Uploaded by chandraamelya5

referat FIX

advertisement
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam ilmu antropologi, kebudayaan merupakan keseluruhan sistem
gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat.
Manusia menjadikan kebudayaan milik diri mereka dengan cara belajar. Hal
tersebut berarti hampir seluruh tindakan manusia adalah kebudayaan. 1
Setiap masyarakat dipastikan membuat kebudayaannya masingmasing yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan mereka. Kebudayaan
sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Kebudayaan pun meliputi
sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran masyarakatnya. Dalam
hal ini, kebudayaan dibuat untuk membantu manusia dalam melangsungkan
kehidupan bermasyarakat. Karena itu terkadang dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan dapat dianggap abstrak. Perwujudan kebudayaan pun bisa berupa
benda-benda ciptaan manusia sebagai makhluk yang berbudaya. Bisa berupa
perilaku ataupun benda-benda bersifat anyata, seperti pola-pola perilaku,
bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni dan lain-lain. 1
Salah satu faktor yang menentukan kondisi kesehatan masyarakat
adalah
perilaku
kesehatan
masyarakat
itu
sendiri.
Dimana
proses
terbentuknya perilaku ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya
adalah faktor sosial budaya, bila faktor tersebut telah tertanam dan
terinternalisasi
dalam
kehidupan
dan
kegiatan
masayarakat
ada
kecenderungan untuk merubah perilaku yang telah terbentuk tersebut sulit
untuk dilakukan. Untuk itu, untuk mengatasi dan memahami suatu masalah
kesehatan diperlukan pengetahuan yang memadai mengenai budaya dasar dan
budaya suatu daerah. Sehingga dalam mensosialisasikan kesehatan pada
masyarakat luas dapat lebih terarah yang implikasinya adalah naiknya derajat
kesehatan masyarakat. 1,2
2
Hubungan antara budaya dan kesehatan sangatlah erat hubungannya,
sebagai salah satu contoh suatu masyarakat desa yang sederhana dapat
bertahan dengan cara pengobatan tertentu sesuai dengan tradisi mereka.
Kebudayaan atau kultur dapat membentuk kebiasaan dan respons terhadap
kesehatan dan penyakit dalam segala masyarakat tanpa memandang
tingkatannya. Karena itulah penting bagi tenaga kesehatan untuk tidak hanya
mempromosikan kesehatan, tapi juga membuat mereka mengerti tentang
proses terjadinya suatu penyakit dan bagaimana meluruskan keyakinan atau
budaya yang dianut hubungannya dengan kesehatan.1
Budaya dan suku bangsa yang tersebar diseluruhIndonesia sangat
beranekaragam dan telah mewarnai dalam upaya peranan di bidang
kesehatan. Banyak faktor dan cara pandang pada setiap macam budaya dan
suku bangsa di Indonesia yang merupakan pengetahuan tradisional yang
banyak kaitannya dengan perawatan kehamilan. Perawatan kehamilan
tradisional ini pasti terdapat dampak, yang dimana dapat berdampak positif
dan juga dapat berdampak negatif terhadap kesehatan pada ibu yang sedang
hamil.3
Kehamilan merupakan fase kritis dalam kehidupan seorang wanita.
Peristiwa ini memiliki dampak pada bagaimana seseorang wanita melewati
fase transisi untuk menjadi ibu termasuk kesehatan fisik dan mentalnya dan
juga kesejahteraan keluarga secara keseluruhan. Menurut federasi obstetri
ginekologi, kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum lalu dilanjutan dengan nidasi atau implantasi.3
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana kepercayaan dan praktek budaya kesehatan masyarakat
dalam kehamilan?
3
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui dan mempelajari tentang kepercayaan dan praktek
budaya kesehatan masyarakat dalam kehamilan.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mempertahankan budaya kepecayaan dan praktek budaya
kesehatan masyarakat dalam kehamilan.
2. Menegosiasi kepercayaan dan praktek budaya kesehatan
masyarakat dalam kehamilan.
3. Merestrukturisasi kepercayaan dan praktek budaya kesehatan
masyarakat dalam kehamilan.
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat bagi institusi dan ilmu pengetahuan
Sebagai media pembelajaran dan pustaka mengenai kepercayaan dan
praktek budaya kesehatan masyarakat dalam kehamilan.
1.4.2 Manfaat bagi masyarakat
Sebagai gambaran dan ilmu tentang kepercayaan dan praktek budaya
kesehatan masyarakat dalam kehamilan.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kehamilan
Kehamilan
adalah
salah
satu
tugas
perkembangan
yang
didambakan oleh sebagian besar perempuan yang telah memasuki
kehidupan berumah tangga. Namun demikian, tidak dapat diingkari bahwa
proses untuk menjadi seorang ibu adalah peristiwa yang mendebarkan dan
penuh
tantangan.
Perempuan
yang
paling
berbahagia
dengan
kehamilannyapun mengalami kekhawatiran, yang antara lain disebabkan
oleh keraguan akan kemampuannya melewati berbagai perubahan yang
terjadi dalam kurun waktu sembilan bulan dan peran baru sebagai ibu yang
akan diterimanya. Kehamilan adalah suatu peristiwa alami dan merupakan
mata rantai yang berkesinambung dan terdiri dari ovulasi, migrasi
spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi
(implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang
hasil konsepsi sampai aterm. Kehamilan selalu berhubungan dengan
perubahan fisiologis yang berakibat pada peningkatan volume cairan dan
sel darah merah serta penurunan konsentrasi protein pengikat gizi dalam
sirkulasi darah begitu juga dengan penurunan gizi mikro. Ibu hamil juga
mengalami suatu krisis maturitas yang dapat menimbulkan stress, tetapi
berharga karena wanita tersebut menyiapkan diri untuk memberi
perawatan dan mengemban tanggung jawab yang lebih besar.
