Uploaded by sestramitaises

Compliance

advertisement
Compliance Static & Dinamic
Sestramita
PMIB FKUI
2020
Compliance Statis
• Compliance Statis= Ketika volume paru mendekati kapasitas paru
total (kurva mendatar)
• Kemiringan maksimum, diatas kapasitas residu fungsional
(FCR=functional residual capacity)
• Normalnya 1,5 L/kPa
• Bergantung pada usia, ukuran badan dan jenis kelamin
• Compliance Statis berkurang pada fibrosis paru,emfisema membuat
lbh mudah meregang
Loop tekanan – volume statik
• Tekanan transmural (=- tekanan
intrapelura karena pengukuran
dilakukan pada aliran udara 0)
• RV: Volume residual
• TLC: kapasitas paru total
• FRC: kapasitas residula
fungsional
• CL : Compliance paru
Compliance dinamis
• Penglukuran pernapasan yang berkesinambungan sehingga
melibatkan komponen yang di sebabkan resistensi jalan napas.
• Normalnya compliance dinamis = compliance statis, tp bisa berubah
bila ada penyakit
• Lebar kurva mencerminkan tekanan yang dibutuhkan untuk
menyedot atau mendorong udara, maka luar kurva besar kerja yang
harus dilakukan untuk melawan resistensi jalan napas.
Loop tekanan – volume dinamik
• Jika tekanan dan volume
intrapelura direkam secara
continue (panel bawah) loop
tekanan-volume (panel atas)
dapat dibuat dari pasangan
pasangan pengukuran simultan
pada volume dengan tekanan
Tegangan Permukaan
Compliance diagram in a healthy person
A diagram showing respiratory excursions during normal breathing and during
maximal inspiration and maximal expiration
Spirometry
• fisiologi pernapasan dapat dijelaskan sebagai suatu rangkaian
perubahan yang digerakkan oleh tekanan dalam volume gas di dalam
paru-paru. Rangkaian perubahan ini memungkinkan regulasi O2, CO2,
dan pH di dalam darah.
• Proses respirasi dibagi atas tiga tahap utama yaitu ventilasi, difusi dan
perfusi. Ventilasi adalah peristiwa masuk dan keluarnya udara
kedalam paru (inspirasi dan ekspirasi).
• Volume dan kapasitas pernapasan merupakan gambaran fungsi
ventilasi sistem respirasi.
• Pemeriksaan fungsi paru akan dapat menentukan bagaimana pola
gangguan fungsi, apakah gangguan obstruktif atau restriktif.
• Spirometri atau spirometry juga dikenal dengan Pulmonary Function
Test (PFC) yang berfungsi untuk mengukur fungsi paru-paru manusia
secara spesifik dengan membandingkan volume paru dan dan aliran
udara yang masuk dan keluar ke paru-paru
• Spirometry mengukur jumlah dan kecepatan udara yang di hirup dan
di hembuskan.
• Spirometri merekam secara grafis atau digital volume ekspirasi paksa
dan kapasitas vital paksa.
Tujuan Spirometry
• Mendiagnosa penyakit paru-paru tertentu (seperti asma, bronkitis, dan
emphysema)
• Mencari alasan dari masalah nafas yang pendek atau dyspnea.
• Mengecek apakah bahan kimia yang terhirup pada saat sedang bekerja
mempengaruhi kinerja paru-paru
• Mengecek kondisi fungsi paru-paru sebelum seseorang melakukan operasi
• Mengecek efek medikasi
• Mengecek progress dari pengobatan penyakit
 Pemeriksaan spirometri adalah pemeriksaan untuk mengukur volume
paru statik dan dinamik seseorang
volume paru statis
• volume paru statis, pemeriksaan yang dilakukan tidak terkait dengan
waktu dan merupakan ukuran dasar untuk menilai volume udara intra
pulmonal.
• Parameter volume dan kapasitas statis yang paling bermakna dalam
menunjukkan adanya suatu kelainan adalah kapasitas vital, volume
residu, kapasitas residu fungsional dan kapasitas paru total.
• Nilai kapasitas vital menunjukkan kemampuan distensi dari paru dan
dinding thoraks (compliance).
• Nilai volume residu yang meningkat dan rasio antara volume residu
terhadap kapasitas residu fungsional menunjukkan adanya
hiperinflasi paru melalui mekanisme air trapping.
Pemeriksaan Kapasitas Vital (KV)
• Nilai KV menunjukkan kemampuan distensi paru dan dinding thoraks.
