lokasi Ruang Pusat Peralatan
Utama sebagai Fire Command Center..
7.4
Lampiran.
Perancang harus melampirkan dokumen tambahan yang dianggap perlu, misalnya karakteristik
unjuk kerja (performance characteristic) untuk menjelaskan peralatan dan/atau bagian instalasi
yang penting.
31
PEDOMAN PENGAJUAN DOKUMEN RANCANGAN INSTALASI DAN PERLENGKAPAN BANGUNAN GEDUNG
BAGIAN KETIGA
INSTALASI PROTEKSI KEBAKARAN BANGUNAN GEDUNG
BAB - 8
INSTALASI PROTEKSI KEBAKARAN BERBASIS AIR DAN KIMIA
PADA BANGUNAN GEDUNG
8.1
Ruang Lingkup.
Perancangan Instalasi proteksi kebakaran berbasis air dan kimia dalam bangunan gedung,
mencakup :
(1) Alat Pemadam Api Ringan/Kimia;
(2) Instalasi Pipa tegak dan Slang Kebakaran;
(3) Instalasi Springkler Kebakaran Otomatis;
(4) Instalasi Pompa Kebakaran.
8.2
Alat Pemadam Api Ringan/Kimia.
8.2.1
Laporan Perancangan.
Laporan perancangan sekurang-kurangnya memuat bagian-bagian sebagai berikut :
(1)
Kriteria Perancangan.
Bagian ini harus berisi penjelasan ringkas dasar perancangan serta besaran
parameter utama yang ditetapkan untuk kriteria perancangan:
(2)
(a)
Klasifikasi bahaya kebakaran
(b)
Jumlah dan Perletakan APAR
(c)
Jenis dan berat APAR
Peraturan, Standar dan Referensi.
(a)
Peraturan.
1)
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 26/PRT/M/2008, tentang
“Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung
dan Lingkungan”
2)
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 29/PRT/M/2006, tentang
“Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung”
3)
Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta, No. 7 Tahun 2010, tentang
“Bangunan Gedung”
32
PEDOMAN PENGAJUAN DOKUMEN RANCANGAN INSTALASI DAN PERLENGKAPAN BANGUNAN GEDUNG
4)
(b)
Standar.
1)
(c)
(3)
Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakakarta, No. 8 Tahun 2008, tentang
“Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No.8 Tahun
2008, tentang “Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran”.
SNI 3988 – 1995, Pengujian kemampuan pemadaman dan penilaian alat
pemadam api ringan.
Referensi.
1)
NFPA 1, Uniform Fire Code 2006, National Fire Protection Association.
2)
NFPA 10, Standard For Portable Fire Extinguishers, 2013 edition,
National Fire Protection Association.
Perhitungan-perhitungan.
Perhitungan-perhitungan yang dimasukkan dalam laporan perancangan meliputi:
(4)
(a)
Perhitungan untuk menentukan lokasi dan jumlah APAR setiap lantai,
(b)
Perhitungan untuk menentukan kapasitas pemadam kebakaran dengan bahan
lain, misalnya dengan prinsip “total flooding” serta persyaratan ventilasi pasca
pemadaman.
Uraian Cara Kerja Sistem.
Perancang harus menguraikan garis besar cara kerja atau pengoperasian sistem,
baik untuk bagian yang bekerja secara otomatik maupun “manual” pada waktu
terjadi keadaan darurat kebakaran.
(5)
Data Teknis Peralatan.
Laporan harus berisi data teknis dari peralatan utama yang digunakan.
8.2.2
Gambar Rancangan.
Gambar rancangan yang diserahkan untuk diperiksa adalah gambar rancangan terkini yang
sebenarnya akan dibangun dan meliputi gambar berikut :
(1) Daftar gambar;
(2) Notasi gambar dan penjelasannya;
(3) Gambar tata letak APAR pada setiap lantai. (Untuk lantai tipikal cukup 1 lantai).
(4) Gambar Alat Pemadam Api jenis “Total Floading”, harus dilengkapi dengan gambar
sistem, kapasitas silinder, katup-katup, alat penurun tekanan, ukuran pipa, dan lainlain.
(5) Gambar tata letak APAR dapat digabung dengan tata letak hidran gedung dan/atau
springkler kebakaran otomatis.
8.2.3
Lampiran - Lampiran.
Perancang harus melampirkan dokumen tambahan yang dianggap perlu, misalnya karakteristik
unjuk kerja (performace characteristic) untuk menjelaskan peralatan dan/atau bagian instalasi
yang penting untuk menghitung cara perhitungan yang dipakai.
8.3
Instalasi Pipa tegak dan slang kebakaran.
33
PEDOMAN PENGAJUAN DOKUMEN RANCANGAN INSTALASI DAN PERLENGKAPAN BANGUNAN GEDUNG
8.3.1
Laporan Perancangan.
