BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebelum memulai suatu usaha, kita membutuhkan segala sesuatu yang berhubungan dengan kebutuhan usaha. Salah satu kebutuhan yang sangat penting yaitu modal, karena dengan adanya modal kita bisa merealisasikanusaha apa yang akan kita jalankan. Modal usaha adalah segala sesuatu yang pertama kali dikeluarkandigunakan untuk membiayai pendirian perusahaan (pra-investasi), mulai dari persiapan yang diperlukan sampai perusahaan tersebut berdiri (memiliki badanusaha). Contoh biaya awal yang harus dikeluarkan adalah biaya surveilapangan, biaya pembuatan studi kelayakan, izin-izin, dan biaya pra-investasilainnya. Sebagian besar orang memiliki persepsi bahwa modal usaha selaludalam bentuk uang, padahal sebenarnya modal yang kita butuhkan dalammemulai usaha tidak selalu dalam bentuk yang bisa dilihat, tetapi juga bisadalam bentuk yang tidak terlihat. Modal yang bisa dilihat bisa dicontohkan seperti uang. Cara memperoleh uang untuk modal usaha bisa dengan berbagaimacam cara, dan juga jumlah modal yang perlu disiapkan sebelum memulaisuatu usaha harus dipertimbangkan terlebih dahulu jenis modal yang akan kita pilih, karena pastinya dalam setiap kebijakan yang kita ambil ada kelebihandan ada kekurangannya. Pencatatan transaksi keuangan (Akunting) yang menghasilkan laporan keuangan merupakan langkah penting sebagai alat monitoring dan pengendali lalu lintas dana agar usaha bisa berjalan lancar secara berkesinambungan. Melalui 1 analisa terhadap laporan keuangan kondisi kesehatan usaha dapat didiagnosa secara tajam. Fungsi pengelolaan keuangan pada dasarnya adalah menjaga aliran dana agar dapat berjalan lancar secara efisien (tidak kekurangan dan juga tidak berlebihan) untuk mendukung setiap kegiatan usaha. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa pengertian modal? 2. Bagaimana pencatatan keuangan (akunting)? 1.3 Tujuan Masalah 1. Untuk mengetahui pengertian modal. 2. Untuk mengetahui pencatatan keuangan (akunting). 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Modal 1. Pengertian Modal Modal adalah sejumlah dan atau uang yang disediakan untuk keperluan suatu usaha. Menanamkan modal dalam suatu usaha dapat dilaksanakan dalam bentuk barang (gedung, tanah, mesin, barang dagangan dan sebagainya) yang bisa disebut sebagai kekayaan atau harta perusahaan. Dengan perkataan lain harta/kekayaan seuatu usaha berasal dari modal. Sebagai titik awal, begitu anda siap menjalankan operasional pelayanan bidan, maka anda akan memerlukan modal operasi (dana operasional). Dana ini anda perlukan untuk: Modal kerja (tambahan) invvestasi harta tetap (missal tempat tidur, peralatan medis, dsb yang bersifat tidak habis pakai/tahan lama) Pengertian modal usaha menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Listyawan Ardi Nugraha (2011:9) “modal usaha adalah uang yang dipakai sebagai pokok (induk) untuk berdagang, melepas uang, dan sebagainya; harta benda (uang, barang, dan sebagainya) yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan sesuatu yang menambah kekayaan”. Modal dalam pengertian ini dapat diinterpretasikan sebagai sejumlah uang yang digunakan dalam menjalankan kegiatan-kegiatan bisnis. Banyak kalangan yang memandang bahwa modal uang bukanlah segala-galanya dalam sebuah bisnis. Namun perlu dipahami bahwa uang dalam sebuah usaha sangat diperlukan. Yang menjadi persoalan di sini bukanlah penting tidaknya modal, karena keberadaannya memang sangat diperlukan, akan tetapi bagaimana mengelola 3 modal secara optimal sehingga bisnis yang dijalankan dapat berjalan lancar (Amirullah, 2005:7). A. Modal Kerja Modal kerja adalah modal yang harus selalu disediakan untuk menjaga kelangsungan usaha seperti untuk: 1) Membeli stock bahan pendukung seperti obat-obatan, perlengkapan pasien dsb 2) Sediaan kas untuk pembayaran operasional klinik seperti membayar