Uploaded by febriyantiindah1202

BIPA AKULTURASI BUDAYA

advertisement
Nama
: Indah Febriyanti
NIM
: 2101416042
Rombel
: Dua
Mata Kuliah : Pemahaman Lintas Budaya
AKULTURASI BUDAYA
1. Su Ko Thung (Sekoteng)
Su Ko Thung atau Si Guo Tang berasal dari bahasa Hokkian. Bahasa ini
digunakan secara luas di provinsi Fujian (Hokkien), Taiwan (Taiwan), sebelah
utara Guangdong (Kengtang) dan di Asia Tenggara konsentrasi Tionghoa
perantauan adalah mayoritas berasal dari provinsi Fujian. Artinya, minuman atau
sup yang berisi empat macam buah-buahan yang dikeringkan. . Minuman yang
terbuat dari rebusan gula merah dan jahe ini sejatinya merupakan hidangan tradisi
dari China. Di negeri asalnya, minuman yang bercita rasa hangat ini isinya terdiri
atas empat macam buah yang dikeringkan, yaitu kacang amandel, buah jail, biji
teratai, dan kelengkeng.
Lidah masyarakat Indonesia memang paling lihai mengubah nama-nama.
Pun dengan minuman ini. Jika Sekoteng berisi kacang tanah sangrai, kacang
hijau, pacar cina, dan potongan roti yang disiram air jahe, Sekoteng asli tidak
begitu, karena biji atau buah-buahan ini sulit didapat di Indonesia, isian Sekoteng
pun mengalami penyesuaian.
Nama sekoteng berasal dari bahasa Hokkian, su ko thung atau si guo tang,
yang artinya sup empat buah-buahan. Kemudian, bagi masyarakat tanah air nama
yang terdengar berbeda tersebut dilafalkan menjadi sekoteng.
Menurut legenda, sekoteng mulai dikonsumsi sejak masa Kaisar Qin Shi
Huang, yaitu pada masa Dinasti Qin 221 SM – 206 SM. Ia merasa minuman
tersebut membuat kesehatannya meningkat dan menghangatkan tubuh. Mirip
dengan yang disajikan di tanah air, di negara asalnya, sekoteng disajikan hangat,
namun pada musim dingin. Akan tetapi bisa pula dinikmati di musim panas,
dengan menambahkan es batu.
2. Gambus
Gambus adalah alat musik petik seperti mandolin yang berasal dari Timur
Tengah. Paling sedikit gambus dipasangi 3 senar sampai paling banyak 12 senar.
Di Nusantara, gambus datang bersama syiar Islam dari Semenanjung
Arab. Penggunaan alat musik ini terus berkembang dalam kebudayaan Melayu
hingga saat ini. Gambus dapat ditemukan dalam kesenian-kesenian tradisional di
berbagai daerah di Sumatera. Beberapa daerah yang diketahui menggunakan alat
musik gambus di Indonesia yaitu Aceh, Deli, Belitung, dan Lampung.
Gambus adalah alat musik tradisional yang umum ditemukan dalam
masyarakat Melayu. Alat musik ini dimainkan dengan cara dipetik seperti kecapi
atau gitar. Bagian badan gambus berbentuk seperti labu yang dibelah dua dengan
tiga hingga 12 senar. Susunan senarnya ada yang berupa senar tunggal dan ada
pula yang memiliki senar ganda. Alat musik gambus juga digunakan sebagai
pengiring hiburan khas di berbagai daerah.
3. Balichinesia
Contoh
akulturasi
budaya
dalam
kehidupan,
seperti
ada
istilah
‘Balichinesia” yang artinya identitas orang Cina-Bali, yakni adanya perpaduan
antara budaya Bali dengan Cina. Hal ini bisa terlihat di wilayah sastra, masyarakat
Bali akrab dengan cerita cinta I Sampik dan I Ingtai padahal cerita ini dari Cina.
Cerita ini, di Bali, di padukan dalam bentuk kesenian, misal tembang puisi Bali
(pupuh), drama gong, dan lain sebagainya.
4. Relief dan Pertunjukan Wayang Ramayana maupun Mahabarata
Kisah Ramayana maupun Mahabarata adalah kisah yang berasal dari
budaya India.
