BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam (SDA) yang tersebar di seluruh wilayah yang ada di negara ini. Mulai dari sumber daya alam yang dapat diperbaharui hingga yang tidak dapat diperbaharui. Meskipun jumlahnya sangat berlimpah di alam, namun dalam pemanfaatannya harus tetap dibatasi dan dijaga kelestariannya agar dapat terus digunakan secara berkelanjutan. Menanggapi kebutuhan akan listrik yang besar, maka banyak bermunculan penyedia layanan jasa listrik, baik itu induk pembangunan, pelaksana proyek, maupun unit pembangkit. Semuanya berusaha menempatkan diri menjadi yang terbaik untuk mencapai tujuannya, yaitu untuk memperoleh laba dan memberikan layanan yang optimal. Oleh karena itu persaingan yang hebat pun tidak dapat dihindarkan demi mempertahankan dan meningkatkan kelangsungan hidup perusahaan. PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sulawesi Bagian Utara adalah salah satu badan usaha milik negara yang berada di bawah naungan Perusahaan Listrik Negara (PLN) ditunjuk oleh pemerintah untuk menyediakan layanan jasa listrik negara. PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sulawesi Bagian Utara bekerja dalam jasa pengelolaan dan pengendalian pembangunan pembangkit dan jaringan listrik yang siap dioperasikan. Dewasa ini, keberadaan PLN diharapkan bukan sekedar memenuhi kebutuhan masyarakat akan sarana penyedia layanan listrik saja, tetapi lebih untuk memberikan kepuasan pelayanan kepada masyarakat sebagai pemakai jasa layanan listrik, dengan memberikan kenyamanan dan keamanan. Mengingat pentingnya masa depan perusahaan, maka setiap perusahaan harus mampu melakukan pengendalian terhadap biaya-biaya yang akan dikeluarkan dan mengurangi biaya-biaya yang tidak efektif dalam kegiatannya. Untuk itu dibutuhkan alat bantu manajemen dalam perencanaan dan pengendalian yang baik atas biaya tersebut. 1 Salah satu alat bantu yang bisa digunakan dalam anggaran. Anggaran merupakan suatu bentuk pernyataan tertulis yang dinyatakan dalam satuan uang dan mempunyai jangka waktu tertentu. Anggaran membentuk manajemen didalam perencanaan, pengkoordinasian dan pengendalian kegiatan perusahaan. Anggaran menjadi pedoman bagi setiap aktivitas, memberi balasan tanggung jawab atas kegiatan perusahaan, dan menilai efisiensi penggunaan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Anggaran biaya operasi merupakan batas pengeluaran biaya operasi yang dapat dilakukan oleh pusat pertanggungjawaban yang bersangkutan. Anggaran ini dapat membantu perusahaan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Namun harus disadari pula, bahwa anggaran hanya suatu alat yang digunakan untuk membantu manajer, bukan menggantikan tugasnya. Oleh sebab itu selain penyusunan yang baik, perusahaan juga dituntut untuk menerapkan anggaran dengan sungguh-sungguh dan baik pula. Dengan demikian perusahaan dapat beroperasi secara efisien dan efektif dan memungkinkan perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yaitu untuk memperoleh laba dan memungkinkan perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yaitu untuk memperoleh laba dan memberikan pelayanan yang baik dengan harga yang tetap bersaing. Keadaan demikian akan membuat perusahaan dapat mempertahankan dan meningkatkan kelangsungan hidupnya. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mencoba melakukan penelitian lebih lanjut, dengan judul “Analisis Anggaran Biaya Operasi Dalam Menunjang Efektivitas pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sulawesi Bagian Utara” 2 1.2 Rumusan Masalah Dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian hanya sebatas pada anggaran biaya operasi dan pengendalian biaya operasi. Sedangkan identifikasi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah penyusunan anggaran biaya operasi yang dilaksanakan pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sulawesi Bagian Utara telah memadai. 2. Bagaimana efektivitas pengendalian biaya operasi yang dilaksanakan pada pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sulawesi Bagian Utara. 3. Apakah anggaran biaya operasi berperan dalam menunjang efektivitas pengendalian biaya operasi pada pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sulawesi Bagian Utara. 1.3 Tujuan Penelitian Dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian hanya sebatas pada anggaran biaya operasi dan pengendalian biaya operasi. Sedangkan identifikasi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah penyusunan anggaran biaya operasi yang dilaksanakan pada pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sulawesi Bagian Utara telah memadai. 2. Bagaimana efektivitas pengendalian biaya operasi yang dilaksanakan pada pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sulawesi Bagian Utara. 3. Apakah anggaran biaya operasi berperan dalam menunjang efektivitas 4. pengendalian biaya operasi pada pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sulawesi Bagian Utara. 3 1.4 Manfaat Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, penulis berharap dapat memberikan kegunaan bagi : 1. Manfaat Teoritis: Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai sistem informasi akuntansi pendapatan dan penerimaan kas, serta juga diharapkan sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan. 2. Manfaat Praktis: a. Penulis Untuk menambah wawasan bagi penulis, sebagai bahan pembanding antara teori yang selama ini penulis dapatkan dibangku kuliah dengan penerapan sebenarnya di perusahaan. Untuk menambah pengetahuan mengenai cara pengendalian biaya operasi dengan menggunakan anggaran. Untuk memenuhi salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sam Ratulangi Manado. b. Perusahaan Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi perusahaan mengenai seberapa jauh efektivitas pengendalian biaya operasi yang selama ini dijalankan. c. Pembaca Diharapakan penulisan skripsi ini dapat bermanfaat sebagai referensi penulisan untuk penelitian-penelitian selanjutnya dan juga dapat menambah pengetahuan pembaca. 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peranan Agar suatu perusahaan dapat berjalan secara efektif dan efisien, manajemen perusahaan memerlukan suatu alat bantu yang mempunyai peranan dalam mengarahkan dan mengendalikan kegiatan perusahaan. Pengertian tentang peranan yang dikemukakan oleh Komarudin (1994:768) dapat didefinisikan sebagai berikut : 1. Bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan seseorang dalam manajemen. 2. Pola perilaku yang diharapkan dapat menyertai suatu usaha. 3. Bagian atau fungsi seseorang dalam kelompok atau pranata. 4. Fungsi yang diharapkan dari seseorang atau menjadi karakteristik yang ada padanya. 5. Fungsi setiap variabel dalam hubungan sebab akibat. Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa yang dimaksud dengan peranan adalah suatu bagian dari tugas utama yang dilaksanakan oleh seseorang sesuai dengan kedudukan dan fungsinya. Sesuai dengan masalah yang diteliti dalam penulisan skripsi ini, yang dimaksud dengan peranan di suatu perusahaan adalah bagian dari aktivitas anggaran di dalam perusahaan sesuai dengan fungsinya yaitu sebagai salah satu alat untuk melaksanakan perencanaan dan pengendalian. 2.2 Pengertian Anggaran Untuk mendapatkan pengertian yang lebih tepat dan jelas mengenai anggaran, dibawah ini penulis akan mengemukakan beberapa pengertian anggaran yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya yaitu : 5 Menurut Munandar (2000:1) definisi anggaran adalah : “Anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang.” Sedangkan pengertian anggaran menurut Nafarin (2000:9) adalah sebagai berikut : “Anggaran merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu.” Selanjutnya menurut Gunawan, dkk (2003,6), pengertian anggaran adalah : “Business budget adalah suatu pendekatan yang formal dan sistematis daripada pelaksanaan tanggung jawab manajemen di dalam perencanaan, koordinasi dan pengawasan.” Dari pendapat para ahli tersebut dapat diketahui bahwa anggaran merupakan suatu rencana manajemen mengenai perolehan dan penggunaan sumber-sumber daya perusahaan yang dinyatakan secara formal dan terperinci dalam bentuk kuantitatif pada suatu periode tertentu. Dalam anggaran juga terdapat tindakan antisipasi untuk menyesuaikan keadaan di masa yang akan datang dengan rencana yang telah ditetapkan, karena itu anggaran juga dipakai sebagai alat koordinasi dan implementasi rencana awal dengan aktivitas yang sedang berlangsung. Unsur-unsur yang terdapat dalam suatu anggaran, yaitu : 1. Rencana, yaitu suatu penentuan terlebih dahulu tentang kegiatan yang akan dilakukan di waktu yang akan datang. 2. Meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yaitu mencakup kegiatan yang dilakukan manajemen dalam menjalankan fungsi perencanaan dan pengendalian. 3. Dinyatakan dalam unit (satuan) moneter atau satuan ukuran yang lain, yaitu suatu unit yang dapat diterapkan pada berbagai kegiatan perusahaan di masa yang akan datang. 4. Jangka waktu tertentu yang akan datang, yaitu menunjukkan bahwa berlakunya suatu anggaran adalah untuk masa yang akan datang. 6 2.2.1 Tujuan Penyusunan Anggaran Menurut Ellen, dkk (2001:4) tujuan penyusunan anggaran adalah : 1. Untuk menyatakan harapan sasaran perusahaan secara jelas dan formal, sehingga bisa menghindari kerancuan dan memberikan arah terhadap apa yang hendak dicapai manajemen 2. Untuk mengkomunikasikan harapan manajemen kepada pihak-pihak terkait sehingga anggaran dimengerti, didukung dan dilaksanakan Untuk menyediakan rencana terinci mengenai aktivitas dengan maksud mengurangi ketidakpastian dan memberikan pengarahan yang jelas bagi individu dan kelompok dalam upaya mencapai tujuan perusahaan 3. Untuk mengkoordinasi cara atau metode yang akan ditempuh dalam rangka memaksimalkan sumber daya 4. Untuk menyediakan alat pengukur dan mengendalikan kinerja individu dan kelompok, menyediakan informasi yang mendasari perlu tidaknya tindakan koreksi Dari pendapat tersebut dapat diketahui bahwa dalam menyusun anggaran perlu banyak diperhatikan hal-hal yang dapat membantu dalam kelancaran penyusunan anggaran tersebut, sehingga memberi kemudahan bagi manajer dalam melaksanakan kegiatan perusahaan dan sesuai apa yang telah disusun sehingga tujuan penyusunan anggaran akan tercapai secara efektif dan efisien. 2.2.2 Karakteristik Anggaran Untuk memperoleh konsep yang lebih jelas mengenai anggaran, berikut ini diuraikan beberapa karakteristik anggaran. Menurut Mulyadi (1993:490) karakteristik anggaran adalah sebagai berikut : 1. Anggaran dinyatakan dalam satuan uang dan selain satuan uang. 2. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu satu tahun. 3. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen yang berarti bahwa para manajemen setuju untuk menerima tanggung jawab untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam anggaran. 4. Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebih tinggi dari penyusun anggaran. 7 5. Sekali disetujui, anggaran hanya dapat diubah dibawah kondisi tertentu. 6. Secara berkala, kinerja keuangan sesungguhnya dibandingkan dengan anggaran, selisihnya dianalisis dan dijelaskan. Dari pendapat tersebut dapat dinyatakan bahwa anggaran merupakan suatu perkiraan mengenai hasil yang akan dicapai dalam suatu periode tertentu (umumnya satu tahun), yang dinyatakan dalam satuan unit moneter atau kuantitatif yang didalamnya terkandung komitmen dari manajemen untuk mencapai anggaran tersebut, selalu dievaluasi dan diotorisasi oleh tingkat manajemen yang lebih tinggi yang merupakan dasar untuk menilai kinerja dari manajer pelaksana anggaran tersebut. 2.2.3 Syarat-Syarat Anggaran Menurut R.A Supriyono (2001:346), dalam penyusunan anggaran perlu memperhatikan beberapa syarat seperti berikut : 1. Adanya organisasi perusahaan yang sehat, yaitu organisasi yang memberi tugas fungsional dengan jelas dan menentukan garis wewenang dan tanggung jawab yang tegas. 2. Adanya sistem akuntansi yang memadai, meliputi : a. Penggolongan rekening yang sama antara anggaran dan realisasi anggaran b. Pencatatan akuntansi memberikan informasi mengenai realisasi c. Laporan didasarkan pada akuntansi pertanggungjawaban 3. Adanya penilaian dan analisa, diperlukan untuk menetapkan alat pengukur prestasi, sehingga anggaran dapat dipakai untuk menganalisa prestasi. 4. Adanya dukungan para pelaksana, anggaran dapat dipakai sebagai alat yang baik bagi manajemen jika ada dukungan aktif para pelaksana.” 2.2.4 Jenis-jenis Anggaran Menurut Nafarin (2000:17-20), anggaran dapat dikelompokkan dari beberapa sudut pandangan yaitu : 8 1. Menurut dasar penyusunan, anggaran terdiri dari : a. Anggaran Variabel, yaitu anggaran yang disusun berdasarkan interval (kisar) kapasitas (aktivitas) tertentu dan pada intinya merupakan suatu seri anggaran yang dapat disesuaikan pada tingkat-tingkat aktivitas (kegiatan) yang berbeda. Anggaran variabel disebut juga anggaran fleksibel. b. Anggaran Tetap, yaitu anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat kapasitas tertentu. Anggaran tetap disebut juga anggaran statis. 2. Menurut cara penyusunan, anggaran terdiri dari : a. Anggaran Periodik, adalah anggaran yang disusun untuk satu periode tertentu, pada umumnya periodenya satu tahun yang disusun setiap periode anggaran. b. Anggaran Kontinyu, adalah anggaran yang dibuat untuk mengadakan perbaikan anggaran yang pernah dibuat. 3. Menurut jangka waktunya, anggaran terdiri dari : a. Anggaran jangka pendek (anggaran taktis) adalah anggaran yang dibuat dengan jangka waktu paling lama sampai satu tahun. b. Anggaran jangka panjang (anggaran strategis), adalah anggaran yang dibuat dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. 