Uploaded by User47300

sk induk

advertisement
Rumah Sakit Umum MATERNA
JLN. TEUKU UMAR NO. 11
TELP. (061) 4514222 FAX. (061) 4155392, MEDAN-20112-INDONESIA
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM MATERNA
No. 003/SK/DIR/RSUM/SKP/I/2015
TENTANG
SASARAN KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT UMUM MATERNA
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM MATERNA
Menimbang
:
a.
bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit
Umum Materna, maka diperlukan penyelenggaraan pelayanan
keselamatan pasien yang bermutu tinggi;
b.
bahwa agar pelayanan keselamatan pasien di Rumah Sakit Umum Materna
dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya kebijakan Direktur Rumah Sakit
Umum Materna sebagai landasan bagi penyelenggaraan pelayanan
keselamatan pasien di Rumah Sakit Umum Materna;
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b,
perlu ditetapkan dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Materna.
c.
Mengingat
:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit;
Undang-Undang Praktek Kedokteran Nomor 29 pasal 45 ayat (3)
tahun 2008 tentang Panduan Pemberian Informasi dalam Rangka
Persetujuan Tindakan Kedokteran;
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691/ Menkes/ PER/ VIII/ 2011
tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 755/ Menkes/ PER/ IV/ 2011
tentang Penyelenggaraan Komite Medik di Rumah Sakit.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/ Menkes/ PER/ III/ 2008
tentang Rekam Medis;
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 290/ Menkes/ PER/ III/ 2008
tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran;
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1087/ Menkes / SK/ VIII/ 2010
tentang Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit;
MEMUTUSKAN
Menetapkan
:
Kesatu
:
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM MATERNA
TENTANG KEBIJAKAN SASARAN KESELAMATAN PASIEN
RUMAH SAKIT UMUM MATERNA.
Kedua
:
Kebijakan sasaran keselamatan pasien Rumah Sakit Umum Materna
sebagaimana tercantum dalam Lampiran keputusan ini.
Ketiga
:
Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pelayanan keselamatan pasien
Rumah Sakit Umum Materna dilaksanakan oleh Tim Keselamatan Pasien
Rumah Sakit Umum Materna.
Rumah Sakit Umum MATERNA
JLN. TEUKU UMAR NO. 11
TELP. (061) 4514222 FAX. (061) 4155392, MEDAN-20112-INDONESIA
Keempat
:
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila di kemudian
hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Medan
Pada tanggal 13 Januari 2015
Dr. Richard Sutanto, Aifk.MHA
Direktur RSU Materna
Rumah Sakit Umum MATERNA
JLN. TEUKU UMAR NO. 11
TELP. (061) 4514222 FAX. (061) 4155392, MEDAN-20112-INDONESIA
Lampiran Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Materna
Nomor
: 001/SK/DIR/RSUM/SKP/2015
Tanggal
: 13 Januari 2015
SASARAN KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT UMUM MATERNA
Kebijakan Umum
1. Rumah Sakit mengembangkan pendekatan untuk memperbaiki/ meningkatkan
ketelitian identifikasi pasien.
2. Rumah Sakit mengembangkan pendekatan untuk meningkatkan efektifitas
komunikasi antar para pemberi layanan.
3. Rumah Sakit mengembangkan pendekatan untuk meningkatkan keamanan obat
yang perlu diwaspadai ( high – alert ).
4. Rumah Sakit mengembangkan pendekatan untuk memastikan tepat lokasi, tepat
prosedur, dan tepat pasien yang akan menjalani tindakan operasi.
5. Rumah Sakit mengembangkan pendekatan untuk mengurangi resiko infeksi yang
terkait pelayanan kesehatan.
6. Rumah Sakit mengembangkan pendekatan untuk mengurangi resiko pasien dari
cedera karena jatuh.