4
Kehamilan secara umum terbagi dalam periode tiga bulanan atau
trimester. Dalam tiap trimesternya, ibu hamil mengalami perubahan yang
khas dalam segi fisik maupun psikologis. Secara umum, simptom fisik
yang dialami ibu hamil antara lain kelelahan, morning sickness, dan
ngidam (food craving), sedangkan perubahan dalam sisi psikologis dan
emosi antara lain labilitas mood, insomnia, menurunnya konsentrasi dan
meningkatnya responsivitas emosi. 4
5
Di samping itu, dalam tinjauan medis, ada beberapa hal yang dapat
meningkatkan resiko keselamatan ibu hamil antara lain kurangnya
kesadaran untuk melakukan pemeriksaan kesehatan selama hamil
(antenatal care), ketidaktahuan ibu hamil maupun orang-orang terdekat
tentang gejala yang menunjukkan bahaya, serta faktor kurang gizi yang
menyebabkan anemia. Kekurangan gizi mengakibatkan penurunan status
kesehatan secara umum dan daya tahan ibu hamil. Survey Kesehatan
Rumah Tangga tahun 1995 jumlah ibu hamil yang menderita anemia
masih berada dalam angka 55%. 4
Walaupun di dalamnya terkandung berbagai macam perubahan
fisik dan psikologis, kehamilan sesungguhnya adalah peristiwa yang
normal. Namun demikian, kehamilan perlu dihadapi secara khusus melalui
penyesuaian diri yang tepat agar kondisi psikis maupun kesehatan fisik ibu
hamil dan janin dapat terpelihara. 4
Perasaan yang mendua mengenai kehamilan seringkali muncul
walaupun kehamilan tersebut adalah kehamilan yang dikehendaki dan
sangat diinginkan. Penyesuaian diri secara fisik pada kehamilan pertama
berkaitan dengan perubahan yang secara beruntun terjadi dalam periode
sembilan bulan. Tiap trimester membawa perubahan pada perkembangan
fetus maupun jaringan pendukungnya sehingga perempuan hamil yang
bersangkutan juga mengalami perubahan dalam periode tersebut, baik
perubahan hormonal, fungsi berbagai organ dalam maupun kenampakan
fisik dari luar. 4
Sejak awal kehamilan, sebelum merasakan perubahan fisik, ibu
hamil sudah mengalami perubahan psikologis. Sebagai contoh, emosi ibu
hamil cenderung berubah dengan cepat, pada suatu saat ia merasa sangat
bahagia, namun beberapa saat kemudian ia merasa tertekan. Perubahan
emosi tersebut, apabila tidak berlebihan, wajar dialami oleh ibu hamil
(Yozardi, 1999). Perubahan psikologis yang terjadi, disamping berkaitan
dengan perubahan fisik juga disebabkan oleh peran sosial baru sebagai ibu
yang disandang oleh perempuan hamil. Masa kehamilan adalah masa khas
6
dengan
berbagai
perubahan
yang
memerlukan
penyesuaian
diri.
Partosuwido (1992) menyatakan penyesuaian diri dapat dilihat dari
bermacam-macam bentuk seperti kemampuan mengurangi tekanan dan
frustrasi, kemampuan mengembangkan mekanisme psikologis yang sesuai,
serta mengembangkan perilaku yang bermanfaat untuk mengatasi
tantangan yang dihadapi. 4
a. Tanda dan Gejala Kehamilan
Tanda-tanda kehamilan yang dapat diperhatikan menurut
(Hutahaean,2013;h.43), yaitu :
a) Tanda presumtif/dugaan
1) Amenore
2) Morning sickness
3) Sering BAK
4) Payudara membesar
5) Fitique
6) Perubahan Kulit
b) Tanda mungkin
1) Pembesaran abdomen (12 minggu).
2) Tanda piskacek yaitu pertumbuhan rahim tidak sama ke
semua arah, tetapi terjadi pertumbuhan yang cepat di daerah
implantasi plasenta sehingga bentuk rahim tidak simetris
(usia kehimailan 4-6 minggu).
3) Tanda hegar yaitu perubahan pada isthmun uteri yang
menybebkan isthmus uteri menjadi lebih panjang dan lunak
(usia kehimilan 6 minggu).
4) Tanda doogell yaitu pelunakan warna merah tua atau
kebiruan pada vagina akibar peningkatan vaskularisasi (usia
6-8 minggu).
5) Tanda Chadwick yaitu warna merah tua atau kebiruan pada
vagina akibat peningkatan vaskularisasai (usia 6-8 minggu).
7
6) Kontraksi Braxton hick yaitu kontaksi uterus yang
datangnya sewaktu-waktu, tidak beraturan dan tidak
mempunyai irama tertentu (ahir trimester pertama).
7) Tes kehamilan positif (usia 7-10 hari setelah kontsepsi).
c) Tanda pasti
1) Adanya denyut jantung janin
2) Adanya pergerakan janin (usia 19 minggu)
3) Visualisasi fetus dalam USG (usia 5-6 minggu).
b. Perubahan fisiologis pada kehamilan
a) Berat badan
1) Peningkatan berat badan badan sekitar 25% dari sebelum
hamil (rata-rata 12,5 kg).
2) Pada trimester II dan III sebanyak 0,5 kg/minggu. 3
3) Pengaruh dari petumbuhan janin, pembesaran organ
maternal,
penyimpanan
lemak
dan
protein,
serat
peningkatan volume darah dan cairan interstisial pada
maternal.
b) Sistem Produksi
1) Uterus Kehamilan merangsang pertumbuhan uterus yang
sangat cepat di sebabkan oleh hipertrofi serat-serat
otot.Berat uterus meningkat dari 70 g menjadi kira-kira
1100g saat cukup bulan.Volume totalnya rata-rata 5 L.
fundus uteri yang sebelumnya terbentuk cembung datar di
antara
tempat
insersi
tuba,
kini
membentuk
kubah.Ligamentrum teres uteri kini tampak menyisip ke
pertemuan sepertiga atas dan tengah uterus. Tuba uterine
memanjang, tetapi ovarium secara keseluruan tampak tidak
berubah.
2) Serviks
8
Serviks terdapat tanda-tanda Chadwick, goodell, dan mucus
plug. Serviks uteri mengalami hipervaskularisasi dan
pelunakan (tanda hegar). Lender serviks meningkat seperti
gejala keputihan.
3) Ovarium
Fungsi ovarium diambil alih oleh plasenta terutama fungsi
produksi progesterone dan ekstrogen pada usia kehamilan
16 minggu. Tidak terjadi kematangan ovum selama
kehamilan.
4) Payudara
o Payudara menjadi lebih besar, kenyal dan terasa tegang.
o Aerola mengalami hiperpgmentasi.
o Glandula montgometri makin tampak.
o Papilla mamae makin membesar/menonjol.
o Pengeluaran ASI belum berlangsung karena prolaktin
belum berfungsi.
5) Vulva Vulva mengalami hipervaskularisasi karena pengaruh
progesteron dan ekstrogen, berwarna kebiruan (tanda
Chadwick).
c) Sistem musculoskeletal
Pembesaran
payudara
dan
rotasi
anterior
panggul
memungkinkan untuk terjadinya lordosis
1) Ibu sering mengalami nyeri di bagian punggung dan
pinggang karena mempertahankan posisi stabil, beban
meningkat pada otot punggung dan kolumna vertebrae.
2) Adaptasi musculoskeletal, Pengaruh hormonal, Relaksi
persendian karena pengaruh hormone relaksin. Mobilisasi
dan
pliabilitas
(palunakan)
meningkat
pada
sendi
sakroiliaka. Sakrokoksigeal dan pelvis untuk persiapan
persalinan.
9
d) Sistem endokrin
1) Kelenjar tiroid
2) Kelenjar paratiroid
3) Pancreas
4) Prolaktin hipofisis
e) Sistem respirasi
Pada ibu hamil kebutuhan oksigen meningkat 15-20% karena
diafragma terdorong ke atas, sehingga terjadi pernapasan
dangkal (20-24 x/menit) mengakibatkan penurunan kopasitas
dada, volume residu, dan kapasitas paru serta terjadi
peningkatan volume tidal. Oleh karena itu, sisitem respirasi
selama kehamilan dapat mengakibatkan peningkatan inspirasi
dan ekspirasi dalam pernapasan, yang secara langsung juga
mempengaruhi sampai oksigen (0 2).Ibu hamil bernafas lebih
dalam (meningkatkan volume tidal), tetapi frekuensi nafasnya
kira-kira
dua
kali
lebih
cepat
bernapas
dalam
1
menit.Peningkatan volume tidal menyebabkan peningkatan
volume nafas selama 1 menit sekitar 26.P eningkatan volume
nafas
1
menit
disebut
hiperventilasi
kehamilan
yang
menyebebkan konsentrasi CO2 di alveoli menurun.
f) System gastrointestinal
Selama masa kehamilan, nafsu makan meningkat, sekresi usus
berkurang,
fungsi
hati
berubah,
dan
absorsi
nutrient
meningkat.Aktivitas peristaltic (motilitas) menurun, akibatnya
bising usus menghilang, sehingga menyebabkan monstipasi,
mual, serta muntah. Aliran darah ke panggul dan tekanan vena
meningkat, sehingga menyebabkan hemoroid terbentuk pada
akhir kehamilan.