4. Menurut bidangnya, anggaran terdiri dari anggaran operasional dan anggaran keuangan. Kedua anggaran ini bila dipadukan disebut “Anggaran indek (Masterbudget)”. Anggaran indek yang mengkonsolidasikan rencana keseluruhan perusahaan untuk jangka pendek, biasanya disusun atas dasar tahunan, triwulanan, dan bulanan. a. Anggaran Operasional adalah anggaran untuk menyusun anggaran rugi laba. Anggaran operasional terdiri dari : 1) Anggaran Penjualan 2) Anggaran Biaya Pabrik : Anggaran Biaya Bahan Baku Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung Anggaran Biaya Overhead Pabrik 9 3) Anggaran Beban Usaha 4) Anggaran Laporan Laba Rugi b. Anggaran Keuangan adalah anggaran untuk menyusun anggaran neraca. Anggaran keuangan terdiri dari : 1) Anggaran kas 2) Anggaran Piutang 3) Anggaran Persediaan 4) Anggaran Utang 5) Anggaran Neraca 5. Menurut kemampuan usaha anggaran terdiri dari : a. Anggaran Komprehensif merupakan ringkasan dari berbagai macam anggaran yang disusun secara lengkap. Anggaran komprehensif merupakan perpaduan dari anggaran operasional dan anggaran keuangan yang disusun secara lengkap. b. Anggaran Partial, adalah anggaran yang disusun tidak secara lengkap, anggaran yang hanya menyusun bagian anggaran tertentu saja. 6. Menurut fungsinya, anggaran terdiri dari : a. Appropriation Budget, adalah anggaran yang diperuntukkan bagi tujuan tertentu dan tidak boleh digunakan untuk manfaat lain. b. Performance Budget, adalah anggaran yang disusun berdasarkan fungsi aktivitas yang dilakukan dalam perusahaan untuk menilai apakah biaya atau beban yang dikeluarkan oleh masing-masing aktivitas tidak melampaui batas. 2.2.5 Fungsi dan Manfaat Anggaran Menurut Gunawan, dkk (2003,50-52), fungsi anggaran sebagai berikut: 1. Dalam bidang perencanaan. a. Mendasarkan kegiatan-kegiatan pada penyelidikan-penyelidikan studi dan penelitian-penelitian b. Mengerahkan seluruh tenaga dalam perusahaan dalam menentukan arah atau kegiatan yang paling menguntungkan 10 c. Untuk membantu atau menunjang kebijaksanaan-kebijaksanaan (Policies) Perusahaan. d. Menentukan tujuan-tujuan perusahaan. e. Membantu menstabilkan kesempatan kerja yang tersedia. f. Mengakibatkan pemakaian alat-alat fisik secara lebih efektif 2. Dalam bidang koordinasi a. Membantu mengkoordinasikan faktor manusia dengan perusahaan. b. Menghubungkan aktivitas perusahaan dengan trend dalam bidang dunia usaha. c. Menempatkan penggunaan modal pada saluran-saluran yang menguntungkan, dalam arti seimbang dengan program-progam perusahaan. d. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan dalam organisasi. 3. Dalam bidang pengawasan a. Untuk menguasai kegiatan-kegiatan dan pengeluaran-pengeluaran. b. Untuk pencegahan secara umum pemborosan-pemborosan. Jadi dengan melihat uraian di atas secara tegas dapat ditarik kesimpulan, bahwa dengan menyusun anggaran secara cermat dan baik akan mendatangkan manfaat-manfaat bagi perusahaan, yang pada pokoknya : 1. Mendorong setiap individu di dalam perusahaan untuk berfikir ke depan. 2. Mendorong terjadinya kerja sama antara masing-masing bagian, karena setiap bagian menyadari bahwa mereka tidak dapat berdiri sendiri. 3. Mendorong adanya pelaksana atas partisipasi, karena setiap bagian terlibat untuk ikut serta memikirkan rencana kerjanya. Sedangkan menurut Agus Ahyari (1994,5-7) perusahaan akan mendapatkan beberapa manfaat cukup besar dengan adanya anggaran, antara lain: 1. Terdapat perencanaan terpadu 2. Terdapat alat koordinasi dalam perusahaan 3. Terdapat alat pengawasan yang baik 11 4. Terdapat evaluasi kegiatan perusahaan 5. Terdapat pedoman pelaksanaan kegiatan perusahaan. Dari kutipan di atas, dapat diuraikan bahwa anggaran berguna untuk membantu pelaksanaan fungsi manajemen, terutama perencanaan, koordinasi, dan pengendalian. Anggaran juga diharapkan dapat memberikan manfaat bagi manajemen sebagai perencanaan mengenai apa yang dilakukan di masa yang akan datang, sehingga manajemen dapat memanfaatkan kesempatan yang ada dan mengurangi ancaman yang datang dari luar maupun dari dalam organisasi. 2.2.6 Kegunaan dan Keterbatasan Anggaran Ellen, dkk (2001:2), mengemukakan kegunaan anggaran sebagai berikut : 1. Adanya perencanaan terpadu. Adanya perusahaan dapat digunakan sebagai alat untuk merumuskan rencana perusahaan dan untuk menjalankan pengendalian terhadap berbagai kegiatan perusahaan secara menyeluruh. 2. Sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan perusahaan. Anggaran dapat memberikan pedoman yang berguna baik bagi manajemen puncak maupun manajemen menengah dalam menjalankan tugasnya. Disamping itu, penyusunan anggaran memungkinkan perusahaan untuk mengantisipasi perubahan dalam lingkungan dan melakukan penyesuaian sehingga kinerja perusahaan lebih baik. 3. Sebagai alat pengkoordinasian kerja. Penganggaran dapat memperbaiki koordinasi kerja intern perusahaan. Sistem anggaran memberikan ilustrasi operasi perusahaan secara keseluruhan. Oleh karenanya system anggaran memungkinkan para manajer divisi untuk melihat antar bagian (Divisi) secara keseluruhan. 4. Sebagai alat pengawasan kerja. Anggaran memerlukan serangkaian standar prestasi atau target yang bisa dibandingkan dengan realisasinya sehingga pelaksanaan setiap aktivitas dapat dinilai kinerjanya. Dalam menentukan standar acuannya, diperlukan pemahaman yang realistis dan analisis yang 12 seksama terhadap kegiatan- kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan. Penentuan standar yang sembarangan tanpa didasari oleh pengetahuan dapat menimbulkan lebih banyak masalah daripada manfaat. 5. Sebagai alat evaluasi kegiatan perusahaan Anggaran yang disusun dengan baik menerapkan standar yang relevan akan memberikan pedoman bagi perusahaan dalam menentukan langkah- langkah yang harus ditempuh agar pekerjaan bisa diselesaikan dengan cara yang baik, artinya menggunakan sumber-sumber daya perusahaan yang dianggap paling menguntungkan. Terhadap penyimpangan yang mungkin terjadi dalam operasionalnya perlu dilakukan evaluasi yang dapat menjadi masukkan berharga bagi penyusunan anggaran berikutnya. Meskipun anggaran mempunyai beberapa kegunaan, tetapi terdapat pula keterbatasan-keterbatasan, seperti yang dikemukakan oleh Ellen, dkk (2002:19): 1. Dalam penyusunan anggaran, penaksiran yang dipakai belum tentu dengan keadaan yang sebenarnya. 2. Seringkali keadaan yang digunakan sebagai dasar penyusunan anggaran mengalami perkembangan yang jauh berbeda daripada yang direncanakan. 3. Karena menyusun anggaran melibatkan banyak pihak, maka secara potensial dapat menimbulkan persoalan-persoalan hubungan kerja (Tuman Relationy yang dapat menghambat proses pelaksanaan anggaran. 4. Penganggaran tidak dapat terlepas dari penilaian subjektif pembuatan kebijakan (Decision Maker) terutama pada saat data dan informasi tidak lengkap dan tidak cukup. 