Uploaded by reginatitaria

PROPOSAL VANY

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam (SDA)
yang tersebar di seluruh wilayah yang ada di negara ini. Mulai dari sumber daya
alam yang dapat diperbaharui hingga yang tidak dapat diperbaharui. Meskipun
jumlahnya sangat berlimpah di alam, namun dalam pemanfaatannya harus tetap
dibatasi dan dijaga kelestariannya agar dapat terus digunakan secara
berkelanjutan.
Menanggapi kebutuhan akan listrik yang besar, maka banyak bermunculan
penyedia layanan jasa listrik, baik itu induk pembangunan, pelaksana proyek,
maupun unit pembangkit. Semuanya berusaha menempatkan diri menjadi yang
terbaik untuk mencapai tujuannya, yaitu untuk memperoleh laba dan
memberikan layanan yang optimal. Oleh karena itu persaingan yang hebat pun
tidak dapat dihindarkan demi mempertahankan dan meningkatkan kelangsungan
hidup perusahaan.
PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sulawesi Bagian Utara
adalah salah satu badan usaha milik negara yang berada di bawah naungan
Perusahaan Listrik Negara (PLN) ditunjuk oleh pemerintah untuk menyediakan
layanan jasa listrik negara. PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan
Sulawesi Bagian Utara bekerja dalam jasa pengelolaan dan pengendalian
pembangunan pembangkit dan jaringan listrik yang siap dioperasikan.
Dewasa ini, keberadaan PLN diharapkan bukan sekedar memenuhi
kebutuhan masyarakat akan sarana penyedia layanan listrik saja, tetapi lebih
untuk memberikan kepuasan pelayanan kepada masyarakat sebagai pemakai jasa
layanan listrik, dengan memberikan kenyamanan dan keamanan.
Mengingat pentingnya masa depan perusahaan, maka setiap perusahaan
harus mampu melakukan pengendalian terhadap biaya-biaya yang akan
dikeluarkan dan mengurangi biaya-biaya yang tidak efektif dalam kegiatannya.
Untuk itu dibutuhkan alat bantu manajemen dalam perencanaan dan
pengendalian yang baik atas biaya tersebut.
1
Salah satu alat bantu yang bisa digunakan dalam anggaran. Anggaran
merupakan suatu bentuk pernyataan tertulis yang dinyatakan dalam satuan uang
dan mempunyai jangka waktu tertentu. Anggaran membentuk manajemen
didalam perencanaan, pengkoordinasian dan pengendalian kegiatan perusahaan.
Anggaran menjadi pedoman bagi setiap aktivitas, memberi balasan tanggung
jawab atas kegiatan perusahaan, dan menilai efisiensi penggunaan sumber daya
yang ada untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Anggaran biaya operasi merupakan batas pengeluaran biaya operasi yang
dapat dilakukan oleh pusat pertanggungjawaban yang bersangkutan. Anggaran
ini dapat membantu perusahaan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
penggunaan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan.
Namun harus disadari pula, bahwa anggaran hanya suatu alat yang
digunakan untuk membantu manajer, bukan menggantikan tugasnya. Oleh sebab
itu selain penyusunan yang baik, perusahaan juga dituntut untuk menerapkan
anggaran dengan sungguh-sungguh dan baik pula.
Dengan demikian perusahaan dapat beroperasi secara efisien dan efektif
dan memungkinkan perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan,
yaitu untuk memperoleh laba dan memungkinkan perusahaan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan, yaitu untuk memperoleh laba dan memberikan
pelayanan yang baik dengan harga yang tetap bersaing. Keadaan demikian akan
membuat perusahaan dapat mempertahankan dan meningkatkan kelangsungan
hidupnya.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mencoba melakukan penelitian
lebih lanjut, dengan judul “Analisis Anggaran Biaya Operasi Dalam
Menunjang Efektivitas pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan
Sulawesi Bagian Utara”
2
1.2
Rumusan Masalah
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian hanya sebatas
pada anggaran biaya operasi dan pengendalian biaya operasi. Sedangkan
identifikasi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah penyusunan anggaran biaya operasi yang dilaksanakan pada
PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sulawesi Bagian Utara
telah memadai.
2. Bagaimana efektivitas pengendalian biaya operasi yang dilaksanakan
pada pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sulawesi
Bagian Utara.
3. Apakah anggaran biaya operasi berperan dalam menunjang efektivitas
pengendalian biaya operasi pada pada PT PLN (Persero) Unit Induk
Pembangunan Sulawesi Bagian Utara.
1.3
Tujuan Penelitian
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian hanya sebatas
pada anggaran biaya operasi dan pengendalian biaya operasi. Sedangkan
identifikasi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah penyusunan anggaran biaya operasi yang dilaksanakan pada
pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sulawesi Bagian
Utara telah memadai.
2. Bagaimana efektivitas pengendalian biaya operasi yang dilaksanakan
pada pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sulawesi
Bagian Utara.
3. Apakah anggaran biaya operasi berperan dalam menunjang efektivitas
4. pengendalian biaya operasi pada pada PT PLN (Persero) Unit Induk
Pembangunan Sulawesi Bagian Utara.
3
1.4
Manfaat Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, penulis berharap dapat
memberikan kegunaan bagi :
1. Manfaat Teoritis:
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai
sistem informasi akuntansi pendapatan dan penerimaan kas, serta juga
diharapkan sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan.
2. Manfaat Praktis:
a. Penulis

Untuk menambah wawasan bagi penulis, sebagai bahan
pembanding antara teori yang selama ini penulis dapatkan
dibangku kuliah dengan penerapan sebenarnya di perusahaan.

Untuk menambah pengetahuan mengenai cara pengendalian
biaya operasi dengan menggunakan anggaran.

Untuk memenuhi salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana
Ekonomi Program Studi Akuntansi pada Fakultas Ekonomi
Universitas Sam Ratulangi Manado.
b. Perusahaan
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi perusahaan
mengenai seberapa jauh efektivitas pengendalian biaya operasi
yang selama ini dijalankan.
c. Pembaca
Diharapakan penulisan skripsi ini dapat bermanfaat sebagai
referensi penulisan untuk penelitian-penelitian selanjutnya dan
juga dapat menambah pengetahuan pembaca.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Peranan
Agar suatu perusahaan dapat berjalan secara efektif dan efisien,
manajemen perusahaan memerlukan suatu alat bantu yang mempunyai peranan
dalam mengarahkan dan mengendalikan kegiatan perusahaan. Pengertian tentang
peranan yang dikemukakan oleh Komarudin (1994:768) dapat didefinisikan
sebagai berikut :
1. Bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan seseorang dalam
manajemen.
2. Pola perilaku yang diharapkan dapat menyertai suatu usaha.
3. Bagian atau fungsi seseorang dalam kelompok atau pranata.
4. Fungsi yang diharapkan dari seseorang atau menjadi karakteristik yang
ada padanya.
5. Fungsi setiap variabel dalam hubungan sebab akibat.
Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa yang dimaksud dengan
peranan adalah suatu bagian dari tugas utama yang dilaksanakan oleh seseorang
sesuai dengan kedudukan dan fungsinya.
Sesuai dengan masalah yang diteliti dalam penulisan skripsi ini, yang
dimaksud dengan peranan di suatu perusahaan adalah bagian dari aktivitas
anggaran di dalam perusahaan sesuai dengan fungsinya yaitu sebagai salah satu
alat untuk melaksanakan perencanaan dan pengendalian.
2.2
Pengertian Anggaran
Untuk mendapatkan pengertian yang lebih tepat dan jelas mengenai
anggaran, dibawah ini penulis akan mengemukakan beberapa pengertian
anggaran yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya yaitu :
5
Menurut Munandar (2000:1) definisi anggaran adalah :
“Anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi
seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan
berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang.”
