TUGAS MATA KULIAH ILMU GULMA Oleh: TRIBUANA TOVANI E 281 18 063 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TADULAKO PALU 2020 Jenis-jenis gulma Gulma Yang Berpotensi Alelopati Alelopati merupakan interaksi antar populasi, bila populasi yang satu menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain. Contohnya, di sekitar pohon walnut (juglans) jarang ditumbuhi tumbuhan lain karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat toksik. Pada mikroorganisme istilah alelopati dikenal sebagai anabiosa atau antibiotisme. Contoh, jamur Penicillium sp. dapat menghasilkan antibiotika yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu (Willis, 2007). Beberapa jenis gulma yang telah diketahui mempunyai potensi mengeluarkan senyawa alelopati dapat dilihat pada tabel berikut ini. Jenis gulma yang mempunyai aktivitas alelopati. Jenis gulma Jenis tanaman pertanian yang peka Abutilon theoprasti beberapa jenis Agropyron repens berbagai jenis Agrostemma githago gandum Allium vineale oat Amaranthus spinosus kopi Ambrosia artemisifolia berbagai jenis A. trifida kacang pea, gandum Artemisia vulgaris mentimun Asclepias syriaca sorgum Avena fatua berbagai jenis Celosia argentea bajra Chenopodium album mentimun, oat, jagung Cynodon dactylon kopi Cyperus esculentus jagung C. rotundus sorgum, kedelai Euporbia esula kacang pea, gandum Holcus mollis barli Imperata cylindrica berbagai jenis Poa spp. tomat Polygonum persicaria kentang Rumex crisparus jagung, sorgum Setaria faberii jagung Stellaria media barli Telah banyak bukti yang dikumpulkan menunjukkan bahwa beberapa jenis gulma menahun yang sangat agresif termasuk Agropyron repens, Cirsium arvense, Sorgum halepense, Cyperus rotundus dan Imperata cylindrica mempunyai pengaruh alelopati, khususnya melalui senyawa beracun yang dikeluarkan dari bagian-bagian yang organnya telah mati. Pengaruh Alelopati Beberapa pengaruh alelopati terhadap aktivitas tumbuhan antara lain : a. Senyawa alelopati dapat menghambat penyerapan hara yaitu dengan menurunkan kecepatan penyerapan ion-ion oleh tumbuhan. b. Beberapa alelopat menghambat pembelahan sel-sel akar tumbuhan. c. Beberapa alelopat dapat menghambat pertumbuhan yaitu dengan mempengaruhi pembesaran sel tumbuhan. d. Beberapa senyawa alelopati memberikan pengaruh menghambat respirasi akar. e. Senyawa alelopati memberikan pengaruh menghambat sintesis protein. f. Beberapa senyawa alelopati dapat menurunkan daya permeabilitas membran pada sel tumbuhan. g. Senyawa alelopati dapat menghambat aktivitas enzim. 1. Ilalang (Imperata cylindrica (L.) Beauv.) Nama umum Indonesia: Ilalang, alang-alang (Jawa), eurih (Sunda), ambengan (Bali), halalang (dayak) Inggris: Cogon grass, satintail, blady grass Pilipina: Kogon Cina: Bai mao gen Jepang: Chigaya Klasifikasi Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil) Sub Kelas: Commelinidae Ordo: Poales Famili: Poaceae (suku rumput-rumputan) Genus: Imperata Spesies: Imperata cylindrica (L.) Beauv. Deskripsi Terna rumput, berumur panjang (perenial), tumbuh berumpun, tinggi 30 - 180 cm. Akar rimpang, menjalar, berbuku-buku, keras dan liat, berwarna putih. Batang berbentuk silindris, diameter 2 - 3 mm, beruas-ruas. Daun warna hijau, bentuk pita (ligulatus), panjang 12 - 80 cm, lebar 2 - 5 cm, helaian daun tipis tegar, ujung meruncing (acuminatus), tepi rata, pertulangan sejajar (parallel), permukaan atas halus, permukaan bawah kasap (scaber). Bunga majemuk, bentuk bulir (spica), bertangkai panjang, setiap bulir berekor puluhan helai rambut putih sepanjang 8 - 14 mm, mudah diterbangkan angin. Buah bentuk biji jorong, panjang +/- 1 mm, berwarna cokelat tua. Perbanyaan vegetatif (akar rimpang) 2. Mikania micrantha Mikania micrantha atau sering disebut dengan “sembung rambat”, merupakan gulma tahunan yang penting pada areal perkebunan karet, dan sistematika dari gulma ini sebagai berikut : Kingdom : Plantae Phylum : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Asterales Famili : Asteraceae Genus : Mikania Species : Mikania micrantha Kunth. (Nasution, 1986). Gulma mempunyai ciri tumbuh merambat, sering membentuk jalinan “sheet”, daun berbentuk hati, perbungaan longgar berwarna putih, tumbuh dari ketiak daun dan ujung batang. Mudah berkembang biak baik melalui biji maupun stek. Kemampuan tumbuh potongan batang sebagai stek melebihi 95%. Panjang batang mencapai 3-6 m (PIER,2005). Gambar 2 : Mikania micrantha Kunth. 