Uploaded by b.purba63

cbr indonesia

advertisement
Pendidikan Bahasa Indonesia
CRITICAL BOOK REPORT
“EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN”
Dosen Pengampu: Dra. Rosmaini, M.Pd
Disusun Oleh :
Nama
: Adithya Kevin Eldorado Saragih
NIM
: 4173311003
Kelas
: Matematika Dik E 2017
Kelompok
:2
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang MahaEsa, karena penulis masih
dapat membuat tugas Critical Book Riview (CBR) ini tepat pada waktunya.
Ada pun tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas CBR mata kuliah Pendidikan Bahasa
Indonesia. Penulis berharap makalah ini menjadi salah satu referensi bagi pembaca bila mana
hendak
mengetahui
materi
tentang
EJAAN
BAHASA
INDONESIA
YANG
DISEMPURNAKAN
Dalam penyusunan tugas ini banyak kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu kritik
yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi kesempurnaan tugas ini, dan
Dalam kesempatan ini kami
mengucapkan terimakasih kepada pihak – pihak yang telah
membantu dan secara khusus kepada Ibu Dra. Rosmaini, M.Pd. selaku Dosen pengampu
matakuliah Pendidikan Bahasa Indonesia. Karena telah memberikan bimbinganya kepada kami
untuk menyelesaikan tugas CBR ini hingga selesai.. Terimakasih
Medan, April 2019
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................
i
DAFTAR ISI................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................
1
1.3 Tujuan..........................................................................................
1
BAB II ISI
2.1 Identitas Buku..............................................................................
2
2.2 Ringkasan Buku ..........................................................................
2
BAB III PEMBAHASAN ............................................................................
13
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan..................................................................................
15
4.2 Saran ............................................................................................
15
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
16
BAB I
PENDAHULUAN
1.Latar Belakang
Suatu kesalahan besar jika kita menganggap bahwa persoalan
dalam pemilihan kata adalah suatu persoalan yang sederhana,
tidak perlu dibicarakan atau dipelajari karena akan terjadi
dengan sendirinya secara wajar pada diri manusia. Dalam
kehidupan sehari-hari sering kali kita menjumpai orang-orang
yang sangat sulit mengungkapkan maksud atau segala sesuatu
yang ada dalam pikirannya dan sedikit sekali variasi bahasanya.
Kita pun juga menjumpai orang-orang yang boros sekali dalam
memakai perbendaharaan katanya, namun tidak memiliki makna
yang begitu berarti. Oleh karena itu agar tidak terseret ke dalam
dua hal tersebut, kita harus mengetahui betapa pentingnya
peranan kata dalam kehidupan sehari-hari.
2.Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang makalah ini, permasalahan
yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1. Apakah pengertian dari EYD (Ejaan Yang Disempurnakan)?
2.Kaidah EYD ?
3.Tujuan Penulisan
Agar para pembaca dapat lebih mengerti dan memahami
penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan dalam Tata Bahasa
Indonesia
BAB II
ISI BUKU
2.1 IdentitasBuku
Buku Utama
Judul Buku
: Bahasa Indonesia Di Perguruan Tinggi
Penulis
: Ngalimun Syahroni., M.Pd.
Dwi Wahyu Candra Dewi,M.Pd
Mahmudi,M.Pd
Penerbit
: Aswaja Pressindo
ISBN
: 978-602-18664-3-6
Tahun Terbit
: 2013
Jumlah halaman
: 184 Halaman
Kota
: Banjarmasin
Bahasa
: Indonesia
Buku Pembanding
Judul Buku
: Bahasa Indonesia
Penulis
: Iwan Kurniawan
Penerbit
: PT Grasindo
ISBN
: -
Tahun Terbit
: 2007
Jumlah halaman : 318 halaman
Kota
: Jakarta
Bahasa
: Indonesia
2.2 Ringkasan Buku
Buku Utama
BAB VII
EJAAN BAHASA INDONESIA YANG
DISEMPURNAKAN
Imbuhan akhiran dan imbuhan awalan, termasuk awalan yang
mengalami
perubahan bentuk serta partikel yang biasanya ditulis serangkai
dengan kata
dasarnya, dapat dipenggal pada pergantian baris
Catatan:
a) Bentuk dasar pada kata turunan sedapat-dapatnya tidak
dipenggal.
