Uploaded by User46859

LAPORAN MRF - Indo

advertisement
Rizka Nurlaila – Laporan MRF
1
Peningkatan Nilai Tambah Hasil Olahan Pasir
Zirkon Di Kalimantan Tengah Menjadi Zirkonia
Rizka Nurlaila
Jurusan Fisika, Fakultas MIPA Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: [email protected]
Abstrak— Bahan baku yang digunakan untuk mendapatkan
zirkonia oksida adalah pasir mineral zirkon. Pasir mineral zirkon
yang mengandung pengotor dan senyawa oksida logam lainya
dengan kadar yang berbeda perlu dicermati dalam
pengolahannya. Salah satu cara pengelohannya yaitu dengan
cara proses pemisahan menggunakan magnit, pencucian,
peleburan dengan KOH, direaksikan dengan HCl dan
direaksikan lagi dengan larutan NH4OH untuk mendapatkan pH
10 serta di kalsinasi pada suhu 700 0C
dengan waktu
penahanannya selama tiga (3) jam, empat (4) jam dan lima (5)
jam yang ini semua merupakan Tujuan dari Penelitian ini dan
kemudian hasilnya dianalisis dengan menggunakan XRD untuk
mengetahui komposisi struktur dan bentuk kristal. Pada
penelitian ini menghasilkan bahan berstruktur kristal
monoklinik. Kemudian intensitas tertinggi terdapat pada
kalsinasi dengan waktu penahanan 5 jam, dimana dimana
semakin tinggi intensitas maka semakin tinggi kristalisasinya
Kata kunci— Pasir Zircon, Zirconia (ZrO2), XRD
I. PENDAHULUAN
Zirkonia merupakan material keramik yang
berbentuk oksida kristalin hasil dari ekstraksi pasir
zircon[1]. Zirconia tidak terdapat dalam bentuk
bebas dialam melainkan dalam bentuk zirconium
silikat pada zirkon (ZrSiO4) zirconium oksida pada
baddeleyid (ZrO2) [2]. Zirconium terletak digolongan
IVB dengan nomor atom 40 dan massa atom relativ
91,22 serta memiliki bilangan oksida 4 dan
maksimum 8. Senyawa zirconia memiliki sifat-sifat
istimewa diantaranya tahan terhadap temperatur
tinggi, mempunyai ketangguhan, strength yang
relatif tinggi dan mudah bertransformasi fasa untuk
menghasilkan sifat mekanik tertentu serta mudah
untuk distabilkan dengan oksida logam yang lain
untuk memodifikasi sifat fisik [3]. Zirconium
memiliki sifat polimorf dimana pada suhu yang
sangat tinggi (>2370oC) bahan tersebut memiliki
struktur kristal kubik, pada suhu menengah (11702370 oC) memiliki struktur kristal tetragonal,
sedangkan pada temperatur rendah (dibawah 1170
o
C) membentuk struktur kristal monoklinik [4].
Indonesia mempunyai potensi pasir mineral
zirkon yang cukup besar yang sampai saat ini belum
dimanfaatkan secara maksimal. Salah satu sumber
zirkonia di alam yaitu pasir zirkon (ZrSiO4) yang
tersebar diwilayah Indonesia salah satunya
diwilayah Kalimantan Tengah Desa Kareng Pangi
yang menjadi lokasi penelitian.
Pada penelitian ini dilakukan proses pembuatan
bahan dasar zirkonia dari hasil pasir mineral zirkon
alam dengan cara proses pemisahan menggunakan
magnit, pencucian, peleburan dan kalsinasi pada
suhu 700 oC selama tiga (3) jam, empat (4) jam dan
lima (5) jam. Kemudian dikarakterisasi dengan
menggunakan XRD lalu dianalisis menggunakan
software Match untuk mengetahui komposisi
struktur dan bentuk kristal masing-masing sampel
zirkonia (ZrO2).
II. METODOLOGI PENELITIAN
Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini
adalah gelas beker, magnit, crusible, spatula,
alumanium foil, magnetik bar, botol sampel, kertas
saring, mortal, pipet tetes, pH meter, hot plate,
ultrasonic cleaner, furnace dan X-Ray Diffraction.
