Uploaded by satelontong666

HUBUNGAN MANAJEMEN WAKTU DAN AKTUALISASI DIRI TERHADAP MOTIVASI KULIAH PADA MAHASISWA YANG BEKERJA PARUH WAKTU

advertisement
HUBUNGAN MOTIVASI KULIAH DAN AKTUALISASI DIRI TERHADAP
MANAJEMEN WAKTU PADA MAHASISWA YANG BEKERJA PARUH
WAKTU
PROPOSAL
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana
Psikologi
Oleh :
Ariq Maula Tazakka
1400013212
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2018
BAB I
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Waktu adalah serangkaian saat ketika proses suatu kejadian, perubahan
atau keadaan saat berlangsung suatu benda, lamanya saat tertentu untuk
melakukan sesuatu, sebuah kesempatan, tempo, peluang, ketika saat, keadaan
hari dan saat yang ditentukan berdasarkan pembagian bola dunia (KBBI, 1996).
Kamus Kontemporer Arab- Indonesia menjelaskan waktu adalah masa atau
zaman. Menurut ilmu fisika waktu adalah dimensi yang memungkinkan
dibedakannya dua peristiwa identik namun berlainan yang berlangsung pada titik
yang sama dalam ruang (space time).
Berikut adalah beberapa cara yang dilakukan untuk membangun strategi
efektif dalam mengatur waktu (Bruce Woodcock, University of Kent):
1. Keeping a to – do List
Membuat daftar kegiatan yang akan dilakukan, karena tidak mungkin kita
mengingat semua kegiatan yang akan kita lakukan terutama saat kita terfokus
pada 1 pekerjaan yang sangat membutuhkan konsentrasi tinggi, sehingga lupa
akan batasan waktu yang dimiliki dan kegiatan selanjutnya yang harus dilakukan.
Dengan membuat daftar kegiatan, kita dapat membuat pengingat (reminder) di
masing – masing mobile phone yang kita miliki sehingga semua dapat terjadwal
sesuai dengan waktunya.
2. Setting Goals
Membuat tujuan yang spesifik dan jelas, pastikan semua realistis dan
dapat dicapai. Untuk menentukan tujuan dari setiap kegiatan yang akan
dilakukan pastikan kondisi yang sedang dihadapi sekarang dan apa saja yang
harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.
3. Prioritizing
Memprioritaskan kegiatan yang penting terlebih dahulu dari list kegiatan
yang
telah
dibuat
menyelesaikannya.
untuk
Hal
menentukan
ini
untuk
waktu
menghindari
yang
diperlukan
kecenderungan
untuk
terlalu
berkonsentrasi saat mengerjakan hal yang mudah sehingga membuang waktu.
4. Avoiding Procrastination
Menghindari untuk menunda – nunda mengerjakan pekerjaan. Jika, kita
terlalu banyak menunda – nunda hal penting yang harusnya dikerjakan, maka
akan membuat pekerjaan tersebut semakin menumpuk. Sangat penting
menumbuhkan pemikiran waktu yang sangat baik untuk mengerjakan hal penting
adalah “SEKARANG”.
5. Breaking Down Task
Membuat perincian kegiatan yang akan dilakukan dari setiap tujuan yang
ingin
dicapai.
Sehingga
kita
dapat
mengetahui
sudah
sampai
mana
perkembangannya untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
6. Persevering
Semua kegiatan yang dilakukan tidak semuanya akan berjalan dengan
lancar. Ketika mengalami kegagalan, kita harus tetap gigih dan belajar untuk
mengatasi kegagalan tersebut. Salah satu contoh yang dilakukan adalah dengan
cara sharing mengenai
kegiatan
dan
permasalahannya
sehingga
dapat
mengurangi beban dan mendapatkan saran dari keluarga ataupun sahabat.
