Uploaded by Rizkafadhilla8

Islam dan HAM

advertisement
HAM DALAM PANDANGAN ISLAM
A.
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Untuk dapat menjalankan tugas dan fungsi manusia sebagai
pemimpin, setiap manusia harus mengerti terlebih dahulu hak-hak dasar yang
melekat pada dirinya seperti kebebasan, persamaan, perlindungan dan sebagainya.
Hak-hak tersebut bukan merupakan pembererian seseorang, organisasi, atau
Negara, tapi adalah anugrah Allah yang sudan dibawanya
sejak lahir kea lam dunia. Hak-hak itulah yang kemudian disebut dengan
Hak Azazi Mannusia. Tanpa memahami hak-hak tersebut adalah mustahil ia dapat
menjalankan tugas serta kewajibannya sebagai khalifah Tuhan. Namun
persoalannya kemudian, apakah setiap manusia dan setiap muslim sudah
menyadari hak-hak tersebut? Jwabannya, mungkin belum setiap orang, termasuk
umat islam menyadarinya. Hal ini mungkin akibat rendahnya pendidikan atau
sistem social politik dan budaya di suatu tempat yang tidak kondusif untuk anak
dapat bekembang dengan sempurna (Ahmad Kosasih, HAM dalam Perspektif
Islam 2003:5).
Dalam sudut pandang Islam Hak Asasi Manusia suadah diatur berdasarkan
atau berpedoman pada Al-Qur’an dan Hadist. Karena Al-Qur’an dan Hadist
merupakan pedoman hidup bagi seluruh manusia yang ada di bumi ini pada
umumnya dan bagi umat islam pada khususnya.oleh karena itu umat munusia
pada umumnya dan umat islam pada khususnya apabila tidak ingin hak-haknnya
diramapas oleh orang lain, maka hendaknya ia harus mengetahui hak-haknya dan
selalu memperjuangkannya selama tidak mengambil atau melampui batas dari
hak-hak orang lain.
B.
RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
a.
Apakah yang dimaksud dengan hak asasi manusia?
b.
Bagaimanakah sejarah lahirnya hak asasi manusia?
c.
Bagaimanakah perbedaan pandangan antara Islam dan Barat tentang
HAM?
d.
Bagaimanakah Hak Asasi Manusia Menurut Islam?
e.
Bagaimanakah Pengaturan Hak Asasi Manusia dalam Hukum Islam
f.
Bagaimanakah hubungan antara Hukum Islam dan HAM
g.
Prinsip-prinsif HAM Menurut Islam
h.
Apa saja Contoh Kasus Pelanggaran HAM Dari Sudut Pandang Islam
C.
TUJUAN DAN KEGUNAAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, antara lain:
1.
Untuk memenuhi tugas yang yang berkaitan dengan HAM
2.
Untuk mengetahui bagaimana pandangan Islam tentang HAM
Kegunaan dari penulisan makalah ini, antara lain:
1.
Sebagai bahan bacaan bagi mahasiswa yang ingin megetahui bagaimana
Islam memandang HAM
2.
Bagi penulis, untuk menambah wawasan dalam menulis Karya Ilmiah
3.
Sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas akademik, yang diberikan
oleh Dosen
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian HAM
Berikut ini beberapa pengertian tentang hak asasi manusia, antara lain:
Secara etimolgi hak merupakan unsur normative yang berfungsi sebagai pedoman
prilaku melindumgi kebebasan, kekebalan serta menjamin adanya peluang bagi
manusia dalam menjadi harkat dan martabatnya. Sedangkan asasi berarti yang
bersifat paling mendasar yang dimiliki manusia sebagai fitrah, sehingga tak
satupun makhluk mengintervensinya apalagi mencabutnya.
Menurut pendapat Jan Materson (dari komisi HAM PBB), dalam Teaching
Human Rights, United Nations sebagaimana dikutip Baharuddin Lopa
menegaskan bahwa HAM adalah hak-hak yang melekat pada setiap manusia, yang
tanpanya manusia mustahil dapat hidup sebagai manusia
John Locke menyatakan bahwa HAM adalah hak-hak yang diberikan langsung
oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati.
Dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM disebutkan
bahwa “Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat
dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan
anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara,
hukum, pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat
dan martabat manusia.
B.
Sejarah HAM
Negara yang sering disebut sebagai negara pertama di dunia yang
memperjuangkan hak asasi manusia adalah Inggris. Tonggak pertama bagi
kemenangan hak-hak asasi terjadi di Inggris. Perjuangan tersebut tampak dengan
adanya berbagai dokumen kenegaraan yang berhasil disusun dan disahkan.
Dokumen-dokumen tersebut adalah MAGNA CHARTA. Tindakan sewenangwenang Raja Inggris mengakibatkan rasa tidak puas dari para bangsawan yang
akhirnya berhasil mengajak Raja Inggris untuk membuat suatu perjanjian yang
disebut Magna Charta atau Piagam Agung. Magna Charta dicetuskan pada 15 Juni
1215 yang prinsip dasarnya memuat pembatasan kekuasaan raja dan hak asasi
manusia lebih penting daripada kedaulatan raja. Tak seorang pun dari warga
negara merdeka dapat ditahan atau dirampas harta kekayaannya atau diasingkan
atau dengan cara apapun dirampas hak-haknya, kecuali berdasarkan pertimbangan
hukum. Piagam Magna Charta itu menandakan kemenangan telah diraih sebab
hak-hak tertentu yang prinsip telah diakui dan dijamin oleh pemerintah. Piagam
tersebut menjadi lambang munculnya perlindungan terhadap hak-hak asasi karena
ia mengajarkan bahwa hukum dan undang-undang derajatnya lebih tinggi
daripada kekuasaan raja.
Perjuangan di negara Inggris memicu perjuangan-perjuangan di banyak
negara untuk Hak Azasi Manusia. Seperit misalnya Amerika Serikat dengan
Presiden Flanklin D. Roosevelt tentang “empat kebebasan” yang diucapkannya di
depan Kongres Amerika Serikat tanggal 6 Januari 1941 antara lain kebebasan
untuk berbicara dan melahirkan pikiran (freedom of speech and expression),
kebebasan memilih agama sesuai dengan keyakinan dan kepercayaannya
(freedom of religion), kebebasan dari rasa takut (freedom from fear), kebebasan
dari kekurangan dan kelaparan (freedom from want).
Setelah perang dunia kedua, mulai tahun 1946, disusunlah rancangan piagam hakhak asasi manusia oleh organisasi kerja sama untuk sosial ekonomi Perserikatan
Bangsa-Bangsa yang terdiri dari 18 anggota. PBB membentuk komisi hak asasi
manusia (commission of human right). Sidangnya dimulai pada bulan januari
1947 di bawah pimpinan Ny. Eleanor Rossevelt. Baru 2 tahun kemudian, tanggal
10 Desember 1948 Sidang Umum PBB yang diselenggarakan di Istana Chaillot,
Paris menerima baik hasil kerja panitia tersebut. Karya itu berupa UNIVERSAL
DECLARATION OF HUMAN RIGHTS atau Pernyataan Sedunia tentang Hak –
Hak Asasi Manusia, yang terdiri dari 30 pasal. Dari 58 Negara yang terwakil
dalam sidang umum tersebut, 48 negara menyatakan persetujuannya, 8 negara
abstain, dan 2 negara lainnya absen. Oleh karena itu, setiap tanggal 10 Desember
diperingati sebagai hari Hak Asasi Manusia
C.
Perbedaan Pandangan antara Islam dan Barat Tentang HAM
Terdapat perbedaan-perbedaan yang mendasar antara konsep HAM dalam
Islam dan HAM dalam konsep Barat sebagaimana yang diterima oleh perangkatperangkat internasional. HAM dalam Islam didasarkan pada premis bahwa
aktivitas manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi. Sedangkan dunia Barat,
bagaimanapun, percaya bahwa pola tingkah laku hanya ditentukan oleh hukumhukum negara atau sejumlah otoritas yang mencukupi untuk tercapainya aturanaturan publik yang aman dan perdamaian semesta.
Selain itu, perbedaan yang mendasar juga terlihat dari cara memandang
terhadap HAM itu sendiri. Di Barat, perhatian kepada individu-individu timbul
dari pandangan-pandangan yang besifat anthroposentris, dimana manusia
merupakan ukuran terhadap gejala tertentu. Sedangkan Islam, menganut
pandangan yang bersifat theosentris, yaitu Tuhan Yang Maha Tinggi dan manusia
hanya untuk mengabdi kepada-Nya. Berdasarkan atas pandangan yang bersifat
anthroposentris tersebut, maka nilai-nilai utama dari kebudayaan Barat seperti
demokrasi, institusi sosial dan kesejahteraan ekonomi sebagai perangkat yang
mendukung tegaknya HAM itu berorientasi kepada penghargaan terhadap
manusia. Dengan kata lain manusia menjadi akhir dari pelaksanaan HAM
tersebut.
Berbeda keadaanya pada dunia Timur(Islam) yang bersifat theosentris,
larangan dan perintah lebih didasarkan pada ajaran Islam yang bersumber dari AlQur’an dan Hadist. Al-Qur’an menjadi transformasi dari kualitas kesadaran
manusia. Manusia disuruh untuk hidup dan bekerja diatas dunia ini dengan
kesadaran penuh bahwa ia harus menunjukkan kepatuhannya kepada kehendak
Allah swt. Mengakui hak-hak dari manusia adalah sebuah kewajiban dalam
rangka kepatuhan kepada-Nya.
D.
