Uploaded by User5160

triger 4 imun infeksi

advertisement
IMUN DAN INFEKSI
Triger 4
(pseudomembran)
KELOMPOK TUTORIAL 3
1. Yunita Arida Niken
2. Gusti Muhammad Dimas Fadhlika
3. Ardo Cankorizi
4. Muhammad Iksan
5. Hidayatil Putri
6. Mutiara Amonica
7. Andrely Pratama
8. Awalia Nurmala
9. Laila Khairani
FASILITATOR :
dr.EFRIZA, M.Biomed
18-003
18-013
18-023
18-033
18-043
18-053
18-063
18-073
18-083
Triger 4
pseudomembran
Seorang ibu membawa anaknya yang bernama Lisna yang
berumur 3 tahun ke IGD dengan keluhan demam sudah 3 hari,naik
turun,tidak
menggigil.keluhan
disertai sesak
nafas,ada
batuk
berdahak dan pilek disertai rasa sakit saat menelan.Ibu juga
mengatakan
pada
dokter
bahwa
anaknya
mengalami
suara
serak.sesak nafas sejak malam dan semakin bertambah susah
bernafas sejak pagi.pemeriksaan fisik tampak sakit berat,pemeriksaan
vital sign tekanan darah 90/60mmHg,lajudenyut nadi 120x/menit,
laju nafas 60x/menit,suhu 38,9 C.Nafas cuping hidung (+),sianosis ().pemeriksaan rongga mulut tampak tonsil dan faring hiperemis,tampak
pseudomembran putih keabuan yang telah dilakukan swab dengan lidi
kapas steril sangat sukar diangkat dan berdarah.teraba pembesaran pada
regio submandibula kiri (bullneck). Stridor inspirasi (+) pemeriksaan
torak,tampak retraksi substernal,epigastrium dan interkostal auskultasi
terdapat suara lendir.
Dokter menanyakan perihal riwayat imunisasi lisna pada sang
ibu,dan kesimpulannya ibu tidak pernah membawa lisna untuk
imunisasi.Dokter menjelaskan kemungkinan diagnosa penyakit lisna
pada sang ibu dan alisa yang berdiri disamping tempat tidur
lisna.sebelumnya dokter dan perawat juga telah memberikan
pertolongan pertama pada lisna pada saat baru masuk IGD RS.Dokter
menjelaskan bahwa lisna harus dirawat diruangan isolasi dan rencana
pengobatan selanjutnya.setelah sang ibu lisna mengucapkan terima
kasih kepada alisa karena telah membantu ibu tersebut ,alisa langsung
keluar dari IGD dan pergi menuju kekampus.
Dalam perjalanan kekampus,alisa tiba tiba teringat dengan pertanyaan
dokter mengenai imunisasi yang tidak pernah didapat oleh lisna.Menurut
alisa andaikan saja lisna mendapat imunisasi yang seharusnya
diberikan,alisa berharap dapat mencegah kondisi sakit berat yangdialami
Lisna
Step 1
(clarify unfamiliar term)
1.
Pseudomembran
2.
3.
Faring hiperemis
Standar inspirasi
4.
Nafas cuping hidung
5.
Vital sign
:lapisan tipis keabu abuan terutama timbul
didaerah mukosa hidung dan mulut
/tenggorokan
:inflamasi/peradangan pada faring
:kondisi abnormal dimana suara pernafasan
bernada tinggi disebabkan oleh sumbatan di
laring
:nafas yang dilakukan dalam keadaan sesak
dimana tubuh merespondengan
melanjutkanfrekuensi
pernafasan
untuk
menyuplai oksigen pada tubuh
:suatu cara fisiologis untuk mendeteksi
adanya penambahan atau pertahanan sistem
tubuh
6.
Bull neck
:salah satu gejala difteri dimana terjadi
pembengkakan di leher
7.
Imunisasi
:proses yang dilakukan untuk membuat
seseorang kebal (imun) terhadap penyakit
8.
Epigastrium
:regio diabdomen yangterletak ditengah
atas
9.
Retraksi substernal
:tarikan otot yang terletak dibawah tulang
cekungan tulang dada
10. Interkostal
:sela iga pada torak
Step 2
(define the problem)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Apa yang menyebabkan lisna demam 3 hari naik turun tetapi
tidak merasakn menggigil
?