7. Organizing Your Time using a Time Log
Membuat catatan waktu dari setiap kegiatan yang dilakukan sehari – hari
untuk menyingkirkan waktu yang terbuang sia – sia. Membatasi waktu untuk
setiap kegiatan yang kurang bermanfaat seperti nonton TV, bermain game, dan
internet. Bisa dimulai dengan membuat catatan waktu dari kegiatan yang
dilakukan selama 7 hari dengan jarak waktu 30 menit mulai dari bangun tidur
sampai menjelang tidur.
8. Revising for Examinations
Setiap periode yang ditentukan, kita dapat melakukan pengecekan
apakah strategi manajemen waktu tersebut sudah paling efektif untuk kita. Jika
memang masih dapat dibuat lebih menjadi efektif, kita dapat melakukan revisi
pada strategi yang telah diterapkan sehingga dapat menemukan strategi
manajemen waktu yang sangat efektif untuk kita.
Manajemen waktu merupakan kesempatan langgeng yang tersedia di
alam semesta untuk manusia berprestasi. Waktu tersedia secara terus menerus
dan abadi untuk manusia melakukan apa saja dan mencapai prestasi selama
hayatnya, selanjutnya Gie (1995) menyatakan bahwa sifat waktu tidak dapat
berhenti dan terus
mnengelola waktu.
berlalu sehingga perlu dikembangkan keterampilan
Macan, T. H. (1994, dalam Macan, T. H. et
al,
2010)
mengemukakan aspek-aspek dalam manajemen waktu sebagai berikut:
penetapan tujuan dan prioritas, teknik manajemen waktu, preferensi
terhadap pengorganisasian, kesehatan, Keterampilan atau keahlian, dan
aktivitas.
Mengatur waktu bukan hanya mengerjakan kegiatan tersebut
dalam hari yang sama atau memadatkan kegiatan tersebut dalam
beberapa hari sehingga dapat menyeleseaikan banyak hal. Mengatur
waktu lebih kepada bagaimana membuat agar lebih sederhana, dapat
dilakukan dengan lebih cepat, dan tidak membuat stress. Pentingnya
membangun strategi yang efektif untuk mengatur waktu setiap kegiatan
yang dimiliki. Keberhasilan membangun strategi manajemen waktu dapat
membantu menjadi lebih efektif dalam menyelesaikan tugas – tugas yang
ada dan memiliki banyak waktu luang untuk mengerjakan hal penting lain.
Mahasiswa yang bekerja akan mendapatkan pengalaman, keterampilan,
dan gambaran umum secara nyata mengenai bekerja. Namun dengan seluruh
kegiatan bekerja tersebut, muncul kekhawatiran dimana mahasiswa akan terlena
dan melupakan kewajiban studi mereka. Terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi kehidupan mahasiswa ketika mengambil pekerjaan paruh waktu
ketika di bangku kuliah, yakni efektifitas dalam mengatur waktu kegiatan,
motivasi belajar, dan keinginan mahasiswa untuk beraktualisasi diri (Dundes dan
Marx, 2006).
Aktualisasi diri merupakan keinginan seseorang untuk menjadi lebih
bertanggung
jawab,
lebih
dewasa,
mendapat
pengalaman
baru,
dan
meningkatkan kemampuan diri sebaik mungkin (Dundes dan Marx, 2006).
Apabila manusia tidak dapat mencapai kebutuhan ini maka akan merasa memiliki
kekurangan atau kekosongan. Motivasi adalah proses yang berkaitan dengan
seluruh usaha yang menuju pada sebuah tujuan (Robbins dan Judge, 2011).
Motivasi berdasar pada keinginan dari dalam diri seorang individu. Motivasi
merupakan perilaku yang memiliki orientasi tujuan. Dengan demikian motivasi
adalah hal yang menimbulkan keinginan dalam diri seseorang, sehingga akan
terjadi perilaku usaha yang berorientasi pada tujuan (Armstrong, 2013).
