Uploaded by iifsy

tujuan, daste, preform z.a

advertisement
A. TUJUAN

Mahasiswa mampu membuat sediaan steril injeksi asam folat dengan
metode sterilisasi akhir

Mahasiswa mampu menghitung formula dan tonisitas suatu sediaan steril.

Mahasiswa mampu melakukan evaluasi sediaan steril.
B. DASAR TEORI
Steril adalah suatu keadaan dimana tidak terdapat lagi mikroorganisme.
Sterilitas adalah karakteristik yang disyaratkan untuk sediaan farmasetik bebas
dari mikroorganisme hidup karena metode, wadah atau rute pemakaian
(Genaro,2000).
Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh atau memusnahkan semua
mikroorganisme atau jasad renik yang ada, sehingga jika ditumbuhkan dalam
suatu medium tidak ada lagi mikroorganisme atau jasad renik yang dapat
berkembang biak (Pelczar,2008).
Sterilisasi adalah suatu proses yang dilakukan terhaap sediaan farmasetik
berarti penghancuran sempurna seluruh mikroorganisme dan sporanya atau
penghilangan mikroorganisme dari sediaan (Ansel,1989).
Sediaan injeksi merupakan sediaan steril berupa larutan, emulsi, suspensi,
atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum
digunakan secara parenteral, suntikan dengan cara menembus atau merobek
jaringan ke dalam atau melalui kulit atau selaput lendir (Lukas,2006).
Macam sterilisasi yang umum digunakan di laboratorium yaitu sterilisasi
panas dengan tekanan atau sterilisasi uap (autoklaf) dan sterilisasi panas kering
(oven). Pada sterilisasi uap, kita sebenarnya memanfaatkan uap jenuh pada
tekanan tertentu selama waktu dan suhu tertentu pada suatu objek, sehingga
terjadi pelepasan energi panas dari uap yang mengakibatkan denaturasi atau
koagulasi protein sel. Sterilisasi yang demikian merupakan sterilisasi yang efektif
dan ideal karena uap merupakan pembawa (carrier) energi paling efektif dan
semua lapisan pelindung luar mikroorganisme dapat dilunakkan, sehingga
memungkinkan terjadinya koagulasi, selain itu bersifat nontoksik, mudah
diperoleh dan mudah dikontrol (Lukas, 2006).
Proses sterilisasi panas kering terjadi melalui mekanisme konduksi panas.
Panas akan diabsorpsi oleh permukaan luar alat yang disterilkan, lalu merambat
ke bagian dalam permukaan sampai akhirnya suhu untuk sterilisasi tercapai.
Sterilisasi panas kering biasanya digunakan untuk alat alat atau bahan yang
dengan uap tidak terpenetrasi secara mudah atau untuk peralatan yang terbuat dari
kaca. Pada sterilisasi panas kering, pembunuhan mikroorganisme terjadi melalui
mekanisme oksidasi sampai terjadinya koagulasi protein sel. Karena panas dan
kering kurang efektif dalam membunuh mikroba dibanding autoklaf, maka
sterilisasi memerlukan suhu yang lebih tinggi dan waktu yang lebih panjang
(Lukas, 2006).
Wadah untuk sediaan injeksi dibagi menjadi dua macam antara lain : dosis
tunggal (single dose) dan dosis ganda (multiple dose). Wadah dosis tunggal
adalah wadah yang kedap udara yang mempertahankan jumlah obat steril yang
dimaksudkan untuk pemberian parenteral sebagai dosis tunggal. Dan yang bila
dibuka tidak dapat ditutup rapat kembali dengan jaminan tetap steril. Sedangkan
wadah dosis ganda adalah wadah yang memungkinkan pengambilan isinya
perbagian berturut-turut tanpa terjadi perubahan kekuatan, kualitas atau
kemurnian bagian yang tertinggal. Wadah dosis ganda dilengkapi dengan penutup
karet dan plastik untuk memungkinkan penusukan jarum suntik tanpa membuka
atau merusak tutup. Bila jarum ditarik kembali ke wadah, lubang bekas tusukan
akan tertutup rapat kembali dan melindungi isi dari pengotoran udara bebas
(Ansel,2005)
C. FORMULA LENGKAP
Acidum Folicum
0,5%
Natrii Chloridum
0,8283%
Dinatrii Edetas
0,05%
Natrii hydroxidum 0,1N ad larut
Aqua Pro Injection
ad 10 ml
D. SPESIFIKASI
1. Zat Aktif
a) Acidum Folicum
Nama Lain
Asam Folat
BM
441,40
Rumus Molekul
C19H19N7O6
Pemerian
Serbuk hablur kuning, kuning kecoklatan, atau
jingga kekuningan, tidak berbau.
Kelarutan
Sangat sukar larut dalam air, tidak larut dalam
etanol, dalam aseton, dalam klororform, dan dalam
eter. Segera larut dalam alkali hidroksida dan
dalam alkali karbonat encer, larut dalam asam
klorida 3 N panas, dan dalam asam sulfat 2 N
panas. Larut dalam asam klorida dan asam sulfat
menghasilkan larutan berwarna kuning pucat
Penyimpanan
Dalam wadah tertutup baik, tidak tembus cahaya
Dosis Lazim
i.m 15 mg/hari.
OTT
Terhadap
oksidator,
reduktor,
logam
berat
(Martindale hal 1647)
PH
8-11 (Martindale hal 1647)
Nama lain
: Asam Folat
BM
: 441,40
Rumus Molekul
: C19H19N7O6
Pemerian
: Serbuk hablur kuning, kuning kecoklatan, atau
jingga kekuningan, tidak berbau.
Kelarutan
: Sangat sukar larut dalam air, tidak larut dalam
etanol, dalam aseton, dalam klororform, dan
dalam eter. Segera larut dalam alkali hidroksida
dan dalam alkali karbonat encer, larut dalam
asam klorida 3 N panas, dan dalam asam sulfat 2
N panas. Larut dalam asam klorida dan asam
sulfat menghasilkan larutan berwarna kuning
pucat.
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik, tidak tembus cahaya.
Dosis Lazim
: i.m 15 mg/hari.
OTT
: Terhadap
oksidator,
reduktor,
logam
berat
(Martindale hal 1647)
PH
: 8-11 (Martindale hal 1647)
Referensi

Ansel, H. C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta:
Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press)

Ansel, H. C., 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi,
diterjemahkan oleh Ibrahim, F.Edisi IV. Jakarta : Penerbit
Universitas Indonesia (UI Press).

Gennaro, A. R. 2000. Remington’s Pharmaceutical Science 18th
Edition. Easton : Marck Publishing Co.

Departemen Kesehatan RI. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV.
Jakarta : Departemen Kesehatan RI.

Lukas, S. 2006. Formulasi Steril. Yogyakarta : Penerbit ANDI.

Martindale. 1982. The Extra Pharmacopeia Twenty-eight Edition.
London: The Pharmaceutical Press

Pelczar, M J and Chan. 2008. Dasar Mikrobiologi. Jakarta
:Universitas Indonesia
Download