BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok dan atau pun masyarakat. 1 Pelayanan kesehatan merupakan salah satu hak mendasar masyarakat yang wajib diselenggarakan oleh pemerintah sebagaimana diamanatkan dalam UndangUndang Dasar 1945 pasal 28 H ayat (1) “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan”. Pasal 34 ayat (3) “Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak”. 2 Puskesmas adalah organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan nomor 75 tahun 2014, Puskesmas merupakan unit pelayanan kesehatan yang bertanggung jawab dalam membangun derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya dalam mewujudkan kecamatan sehat. Sebuah Puskesmas dipimpin oleh seorang kepala Puskesmas dalam menjalankan fungsinya di masyarakat. Pada dasarnya, aktivitas Puskesmas dalam membangun derajat kesehatan masyarakat tidak lepas dari konsep dasar organisasi. 2 Organisasi sering didefinisikan sebagai sekelompok manusia (group of people) yang bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan bersama (common goals). Organisasi terdiri dari orang-orang dengan usaha yang terkoordinasi. Mereka harus bekerja sama atas dasar pembagian kerja, peran, dan wewenang masing-masing anggota. Tujuan dari sebuah organisasi akan menentukan struktur organisasi. Struktur organisasi merupakan kerangka yang juga menunjukkan 1 hubungan antar fungsi serta wewenang dan tanggung jawab masing- masing komponen. 3 Pengorganisasian puskesmas didefinisikan sebagai proses penetapan pekerjaan-pekerjaan pokok untuk dikerjakan, pengelompokkan pekerjaan, dan sumber daya untuk mencapai tujuan puskesmas secara efektif dan efisien. Struktur organisasi diperlukan guna menjamin manajemen yang efektif. Struktur organisasi Puskesmas diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan No.75 tahun 2014 tentang Puskesmas, struktur organisasi Puskesmas yang disusun oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota berdasarkan kategori, upaya kesehatan dan beban kerja Puskesmas. Organisasi puskesmas paling sedikit terdiri dari kepala puskesmas, kepala subbagian tata usaha, penanggung jawab upaya kesehatan masyarakat dan keperawatan kesehatan masyarakat, penanggung jawab upaya kesehatan perorangan, kefarmasian dan laboratorium, dan penanggung jawab jaringan pelayanan puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan. 2 Puskesmas sebagai suatu organisasi merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota. Salah satu Puskesmas yang terdapat di kota Padang adalah Puskesmas Ambacang dengan wilayah kerja untuk Kecamatan Kuranji. Oleh karena itu, penulis mengangkat makalah dengan judul “Struktur Organisasi Puskesmas” untuk mengetahui gambaran struktur organisasi di Puskesmas Ambacang Kota Padang. 1.2. Rumusan Masalah Bagaimana struktur organisasi di Puskesmas Ambacang Kota Padang ? 1.3. Tujuan Penulisan 1.3.1. Tujuan Umum Makalah ini dibuat untuk memberikan informasi mengenai struktur organisasi Puskesmas Amabacang Kota Padang. 2 1.3.2. Tujuan Khusus Mengetahui implementasi struktur organisasi Puskesmas berdasarkan Permenkes nomor 75 tahun 2014 di Puskesmas Ambacang. 1.4. Metode Penulisan Metode penulisan makalah ini berupa tinjauan pustaka yang merujuk pada beberapa literatur dan Laporan Tahunan Puskesmas Ambacang tahun 2018. 3 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Organisasi Menurut para ahli, definisi organisasi dimaknai berbeda-beda, yaitu: a. 3 Stephen F. Robbins Organisasi adalah unit sosial yang sengaja didirikan untuk jangka waktu yang relatif lama, beranggotakan dua orang atau lebih yang bekerja bersama-sama dan terkoordinasi, mempunyai pola kerja tertentu yang terstruktur, serta didirikan untuk mencapai tujuan bersama atau satu set tujuan yang telah ditentukan sebelumnya b. David Cherrington Organisasi adalah sistem sosial yang mempunyai pola kerja yang teratur dan yang didirikan oleh manusia serta beranggotakan sekelompok manusia dalam rangka mencapai satu set tujuan tertentu. c. Richard Daft Organisasi adalah sebuah entitas sosial yang berorientasi pada tujuan dengan suatu sistem kegiatan yang terstruktur dan mempunyai batasbatas yang bisa teridentifikasi. d. Secara umum Organisasi adalah kelompok orang yang secara bersama-sama ingin mencapai tujuan yang sama. 2.2. Definisi Puskesmas Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No.75 tahun 2014 pasal 1 dijelaskan bahwa Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. 2 4 2.3. Klasifikasi Puskesmas Puskesmas dapat diklasifikasikan berdasarkan karakteristik wilayah kerja dan kemampuan penyelenggaraan dalam rangka memenuhi pelayanan kesehatan. Berdasarkan karakteristik wilayah kerja, Puskesmas dikategorikan menjadi Puskesmas kawasan perkotaan, Puskesmas kawasan pedesaan, serta Puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil. Berdasarkan kemampuan penyelenggaraan, Puskesmas dikategorikan menjadi Puskesmas non rawat inap dan Puskesmas rawat inap. 2 2.4. Tujuan Puskesmas Puskesmas bertujuan untuk mendukung terwujudnya suatu kecamatan yang sehat. Pembangunan kesehatan di Puskesmas bertujuan untuk mewujudkan masyarakat : 2 a. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat. b. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu c. Hidup dalam lingkungan yang sehat d. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. 