Sehingga motivasi kuliah adalah keinginan seseorang untuk memiliki hasil yang
baik di bidang akademik dengan bertekad, menikmati proses belajar,
memprioritaskan pendidikan, dan berkomitmen menyelesaikan tugas (McInnis
dan Hartley, 2002)
Pada hakikatnya mahasiswa merupakan individu yang memiliki belajar
sebagai tugas utamanya. Namun saat ini mahasiswa yang memiliki pekerjaan
paruh waktu juga ingin mengembangkan kemampuan yang dimiliki. Seiring
dengan perkembangan dan meningkat kemampuan yang dimiliki, akan muncul
kebutuhan aktulisasi diri dimana mahasiswa yang bekerja paruh waktu ingin
memiliki keunggulan baik dalam bidang akademik maupun bidang pekerjaan.
Aktualisasi diri merupakan salah satu hal yang mempengaruhi kehidupan
mahasiswa ketika memiliki pekerjaan paruh waktu.
Mahasiswa yang bekerja akan memiliki waktu yang lebih sedikit dalam
menyelesaikan tugas-tugas kuliah ataupun belajar dibanding mahasiswa yang
tidak memiliki pekerjaan paruh waktu. Keterbatasan waktu tersebut dapat
menjadi dampak negatif bagi mahasiswa yang bekerja paruh waktu. Namun hal
tersebut dapat diatasi dengan keahlian manajemen waktu yang baik.
Mahasiswa yang bekerja juga dapat mengalami kelelahan fisik yang
disebabkan karena sedikitnya waktu istirahat yang dimiliki sehingga membuat
mahasiswa menjadi sulit mengatur waktu.
Mahasiswa
yang
kuliah sambil
bekerja
dituntut
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan
manajemen
waktu antara
waktu
yang
digunakan
untuk
baik,
untuk
mampu
mulai
dari
kuliah dengan
pekerjaan, kedisiplinan, baik itu dalam urusan perkuliahan maupun dalam
pekerjaan, dan memperhatikan kondisi kesehatan fisik karena mereka harus
membagi peran antara menjadi seorang mahasiswa dan karyawan. Kesulitan
membagi waktu dan konsentrasi saat kuliah dan bekerja, kelelahan, penurunan
prestasi akademik, mengalami keterlambatan kelulusan, dan akibat yang paling
parah adalah dikeluarkan dari kampus karena lebih mementingkan pekerjaan
dari pada kuliah.
Walaupun
mahasiswa
memiliki
pekerjaan
paruh
waktu,
namun
mahasiswa tersebut tetap ingin mencapai prestasi akademik yang baik dengan
bersikap lebih dewasa, bertanggung jawab, dan adanya keinginan untuk
memaksimalkan kemampuan diri yang dimiliki.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan manajemen waktu dan
aktualisasi diri terhadap motivasi kuliah mahasiswa yang memiliki pekerjaan
paruh waktu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Manajemen Waktu
1. Definisi Manajemen Waktu
Manajemen berhubungan erat dengan usaha untuk mencapai sasaran
tertentu dengan menggunakan sumber yang tersedia sebaik mungkin.
Manulang (1981), Malayu dan Hasibuan (2006) menyatakan bahwa
manajemen adalah ilmju dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber
daya efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Seorang
individu atau mahasiswa tentunya memiliki target tujuan yang akan
dicapainya dalam kehidupan, dengan demikian individu tersebut akan
mengatur,
mengorganisasikan,
melaksanakan
serta
mengendalikan
sumber daya yang ada agar tercapainya tujuan secara efektif dan efisien.
Sedangkan waktu adalah merupakan hal yang paling berharga di
dunia ini. Waktu yang telah berjalan tidak akan pernah kembali atau
terulang kembali. Dalam satu hari individu memiliki hak waktu yang sama
yaitu 24 jam dalam 7 hari, hanya saja cara individu memanfaatkan waktu
yang berbeda-beda. Haynes (1991) mengatakan waktu adalah sesuatu
yang berharga dan bernilai karena merupakan suatu jenis sumber daya
yang tidak dapat diperbaharui. Dalam kehidupan sehari-hari banyak orang
yang tidak mampu mengatur waktunya sehingga waktu terbuang sia-sia.
