Uploaded by Harry Bombob

2. PAPARAN SUMUT APIP CEGAH KORUPSI 6 SEPT 2019 (2)

advertisement
PENINGKATAN
KOMPETENSI
APIP CEGAH
KORUPSI
Disampaikan Oleh :
DR. ELFIN ELYAS, M.SI
INSPEKTUR III
EVALUASI PENCEGAHAN KORUPSI
BPK
FOKUS YG SAMA
AREA PENCEGAHAN
APAKAH STRANAS PK MEMEILIKI
GERAKAN DAN KESUNGGUHAN YG
SEIRAMA ?


APAKAH STRANAS PK SUNGGUH
FOKUS?
POLITIS
(VARIETIES OF
PARTISIPASI
MASYARAKAT
GERAKAN YG
SAMA DALAM
PENCEGAHAN
PELAYANAN PUBLIK
TATA KELOLA
KEPUASAN
MASYARAKAT
CPI
DEMOCRACY PROJECT)
DUKUNGAN EKSTERNAL
NARASI
ETIK
WAS APIP
APAKAH KPK BEKERJA SENDIRI TANPA PERLU
DUKUNGAN EKSTERNAL?

APA PENGAWASAN MASYARAKAT HARUS
DIKUATKAN KARENA PALING DEKAT DENGAN
MASALAH
APAKAH
PENGAWASAN APIP
LEBIH KPD
AKUNTABILITAS
PENGELOLAAN
KEUANGAN, BELUM
MENYENTUH KINERJA
DAN INTEGRITAS?


Stranas Pencegahan Korupsi di Daerah
5
DIM ENSI
KLASTER
DIMENSI
Risiko Korupsi
Potensi Korupsi
Dampak Korupsi
Partisipasi
Masyarakat Sipil
Akses Masyarakat
Kapasitas Masyarakat
Dampak
Antikorupsi
Program Antikorupsi
Capaian Program
Antikorupsi
Terdapat tiga klaster
yang terdiri dari
enam dimensi dalam
alat monitoring
Stranas Pencegahan Korupsi di Daerah
2
RISIKO KORUPSI
KEUANGAN
NEGARA
PENEGAKAN
HUKUM DAN
REFORMASI
BIROKRASI
3.83
4
3.98
3.9
3.66
3.9
1.85
1.91
1.7
2.41
0.85
2.91
2.47
3
2.13
3.13
PERIZINAN
DAN TATA
NIAGA
KLASTER
DIMENSI
Risiko Korupsi
Potensi Korupsi
Dampak Korupsi
Partisipasi
Masyarakat Sipil
Akses Masyarakat Sipil
Kapasitas Masyarakat Sipil
Dampak Antikorupsi
Program Antikorupsi
2
Capaian Program Antikorupsi 3
Rerata
2.77
2.86
2.76
Potensi Korupsi
Dampak Korupsi
3.83
Perizinan
dan Tata
Niaga
4.00
Perizinan
dan Tata
Niaga
3.98
Keuangan
Negara
3.90
Keuangan
Negara
Sangat Tinggi
Cenderung Tinggi
3.66
Penegakan
Hukum
Dan RB
Cenderung Rendah
3.90
Penegakan
Hukum
Dan RB
Sangat Rendah
Tidak Ada
Dari tabel di atas diketahui bahwa risiko korupsi pada fokus perizinan dan tata niaga (3.83) paling tinggi dibandingkan
dengan risiko korupsi pada fokus keuangan negara (3.98) serta fokus penegakan hukum dan reformasi birokrasi
(3.66). Hal ini berarti bahwa potensi dan dampak korupsi pada fokus perizinan dan tata niaga dianggap penting untuk
diperbaiki.
Stranas Pencegahan Korupsi di Daerah
3
PARTISIPASI
MASYARAKAT SIPIL
Sangat Tinggi
Cenderung Tinggi
Cenderung Rendah
Sangat Rendah
Tidak Ada
Akses Masyarakat
1.85
Perizinan
dan Tata
Niaga
1.70
Keuangan
Negara
0.85
Penegakan
Hukum
Dan RB
Kapasitas Masyarakat
1.91
Perizinan
dan Tata
Niaga
2.41
Keuangan
Negara
2.91
Penegakan
Hukum
Dan RB
• Dalam hal partisipasi masyarakat sipil, akses
masyarakat sipil paling rendah pada sektor
penegakan hukum dan reformasi birokrasi (0.85).
