DESAIN RENCANA SISTEM KELISTRIKAN PABRIK AIR MINUM DALAM KEMASAN Dosen Pengampu Mata Kuliah Desain Sistem Kelistrikan Industri: Luqman Assaffat,S.T., M.T., M.Kom. Nama : Abdul Aziz Ifani NIM : C2B217006 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG SEMARANG JANUARI 2019 DESAIN RENCANA SISTEM KELISTRIKAN PABRIK AIR MINUM DALAM KEMASAN Dosen Pengampu Mata Kuliah Desain Sistem Kelistrikan Industri: Luqman Assaffat,S.T., M.T., M.Kom. Nama : Abdul Aziz Ifani NIM : C2B217006 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG SEMARANG JANUARI 2019 1 PRAKATA Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Mata Kuliah Desain Sistem Kelistrikan Industri sebagai tugas pokok perkuliahan dengan lancar dan diberi kemudahan dengan judul “Desain Rencana Sistem Kelistrikan Pabrik Air Minum Dalam Kemasan ”. Tujuan penulisan tugas ini sebagai tugas individu pada mata kuliah Kuliah Desain Sistem Kelistrikan Industri. Di samping itu, penulis ingin menambah wawasan mengenai Desain Rencana Sistem Kelistrikan Pabrik Air Minum Dalam Kemasan. Pada Kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan KaruniaNya. 2. Luqman Assaffat, M.T. selaku dosen pengampu mata kuliah Desain Sistem Kelistrikan Industri Program Studi S1 Elektro di Universitas Muhammadiyah Semarang. 3. Ayah dan Ibu tercinta yang selalu mendoakan dan mendukung penulis. 4. Istri dan anak – anaku tercinta yang selalu mendukung, membantu, memberi semangat dan berkorban waktu untuk penulis. 5. Rekan-rekan mahasiswa dan pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang membantu penulis untuk menyelesaikan tugas ini. Penulis menyadari banyak kekurangan dan jauh dari sempurna pada Tugas ini. Kritik dan saran yang bersifat membangun penulis harapkan demi kesempurnaan tugas ini. Semoga tugas besar ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca baik dari segi informasi maupun inspirasi yang tersedia. Penulis 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air minum merupakan kebutuhan utama makhluk hidup, termasuk juga manusia. Tubuh manusia terdiri dari 70% cairan, dimana kebutuhan akan cairan tersebut harus selalu terpenuhi supaya metabolisme berjalan dengan lancar. Pemenuhan kebutuhan cairan diperoleh dari konsumsi air minum setiap hari. Air mengandung beberapa mineral yang berperan dalam metabolisme. Manusia membutuhkan air sebanyak 2,1–2,8 liter per hari. Air Minum Dalam Kemasan di Indonesia (AMDK) memberikan kontribusi yang baik untuk memenuhi konsumsi air minum masyarakat yang semakin meningkat terutama masyarakat perkotaan yang mulai jauh dari kehidupan air minum bersih. Penduduk dan bangunan-bangunan di daerah perkotaan yang semakin berdampak pada sulitnya masyarakat dalam memperoleh air bersih yang layak untuk dikonsumsi. Oleh karena itu, industri AMDK berperan penting untuk menunjang kebutuhan air minum bagi masyarakat terutama bagi daerah perkotaan. Dengan demikian begitu juga berlaku dengan Air putih sering dianggap sepele namun dibalik itu semua ternyata air putih memiliki kandungan dan fungsi yang penting yang diperlukan oleh tubuh kita. Minum air putih memang menyehatkan, tetapi kalau berlebihan dapat menyebabkan hiponatremia yaitu ketika natrium dalam darah menjadi terlalu encer. Secara umum bagi tubuh manusia air bermanfaat sebagai zat yang membersihkan tubuh pada saat mandi. Sedang secara khusus di dalam tubuh manusia adalah antara lain sebagai media pembawa dengan cara melarutnya nutrisi-nutrisi yang bersama darah akan diedarkan ke seluruh organ tubuh yang membutuhkan, termasuk juga melarutnya sampah dan racun dari sel-sel tubuh untuk dibawa keluar tubuh antara lain melalui keringat, urine, ingus, dan lain-lain. Beberapa pengusaha menyediakan dalam bentuk air minum dalam kemasan (AMDK) untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap air minum yang sehat dan dapat langsung diminum. Seiring dengan semakin positifnya tanggapan 3 masyarakat terhadap AMDK, bisnis tersebut semakin berkembang dan saat ini telah banyak pengusaha yang terjun di bidang usaha AMDK. Pabrik ini memperoleh sumber air dari air laut. Lokasi pabrik yang direncanakan berada di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, hal ini dikarenakan untuk mempermudah mendapat bahan baku yaitu mengolah air asin menjadi air minum dengan proses osmosis balik RO (Reserve Osmosis). Akan Tetapi perlu dipahami bahwa dalam suatu perusahaan Instalasi Listrik suatu bangunan ataupun gedung termasuk fasilitas yang membutuhkan energi listrik yang besar, sehingga perlu perencanaan dan perancangan yang baik dan benar sesuai dengan standar pelaksaan perancangan yang berada di Indonesia. Perencanaan dan perancangan tersebut baik meliputi dari sisi instalasi penerangan maupun tenaga yang sesuai dengan standar yang berlaku. Dengan perencanaan dan perancangan yang sesuai dengan standar yang berlaku diharapkan agar konsumsi energi listrik tidak mengalami keborosan dalam pemakaian baik dari sisi penerangan maupun tenaga. Sehingga baik dari sisi penerangan yang dapat memenuhi persyaratan dari segi kenyamanan, kesehatan, keamanan, kehandalan dan penghematan biaya, maupun dari sisi tenaga baik berupa beban motor maupun AC. Mengenai dari lingkup sistem penerangan berdasarkan perhitungan tingkat pencahayaan untuk kebutuhan yang dirancang dan direncanakan sesuai dengan standar yang berlaku. Sedangkan dari lingkup tenaga, berdasarkan hasil kalkulasi dari sistem penerangan dan perencanaan diagram pengawatan. 1.2 Tujuan Tujuan dari pelaksanaan tugas ini antara lain : 1. Membuat dan merencanakan sistem kelistrikan pada pabrik pengolahan air minum dalam kemasan. 2. Merencanakan sistem penerangan pada pabrik pengolahan air minum dalam kemasan. 3. Merencanakan sistem tenaga pada pabrik pengolahan air minum dalam kemasan. 4 1.3 Manfaat Manfaat dari pelaksanaan tugas ini antara lain : 1. Untuk mengetahui proses pengolahan air minum dalam kemasan. 2. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam hal perencanaan tentang kelayakan instalasi listrik. 3. Mengetahui kebutuhan sistem kelistrikan yang direncanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 4. Mengetahui kebutuhan pencahayaan tiap – tiap ruangan yang telah diperhitungkan sesuai dengan ketentuan. 5. Mengetahui dan memahami pembagian sumber listrik untuk beban tenaga dari hasil perencanaan yang telah dirancang. 6. Mengetahui kebutuhan Daya Listrik keseluruhan pada sistem penerangan yang telah diperhitungkan. 5 BAB II GAMBARAN UMUM OBYEK 2.1 Letak Obyek Pabrik pengolahan air minum dalam kemasan rencana berlokasi di Jalan Coaster, Tanjung Emas, Semarang Utara, Kota Semarang, Jawa Tengah. Hal ini dikarenakan untuk mempermudah mendapat bahan baku yaitu mengolah air laut menjadi air minum dengan proses osmosis balik RO (Reserve Osmosis). Lokasi Pabrik 2.2 Beban Kelistrikan Obyek Pada perencanaan Pabrik Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) terdiri dari beberapa ruangan terdapat bermacam – macam beban kelistrikan yang terbagi ke dalam instalasi penerangan maupun beban tenaga. Tiap ruangan pada Pabrik Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) memiliki fungsi tersendiri yang telah dirancang sehingga pemasangan pada tiap ruangan pun berbeda, baik berupa pemasangan instalasi penerangan maupun beban tenaga. Energi listrik merupakan salah satu energi yang sangat vital peranannya dalam Pabrik Air Minum Dalam Kemasan (AMDK). Sehingga pendistribusian energi listrik yang baik dan efisien supaya dapat diperoleh energi listrik yang memiliki kontinuitas suplai yang tinggi. Belakangan ini sering kali terjadi kebakaran pada suatu bangunan baik rumah ataupun gedung-gedung lainnya yang penyebabnya diduga karena hubungan singkat atau secara umum karena listrik pada gedung banyak ditemukan instalasi listrik yang mengabaikan peraturan umum instalasi listrik (PUIL). 