Bahan-bahan yang digunakan adalah sampel pasir
mineral zirkon, Aquades, KOH, HCl 10%, alkohol
96%, dan NH4OH 10%
Cara Kerja
Pada penelitian ini pasir zirkon diseparasi dengan
magnit, digerus menggunakan mortal sampai ukuran
partikel 200 mesh, dicuci dengan aquades
menggunakan ultrasonic cleaner selama 30 menit
Rizka Nurlaila – Laporan MRF
kemudian dikeringkan. Selanjutnya pasir zirkon
ditambahkan KOH dengan perbandingan 1 gram
pasir zirkon:1,5 gram KOH kemudian di panaskan
pada suhu 700oC dengan waktu penahanan selama 3
jam untuk menyempurnakan proses fusi ZrSiO4.
Hasil pemanasan residu didinginkan dalam suhu
ruang kemudian dicuci dengan aquades selama 1
jam dilakukan 3 kali untuk memisahkan pengotor
yang larut dalam air kemudian diendapkan lalu
endapan yang terbentuk dikeringkan.
Residu yang telah dikeringkan direaksikan dengan
HCl dan dipanaskan pada suhu 80 oC – 90 oC
selama 1 jam hingga terbentuk filtrat dan gel
berwarna kuning kemudian disaring dengan kertas
saring. Hasil filtrat direaksikan dengan larutan
NH4OH sampai mencapai pH 10 dan terbentuk
endapan putih. Kemudian disaring, hasil endapan
putih yang terbentuk diambil dan dikeringkan pada
oven lalu didinginkan dalam suhu ruang kemudian
digerus. Hasil gerusan tersebut di kalsinasi.
Proses kalsinasi dilakukan dalam furnace
menggunakan crusible pada suhu 700 oC dengan
variasi waktu 3 jam, 4 jam dan 5 jam sehingga
terduga terbentuk Zirkonia (ZrO2) lalu digerus
menggunakan mortal hingga halus. Hasil kalsinasi
dan gerusan ketiga sampel zirkonia (ZrO2) tersebut
dianalisis dengan X-Ray difraktometer (XRD)
kemudian dianalisis dengan menggunakan software
Match.
2
Gambar 1. ZrO2 hasil Kalsinasi dengan temperatur
700oC pada waktu penahanan 3 jam
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari olahan pasir zirkon melalui proses
pemisahan menggunakan magnit, pencucian
menggunakan aquades, peleburan dengan KOH,
direksikan dengan HCl dan kemudian ditambahkan
NH4OH untuk mencapai pH 10 maka diperoleh
serbuk Zirkonia (ZrO2) berwarna putih kekuningkuninginan. Hasil zirkonia tersebut teridentifikasi
dengan masih adanya pengotor yang mengandung
senyawa KCl karena disebab kan kurangnya proses
pencucian dan kurangnya sterilisasi pada saat
perlakuan prosedur percobaan. Hasil olahan pasir
zirkon menjadi zirkonia dapat dilihat pada gambar
berikut ini,
Gambar 2. ZrO2 hasil Kalsinasi dengan temperatur
700oC pada waktu penahanan 4 jam
Rizka Nurlaila – Laporan MRF
3
Gambar 3. ZrO2 hasil Kalsinasi dengan temperatur
700oC pada waktu penahanan 5 jam
Zirkonia (ZrO2) yang telah dihasilkan kemudian
di kalsinasi yang terbagi dalam 3 sampel dengan
perlakuan suhu 700oC pada waktu penahanan 3 jam,
4 jam, dan 5 jam. Masing-masing sampel tersebut
dianalisa dengan XRD kemudian dianalisis
menggunakan software Match untuk melihat
struktur kristal yang terbentuk. Dari analisis XRD
dapat dilakukan parameter kisi, ukuran kristal,
identifikasi fasa kristalin. Metoda yang dipakai
adalah memplot intensitas difraksi XRD terhadap
sudut difraksi 2θ [5]. Pengukuran dilakukan pada
daerah 2θ : 10o- 60o. Intensitas akan meninggi pada
nilai 2θ yang terjadi difraksi, intensitas yang tinggi
tersebut dalam grafik terlihat membentuk puncakpuncak pada nilai 2θ yang dapat dilihat pada gambar
dibawah ini.