HAM Menurut Islam
Hak asasi manusia dalam Islam tertuang secara jelas untuk kepentingan
manusia, lewat syari’ah Islam yang diturunkan melalui wahyu. Menurut syari’ah,
manusia adalah makhluk bebas yang mempunyai tugas dan tanggung jawab, dan
karenanya ia juga mempunyai hak dan kebebasan. Dasarnya adalah keadilan yang
ditegakkan atas dasar persamaan atau egaliter, tanpa pandang bulu. Artinya, tugas
yang diemban tidak akan terwujud tanpa adanya kebebasan, sementara kebebasan
secara eksistensial tidak terwujud tanpa adanya tanggung jawab itu sendiri. Sistem
HAM Islam mengandung prinsip-prinsip dasar tentang persamaan, kebebasan dan
penghormatan terhadap sesama manusia. Persamaan, artinya Islam memandang
semua manusia sama dan mempunyai kedudukan yang sama, satu-satunya
keunggulan yang dinikmati seorang manusia atas manusia lainya hanya ditentukan
oleh tingkat ketakwaannya. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Surat AlHujarat ayat 13, yang artinya sebagai berikut :“Hai manusia, sesungguhnya Kami
ciptakan kamu dari laki-laki dan perempuan, dan Kami jadikan kamu berbangsa-
bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling
mulia di antara kaum adalah yang paling takwa.”
Pada dasarnya HAM dalam Islam terpusat pada lima hal pokok yang
terangkum dalam al-dloruriyat al-khomsah atau yang disebut juga al-huquq alinsaniyah fi al-islam (hak-hak asasi manusia dalam Islam). Konsep ini
mengandung lima hal pokok yang harus dijaga oleh setiap individu, yaitu hifdzu
al-din (penghormatan atas kebebasan beragama), hifdzu al-mal (penghormatan
atas harta benda),hifdzu al-nafs wa al-‘ird (penghormatan atas jiwa, hak hidup dan
kehormatan individu) hifdzu al-‘aql(penghormatan atas kebebasan berpikir)
dan hifdzu al-nasl(keharusan untuk menjaga keturunan). Kelima hal pokok inilah
yang harus dijaga oleh setiap umat Islam supaya menghasilkan tatanan kehidupan
yang lebih manusiawi, berdasarkan atas penghormatan individu atas individu,
individu dengan masyarakat, masyarakat dengan masyarakat, masyarakat dengan
negara dan komunitas agama dengan komunitas agama lainnya.
E.
Pengaturan Hak Asasi Manusia dalam Hukum Islam
Al-Qur’an dan Sunnah sebagai sumber hukum dalam Islam memberikan
penghargaan yang tinggi terhadap hak asasi manusia. Al-Qur’an sebagai sumber
hukum pertama bagi umat Islam telah meletakkan dasar-dasar HAM serta
kebenaran dan keadilan, jauh sebelum timbul pemikiran mengenai hal tersebut
pada masyarakat dunia. Ini dapat dilihat pada ketentuan-ketentuan yang terdapat
dalam Al-Qur’an, antara lain : 1.) Dalam Al-Qur’an terdapat sekitar 80 ayat
tentang hidup, pemeliharaan hidup dan penyediaan sarana kehidupan, misalnya
dalam Surat Al-Maidah ayat 32. Di samping itu, Al-Qur’an juga berbicara tentang
kehormatan dalam 20 ayat. 2.) Al-Qur’an juga menjelaskan dalam sekitas 150
ayat tentang ciptaan dan makhluk-makhluk, serta tentang persamaan dalam
penciptaan, misalnya dalam Surat Al-Hujarat ayat 13. 3.) Al-Qur’an telah
mengetengahkan sikap menentang kezaliman dan orang-orang yang berbuat zalim
dalam sekitar 320 ayat, dan memerintahkan berbuat adil dalam 50 ayat yang
diungkapkan dengan kata-kata : ‘adl, qisth dan qishash. 4.) Dalam Al-Qur’an
terdapat sekitar 10 ayat yang berbicara mengenai larangan memaksa untuk
menjamin kebebasan berpikir, berkeyakinan dan mengutarakan aspirasi. Misalnya
yang dikemukakan oleh Surat Al-Kahfi ayat 29.
Begitu juga halnya dengan Sunnah Nabi. Nabi Muhammad saw telah
memberikan tuntunan dan contoh dalam penegakkan dan perlindungan terhadap
HAM. Hal ini misalnya terlihat dalam perintah Nabi yang menyuruh untuk
memelihara hak-hak manusia dan hak-hak kemuliaan, walaupun terhadap orang
yang berbeda agama, melalui sabda beliau : “Barang siapa yang menzalimi
seseorang mu’ahid (seorang yang telah dilindungi oleh perjanjian damai) atau
mengurangi haknya atau membebaninya di luar batas kesanggupannya atau
mengambil sesuatu dari padanya dengan tidak rela hatinya, maka aku lawannya di
hari kiamat.”
F.
Hukum Islam dan HAM
Hukum Islam telah mengatur dan melindungi hak-hak azasi manusia. Antar lain
sebagai berikut :
1.
Hak hidup dan memperoleh perlindungan
Hak hidup adalah hak asasi yang paling utama bagi manusia, yang merupakan
karunia dari Allah bagi setiap manusia. Perlindungan hukum islam terhadap hak
hidup manusia dapat dilihat dari ketentuan-ketentuan syari’ah yang melinudngi
dan menjunjung tinggi darah dan nyawa manusia, melalui larangan membunuh,
ketentuan qishash dan larangan bunuh diri. Membunuh adalah salah satu dosa
besar yang diancam dengan balasan neraka, sebagaimana firman Allah dalam
Surat Al-Nisa’ ayat 93 yang artinya sebagai berikut : “Dan barang siapa
membunuh seorang muslim dengan sengaja maka balasannya adalah jahannam,
kekal dia di dalamnya dan Allah murka atasnya dan melaknatnya serta
menyediakan baginya azab yang berat.”
2.
Hak kebebasan beragama
Dalam Islam, kebebasan dan kemerdekaan merupakan HAM, termasuk di
dalmnya kebebasan menganut agama sesuai dengan keyakinannya. Oleh karena
itu, Islam melarang keras adanya pemaksaan keyakinan agama kepada orang yang
telah menganut agama lain. Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat AL-Baqarah
ayat 256, yang artinya: “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama Islam,
sesungguhnya telah jelas jalan yang benar dan jalan yang salah.”
3.
Hak atas keadilan.
Keadilan adalah dasar dari cita-cita Islam dan merupakan disiplin mutlak untuk
menegakkan kehormatan manusia. Dalam hal ini banyak ayat-ayat Al-Qur’an
maupun Sunnah ang mengajak untuk menegakkan keadilan, di antaranya terlihat
dalam Surat Al-Nahl ayat 90, yang artinya : “Sesungguhnya Allah menyuruh
kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan
Allah melarang perbuatan keji , kemungkaran dan permusuhan.”
4.
Hak persamaan
Islam tidak hanya mengakui prinsip kesamaan derajat mutlak di antara manusia
tanpa memndang warna kulit, ras atau kebangsaan, melainkan menjadikannya
realitas yang penting. Ini berarti bahwa pembagian umat manusia ke dalam
bangsa-bangsa, ras-ras, kelompok-kelompok dan suku-suku adalah demi untuk
adanya pembedaan, sehingga rakyat dari satu ras atau suku dapat bertemu dan
berkenalan dengan rakyat yang berasal dari ras atau suku lain.
Al-Qur’an menjelaskan idealisasinya tentang persamaan manusia dalam Surat
Al-Hujarat ayat 13, yang artinya : ”Hai manusia, sesungguhnya Kami ciptakan
kamu laki-laki dan perempuan, dan Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di
antara kamu adalah yang paling takwa.”
5.
Hak mendapatkan pendidikan
Setiap orang memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan dan pengajaran. Setiap
orang berhak mendapatkan pendidikan sesuai dengan kesanggupan alaminya.
Dalam Islam, mendapatkan pendidikan bukan hanya merupakan hak, tapi juga
merupakan kewajiban bagi setiap manusia, sebagaimana yang dinyatakan oleh
hadits Nabi saw yang diriwayatkan oleh Bukhari :“Menuntut ilmu adalah
kewajiban bagi setiap muslim.”
Di samping itu, Allah juga memberikan penghargaan terhadap orang yang
berilmu, di mana dalam Surat Al-Mujadilah ayat 11 dinyatakan bahwa Allah
meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang berilmu.
6.
Hak kebebasan berpendapat
Setiap orang mempunyai hak untuk berpendapat dan menyatakan pendapatnya
dalam batas-batas yang ditentukan hukum dan norma-norma lainnya. Artinya
tidak seorangpun diperbolehkan menyebarkan fitnah dan berita-berita yang
mengganggu ketertiban umum dan mencemarkan nama baik orang lain. Dalam
mengemukakan pendapat hendaklah mengemukakan ide atau gagasan yang dapat
menciptakan kebaikan dan mencegah kemungkaran. Kebebasan berpendapat dan
mengeluarkan pendapat juga dijamin dengan lembaga syura, lembaga
musyawarah dengan rakyat, yang dijelaskan Allah dalam Surat Asy-Syura ayat
38, yang artinya : “Dan urusan mereka diputuskan dengan musyawarah di antara
mereka.”
7.
Hak kepemilikan
Islam menjamin hak kepemilikan yang sah dan mengharamkan penggunaan cara
apa pun untuk mendapatkan harta orang lain yang bukan haknya, sebagaimana
firman Allah dalam Surat Al-Baqarah ayat 188, yang artinya : “Dan janganlah
sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain di antara kamu dengan jalan
bathil dan janganlah kamu bawa urusan harta itu kepada hakim agar kamu dapat
memakan harta benda orang lain itu dengan jalan berbuat dosa padahal kamu
mengetahuinya.”
8.
Hak mendapatkan pekerjaan dan Memperoleh Imbalan
Islam tidak hanya menempatkan bekerja sebagai hak, tetapi juga sebagai
kewajiban. Bekerja merupakan kehormatan yang perlu dijamin, sebagaimana
sabda Nabi saw : “Tidak ada makanan yang lebih baik yang dimakan seseorang
dari pada makanan yang dihasilkan dari tangannya sendiri.” (HR. Bukhari)
Sehubungan dengan hak bekerja dan memperoleh upah dari suatu pekerjaan
dijelaskan dalam beberapa ayat dalam Al-Qur’an menyatakan sebagai berikut:
a.
”Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun
perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan
kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami berikan kepada
mereka ganjaran dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan”(Q.s.An-Nahl/16:97) .
b.