6 Perencanaan sistem instalasi listrik pada suatu bangunan haruslah mengacu pada peraturan dan ketentuan yang berlaku sesuai dengan PUIL 2000, standar nasional indonesia (SNI) dan undang-undang ketenagalistrikan 2002. Dalam hal ini untuk perencanaan Pabrik Air Minum Kemasan yang terdiri dari beberapa ruangan terdapat bermacam – macam beban kelistrikan yang terbagi ke dalam instalasi penerangan maupun beban tenaga. Tiap ruangan pada gedung kedua memiliki fungsi tersendiri yang telah dirancang sehingga pemasangan pada tiap ruangan pun berbeda baik berupa pemasangan instalasi penerangan maupun beban tenaga. Sebelum melakukan perhitungan dalam merancang dan merencanakan sistem adalah melakukan pendataan. Pendataan dapat dilakukan setidaknya dari lapangan, yaitu kondisi objek yang akan dirancang meliputi data fisik ( unsur pembentuk dan pengisi ruang, ukuran-ukuran, material, kondisi udara, suara, cahaya dan lain-lain) dan data non fisik (lingkungan sosial, ekonomi, budaya, psikologis dan lain-lain). Data lainnya adalah data literatur. Data literatur sangat penting untuk dijadikan tolok ukur perancangan. Data literatur disusun berdasarkan tingkat kebutuhannya untuk menilai hasil pendataan fisik dan non fisik. Data literatur dapat disusun secara tekstual maupun tidak. Apabila literatur-literatur itu bersifat umum dan formalistik maka tidak perlu dicantumkan dalam pendataan, karena mudah dimengerti secara umum. Literatur yang spesifik yang berkaitan dengan permasalahan utama perancangan penting untuk dicantumkan secara mendetail dalam proses pendataan. Jenis data ketiga adalah data tipologi, yaitu berupa data lapangan yang diambil dari lokasi berbeda namun memiliki tipe yang sama dengan data lapangan yang menjadi objek perancangan. Data tipologi ini berfungsi sebagai pembanding atas data lapangan. Berikut ini merupakan table 2.1 Beban Kelistrikan Ruangan dengan pemasangan beban kelistrikan objek yang direncanakan : 7 Tabel 2.1 Beban Kelistrikan Ruangan BEBAN KELISTRIKAN RUANGAN NO RUANGAN Beban kelistrikan Cahaya (Penerangan) Buatan berasal dari lampu untuk melihat dengan mudah pekerjaanpekerjaan yang bersifat visual, dapat memberikan lingkungan kerja yang aman dan menjaga/mempertahankan efisiensi kerja Lampu Penerangan Untuk menyalurkan arus listrik pada tegangan 220 Vac dan 380 Vac dimanfaatkan sebagai power alat elektronik pada ruangan tersebut Untuk mempercepat sirkulasi udara di dalam ruangan yaitu menghisap udara dalam ruang dan selanjutnya udara tersebut dibuang ke luar ruangan dan pada saat bersamaan menarik udara segar di luar ke dalam ruangan. Stop Kontak Exhaust Fan 1 R. PRODUKSI Transfer Pump atau pompa transfer berfungsi untuk memindahkan air dari Ground Water Tank menuju ke roof water tank. Transfer Pump biasanya berjumlah dua unit dimana satu pompa bekerja dan pompa yang lain sebagai cadangan atau dari media satu ke media lainnya. Pompa khusus untuk menginjeksikan chemical secara terukur dan akurat berguna memindahkan suatu liquid dari satu tempat ketempat yang lain sebagai campuran Pompa Transfer Pompa Dosing 2 R. PACKING Fungsi Lampu Penerangan Cahaya (Penerangan) Buatan berasal dari lampu untuk melihat dengan mudah pekerjaanpekerjaan yang bersifat visual, dapat memberikan lingkungan kerja yang aman dan menjaga/mempertahankan efisiensi kerja Stop Kontak Untuk menyalurkan arus listrik pada tegangan 220 Vac dan 380 Vac dimanfaatkan sebagai power alat elektronik pada ruangan tersebut Exhaust Fan Untuk mempercepat sirkulasi udara di dalam ruangan yaitu menghisap udara dalam ruang dan selanjutnya udara tersebut dibuang ke luar ruangan dan pada saat bersamaan menarik udara segar di luar ke dalam ruangan. 8 suatu sistem mekanik dan elektrik yang mempunyai fungsi memindahkan barang setelah proses produksi Air minum Kemasan (galon) untuk di labeli, di tata dan di packing Conveyor Cahaya (Penerangan) Buatan berasal dari lampu untuk melihat dengan mudah pekerjaanpekerjaan yang bersifat visual, dapat memberikan lingkungan kerja yang aman dan menjaga/mempertahankan efisiensi kerja Lampu Penerangan 3 LORONG 1 Untuk menyalurkan arus listrik pada tegangan 220 Vac dimanfaatkan sebagai power alat elektronik pada ruangan tersebut Stop Kontak Cahaya (Penerangan) Buatan berasal dari lampu untuk melihat dengan mudah pekerjaanpekerjaan yang bersifat visual, dapat memberikan lingkungan kerja yang aman dan menjaga/mempertahankan efisiensi kerja Lampu Penerangan 4 LORONG 2 Untuk menyalurkan arus listrik pada tegangan 220 Vac dimanfaatkan sebagai power alat elektronik pada ruangan tersebut Stop Kontak Cahaya (Penerangan) Buatan berasal dari lampu untuk melihat dengan mudah pekerjaanpekerjaan yang bersifat visual, dapat memberikan lingkungan kerja yang aman dan menjaga/mempertahankan efisiensi kerja Lampu Penerangan 5 R.STAFF Untuk menyalurkan arus listrik pada tegangan 220 Vac dimanfaatkan sebagai power alat elektronik pada ruangan tersebut Stop Kontak Untuk menstabilkan suhu udara dan kelembapan suatu area (yang digunakan untuk pendinginan maupun pemanasan tergantung pada sifat udara pada waktu tertentu Air Conditioner 9 Cahaya (Penerangan) Buatan berasal dari lampu untuk melihat dengan mudah pekerjaanpekerjaan yang bersifat visual, dapat memberikan lingkungan kerja yang aman dan menjaga/mempertahankan efisiensi kerja Lampu Penerangan 6 R. MANAGER PRODUKSI Stop Kontak Untuk menyalurkan arus listrik pada tegangan 220 Vac dimanfaatkan sebagai power alat elektronik pada ruangan tersebut Untuk menstabilkan suhu udara dan kelembapan suatu area (yang digunakan untuk pendinginan maupun pemanasan tergantung pada sifat udara pada waktu tertentu Cahaya (Penerangan) Buatan berasal dari lampu untuk melihat dengan mudah pekerjaanpekerjaan yang bersifat visual, dapat memberikan lingkungan kerja yang aman dan menjaga/mempertahankan efisiensi kerja Air Conditioner 7 KAMAR MANDI Lampu Penerangan Cahaya (Penerangan) Buatan berasal dari lampu untuk melihat dengan mudah pekerjaanpekerjaan yang bersifat visual, dapat memberikan lingkungan kerja yang aman dan menjaga/mempertahankan efisiensi kerja Lampu Penerangan 8 R. TAMU Stop Kontak Untuk menyalurkan arus listrik pada tegangan 220 Vac dimanfaatkan sebagai power alat elektronik pada ruangan tersebut Untuk menstabilkan suhu udara dan kelembapan suatu area (yang digunakan untuk pendinginan maupun pemanasan tergantung pada sifat udara pada waktu tertentu Air Conditioner 9 Cahaya (Penerangan) Buatan berasal dari lampu untuk melihat dengan mudah pekerjaanpekerjaan yang bersifat visual, dapat memberikan lingkungan kerja yang aman dan menjaga/mempertahankan efisiensi kerja R. Lampu Penerangan SEKRETARIS 10 Stop Kontak Untuk menyalurkan arus listrik pada tegangan 220 Vac dimanfaatkan sebagai power alat elektronik pada ruangan