Dalam seni rupa contoh wujud akulturasinya dapat dilihat dari relief dinding
candi
(gambar
timbul),
gambar
timbul
pada
candi
tersebut
banyak
menggambarkan suatu kisah/cerita yang berhubungan dengan ajaran agama
Hindu ataupun Budha.Kisah Ramayana maupun Mahabarata diambil sebagai
suatu cerita dalam seni pertunjukan di Indonesia yaitu salah satunya pertunjukan
Wayang. Seni pertunjukan wayang merupakansalah satu kebudayaan asli
Indonesia sejak zaman prasejarah dan pertunjukan wayangtersebut sangat
digemari terutama oleh masyarakat Jawa. Wujud akulturasi dalam pertunjukan
wayang tersebut terlihat dari pengambilan lakon cerita dari kisah Ramayana
maupun Mahabarata yang berasal dari budaya India, tetapi tidak sama persis
dengan aslinyakarena sudah mengalami perubahan. Perubahan tersebut antara
lain terletak dari karakter atau perilaku tokoh-tokoh ceritera misalnya dalam kisah
Mahabarata keberadaan tokoh Durna,dalam cerita aslinya Dorna adalah seorang
maha guru bagi Pendawa dan Kurawa dan berperilaku baik, tetapi dalam lakon di
Indonesia Dorna adalah tokoh yang berperangai buruk suka menghasut.
5. Tari Cokek
Jenis tarian ini diduga kuat merupakan kebudayaan yang berasal dari
Tiongkok dan telah dikenal oleh masyarakat pesisir pada kisaran abad XIX. Adalah
Tan Sio Kek seorang pedagang dari daratan China yang pertama kali
mengenalkan tarian ini pada masa lalu.
Masyarakat pesisir khususnya di daerah Teluk Naga yang secara langsung
berinteraksi dengan para pedagang dari negara lain lambat laun mengenal baik
tarian yang awalnya dibawakan oleh para wanita ini. Perlahan tarian yang identik
dengan gerakan melenggok ini menyebar di berbagai wilayah hingga ke Banten
dan Betawi. Namun demikian masyarakat setempat tidak serta merta mengikuti
gerakan tari yang dikenalkan oleh Tan Sio Kek melainkan telah menambahkan
kebudayaan setempat yakni Banten dan Betawi dalam gerakan dan properti yang
digunakan para penarinya.
Menurut
beberapa
sumber
sejarah
tari
cokek
betawi
mulanya
dipertunjukan oleh 3 wanita selaku penarinya. Dari awal kelahirannya tarian ini
memang sudah terlihat sebagai tarian kelompok yang dimainkan oleh lebih dari
satu penari. Namun demikian pertunjukan tari cokek modern kerap disajikan oleh
lebih dari 3 penari.
Pada masa lalu selain dipertunjukkan dalam acara pernikahan dan acara
adat lainnya tarian ini juga kerap dijadikan sebagai bentuk sambutan terhadap
tamu undangan.
6. Semur
Menurut The Javanese, istilah semur berasal dari bahasa Belanda 'smoor'
yang berarti rebusan. Di Belanda sendiri smoor adalah daging yang direbus
bersama tomat dan bawang dalam waktu lama.
Di Indonesia, smoor berkembang dari sekadar rebusan daging sapi dengan
tomat dan bawang menjadi masakan kaya bumbu dengan berbagai bahan dasar
alternatif. Di Groot Nieuw Oost-Indisch Volledig Kookboek, buku resep tertua yang
diterbitkan pada masa Hindia Belanda saja setidaknya ada 6 variasi resep semur,
yaitu Smoor Ajam I, Ajam Smoor II, Smoor Ajam III, Smoor Bandjar van Kip, Smoor
Bantam van Kip, dan Solosche Smoor van Kip.
Lambat laun, semur dengan citarasa lokal pun mulai bermunculan dan
menjadi kuliner khas beberapa daerah. Antara lain semur Jengkol yang sangat
populer di kalangan warga Betawi.
7. Festival pehcun
Festival pehcun adalah kebudayaan yang lahir karena pencampuran
budaya Indonesia dan masyarakat China. Festival ini merupakan festival yang
mengarah pada perlombaan balap menggunakan perahu naga. Festival Pehcun
sendiri biasanya dilakukan oleh masyakarta Tiongha yang tinggal di tanah air.
Konon, festival ini merupakan bukti akulturasi kebudayaan Tionghoa dan
Indonesia. Tak hanya itu, di Tiongkok sendiri festival Pehcun sering dilakukan dan
acara ini menjadi acara yang bersejarah. Pehcun memiliki artian mendayung
perahu yang dihiasi dengan ornament naga. Bahkan beberapa perahu dihias
menyerupai naga. Acara ini biasanya dilakukan setiap tahun yaitu pada tanggal 5
tepat di bulan 5 juga. Namun perhitungan tanggal festival harus menurut
penanggalan Imlek. Lebih menarik lagi, festival budaya ini sudah berumur ribuan
tahun bahkan bila dihitung konon umurnya sudah mencapai 2300 tahun lho.
