1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam ilmu antropologi, kebudayaan merupakan keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat. Manusia menjadikan kebudayaan milik diri mereka dengan cara belajar. Hal tersebut berarti hampir seluruh tindakan manusia adalah kebudayaan. 1 Setiap masyarakat dipastikan membuat kebudayaannya masingmasing yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan mereka. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Kebudayaan pun meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran masyarakatnya. Dalam hal ini, kebudayaan dibuat untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat. Karena itu terkadang dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan dapat dianggap abstrak. Perwujudan kebudayaan pun bisa berupa benda-benda ciptaan manusia sebagai makhluk yang berbudaya. Bisa berupa perilaku ataupun benda-benda bersifat anyata, seperti pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni dan lain-lain. 1 Salah satu faktor yang menentukan kondisi kesehatan masyarakat adalah perilaku kesehatan masyarakat itu sendiri. Dimana proses terbentuknya perilaku ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah faktor sosial budaya, bila faktor tersebut telah tertanam dan terinternalisasi dalam kehidupan dan kegiatan masayarakat ada kecenderungan untuk merubah perilaku yang telah terbentuk tersebut sulit untuk dilakukan. Untuk itu, untuk mengatasi dan memahami suatu masalah kesehatan diperlukan pengetahuan yang memadai mengenai budaya dasar dan budaya suatu daerah. Sehingga dalam mensosialisasikan kesehatan pada masyarakat luas dapat lebih terarah yang implikasinya adalah naiknya derajat kesehatan masyarakat. 1,2 2 Hubungan antara budaya dan kesehatan sangatlah erat hubungannya, sebagai salah satu contoh suatu masyarakat desa yang sederhana dapat bertahan dengan cara pengobatan tertentu sesuai dengan tradisi mereka. Kebudayaan atau kultur dapat membentuk kebiasaan dan respons terhadap kesehatan dan penyakit dalam segala masyarakat tanpa memandang tingkatannya. Karena itulah penting bagi tenaga kesehatan untuk tidak hanya mempromosikan kesehatan, tapi juga membuat mereka mengerti tentang proses terjadinya suatu penyakit dan bagaimana meluruskan keyakinan atau budaya yang dianut hubungannya dengan kesehatan.1 Budaya dan suku bangsa yang tersebar diseluruhIndonesia sangat beranekaragam dan telah mewarnai dalam upaya peranan di bidang kesehatan. Banyak faktor dan cara pandang pada setiap macam budaya dan suku bangsa di Indonesia yang merupakan pengetahuan tradisional yang banyak kaitannya dengan perawatan kehamilan. Perawatan kehamilan tradisional ini pasti terdapat dampak, yang dimana dapat berdampak positif dan juga dapat berdampak negatif terhadap kesehatan pada ibu yang sedang hamil.3 Kehamilan merupakan fase kritis dalam kehidupan seorang wanita. Peristiwa ini memiliki dampak pada bagaimana seseorang wanita melewati fase transisi untuk menjadi ibu termasuk kesehatan fisik dan mentalnya dan juga kesejahteraan keluarga secara keseluruhan. Menurut federasi obstetri ginekologi, kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum lalu dilanjutan dengan nidasi atau implantasi.3 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana kepercayaan dan praktek budaya kesehatan masyarakat dalam kehamilan? 3 1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui dan mempelajari tentang kepercayaan dan praktek budaya kesehatan masyarakat dalam kehamilan. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mempertahankan budaya kepecayaan dan praktek budaya kesehatan masyarakat dalam kehamilan. 2. Menegosiasi kepercayaan dan praktek budaya kesehatan masyarakat dalam kehamilan. 3. Merestrukturisasi kepercayaan dan praktek budaya kesehatan masyarakat dalam kehamilan. 1.4 Manfaat 1.4.1 Manfaat bagi institusi dan ilmu pengetahuan Sebagai media pembelajaran dan pustaka mengenai kepercayaan dan praktek budaya kesehatan masyarakat dalam kehamilan. 1.4.2 Manfaat bagi masyarakat Sebagai gambaran dan ilmu tentang kepercayaan dan praktek budaya kesehatan masyarakat dalam kehamilan. 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kehamilan Kehamilan adalah salah satu tugas perkembangan yang didambakan oleh sebagian besar perempuan yang telah memasuki kehidupan berumah tangga. Namun demikian, tidak dapat diingkari bahwa proses untuk menjadi seorang ibu adalah peristiwa yang mendebarkan dan penuh tantangan. Perempuan yang paling berbahagia dengan kehamilannyapun mengalami kekhawatiran, yang antara lain disebabkan oleh keraguan akan kemampuannya melewati berbagai perubahan yang terjadi dalam kurun waktu sembilan bulan dan peran baru sebagai ibu yang akan diterimanya. Kehamilan adalah suatu peristiwa alami dan merupakan mata rantai yang berkesinambung dan terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm. Kehamilan selalu berhubungan dengan perubahan fisiologis yang berakibat pada peningkatan volume cairan dan sel darah merah serta penurunan konsentrasi protein pengikat gizi dalam sirkulasi darah begitu juga dengan penurunan gizi mikro. Ibu hamil juga mengalami suatu krisis maturitas yang dapat menimbulkan stress, tetapi berharga karena wanita tersebut menyiapkan diri untuk memberi perawatan dan mengemban tanggung jawab yang lebih besar. 4 Kehamilan secara umum terbagi dalam periode tiga bulanan atau trimester. Dalam tiap trimesternya, ibu hamil mengalami perubahan yang khas dalam segi fisik maupun psikologis. Secara umum, simptom fisik yang dialami ibu hamil antara lain kelelahan, morning sickness, dan ngidam (food craving), sedangkan perubahan dalam sisi psikologis dan emosi antara lain labilitas mood, insomnia, menurunnya konsentrasi dan meningkatnya responsivitas emosi. 