tersebut Untuk menstabilkan suhu udara dan kelembapan suatu area (yang digunakan untuk pendinginan maupun pemanasan tergantung pada sifat udara pada waktu tertentu Air Conditioner Cahaya (Penerangan) Buatan berasal dari lampu untuk melihat dengan mudah pekerjaanpekerjaan yang bersifat visual, dapat memberikan lingkungan kerja yang aman dan menjaga/mempertahankan efisiensi kerja Lampu Penerangan 10 R. RAPAT Stop Kontak Untuk menyalurkan arus listrik pada tegangan 220 Vac dimanfaatkan sebagai power alat elektronik pada ruangan tersebut Untuk menstabilkan suhu udara dan kelembapan suatu area (yang digunakan untuk pendinginan maupun pemanasan tergantung pada sifat udara pada waktu tertentu Air Conditioner Cahaya (Penerangan) Buatan berasal dari lampu untuk melihat dengan mudah pekerjaanpekerjaan yang bersifat visual, dapat memberikan lingkungan kerja yang aman dan menjaga/mempertahankan efisiensi kerja Lampu Penerangan 11 LOBBY Untuk menyalurkan arus listrik pada tegangan 220 Vac dimanfaatkan sebagai power alat elektronik pada ruangan tersebut Stop Kontak Untuk menstabilkan suhu udara dan kelembapan suatu area (yang digunakan untuk pendinginan maupun pemanasan tergantung pada sifat udara pada waktu tertentu Air Conditioner 11 2.3. Fungsi Ruangan Fungsi Ruang atau Tata letak pabrik dan area kerja adalah masalah yang kerap kali kita jumpai dalam teknik industri. Dalam suatu pabrik, tata letak (layout) dari fasilitas produksi dan area kerja merupakan elemen dasar yang sangat penting dari kelancaran proses produksi. Pengaturan tata letak didalam pabrik merupakan aktivitas yang sangat vital dan sering muncul berbagai macam permasalahan didalamnya. Masalah yang paling utama adalah apakah pengaturan dari semua fasilitas produksi tersebut telah dibuat sebaik-baiknya sehingga bisa mencapai suatu proses produksi yang paling efisien dan bisa mendukung kelangsungan serta kelancaran proses produksi secara optimal. Sesederhana apapun itu, pada saat kita memindahkan suatu barang atau fasilitas untuk mempermudah proses pengerjaan dapat disebut sebagai pengaturan tata letak fasilitas. Pada umumya, perancangan tata letak fasilitas yang baik amat berpengaruh terhadap efektifitas dan efisiensi dari pabrik tersebut. Hal ini dikarenakan suatu pabrik diharuskan dapat berjalan dalam jangka waktu yang lama tanpa melakukan perubahan terhadap tata letak fasilitas mereka karena perubahan tersebut dapat menimbulkan kerugian yang tidaklah kecil. Tujuan dari perancangan tata letak ini adalah meminimalkan total biaya yang terdisi atas biaya konstruksi, perpindahan material, biaya produksi, perawatan, dan penyimpanan barang. Dengan kata lain, perancangan ini digunakan untuk mengoptimumkan hubungan antara karyawan, aliran barang, aliran informasi, dan tata cara kerja yang diperlukan untuk menciptakan usaha yang efektif dan efisien. Secara garis besar, tujuan utama dari perancangan tata letak adalah mengatur area kerja beserta seluruh fasilitas produksi di dalamnya untuk membentuk proses produksi yang paling ekonomis, aman, nyaman, efektif, dan efisien. Pengaturan yang dilakukan adalah pemanfaatan luas area untuk menempatkan mesin-mesin atau fasilitas yang digunakan dalam proses produksi, kemudian dihitung jarak untuk perpindahan material, penyimpanan material dan barang jadi, serta allowance gerak kerja untuk karyawan atau pekerjanya. Berikut ini merupakan tabel 2.2 Fungsi Ruangan objek yang direncanakan : 12 Tabel 2.3 Fungsi Ruangan NO RUANGAN KEGUNAAN / FUNGSI RUANGAN Sebagai ruang kegiatan produksi utama yang terdapat tangki, motor dan peralatan lainnya untuk mengolah bahan baku 1 R. PRODUKSI menjadi bahan jadi dalam hal ini proses pembuatan Air Minum Kemasan Sebagai ruang untuk mewadahi dan melindungi produk dari kerusakan-kerusakan, sehingga lebih mudah disimpan, 2 R. PACKING diangkut dan dipasarkan dalam hal ini terdapat peralatan Conveyor Area masuk atau keluar karyawan dari atau ke Ruang produksi 3 LORONG 1 4 LORONG 2 dan Ruang Packing Area masuk atau keluar karyawan dari atau ke Ruang produksi dan Ruang Packing Sebagai Ruang Kerja karyawan untuk administrasi dan 5 R.STAFF 6 R. MANAGER PRODUKSI 7 KAMAR MANDI monitoring produksi dan Packing Sebagai Ruang Kerja pimpinan produksi untuk administrasi, pemantauan produksi serta monitoring produksi dan Packing Digunakan untuk buang air kecil dan besar Ruangan untuk menerima tamu sekaligus untuk 8 R. TAMU berkomunikasi dengan orang luar atau karyawan pabrik Sebagai Ruang Kerja karyawan membantu Manager Produksi 9 R. SEKRETARIS terutama untuk penyelenggaraan kegiatan administratif yang akan menunjang kegiatan operasional pabrik Sebagai Ruang Rapat baik itu karyawan atau dengan tamu 10 R. RAPAT 11 LOBBY pabrik Sebagai ruang Tunggu bagi Tamu Pabrik 13 BAB III PERENCANAAN SISTEM PENERANGAN Dalam Bangunan hal ini Pabrik Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) memerlukan lampu untuk penerangan, yang sesuai dengan standar intensitas penerangan (lux) yang dipersyaratkan, sehingga akan membuat nyaman dalam bekerja. Jenis kegiatan yang dilakukan di dalam suatu ruangan akan menentukan tingkat intensitas penerangan yang dibutuhkan, karena jenis kegiatan yang berbeda akan memerlukan tingkat intensitas penerangan yang berbeda pula. Pencahayaan merupakan salah satu faktor penting dalam perancangan bangunan maupun ruangan, hal ini berguna untuk menunjang kenyamanan dalam beraktivitas dan keselamatan jika terjadi keadaan darurat. Pencahayaan dibagi menjadi dua jenis yaitu pencahayaan alami dengan memanfaatkan sinar matahari dan pencahayaan buatan yang menggunakan cahaya buatan (lampu). Aspek lain dari merancang sistem pencahayaan adalah konsumsi daya untuk pencahayaan. Pemilihan dan penempatan dari lampu yang digunakan akan mempengaruhi jumlah lampu yang digunakan, secara otomatis juga dapat menghemat konsumsi daya yang digunakan. 3.1. Gambaran Sistem Penerangan Pencahayaan merupakan salah satu faktor penting dalam perancangan ruang. Ruang yang telah dirancang tidak dapat memenuhi fungsinya dengan baik apabila tidak disediakan akses pencahayaan. Pencahayaan di dalam ruang memungkinkan orang yang menempatinya dapat melihat benda - benda. Tanpa dapat melihat bendabenda dengan jelas maka aktivitas di dalam ruang akan terganggu. Sebaliknya, cahaya yang terlalu terang juga dapat mengganggu penglihatan. Kualitas penerangan yang tidak memadai berefek buruk bagi fungsi penglihatan, psikologis serta aktivitas kerja. Berdasarkan SNI 03-6575-2001 pembagian flux cahayanya oleh sumber cahaya dan armature yang digunakan, dapat dibedakan sistem-sistem penerangan seperti ditunjukkan pada tabel 3.1 di bawah ini. 14 Tabel 3.1 Tabel Beban Penerangan NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 RUANGAN R. PRODUKSI R. PACKING LORONG 1 LORONG 2 R.STAFF R. MANAGER PRODUKSI KAMAR MANDI R. TAMU R. SEKRETARIS R. RAPAT LOBBY P (PANJANG) L (LEBAR) A (LUAS) (meter) (meter) (meter²) E Total (lux) Lokasi 15 21 7 5 5 5 2 4 4 4 8 10 8 2 2 3 2 2 3 2 2 2 150 168 14 10 15 10 4 12 8 8 16 350 350 100 100 350 350 250 250 350 300 100 R. Kerja R. Kerja R. Lobby R. Lobby R. Kerja R. Kerja K. Mandi R. Tamu R. Kerja R. Rapat R. Lobby Dasar SNI 03-6575-2001 3.2. Pemilihan Jenis Lampu Sebagian besar dari cahaya yang ditangkap oleh mata, tidak datang langsung dari sumber cahaya, tetapi