𝘼𝙙𝙞𝙨𝙩𝙮 𝙉𝙪𝙧 𝘼𝙮𝙪𝙣𝙞 𝙀𝙧𝙫𝙞𝙣𝙖 𝙍𝙞𝙖 𝙋𝙪𝙧𝙬𝙖𝙣𝙙𝙖𝙣𝙞 𝙁𝙞𝙙𝙚𝙡𝙖 𝘼𝙢𝙤𝙙𝙮𝙖 𝙄𝙧𝙛𝙖𝙣 𝙎𝙮𝙪𝙠𝙧𝙞 𝙉𝙖𝙛𝙞’ 𝙃𝙚𝙧𝙟𝙪𝙣𝙤 𝙅𝙖𝙩𝙞𝙨𝙞𝙜𝙞𝙩 Profil Presiden Soeharto 1 Kondisi Politik Indonesia pada Masa Orde Baru 2 Supersemar 3 Dualisme Pemimpin Nasional 4 Selesaikan semua misi untuk lanjut ke babak selanjutnya Lahirnya Orde Baru 5 Stabilitas Politik, Keamanan, dan Rehabilitasi Ekonomi 6 Dwifungsi ABRI , P4, dan Politik Luar Negeri 7 Pemilu pada Masa Orde Baru 8 Peristiwa Malari 9 Integrasi Timor Timur 10 Data Pemilu pada Masa Orde Baru 11 Kelemahan dan Penyimpangan 12 Selesaikan semua misi untuk mendapatkan video Demo Kerusuhan 1998 8 Jalur Pemerataan 13 Repelita dan Konsep Trilogi 14 Seluruh Kebijakan pada Masa Orde Baru 15 Pencapaian pada Masa Orde Baru 16 Profil Singkat Soeharto Ia lahir pada 8 Juni 1921, di Desa Kemusuk, Sedayu, Yogyakarta. Jenderal Besar Soeharto adalah presiden kedua Republik Indonesia, ia menjabat sejak 1967- 1998. Bersama Kabinet Pembangunan, Soeharto merumuskan konsep Trilogi Pembangunan. Pemerintahan Soeharto sukses menekan harga sembako serta BBM. Sekolah-sekolah inpres banyak dibangun di masanya, Pak Soeharto sukses mengendalikan jumlah penduduk dengan program Keluarga Berencana. Beliau juga sangat serius membahas masalah pangan, pertanian, dan kesehatan. Selama 32 tahun berkuasa, korupsi terus merajalela di segala tingkatan dan lapisan. Pada era beliau, politik hanya berorientasi kepada kekuasaan dan cara mempertahankan kekuasaan, dan banyak juga terjadi pelanggaran HAM. Kondisi Politik Indonesia • Kondisi politik Indonesia menjadi tidak menentu setelah peristiwa Gerakan 30 September (G30 S/PKI). Pemerintah dituntut untuk segera membubarkan PKI, kepercayaan rakyat terhadap Soekarno mulai menurun. Tritura Pembubaran PKI Pembersihan Kabinet dari UnsurUnsur PKI Penurunan harga dan perbaikan ekonomi Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) • Instruksi kepada Panglima Kopkamtib Mayjen Soeharto untuk mengambil langkah-langkah pengamanan setelah peristiwa Gerakan 30 September (G30S/PKI). Versi Soekarno → Perintah pengamanan masyarakat. Versi Soeharto → Perintah pengendalian pemerintahan. Tiga versi Supersemar di Arsip Nasional Republik Indonesia: → Sekretariat Negara → Pusat Penerangan TNI AD → Akademi Kebangsaan Dualisme Kepemimpinan Nasional Dualisme kepemimpinan didefinisikan sebagai kondisi dimana dalam suatu negara dipimpin oleh dua orang pemimpin. Pada 7 Maret 1967 dalam Sidang Istimewa, MPRS mengeluarkan ketetapan MPRS No.XXXIII/MPRS/1967, dan MPRS pun mencabut kekuasaan negara dari presiden Soekarno. Ketetapan MPRS No.XXXIII/MPRS/1967 mengangkat Jenderal Soeharto sebagai pejabat presiden hingga dipilihnya presiden oleh MPRS dari hasil pemilihan umum. Soeharto dilantik menjadi presiden Republik Indonesia pada 27 Maret 1968 dalam Sidang Umum V MPRS. Melalui Tap No.XLIV/MPRS/1968, Jenderal Soeharto dikukuhkan sebagai presiden Republik Indonesia hingga terpilih presiden oleh MPR dari hasil pemilu. • Orde Baru Istilah umum untuk sistem politik yang berlaku setelah berkuasanya Soeharto dari tahun 1966 hingga kejatuhannya