Kebijakan Khusus
1. Identifikasi pasien :
a. Identifikasi pasien pada semua pelayanan atau pengobatan menggunakan minimal
dua identitas pasien yaitu nama lengkap sesuai yg ditulis direkam medis dan
tanggal lahir atau nomor rekam medis.
b. Penggunaan warna gelang pasien adalah :
- Gelang identitas : warna biru untuk pasien laki-laki, warna pink untuk
pasien perempuan.
- Gelang penanda risiko: warna merah untuk pasien memiliki alergi, warna
kuning untuk pasien memiliki resiko jatuh, warna ungu untuk pasien DNR
(Do Not Resuscitate).
c. Penulisan identitas gelang pasien dengan mesin pencetak khusus, apabila mesin
tidak dapat dipergunakan dapat ditulis dengan tulisan jelas, yang dapat dibaca dan
tidak mudah terhapus.
d. Penulisan identitas pasien dilakukan di Tempat Pendaftaran Pasien kemudian
diserahkan kepada perawat UGD untuk memasangkan kepada pasien.
e. Gelang identitas dipasang pada pergelangan tangan pasien (sesuai dengan
kondisi, berlawanan dengan sisi tangan yang dipasang infus) dengan posisi
tulisan bisa terbaca oleh petugas. Lakukan pemasangan pada kaki bila pada
tangan tidak memungkinkan atau pada pasien gangguan jiwa, pasien luka bakar
luas ataupun multi-trauma amputasi yang tidak memungkinkan diidentifikasi
dengan gelang dan pasien alergi terhadap bahan baku gelang diidentifikasi
menggunakan foto.
f. Semua pasien rawat inap, operasi dan tindakan prosedur menggunakan gelang
identitas. Dalam keadaan emergensi, yang menjadi prioritas tetap kondisi pasien
yang harus distabilkan terlebih dahulu.
g. Identifikasi pasien dilakukan sebelum memberikan obat, sebelum memberikan
produk darah/ transfusi, sebelum pengambilan darah, sebelum pengambilan
Rumah Sakit Umum MATERNA
JLN. TEUKU UMAR NO. 11
TELP. (061) 4514222 FAX. (061) 4155392, MEDAN-20112-INDONESIA
h.
i.
j.
k.
l.
spesimen lain dan sebelum melakukan tindakan prosedur serta asuhan
keperawatan.
Apabila ada pasien tidak sadar, tidak dikenal dan tanpa keluarga, beri nama Mr.
X/ Mrs. Y.
Khusus untuk bayi baru lahir pemasangan gelang identitas di lakukan pada
pergelangan tangan bayi yang berlawanan dengan pemasangan infus (sesuai
dengan kondisi).
Untuk pasien tidak sadar, pasien anak atau mengalami keterbatasan, identifikasi
bisa ditanyakan kepada penunggu pasien atau secara visual.
Apabila dalam keadaan tertentu, gelang harus dilepas saat perawatan, dapat
dilepas. Akan tetapi gelang yang baru dengan identitas yang sama harus segera
dibuat dan dipasangkan kembali kepada pasien tersebut.
Pelepasan gelang identitas dilakukan sesaat pasien mau pulang perawatan.
2. Meningkatkan komunikasi yang efektif
a. Setiap instruksi via telepon (komunikasi efektif via telepon) harus ditulis lengkap,
baca ulang dan konfirmasi (TULBAK) dan mengacu kepada SBAR (SituationBackground-Assessment-Recommendation).
b. Metode SBAR digunakan oleh tenaga medis, keperawatan dan tenaga profesional
lainnya saat melapor kondisi pasien via telepon, pada saat timbang terima,
transfer antar ruangan.
c. Pelaporan hasil pemeriksaan kritis diagnostik / penunjang dilakukan secara
hirarkis dalam waktu yang cepat.
d. Untuk obat-obat yang termasuk obat NORUM/LASA dilakukan eja ulang.
e. Pembacaan kembali instruksi via telepon boleh tidak dilakukan pada situasi yang
tidak memungkinkan seperti di Unit Kamar Operasi, situasi gawat darurat di Unit
Gawat Darurat dan Unit Rawat Intensif.
3. Meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai
a. Yang termasuk obat-obatan yang perlu kewaspadaan tinggi adalah : obat golongan
agonis adrenergik, Dopamin, Dobutamin dan sebagainya (Lihat Daftar Obat High
Alert), Elektrolit Konsentrat Tinggi, obat LASA (Look Alike Sound Alike).
b. Obat-obat High Alert (elektrolit konsentrat tinggi : Natrium Bicarbonat, K Cl
7,46%, Na Cl 3%, Mg SO4) disimpan di unit kerja khusus seperti : Unit Gawat
Darurat, Unit Rawat Intensif, Unit Kamar Operasi, Unit Kamar Bersalin dan Unit
Farmasi. Bila disimpan di Unit Rawat Inap harus ditempatkan tersendiri dalam
wadah, jauh dari jangkauan dan diberi penanda warna merah
c. Obat High Alert dan LASA diberi label khusus.
d. Obat-obat jenis narkotik dan psikotropika disimpan di Unit Farmasi.
e. Pemberian obat-obatan kepada pasien harus memakai prinsip 5 (lima) benar yaitu
benar pasien, benar obat, benar dosis, benar rute pemberian dan benar waktu.
4. Memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang benar, pembedahan pada
pasien yang benar :
a. Semua pasien yang akan menjalani suatu prosedur operasi, harus diidentifikasi
dan dijamin sisi operasi yang tepat, prosedur yang tepat, serta pasien yang tepat
sebelum, saat dan setelah menjalani suatu operasi (sign in, time out dan sign out).
b. Menggunakan tanda yang mudah dikenali untuk identifikasi lokasi operasi pada
multi organ oleh dokter operator dan mengikut sertakan pasien dalam proses
penandaan.
Rumah Sakit Umum MATERNA
JLN. TEUKU UMAR NO. 11
TELP. (061) 4514222 FAX. (061) 4155392, MEDAN-20112-INDONESIA
c. Petugas kamar operasi dan anestesi harus melakukan sign in, time out dan sign out
dan penandaan pada organ/ sisi yang akan dioperasi.
d. Pelaksanaan Sign In dilakukan sebelum tindakan induksi dan tim dinyatakan siap,
dipimpin oleh dokter anestesi minimal dihadiri oleh dokter anestesi dan perawat.
e. Pelaksanaan Time Out dilakukan sebelum insisi area operasi, dipimpin oleh dokter
operator, dilakukan di kamar operasi, dihadiri oleh tim bedah.
f. Pelaksanaan Sign Out dilakukan sebelum tindakan penutupan luka operasi,
dipimpin oleh dokter operator, dilakukan di kamar operasi, dihadiri oleh tim
bedah.
5. Mengurangi risiko infeksi akibat perawatan kesehatan
Mengurangi risiko infeksi akibat perawatan kesehatan dengan cara melakukan hand
hygiene dengan cara hand-wash dan atau hand-rub pada enam area tangan dengan
menerapkan 5 (five) moments for hand-hygiene.
6. Mengurangi risiko cedera pasien akibat terjatuh :
a. Pengkajian risiko jatuh untuk dewasa menggunakan skala Morse.
b. Pengkajian risiko jatuh untuk anak-anak menggunakan skala Humpty Dumpty.
c. Pengkajian dilakukan secara berkesinambungan dengan mulai pasien masuk
sampai dengan pulang atau keluar rumah sakit disesuaikan dengan kondisi pasien.
d. Lakukan implementasi bila pasien beresiko jatuh.
e. Pemasangan gelang berwarna kuning untuk semua pasien anak-anak, pasien
dewasa yang beresiko jatuh sedang dan tinggi di ruang rawat inap.
f. Gelang risiko jatuh dibuka jika skor pada pasien risiko jatuh berkurang dan atau
hasil skoring rendah.
g. Mendukung pengurangan secara berkelanjutan terhadap pasien risiko jatuh di
rumah.
Ditetapkan di Medan
Pada tanggal 13 Januari 2015
Dr. Richard Sutanto, Aifk.MHA
Direktur RSU Materna
Download