setelah dipantulkan oleh lingkungan. Karena besarnya luminasi sumber-sumber cahaya/lampu modern, cahaya langsung dari sumber cahaya biasanya akan menyilaukan mata. Karena itu bahan-bahan armature harus dipilih sedemikian rupa sehingga sumber cahayanya terlindung dan cahayanya terbagi secara tepat. Pemakaian penerangan yang berlebihan juga berhubungan dengan efisiensi penggunaan energi listrik sehingga diperlukan pengaturan penerangan. Intensitas cahaya perlu diatur untuk menghasilkan kesesuaian kebutuhan iluminasi di dalam ruang berdasarkan jenis fungsi ruang, sehingga dimungkinkan penghematan energi listrik. Sistem penerangan yang digunakan adalah sistem penerangan langsung yaitu cahaya yang dipancarkan sumber cahaya (lampu) seluruhnya diarahkan ke bidang kerja yang harus diberikan penerangan, karena ssstem penerangan langsung mempunyai faktor efisiensi dan flux cahaya yang harus optimal. Berdasarkan SNI 03-6575-2001 pemilihan jenis lampu dan armature seperti ditunjukkan pada tabel 3.2 di bawah ini. 15 Tabel 3.2 Pemilihan Jenis Lampu TYPE LAMPU NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 RUANGAN R. PRODUKSI R. PACKING LORONG 1 LORONG 2 R.STAFF R. MANAGER PRODUKSI KAMAR MANDI R. TAMU R. SEKRETARIS R. RAPAT LOBBY YANG DIGUNAKAN (Lumen per lampu) Philips Core Line High - Bay 85 w Philips Core Line High - Bay 85 w Philips Core downlight - 11 w Philips Core downlight - 11 w Philips Core downlight - 11 w Philips Core downlight - 11 w Philips Core downlight - 11 watt Philips Core downlight - 11 watt Philips Core downlight - 11 watt Philips Core downlight - 11 watt Philips Core downlight - 11 watt 10.500 10.500 1.100 1.100 1.100 1.100 1.100 1.100 1.100 1.100 1.100 3.3. Perhitungan Jumlah Lampu Parameter perencanaan untuk perhitungan penerangan ruang dipengaruhi oleh dimensi ruangan, kualitas cahaya yang disesuaikan dengan fungsi ruangan, jumlah lampu tiap armature dan jenis lampu. Dari data-data tersebut dapat dilakukan perhitungan berupa jumlah armature dan kebutuhannya. Berdasarkan pembagian flux cahayanya oleh sumber cahaya dan armature yang digunakan sistem penerangan seperti terlihat pada contoh perhitungan dan tabel berikut ini : 1. Tingkat Pencahayaan Rata-rata (Erata-rata) E rata rata Ftotal kp kd A lux Dimana : Erata-rata = Tingkat pencahayaan rata-rata (lux) Ftotal = Fluks luminous total dari semua lampu yang menerangi bidang kerja (lumen). A = Luas bidang kerja (m2) 16 kp = Koefisien penggunaan kd = Koefisien depresiasi (penyusutan) 2. Jumlah armatur yang diperlukan untuk mendapatkan tingkat pencahayaan tertentu. Untuk menghitung jumlah armatur, terlebih dahulu dihitung fluks luminous total yang diperlukan untuk mendapatkan tingkat pencahayaan yang direncanakan, dengan menggunakan persamaan: E A (lumen) kp kd Ftotal Kemudian jumlah armatur dihitung dengan persamaan: N total Ftotal F1 n Dimana : Ntotal = Jumlah armatur F1 = Fluks luminous satu buah lampu n = Jumlah lampu dalam satu armatur Contoh perhitungan pada Ruang Produksi sebagai berikut: a. Diketahui : Luas (A) = 150 M² E rata² = 350 Lux Kp = 0,8 Kd = 0,8 n =1 F1 = 10.500 17 b. Ditanya : 1) Fluks luminous total ruang tersebut F total (lumen) ? 2) Jumlah lampu dalam armatur (N total) c. Jawab: 1) F total (lumen) Ftotal EA kp kd Ftotal 350 150 0,8 0,8 F total = 82.031,25 lumen 2) N Total N total Ftotal F1 n N total 82.031,25 10.500 1 N total = 7,81 Dengan persamaan diatas dapat dihasilkan tiap – tiap ruangan perhitungan jumlah lampu dengan memperhitungkan nilai estetika pada ruang tersebut, sehingga setiap ruangan mempunyai jumlah lampu sebagai berikut seperti tabel 3.3 : Tabel 3.3 Perhitungan Jumlah Lampu P NO L A RUANGAN (M) (M) (M²) E Total (lux) F TOTAL KP KD (lux) 1 R. PRODUKSI 15 10 150 350 0,8 0,8 82.031,25 2 R. PACKING 21 8 168 350 0,8 0,8 91.875,00 3 LORONG 1 7 2 14 100 0,8 0,8 2.187,50 18 n lumen N total 10.500 7,81 10.500 8,75 1.100 1,99 N Terpasang Armaur = 1 (Dengan Melihat Estetika) 8 10 2 4 LORONG 2 5 2 10 100 0,8 0,8 1.562,50 5 5 3 15 350 0,8 0,8 8.203,13 6 R.STAFF R. MANAGER PRODUKSI 5 2 10 350 0,8 0,8 5.468,75 7 KAMAR MANDI 2 2 4 250 0,8 0,8 1.562,50 8 R. TAMU 4 3 12 250 0,8 0,8 4.687,50 9 R. SEKRETARIS 4 2 8 350 0,8 0,8 4.375,00 10 R. RAPAT 4 2 8 300 0,8 0,8 3.750,00 11 LOBBY 8 2 16 100 0,8 0,8 2.500,00 1.100 1,42 1.100 7,46 1.100 4,97 1.100 1,42 1.100 4,26 1.100 3,98 1.100 3,41 1.100 2,27 3.4. Perhitungan Daya Listrik Sistem Penerangan Perhitungan daya dipengaruhi beberapa faktor, seperti fungsi ruang ( untuk menentukan terang lampu ), jenis lampu ( mempengaruhi banyaknya cahaya yang dipancarkan ), dan jumlah armatur/ titik lampu ( agar distribusi cahaya lebih merata dan sesuai kebutuhan ). Daya listrik terpasang tak boleh melebihi angka maksimum yang ditentukan untuk setiap ruang. Daya listrik atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Electrical Power adalah jumlah energi yang diserap atau dihasilkan dalam sebuah sirkuit/rangkaian. Sumber energi seperti tegangan listrik akan menghasilkan daya listrik sedangkan beban yang terhubung dengannya akan menyerap daya listrik tersebut. Dengan kata lain, daya listrik adalah tingkat konsumsi energi dalam sebuah sirkuit atau rangkaian listrik. Semakin tinggi nilai watt-nya semakin tinggi pula daya listrik yang dikonsumsinya. P (total) = P lampu x N Dimana: P total = daya listrik total (Watt) P Lampu = tegangan listrik (V) N = Jumlah Lampu Terpasang 19 2 8 5 2 5 4 4 3 Daya nyata atau real power meliliki satuan dasar daya rata – rata berupa watt, daya semu merupakan perkalian antara arus dan tegangan yang dinyatakan dalam satuan VA (volt ampere). Sehingga mendapat persamaan rumus S (Daya Semu) sebagai berikut : S P Cos Dimana: S = Daya Semu (Volt Ampere) P = Daya Nyata (Watt) Cos φ = Power Faktor untuk Lampu Led = 0,9 Dari persamaan diatas maka perhitungan daya listrik penerangan untuk rencana Pabrik air minum dalam kemasan (AMDK) gedung terlihat pada contoh perhitungan dan tabel berikut ini tabel 3.4 : Contoh perhitungan daya listrik penerangan pada Ruang Produksi sebagai berikut: a. Diketahui : P lampu = 85 watt N = 8 buah Cosφ = 0,9 (lampu LED) b. Ditanya : 1) Daya Semu P (Watt) 2) Daya Nyata S (Volt Ampere) c. Jawab : 1) P (total) = P lampu x N = 85 x 8 = 680 Watt 2) S S P Cos 680 0,9 S = 755,56 Volt Ampere 20 Tabel 3.4 Perhitungan Daya Listrik Sistem Penerangan NO RUANGAN 1 2 3 4 5 R. PRODUKSI R. PACKING LORONG 1 LORONG 2 R.STAFF R. MANAGER PRODUKSI KAMAR MANDI R. TAMU R. SEKRETARIS R. RAPAT LOBBY 6 7 8 9 10 11 N = Jumlah Lampu Watt Per Lampu P (Watt) COSꝊ S (Volt Ampere) 8 10 2 2 8 85 85 11 11 11 680 850 22 22 88 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 755,56 944,44 24,44 24,44 97,78 5 2 5 4 4 3 11 11 11 11 11 11 55 22 55 44 44 33 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 61,11 24,44 61,11 48,89 48,89 36,67 Jumlah Total 1915 2127,78 3.5. Perhitungan Pembagian Group Sistem Penerangan Perhitungan Pembagian group instalasi khususnya sistem penerangan pada bangunan kita bertujuan agar jika suatu ketika terjadi gangguan instalasi pada ruangan/ blok ruangan tertentu tidak mengakibatkan seluruh bangunan padam total atau mati semua. Memisahkan atau mengelompokkan beban berdasarkan jenis beban serta memudahkan pengontrolan dan pemeliharaan instalasi dalam pembahasanan ini membahas instalasi