2.5. Prinsip Penyelenggaraan Puskesmas Prinsip penyelenggaraan Puskesmas meliputi: 2 a. Paradigma sehat, adalah Puskesmas mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk berkomitmen dalam upaya mencegah dan mengurangi risiko kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat. b. Pertanggungjawaban wilayah, adalah Puskesmas menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. c. Kemandirian masyarakat, adalah Puskesmas mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat. d. Pemerataan, adalah Puskesmas menyelenggarakan pelayanan kesehatan 5 yang dapat diakses dan dijangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya secara adil tanpa membedakan status sosial, ekonomi, agama, budaya, dan kepercayaan. e. Teknologi tepat guna, adalah Puskesmas menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan memanfaatkan teknologi tepat guna yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan, mudah dimanfaatkan, dan tidak berdampak buruk bagi lingkungan. f. Keterpaduan dan kesinambungan, adalah Puskesmas mengintegrasikan dan mengoordinasikan penyelenggaraan UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat) dan UKP (Upaya Kesehatan Perseorangan) lintas program dan lintas sektor serta melaksanakan sistem rujukan yang didukung dengan manajemen Puskesmas. 2.6. Lambang Puskesmas Lambang Puskesmas harus diletakkan di depan bangunan serta mudah terlihat oleh masyarakat. Arti dari lambang tersebut adalah: 2 a. Bentuk segienam (heksagonal), melambangkan: Keterpaduan dan kesinambungan yang berintegrasi dari 6 prinsip yang melandasi penyelenggaraan Puskesmas. Makna pemerataan pelayanan kesehatan yang mudah diakses masyarakat. Pergerakan dan pertanggungjawaban Puskesmas di wilayah kerjanya. b. Irisan dua buah bentuk lingkaran, melambangkan: Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan masyarakat. Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan perorangan. c. Stilasi bentuk sebuah bangunan, melambangkan Puskesmas sebagai tempat/wadah diberlakukannya semua prinsip dan upaya dalam proses penyelenggaraan kesehatan. 6 d. Bidang segitiga, mewakili tiga faktor yang mempengaruhi status derajat kesehatan masyarakat yaitu genetik, lingkungan, dan perilaku. e. Bentuk palang hijau di dalam segienam, melambangkan pelayanan kesehatan yang mengutamakan promotif preventif. f. Warna hijau, melambangkan tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan Puskesmas, dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. g. Warna putih, melambangkan pengabdian luhur Puskesmas. Gambar 2.1. Lambang Puskesmas (dikutip dari Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas) 2.7. Fungsi Puskesmas Ada tiga fungsi pokok Puskesmas yaitu: 2 1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayahnya. 2. Membina peran serta masyarakat diwilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat. 3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu di wilayah kerjanya. 2.8. Struktur Organisasi Puskesmas Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Stuktur organisasi Puskesmas tergantung dari kegiatan dan beban tugas masing-masing puskesmas. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No.75 tahun 2014 pasal 33 ayat (1), Puskesmas dipimpin oleh seorang kepala Puskesmas. Sementara itu, organisasi Puskesmas terdapat dalam Peraturan Menteri Kesehatan No.75 tahun 2014 pasal 34 7 ayat (1) dan (2). Pada ayat (1) dijelaskan bahwa organisasi Puskesmas disusun oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota berdasarkan kategori, upaya kesehatan dan beban kerja Puskesmas. Pada ayat (2), Organisasi Puskesmas paling sedikit terdiri atas: 1. Kepala Puskesmas Kepala puskesmas merupakan seorang Tenaga Kesehatan dengan kriteria sebagai berikut: a. Tingkat pendidikan paling rendah sarjana dan memiliki kompetensi manajemen kesehatan masyarakat; b. Masa kerja di Puskesmas minimal 2 (dua) tahun; dan c. Telah mengikuti pelatihan manajemen Puskesmas. Kecuali dalam hal Puskesmas tersebut berada di kawasan terpencil dan sangat terpencil yang tidak tersedia seorang tenaga kesehatan dengan tingkat pendidikan paling rendah sarjana, maka tenaga kesehatan dengan tingkat pendidikan paling rendah diploma tiga dapat menjadi kepala Puskesmas. Kepala puskesmas bertanggung jawab atas semua kegiatan puskesmas dan mengusulkan kebutuhan sumber daya puskesmas kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Kepala puskesmas berfungsi memimpin, mengawasi, dan melaksanakan koordinasi kegiatan puskesmas yang dapat dilakukan dalam jabatan struktural dan jabatan fungsional. 2. Kepala sub Bagian Tata Usaha Kepala sub bagian tata usaha bertugas membantu pimpinan dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi di bidang : 8 Data dan informasi Perencanaan dan penilaian Keuangan Umum dan kepegawaian 3. Penanggungjawab UKM dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama meliputi upaya kesehatan masyarakat esensial dan upaya kesehatan masyarakat pengembangan. Berdasarkan World Health Organization (WHO) yang dikenal dengan Basic Seven menjelaskan tentang program pokok pelayanan kesehatan dasar yang meliputi:2 1.. Pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana (maternal and child health care) Program pelayanan kesehatan KIA dan KB di Puskesmas yang ditujukan untuk memberikan pelayanan kepada PUS (Pasangan Usia Subur) untuk ber KB, pelayanan ibu hamil, bersalin, dan nifas serta pelayanan bayi dan balita. 2. Pelayanan pengobatan (medical care) Bentuk pelayanan kesehatan untuk mendiagnosa, melakukan tindakan pengobatan pada seseorang pasien dilakukan oleh seorang dokter secara ilmiah berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh selama anamnesis dan pemeriksaan. 