4 5 Di samping itu, dalam tinjauan medis, ada beberapa hal yang dapat meningkatkan resiko keselamatan ibu hamil antara lain kurangnya kesadaran untuk melakukan pemeriksaan kesehatan selama hamil (antenatal care), ketidaktahuan ibu hamil maupun orang-orang terdekat tentang gejala yang menunjukkan bahaya, serta faktor kurang gizi yang menyebabkan anemia. Kekurangan gizi mengakibatkan penurunan status kesehatan secara umum dan daya tahan ibu hamil. Survey Kesehatan Rumah Tangga tahun 1995 jumlah ibu hamil yang menderita anemia masih berada dalam angka 55%. 4 Walaupun di dalamnya terkandung berbagai macam perubahan fisik dan psikologis, kehamilan sesungguhnya adalah peristiwa yang normal. Namun demikian, kehamilan perlu dihadapi secara khusus melalui penyesuaian diri yang tepat agar kondisi psikis maupun kesehatan fisik ibu hamil dan janin dapat terpelihara. 4 Perasaan yang mendua mengenai kehamilan seringkali muncul walaupun kehamilan tersebut adalah kehamilan yang dikehendaki dan sangat diinginkan. Penyesuaian diri secara fisik pada kehamilan pertama berkaitan dengan perubahan yang secara beruntun terjadi dalam periode sembilan bulan. Tiap trimester membawa perubahan pada perkembangan fetus maupun jaringan pendukungnya sehingga perempuan hamil yang bersangkutan juga mengalami perubahan dalam periode tersebut, baik perubahan hormonal, fungsi berbagai organ dalam maupun kenampakan fisik dari luar. 4 Sejak awal kehamilan, sebelum merasakan perubahan fisik, ibu hamil sudah mengalami perubahan psikologis. Sebagai contoh, emosi ibu hamil cenderung berubah dengan cepat, pada suatu saat ia merasa sangat bahagia, namun beberapa saat kemudian ia merasa tertekan. Perubahan emosi tersebut, apabila tidak berlebihan, wajar dialami oleh ibu hamil (Yozardi, 1999). Perubahan psikologis yang terjadi, disamping berkaitan dengan perubahan fisik juga disebabkan oleh peran sosial baru sebagai ibu yang disandang oleh perempuan hamil. Masa kehamilan adalah masa khas 6 dengan berbagai perubahan yang memerlukan penyesuaian diri. Partosuwido (1992) menyatakan penyesuaian diri dapat dilihat dari bermacam-macam bentuk seperti kemampuan mengurangi tekanan dan frustrasi, kemampuan mengembangkan mekanisme psikologis yang sesuai, serta mengembangkan perilaku yang bermanfaat untuk mengatasi tantangan yang dihadapi. 4 a. Tanda dan Gejala Kehamilan Tanda-tanda kehamilan yang dapat diperhatikan menurut (Hutahaean,2013;h.43), yaitu : a) Tanda presumtif/dugaan 1) Amenore 2) Morning sickness 3) Sering BAK 4) Payudara membesar 5) Fitique 6) Perubahan Kulit b) Tanda mungkin 1) Pembesaran abdomen (12 minggu). 2) Tanda piskacek yaitu pertumbuhan rahim tidak sama ke semua arah, tetapi terjadi pertumbuhan yang cepat di daerah implantasi plasenta sehingga bentuk rahim tidak simetris (usia kehimailan 4-6 minggu). 3) Tanda hegar yaitu perubahan pada isthmun uteri yang menybebkan isthmus uteri menjadi lebih panjang dan lunak (usia kehimilan 6 minggu). 4) Tanda doogell yaitu pelunakan warna merah tua atau kebiruan pada vagina akibar peningkatan vaskularisasi (usia 6-8 minggu). 5) Tanda Chadwick yaitu warna merah tua atau kebiruan pada vagina akibat peningkatan vaskularisasai (usia 6-8 minggu). 7 6) Kontraksi Braxton hick yaitu kontaksi uterus yang datangnya sewaktu-waktu, tidak beraturan dan tidak mempunyai irama tertentu (ahir trimester pertama). 7) Tes kehamilan positif (usia 7-10 hari setelah kontsepsi). c) Tanda pasti 1) Adanya denyut jantung janin 2) Adanya pergerakan janin (usia 19 minggu) 3) Visualisasi fetus dalam USG (usia 5-6 minggu). b. Perubahan fisiologis pada kehamilan a) Berat badan 1) Peningkatan berat badan badan sekitar 25% dari sebelum hamil (rata-rata 12,5 kg). 2) Pada trimester II dan III sebanyak 0,5 kg/minggu. 3 3) Pengaruh dari petumbuhan janin, pembesaran organ maternal, penyimpanan lemak dan protein, serat peningkatan volume darah dan cairan interstisial pada maternal. b) Sistem Produksi 1) Uterus Kehamilan merangsang pertumbuhan uterus yang sangat cepat di sebabkan oleh hipertrofi serat-serat otot.Berat uterus meningkat dari 70 g menjadi kira-kira 1100g saat cukup bulan.Volume totalnya rata-rata 5 L. fundus uteri yang sebelumnya terbentuk cembung datar di antara tempat insersi tuba, kini membentuk kubah.Ligamentrum teres uteri kini tampak menyisip ke pertemuan sepertiga atas dan tengah uterus. Tuba uterine memanjang, tetapi ovarium secara keseluruan tampak tidak berubah. 2) Serviks 8 Serviks terdapat tanda-tanda Chadwick, goodell, dan mucus plug. Serviks uteri mengalami hipervaskularisasi dan pelunakan (tanda hegar). Lender serviks meningkat seperti gejala keputihan. 3) Ovarium Fungsi ovarium diambil alih oleh plasenta terutama fungsi produksi progesterone dan ekstrogen pada usia kehamilan 16 minggu. Tidak terjadi kematangan ovum selama kehamilan. 4) Payudara o Payudara menjadi lebih besar, kenyal dan terasa tegang. o Aerola mengalami hiperpgmentasi. o Glandula montgometri makin tampak. o Papilla mamae makin membesar/menonjol. o Pengeluaran ASI belum berlangsung karena prolaktin belum berfungsi. 5) Vulva Vulva mengalami hipervaskularisasi karena pengaruh progesteron dan ekstrogen, berwarna kebiruan (tanda Chadwick). c) Sistem musculoskeletal Pembesaran payudara dan rotasi anterior panggul memungkinkan untuk terjadinya lordosis 1) Ibu sering mengalami nyeri di bagian punggung dan pinggang karena mempertahankan posisi stabil, beban meningkat pada otot punggung dan kolumna vertebrae. 2) Adaptasi musculoskeletal, Pengaruh hormonal, Relaksi persendian karena pengaruh hormone relaksin. Mobilisasi dan pliabilitas (palunakan) meningkat pada sendi sakroiliaka. Sakrokoksigeal dan pelvis untuk persiapan persalinan. 