listrik, air, gaji karyawan/asisten bila ada, administrasi dll Banyak bidan yang memulai usahanya dari NOL, bahkan tidak dibekali modal kerja yang memadai, seperti bidan dibawah ini “Bidan Kartini – memulai usahanya di Jakarta pada tahun 1977 dengan menjadi Bidan panggilan – nyaris tanpa modal kerja berarti. Kemudian membuka praktik bidan mandiri dengan 2 tempat tidur, itupun terpaksa karena ada pasien yang terpaksa melahirkan di tempat praktiknya yang hanya berupa rumah kontrakan 100m. Saat ini Bidan Kartini memiliki sebuah Rumah Sakit Bersalin yang baru selesai 2 tahun yang lalu. Investasi sejumlah kurang lebih 4 milyar untuk membangun RSB diperoleh tanpa bantuan tambahan dana (kredit) dan lembaga keuangan sedikitpun. Hal ini mungkin bila Bidan mampu berdisiplin menyisihkan pendapatannya untuk keperluan investasi dengan menabung.” B. Pemasukan atau Penambahan Dana Dari mana dana itu berasal? Mula-mula tentunya dari setoran dana anda sendiri (uang sendiri) – bila ada, atau beberapa orang (untuk usaha patungan). Pada umumnya kebanyakan bidan mengandalkan pemasukan (penghasilan) yang diperoleh dari usaha praktiknya untuk mengembangkan usaha. 4 Jika anda perlu memperbesar volume usaha, sumber dana bisa diperoleh dari lembaga keuangan (bank,koperasi, dsb) melalui pemberian kredit (profesi) dalam bentuk pinjaman (utang), asalkan anda sanggup membayar angsuran pinjaman serta bunganya, menyediakan jaminan (kolateral), serta persyaratan administratif dan manajemen yang diajukan lembaga tersebut. Cara lain mendapatkan tambahan dana untuk mendukung operasional adalah utang dagang, yaitu membayar mundur kepada pemasok bahan pendukung, penolong atau menarik uang muka dari pasien (iuran dsb). Nampaknya usaha yang kedua lebih sulit pelaksanaannya. C. Pengeluaran atau Pengurangan Dana Dana berkurang lewat pengeluaran, apabila usaha anda menghasilkan laba, anda harus menyediakan dana untuk dinikmati pemilik modal (kalau ada orang lain yang menyetorkan dana), membayar bunga pinjaman beserta pokok pinjamannya (kalau anda meminjam dana ke bank atau lembaga penyedia dana lainnya seperti koperasi dsb) atau pengeluaran tak terduga. Semuanya merupakan pengurangan dana yang rela atau tifak rela akan anda alami. Dana Efisien Sekarang bagaimana bila dana kurang atau berlebihan dari yang dibutuhkan? Keduanya harus diupayakan dapat dicegah. Kekurangan dana operasional seperti tubuh yang kekurangan darah, lemas, kurang bertenaga. Operasional pelayanan dapat terganggu. Kalau dana kelebihan berarti banyak sumber dana menganggur, diputarkan secara tidak efisien, terlebih bila berasal dari pinjaman yang berbunga. Anda harus mampu mengendalikan agar dana bisa produktif, jangan sampai kurang tetapi jangan sampai terlalu berlebihan sehingga tidak terpakai. 5 2.2 Akunting (Pencatatan Keuangan) Agar dana bisa di kelola secara efektif dan efisien, sebagai langkah awal diperlukan pencatatan. Memang pada saat usaha masih sangat kecil semua catatan bisa anda ingat diluar kepala sehingga anda tidak memerlukan catatan. Pencatatan diperlukan pada saat anda memerlukan informasi mengenai: Berapa kekayaan usaha anda Berapa laba atau rugi usaha anda Informasi diatas diperlukan untuk: Mengetahui besar modal yang ditaruh dalam usaha anda. Mengetahui perkembangan (maju-mundurnya) usaha anda, berapa besar sebenarnya penghasilan yang diperoleh dan seberapa besar pengeluaran yang dilakukan. Dasar untuk mengajukan permohonan kredit ke bank atau lembaga keuangan lain. Dengan pencatatan bidan akan lebih waspada dan bijaksana dalam pengeluaran uang. Untuk memperoleh informasi diatas anda harus menyelenggarakan pencatatan yang teratur mengenai transaksi-transaksi yang terjadi dalam usaha anda. Transaksi adalah segala peristiwa dalam usaha anda yang bersifat finansial (keuangan). Dalam manajemen keuangan, segala kegiatan catat mencatat tersebut