Dialah yang menajadikan bumi ini mudah bagi kamu, maka berjalanlah
disegala penjurunya dan makanlah sebagian dari rizki Nya. Dan hanya kepada
Nya lah kamu kembali (Q.S.Al-Mulk/67:15).
c.
Katakanlah, tiap-tiap orang berbuat menurut keadaan(keahlian)
nya.(Q.S.Al-Israa’/17:84).
Ayat-ayat di atas menunjukkan bahwa Islam memberikan kesempatan kepada
manusia untuk bekerja dan berusaha serta memperoleh imbalan berupa upah dari
apa yang dikerjakannya untuk mendapatkan penghidupan yang layak bagi
dirinnya. Pekerjaan atau usaha yang dilakukan oleh seseorang hendaklah yang
sesuai dengan bidang keahliannya. Allah SWT juga mengakui adanya jenis-jenis
pekerjaan yang beraneka ragamnya, dan oleh karena itu, seseorang yang akan
bekerja itu harus ditempatkan sesuai dengan bidang keahliannya supaya ia
bertanggung jawab dengan pekerjaannya tersebut. Sebab, seseorang yang
mengerjakan suatu pekerjaan yang bukan bidang keahliannya bukan saja tidak
bisa dipertanggungjawabkannya bahkan dapat mendatangkan bencana bagi orang
lain.
G.
Prinsip-Prinsip HAM Dalam Islam
Hak asasi manusia dalam islam sebagaimana termaktub dalam fikih menurut
Masdar F. Mas’udi, memiliki lima perinsip utama, yaitu:
1.
Hak perlindungan terhadap jiwa
Kehidupan merupakan sesuatu hal yang sangat niscaya dan tidak boleh dilanggar
oleh siapapun. Allah berfirman dalam surat al-baqarah ayat 32: “membunuh
manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang menyelamatkan kehidupan seorang
manusia, maka seolah-olah dia telah menyelamatkan kehidupan manusia
semuanya.”
2.
Hak perlindungan keyakinan
Dalam hal ini Allah telah mengutip dalam alqur’an yang berbunyi “la iqrah fidhin dan lakum dinukum waliyadin”
3.
Hak perlindungan terhadap akal pikiran
Hak perlindungan terhadap akal pikiran ini telah di terjemahkan dalam perangkat
hokum yang sangat elementer, yakni tentang haramnya makan atau minum hal-hal
yang dapat merusak akal dan pikiran manusia.
4.
Hak perlindungan terhadap hak milik
Hak perlindungan terhadap hak milik telah dimaksudkan dalam hukum
sebagaimana telah diharamkannya dalam pencurian.
H.
Contoh Kasus Pelanggaran HAM dari Sudut Pandang Islam
Berikut ini beberapa contoh kasus pelanggaran HAM, antara lain:
1.
PELANGGARAN HAM OLEH TNI
umumnya terjadi pada masa pemerintahan Presiden Suharto, dimana (dikemudian
hari berubah menjadi TNI dan Polri) menjadi alat untuk menopang kekuasaan.
Pelanggaran HAM oleh TNI mencapai puncaknya pada akhir masa pemerintahan
Orde Baru, dimana perlawanan rakyat semakin keras.
2.
KASUS PELANGGARAN HAM YANG TERJADI DI MALUKU
Konflik dan kekerasan yang terjadi di Kepulauan Maluku sekarang telah berusia 2
tahun 5 bulan; untuk Maluku Utara 80% relatif aman, Maluku Tenggara 100%
aman dan relatif stabil, sementara di kawasan Maluku Tengah (Pulau Ambon,
Saparua, Haruku, Seram dan Buru) sampai saat ini masih belum aman dan khusus
untuk Kota Ambon sangat sulit diprediksikan, beberapa waktu yang lalu sempat
tenang tetapi sekitar 1 bulan yang lalu sampai sekarang telah terjadi aksi
kekerasan lagi dengan modus yang baru ala ninja/penyusup yang melakukan
operasinya di daerah – daerah perbatasan kawasan Islam dan Kristen (ada indikasi
tentara dan masyarakat biasa).
Akibat konflik/kekerasan ini tercatat 8000 orang tewas, sekitar 4000 orang luka –
luka, ribuan rumah, perkantoran dan pasar dibakar, ratusan sekolah hancur serta
terdapat 692.000 jiwa sebagai korban konflik yang sekarang telah menjadi
pengungsi di dalam/luar Maluku. Komunikasi sosial masyarakat tidak jalan
dengan baik, sehingga perasaan saling curiga antar kawasan terus ada dan selalu
bisa dimanfaatkan oleh pihak ketiga yang menginginkan konmflik jalan terus.
Perkembangan situasi dan kondisis yang terakhir tidak ada pihak yang
menjelaskan kepada masyarakat tentang apa yang terjadi sehingga masyrakat
mencari jawaban sendiri dan membuat antisipasi sendiri.
Wilayah pemukiman di Kota Ambon sudah terbagi 2 (Islam dan Kristen),
masyarakat dalam melakukan aktifitasnya selalu dilakukan dilakukan dalam
kawasannya hal ini terlihat pada aktifitas ekonomi seperti pasar sekarang dikenal
dengan sebutan pasar kaget yaitu pasar yang muncul mendadak di suatu daerah
yang dulunya bukan pasar hal ini sangat dipengaruhi oleh kebutuhan riil
masyarakat; transportasi menggunakan jalur laut tetapi sekarang sering terjadi
penembakan yang mengakibatkan korban luka dan tewas; serta jalur – jalur
distribusi barang ini biasa dilakukan diperbatasan antara supir Islam dan Kristen
tetapi sejak 1 bulan lalu sekarang tidak lagi juga sekarang sudah ada penguasa –
penguasa ekonomi baru pasca konflik.
3.
PELANGGARAN HAM ATAS NAMA AGAMA
Kita telah mengenal banyak sekelompok manusia dengan atribut agama,
berlindung dalam lembaga agama, mereka justru melakukan kejahatan
kemanusiaan (crimes against humanity) entah itu Kristen, Islam atau agama
apapun. Atas nama ‘agama yang suci’ mereka melakukan ‘pelecehan yang tidak
suci’ kepada sesamanya manusia. Akhir abad 20 atau awal abad 21, akhir-akhir
ini kita disuguhi sajian-sajian berita akan kebobrokan manusia yang beragama
melanggar hak asasi manusia, misalnya kelompok Al-Qaeda dan sejenisnya
menteror dengan bom, dan olehnya mungkin sebagian dari kita telah prejudice
menempatkan orang-orang Muslim di sekitar kita sama jahatnya dengan
kelompok ‘Al-Qaeda’
Di sisi lain Amerika Serikat (AS) sebagai ‘polisi dunia’ sering memakai ‘isu
terorisme yang dilakukan Al-Qaeda’ untuk melancarkan macam-macam
agendanya. Invasi AS ke Iraq, penyerangan ke Afganistan dan negara-negara lain
yang disinyalir ‘ada terorisnya’. Namun kehadiran pasukan AS dan sekutunya di
Iraq tidak berdampak baik, mungkin pada awalnya terlihat AS dengan sejatanya
yang super-canggih menguasai Iraq dalam sekejap, namun pasukan mereka
babak-belur dalam ‘perang-kota’, ini mengingatkan kembali sejarah buruk,
dimana mereka juga kalah dalam perang gerilya di Vietnam. Kegagalan pasukan
AS mendapat kecaman dari dalam negeri, bahkan sekutunya, Inggris misalnya.
Tekanan-tekanan ini membuat PM Inggris Tony Blair memilih mengakhiri
karirnya sebelum waktunya baru-baru ini. Karena ia berada dalam posisi yang
sulit : menuruti tuntutan dalam negeri ataukah menuruti tuan Bush.
4.
PELANGGARAN HAM OLEH MANTAN GUBERNUR TIM-TIM
Abilio Jose Osorio Soares, mantan Gubernur Timtim, yang diadili oleh
Pengadilan Hak Asasi Manusia (HAM) ad hoc di Jakarta atas dakwaan
pelanggaran HAM berat di Timtim dan dijatuhi vonis 3 tahun penjara. Sebuah
keputusan majelis hakim yang bukan saja meragukan tetapi juga menimbulkan
tanda tanya besar apakah vonis hakim tersebut benar-benar berdasarkan rasa
keadilan atau hanya sebuah pengadilan untuk mengamankan suatu keputusan
politik yang dibuat Pemerintah Indonesia waktu itu dengan mencari kambing
hitam atau tumbal politik. Beberapa hal yang dapat disimak dari keputusan
pengadilan tersebut adalah sebagai berikut ini.
Pertama, vonis hakim terhadap terdakwa Abilio sangat meragukan karena dalam
Undang-Undang (UU) No 26/2000 tentang Pengadilan HAM Pasal 37 (untuk
dakwaan primer) disebutkan bahwa pelaku pelanggaran berat HAM hukuman
minimalnya adalah 10 tahun sedangkan menurut pasal 40 (dakwaan subsider)
hukuman minimalnya juga 10 tahun, sama dengan tuntutan jaksa. Padahal Majelis
Hakim yang diketuai Marni Emmy Mustafa menjatuhkan vonis 3 tahun penjara
dengan denda Rp 5.000 kepada terdakwa Abilio Soares.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dari pembahasan mengenai Hak Asasi Manusia di atas dapatlah kita tarik
kesimpulan bahwa Islam itu adalah agama yang asy-syumul (lengkap). Ajaran
Islam meliputi seluruh aspek dan sisi kehidupan manusia. Islam memberikan
pengaturan dan tuntunan pada manusia, mulai dari urusan yang paling kecil
hingga urusan manusia yang berskala besar.Dan tentu saja telah tercakup di
dalamnya aturan dan penghargaan yang tinggi terhadap HAM. Memang tidak
dalam suatu dokumen yang terstruktur, tetapi tersebar dalam ayat suci Al-Qur’an
dan Sunnah Nabi saw.
Hak Asasi Manusia telah di atur dalam Al-Qur’an dan Hadist dan umat islam
harus benar-benar mengetahui hak-hak yang diberikan kepadanya dan
menggunakan haknya tersebut sebaik-baiknya selama tidak bertentangan dan
melanggar hak orang lain.