Sedangkan pengertian anggaran menurut Nafarin (2000:9) adalah sebagai
berikut :
“Anggaran merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang
dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk
jangka waktu tertentu.”
Selanjutnya menurut Gunawan, dkk (2003,6), pengertian anggaran adalah
: “Business budget adalah suatu pendekatan yang formal dan sistematis daripada
pelaksanaan tanggung jawab manajemen di dalam perencanaan, koordinasi dan
pengawasan.”
Dari pendapat para ahli tersebut dapat diketahui bahwa anggaran
merupakan suatu rencana manajemen mengenai perolehan dan penggunaan
sumber-sumber daya perusahaan yang dinyatakan secara formal dan terperinci
dalam bentuk kuantitatif pada suatu periode tertentu. Dalam anggaran juga
terdapat tindakan antisipasi untuk menyesuaikan keadaan di masa yang akan
datang dengan rencana yang telah ditetapkan, karena itu anggaran juga dipakai
sebagai alat koordinasi dan implementasi rencana awal dengan aktivitas yang
sedang berlangsung. Unsur-unsur yang terdapat dalam suatu anggaran, yaitu :
1. Rencana, yaitu suatu penentuan terlebih dahulu tentang kegiatan yang
akan dilakukan di waktu yang akan datang.
2. Meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yaitu mencakup kegiatan yang
dilakukan manajemen dalam menjalankan fungsi perencanaan dan
pengendalian.
3. Dinyatakan dalam unit (satuan) moneter atau satuan ukuran yang lain,
yaitu suatu unit yang dapat diterapkan pada berbagai kegiatan
perusahaan di masa yang akan datang.
4. Jangka waktu tertentu yang akan datang, yaitu menunjukkan bahwa
berlakunya suatu anggaran adalah untuk masa yang akan datang.
6
2.2.1 Tujuan Penyusunan Anggaran
Menurut Ellen, dkk (2001:4) tujuan penyusunan anggaran adalah :
1. Untuk menyatakan harapan sasaran perusahaan secara jelas dan
formal, sehingga bisa menghindari kerancuan dan memberikan arah
terhadap apa yang hendak dicapai manajemen
2. Untuk mengkomunikasikan harapan manajemen kepada pihak-pihak
terkait sehingga anggaran dimengerti, didukung dan dilaksanakan
Untuk menyediakan rencana terinci mengenai aktivitas dengan maksud
mengurangi ketidakpastian dan memberikan pengarahan yang jelas
bagi individu dan kelompok dalam upaya mencapai tujuan perusahaan
3. Untuk mengkoordinasi cara atau metode yang akan ditempuh dalam
rangka memaksimalkan sumber daya
4. Untuk menyediakan alat pengukur dan mengendalikan kinerja individu
dan kelompok, menyediakan informasi yang mendasari perlu tidaknya
tindakan koreksi
Dari pendapat tersebut dapat diketahui bahwa dalam menyusun anggaran
perlu banyak diperhatikan hal-hal yang dapat membantu dalam kelancaran
penyusunan anggaran tersebut, sehingga memberi kemudahan bagi manajer
dalam melaksanakan kegiatan perusahaan dan sesuai apa yang telah disusun
sehingga tujuan penyusunan anggaran akan tercapai secara efektif dan efisien.
2.2.2 Karakteristik Anggaran
Untuk memperoleh konsep yang lebih jelas mengenai anggaran, berikut ini
diuraikan beberapa karakteristik anggaran. Menurut Mulyadi (1993:490)
karakteristik anggaran adalah sebagai berikut :
1. Anggaran dinyatakan dalam satuan uang dan selain satuan uang.
2. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu satu tahun.
3. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen yang berarti
bahwa para manajemen setuju untuk menerima tanggung jawab untuk
mencapai sasaran yang ditetapkan dalam anggaran.
4. Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak yang berwenang
lebih tinggi dari penyusun anggaran.
7
5. Sekali disetujui, anggaran hanya dapat diubah dibawah kondisi
tertentu.
6. Secara berkala, kinerja keuangan sesungguhnya dibandingkan dengan
anggaran, selisihnya dianalisis dan dijelaskan.
Dari pendapat tersebut dapat dinyatakan bahwa anggaran merupakan suatu
perkiraan mengenai hasil yang akan dicapai dalam suatu periode tertentu
(umumnya satu tahun), yang dinyatakan dalam satuan unit moneter atau
kuantitatif yang didalamnya terkandung komitmen dari manajemen untuk
mencapai anggaran tersebut, selalu dievaluasi dan diotorisasi oleh tingkat
manajemen yang lebih tinggi yang merupakan dasar untuk menilai kinerja dari
manajer pelaksana anggaran tersebut.
2.2.3 Syarat-Syarat Anggaran
Menurut R.A Supriyono (2001:346), dalam penyusunan anggaran perlu
memperhatikan beberapa syarat seperti berikut :
1. Adanya organisasi perusahaan yang sehat, yaitu organisasi yang
memberi tugas fungsional dengan jelas dan menentukan garis
wewenang dan tanggung jawab yang tegas.
2. Adanya sistem akuntansi yang memadai, meliputi :
a. Penggolongan rekening yang sama antara anggaran dan realisasi
anggaran
b. Pencatatan akuntansi memberikan informasi mengenai realisasi
c. Laporan didasarkan pada akuntansi pertanggungjawaban
3. Adanya penilaian dan analisa, diperlukan untuk menetapkan alat
pengukur prestasi, sehingga anggaran dapat dipakai untuk menganalisa
prestasi.
4. Adanya dukungan para pelaksana, anggaran dapat dipakai sebagai alat
yang baik bagi manajemen jika ada dukungan aktif para pelaksana.”
2.2.4 Jenis-jenis Anggaran
Menurut Nafarin (2000:17-20), anggaran dapat dikelompokkan dari
beberapa sudut pandangan yaitu :
8
1. Menurut dasar penyusunan, anggaran terdiri dari :
a. Anggaran Variabel, yaitu anggaran yang disusun berdasarkan
interval (kisar) kapasitas (aktivitas) tertentu dan pada intinya
merupakan suatu seri anggaran yang dapat disesuaikan pada
tingkat-tingkat aktivitas (kegiatan) yang berbeda. Anggaran
variabel disebut juga anggaran fleksibel.
b. Anggaran Tetap, yaitu anggaran yang disusun berdasarkan suatu
tingkat kapasitas tertentu. Anggaran tetap disebut juga anggaran
statis.
2. Menurut cara penyusunan, anggaran terdiri dari :
a. Anggaran Periodik, adalah anggaran yang disusun untuk satu
periode tertentu, pada umumnya periodenya satu tahun yang
disusun setiap periode anggaran.
b. Anggaran
Kontinyu,
adalah
anggaran
yang
dibuat
untuk
mengadakan perbaikan anggaran yang pernah dibuat.
3. Menurut jangka waktunya, anggaran terdiri dari :
a. Anggaran jangka pendek (anggaran taktis) adalah anggaran yang
dibuat dengan jangka waktu paling lama sampai satu tahun.
b. Anggaran jangka panjang (anggaran strategis), adalah anggaran
yang dibuat dalam jangka waktu lebih dari satu tahun.
4. Menurut bidangnya, anggaran terdiri dari anggaran operasional dan
anggaran keuangan. Kedua anggaran ini bila dipadukan disebut
“Anggaran
indek
(Masterbudget)”.