b) Akhiran –i tidak dipenggal. (Lihat juga keterangan tentang
tanda hubung,
Bab V, Pasal E, Ayat 1.)
c) Pada kata yang berimbuhan sisipan, pemenggalan kata
dilakukan sebagai
berikut.
Misalnya :
te-lun-juk
si-nam-bung
ge-li-gi
Jika suatu kata terdiri atas lebih dari satu unsur dan salah satu
unsur itu dapat
bergabung dengan unsur lain, pemenggalan dapat dilakukan (1)
di antara
unsur-unsur itu atau (2) pada unsur gabungan itu sesuai dengan
kaidah 1a, 1b,
1c, dan 1d di atas.
Misalnya:
bio-grafi, bi-o-gra-fi
foto-grafi, fo-to-gra-fi
intro-speksi, in-tro-spek-si
kilo-gram, ki-lo-gram
kilo-meter, ki-lo-me-ter
pasca-panen, pas-ca-pa-nen
Keterangan:
Nama orang, badan hukum, dan nama diri yang lain disesuaikan
dengan Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan kecuali jika ada
pertimbangan khusus
PEMAKAIAN HURUF KAPITAL DAN HURUF MIRING
b. Huruf Kapital atau Huruf Besar
1. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama
kata pada awal
kalimat.
Misalnya:
Dia mengantuk
Apa maksudnya?
Kita harus bekerja keras.
Pekerjaan itu belum selesai
1. Huruf kapital dipakai sebegai huruf pertama petikan langsung.
Misalnya:
Adik bertanya,”Kapan kita pulang?”
Bapak menasihatkan,”Berhati-hatilah, Nak!”
“Kemrin engkau terlambat,”katanya.
“Besok pagi,” kata Ibu,”dia akan berangkat”.
2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan
yang
berhubungan dengan nama,Tuhan dan kitab suci, termasuk kata
ganti untuk
Tuhan.
3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar
kehormatan,
keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
Misalnya:
Mahaputra Yamin
Sultan Hasanuddin
Haji Agus Salim
Imam Syafii
Nabi Ibrahim
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar
kehormatan,
keturunan, dankeagamaan yang tidak diikuti nama orang.
Misalnya:
Dia baru saja diangkat menjadi sultan.
Tahun ini ia pergi naik haji.
4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama
jabatan dan pangkat
yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti
nama orang
tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya:
Wakil Presiden Adam Malik
Perdana Menteri Nehru
Profesor Supomo
Laksamana Muda Udara Husen Sastranegera
Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian
Gubernur Irian Jaya
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan
dan pangkat
yang tidak diikuti nama orang, atau nama tempat.
Misalnya:
Siapa gubernur yang baru dilantik itu?
Kemarin Brigadir Jenderal Ahmad dilantik menjadi mayor
jenderal.
6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur
nama orang.
Misalnya:
Amir Hamzah
Dewi Sartika
Wage Rudolf Supratman
Halim Perdanakusumah
Ampere
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang
yang digunakan
sebagai nama jenis atau satuan ukuran.
Misalnya:
Mesin diesel
7. Huruf kapital dipakasi sebagai huruf pertama nama bangsa,
suku bangsa, dan
bahasa.
Misalnya:
bangsa Indonesia
suku Sunda
bahasa Inggris
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa,
suku, dan
bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan.
Misalnya:
mengindonesiakan kata asing
keinggris-inggrisan
8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun,
bulan, hari, hari raya,
dan peristiwa sejarah.