penerangan. Dikarenakan sumber listrik berupa daya 3 (tiga) phasa, agar pembebanan instalasi penerangan merata tiap – tiap phasanya. Sehingga mendapat persamaan rumus dengan perhitungan dan tabel 3.5 Perhitungan pembagian group sistem penerangan sebagai berikut : Diketahui : Daya Total (P total) = 1915 watt Ditanya : Daya Rata – rata (P rata – rata) ? Jawab : P rata – rata = = P Total 3 1915 3 = 638,33 watt 21 Tabel 3.5 Perhitungan Pembagian Group Sistem Penerangan BEBAN (WATT) NO RUANGAN R 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 R. PRODUKSI R. PRODUKSI R. PACKING R. PACKING LORONG 1 LORONG 2 R.STAFF R. MANAGER PRODUKSI KAMAR MANDI R. TAMU R. SEKRETARIS R. RAPAT LOBBY 510 TOTAL WATT 642 S T 170 425 425 22 22 88 Philips Core Line High Bay 85 watt Philips Core downlight 11 watt 6 2 5 5 2 2 8 55 22 55 44 44 33 650 WATT TOTAL 1915 22 623 5 2 5 4 4 3 BAB IV PERENCANAAN BEBAN TENAGA Dalam Bangunan hal ini Pabrik Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) Secara umum beban yang dilayani oleh sistem distribusi elektrik ini dibagi dalam beberapa sektor yaitu sektor perumahan, sektor industri, sektor komersial dan sektor usaha. Masingmasing sektor beban tersebut mempunyai karakteristik-karakteristik yang berbeda, sebab hal ini berkaitan dengan pola konsumsi energi pada masing-masing konsumen di sektor tersebut. Karakteristik beban yang banyak disebut dengan pola pembebanan pada sektor perumahan ditujukan oleh adanya fluktuasi konsumsi energi elektrik yang cukup besar. Hal ini disebabkan konsumsi energi elektrik tersebut dominan pada malam hari. Sedang pada sektor industri fluktuasi konsumsi energi sepanjang hari akan hampir sama, sehingga perbandingan beban puncak terhadap beban rata-rata hampir mendekati satu. Beban pada sektor komersial dan usaha mempunyai karakteristik yang hampir sama, hanya pada sektor komersial akan mempunyai beban puncak yang lebih tinggi pada malam hari. Pemakaian daya pada industri akan lebih merata, karena banyak industri yang bekerja siang-malam. Maka dilihat dari sini, jelas pemakaian daya pada industri akan lebih menguntungkan karena kurva bebannya akan lebih merata. Sedangkan pada beban fasilitas umum lebih dominan pada siang dan malam hari. Tujuan utama dari sistem distribusi tenaga listrik ialah mendistribusikan tenaga listrik dari gardu induk atau sumber ke sejumlah beban. Suatu faktor utama yang paling penting, dalam perencanaan sistem distribusi adalah karakteristik dari berbagai beban. Karakteristik beban diperlukan agar sistem tegangan dan pengaruh thermis dari pembebanan dapat dianalisis dengan baik. Analisis tersebut termasuk dalam menentukan keadaan awal yang akan di proyeksikan dalam perencanaan selanjutnya. 4.1. Kotak Kontak Kotak kontak juga sering disebut Stop Kontak, untuk itu dalam bangunan hal ini pabrik Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) memerlukan stop kontak baik stop 23 kontak satu fasa maupun tiga fasa. Stop kontak adalah sebuah alat pemutus ketika terjadi kontak antara arus positif, arus negatif dan grounding pada instalasi listrik. Umumnya bila peralatan listrik bekerja normal maka total arus yang mengalir pada kawat “plus” dan “netral” adalah sama sehingga tidak ada perbedaan arus. Namun bila seseorang tersengat listrik, kawat “plus” akan mengalirkan arus tambahan melewati tubuh orang yang tersengat ke tanah. Dalam perancangan kotak kontak di bagi menjadi 2 (dua) yaitu kotak kontak satu fasa dan tiga fasa seperti ditunjukkan pada tabel 4.1 di bawah ini. Tabel 4.1 Kotak Kontak 4.2. Air Conditioner dan Exhaust Fan 4.2.1. Air Conditioner Secara umum pengertian dari AC (Air Conditioner) suatu rangkaian mesin yang memiliki fungsi sebagai pendingin udara yang berada di sekitar mesin pendingin tersebut. Secara khusus pengertian dari AC (Air Conditioner) adalah suatu mesin yang di gunakan untuk mendinginkan udara dengan cara mensirkulasikan gas 24 refrigerant berada di pipa yang di tekan dan di hisap oleh kompresor. Adapun sebab mengapa gas refrigerant di pilih sebagai bahan yang di sirkulasikan, yaitu karena bahan ini mudah menguap dan bentuknya bisa berubah-ubah, yang berbentuk cairan dan gas. Panas yang berada pada pipa kondensor berasal dari gas refrigerant yang di tekan oleh kompressor sehingga bahan tersebut menjadi panas dan pada bagian Automatic Expantion Valve pipa tempat sirkulasi gas refrigerant di perkecil, sehingga tekanannya semakin meningkat dan pada pipa evaporator menjadi dingin. 4.2.2. Exhaust Fan Exhaust fan adalah sejenis kipas angin yang berfungsi menghisap udara dari dalam ruangan dan mengeluarkan udara tersebut ke luar ruangan atau bangunan. Dalam waktu yang bersamaan, kipas angin ini juga menyerap udara segar dari luar bangunan ke dalam ruangan, sehingga ruangan akan memiliki udara yang segar sepanjang hari. Karena fungsinya untuk mengeluarkan udara ke luar ruangan dan membawa udara segar ke dalam ruangan, maka pemasangan kipas angin ini terbagi menjadi dua, yakni area indoor dan area outdoor. Exhaust fan adalah sejenis kipas angin yang berfungsi menghisap udara dari dalam ruangan dan mengeluarkan udara tersebut ke luar ruangan atau bangunan. Dalam waktu yang bersamaan, kipas angin ini juga menyerap udara segar dari luar bangunan ke dalam ruangan, sehingga ruangan akan memiliki udara yang segar sepanjang hari. Karena fungsinya untuk mengeluarkan udara ke luar ruangan dan membawa udara segar ke dalam ruangan, maka pemasangan kipas angin ini terbagi menjadi dua, yakni area indoor dan area outdoor. Pilihlah exhaust fan yang memiliki konsumsi listrik yang sesuai dengan jumlah daya yang kita miliki. Jika kita memilih produk dengan konsumsi listrik yang terlalu besar, maka bisa menimbulkan kerusakan pada kipas. Selanjutnya adalah tentang RPM atau rotation per minute (putaran kipas per menit). Jika RPM semakin tinggi, maka exhaust fan akan semakin cepat menarik atau mengeluarkan udara. Artinya, sirkulasi udara akan tetap terjaga dengan baik. Dalam perancangan Air Conditioner dan Exhaust Fan seperti ditunjukkan pada tabel 4.2 di bawah ini. 25 Tabel 4.2 Air Conditioner dan Exhaust Fan 4.3. Pompa dan Motor Dalam sistem produksi pabrik Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) memerlukan pompa dan Motor dengan spesifikasi sebagai berikut : NO PERALATAN 1 Motor Conveyor 2 Pompa Dosing 3 Pompa Transfer SPESIFIKASI Voltage 380 Vac , 50 Hz Daya 4000 Watt Voltage 220 Vac, 50 Hz Daya 2200 Watt KETERANGAN Motor induksi 3 phasa Voltage 220 Vac, 50 Hz Daya 1900 Watt 4.4. Gambar Diagram Garis Tunggal Panel Instalasi listrik di Indonesia diselenggarakan berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI),yaitu PUIL 2000 (Pedoman Umum Instalasi Listrik) Tahun 2000. PUIL 2000 saat ini tengahdilakukan penyesuaian diantaranya SNI-04-02252000/Amd1-2006 = Pedoman Umum InstalasiListrik 2000 Amandemen 1 Tahun 2006, dan seterusnya. PUIL sebagian besar mengacu padastandar IEC (International Electrical Commision). Diagram Garis Tunggal pada Instalasi Listrik Yang menunjukkan gambar satu garis dari APP ke PHB utama yang didistribusikan ke beberapa grup langsung ke beban (untuk bangunan berkapasitas kecil) dan melalui panel cabang (SDP) maupun subpanel cabang (SSDP) baru ke beban. Pada 26 diagram garis tunggal ini selain pembagian grup pada PHB utama/cabang/ subcabang