Anggaran
indek
yang
mengkonsolidasikan rencana keseluruhan perusahaan untuk jangka
pendek, biasanya disusun atas dasar tahunan, triwulanan, dan bulanan.
a. Anggaran Operasional adalah anggaran untuk menyusun anggaran
rugi laba. Anggaran operasional terdiri dari :
1) Anggaran Penjualan
2) Anggaran Biaya Pabrik :

Anggaran Biaya Bahan Baku

Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung

Anggaran Biaya Overhead Pabrik
9
3) Anggaran Beban Usaha
4) Anggaran Laporan Laba Rugi
b. Anggaran Keuangan adalah anggaran untuk menyusun anggaran
neraca. Anggaran keuangan terdiri dari :
1) Anggaran kas
2) Anggaran Piutang
3) Anggaran Persediaan
4) Anggaran Utang
5) Anggaran Neraca
5. Menurut kemampuan usaha anggaran terdiri dari :
a. Anggaran Komprehensif merupakan ringkasan dari berbagai
macam anggaran yang disusun secara lengkap. Anggaran
komprehensif merupakan perpaduan dari anggaran operasional dan
anggaran keuangan yang disusun secara lengkap.
b. Anggaran Partial, adalah anggaran yang disusun tidak secara
lengkap, anggaran yang hanya menyusun bagian anggaran tertentu
saja.
6. Menurut fungsinya, anggaran terdiri dari :
a. Appropriation Budget, adalah anggaran yang diperuntukkan bagi
tujuan tertentu dan tidak boleh digunakan untuk manfaat lain.
b. Performance Budget, adalah anggaran yang disusun berdasarkan
fungsi aktivitas yang dilakukan dalam perusahaan untuk menilai
apakah biaya atau beban yang dikeluarkan oleh masing-masing
aktivitas tidak melampaui batas.
2.2.5 Fungsi dan Manfaat Anggaran
Menurut Gunawan, dkk (2003,50-52), fungsi anggaran sebagai berikut:
1. Dalam bidang perencanaan.
a. Mendasarkan kegiatan-kegiatan pada penyelidikan-penyelidikan
studi dan penelitian-penelitian
b. Mengerahkan seluruh tenaga dalam perusahaan dalam menentukan
arah atau kegiatan yang paling menguntungkan
10
c. Untuk membantu atau menunjang kebijaksanaan-kebijaksanaan
(Policies) Perusahaan.
d. Menentukan tujuan-tujuan perusahaan.
e. Membantu menstabilkan kesempatan kerja yang tersedia.
f. Mengakibatkan pemakaian alat-alat fisik secara lebih efektif
2. Dalam bidang koordinasi
a. Membantu mengkoordinasikan faktor manusia dengan perusahaan.
b. Menghubungkan aktivitas perusahaan dengan trend dalam bidang
dunia usaha.
c. Menempatkan penggunaan modal pada saluran-saluran yang
menguntungkan, dalam arti seimbang dengan program-progam
perusahaan.
d. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan dalam organisasi.
3. Dalam bidang pengawasan
a. Untuk menguasai kegiatan-kegiatan dan pengeluaran-pengeluaran.
b. Untuk pencegahan secara umum pemborosan-pemborosan.
Jadi dengan melihat uraian di atas secara tegas dapat ditarik kesimpulan,
bahwa dengan menyusun anggaran secara cermat dan baik akan mendatangkan
manfaat-manfaat bagi perusahaan, yang pada pokoknya :
1. Mendorong setiap individu di dalam perusahaan untuk berfikir ke
depan.
2. Mendorong terjadinya kerja sama antara masing-masing bagian,
karena setiap bagian menyadari bahwa mereka tidak dapat berdiri
sendiri.
3. Mendorong adanya pelaksana atas partisipasi, karena setiap bagian
terlibat untuk ikut serta memikirkan rencana kerjanya.
Sedangkan
menurut
Agus
Ahyari
(1994,5-7)
perusahaan
akan
mendapatkan beberapa manfaat cukup besar dengan adanya anggaran, antara
lain:
1. Terdapat perencanaan terpadu
2. Terdapat alat koordinasi dalam perusahaan
3. Terdapat alat pengawasan yang baik
11
4. Terdapat evaluasi kegiatan perusahaan
5. Terdapat pedoman pelaksanaan kegiatan perusahaan.
Dari kutipan di atas, dapat diuraikan bahwa anggaran berguna untuk
membantu pelaksanaan fungsi manajemen, terutama perencanaan, koordinasi,
dan pengendalian. Anggaran juga diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
manajemen sebagai perencanaan mengenai apa yang dilakukan di masa yang
akan datang, sehingga manajemen dapat memanfaatkan kesempatan yang ada
dan mengurangi ancaman yang datang dari luar maupun dari dalam organisasi.
2.2.6 Kegunaan dan Keterbatasan Anggaran
Ellen, dkk (2001:2), mengemukakan kegunaan anggaran sebagai berikut :
1. Adanya perencanaan terpadu.
Adanya
perusahaan
dapat
digunakan
sebagai
alat
untuk
merumuskan rencana perusahaan dan untuk menjalankan pengendalian
terhadap berbagai kegiatan perusahaan secara menyeluruh.
2. Sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan perusahaan.
Anggaran dapat memberikan pedoman yang berguna baik bagi
manajemen puncak maupun manajemen menengah dalam menjalankan
tugasnya. Disamping itu, penyusunan anggaran memungkinkan
perusahaan untuk mengantisipasi perubahan dalam lingkungan dan
melakukan penyesuaian sehingga kinerja perusahaan lebih baik.
3. Sebagai alat pengkoordinasian kerja.
Penganggaran
dapat
memperbaiki
koordinasi
kerja
intern
perusahaan. Sistem anggaran memberikan ilustrasi operasi perusahaan
secara keseluruhan. Oleh karenanya system anggaran memungkinkan
para manajer divisi untuk melihat antar bagian (Divisi) secara
keseluruhan.
4. Sebagai alat pengawasan kerja.
Anggaran memerlukan serangkaian standar prestasi atau target
yang bisa dibandingkan dengan realisasinya sehingga pelaksanaan
setiap aktivitas dapat dinilai kinerjanya. Dalam menentukan standar
acuannya, diperlukan pemahaman yang realistis dan analisis yang
12
seksama terhadap kegiatan- kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan.
Penentuan standar yang sembarangan tanpa didasari oleh pengetahuan
dapat menimbulkan lebih banyak masalah daripada manfaat.
5. Sebagai alat evaluasi kegiatan perusahaan
Anggaran yang disusun dengan baik menerapkan standar yang
relevan
akan
memberikan
pedoman
bagi
perusahaan
dalam
menentukan langkah- langkah yang harus ditempuh agar pekerjaan
bisa diselesaikan dengan cara yang baik, artinya menggunakan
sumber-sumber
daya
perusahaan
yang
dianggap
paling
menguntungkan. Terhadap penyimpangan yang mungkin terjadi dalam
operasionalnya perlu dilakukan evaluasi yang dapat menjadi masukkan
berharga bagi penyusunan anggaran berikutnya.
Meskipun anggaran mempunyai beberapa kegunaan, tetapi terdapat pula
keterbatasan-keterbatasan, seperti yang dikemukakan oleh Ellen, dkk (2002:19):
1. Dalam penyusunan anggaran, penaksiran yang dipakai belum tentu
dengan keadaan yang sebenarnya.
2. Seringkali keadaan yang digunakan sebagai dasar penyusunan
anggaran mengalami perkembangan yang jauh berbeda daripada yang
direncanakan.
3. Karena menyusun anggaran melibatkan banyak pihak, maka secara
potensial dapat menimbulkan persoalan-persoalan hubungan kerja
(Tuman Relationy yang dapat menghambat proses pelaksanaan
anggaran.
4. Penganggaran tidak dapat terlepas dari penilaian subjektif pembuatan
kebijakan (Decision Maker) terutama pada saat data dan informasi
tidak lengkap dan tidak cukup.
2.2.7 Prosedur Penyusunan Anggaran
Stoner dan Freeman yang dialihbahasakan oleh Sindoro (1996:480),
mengemukakan dua prosedur penyusunan anggaran yang biasa digunakan oleh
suatu organisasi, yaitu :
13
1. Top-down budgeting
Top-down budgeting adalah prosedur penyusunan anggaran
dimana anggaran ditentukan oleh manajer tingkat atas dengan sedikit
atau bahkan tidak ada konsultasi dengan manajer tingkat bawah.