dinamakan akunting. Contoh Kasus Pencatatan keuangan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan bidan sehari-hari. Bidan Nora terbiasa dengan pencatatan keuangan harian, mingguan dan bulanan secara sederhana – namun sangat efektif. “Saya memiliki ‘Log Book’ untuk mecatat pendapatan dari setiap pasien per hari. Data tersebut saya masukkan kedalam buku yang merekap pendapatan yang saya peroleh berdasarkan jenis pelayanan, sekaligus alokasi biaya dari pendapatan yang saya peroleh. Dari situ saya bisa tau perkembangan jumlah pasien saya dari 6 waktu ke waktu, jenis pelayanan apa saja yang banyak dibutuhkan pasien-pasien saya, dan pada bulan apa saja biasanya pasien sepi, ramai” 1. Definisi Akunting Akunting adalah seni mencatat, mengelompokan dan mengikhtisarkan peristiwa-peristiwa yang bersifat finansial dan menginterpretasikan hasilnya. Secara menejerial akunting dapat didefinisikan sebagai suatu sistem informasi keuangan dengan input bukti transaksi dan output laporan keuangan. 2. Kegiatan Usaha dan Akunting Kegiatan utama dari akunting keuangan adalah mencatat (membukukan) semua transaksi yang terjadi dalam usaha kita yaitu perubahan posisi dari segenap sarana usaha. Transaksi dapat berupa penambahan atau pengurangan. Sarana perusahaan bisa berupa uang tunai, material, peralatan, tenaga kerja, piutang, modal, hasill pendapatan, dan sisa usaha. Contoh Kegiatan Usaha dan Akunting Seorang Bidan – Anita, akan memulai membuka praktik Bidan. Kegiatan 1 – Anita memasukkan uang pribadinya sebesar Rp. 10.000.sebagai modal awal usahanya Dari kegiatan 1 dapat disimpulkan bahwa usaha bidan Anita mendapatkan uang tunai sebesar Rp. 10.000,-. Uang ini akan digunakan untuk menjalankan usahanya. Penerimaan uang yang berasal dari kegiatan 1 dicatat melalui persamaan akunting sebagai berikut: KAS = 10.000 = MODAL ANITA 10.000 Kegiatan 2 – Anita mengajukan permohonan kredit ke bank, dan telah mendapatkan dananya sebesar Rp.20.000,Jika modal dari pemilik masih belum cukup untuk melakukan usaha, Anita dapat memperoleh sumber pembelanjaan dari pinjaman, misalnya dengan 7 mengajukan kredit dari bank. Kegiatan 2 dicatat melalui persamaan akunting sebagai berikut: KAS = 30.000 = UTANG BANK + MODAL ANITA 20.000 + 10.0000 Kegiatan 3 – Anita membeli peralatan & perlengkapan klinik sebesar Rp.25.000,Dalam kegiatan 3 ini bidan Anita menggunakan uang yang dimiliki untuk membeli peralatan dan perlengkapan klinik. Jelas bahwa dari kegiatan ini uang tunai harus dikeluarkan. Dari kegiatan 3 ini usaha bidan Anita memiliki kekayaan (harta) berupa peralatan dan perlengkapan klinik. Persamaan akuntingnya dapat dilihat sebagai berikut: KAS + PERALATAN KLINIK = UTANG BANK + MODAL ANITA 5.000 + 25.000 = 20.000 + 10.000 Dari persamaan diatas menunjukkan bahwa: Usaha bidan Anita memiliki harta (kekayaan) sejumlah Rp.30.000,berupa uang kas sebesar Rp.5000,- dan peralatan - perlengkapan klinik sebesar Rp.25.000, Sumber pembelanjaan dari harta (kekayaan) tersebut berasal dari utang bank sebesar Rp.20.000,- dan setoran modal Anita sebesar Rp.10.000,Kegiatan 4 – Anita membayar gaji karyawan, air, listrik dll sebesar Rp.1000,Pengeluaran yang diakibatkan dari kegiatan 4 ini mengurangi kekayaan perusahaan dimiliki oleh penyedia modal. Persamaan akuntingnya jadi: KAS + PERALATAN KLINIK = UTANG BANK + MODAL ANITA 4.000 + 25.000 = 20.000 + 9.000 Kegiatan 5 – Dengan menggunakan perlengkapan dan peralatan klinik yang dimiliki Anita menerima pasien dan sampai dengan saat ini telah memperoleh pendapatan sebesar Rp.4.000,- 8 Perdapatan sebesar 4.000,- ini merupakan penambahan kekayaaan usaha bidan Anita dalam bentuk penambahan kas. Kekayaan ini dimiliki oleh Anita yang menyediakan modal. Jadi kekayaan yang berasal dari kegiatan usaha bidan Anita akan menambah modal bidan Anita. Persamaan akuntingnya manjadi sebagai berikut: KAS + PERALATAN