Penyakit apa yang dialami lisna?
Apa penyebab dari pembesaran bull neck
?
Mengapa pada rongga mulut tampak tonsil dan faring hiperemis?
Respon imun apa yang bekerja ?
Apa yang menyebabkan cuping hidung (+) dan sianosis (-)?
Bagaimana cara pemeriksaan fisik pada penyakit yang dialami
lisna
?
Bagaimana interpretasi pada pemeriksaan lisna ?
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Apa pertolongan pertama yang dilakukan di IGD kepada lisna
Mengapa lisna dirawat diruang isolasi dan bagaimana cara
pengobatan yang dilakukan selanjutnya ?
Apa kaitannya suara serak lisna dengan sakit menelan
Imunisasi apa yang seharusnya diberikan kepada lisna?
Apa jenis jenis imunisasi
?
Bagaimana cara pemberian imunisasi ?
Bagaimana cara penegakan diagnosis ?
Step 3
(brainstrom possible hypothesis and
explanation)
1.
Apa yang menyebabkan lisna demam 3 hari naik turun tetapi tidak
merasakn menggigil ?
Jawab :
karena lisna terinfeksi corynebacterium difteriae
2.
Penyakit apa yang dialami lisna?
jawab :
Difteri
3.
Apa penyebab dari pembesaran bull neck ?
jawab :
karena adanya……………..limfosit untuk melawan bakteri
4.
Mengapa pada rongga mulut tampak tonsil dan faring hiperemis?
jawab :
karena terjadinya pelebaran pembuluh darah disekitar
faring dan tonsil sebagai respon terhadap inflamasi akibat
infeksi lokal pada faring dan tonsil/penyebaran infeksi dari
daerah disekitarnya
5.
Respon imun apa yang bekerja ?
jawab :
(LO)
6.
Apa yang menyebabkan cuping hidung (+) dan sianosis (-)?
jawab:
(LO)
7.
Bagaimana cara pemeriksaan fisik pada penyakit yang dialami lisna
?
jawab :
(LO)
8.
Bagaimana interpretasi pada pemeriksaan lisna
jawab :
(LO)
9.
Apa pertolongan pertama yang dilakukan di IGD kepada lisna
jawab :
?
10. Mengapa lisna dirawat diruang isolasi dan bagaimana cara
pengobatan yang dilakukan selanjutnya ?
jawab :
(LO)
11. Apa kaitannya suara serak lisna dengan sakit menelan
jawab :
karena tampak tonsil dan faring hiperemis
12. Imunisasi apa yang seharusnya diberikan kepada lisna?
jawab :
Waktu pemberian
Jenis imunisasi
lahir
Hepatitis B
1 bulan
BCG
2-4 bulan
DPT dan hepatitis B
9 bulan
Campak
13.
14.
Apa jenis jenis imunisasi
jawab : -hepatitis B
-BGC
-DPT
-HIB
-Polio
-MR (campak)
-varisela
-Hepatitis A, dll
?
Bagaimana cara pemberian imunisasi ?
jawab :
-injeksi intramuskular
-injeksi subkutan
-injeksi intra dermal
-oral
15.
Bagaimana cara penegakan diagnosis ?
jawab :
anamnesis :-demam naik turun
-sesak nafas
-batuk berdahak
-nyeri menelan
-faring hiperemis
pemeriksaan fisik :-TD 90/60mmHg
-DN 120x/menit
-Suhu 38,9C
-Laju nafas 60x/menit
-terdapat pseudomembran
-tonsil membesar
-stridor inspirasi
pemeriksaan laboratorium : adanya bakteri gram (+)
Step 4
( explantion into a tentative solution)
LISNA
PEMERIKSAAN
FISIK
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
DIFTERI
PENATALAKSANAAN DAN EDUKASI
Step 5
(define learning objective)
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan
1. A.Jelaskan karakteristik bakteri corynebacterium difteriae
B.jelaskan penyakit difteri
-etiologi
-pengobatan
-patogenesis
-diagnosa banding
-pemeriksaan fisik
-pemeriksaan penunjang
2. Sistem imun,organ imun dan respon imun
3. Imunisasi
-jenis imunisasi dan waktu/jadwal pemberian
-dosis
-cara pemberian
Step 6
(gathering information and
private study)
Step 7
(share the result of information gathering
and private study )
Genus
: Corynebacterium
Morfologi
:
-bakteri basilus pleomorfik gram +
-tidak bergerak
-tidak membentuk spora
-tidak berkapsul
--diameter tubuh 0,5-1 mikrometer
-tumbuh secara aerob
--meminiki 3 tipe yakni
gravis,intermedius dan mitis
-tumbuh baik dalam media yang
mengandung darah atau serum
-tidak motil
B.Penyakit difteri
Etiologi
-
disebabkan oleh infeksi bakteri
Corynebacterium diphteriae
-Gejala klinis
A,Difteri hidung
1.pilek ringan dan disertai gejala sistemik ringan.