Misalnya:
bulan Agustus
hari Natal
Perang Candu
tahun Hijriah
tarikh Masehi
bulan Maulid
hari Galungan
hari Jumat
hari Lebaran
9a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
Misalnya:
Asia Tenggara
Banyuwangi
Bukit Barisan
Cirebon
Danau Toba
Dataran Tinggi Dieng
Gunung Semeru
Jalan Diponegoro
Jazirah Arab
9b. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah
geografi yang tidak
menjadi unsur nama diri.
Misalnya:
berlayar ke teluk
mandi di kali
menyeberangi selat
pergi ke arah tenggara
9c. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama
geografi yang
digunakan sebagai nama jenis.
Misalnya:
garam inggris
gula jawa
kacang bogor
pisang ambon
10a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur
nama negara,
lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta nama dokumen
resmi kecuali
kata seperti dan.
Misalnya :
Republik Indonesia
Majelis Permusyawaratan Rakyat
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak
Keputusan Presiden Republik Indonesia, Nomor 57, Tahun 1972
10b. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata
yang bukan nama
resmi negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan,
serta nama
dokumen resmi.
Misalnya:
Menjadi sebuah republik
Beberapa badan hukum
Kerja sama antara pemerintah dan rakyat
Menurut undang-undang yang berlaku
11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur
bentuk ulang
sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah
dan
ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
Misalnya:
Perserikatan Bangsa-Bangsa
Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
Rancangan Undang-Undang Kepegawaian
12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata
(termasuk semua
unsur kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat
kabar, dan
judul karangan, kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, yang, dan
untuk yang
tidak terletak pada posisi awal.
Misalnya:
Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke
Roma.
Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.
13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan
nama gelar,
pangkat, dan sapaan.
14. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk
hubungan
kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman
yang
dipakai dalam penyapaan dan pengacuan.
Misalnya:
“Kapan Bapak berangkat?” tanya Harto.
Adik bertanya,”Itu apa, Bu?”
Surat Saudara sudah saya terima.
“Silakan duduk, Dik!” kata Ucok.
Besok Paman akan datang.
Mereka pergi ke rumah Pak Camat.
Para ibu mengunjungi Ibu Hasan.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk
hubungan
kekerabatan yang tidak dipakai dalam pengacuan atau
penyapaan.
Misalnya:
Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
Semua kakak
15. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti
Anda.
Misalnya:
Sudahkah Anda tahu?
Surat Anda telah kami terima.
b. Huruf Miring
1. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama
buku, majalah,
dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
Misalnya:
majalah Bahasa dan Kesusastraan
buku Negarakertagama karangan Prapanca
surat kabar Suara Karya
2. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau
mengkhususkan
huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata.
Misalnya:
Huruf pertama kata abad ialah a.
Dia bukan menipu, tetapi ditipu.
Bab ini tidak membicarakan penulisan huruf kapital.
3. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata
nama ilmiah atau
ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
Misalnya:
Nama ilmiah buah manggis ialah Garcinia mangostana.
Politik devide et impera pernah merajalela di negeri ini.
Weltanschauung antara lain diterjemahkan menjadi „pandangan
dunia‟.
Tetapi: Negara itu telah mengalami empat kudeta.
Catatan:
Dalam tulisan tangan atau ketikan, huruf atau kata yang akan
dicetak miring
diberi satu garis di bawahnya.
3. PENULISAN KATA
a. Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Misalnya:
Ibu percaya bahwa engkau tahu.
Kantor pajak penuh sesak.
Buku itu sangat tebal
b. Kata Turunan
1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan
kata dasarnya.
Misalnya:
bergeletar
dikelola
penetapan
menengok
mempermainkan
2. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran
ditulis serangkai
dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya
(Lihat juga
keterangan tentang tanda hubung, Bab V, Pasal E, Ayat 5.)
3. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat
awalan dan akhiran
sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai. (Lihat juga
keterangan
tentang tanda hubung, Bab V, Pasal E, Ayat 5.)
4. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam
kombinasi, gabungan
kata itu ditulis serangkai.
c. Bentuk Ulang
Bentuk ulang ditulis secara lengkat dengan menggunakan tanda
hubung.