9 d) Sistem endokrin 1) Kelenjar tiroid 2) Kelenjar paratiroid 3) Pancreas 4) Prolaktin hipofisis e) Sistem respirasi Pada ibu hamil kebutuhan oksigen meningkat 15-20% karena diafragma terdorong ke atas, sehingga terjadi pernapasan dangkal (20-24 x/menit) mengakibatkan penurunan kopasitas dada, volume residu, dan kapasitas paru serta terjadi peningkatan volume tidal. Oleh karena itu, sisitem respirasi selama kehamilan dapat mengakibatkan peningkatan inspirasi dan ekspirasi dalam pernapasan, yang secara langsung juga mempengaruhi sampai oksigen (0 2).Ibu hamil bernafas lebih dalam (meningkatkan volume tidal), tetapi frekuensi nafasnya kira-kira dua kali lebih cepat bernapas dalam 1 menit.Peningkatan volume tidal menyebabkan peningkatan volume nafas selama 1 menit sekitar 26.P eningkatan volume nafas 1 menit disebut hiperventilasi kehamilan yang menyebebkan konsentrasi CO2 di alveoli menurun. f) System gastrointestinal Selama masa kehamilan, nafsu makan meningkat, sekresi usus berkurang, fungsi hati berubah, dan absorsi nutrient meningkat.Aktivitas peristaltic (motilitas) menurun, akibatnya bising usus menghilang, sehingga menyebabkan monstipasi, mual, serta muntah. Aliran darah ke panggul dan tekanan vena meningkat, sehingga menyebabkan hemoroid terbentuk pada akhir kehamilan. Pada trimester I sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke plasenta. Suplai darah ke dalam rahim meningkat seiring dengan perkembangan rahim dan memenuhi kebutuhan plasenta 10 yang mulai berfungsi. Pada trimester II, ukuran jantung membesar karena ada peningkatan beban kerja yang disebabkan meningkatnya cardiac output. Jantung juga dapat bergeser ke kanan dan ke kiri serta berputar karena tekanan uterus meningkat yang disebabkan oleh perkembangan uterus. Volume darah meningkat, tetapi tekanan darah cenderung menurun. Sedangkan pada trimester III volume darah semakin meningkat dimana jumlah serum darah lebih besar dari pertumbuhan sel darah sehinggat terjadi pengenceran darah. Hemodilusi mencapai puncaknya pada umur kehamilan 32 minggu, serum darah bertambah sebesar 25-30%. Selama kehamilan, dengan adanya peningkatan volume darah pada hampir semua organ dalam tubuh, terlihat adanya perubahan yang signifikan pada sistem kardiovaskuler. Pada ibu hamil juga terjadi peningkatan aliran darah ke otak, uterus, ginjal, payudara dan kulit. Peningkatan ini artinya sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan fetus. Volume darah merah dan plasma juga meningkat selama kehamilan seiring dengan peningkatan curah jantung. Pembentukan darah merah juga meningkat seiring dengan meningkatnya kebutuhan dasar sebesar 30%-33%. Keadaan ini membutuhkan banyak bahan-bahan pembentukan sel darah merah seperti zat besi, asam folat, dan lainnya pada ibu hamil. Peningkatan kebutuhan ini cenderung mengakibatkan anemia pada ibu hamil, dimana Hb menurun dan juga Hematokrit. Peningkatan volume darah terjadi selama kehamilan mulai pada 10-12 minggu usia kehamilan dan secara progresif sampai dengan usia kehamilan 30-34 minggu. Volume darah meningkat kira-kira 1500ml (primigravida 1250ml, mulitigravida 1500ml, dan kehamilan kembar 2000ml). normalnya terjadi peningkatan 8,5%-9% dari berat badan atau terjadi peningkatan 25%-45% diatas manita tidak hamil. 11 sistem hematologic pada ibu hamil juga mengalami perubahan yang signifikan sebagai upaya untuk memenuhi kecukupan perfusi dengan adanya peningkatan ruang pembuluh darah, untuk melindungi organ-organ ibu dan janin dari efek fostural terhadap tekanan dan aliran darah, serta melindungi ibu terhadap kehilangan darah pada saat persalinan. Jumlah darah yang bersirkulasi meningkat antara 30% - 50% selama kehamilan, dengan rata-rata peningkatan 1,5 liter. Jumlah darah mengalami perubahan pada kira-kira 6 minggu umur kehamilan dan mencapai puncaknya pada minggu ke-30 sampai 34. Volume plasma meningkat rata-rata 50%, yang dimulai pada minggu ke-6 kehamilan. Peningkatan selanjutnya terjadi pada trimester kedua. Volume plasma menetap pada minggu ke-32 sampai 34 kehamilan. Hipervolemia pada kehamilan menyebabkan pengenceran protein plasma dan komponen sel-sel darah. Keadaan ini menyebabkan penurunan kekentalan (viskositas) darah sampai 20%, dan mengakibatkan penurunan tahanan aliran darah. 2.2. Kebudayaan Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal- hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia, dalam bahasa inggris kebudayaan disebut culture yang berasal dari kata latin colere yaitu mengolah atau mengerjakan dapat diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani, kata culture juga kadang sering diterjemahkan sebagai “Kultur” dalam bahasa Indonesia. 5 Hal yang sama juga diungkapkan oleh Kuntjaraningrat bahwa “kebudayaan” berasal dari kata sansekerta buddhayah bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal, sehingga menurutnya kebudayaan dapat diartikan sebagai hal- hal yang bersangkutan dengan budi dan akal, ada juga yang berpendapat sebagai suatu perkembangan dari majemuk budi- daya yang artinya daya dari budi atau kekuatan dari akal-akal . Kuntjaraningrat berpendapat bahwa kebudayaan mempunyai paling sedikit 12 tiga wujud, yaitu pertama sebagai suatu ide, gaagsan, nilai- nilai normanorma peraturan dan sebagainya, kedua sebagai suatu aktifitas kelakuan berpola dari manusia dalam sebuah komunitas masyarakat, ketiga bendabenda hasil karya manusia. 5 Seorang ahli bernama Ralph Linton yang memberikan definisi kebudayaan yang berbeda dengan perngertian kebudayaan dalam kehidupan sehari- hari : “kebudayaan adalah seluruh cara kehidupan dari masyarakat dan tidak hanya mengenai sebagian tata cara hidup saja yang dianggap lebih tinggi dan lebih diinginkan”. Jadi kebudayaan menunjuk pada berbagai aspek kehidupan, istilah ini meliputi cara- cara berlaku, kepercayaan- kepercayaan dan sikap- sikap dan juga hasil dari kegiatan manusia yang khas untuk suatu masyarakat atau kelompok penduduk tertentu. Selain tokoh diatas ada beberapa tokoh antropologi yang mempunyai pendapat berbeda tentang arti dari budaya (Culture). Sementara Selo Soemardjan dan Soeleman Soemardi merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya agar kekuatan serta hasilnya dapat diabadikan untuk keperluan masyarakat. 