B. SARAN
Setelah membaca dan membahas makalah ini, hendaklah kita sebagai mahasiswa
menghormati hak orang lain.Hendaklah kita terus mengkaji secara mendalam
pengetahuan kita tentang HAM Penulis mengharapkan saran dan kritikan dari
berbagai pihak yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Kosasih, Ahmad. 2003. HAM Dalam Perspektif Islam. Jakarta:Salemba Diniyah
http://dhanielalu.blog.com/makalah-ham-dan-pandangan-islam-tentang-ham/
http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=makalah%20agama%20dan%20hak%20a
sasi%20manusia&source=web&cd=1&ved=0CCAQFjAA&url=http%3A%2F%2
Fmagicalred.files.wordpress.com
http://donaemons.wordpress.com/2009/01/29/pelanggaran-pelanggaran-ham-diindonesia
http://www.tugasku4u.com/2013/02/makalah-hak-asasi-manusia-dalamislam.html
Makalah HAM dan Pandangan Islam Tentang HAM
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia
yang dalam penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak
kebebasan yang terkait dengan interaksinya antara individu atau dengan instansi.
Hak juga merupakan sesuatu yang harus diperoleh. Masalah HAM adalah sesuatu
hal yang sering kali dibicarakan dan dibahas terutama dalam era reformasi ini.
HAM lebih dijunjung tinggi dan lebih diperhatikan dalam era reformasi dari pada
era sebelum reformasi. Perlu diingat bahwa dalam hal pemenuhan hak, kita hidup
tidak sendiri dan kita hidup bersosialisasi dengan oran lain. Jangan sampai kita
melakukan pelanggaran HAM terhadap orang lain dalam usaha perolehan atau
pemenuhan HAM pada diri kita sendiri. Dalam hal ini penulis merasa tertarik
untuk membuat makalah tentang HAM. Maka dengan ini penulis mengambil
judul “Hak Asasi Manusia”.
Ham juga merupakan hak dasar yang secara kodrati melekat pada diri manusia
sejak Lhir sebagai anugrah dari tuhan. Oleh karena itu HAM wajib di lindungi dan
di hormati baik secara hokum, agama dan pemerintah. Sebagaimana di cantumkan
dalam Deklarasi Univesal Hak Asasi Manusia (DUHAM) yang di proklamasikan
PBB pada Tahun 1948, setiap orang tanpa terkecuali berhak atas HAM dan
kebesarannya.
B. RUMUSAN MASALAH
Dalam makalah ini penulis merumuskan suatu masalah sebagai berikut:
1. Apa Pengertian dari ada HAM itu, dan apa bagian-bagiannya…
2. Bagaimana sejarah tentang Hak Asasi Manusia (HAM)…
3. Bagaimana Ham dalam perspektif islam…
4. Bagaimanakah contoh-contoh pelanggaran HAM…
C. Tujuan Masalah
Dengan adanya rumusan masalah diatas kami dapat menarik suatu tujuan
masalah:
1.
Untuk mengetahui pengertian HAM dan bagian-bagiannya.
2.
Untuk mengetahui sejarah HAM
3.
Untuk mengetahui HAM dalam perspektif islam
4.
Untuk mengetahui contoh-contoh pelanggaran HAM
D. Batasan Masalah
Agar masalah pembahasan tidak terlalu luas dan lebih terfokus pada masalah dan
tujuan dalam hal ini pembuatan makalah ini, maka dengan ini penyusun
membatasi masalah hanya pada ruang lingkup HAM.
BAB II
ANALISIS
Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM)
Secara etimolgi hak merupakan unsur normative yang berfungsi sebagai pedoman
prilaku , melindumgi kebebasan, kekebalan serta menjamin adanya peluang bagi
manusia dalam menjadi harkat dan martabatnya. Sedangkan asasi berarti yang
bersifat paling mendasar yang dimiliki manusia sebagai fitrah, sehingga tak
satupun makhluk mengintervensinya apalagi mencabutnya.
Secara istilah HAM dapat dirumuskan dengan beberapa pendapat yang salah satu
diantaranya:
HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia, sesuai dengan kodratnya
(Kaelan: 2002).
Menurut pendapat Jan Materson (dari komisi HAM PBB), dalam Teaching
Human Rights, United Nations sebagaimana dikutip Baharuddin Lopa
menegaskan bahwa HAM adalah hak-hak yang melekat pada setiap manusia, yang
tanpanya manusia mustahil dapat hidup sebagai manusia
John Locke menyatakan bahwa HAM adalah hak-hak yang diberikan langsung
oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati.
Dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM disebutkan
bahwa “Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat
dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan
anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara,
hukum, pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat
dan martabat manusia.
Hak Asasi Manusia adalah hak-hak dasar atau hak-hak pokok yang di miliki oleh
setiap umat manusia sejak lahir sebagai Anugrah Tuhan YME kepada hambanya,
yaitu umat manusia tanpa terkecuali.
Hak asasi manusia melekat pada diri manusia sejak lahir, karena itu muncul
gagasan tengtang hak sasi manusia dan pengakuan atas-Nya sehingga dalam
proses ini lahir beberapa naskah. Yang antara lain:
·
Magna Carta (Piagam Agung, 15 juni 1215)
Magna Carta di inggris memuat hal-hal sebagai berikut:
1)
Seorang tidak boleh dipenjarakan (dihukum)dengan tidak ada vonis
yang sah menurut hokum
2)
Suatu pajak (cukai) tidak boleh dinaikkan dengan tanpa ersetujuan
sebuah dewan yang di dalamnya dudk aum bangsawan, kaum pendeta, dan rakyat
jelata.
·
Habeas Courpus Act
Petition of Right
Suatu dokumen yang lahir karena tuntutan rakyat yan duduk di House of
Commons (parlemen) kepada raja Charles III.
·
Bill of Right (Undang-Undang Hak, inggris 1689)
Undang-undang yang di terima parlemen inggris setelah mengadakan revolusi
tidak berdarah kepada raja James II (peristiwa kemenangan atas raja), yang
isisnya tentang hak-hak dan kebenaran warga Negara.
·
Declaration of Independence (Pernyataan kemerdekaan USA, 4 juli 1776)
Tututan adanya hak bagi setiap orang untuk hidup merdeka.
·
Revolusi Prancis, 5 agustus 1789
Bahwa manusia di lahirkan sama dalam keadaan merdeka dan memiliki hak-hak
yang sama. Terknal dengan symbol liberte = kemerdekaan, egalite = persamaan,
dan fraternite =persaudaraan.
The Four Freedom (empat kebebasan USA 1941)
Frankin D. Roosevelt (Amerika Serikat) merumuskan tentang
1) Freedom of speech and expression (kebebasan berbicara dan
menyatakan pendapat);
2) Freedom of worship (kebebasan beribadat);
3) Freedom from want (kemelaratan);
4) Freedom from fear (kebebasan dari rasa takut).
·
Universal Declaration of Human Right (10 desember 1948)
Universal Declaration of Human Right (pernyataan sedunia tentang Hak Asasi
Manusia). Pernyataan ini berisi, antara lain hak kebebasan politik, hak social, hak
beristirahat dan liburan, hak akan tingkat penghidupan yang cukup bagi penjagaan
kesehatanm keselamtan diri sendiri dan keluarga, serta hak asasi Pendidikan
Hak-hak asasi manusia dapat dibagi atu dibedakan menjadi:
Hak-hak asasi pribadi atau Personal Right yang meliputi kebebasan menyatakan
pendapat, kebebasan memeluk agama, dan kebebasan bergerak.
Hak-hak asasi ekonomi atau Property Right, yaitu hak untuk memiliki sesuatu,
membeli dan menjualnya serta memanfaatkannya.
Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hokum dan
pemerintahan atau yang biasa disebut Right of Legal Equality.
Hak-hak asasi politik atau Political Right, yaitu hak untuk ikut serta dalam
pemerintahan, hak pilih (memilih dan dipilih dalam pemilihan umum), dan
mendirikan partai politik.
Hak-hak asasi social dan kebudayan atau Social and Cultur Right, misalntya hak
untuk memilih Pendidikan dan mengembangkan kebudayaan.
Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan
atau Prosedural Right, misalnya pengaturan dalam hal penangkapan,
penggeledahan dan peradilan.
B. Sejarah Terjadinya Hak Asasi Manusia (HAM)
Latar belakang timbulnya hak asasi manusia, padaa dasarnya karena adanya
manusia terhadap harga diri, harkat, dan martabat kemanusiaannya. Kesadaran
manusia tersebut munculkarena adanya tindakan yang sewenang-wenang dari
penguasa, perbudakan, penjajahan, ketidak adilan, kezaliman, dan lain-lain yang
melanda umat manusia pada umumnya.
Sejarah umat manusia sejak awal sejarah mesir kuno sampai sekarang sudah
hamper 60 abad atau 600 tahun, sedangkan pengakuan terhadap hak-hak asasi
manusia brarulah berumur 1/3 abad atau 30 tahun. Jadi, pengakuan atau kesadaran
manusia akan hak asasinya secara menyeluruh dan meliputi segenap umat
manusia memerlukan waktu perkembangan berpuluh-puluh abad.
Perkembangan sejarah telah memperlihatkan trejadinya penjajahan kelompk
manusia yang satu terhadap kelompok manusia yang lain. Ketika itu, perlakuan
kelompok manusia yang memang dalam peperangan terhadap kelompok yang
kalah adalah seperti perlakuan terhadap barang miliknya dan merupakan hal yang
di anggap biasa saja sehingga perbudakan meraja rela. Dalam masyarakat suatu
bangsa terdapat golongan-golongan yang berbeda-beda haknya. Hal itu di
karenakan perbedaan kedudukannya dalam masyarakat. Masyarakat terbagi atas
golongan bangsawan atau nikrat, golongan pendeta, dan golongan rakyat biasa.
Kaum bangsawan dan para pendeta mempunyai berbagai hak istimewa yang tidak
mungkin di miliki oleh rakyat biasa. Keadaan itu berlangsung secara turun
temurun.