juga menginformasikan jenis beban, ukuran dan jenis penghantar, ukuran dan jenis pengaman arusnya, dan sistem pembumian/pertanahannya. Dalam tahap instalsi listrik kita tentu membutuhkan gambaran instalasi yang sudah didesain sebelumnya, beberapa gambar yang dibutuhkan dalam tahap instalasi diantaranya yaitu gambar wiring diagram garis ganda dan diagram garis tunggal. Dalam hal ini dilampirkan gambar diagram garis tunggal panel antara lain : 1. LVMDP (Low Voltage Main Distribusi Panel Ke SDP (Sub Distribusi Panel) Lampiran gambar halaman 08 2. SDP (Sub Distribusi Panel) Penerangan Lampiran gambar halaman 09 3. SDP (Sub Distribusi Panel) Kotak Kontak Lampiran gambar halaman 10 4. SDP (Sub Distribusi Panel) Air Conditioner dan Exhaust Fan Lampiran gambar halaman 11 5. SDP (Sub Distribusi Panel) Pompa dan Motor Lampiran gambar halaman 12 27 BAB V PERHITUNGAN ARUS NOMINAL 5.1. Kebutuhan Daya Listrik Daya Listrik atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Electrical Power adalah jumlah energi yang diserap atau dihasilkan dalam sebuah sirkuit/rangkaian. Sumber Energi seperti Tegangan listrik akan menghasilkan daya listrik sedangkan beban yang terhubung dengannya akan menyerap daya listrik tersebut. Dengan kata lain, Daya listrik adalah tingkat konsumsi energi dalam sebuah sirkuit atau rangkaian listrik. Sedangkan berdasarkan konsep usaha, yang dimaksud dengan daya listrik adalah besarnya usaha dalam memindahkan muatan per satuan waktu atau lebih singkatnya adalah Jumlah Energi Listrik yang digunakan tiap detik. Dalam rumus perhitungan, Daya Listrik biasanya dilambangkan dengan huruf “P” yang merupakan singkatan dari Power. Sedangkan Satuan Internasional (SI) Daya Listrik adalah Watt yang disingkat dengan W. Watt adalah sama dengan satu joule per detik (Watt = Joule / detik). Dalam perancangan kebutuhan daya listrik pabrik Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) seperti ditunjukkan pada tabel 5.1 di bawah ini. Tabel 5.1 Kebutuhan Daya Listrik 28 5.2. Perhitungan Arus Nominal (In) Untuk menentukan kemampuan hantar arus suatu penghantar yang mensuplai peralatan listrik, terlebih dahulu harus diketahui besarnya arus nominal dari peralatan tersebut, yang biasanya arus nominal sudah tertera pada name plate pada peralatan tersebut. Jika tidak tertera pada name plate-nya maka kemampuan hantar arus dari suatu penghantar dapat dicari dengan rumus dibawah ini, rumus ini digunakan untuk menentukan arus nominal dari peralatan yang digunakan sistem tiga fasa : 𝐼𝑛 = 𝑃 √3 . 𝑉 . 𝐶𝑜𝑠 𝜑 Keterangan: In = Arus Nominal (Ampere) P = Daya masukan peralatan (Watt) V = Tegangan (Volt) / 380 Volt , 3 fasa Cos φ = Faktor daya / 0,8 5.2.1. Contoh Perhitungan Arus Nominal pada SDP (Sub Distribusi Panel) Penerangan a. Diketahui : P (Daya) = 1915 Watt V(Volt) = 380 Volt / 3 Fasa Cos φ (Faktor Daya) = 0,8 b. Ditanya : In (I Nominal) ? c. Jawab : 𝐼𝑛 = 𝐼𝑛 = 𝑃 √3 . 𝑉 . 𝐶𝑜𝑠 𝜑 1915 1,73.380.0,8 In = 3.64 Ampere 29 Menurut puil 2000 Faktor keamanan yaitu 125% dari I Nominal, sehingga 3.64 Ampere x 125 % = 4,55 Ampere dan dibulatkan 5 Ampere. 5.2.2 Perhitungan Arus Nominal pada SDP Tabel 5.2 Arus Nominal 5.3. Analisa dan Perhitungan Kabel Penghantar 5.3.1 Analisa dan Perhitungan Kabel Penghantar dari LVMDP (Low Voltage Main Distribusi Panel Ke SDP (Sub Distribusi Panel) 30 5.3.2 Analisa dan Perhitungan Kabel Penghantar dari SDP (Sub Distribusi Panel) Penerangan Ke Lampu 31 5.3.3 Analisa dan Perhitungan Kabel Penghantar dari SDP (Sub Distribusi Panel) Kontak Kontak Ke Stop Kontak 1 Fasa dan 3 Fasa 5.3.4 Analisa dan Perhitungan Kabel Penghantar dari SDP (Sub Distribusi Panel) Air Conditioner dan Exhaust Fan 32 5.3.5 Analisa dan Perhitungan Kabel Penghantar dari SDP (Sub Distribusi Panel) Pompa dan Motor 5.4. Kapasitas MCB (Miniature Circuit Breaker) Contoh Perhitungan Arus Nominal pada SDP (Sub Distribusi Panel) Kotak Kontak a. Diketahui : P (Daya) = 8400 Watt V(Volt) = 380 Volt / 3 Fasa Cos φ (Faktor Daya) = 0,8 b. Ditanya : In (I Nominal) ? c. Jawab : 𝐼𝑛 = 𝐼𝑛 = 𝑃 √3 . 𝑉 . 𝐶𝑜𝑠 𝜑 8400 1,73.380.0,8 In = 15.97 Ampere Menurut puil 2000 Faktor keamanan yaitu 2,5 kali dari I Nominal, sehingga 15.97 Ampere x 2,5 = 39,93 Ampere dan dibulatkan 40 Ampere. 33 5.4.1 Analisa dan Perhitungan MCB (Miniature Circuit Breaker) dari SDP (Sub Distribusi Panel) Penerangan Ke Lampu Menurut perhitungan diatas maka gawai proteksi induk atau MCB (Miniature Circuit Breaker) di SDP (Sub Distribusi Panel) Penerangan yang akan dipasang adalah Nilai gawai proteksi terbesar + In lainnya. Jadi 2,9 + 0,8 + 1,9 + 0,1 + 0,1 + 0,4 + 0,3 + 0,1 + 0,3 + 0,2 + 0,2+ 0,2 = 7,5 Ampere. Akan tetapi ditambah Faktor keamanan dan pengembangan sebesar 2,5 kali, sehingga 7,5 Ampere x 2,5 = 18,75 Ampere. Dikarenakan dipasar yang ada MCB 20 Ampere, sehingga untuk MCB induk dipasang 20 Ampere. 34 5.4.2 Analisa dan Perhitungan MCB (Miniature Circuit Breaker) dari SDP (Sub Distribusi Panel) Kontak Kontak Ke Stop Kontak 1 Fasa dan 3 Fasa Menurut perhitungan diatas maka gawai proteksi induk atau MCB (Miniature Circuit Breaker) di SDP (Sub Distribusi Panel) Kotak Kontak yang akan dipasang adalah Nilai gawai proteksi terbesar + In lainnya. Jadi 39,93 + 15,97 + 15,97 + 5 + 15,97 + 1 + 1 + 5 + 3 + 3 + 2 + 2 + 1 = 110, 84 Ampere. Akan tetapi ditambah Faktor keamanan dan pengembangan sebesar 2,5 kali, sehingga 110,84 Ampere x 2,5 = 277,1 Ampere. Dikarenakan dipasar yang ada MCCB 300 Ampere, sehingga untuk MCCB induk dipasang 300 Ampere. 35 5.4.3 Analisa dan Perhitungan MCB (Miniature Circuit Breaker) dari SDP (Sub Distribusi Panel) Air Conditioner dan Exhaust Fan Menurut perhitungan diatas maka gawai proteksi induk atau MCB (Miniature Circuit Breaker) di SDP (Sub Distribusi Panel) Air Conditioner dan Exhaust Fan yang akan dipasang adalah Nilai gawai proteksi terbesar + In lainnya. Jadi 8 + 0,4 + 0,4 + 0,4 + 3,39 + 3,39 + 3,39 + 3,39 + 3,39 = 26, 15 Ampere. Akan tetapi ditambah Faktor keamanan dan pengembangan sebesar 2,5 kali, sehingga 26,15 Ampere x 2,5 = 65,375 Ampere. Dikarenakan dipasar yang ada MCB 63Ampere, sehingga untuk MCB induk dipasang 63 Ampere. 36 5.4.4 Analisa dan Perhitungan MCB (Miniature Circuit Breaker) dari SDP (Sub Distribusi Panel) Pompa dan Motor Menurut perhitungan diatas maka gawai proteksi induk atau MCB (Miniature Circuit Breaker) di SDP (Sub Distribusi Panel) Pompa dan Motor yang akan dipasang adalah Nilai gawai proteksi terbesar + In lainnya. Jadi 31 + 7,6 + 8,6 = 47,2 Ampere. Akan tetapi ditambah Faktor keamanan dan pengembangan sebesar 2,5 kali, sehingga 47,2 Ampere x 2,5 = 118 Ampere. Dikarenakan dipasar yang ada MCB 63Ampere, sehingga untuk MCB induk dipasang 125 Ampere. 5.5. Analisis dan Menghitung Tegangan Jatuh / Drop Voltage Jatuh tegangan merupakan besarnya tegangan yang hilang pada suatu penghantar. Jatuh tegangan pada saluran tenaga listrik secara umum berbanding lurus dengan panjang saluran dan beban serta berbanding terbalik dengan luas penampang penghantar. Besarnya jatuh tegangan dinyatakan baik dalam persen atau dalam besaran Volt. Besarnya batas atas dan bawah ditentukan oleh kebijaksanaan perusahaan kelistrikan. Perhitungan jatuh tegangan praktis pada batas-batas tertentu dengan hanya menghitung besarnya tahanan masih dapat dipertimbangkan. 