Pada trimester I sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi
oleh adanya sirkulasi ke plasenta. Suplai darah ke dalam rahim meningkat
seiring dengan perkembangan rahim dan memenuhi kebutuhan plasenta
10
yang mulai berfungsi. Pada trimester II, ukuran jantung membesar karena
ada peningkatan beban kerja yang disebabkan meningkatnya cardiac
output. Jantung juga dapat bergeser ke kanan dan ke kiri serta berputar
karena tekanan uterus meningkat yang disebabkan oleh perkembangan
uterus.
Volume darah meningkat, tetapi tekanan darah cenderung
menurun. Sedangkan pada trimester III volume darah semakin meningkat
dimana jumlah serum darah lebih besar dari pertumbuhan sel darah
sehinggat terjadi pengenceran darah. Hemodilusi mencapai puncaknya
pada umur kehamilan 32 minggu, serum darah bertambah sebesar 25-30%.
Selama kehamilan, dengan adanya peningkatan volume darah pada hampir
semua organ dalam tubuh, terlihat adanya perubahan yang signifikan pada
sistem kardiovaskuler.
Pada ibu hamil juga terjadi peningkatan aliran darah ke otak,
uterus, ginjal, payudara dan kulit. Peningkatan ini artinya sangat penting
bagi pertumbuhan dan perkembangan fetus. Volume darah merah dan
plasma juga meningkat selama kehamilan seiring dengan peningkatan
curah jantung. Pembentukan darah merah juga meningkat seiring dengan
meningkatnya
kebutuhan
dasar
sebesar
30%-33%.
Keadaan
ini
membutuhkan banyak bahan-bahan pembentukan sel darah merah seperti
zat besi, asam folat, dan lainnya pada ibu hamil. Peningkatan kebutuhan
ini cenderung mengakibatkan anemia pada ibu hamil, dimana Hb menurun
dan juga Hematokrit.
Peningkatan volume darah terjadi selama kehamilan mulai pada
10-12 minggu usia kehamilan dan secara progresif sampai dengan usia
kehamilan 30-34 minggu. Volume darah meningkat kira-kira 1500ml
(primigravida 1250ml, mulitigravida 1500ml, dan kehamilan kembar
2000ml). normalnya terjadi peningkatan 8,5%-9% dari berat badan atau
terjadi peningkatan 25%-45% diatas manita tidak hamil.
11
sistem hematologic pada ibu hamil juga mengalami perubahan
yang signifikan sebagai upaya untuk memenuhi kecukupan perfusi dengan
adanya peningkatan ruang pembuluh darah, untuk melindungi organ-organ
ibu dan janin dari efek fostural terhadap tekanan dan aliran darah, serta
melindungi ibu terhadap kehilangan darah pada saat persalinan. Jumlah
darah yang bersirkulasi meningkat antara 30% - 50% selama kehamilan,
dengan rata-rata peningkatan 1,5 liter. Jumlah darah mengalami perubahan
pada kira-kira 6 minggu umur kehamilan dan mencapai puncaknya pada
minggu ke-30 sampai 34. Volume plasma meningkat rata-rata 50%, yang
dimulai pada minggu ke-6 kehamilan. Peningkatan selanjutnya terjadi
pada trimester kedua. Volume plasma menetap pada minggu ke-32 sampai
34 kehamilan. Hipervolemia pada kehamilan menyebabkan pengenceran
protein plasma dan komponen sel-sel darah. Keadaan ini menyebabkan
penurunan kekentalan (viskositas) darah sampai 20%, dan mengakibatkan
penurunan tahanan aliran darah.
2.2. Kebudayaan
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu
buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal)
diartikan sebagai hal- hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia,
dalam bahasa inggris kebudayaan disebut culture yang berasal dari kata
latin colere yaitu mengolah atau mengerjakan dapat diartikan juga sebagai
mengolah tanah atau bertani, kata culture juga kadang sering
diterjemahkan sebagai “Kultur” dalam bahasa Indonesia. 5
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Kuntjaraningrat bahwa
“kebudayaan” berasal dari kata sansekerta buddhayah bentuk jamak dari
buddhi yang berarti budi atau akal, sehingga menurutnya kebudayaan
dapat diartikan sebagai hal- hal yang bersangkutan dengan budi dan akal,
ada juga yang berpendapat sebagai suatu perkembangan dari majemuk
budi- daya yang artinya daya dari budi atau kekuatan dari akal-akal .
Kuntjaraningrat berpendapat bahwa kebudayaan mempunyai paling sedikit
12
tiga wujud, yaitu pertama sebagai suatu ide, gaagsan, nilai- nilai
normanorma peraturan dan sebagainya, kedua sebagai suatu aktifitas
kelakuan berpola dari manusia dalam sebuah komunitas masyarakat,
ketiga bendabenda hasil karya manusia. 5
Seorang ahli bernama Ralph Linton yang memberikan definisi
kebudayaan yang berbeda dengan perngertian kebudayaan dalam
kehidupan sehari- hari : “kebudayaan adalah seluruh cara kehidupan dari
masyarakat dan tidak hanya mengenai sebagian tata cara hidup saja yang
dianggap lebih tinggi dan lebih diinginkan”. Jadi kebudayaan menunjuk
pada berbagai aspek kehidupan, istilah ini meliputi cara- cara berlaku,
kepercayaan- kepercayaan dan sikap- sikap dan juga hasil dari kegiatan
manusia yang khas untuk suatu masyarakat atau kelompok penduduk
tertentu. Selain tokoh diatas ada beberapa tokoh antropologi yang
mempunyai pendapat berbeda tentang arti dari budaya (Culture).
