2.7 Pusat Sterilisasi Perlengkapan Medik 2.7.1 Definisi Instalasi pusat sterilisasi adalah unit pelayanan non-struktural yang berfungsi memberikan pelayanan sterilisasi yang sesuai standar/pedoman dan memenuhi kebutuhan barang steril di rumah sakit. Instalasi pusat sterilisasi ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit sesuai kebutuhan rumah sakit (Depkes RI, 2009). 2.7.2 Tugas CSSD Tanggung jawab pusat sterilisasi bervariasi tergantung dari besar kecilnya rumah sakit, struktur organisasi dan proses sterilisasi. Tugas utama pusat sterilisasi adalah: (Depkes RI, 2009) 1. Menyiapkan peralatan medis untuk perawatan pasien. 2. Melakukan proses sterilisasi alat/bahan. 3. Mendistribusikan alat-alat yang dibutuhkan oleh ruanggan perawatan, kamar operasi maupun ruangan lainnya. 4. Berpartisipasi dalam pemilihan peralatan dan bahan yang aman dan efektif serta bermutu. 5. Mempertahankan stock inventory yang memadai untuk keperluan parawtaan pasien. 6. Mempertahankan standar yang telah ditetapkan. 7. Mendokumentasikan setiap aktivitas pembersihan, disinfeksi maupun sterilisasi sebagai bagian dari program upaya pengendalian mutu. 8. Melakukan penelitian terhadap hasil sterilisasi dalam rangka pencegahan dan pengendalian infeksi bersama dengan panitia pengendalian infeksi nosokomial. 9. Memberikan penyuluhan tentang hal-hal yang berkaitan dengan masalah sterilisasi. 10. Menyelenggarakan pendidikan dan pengembangan staff instalasi pusat sterilisasi baik yang bersifat intern maupun ekstern. 11. Mengevaluasi hasil sterilisasi. 2.7.3 Aktivitas Fungsional Pusat Sterilisasi Alur aktivitas fungsional dari pusat sterilisasi secara umum dapat digambarkan sebagai berikut: (Depkes RI, 2009) 1. Pembilasan: pembilasan alat-alat yang telah digunakan tidak dilakukan di ruang perawatan. 2. Pembersihan: semua peralatan pakai ulang harus dibersihkan secara baik sebelum dilakukan proses disinfeksi dan sterilisasi. 3. Pengeringan: dilakukan sampai kering. 4. Inspeksi dan pengemasan: setiap alat bongkar pasang harus diperiksa kelengkapannya, sementara untuk bahan linen harus diperhatikan densitas maksimumnya. 5. Memberi label: setiap kemasan harus mempunyai label yang menjelaskan isi dari kemasan, cara sterilisasi, tanggal sterilisasi dan kadaluarsa proses sterilisasi. 6. Pembuatan: membuat dan mempersiapkan kapas serta kasa balut yang kemudian akan disterilkan. 7. Sterilisasi: sebaiknya diberikan tanggung jawab kepada staff yang terlatih. 8. Penyimpanan: harus diatur secara baik dengan memperhatikan kondisi penyimpanan yang baik. 9. Distribusi: dapat dilakukan sebagai sistem distribusi sesuai dengan rumah sakit masing-masing. Untuk melaksanakan aktivitas tersebut diatas dengan lancar dan baik sesuai dengan tujuan pusat sterilisasi, maka diperlukan kontrol dan pemeliharaan yang teratur terhadap mesin/alat sterilisasi. 2.7.4 Struktur Organisasi Instalasi pusat sterilisasi dipimpin oleh seorang kepala instalasi (dalam jabatan fungsional) dan bertanggung jawab langsung kepada wakil direktur penunjang medik. Untuk rumah sakit swasta, struktur organisasi dapat mengacu pada struktur organisasi pemerintah. Besar kecilnya instalasi ditetapkan berdasarkan beban kerja yang selanjutnya dijabarkan dalam jenis/kegiatan pekerjaan dan volume pekerjaan. Kepala instalasi pusat sterilisasi dibantu oleh sekurang-kurangnya: (Depkes RI, 2009) - Penanggung jawab administrasi - Sub Instalasi Dekontaminasi, Sterilisasi & Produksi - Sub Instalasi Pengawasan Mutu, Pemeliharaan Sarana & Peralatan, K3 dan Diklat - Sub Instalasi Distribusi Kepala Instalasi Pusat Sterilisasi Penanggung Jawab Administrasi Sub Instalasi Dekontaminasi, Sterilisasi & Produksi Sub Instalasi Pengawasan Mutu, Pemeliharaan Sarana & Peralatan, K3 dan Diklat Sub Instalasi Distribusi Gambar Bagan Struktur Organisasi Instalasi Pusat Sterilisasi 2.7.5 Lokasi Instalasi Pusat Sterilisasi Lokasi instalasi pusat sterilisasi sebaiknya berdekatan dengan ruangan pemakai alat/bahan steril terbesar di rumah sakit. Penetapan/pemilihan lokasi yang tepat berdampak pada efisiensi kerja dan meningkatkan pengendalian infeksi, yaitu dengan meminimumkan risiko terjadinya kontaminasi silang serta mengurangi lalu lintas transportasi alat steril. Untuk rumah sakit yang berukuran kecil, lokasi pusat sterilisasi sebaiknya berada dekat/di wilayah kamar operasi sesuai fungsinya, dan diupayakan lokasinya dekat dengan laundry (Depkes RI, 2009). Depkes RI. 2009. Pedoman Instalasi Pusat Sterilisasi (Central Sterile Supply Department/CSSD) di Rumah Sakit. Jakarta: Depkes RI.