Uploaded by User46062

PPT - IA

advertisement
PLANNING AND PERFORMING
INTERNAL AUDITS
Brink’s Modern Internal Auditing
Eighth Edition
Performing Effective Internal Audits
8.1 Initiating And Launching An Internal Audit
The justifications for initiating and launching an internal audit are:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Corporate reorganizations, including legal or physical threat events.
Audit committee formal requests.
A request to schedule an audit by senior management or the external auditors.
Need for a follow‐up audit based on the results of a prior audit.
A special audit performed at the request of local or unit management.
Other auditable areas identifi ed in the audit universe as described in Chapter 15 but not
in the regular, approved annual internal audit plan.
8.2 ORGANIZING AND PLANNING INTERNAL AUDITS
Keseluruhan tahap dan proses untuk mengatur dan merencanakan audit
internal membutuhkan pemahaman dari IIA International Standards for the
Professional Practice of Internal Auditing. Internal Audit membutuhkan skill
dan pengetahuan yang luas yang tidak bisa dideskripsikan dalam tahap
tertentu tetapi termasuk keseluruhan aktifitas. Sebelum fungsi audit internal
dimulai, diperlukan sebuah sarana untuk membangun fungsi audit internal
yang efektif, yaitu:
1. An effective plan or organization and a charter for launching internal audit
activities.
2. A long‐range annual audit plan.
3. Standard and effective approaches for performing all internal audits.
8.3 Internal Audit Preparatory Activities
Pelaksanaan audit internal sebaiknya direncanakan dengan baik, dengan mempertimbangkan
rencana tahunan dan proses penilaian risiko. Selain itu, sebaiknyar encana audit juga
mempertimbangkan faktor seperti adanya permintaan khusus darikomite audit, ataupun adanya
keterjadian yang tidak direncanakan seperti perubahanregulasi, atau peristiwa ekonomi yang
mempengaruhi organisasi tersebut.
Berikut ini beberapa aktivitas persiapan audit yang secara umum dilakukan oleh para auditor internal :
1. Determine the Audit Objectives
2. Audit Scedule and Time Estimates
3. Internal Audit Preliminary Surveys
The following are items that should be reviewed if available during an internal audit
preliminary survey :
-
Review of orior workpapers
Knowing the amount of time from the prior audit
Review of prior audit report
Significant recomended corrective actions
Organization of the entity
Other related audit materials
8.4 Starting The Internal Audit
Setelah segala persiapan untuk melaksanakan audit internal, maka langkah selanjutnya adalah
menyampaikan informasi terkait dengan pelaksanaan audit kepada Auditee yang meliputi informasi tentang
kapan, siapa dan kenapa akan dilaksanakan audit internal. Informasi ini disampaikan kepada Auditee dengan
menggunakan sebuah dokumen yaitu engagement letter.
Engagement letter berisi antara lain :
1.
Addressee
2.
Objectives and scope of the planned audit
3.
Expected start date and planned duration of the audit
4.
Persons responsible for performing the review
5.
Advance preparation needs
6.
Engagement letter copies
Setelah proses diatas dilakukan, auditor telah bertemu dengan pihak yang berwenang dari auditee,
maka selanjutnya akan dilakukan fieldwork audit. Kegiatan ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi yang
mendasari proses audit selanjutnya, termasuk sebagai background dalam penyusunan kebijakan dan perbaikan
prosedur. Kegiatan ini juga dilaksanakan dalam rangka meningkatkan pemahaman anggota tim terhadap area
yang sedang diaudit, serta untuk menetapkan dokumentasi terhadap prosedur yang sedang diaudit.
Setelah
Internal Audit Field Surveys
Langkah pertama yang diambil di situs audit. Auditor tidak bisa begitu saja masuk
tanpa maksud atau tujuan yang jelas dan mulai memeriksa dokumen dan mengamati operasi.