Sementara Selo Soemardjan dan Soeleman Soemardi merumuskan
kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya
masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau
kebudayaan jasmaniah yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai
alam sekitarnya agar kekuatan serta hasilnya dapat diabadikan untuk
keperluan masyarakat. 5
Tylor mendefinisikan kultur sebagai suatu keseluruhan yang
kompleks termasuk didalamnya pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hukum adat dan segala kemampuan dan kebiasaan lain yang
diperoleh manusia sebagai seorang anggota masyarakat6 , sedangkan
Kroeber dan Kluckhohn merumuskan definisi kultur dengan pola- pola
tingkah laku dan pola- pola untuk bertingkah laku, baik yang eksplisit
maupun yang implisit yang diperoleh dan diperoleh melalui simbolsimbol
yang membentuk pencapaian yang khas dari kelompok- kelompok
manusia, termasuk perwujudannya dalam benda- benda materi, Linton
menerjemahkan budaya sebagai keseluruhan dari pengetahuan, sikap dan
13
pola perilaku yang memrupakan kebiasaan yang dimiliki dan diwariskan
oleh anggota suatu masyarakat tertentu. 5
Salah satu tokoh yang memberikan pandangan tentang kebudayan
serta telah jauh memberikan landasan berfikir tentang arti budaya adalah
Clifford Geertz, menurutnya kebudayaan adalah suatu sistem makna dan
symbol yang disusun dalam pengertian dimana individu- individu
mendefinisikan dunianya, menyatakan perasaannya dan memberikan
penilaian- penilaiannya, suatu pola makna yang ditransmisikan secara
historic, diwujudkan dalam bentuk- bentuk simbolik melalui sarana
dimana
orang-
orang
mengkomunikasikan,
mengabdikan,
dan
mengembangkan pengetahuan, karena kebudayaan merupakan suatu
sistem
simbolik
maka
haruslah
dibaca,
diterjemahkan
dan
diinterpretasikan. 5
Unsur – unsur budaya dari beberapa tokoh antropolog megutarakan
pendapatnya tentang unsur-unsur yang terdapat dalam kebudayaan,
Bronislaw Malinowski menngatakan ada 4 unsur pokok dalam kebudayaan
yang meliputi:
a) Sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para
anggota
masyarakat
untuk
menyesuaikan
diri
dengan
alam
sekelilingnya.
b) Organisasi ekonomi
c) Alat- alat dan lembaga atau petugas- petugas untuk pendidikan
d) Organisasi kekuatan politik. 5
Sementara itu Melville J. Herkovits mengajukan unsur-unsur
kebudayaan yang terangkum dalam empat unsur:
a) Alat-alat teknologi
b) Sistem Ekonomi
c) Keluarga Kekuasaan politik. 5
14
Sementara Kluckhon dalam bukunya yang berjudul Universal
Categories of Culture membagi kebudayaan yang ditemukan pada semua
bangsa di dunia dari sistem kebudayaan yang sederhana seperti masyarakat
pedesaan hingga sistem kebudayaan yang kompleks seperti masyarakat
perkotaan. Kluckhon membagi sistem kebudayaan menjadi tujuh unsur
kebudayaan universal atau disebut dengan kultural universal. Menurut
Koentjaraningrat, istilah universal menunjukkan bahwa unsur-unsur
kebudayaan bersifat universal dan dapat ditemukan di dalam kebudayaan
semua bangsa yang tersebar di berbagai penjuru dunia. Ketujuh unsur
kebudayaan tersebut adalah :
a) Sistem Bahasa Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk
memenuhi kebutuhan sosialnya untuk berinteraksi atau berhubungan
dengan sesamanya. Dalam ilmu antropologi, studi mengenai bahasa
disebut dengan istilah antropologi linguistik. Menurut Keesing,
kemampuan manusia dalam membangun tradisi budaya, menciptakan
pemahaman tentang fenomena sosial yang diungkapkan secara
simbolik, dan mewariskannya kepada generasi penerusnya sangat
bergantung pada bahasa. Dengan demikian, bahasa menduduki porsi
yang penting dalam analisa kebudayaan manusia. 5
b) Sistem Pengetahuan Sistem pengetahuan dalam kultural universal
berkaitan dengan sistem peralatan hidup dan teknologi karena sistem
pengetahuan bersifat abstrak dan berwujud di dalam ide manusia.
Sistem pengetahuan sangat luas batasannya karena mencakup
pengetahuan manusia tentang berbagai unsur yang digunakan dalam
kehidupannya. Banyak suku bangsa yang tidak dapat bertahan hidup
apabila mereka tidak mengetahui dengan teliti pada musim-musim apa
berbagai jenis ikan pindah ke hulu sungai. Selain itu, manusia tidak
dapat membuat alat-alat apabila tidak mengetahui dengan teliti ciri ciri
bahan mentah yang mereka pakai untuk membuat alat-alat tersebut.
Tiap kebudayaan selalu mempunyai suatu himpunan pengetahuan
15
tentang alam, tumbuhtumbuhan, binatang, benda, dan manusia yang
ada di sekitarnya. 5
c) Sistem Sosial Unsur budaya berupa sistem kekerabatan dan organisasi
sosial merupakan usaha antropologi untuk memahami bagaimana
manusia membentuk masyarakat melalui berbagai kelompok sosial.
Menurut Koentjaraningrat tiap kelompok masyarakat kehidupannya
diatur oleh adat istiadat dan aturan-aturan mengenai berbagai macam
kesatuan di dalam lingkungan di mana dia hidup dan bergaul dari hari
ke hari. Kesatuan sosial yang paling dekat dan dasar adalah
kerabatnya, yaitu keluarga inti yang dekat dan kerabat yang lain.
Selanjutnya, manusia akan digolongkan ke dalam tingkatantingkatan
lokalitas geografis untuk membentuk organisasi sosial dalam
kehidupannya. 5
d) Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi Manusia selalu berusaha untuk
mempertahankan hidupnya sehingga mereka akan selalu membuat
peralatan atau benda-benda tersebut. Perhatian awal para antropolog
dalam memahami kebudayaan manusia berdasarkan unsur teknologi
yang dipakai suatu masyarakat berupa benda-benda yang dijadikan
sebagai peralatan hidup dengan bentuk dan teknologi yang masih
sederhana. Dengan demikian, bahasan tentang unsur kebudayaan yang
termasuk dalam peralatan hidup dan teknologi merupakan bahasan
kebudayaan fisik. 5
e) Sistem Mata Pencaharian Hidup Mata pencaharian atau aktivitas
ekonomi suatu masyarakat menjadi fokus kajian penting etnografi.
Penelitian etnografi mengenai sistem mata pencaharian mengkaji
bagaimana cara mata pencaharian suatu kelompok masyarakat atau
sistem perekonomian mereka untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. 5
f) Sistem Religi asal mula permasalahan fungsi religi dalam masyarakat
adalah adanya pertanyaan mengapa manusia percaya kepada adanya
suatu kekuatan gaib atau supranatural yang dianggap lebih tinggi
daripada manusia dan mengapa manusia itu melakukan berbagai cara
16
untuk berkomunikasi dan mencari hubungan-hubungan dengan
kekuatankekuatan
supranatural
tersebut.
Dalam
usaha
untuk
memecahkan pertanyaan mendasar yang menjadi penyebab lahirnya
asal mula religi tersebut, para ilmuwan sosial berasumsi bahwa religi
suku-suku bangsa di luar Eropa adalah sisa dari bentukbentuk religi
kuno yang dianut oleh seluruh umat manusia pada zaman dahulu
ketika kebudayaan mereka masih primitif. 5
g) Kesenian Perhatian ahli antropologi mengenai seni bermula dari
penelitian etnografi mengenai aktivitas kesenian suatu masyarakat
tradisional. Deskripsi yang dikumpulkan dalam penelitian tersebut
berisi mengenai benda-benda atau artefak yang memuat unsur seni,
seperti patung, ukiran, dan hiasan. Penulisan etnografi awal tentang
unsur seni pada kebudayaan manusia lebih mengarah pada
teknikteknik dan proses pembuatan benda seni tersebut. Selain itu,
deskripsi etnografi awal tersebut juga meneliti perkembangan seni
musik, seni tari, dan seni drama dalam suatu masyarakat. 5
2.3. Kebudayaan di Masyarakat Tentang Kehamilan
Berdasarkan kasus tentang kepercayaan dan praktek budaya kesehatan
masyarakat dalam kehamilan yang didapatkan adalah sebagai berikut:
1) Dilarang membunuh binatang
Masyarakat Indonesia terutama di Jawa dan Minangkabau Sumatra
Barat masih sangat menjungjung tinggi kebudayaannya. Oleh karena itu
masih saja ada diantaranya mereka yang masih mempercayai mitos
bahkan hingga sekarang. Mitos ini biasanya disampaikan dari generasi
ke generasi berikutnya. Mitos kehamilan tersebut terdapat berbagai
macam nasehat, pantangan atau anjuran pada saat masa kehamilan.