5 Tylor mendefinisikan kultur sebagai suatu keseluruhan yang kompleks termasuk didalamnya pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum adat dan segala kemampuan dan kebiasaan lain yang diperoleh manusia sebagai seorang anggota masyarakat6 , sedangkan Kroeber dan Kluckhohn merumuskan definisi kultur dengan pola- pola tingkah laku dan pola- pola untuk bertingkah laku, baik yang eksplisit maupun yang implisit yang diperoleh dan diperoleh melalui simbolsimbol yang membentuk pencapaian yang khas dari kelompok- kelompok manusia, termasuk perwujudannya dalam benda- benda materi, Linton menerjemahkan budaya sebagai keseluruhan dari pengetahuan, sikap dan 13 pola perilaku yang memrupakan kebiasaan yang dimiliki dan diwariskan oleh anggota suatu masyarakat tertentu. 5 Salah satu tokoh yang memberikan pandangan tentang kebudayan serta telah jauh memberikan landasan berfikir tentang arti budaya adalah Clifford Geertz, menurutnya kebudayaan adalah suatu sistem makna dan symbol yang disusun dalam pengertian dimana individu- individu mendefinisikan dunianya, menyatakan perasaannya dan memberikan penilaian- penilaiannya, suatu pola makna yang ditransmisikan secara historic, diwujudkan dalam bentuk- bentuk simbolik melalui sarana dimana orang- orang mengkomunikasikan, mengabdikan, dan mengembangkan pengetahuan, karena kebudayaan merupakan suatu sistem simbolik maka haruslah dibaca, diterjemahkan dan diinterpretasikan. 5 Unsur – unsur budaya dari beberapa tokoh antropolog megutarakan pendapatnya tentang unsur-unsur yang terdapat dalam kebudayaan, Bronislaw Malinowski menngatakan ada 4 unsur pokok dalam kebudayaan yang meliputi: a) Sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya. b) Organisasi ekonomi c) Alat- alat dan lembaga atau petugas- petugas untuk pendidikan d) Organisasi kekuatan politik. 5 Sementara itu Melville J. Herkovits mengajukan unsur-unsur kebudayaan yang terangkum dalam empat unsur: a) Alat-alat teknologi b) Sistem Ekonomi c) Keluarga Kekuasaan politik. 5 14 Sementara Kluckhon dalam bukunya yang berjudul Universal Categories of Culture membagi kebudayaan yang ditemukan pada semua bangsa di dunia dari sistem kebudayaan yang sederhana seperti masyarakat pedesaan hingga sistem kebudayaan yang kompleks seperti masyarakat perkotaan. Kluckhon membagi sistem kebudayaan menjadi tujuh unsur kebudayaan universal atau disebut dengan kultural universal. Menurut Koentjaraningrat, istilah universal menunjukkan bahwa unsur-unsur kebudayaan bersifat universal dan dapat ditemukan di dalam kebudayaan semua bangsa yang tersebar di berbagai penjuru dunia. Ketujuh unsur kebudayaan tersebut adalah : a) Sistem Bahasa Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan sosialnya untuk berinteraksi atau berhubungan dengan sesamanya. Dalam ilmu antropologi, studi mengenai bahasa disebut dengan istilah antropologi linguistik. Menurut Keesing, kemampuan manusia dalam membangun tradisi budaya, menciptakan pemahaman tentang fenomena sosial yang diungkapkan secara simbolik, dan mewariskannya kepada generasi penerusnya sangat bergantung pada bahasa. Dengan demikian, bahasa menduduki porsi yang penting dalam analisa kebudayaan manusia. 5 b) Sistem Pengetahuan Sistem pengetahuan dalam kultural universal berkaitan dengan sistem peralatan hidup dan teknologi karena sistem pengetahuan bersifat abstrak dan berwujud di dalam ide manusia. Sistem pengetahuan sangat luas batasannya karena mencakup pengetahuan manusia tentang berbagai unsur yang digunakan dalam kehidupannya. Banyak suku bangsa yang tidak dapat bertahan hidup apabila mereka tidak mengetahui dengan teliti pada musim-musim apa berbagai jenis ikan pindah ke hulu sungai. Selain itu, manusia tidak dapat membuat alat-alat apabila tidak mengetahui dengan teliti ciri ciri bahan mentah yang mereka pakai untuk membuat alat-alat tersebut. Tiap kebudayaan selalu mempunyai suatu himpunan pengetahuan 15 tentang alam, tumbuhtumbuhan, binatang, benda, dan manusia yang ada di sekitarnya. 5 c) Sistem Sosial Unsur budaya berupa sistem kekerabatan dan organisasi sosial merupakan usaha antropologi untuk memahami bagaimana manusia membentuk masyarakat melalui berbagai kelompok sosial. Menurut Koentjaraningrat tiap kelompok masyarakat kehidupannya diatur oleh adat istiadat dan aturan-aturan mengenai berbagai macam kesatuan di dalam lingkungan di mana dia hidup dan bergaul dari hari ke hari. Kesatuan sosial yang paling dekat dan dasar adalah kerabatnya, yaitu keluarga inti yang dekat dan kerabat yang lain. Selanjutnya, manusia akan digolongkan ke dalam tingkatantingkatan lokalitas geografis untuk membentuk organisasi sosial dalam kehidupannya. 5 d) Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan hidupnya sehingga mereka akan selalu membuat peralatan atau benda-benda tersebut. Perhatian awal para antropolog dalam memahami kebudayaan manusia berdasarkan unsur teknologi yang dipakai suatu masyarakat berupa benda-benda yang dijadikan sebagai peralatan hidup dengan bentuk dan teknologi yang masih sederhana. Dengan demikian, bahasan tentang unsur kebudayaan yang termasuk dalam peralatan hidup dan teknologi merupakan bahasan kebudayaan fisik. 5 e) Sistem Mata Pencaharian Hidup Mata pencaharian atau aktivitas ekonomi suatu masyarakat menjadi fokus kajian penting etnografi. Penelitian etnografi mengenai sistem mata pencaharian mengkaji bagaimana cara mata pencaharian suatu kelompok masyarakat atau sistem perekonomian mereka untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. 5 f) Sistem Religi asal mula permasalahan fungsi religi dalam masyarakat adalah adanya pertanyaan mengapa manusia percaya kepada adanya suatu kekuatan gaib atau supranatural yang dianggap lebih tinggi daripada manusia dan mengapa manusia itu melakukan berbagai cara 16 untuk berkomunikasi dan mencari hubungan-hubungan dengan kekuatankekuatan supranatural tersebut. Dalam usaha untuk memecahkan pertanyaan mendasar yang menjadi penyebab lahirnya asal mula religi tersebut, para ilmuwan sosial berasumsi bahwa religi suku-suku bangsa di luar Eropa adalah sisa dari bentukbentuk religi kuno yang dianut oleh seluruh umat manusia pada zaman dahulu ketika kebudayaan mereka masih primitif. 