3. Pelayanan kesehatan lingkungan (environmental sanitation) Program pelayanan kesehatan lingkungan di puskesmas untuk meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman melalui upaya sanitasi dasar, pengawasan mutu lingkungan, dan tempat umum termasuk pengendalian pencemaran lingkungan dengan peningkatan peran serta masyarakat. 9 4. Pelayanan promosi kesehatan (health education) Program pelayanan kesehatan puskesmas yang diarahkan untuk membantu masyarakat agar hidup sehat secara optimal melalui kegiatan penyuluhan (individu, kelompok maupun masyarakat). 5. Laboratorium sederhana (simple laboratory) 6. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit (communicable disease control) Program pelayanan kesehatan Puskesmas untuk encegah dan mengendalikan penyakit menular/infeksi (misalnya TB, DBD, Kusta dll). 7. Pencatatan dan pelaporan (simple statistic) Upaya kesehatan masyarakat pengembangan merupakan upaya kesehatan masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya bersifat inovatif dan/atau bersifat ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan, disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang tersedia di masing-masing Puskesmas. Upaya pengembangan puskesmas yang dibawahi adalah : 1. Pelayanan kesehatan jiwa Program pelayanan kesehatan jiwa yang dilaksanakan oleh tenaga Puskesmas dengan didukung oleh peran serta masyarakat, dalam rangka mencapai derajat kesehatan jiwa masyarakat yang optimal melalui kegiatan pengenalan/deteksi dini gangguan jiwa, pertolongan pertama gangguan jiwa dan konseling jiwa. Sehat jiwa adalah perasaan sehat dan bahagia serta mampu menghadapi tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya dan mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain. Misalnya ada konseling jiwa di Puskesmas. 2. Pelayanan kesehatan gigi masyarakat Program pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang dilakukan Puskesmas kepada masyarakat baik didalam maupun diluar gedung (mengatasi kelainan atau penyakit rongga mulut dan gizi yang merupakan 10 salah satu penyakit yang terbanyak di jumpai di Puskesmas. 3. Pelayanan kesehatan tradisional komplementer Program pembinaan terhadap pelayanan pengobatan tradisional, pengobat tradisional dan cara pengobatan tradisional. Yang dimaksud pengobatan tradisional adalah pengobatan yang dilakukan secara turun temurun, baik yang menggunakan herbal (jamu), alat (tusuk jarum, juru sunat) maupun keterampilan (pijat, patah tulang). 4. Pelayanan kesehatan olahraga Semua bentuk kegiatan yang menerapkan ilmu pengetahuan fisik untuk meningkatkan kesegaran jasmani masyarakat, baik atlet maupun masyarakat umum. Misalnya pembinaan dan pemeriksaan kesegaran jasmani anak sekolah dan kelompok masyarakat yang dilakukan puskesmas di luar gedung. 5. Pelayanan kesehatan indera Program pelayanan kesehatan mata terutama pemeliharaan kesehatan (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif) dibidang mata dan pencegahan kebutaan oleh tenaga kesehatan Puskesmas dan didukung oleh peran serta aktif masyarakat. Misalnya upaya penanggulangan gangguan refraksi pada anak sekolah. 6. Pelayanan kesehatan lansia Program pelayanan kesehatan usia lanjut atau upaya kesehatan khusus yang dilaksanakan oleh tenaga Puskesmas dengan dukungan peran serta aktif masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat usia lanjut. Misalnya pemeriksaan kesehatan untuk mendeteksi dini penyakit degeneratif, kardiovaskuler seperti : diabetes melitus, hipertensi dan osteoporosis pada kelompok masyarakat usia lanjut. 7. Pelayanan kesehatan kerja Program pelayanan kesehatan kerja puskesmas yang ditujukan untuk masyarakat pekerja informal maupun formal diwilayah kerja puskesmas dalam rangka pencegahan dan pemberantasan penyakit serta 11 kecelakaan yang berkaitan dengan pekerjaan dan lingkungan kerja. Misalnya pemeriksaan secara berkala di tempat kerja oleh petugas puskesmas. 4. Penanggung Jawab UKP, Kefarmasian, dan Laboratorium Penanggung jawab UKP, kefarmasian, dan laboratorium membawahi beberapa kegiatan, yaitu : a. Pelayanan pemeriksaan umum b. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut c. Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP d. Pelayanan gawat darurat e. Palayanan gizi yang bersifat UKP f. Pelayanan persalinan g. Pelayanan rawat inap untuk puskesmas dengan pelayanan rawat inap h. Pelayanan kefarmasian i. Pelayanan laboratorium 5. Penanggungjawab Jaringan Pelayanan Puskesmas dan Jejaring Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Penanggungjawab jaringan pelayanan puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan membawahi : 5 a. Puskesmas Pembantu Puskesmas pembantu adalah unit pelayanan kesehatan yang sederhana dan berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil dan masih dalam wilayah kerja puskesmas. Tujuan puskesmas pembantu adalah untuk meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat di wilayah kerjanya, sedangkan fungsi puskesmas pembantu adalah menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan yang dilakukan puskesmas di wilayah kerjanya. Penanggung jawab puskesmas pembantu adalah seorang perawat atau bidan, yang ditetapkan oleh kepala dinas kesehatan atas usulan kepala puskesmas. 