• pasien diminta bernapas sesuai pernapasan dengan volume tidal sebanyak
tiga kali kemudian menarik napas dalam semaksimal mungkin dengan
tenang dan perlahan, kemudian mengeluarkan napas (ekspirasi) sampai
maksimal dengan pelan dilanjutkan dengan pernapasan biasa.
• KV mempunyai korelasi yang tinggi dengan compliance paru dan thoraks
• KV tampak digambarkan melalui volume KPT sampai menurun ketingkat
volume residu.
• Nilai KV ↓= fibrosis paru, bendungan paru atau compliance paru
(kyphoscoliosis, kelemahan otot-otot pernapasan dan inspirasi tdk
melakukan dgn baik).
Restriksi
• Restriksi adalah gangguan pengembangan paru, paru menjadi kaku,
sehingga daya tarik kedalam lebih besar maka dinding dada mengecil,
volume paru kecil, iga menyempit.
• Semua volume statis paru mengecil baik itu KV, KPT, VR, VCE, KRF.
• Sebagai parameter diukur KV.
• Nilai normal KV 80%–120% prediksi. KV kurang dari 80% nilai prediksi
dianggap gangguan restriksi. KV lebih dari 120% nilai prediksi merupakan
suatu keadaan over atau hiperinflasi.
• Selain itu, pada penyakit-penyakit restriktif kecepatan aliran normal,
walaupun kadang-kadang kecepatan aliran akan berkurang secara
proporsional terhadap berkurangnya kapasitas vital
• Kelainan restriksi dapat berupa kelainan pada parenkim paru yaitu:
tumor paru, pneumonia, abses paru, edema paru, atelektasis, fibrosis
paru.
• Kelainan pada pleura yaitu: efusi pleura, pnemotoraks, pleuritis
sicca/schawarte, tumor pleura.
• Kelainan pada dinding/tulang dada yaitu: fraktur iga, obesitas, pektus
ekskavatus, skoliosis, khiposis, gibbus
Gangguan obstruksi
• spirometri memperlihatkan penurunan kecepatan aliran ekspirasi dan
kapasitas vital normal.
• Pada obstruksi aliran udara yang lebih hebat, kapasitas vital mungkin turun
sebagai akibat terperangkapnya udara.
• Asma, bronkhitis kronik, dan emfisema merupakan penyakit-penyakit
obstruktif yang tersering dijumpai.
• Respons terhadap terapi bronkhodilator harus ditentukan pada kasus-kasus
tersebut.
• Peningkatan kapasitas vital setelah inhalasi bronkhodilator biasanya
dianggap menunjukkan respons bermakna terhadap terapi bronkhodilator
Klasifikasi gangguan fungsi paru berdasarkan spirometri
Interpretasi Hasil Pemeriksaan Spirometri dapat
dikategorikan sebagai berikut :
• Restriktif (sindrom pembatasan) : gangguan pengembangan paru.
Parameter yang dilihat adalah Kapasitas Vital (VC) dan Kapasitas Vital
Paksa (FVC). Biasanya dikatakan restriktif adalah jika Kapasitas Vital
Paksa (FVC) < 80% nilai prediksi.
• Obstruktif (sindrom penyumbatan): hambatan aliran udara karena
adanya sumbatan atau penyempitan saluran napas. Sindrom
penyumbatan ini terjadi apabila kapasitas ventilasi menurun akibat
menyempitnya saluran udara pernafasan. Biasanya ditandai dengan
terjadi penurunan FEV1 yang lebih besar dibandingkan dengan FVC
sehingga rasio FEV1/FVC kurang dari 80%.
Volume dan kapasitas paru statis
• faal paru statik yaitu : volume udara pada keadaan statis yang tidak
terkait dengan dimensi waktu. terdiri atas:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Tidal volume (TV),
Inspiratory reserve volume/volume cadangan inspirasi (IRV/VCI),
Expiratory reserve volume/volume cadangan ekspirasi (ERV/VCE),
Residual volume (RV),
Inspiratory capacity/kapasitas inspirasi (IC/KI),
Functional residual capacity/kapasitas residu fungsional (FRC/KRF),
Vital capacity/kapasitas vital (VC/KV),
Forced vital kapasity/kapasitas vital paksa (FVC/KVP),
Total lung capacity/kapasitas paru total (TLC/KPT).