Laporan perancangan sekurang-kurangnya memuat bagian-bagian sebagai berikut :
(1)
Kriteria Perancangan.
Bagian ini harus berisi penjelasan ringkas dasar perancangan serta besaran
parameter utama yang ditetapkan untuk kriteria perancangan:
(2)
(a)
Tingkat bahaya kebakaran
(b)
Pembagian zona pemadaman
(c)
Sisa tekanan minimum pada hidran terjauh.
(d)
Sumber air
(e)
Kapasitas reservoir
(f)
Kapasitas pompa kebakaran
(g)
Jumlah dan perletakan hidran dan sambungan dinas kebakaran (siamesse
connection) yang sesuai dengan Standar Dinas Pemadam Kebakaran Propinsi
DKI Jakarta.
Peraturan, Standar dan Referensi.
(a)
(b)
(c)
(3)
Peraturan.
1)
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 26/PRT/M/2008, tentang
“Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung
dan Lingkungan”.
2)
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 29/PRT/M/2006, tentang
“Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung”
3)
Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No.8 Tahun
2008, tentang Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran.
4)
Peraturan Daerah Provinsi daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 7 Tahuan
2010, tentang Bangunan Gedung.
Standar.
1)
SNI 1745 - 2000 tentang “Tata Cara Perencanaan dan Pemasangan
Sistem Pipa Tegak dan Slang Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran
Pada Bangunan Gedung”.
2)
SNI 6570 – 2001, tentang “Instalasi Pompa yang dipasang tetap untuk
proteksi kebakaran.
Referensi.
1)
Milosh T Purchovky PE, Kenneth E Isman PE, Fire Pump Handbook,
National Fire Protection Association, 1998 atau edisi terbaru.
1)
NFPA 1, Uniform Fire Code 2006, National Fire Protection Association.
2)
NFPA 14, Standard for the Installation of Standpipe and Hose Systems.
3)
NFPA 20: Standar for the Installation Of Stationary Pumps For Fire
Protection.
Perhitungan-Perhitungan.
34
PEDOMAN PENGAJUAN DOKUMEN RANCANGAN INSTALASI DAN PERLENGKAPAN BANGUNAN GEDUNG
Perhitungan yang harus dimasukkan dalam laporan perancangan meliputi hal-hal
sebagai berikut:
(4)
(a)
Perhitungan jumlah pipa tegak.
(b)
contoh perhitungan hidrolik untuk bagian yang kritis, yaitu titik pemadaman
terjauh atau tertinggi dari sistem, berdasarkan gambar rancangan.
(c)
Perhitungan untuk menentukan spesifikasi pompa kebakaran, dan pompa joki.
(d)
Pemilihan pompa kebakaran dan pompa joki yang dipilih sesuai kurva pompa.
(e)
Contoh perhitungan dalam menentukan ukuran pipa utama, pipa tegak, pipa
distribusi dan pipa cabang.
Uraian Cara Kerja Sistem.
Perancang harus menguraikan garis besar cara kerja atau pengoperasian sistem,
baik untuk bagian yang bekerja secara otomatik maupun “manual” pada waktu
terjadi keadaan darurat kebakaran.
(5)
Data Teknis Peralatan.
Laporan harus berisi data teknis dari peralatan utama yang digunakan.
8.3.2
Gambar Rancangan,
(1) Daftar gambar;
(2) Notasi gambar dan penjelasannya.
(3) Gambar tapak bangunan (site plan), yang menunjukkan :
(a)
jalur “Hidran Kota” (kalau belum tersedia, asumsi perletakan hidran kota);
(b)
jalur “Hidran Halaman” (jika diperlukan), termasuk koneksi dengan jalur Hidran
Kota;
(c)
posisi sambungan pemadam kebakaran (Seamese Connection);
(d)
akses jalan masuk Mobil Pemadam Kebakaran”.dan
(e)
Lokasi Perkerasan untuk kedudukan “Mobil pemadam kebakaran” serta akses
jalan masuk Regu Pemadam Kebakaran ke dalam bangunan.
(4) Denah bangunan, yang menunjukkan kompartemenisasi bangunan, lokasi “Tangga
Eksit” dan lokasi Pipa Tegak.
(5) Diagram skematik sistem pipa tegak dan slang kebakaran, yang menunjukkan :
(a)
pemipaan pipa tegak dan slang kebakaran,
(b)
pemipaan sambungan pemadam kebakaran (Seamese); dan
(c)
pompa kebakaran, lengkap dengan peralatan penunjangnya.
(5) Gambar tapak bangunan yang menunjukkan jalan evakuasi darurat kebakaran.
(6) Gambar tata letak kotak hidran gedung pada setiap lantai (untuk lantai tipikal cukup
satu lantai).