5 g) Kesenian Perhatian ahli antropologi mengenai seni bermula dari penelitian etnografi mengenai aktivitas kesenian suatu masyarakat tradisional. Deskripsi yang dikumpulkan dalam penelitian tersebut berisi mengenai benda-benda atau artefak yang memuat unsur seni, seperti patung, ukiran, dan hiasan. Penulisan etnografi awal tentang unsur seni pada kebudayaan manusia lebih mengarah pada teknikteknik dan proses pembuatan benda seni tersebut. Selain itu, deskripsi etnografi awal tersebut juga meneliti perkembangan seni musik, seni tari, dan seni drama dalam suatu masyarakat. 5 2.3. Kebudayaan di Masyarakat Tentang Kehamilan Berdasarkan kasus tentang kepercayaan dan praktek budaya kesehatan masyarakat dalam kehamilan yang didapatkan adalah sebagai berikut: 1) Dilarang membunuh binatang Masyarakat Indonesia terutama di Jawa dan Minangkabau Sumatra Barat masih sangat menjungjung tinggi kebudayaannya. Oleh karena itu masih saja ada diantaranya mereka yang masih mempercayai mitos bahkan hingga sekarang. Mitos ini biasanya disampaikan dari generasi ke generasi berikutnya. Mitos kehamilan tersebut terdapat berbagai macam nasehat, pantangan atau anjuran pada saat masa kehamilan. Dilarang membunuh binatang ini merupakan salah satu mitos karena dikhawatirkan bayi akan mengalami kecacatan pada tubuh sesuai dengan perlakuan yang ditimpakan binatang tersebut. 2,6 17 Kebiasaan budaya saat kehamilan: Dilarang membunuh binatang karena dikhawatirkan bayi akan mengalami kecacatan pada tubuh sesuai dengan perlakuan yang ditimpakan binatang tersebut.2 Pembahasan segi medis : Cacat bawaan lahir disebut juga congenital malformation, congenital anomalies, birth defects, congenital disorders atau congenital malformations. Menurut WHO (2015), Cacat bawaan lahir (Congenital malformation) didefinisikan sebagai kelainan struktur maupun fungsi (misalnya kelainan metabolisme) pada bayi lahir, yang terjadi selama janin di dalam uterus, dan diidentifikasi pada sebelum lahir, pada saat lahir, maupun di kemudian hari setelah lahir.2 Cacat bawaan lahir disebabkan oleh banyak faktor. Secara umum faktor-faktor tersebut dibagi dua, ialah faktor genetik dan lingkungan: a. Faktor genetik Penyebabnya cacat bawaan lahir antara lain adalah karena faktor resesif autosomal, faktor dominan autosomal, faktor genetik berpaut kromosom X, dan faktor aberasi kromosom. Resiko faktor genetik bisa meningkat karena perkawinan keluarga (consanguinis factors), karena menyebabkan meningkatkan homozigositas alel-alel cacat bawaan.7 b. Faktor lingkungan Penyebabnya cacat bawaan lahir adalah karena infeksi kuman pada janin selama kehamilan, karena rendahnya mutu asupan nutrisi ibu hamil, dan karena ekpos faktor teratogenik yang dialami ibu hamil.7 2) Boleh tidaknya berhubungan seks saat hamil 18 berbagai faktor termasuk factor sosial budaya. Untuk itu pemahaman tentang faktor non medis yang merupakan kearifan budaya masyarakat setempat terkait dengan masalah kesehatan ibu terutama saat masa kehamilan perlu diperhatikan. Budaya masyarakat Di Kabupaten Bantul Provinsi DI Yogyakarta, di yang bertumpu pada sistem nilai budaya merupakan salah satu faktor yang ikut menunjang kesehatan masyarakat terutama kesehatan ibu hamil, sehingga dapat menekan angka kesakitan dan kematian ibu melahirkan dan bayi yang dilahirkan di kabupaten tersebut. Faktor non medis dalam kaitan ini menyangkut berbagai pantangan dan anjuran yang harus dilakukan oleh seorang ibu saat mengandung berlandaskan pada sistem nilai budaya yang masih dipegang kuat dan dianut oleh masyarakat. Sistem nilai budaya terdiri dari konsepsi konsepsi, yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar warga masyarakat, mengenai hal hal yang harus mereka anggap amat bernilai dalam hidup. Tulisan ini merupakan bagian dari hasil penelitian etnografi di di Kabupaten Bantul DIY terkait dengan KIA, dengan penekanan pembahasan pada praktek perawatan kehamilan berdasarkan konsepsi dan nilai nilai budaya masyarakat setempat. 2 Kebiasaan budaya saat kehamilan: Hubungan seksual tidak boleh dilakukan selama kehamilan agar tidak keguguran dan mengganggu perkembangan bayi. Anggapan ini tidak benar karena tidak ada alasan bahwa hubungan seksual mengganggu perkembangan bayi. 8 Penjelasan medis : Anggapan ini juga tidak dapat dibenarkan. Karena, boleh tidaknya hubungan seksual dilakukan selama masa kehamilan lebih ditentukan oleh kondisi kehamilan yang ada serta tentunya menurut hasil konsultasi dengan dokter kandungan atau bidan yang menangani kehamilan.3 Fakta tentang berhubungan seks saat hamil: 19 Jika kehamilan Anda normal, berhubungan seksual saat hamil tidak akan membahayakan. Berikut beberapa faktanya: a. Bayi Anda terlindungi cairan ketuban rahim, sehingga aktivitas seksual tidak akan membahayakannya. Perlindungan ini dibantu dengan otot rahim serta lendir tebal yang menutup mulut rahim untuk menghindarkan infeksi. b. Semua posisi hubungan seksual saat hamil umumnya aman selama Anda merasa nyaman. Anda dapat mencoba menyesuaikan posisi dengan perubahan perut yang kian membesar. c. Umumnya, keguguran tidak diakibatkan hubungan seksual, tapi karena pertumbuhan janin yang tidak normal. d. Seks oral umumnya juga cenderung aman dilakukan di masa kehamilan. Hanya saja, pastikan agar pasangan tidak meniupkan udara ke vagina karena ada sedikit risiko embolisme udara, yaitu udara yang dapat menutup pembuluh darah. Kondisi ini berbahaya bagi Anda dan janin.8 Kondisi yang Perlu Dihindari bila Berhubungan Seks Saat Hamil: Walau umumnya aman, namun ada kondisi yang membuat Anda dan pasangan perlu membatasi, bahkan menghindari hubungan seksual saat hamil, yaitu: a. Hindari hubungan seksual, termasuk seks oral, jika pasangan Anda sedang memiliki penyakit menular berbahaya seperti herpes oral, penyakit menular seksual, ataupun HIV. b. Hindari hubungan seksual jika Anda pernah mengalami perdarahan berat di masa kehamilan. Dalam kondisi ini, hubungan seksual dapat meningkatkan risiko perdarahan berat. c. Hindari hubungan seksual saat ketuban pecah karena dapat meningkatkan risiko infeksi. d. Seks saat hamil juga dianjurkan dibatasi saat Anda mengandung bayi kembar. 