2.2.7 Prosedur Penyusunan Anggaran Stoner dan Freeman yang dialihbahasakan oleh Sindoro (1996:480), mengemukakan dua prosedur penyusunan anggaran yang biasa digunakan oleh suatu organisasi, yaitu : 13 1. Top-down budgeting Top-down budgeting adalah prosedur penyusunan anggaran dimana anggaran ditentukan oleh manajer tingkat atas dengan sedikit atau bahkan tidak ada konsultasi dengan manajer tingkat bawah. Mekanisme prosedur Top-down budgeting adalah sebagai berikut : a. Manajer tingkat atas menetapkan usulan anggaran b. Usulan anggaran diserahkan pada komite anggaran untuk dinilai. c. Jika usulan anggaran sudah dinilai maka akan diserahkan oleh manajer tingkat atas. d. Setelah itu akan dilaksanakan oleh manajer tingkat menengah dan bawah. 2. Bottom-up budgeting Bottom-up budgeting adalah prosedur penyusunan anggaran dimana anggaran disiapkan oleh pihak yang akan melaksanakan anggaran tersebut kemudian anggaran akan diberikan kepada pihak yang lebih tinggi untuk mendapatkan persetujuan. Mekanisme prosedur Bottom-up budgeting adalah sebagai berikut : a. Manajer tingkat bawah membuat usulan anggaran b. Usulan anggaran diserahkan pada manajer tingkat menengah untuk dibahas. c. Jika usulan anggaran sudah dibahas maka akan diserahkan pada komite anggaran untuk dinilai d. Setelah itu akan diserahkan pada manajer tingkat atas untuk disahkan sebagai anggaran yang siap dilaksanakan Dengan adanya prosedur anggaran ini, maka dalam penyusunan anggaran ini menjadi lebih baik dengan adanya proses penyusunan anggaran. Penyusunan anggaran ini dilaksanakan oleh Komite Anggaran yang anggotanya terdiri dari para manajer pelaksana fungsi-fungsi pokok perusahaan. Adapun menurut R.A Supriyono (2001348) proses penyusunan anggaran adalah sebagai berikut : 1. Menganalisis informasi masa lalu dan lingkungan luar yang diantisipasikan dan SWOT. 14 Manajemen puncak menganalisis informasi masa lalu dan perubahan lingkungan luar yang akan terjadi di masa yang akan datang dapat diketahui melalui kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman yang dimiliki organisasi dari lingkungan luar. Lingkungan luar yang diselidiki dan dianalisis meliputi : kondisi perekonomian, persaingan, selera konsumen, perkembangan teknologi, social, politik, kebijaksanaan pemerintahan. 2. Menentukan perencanaan strategi. Manajemen puncak menyusun perencanaan strategi yaitu dengan penentuan tujuan organisasi dan strategi pokok yang akan digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. 3. Mengkomunikasikan tujuan organisasi, strategi pokok dan program. Manajemen puncak mengkomunikasikan tujuan organisasi kepada manajer divisi dan manajer dibawahnya serta komite anggaran agar mereka mengetahui tujuan yang akan dicapai dan cara-cara pokok untuk mencapai tujuan tersebut. 4. Memilih taktik, mengkoordinasi kegiatan dan mengawasi kegiatan. Manajer divisi menyusun pemilihan taktik yaitu untuk memilih cara-cara yang akan digunakan untuk mencapai tujuan, manajer departemen membuat keputusan pengoperasian yang berhubungan dengan pengkoordinasian semua kegiatan dibawah departemen, adanya manajer seksi bertanggung jawab untuk merencanakan pengawasan terhadap kegiatan seksinya. 5. Menyusun usulan anggaran. Setiap manajer divisi menyusun dan mengkoordinasikan penyusunan anggaran untuk bagian organisasi dibawahnya yaitu departemen usulan anggaran semua divisi selanjutnya diserahkan kepada komite anggaran. 6. Menyerahkan revisi usulan anggaran. Komite anggaran menyarankan revisi terhadap usulan anggaran setiap divisi agar sesuai dengan rencana jangka panjang dan tujuan organisasi yang telah ditentukan oleh manajemen puncak. 15 7. Menyetujui revisi usulan angaran dan merakit menjadi anggaran perusahaan. Setelah usulan anggaran direvisi oleh setiap divisi yang bersangkutan dan revisinya telah disetujui oleh komite anggaran, maka komite anggaran merakit usulan tersebut menjadi anggaran perusahaan 8. Revisi dan pengesahan anggaran perusahaan. Anggaran perusahaan masih memerlukan revisi sebelum disahkan oleh manajemen puncak menjadi anggaran perusahaan yang resmi. Setelah dilakukan revisi, anggaran tersebut disahkan dan didistribusikan ke setiap divisi dan bagian organisasi dibawahnya sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan dan sekaligus alat pengendalian. Anggaran yang disusun barulah merupakan rancangan anggaran, yang nantinya diserahkan kepada pimpinan tertinggi perusahaan untuk disahkan serta ditetapkan sebagai anggaran yang sah. Sebelum diselesaikan oleh pimpinan tertinggi perusahaan, masih bisa diadakannya pembahasan diantara pimpinan tertinggi perusahaan dengan pihak yang diserahi tugas menyusun rancangan anggaran. Setelah disahkan, maka rancangan anggaran tersebut akan dijadikan sebagai pedoman kerja, alat pengkoordinasian kerja dan alat pengawasan kerja. 2.2.8 Faktor-faktor Yang Perlu Dipertimbangkan Dalam Menyusun Anggaran Nafarin (2000:9), mengemukakan bahwa faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun anggaran adalah sebagai berikut : 1. Pengetahuan tentang tujuan dan kebijaksanaan umum perusahaan. Adalah para penyusun/ perencana anggaran harus mengetahui tentang tujuan-tujuan apa yang dilakukan oleh perusahaan dan kebijaksanaan- kebijaksanaan apa yang ada dalam perusahaan. 2. Data-data waktu yang lalu Adalah dalam menyusun anggaran perusahaan harus mengetahui terlebih dahulu data-data yang akan disusun pada masa yang lalu dan masa yang akan datang. 16 3. Kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi Adalah dalam menyusun anggaran produksi harus disesuaikan pada kondisi-kondisi yang terjadi sekarang/ waktu yang akan datang. 4. Pengetahuan tentang taktik, strategi pesaing, dan gerak gerik pesaing Adalah dalam menyusun anggaran produksi harus mengetahui dengan jelas apakah taktik, strategi dan gerak gerik telah tersusun dengan baik agar terlaksana suatu anggaran yang baik dan benar. 5. Kemungkinan adanya perubahan kebijaksanaan pemerintahan Adalah setiap anggaran produksi harus didasarkan pada kebijaksanaan pemerintah. 6. Penelitian untuk mengembangkan perusahaan Adalah bagaimana perusahaan dalam usaha untuk mengembangkan usahanya dengan melakukan penelitian dan analisis terlebih dahulu. Menurut Nafarin (2000:9), dalam menyusun anggaran perlu diperhatikan perilaku pelaksana anggaran dengan mempertimbangkan hal-hal berikut ini : 1. Anggaran harus dibuat serealistis mungkin, secermat mungkin sehingga tidak terlalu rendah atau terlalu tingsi. 2. Untuk memotivasi manajer pelaksana diperlukan partisipasi top management (Direksi). 3. Anggaran yang dibuat harus mencerminkan keadilan, sehingga pelaksana tidak merasa tertekan tetapi termotivasi. 4. Untuk membuat laporan realisasi anggaran diperlukan laporan yang akurat dan tepat waktu, sehingga apabila terjadi penyimpangan yang merugikan dapat segera dapat diantisipasi lebih dini. Menurut Nafarin (2000:9-10), anggaran yang dibuat akan mengalami kegagalan bila hal-hal berikut ini tidak diperhatikan : 1. Membuat anggaran tidak cakap, tidak mampu berfikir ke depan dan tidak memiliki wawasan yang luas. 2. Kekuasaan membuat anggaran tidak tegas. 