(6) Gambar detail untuk menjelaskan pemasangan pompa, lengkap dengan alat ukur
tekanan dan laju aliran untuk pengujian setempat.
(7) Gambar detail tangki air bawah untuk kebutuhan proteksi kebakaran dan sekatsekat yang ada di dalam tangki.
35
PEDOMAN PENGAJUAN DOKUMEN RANCANGAN INSTALASI DAN PERLENGKAPAN BANGUNAN GEDUNG
8.3.3
Lampiran-Lampiran.
Perancang harus melampirkan dokumen tambahan yang dianggap perlu, misalnya karakteristik
unjuk kerja (performace characteristic) untuk menjelaskan peralatan dan/atau bagian instalasi
yang penting untuk menghitung cara perhitungan yang dipakai.
8.4
Instalasi Springkler Kebakaran Otomatis.
8.4.1
Laporan Perancangan.
Laporan perancangan sekurang-kurangnya memuat bagian-bagian sebagai berikut :
(1)
Kriteria Perancangan.
Bagian ini harus berisi penjelasan ringkas dasar perancangan serta besaran
parameter utama yang ditetapkan untuk kriteria perancangan:
(2)
(a)
Perletakan dan jumlah katup kendali utama dan katup kendali cabang
(b)
Perletakan katup pengetesan
(c)
Sisa tekanan minimum pada kepala springkler terjauh
(d)
Sumber air
(e)
Kapasitas reservoir
(f)
Kapasitas pompa kebakaran
(g)
Jumlah dan perletakan kepala springkler dan sambungan dinas kebakaran
(siamesse connection) yang sesuai dengan Standard Dinas Pemadam
Kebakaran Propinsi DKI Jakarta.
Peraturan, Standar dan Referensi.
(a)
(b)
Peraturan.
1)
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 26/PRT/M/2008, tentang
“Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung
dan Lingkungan”.
2)
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 29/PRT/M/2006, tentang
“Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung”
3)
Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No.8 Tahun
2008, tentang “Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran”.
4)
Peraturan Daerah Provinsi daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 7 Tahun
2010, tentang “Bangunan Gedung”.
Standar
1)
(c)
SNI 3989 - 2000 tentang “Tata Cara Perencanaan dan Pemasangan
Sistem Springkler Otomatik Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada
Bangunan Gedung”.
Referensi.
1)
Milosh T Purchovky PE, Automatic Sprinkler Systems Handbook,
National Fire Protection Association, 1999 edition, atau yang terbaru.
2)
NFPA 1, Uniform Fire Code 2006, National Fire Protection Association.
3)
NFPA 13: Standar For The Installation Of Sprinkler Systems
36
PEDOMAN PENGAJUAN DOKUMEN RANCANGAN INSTALASI DAN PERLENGKAPAN BANGUNAN GEDUNG
(3)
Perhitungan-Perhitungan.
Perhitungan yang harus dimasukkan dalam laporan perancangan meliputi hal-hal
sebagai berikut:
(4).
(a)
Contoh perhitungan hidrolik untuk bagian yang kritis, yaitu titik pemadaman
terjauh atau tertinggi dari sistem, berdasarkan gambar rancangan.
(b)
Perhitungan untuk menentukan spesifikasi pompa kebakaran, dan pompa joki
(bila menggunakan sistem parsial).
(c)
Pemilihan pompa kebakaran dan pompa joki yang dipilih sesuai kurva pompa.
(d)
Contoh perhitungan dalam menentukan ukuran pipa utama, pipa tegak, pipa
distribusi dan pipa cabang.
Uraian Cara Kerja Sistem
Perancang harus menguraikan garis besar cara kerja atau pengoperasian sistem,
baik untuk bagian yang bekerja secara otomatik maupun “manual” pada waktu
terjadi keadaan darurat kebakaran.
(5).
Data Teknis Peralatan.
Laporan harus berisi data teknis dari peralatan utama yang digunakan.
8.4.2
Gambar Rancangan,
Gambar rancangan yang diserahkan untuk diperiksa merupakan gambar rancangan mutakhir
yang sesungguhnya akan dibangun, dan meliputi jenis gambar berikut :
(1) Daftar gambar;
(2) Notasi gambar dan penjelasannya.
(3) Diagram skematik sistem springkler kebakaran otomatis, yang menunjukkan :
(a)
pemipaan pipa tegak springkler kebakaran otomatis (bila menggunakan sistem
parsial),
(b)
pemipaan sambungan pemadam kebakaran (Seamese) (bila menggunakan
sistem parsial); dan
(c)
pompa kebakaran, lengkap dengan peralatan penunjangnya. (bila menggunakan
sistem parsial),
(4) Gambar tata letak kepala springkler pada setiap lantai (untuk lantai tipikal cukup
satu lantai).