37 Tegangan jatuh secara umum adalah tegangan yang digunakan pada beban yang ditimbulkan oleh arus yang mengalir melalui tahanan kawat. Tegangan jatuh pada penghantar semakin besar jika arus I di dalam penghantar semakin besar dan jika tahanan penghantar Rℓ semakin besar pula. Tegangan jatuh merupakan penanggung jawab terjadinya kerugian pada penghantar karena dapat menurunkan tegangan pada beban akibatnya hingga berada di bawah tegangan nominal yang dibutuhkan. Akan tetapi perlu diingat persyaratan drop tegangan yang diizinkan dalam puil adalah 4% dari tegangan kerjanya sehingga 4% x 400 Volt = 16 Volt, Sehingga tegangan minimal yang harus disediakan sebesar 400 Volt – 16 Volt = 384 Volt. Dalam perencanaan Pabrik pengolahan air minum dalam kemasan rencana berlokasi di Jalan Coaster, Tanjung Emas, Semarang Utara, Kota Semarang, Jawa Tengah dapat di ilustrasikan jarak seperti gambar dibawah. Dengan penggunaan kabel dan jarak seperti Analisa dan Perhitungan Kabel Penghantar dari LVMDP (Low Voltage Main Distribusi Panel Ke SDP (Sub Distribusi Panel) sebagai berikut : 1. Dari Trafo 20 kv / 400 Volt ke LVMDP (Low Voltage Main Distribusi Panel) menggunakan kabel NYY 4 Core 0,6 /1 KV 50 mm² dengan jarak 13 meter. 38 2. Dari LVMDP (Low Voltage Main Distribusi Panel Ke SDP (Sub Distribusi Panel) 1 (satu) Penerangan menggunakan kabel NYY 4 Core 0,6 /1 KV 1,5 mm² dengan jarak 10 meter. 3. Dari LVMDP (Low Voltage Main Distribusi Panel) Ke SDP (Sub Distribusi Panel) 2 (dua) Kotak Kontak menggunakan kabel NYY 4 Core 0,6 /1 KV 2,5 mm² dengan jarak 11 meter. 4. Dari LVMDP (Low Voltage Main Distribusi Panel) Ke SDP (Sub Distribusi Panel) 1 (satu) Air Conditioner dan Exhaust Fan menggunakan kabel NYY 4 Core 0,6 /1 KV 4 mm² dengan jarak 12 meter. 5. Dari LVMDP (Low Voltage Main Distribusi Panel) Ke SDP (Sub Distribusi Panel) 1 (satu) Pompa dan Motor menggunakan kabel NYY 4 Core 0,6 /1 KV 4 mm² dengan jarak 13 meter. Dengan rho kabel merk supreme ; Menggunakan rumus : ∆𝑉 = 𝐼.𝑅 √3 .𝑉 .𝐶𝑜𝑠 𝜑 Dimana, ∆V = Drop Voltage (Volt) I = Rho (ohm/meter) R = Panjang kabel (meter) V = Tegangan 3 Fasa (Volt) Cos φ = Faktor Daya (0,8) Sehingga, Dari Trafo 20 kv / 400 Volt ke LVMDP (Low Voltage Main Distribusi Panel) 39 ∆𝑉 = 0,000387.13 1,73.380.0,8 ∆V = 0,0000096 Volt Tabel 5.3 Drop Voltage Sehingga dari rumusan diatas diperoleh nilai tegangan sebagai berikut : 1. Tegangan pada Panel LVMDP adalah Tegangan output trafo dikurangi drop voltage LVMDP yaitu 380 volt – 0,0000096 volt = 379,9999 Volt. 2. Tegangan pada Panel SDP 1 Penerangan adalah Tegangan output output LVMDP dikurangi drop voltage SDP 1 Penerangan yaitu 379,9999 volt – 0,000230 volt = 379,999976 Volt. 3. Tegangan pada Panel SDP 2 Kotak Kontak adalah Tegangan output output LVMDP dikurangi drop voltage SDP 2 Kotak Kontak yaitu 379,9999 volt – 0,000155volt = 379,999835 Volt. 4. Tegangan pada Panel SDP 3 Air Conditioner dan Exhaust Fan adalah Tegangan output output LVMDP dikurangi drop voltage SDP 3 Air Conditioner dan Exhaust Fan yaitu 379,9999 volt – 0,000105 volt = 379,999885 Volt. 5. Tegangan pada Panel SDP 4 Pompa dan Motor adalah Tegangan output output LVMDP dikurangi drop voltage SDP 4 Pompa dan Motor yaitu 379,9999 volt – 0,000114 volt = 379,999876 Volt. 40 BAB VI SUMBER DAYA LISTRIK 6.1. Perhitungan Daya Listrik Total Daya Listrik atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Electrical Power adalah jumlah energi yang diserap atau dihasilkan dalam sebuah sirkuit/rangkaian. Sumber Energi seperti Tegangan listrik akan menghasilkan daya listrik sedangkan beban yang terhubung dengannya akan menyerap daya listrik tersebut. Dengan kata lain, Daya listrik adalah tingkat konsumsi energi dalam sebuah sirkuit atau rangkaian listrik. Kita mengambil contoh Lampu Pijar dan Air Conditioner. Lampu menyerap daya listrik yang diterimanya dan mengubahnya menjadi cahaya sedangkan Air Conditioner mengubah serapan daya listrik tersebut menjadi udara dingin atau sejuk. Semakin tinggi nilai Watt-nya semakin tinggi pula daya listrik yang dikonsumsinya. Daya listrik adalah laju hantaran energi listrik yang ada dalam sebuah rangkaian listrik. Dalam arus bolak-balik atau arus AC , terdapat 3 jenis daya listrik dengan persamaan tegangan 3 fasa yaitu : 1. Daya listrik semu dengan rumus 𝑆 = √3. 𝑉. 𝐼 Dimana, S = Daya Semu (Volt Ampere) √3 = Konstanta 3 fasa nilainya = 1,73 V = Tegangan (Volt) I = Arus (Ampere) 2. Daya listrik aktif dengan rumus 𝑃 = √3. 𝑉. 𝐼. 𝐶𝑜𝑠𝜑 Dimana, P = Daya Aktif (Watt) √3 = Konstanta 3 fasa nilainya = 1,73 V = Tegangan (Volt) I = Arus (Ampere) Cos φ = Faktor Daya 3. Daya listrik reaktif dengan rumus 𝑄 = √3. 𝑉. 𝐼. 𝑆𝑖𝑛𝜑 Dimana, Q = Daya Reaktif (Volt Ampere Reaktif) 41 √3 = Konstanta 3 fasa nilainya = 1,73 V = Tegangan (Volt) I = Arus (Ampere) Sehingga dari rumus diatas untuk perencanaan Pabrik pengolahan air minum dalam kemasan besaran daya listrik total dapat dihitung berdasarkan Tabel 5.1 Kebutuhan Daya Listrik. Diketahui : Daya Total (P total) = 61.729 Watt, sehingga : 1. Daya Total listrik aktif (P total) = 61.729 Watt = 61,729 KW 2. Daya listrik semu dengan rumus 𝑆 = √3. 𝑉. 𝐼 Dari rumus daya total 𝑃 = √3. 𝑉. 𝐼. 𝐶𝑜𝑠𝜑, maka di dapat sebagai berikut : 𝑆= 𝑆= 𝑃 𝐶𝑜𝑠 𝜑 61.729 0,8 𝑆 = 77.161,25 𝑉𝑜𝑙𝑡 𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒 = 77,16125 KVA 3. Daya listrik reaktif dengan rumus 𝑄 = √3. 𝑉. 𝐼. 𝑆𝑖𝑛𝜑 a. Mencari nilai φ = arc cosφ 0,8 = 36,8698° 𝑄 = √3. 𝑉. 𝐼. 𝑆𝑖𝑛𝜑 atau 𝑄 = 𝑆. 𝑆𝑖𝑛𝜑 𝑄 = 77,16125. 𝑆𝑖𝑛 36,8698 = 46,296 KVAR b. Atau karena sudah diketahui nilai Daya aktif Total (P total) dan Daya Semu Total maka dapat dengan rumus : 𝑄 = √(𝑆 2 − 𝑃2 ) 𝑄 = √(𝑆 2 − 𝑃2 ) 𝑄 = √(77,16125² − 61,7292 ) = 46,296 KVAR 4. Faktor Daya (PF) dapat diperoleh dengan rumus = 𝑃𝐹 = 𝑃𝐹 = 𝑃𝐹 = 𝑃 𝑆 61,729 77,16125 𝑃𝐹 = 0,8 42 𝑃 𝑆 6.2. Penentuan Kapasitas Trafo dan Langganan Daya Listrik Dalam penentuan kapasitas trafo dan langganan daya listrik perlu memperhitungan faktor – faktor sebagai berikut : 1. Faktor Kebersamaan /Keserempakan (KS) dimana beban digunakan secara bersama – sama dalam waktu yang bersama. Untuk itu dalam perencanaan Pabrik pengolahan air minum dalam kemasan besaran faktor kebersamaan di asumsikan 80%. 2. Faktor Kebutuhan (KB) dimana beban digunakan sesuai kebutuhan dilapangan saja. Untuk itu dalam perencanaan Pabrik pengolahan air minum dalam kemasan besaran faktor kebutuhan di asumsikan 70%. 3. Faktor Pengembangan (KP) dimana perencanaan Pabrik pengolahan air minum dalam kemasan perlu dipikirkan target produksi semakin meningkat berdasarkan kebutuhan pasar. Untuk itu dalam perencanaan Pabrik pengolahan air minum dalam kemasan besaran faktor pengembangan di asumsikan meningkat 150%. Sehingga dalam perencanaan dapat direncanakan dengan rumusan sebagai berikut : 𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑘𝑎𝑛 = 𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑥 𝐾𝑆 𝑋 𝐾𝑃 𝐾𝐵 Diketahui : Daya Total = 77,16125 KVA KS = 0,8 KB = 0,7 KP = 1,5 Maka, 𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑘𝑎𝑛 = 𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑘𝑎𝑛 = 𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑘𝑎𝑛 = 𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑥 𝐾𝑆 𝑋 𝐾𝑃 𝐾𝐵 77,16125 𝑥 0,8 𝑋 1,5 0,7 92,5935 0,7 𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑘𝑎𝑛 = 132, 276429 KVA 43 Dari Perhitungan diatas, maka didapat kapasitas trafo dan langganan daya listrik agar memperhitunngkan faktor safety pembebanan sebesar 80% sehingga didapatkan sebagai berikut : 1. Kebutuhan Kapasitas trafo dapat dirumuskan = = 132,276429 0,8 𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑘𝑎𝑛 0,8 = 165,345536 KVA Maka trafo yang akan dipasang adalah 200 KVA step down dari tegangan 20 KV ke 400 Volt dengan Merk Trafindo, Unindo, Schneider, Bambang Jaya atau setara. 