Nizar Bordir 1. Siapa penggagas awal Nizar Bordir? Pemilik pertama (penggagas) Bapak Safiq, namun beliau sudah meninggal. Sehingga usaha Nizar Bordir dikelolah oleh anaknya yang bernama Syarif. Sehingga Nizar Bordir merupakan bisnis yang turun-temurun. 2. Apa alasan untuk memilih mengembangkan bordir sebagai bisnis, hingga sekarang bisa berkembang menjadi bisnis yang besar? Karena border sendiri merupakan ciri khas dari kabupaten Pasuruan. Dulu sering diadakan perkumpulan bisnis-bisnis lokal di Pasuruan. Nizar Bordir merupakan usaha pertama di Pasuruan yang memiliki mesin bordir sendiri. Sehingga ada beberapa merk yang ikut untuk menggunakan mesin bordir, hingga berkembang sapai saat ini. 3. Apa saja produk yang dihasilkan olek Nizar Bordiir? Saat awal merintis, dulu Nizar Bordir memproduksi mukenah dan sedikit memproduksi baju koko. Seiring berjalannya waktu, produksi mukenah mulai dikurangi, dan memperbanyak produksi baju koko. 4. Apakah untuk kedepannya ada rencana untuk mengembangankan produk lain, selain baju koko? Saat ini kita akan fokus di produksi baju koko saja. 5. Dalam perjalanan karirnya, apakah Nizar Bordir pernah melangalami pasang surut? Selama sekitar 6-7 tahun terahkir penjualan berjalan normal sesuai dengan pasaran, meskipun kadang mengalami penurunan daya beli. Karena kita menjual baju koko, dan mayoritas masyarakat Pasuruan adalah muslim, jadi produk kami laris saat mendekati Ramadhan, Idul Fitri, Idul Adha, dan Maulid Nabi. Tetapi penjualan berjalan normal, tidak ada kenaikan maupun penurunan yang signifikan. Karena kita menjual baju koko yang digunakan oleh laki-laki, sehingga berbeda dengan baju untuk perempuan. Untuk laki-laki, misalnya kita beli sekarang, mungkin setahun kemudian masih bisa dipakai. Berbeda dengan baju perempuan yang mungkin sebulan atau dua bulan saja sudah berganti. Kadang orang juga berpikir bahwa jika tidak terrlalu penting tidak akan membeli. Hal teresebut juga berpenggaruh pada penjualan. 6. Saat ini berapa total pekerja yang bergabung di Nizar Bordir? Saat ini ada sekitar 270 pekerja yang berada di pabrik. 7. Dimana lokasi pabrik produksi Nizar Bordir? Pabrik produksi Nizar Bordir berada di Nganglang, Pasuruan. Dari mulai mesin, Gudang, pemotongan kain sampai menjadi baju ada di pabrik tersebut. Sehingga pusat produksi Nizar Bordir sendiri ada di Bangil dan untuk yang di kota lain merupakan agen kami. 8. Dalam sehari dapat memproduksi berapa banyak baju? Kami terus melakukan produksi dan dalam sehari kita bisa menghasilkan sekitar 70 kodi. 9. Apakah ada ketentuan untuk usia pekerja di Nizar Bordir? Usia pekerja tergantung bagian yang diambil dalam produksi baju. Karena saat ini anak muda belum tentu bisa menjahit sebaik orang yang lebih tua. Untuk penjahit kami rata-rata berusia 40-50 tahun. Untuk di bagian lain, bisa dilakukan oleh pekerja dengan usia yang lebih muda. 10. Apa kendala dalam usaha bordir? Kendala berasal dari produksi saat mengalami mesin eror. Kita harus mengganti mesin dalam jangka waktu 10 tahun sekali, dan tergantung pada perawatan mesin juga. 11. Bagaimana antusiasme warga Bangil tehadap konsumen bordir? Warga bangil sendiri merespon positif terhadap bordir. Saat ini omset terbesar kita berasal dari Jawa Timur, tetapi masih terjadi sistem musiman. 12. Bagaimana cara pemasaran Nizar Bordir? Apakah ada strategi khusus dalam pesarannya? Kita distribusikan ke agen-agen kami yang ada di seluruh Indonesia. Kami juga memperlihatkan contoh baju juga. 13. Apa yang membedakan bordir milik Nizar Bordir dengan usaha bordir lain yang ada di Pasuruan? Sebenarnya untuk produk Nizar Bordir sendiri tidak bisa disebut 100% bordir, karena motif bordir di produk kami sudah mulai dikurangi. Tetapi disisi lain, kami unggul dalam penggunaan bahan kain. Tidak ada merk lain yang memakai kain seperti merk kami. Kami memakai kain yang memang khusus dibuat untuk Nizar Bordir. Kami bekerja sama dengan pabrik kain yang memproduksi agar jenis kain tersebut hanya diproduksi untuk Nizar Bordir. Sehingga tidak ada merk lain yang menyamai kain kami. 14. Apakah ada strategi khusus dalam persaingan dengan merk bordir lain? Tidak ada strategi khusus, kami hanya menawarkan