Dilarang membunuh binatang ini merupakan salah satu mitos karena
dikhawatirkan bayi akan mengalami kecacatan pada tubuh sesuai
dengan perlakuan yang ditimpakan binatang tersebut. 2,6
17
 Kebiasaan budaya saat kehamilan:
Dilarang membunuh binatang karena dikhawatirkan bayi akan
mengalami kecacatan pada tubuh sesuai dengan perlakuan yang
ditimpakan binatang tersebut.2
 Pembahasan segi medis :
Cacat bawaan lahir disebut juga congenital malformation,
congenital anomalies, birth defects, congenital disorders atau
congenital malformations. Menurut WHO (2015), Cacat bawaan
lahir (Congenital malformation) didefinisikan sebagai kelainan
struktur maupun fungsi (misalnya kelainan metabolisme) pada bayi
lahir, yang terjadi selama janin di dalam uterus, dan diidentifikasi
pada sebelum lahir, pada saat lahir, maupun di kemudian hari setelah
lahir.2
Cacat bawaan lahir disebabkan oleh banyak faktor. Secara
umum faktor-faktor tersebut dibagi dua, ialah faktor genetik dan
lingkungan:
a. Faktor genetik
Penyebabnya cacat bawaan lahir antara lain adalah karena faktor
resesif autosomal, faktor dominan autosomal, faktor genetik
berpaut kromosom X, dan faktor aberasi kromosom. Resiko
faktor genetik bisa meningkat karena perkawinan keluarga
(consanguinis factors), karena menyebabkan meningkatkan
homozigositas alel-alel cacat bawaan.7
b. Faktor lingkungan
Penyebabnya cacat bawaan lahir adalah karena infeksi kuman
pada janin selama kehamilan, karena rendahnya mutu asupan
nutrisi ibu hamil, dan karena ekpos faktor teratogenik yang
dialami ibu hamil.7
2) Boleh tidaknya berhubungan seks saat hamil
18
berbagai faktor termasuk factor sosial budaya. Untuk itu
pemahaman tentang faktor non medis yang merupakan kearifan budaya
masyarakat setempat terkait dengan masalah kesehatan ibu terutama
saat masa kehamilan perlu diperhatikan. Budaya masyarakat Di
Kabupaten Bantul Provinsi DI Yogyakarta, di yang bertumpu pada
sistem nilai budaya merupakan salah satu faktor yang ikut menunjang
kesehatan masyarakat terutama kesehatan ibu hamil, sehingga dapat
menekan angka kesakitan dan kematian ibu melahirkan dan bayi yang
dilahirkan di kabupaten tersebut. Faktor non medis dalam kaitan ini
menyangkut berbagai pantangan dan anjuran yang harus dilakukan oleh
seorang ibu saat mengandung berlandaskan pada sistem nilai budaya
yang masih dipegang kuat dan dianut oleh masyarakat. Sistem nilai
budaya terdiri dari konsepsi konsepsi, yang hidup dalam alam pikiran
sebagian besar warga masyarakat, mengenai hal hal yang harus mereka
anggap amat bernilai dalam hidup. Tulisan ini merupakan bagian dari
hasil penelitian etnografi di di Kabupaten Bantul DIY terkait dengan
KIA, dengan penekanan pembahasan pada praktek perawatan
kehamilan berdasarkan konsepsi dan nilai nilai budaya masyarakat
setempat. 2
 Kebiasaan budaya saat kehamilan:
Hubungan seksual tidak boleh dilakukan selama kehamilan
agar tidak keguguran dan mengganggu perkembangan bayi.
Anggapan ini tidak benar karena tidak ada alasan bahwa hubungan
seksual mengganggu perkembangan bayi. 8
 Penjelasan medis :
Anggapan ini juga tidak dapat dibenarkan. Karena, boleh
tidaknya hubungan seksual dilakukan selama masa kehamilan lebih
ditentukan oleh kondisi kehamilan yang ada serta tentunya menurut
hasil konsultasi dengan dokter kandungan atau bidan yang
menangani kehamilan.3 Fakta tentang berhubungan seks saat hamil:
19
Jika kehamilan Anda normal, berhubungan seksual saat hamil tidak
akan membahayakan. Berikut beberapa faktanya:
a. Bayi Anda terlindungi cairan ketuban rahim, sehingga aktivitas
seksual tidak akan membahayakannya. Perlindungan ini
dibantu dengan otot rahim serta lendir tebal yang menutup
mulut rahim untuk menghindarkan infeksi.
b. Semua posisi hubungan seksual saat hamil umumnya aman
selama
Anda
merasa
nyaman.
Anda
dapat
mencoba
menyesuaikan posisi dengan perubahan perut yang kian
membesar.
c. Umumnya, keguguran tidak diakibatkan hubungan seksual,
tapi karena pertumbuhan janin yang tidak normal.
d. Seks oral umumnya juga cenderung aman dilakukan di masa
kehamilan. Hanya saja, pastikan agar pasangan tidak
meniupkan udara ke vagina karena ada sedikit risiko
embolisme udara, yaitu udara yang dapat menutup pembuluh
darah. Kondisi ini berbahaya bagi Anda dan janin.8
 Kondisi yang Perlu Dihindari bila Berhubungan Seks Saat Hamil:
Walau umumnya aman, namun ada kondisi yang membuat
Anda dan pasangan perlu membatasi, bahkan menghindari
hubungan seksual saat hamil, yaitu:
a. Hindari hubungan seksual, termasuk seks oral, jika pasangan
Anda sedang memiliki penyakit menular berbahaya seperti
herpes oral, penyakit menular seksual, ataupun HIV.
b. Hindari hubungan seksual jika Anda pernah mengalami
perdarahan berat di masa kehamilan. Dalam kondisi ini,
hubungan seksual dapat meningkatkan risiko perdarahan berat.
c. Hindari hubungan seksual saat ketuban pecah karena dapat
meningkatkan risiko infeksi.
d. Seks saat hamil juga dianjurkan dibatasi saat Anda
mengandung bayi kembar.