Sedangkan akses masyarakat pada sektor perizinan
dan tata niaga serta keuangan negara relatif lebih
baik. Masing-masing pada rerata 1.85 dan 1.70 poin.
• Berbanding terbalik dengan akses masyarakat sipil,
pada sisi kapasitas masyarakat sipil, pada fokus
penegakan hukum dan reformasi birokrasi, menurut
masyarakat sipil mempunyai rerata tertinggi (2.91).
Lebih baik dibandingkan pada fokus keuangan
negara (2.41) serta perizinan dan tata niaga (1.91).
Monitoring dan Evaluasi Stranas
Pencegahan Korupsi di Daerah
4
DAMPAK
ANTIKORUPSI
Sangat Tinggi
Cenderung Tinggi
Cenderung Rendah
Sangat Rendah
Tidak Ada
Program Antikorupsi
Capaian Program Antikorupsi
Perizinan
danTata
Niaga
3.00
2.47
Keuangan
Negara
3.00
Keuangan
Negara
2.13
Penegakan
Hukum
Dan RB
3.13
Penegakan
Hukum
Dan RB
2.00
Perizinan
dan Tata
Niaga
Dalam klaster dampak antikorupsi, capaian program
antikorupsi pada fokus penegakan hukum dan reformasi
birokrasi memperoleh rerata paling tinggi (3.13). Hal ini
berarti capaian program antikorupsi layak mendapat
apresiasi. Di mana masyarakat merasakan capaian
program antikorupsi bisa sangat optimal jika masyarakat
merasakan dampaknya langsung.
INDEKS PERSEPSI KORUPSI INDONESIA
SKOR DAN PERINGKAT IPK INDONESIA TAHUN 2018
Source Data ICP 2017
Sumber: Transparency International Indonesia: 2018
POTRET HASIL PENGAWASAN UMUM PEMDA
INSPEKTORAT JENDERAL 2017 - 2018
Perencanaan &
Penganggaran
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Tidak transparan;
Tidak selaras antara dokumen perencanaan dan dokumen anggaran;
Tahap penyusunan tidak semuanya dilalu dengan baik;
Besaran anggaran belum sesuai standar biaya;
Proses pembahasan dengan DPRD tidak sesuai dengan ketentuan;
Pokok pokok pikiran DPRD tidak sejalan dengan RKPD;
Pemecahan paket pada penetapan dokumen anggaran; dan
Tidak akuratnya RKPD-RPJMD, Renja RKPD-RKPD, KuA PPAS-RKPD
dan RKA SKPD
Pajak dan Retribusi
1.
2.
3.
4.
Penurunan nilai potensi pendapatan daerah;
Pencatatan realisasi penerimaan tidak transparan;
Bagi hasil pajak daerah yang tidak terdistribusi dengan baik;
Manipulasi data wajib pajak.
Perjalanan Dinas
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Melebihi Standar Biaya;
Fiktif;
Tidak didukung bukti;
Peruntukan yang tidak tepat;
Pemborosan; dan
Hasil perjalanan dinas yang tidak bermanfaat.
Pembagian Urusan
Pemerintahan
1. Telah diserahkan dokumen sarana dan prasarana, belum seluruhnya dilakukan
verifikasi.
2. telah diverifikasi, belum seluruhnya dicatat dalam neraca provinsi
Hibah dan Bansos
1. Penerima hibah tidak diuraikan terinci dalam RKA PPKD dan lampiran
APBD III/IV
2. Penerima hibah tidak melalui tim verifikasi
3. Tidak mendapatkan pertimbangan TAPD
4. Penerima hibah berulang
5. Tidak didukung oleh NPHD
Pengadaan Barang & Jasa
6. Tanpa usulan proposal
1. Perencanaan:
7. Tidak membuat laporan pertanggung jawaban
 HPS tidak akurat
 Tidak sesuai dengan kebutuhan rill
 Spesifikasi diarahkan pada rekanan tertentu
 Mark up
2.