produk dengan meperlihatkan keunggulan, bahwa kain dari produk kami berbeda dari yang lain serta motif bordir kita yang khas. 15. Menurut anda jika bordir dimasukkan ke dalam pembelajaran sekolah dasar, apakah hal tersebut dapat dilaksanakan dengan baik? Apakah ada kiat-kiat khusu dalam menjalankan pembelajaran? Menurut saya hal tersebut sangat bagus untuk dilaksanakan. Saat ini di Bangil masih terdapat bordir manual, yang membordir satu-persatu sehingga membentuk suatu motif yang diinginkan. Tetapi bordir manual sudah tidak banyak lagi, karena teknologi yang semakin maju dengan menggunakan mesin. Jika memasukkan bordir dalam pembelajaran, hal tersebut sangat bagus untuk dilakukan, agar seni bordir dapat terus dilestarikan dan tidak hilang. Nizar Bordir kemari sempat dikunjungi oleh anak SMA dari lamongan yang melakukan kunjugan ke pabrik dan melihat proses produksi baju dari mulai proses potong, membrodir, hingga menjadi baju. 16. Apakah ada tingkat kesulaitan dalam produksi baju? Kesulitannya terletak pada saat menentukan motif yang bagus dan menarik. 17. Apakah ada kualifikasi khusu untuk designer Nizar Bordir? Kami menggunakan design dari keluarga, kemudia juga terdapat designer dari luar negeri tepatnya Malaysia dan juga designer dari dalam negeri. 18. Apakah distribusi produk sudah mencapai pasar luar negeri? Saat ini kami belum mendistribusikan produk sampai luar negeri. Karena kami merasa saat ini pasar dalm negeri masih bagus. Kami juga sempat memiliki minat untuk mendistribusikan ke luar negeri, tetapi karena pemasaran di luar negeri memiliki banyak risiko sehingga kami melakukan pemasaran di dalam negeri terlebih dahulu untuk saat ini. Selain itu untuk pemasaran kami di dalam negeri juga belum maksimal, masih terdapat orang yang belum megetahui produk kami. Alya Collection 1. Berapa omset yang didapatkan untuk sekali ambil bahan? Mereka yang mengambil bahan bordir tidak sepenuhnya bekerja hanya untuk brodir, mereka melakukannya untuk mengisis waktu luang sambil melakukan pekerjaan rumah yang lain. Sehingga saya tidak menuntut mereka untuk bekerja secara professional karena hal tersebut. Mereka bekerja sebisanya dan saling bekerja sama. 2. Untuk design bordir, apakah ibu membuat sendiri atau ada designer? Kadang saya membuat design sendiri, kadang saya juga mencontoh design yang sedang menjadi trend. 3. Berapa waktu yang dibutuhkan untuk membordir 1 mukenah? Karena kami melakukan bordir manual, 1 mukenah dapat dikerjakan selama 2 hari. 4. Mengapa memilih menjalankan UKM bordir? Karena saya memang suka menjahir, kemudian ada pelatihan. Jadi saya memutuskan untuk menyalurkan hobi saya dengan menjalankan UKM ini. Dengan begitu selain saya menjalankan hobi, saya juga mendapatkan pemasukan dari hobi saya. 5. Produk apa saya yg diproduksi? Mukenah, baju, tas, kerudung pesana untuk umroh/pengajian dan sepatu. 6. Bagaimana cara mendistribusikan produk? Saya memasarkan produk secara online, beranama Ayla Collection. Cara mencarinya cukup ketik sepatu bordir di google. 7. Apa kendala dalam usaha ini? Kendalanya ada pada biaya produksi dan saya tidak bisa membuat stok barang. Jika ada biaya yang besar pun, saya tidak memiliki karyawan yang cukup. Saya tidak bisa membuat stok karena saat setelah produksi, produk akan langsung laku terjual. 8. Apakah pernah terpikirkan untuk mengembangkan usaha agar menjadi lebih besar? Pernah, tetapi terdapat kendala pada biaya dan karyawan tadi sehingga tidak bisa mengambangkan. Ahkan terkadang saya menggunakan uang belanja saya untuk membeli kain. 9. Menurut pendapat anda, bagaimana jika kegiatan bordir ini dimasukkan ke dalam pembalajaran di SD? Saat ini banyak tukang bordir yang memilih untuk bekerja di pabrik. Saat ini pemerintah mulai berencana untuk memasukkan bordir ke pembelajaran SD dan SMP. Hal tersebut merupakan hal yang bagus, karena memiliki kemampuan khusus itu sangat penting. 10. Bagaimana cara untuk bisa membordir? Pertama kita harus mencintai barang yang indah terlebih dahulu, kemudian minimal kita menerapkannya pada barang-barang yng kita punya, seperti memperindah baju kita sendiri. Dengan begitu saat saya ditawari untuk pelatihan saya langsung menyetujuinya.