Kepercayaan Diri Menurut Pongky (2014:12) percaya diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang sangat penting dalam kehidupan.orang yang percaya diri yakin atas kemampuan mereka sendiri serta memiliki pengharapan yang realistis, bahkan ketika harapan mereka tidak terwujud, mereka tetap berpikiran positif dan dapat menerimanya. Menurut Thantaway (Pongky 2014:12) percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis diri seseorang yang memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat. Orang yang tidak percaya diri memilih konsep negatif, kurang percaya pada kemampuannya, karena itu sering menutup diri. Secara normatif menurut DR. Martin (Abu, 2003:14-16), mereka yang penuh percaya diri akan memiliki sifat-sifat antara lain: a. b. c. d. e. f. g. Bersifatindependen, tidak terlalu tergantung pada orang lain. Mampu memikul tanggung jawab yang diberikan. Bisa menghargai diri dan usahanya sendiri. Tidak udah mengalam rasa frustasi. Mampu menerima tantangan atau tugas baru. Memiliki emosi yang lebih hidup tetapi tetap stabil. Mudah berkomunikasi dan membantu orang lain. Pada sisi lain, seseorang yang memiliki percaya diri yang rendah atau kurang akan memiliki sifat dan perilaku antara lain: a. b. c. d. e. f. g. Tidak mau mencoba hal yang baru. Merasa tidak dicintai dan diinginkan. Punya kecenderungan melempar kesalahan pada orang lain. Memiliki emosi yang kaku dan disembunyikan. Mudah mengalami rasa frustasi dan tertekan. Meremehkan bakat dan kemampuan sendiri. Mudah terpengaruh orang lain. Menurut Jacinta F. Rini dari Team e-psikologi (Abu 2003:16-17). Beberapa ciri atau karakteristik individu yang mempunyai rasa percaya diri yang proporsional, diantaranya adalah: a. Percaya akan kompetensi atau kemampuan diri, hingga tidak membutuhkan pujian, pengakuan, penerimaan, ataupun rasa hormat orang lain. b. Tidak terdorong untuk menunjukkan sikap komfromis demi diterima oleh orang lain atau kelompok. c. Berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain dan berani menjadi diri sendiri. d. Punya pengendalian diri yang baik (tidak moody dan emosinya stabil). e. Memiliki internal locus of control (memandang keberhasilan atau kegagalan, tergantung dari usaha diri sendiri dan tidak mudah menyerah pada nasib atau keadaan serta tidak tergantung atau mengharapkan bantuan orang lain). f. Mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri sendiri, orang lain dan situasi di luar dirinya. g. Memiliki harapan yang realistik terhadap diri sendiri, sehingga ketika harapan itu tidak terwujud, ia tetap mampu melihat sisi positif dirinya dan situasi yang terjadi. Adapun ciri atau karakteristik individu yang berkurang percaya diri, di antaranya adalah: a. Berusaha menunjukkan sikap konformis, semata-mata demi mendapatkan pengakuan dan penerimaan kelompok. b. Menyimpan rasa takut atau kekhawatiran terhadap penolakan. c. Sulit menerima realita diri (terlebih menerima kekurangan diri) dan memandang rendah kemampuan diri sendiri namun di lain pihak memasang harapan yang tidak realistik terhadap diri sendiri. d. Pesimis, mudah menilai sesuatu dari sisi negatif. e. Takut gagal, sehingga menghindari segala resiko dan tidak berani memasang target untuk berhasil. f. Cenderung menolak pujian yang ditujukan secara tulus (karena undervalue diri sendiri). g. Selalu menempatkan atau memosisikan diri sebagai yang terakhir, karena menilai dirinya tidak mampu. h. Mempunyai external locus of control (mudah menyarah pada nasib, sangat tergantung pada keadaan dan pengakuan atau penerimaan serta bantuan orang lain). Pongky (2014:13-14) mengemukakan bahwa ada beberapa istilah yang terkait dengan persoalan "percaya diri". Paling tidak ada empat istilah yang dapat diketahui. a. Self-concept, Bagaimana anda menyimpulkan diri anda secara keseluruhan. Bagaimana anda melihat potret diri anda secara keseluruhan. Bagaimana anda mengkonsepsikan diri anda secara keseluruhan. b. Self-esteem, Sejauh mana anda punya perasaan positif terhadap diri anda. Sejauh anda punya sesuatu yang anda rasakan bernilai atau berharga dari diri anda. Sejauh mana anda meyakini adanya sesuatu yang bernilai, bermartabat atau berharga dalam diri anda. c. Self-efficacy, Sejauh mana anda punya keyakinan atas kapasitas yang anda miliki untuk bisa menjalankan tugas atau menangani persoalan dengan hasil yang bagus (to succed). Ini yang disebut dengan general self-efficacy. Atau juga, sejauh anda mana anda meyakini kapasitas di bidang anda dalam menangani urusan tertentu. Ini yang disebut dengan specific self-efficacy. d. Self-confidence, Sejauh mana anda punya keyakinan terhadap penilaian anda atas kemampuan anda dan sejauh mana anda bisa merasakan adanya "kepantasan" untuk berhasil. Self-confidence itu adalah kombinasi dari self-esteem. Menurut Wilis (Gufron, 2014: 34), kepercayaan diri adalah keyakinan bahwa seseorang mampu menanggulangi suatu masalah dengan situasi terbaik dan dapat memberikan sesuati yang menyenangkan bagi orang lain. Lauster (Gufron, 2014: 34) berpendapat, kepercayaan diri diperoleh dari pengalaman hidup. Kepercayaan diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang berupa keyakinan akan kemampuan diri seseorang sehingga tidak terpengaruh oleh orang lain dan dapat bertindak sesuai kehendakm gembira, optimis, cukup toleran, dan bertanggung jawab. Kepercayaan diri berhubungan dengan kemampuan melakukan sesuatu yang baik. Anggapan seperti ini membuat individu tidak pernah menjadi orang yang mempunyai kepercayaan diri yang sejati. Bagaimanapun kemampuan manusia terbatas pada sejumlah hal yang dapat dilakukan dengan baik dan sejumlah kemampuan yang dikuasai. Dapat disimpulkan bahwa percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis seseorang, dimana individu dapat mengevaluasi keseluruhan dari dirinya sehingga memberi keyakinan kuat pada kemampuan dirinya untuk melakukan tindakan dalam mencapai berbagai tujuan di dalam hidupnya (Pongky, 2014:14). Para orang tua, guru, pebisnis, dan pemimpin pasti setuju bahwa sikap percaya diri adalah penting untuk ditumbuhkan dalam usaha membangun SDM yang berkualitas. Sikap percaya diri ini dapat membuat seseorang menjadi bersemangat untuk melakukan sesuatu yang ia merasa bisa, dan dapat membuatnya berprestasi dalam bidang yang ditekuninya (Pongky 2014:17). Dari beberapa penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kepercayaan diri adalah suatu keadaan mental atau psikologisnya dalam diri seseorang atau individu yang memberikan keyakinan kuat pada dirinya untuk melakukan sesuatu atau keyakinan untuk melakukan sesuatu pada diri subjek sebagai karakteristik pribadi di dalamnya terdapat keyakinan akan kemampuan diri, optimis, objektif, bertanggung jawab, rasional, dan realistis.