Mekanisme prosedur Top-down budgeting adalah sebagai berikut :
a. Manajer tingkat atas menetapkan usulan anggaran
b. Usulan anggaran diserahkan pada komite anggaran untuk dinilai.
c. Jika usulan anggaran sudah dinilai maka akan diserahkan oleh
manajer tingkat atas.
d. Setelah itu akan dilaksanakan oleh manajer tingkat menengah dan
bawah.
2. Bottom-up budgeting
Bottom-up budgeting adalah prosedur penyusunan anggaran
dimana anggaran disiapkan oleh pihak yang akan melaksanakan
anggaran tersebut kemudian anggaran akan diberikan kepada pihak
yang lebih tinggi untuk mendapatkan persetujuan. Mekanisme
prosedur Bottom-up budgeting adalah sebagai berikut :
a. Manajer tingkat bawah membuat usulan anggaran
b. Usulan anggaran diserahkan pada manajer tingkat menengah untuk
dibahas.
c. Jika usulan anggaran sudah dibahas maka akan diserahkan pada
komite anggaran untuk dinilai
d. Setelah itu akan diserahkan pada manajer tingkat atas untuk
disahkan sebagai anggaran yang siap dilaksanakan
Dengan adanya prosedur anggaran ini, maka dalam penyusunan anggaran
ini menjadi lebih baik dengan adanya proses penyusunan anggaran. Penyusunan
anggaran ini dilaksanakan oleh Komite Anggaran yang anggotanya terdiri dari
para manajer pelaksana fungsi-fungsi pokok perusahaan.
Adapun menurut R.A Supriyono (2001348) proses penyusunan anggaran
adalah sebagai berikut :
1. Menganalisis informasi masa lalu dan lingkungan luar yang
diantisipasikan dan SWOT.
14
Manajemen puncak menganalisis informasi masa lalu dan
perubahan lingkungan luar yang akan terjadi di masa yang akan datang
dapat diketahui melalui kekuatan, kelemahan, kesempatan dan
ancaman yang dimiliki organisasi dari lingkungan luar. Lingkungan
luar yang diselidiki dan dianalisis meliputi : kondisi perekonomian,
persaingan, selera konsumen, perkembangan teknologi, social, politik,
kebijaksanaan pemerintahan.
2. Menentukan perencanaan strategi.
Manajemen puncak menyusun perencanaan strategi yaitu dengan
penentuan tujuan organisasi dan strategi pokok yang akan digunakan
untuk mencapai tujuan tersebut.
3. Mengkomunikasikan tujuan organisasi, strategi pokok dan program.
Manajemen puncak mengkomunikasikan tujuan organisasi kepada
manajer divisi dan manajer dibawahnya serta komite anggaran agar
mereka mengetahui tujuan yang akan dicapai dan cara-cara pokok
untuk mencapai tujuan tersebut.
4. Memilih taktik, mengkoordinasi kegiatan dan mengawasi kegiatan.
Manajer divisi menyusun pemilihan taktik yaitu untuk memilih
cara-cara yang akan digunakan untuk mencapai tujuan, manajer
departemen membuat keputusan pengoperasian yang berhubungan
dengan pengkoordinasian semua kegiatan dibawah departemen,
adanya manajer seksi bertanggung jawab untuk merencanakan
pengawasan terhadap kegiatan seksinya.
5. Menyusun usulan anggaran.
Setiap
manajer
divisi
menyusun
dan
mengkoordinasikan
penyusunan anggaran untuk bagian organisasi dibawahnya yaitu
departemen usulan anggaran semua divisi selanjutnya diserahkan
kepada komite anggaran.
6. Menyerahkan revisi usulan anggaran.
Komite anggaran menyarankan revisi terhadap usulan anggaran
setiap divisi agar sesuai dengan rencana jangka panjang dan tujuan
organisasi yang telah ditentukan oleh manajemen puncak.
15
7. Menyetujui revisi usulan angaran dan merakit menjadi anggaran
perusahaan.
Setelah usulan anggaran direvisi oleh setiap divisi yang
bersangkutan dan revisinya telah disetujui oleh komite anggaran, maka
komite anggaran merakit usulan tersebut menjadi anggaran perusahaan
8. Revisi dan pengesahan anggaran perusahaan.
Anggaran perusahaan masih memerlukan revisi sebelum disahkan
oleh manajemen puncak menjadi anggaran perusahaan yang resmi.
Setelah
dilakukan
revisi,
anggaran
tersebut
disahkan
dan
didistribusikan ke setiap divisi dan bagian organisasi dibawahnya
sebagai
pedoman
pelaksanaan
kegiatan
dan
sekaligus
alat
pengendalian.
Anggaran yang disusun barulah merupakan rancangan anggaran, yang
nantinya diserahkan kepada pimpinan tertinggi perusahaan untuk disahkan serta
ditetapkan sebagai anggaran yang sah. Sebelum diselesaikan oleh pimpinan
tertinggi perusahaan, masih bisa diadakannya pembahasan diantara pimpinan
tertinggi perusahaan dengan pihak yang diserahi tugas menyusun rancangan
anggaran. Setelah disahkan, maka rancangan anggaran tersebut akan dijadikan
sebagai pedoman kerja, alat pengkoordinasian kerja dan alat pengawasan kerja.
2.2.8 Faktor-faktor Yang Perlu Dipertimbangkan Dalam Menyusun
Anggaran
Nafarin (2000:9), mengemukakan bahwa faktor-faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam menyusun anggaran adalah sebagai berikut :
1. Pengetahuan tentang tujuan dan kebijaksanaan umum perusahaan.
Adalah para penyusun/ perencana anggaran harus mengetahui
tentang tujuan-tujuan apa yang dilakukan oleh perusahaan dan
kebijaksanaan- kebijaksanaan apa yang ada dalam perusahaan.
2. Data-data waktu yang lalu
Adalah dalam menyusun anggaran perusahaan harus mengetahui
terlebih dahulu data-data yang akan disusun pada masa yang lalu dan
masa yang akan datang.
16
3. Kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi
Adalah dalam menyusun anggaran produksi harus disesuaikan
pada kondisi-kondisi yang terjadi sekarang/ waktu yang akan datang.
4. Pengetahuan tentang taktik, strategi pesaing, dan gerak gerik pesaing
Adalah dalam menyusun anggaran produksi harus mengetahui
dengan jelas apakah taktik, strategi dan gerak gerik telah tersusun
dengan baik agar terlaksana suatu anggaran yang baik dan benar.
5. Kemungkinan adanya perubahan kebijaksanaan pemerintahan
Adalah
setiap
anggaran
produksi
harus
didasarkan
pada
kebijaksanaan pemerintah.
6. Penelitian untuk mengembangkan perusahaan
Adalah bagaimana perusahaan dalam usaha untuk mengembangkan
usahanya dengan melakukan penelitian dan analisis terlebih dahulu.
Menurut Nafarin (2000:9), dalam menyusun anggaran perlu diperhatikan
perilaku pelaksana anggaran dengan mempertimbangkan hal-hal berikut ini :
1. Anggaran harus dibuat serealistis mungkin, secermat mungkin
sehingga tidak terlalu rendah atau terlalu tingsi.
2. Untuk memotivasi manajer pelaksana diperlukan partisipasi top
management (Direksi).
3. Anggaran yang dibuat harus mencerminkan keadilan, sehingga
pelaksana tidak merasa tertekan tetapi termotivasi.
4. Untuk membuat laporan realisasi anggaran diperlukan laporan yang
akurat dan tepat waktu, sehingga apabila terjadi penyimpangan yang
merugikan dapat segera dapat diantisipasi lebih dini.
