PENGARUH PEMBERIAN TEH DAUN MACARANGA SEBAGAI SOLUSI TERAPI KOMPLEMENTER KEPERAWATAN PADA PENDERITA DIABETES MELITUS (DM) DI POLI KAKI DIABETIK RSUD ULIN BANJARMASIN C A B A H SA S T I K E S G AY A BAN NJ HATAN SEKOLA GI ILMU NG K TI E ES H MANUSKRIP ARMAS IN Oleh : FLORENSIA GARDIS NIM : 14.20.25.26 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAAN CAHAYA BANGSA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAAN BANJARMASIN 2018 PENGARUH PEMBERIAN TEH DAUN MACARANGA SEBAGAI SOLUSI TERAPI KOMPLEMENTER KEPERAWATAN PADA PENDERITA DIABETES MELITUS (DM) DI POLI KAKI DIABETIK RSUD ULIN BANJARMASIN MANUSKRIP Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strara (S1) Juruan Ilmu Keperawatan Pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Cahaya Bangsa Banjarmain Oleh : Florensia Gardis NIM : 14.20.2526 PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) CAHAYA BANGSA BANJARMASIN 2018 THE INFLUENCE OF MACARANGA LEAF TEA AS A COMPLEMENTARY NURSING THERAPY SOLUTION FOR PATIENTS WITH DIABETES MELLITUS IN THE DEABETIC FOOT POLY OF ULIN REGIONAL PUBLIC HOSPITAL BANJARMASIN [Florensia Gardis*, Candra Kusuma Negara**, Sri Erliani***] *Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes Cahaya Bangsa Banjarmasin. Telp/fax: (08115132333) Email: [email protected] ABSTRACT Diabetes mellitus is a group of metabolic diseases characterized by high levels of glucose in the blood due to abnormalities in insulin secretion, insulin work disorders or a combination of both. Leaves are one component of herbal medicine that has many types and verieties, one of which is Macaranga leaves. Macaranga’s activities are derived from the secondary metabolite substances which function well for healt, including anti-oxidants. Anti-oxidants in the body affect yhe level of controlling sugar in the blood. The purpose of this research was to dertemine the effect of macaranga leaf tea as a complementary nursing therapy on diabetics in Banjarmasin. The research design is Quasi Experimental with one group pre design and post test design. Sampling taken by using purposive sampling. The research instrument used glucocheck and observation sheets to measure blood glucose before and after being given macaranga leaf tea therapy for 2 hours and then observerd again and performed data analysis using Wilcoxon statistical test. The results of the research showed that 14 samples were analysed using the Wilcoxon test, the result were p value = 0,000 (p < 0,005). It was concluded that there was an effect of giving macaranga leaf tea as a complementary nursing therapy for patients with diabetes mellitus in Banjarmasin. ABSTRAK Diabetes mellitus adalah kelompok penyakit metabolik yang di karrakteristikan oleh tingginya kadar gulkosa dalam darah karena kelainan sekresi insulin, kelainan kerja insulin atau kombinasi keduanya. Dedaunan merupakan salah satu komponen pengobatan herbal yang memiliki banyak jenis, macam, dan ragam salah satunya yaitu daun macaranga. Aktivitas-aktivitas dimiliki oleh macaranga ini berasal dari zat metabolisme ke dua (Secondary Metabolite) yang berfungsi baik bagi kesehatan termasuk di dalamnya yaitu zat Anti-oksidan. Zat Anti-Oksidan di dalam tubuh berpengaruh terhadap kadar pengendalian gula dalam darah. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian teh daun macaranga sebagai terapi komplamenter dalam keperawatan pada penderita diabetes mellitus di Banjarmasin. Disain penelitian Quasi Experimen dengan rancangan one grup pre and post test desing. Pengambilan sample menggunakan purposive sampling. Instrumen penelitian mengunakan glukocek dan lembar observasi dengan mengukur glukosa darah sebelum dan sesudah diberikan terapi teh dau macaranga selama 2 jam baru di observasi kembali dan melakukan analisa data mengunakan uji statistik wilcoxon. Hasil penelitian didapatkan ada 14 sample yang dilakukan analisa data menggunakan uji wilcoxon didapatkan hasil p value =0.000 (p<0,005). Disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian teh daun macaranga sebagai terapi komplamenter keperawatan pada