Sedamaryanti (2004) mengatakan bahwa mengatur waktu diri sendiri
itu berarti mengatur sumber daya yang dimiliki sebagai kekuatan setiap
individu. Davidson (2002) menuturkan bahwa pengelolaan waktu bersifat
subjektif, bervariasi dari satu situasi ke situasi lainnya. Shaw (dalam Gie,
1995) juga berpendapat bahwa keterampilan mengelola waktu dan
menggunakan waktu secara efisien merupakan hal yang terpenting dalam
masa studi dan seluruh kehidupan seseorang. Menurutnya belajar
menggunakan waktu merupakan suatu keterampilan yang berharga,
ketrampilan yang memberikan keuntungan tidak saja dalam studi
melainkan sepanjang hidup
Kesimpulan dari beberapa teori diatas yaitu bahwa manajemen waktu
adalah bagaimana cara bisa memanfaatkan, mengatur dan mengelola
waktu secara efisien agar bisa mencapai target tertentu.
2. Aspek – Aspek Manajemen Waktu
Macan, T. H. (1994, dalam Macan, T. H. et
al,
2010)
mengemukakan aspek-aspek dalam manajemen waktu:
1. Penetapan tujuan dan prioritas
Penetapan tujuan dan prioritas ini dikaitkan dengan apa yang ingin
dicapai atau
apa
yang
dibutuhkan
untuk memperoleh dan
membuat prioritas dari tugas yang penting untuk mencapai tujuan.
2. Teknik manajemen waktu
Di dalam aspek ini meliputi proses dari rencana yang dilakukan
seperti membuat daftar dan perencanaan. Perencanaan membuat
seseorang mampu melakukan pekerjaan secara terorganisir dan
membuat pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu.
3. Preferensi terhadap pengorganisasian
Aspek ini mengacu pada kecenderungan umum seseorang untuk
menerapkan keteraturan,
baik
dalam
lingkungan pekerjaan
maupun pendekatan terhadap tugas. Hal tersebut memudahkan
penyelesaian pekerjaan sehingga tepat pada waktunya, tidak
merusak jadwal kegiatan yang sudah disusun dan membantu
terca painya tujuan yang sudah ditetapkan.
Peddler dan Boydell (Dale, 2003 dalam Puspitasari, 2013)
menyatakan
bahwa tingkat
efektivitas
seseorang
dalam
melakukan manajemen waktu dipengaruhi oleh beberapa aspek
sebagai berikut:
4. Kesehatan
Kondisi fisik maupun
psikis mempengaruhi seseorang dalam
mengarahkan aktivitas kehidupan. Kondisi kesehatan yang baik
akan mewujudkan
keseimbangan
pada
diri individu
sehingga
akan mempermudah dalam melakukan penyesuaian diri dalam
melakukan manajemen waktu.
5. Keterampilan atau keahlian
Terdapat
beberapa
keterampilan
yang diperlukan
dalam
kehidupan. Individu tersebut dapat memutuskan untuk menjadi
seseorang
yang
memiliki berbagai
keahlian
sekaligus
atau
menjadi orang yang melakukan suatu keahlian tertentu.
6. Aktivitas
Individu
yang
mampu
mengembangkan aktivitas
hidupnya
dengan baik adalah individu yang memiliki kepekaan terhadap
berbagai alternatif atau cara pandang dan memiliki imajinasi
moral yang
tinggi
sehingga
mempertimbangkan dua
hal
keputusan- keputusan aktivitas
sekaligus,
yaitu
yang
memberi
manfaat bagi dirinya dan orang lain.