3. Ageratum conyzoides L. Ageratum conyzoides L. merupakan gulma semusim, dengan nama lokal babadotan (Jawa Barat) dan wedusan (Jawa Tengah dan Timur) . A. conyzoides L. termasuk ke dalam famili Asteraceae. A. conyzoides L. mempunyai daya adaptasi yang tinggi, sehingga mudah tumbuh di mana-mana dan sering menjadi gulma yang merugikan para petani penyebaran A. conyzoides L. cukup luas, mencapai daerah tropis dan subtropis. A. conyzoides L. menyebar dari tenggara Amerika Utara ke Amerika Tengah, tetapi pusat asalnya di Amerika Tengah dan Karibia. Ageratum conyzoides L. diduga kuat mempunyai zat alelopati yang dapat menekan pertumbuhan tanaman lainnya penggunaan daun A. conyzoides L. dengan dosis 2 ton/ha dapat menekan sampai 75% pertumbuhan beberapa gulma pada pertanaman padi seperti Aeschynomene indica, Monochoria vaginalis dan Echinochloa crus-galli var. formo-sensis menambahkan bahwa metabolit sekunder dari A. conyzoides L. meliputi flavonoid, alkaloid, coumarin, minyak esensial dan tannin 4. Digitaria adscendens Henr. Digitaria adalah suatu genus tumbuhan dalam famili rumput, yang merupakan tumbuhan asli wilayah beriklim tropis dan hangat. Nama-namanya yang umum meliputi crabgrass, rumput jari, dan fonio. Tumbuhan ini merupakan rumput ramping monokotil tahunan dan hijau sepanjang tahun, padang rumput, dan tumbuhan makanan ternak; beberapa sering dianggap rumput hama. Digitus adalah kata Latin untuk "jari", dan mereka dibedakan menurut panjang, bunga majemuk menyerupai jari yang mereka hasilkan. Menurut Rice dan Parenti dalam Qasem dan Foy (2001) senyawa alelopati yang terkandung pada D. adscendens diantaranya chlorogenic, dan isochlorogenic. Organ-organ penting pada D. adscendens Henr antara lain : (1) akar, D. adscendens Henr memiliki perakaran serabut. (2) batang, gulma semusim ini memiliki tinggi 10-60 cm, bergerombol, tidak berbuluh, bercabang, berlekuk-lekuk seperti lutut. (3) daun, helaian daun lembut, berbulu jarang, berbentuk garis-garis, menyempit ke bagian dasarnya, pinggiran dan tulang daun kasar. (4) bunga, bunga majemuk terdiri dari 2-11 cabang, menjari ke atas dengan panjang 5-15 cm (Halvorson dan Guertin, 2003). Bunga berbentuk bulir, bercabang-cabang di dasarnya. Berkembang biak dengan biji dan anakan (Pancho et al., 1977). (5) biji, biji berbentuk oval cariopsis dengan panjang 2-3 mm dan memiliki warna kuning kecoklatan. Klasifikasi Kerajaan: Clade : Clade : Clade : Clade : Memesan: Keluarga: Marga: Jenis: Plantae Trakeofit Angiospermae Monokotil Commelinids Poales Poaceae Digitaria D. ciliaris Gambar 4 : Digitaria ciliaris. 5. Setaria faberi Setaria faberi , bristlegrass Jepang , anggukan bulu rumput , buntut rubah Cina , millet Cina , bristlegrass raksasa , buntut rubah raksasa atau buntut anggukan , adalah rumput Asia . Ini adalah musim panas tahunan, dengan tanaman muncul dari biji di musim semi, dan menanam benih di akhir musim panas atau gugur. Buntut rubah raksasa telah diperkenalkan ke Amerika Utara , di mana ia adalah gulma luas. Ini adalah hama jagung yang signifikan, mengurangi hasil panen sebesar 13-14% pada distribusi tanaman rata-rata. Kontrol mekanis rubah raksasa di malam hari, olah tanah, mencangkul putar, atau nyala sangat sulit. Rotasi tanaman dengan dua tahun alfalfa secara efektif mengurangi populasi buntut rubah raksasa. Herbisida dapat secara efektif mengendalikan tanaman ketika tumbuh di antara tanaman berdaun lebar, tetapi kurang efektif ketika merambah jagung. Klasifikasi Kerajaan: Clade : Clade : Clade : Clade : Memesan: Keluarga: Marga: Jenis: Plantae Trakeofit Angiospermae Monokotil Commelinids Poales Poaceae Setaria S. faberi Gambar 5 : Setaria fiberi. Kesimpulan: Dari hasil dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Alelopati merupakan suatu fenomena alam dimana suatu organisme memproduksi dan mengeluarkan suatu senyawa biomolekul (disebut alelokimia) ke lingkungan dan senyawa tersebut memengaruhi perkembangan dan pertumbuhan organisme lain di sekitarnya. 2. Alelopati merupakan interaksi antar populasi, bila populasi yang satu menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain. Contohnya, di sekitar pohon walnut (juglans) jarang ditumbuhi tumbuhan lain karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat toksik. Pada mikroorganisme istilah alelopati dikenal sebagai anabiosa atau antibiotisme. Contoh, jamur Penicillium sp. dapat menghasilkan antibiotika yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu DAFTAR PUSTAKA https://andre4088.blogspot.com/2012/10/gulma-yang-berpotensi-sebagaialelopati.html http://usahakulah.blogspot.com/2014/04/allelopati-pada-tanaman-budidaya.html Willis, 2007. Allelopathy: Communities and Ecosystems. Macmillan, London.