20 e. Hindari seks saat leher rahim mulai terbuka lebih cepat. f. Hindari seks jika Anda pernah mengalami persalinan prematur. g. Tunda hubungan seks jika Anda mengalami plasenta previa karena berisiko menyebabkan perdarahan.8 3) Telur Telur merupakan salah satu produk hewani yang berasal dari ternak unggas dan telah dikenal sebagai bahan pangan sumber protein yang bermutu tinggi. Terdapat kebiasaan budaya di daerah Jawa Tengah yaitu dilarang untuk mengkonsumsi telur yang memang berbenturan dengan pola kesehatan yang seharusnya diberikana pada wanita atau ibu yang sedang hamil.Telur sebagai bahan pangan mempunyai banyak kelebihan misalnya, kandungan gizi telur yang tinggi, harganya relatif murah bila dibandingkan dengan bahan sumber protein lainnya. Telur mempunyai cangkang, selaput cangkang, putih telur (albumin) dan kuning telur. Cangkang dan putih telur terpisah oleh selaput membran, kuning telur dan albumin terpisah oleh membran kuning telur. Telur banyak dikonsumsi dan diolah menjadi produk olahan lain karena memiliki kandungan gizi yang cukup lengkap. Kandungan protein pada telur terdapat pada putih telur dan kuning telur. Lapisan kental terdiri atas lapisan kental dalam dan lapisan kental luar dimana lapisan kental dalam hanya 3% dari volume total putih telur dan lapisan kental putih telur mengandung protein dengan karakteristik gel yang berhubungan dengan jumlah ovomucin protein. 9 Kebiasaan budaya saat kehamilan: Di Jawa Tengah, ada kepercayaan bahwa ibu hamil pantang makan telur karena akan mempersulit persalinan. 9 Fakta : Ibu hamil dianjurkan lebih banyak mengonsumsi makanan yang mengandung banyak protein, karena dapat menjadi cadangan energi yang akan digunakan untuk mengejan saat melahirkan. Makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil sekaligus juga akan 21 dikonsumsi oleh janin sehingga perlu menjaga pola makan agar bayi yang dilahirkan tidak lahir berat bayi lahir rendah (BBLR). Pada wanita hamil, terdapat pertumbuhan janin dan jaringan pada wanita terhubung dengan keperluan pertumbuhan janin tersebut. Sehingga wanita hamil memerlukan tambahan kalori di atas keadaan normal biasanya. Menurut penyelidikan dan berbagai pertimbangan, dianjurkan suatu penambahan sekitar 300 kalori untuk wanita hamil, terutama pada triwulan terakhir.9 4) Membawa gunting kecil atau pisau atau benda tajam lainnya dikantung baju Pada masa kehamilan ada banyak ritual yang harus dilakukan yang menandakan bahwa masyarakat di budaya mana pun menganggap kehamilan sebagai peristiwa yang luar biasa, bukan hanya dalam kehidupan wanita hamil itu sendiri tetapi juga suami dan keluarganya. Desa Karangsari yang termasuk wilayah Kecamatan Pakenjeng Kabupaten Garut berada di pesisir Jawa Barat Selatan. Masyarakat di Desa ini, memiliki adat istiadat yang kuat mengenai kesehatan ibu dan anak termasuk budaya pada masa kehamilan, kebiasaan yang dilakukan ibu pada saat hamil di Desa Karangsari, salah satunya yaitu: membawa benda-benda tajam seperti gunting, peniti yang diikatkan pada baju atau pakaian dalam ibu hamil, masyarakat meyakini bahwa hal tersebut untuk menjaga ibu dan bayinya dari gangguan roh jahat dan makhluk halus.1 Sama seperti halnya masyarakat di Desa Karangsari, pada masyarakat Lampung Saibatin di Pekon Sumber Agung berada pada Kecamatan Ngambur Kabupaten Pesisir Barat, Ibu hamil harus selalu memakai tusuk konde (Lampung : cucuk gunjung), terbuat dari besi atau setidak-tidaknya paku, dapat juga peniti yang dicantelkan di baju bagian dada. Maksud dari kesemua ini adalah untuk penangkal makhluk halus yang akan mengganggu wanita yang sedang hamil, faktanya hal ini justru membahayakan apabila benda tajam itu melukai si ibu dan 22 juga tidak boleh berjalan-jalan keluar rumah pada waktu Magrib karena khawatir diganggu oleh roh jahat. 10 Kebiasaan budaya saat kehamilan: Membawa gunting kecil atau pisau atau benda tajam lainnya dikantung baju si ibu agar janin terhindar dari marabahaya.12 Faktanya: hal ini justru membahayakan apabila benda tajam itu melukai si ibu. 12 5) Ibu hamil tidak boleh keluar malam Ibu hamil di Desa Karangsari wilayah Kecamatan Pakenjeng Kabupaten Garut berada di pesisir Jawa Barat Selatan dan masyarakat daerah Minagngkabau Sumatra Barat juga dilarang keluar dan jalanjalan di malam hari karena khawatir diganggu oleh roh jahat. Secara fisik, penerangan di Desa Karangsari pada malam hari memang masih kurang sehingga khawatir ibu terjatuh, terlebih pada musim hujan, jalanan banyak yang licin. Selain itu karena lokasinya yang dekat dengan pantai wisata, di Desa Karangsari juga masih ada preman yang berkeliaran di malam hari sehingga akan sangat berbahaya bagi ibu hamil. 1 Pada masyarakat Minangkabau, mitos pada orang hamil yang dilarang untuk keluar malam nanti diganggu mahluk gaib juga memiliki maksud harapan agar sang ibu hamil tidak suka keluyuran. Kalau terjadi sesuatu akan sangat membahayakan baik terhadap ibu ataupun bayi yang dikandungnya. Seorang ibu hamil harus bisa menjaga kesehatannya dengan banyak beristirahat, bukannya pergi keluyuran apalagi malam-malam, Faktanya secara psikologis, ibu hamil memiliki mental yang sensitif dan mudah takut sehingga pada malam hari tidak dianjurkan bepergian. Secara medis-biologis, ibu hamil tidak dianjurkan keluar malam terlalu lama, apalagi larut malam. Kondisi ibu dan janin bisa terancam karena udara malam kurang bersahabat disebabkan banyak mengendapkan karbondioksida (CO2). 