KLINIK = UTANG BANK + MODAL ANITA 8.000 + 25.000 = 20.000 + 13.000 Kegiatan 6 – Bidan Anita mengangsur pengembalian kredit sebesar Rp.1.500,-. Pembayaran angsuran yang dilakukan bidan Anita mengakibatkan pula berkurangnya utang kepada bank. Persamaan akuntingnya menjadi sebagai berikut: KAS + PERALATAN KLINIK = UTANG BANK + MODAL ANITA 6.500 + 25.000 = 18.500 + 13.000 Kegiatan 7 – Anita mengambil uang Rp.1000,- untuk keperluan keluarganya Kegiatan 7 ini mengakibatkan pengeluaran uang sebesar Rp.1000,-. Dengan pengambilan uang ini maka modal bidan Anita yang ditanamkan dalam usahanya berkurang Rp.1000,Persamaan akuntingnya menjadi: KAS + PERALATAN KLINIK = UTANG BANK + MODAL ANITA 5.500 + 25.000 = 18.500 + 12.000 Sampai dengan kegiatan 7 – Ikhtisar posisi keuangan usaha bidan Anita dapat digambarkan sebagai berikut: Kekayaan (Harta) yang dimiliki berjumlah Rp.30.500,- terdiri dari uang tunai (kas) Rp.5.500,- dan peralatan klinik Rp.25.000, Sumber Pembelanjaan berasal dari utang bank sebesar Rp.18.500,- dan setoran modal pemilik Rp.12.000,Demikian seterusnya setiap kegiatan usaha bidan Anita yang berkaitan dengan kekayaan usahanya berupa transaksi keuangan pasti akan mengakibatkan 9 penambahan atau pengurangan terhadap kekayaan dan sumber pembelanjaannya (modal). Dalam pencatatan akunting berlaku prinsip persamaan akunting, dimana: HARTA (KEKAYAAN) = SUMBER PEMBELANJAAN Sumber pembelanjaan bisa berasal dari modal sendiri maupun dari pinjaman (utang), sehingga persamaan dapat disebut: HARTA = UTANG + MODAL Didalam akunting transaksi biasanya dibagi dan di catat dalam beberapa kelompok 1. Harta, Lancar, terdiri dari: Kas, Piutang dan Stock Harta tetap, terdiri dari: Peralatan, gedung, tanah 2. Utang: Utang dagang, Gaji yang masih harus dibayar, Utang pajak, Kredit investasi 3. Modal: Modal pemilik dan Laba ditahan 4. Pendapatan: Hasil penjualan 5. Biaya: Gaji, Pembayaran, dll Untuk mempermudah pencatatan dan transaksi maka kepada setiap sarana tersebut diberi kode, biasanya berupa nomer, lembaran atau kartu untuk mencatat semua tansaksi itu dinamakan Akun, account. Jadi setiap sarana mempunya nama akun dan nomer akun seperti contoh berikut 10 Kelompok Akun Nama Akun Nomor Akun Harta Kas 11 Piutang 12 dst Utang Utang dagang 21 Gaji 22 Dst Modal Modal A 31 Modal B 32 Dst Untuk mempermudah pencatatan dan transaksi maka kepada setiap sarana tersebut diberi kode, biasanya berupa nomer, lembaran atau kartu untuk mencatat semua tansaksi itu dinamakan Akun, account. Jadi setiap sarana mempunya nama akun dan nomer akun seperti contoh berikut Kelompok Akun Harta Nama Akun Nomor Akun Kas 11 Piutang 12 dst Utang Utang dagang 21 11 Gaji 22 Dst Modal Modal A 31 Modal B 32 Dst Untuk mencatat setiap transaksi kedalam akun masing masing, maka masing masing akun dibagi menjadi 2 sisi, yaitu sebelah kanan sesi debit dan sebalah kiri sesi kredit. Jika terjadi transaksi (penambahan atau pengurangan) dari sarana maka lembaran/kartu akun dan sarana tersebut harus diisi. Dimana mengisikannya, disisi debet atau disisi kredit? Hal ini tergantung kepada jenis kelompok akun tersebut. Kalau sarana itu sub kelompok Harta dan Biaya maka ia akan ditempatkan pada sisi yang berlainan dengan transaksi dari sub kelompok utang, modal, dan pendapatan. Penambahan pada sub kelompok Harta dan biaya diletakkan pada kolom Debet sedangkan pengurangan pada kolom kredit. Sementara pada sub kelompok utang, modal dan pendapatan penambahan diletakkan pada kolom kredit sedangkan pengurangan diletakkan pada kolom kredit. Laporan Keuangan Bentuk laporan keuangan banyak ragamnya, tetapi yang paling berguna adalah laporan yang berupa neraca dan laporan tentang perhitungan laba dan rugi. Kedua laporan ini tidak hanya penting untuk kepenting anda sendiri, tetapi juga untuk pihak yang berkepentingan dengan usaha anda, misalnya : pihak bank, pihak