Adapun dua peristiwa dalam sejarah dunia yang menghasilkan rumusan yang
mirip dengan rumusan hak-hak asasi manusia ialah Revolusi Amerika yang di
mulai pada Tahun 1776 dan Revolusi Prancis yang meletus pada Tahun 1789.
Revolusi amerika menghasilkan prnyataan kemerdekaan. Ketika itu, tiga belas
daerah jajahan inggris di pantai timur benua Amerika Utara melepaskan diri dari
kekuasaan kerajaan inggris. Sejak itu berdirilah Negara Amerika Serikat. Dalam
pernyataan kemerdekaan itu terdapat rumusan sebagai berikut, “..bahwa semua
orang di ciptakan sama, bahwabahwa mereka di anugrahi hak-hak tertentu oleh
tuhan maha pencipta…”
Dalam perkembangan Revolusi prancis menghasilkan beberapa pernyataan yang
lazim disebutpernyataan hak-hak manusia dan warga Negara. Dalam pernyataan
itu terdapat rumusan, “…manusai di lahirkan sama dalam keadaan merdeka dan
memiliki hak-hak yang sama….” Dengan adanya pernyataan itu, hilanglah hakhak istimewa golongan bangsawan dan gereja.Suasana persamaan hak di Prancis
Mkin mantap pada zaman napoleon. Ketika itu di nyatakan bahwa segenap
penduduk Prancis mendapat perlakuan hukum yang sama.
Kejadian di atas sebenarnya telah di awali oleh kejadian-kejadian di inggris, yaitu
di bidang kenegaraan. Disamping itu, terdapat pula pengaruh Rousseau seorang
filsof Prancis yang menganut fahamtentang kedaulatan rakyat.Pengaruh kedua
peristiwa itu, terutama revolusi Perancis cepat meluas di Eropa dan menimbulkan
perubahan-perubahan kea rah tercapainya persamaan hak bagi eluruh bangsa dan
Negara. Walaupun demikian keadaan masih jauh dari pengakuan persamaan hak
yang meliputi segenap umat manusia di seluruh dunia.
C. Lembaga Perlindungan HAM
1. Komisi Nasional HAk Asasi Manusia
Tujuan di adakannya Komnas HAM adalah sebagai berikut:
·
Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak asasi
manusia dengan pancasila, UUD 1945, dan Piagam PBB, serta deklarasi
Universal Hak Asasi Manusia.
·
Meningkatkan perlindungan dan penegakan Hak Asasi Manusia.
2. Kepolisian Negara Republik Indonesia
Adapun tugas pokok kepolisian Negara RI adalah:
Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat;
Menegakkan Hukum;
Memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.
3. Komisi Perlindungan Anak Indonesia
Adapun tugas-tugas Komisi Perlindungan Anak Indonesia adalah:
·
Melakukan sosialisasi seluruh ketentuan yang berkaitan dengan
perlindungan anak, mengumpulkan data dan informasi, menerima pegaduan
masyarakat, melakukan penelaahan, pemantauan evaluasi dan pengawasan
terhadap penyelanggaran perlindungan anak;
·
Memberikan laporan, saran, masukan, dan pertimbangan dalam
rangka perlindungan anak.
Hak Asasi Manusia Dalam Islam
Sejak mula sebelum lahirnya berbagai gagasan tentang HAM, islam telah
meletakkan dasar yang kuat. Islam memandang bahwa kedudukan manusia adalah
sama dan hanya dibedakan dari sudut ketakwaannya; tidak ada paksaan dalam
beragama; dan tidak boleh satu kaum menghina kaum yang lain.
Rasululah Muhammad SAW sendiri bersabda, bahwa” setiap manusia di lahirkan
dalam keadaan suci.”
Landasan pijak keterkaitan dengan hak tersebut dalam islam dikenal melalui dua
konsep; yaitu hak manusia (haq alinsan) dan hak allah. Hak manusia itu bersfat
relative sedangkan hak allah adalah mutlak, tetapi antara kedua hak tersebut saling
melandasi satu sama lain.
Prinsip-prinsip HAM dalam islam
Hak asasi manusia dalam islam sebagaimana termaktub dalam fikih menurut
Masdar F. Mas’udi, memiliki lima perinsip utama, yaitu:
Hak perlindungan terhadap jiwa
Kehidupan merupakan sesuatu hal yang sangat niscaya dan tidak boleh dilanggar
oleh siapapun. Allah berfirman dalam surat al-baqarah ayat 32:
“membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang menyelamatkan
kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah menyelamatkan
kehidupan manusia semuanya.”
Hak perlindungan keyakinan
Dalam hal ini allah telah mengutip dalam alqur’an yang berbunyi “la iqrah fi-dhin
dan lakum dinukum waliyadin”
Hak perlindungan terhadap akal pikiran
Hak perlindungan terhadap akal pikiran ini telah di terjemahkan dalam perangkat
hokum yang sangat elementer, yakni tentng haramnya makan atau minum hal-hal
yang dapat merusak akal dan pikiran manusia.
Hak perlindungan terhadap hak milik
Hak perlindungan terhadap hak milik telah dimaksudkan dalam
hokum sebagaimana telah diharamkannya dalam pencurian.
Hak berkeluarga atau hak memperoleh keturunan dan merpertahankan nama baik
F. Contoh-contoh pelanggaran HAM
1.
Terjadinya penganiayaan pada praja STPDN oleh seniornya dengan
dalih pembinaan yang menyebabkan meninggalnya Klip Muntu pada tahun 2003.
2.
Dosen yang malas masuk kelas atau malas memberikan penjelasan
pada suatu mata kuliah kepada mahasiswa merupakan pelanggaran HAM ringan
kepada setiap mahasiswa.
3.
Para pedagang yang berjualan di trotoar merupakan pelanggaran
HAM terhadap para pejalan kaki, sehingga menyebabkan para pejalan kaki
berjalan di pinggir jalan sehingga sangat rentan terjadi kecelakaan.
4.
Para pedagang tradisioanal yang berdagang di pinggir jalan
merupakan pelanggaran HAM ringan terhadap pengguna jalan sehingga para
pengguna jalan tidak bisa menikmati arus kendaraan yang tertib dan lancar.
5.
Orang tua yang memaksakan kehendaknya agar anaknya masuk pada
suatu jurusan tertentu dalam kuliahnya merupakan pelanggaran HAM terhadap
anak, sehingga seorang anak tidak bisa memilih jurusan yang sesuai dengan minat
dan bakatnya.
BAB III
PENUTUP
1.KESIMPULAN
“Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan
anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara,
hukum, pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat
dan martabat manusia.
Hak-hak asasi manusia dapat dibagi atu dibedakan menjadi:
Hak-hak asasi pribadi atau Personal Right yang meliputi kebebasan menyatakan
pendapat, kebebasan memeluk agama, dan kebebasan bergerak.
Hak-hak asasi ekonomi atau Property Right, yaitu hak untuk memiliki sesuatu,
membeli dan menjualnya serta memanfaatkannya.
Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hokum dan
pemerintahan atau yang biasa disebut Right of Legal Equality.
Hak-hak asasi politik atau Political Right, yaitu hak untuk ikut serta dalam
pemerintahan, hak pilih (memilih dan dipilih dalam pemilihan umum), dan
mendirikan partai politik.
Hak-hak asasi social dan kebudayan atau Social and Cultur Right, misalntya hak
untuk memilih Pendidikan dan mengembangkan kebudayaan.
Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan
atau Prosedural Right, misalnya pengaturan dalam hal penangkapan,
penggeledahan dan peradilan. Prinsip-prinsip HAM dalam islam
Hak asasi manusia dalam islam sebagaimana termaktub dalam fikih menurut
Masdar F. Mas’udi, memiliki lima perinsip utama, yaitu:
Hak perlindungan terhadap jiwa
Kehidupan merupakan sesuatu hal yang sangat niscaya dan tidak boleh dilanggar
oleh siapapun. Allah berfirman dalam surat al-baqarah ayat 32:
‘Bahwa sesungguhnya barang siapa yang membunuh seorang manusia bukan
karena orang itu [membunuh] orang lain, atay bukan karena berbuat kerusakan di
muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan
barang siapa yang menyelamatkan kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah
dia telah menyelamatkan kehidupan manusia semuanya.’
Hak perlindungan keyakinan
Dalam hal ini allah telah mengutip dalam alqur’an yang berbunyi “la iqrah fi-dhin
dan lakum dinukum waliyadin”
Hak perlindungan terhadap akal pikiran
Hak perlindungan terhadap akal pikiran ini telah di terjemahkan dalam perangkat
hokum yang sangat elementer, yakni tentng haramnya makan atau minum hal-hal
yang dapat merusak akal dan pikiran manusia.
Hak perlindungan terhadap hak milik
Hak perlindungan terhadap hak milik telah dimaksudkan dalam
hokum sebagaimana telah diharamkannya dalam pencurian.
Hak berkeluarga atau hak memperoleh keturunan dan merpertahankan nama baik
Dalam hal ini di jelaskan di dalam alqur’an[an-nur 4]
2) SARAN-SARAN
Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan memperjuangkan
HAM kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa menghormati dan menjaga
HAM orang lain jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM. Dan Jangan
sampai pula HAM kita dilanggar dan dinjak-injak oleh orang lain.
Jadi dalam menjaga HAM kita harus mampu menyelaraskan dan mengimbangi
antara HAM kita dengan HAM orang lain.
BAB 1
PENDAHULUAN
Hak asasi manusia adalah hak dasar atau hak pokok yang melekat pada diri
manusia sejak manusia diciptakan sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Hak
yang dimiliki setiap orang tentunya tidak dapat dilaksanakan sebebas-bebasnya,
karena ia berhadapan langsung dan harus menghormati hak yang dimiliki orang
lain. Hak asasi manusia teriri atas dua hak yang paling fundamental, yaitu hak
persamaan dan hak kebebasan. Tanpa adanya kedua hak ini maka akan sulit untuk
menegakkan hak asasi lainnya.