Eisenhower (1954, dalam Covey, 2004) mengatakan bahwa cara
“klasik” untuk mengetahui apa yang paling penting dalam hidup dan harus
dilakukan adalah menggunakan Eisenhower Matrix. Berdasarkan kriteria
Penting dan Mendesak, maka diperoleh empat kemungkinan yaitu, Urgent
and Important, Not Imporant but Urgent; Not Urgent but Important; Not
Important and Not Urgent. Kata kuncinya, dahulukan yang Urgent. Berikut
contoh-contoh dari masing-masing kotak :
1. Urgent and Important – for example the kitchen catching fire, a
deadline to submit tax reports, a baby cryinghh
2. Not Urgent and Important – doing exercises, long term planning,
working on a project
3. Urgent and Not Important – various interruptions, facebook
updates (not that Eisenhower used Facebook at his time), dealing
with annoying people
4. Not Urgent and Not Important – activities that just waste time,
procrastination, checking the latest lolcats, the wikipedia timesucking hole, etc
Mengapa
Eisenhower
selalu
mengatakan
bahwa “What
is
important is seldom urgent and what is urgent is seldom important.”
Tanpa memiliki Eisenhower Matrix maka sulit membedakan apa yang
urgent dan apa yang important. Tanpa mengetahui apa yang yang urgent
dan apa yang important, kecenderungan manusia akan mengarah pada
Urgent but Not Important.
Eisenhower Matrix hanya sebuah alat untuk mengelompokkan berbagai
aktivitas manusia ke dalam kelompok yang tepat, berdasarkan kriteria
urgent dan important. Hal yang lebih penting adalah menetapkan apa
yang paling penting dan mendesak.
Tentu saja apa yang paling penting dan paling mendesak bagi setiap
orang berbeda-beda. Agama, status sosial ekonomi, latar belakang
budaya, pengalaman hidup dan faktor-faktor lain yang relevan dapat
mempengaruhi kriteria seseorang dalam menetapkan apa yang paling
penting dan paling mendesak dalam hidupnya.
Dasar untuk mengetahui apa yang paling penting dalam kehidupan adalah
dengan menetapkan misi, visi dan mengacu pada nilai-nilai yang menjadi
pedoman sikap dan perilaku. Sebab, semua sikap dan perilaku manusia
seharusnya mengacu pada misi dan visi yang akan diwujudkannya, dan
nilai-nilai yang menjadi pedoman hidupnya.
Kesimpulan aspek manajemen waktu
3. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Manajemen Waktu
Manajemen waktu juga dipengaruhi beberapa faktor lain, diantaranya:
a. Jenis kelamin
Berdasarkan penelitian Macan, T. H. (1990) manajemen waktu
dapat dipengaruhi oleh jenis kelamin. Khatib (2014) menjelaskan
bahwa
perempuan memiliki kemampuan manajemen waktu yang
lebih baik daripada laki-laki. Perempuan cenderung melakukan
aktivitas berdasarkan prioritas utama dan melakukan sesuatu yang
bermanfaat bagi
menghabiskan
dirinya
waktu
sedangkan
laki-laki cenderung
dengan melakukan kegiatan yang tidak
berguna.
b. Prestasi akademik Prestasi akademik dapat dicapai dengan baik
jika
mahasiswa
(Puspitasari,
memiliki manajemen
2013).
Hasil
waktu
penelitian Khatib
yang
baik
(2014)
juga
menyatakan bahwa manajemen waktu merupakan prediktor yang
signifikan untuk pencapaian prestasi akademik.
B. Aktualisasi Diri
1. Definisi Aktualisasi Diri
Aktualisasi diri adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang
untuk menjadi yang terbaik yang bisa dilakukan. Rogers (dalam
Schultz, 1993) menyatakan bahwa tiap orang memiliki
kecenderungan akan kebutuhan aktualisasi diri untuk
mengembangkan seluruh potensinya.