Misalnya:
anak-anak biri-biri
buku-buku bumiputra-bumiputra
centang-perenang hati-hati
hulubalang-hulubalang kuda-kuda
kupu-kupu kura-kura
laba-laba mata-mata
sia-sia undang-undang
gerak-gerik huru-hara
lauk- pauk mondar-mandir
porak-poranda ramah-tamah
sayur-mayur
d. Gabungan Kata
1. Gabungan kata yang lazim sebut kata majemuk, termasuk
istilah khusus, unsurunsurnya
ditulis terpisah.
Misalnya:
duta besar
orang tua
kambing hitam
persegi panjang
model linear
mata pelajaran
simpang empat
meja tulis
kereta api cepat luar biasa
rumah sakit umum
2. Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin
menimbulkan
kesalahan pengertian, dapat ditulis dengan tanda hubung untuk
menegaskan pertalian di antara unsur yang bersangkutan.
Misalnya:
alat pandang-dengar
ibu-bapak kami
anak-istri saya
watt-jam
BUKU PEMBANDING
Bab V
1.Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
EYD (Ejaan yang Disempurnakan) adalah tata bahasa dalam
Bahasa Indonesia yang mengatur penggunaan bahasa Indonesia
dalam tulisan, mulai dari pemakaian dan penulisan huruf capital
dan huruf miring, serta penulisan unsur serapan. EYD disini
diartikan sebagai tata bahasa yang disempurnakan. Dalam
penulisan karya ilmiah perlu adanya aturan tata bahasa yang
menyempurnakan sebuah karya tulis. Karena dalam sebuah
karya tulis memerlukan tingkat kesempurnaan yang mendetail.
Singkatnya EYD digunakan untuk membuat tulisan dengan cara
yang baik dan benar.
2.Pemakaian Huruf
2.1.Huruf Abjad
Abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas
huruf berikut.Nama setiap huruf disertakan disebelahnya.
2.2. Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri
atas huruf a, i, u, e, dan o. Contoh pemakaian huruf vokal dalam
kata.
2.3.Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia
adalah huruf yang selain huruf vokal yang terdiri atas hurufhuruf b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.
2.4.Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan
dengan ai, au, dan oi.Contoh pemakaian dalam kata
2.5.Gabungan Huruf Konsonan
Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat gabungan huruf yang
melambangkan konsonan, yaitu : kh, ng, ny, dan sy. Masingmasing melambangkan satu bunyi konsonan. Contoh pemakaian
dalam kata
3.Penulisan Huruf
Dua hal yang harus diperhatikan dalam penulisan huruf
berdasarkan EYD, yaitu:
-Penulisan Huruf Besar.
-Penulisan Huruf Miring. Lebih jelasnya dapat dilihat pada
pembahasan berikut.
3.1.Penulisan Huruf Besar (Kapital)
Kaidah penulisan huruf besar dapat digunakan dalam beberapa
hal,yaitu :
1.Digunakan sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
Misalnya :
-Dia menulis surat di kamar
-Tugas bahasa Indonesia sudah dikerjakan.
2.Digunakan sebagai huruf pertama petikan langsung. Misalnya
:
-Ayah bertanya, “Apakah mahasiswa sudah libur?”.
-“Kemarin engkau terlambat”, kata ketua tingkat.
3.Digunakan sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang
berhubungan dengan nama Tuhan, kata ganti Tuhan, dan nama
kitab suci. Misalnya :
-Allah Yang Maha kuasa lagi Maha penyayang
-Terima kasih atas bimbingan-Mu ya Allah.
4.Digunakan sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan ,
keturunan, keagamaan yang diikuti nama orang. Misalnya :
-Raja Gowa adalah Sultan Hasanuddin
-Kita adalah pengikut Nabi Muhammad saw.
5.Digunakan sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan
pangkat yang diikuti nama orang, pengganti nama orang
tertentu, nama instansi, dan nama tempat. Misalnya :
-Wakil Presiden Yusuf Kalla memberi bantuan mobil
-Laksamana Muda Udara Abd. Rahman telah dilantik.