Pengakuan terhadap hak asasi manusia pada hakikatnya merupakan
penghargaan terhadap segala potensi dan harga diri manusia menurut kodratnya.
Walaupun demikian, kita tidak boleh lupa bahwa hakikat tersebut tidak hanya
mengundang hak untuk mengikuti kehidupan secara kodrati. Sebab dalam hakikat
kodrati itupun terkandung kewajiban pada diri manusia tersebut. Tuhan
memberikan sejumlah hak dasar tadi dengan kewajiban membina dan
menyempurnakannya.
HAM merupakan hak yang melekat pada diri manusia yang bersifat kodrati dan
fundmental sebagai suatu anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang harus dihormati,
dijaga, dan dilindungi oleh setiap individu, masyarakat, atau negara.
Dengan demikian, hakikat pengormatan dan perlindungan terhadap HAM ialah
menjaga keselamatan eksistensi manusia secara utuh melalui aksi keseimbangan.
Keseimbangan adalah antara hak dan kewajiban serta keseimbangan antara
kepentingan perseorangan dengan kepentingan umum. Upaya menghormati,
melindungi, dan menjunjung tinggi HAM menjadi kewajiban dan tanggung jawab
bersama antara individu, pemerintah (aparatur pemerintahan baik sipil maupun
militer), dan negara.
TUJUAN
Makalah ini memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui definisi pengertian HAM menurut UU, Para Ahli, dan menurut
Islam
2. Untuk memahami pengertian HAM yang sebenarnya
3. Untuk mengetahui prinisip-prinsip HAM dalam Islam yang terkandung di
dalamnya
4. Untuk mengetahui contoh-contoh pelanggaran HAM dyang ada di lingkungan
masyarakat, dan sekitarnya
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hak Asasi Manusia
Menurut Pasal 1 ayat 1 UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM menyebutkan
bahwa hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk TuhanYang Maha Esa dan merupakan
anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara,
hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat
dan martabat manusia
Hak Asasi Manusia atau HAM adalah hak-hak yang sudah dipunyai oleh
seseorang sejak ia masih dalam kandungan. Hak asasi manusia dapat berlaku
secara universal. Dasar-dasar HAM yang tertuang dalam deklarasi kemerdekaan
Amerika Serikat atau Declaration of Independence of USA serta yang tercantum
dalam UUD 1945 Republik Indonesia, seperti yang terdapat pada pasal 27 ayat 1,
pasal 28 A-J, pasal 29 ayat 2, pasal 31 ayat 1, serta pasal 30 ayat 1. Dalam teori
perjanjian bernegara, terdapat Pactum Unionis serta Pactum Subjectionis. Pactum
unionis merupakan suatu perjanjian antarindividu guna membentuk negara,
sedangkan pactum subjectionis merupakan suatu perjanjian antara individu serta
negara yang dibentuk. Thomas Hobbes mengakui Pactum Subjectionis dan tidak
mengakui Pactum Unionis. John Lock mengakui keduanya yaitu Pactum Unionis
dan Pactum Subjectionis, sedangkan JJ Roessaeu hanya mengakui Pactum
Unionis.
Ketiga paham ini berpendapat demikian. Namun pada dasarnya teori perjanjian
tersebut mengamanahkan adanya suatu perlindungan Hak Asasi Warga Negara
yang wajib dijamin oleh penguasa dan bentuk jaminan tersebut haruslah tertuang
dalam konstitusi.
Dalam kaitannya dengan hal tersebut, HAM merupakan hak fundamental yang
tidak dapat dicabut karena ia adalah seorang manusia. HAM yang dirujuk
sekarang merupakan seperangkat hak yang dikembangkan PBB sejak awal
berakhirnya perang dunia II. Sebagai konsekuensinya, negara-negara tidak dapat
berkelit untuk tidak melindungi hak asasi manusia yang bukan warga negaranya.
Selama masih menyangkut persoalan HAM pada masing-masing negara, tanpa
kecuali, pada tataran tertentu mempunyai tanggung jawab, khususnya terkait
pemenuhan hak asasi manusia pribadi-pribadi yang terdapat pada jurisdiksinya,
termasuk orang asing. Oleh karena itu, pada tataran tertentu, akan menjadi sangat
salah untuk menyamakan antara hak asasi manusia dengan hak-hak lainnya yang
dimiliki oleh warga negara. Hak asasi manusia sudah dimiliki oleh siapa saja.
Alasan di atas pula yang dapat menyebabkan hak asasi manusia merupakan bagian
integral dari tiap kajian dalam disiplin ilmu hukum internasional. Oleh karena itu
bukan sesuatu yang kontroversial lagi apabila suatu komunitas internasional
mempunyai kepedulian yang serius dan bersifat nyata terhadap berbagai isu
tentang hak asasi manusida tingkat domestik.
Peran komunitas internasional sangat pokok sebagai perlindungan HAM karena
sifat serta watak HAM itu sendiri merupakan suatu mekanisme pertahanan dan
perlindungan setiap individu terhadap kekuasaan negara yang rentan untuk
disalahgunakan, sebagaimana yang sering dibuktikan sejarah umat manusia
sendiri.
Pengertian Hak Asasi Manusia Menurut Para
Ahli
1.
John Locke
HAM merupakan suatu hak yang diberikan langsung oleh Tuhan yang bersifat
kodrati. Artinya adalah hak yang dimiliki oleh setiap manusia menurut kodratnya
dan tidak dapat dipisahkan hakikatnya, sehingga sifatnya adalah suci.
2.
David Beetham dan Kevin Boyle
Hak asasi manusia dan kebebasan fundamental adalah hak-hak individual dan
berasal dari berbagai kebutuhan serta kapasitas-kapasitas manusia.
3.
Haar Tilar
HAM adalah hak yang melekat pada diri tiap insan, apabila tiap insan tidak
memiliki hak-hak itu maka setiap insan tersebut tidak bisa hidup seperti manusia.
Hak tersebut didapatkan pada saat sejak lahir ke dunia.
4.
Prof. Koentjoro Poerbopranoto
Menurut Prof. Koentjoro Poerbopranoto, hak asasi manusia adalah suatu hak yang
bersifat mendasar. Hak yang telah dimiliki setiap manusia dengan berdasarkan
kodratnya yang tidak dapat bisa dipisahkan sehingga HAM bersifat suci.
5.
Mahfudz M.D.
HAM merupakan hak yang sudah melekat pada martabat setiap manusia dan hak
tersebut sudah dibawa pada saat sejak lahir ke dunia dan pada hakikatnya hak
tersebut memiliki sifat kodrati.
6.
Muladi
Hak asasi manusia adalah segala hak pokok atau mendasar yang melekat pada diri
setiap manusia dalam kehidupannya.
7.
Peter R. Baehr
Hak asasi manusia adalah hak dasar yang bersifat mutlak dan harus dimiliki oleh
setiap insan di dunia guna perkembangan dirinya.
8.
Karel Vasak
Hak asasi manusia merupakan 3 generasi yang didapat dari revolusi Prancis. Karel
Vasak mengistilahkan generasi hal ini karena yang dimaksud untuk merujuk pada
inti serta ruang lingkup dari hak yang menjadi suatu prioritas utama dalam
beberapa kurun waktu tertentu.
9.
Miriam Budiarjo
Hak asasi manusia adalah hak yang harus dimiliki pada setiap orang yang dibawa
sjak lahir ke dunia dan menurut Miriam Budiarjo hak tersebut memiliki sifat yang
universal, hal ini karena dimiliki tanpa adanya perbedaan ras suku, budaya,
agama, kelamin, dan sebagainya.
10.
C. de Rover
Hak asasi manusia merupakan hak hukum yang harus dimiliki oleh tiap orang
sebagai manusia. Hak tersebut memiliki sifat yang universal serta dimiliki oleh
setiap orang. Hak tersebut seringkali dilanggar, namun hak-hak tersebut tidak
akan pernah untuk dapat dihapuskan. Hak asasi merupakan hak hukum, hal ini
berarti bahwa hak tersebut merupakan hukum. Hak asasi manusia itu sendiri
dilindungi oleh konstitusi serta hukum nasional diberbagai negara di dunia. HAM
merupakan hak dasar yang dibawa manusia sejak lahir yang merupakan anugerah
Tuhan Yang Maha Esa. Hak asasi manusia haruslah dihormati, dilindungi, dan
dijunjung tinggi. Hak asasi manusia mempunyai sifat yang universal dan abadi.
11.
Austin-Ranney
Hak asasi manusia merupakan ruang kebebasan bagi setiap individu yang
dirumuskan dengan jelas dan rinci dalam konstitusi serta sudah dijamin
pelaksanaannya oleh pemerintah.
12.
A.J.M. Milne
Hak asasi manusia merupakan suatu hak yang sudah dimiliki oleh semua umat
manusia di dunia, di segala masa, dan juga di segala tempat karena keutamaan
keberadaannya ialah sebagai manusia.
13.
Franz Magnis Suseno
Hak asasi manusia ialah hak-hak yang sudah dimiliki pada setiap manusia dan
bukan karena diberikan oleh masyarakat. Bukan karena hukum positif yang
berlaku, namun dengan berdasarkan martabatnya sebagai seorang manusia.
Manusia memiliki HAM karena ia adalah manusia.
14.
Oemar Seno Adji
Menurut Oemar Seno Adji, hak asasi manusia adalah hak yang melekat pada
setiap martabat manusia sebagai insan dari ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang
memiliki sifat tidak boleh dilanggar oleh siapapun itu.
15.
G.J Wolhos
Hak asasi manusia adalah sejumlah hak yang sudah mengakar serta melekat dalam diri setiap
manusia dunia dan hak-hak tersebut tidak boleh dihilangkan, karena menghilangkan hak asasi
manusia orang lain sama saja sudah menghilangkan derajat kemanusiaan.
16.
Leah Kevin
Konsepsi mengenai HAM mempunyai 2 makna dasar. Yang pertama adalah
bahwa hak-hak hakiki serta tidak dapat dipisahkan menjadi hak seseorang hanya
karena ia adalah manusia. Hak tersebut merupakan hak moral yang berasal dari
keberadaannya sebagai seorang manusia. Makna yang kedua dari HAM adalah
hak-hak hukum, baik itu secara nasional ataupun internasional
17.