Maslow (1970) dalam Arianto (2009 :139) menyatakan aktualisasi
diri adalah proses menjadi diri sendiri dan mengembangkan sifatsifat dan potensi psikologis yang unik, Maslow (1970) dalam
bukunya Hierarchy of Needs menggunakan istilah aktualisasi
(self
diri
actualization) sebagai kebutuhan dan pencapaian tertinggi
seorang manusia. Maslow (1970)
Menemukan bahwa tanpa memandang suku asal-usul seseorang,
setiap manusia mengalami tahap-tahap peningkatan kebutuhan
atau pencapaian dalam kehidupannya. Kebutuhan tersebut
meliputi kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan dan
keselamatan, kebutuhan sosial.
.
2. Aspek – Aspek Aktualisasi Diri
Vallet (dalam Hanifah, 2005) berpendapat bahwa aspek-aspek
proses perkembangan seseorang untuk mewujudkan aktualisasi
dirinya, antara lain:
a. Memahami
kebutuhan
dasar
yang
manusiawi,
yaitu
bagaimana individu memahami kebutuhan-kebutuhannya
yang paling mendasar.
b. Mengungkapkan perasaan yang manusiawi, yaitu ungkapanungkapan individu tentang apa yang dirasakannya.
c. Kesadaran dan kontrol diri, bagaimana individu mampu
menyadari dan mengontrol setiap tindakannya sehingga
sesuai dengan harapan-harapannya.
d. Menjadi sadar akan nilai-nilai manusiawi, kemampuan
individu untuk bisa menerima nilai-nilai yang berlaku di
sekelilingnya, seperti bekerja sama dengan orang lain.
e. Mengembangkan
kedewasaan
sosial
dan
individu,
kemampuan individu untuk dapat mempertimbangkan segala
tindakan yang dilakukan serta mampu menyesuaikan diri
dengan lingkungan sosialnya.
C. Motivasi Kuliah
1. Pengertian Motivasi Kuliah
Motivasi dapat diartikan sebagai suatu kondisi untuk menggerakkan
individu dalam mencapai suatu atau beberapa tujuan tertentu. Motivasi
dapat menyebabkan timbulnya semacam kekuatan agar seseorang
berbuat, berindak dan bertingkah laku (Usman Efendi Juhaya S. Praja,
1985:7). Menurut Gerungan (1996:43) dalam buku Psikologi sosial,
motivasi merupakan suatu pengertian yang melengkapi semua
penggerak alasan-alasan atau dorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan
ia
berbuat
sesuatu.
Kartini
Kartono
(1982:3)
mengemukakan bahwa motivasi berasal dari bahasa latin yaitu motives
yang artinya sebab, alasan, pikiran dasar, dorongan bagi seseorang
untuk bertindak.
Menurut King, Laura A, Motivasi (motivation) adalah kekuatan yang
menggerakkan seseorang untuk berperilaku, berpikir, dan merasa
seperti yang mereka lakukan. Perilaku yang termotivasi diberi kekuatan,
diarahkan, dan dipertahankan. Sehingga motivasi kuliah disini adalah
keinginan seorang mahasiswa untuk memiliki hasil akademik yang baik
dengan
bertekad,
menikmati
proses
belajar,
memprioritaskan
pendidikan, dan berkomitmen menyelesaikan tugas (McInnis dan
Hartley, 2002).
2. Dimensi Motivasi Kuliah
McDonald (1950), menggangap bahwa motivasi sebagai
suatu perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang, yang
ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai
tujuan. Pengertian tersebut diatas, mengandung tiga dimensi
penting yang saling berkaitan, yaitu: (1) Motivasi dimulai dari
adanya perubahan energi dalam pribadi. Perubahan tersebut terjadi
disebabkan oleh perubahan tertentu pada sistem neurofisiologis
dalam organisme manusia, misalnya: karena terjadinya perubahan
dalam sistem pencernaan maka timbul motiv lapar. (2) Motivasi
ditandai dengan munculnya perasaan (affect-tive arousal), mula-
mula berupa ketegangan psiklogis, lau berupa suasanan emosi,
kemudian menimbulkan tingkah laku yang bermotif. Perubahan ini
dapat diamati pada perubahan seseorang misalnya : pada saat
terlibat dalam suatu disikusi, dia tertarik pada masalah yang
sedang dibicarakan, karenanya ia bersuara/ mengemukakan
pendapatnya dengan kata-kata yang incar dan tepat. (3) Motivasi
ditandai oleh reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan yang bermotivasi
memberikan respon-respon kearah tujuan tertentu. Respon-respon
itu berfungsi mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh
perubahan energi dalam dirinya, sebagai contoh : Jika si A ngin
mendapatkan hadiah, maka ia belajar dengan tekun.