20
e. Hindari seks saat leher rahim mulai terbuka lebih cepat.
f. Hindari seks jika Anda pernah mengalami persalinan prematur.
g. Tunda hubungan seks jika Anda mengalami plasenta previa
karena berisiko menyebabkan perdarahan.8
3) Telur
Telur merupakan salah satu produk hewani yang berasal dari
ternak unggas dan telah dikenal sebagai bahan pangan sumber protein
yang bermutu tinggi. Terdapat kebiasaan budaya di daerah Jawa Tengah
yaitu dilarang untuk mengkonsumsi telur yang memang berbenturan
dengan pola kesehatan yang seharusnya diberikana pada wanita atau ibu
yang sedang hamil.Telur sebagai bahan pangan mempunyai banyak
kelebihan misalnya, kandungan gizi telur yang tinggi, harganya relatif
murah bila dibandingkan dengan bahan sumber protein lainnya. Telur
mempunyai cangkang, selaput cangkang, putih telur (albumin) dan
kuning telur. Cangkang dan putih telur terpisah oleh selaput membran,
kuning telur dan albumin terpisah oleh membran kuning telur. Telur
banyak dikonsumsi dan diolah menjadi produk olahan lain karena
memiliki kandungan gizi yang cukup lengkap. Kandungan protein pada
telur terdapat pada putih telur dan kuning telur. Lapisan kental terdiri
atas lapisan kental dalam dan lapisan kental luar dimana lapisan kental
dalam hanya 3% dari volume total putih telur dan lapisan kental putih
telur mengandung protein dengan karakteristik gel yang berhubungan
dengan jumlah ovomucin protein. 9
 Kebiasaan budaya saat kehamilan:
Di Jawa Tengah, ada kepercayaan bahwa ibu hamil pantang
makan telur karena akan mempersulit persalinan. 9

Fakta :
Ibu hamil dianjurkan lebih banyak mengonsumsi makanan
yang mengandung banyak protein, karena dapat menjadi cadangan
energi yang akan digunakan untuk mengejan saat melahirkan.
Makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil sekaligus juga akan
21
dikonsumsi oleh janin sehingga perlu menjaga pola makan agar bayi
yang dilahirkan tidak lahir berat bayi lahir rendah (BBLR). Pada
wanita hamil, terdapat pertumbuhan janin dan jaringan pada wanita
terhubung dengan keperluan pertumbuhan janin tersebut. Sehingga
wanita hamil memerlukan tambahan kalori di atas keadaan normal
biasanya. Menurut penyelidikan dan berbagai pertimbangan,
dianjurkan suatu penambahan sekitar 300 kalori untuk wanita hamil,
terutama pada triwulan terakhir.9
4) Membawa gunting kecil atau pisau atau benda tajam lainnya
dikantung baju
Pada masa kehamilan ada banyak ritual yang harus dilakukan
yang menandakan bahwa masyarakat di budaya mana pun menganggap
kehamilan sebagai peristiwa yang luar biasa, bukan hanya dalam
kehidupan wanita hamil itu sendiri tetapi juga suami dan keluarganya.
Desa Karangsari yang termasuk wilayah Kecamatan Pakenjeng
Kabupaten Garut berada di pesisir Jawa Barat Selatan. Masyarakat di
Desa ini, memiliki adat istiadat yang kuat mengenai kesehatan ibu dan
anak termasuk budaya pada masa kehamilan, kebiasaan yang dilakukan
ibu pada saat hamil di Desa Karangsari, salah satunya yaitu: membawa
benda-benda tajam seperti gunting, peniti yang diikatkan pada baju atau
pakaian dalam ibu hamil, masyarakat meyakini bahwa hal tersebut
untuk menjaga ibu dan bayinya dari gangguan roh jahat dan makhluk
halus.1 Sama seperti halnya masyarakat di Desa Karangsari, pada
masyarakat Lampung Saibatin di Pekon Sumber Agung berada pada
Kecamatan Ngambur Kabupaten Pesisir Barat, Ibu hamil harus selalu
memakai tusuk konde (Lampung : cucuk gunjung), terbuat dari besi
atau setidak-tidaknya paku, dapat juga peniti yang dicantelkan di baju
bagian dada. Maksud dari kesemua ini adalah untuk penangkal makhluk
halus yang akan mengganggu wanita yang sedang hamil, faktanya hal
ini justru membahayakan apabila benda tajam itu melukai si ibu dan
22
juga tidak boleh berjalan-jalan keluar rumah pada waktu Magrib karena
khawatir diganggu oleh roh jahat. 10
 Kebiasaan budaya saat kehamilan:
Membawa gunting kecil atau pisau atau benda tajam lainnya
dikantung baju si ibu agar janin terhindar dari marabahaya.12
 Faktanya:
hal ini justru membahayakan apabila benda tajam itu melukai
si ibu. 12
5) Ibu hamil tidak boleh keluar malam
Ibu hamil di Desa Karangsari wilayah Kecamatan Pakenjeng
Kabupaten Garut berada di pesisir Jawa Barat Selatan dan masyarakat
daerah Minagngkabau Sumatra Barat juga dilarang keluar dan jalanjalan di malam hari karena khawatir diganggu oleh roh jahat. Secara
fisik, penerangan di Desa Karangsari pada malam hari memang masih
kurang sehingga khawatir ibu terjatuh, terlebih pada musim hujan,
jalanan banyak yang licin. Selain itu karena lokasinya yang dekat
dengan pantai wisata, di Desa Karangsari juga masih ada preman yang
berkeliaran di malam hari sehingga akan sangat berbahaya bagi ibu
hamil.
1
Pada masyarakat Minangkabau, mitos pada orang hamil yang
dilarang untuk keluar malam nanti diganggu mahluk gaib juga memiliki
maksud harapan agar sang ibu hamil tidak suka keluyuran. Kalau terjadi
sesuatu akan sangat membahayakan baik terhadap ibu ataupun bayi
yang
dikandungnya.
Seorang ibu
hamil
harus
bisa
menjaga
kesehatannya dengan banyak beristirahat, bukannya pergi keluyuran
apalagi malam-malam, Faktanya secara psikologis, ibu hamil memiliki
mental yang sensitif dan mudah takut sehingga pada malam hari tidak
dianjurkan bepergian. Secara medis-biologis, ibu hamil tidak dianjurkan
keluar malam terlalu lama, apalagi larut malam. Kondisi ibu dan janin
bisa terancam karena udara malam kurang bersahabat disebabkan
banyak mengendapkan karbondioksida (CO2). 11
 Kebiasaan budaya saat kehamilan:
23
karena banyak roh jahat yang akan mengganggu janin
 Faktanya:
secara psikologis, ibu hamil memiliki mental yang sensitif dan
mudah takut sehingga pada malam hari tidak dianjurkan bepergian.
Secara medis-biologis, ibu hamil tidak dianjurkan keluar malam
terlalu lama, apalagi larut malam. Kondisi ibu dan janin bisa
terancam karena udaramalam kurang bersahabat disebabkan banyak
mengendapkan karbondioksida (CO2).12
6) Bentuk perut ibu hamil menentukan jenis kelamin anak
Pada masyarakat Minangkabau, percaya bahwa kehadiran anak
laki-laki dan anak perempuan dalam suatu keluarga khususnya di
masyarakat Minangkabau memegang arti penting.Tak lengkap rasanya
suatu keluarga jika tidak memiliki anak. Salah satu tujuan keluarga
adalah untuk mendapatkan keturunan atau jika satu keluarga hanya
memiliki anak perempuan saja atau anak laki-laki saja juga dianggap
tidak lengkap. Masyarakat Minangkabau memiliki sistem garis
keturunan ditarik dari garis ibu dan dikenal dengan istilah matrilineal.