Pemilihan:
Perizinan
 Sistem evaluasi tidak akurat
1. Belum adanya peta tunggal;
 Benturan kepentingan
2. Tumpang tindih ijin/wewenang;
3. Pelaksanaan:
3. Ijin tidak sesuai ketentuan;
 Fiktif
4. Proses izin yang Panjang;
 Tanpa jaminan pelaksanaan
5. Perusahaan tidak memiliki NPWP;
 Aset tidak dapat dimanfaatkan
6. 4000 izin tidak Cear and Clean; dan
7. Pengusahan tidak membayar jaminan finansial.
POTRET PERILAKU KORUPSI DI INDONESIA
Kasus Korupsi Seluruh Indonesia s.d Tahun 2019
JUMLAH KORUPTOR
SWASTA
BIROKRAT
DPRD
KDH
26 %
44%
19%
3%
Sebagian besar (82%) kasus korupsi merupakan kasus dengan nilai biaya korupsi di atas 100 juta. Kasus korupsi
terbanyak (40%) merupakan kasus korupsi dengan biaya korupsi sedang, antara 100 juta hingga 1 milyar.
Sebagian besar (44%) terpidana kasus korupsi berasal dari PNS. Terpidana terbanyak kedua adalah dari swasta (26%)
Sebagian kecil terpidana berasal dari lembaga independen (2%) dan kepala daerah (3%).
RENDAHNYA
KEPERCAYAAN
PUBLIK
INTERNASIONAL
RENDAHNYA
INVESTASI
BURUKNYA
PEMBANGUNAN
DAERAH
LEMAHNYA
PERGERAKAN
EKONOMI RILL
BURUKNYA
INFRASTRUKTUR
DAN PELAYANAN
PUBLIK
TINGGINYA
MASALAH SOSIAL/
PENGANG GURAN
TINGGINYA
KRIMINALITAS/
KEJAHATAN
CAPAIAN
AKSI AKSI
PENCEGAHAN
KORUPSI
CAPAIAN
PENCEGAHAN
PEMDA
TRIWULAN
II (B-06)
KORUPSI
PEMDA
TRIWULAN
II (B-06)
SUMATERA
SUMATERAUTARA
UTARA
48%
100%
50%
PROVINSI SUMATERA UTARA
50%
KAB. TAPANULI TENGAH
KAB LANGKAT
KAB. DELI SERDANG
50%
KAB. TAPANULI UTARA
KAB. ASAHAN
100%
100%
KAB. TAPANULI SELATAN
100%
KAB. NIAS
KAB. KARO
50%
INSPEKTORAT JENDERAL KEMENDAGRI, 2019
KAB. SIMALUNGUN
100%
CAPAIAN
AKSI AKSI
PENCEGAHAN
KORUPSI
CAPAIAN
PENCEGAHAN
PEMDA
TRIWULAN
II (B-06)
KORUPSI
PEMDA
TRIWULAN
II (B-06)
SUMATERA
SUMATERAUTARA
UTARA
0%
KAB. MANDAILING NATAL
100%
50%
KAB. LABUHAN BATU
100%
KAB. TOBA SAMOSIR
1%
25%
KAB NIAS SELATAN
KAB. HUMBANG HASUDUTAN
100%
KAB. SAMOSIR
100%
KAB. DAIRI
KAB. SERDANG BEDAGAI
100%
KAB. PHAKPAK BARAT
INSPEKTORAT JENDERAL KEMENDAGRI, 2019
KAB. PADANG LAWAS UTARA
0%
CAPAIAN AKSI PENCEGAHAN
KORUPSI PEMDA TRIWULAN II (B-06)
SUMATERA UTARA
KAB LABUHAN
BATU SELATAN
KAB. LABUHAN
BATU UTARA
25%
KOTA SIBOLGA
50%
KOTA TANJUNG BALAI
100%
100%
100%
KOTA BINJAI
100%
KOTA TEBING TINGGI
KAB. NIAS UTARA
0%
50%
KOTA PADANG
SIDIMPUAN
KAB NIAS BARAT
100%
100%
KOTA GUNUNG SITOLI
KOTA MEDAN
KOTA PEMATANG
SIANTAR
25%
KAB PADANG
LAWAS
0%
48%
KAB BATUBARA
INSPEKTORAT JENDERAL KEMENDAGRI, 2019
100%
PERSONAL
SISTEMIK
www.comany.com
POSISI STRATEGIS APIP
Peran Strategis APIP di atur dalam Regulasi
UU No 23 Tahun 2014 dan UU No 30 Tahun
2014
UU NO 30/2014 Pasal
20 :
4
3
UU 23/2014 PASAL 379380
2
PASAL 385 UU 23/2014
1
PP 12 /2017
Kewajiban APIP untuk
melakukan pemeriksaan atas
dugaan penyimpangan yang
disampaikan masyarakat.