6.Digunakan sebagai huruf pertama unsur nama orang. Misalnya
:
-Ibrahim Naki
-Nofayanti
7.Digunakan sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa,
dan nama bahasa. Misalnya :
- bangsa Indonesia
-suku Sunda
8.Digunakan sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari
raya, dan peristiwa sejarah. Misalnya :
-tahun Hijriyah hari Jumat
-bulan Desember hari Lebaran
9.Digunakan sebagai huruf pertama nama geografi unsur nama
diri. Misalnya :
-Laut Jawa Jazirah Arab
-Asia Tenggara Tanjung Harapan
10.Digunakan sebagai huruf pertama semua unsur nama negara,
lembaga pemerintah, ketatanegaraan, dan nama dokumen resmi,
kecuali terdapat kata penghubung. Misalnya :
-Republik Indonesia
-Majelis Permusyawaratan Rakyat
11.Digunakan sebagai huruf pertama penunjuk kekerabatan atau
sapaan dan pengacuan. Misalnya :
-Surat Saudara sudah saya terima.
-Mereka pergi ke rumah Pak Lurah.
12.Digunakan sebagai huruf pertama kata ganti Anda. Misalnya
:
-Surat Anda telah saya balas
-Sudahkah Anda sholat?
13.Digunakan sebagai huruf pertama unsur singkatan nama
gelar, pangkat dan sapaan. Misalnya :
-Dr. Ibrahim Naki
-Abdul Manaf Husain, S.H
14.Digunakan sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang
sempurna yang terdapat pada nama badan lembaga pemerintah
dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi. Misalnya:
-Perserikatan Bangsa-Bangsa
-Undang-Undang Dasar Republik Indonesia.
15.Digunakan sebagai huruf pertama semua kata di dalam judul,
majalah, surat kabar, dan karangan ilmiah lainnya, kecuali kata
depan dan kata penghubung. Misalnya :
-Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.
-Ia menyelesaikan makalah “Asas-Asas Hukum Perdata”
3.2.Penulisan Huruf Miring
Huruf miring digunakan untuk :
1.Menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip
dalam tulisan. Misalnya :
-Buku Negara kertagama karangan Prapanca.
-Majalah Suara Hidayatullah sedang dibaca.
2.Menegaskan dan mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, dan
kelompok kata.
Misalnya :
-Huruf pertama kata abad adalah a. Dia bukan menipu, tetapi
ditipu
4.Penulisan Kata
Ada bebrapa hal yang pelru diperhatikan dalam penulisan kata,
yaitu :
4.1.Kata Dasar Kata dasar adalah kata yang belum mengalami
perubahan bentuk, yang ditulis sebagai suatu kesatuan. Misalnya
: -Dia teman baik saya.
4.2.Kata Turunan (Kata berimbuhan) Kaidah yang harus diikuti
dalam penulisan kata turunan, yaitu : Imbuhan semuanya ditulis
serangkai dengan kata dasarnya. Misalnya
-Membaca
Menulis Awalan dan akhiran ditulis serangkai dengan kata yang
langsung mengikuti atau mendahuluinya jika bentuk dasarnya
berupa gabungan kata. Misalnya :
Bertepuk tangan
Sebar luaskan. Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata dan
sekaligus mendapat awalan dan akhiran, kata itu ditulis
serangkai. Misalnya :
Menandatangani
Keanekaragaman. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya
dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai.
Misalnya :
-Antarkota
-Mahaadil
4.3.Kata Ulang Kata ulang ditulis secara lengkap dengan
menggunakan tanda (-). Jenis jenis kata ulang yaitu :
-Dwipurwa yaitu pengulangan suku kata awal. Misalnya = Laki
: Lelaki
-Dwilingga yaitu pengulangan utuh atau secara keseluruhan.
Misalnya = Laki : Laki-laki
-Dwilingga salin suara yaitu pengulangan variasi fonem.