3. Pelaksanaan tidak cakap. 4. Tidak didukung oleh masyarakat. 5. Dana tidak cukup. 17 2.3 Biaya Biaya berkaitan dengan segala jenis usaha, baik manufaktur maupun pelayanan. Dalam perencanaan dan pengendalian, manajer memerlukan informasi mengenai keadaan organisasi. Dari sudut pandang akuntansi, kebutuhan akan informasi tersebut berkaitan dengan biaya dari suatu organisasi. 2.3.1 Pengertian Biaya Dalam akuntansi keuangan, biaya didefinisikan sebagai pengerbanan yang dibuat untuk memperoleh barang dan jasa, menurut Kusnadi (1999:8) adalah : “Biaya didefinisikan sebagai manfaat (Benefit) yang dikorbankan dalam rangka memperoleh barang dan jasa”. Sedangkan menurut Mulyadi (1993:13) adalah : “Dalam arti luas, biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.” Kesimpulan dari definisi biaya di atas terdapat empat unsur pokok, yaitu : 1. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi. Biaya merupakan objek yang diproses oleh akuntansi biaya. 2. Di ukur dalam satuan uang Biaya dapat berperan sebagai bagian dari akuntansi keuangan. 3. Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi Biaya yang terjadi yang penyebab satu-satunya karena adanya sesuatu yang dibiayai. 4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu Pengorbanan sumber ekonomi baik sudah terjadi maupun yang secara potensial akan terjadi. 2.3.2 Penggolongan Biaya Dalam akuntansi biaya, umumnya penggolongan biaya ditentukan atas dasar tujuan yang hendak dicapai dari suatu organisasi. Mulyadi (2000:14-17), berpendapat bahwa biaya dapat digolongkan menurut : 18 1. Objek pengeluaran. Dalam cara penggolongan ini, nama objek pengeluaran merupakan dasar penggolongan biaya. Misalnya, nama objek pengeluaran adalah bahan bakar. Maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar disebut “Biaya bahan bakar.” 2. Fungsi pokok dalam perusahaan. Dalam perusahaan manufaktur, biaya dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu : a. Biaya Produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. b. Biaya Pemasaran merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan produksi dan pemasaran produk. c. Biaya Administrasi dan Umum merupakan biaya-biaya untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk. 3. Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai. Dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu : a. Biaya Langsung (Direct Cost) adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. b. Biaya yang Tidak Langsung (Indirect Cost) adalah biaya yang terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. 4. Perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan. Dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan biaya dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu : a. Biaya Variabel, adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. b. Biaya Semi Variabel, adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. 19 c. Biaya Semi Fixed,adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu. d. Biaya Tetap, adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume kegiatan tertentu. 5. Jangka waktu manfaatnya. Atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi menjadi dua, yaitu : a. Pengeluaran modal (Capital Expenditure), adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Pada saat terjadinya, pengeluaran modal dibebankan sebagai harga pokok aktiva, dan dibebankan dalam tahun-tahun yang menikmati manfaatnya dengan cara depresiasi, diamortisasi dan dideplesi. b. Pengeluaran pendapatan (Revenue Expenditure), adalah biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut pada saat terjadinya pengeluaran pendapatan yang diperoleh dari pengeluaran biaya tersebut. 2.3.3. Biaya Operasi Pengertian umum biaya operasi menurut Komaruddin (1994:629) : “Biaya operasi adalah biaya yang dipergunakan untuk memproduksi barangbarang dan pengeluaran untuk menjalankan usaha.” Berdasarkan pengertian di atas, maka biaya operasi secara umum dapat dartikan sebagai biaya-biaya yang terdapat dalam proses untuk memperoleh pendapatan. Menurut Imam Subarkah (1992:112) memberikan pengertian biaya operasi secara khusus sebagai berikut : “Biaya operasi terdiri dari biaya operasi langsung dan tidak langsung, dimana biaya operasi langsung dengan sarana kereta api yaitu segala sesuatu yang dapat bergerak di jalan rel dan biaya operasi tidak langsung sama dengan prasarana kereta api yaitu jalur dan stasiun kereta api termasuk fasilitas yang diperlukan agar sarana kereta api dapat dioperasikan.” 20 Menurut Hammer dkk. (1994:29-31) total biaya operasi terdiri dari : 1. Manufacturing Cost terdiri dari 3 unsur biaya, yaitu : a. Biaya Bahan Baku adalah semua biaya yang membentuk bagian integral dari barang jadi dan yang dapat dimasukkan langsung dalam kalkulasi biaya produksi. b. Tenaga Kerja Langsung adalah karyawan yang dikerahkan untuk mengubah bahan baku menjadi barang jadi. c. Overhead Pabrik adalah biaya dari bahan tidak langsung dan semua biaya produksi lainnya yang tidak dibebankan langsung pada suatu produk. 2. Commercial Expense dibagi menjadi dua yaitu : a. Beban Pemasaran, adalah semua biaya yang terjadi dalam rangka memasarkan produk atau barang dagangan dimana biaya tersebut timbul pada saat proses produksi diselesaikan dan barang sudah dalam kondisi siap dijual. b. Beban Administrasi, adalah meliputi biaya yang dikeluarkan dalam mengatur dan mengendalikan organisasi, meliputi biaya dalam rangka penentuan kebijaksanaan perencanaan, pengarahan dan pengawasa terhadap kegiatan perusahaan secara keseluruhan. Dari pengertian biaya operasi tersebut, biaya operasi dikaitkan biaya-biaya yang terjadi dan terdapat dalam lingkungan biaya operasi, serta bagian-bagian yang berhubungan dengan kegiatan yang dilakukan oleh bagian operasi. 2.3.4 Anggaran biaya operasi Adalah merupakan batas pengeluaran biaya operasi yang dapat dilakukan oleh manajer pusat pertanggungjawaban yang bersangkutan. Anggaran biaya operasi ini bukan merupakan tolak ukur efisiensi namun untuk memberikan pedoman agar biaya sesungguhnya tidak melebihi dari jumlah yang telah disetujui dalam anggaran. Anggaran biaya operasi ini dapat dibagi menjadi dua yaitu : a. Anggaran Tetap, yang memperhitungkan satu jenis biaya tanpa memperhatikan tingkat aktivitasnya. 