supplier (pemasok), pihak penarik pajak dan sebagainya 12 Dengan adanya neraca dan perhitungan laba/rugi anda dapat menarik banyak kesimpulan tentang: Apa yang telah terjadi Hal-hal yang sudah baik atau belum efektif dan efisien Neraca Neraca adalah laporan keuangan yang menggambarkan posisi keuangan pada satu saat tertentu. Neraca menggambarkan posisi : Harta Utang Modal Pada saat tertentu (bisa dibuat setiap akhir tahun anggaran). Namun tidak tertutup kemungkinan bila usaha anda baru mulai atau cepat berkembang, anda memerlukan gambaran tersebut diatas pada pertengahan tahun, bahkan mungkin juga anda perlu melihat pada kuartal demi kuartal, tergantung pada kebutuhan. 13 Contoh bentuk neraca Neraca per 31 Desember 2004 (dalam ribuu rupiah) Harta Utang Harta Lancar Untang Lancar Pinjaman jangka pendek Kas 2.500 Utang dagang Bank Pulang 7.500 Utang pajak Jumlah Utang lancar Stock 7.500 17.500 2.500 27.500 Biaya Bayar dimuka 15.000 Jumlah Harta Lancar 75.000 25.000 125.000 Utang Jangka Panjang 14 Harta Tetap Kendaraan 40.000 Peralatan dan bangunan 80.000 Tanah 20.000 Jumlah Harta Tetap Jumlah Harta 140.000 265.000 Kredit profesi 80.000 Koperasi 50.000 Jumlah Utang jk panjang 130.000 Modal Modal setoran 85.000 Laba tahun lalu 10.000 Laba tahun ini 12.500 Jumlah Modal 107.000 Jumlah Utang dan Modal 265.000 Pengertian : 1. Laporan diatas dinamakan Neraca (Balance Sheet), karena adanya kesninambungan antara jumlah harta dengan jumlah utang dan modal. 2. Harta Lancar adalah setiap harta perusahaan yang digunakan dalam operasi usaha dalam jangka waktu singkat, yakni tidak lebih dari satu tahun. Artinya perubahan dari uang tunai menjadi barang dan kemudian dapat dicairkan kembali menjadi uang tinai tidak leih dari satu tahun. Termasuk didalam harta lancer diantaranya : uang tunai, surat berharga yang dapat dijual, piutang dagang, persediaan barnag untuk dijual, pembayaran dimuka, persedian keperluan kantor dsb. 3. Harga Tetap adalah harta yang digunakan untuk jangka waktu panjang, dan biasanya tidak akan dijual lagi. Nilai yang ditulis dalam neraca adalah nilai 15 buku, jadi sudah dikurangi dengan penyusutan (depresiasi). Yang termasuk harta tetap misalnya peralatan (equipment) seperti tempat tidur, peralatan medis, meja, kursi, computer, dsb, bangunan ; tanah, mesin, dsb. 1. Kelompok Utang terbagi menjadi Utang jangka pendek, yang jangka waktu pelunasannya tidak lebih dari satu tahun (misalnya utang dagang, kredit modal kerja, penerimaan dimuka dsb), dan utang jangka panjang yang kewajiban pelunasannya lebih dari satu tahun (misalnya obligasi, kredit investasi, dsb) 2. Modal – merupakan hak pemilik atas harta usaha. Didalamnya termasuk rugi atau laba yang diderita atau didapat dari usaha 3. Nilai Stock diisi dengan Nilai biaya atau nilai jual yang biasanya menurut harga terkecil dari kedua nilai tesebut. Biasanya masih dikurangi lagi dengan kurang lebih 10% untuk mengantisipasi akibat kerusakan, susut, kadaluwarsa dsb. 4. Nilai piutang dapat dikurangi dengan kemungkinan adanya piutang ragu-ragu atau piutang yang tidak tertagi Pada contoh tranksaksi Bidan Anita neracanya dapat digambarkan sebagai berikut: Neraca Bidan Anita Per 31 Agustus 2005 Harta Kas Utang & Modal 5,500 Utang Bank 18,500 16 Perlengkapan 2,500 Modal 12,000 Total Harta 30,500 Total Utang & Modal 30,500 Analisis Neraca Untuk keperluan pengendalian manajemen, neraca perlu dianalisa. Beberapa Analisis yang sangat umum adalah: 1. Current Ratio (Rasio Harta Lancar) Rasio Harta Lancar = Harta lancer/Utang Lancar Rasio ini memberikan informasi tentang kesanggupan untuk memenuhi kewajiban membayar utang jangka pendek Rasio Harta lancar Bidan Anita = 5500/18500 = 29,7% Semakin besar nilai Rasio Lancar menunjukan semakin besar kemampuan untuk membiayai operasional usaha 2. Return on Investment (Laba atas investasi) Laba atas investasi = laba/jumlah