Volume dan kapasitas paru statis
1. Volume tidal. (TV): Volume tidal adalah volume udara yang masuk
dan keluar paru-paru pada keadaan istirahat atau pernapasan biasa.
(0,5 L)
2. Volume cadangan inspirasi/Inspiratory Reserve Volume (IRV):
Volume cadangan inspirasi adalah jumlah udara yang masih dapat
dihirup ke dalam paru secara maksimal setelah inspirasi biasa. (3,3
L)
3. Volume cadangan ekspirasi/Expiratory Reserve Volume (ERV)
Volume cadangan ekspirasi adalah jumlah udara yang masih dapat
dihembuskan keluar dari paru setelah ekspirasi biasa. (1L)
Volume dan kapasitas paru statis
4. Volume residu/Residual Volume (RV) Volume residu adalah jumlah udara
yang masih tertinggal di dalam paru setelah ekspirasi maksimal. Volume
residu ini mengakibatkan paru akan mengapung bila dimasukkan ke
dalam air. Udara sisa ini berperan sebagai udara cadangan serta
mencegah terjadinya perubahan kondisi udara alveoli secara ekstrem.
Apabila telah diketahui niai FRC maka RV diperoleh dengan persamaan:
RV = FRC - ERV. (1,2 L).
5. Kapasitas inspirasi/Inspiratory Capacity (IC) Kapasitas inspirasi adalah
jumlah udara yang bisa dihirup maksimal. Gabungan TV + IRV. (3,8 L).
6. Kapasitas residu fungsional/Functional Residual Capacity (FRC) Kapasitas
residu fungsional adalah jumlah udara yang terdapat dalam paru pada
akhir ekspirasi biasa, yaitu gabungan ERV + RV. (2,2 L)  stail air
Volume dan kapasitas paru statis
7. Kapasitas vital/Vital Capacity (VC) Kapasitas vital adalah jumlah
udara yang bisa dikeluarkan maksimal setelah inspirasi maksimal,
yaitu gabungan IRV + TV + ERV. (4,8 L)
8. Kapasitas vital paksa/Forced Vital Capacity (FVC) Kapasitas vital
paksa sama dengan kapasitas vital tetapi dilakukan secara cepat dan
paksa dengan ekspirasi dalam dan kuat.
9. Kapasitas paru total/Total Lung Capacity (TLC) Kapasitas paru total
adalah jumlah udara total yang ada di dalam paru pada akhir
inspirasi maksimal, yakni gabungan IRV + TV + FRC. (6 L)
Faal paru dinamis
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
foced vital capacity (FVC),
forced expiratory volume (FEVT),
forced expiratory flow200-1200/FEF 200-1200,
Forced expiratory flow25%-75%/ FEF 25%-75%,
Peak expiratory flow rate/PEFR,
Maksimal voluntary ventilation/MVV/MBC,
Rasio FEV1/FVC:
Volume dan kapasitas paru dinamis
1. Forced vital capacity (FVC): volume gas yang dapat dikeluarkan dengan sekuatkuatnya dan secepatcepatnya setelah suatu inspirasi maksimal. Pengukuran
dilaksanakan dengan forced expiratory effort maksimal di mana penderita
diminta dengan sekuat-kuatnya dan secepat-cepatnya mengeluarkan vital
capacity- nya. pasien dengan obstruksi saluran napas dan peningkatan resistensi
aliran udara ekspirasi (misalnya asma dan emfisema) untuk mengeluarkan
seluruh vital capacity nya memerlukan waktu 25 - 30 detik, sedangkan pada
orang normal hanya 3 detik.
2. Forced expiratory volume (FEVT) : volume gas yang dikeluarkan selama interval
waktu yang ditentukan, diukur pada saat melaksanakan pengukuran forced vital
capacity/ FVC. Interval dapat 0.5 , 1 , 2, atau 3 detik sehingga diperoleh FEV0.5 ;
FEV1.0; FEV 2.0 dan FEV.
Volume dan kapasitas paru dinamis
3. Forced expiratory flow: rata-rata untuk jumlah liter gas yang dikeluarkan
setelah 200 ml gas yang pertama , diukur saat melaksanakan manuver
forced expiratory volume dan disebut juga sebagai maximal expiratory
flow rate / MEFR.