Komnas HAM
HAM adalah Hak asasi manusia yang mencakup dari berbagai bidang kehidupan
manusia, baik itu sipil, politik, sosial dan kebudayaan, ataupun ekonomi. Bidangbidang tersebut tidak dapat dipisahkan antara satu dan yang lainnya. Hak-hak
asasi politik dan sipil tidak mempunyai makna apabila rakyat masih harus saja
bergelut dengan kemiskinan serta penderitaan. Tetapi, pada lain pihak, persoalan
kemiskinan, keamanan, dan alasan yang lainnya tidak dapat digunakan untuk
melakukan pelanggaran hak asasi manusia serta kebebasan politik dan sosial
masyarakat.
HAM
tidak mendukung adanya individualisme, melainkan
membendungnya dengan cara melindunginya individu, kelompok, ataupun
golongan , di tengah-tengah kekerasan kehidupan yang modern. Hak asasi
manusia merupakan tanda solidaritas yang bersifat nyata dari suatu bangsa dengan
warganya yang lemah.
Hak Asasi Manusia Menurut Islam
Hak asasi manusia dalam Islam tertuang secara jelas untuk kepentingan manusia,
lewat syari’ah Islam yang diturunkan melalui wahyu. Menurut syari’ah, manusia
adalah makhluk bebas yang mempunyai tugas dan tanggung jawab, dan karenanya
ia juga mempunyai hak dan kebebasan. Dasarnya adalah keadilan yang ditegakkan
atas dasar persamaan atau egaliter, tanpa pandang bulu. Artinya, tugas yang
diemban tidak akan terwujud tanpa adanya kebebasan, sementara kebebasan
secara eksistensial tidak terwujud tanpa adanya tanggung jawab itu sendiri. Sistem
HAM Islam mengandung prinsip-prinsip dasar tentang persamaan, kebebasan dan
penghormatan terhadap sesama manusia. Persamaan, artinya Islam memandang
semua manusia sama dan mempunyai kedudukan yang sama, satu-satunya
keunggulan yang dinikmati seorang manusia atas manusia lainya hanya ditentukan
oleh tingkat ketakwaannya. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Surat AlHujarat ayat 13,
ُ ‫اس ِإنَّا َخ َل ْق َنا ُك ْم ِم ْن ذَك ٍَر َوأ ُ ْنثَى َو َج َع ْلنَا ُك ْم‬
َّ َّ‫َّللاِ أَتْقَا ُك ْم ِإن‬
َّ ‫ارفُوا ِإنَّ أَك َْر َم ُك ْم ِع ْن َد‬
َ َ‫شعُو ًبا َو َقبَائِ َل ِلتَع‬
ُ َّ‫يَا أَيُّهَا الن‬
َ‫َّللا‬
‫ير‬
َ
ٌ ِ‫ع ِلي ٌم َخب‬
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal mengenal.Sesungguhnya orang yang paling mulia di
antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara
kamu.Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
Mengenai penghormatan terhadap sesama manusia, dalam Islam seluruh ras
kebangsaan mendapat kehormatan yang sama. Dasar persamaan tersebut
sebenarnya merupakan manifestasi dari wujud kemuliaan manusai yang sangat
manusiawi. Sebenarnya citra kehormatan tersebut terletak pada keunggulan
kemanusiaan, bukan pada superioritas individual dan ras kesukuan. Kehormatan
diterapkan secara global melalui solidaritas persamaan secara mutlak. Semua
adalah keturunan Adam, jika Adam tercipta dari tanah dan mendapat kehormatan di
sisi Allah, maka seluruh anak cucunya pun mendapat kehormatan yang sama, tanpa
terkecuali.
B. Prinsip-Prinsip HAM Dalam Islam
Dalam teologi Islam manusia diciptakan oleh Allah sebagai golongan
genus mahluk yang dimuliakan (Q.S Al-Israa:70) dan dia harus dihormati sebagai
manusia apapun warna kulit. Dari manapun asalnya, dan apapun agama yang
dianut. Sampai-sampai Malaikatpun harus menghormatinya (Al-Baqarah: 34, Ala’raf:11). Bersamaan dengan pemberian status sebagai “mahluk yang unggul”
Pada dasarnya HAM dalam Islam terpusat pada lima hal pokok yang
terangkum dalam al-dloruriyat al-khomsah atau yang disebut juga al-huquq alinsaniyah fi al-Islam (hak-hak asasi manusia dalam Islam). Konsep ini
mengandung lima hal pokok yang harus dijaga oleh setiap individu, yaitu:
1. Hifdzu al-nafs wa al-ird atau Hak Untuk Hidup (Al-Quran surat ALAn’am : 151)
2. Hifdzu al-‘aql atau Hak Persamaan Derajat (Al-Quran surat AL-Hujurat : 13)
3. Hifdzu al-nasl atau Hak memperoleh keadilan (Al-Quran surat al-Maidah : 2)
4. Hifdzu al mal atau Hak Perlindungan harta/Milik (Al-quran surat ALBaqarah : 188)
5. Hifdzu al-din atau Hak Kebebasan Beragama (Al-quran surat ALBaqarah : 256, dan surah Yunus : 99).
Dan masih banyak lagi ayat-ayat al-Quran yang mengisyaratkan hak
asasi manusia yang dihormati secara universal. Kelima dharurat ini yang menjadi
tiang kehidupan manusia. Tidak akan hidup baik kehidupan manusia kecuali
dengan menjaga lima perkara ini.
Berdasarkan tingkatannya, Islam mengajarkan tiga bentuk hak asasi manusia,
yaitu:
1. Hak darury (hak dasar). Sesuatu dianggap hak dasar apabila hak tersebut
dilanggar, bukan hanya mernbuat manusia sengsara, tetapi juga hilang
eksistensinya, bahkan hilang harkat kemanusiaannya, misalnya mati.
2. Hak hajy (hak sekunder), yakni hak-hak yang bila tidak dipenuhi akan berakibat
pada hilangnya hak-hak elementer, misalnya hak seseorang untuk memperoleh
sandang pangan yang layak, maka akan rnengakibatkan hilangnya hak hidup.
3. Hak tahsiny, yakni hak yang tingkatannya lebih rendah dari hak primer dan
sekunder.
Dengan demikian, HAM dalam Islam lebih dulu muncul. Tepatnya, Magna Charta
tercipta 600 tahun setelah kedatangan Islam. Di samping nilai--nilai dasar dan
prinsip-prinsip HAM itu ada dalam sumber ajaran Islam, yakni Al-Qur'an dan
Hadis, juga terdapat dalam praktik-praktik kehidupan Islam. Tonggak sejarah
keberpihakan Islam terhadap HAM yaitu pendeklarasian Piagam Madinah yang
dilanjutkan dengan deklarasi Kairo.
Dalam Piagam Madinah, paling tidak ada dua ajaran pokok yang berhubungan
dengan HAM, yaitu pemeluk Islam adalah satu umat walaupun mereka berbeda
suku bangsa; dan hubungan antara komunitas muslim dengan nonmuslim
didasarkan pada prinsip:
1. berinteraksi secara baik dengan sesama tetangga;
2. saling membantu dalam menghadapi musuh bersama;
3. membela mereka yang teraniaya;
4. saling menasehati;
5. menghormati kebebasan beragama.
Adapun ketentuan HAM yang terdapat dalam Deklarasi Kairo adalah sebagai
berikut:
1. Hak persamaan dan kebebasan (QS. al-Isra [17]:70; al-Nisa [4]:58,1i dan 135; alMumtahanah [60]:8);
2. Hak hidup (QS. al-Maidah [5]:45 dan al-Isra [17]:33);
3. Hak perlindungan diri (QS. al-Balad [90]:12-17 clan al-Taubah [9]:6]
4. Hak kehormatan pribadi (QS. al-Taubah [9]:6);
5. Hak berkeluarga (QS. al-Baqarah [2]:221; a]-Rum [30]:21; al-Nisa [4: al-Tahrim
[66]:6);
6. Hak kesetaraan wanita dengan pria (QS. al-Baqarah [2]:228 clan al [49]:13);
7. Hak anak dari orang tua (QS. al-Baqarah [2]:233; al-Isra [17]:23-24);
8. Hak mendapatkan pendidikan (QS. al-Taubah [9]:122 clan al-'Alaq 5);
9. Hak kebebasan beragama (QS. al-Kafirun [109]:1-6; al-Baqarah [2]:1 al-Kahfi
[18]:29);
10. Hak kebebasan mencari suaka (QS. al-Nisa [4]:97; al-Mumtahanah
11. Hak memperoleh pekerjaan (QS. al-Taubah [9]:105; al-Baqarah [2]:. al-Mulk
67]:15);
12. Hak memperoleh perlakuan sama (QS. al-Baqarah [2]:275-278; [4]:161, dan Ali
Imran [3]:130);
13. Hak kepemilikan (QS. al-Baqarah [2]:29; al-Nisa [4]:29);
14. Hak tahanan (QS. al-Mumtahanah [60]:8).
Atas dasar itu, Islam sejak jauh-jauh hari mengajarkan bahwa pandangan Allah
semua manusia adalah sama derajat. Yang membedakan manusia adalah tingkat
kesadaran moralitasnya, yang dalam perspektif Islam disebut "nilai
ketaqwaannya". Apalagi, manusia diciptakan untuk merepresentasikan dan
melaksanakan ajaran Allah di muka bumi, sudah barang tentu akan semakin
memperkuat pelaksanaan HAM.