Misalnya = Sayur : Sayur-mayur
-Pengulangan berimbuhan yaitu pengulangan yang mendapat
imbuhan. Misalnya =Main : Bermain-main
5.Penulisan Unsur Serapan
Dalam hal penulisan unsur serapan dalam bahasa Indonesia,
sebagian ahli bahasa Indonesia menganggap belum stabil dan
konsisten. Dikatakan demikian karena pemakai bahasa
Indonesia sering begitu saja menyerap unsur asing tanpa
memperhatikan aturan, situasi, dan kondisi yang ada. Pemakai
bahasa seenaknya menggunakan kata asing tanpa memproses
sesuai dengan aturan yang telah diterapkan. Berdasarkan taraf
integritasnya, unsur serapan dalam bahasa Indonesia
dikelompokkan dua bagian, yaitu :
1.Secara adopsi, yaitu apabila unsur asing itu diserap
sepenuhnya secara utuh, baik tulisan maupun ucapan, tidak
mengalami perubahan. Contoh yang tergolong secara adopsi,
yaitu : editor, civitas academica, de facto, bridge.
2.Secara adaptasi,yaitu apabila unsur asing itu sudah disesuaikan
ke dlaam kaidah bahasa Indonesia, baik pengucapannya maupun
penulisannya. Salah satu contoh yang tergolong secara adaptasi,
yaitu : ekspor, material, sistem, atlet, manajemen, koordinasi,
fungsi.
6.Jenis dan Fungsi Tanda Baca
6.1.Tanda titik (.)
Fungsi dan pemakaian tanda titik:
-Untuk mengakhiri sebuah kalimat yang bukan pertanyaan atau
seruan,
-Pada akhir singkatan nama orang,
-Diletakan pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat dan
sapaan,
-Pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum,
-Dibelakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar atau
daftar, dll.
6.2.Tanda Koma (,)
Fungsi dan pemakaian tanda koma antara lain:
-Memisahkan unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau
pembilang,
-Memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak
kalimat tersebut mendahului induk kalimat,
-Memisahkan petikan langsung dari bagian lain dakam kalimat,
dll.
6.3.Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan berupa
seruan atau perintah atau yang menggambarkan kesungguhan,
ketidakpercayaa, atau rasa emosi yang kuat.
6.4.Tanda Titik Koma (;)
Fungsi dan pemakaian titik koma adalah:
-Memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis atau setara,
-Memisahkan kalimat yang setara didalam satu kalimat
majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
6.5.Tanda Titik Dua (:)
Tanda Titik Dua digunakan dalam hal-hal sebagai berikut:
-Pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau
pemerian,
-Pada kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian,
-Dalam teks drama sesudah kata yang menunjukan pelaku dalam
percakapan,
-Di antara jilid atau nomor buku/ majalah dan halama,n antara
bab dan ayat dalam kitab suci, atau antara judul dan anak judul
suatu karangan.
6.6.Tanda Hubung (-)
Tanda hubung dipakai dalam hal-hal seperti berikut:
-Menyambung suku-suku kata yang terpisah oleh pergantian
baris,
-Menyambung unsur-unsur kata ulang,
-Merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.
6.7.Tanda Elipsis (…)
Tanda elipsis dipergunakan untuk menyatakan hal-hal seperti
berikut:
-Mengambarkan kalimat yang terputus-putus,
-Menunjukan bahwa satu petikan ada bagian yang dihilangkan.
6.8.Tanda Tanya (?)
Fungsi dan Kegunaan tanda tanya (?):
-Tanda tanya selalunya dipakai pada setiap akhir kalimat tanya.
-Tanda tanya yang dipakai dan diletakan didalam tanda kurung
menyatakan bahwa kalimat yang dimaksud disangsikan atau
kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
6.9.Tanda Kurung ( )
Tanda kurung dipakai dalam ha-hal berikut:
-Mengapit tambahan keterangan atau penjelasan,
-Mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian pokok
pembicaraan,
-Mengapit angka atau huruf yang memerinci satu seri
keterangan.