21 b. Anggaran Fleksibel, anggaran yang disusun berdasarkan volume aktivitas yang berbeda-beda. 2.4 Pengertian Efektivitas Apabila manajemen perusahaan telah menetapkan tujuan perusahaan secara keseluruhan, maka setiap manajer di semua tingkat manajemen harus mempunyai komitmen untuk menggunakan segala sumber daya yang ada seoptimal mungkin untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa manajemen perusahaan telah melaksanakan tugas dengan baik. Menurut Stoner dan Freeman yang dialihbahasakan oleh Alexander Sindoro dalam edisi Indonesia (1996:9) bahwa : “Efektivitas adalah kemampuan untuk menentukan tujuan yang memadai yaitu melakukan hal yang tepat.” Sedangkan pengertian efektivitas menurut Anthony dan Bed Ford yang dialihkan oleh Agus Maulana (1992 : 203) : “Efektivitas adalah hubungan antara keluaran suatu pusat tanggung jawab dengan sasaran yang harus dicapainya”. Dari pernyataan di atas dapat dilihat bahwa efektivitas lebih dititik beratkan pada tingkat keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Penilaian efektivitas didasarkan pada sejauh mana suatu tujuan organisasi data dicapai sedangkan efisiensi lebih menitikberatkan pada kemampuan organisasi dalam menggunakan sumber-sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan yang diharapkan. 2.5 Pengendalian Biaya 2.5.1 Pengertian Pengendalian Pengendalian Merupakan kebijaksanaan, prosedur dan praktik yang ditetapkan oleh manajemen untuk mengelola perusahaan dalam usaha untuk mencapai tujuan perusahaan secara efektif dan efisiensi, mencakup koreksi untuk kekurangan, kelemahan dan penyimpangan yang ada serta penyesuaian operasi agar selaras dengan patokan-patokan yang telah ditetapkan. 22 Menurut Usry, dkk yang dialihbahasakan oleh alfonsus, dkk (1997:5) mengemukakan bahwa : “Pengendalian merupakan usaha sistematis perusahaan untuk mencapai tujuan dengan cara membandingkan prestasi kerja dengan rencana dan membuat tindakan yang tepat untuk mengoreksi perbedaan yang penting.” Menurut Supriyono (2001:8), definisi pengendalian sebagai berikut : “Pengendalian merupakan proses mengukur dan mengevaluasi pelaksanaan nyata setiap komponen organisasi, dan melaksanakan tindakan korektif jika diperlukan. Pengendalian digunakan untuk menjamin pencapaian tujuan-tujuan, sasaransasaran, kebijakan- kebijakan dan standar-standar secara efisiensi seperti yang telah ditentukan dalam perencanaan.” Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pengendalian adalah usaha untuk membandingkan prestasi kerja dengan rencana dan untuk mengkoreksi perbedaan atau penyimpangan-penyimpangan yang terjadi agar tujuan perusahaan dapat tercapai. 2.5.2 Proses Pengendalian Dengan adanya pengendalian biaya operasi yang efektif, maka akan dapat dilakukan analisis sebab-sebab terjadinya penyimpangan, sehingga kemudian akan dapat pula segera dilakukan koreksi untuk memperbaikinya. Pengendalian penting bagi manajemen dan dilakukan bukan atas dasar kecurigaan, akan tetapi merupakan suatu bagian yang terpadu dalam melaksanakan pekerjaan yang terencana dan melangkah pada kemajuan aktivitas suatu perusahaan. Menurut Wilson, dkk yang dialihbahasakan oleh Tjintjim (1996:83), pada dasarnya proses pengendalian yang terjadi adalah : 1. Menetapkan suatu norma pengukuran Adalah perusahaan dalam merencanakan anggaran harus menetapkan norma/ standar dalam pengendalian biaya anggaran yang didasarkan pada analisis terdahulu hingga saat ini agar dapat dijadikan pengendalian anggaran yang sesungguhnya. 23 2. Membandingkan pelaksanaan yang sebenarnya dengan norma standar Adalah perusahaan dalam membandingkan anggaran haruslah sebanding dengan norma yang ditetapkan agar setiap anggaran yang dianggarkan dapat seimbang. 3. Mencari sebab terjadinya penyimpangan atau varians Adalah perusahaan harus dapat menganalisis dari setiap anggaran agar tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan yang disebabkan adanya ketidak telitian dalam perusahaan. 4. Mengambil tindakan korektif jika perlu Adalah perusahaan harus merancang atas anggaran-anggaran dan tindakan-tindakan korektif untuk melakukan perbaikan-perbaikan dari setiap sebab-sebab penyimpangan tersebut. Untuk mencapai sasaran yang telah dikemukakan di atas, proses pengendalian harus melalui beberapa prosedur sebagai berikut : 1. Menetapkan tolak ukur standar (anggaran) sebagai dasar untuk melaksanakan pengukuran 2. Melaksanakan pencatatan hasil atas pelaksanaan yang sebenarnya 3. Melaksanakan perbandingan terhadap pelaksanaan hasil yang sebenarnya dengan standar-standar yang telah ditetapkan diantaranya : a. Menetapkan penyimpangan yang terjadi antara hasil pelaksanakan sebenarnya dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, kemudian dianalisis penyebab-penyebabnya b. Menentukan dan melaporkan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya selisih tersebut c. Melaksanakan tindakan perbaikan yang diperlukan terhadap penyimpangan yang terjadi. Agar didapat kesesuaian antar pelaksanaan dan standar yang telah ditetapkan Agar pengendalian dapat dilaksanakan dengan efektif maka pengukuran ini juga harus ditunjang dengan adanya komunikasi dalam laporan yang memadai, ketepatan waktu, rencana realistis, dan tanggung jawab pelaksanaan dari setiap bagian yang diukur. 24 2.5.3 Jenis-jenis Pengendalian Jenis pengendalian menurut Welsch yang dialihbahasakan oleh Purwatiningsih dan Maudy edisi Indonesia (1996, 16) adalah sebagai berikut : 1. Pengendalian Awal Adalah pengendalian yang dilakukan sebelum suatu kegiatan dimulai untuk meyakinkan bahwa sumber daya manusia dan bahan baku telah disiapakan dan perusahaan telah siap untuk melaksanakan kegiatan. 2. Pengendalian Berjalan Adalah pengendalian yang dilakukan dengan jalan menguasai kegiatan yang sedang berlangsung untuk meyakinkan bahwa tujuan telah dicapai mengikuti kebijakan serta prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya dengan benar selama operasi perusahaan. 3. Pengendalian Umpan Balik Adalah pengendalian yang menitik beratkan kepada hasil periode sebelumnya untuk mengendalikan aktivitas dimasa mendatang. 2.5.4 Tujuan Pengendalian Tujuan pengendalian merupakan sasaran yang ingin dicapai dengan melaksanakan beberapa tindakan. Adapun tujuan pengendalian itu adalah : 1. Untuk mengetahui dan menyelidiki pelaksanaan kegiatan yang sedang atau yang telah dijalankan, apakah sesuai dengan yang direncanakan. 2. Untuk mengetahui apakah pelaksanaan kegiatan berjalan secara efisien serta untuk mengetahui peningkatan efisiensi dimasa yang akan datang. 3. Memperbaiki dan menilai tepat waktu atau tidaknya suatu keputusan yang diambil. Tujuan pengendalian ini belum tentu berlaku di setiap perusahaan dan hal ini tentu tergantung pada sifat dan keputusan yang ada di dalam perusahaan. 2.6 Efektivitas pengendalian biaya operasi Adapun usaha-usaha yang dilakukan perusahaan secara khusus untuk mencapai efektivitas pengendalian biaya operasi menurut Agus Taufik Mulyono dan Dining Tantri Samiyarsi Sonia Devi (2001:9) adalah : 25 “Usaha penekanan biaya operasi yang mungkin dapat dilakukan oleh perusahaan jasa angkutan kereta api antara lain adalah : 1. Mengurangi ketergantungan pemakaian peralatan dan suku cadang impor, yang nilainya sangat tinggi dan juga masih terpengaruh terhadap suku bunga. 