Pengawasan Akutanbilitas Keuangan
Desa
www.comany.com
Kepala Daerah dalam
melaksanakan binwas terhadap
Perangkat Daerah dibantu oleh
Inspektorat Daerah
Pengawasan
terhadap larangan
penyalahgunaan
wewenang
dilakukan oleh
APIP
FUNGSI KOMPETENSI APIP
DALAM PENCEGAHAN KORUPSI
Sistem Pengendalian
Memberikan Keyakinan Yang Memadai
Atas Ketaatan, Kehematan, Efisiensi dan
Efektivitas
Manajemen Resiko
Peringatan Dini dan
Meningkatkan Efektifitas
Manajemen Resiko
www.comany.com
Tata Kelola
Memelihara Kualitas Tatakelola
Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi
Deteksi Awal Fraud
KOMPETENSI APIP
SEBAGAI DETEKSI
DINI
• Terdapat dua faktor yang
menyebabkan belum optimalnya
fungsi APIP pada sektor publik,
yaitu kematangan organisasi
APIP, dan transformasi peran
APIP.
• Kedua faktor tersebut perlu
segera dibenahi dengan
dilandasi komitmen manajemen
dan pemangku kepentingan lain
dalam mengikatkan dirinya pada
organisasi dan bersedia untuk
mewujudkan visi, misi, dan
tujuan organisasi termasuk
mengembangkan fungsi audit
internal yang efektif
Resiko Fungsi
Manajemen APIP
Insert your great subtitle here
Analyze
Analyze
Analyze
www.comany.com
KOMPETENSI APIP SEBAGAI BENTENG AKUNTABILITAS
Lapisan benteng akuntabilitas yang paling dekat
Dengan permasalahan dan resiko merupaka pilihan terbaik
APARAT PENEGAK HUKUM
APH
5
Kepolisian, Kejaksaan dan Pengadilan
EXTERNAL AUDITOR
BPK
4
Badan Pemeriksa Keuangan Negara .
INTERNAL AUDITOR
Independent & Objective Assurance
(Internal Auditor)
APIP
3
.
SPIP
2
1
SPIP
MANAGEMENT OVERSIGHT
Risk Seeker Atau atasan yang
mengamati/mengawasi resiko
MANAJEMEN RISIKO DAN INTERNAL CONTROLontrol
Risk Owner atau Pemilik Resiko
Dimodifikasi dari Sumber:
• Three Lines of Defence, Institute of Internal Auditors
• www.comany.com
Four Lines of Defence, Association of Chartered Certified Accountants, UK
LEVEL KAPABILITAS APIP - IACM
INTERNAL AUDIT CAPABILITY MODEL
LEVEL 4 MANAGED
APIP mampu memberikan assurance secara keseluruhan
atas tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern
LEVEL 5 OPTIMIZING
.
APIP menjadi agen perubahan
LEVEL 3 INTEGRATED
TAPIP mampu menilai efisiensi, efektivitas, ekonomis, memberikan
.
konsultasi pada tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern
Ada dimana
KOMPETENSI kita
LEVEL 2 INFRASTRUKTUR
APIP mampu memberikan keyakinan yang memadai
?
proses sesuai dengan peraturan, mampu mendeteksi
terjadinya korupsi
LEVEL 1 INITIAL
05
04
03
02
01
APIP belum dapat memberikan
jaminan atas proses tata kelola sesuai
peraturan dan mencegah korupsi
.
ENAM ELEMEN YAITU :
1. PERAN DAN LAYANAN APIP (SERVICES
AND ROLE OF INTERNAL AUDITING)
2. PENGELOLAAN
SDM
(PEOPLE
MANAGEMENT)
3. PRAKTIK PROFESIONAL (PROFESSIONAL
PRACTICES)
4. AKUNTABILITAS
DAN
MANAJEMEN
KINERJA (PERFORMANCE MANAGEMENT
AND ACCOUNTABILITY)
5. BUDAYA DAN HUBUNGAN ORGANISASI
(ORGANIZATIONAL RELATIONSHIP AND
CULTURE)
6. STRUKTUR TATA KELOLA (GOVERNANCE
STRUCTURES);
MATURITY LEVEL vs AUDIT APPROACH
LEVEL
ENABLED
MANAGED
CONTROL
MONITORING
Risiko Teridentifikasi & Dinlai, Reviu Risiko
teratur, Respon sesuai kelola risiko.