12 Puskesmas pembantu didirikan dengan perbandingan satu puskesmas pembantu untuk dua sampai tiga desa/kelurahan. Perannya adalah : 1. Meningkatkan akses dan jangkauan pelayanan dasar di wilayah kerja puskesmas 2. Mendukung pelaksaan pelayanan kesehatan terutama UKM 3. Mendukung pelaksanaan kegiatan posyandu, imunisasi, pemberdayaan masyarakat, dan lain-lain 4. Mendukung pelayanan rujukan 5. Mendukung pelayanan promotif dan preventif b. Puskesmas Keliling Puskesmas Keliling adalah jaringan pelayanan puskesmas yang sifatnya bergerak, untuk meningkatkan jangkauan dan kualitas pelayanan bagi masyarakat di wilayah kerja puskesmas yang belum terjangkau oleh pelayanan dalam Gedung Puskesmas. Puskesmas keliling dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan dengan memperhatikan siklus kebutuhan pelayanan. Fungsinya menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan Puskesmas dalam wilayah kerjanya yang belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan terutama di daerah terpencil dan terisolasi. Peran puskesmas keliling adalah : 5 1. Meningkatkan akses dan jangkauan pelayanan dasar di wilayah kerja puskesmas 2. Mendukung pelaksanaan pelayanan kesehatan di daerah yang jauh dan sulit 3. Mendukung pelaksanaan kegiatan luar gedung seperti posyandu, imunisasi, KIA, penyuluhan kesehatan, surveilans, pemberdayaan masyarakat, dan lain-lain. 4. Mendukung pelayanan promotif dan preventif c. Bidan Desa Bidan desa merupakan bidan yang ditempatkan dan bertempat tinggal pada satu desa dalam wilayah kerja Puskesmas sesuai penugasan kepala puskesmas. 13 Tugas bidan desa yaitu : 1. Pelayanan KIA-KB 2. Pelayanan promotif, preventif, dan pemberdayaan masyarakat 3. Deteksi dini dan pengobatan awal terkait kesehatan ibu dan anak, termasuk gizi. 2.9. Organisasi Puskesmas menurut Tata Kelola PPK BLUD Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan, pada pasal 68 dan 69 mengatur tentang pengelolaan keuangan negara yaitu Badan Layanan Umum atau disingkat BLU. Dalam pelaksanaannya diatur oleh Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2005 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum. 4 Tata kelola organisasi Puskesmas menuju Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK BLUD), maka struktur organisasi menjadi : 4 1. DPRD Kota Padang DPRD Kota Padang berperan dalam menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah Daerah, menetapkan persetujuan bersama dengan Walikota terhadap anggaran Puskesmas melalui Raperda APBD, melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Perda tentang APBD dan menyetujui pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran Puskesmas melalui Raperda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD. 2. Walikota Padang Walikota Padang adalah orang yang mewakili Pemerintah Kota Padang selaku pemilik Puskesmas, Walikota memiliki kewajiban: a. Memiliki mekanisme pengangkatan dan pemberhentian Dewan Pengawas dan Pejabat Pengelola BLUD. b. Memiliki mekanisme untuk mengesahkan RSB, RBA dan Laporan Pertanggungjawaban Tahunan dengan tepat waktu. 14 c. Memiliki mekanisme penilaian kinerja Puskesmas dan penilaian kinerja Dewan Pengawas dan Pejabat Pengelola. d. Memiliki mekanisme baku dan transparan menyangkut pemberian persetujuan atas semua kegiatan Puskesmas yang memerlukan persetujuan Walikota. e. Berkewajiban melakukan pembinaan teknis kepada BLUD melalui Sekretaris Daerah dan Dinas Kesehatan Kota Padang serta pembinaan keuangan BLUD melalui Dinas Pendapatan, Keuangan dan Pengelolaan Aset Daerah. f. Berkewajiban untuk menjaga tujuan pendirian Puskesmas tetap terlaksana dan memberikan manfaat yang semaksimal mungkin bagi negara dan daerah untuk kepentingan peningkatan kesejahteraan rakyat. Walikota Padang mempunyai hak-hak sebagai berikut : a. Hak untuk melaksanakan segala wewenang yang tidak diserahkan kepada Dewan Pengawas dan/atau Pejabat Pengelola. b. Hak untuk memperoleh informasi material mengenai Puskesmas secara tepat waktu dan teratur. Walikota Padang mempunyai wewenang sebagai berikut : a. Membentuk Dewan Pengawas pada Puskesmas sesuai ketentuan yang berlaku. b. Mengangkat dan memberhentikan Pejabat Pengelola dan Pejabat Struktural. 3. Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang selaku Dewan Pengawas adalah organ BLUD puskesmas yang bertugas melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada Pejabat Pengelola, serta memberi saran dan masukan kepada Wali kota menyangkut pengolaan dan pengurusan puskesmas oleh Pejabat Pengelola. 15 Dewan Pengawas bertanggung jawab kepada Walikota dan melaporkan pelaksanaan tugasnya secara berkala paling sedikit satu kali dalam satu semester dan sewaktu-waktu bila diperlukan. Dewan Pengawas memiliki kewajiban sebagai berikut :5 a. Melaporkan kinerja Puskesmas kepada Walikota b. Memberikan nasihat kepada Pejabat Pengelola BLUD dalam melaksanakan kepengurusan BLUD. c. Memonitor tinjak lanjut hasil evalusi dan penilaian kinerja. d. Memberikan pendapat dan saran kepada Walikota mengenai rencana strategis bisnis (RSB) rencana bisnis dan anggaran (RBA) yang diusulkan oleh Pejabat Pengelola. e. Mengikuti perkembangan kegiatan BLUD, memberikan pendapat dan saran kepada Walikota mengenai setiap masalah yang dianggap penting bagi pengurusan BLUD. f. Melaporkan kepada Walikota bila terjadi gejala menurunnya kinerja BLUD Struktur Organisasi Puskesmas setelah penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) ditetapkan berdasarkan SK Walikota tentang Pemberlakuan Pola Pengelolaan Pada Dinas Kesehatan Kota sebagai Badan Layanan Umum Daerah. Pembentukan dan Susunan Organisasi Puskesmas sebagai berikut : 4 1. Pejabat Pengelola Puskesmas Pimpinan BLUD (Puskesmas) adalah seorang Pejabat Pengelola Puskesmas. Pejabat Pengelola adalah pimpinan tertinggi sebagai penanggung jawab umum operasional dan keuangan puskesmas yang bertanggungjawab kepada Walikota melalui Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang. 2. Pejabat Keuangan a. Umum dan Kepegawaian b. Inventaris Barang 16 c. Keuangan Kepala Sub Bagian Tata Usaha bertindak sebagai Koordinator Keuangan, Inventaris dan Kepegawaian yang bertanggungjawab kepada pimpinan BLUD (Kepala UPT) dan berfungsi sebagai penanggung jawab keuangan Puskesmas. 