Menurut Nafarin (2000:9-10), anggaran yang dibuat akan mengalami
kegagalan bila hal-hal berikut ini tidak diperhatikan :
1. Membuat anggaran tidak cakap, tidak mampu berfikir ke depan dan
tidak memiliki wawasan yang luas.
2. Kekuasaan membuat anggaran tidak tegas.
3. Pelaksanaan tidak cakap.
4. Tidak didukung oleh masyarakat.
5. Dana tidak cukup.
17
2.3
Biaya
Biaya berkaitan dengan segala jenis usaha, baik manufaktur maupun
pelayanan. Dalam perencanaan dan pengendalian, manajer memerlukan
informasi mengenai keadaan organisasi. Dari sudut pandang akuntansi,
kebutuhan akan informasi tersebut berkaitan dengan biaya dari suatu organisasi.
2.3.1 Pengertian Biaya
Dalam akuntansi keuangan, biaya didefinisikan sebagai pengerbanan yang
dibuat untuk memperoleh barang dan jasa, menurut Kusnadi (1999:8) adalah :
“Biaya didefinisikan sebagai manfaat (Benefit) yang dikorbankan dalam rangka
memperoleh barang dan jasa”.
Sedangkan menurut Mulyadi (1993:13) adalah :
“Dalam arti luas, biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam
satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan
tertentu.”
Kesimpulan dari definisi biaya di atas terdapat empat unsur pokok, yaitu :
1. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi.
Biaya merupakan objek yang diproses oleh akuntansi biaya.
2. Di ukur dalam satuan uang
Biaya dapat berperan sebagai bagian dari akuntansi keuangan.
3. Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi
Biaya yang terjadi yang penyebab satu-satunya karena adanya
sesuatu yang dibiayai.
4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu
Pengorbanan sumber ekonomi baik sudah terjadi maupun yang
secara potensial akan terjadi.
2.3.2 Penggolongan Biaya
Dalam akuntansi biaya, umumnya penggolongan biaya ditentukan atas
dasar tujuan yang hendak dicapai dari suatu organisasi. Mulyadi (2000:14-17),
berpendapat bahwa biaya dapat digolongkan menurut :
18
1. Objek pengeluaran.
Dalam
cara
penggolongan
ini,
nama
objek
pengeluaran
merupakan dasar penggolongan biaya. Misalnya, nama objek
pengeluaran adalah bahan bakar. Maka semua pengeluaran yang
berhubungan dengan bahan bakar disebut “Biaya bahan bakar.”
2. Fungsi pokok dalam perusahaan.
Dalam perusahaan manufaktur, biaya dapat dikelompokkan
menjadi tiga kelompok, yaitu :
a. Biaya Produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk
mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual.
b. Biaya Pemasaran merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk
melaksanakan kegiatan produksi dan pemasaran produk.
c. Biaya Administrasi dan Umum merupakan biaya-biaya untuk
mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk.
3. Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai.
Dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat
dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu :
a. Biaya Langsung (Direct Cost) adalah biaya yang terjadi, yang
penyebab satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang
dibiayai.
b. Biaya yang Tidak Langsung (Indirect Cost) adalah biaya yang
terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai.
4. Perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume
kegiatan.
Dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan biaya
dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu :
a. Biaya Variabel, adalah biaya yang jumlah totalnya berubah
sebanding dengan perubahan volume kegiatan.
b. Biaya Semi Variabel, adalah biaya yang berubah tidak sebanding
dengan perubahan volume kegiatan.
19
c. Biaya Semi Fixed,adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume
kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada
volume produksi tertentu.
d. Biaya Tetap, adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar
volume kegiatan tertentu.
5. Jangka waktu manfaatnya.
Atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi menjadi
dua, yaitu :
a. Pengeluaran modal (Capital Expenditure), adalah biaya yang
mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Pada saat
terjadinya, pengeluaran modal dibebankan sebagai harga pokok
aktiva, dan dibebankan dalam tahun-tahun yang menikmati
manfaatnya dengan cara depresiasi, diamortisasi dan dideplesi.
b. Pengeluaran pendapatan (Revenue Expenditure), adalah biaya
yang hanya mempunyai manfaat dalam periode akuntansi
terjadinya pengeluaran tersebut pada saat terjadinya pengeluaran
pendapatan yang diperoleh dari pengeluaran biaya tersebut.
2.3.3. Biaya Operasi
Pengertian umum biaya operasi menurut Komaruddin (1994:629) :
“Biaya operasi adalah biaya yang dipergunakan untuk memproduksi barangbarang dan pengeluaran untuk menjalankan usaha.”
Berdasarkan pengertian di atas, maka biaya operasi secara umum dapat
dartikan sebagai biaya-biaya yang terdapat dalam proses untuk memperoleh
pendapatan. Menurut Imam Subarkah (1992:112) memberikan pengertian biaya
operasi secara khusus sebagai berikut :
“Biaya operasi terdiri dari biaya operasi langsung dan tidak langsung, dimana
biaya operasi langsung dengan sarana kereta api yaitu segala sesuatu yang dapat
bergerak di jalan rel dan biaya operasi tidak langsung sama dengan prasarana
kereta api yaitu jalur dan stasiun kereta api termasuk fasilitas yang diperlukan
agar sarana kereta api dapat dioperasikan.”
20
Menurut Hammer dkk. (1994:29-31) total biaya operasi terdiri dari :
1. Manufacturing Cost terdiri dari 3 unsur biaya, yaitu :
a. Biaya Bahan Baku adalah semua biaya yang membentuk bagian
integral dari barang jadi dan yang dapat dimasukkan langsung
dalam kalkulasi biaya produksi.
b. Tenaga Kerja Langsung adalah karyawan yang dikerahkan untuk
mengubah bahan baku menjadi barang jadi.
c. Overhead Pabrik adalah biaya dari bahan tidak langsung dan
semua biaya produksi lainnya yang tidak dibebankan langsung
pada suatu produk.
2. Commercial Expense dibagi menjadi dua yaitu :
a. Beban Pemasaran, adalah semua biaya yang terjadi dalam rangka
memasarkan produk atau barang dagangan dimana biaya tersebut
timbul pada saat proses produksi diselesaikan dan barang sudah
dalam kondisi siap dijual.
b. Beban Administrasi, adalah meliputi biaya yang dikeluarkan dalam
mengatur dan mengendalikan organisasi, meliputi biaya dalam
rangka penentuan kebijaksanaan perencanaan, pengarahan dan
pengawasa terhadap kegiatan perusahaan secara keseluruhan.
Dari pengertian biaya operasi tersebut, biaya operasi dikaitkan biaya-biaya
yang terjadi dan terdapat dalam lingkungan biaya operasi, serta bagian-bagian
yang berhubungan dengan kegiatan yang dilakukan oleh bagian operasi.
2.3.4
Anggaran biaya operasi
Adalah merupakan batas pengeluaran biaya operasi yang dapat dilakukan
oleh manajer pusat pertanggungjawaban yang bersangkutan. Anggaran biaya
operasi ini bukan merupakan tolak ukur efisiensi namun untuk memberikan
pedoman agar biaya sesungguhnya tidak melebihi dari jumlah yang telah
disetujui dalam anggaran.
Anggaran biaya operasi ini dapat dibagi menjadi dua yaitu :
a. Anggaran Tetap, yang memperhitungkan satu jenis biaya tanpa
memperhatikan tingkat aktivitasnya.
21
b. Anggaran Fleksibel, anggaran yang disusun berdasarkan volume
aktivitas yang berbeda-beda.
2.4
Pengertian Efektivitas
Apabila manajemen perusahaan telah menetapkan tujuan perusahaan
secara keseluruhan, maka setiap manajer di semua tingkat manajemen harus
mempunyai komitmen untuk menggunakan segala sumber daya yang ada
seoptimal mungkin untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa manajemen perusahaan telah melaksanakan tugas dengan baik.