Manajemen monitor respon secara tepat, dan
menjamin efektivitas Manajemen Risiko.
Risiko Teridentifikasi & Dinlai, Reviu Risiko
teratur, Respon sesuai kelola risiko.
Manajemen monitor respon secara tepat, dan
hanya sebagian menjamin efektivitas MR.
AUDIT APPROACH
ASSURANCE
CONSULTANCY
DEFINED
Sebagian besar Risiko Teridentifikasi & Dinlai,
Reviu Risiko teratur, Respon sesuai kelola
risiko.
Sedikit Manajemen monitor Respon secara
tepat.
AWARE
Pengendalian ada namun tidak terkait Risiko
Kurang monitor Respon
NAÏVE
Pengendalian tidak ada atau tidak lengkap
Monitoring sangat lemah atau tidak ada
•MANAJEMEN RISIKO
•RISK FACTOR
KEBIJAKAN
PENGAWASAN
Identifikasi permasalahan dan solusi
Permendagri 35/2018- Kebijakan Pengawasan
Beberapa Fokus Penekanan Pengawasan Pemda
PASAL 1 DAN 2
Definisi Operasional dan
Ruang Lingkup
PASAL 2 DAN 4
PASAL 5 DAN 6
Tema APIP mencegah korupsi dan
lampiran
Pendanaan APBN dan APBD/ GWPP
dan {eargkat daerah

33
KEG
WAS
33 Kegiatan Pengawasan
1. Kapasitas APIP (3)
2. Asistensi (5)
3. Reviu (8)
4. Monev (15)
5. Pemeriksaan (2)

SASARAN WAS
1.
Pengawasan Umum
(6)
Teknis (2)
2.
FOKUS
WAS
Fokus Pengawasan
A. WAS UMUM
1.Perencanaan
&
Anggaran(5)
2.Pajak & Retribusi (4)
3.Hibah & Bansos (3)
4.PBJ (3)
5.Perizinan (3)
6.Perjalanan Dinas (3)
B. Teknis

32 urusan concurrent +
Urusan PUM.
Binwas
KDH
kepada Perangkat
Daerah (6)
PENINGKATAN KAPASITAS - APIP
DILAKSANAKAN UNTUK MAMPU MENGAWAL DINAMIKA KEBUTUHAN PEMERINTAHAN DAERAH
BIMTEK INVESTIGATIVE
40%
PENGADAAN BARANG DAN JASA
BIMTEK PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN RESIKO
BIMTEK LAINNYA
50%
70%
50%
ASISTENSI - PENDAMPINGAN
Memastikan Program Tertentu Berjalan dengan baik
OPTION 01
1
Penyusunan Dokumen Perencanaan
Dan Anggaran
Pendampingan dalam setiap tahapan reviu APBD.
OPTION 01
2
Pengadaan Barang dan Jasa
3
Pengawalan Pengamanan
Pemerintahan dan Pembangunan
Daerah
OPTION 01
OPTION 01
Perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban.
Hal hal yang menjadi perhatian khusus kegiatan pemerintahan secara nasional.
OPTION 01
KEY POINT
4
Operasional Saber Pungli
5
Kegiatan Asistensi lainnya
This is a sample text. You simply add your own text and description here. This text is
fully editable. It can be replaced with your own style.
Reviu - 2019
Limited Assurance-Jaminan Memadai
REVIU RPJMD/RKPD
This is a sample text. You simply add your own text
and description here.
REVIU PENYERAPAN
PENGADAAN BARANG
This is a sample text. You simply add your own text
and description here.
REVIU RKASKPD
This is a sample text. You simply add your own text
and description here.
REVIU LAP KEUANGAN
PEMERINTAH DAERAH
This is a sample text. You simply add your own text
and description here.
REVIU LAP KINERJA
This is a sample text. You simply add your own text
and description here.
REVIU PENYERAPAN
ANGGARAN
This is a sample text. You simply add your own text
and description here.