6.10.Tanda Kurung Siku ( {..} )
Tanda kurung siku digunakan untuk:
-Mengapit huruf, kata atau kelompok kata sebagai koreksi atau
tambahan pada akhir kalimat atau bagian kalimat yang ditulis
orang lain,
-Mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah
bertanda kurung.
6.11.Tanda Petik (“…”)
Fungsi tanda petik adalah:
-Mengapit petikan lagsung yang berasal dari pembicaraan,
naskah atau bahan tertulis lain
-Mengapit judul syair, karangan, bab buku apabila dipakai
dalam kalimat
-Mengapit istilah kalimat yang kurang dikenal
6.12.Tanda Petik Tunggal (‘..’)
Tanda Petik tunggal mempunyai fungsi:
-Mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain,
-Mengapit terjemahan atau penjelasan kata atau ungkapan asing.
6.13.Tanda Garis Miring (/)
Fungsi dan kegunaan garis miring
-Tanda garis miring dipakai dalam penomoran kode surat,
-Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau, per
atau nomor alamat.
6.14.Tanda Penyingkat (Apostrof) (‘)
Tanda Apostrof menunjukan penghilangan bagian kata.
BAB III
PEMBAHASAN
1.Pada buku I (utama) dan buku II (buku pembanding)
terdapat pengertian tentang Ejaan yang disempurnakan
sebagai pendahuluan atau pengantar terhadap materi yang
ingin disampaikan penulis kepada pembaca. Definisi materi
yang dibahas pada kedua buku memiliki kesamaan, namun
pada buku utama definisinya lebih mendalam dibandingkan
pada buku pembanding.
2.Kesamaan dari kedua buku tersebut terdapat dari materi
yang ada didalam buku. Sedangkan perbedaan dari kedua
buku, yaitu bagian-bagian dari materi yang dibahas tidaklah
sama.
3.Pada buku utama kelengkapan materinya lebih lengkap dan
lebih di jabarkan dari segi contoh soal maupun solusinya,
menggunakan
kalimat
yang
mudah
dipahami
karena
dijelaskan secara singkat dan padat. Sedangkan pada buku
pembanding kelengkapan teori yang di uraian sangat singkat
BAB IV
PENUTUP
4.1Kesimpulan
EYD (Ejaan yang Disempurnakan) adalah tata bahasa dalam
Bahasa Indonesia yang mengatur penggunaan bahasa
Indonesia dalam tulisan, mulai dari pemakaian dan penulisan
huruf capital dan huruf miring, serta penulisan unsur serapan.
EYD disini diartikan sebagai tata bahasa yang
disempurnakan. Dalam penulisan karya ilmiah perlu adanya
aturan tata bahasa yang menyempurnakan sebuah karya tulis.
Karena dalam sebuah karya tulis memerlukan tingkat
kesempurnaan yang mendetail. Dari uraian singkat di atas
maka kita bisa menarik kesimpulan/penulis mencoba
memberikan kesimpulan berdasarkan data-data dan fakta
dilapangan menunjukkan masih banyak orang-orang tidak
memahami pemakain bahasa Indonesia yang baik dan benar
sesuai dengan kaidah-kaidah yang benar. Jadi dilhat dari
fungsinya bahasa merupakan jantung dari kehidupan ini
karena tanpa bahasa kita tidak akan bisa berinteraksi sesama
yang lain.
4.2 Saran
Semoga pembaca dapat lebih mengetahui dan memahami
materi keterampilan menulis. Dan penulis mengharapkan
kritikan dan saran sebagai masukan untuk perbaikan dari
Critical Book Review ini.
DAFTAR PUSTAKA
Syahroni,ngalimun .2013.Bahasa Indonesia Di Perguruan
Tinggi.Banjarmasin: Aswaja Pressindo
Kurniawan,iwan.2007. Bahasa Indonesia.Jakarta: PT Grasindo
Download