muncul pada analisis XRD mempunyai intensitas
yang berbeda-beda [6]. Puncak-puncak difraksi yang
terbentuk dapat dilihat makin bertambah tinggi
tingkat penahanan waktu maka intensitasnya juga
makin tinggi, tetapi kristal ZrO2 yang terbentuk
baru sedikit dan belum sempurna, ini diakibatkan
masih bercampur dengan puncak yang lain yang
teridentifikasi berupa senyawa KCl.
Dari Gambar 1 dapat dilihat bahwa intensitas
tertinggi pada ketiga bidang diperoleh pada kristal
hasil kalsinasi dengan waktu penahanan 5 jam yaitu
dengan intensitas ±750. Peningkatan intensitas ini
berkaitan dengan kesempurnaan kristal yang
terbentuk. Hal ini disebabkan karena perubahan fasa
struktur kristal, diffraksi panjang gelombang dengan
fase yang berlawanan semakin berkurang.
IV. KESIMPULAN
KCl
KCl
Dari hasil penelitian didapat bahwa puncak-puncak
ZrO2 terlihat pada sudut 2θ sebesar ±31, sudut 2θ
sebesar ±41 dan sudut 2θ sebesar ±53 sehingga
membentuk struktur kristal monoklinik dengan
intensitas tertinggi yaitu sebesar ±750 yang terdapat
pada hasil kalsinasi temperatur 700 0C dengan
waktu penahanan 5 jam, dimana semakin tinggi
intensitas maka semakin tinggi kristalisasinya.
DAFTAR PUSTAKA
[1]
A. Behbahani, 2012, Hydrothermal synthesis of
zirconia nanoparticles from commercial zirconia,
School of Chemical Engineering, Iran University
of Science and Technology, Narmak, Tehran,
16846-13114, Iran
[2]
Dwiretnani Sudjoko, Triyono, 2008, Peningkatan
Kualitas Zirkonia Hasil Olah Pasir Zirkon, Pusat
Teknologi Akselerator dan Proses Bahan –
BATAN Yogyakarta 55281
[3]
Meor Yusoff Meor Sulaiman, 2005, High
Temperature Phase Transitions Xrd Studies Of
Zirconia Produced From Different Sources,
Malaysian Institute For Nuclear Technology
Gambar 1 Hasil analisis XRD ZrO2 setelah Kalsinasi
dengan waktu Penahanan 3 jam, 4 jam dan 5 jam
Pada Gambar 1, pola difraksi dari pasir zirkon,
muncul beberapa puncak sehingga dapat
disimpulkan bahwa padatan pasir zirkon berbentuk
poli kristal. Puncak ZrO2 kelihatan pada sudut 2θ
sebesar ±31, sudut 2θ sebesar ±41 dan sudut 2θ
sebesar ±53. Pendinginan yang relatif lama sesudah
kalsinasi akan menghasilkan bahan berstruktur
kristal monoklinik. Kristal merupakan susunan
atom, ion, atau molekul yang teratur dan berulang
dalam sistem tiga dimensi. Puncak-puncak yang
Rizka Nurlaila – Laporan MRF
Research (Mint), Bangi, 43000 Kajang, Selangor,
Malaysia
[4]
Slamet Priyono, 2012, Pemurnian Serbuk
Zirkonia dari Zirkon, Pusat penelitian Fisika –
LIPI, Komp Puspiptek Serpong
[5]
Mutimmah. dkk, 2013, Optimasi Ekstraksi
Zirkonia Berbahan Baku Pasir Zirkon Silikat
Melalui Reduksi Basa, Departemen Fisika,
Fakultas Sains danTeknologi, Universitas
Airlangga
[6]
Hermanus Senyan. dkk, 2013, Pengaruh Variasi
Massa Natrium Hidroksida Pada Pembuatan
Zirkonium Oksida Dari Pasir Mineral Zirkon
Asal Mandor Kabupaten Landak, Program Studi
Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura.
4
Download