Survei lapangan memungkinkan auditor untuk (1) membiasakan diri dengan proses lokal
utama di tempat, dan (2) mengevaluasi struktur dan tingkat kontrol risiko pengendalian
dalam berbagai proses dan sistem yang termasuk dalam audit.
Berikut adalah informasi yang harus dikumpulkan oleh auditor selama survei lapangan:
1. Organization
2. Manuals and directives
3. Reports
4. Personel observations
5. Discussions with key personnel
Documenting The Internal Audit Field Survey
Setelah proses diatas dilakukan, auditor telah bertemu dengan pihak yang berwenang
dari auditee, maka selanjutnya akan dilakukan fieldwork audit. Kegiatan ini bertujuan
untuk mengumpulkan informasi yang mendasari proses audit selanjutnya, termasuk sebagai
background dalam penyusunan kebijakan dan perbaikan prosedur. Kegiatan ini juga
dilaksanakan dalam rangka meningkatkan pemahaman anggota tim terhadap area yang
sedang diaudit, serta untuk menetapkan dokumentasi terhadap prosedur yang sedang diaudit.
Field Survey Auditor Conclusions
Seringkali perencaaan audit yang disusun sebelum melaksanakan audit tidak
sesuaidengan kondisi Auditee yang sebenarnya karena masih menggunakan asumsi-asumsi
auditor. Oleh karena itu, setelah memperoleh informasi dari tahapan ini, perencanaan audit
tersebut harus segera dievaluasi dan diperbaiki
8.5 Developing and Preparing Audit Programs
Program audit adalah prosedur yang menggambarkan langkah-langkah dan
pengujian yang akan dilaksanakan oleh auditor dalam menjalankan proses audit.
Program audit sebaiknya diselesaikan segera setelah auditor melaksanakan survey
pendahuluan dan sebelum melaksanakan aktivitas audit yang sebenarnya.
Dua faktor penting dalam penyusunan program audit adalah :
1. Audit Program Formats and Their Preparation
Program audit telah mengidentifikasi seluruh aspek dari area yang akan
diuji,dan tingkat sensitivitas dari area tersebut terhadap pendekatan audit yang
akan dilaksanakan.
2. Types of Audit Evidence
Program audit digunakan sebagai alat panduan dalam melaksanakan
aktivitas audit.
8.6 PERFORMING THE INTERNAL AUDIT
a. Internal Audit Fieldwork Initial Procedures
Proses audit internal dapat saja mengganggu rutininas operasi bisnis auditee,
sehingga auditor perlu mengkomunikasikan tentang jadwal dan tujuan pelaksanaan audit
internal ini dengan pihak auditee. Selain itu, auditor juga harus mendapatkan komitmen
dari auditee terhadap pelaksanaan audit internal dimaksud, terutama dalamhal penyediaan
data dan laporan yang dibutuhkan oleh auditor internal. Jika pada pelaksanaannya terdapat
key person yang tidak kooperatif, maka auditor dapat membahasnya dengan pihak yang
berwenang dari auditee, atau merevisi strategi auditnya antara lain dengan :
1. Merevisi program dan prosedur audit yang akan dilakukan, misalkan dengan
melakukan uji tambahan di area lain, dsb.
2. Melengkapi proses audit tanpa menyelesaikan audit di area yang bermasalah,tetapi
pendekatan ini harus mendapatkan persetujuan dari pihak yang berwenang.
3. Menyelesaikan program audit yang telah direncanakan, dan menyusun kembali
ujiulang terhadap area yang bermasalah.
b. Audit Fieldwork Technical Assistance
Timbulnya permasalahan yang bersifat teknis dalam proses audit internal, dimanaauditor internal tidak
berkompetensi dalam bidang teknis dimaksud, harus diatasi dengan melaksanakan asistensi dari orang-orang yang
memiliki kompetensi pada bidang dimaksud. Permasalahan tersebut juga harus selalu didokumentasikan dalamkertas kerja
audit, sehingga dapat digunakan sebagai bahan pendukung penyusunanrencana audit berikutnya.