pada Mei 1998. • Orde Lama Berjalan dari tahun 1945-1966 dibawah kepemimpinan Presiden Soekarno. Penyebutan "Orde Lama" merupakan istilah yang diciptakan oleh Soeharto. Demokrasi Pancasila Suatu paham demokrasi yang bersumber pada kepribadian dan falsafah hidup bangsa Indonesia yang didapatkan dari kepribadian bangsa Indonesia, yaitu Pancasila. • Stabilitas Politik, Keamanan, dan Rehabilitasi Ekonomi Pada Masa Orde Baru (1966-1967) Kabinet Pembangunan I, melahirkan lima macam program yang disebut Pancakrida. → Menciptakan ketenangan politik → Menyusun dan merencanakan Repelita → Melaksanakan Pemilihan Umum → Mengadakan pembersihan aparatur negara → Mengikis habis sisa G30S/PKI • Dwifungsi ABRI Peran ganda ABRI sebagai kekuatan pertahanan keamanan dan sebagai kekuatan sosial politik. Pencetus gagasan Dwifungsi ABRI adalah Jenderal (Purn.) Abdul Haris Nasution yang saat itu menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat. • Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P-4) Tujuan penataran P4 adalah membentuk pemahaman yang sama mengenai Demokrasi Pancasila, sehingga dengan pemahaman yang sama diharapkan persatuan dan kesatuan nasional akan terbentuk dan terpelihara. • Politik Luar Negeri Indonesia di Masa Orde Baru Konsep Politik Luar Negeri di Masa Orde Baru → Perbaikan Ekonomi (UU Penanaman Modal Asing) → Normalisasi Hubungan dengan Negara-Negara Barat → Revitalisasi Organisasi Regional • Pemilihan Umum di Masa Orde Baru (1971) 10 partai peserta pemilu 1971 20 10 → NU 24 → PNI → IPKI → Murba 58 → Partai Katolik → Parkindo → PSII → Perti → Parmusi → Sekber Golkar 236 Golkar NU Parmusi PNI PSII Partai – partai pada Masa Orde Baru • Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang merupakan fusi dari partai islam yaitu Nahdatul ‘Ulama (NU), Permusi, Partai Seritak Islam Indonesia (PSII), dan Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti). • Partai Demokrasi Indonesia (PDI) yang merupakan fusi dari PNI, Partai Kristen Indonesia (Parkindo), Partai Katolik, Partai Murba, dan Partai Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI) bergabung dalam PNI. • Golongan Karya (Golkar) yang semula bernama Sekber Golkar. Golkar tidak mau disebut sebagai partai, hal tersebut dikarenakan citra buruk terhadap partai pada saat itu akibat pemberontakan PKI. Golongan Karya (Sejarah dan Perkembangannya) • Sejarah Golkar bermula saat dibentuknya Sekretariat Bersama Golongan Karya (Sekber Golkar) pada 20 Oktober 1964. Sekber Golkar didirikan oleh golongan militer khususnya perwira Angkatan Darat yang menghimpun puluhan organisasi. • Pada masa orde baru Partai Golkar merupakan partai pengusaha yang menjadi mesin politik utama bagi pemerintahan orde baru dibawah komando Presiden Soeharto. Kekuatan utama Golkar bersumber pada dua arus besar yaitu ABRI dan Birokasi yang diperkuat Monoloyalitas. • Monoloyalitas adalah kewajiban bagi para birokrat (PNS), pegawai BUMN dan keluarga ABRI untuk memilih Golkar pada tiap pemilu Partai Demokrasi Indonesia (Sejarah dan Perkembangannya) • Pada 10 Januari 1973, PNI (Partai Nasional Indonesia), Partai Kristen Indonesia (Parkindo), Partai Katolik, Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI), dan Partai Murba sepakat melebur menjadi satu wadah bernama Partai Demokrasi Indonesia (PDI). • Partai Demokrasi Indonesia akhirnya berkembang sebagai hasil fusi dari lima partai politik yang berpaham Nasionalisme, Marhaenisme, Sosialisme, Kristen Protestan dan Katolik. • • Pada masa orde baru, tepatnya 15 Januari 1974, demonstrasi mahasiswa meletus di Jakarta, peristiwa ini kelak dikenal sebagai Malari (Malapetaka Lima Belas Januari). Malari adalah peristiwa yang berawal dari protes mahasiswa terhadap kebijakan pembangunan Soeharto yang pro terhadap modal asing. Partai Persatuan Pembangunan (Sejarah dan Perkembangannya) • Partai Persatuan Pembangunan (PPP) didirikan pada 5 Januari 1973. • Sejak didirikan pada 1973, Partai Persatuan Pembangunan telah memperjuangkan aspirasi umat islam di ranah legislatif pada masa orde baru. Peristiwa Integrasi Timor –Timur (1976) Titik mula integrasi Timor - Timur menjadi wilayah Indonesia berawal ketika terjadi kudeta militer di Portugal pada 25 April 1974. Partai Apodeti, dan Partai UDT menginginkan agar Timor Timur bergabung dengan Indonesia karena alasan politik, social, budaya, dan ras. Namun terdapat Partai Fretilin yang menginginkan kemerdekaan Timor - Timur. UU No.7 Tahun 1976 Tentang Pengesahan Timor - Timur sebagai provinsi ke- 27 Indonesia pada 17 juli 1976. Partai Suara Presentase Kursi Total suara 63.998.338 100 % 360 Golongan karya (Golkar) 39.750.096 62,11 % 232 Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 18.743.491 29,29 % 99 Partai Demokrasi Indonesia (PDI) 5.504.751 8,60 % 29 Pemilu 1977 (2 Mei 1977) Partai Suara Presentase Kursi Total suara 75.126.306 100 % 360 Golongan karya (Golkar) 48.334.724 63,34 % 232 Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 20.871.880 27,78 % 94 Partai Demokrasi Indonesia (PDI) 5.919.72 7,88 % 24 Pemilu 1982 (4 Mei 1982) Partai Suara Presentase Kursi Total suara 85..869.816 100 % 400 Golongan karya (Golkar) 62.783.680 73,11 % 299 Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 13.701.428 15,96 % 61 Partai Demokrasi Indonesia (PDI) 9.384.708 10,93 % 40 Pemilu 1987 (23 April 1987) Partai Suara Presentase Kursi Total suara 97.789.534 100 % 400 Golongan karya (Golkar) 66.599.331 68,10 % 282 Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 16.624.647 17,00 % 62 Partai Demokrasi Indonesia (PDI) 14.565.556 14,89 % 56 Pemilu 1992 (9 Juni 1992) Partai Suara Presentase Kursi Total suara 112.991.150 100 % 425 Golongan karya (Golkar) 84.187.907 74,51 % 325 Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 25.304.028 22,43 % 89 Partai Demokrasi Indonesia (PDI) 3.463.225 3,06 % 11 Pemilu 1997 (29 Mei 1997) Kelemahan dan Penyimpangan yang Terjadi pada Masa Orde Baru, yaitu : Praktik Korupsi, Kolusi, serta Nepotisme berkembang pesat Pemerintah menumpuk utang yang cukup besar kepada lembaga keuangan internasional, yaitu IGGI, CGI, serta IMF Pemerintah orde baru membatasi