Menurut Stoner dan Freeman yang dialihbahasakan oleh Alexander
Sindoro dalam edisi Indonesia (1996:9) bahwa :
“Efektivitas adalah kemampuan untuk menentukan tujuan yang memadai yaitu
melakukan hal yang tepat.”
Sedangkan pengertian efektivitas menurut Anthony dan Bed Ford yang
dialihkan oleh Agus Maulana (1992 : 203) :
“Efektivitas adalah hubungan antara keluaran suatu pusat tanggung jawab
dengan sasaran yang harus dicapainya”.
Dari pernyataan di atas dapat dilihat bahwa efektivitas lebih dititik
beratkan pada tingkat keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Penilaian efektivitas didasarkan pada sejauh mana suatu tujuan organisasi
data dicapai sedangkan efisiensi lebih menitikberatkan pada kemampuan
organisasi dalam menggunakan sumber-sumber daya yang ada untuk mencapai
tujuan yang diharapkan.
2.5
Pengendalian Biaya
2.5.1 Pengertian Pengendalian Pengendalian
Merupakan kebijaksanaan, prosedur dan praktik yang ditetapkan oleh
manajemen untuk mengelola perusahaan dalam usaha untuk mencapai tujuan
perusahaan secara efektif dan efisiensi, mencakup koreksi untuk kekurangan,
kelemahan dan penyimpangan yang ada serta penyesuaian operasi agar selaras
dengan patokan-patokan yang telah ditetapkan.
22
Menurut Usry, dkk yang dialihbahasakan oleh alfonsus, dkk (1997:5)
mengemukakan bahwa :
“Pengendalian merupakan usaha sistematis perusahaan untuk mencapai tujuan
dengan cara membandingkan prestasi kerja dengan rencana dan membuat
tindakan yang tepat untuk mengoreksi perbedaan yang penting.”
Menurut Supriyono (2001:8), definisi pengendalian sebagai berikut :
“Pengendalian merupakan proses mengukur dan mengevaluasi pelaksanaan nyata
setiap komponen organisasi, dan melaksanakan tindakan korektif jika diperlukan.
Pengendalian digunakan untuk menjamin pencapaian tujuan-tujuan, sasaransasaran, kebijakan- kebijakan dan standar-standar secara efisiensi seperti yang
telah ditentukan dalam perencanaan.”
Berdasarkan
definisi-definisi
di
atas,
dapat
disimpulkan
bahwa
pengendalian adalah usaha untuk membandingkan prestasi kerja dengan rencana
dan untuk mengkoreksi perbedaan atau penyimpangan-penyimpangan yang
terjadi agar tujuan perusahaan dapat tercapai.
2.5.2 Proses Pengendalian
Dengan adanya pengendalian biaya operasi yang efektif, maka akan dapat
dilakukan analisis sebab-sebab terjadinya penyimpangan, sehingga kemudian
akan dapat pula segera dilakukan koreksi untuk memperbaikinya.
Pengendalian penting bagi manajemen dan dilakukan bukan atas dasar
kecurigaan, akan tetapi merupakan suatu bagian yang terpadu dalam
melaksanakan pekerjaan yang terencana dan melangkah pada kemajuan aktivitas
suatu perusahaan.
Menurut Wilson, dkk yang dialihbahasakan oleh Tjintjim (1996:83), pada
dasarnya proses pengendalian yang terjadi adalah :
1. Menetapkan suatu norma pengukuran
Adalah
perusahaan
dalam
merencanakan
anggaran
harus
menetapkan norma/ standar dalam pengendalian biaya anggaran yang
didasarkan pada analisis terdahulu hingga saat ini agar dapat dijadikan
pengendalian anggaran yang sesungguhnya.
23
2. Membandingkan pelaksanaan yang sebenarnya dengan norma standar
Adalah perusahaan dalam membandingkan anggaran haruslah
sebanding dengan norma yang ditetapkan agar setiap anggaran yang
dianggarkan dapat seimbang.
3. Mencari sebab terjadinya penyimpangan atau varians
Adalah perusahaan harus dapat menganalisis dari setiap anggaran
agar tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan yang disebabkan
adanya ketidak telitian dalam perusahaan.
4. Mengambil tindakan korektif jika perlu
Adalah perusahaan harus merancang atas anggaran-anggaran dan
tindakan-tindakan korektif untuk melakukan perbaikan-perbaikan dari
setiap sebab-sebab penyimpangan tersebut.
Untuk mencapai sasaran yang telah dikemukakan di atas, proses
pengendalian harus melalui beberapa prosedur sebagai berikut :
1. Menetapkan tolak ukur standar (anggaran) sebagai dasar untuk
melaksanakan pengukuran
2. Melaksanakan pencatatan hasil atas pelaksanaan yang sebenarnya
3. Melaksanakan
perbandingan
terhadap
pelaksanaan
hasil
yang
sebenarnya dengan standar-standar yang telah ditetapkan diantaranya :
a. Menetapkan penyimpangan yang terjadi antara hasil pelaksanakan
sebenarnya dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya,
kemudian dianalisis penyebab-penyebabnya
b. Menentukan dan melaporkan faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya selisih tersebut
c. Melaksanakan tindakan perbaikan yang diperlukan terhadap
penyimpangan yang terjadi. Agar didapat kesesuaian antar
pelaksanaan dan standar yang telah ditetapkan
Agar pengendalian dapat dilaksanakan dengan efektif maka pengukuran
ini juga harus ditunjang dengan adanya komunikasi dalam laporan yang
memadai, ketepatan waktu, rencana realistis, dan tanggung jawab pelaksanaan
dari setiap bagian yang diukur.
24
2.5.3 Jenis-jenis Pengendalian
Jenis
pengendalian
menurut
Welsch
yang
dialihbahasakan
oleh
Purwatiningsih dan Maudy edisi Indonesia (1996, 16) adalah sebagai berikut :
1. Pengendalian Awal Adalah pengendalian yang dilakukan sebelum
suatu kegiatan dimulai untuk meyakinkan bahwa sumber daya manusia
dan bahan baku telah disiapakan dan perusahaan telah siap untuk
melaksanakan kegiatan.
2. Pengendalian Berjalan Adalah pengendalian yang dilakukan dengan
jalan menguasai kegiatan yang sedang berlangsung untuk meyakinkan
bahwa tujuan telah dicapai mengikuti kebijakan serta prosedur yang
telah ditetapkan sebelumnya dengan benar selama operasi perusahaan.
3. Pengendalian Umpan Balik Adalah pengendalian yang menitik
beratkan kepada hasil periode sebelumnya untuk mengendalikan
aktivitas dimasa mendatang.
2.5.4 Tujuan Pengendalian
Tujuan pengendalian merupakan sasaran yang ingin dicapai dengan
melaksanakan beberapa tindakan. Adapun tujuan pengendalian itu adalah :
1. Untuk mengetahui dan menyelidiki pelaksanaan kegiatan yang sedang
atau yang telah dijalankan, apakah sesuai dengan yang direncanakan.
2. Untuk mengetahui apakah pelaksanaan kegiatan berjalan secara efisien
serta untuk mengetahui peningkatan efisiensi dimasa yang akan
datang.
3. Memperbaiki dan menilai tepat waktu atau tidaknya suatu keputusan
yang diambil.
Tujuan pengendalian ini belum tentu berlaku di setiap perusahaan dan hal
ini tentu tergantung pada sifat dan keputusan yang ada di dalam perusahaan.