INSPEKTORAT JENDERAL
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
KEGIATAN PENGAWASAN GAR PEMDA
4. Monitoring dan Evaluasi
• Tindak lanjut hasil
pemeriksaan Badan
Pemeriksa Keuangan;
• Tindak lanjut hasil
pemeriksaan APIP;
• Dana desa
• Dana Bantuan Operasional
Sekolah
• Aksi pencegahan korupsi
evaluasi SPIP
• Penilaian mandiri reformasi
birokrasi
• Penanganan laporan
gratifikasi
• Penanganan Whistle Blower
System
• Penanganan benturan
kepentingan
• Penilaian internal zona
integritas
• verifikasi LHKPN/LHKASN
• verifikasi pelaporan
Rencana Aksi Pencegahan
dan Pemberantasan Korupsi
• Penyelenggaraan
pemerintahan daerah
• Perencanaan dan
pengganggaran responsif
gender;
• Pelayanan publik
INSPEKTORAT JENDERAL
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
KEGIATAN PENGAWASAN GAR PEMDA
5. Pemeriksan
RIK
• Pemeriksaan kinerja
RIK
• Pemeriksaan dengan Tujuan
Tertentu
INSPEKTORAT JENDERAL
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
FOKUS PENGAWASAN UMUM
A. PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN DAERAH
1. Implementasi e-planning dan e-budgeting;
2. ketaatan perencanaan kebijakan
Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (konsistensi dan ketepatan waktu);
3. capaian target Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
4. Transparansi
(Sistem
Informasi
keuangan
dan
pembangunan Daerah); dan
5. Ketepatan waktu tahapan dan penetapan peraturan
daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah.
B. PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH
1.
2.
3.
4.
Penetapan target pendapatan dari pajak dan retribusi;
Bagi hasil pajak daerah;
Capaian target, pemberian insentif kepada instansi pemungut; dan
Sumbangan pihak ketiga
D. PENGADAAN BARANG DAN JASA
1. Perencanaan pengadaan barang dan jasa;
2. Implementasi e-procurment dan e-katalog;
3. Kelembagaan Unit Layanan Pengadaan
(ULP).
E. PERIZINAN DAN NON PERIZINAN SEKTOR MINERAL DAN
BATU BARA, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN
1. Inventarisasi izin yang dikeluarkan;
2. Pemenuhan persyaratan pemberian izin
(kesesuaian dengan tata ruang, analisis
dampak lingkungan, analisis dampak lalu
lintas, keputusan izin lingkungan, dan
SOP); dan
3. Kewajiban pemegang izin (jaminan
finansial: pelaksanaan, reklamasi, pasca
tambang dan penutupan tambang).
F. PERJALANAN DINAS
1.
Tertib administrasi dan
pertanggungjawaban perjalanan dinas ke
C. HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL
luar negeri kepala daerah, wakil kepala
daerah dan anggota DPRD;