D. Hubungan Antar Variabel
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kehidupan mahasiswa
ketika mengambil pekerjaan paruh waktu ketika di bangku kuliah, yakni efektifitas
dalam mengatur waktu kegiatan, motivasi belajar, dan keinginan mahasiswa
untuk beraktualisasi diri (Dundes dan Marx, 2006).
E. Hipotesis
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Identifikasi Variabel Penelitian
Berdasarkan hipotesis yang diajukan dalam pembuatan penelitian ini,
maka variabel dalam penelitian penyusunan adalah:
Variabel tergantung : Motivasi Kuliah
Variabel bebas
: Manajemen Waktu
: Aktualisasi Diri
B. Operasional Variabel Penelitian
1. Motivasi Kuliah
Motivasi adalah proses yang berkaitan dengan seluruh usaha yang
menuju pada sebuah tujuan. Motivasi berdasar pada keinginan dari dalam
diri seorang individu. Motivasi merupakan perilaku yang memiliki orientasi
tujuan. Dengan demikian motivasi adalah hal yang menimbulkan
keinginan dalam diri seseorang, sehingga akan terjadi perilaku usaha
yang berorientasi pada tujuan. Sehingga motivasi kuliah adalah keinginan
seseorang untuk memiliki hasil yang baik di bidang akademik dengan
bertekad, menikmati proses belajar, memprioritaskan pendidikan, dan
berkomitmen menyelesaikan tugas.
2. Manajemen Waktu
Manajemen waktu adalah pengaturan diri dalam menggunakan waktu
dengan efektif dan se efisien mungkin dengan melakukan perencanaan,
penjadwalan, mempunyai kontrol atas waktu, selalu membuat prioritas
menurut kepentingannya, serta keingingan untuk terorganisasi yang dapat
dilihat dari perilaku seperti mengatur tempat kerja dan tidak menundanunda pekerjaan yang harus diselesaikan. Manajemen waktu adalah
pencapaian sasaran utaman kehidupan dengan cara mengesampingkan
kegiatan-kegiatan yang tidak penting
3. Aktualisasi Diri
Aktualisasi diri merupakan keinginan seseorang untuk menjadi
lebih bertanggung jawab, lebih dewasa, mendapat pengalaman baru, dan
meningkatkan kemampuan diri sebaik mungkin. Apabila manusia tidak
dapat mencapai kebutuhan ini maka akan merasa memiliki kekurangan
atau kekosongan.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah sekelompok subjek yang hendak dikenai generalisasi
hasil penelitian. Populasi juga dibatasi sebagai kumpulan individu atau
benda atau objek yang mempunyai sifat atau karakteristik yang sama dan
dapat diamati serta dibedakan dari kelompok subjek (Azwar, 2013).
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang bekerja paruh waktu
di Kota Yogyakarta yang berjumlah 100 orang. Adapun karakteristiknya
yaitu mahasiswa yang bekerja dan masih berstatus kuliah.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi tentu harus memiliki ciri-ciri yang
dimiliki
oleh
populasinya
sangat
tergantung
pada
sejauh
mana
karakteristik populasinya (Azwar, 2013). Subjek yang digunakan untuk
sampel penelitian diambil dari beberapa mahasiswa yang bekerja di
Yogyakarta yang berstatus mahasiswa aktif.
D. Metode Pengumpulan Data
Download