2. Pemanfaatan Balai Yasa bukan hanya sebagai bengkel perbaikan tetapi dapat juga berfungsi sebagai pembuatan peralatan yang baru yang tidak hanya dapat digunakan oleh PT. Kereta Api (Persero) saja tetapi juga dapat dijual dipasaran. 3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh PT. Kereta Api (Persero) sehingga dari segi kuantitas, sumber dayamanusia dapat dikurangi”. Berdasarkan pengertian tersebut, efektivitas pengendalian biaya operasi yang akan tercapai apabila : 1. Meningkatnya penggunaan peralata dan suku cadang dalam negeri. 2. Meningkatnya pemanfaatan dan pengelolaan Balai Yasa. 3. Meningkatnya kualitas sumber daya manusia. Anggaran biaya operasi merupakan alat bantu manajemen dalam mengendalikan biaya, yang berguna untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dari laporan realisasi anggaran biaya operasi dapat diketahui apakah tujuan yang telah ditetapkan tercapai, yaitu adanya efisiensi biaya operasi. Tujuan tersebut akan tercapai dengan digunakannya anggaran biaya operasi sebagi standar untuk melaksanakan pengukuran biaya operasi yang sesungguhnya dengan biaya operasi yang telah ditetapkan, selanjutnya melakukan analisis penyimpangan anggaran mengetahui penyebab terjadinya penyimpangan tersebut. Dengan adanya anggaran biaya operasi diharapkan biaya yang sesungguhnya tidak melebihi jumlah yang disetujui dalam anggaran. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakandapat dijelaskan bahwa biaya operasi akan efektif apabila usaha-usaha atau tujuan pengendalian biaya operasi sudah diketahui dan untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan penyusunan anggaran biaya operasi yang memadai sehingga efektivitas pengendalian biaya operasi akan tercapai. 26 2.7 Peranan anggaran biaya operasi dalam menunjang efektivitas pengendalian biaya operasi Anggaran biaya operasi merupakan acuan yang digunakan oleh pusat pertanggung jwaban yang bersangkutan dalam mengeluarkan biaya untuk menjalankan kegiatan pokok perusahaan. Pusat pertanggung jawaban biaya operasi yang menggunakannya sebagai alat pencapaian tujuan sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya. Anggaran biaya operasi disusun dengan mempertimbangkan sumber daya yang dimiliki perusahaan, kemampuan pusat-pusat pertanggung jawaban dan sasaran yang ingin dicapai oleh perusahaan. Ini merupakan hal yang penting untuk mendukung fungsi anggaran sebagai alat perencanaan pedoman pelaksanaan kegiatan, alat pengkoordinasian kegiatan dan pengawasan kegiatan. Biasanya setiap akhir triwulan, pusat-pusat pertanggung jawaban menyerahkan laporan realisasi anggaran. Anggaran biaya operasi dapat dijadikan alat pembanding bagi anggaran yang telah diprogramkan dengan realisai tersebut. Keberhasilan dan kelemahan anggaran dapat dianalisa dari perbandingan ini, dan dijadikan koreksi untuk anggaran yang lebih baik di masa yang akan datang. Jika biaya operasi yang dikeluarkan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan pada anggaran biaya operasi, maka dapat dikatakan bahwa pengendalian yang baik telah dilaksanakan dan apabila pengeluaran biaya operasi tersebut mencapai tujuan yang ditetapkan, maka dapat dikatakan perusahaan telah melakukan pengendalian biaya secara efektif. Dengan menyusun dan menerapkan biaya operasi yang baik, akan sangat membantu manajemen dalam melakukan pengendalian yang efektif terhadap biaya operasi, mulai dari pengendalian awal, pengendalian berjalan dan pengendalian umpan balik sehingga sasaran yang ingin dicapai perusahaan pun sangat mungkin untuk dicapai. 27 Peranan Anggaran Biaya Operasi Dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Biaya Operasi 1. 2. 3. 4. 5. 6. Kememadaian Anggaran Biaya Operasi 1. 2. 3. 4. Karakteristik Anggaran : Dinyatakan dalam satuan keuangan Umumnya mencakup jangka waktu satu tahun Berisi komitmen atau kesanggupan manajemen yang setuju untuk menerima tanggung jawab untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam anggaran Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebih tinggi dan penyusun anggaran Setelah disetujui, anggaran hanya dapat diubah dibawah kondisi tertentu Secara berkala, kinerja keuangan dibandingkan dengan anggaran, selisihnya dianalisis dan dijelaskan Syarat-syarat Anggaran : Adanya organisasi perusahaan yang sehat Adanya system akuntansi yang memadai Adanya penilaian dan analisa Adanya dukungan para pelaksana. Efektivitas penyusunan anggaran : 1. Menganalisis informasi masa lalu 2. Menentukan perencanaan strategi 3. Mengkomunikasikan tujuan organisasi, strategi pokok dan program 4. Memilih taktik, mengkoordinasi kegiatan dan mengawasi kegiatan 5. Menyusun usulan anggaran 6. Menyerahkan revisi usulan anggaran 7. Menyetujui revisi usulan anggaran dan merakit menjadi anggaran perusahaan. 8. Revisi dan pengesahan anggaran perusahaan. Efektivitas Pengendalian Biaya Operasi Proses Pengendalian yang Memadai : 1. Menetapkan suatu norma pengukuran. 2. Membandingkan pelaksana yang sebenarnya dengan norma standar. 3. Mencari sebab terjadinya penyimpangan atau varians 4. Mengambil tindakan korektif jika perlu. Tercapainya Tujuan Pengendalian Biaya Operasi: 1. Untuk mengetahui dan menyelidiki pelaksanaan kegiatan yang sedang atau yang telah dijalankan, apakah sesuai dengan yang direncanakan 2. Untuk mengetahui apakah pelaksanaan kegiatan berjalan secara efisien serta untuk mengetahui peningkatan efisiensi di masa yang akan datang 3. Memperbaiki dan menilai tepat waktu atau tidaknya suatu keputusan yang diambil 28 2.8 Kerangka Konseptual Pemikiran Bagi perusahan yang bertujuan mencari laba, tentunya akan berusaha untuk memaksimalkan laba dengan menekan biaya yang akan dikeluarkan seefisien mungkin, sedangkan perusahaan yang tujuan utamanya bukan untuk mencari laba akan berusaha memberikan pelayanan dan kepuasan kepada pelanggannya dengan sebaik-baiknya. Biaya pada dasarnya adalah pengorbanan ekonomi yang diukur dalam satuan uang untuk suatu tujuan yang ingin dicapai. Dalam menekan biaya yang dikeluarkan diperlukan suatu perencanaan berupa anggaran yang tujuan dasarnya adalah untuk mengarahkan kegiatan perusahaan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Anggaran merupakan sesuatu rencana yang disajikan secara kuantitatif yang biasanya dinyatakan dalam satuan uang yang disusun dalam suatu periode tertentu. Dana anggaran biaya adalah merupakan suatu rencana mengenai jumlah biaya yang akan dikeluarkan dalam suatu periode tertentu untuk mencapai tujuan perusahaan. Peranan anggaran sebagai alat bantu manajemen telah berjalan sejak awal perusahaan melaksanakan aktivitasnya, yaitu saat aktivitas itu benar-benar direncanakan, dan perencanaan sudah dinyatakan atau dinilai dalam uang. Betapapun sederhananya suatu rencana, namun untuk merealisasikannya tetap memerlukan control guna mengetahui hasil dari rencana itu, apakah dijalankan