Oleh karena itu, jika harkat dan martabat setiap perorangan atau manusia harus
dipandang dan dinilai sebagai cermin, wakil, atau representasi harkat martabat
seluruh umat manusia, maka penghargaan dan penghormatan kepada harkat
masing-masing manusia secara pribadi adalah suatu amal kebajikan yang
memiliki nilai kemanusiaan universal. Demikian pula sebaliknya pelanggaran dan
penindasan kepada harkat dan martabat seorang pribadi adalah tindak kejahatan
kepada kemanusiaan universal, suatu dosa kosmis (kemanusiaan) yang amat besar
Harkat dan martabat itu merupakan hak dasar manusia, tentu dengan pemenuhan
keperluan hidup primerya berupa sandang, pangan, papan. Tetapi, terpenuhinya
segi kehidupan lahiri tidaklah akan dengan senrinya berarti menghantar manusia
kepada dataran kehidupan yang lebih tinggi. Kehidupan material dan kemakmuran
hanyalah salah satu prasarana meskipun amat penting, jika bukannya yang paling
penting, bagi pencapaian kehidupan yang lebih tinggi.
Meminjam adagium kaum sufi, Hanya orang yang mampu berjalan di tanah datar
yang bakal mampu menendaki bukit . Namun Justeru ibarat orang yang mampu
berlari di tanah datar tapi belum tentu tertarik untuk mendaki bukit, demikian pula
halnya dengan orang yang telah terpenuhi kehidupan lahiriahnya, belum tentu ia
tertarik meningkatkan dirinya kedataran kehidupan yang lebih tinggi.Mungkin ia
sudah puas hanya berlari-lari dan berputar-putar di tanah datar. Maka , tidak
sedikit orang yang memandang pemenuhan kehidupan lahiri sebagai tujuan akhir
dan menadi titik ujung cita-cita hidupnya.
Meminjam adagium kaum sufi, Hanya orang yang mampu berjalan di tanah datar
yang bakal mampu menendaki bukit . Namun Justeru ibarat orang yang mampu
berlari di tanah datar tapi belum tentu tertarik untuk mendaki bukit, demikian pula
halnya dengan orang yang telah terpenuhi kehidupan lahiriahnya, belum tentu ia
tertarik meningkatkan dirinya kedataran kehidupan yang lebih tinggi.Mungkin ia
sudah puas hanya berlari-lari dan berputar-putar di tanah datar. Maka , tidak
sedikit orang yang memandang pemenuhan kehidupan lahiri sebagai tujuan akhir
dan menadi titik ujung cita-cita hidupnya.
Mengenai Hak Asasi manusia yang berkaitan dengan hak-hak warga Negara, alMaududi menjelaskan bahwa dalam Islam, hak asasi pertama dan utama warga
Negara adalah :
1. Melindungi nyawa, harta dan martabat mereka bersama sama dengan jaminan
bahwa hak ini tidak akan dicampuri, kecuali dengan alasan-alasan yang sah dan
legal
2. Perlindungan atas kebebasan pribadi. Kebebasan pribadi tidak bias dilanggar ,
kecuali setelah melalu proses pembuktian yang meyakinkan secara hokum dan
memberi kesempatan kepada tertuduh untuk mengajukan pembelaan.
3. Kemerdekaan mengemukakan pendapat serta menganut keyakinan masingmasing.
4. Jaminan pemenuhan kebutuhan pokok bagi semua warga Negara tanpa
membedakan kasta atau keyakinan. Salah satu diwajibkan zakat kepada umat
Islam, salah satunya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pokok warganegara.
C. Pelanggaran HAM Di Masyarakat
Setiap manusia selalu memiliki dua keinginan, yaitu keinginan berbuat baik, dan
keinginan berbuat jahat. Keinginan berbuat jahat itulah yang menimbulkan
dampak pada pelanggaran hak asasi manusia, seperti membunuh, merampas harta
milik orang lain, menjarah dan lain-lain.
Pelanggaran hak asasi manusia dapat terjadi dalam interaksi antara aparat
pemerintah dengan masyarakat dan antar warga masyarakat. Namun, yang sering
terjadi adalah antara aparat pemerintah dengan masyarakat.Apabila dilihat dari
perkembangan sejarah bangsa Indonesia, ada beberapa peristiiwa besar
pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi dan mendapat perhatian yang tinggi
dari pemerintah dan masyarakat Indonesia, seperti :
a. Kasus Tanjung Priok (1984)
Kasus tanjung Priok terjadi tahun 1984 antara aparat dengan warga sekitar yang
berawal dari masalah SARA dan unsur politis. Dalam peristiwa ini diduga terjadi
pelanggaran HAM dimana terdapat rarusan korban meninggal dunia akibat
kekerasan dan penembakan.
b. Kasus terbunuhnya Marsinah, seorang pekerja wanita PT Catur Putera Surya
Porong, Jatim (1994)
Marsinah adalah salah satu korban pekerja dan aktivitas yang hak-hak pekerja di
PT Catur Putera Surya, Porong Jawa Timur. Dia meninggal secara mengenaskan
dan diduga menjadi korban pelanggaran HAM berupa penculikan, penganiayaan
dan pembunuhan.
c. Kasus terbunuhnya wartawan Udin dari harian umum bernas (1996)
Wartawan Udin (Fuad Muhammad Syafruddin) adalah seorang wartawan dari
harian Bernas yang diduga diculik, dianiaya oleh orang tak dikenal dan akhirnya
ditemukan sudah tewas.
d. Peristiwa Aceh (1990)
Peristiwa yang terjadi di Aceh sejak tahun 1990 telah banyak memakan korban,
baik dari pihak aparat maupun penduduk sipil yang tidak berdosa. Peristiwa Aceh
diduga dipicu oleh unsur politik dimana terdapat pihak-pihak tertentu yang
menginginkan Aceh merdeka.
e. Peristiwa penculikan para aktivis politik (1998)
Telah terjadi peristiwa penghilangan orang secara paksa (penculikan) terhadap
para aktivis yang menurut catatan Kontras ada 23 orang (1 orang meninggal, 9
orang dilepaskan, dan 13 orang lainnya masih hilang).
f. Peristiwa Trisakti dan Semanggi (1998)
Tragedi Trisakti terjadi pada 12 Mei 1998 (4 mahasiswa meninggal dan puluhan
lainnya luka-luka). Tragedi Semanggi I terjadi pada 11-13 November 1998 (17
orang warga sipil meninggal) dan tragedi Semanggi II pada 24 September 1999 (1
orang mahasiswa meninggal dan 217 orang luka-luka).
g. Peristiwa kekerasan di Timor Timur pasca jejak pendapat (1999)
Kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia menjelang dan pasca jejak pendapat 1999
di timor timur secara resmi ditutup setelah penyerahan laporan komisi Kebenaran
dan Persahabatan (KKP) Indonesia - Timor Leste kepada dua kepala negara
terkait.
h. Kasus Ambon (1999)
Peristiwa yang terjadi di Ambon ni berawal dari masalah sepele yang merambat
kemasala SARA, sehingga dinamakan perang saudara dimana telah terjadi
penganiayaan dan pembunuhan yang memakan banyak korban.
i. Kasus Poso (1998 – 2000)
Telah terjadi bentrokan di Poso yang memakan banyak korban yang diakhiri
dengan bentuknya Forum Komunikasi Umat Beragama (FKAUB) di kabupaten
Dati II Poso.
j. Kasus Dayak dan Madura (2000)
Terjadi bentrokan antara suku dayak dan madura (pertikaian etnis) yang juga
memakan banyak korban dari kedua belah pihak.
k. Kasus TKI di Malaysia (2002)
Terjadi peristiwa penganiayaan terhadap Tenaga Kerja Wanita Indonesia dari
persoalan penganiayaan oleh majikan sampai gaji yang tidak dibayar.
l. Pertikaian antarkelompok/antargeng, atau antarsuku(konflik sosial).
m. Perbuatan main hakim sendiri terhadap seorang pencuri atau anggota
masyarakat yang tertangkap basah melakukan perbuatan asusila.
n. Merusak sarana/fasilitas umum karena kecewa atau tidak puas dengan
kebijakan yang ada.
Dan sebenarnya masih banyak pelanggaran HAM di masyarakat yang tanpa kita
ketahui, yang tidak semuanya di buat dalam makalah ini.
BAB III
KESIMPULAN
HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan
kiprahnya. Setiap individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi
satu hal yang perlu kita ingat bahwa jangan pernah melanggar atau menindas
HAM orang lain.
HAM setiap individu dibatasi oleh HAM orang lain. Dalam Islam, Islam
sudah lebih dulu memperhatikan HAM. Ajaran Islam tentang Islam dapat
dijumpai dalam sumber utama ajaran Islam itu yaitu Al-Quran dan Hadits yang
merupakan sumber ajaran normative, juga terdapat dalam praktik kehidupan umat
Islam.
Dalam kehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh perundanundangan RI, dimana setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh
seseorang, kelompok atau suatu instansi atau bahkan suatu Negara akan diadili
dalam pelaksanaan peradilan HAM, pengadilan HAM menempuh proses
pengadilan melalui hukum acara peradilan HAM sebagaimana terdapat dalam
Undang-Undang pengadilan HAM.
Penegakan HAM di Indonesia masih dirasa kurang,karena masih banyak
terjadi kasus-kasus pelanggaran HAM, baik kasus-kasus yang ringan maupun
yang dapat dikategorikan kasus pelanggaran HAM yang berat. Upaya pemerintah
dalam penegakan HAM kini mulai terasa dengan dibentuknya beberapa lembaga
HAM dan diharapkan dapat mewujudkan keadilan dalam HAM setiap warga
negara Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
[1]...Buku LKS Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Kelas X, Semester
Ganjil, pada halaman4. Penerbit Mediatama
[2]...http://woocara.blogspot.co.id/2015/10/pengertian-ham-macam-macam-hamcontoh-pelanggaran-ham.html
[3]... http://www.totalserve.biz/2015/04/pengertian-ham-hak-asasi-manusiadalam-pandangan-agama-islam.html
[4]...http://diyanshintaweecaihadiansyah.blogspot.co.id/2011/12/hak-asasimanusia-dalam-perspektif.html
[5]...http://www.kompasiana.com/munajat/hak-asasi-manusia-dalamislam_550b4eb2a3331151102e3ca2
[6]...http://abityarachmatika.blogspot.co.id/2014/08/penjelasan-ham-dan-contohkasus.html
[7]...http://rahmadiahyustikasari.blogspot.co.id/2014/10/contoh-makalahpenegakan-ham.html
Download