Pokja Pelayanan dan Asuhan Pasien (PAP) RSUD dr H Marsidi Judono Pasien terminal adalah suatu kondisi pasien pada suatu penyakit atau stadium penyakit terminal (menjelang akhir hayat) yang secara keilmuan tidak bisa disembuhkan lagi dengan progesifitas penyakit mengarah ke kondisi yang terus memburuk atau kematian Pasien yang dalam proses kematian mempunyai kebutuhan khusus untuk dilayani dengan penuh hormat dan kasih. Untuk mencapai ini semua staf harus sadar akan uniknya kebutuhan pasien dalam keadaan akhir kehidupannya. Perhatian terhadap kenyamanan dan martabat pasien mengarahkan semua aspek asuhan selama stadium akhir hidup. 1. Denial (pengingkaran): Dimulai ketika orang disadarkan bahwa ia akan meninggal dan dia tidak dapat menerima informasi ini sebagi kebenaran, dan bahkan mungkin mengingkarinya. 2. Anger (Marah): Terjadi ketika pasien tidak dapat lagi mengingkari kenyataan bahwa ia akan meninggal 3. Bargaining (Tawar Menawar): Merupakan tahapan proses berduka dimana pasien mencoba menawar waktu untuk hidup 4. Depression (Depresi): Tahap dimana pasien pasien datang dengan kesadaran penuh bahwa ia akan segera mati. Ia sangat sedih karna memikirkan bahwa ia tidak akan lama lagi bersama keluarga dan teman teman. 5. Acceptance (Penerimaan): Merupakan tahap selama pasien memahami dan menerima kenyataan bahwa ia akan meninggal dan ia berusaha keras untuk menyelesaikan tugas tugasnya yang belum selesai. Pasien yang menuju akhir hidupnya, dan keluarganya, memerlukan asuhan yang terfokus akan kebutuhan mereka yang unik. Pasien dalam tahap terminal dapat mengalami gejala yang berhubungan dengan proses penyakit atau terapi kuratif atau memerlukan bantuan yang berhubungan dengan masalah-masalah psikososial, spiritual dan budaya yang berkaitan dengan kematian dan proses kematian. Keluarga dan pemberi pelayanan dapat diberikan kelonggaran dalam melayani anggota keluarga pasien yang sakit terminal atau membantu meringankan rasa sedih dan kehilangan. Intervensi pelayanan pasien untuk mengatasi nyeri. Memberikan pengobatan sesuai dengan gejala dan mempertimbangkan keinginan pasien dan kelurga. Menyampaikan secara hati-hati soal sensitif seperti autopsi atau donasi organ. Menghormati nilai, agama, serta budaya pasien dan kelurga. Mengajak pasien dan kelurga dalam semua aspek asuhan. Memperhatikan keprihatinan psikologis, emosional, spiritual, serta budaya pasien dan keluarga.