dana (total assef) Rasio ini merupakan ukuran keberhasilan pimpinan dalam mengelola usaha ROI Bidan Anita = 2000/12000 = 16.67% Semakin besar ROI menunjukan usaha semakin menguntungkan. Sebagai indikator sederhana bila ROI lebih besar dari suku bunga bank berarti usaha patut dipertahankan, karena lebih daripada menyimpan uang di bank. Namun setiap usaha memiliki karakteristik ROI berbeda – beda 17 3. Working Capital (Modal Kerja) Working Capital = Harta lancar – Utang lancar Rasio ini menujukan dana yang digunakan untuk operasional usaha (dana yang berputar cepat) Working Capital Bidan Anita = 15500 – 18500 = (13000) Asumsinya semua utang bidan Anita adalah Utang lancar, yatu utang yang harus dilunasi dalam kurun waktu kurang dari 1 tahun. Modal kerja negatif tidak menunjukan indikasi yang baik. Idealnya modal kerja seharusnya positif. Oleh karenanya sebagai patokan sederhana untuk pembiayaan investasi (misalnya untuk pembilian property tanah, rumah, peralatan, dsb) yang bersifat jangka panjang, usahakan untuk mendapatkan utang (kredit) investasi, bukan kredit modal kerja. Laporan Perhitungan Laba/Rugi Bila kita hanya melihat pada neraca saja, kita belum dapat mengetahui sebab-sebab terjadinya keuntungan atau kerugian. Untuk itu perlu disusun laporan lain yang memberikan informasi tentang hasil pendapatan dari jasa beserta biaya-biayanya. Laporan tersebut dinamakan Perhitungan Laba/Rugi (Income Statement). Berikut perhitungan Laba/Rugi secara sederhana dapat dilihat sebagai berikut: Praktek Bidan Amanah Income Statement 2004 Pendapatan Pelayanan KB 2.000.000 18 Penjualan obat-obatan 1.500.000 Pelayanan Kehamilan-Melahirkan 3.000.000 Pelayanan lain-lain 2.000.000 Total Pendapatan 8.500.000,- 100% Biaya Gaji 1.500.000 Perlengkapan Pelayanan 1.000.000 Telepon, listrik, air 1.000.000 Biaya Lain-lain 1.000.000 Total Biaya 4.500.000,- 53% Pendapatan Bersih (Net Income) 4.000.000,- 47% Ikhtisar Laba Rugi Bidan Amanah dapat dilihat sebagai berikut: Pendapatan 4.000 Biaya listrik,air, gaji 1.000 Laba usaha 3.000 Pembagian laba 1.000 Laba bersih 2.000 Analisa Perhitungan Laba/Rugi Usaha keperluan pengendalian perhitungan laba/rugi dianalisa denganmenggunakan rasio dimana pendapatan=100%. Seperti contoh diatas, 19 pendapatan bersih (laba sebelum pajak) sebesar 47% dapat dianggap sangat baik. Manajemen Kas Bisa terjadi suatu ketika mengalami kesulitan keuanga, padahal jumlah konsumen yang datang cukup banyak serta cukup menguntungkan pula. Biasanya hal ini terjadi karena kita terlalu disibukkan oleh urusan operasional dan mengabaikan perencanaa keuangan. Perencanaan keuangan bertujuan agar selalu tersedia dana pada saat dibutuhkan. Perencanaan Kas Agar usaha anda dapat bertahan dan memiliki daya hidup sehat, anda sebaiknya mampu mengetahui dan meramaikan berapa dan kapan uang tunai dibutuhkan. Dengan demikian anda dapat mengetahui dan merencanakan dari mana uang itu. Berapa besar dan kapan harus disediakan. Apabila telah dapat diketahui / diramaikan akan terjadi kekurangan uang tunai anda dapat melakukan upaya untuk menutupi kekurangan itu jauh hari sebelumnya. sehingga kekosongan kas secara mendadak dapat dihindari. Apabila usaha anda ternyata terus berkembang, suatu waktu mungkin anda memerlukan tambahan dana untuk investasi. dalam hal ini anda harus mampu merencanakan kebutuhan ini. sehingga dana investasi tersebut tidak akan mengganggu likuiditas dan operasi yang berjalan. Dilain sisi, terlalu banyak uang tunai dalam usaha anda juga bukan merupakan kebijjakan yang baik, karena menunjukkan kurang manfaat, kurang menguntungkan dan hal ini sebaiknya juga sudah dapat diketahui dan diramalkan jauh sebelum penumpukan itu terjadi. 