c. Audit Management Fieldwork Monitoring
d. Potential Audit Findings
Kapanpun auditor menemukan hal yang berpotensi sebagai temuan/kelemahan dari sistem pengendalian, maka
uraian kondisi dimaksud dan rekomendasi perbaikan harus segera dipersiapkan. Uraian dimaksud sering dimuat dalam
audit preliminary finding sheet yang berisikan antara lain :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Identifikasi temuan
Kondisi yang terjadi
Referensi kondisi/temuan pada dokumentasi kerja
Usulan/rekomendasi perbaikan dari auditor
Hasil diskusi tentang temuan dengan pihak manajemen
Rekomendasi yang telah disepakati untuk dilaksanakan oleh manajemen
e. Audit Program and Schedule Modifications
f. Reporting Preliminary Audit Findings to Management
STANDARDS FOR THE PROFESIONAL
PRACTICE OF INTERNAL AUDITING
9.1 What Is The IPPF?
International Professional Practices
Framework (IPPF) adalah kerangka kerja konseptual
yang mengatur pedoman resmi praktik auditor
internal yang dikeluarkan oleh Institute of Internal
Auditor.
IPFF dijadikan panduan wajib bagi profesi internal
audit.
9.2 THE INTERNAL AUDITING PROFESSIONAL PRACTICE STANDARDS: A KEY IPPF
COMPONENT
Standar Internasional untuk Praktik Audit Internal Profesional dirancang untuk:
A. Menggambarkan prinsip-prinsip dasar untuk praktik audit internal.
B. Menyediakan kerangka kerja untuk melakukan dan mempromosikan berbagai
kegiatan audit internal bernilai tambah.
C.Menetapkan dasar untuk pengukuran kinerja audit internal.
D. Mendorong peningkatan proses dan operasi organisasi.
(Standar ini memberikan pedoman bagi komite audit dan manajemen untuk
mengukur auditor internal mereka serta untuk auditor internal untuk mengukur
diri mereka sendiri. Standar ini juga menetapkan beberapa kendala pada
aktivitas audit internal)
Background of the IIA Standards
Organisasi professional Institute of Internal Auditor pertama kali mengeluarkan
Standar untuk Praktik Profesional Audit Internal pada tahun 1978 dengan tujuan
untuk "melayani seluruh profesi di semua jenis bisnis, di berbagai tingkat
pemerintahan, dan di semua perusahaan lain di mana auditor internal
ditemukan. untuk mewakili praktik audit internal sebagaimana mestinya.
”Sebelum standar 1978 ini, dokumen yang paling otoritatif disebut Pernyataan
Tanggung Jawab Audit Internal, awalnya dikeluarkan oleh IIA pada tahun 1947
dan kemudian direvisi dari tahun ke tahun hingga standar saat ini .
9.3 CONTENT OF THE IIA STANDARD
1. Internal Audit Attribute Standard
2. Internal Audit Performance Standards
3. Internal Audit Implementation Standards
Internal Audit Attribute Standards
• Standar yang berkaitan dengan karakteristik organisasi dan pihakpihak yang melakukan kegiatan audit internal
• Standar atribut ini mencakup area luas yang mendefinisikan atribut
auditor internal modern saat ini.