2.6
Efektivitas pengendalian biaya operasi
Adapun usaha-usaha yang dilakukan perusahaan secara khusus untuk
mencapai efektivitas pengendalian biaya operasi menurut Agus Taufik Mulyono
dan Dining Tantri Samiyarsi Sonia Devi (2001:9) adalah :
25
“Usaha penekanan biaya operasi yang mungkin dapat dilakukan oleh perusahaan
jasa angkutan kereta api antara lain adalah :
1. Mengurangi ketergantungan pemakaian peralatan dan suku cadang
impor, yang nilainya sangat tinggi dan juga masih terpengaruh
terhadap suku bunga.
2. Pemanfaatan Balai Yasa bukan hanya sebagai bengkel perbaikan tetapi
dapat juga berfungsi sebagai pembuatan peralatan yang baru yang
tidak hanya dapat digunakan oleh PT. Kereta Api (Persero) saja tetapi
juga dapat dijual dipasaran.
3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh PT.
Kereta
Api
(Persero)
sehingga
dari
segi
kuantitas,
sumber
dayamanusia dapat dikurangi”.
Berdasarkan pengertian tersebut, efektivitas pengendalian biaya operasi
yang akan tercapai apabila :
1. Meningkatnya penggunaan peralata dan suku cadang dalam negeri.
2. Meningkatnya pemanfaatan dan pengelolaan Balai Yasa.
3. Meningkatnya kualitas sumber daya manusia.
Anggaran biaya operasi merupakan alat bantu manajemen dalam
mengendalikan biaya, yang berguna untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Dari laporan realisasi anggaran biaya operasi dapat diketahui apakah
tujuan yang telah ditetapkan tercapai, yaitu adanya efisiensi biaya operasi.
Tujuan tersebut akan tercapai dengan digunakannya anggaran biaya operasi
sebagi
standar
untuk
melaksanakan
pengukuran
biaya
operasi
yang
sesungguhnya dengan biaya operasi yang telah ditetapkan, selanjutnya
melakukan analisis penyimpangan anggaran mengetahui penyebab terjadinya
penyimpangan tersebut.
Dengan adanya anggaran biaya operasi diharapkan biaya
yang
sesungguhnya tidak melebihi jumlah yang disetujui dalam anggaran. Berdasarkan
uraian yang telah dikemukakandapat dijelaskan bahwa biaya operasi akan efektif
apabila usaha-usaha atau tujuan pengendalian biaya operasi sudah diketahui dan
untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan penyusunan anggaran biaya operasi
yang memadai sehingga efektivitas pengendalian biaya operasi akan tercapai.
26
2.7
Peranan anggaran biaya operasi dalam menunjang efektivitas
pengendalian biaya operasi
Anggaran biaya operasi merupakan acuan yang digunakan oleh pusat
pertanggung jwaban yang bersangkutan dalam mengeluarkan biaya untuk
menjalankan kegiatan pokok perusahaan. Pusat pertanggung jawaban biaya
operasi yang menggunakannya sebagai alat pencapaian tujuan sesuai dengan
yang telah direncanakan sebelumnya.
Anggaran biaya operasi disusun dengan mempertimbangkan sumber daya
yang dimiliki perusahaan, kemampuan pusat-pusat pertanggung jawaban dan
sasaran yang ingin dicapai oleh perusahaan. Ini merupakan hal yang penting
untuk mendukung fungsi anggaran sebagai alat perencanaan pedoman
pelaksanaan kegiatan, alat pengkoordinasian kegiatan dan pengawasan kegiatan.
Biasanya setiap akhir triwulan, pusat-pusat pertanggung jawaban
menyerahkan laporan realisasi anggaran. Anggaran biaya operasi dapat dijadikan
alat pembanding bagi anggaran yang telah diprogramkan dengan realisai
tersebut.
Keberhasilan
dan
kelemahan
anggaran
dapat
dianalisa
dari
perbandingan ini, dan dijadikan koreksi untuk anggaran yang lebih baik di masa
yang akan datang.
Jika biaya operasi yang dikeluarkan sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan pada anggaran biaya operasi, maka dapat dikatakan bahwa
pengendalian yang baik telah dilaksanakan dan apabila pengeluaran biaya operasi
tersebut mencapai tujuan yang ditetapkan, maka dapat dikatakan perusahaan
telah melakukan pengendalian biaya secara efektif.
Dengan menyusun dan menerapkan biaya operasi yang baik, akan sangat
membantu manajemen dalam melakukan pengendalian yang efektif terhadap
biaya operasi, mulai dari pengendalian awal, pengendalian berjalan dan
pengendalian umpan balik sehingga sasaran yang ingin dicapai perusahaan pun
sangat mungkin untuk dicapai.
27
Peranan Anggaran Biaya Operasi Dalam Menunjang Efektivitas
Pengendalian Biaya Operasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kememadaian
Anggaran
Biaya Operasi
1.
2.
3.
4.
Karakteristik Anggaran :
Dinyatakan dalam satuan keuangan
Umumnya mencakup jangka waktu satu tahun
Berisi komitmen atau kesanggupan manajemen yang
setuju untuk menerima tanggung jawab untuk
mencapai sasaran yang ditetapkan dalam anggaran
Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak
yang berwenang lebih tinggi dan penyusun anggaran
Setelah disetujui, anggaran hanya dapat diubah
dibawah kondisi tertentu
Secara berkala, kinerja keuangan dibandingkan
dengan anggaran, selisihnya dianalisis dan
dijelaskan
Syarat-syarat Anggaran :
Adanya organisasi perusahaan yang sehat
Adanya system akuntansi yang memadai
Adanya penilaian dan analisa
Adanya dukungan para pelaksana.
Efektivitas penyusunan anggaran :
1. Menganalisis informasi masa lalu
2. Menentukan perencanaan strategi
3. Mengkomunikasikan tujuan organisasi, strategi
pokok dan program
4. Memilih taktik, mengkoordinasi kegiatan dan
mengawasi kegiatan
5. Menyusun usulan anggaran
6. Menyerahkan revisi usulan anggaran
7. Menyetujui revisi usulan anggaran dan merakit
menjadi anggaran perusahaan.
8. Revisi dan pengesahan anggaran perusahaan.
Efektivitas
Pengendalian
Biaya Operasi
Proses Pengendalian yang Memadai :
1. Menetapkan suatu norma pengukuran.
2. Membandingkan pelaksana yang sebenarnya dengan
norma standar.
3. Mencari sebab terjadinya penyimpangan atau
varians
4. Mengambil tindakan korektif jika perlu.
Tercapainya Tujuan Pengendalian Biaya
Operasi:
1. Untuk mengetahui dan menyelidiki pelaksanaan
kegiatan yang sedang atau yang telah dijalankan,
apakah sesuai dengan yang direncanakan
2. Untuk mengetahui apakah pelaksanaan kegiatan
berjalan secara efisien serta untuk mengetahui
peningkatan efisiensi di masa yang akan datang
3. Memperbaiki dan menilai tepat waktu atau tidaknya
suatu keputusan yang diambil
28
2.8
Kerangka Konseptual Pemikiran
Bagi perusahan yang bertujuan mencari laba, tentunya akan berusaha
untuk memaksimalkan laba dengan menekan biaya yang akan dikeluarkan
seefisien mungkin, sedangkan perusahaan yang tujuan utamanya bukan untuk
mencari laba akan berusaha memberikan pelayanan dan kepuasan kepada
pelanggannya dengan sebaik-baiknya.
Biaya pada dasarnya adalah pengorbanan ekonomi yang diukur dalam
satuan uang untuk suatu tujuan yang ingin dicapai. Dalam menekan biaya yang
dikeluarkan diperlukan suatu perencanaan berupa anggaran yang tujuan dasarnya
adalah untuk mengarahkan kegiatan perusahaan mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Anggaran merupakan sesuatu rencana yang disajikan secara kuantitatif
yang biasanya dinyatakan dalam satuan uang yang disusun dalam suatu periode
tertentu. Dana anggaran biaya adalah merupakan suatu rencana mengenai jumlah
biaya yang akan dikeluarkan dalam suatu periode tertentu untuk mencapai tujuan
perusahaan.