kebebasan berusaha dan berpendapat bagi masyarakat,a palagi terhadap kritikan bagi pemerintah. Hal ini dapat terlihat dari banyaknya koran serta majalah yang disobek Seringkali terjadi pelanggaran hukum yang tidak terselesaikan Dwifungsi ABRI banyak disalahgunakan demi kepentingan bisnis pribadi di masa orde baru Delapan Jalur Pemerataan • Pemenuhan kebutuhan dasar sandang, pangan, dan papan • Kesempatan pendidikan dan pelayanan kesehatan • Distribusi pendapatan • Kesempatan kerja • Pemerataan kesempatan berusaha • Kesempatan, dan partisipasi dalam program pembangunan terutama bagi perempuan, dan generasi muda • Pemerataan pembangunan di seluruh negeri • Pemerataan memperoleh keadilan Rencana Pembangunan 50 Tahun (Repelita), yaitu : Repelita I dilaksanakan pada 1 April 1969 - 31 Maret 1974 Tujuan Repelita I difokuskan untuk meningkatkan taraf hidup rakyat dan sekaligus meletakkan dasar-dasar yang kuat bagi pembangunan Repelita II dilaksanakan pada 1 April 1974 - 31 Maret 1979 Tujuan Repelita II kali ini lebih spesifik terhadap pengembangan sektor pertanian sebagai dasar dari kebutuhan pangan dalam negeri, dan juga dasar bagi pertumbuhan industri pengolah bahan mentah menjadi bahan baku • • Repelita III dilaksanakan pada 1 April 1979 - 31 Maret 1984 Pada masa ini sektor pertanian semakin berkembang menuju Swasembada Pangan. Orde baru juga meningkatkan industri yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi serta menekankan bidang industri padat karya untuk meningkatkan ekspor. Repelita IV dilaksanakan 1 April 1984 - 31 Maret 1989 Program Repelita IV berfokus pada sektor pertanian hingga indonesia mampu mencapai Swasembada Pangan, selain itu indonesia mampu meningkatkan sektor industri sehingga mampu menghasilkan mesin industri sendiri. • • Repelita V dilaksanakan 1 April 1989 - 31 Maret 1994 Repelita V meningkatkan sektor industri, khususnya sektor industri yang mampu menghasilkan barang untuk ekspor, kemudian mampu menyerap banyak tenaga kerja, mampu mengolah hasil pertanian serta sektor industri yang mampu menghasilkan mesin-mesin industri. Repelita VI dilaksanakan 1 April 1994 - 21 Mei 1998 Repelita VI adalah periode terakhir repelita pada masa orde baru. Pemerintah kembali menguatkan sektor pertanian dan industri, pembangunan industri nasional pun didukung oleh kemampuan teknologi yang semakin pesat. Trilogi Pembangunan : • Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju kepada terciptanya keadilan social bagi seluruh rakyat. • Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. • Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis. Proyek Penilaian Nasional Pendidikan • Pemerataan pendidikan • Mutu pendidikan • Relevansi pendidikan • Efisiensi pendidikan Kebijakan Pendidikan pada Masa Orde Baru • Kelompok belajar • SD Inpres • Gerakan wajib belajar (6 dan 9 tahun) • Gerakan nasional orang tua asuh (GN-OTA) Puskesmas Kebijakan Kesehatan Masa Orde Baru Keluarga Berencana (KB) Posyandu Rencana Pembangunan Lima Tahun Swasembada Pangan Program Transmigrasi Keluarga Berencana Program Wajib Belajar