11 Kebiasaan budaya saat kehamilan: 23 karena banyak roh jahat yang akan mengganggu janin Faktanya: secara psikologis, ibu hamil memiliki mental yang sensitif dan mudah takut sehingga pada malam hari tidak dianjurkan bepergian. Secara medis-biologis, ibu hamil tidak dianjurkan keluar malam terlalu lama, apalagi larut malam. Kondisi ibu dan janin bisa terancam karena udaramalam kurang bersahabat disebabkan banyak mengendapkan karbondioksida (CO2).12 6) Bentuk perut ibu hamil menentukan jenis kelamin anak Pada masyarakat Minangkabau, percaya bahwa kehadiran anak laki-laki dan anak perempuan dalam suatu keluarga khususnya di masyarakat Minangkabau memegang arti penting.Tak lengkap rasanya suatu keluarga jika tidak memiliki anak. Salah satu tujuan keluarga adalah untuk mendapatkan keturunan atau jika satu keluarga hanya memiliki anak perempuan saja atau anak laki-laki saja juga dianggap tidak lengkap. Masyarakat Minangkabau memiliki sistem garis keturunan ditarik dari garis ibu dan dikenal dengan istilah matrilineal. Oleh karena itu, kehadiran anak jenis kelamin perempuan sangat didambakan dikarenakan akan meneruskan garis keturunan. Untuk menentukan jenis kelamin anak pada masyarakat Minangkabau dilihat berdasarkan bentuk perut ibu hamil, jika jenis kelamin laki-laki terlihat runcing ke depan sedangkan jenis kelamin perempuan terlihat melebar ke samping. Selain menentukan jenis kelamin berdasarkan perut ibu terdapat tanda-tanda lain yang diperlihatkan oleh ibu hamil terkait jenis kelamin janin dalam kandungan.11 24 Tabel 1. tanda-tanda yang diperlihatkan oleh ibu hamil terkait jenis kelamin janin dalam kandungan.11 Berbagai macam usaha yang dapat dilakukan demi bisa mendapatkan bayi dengan jenis kelamin tertentu.Usaha yang dilakukan oleh masyarakat Ampek Angkek dengan mendatangi tukang urut yang dikenal mampu dalam melakukan ini. Metode urut adalah salah satu cara yang dilakukan dalam melakukan pertolongan kepada yang membutuhkan. Sebenarnya yang dilakukan oleh tukang urut yang pertama kali adalah mengurut badan secara keseluruhan guna memperbaiki jalannya peredaran darah.Setelah itu barulah diberikan makanan atau ramuan yang digunakan pengobatan selanjutnya.3 Faktanya yang menentukan Jenis Kelamin bayi yaitu prosesnya, setelah terbentuknya sperma-sperma matang, separuhnya membawa dalam genomnya sebuah kromosom X (kromosom karena itu, jika sebuah kromosom X dari sperma bergabung dengan sebuah kromosom X dari ovum, membentuk kombinasi XX, seorang anak perempuan akan lahir. Tetapi jika sebuah kromosom Y dari sperma 25 dipasangkan dengan sebuah kromosom X dari ovum, membentuk kombinasi XY anak laki-laki yang akan dilahirkan dan juga teknologi USG di rumah sakit.11 Kebiasaan budaya saat kehamilan: Untuk menentukan jenis kelamin anak pada masyarakat Minangkabau dilihat berdasarkan bentuk perut ibu hamil, jika jenis kelamin laki-laki terlihat runcing ke depan sedangkan jenis kelamin perempuan terlihat melebar ke samping. Selain menentukan jenis kelamin berdasarkan perut ibu terdapat tanda-tanda lain yang diperlihatkan oleh ibu hamil terkait jenis kelamin janin dalam kandungan.11 Faktanya: Yang menentukan Jenis Kelamin Fetus, setelah terbentuknya sperma-sperma matang, separuhnya membawa dalam genomnya sebuah kromosom X (kromosom). Oleh karena itu, jika sebuah kromosom X dari sperma bergabung dengan sebuah kromosom X dari ovum, membentuk kombinasi XX, seorang anak perempuan akan lahir. Tetapi jika sebuah kromosom Y dari sperma dipasangkan dengan sebuah kromosom X dari ovum, membentuk kombinasi XY anak laki-laki yang akan dilahirkan dan juga teknologi USG di rumah sakit. 13 26 BAB III PEMBAHASAN Kehamilan merupakan fase kritis dalam kehidupan seorang wanita. Peristiwa ini memiliki dampak pada bagaimana seseorang wanita melewati fase transisi untuk menjadi ibu termasuk kesehatan fisik dan mentalnya dan juga kesejahteraan keluarga secara keseluruhan. Selain itu, budaya dan suku bangsa di Indonesi sangat beragam dan telah mewarnai dalam upaya peranan dalam bidang kesehatan. Banyak faktor dan cara pandang pada setiap budaya dan suku bangsa di Indonesia yang merupakan pengetahuan tradisional yang banyak kaitannya dengan perawatan kehamilan. Perawatan kehamilan tradisional ini pasti terdapat dampak, yang dimana dapat berdampak positif dan juga dapat berdampak negatif terhadap kesehatan pada ibu yang sedang hamil. Kelompok kami berpendapat : 1) Dilarang membunuh binatang Apabila dihubungkan dengan pandangan medis atau kesehatan memang tidak ada hubungannya. Secara teori, cacat bawaan lahir disebut juga congenital malformation. Cacat bawaan lahir disebabkan oleh banyak faktor. Secara umum faktor-faktor tersebut dibagi dua, ialah faktor genetik dan lingkungan. Jadi berdasarkan kasus nyata yang ada dan juga bertentangan dengan teori medis yang ada, maka perlu dilakukannya rekonstruksi kebiasaan budaya karena secara medis tidak ada hubungan dengan cacat pada bayi saat lahir dan terpenting adalah jangan sampai mengubah prestige/nilai kultur budaya setempat. 2) Boleh tidaknya berhubungan seks saat hamil Secara teori, Jika boleh tidaknya hubungan seksual dilakukan selama masa kehamilan lebih ditentukan oleh kondisi kehamilan yang ada serta tentunya menurut hasil konsultasi dengan dokter 27 kandungan atau bidan yang menangani kehamilan. Jika kehamilan Anda normal, berhubungan seksual saat hamil tidak akan membahayakan. Bayi anda juga terlindungi cairan ketuban rahim sehingga aktivitas seksual tidak akan membahayakannya. Perlindungan ini dibantu dengan otot rahim serta lendir tebal yang menutup mulut rahim untuk menghindarkan infeksi. Berdasarkan kasus nyata dan pernah ada, maka masih dapat dinegosisasikan karena bergantung pada kondisi dari ibu yang sedang hamil. 3) Larangan memakan telur Ibu hamil dianjurkan lebih banyak mengonsumsi makanan yang mengandung banyak protein, karena dapat menjadi cadangan energi yang akan digunakan untuk mengejan saat melahirkan.Makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil sekaligus juga akan dikonsumsi oleh janin sehingga perlu menjaga pola makan agar bayi yang dilahirkan tidak lahir berat bayi lahir rendah (BBLR). Telur sebagai bahan pangan mempunyai banyak kelebihan misalnya, kandungan gizi telur yang tinggi, harganya relatif murah bila dibandingkan dengan bahan sumber protein lainnya. Berdasarkan kasus yang nyata dan pernah ada, maka masih dapat dilakukan negosiasi karena telur mengandung protein yang baik pada saat kehamilan dan apabila dilanjutkan untuk mengonsumsi telur, akan berdampak baik pada ibu yang sedang mengandung atau hamil 4) Membawa gunting kecil atau pisau atau benda tajam lainnya dikantung baju Masyarakat meyakini bahwa hal tersebut untuk menjaga ibu dan bayinya dari gangguan roh jahat dan makhluk halus. Menurut pandangan teori medis, kebiasaan kebudayaan ini justru 28 membahayakan apabila benda tajam itu melukai si ibu dan juga janin yang sedang dikandungnya. Berdasarkan kasus diatas, maka perlu dilakukan rekonstruksi karena membahayakan apabila benda tajam tersebut melukai ibu hamil dan juga janin yang dikandungnya. 