20 Arus Kas Perencanaan uang tunai atau kas dalam praktek manajemen bertujuan untuk memperkirakan semua sumber uang tunai yang dapat dikumpulkan dalam usaha anda, serta mengetahui keperluan (untuk tujuan apa) kas itu digunakan dalam kurun waktu tertentu, misalnya mingguan, bulanan. Jika anda merencanakan arus uang tunai yang masuk dan keluar dari usaha anda serta melihat apakah akan ada kesulitan dalam memenuhi kewajiban tersebut. jelas sekali bahwa anda harus memperkirakan tentang pendapatan dari konsumen. hasil tagihan piutang, serta pendapatan lainnya. Demikian pula anda harus memperkirakan pengeluaran untuk pembelian perlengkapan, membayar listrik, membayar gaji bila ada, dsb. Secara sederhana Arus Kas ini biasanya dicatat dalam Buku Kas, seperti contoh terlampir. Modifikasi dan penyederhanaan dari pencatatan Arus Kas bisa dibuat sesuai dengan kebutuhan, seperti berikut ini : 1. Pencatatan Penerimaan/Pendapatan Hari/Tgl Pasien Pelayanan Penerimaan 01 Feb 06 1. Ny. Ani Suntik KB 10000 2. Ny. Budi Periksa Hamil 10000 3. Ny. Chandra Suntik KB 10000 Dst 2. Pencatatan Pengeluaran Anggaran Arus Kas 21 Anggaran Arus Kas perlu dibuat untuk mengetahui kebutuhan kas dari waktu kewaktu, dengan tujuan agar likuiditas dan daya laba tetap terjaga. Seperti telah diutarakan, dalam menyusun anggaran arus kas anda harus membuat perkiraan-perkiraan : 1) Perkiraan Penerimaan Dalam meramalkan besarnya penerimaan maka ada beberapa sumber penerimaan yang perlu anda perkirakan: Perkiraan pemasukan/ pendapatan dari pelayanan kepada konsumen. Perkiraan konsumen melunasi hutang, kalau ada beberapa konsumen anda berhutang. Dalam hal ini anda harus menggariskan kebijakan perkreditan kepada konsumen anda (berapa lama angsuran yang diperbolehkan, berapa besar angsuran dsb). Penerimaan dari sewa, menjual harta, penerimaan bunga deposito dan sumber-sumber penerimaan lain, semuanya wajib anda cantumkan dalam anggaran Penerimaan Kas. 2) Perkiraan Pengeluaran Dalam meramalkan besarnya pengeluaran maka anda harus mengidentifikasi seluruh pos – pos pengeluaran, seperti : Pembelian bahan dan perlengkapan pelayanan Pembayaran gaji Pembayaran utang ke bank Biaya pemeliharaan (bangunan, peralatan, barang, dsb) Dan pengeluaran umum lainnya 22 Semua jenis – jenis pengeluaran ini harus dicantumkan dalam Anggaran Pengeluaran Kas. 3) Arus Kas Netto (Saldo Kas) Selisih antara pengeluaran dan penerimaan kas dari waktu ke waktu merupakan Arus Kas Netto atau sediaan uang tunai untuk tiap – tiap waktu. Satu hal penting yang harus anda pahami, Arus Kas Netto bukanlah laba(keuntungan) atau sisa usaha anda. Anggaran Arus Kas sama sekali bukan perhitungan laba rugi. Kebijakan Arus Kas Kebijakan arus kas yang penting berkaitan dengan sisa arus kas. Dalam meninjau sisa arus kas ini anda harus menarik garis pedoman. Berapa sisa arus kas minimal yang harus ada. Jika sampai terjadi kurang dari titik minimal arus kas, harus jelas cara yang akan ditempuh untuk menghindari kekurangan kas, yang dapat diperoleh dari sumber-sumber luar. Kelebihan Kas- perlu pula ditetapkan kebijakan kemana kelebihan kas itu perlu disalurkan agar uang tersebut tetap produktif (menguntungkan) Contoh bentuk Anggaran Arus Kas Susunan Anggaran Arus Kas dapat anda buat berupa kolom-kolom bulan per bulan dengan semua kolom diisi angka-angka ramalan/perkiraan atau estimasi. Akan tetapi kalau anda ingin segera membandingkan ramalan/estimasi dengan kenyataan maka kolom bulanan dapat anda bagi menjadi 2 kolom, untuk diisi dengan estimasi, sedang kolom lainnya adalah 23 kolom kosong yang pada akhir bulan diisi dengan angka-angka nyata dari realisasi yang sudah tercapai Keterangan Saldo kas awal bulan JANUARI FEBRUARI Perkiraan Realisasi Perkiraan Realisasi (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) 500.000 300.000 Penerimaan Tagihan piutang ................... 100.000 ................... 600.000 ................... 650.000 ................... Pinjaman dari bank - ................... - ................... Sumber-sumber lain - ................... - ................... 