Oleh karena itu, kehadiran anak jenis kelamin perempuan sangat
didambakan dikarenakan akan meneruskan garis keturunan. Untuk
menentukan jenis kelamin anak pada masyarakat Minangkabau dilihat
berdasarkan bentuk perut ibu hamil, jika jenis kelamin laki-laki terlihat
runcing ke depan sedangkan jenis kelamin perempuan terlihat melebar
ke samping. Selain menentukan jenis kelamin berdasarkan perut ibu
terdapat tanda-tanda lain yang diperlihatkan oleh ibu hamil terkait jenis
kelamin janin dalam kandungan.11
24
Tabel 1. tanda-tanda yang diperlihatkan oleh ibu hamil terkait jenis
kelamin janin dalam kandungan.11
Berbagai macam usaha yang dapat dilakukan demi bisa
mendapatkan bayi dengan jenis kelamin tertentu.Usaha yang dilakukan
oleh masyarakat Ampek Angkek dengan mendatangi tukang urut yang
dikenal mampu dalam melakukan ini. Metode urut adalah salah satu cara
yang dilakukan dalam melakukan pertolongan kepada yang membutuhkan.
Sebenarnya yang dilakukan oleh tukang urut yang pertama kali adalah
mengurut badan secara keseluruhan guna memperbaiki jalannya peredaran
darah.Setelah itu barulah diberikan makanan atau ramuan yang digunakan
pengobatan selanjutnya.3 Faktanya yang menentukan Jenis Kelamin bayi
yaitu prosesnya, setelah terbentuknya sperma-sperma matang, separuhnya
membawa dalam genomnya sebuah kromosom X (kromosom karena itu,
jika sebuah kromosom X dari sperma bergabung dengan sebuah
kromosom X dari ovum, membentuk kombinasi XX, seorang anak
perempuan akan lahir. Tetapi jika sebuah kromosom Y dari sperma
25
dipasangkan dengan sebuah kromosom X dari ovum, membentuk
kombinasi XY anak laki-laki yang akan dilahirkan dan juga teknologi
USG di rumah sakit.11
 Kebiasaan budaya saat kehamilan:
Untuk menentukan jenis kelamin anak pada masyarakat
Minangkabau dilihat berdasarkan bentuk perut ibu hamil, jika jenis
kelamin laki-laki terlihat runcing ke depan sedangkan jenis kelamin
perempuan terlihat melebar ke samping. Selain menentukan jenis
kelamin berdasarkan perut ibu terdapat tanda-tanda lain yang
diperlihatkan oleh ibu hamil terkait jenis kelamin janin dalam
kandungan.11
 Faktanya:
Yang menentukan Jenis Kelamin Fetus, setelah terbentuknya
sperma-sperma matang, separuhnya membawa dalam genomnya
sebuah kromosom X (kromosom). Oleh karena itu, jika sebuah
kromosom X dari sperma bergabung dengan sebuah kromosom X
dari ovum, membentuk kombinasi XX, seorang anak perempuan
akan lahir. Tetapi jika sebuah kromosom Y dari sperma dipasangkan
dengan sebuah kromosom X dari ovum, membentuk kombinasi XY
anak laki-laki yang akan dilahirkan dan juga teknologi USG di
rumah sakit. 13
26
BAB III
PEMBAHASAN
Kehamilan merupakan fase kritis dalam kehidupan seorang wanita.
Peristiwa ini memiliki dampak pada bagaimana seseorang wanita
melewati fase transisi untuk menjadi ibu termasuk kesehatan fisik dan
mentalnya dan juga kesejahteraan keluarga secara keseluruhan. Selain
itu, budaya dan suku bangsa di Indonesi sangat beragam dan telah
mewarnai dalam upaya peranan dalam bidang kesehatan. Banyak faktor
dan cara pandang pada setiap budaya dan suku bangsa di Indonesia yang
merupakan pengetahuan tradisional yang banyak kaitannya dengan
perawatan kehamilan. Perawatan kehamilan tradisional ini pasti terdapat
dampak, yang dimana dapat berdampak positif dan juga dapat berdampak
negatif terhadap kesehatan pada ibu yang sedang hamil.
Kelompok kami berpendapat :
1) Dilarang membunuh binatang
Apabila dihubungkan dengan pandangan medis atau kesehatan
memang tidak ada hubungannya. Secara teori, cacat bawaan lahir
disebut
juga
congenital
malformation. Cacat
bawaan
lahir
disebabkan oleh banyak faktor. Secara umum faktor-faktor tersebut
dibagi dua, ialah faktor genetik dan lingkungan.
Jadi berdasarkan kasus nyata yang ada dan juga bertentangan
dengan teori medis yang ada, maka perlu dilakukannya rekonstruksi
kebiasaan budaya karena secara medis tidak ada hubungan dengan
cacat pada bayi saat lahir dan terpenting adalah jangan sampai
mengubah prestige/nilai kultur budaya setempat.
2) Boleh tidaknya berhubungan seks saat hamil
Secara teori, Jika boleh tidaknya hubungan seksual dilakukan
selama masa kehamilan lebih ditentukan oleh kondisi kehamilan
yang ada serta tentunya menurut hasil konsultasi dengan dokter
27
kandungan atau bidan yang menangani kehamilan. Jika kehamilan
Anda normal, berhubungan seksual saat hamil tidak akan
membahayakan. Bayi anda juga terlindungi cairan ketuban rahim
sehingga
aktivitas
seksual
tidak
akan
membahayakannya.
Perlindungan ini dibantu dengan otot rahim serta lendir tebal yang
menutup mulut rahim untuk menghindarkan infeksi.
Berdasarkan kasus nyata dan pernah ada, maka masih dapat
dinegosisasikan karena bergantung pada kondisi dari ibu yang
sedang hamil.
3) Larangan memakan telur
Ibu hamil dianjurkan lebih banyak mengonsumsi makanan
yang mengandung banyak protein, karena dapat menjadi cadangan
energi
yang
akan
digunakan
untuk
mengejan
saat
melahirkan.Makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil sekaligus juga
akan dikonsumsi oleh janin sehingga perlu menjaga pola makan agar
bayi yang dilahirkan tidak lahir berat bayi lahir rendah (BBLR).
Telur sebagai bahan pangan mempunyai banyak kelebihan misalnya,
kandungan gizi telur yang tinggi, harganya relatif murah bila
dibandingkan dengan bahan sumber protein lainnya.
Berdasarkan kasus yang nyata dan pernah ada, maka masih
dapat dilakukan negosiasi karena telur mengandung protein yang
baik
pada
saat
kehamilan
dan
apabila
dilanjutkan
untuk
mengonsumsi telur, akan berdampak baik pada ibu yang sedang
mengandung atau hamil
4) Membawa gunting kecil atau pisau atau benda tajam lainnya
dikantung baju
Masyarakat meyakini bahwa hal tersebut untuk menjaga ibu
dan bayinya dari gangguan roh jahat dan makhluk halus. Menurut
pandangan
teori
medis,
kebiasaan
kebudayaan
ini
justru
28
membahayakan apabila benda tajam itu melukai si ibu dan juga janin
yang sedang dikandungnya.
Berdasarkan kasus diatas, maka perlu dilakukan rekonstruksi
karena membahayakan apabila benda tajam tersebut melukai ibu
hamil dan juga janin yang dikandungnya.