2. Kebutuhan langganan daya listrik Kebutuhan langganan daya listrik yaitu di kelas B3 (Bisnis Besar) dengan daya 200 KVA, sehingga dipasang MCCB di LVMDP sebesar 400 Ampere. 6.3. Menghitung Kapasitor Bank Kapasitor bank adalah sekumpulan kapasitor dan beberapa komponen elektro lain sebagai pendukung yang dirankai dan dipasang untuk menyeimbangkan beban listrik yang terlalu bersifat induktif dan memiliki cos ϕ rendah. Adapun dampak positif pemasangan kapasitor Bank adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan Faktor Daya ( Cos ϕ) 2. Mengurangi besarnya arus listrik 3. Mengurangi panas 4. Mencegah losses (kehilangan tegangan) Untuk Menentukan besarnya kapasitor bank menggunakan rumus sebagai berikut : a. ∆ Q = Q1 – Q2, dimana ∆Q = Selisih daya reaktif Q1 = Daya Reaktif Awal / kondisi mula Q2 = Daya Reaktif yang dibutuhkan Sehingga apabila diketahui data nilai Daya reaktif awal / kondisi mula bisa dijadikan nilai Q1. 1) Q1 = Daya listrik reaktif dengan rumus 𝑄 = 𝑆. 𝑆𝑖𝑛𝜑 Mencari nilai φ = arc cosφ 0,8 = 36,8698° 44 𝑄 = 77,16125. 𝑆𝑖𝑛 36,8698 = 46,296 KVAR 2) Q2 / Daya Reaktif yang dibutuhkan Q2 = Daya listrik reaktif dengan rumus 𝑄 = 𝑆. 𝑆𝑖𝑛𝜑 Mencari nilai φ = dengan target cos φ = 0, 99 maka, Dari rumus daya total 𝑃 = √3. 𝑉. 𝐼. 𝐶𝑜𝑠𝜑, maka di dapat sebagai berikut : 𝑆= 𝑆= 𝑃 𝐶𝑜𝑠 𝜑 61.729 0,99 𝑆 = 62.352,52 𝑉𝑜𝑙𝑡 𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒 = 62,352 KVA Nilai φ = arc cosφ 0,99 = 8,1° 𝑄 = 62,352. 𝑆𝑖𝑛 8,1 = 8,785 KVAR 3) ∆Q = Q1 - Q2 = 46,296 – 8,785 = 37,511 KVAR b. Mencari nilai capasitor bank (C) 1) Untuk mencari nilai Capasitor Bank digunakan rangkaian bintang / star dalam menempatkan setiap komponen kapasitornya. Maka di dapat rumus sebagai berikut : 𝑄= 𝑉² 𝑋𝑐 sehingga, 𝑋𝑐 = 𝑉² 𝑄 Diketahui : Tegangan 1 Fasa (V) = 220 Volt Q atau ∆Q = 37,511 KVAR Maka, 220² 𝑋𝑐 = 37,511 .10³ Xc = 1,29 𝛀 Xc = 1 2 .𝜋 .𝑓 .𝐶 45 C= = = 1 2 .𝜋 .𝑓 .𝑋𝑐 1 2 .3,14 .50 .1,29 0,002 Farad = 2 Mili Farad 46 DAFTAR HALAMAN LAMPIRAN GAMBAR 1 2 3 4 5 6 7 8 A A B B C C D D E E F G F 4 3 2 1 NO 1 LOGO APPROVED BY CHECKED BY DESIGNED BY NIM DOC. Nr. 2 LUQMAN ASSAFFAT,S.T, M.T, M.KOM ABDUL AZIZ IFANI C2B217006 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK DATE 3 DENAH PABRIK AIR MINUM KEMASAN DENAH LOKASI SITUASI PABRIK AIR MINUM KEMASAN SHEET UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 4 SKALA 1 : 100 5 6 7 NEXT SHEET : 01 OF 12 8 : 02 G 1 2 3 4 5 6 7 8 A A B B C C R. SEKRETARIS D D E E F G F 4 3 2 1 NO 1 LOGO APPROVED BY CHECKED BY DESIGNED BY NIM DOC. Nr. 2 LUQMAN ASSAFFAT,S.T, M.T, M.KOM ABDUL AZIZ IFANI C2B217006 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK DATE 3 DENAH PABRIK AIR MINUM KEMASAN DENAH RUANGAN SHEET UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 4 SKALA 1 : 100 5 6 7 NEXT SHEET : 02 OF 12 8 : 03 G 1 2 3 4 5 6 7 8 A A B B C C D D E E F G F 4 3 2 1 NO 1 LOGO APPROVED BY CHECKED BY DESIGNED BY NIM DOC. Nr. 2 LUQMAN ASSAFFAT,S.T, M.T, M.KOM ABDUL AZIZ IFANI C2B217006 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK DATE 3 DENAH PABRIK AIR MINUM KEMASAN GAMBAR LAMPU PENERANGAN DAN SAKLAR SHEET UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 4 SKALA 1 : 100 5 6 7 NEXT SHEET : 03 OF 12 8 : 04 G 1 2 3 4 5 6 7 8 A A B B C C D D E E F G F 4 3 2 1 NO 1 LOGO APPROVED BY CHECKED BY DESIGNED BY NIM DOC. Nr. 2 LUQMAN ASSAFFAT,S.T, M.T, M.KOM ABDUL AZIZ IFANI C2B217006 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK DATE 3 DENAH PABRIK AIR MINUM KEMASAN GAMBAR KOTAK KONTAK SHEET UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 4 SKALA 1 : 100 5 6 7 NEXT SHEET : 04 OF 12 8 : 05 G 1 2 3 4 5 6 7 8 A A B B C C D D E E F G F 4 3 2 1 NO 1 LOGO APPROVED BY CHECKED BY DESIGNED BY NIM DOC. Nr. 2 LUQMAN ASSAFFAT,S.T, M.T, M.KOM ABDUL AZIZ IFANI C2B217006 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK DATE 3 DENAH PABRIK AIR MINUM KEMASAN GAMBAR AIR CONDITIONER DAN EXHAUST FAN SHEET UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 4 SKALA 1 : 100 5 6 7 NEXT SHEET : 05 OF 12 8 : 06 G 1 2 3 4 5 6 7 8 A A B B C C D D E E F G F 4 3 2 1 NO 1 LOGO APPROVED BY CHECKED BY DESIGNED BY NIM DOC. Nr. 2 LUQMAN ASSAFFAT,S.T, M.T, M.KOM ABDUL AZIZ IFANI C2B217006 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK DATE 3 DENAH PABRIK AIR MINUM KEMASAN GAMBAR MOTOR DAN POMPA SHEET UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 4 5 6 7 G SKALA 1 : 100 NEXT SHEET : 06 OF 12 8 : 07 1 2 3 4 5 6 7 8 A A B B C C D D E E F G F 4 3 2 1 NO 1 LOGO APPROVED BY CHECKED BY DESIGNED BY NIM DOC. Nr. 2 LUQMAN ASSAFFAT,S.T, M.T, M.KOM ABDUL AZIZ IFANI C2B217006 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK DATE 3 DENAH PABRIK AIR MINUM KEMASAN SHEET UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 4 SKALA 1 : 100 GAMBAR PANEL LVMDP KE PANEL SDP 5 6 7 NEXT SHEET : 07 OF 12 8 : 08 G 1 2 3 4 5 6 7 8 A A B B C C D D E E F G F 4 3 2 1 NO 1 LOGO APPROVED BY CHECKED BY DESIGNED BY NIM DOC. Nr. 2 LUQMAN ASSAFFAT,S.T, M.T, M.KOM ABDUL AZIZ IFANI C2B217006 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK DATE 3 DENAH PABRIK AIR MINUM KEMASAN SHEET UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 4 G GAMBAR DIAGRAM GARIS TUNGGAL LVMDP KE SDP 5 6 7 NEXT SHEET : 08 OF 12 8 : 09 1 2 3 4 5 6 7 8 A A B B C C D D E E F G F 4 3 2 1 NO 1 LOGO APPROVED BY CHECKED BY DESIGNED BY NIM DOC. Nr. 2 LUQMAN ASSAFFAT,S.T, M.T, M.KOM ABDUL AZIZ IFANI C2B217006 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK DATE 3 DENAH PABRIK AIR MINUM KEMASAN SHEET UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 4 G GAMBAR DIAGRAM GARIS TUNGGAL LAMPU PENERANGAN 5 6 7 NEXT SHEET : 09 OF 12 8 : 10 1 2 3 4 5 6 7 8 A A B B C C D D E E F G F 4 3 2 1 NO 1 LOGO APPROVED BY CHECKED BY DESIGNED BY NIM DOC. Nr. 2 LUQMAN ASSAFFAT,S.T, M.T, M.KOM ABDUL AZIZ IFANI C2B217006 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK DATE 3 DENAH PABRIK AIR MINUM KEMASAN SHEET UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 4 G GAMBAR DIAGRAM GARIS TUNGGAL KOTAK KONTAK 5 6 7 NEXT SHEET : 10 OF 12 8 : 11 1 2 3 4 5 6 7 8 A A B B C C D D E E F G F 4 3 2 1 NO 1 LOGO APPROVED BY CHECKED BY DESIGNED BY NIM DOC. Nr. 2 LUQMAN ASSAFFAT,S.T, M.T, M.KOM ABDUL AZIZ IFANI C2B217006 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK DATE 3 DENAH PABRIK AIR MINUM KEMASAN SHEET UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 4 G GAMBAR DIAGRAM GARIS TUNGGAL AC DAN EX. FAN 5 6 7 NEXT SHEET : 11 OF 12 8 : 12 1 2 3 4 5 6 7 8 A A B B C C D D E E F G F 4 3 2 1 NO 1 LOGO APPROVED BY CHECKED BY DESIGNED BY NIM DOC. Nr. 2 LUQMAN ASSAFFAT,S.T, M.T, M.KOM ABDUL AZIZ IFANI C2B217006 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK DATE 3 DENAH PABRIK AIR MINUM KEMASAN SHEET UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 4 G GAMBAR DIAGRAM GARIS TUNGGAL POMPA DAN MOTOR 5 6 7 NEXT SHEET : 12 OF 12 8 :