1.100.000 ................... 1.050.000 ................... Utang supplier 100.000 ................... 75.000 ................... Pembelian obat-obatan 200.000 ................... 175.000 ................... Honor 200.000 ................... 200.000 ................... Pengembalian pinjaman bank 100.000 ................... 100.000 ................... Pengeluaran umum 200.000 ................... 200.000 ................... Jumlah pembayaran 800.000 ................... 750.000 ................... Saldo kas akhir bulan 300.000 ................... 350.000 ................... Pendapatan tunai Jumlah sediaan kas Pembayaran Dengan membuat anggaran arus kas secara tertulis, maka anda dengan mudah dapat menjawab pertanyaan dibawah ini: 1. apakah anda perlu tambahan uang tunai? 24 2. kapan anda memerlukan tambahan uang tunai tersebut? 3. berapa banyak uang tunai yang anda perlukan? 4. berapa lama anda memerlukannya? 5. bagaimana dan kapan anda dapat membayar utang kembali? Bagi anda sendiri anggaran kas tertulis itu sebenarnya telah mendorong anda untuk mengantisipasi masalah sebelum terlambat. Ada juga dapat menggunakan anggaran arus kas sebagai alat pengendali, karena pada setiap akhir bulan anda akan mencatat pergerakan uang yang terjadi, membandingkan anggaran dengan kenyataan dan kemudian mengambil tindakan koreksi apabila terjadi penyimpangan dari anggaran. Banyak orang yang mengatakan bahwa kegagalan suatu usaha seringkali berkaitan dengan kemalasan atau ketidakmampuan dalam mengendalikan keuangannya. Sebaiknya hal ini bisa anda hindari. Dengan memiliki anggaran arus kas ini maka anda memperoleh jaminan dalam beberapa hal : 1. Anda telah memiliki alat pengaman yang dapat memberikan tanda bahaya segera pada saat anda keluar dari rel pengendalian. 2. Tanggungjawab untuk efisiensi prestasi dalam pengeluaran uang. 3. Keuntungan usaha telah diamankan karena pengeluaran telah dibatasi oleh pendapatan. 4. Semua tahapan dalam usaha anda telah diawasi agar kebocorankebocoran penyedot keuntungan telah dapat diminimalkan. 5. Anda telah siap berunding dengan bank atau lembaga keuangan lainnya karena rencana pengembalian telah dapat diuraikan secara jelas didalam anggaran. 25 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Pengelolaan keuangan merupakan kegiatan mengatur keuangan yang meliputi pencatatan, perencanaan serta pelaksanaan dalam pertanggung jawaban pelaporan keuangan, dimulai dari mendapatkan dana sampai dengan penggunaan dana, untuk mencapai tujuan keuangan di masa yang akan datang. Tujuannya untuk mengontrol suatu arus keuangan dalam suatu perusahaan agar semakin berkembang. Sebagai seorang entrepreneur atau yang mendalami profesi kewirausahaan dalam menjalankan sebuah usaha pasti perlu pengetahuan yang berkaitan dengan seluk beluk wirausaha yang akan dijalani. Salah satu faktor penting dalam sebuah usaha untuk mengelola keuangan yaitu memiliki komitmen yang sangat baik untuk melakukan aktifitas pengelolaan suatu arus kas perusahaan tersebut demi kelancaran keuangan perusahan tersebut. B. Saran Dalam mulai usaha hendaknya lebih mengetahui tentang komponenkomponen dalam mendirikan suatu usaha. Salah satunya adalah modal.Modal merupakan bagian terpenting karena tanpa modal, suatu perusahaantidak akan dapat berjalan. Sehingga bagi para pemula dalam mendirikanusaha sebaiknya lebih mengenal bagaimana jenis dan bentuk modal, caramendapatkan modal dan bagaimana mengelola dan mengevaluasi modalusaha agar tidak mengalami kerugian sehingga usaha akan berjalan dengan baik. 26 DAFTAR PUSTAKA Widyaningsih, Astuti. 2006. Manajemen Pelayanan Kebidanan Mandiri. Jakarta: YPKP. http://eprints.uny.ac.id/8760/3/bab%202%20-08404244001.pdf diunduh pada 25 Oktober 2019 pukul 16.00 WIB http://digilib.unila.ac.id/5943/16/BAB%20II.pdf diunduh pada 26 Oktober 2019 pukul 10.00 WIB 27