5) Ibu hamil tidak boleh keluar malam
Dalam kebudayaan di masyarakat hal ini tidak diperbolehkan
karena dapat diganggu oleh roh jahat. Dalam segi medis dapat
berpengaruh kepada psikologis, ibu hamil memiliki mental yang
sensitif dan mudah takut sehingga pada malam hari tidak dianjurkan
bepergian. Ibu hamil tidak dianjurkan keluar malam terlalu lama,
apalagi larut malam. Kondisi ibu dan janin bisa terancam karena
udara malam kurang bersahabat disebabkan banyak mengendapkan
karbondioksida (CO2).
Berdasarkan kasus diatas, maka perlu dipertahankan karena
secara medis biologis ibu hamil tidak dianjurkan keluar malam
terlalu lama karena udara malam kurang bersahabat disbabkan
banyaknya CO2.
6) Bentuk perut ibu hamil menentukan jenis kelamin anak
Untuk menentukan jenis kelamin anak pada masyarakat dilihat
berdasarkan bentuk perut ibu hamil, jika jenis kelamin laki-laki
terlihat runcing ke depan sedangkan
jenis kelamin perempuan
terlihat melebar ke samping. Yang menentukan Jenis Kelamin Fetus,
setelah terbentuknya sperma-sperma matang, separuhnya membawa
dalam genomnya sebuah kromosom X Oleh karena itu, jika sebuah
kromosom X dari sperma bergabung dengan sebuah kromosom X
dari ovum, membentuk kombinasi XX, seorang anak perempuan
akan lahir. Tetapi jika sebuah kromosom Y dari sperma dipasangkan
dengan sebuah kromosom X dari ovum, membentuk kombinasi XY
anak laki-laki yang akan dilahirkan dan juga teknologi USG di
rumah sakit 8
29
Perlu dilakukan rekonstruksi karena tidak ada kaitannya dan
jenis kelamin ditentukan oleh gen dan lebih spesifik ditentukan
dengan alat bantu USG.
30
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Budaya dan suku bangsa yang tersebar diseluruh Indonesia sangat
beranekaragam dan telah mewarnai dalam upaya peranan di bidang
kesehatan. Banyak faktor dan cara pandang pada setiap budaya dan suku
bangsa di Indonesia yang merupakan pengetahuan tradisional yang banyak
kaitannya dengan perawatan kehamilan. Perawatan kehamilan tradisional ini
pasti terdapat dampak, yang dimana dapat berdampak positif dan juga dapat
berdampak negatif terhadap kesehatan pada ibu yang sedang hamil. Dimana
dampak positif bisa dipertahankan, sedangkan untuk dampak yang negatif
dapat
direkonstruksi
ataupun
dinegosiasi
tergantung
tingkat
ketidakterkaitannya dengan kesehatan pada ibu hamil.
Menurut kelompok kami hal yang perlu direkonstruksi yaitu dilarang
membunuh binatang, membawa gunting kecil atau pisau atau benda tajam
lainnya dikantung baju, bentuk perut ibu hamil menentukan jenis kelamin
anak. Hal yang perlu di negosiasi yaitu berhubungan seks saat hamil, dan
tidak boleh memakan telur. Serta yang dipertahankan adalah ibu hamil yang
tidak boleh keluar malam.
4.2 Saran
1. Bagi petugas kesehatan
a) Petugas kesehatan di pelayanan kesehatan harus meberikan
dukungan penuh kepada ibu hamil terkait kehamilan diantaranya
rutin melakukan pemeriksaan Ante Natal Care (ANC) dan juga
asupan gizi seimbang.
b) Petugas kesehatan juga perlu melakukan sebuah kegiatan khusus
bagi ibu hamil untuk meluruskan persepsi-persepsi yang tidak
benar mengenai mitos-mitos yang terjadi di masyarakat.
c) Selain kepada ibu, petugas kesehatan juga perlu melakukan
penyuluhan kepada orang-orang terdekat ibu untuk memberikan
31
informasi mengenai kehamilan dan apa saja yang harus di hindari
ketika hamil sesuai anjuran petugas kesehatan.
2. Bagi ibu
a) Lebih aktif lagi untuk mencari informasi-informasi yang benar
terkait praktik kesehatan ibu hamil dan apa saja yang harus di
hindari sesuai anjuran petugas kesehatan yang kompeten
dibidangnya.
Sehingga
ibu
tidak
meyakini
bahkan
mengaplikasikan begitu saja informasi yang didapatkan dari
orang-orang seiktar ibu tanpa ibu tahu apakah itu baik untuk janin
atau malah sebaliknya.
32
DAFTAR PUSTAKA
1. Prihatin DW, Rachmawati N. Antropologi Kesehatan Konsep dan Aplikasi
Antropologi dalam Kesehatan. Yogyakarta: PT Pustaka Baru; 2018.
2. Kasnodihardjo dan Kristiana Lusi. Praktek budaya perawatan kehamilan di
Desa Gadingsari Yogyakarta. Vol 3. No 3. Yogkyakarta 2012.
3. Juariah. Kepercayaan dan Praktik Budaya Pada Masyarakat Desa
Karagsari Kabupaten Garut, Vol. 20, No. 2, Jurnal Ilmu Sosial dan
Humaniora, Garut; 2018
4. Astuti dkk, Hubungan antara Dukungan Keluarga dengan Penyesuaian
Diri Perempuan Pada Kehamilan Pertama, No.2 Jurnal Psikologi UGM,
Yogyakarta; 2000.
5. Wiranata IGAB. Antropologi Budaya. PT Citra Aditya Bakti. Jakarta : 2011
6. Devi, silvia. Mitos Jenis Kelamin Bayi Pada Ibu Hamil di Masyarakat
Minangkabau. Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya.vol 1.2015
7. Muslim Choirul, Marnis Musni, Nadya, Herryharyanto. Beberapa
Kejadian Cacat Bawaan Bayi Lahir di Rumah Sakit M.Yunus Bengkulu
Dalam Satu Dekade Terakhir. 2016.
8. https://sardjito.co.id/2019/09/30/hubungan-seks-saat-kehamilan/
9. Agustina N, Thohari I, Rosyidi D. Evaluasi sifat putih telur ayam pasteurisasi
ditinjau dari pH, kadar air, sifat emulsi dan daya kembang Angel Cake. Fakultas
Peternakan Universitas Brawijaya : Malang ; 2015
10. Yuresti, Ali Imron dan Maskun. Tradisi Bulangekh dalam Masa
Kehamilan pada Masyarakat Lampung Saibatin Di Pekon Sumberagung
Kecamatan Ngambur Kabupatenpesisir Barat. Fkip Unila.2015
11. Hall,
Guyton
Buku
Ajar
Fisiologi
Kedokteran.ed
12.Singapura;
Elsevier.2015
12. Untari,ida , Siti Mayasari. Study Of Developing The Myths Of Pregnancy
IN BPS Zubaidah. University Research Colloquium 2015
13. Yuresti, Ali Imron dan Maskun. Tradisi Bulangekh dalam Masa
Kehamilan pada Masyarakat Lampung Saibatin Di Pekon Sumberagung
Kecamatan Ngambur Kabupatenpesisir Barat. Fkip Unila.2015
33
Download