3. Pejabat Teknis Upaya kesehatan masyarakat, terdiri dari : a. Program Promosi Kesehatan. Tugas koordinator : Menggerakkan dan membimbing masyarakat kearah preventif dengan meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan di wilayah kerja puskesmas. b. Program Gizi. Tugas koordinator : Mengamati keadaan gizi masyarakat dan mengupayakan perbaikan gizi masyarakat. c. Program Kesehatan Lingkungan. Tugas koordinator : Mengkoordinir dan menyelenggarakan pelaksanaan kegiatan kesehatan lingkungan sesuai standar yang telah ditentukan. d. Program Pemberantasan Pengendalian Penyakit ( P2P). Tugas koordinator : Mengkoordinir dan menyelenggarakan pelaksanaan kegiatan Pemberantasan Penyakit menular dan tidak menular diwilayah kerja Puskesmas Ambacang. e. Program Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana (KIA-KB) Tugas koordinator : Menyelenggarakan pelayanan KIA dan KB di puskesmas. f. Pengobatan. Tugas koordinator : Mengkoordinir penyelenggaraan, pemeriksaan danpengobatan rawat jalan, UGD dan PUSTU/Puskeskel 17 Upaya Kesehatan Perorangan, terdiri dari : a. Program Kesehatan Indera. Tugas koordinator : Membantu pimpinan dalam upaya pelayanan kesehatan mata di wilayah kerja puskesmas. b. Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Tugas koordinator : Membina dan mengawasi upaya kesehatan sekolah yang ada di wilayah kerja puskesmas. c. Program Kesehatan Gigi dan Mulut. Tugas Koordinator : Menyelenggarakan pelayanan pengobatan dan pencegahan penyakit gigi dan mulut dalam wilayah kerja puskesmas. d. Program Kesehatan Jiwa. Tugas koordinator : Membina dan mengawasi pelayanan kesehatan masyarakat yang berhubungan dengan kejiwaan yang ada diwilayah kerja puskesmas e. Program Kesehatan Olahraga. Tugas koordinator : Membina dan mengawasi upaya kesehatan yang berhubungan dengan kegiatan olahraga. f. Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Tugas koordinator : Membina kesehatan, keselamatan pekerja, serta lingkungan tempat kerja yang sehat. g. Program Kesehatan Usia Lanjut Tugas koordinator : Melaksanakan kegiatan pembinaan, perawatan, pemeriksaan penyuluhan kesehatan kepada penduduk usia lanjut di wilayah kerja puskesmas. 18 h. Perawatan Kesehatan Masyarakat. Tugas koordinator : Membantu pimpinan dalam membina kegiatan perawatan kesehatan masyarakat di luar gedung puskesmas. i. Penyakit Tidak Menular (PTM) Tugas koordinator : Membina dan mengawasi pelayanan kesehatan masyarakat dengan menjaring Penyakit tidak menular yang ada di wilayah kerja puskesmas. Upaya Kesehatan Penunjang, terdiri dari : a. Laboratorium. Tugas koordinator : Mengkoordinir pemeriksaan laboratorium dan penyediaan reagensia yang diperlukan oleh puskesmas. b. Pencatatan & Pelaporan ( SP2TP ). Tugas koordinator : Menyiapkan laporan, perencanaan, monitoring dan evaluasi kegiatan puskesmas serta membantu pimpinan dalam proses menajemen yang ada di puskesmas. c. Farmasi. Tugas koordinator : Mengkoordinir penyelenggaraan Apotek puskesmas, termasuk administrasi obat – obatan serta penyimpannya. BAB 3 ANALISIS SITUASI 3.1. Sejarah Puskesmas Puskesmas Ambacang didirikan pada tanggal 5 Juli 2006. Kepala puskesmas pertama adalah dr. Dewi Susanti Febri. Saat itu puskesmas hanya memiliki 15 orang staf. dr. Dewi Susanti Febri menjabat sebagai kepala puskesmas sampai bulan Maret 2009, setelah itu dr. Hj. May Happy menjabat sampai tahun 2012. Tahun 2012 hingga bulan Juli tahun 2018 dipimpin oleh Trice Erwiza, S.KM, M.Kes, lalu setelah itu Puskesmas Ambacang dipimpin oleh dr. Weni Fitria Nazulis. 6 Puskesmas Ambacang terletak di salah satu kelurahan pada Kecamatan Kuranji kota Padang yaitu kelurahan Pasar Ambacang. Karena terletaknya puskesmas dikelurahan tersebut maka diberi nama Puskesmas Ambacang Kuranji sesuai dengan masukan dari berbagai pihak antara lain Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang dengan sebutan “Puskesmas Ambacang Kuranji”. Awalnya pelaksanaan program puskesmas ini masih bekerja sama dengan Puskesmas Kuranji, karena 4 kelurahannya sebagai wilayah kerja Puskesmas Kuranji. Pada tahun 2006 telah berdiri sendiri dapat dilaksanakan secara mandiri dan berkesinambungan. 6 Puskesmas Ambacang berfungsi dalam menyelenggarakan pembangunan berwawasan kesehatan. Visinya adalah menjadikan kecamatan sehat yang mandiri dan berkeadilan. Visi ini dilaksanakan dengan beberapa misi, antara lain: membangun kesehatan di wilayah yang akan memberikan dukungan agar tercapainya visi pembangunan nasional; menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Ambacang; mendorong kemandirian untuk hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat; memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan, dan keterjangkauan pelayanan kesehatan; serta memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga, dan masyarakat serta lingkungannya. 