penderita diabetes mellitus di Banjarmasin. Keywords : Macaranga Leaves, Complementary Nursing Therapy, Patients with Diabetes Mellitus (DM) PENDAHULUAN Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit atau ganguan metabolisme kronis dengan multietiologi (banyak penyebab) yang ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi disertai dengan ganguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein sebagai akibat dari ketidak cukupan fungsi insulin (Dewi, 2014). Organisasi kesehatan dunia atau World Health Organization (WHO) mencatat bahwa jumlah prevalensi penduduk dunia dengan diabetes militus mencapai 422 juta jiwa atau 85% dari penduduk dunia pada tahun 2014, penyakit diabetes telah menjadi dampak utama kesehatan terutama dinegara berkembang (WHO,2014). Peningkatan prevalensi diabetes melitus di indonesia dari tahun 2007 sampai dengan 2013 yakni 1,1% menjadi 2,1 %. Hasil anlisa gambaran berdasarkan jenis kelamin di indonesia pada tahun 2013 menunjukan bahwa prevalensi diabetes pada wanita lebih banyak (1,7%) dari pada laki-laki (!,2%) (RISKESDA,2013). Berdasarkan survey di Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan dari bulan januari 2016 sampai dengan April 2017 di dapatkan data penderita diabetes melitus di Kalimantan Selatan sebanyak 24.914 pasien.Jumlah kunjungan pasien diabetes mellitus di poli kaki diabetik RSUD Ulin Banjarmasin Pada tahun 2017 adalah sebanyak 3.826. Berbagai jenis obat antidiabetik banyak ditemukan di apotik, tetapi harga obat-obatan ini cukup mahal padahal harus digunkan secra terus-menerus sehingga pengobatan diabetes melitus sulit untuk diperoleh bagi masyarakat yang tidak mampu. Oleh karena itu perlu dilakukan eksplorasi tanaman obat penurun kadar glokosa darah yang teruji secara klinis dan praklinis (Widoati, 2013). UndangUndang Keperawatan No. 38 tahun 2014 tentang Praktik Keperawatan pasal 30 ayat (2) yang berbunyi “dalam menjalankan tugas sebagai pemberi asuhan keperawatan di bidang upaya kesehatan masyarakat, perawat berwenang melakukan penatalaksanaan keperawatan kompelementer dan alternatif”. Jenis dedaunan yang terbukti secara empiris dapat dipergunakan sebagai obat tradisional herbal untuk penyakit diabetes melitus adalah daun Macaranga. Pemanfaatan jenis pohon Macaranga terbukti secara empiris dalam mengatasi Diabetes Mellitus. Karena aktivitas-aktivitas farmakologis yang dimiliki oleh macaranga ini berasal dari zat metabolisme ke dua (Secondary Metabolite) yang berfungsi baik bagi kesehatan termasuk di dalamnya yaitu zat Anti-oksidan. Salah satu jenis macaranga telah di ketahui kandungannya seperti Polyphenol, Asam Phenolic, Flavonoid, Carotenoids dan Ellagic Acid yang memiliki aktivitas AntiOksidan yang cukup tinggi (Magadula, 2014; Yang et al., 2015). Bahwa zat Anti-Oksidan di dalam tubuh berpengaruh terhadap kadar pengendalian gula dalam darah (Widowati, 2013). Motode Desain penelitian ini merupakan penelitian kuratif dengan menggunakan desain Quasi Experimen dengan rancangan one grup pre and post test desing. dengan uji analisa data mengunakan uji statistik wilcoxon. Penelitian ini dilaksanakan di poli kaki diabetik RSUD Ulin Banjarmasin pengambilan sampel mengunakan pruposive sampling.sample dalam penelitian ini adalah penderita diabetes melitus yang berjumlah 14 orang. Responden diberikan teh daun macarang sebagai terapi komplementer keperawatan satu kali sehari selama 5 hari. Hasil a. Analisa Univariat Karakteristik responden berdasrkan jenis kelamin karakteristik berdasarkan jenis kelamin 29% laki-laki 71% Diagram 4.1 menunjukkan bahwa dari 14 responden yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 4 orang (29%) segangkan responden berjenis kelamin perempuan berjumlah 10 orang (71%). Karakteristik Responden Berdasrkan Usia. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia 21% 5; 36% 6; 43% 30-44 tahun 45-59 tahun 60-74 tahun 6 Diagram 4.2 menunjukan bahwa responden yang berusia 30-44 tahun berjumlah 5 orang (36%), responden yang berusia 45-59 tahun berjumlah 6 orang (43%), sedangkan responden yang usianya 60-74 berjumlah 3 orang (21%). b. Analisa Bivariat Pengaruh terapi teh daun macaranga terhadap penurunan glukosa darah. Glukosa darah Sebelum Setelah Mean Max Min Sd 2,6839 2,5757 396 380 200 183 4,827 4,8090 p=0,00 5 0,000 Berdasarkan hasil yang diperoleh pada penelitian ini yang menggunakan analisa uji wilcoxon sing rank test (terlampir) diperoleh data dengan p-𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 = 0,000 < 𝛼 (0,005) maka H0 ditolak, terdapat perbedaan yang sigifikan antara pemberian teh daun mancaranga terhadap penurunan glukosa darah pada penderita diabetes mellitus. Adanya perbedaan yang signifikan tersebut dapat disimpulkan ada pengaruh teh daun mancarang terhadap penurunan glukosa darah pada penderita diabetes melitus. Pembahasan Peningkatan glukosa darah dipengaruhi oleh benberapa faktor yaitu jenis kelamin dan usia telah didapatkan data dari hasil penelitian bahwa 10 orang responden (71%) berjenis kelamin perempuan sedangkan pada laki-laki berjumlah 4 orang responden (29%). Penyakit diabetes meliitus sering kali dijumpai pada perempuan dibandingkan dengan laki-laki ini disebabkan oleh perempuan memiliki LDL atau kolesterol jahat tingkat triigliserida yang lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki dan juga terdapat perbedaan dalam melakuan semua aktivitas dan gaya hidup sehari-hari, yang sangat mempengaruhi kejadian suatu penyakit, dan hal tersebut merupakan salah satu faktor resiko terjadinya penyakit diabetes mellitus pada perempuan.(Gusti & Erna, 2014). Pada hasil penelitian karakteristik berdasrkan usai menunjukan bahwa pada usia 45-59 tahun dengan jumlah 6 orang responden (43%) menderita diabetes. Umumnya manusia mengalami perubahan fisikologis yang secara drastis menurun dengan cepat setelah usia 40 tahun. Pada penderia diabetes seringkali muncul selelah berusia 45 tahun pada mereka yang berat badanya berlebih, sehiga tubunya tiadak pekat lagi terhadap insulin. Teori yang ada juga mengatakan bahwa ≥45 tahun memiliki peningkatan resiko terjadinya diabetes mellitus dan intoleransi glukosa yang di sebabkan oleh faktor degeneratif yaitu menurunya fungsi tubuh, khususnya kemampuan dari sel 𝛽 dalam memproduksi insulin (Damayanti,2014). Menunjukan bahwa adanya perubahan glukosa darah sebelum dan setelah diberikan teh daun macranga pada penderita diabetes melitus dengan hasil p=0,000 (p<0,005) menggunakan uji wilcoxon sehingga di interpretasikan adanya pengaruh pemberian teh daun macaranga sebagai salah satu terapi komplamenter keperawatan pada penderita diabetes melitus. Terjadinya penurunan glukosa darah terdapat efek yang bermakna dari pemberian teh daun macaranga karena kandungan dari daun macaranga yang mengandung Anti-oksidan merupakan senyawa yang mampu melindungi tubuh dari radikal bebas oksigen reaktif (Winarsi, 2014). Terdapat 2 kelompok dari anti-oksidan yaitu anti-oksidan enzimatis (anti oksidan primer contoh superoxide dismutase, katalis dan glutationperoksidase) dan non enzimatis (anti oksidan sekunder, asupan bahan makanan (VIT C,E,A beta karotin glutation , asam urat, bilirubin, albumin, dan flavonoid). ( Winarsi, 2014). Kandungan flovanoid dari ekstrak n-heksana dan kloroform daun macaranga mempunyai aktivitas anti oksidan terhadap 1,1-diphenyl-2pycrylhydrazyl (DPPH), macarangioside A-C yang diisolasi dari ekstrak metanol macaranga tanarus menunjukan aktivitas yang poten tehadap DPPH. (Matsunami, 2013). Kesimpulan Teh daun macaranga dapat dijadikan alternatif pengobatan non farmakologi karena dapat menurunkan glukosa darah pada penderita diabetes melitus. Petugas kesehatan dapat menerapkan terapi komplamenter ini dalam penatala ksanan diabetes melitus. Preliminary. Diabetes mellitus is a chronic metabolic disease or disorder with multi etiology (many causes) which is characterized by high blood sugar levels accompanied by disturbances in the metabolism of carbohydrates, fats, and proteins as a result of insufficient insulin function (Dewi, 2014). The World Health Organization (WHO) notes that the number of the prevalence of the world population with