4. Forced expiratory flow (25%-75% )/ FEF (25%-75%): rata - rata pada saat
pertengahan forced expiratory volume dan disebut juga sebagai maximal
mid –flow rate/ MMFR.10,16,19 Spirogram FEF 25%-75%
5. Peak expiratory flow rate (PEFR): rate maksimal yang dicapai selama
manuver forced expiratory volume. Peak Expiratory Flow Rate (PEFR)
atau Arus Puncak Ekspirasi (APE) yang menurun menunjukkan adanya
tahanan jalan napas yang meningkat. Hasil ini kurang akurat, sehingga
harus dikombinasi dengan pemeriksaan yang lain.
Volume dan kapasitas paru statis
6. Maksimal voluntary ventilation/ MVV/ MBC atau Maximal Breathing Capacity
(MBC) : volume maksimal yang dihirup selama 1 menit dengan usaha/
voluntary effort. pasien diminta untuk menghirup dan menghembuskan napas
sedalam-dalamnya dan secepat-cepatnya selama kurang lebih 10-30 detik
dengan eksplorasi selama satu menit akan didapatkan MBC. Penderita diminta
bernapas dalam dan cepat, dengan RR 40-60 /menit, dengan ekstrapolasi
selama satu menit akan didapatkan MBC. Nilainya sangat dipengaruhi oleh
perubahan compliance dan resistensi saluran napas.
7. Rasio FEV1/FVC: Volume ekspirasi paksa dalam 1 detik cepat sebagai
presentase dari kapasitas vital paksa. Hasil volume udara ekspirasi pasien pada
1 detik sebagai persentase dari volume total dari udara pada saat ekspirasi.
Rasio FEV1/FVC dijumlahkan dengan menggunakan nilai FEV1 terbesar dan
nilai FVC terbesar walaupun FEV1 dan FVC tidak dalam satu jalur
• – Volume residu/Residual Volume (RV) Volume residu adalah jumlah udara
yang masih tertinggal di dalam paru setelah ekspirasi maksimal. Volume
residu ini mengakibatkan paru akan mengapung bila dimasukkan ke dalam
air. Udara sisa ini berperan sebagai udara cadangan serta mencegah
terjadinya perubahan kondisi udara alveoli secara ekstrem. Apabila telah
diketahui niai FRC maka RV diperoleh dengan persamaan: RV = FRC - ERV.
(1,2 L)
• – Kapasitas inspirasi/Inspiratory Capacity (IC) Kapasitas inspirasi adalah
jumlah udara yang bisa dihirup maksimal. Gabungan TV + IRV. (3,8 L)
• – Kapasitas residu fungsional/Functional Residual Capacity (FRC) Kapasitas
residu fungsional adalah jumlah udara yang terdapat dalam paru pada
akhir ekspirasi biasa, yaitu gabungan ERV + RV. (2,2 L)
Volume Statik dan Kapasitas Paru
• Volume alun (TV, Tidal Volume): Volume udara inspirasi atau ekspirasi pada setiap daur napas tenang. Pada orang dewasa ± 500 ml.
• Volume cadangan inspirasi (IRV, Inspiratory Reserve Volume): Volume maksimal udara yang dapat diinspirasi setelah akhir inspirasi tenang.
Pada orang dewasa ± 1500 ml.
• Volume cadangan ekspirasi (ERV, Expiratory Reserve Volume): Volume maksimal udara yang dapat diekspirasi setelah akhir ekspirasi
tenang. Pada orang dewasa ± 1200 ml.
• Volume sisa (RV, Residual Volume): Volume udara yang tersisa dalam paru setelah akhir ekspirasi maksimal. Pada orang dewasa ± 2100 ml.
• Kapasitas inspirasi (IC, Inspiratory Capacity): Volume maksimal udara yang dapat diinspirasi setelah akhir ekspirasi tenang. Pada orang
dewasa ± 2000 ml.
• IC = TV + IRV:
• Kapasitas sisa fungsional (FRC, Functional Residual Capacity): Volume udara yang tersisa dalam paru setelah akhir ekspirasi tenang. Pada
orang dewasa ± 3300 ml.
• FRC = ERV + RV
• Kapasitas vital (VC, Vital Capacity): Volume maksimal udara yang dapat diekspirasi dengan usaha maksimal setelah inspirasi maksimal.
Pada orang dewasa ± 3200 ml.
• VC = IRV + TV + ERV
• Kapasitas paru total (TLC, Total Lung Capacity): Volume udara dalam paru setelah akhir inspirasi maksimal. Pada orang dewasa ± 5300 ml.
• TLC = IRV + TV + ERV + RV
• Sherwood 495
• Silverthorn 585
• Guyton 499
Download