6 20 3.2. Kondisi Geografis Puskesmas Ambacang terletak pada 0° 55' 25.15" Lintang Selatan dan +100° 23' 50.14" Lintang Utara, dan terletak pada ketinggian 57 m dari permukaan laut. Luas wilayah kerja Puskesmas Ambacang adalah sekitar 12 km2 meliputi empat kelurahan, yaitu: Kelurahan Pasar Ambacang, Kelurahan Anduring, Kelurahan Ambacang, dan Kelurahan Lubuk Lintah. 6 Secara geografis Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang berbatasan dengan kecamatan dan kelurahan yang menjadi tanggung jawab selain Puskesmas Ambacang, antara lain: Utara : Wilayah Kerja Puskesmas Kuranji Timur : Wilayah Kerja Puskesmas Pauh Selatan : Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Barat : Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Gambar 3.1 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang 6 Dilihat dari segi topografis dan geografis Puskesmas Ambacang yang terletak di Jalan Raya By Pass KM 8,5 Kelurahan Pasar Ambacang, Kecamatan Kuranji, Kota Padang (± 8 km dari pusat kota) dapat terjangkau dengan kendaraan roda dua atau roda empat pribadi maupun sarana angkutan umum berupa angkutan kota, ojek, dan becak sehingga akses masyarakat ke puskesmas mudah. 6 21 3.3. Kondisi Demografis dan Sasaran Puskesmas Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Ambacang yang menjadi sasaran kegiatan Puskesmas selama tahun 2018 adalah sebanyak 52.032 jiwa dengan luas wilayah kerja sekitar 12 km2. Distribusi kependudukan menurut kelurahan adalah sebagai berikut. 6 Tabel 3.1 Data Distribusi Penduduk menurut Kelurahan di Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang tahun 2018 6 Jenis Kelamin Kelurahan Jumlah Laki-laki Perempuan Ps. Ambacang 9.322 9.337 18.659 Anduring 7.434 7.445 14.879 Lubuk Lintah 5.394 5.406 10.800 Ampang 3.876 3.818 7.694 Jumlah 26.026 26.006 52.032 Berdasarkan data di atas, kepadatan penduduk di wilayah kerja Puskesmas Ambacang Kuranji adalah sekitar 4.224 penduduk/km2. Berdasarkan UU No.50 tahun 1960, angka ini menunjukkan wilayah kerja Puskesmas Ambacang termasuk kategori kependudukan sangat padat. Selain itu pertambahan jumlah penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang selama 7 tahun terakhir dari tahun 2010 (43.114 orang) s/d tahun 2018 adalah sebanyak 8.247 orang. Dengan pertambahan jumlah penduduk yang cukup pesat maka berbagai masalah dapat bermunculan, seperti masalah kesehatan terutama penyakit infeksi. 6 Jumlah distribusi sasaran penduduk di wilayah kerja Puskesmas Ambacang selama tahun 2018 adalah sebagai berikut: 22 Tabel 3.2 Sasaran Program Kesehatan Puskesmas Ambacang Tahun 2018 6 Kelurahan Pasar Ambacang Anduring Lubuk Lintah Ampang Jumlah Bayi Balita Bumil Bulin Bufas WUS PUS Total Lansia pendu duk 336 1.615 363 347 349 4.216 3.637 1.245 18.659 264 1.216 290 277 278 3.361 2.899 993 15.879 195 940 210 200 201 2.440 2.105 721 10.800 141 936 743 4.514 150 1.013 142 966 143 966 1.740 1.502 11.757 10.143 513 3.633 7.694 52.032 Berdasarkan tabel di atas, setiap puskesmas idealnya menangani maksimal 30.000 penduduk di wilayah kerjanya, sedangkan di wilayah kerja Puskesmas Ambacang terdapat 52.684 penduduk. Hal ini tentunya menunjukkan bahwa rasio puskesmas terhadap jumlah penduduk belum mencapai standar ideal.6 3.4. Sarana dan Prasarana Puskesmas Ambacang telah memiliki sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan kegiatan di puskesmas. Puskesmas ini telah memiliki gedung permanen dua lantai yang dapat dimanfaatkan dalam melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan dan kegiatan administrasi puskesmas. Selain itu juga terdapat kendaraan operasional puskesmas yang dapat digunakan untuk menjangkau sarana kesehatan lain dan tempat-tempat pelaksanaan programprogram puskesmas, seperti posyandu, posbindu, poskeskel, dan sebagainya. Sarana kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Ambacang antara lain: 6 a) Puskesmas : 1 buah b) Puskesmas Pembantu : 1 buah c) Pos Kesehatan Kelurahan : 1 perkelurahan (total 4) d) Roda 2/roda 4 : 3/1 e) Klinik/K.Bersalin :4 f) :0 RS Swasta 23 Gambar 3.2 Geomapping Sarana Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang 6 3.5. Data Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia dalam sistem kesehatan terdiri atas tenaga kesehatan dan non kesehatan. Tenaga kesehatan merupakan orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan. Tenaga kesehatan dan non kesehatan dalam memberikan pelayanan kepada pasien yang berobat di Puskesmas Ambacang berjumlah 55 orang. 6 Secara kuantitatif, sumber daya tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas Ambacang sudah memenuhi standar rata-rata, dimana berdasarkan lampiran Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 dijelaskan bahwa jumlah minimal tenaga kesehatan untuk puskesmas nonrawat inap kawasan perkotaan adalah 22 orang. Meskipun demikian, secara kualitatif tetap diperlukan upaya peningkatan kualitas SDM di Puskesmas Ambacang melalui pendidikan dan pelatihan, demi terwujudnya pengembangan upaya kesehatan yang lebih baik.6 24 Tabel 3.3 Tenaga Kesehatan dan Non Kesehatan di Puskesmas Ambacang 6 Status Pegawai Jenis Petugas PNS PTT Dokter Umum 2 - Dokter Gigi 2 Sarjana 2 Bidan Pendidikan Terakhir Suka Rela/ S2 S1 DIV DIII DI Honor Sederajat Jumlah SLTA 1 - 3 - - - - 3 - - 2 - - - - 2 - - - 2 - - - - 2 13 1 3 - - 2 15 - - 17 Perawat 7 - 2 - 1 - 7 - 1 9 Perawat Gigi 1 - - - - - - - 1 1 Kesling 2 - - - - 1 1 - - 2 Analis - - 1 - - - 1 - - 1 Fungsional 1 - - - - - - - 1 1 1 - - - 1 - - - - 1 Apoteker 1 - - 1 - - - - Asisten 2 - - - - - - - 2 2 2 - - - 1 - 1 - - 2 RR 3 - 2 - - - 2 - 3 5 Sopir/cleaning - - 3 - - - - - 2 3 39 1 15 1 11 3 27 0 10 55 - Kesmas Analis Epidemiologi (SKM) 1 Apoteker Nutrition (AKZI/ SKM) Service Jumlah Dari segi rasio tenaga dengan penduduk, sumber daya manusia di Puskesmas Ambacang relatif kurang memadai. Tenaga medis dokter umum sebanyak 3 orang 25 dengan rasio 1:52.032 jiwa, artinya 1 dokter melayani 17.344 orang. Angka tersebut sangat jauh dari ideal apabila dikaitkan dengan sistem pelayanan kesehatan terpadu dimana satu dokter melayani maksimal 2500 penduduk. Menurut Standar Pelayanan Minimal (SPM), satu orang bidan maksimal menangani 3.000 penduduk saja. Di Puskesmas Ambacang terdapat 17 bidan yang menangani 52.032 penduduk dengan rasio 1:3.060. Hal ini memperlihatkan bahwa di Puskesmas Ambacang jumlah bidannya sudah mencukupi. 6 26 3.6. Struktur Organisasi Puskesmas Ambacang 6 Kepala Puskesmas dr. Weni Fitria Nazulis Kasubag TU Hakrimida, SKM 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. Koor UKM Esensial dan Perkesmas dr. Rina Indra Puspita PJ Promkes : Nurmayanti PJ Kesling : Afriyeni Zilkifli, AMKL PJ KIA Ibu : Lismayeni, S.SiT PJ KIA Anak : Helsa Paduana, Amd,Keb PJ Gizi : Mardalena,SKM PJ P2P : Surya,SKM PJ Surveilans : Surya,SKM PJ Campak : Surya,SKM PJ Tb Paru : Sasrawati,AMK PJ Rabies: Laila Rahmi, AMK PJ Imunisasi : Laila Rahmi, AMK PJ Filariasis: Nurhayati,Amd,Keb PJ Hepatitis : Nurhayati,Amd,Keb PJ Malaria : Surya,SKM PJ Diare : Surya,SKM PJ ISPA : Nurhayati,Amd,Keb PJ DBD : Surya,SKM PJ Kusta : Yen Elfi PJ Perkesms : Sasrawati,AMK PJ UKS : Nurmayanti,Amd,Keb 1. 2. 3. 4. 5. Koordinator UKP, Kefarmasian, dan Laboratorium Drs. Erixon, S.Farm,Apt,M.Si 1. Pely.Umum : Fitri Yerni, Amd,Keb 2. Pely.Lansia : Mahyuni,Amd,Keb 3. Pely. KIA Ibu : Lismayeni Amd,Keb 4. Pely.KIA Anak : Helsa Paduana, Amd,Keb 5. Pely.Kb : Zamlismi,Amd,Keb 6. Pely.P3K : Sasrawati,AMK 7. Pely.PRB : Fitri Yerni, Amd,Keb 8. Pely.Laboratorium : Putri Aminah 9. Pely.Gigi : drg. Kurniati Saokestipa 10. Pely.Rekam Medis : Debi Wira 11. Pely.IGD : Yeti Varda 12. Pely.Kes.Gigi dan Mulut : drg. Kurniati Saokestipa 13. Pely.UKP Gizi/Laktasi : Rusmia Rahmi,AMG 14. Pely.Kefarmasian : Drs. Erixon, S.Farm,Apt,M.Si 15. Pely.Gudang Obat : Rasmaini,AMF 16. Pely.Klinik Sanitasi : Afriyeni Zulkifli,AMKL Koor UKM Pengembangan Kesorga : Linda Astuti, Amd, Kep UKGMD : drg. Kurnati Saokestipa PKPR : Nurmayanti,Amd, Keb Kesehatan Mata/Indra : Sasrawati, AMK Lansia : Devi Sartika, Amd,Keb 6. 7. 8. 9. 10. 11. IVA : Nurhayati,Amd,Keb UKK : Mahyuni,Amd,Keb HIV AIDS : Ns.Titi Infanti,S.Kep Prolanis : Devi Sarika, Amd,Keb PTM : Devi Sartika, Amd,Keb Kes.Jiwa : Yen Elfi Perencanaan dan Informasi SP2TP : Riri Delia, SKM Kepegawaian dan Umum 1. Kepegawaian : Hakrimida, SKM 2. Sopir : Jasfahmi 3. CS : Dewi Firi 1. 2. 3. 4. 5. Keuangan dan Inventaris Pengelola APBD : Ismawira, SsiT Pengelola JKN : Yukia Efendi Pengelola BOK : Ismawira SsiT Bendahara Pembantu Penerimaan : Mardalena, SKM Pengelola Pembantu Pengurus Barang : Rusmia Rahmi, AMKG Upaya Kesehatan Jaringan Pelayanan Puskesmas dan Jejaring Fasyankes dr. Yulisti Otrina Pustu : Kartini, Amd, Keb Poskeskel -Ps. Ambacang : Neni Indriani, Amd, Keb -Anduring : Wahyuni H, Amd, Keb -Lubuk Lntah : Verawati, Amd, Keb -Ampang : Raadsma Delsy, Amd, Keb Bikor BPS/Klinik Swasta Nurmayanti, Amd, Keb 27 3.7. Visi, Misi, dan Strategi 3.7.1 Visi dan Misi Dalam fungsinya sebagai penyelenggara pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan kuranji, Puskesmas Ambacang mempunyai Visi : “Mewujudkan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Ambacang sehat 2019”. Untuk mewujudkan visi ini Puskesmas Ambacang mengusung misi yaitu: “Meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat dengan pelaksanaan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan yang bermutu” 6 Untuk mencapai visi, misi, dan tujuan, Puskesmas Ambacang mempunyai tata nilai yaitu “AMBACANG” yaitu: 6 A : Akuntabel (Memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan pedoman dan pelayanan yang ditetapkan) M : Malu (Memiliki budaya malu bila tidak melaksankan tugas dengan sebaik-baiknya) B : Berkeadilan (Tidak membeda-bedakan suku, agama, tingkat ekonomi dalam memberikan pelayanan) A : Amanah (Selalu memegang teguh kerahasian jabatan dan kerahasian pasien yang dilayani) C : Cakap (Memberikan pelayanan berdasarkan kaidah profesi bertanggungjawab, Inovatif, kreatif, dan optimis) A : Attitude (Selalu bersikap positif (mengerti, menerima, menghargai dan memperlakukan secara wajar) terhadap semua pasien dan masyarakat) N : Normatif (Bekerja selalu menjaga norma yang berlaku di masyarakat dan berpegang teguh kepada norma agama) G : Giat (Selalu memiliki semangat kerja dan daya juang tinggi dalam menjalankan tugas). 3.7.2. Strategi Visi dan misi Puskesmas Ambacang akan dicapai dengan beberapa strategi yang diwujudkan melalui kegiatan-kegiatan yang terencana, terarah dan berkesinambungan. Beberapa strategi tersebut antara lain: 6 28 1. Meningkatkan upaya promosi kesehatan 2. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama yang lebih baik dengan lintas sektor 3. Meningkatkan kualitas SDM puskesmas 4. Meningkatkan mutu dan keterjangkauan pelayanan kesehatan 5. PIS-PK (Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga) 29 BAB 4 PEMBAHASAN Puskesmas Ambacang berlokasi di Jalan Raya By Pass KM 8,5 Kelurahan Pasar Ambacang, Kecamatan Kuranji, Kota Padang. Luas wilayah kerja Puskesmas Ambacang adalah sekitar 12 km2 meliputi empat kelurahan, yaitu: Kelurahan Pasar Ambacang, Kelurahan Anduring, Kelurahan Ambacang, dan Kelurahan Lubuk Lintah. Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Ambacang yang menjadi sasaran kegiatan Puskesmas adalah sebanyak 52.032. 6 Berdasarkan kemampuan penyelenggaraan, Puskesmas ini termasuk ke dalam jenis Puskesmas non rawat inap. Puskesmas non rawat inap adalah Puskesmas yang tidak menyelenggarakan pelayanan rawat inap, kecuali pertolongan persalinan normal. 2 Saat ini Puskesmas Ambacang dipimpin oleh seorang kepala Puskesmas dari profesi dokter yang bernama dr. Weni Fitria Nazulis. Kepala Puskesmas saat ini telah memenuhi syarat, yaitu tingkat pendidikan paling rendah sarjana, memiliki kompetensi manajemen kesehatan masyarakat, masa kerja di Puskesmas minimal 2 tahun, dan telah mengikuti pelatihan manajemen Puskesmas.2,6 Struktur organisasi di Puskesmas Ambacang secara umum sudah sesuai dengan acuan struktur organisasi Puskesmas wilayah perkotaan. Pola struktur organisasi Puskesmas wilayah perkotaan menurut Permenkes nomor 75 tahun 2014 minimal harus mencakup 6 hal, meliputi kepala puskesmas, kepala tata usaha, penanggung jawab UKM esensial, penanggung jawab UKM pengembangan, penanggung jawab UKP, kefarmasian dan laboratorium, serta penanggung jawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan. 2 Tenaga kesehatan dan non kesehatan dalam memberikan pelayanan di Puskesmas Ambacang berjumlah 55 orang. Secara kuantitatif, sumber daya manusia yang bertugas di Puskesmas Ambacang sudah memenuhi standar rata-rata, dimana berdasarkan lampiran Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 dijelaskan bahwa jumlah minimal sumber daya manusia untuk puskesmas nonrawat inap kawasan perkotaan adalah 22 orang. Meskipun demikian, secara kualitatif tetap diperlukan upaya peningkatan kualitas SDM di Puskesmas Ambacang melalui 30 pendidikan dan pelatihan, demi terwujudnya pengembangan upaya kesehatan yang lebih baik. 2,6 Dari segi rasio tenaga kesehatan dengan penduduk, sumber daya tenaga kesehatan di Puskesmas Ambacang relatif kurang memadai. Tenaga medis dokter umum sebanyak 3 orang dengan rasio 1:52.032 jiwa, artinya 1 dokter melayani 17.344 orang. Angka tersebut sangat jauh dari ideal apabila dikaitkan dengan sistem pelayanan kesehatan terpadu dimana satu dokter melayani maksimal 2.500 penduduk. Tenaga medis bidan sebanyak 17 orang dengan rasio 1:3.060. Menurut Standar Pelayanan Minimal (SPM), satu orang bidan maksimal menangani 3.000 penduduk. Hal ini memperlihatkan bahwa di Puskesmas Ambacang jumlah bidannya sudah hampir mencukupi. 6 Hal yang masih menjadi masalah dalam struktur organisasi di Puskesmas Ambacang saat ini adalah masih ada jabatan fungsional yang diisi oleh orang yang telah memiliki jabatan lainnya di Puskesmas. Contohnya adalah Bendahara Pembantu Penerimaan juga memiliki jabatan fungsional sebagai nutrisionis dan penanggung jawab program Gizi. Hal ini disebabkan kurangnya SDM yang memiliki kompetensi dibidang tersebut, sehingga jabatan tersebut dipangku rangkap oleh tenaga kesehatan yang ada. Diantara kerugian yang timbul dan diakui oleh pemangku jabatan tersebut adalah beban kerja yang semakin bertambah dan sulit untuk melaksanakan tugas fungsionalnya secara efektif. Sehingga, perlu dipertimbangkan untuk menambah staf yang memiliki kompetensi agar upaya kesehatan pada masyarakat dapat terselenggara dengan efektif dan efisien. 31 BAB 5 PENUTUP 5.1. Kesimpulan 1) Struktur organisasi di Puskesmas Ambacang secara umum sudah sesuai dengan acuan struktur organisasi Puskesmas wilayah perkotaan berdasarkan Permenkes nomor 75 tahun 2014. 2) Jumlah dokter umum di Puskesmas Ambacang masih belum memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM). 3) Permasalahan dalam struktur organisasi di Puskesmas Ambacang saat ini adalah masih ada jabatan fungsional yang diisi oleh orang yang telah memiliki jabatan lainnya di Puskesmas. 2. Saran 1) Perlunya dilakukan penambahan jumlah dokter umum di Puskesmas Ambacang yang masih belum memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM). 2) Penambahan staf yang memiliki kompetensi perlu dipertimbangkan agar tidak ada rangkap jabatan. 3) Jika penambahan staf tidak memungkinkan, alternatif lain yang bisa dilakukan adalah dengan menjadikan satu orang penanggung jawab pada jabatan fungsional yang sejenis atau berhubungan. 4) Meningkatkan pelatihan manajemen Puskesmas secara sistematis dan terencana. 32 DAFTAR PUSTAKA 1. Azwar A. Menuju Pelayanan Kesehatan Yang Lebih Bermutu. Jakarta. Yayasan Penerbitan Ikatan Dokter Indonesia; 1996. 2. Permenkes No. 75 Tahun 2014. Diunduh dari: http://www.depkes.go.id/resources/download/peraturan/PMK-No-75-Th2014- ttg-Puskesmas.pdf . Diakses tanggal: 15 November 2019. 3. Sobirin A. Perilaku Organisasi. Edisi 2. Tangerang Selatan. Universitas Terbuka; 2019 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. Diunduh dari www.bpk.go.id/assets/files/storage/2013/12/file_storage_138616 1111 .pdf. Diakses tanggal: 15 November 2019. 5. Kepmenkes RI No. 828/menkes/SK/IX/2008 tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal di Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota. 6. Puskesmas Ambacang. Laporan Tahunan Puskesmas Ambacang. Padang. 2018. 33