1. Penerapan sistem aplikasi e-budgeting dan sistem aplikasi e-reporting;
2. Rasio anggaran perjalanan dinas terhadap
2. Verifikasi dan penetapan penerima hibah dan bantuan sosial;
APBD; dan
3. Standar Operasional Prosedur (SOP) pengelolaan hibah dan bantuan
3. Analisis kewajaran standar biaya satuan
sosial; dan
perjalanan dinas
4. Pertanggungjawaban dana hibah dan bantuan sosial.
INDIKATOR KINERJA
“APIP BEKERJA MENCEGAH KORUPSI”
Sasaran
Perencanaan &
Anggaran
Fokus
Peran APIP
Indikator 2019
Implementasi e-planning & ebudgeting
Monitoring
e-planning & e-budgeting
efektif
Konsistensi dan ketepatan waktu
Reviu
Monitoring
RPJMD – RKPD – KUA PPAS –
RKA - APBD konsisten
Capaian target
Monitoring
Audit
Konsisten target dan realisasi
Transparansi
Monitoring
Terpublikasi SIKPD
Ketepatan waktu penetapan APBD
Monitoring
Reviu
APBD tepat waktu
INDIKATOR KINERJA
“APIP BEKERJA MENCEGAH KORUPSI”
Sasaran
Pajak &
Retribusi
Fokus
Peran
APIP
Indikator 2019
Penetapan target
Reviu
Perhitungan target
pajak realistis
Capaian target &
Pemberian insentif
Monitorin
g
Target tercapai
Sumbangan pihak ke
tiga
Audit
Sumbangan
memiliki dasar
hukum
Pajak & Retribusi
Daerah
INDIKATOR KINERJA
“APIP BEKERJA MENCEGAH KORUPSI”
Sasaran
Hibah & Bansos
HIBAH &
BANSOS
PBJ
Fokus
Peran APIP
Indikator 2019
Verifikasi penetapan penerima
Reviu
Tidak ada penerima fiktif dan
tidak tepat sasaran
SOP
Evaluasi
SOP Handal
Pertanggungjawaban
Audit
Tidak ada realisasi fiktif
Perencanaan pengadaan
Reviu
BMD sesuai kebutuhan bukan
keinginan
e-proc dan e-katalog
Evaluasi
Terdapat katalog lokal
Kelembagaan ULP
Evaluasi
ULP mandiri dan jafung
pengadaan
PENGADAAN
BARANG & JASA
INDIKATOR KINERJA
“APIP BEKERJA MENCEGAH KORUPSI”
Sasaran
Perizinan Minerba,
kebun dan hutan
Fokus
Peran APIP
Indikator 2019
Inventariasi izin
Audit
Tersedia jumlah izin yang
dikeluarkan
Pemenuhan syarat izin
Audit
Seluruh izin clean and clear
Kewajiban pemegang izin
Audit
Pemegang izin melaksanakan
kewajiban jaminan finansial,
pelaksanaan, reklamasi, pasca
dan penutupan tambang
INDIKATOR KINERJA
“APIP BEKERJA MENCEGAH KORUPSI”
Sasaran
Perjalanan Dinas
Fokus
Tertib administrasi dan
Peran APIP
Audit
KDH ke luar negeri dengan
izin dan menyampaikan
laporan
Rasio anggaran perjadin
dengan APBD
Reviu
Trend cenderung menerun
Anbalisis kewajaran standar
harga
Audit
Standar Harga disusun
secara realistis dan
kebutuhan
pertanggung-jawaban dinas
LN
Perjalanan Dinas
FIKTIF
Indikator 2019
KOMPETENSI APIP DALAM PENENTUAN RESIKO (PROFILING RISK REGISTER)
KOMPETENSI APIP DALAM PENENTUAN RESIKO (PROFILING RISK REGISTER)
KOMPETENSI APIP DALAM PENENTUAN RESIKO (PROFILING RISK REGISTER)
KOMPETENSI APIP DALAM PENENTUAN RESIKO (PROFILING RISK REGISTER)
KOMPETENSI APIP DALAM PENENTUAN RESIKO (PROFILING RISK REGISTER)
KOMPETENSI APIP DALAM PENENTUAN RESIKO (PROFILING RISK REGISTER)
ARAH KEBIJAKAN PENGAWASAN UMUM 2020
KDH & DPRD
Kebijakan Hak Keuangan KDH dan DPRD
Kewajiban, Larangan dan pelanggaran Administratif KDH/DPRD
PELAYANAN PUBLIK
Kebijakan Standar Pelayanan
Online Single Submition (OSS)
Kepatuhan tindak lanjut rekomendasi Ombudsman
PEMBANGUNAN
Pelaksanaan e-planning & e-budgeting
Konsistensi capaian indikator pembangunan
Pelaksanaan One Map Policy
PEMBAGIAN URUSAN
Penyelesaian peralihan aset P3D
Ketaatan pelaksaan urusan sesuai kewenangannya
KELEMBAGAAN
Evaluasi Kelembagaan PD (Permendagri 99/2018)
Kinerja UKPBJ
URUSAN
PEMERINTAHAN
DAERAH
KERJA SAMA
Pelaksanaan Kerja sama Pihak III dan Asing
Pelaksanaan kerja sama Wajib dan Sukarela
KEPEGAWAIAN
Kebijakan Sistem Seleksi jabatan
Kecukupan Formasi Jafung P2UPD dan Pol PP
Pemberhentian Tidak Dengan Hormat karena Pidana
Kebijakan Dilat ASN minimal 20 jam/tahun
KEUANGAN
Tindak Lanjut Hasil Evaluasi MDN atas RAPBD
KEBIJAKAN
Transaksi Non Tunai
Kepatuhan Tinjut evaluasi MDN
Pembayaran Hutang Pihak III
Capaian Propem Perda
Optimalisasi pajak & Retribusi
Perencanaan Hibah & Bansos
TERIMA KASIH
Download