dengan baik atau tidak. Namun, sebaik apapun suatu perencanaan pada akhirnya faktor manusia juga yang menjadi titik sentral atau yang paling menentukan. Semakin banyak kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan, semakin kompleks permasalahan yang dihadapi, hal ini tentunya menuntut perencanaan yang semakin cermat. Penetapan anggaran biaya operasi yang baik meliputi prosedur penyusunan, pelaksanaan dengan evaluasi terhadap pelaksanaan anggaran. Hal ini akan membantu perusahaan dalam menjalankan kegiatannya secara efektif, seperti yang dikemukakan Supriyono (2001:340) bahwa : 29 “Anggaran adalah suatu rencana terinci yang menyatakan secara formal dalam ukuran kuantitatif untuk menunjukkan bagaimana sumber- sumber akan diperoleh dan akan digunakan selama jangka waktu satu tahun.” Menurutnya anggaran merupakan suatu perencanaan yang terperinci dinyatakan dalam satuan kuantitatif, menetapkan bagaimana sumber daya akan diperoleh dan digunakan dalam satu periode waktu yang ditetapkan. Hal penting, anggaran berfungsi sebagai alat bantu dan pengendalian manajemen dalam menilai efektivitas pelaksanaannya, oleh karenanya anggaran harus disusun dengan hati-hati, terperinci, jelas dan terpadu yang selanjutnya diharapkan para pelaksananya akan memahami dan melaksanakan tugasnya sesuai dengan yang telah dianggarkan. Adapun anggaran yang baik dan memadai yaitu anggaran yang didukung oleh karakteristik anggaran, syarat anggaran dan efektivitas penyusunan anggaran. Dengan demikian, anggaran dapat dijadikan sebagai pedoman kegiatan, sarana komunikasi yang baik, memberikan gambaran mengenai batas tanggung jawab dan alat ukur efektivitas dalam periode waktu tertentu. Berdasarkan uraian di atas, penulis merumuskan hipotesis bahwa : “Penyusunan dan penerapan anggaran biaya operasi secara memadai, dapat berperan dalam menunjang efektivitas pengendalian biaya operasi. 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Metode ini bertujuan untuk memberikan gambaran keadaan perusahaan yang sebenarnya, dimana data yang dikumpulkan, disusun, kemudian dianalisis dan dijelaskan dengan teori-teori yang ada dan akhirnya membuat kesimpulan dan saran. Metode deskriptif ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang cukup jelas atas masalah yang diteliti dan diharapkan dapat membantu memberikan penjelasan yang berguna baik secara garis besar maupun secara rinci. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian yang dipilih adalah PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sulawesi Bagian Utara yang berlokasi di Jl. Bethesda No. 32, Kel. Ranotana, Kec. Sario, Kota Manado. Waktu penelitian pada bulan agustus 2018 sampai selesai. 3.3 Jenis, Sumber, dan Metode Pengumpulan Data 3.3.1 Jenis Data Dalam penelitian ini, penulis menggunakan data kualitatif dan kuantitatif sebagai dasar untuk menganalisis peranan anggaran biaya operasi dalam menunjang efektivitas pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sulawesi Bagian Utara. Data kualitatif dalam penelitian ini berupa sejarah perusahaan, struktur organisasi perusahaan, hasil wawancara dan data kuantitatif berupa laporan keuangan yaitu penyusunan anggaran biaya operasi, proses pengendalian biaya, serta rencana kerja dan anggaran perusahaan. 31 3.3.2 Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara yang dilakukan kepada bagian Penganggaran dan Keuangan PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sulawesi Bagian Utara secara langsung. 1.3.3 Metode Pengumpulan Data penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah metode deskriptif analitik yaitu penelitian dengan mengumpulkan data sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Sedangkan teknik penelitian yang digunakan yaitu : 1. Penelitian lapangan (Field Research), yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung pada perusahaan yang bersangkutan dengan maksud untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan dengan cara : a. Wawancara Metode wawancara yaitu suatu proses interaksi dan komunikasi untuk mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada responden atau pihak yang berhubungan langsung dengan masalah yang diangkat. Dengan wawancara, maka peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang informan dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi. Dalam melakukan wawancara, peneliti menyiapkan instrument penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis untuk diajukan, dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan, oleh karena itu jenis-jenis wawancara yang digunakan oleh peneliti termasuk kedalam jenis wawancara terstruktur. 32 b. Dokumentasi Melakukan review terhadap dokumen-dokumen yang relevan, serta mempelajari referensi yang terkait dengan penelitian yang dilakukan. Hasil penelitian dari observasi atau wawancara akan lebih kredibel kalau didukung oleh dokumen-dokumen yang bersangkutan seperti bukti, catatan, dokumen-dokumen terkait dan bagan alir sistem informasi akuntansi pendapatan dan peneriman kas. c. Kuesioner Kuesioner adalah cara pengisian kuesioner atau daftar pertanyaan terstruktur dari masing-masing bagian yang terkait. 2. Penelitian kepustakaan (Library Research), yaitu penelitian yang dilakukan secara tidak langsung yang bersumber kepustakaan dengan membaca dan mempelajari buku-buku referensi yang berhubungan dengan penelit 33 3.4 Metode dan Proses Analissis Setelah data-data diperoleh, maka data tersebut selanjutnya diolah kemudian dilakukan analisis. Analisis data ini penting artinya karena dari analisis ini, data yang diperoleh dapat memberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian. Metode yang digunakan dalam menganalisis data yang diperoleh adalah analisis deskriptif. Proses analisis data dilakukan dengan cara berikut : 1. Mengumpulkan data dengan melakukan wawancara pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sulawesi Bagian Utara dan mengumpulkan dokumen yang ada. Dokumen yang dikumpulkan berupa hasil wawancara, laporan keuangan dan data yang berkaitan dengan aktivitas penganggaran dan biaya operasi pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sulawesi Bagian Utara. 2. Menganalisis data dan penyajian laporan keuangan terkait penganggaran dan biaya operasi pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sulawesi Bagian Utara. 3. Mendeskripsikan prosedur proses penganggaran dan penyusunan biaya operasi oleh PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sulawesi Bagian Utara. 4. Mengidentifikasi prosedur dengan melihat arus dokumen yang terjadi dalam pengeluaran kas. 5. Mendeskripsikan proses anggaran biaya operasi dalam menunjang efektivitas. 6. Menarik kesimpulan apakah penerapan proses penganggaran dan penyusunan biaya pada oleh PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sulawesi Bagian Utara sudah efektif atau belum. 34