diabetes mellitus reaches 422 million people or 85% of the world's population in 2014, diabetes has become a major health impact, especially in developing countries (WHO, 2014). The increasing 7 prevalence of diabetes mellitus in Indonesia from 2007 to 2013 was 1.1% to 2.1%. The results of the description based on gender in Indonesia in 2013 showed that the prevalence of diabetes in women was more (1.7%) than men (2%) (RISKESDA, 2013). Based on a survey at the South Kalimantan Provincial Health Office from January 2016 to April 2017, 24,914 patients were diagnosed with diabetes mellitus in South Kalimantan. The number of visits of diabetes mellitus patients in polo kaki diabetic RSUD Ulin Banjarmasin In 2017 was 3,826. Many types of antidiabetic drugs are found in pharmacies, but the prices of these drugs are quite expensive even though they have to be used continuously so that the treatment of diabetes mellitus is difficult to obtain for people who can’t afford it. Therefore it is necessary to explore blood glucoselowering medicinal plants that are clinically and preclinical tested (Widoati, 2013). Undang-undang keperawatan No. 38 of 2014 concerning Nursing Practices article 30 paragraph (2) which reads "in carrying out duties as nursing care providers in the field of public health efforts, nurses are authorized to perform complementary and alternative nursing management". The types of leaves that are empirically proven to be used as traditional herbal medicines for diabetes mellitus are Macaranga leaves. Macaranga tree species are empirically proven to overcome Diabetes Mellitus. Macaranga tree species are empirically proven to overcome Diabetes Mellitus. Because the pharmacological activities that are owned by macaranga are derived from metabolic substances to both (Secondary Metabolite) which functions well for health including the anti-oxidants. One type of macaranga has been known to contain such as Polyphones, Phenolic Acids, Flavonoids, Carotenoids, and Ellagic Acid which have high antioxidant activity (Magadula, 2014; Yang et al., 2015). That the antioxidant substances in the body affect the level of controlling sugar in the blood (Widowati, 2013). Method This research is a curative research using QuasiExperiment design with pre and post test one group design. with data analysis test using Wilcoxon signed-rank test statistical test. This research was carried out in poli kaki diabetic RSUD Ulin Banjarmasin Hospital taking samples using purposive sampling. The sample in this study were 14 people with diabetes mellitus. Respondents were given macarang leaf tea as a complementary therapy for nursing once a day for 5 days. Results Univariate Analysis Characteristics of respondents on gender karakteristik berdasarkan jenis kelamin 29% laki-laki 71% perempuan Diagram 4.1 shows that of the 14 respondents who were male, there were 4 people (29%), they were ashamed of 10 female respondents (71%). Characteristics of Age-Based Respondents. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia 21% 5; 36% 6; 43% 30-44 tahun 45-59 tahun 60-74 tahun Diagram 4.2 shows that respondents aged 30-44 years amounted to 5 people (36%), respondents aged 45-59 years amounted to 6 people (43%), while respondents aged 60-74 amounted to 3 people (21%). Bivariate Analysis Effect of macaranga leaf tea therapy on decreasing blood glucose. blood Mean Max Min Sd p=0,0 glucose 05 2,6839 396 200 4,827 0,000 Before 2,5757 380 183 4,8090 After Based on the results obtained in this study using Wilcoxon sign rank test analysis (attached) obtained data with p-value = 0,000 <α (0,005) then H0 is rejected, there is a significant difference between giving mancaranga leaf tea to decreasing blood glucose in patients diabetes mellitus. The existence of significant differences can be concluded that there is an effect of mancarang leaf tea on decreasing blood glucose in patients with diabetes mellitus 8 Discussion Increased blood glucose is influenced by several factors, namely sex and age data obtained from the research results that 10 respondents (71%) were female, while men were 4 respondents (29%). Diabetes mellitus is often found in women compared to men, this is caused by women having LDL or bad cholesterol higher levels of triglycerides compared to men and also there are differences in doing all activities and daily lifestyle, which greatly affect the occurrence of a disease, and this is one of the risk factors for diabetes mellitus in women (Gusti & Erna, 2014). On the results of the characteristic research-based after showing that at the age of 45-59 years with the number of 6 respondents (43%) suffering from diabetes. Generally, humans experience physical changes that are drastically decreasing rapidly after the age of 40 years. In diabetes sufferers often appear after the age of 45 years in those with excess weight, one-third of the body is thick again to insulin. The existing theory also says that ≥45 years have an increased risk of developing diabetes mellitus and glucose intolerance caused by degenerative factors, namely deterioration of body function, especially the ability of β cells to produce insulin (Damayanti, 2014). Shows that there is a change in blood glucose before and after being given macaranga leaf tea to diabetic patients with p = 0.000 (p <0.005) using the Wilcox on a test so that it is interpreted the influence of macaranga leaf tea administration as one of the nursing complement therapy in people with diabetes mellitus. The occurrence of a decrease in blood glucose there is a significant effect of giving macaranga leaf tea because the content of macaranga leaves containing anti-oxidants is a compound that is able to protect the body from reactive oxygen free radicals (Winarsi, 2014). There are 2 groups of anti-oxidants namely enzymatic antioxidants (primary anti-oxidants eg superoxide dismutase, catalyst and glutationperoxidase) and non-enzymatic (secondary anti-oxidants, food intake (VIT C, E, A beta-carotene glutathione, uric acid, bilirubin, albumin, and flavonoids. (Winarsi, 2014). Flavonoid content of n-hexane and chloroform extracts of macaranga leaves has anti-oxidant activity against 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH), AC macarangioside isolated from the methanol extract of macaranga should show potential activities for DPPH. (Matsunami,2013). Conclusion Macaranga leaf tea can be used as an alternative non-pharmacological treatment because it can reduce blood glucose in people with diabetes mellitus. Health workers can apply this complementary therapy in the management of diabetes mellitus. Conclusion Macaranga leaf tea can be used as an alternative non-pharmacological treatment because it can reduce blood glucose in people with diabetes mellitus. Health workers can apply this complementary therapy in the management of diabetes mellitus. Bibliography Depkes RI. (2014). Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta: Depertemen Kesehatan Republik Indonesia. Dewi, Rafika Kumala.(2014). Diabetes Bukan Untuk Ditakuti. Jakarta: F.Media. Gusti & Erna. 2014. Hubungan Faktor Resiko Usia, Jenis Kelamin, Kegemukan Dan Hipertensi Dengan Kejadian Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Wilayah Kerja Puskesmas Mataram. Media Bina Ilmiah. Volume 8. No.1: 39-44 Kemenkes RI. 2013. Hasil Riskesdas Tahun 2013. Bantilangkes Magadula,J. J (2014). Phytochemistry and pharmacology of the genus Mancaranga Tanarius Leaves. Retrieved from Food Chemstry, 123(2), 384 389.: https://doi.org/10.1016 Matsunami, I. T. (2013). Pengaruh Pemberian Ekstrak Metanol-Air Daun Macaranga tanarius L. Terhadap Penurunan Glukosa Dalam Darah pada Tikus yang Terbebani Glukosa , Vol.10. Naruse, R., Suetssugu, M., Terasawa, T., Ito,K., Hara, K., Takabayashi,K., inukai,T. (2013). associated with diabetic retinopathy and nephropathy in34(38),135-141. Widoati, D.Y.B. (2013). Tanaman Obat Untuk Diabetes. Cermin Dunia Kedokteran. Yang, D. Peng,W.,Yang, Y., Liu, K.,X., & Xiao, W. (2015). Fitorpia Cytotoxic Prenylated Flavonoids From Mancarang Indica. Fitoterapi, 103-187-191. http//doi.org/10.1016/j.fitote.2015.04.00 9