Peranan anggaran sebagai alat bantu manajemen telah berjalan sejak awal
perusahaan melaksanakan aktivitasnya, yaitu saat aktivitas itu benar-benar
direncanakan, dan perencanaan sudah dinyatakan atau dinilai dalam uang.
Betapapun sederhananya suatu rencana, namun untuk merealisasikannya tetap
memerlukan control guna mengetahui hasil dari rencana itu, apakah dijalankan
dengan baik atau tidak.
Namun, sebaik apapun suatu perencanaan pada akhirnya faktor manusia
juga yang menjadi titik sentral atau yang paling menentukan. Semakin banyak
kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan, semakin kompleks permasalahan
yang dihadapi, hal ini tentunya menuntut perencanaan yang semakin cermat.
Penetapan anggaran biaya operasi yang baik meliputi prosedur
penyusunan, pelaksanaan dengan evaluasi terhadap pelaksanaan anggaran. Hal
ini akan membantu perusahaan dalam menjalankan kegiatannya secara efektif,
seperti yang dikemukakan Supriyono (2001:340) bahwa :
29
“Anggaran adalah suatu rencana terinci yang menyatakan secara formal
dalam ukuran kuantitatif untuk menunjukkan bagaimana sumber- sumber akan
diperoleh dan akan digunakan selama jangka waktu satu tahun.”
Menurutnya anggaran merupakan suatu perencanaan yang terperinci
dinyatakan dalam satuan kuantitatif, menetapkan bagaimana sumber daya akan
diperoleh dan digunakan dalam satu periode waktu yang ditetapkan.
Hal penting, anggaran berfungsi sebagai alat bantu dan pengendalian
manajemen dalam menilai efektivitas pelaksanaannya, oleh karenanya anggaran
harus disusun dengan hati-hati, terperinci, jelas dan terpadu yang selanjutnya
diharapkan para pelaksananya akan memahami dan melaksanakan tugasnya
sesuai dengan yang telah dianggarkan.
Adapun anggaran yang baik dan memadai yaitu anggaran yang didukung
oleh karakteristik anggaran, syarat anggaran dan efektivitas penyusunan
anggaran. Dengan demikian, anggaran dapat dijadikan sebagai pedoman
kegiatan, sarana komunikasi yang baik, memberikan gambaran mengenai batas
tanggung jawab dan alat ukur efektivitas dalam periode waktu tertentu.
Berdasarkan uraian di atas, penulis merumuskan hipotesis bahwa :
“Penyusunan dan penerapan anggaran biaya operasi secara memadai, dapat
berperan dalam menunjang efektivitas pengendalian biaya operasi.
30
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Jenis Penelitian
Penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif analisis. Metode ini bertujuan untuk memberikan gambaran keadaan
perusahaan yang sebenarnya, dimana data yang dikumpulkan, disusun, kemudian
dianalisis dan dijelaskan dengan teori-teori yang ada dan akhirnya membuat
kesimpulan dan saran. Metode deskriptif ini bertujuan untuk memberikan gambaran
yang cukup jelas atas masalah yang diteliti dan diharapkan dapat membantu
memberikan penjelasan yang berguna baik secara garis besar maupun secara rinci.
3.2
Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian yang dipilih adalah PT PLN (Persero) Unit Induk
Pembangunan Sulawesi Bagian Utara yang berlokasi di Jl. Bethesda No. 32, Kel.
Ranotana, Kec. Sario, Kota Manado. Waktu penelitian pada bulan agustus 2018
sampai selesai.
3.3
Jenis, Sumber, dan Metode Pengumpulan Data
3.3.1 Jenis Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan data kualitatif dan kuantitatif
sebagai dasar untuk menganalisis peranan anggaran biaya operasi dalam menunjang
efektivitas pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sulawesi Bagian Utara.
Data kualitatif dalam penelitian ini berupa sejarah perusahaan, struktur organisasi
perusahaan, hasil wawancara dan data kuantitatif berupa laporan keuangan yaitu
penyusunan anggaran biaya operasi, proses pengendalian biaya, serta rencana kerja
dan anggaran perusahaan.
31
3.3.2 Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data
primer dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara yang dilakukan kepada
bagian Penganggaran dan Keuangan PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan
Sulawesi Bagian Utara secara langsung.
1.3.3 Metode Pengumpulan Data
penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah metode deskriptif analitik yaitu
penelitian dengan mengumpulkan data sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Sedangkan teknik penelitian yang digunakan yaitu :
1. Penelitian lapangan (Field Research), yaitu penelitian yang dilakukan
secara langsung pada perusahaan yang bersangkutan dengan maksud
untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan dengan cara :
a. Wawancara
Metode
wawancara
yaitu
suatu
proses
interaksi
dan
komunikasi untuk mendapatkan informasi dengan cara bertanya
langsung kepada responden atau pihak yang berhubungan langsung
dengan masalah yang diangkat. Dengan wawancara, maka peneliti
akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang informan
dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, dimana
hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi. Dalam melakukan
wawancara, peneliti menyiapkan instrument penelitian berupa
pertanyaan-pertanyaan tertulis untuk diajukan, dan mencatat apa yang
dikemukakan oleh informan, oleh karena itu jenis-jenis wawancara
yang digunakan oleh peneliti termasuk kedalam jenis wawancara
terstruktur.
32
b. Dokumentasi
Melakukan review terhadap dokumen-dokumen yang relevan,
serta mempelajari referensi yang terkait dengan penelitian yang
dilakukan. Hasil penelitian dari observasi atau wawancara akan lebih
kredibel kalau didukung oleh dokumen-dokumen yang bersangkutan
seperti bukti, catatan, dokumen-dokumen terkait dan bagan alir sistem
informasi akuntansi pendapatan dan peneriman kas.
c. Kuesioner
Kuesioner adalah cara pengisian kuesioner atau daftar
pertanyaan terstruktur dari masing-masing bagian yang terkait.
2. Penelitian kepustakaan (Library Research), yaitu penelitian yang
dilakukan secara tidak langsung yang bersumber kepustakaan dengan
membaca dan mempelajari buku-buku referensi yang berhubungan dengan
penelit
33
3.4
Metode dan Proses Analissis
Setelah data-data diperoleh, maka data tersebut selanjutnya diolah kemudian
dilakukan analisis. Analisis data ini penting artinya karena dari analisis ini, data
yang diperoleh dapat memberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan
masalah penelitian. Metode yang digunakan dalam menganalisis data yang diperoleh
adalah analisis deskriptif. Proses analisis data dilakukan dengan cara berikut :
1.
Mengumpulkan data dengan melakukan wawancara pada PT PLN
(Persero) Unit Induk Pembangunan Sulawesi Bagian Utara dan
mengumpulkan dokumen yang ada. Dokumen yang dikumpulkan berupa
hasil wawancara, laporan keuangan dan data yang berkaitan dengan
aktivitas penganggaran dan biaya operasi pada PT PLN (Persero) Unit
Induk Pembangunan Sulawesi Bagian Utara.
2.
Menganalisis data dan penyajian laporan keuangan terkait penganggaran
dan biaya operasi pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan
Sulawesi Bagian Utara.
3.
Mendeskripsikan prosedur proses penganggaran dan penyusunan biaya
operasi oleh PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sulawesi
Bagian Utara.
4.
Mengidentifikasi prosedur dengan melihat arus dokumen yang terjadi
dalam pengeluaran kas.
5.
Mendeskripsikan proses anggaran biaya operasi dalam menunjang
efektivitas.
6.
Menarik kesimpulan apakah penerapan proses penganggaran dan
penyusunan biaya pada oleh PT PLN (Persero) Unit Induk
Pembangunan Sulawesi Bagian Utara sudah efektif atau belum.
34
Download