1000-Tujuan, Kewenangan, dan Tanggung Jawab
1100-Independensi dan Objektivitas
1110-Independensi Organisasi
1120-Objektivitas Individu
1130 - Pelemahan terhadap Independensi atau Objektivitas
Internal Audit Attribute Standards
1200- Kecakapan dan Kecermatan Profesional
1210-Kecakapan
1220-Kecermatan Profesional
1230-Pengembangan Profesional Berkelanjutan
1300- Program Asurans dan Peningkatan Kualitas
1310-Persyaratan Program Asurans dan Peningkatan Kualitas
1320-Pelaporan Program Asurans dan Peningkatan Kualitas
Internal Audit Performance Standards
2000- Mengelola Aktivitas Audit Internal
2010-Perencanaan
2020-Komunikasi dan Persetujuan
2030-Manajemen Sumber Daya
2040-Kebijakan dan Prosedur
2050-Koordinasi
2060-Laporan kepada Manajemen Senior dan Dewan
2070 -Penyedia Jasa Eksternal dan Tanggung Jawab Organisasi pada
Audit Internal
Internal Audit Performance Standards
2100-Sifat Kerja
2110-Tata Kelola
2120-Manajemen Resiko
2130-pengendalian
2200-Perencanaan Peenugasan
2210-Tujuan Penugasan
2220-Ruang Lingkup Penugasan
2230- Alokasi Sumber Daya Penugasan
2240- Program Kerja Penugasan
Internal Audit Performance Standards
2300-Pelaksanaan Penugasan
2310-Pengidentifikasian Informasi
2320-Analisis dan Evaluasi
2330-Pendokumentasian Informasi
2340-Supervisi Penugasan
Internal Audit Performance Standards
2400-Komunikasi Hasil Penugasan
2410 - Kriteria Komunikasi
2420-Kualitas Komunikasi
2430-Penggunaan frasa “Dilaksanakan sesuai dengan Standar
Internasional Praktik Profesional Audit Internal”
2440-Penyampaian Hasil Penugasan
2500-Pemantauan Perkembangan
2600-Komunikasi Penerimaan Risiko
9.4 KODE ETIK: IIA dan ISACA
1. Integritas
• 1.1. Harus melakukan pekerjaan mereka dengan kejujuran, ketekunan, dan tanggung jawab.
• 1.2. Harus mematuhi hukum dan membuat pengungkapan yang diharapkan oleh hukum dan
profesi.
• 1.3. Tidak akan secara sengaja menjadi pihak dalam aktivitas ilegal apa pun, atau terlibat
dalam tindakan yang dapat didiskreditkan ke profesi audit internal atau ke organisasi.
• 1.4. Harus menghormati dan berkontribusi pada tujuan organisasi yang sah dan etis.
2. Objektivitas
• 2.1. Tidak boleh berpartisipasi dalam aktivitas atau hubungan apa pun yang dapat merusak
atau dianggap merusak penilaian mereka yang tidak bias.
• 2.2. Tidak boleh menerima apa pun yang dapat merusak atau dianggap merusak penilaian
profesional mereka.
• 2.3. Harus mengungkapkan semua fakta material yang diketahui oleh mereka bahwa, jika tidak
diungkapkan, dapat mengganggu pelaporan kegiatan yang sedang ditinjau.
3. Kerahasiaan
• 3.1. Harus berhati-hati dalam menggunakan dan melindungi informasi yang
diperoleh selama menjalankan tugasnya
• 3.2. Tidak boleh menggunakan informasi untuk keuntungan pribadi apa pun
atau dengan cara apa pun yang akan bertentangan dengan hukum atau
merugikan tujuan sah dan etis organisasi.
4. Kompetensi
• 4.1. Harus hanya terlibat dalam layanan yang mereka memiliki pengetahuan,
keterampilan, dan pengalaman yang diperlukan
• 4.2. Harus melakukan layanan audit internal sesuai dengan Standar
Internasional untuk Praktik Profesional Audit Internal.
• 4.3. Harus terus meningkatkan kemampuan mereka dan keefektifan dan
kualitas layanan mereka.
9.5 IPFF Future Directions
• IPPF adalah hal baru dan merupakan upaya untuk mengikat dengan
lebih baik berbagai isu yang berkembang dan pedoman pengendalian
internal baru yang berdampak pada auditor internal saat ini.
• Keseluruhan IPPF tampaknya menjadi konsep yang sangat baik untuk
auditor internal, meningkatkan definisi internal dan menekankan
prinsip-prinsip kunci bersama dengan penekanan pada kode etik IIA
dan Standar Internasional untuk Praktik Profesional. Audit Internal.
Pemahaman keseluruhan dari semua komponen IPPF harus menjadi
persyaratan CBOK yang kuat.
TERIMAKASIH 
Download