5) Ibu hamil tidak boleh keluar malam Dalam kebudayaan di masyarakat hal ini tidak diperbolehkan karena dapat diganggu oleh roh jahat. Dalam segi medis dapat berpengaruh kepada psikologis, ibu hamil memiliki mental yang sensitif dan mudah takut sehingga pada malam hari tidak dianjurkan bepergian. Ibu hamil tidak dianjurkan keluar malam terlalu lama, apalagi larut malam. Kondisi ibu dan janin bisa terancam karena udara malam kurang bersahabat disebabkan banyak mengendapkan karbondioksida (CO2). Berdasarkan kasus diatas, maka perlu dipertahankan karena secara medis biologis ibu hamil tidak dianjurkan keluar malam terlalu lama karena udara malam kurang bersahabat disbabkan banyaknya CO2. 6) Bentuk perut ibu hamil menentukan jenis kelamin anak Untuk menentukan jenis kelamin anak pada masyarakat dilihat berdasarkan bentuk perut ibu hamil, jika jenis kelamin laki-laki terlihat runcing ke depan sedangkan jenis kelamin perempuan terlihat melebar ke samping. Yang menentukan Jenis Kelamin Fetus, setelah terbentuknya sperma-sperma matang, separuhnya membawa dalam genomnya sebuah kromosom X Oleh karena itu, jika sebuah kromosom X dari sperma bergabung dengan sebuah kromosom X dari ovum, membentuk kombinasi XX, seorang anak perempuan akan lahir. Tetapi jika sebuah kromosom Y dari sperma dipasangkan dengan sebuah kromosom X dari ovum, membentuk kombinasi XY anak laki-laki yang akan dilahirkan dan juga teknologi USG di rumah sakit 8 29 Perlu dilakukan rekonstruksi karena tidak ada kaitannya dan jenis kelamin ditentukan oleh gen dan lebih spesifik ditentukan dengan alat bantu USG. 30 BAB IV KESIMPULAN 4.1 Kesimpulan Budaya dan suku bangsa yang tersebar diseluruh Indonesia sangat beranekaragam dan telah mewarnai dalam upaya peranan di bidang kesehatan. Banyak faktor dan cara pandang pada setiap budaya dan suku bangsa di Indonesia yang merupakan pengetahuan tradisional yang banyak kaitannya dengan perawatan kehamilan. Perawatan kehamilan tradisional ini pasti terdapat dampak, yang dimana dapat berdampak positif dan juga dapat berdampak negatif terhadap kesehatan pada ibu yang sedang hamil. Dimana dampak positif bisa dipertahankan, sedangkan untuk dampak yang negatif dapat direkonstruksi ataupun dinegosiasi tergantung tingkat ketidakterkaitannya dengan kesehatan pada ibu hamil. Menurut kelompok kami hal yang perlu direkonstruksi yaitu dilarang membunuh binatang, membawa gunting kecil atau pisau atau benda tajam lainnya dikantung baju, bentuk perut ibu hamil menentukan jenis kelamin anak. Hal yang perlu di negosiasi yaitu berhubungan seks saat hamil, dan tidak boleh memakan telur. Serta yang dipertahankan adalah ibu hamil yang tidak boleh keluar malam. 4.2 Saran 1. Bagi petugas kesehatan a) Petugas kesehatan di pelayanan kesehatan harus meberikan dukungan penuh kepada ibu hamil terkait kehamilan diantaranya rutin melakukan pemeriksaan Ante Natal Care (ANC) dan juga asupan gizi seimbang. b) Petugas kesehatan juga perlu melakukan sebuah kegiatan khusus bagi ibu hamil untuk meluruskan persepsi-persepsi yang tidak benar mengenai mitos-mitos yang terjadi di masyarakat. c) Selain kepada ibu, petugas kesehatan juga perlu melakukan penyuluhan kepada orang-orang terdekat ibu untuk memberikan 31 informasi mengenai kehamilan dan apa saja yang harus di hindari ketika hamil sesuai anjuran petugas kesehatan. 2. Bagi ibu a) Lebih aktif lagi untuk mencari informasi-informasi yang benar terkait praktik kesehatan ibu hamil dan apa saja yang harus di hindari sesuai anjuran petugas kesehatan yang kompeten dibidangnya. Sehingga ibu tidak meyakini bahkan mengaplikasikan begitu saja informasi yang didapatkan dari orang-orang seiktar ibu tanpa ibu tahu apakah itu baik untuk janin atau malah sebaliknya. 32 DAFTAR PUSTAKA 1. Prihatin DW, Rachmawati N. Antropologi Kesehatan Konsep dan Aplikasi Antropologi dalam Kesehatan. Yogyakarta: PT Pustaka Baru; 2018. 2. Kasnodihardjo dan Kristiana Lusi. Praktek budaya perawatan kehamilan di Desa Gadingsari Yogyakarta. Vol 3. No 3. Yogkyakarta 2012. 3. Juariah. Kepercayaan dan Praktik Budaya Pada Masyarakat Desa Karagsari Kabupaten Garut, Vol. 20, No. 2, Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora, Garut; 2018 4. Astuti dkk, Hubungan antara Dukungan Keluarga dengan Penyesuaian Diri Perempuan Pada Kehamilan Pertama, No.2 Jurnal Psikologi UGM, Yogyakarta; 2000. 5. Wiranata IGAB. Antropologi Budaya. PT Citra Aditya Bakti. Jakarta : 2011 6. Devi, silvia. Mitos Jenis Kelamin Bayi Pada Ibu Hamil di Masyarakat Minangkabau. Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya.vol 1.2015 7. Muslim Choirul, Marnis Musni, Nadya, Herryharyanto. Beberapa Kejadian Cacat Bawaan Bayi Lahir di Rumah Sakit M.Yunus Bengkulu Dalam Satu Dekade Terakhir. 2016. 8. https://sardjito.co.id/2019/09/30/hubungan-seks-saat-kehamilan/ 9. Agustina N, Thohari I, Rosyidi D. Evaluasi sifat putih telur ayam pasteurisasi ditinjau dari pH, kadar air, sifat emulsi dan daya kembang Angel Cake. Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya : Malang ; 2015 10. Yuresti, Ali Imron dan Maskun. Tradisi Bulangekh dalam Masa Kehamilan pada Masyarakat Lampung Saibatin Di Pekon Sumberagung Kecamatan Ngambur Kabupatenpesisir Barat. Fkip Unila.2015 11. Hall, Guyton Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.ed 12.Singapura; Elsevier.2015 12. Untari,ida , Siti Mayasari. Study Of Developing The Myths Of Pregnancy IN BPS Zubaidah. University Research Colloquium 2015 13. Yuresti, Ali Imron dan Maskun. Tradisi Bulangekh dalam Masa Kehamilan pada Masyarakat Lampung Saibatin Di Pekon Sumberagung Kecamatan Ngambur Kabupatenpesisir Barat. Fkip Unila.2015 33