8. Wayang potehi
Wayang potehi merupakan kesenian yang lahir karena pencampuran
budaya Indonesia dan China. Wayang potehi sendiri terlihat menyerupai dengan
wayan golek atau yang biasa disebut wayang kayu. Yang menarik dari
pementasan wayang potehi ialah cerita-cerita yang ditampilkan bukan berasal dari
tanah air seperti hal nya cerita pada wayang kulit atau wayang Bali. Wayang potehi
ditampilkan dengan mengambil alur cerita masyarakat Tiongkok. Beberapa cerita
yang berasal dari Tiongkok yang diceritakan ialah Sih Djienkoei dan Sampek
Engthay serta Sungokong. Karena mengambil tema cerita dari negeri Tiongkok,
maka pakaian yang dibalutkan pada wayang juga didesain dengan mencampurkan
cirri khas Indonesia dan China. Sayagnya, karena ada beberapa dalang yang
bukan berasal dari negeri Tiongkok, bahasa yang digunakan saat pementasan
wayang ini ialah bahasa Indonesia.
9. Festival Grebeg Sudiro
Festival Grebeg Sudiro, ikon perayaan Imlek di Kota Solo berlangsung
meriah. Gelaran yang menggambarkan akulturasi budaya Jawa dan Tionghoa ini
salah satu calender of event di Solo. Ribuan orang menyesaki kawasan Pasar
Gede, Solo untuk melihat kemeriahan acara tersebut.
Prosesi Grebeg didahului oleh arak-arakan dari beragam kesenian
tradisional, seperti Kesenian Soreng Boyolali, seni Hadrah, hingga Bakul Pasar
Gedhe dengan kereta dorong yang berisi sayuran. Tak ketinggalan kesenian liong
dan barongsai turut meramaikan acara ini.
Dalam prosesi arak-arakan dipanggul gunungan yang melambangkan
akulturasi kebudayaan Jawa dan Tionghoa. Bukan hanya gunungan sayuran dan
palawija yang menjadi simbol etnik Jawa, tetapi beberapa makanan khas Tionghoa
juga menjadi bahan penghias gunungan, mulai dari kue keranjang, cakwe, janglut,
hingga bakpao. Yang menarik, berbagai gunungan yang diarak dibentuk
menyerupai pagoda,
Tugu Jam Pasar Gedhe, Tugu Monjali dan juga Loji
Gandrung.
10. Color Run Party
Penggunaan bubuk warna-warni dalam Color Run Party mengadopsi
tradisi umat Hindu di India dalam festival Holi yang dilaksanakan untuk mengucap
permohonan untuk kesuburan tanaman mereka pada musim semi. Mereka
menggunakan berbagai pewarna yang berbahan dari
tanaman obat-obatan
sebagai tanda perpisahan pada musim salju.
Meskipun sejarah mengungkapkan bahwa Color Run memiliki akar agama
yang kuat, namun kegiatan keagamaan nampak tak terlibat dalam acara ini. Pada
umumnya, masyarakat Hindu membakar api unggun dan berdoa sebagai ritual
keagamaan mereka seraya merayakan Khrisna dan legenda Holika dan Prahalad.
Sebuah festival yang dipandang bagus untuk masyarakat India, karena
mempersatukan segala kasta tanpa memandang kelas, usia, dan jenis kelamin.
Acara ini biasanya dilaksanakan pada Februari-Maret, sebuah festival yang sangat
riang dengan menaburkan bubuk pewarna, menari, dan menyanyi.
Memasuki ranah Indonesia, sejarah ini di kemas secara baru dengan
menanggalkan aspek agama, kepercayaan, dan nilai budaya yang membubuinya.
Indonesia merupakan negara yang aktif dalam menjalankan event ini dan sama
seperti acara di daerah-daerah Indonesia lainnya, Kebumen Color Party
menyajikan acara yang dilengkapi dengan senam masal, jalan sehat, lari gembira
dan gowes.
Bermula dari Festival Holi di India yang berubah bentuk menjadi Color Run
Party membuktikan bahwa telah terjadi akulturasi tingkat dunia yang mana
memberikan efek masif di masyarakat.
Download