(5) Gambar detail untuk menjelaskan pemasangan pompa, lengkap dengan alat ukur
tekanan dan laju aliran untuk pengujian setempat. (bila menggunakan sistem
parsial),
(6) Gambar detail tangki air bawah untuk kebutuhan proteksi kebakaran dan sekatsekat yang ada di dalam tangki. (bila menggunakan sistem parsial),
(7) Skedul peralatan yang digunakan.
8.4.3
Lampiran-Lampiran.
37
PEDOMAN PENGAJUAN DOKUMEN RANCANGAN INSTALASI DAN PERLENGKAPAN BANGUNAN GEDUNG
Perancang harus melampirkan dokumen tambahan yang dianggap perlu, misalnya karakteristik
unjuk kerja (performance characteristic) untuk menjelaskan peralatan dan/atau bagian instalasi
yang penting.
38
PEDOMAN PENGAJUAN DOKUMEN RANCANGAN INSTALASI DAN PERLENGKAPAN BANGUNAN GEDUNG
BAGIAN KETIGA
INSTALASI PROTEKSI KEBAKARAN BANGUNAN GEDUNG
BAB - 9
KOMPARTEMENISASI DAN SISTEM PENGENDALIAN ASAP
9.1
Lingkup Pekerjaan.
9.2
Laporan Perancangan.
Laporan perancangan sekurang-kurangnya memuat bagian-bagian sebagai berikut :
(1)
Kriteria Perancangan.
(2)
Peraturan, Standar dan Referensi.
(a)
(b)
(b)
Peraturan.
1)
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 26/PRT/M/2008, tentang
“Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung
dan Lingkungan”.
2)
Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No.8 Tahun
2008, tentang “Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran”.
3)
Peraturan Daerah Provinsi daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 7 Tahun
2010, tentang “Bangunan Gedung”.
Standar.
1)
SNI 1735 – 2000, tentang “Tata Cara Perencanaan Akses Bangunan dan
Akses Lingkungan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan
gedung.
2)
SNI 1736 – 2000, tentang “Tata Cara Perencanaan Sistem Proteksi Pasif
untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung”.
3)
SNI 1746 – 2000, tentang “Tata Cara Perencanaan dan Pemasangan
Sarana Jalan Ke luar untuk penyelamatan terhadap bahaya kebakaran
pada bangunan gedung”.
4)
SNI 6571 – 2000, tentang “Sistem Pengendalian Asap Kebakaran pada
Bangunan Gedung”.
5)
SNI 7012 – 2004, tentang “Sistem Management Asap di dalam Mal,
Atrium dan Ruangan bervolume besar”.
Standar.
1)
NFPA 101, Life Safety Code, 2006 Ediition, National Fire Protection
Association.
2)
NFPA 101, Life Safety Code, Handbook, 2006 Edition, National Fire
Protection Association.
39
PEDOMAN PENGAJUAN DOKUMEN RANCANGAN INSTALASI DAN PERLENGKAPAN BANGUNAN GEDUNG
(3)
Perhitungan-Perhitungan.
……………………………..
……………………………..
……………………………..
(4).
Uraian Cara Kerja Sistem
……………………………..
……………………………..
……………………………..
(5).
Data Teknis Peralatan.
Laporan berisi data teknis dari peralatan yang digunakan.
9.3
Gambar Rancangan,
……………………………..
……………………………..
……………………………..
9.4
Lampiran-Lampiran.
Perancang harus melampirkan dokumen tambahan yang dianggap perlu, misalnya karakteristik
unjuk kerja (performance characteristic) untuk menjelaskan peralatan dan/atau bagian instalasi
yang penting.
40
PEDOMAN PENGAJUAN DOKUMEN RANCANGAN INSTALASI DAN PERLENGKAPAN BANGUNAN GEDUNG
PENUTUP
(1) Pedoman Pengajuan Dokumen Rancangan Instalasi dan Perlengkapan Bangunan
Gedung diharapkan dapat digunakan sebagai rujukan oleh Para Perancang
Instalasi dan Perancang Bangunan Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta dalam rangka kegiatan pengaturan dan pengendalian penyelenggaraan
bangunan gedung, untuk menjamin keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan
kemudahan bangunan gedung dan lingkungannya.
(2) Bangunan gedung yang perancangannya sebelum pedoman teknis ini ditetapkan
dan belum memperoleh persetujuan Ijin Mendirikan Bangunan harus segara
melakukan penyesuaian sesuai dengan pedoman ini.
(2) Disamping pedoman pengajuan rancangan instalasi dan perlengkapan bangunan
tersebut di atas dapat digunakan sebagai rujukan Pedoman-pedoman lain yang
isinya tidak bertentangan dengan pedoman ini.
41
Download