2. Sekret hidung berangsur menjadi
serosanguinus
3. lecet pada nares dan bibir atas.
4. Pada pemeriksaan tampak membrane putih
pada daerah septum nasi.
B. Gejala difteri faring
1.Anoreksia
2.malaise,
3.demam ringan
4. nyeri saat menelan.
5. 1 atau 2 hari berikutnya akan timbul membrane yang melekat
berwarna putih/kelabu dapat menutupi tonsil
(pseudomembran )
6.dinding faring meluas ke uvula dan palatum molle atau ke
bawah laring trakea
C. Gejala difteri laring
1. Gejala klinis difteri laring sulit dibedakan dari tipe infectious
croups yang lain, seperti nafas berbunyi, stridor yang
progresif, suara parau dan batuk kering.
2.Pada obstruksi laring berat terdapat -retraksi suprasental,
interkostal dan supraklavikular.
3. terjadi peleasan membrane yang menutup jalan napas,
4.bisa terjadi kematian mendadak.
D. Gejala difteri kulit, konjungtiva, dan telinga
1.Difteri kulit berupa tukak dikulit, kelainan cenderung menahun.
2.Difteri pada mata dengan lesi pada konjungtiva berupa
kemerahan, edema dan membrane pada konjungtiva
pelpebra.
3.Pada telinga berupa otitis eksterna dengan secret purulen dan
berbau
Patogenesis (penjelasan )
corynebacrerium difteriae masuk kedalam
hidung atau mulut dan kemudian berkembang pada
mukosa saluran nafas bagian atas terutama daerah
tonsil,faring,laring,kadangkadang dikulit,konjungtiva
atau genital.bakteri ini nantinya kan menghasilkan
eksotoksin,yang diabsorbsi melewati membran sel
mukosa,yang menyebabkan terjadinya peradangan
dan destruksi epitel diikuti oleh nekrosis.toksin
difteri diabsorbsi kedalam selaput mukosa dan
menyebabkan destruksi epitel dan respon
peradangan superficial.
Epitel yang mengalami nekrosis tertanam
dalam eksudat fibrin dan sel sel darah merah dan
putih,sehingga terbentuk pseudomembran yang
berwarna keabu abuan yang sering melapisi
tonsil,faring danlarin.setiap usaha untuk membuang
pseudomembran akan merusak kapiler dan
mengakibatkan perdarahan.kelenjar getah bening
regional pada leher membesar dan dapat terjadi
edema yang nyata diseluruh leher.
Bakteri
difteri
dalam
selaput
terus
menghasilkan toksin secara aktif.toksin ini
diabsorpsi dan mengakibatkan kerusakan di tempat
yang jauh,khususnya degenerasi parenkim,infiltrasi
lemak,dan nekrosis otot jantung,hati,ginjal dan
adrenal kadang kadang diikuti oleh perdarahan
hebat.akibat lain dari bakteri ini dapat menimbulkan
terjadinya trombositopenia.
-pemeriksaan fisik
1. Pengukuran Suhu
2. Tekanan darah
3. Laju nafas
4. Laju denyut Nadi
5. Pemeriksaan tingkat kesadaran
6. Pemeriksaan inspeksi
7. Pemeriksaan palpasi
8. Pemeriksaan auskultasi
9. Pemeriksaan perkusi
-Pemeriksaan penunjang (laboratorium)
kriteria konfirmasi laboratorium difteri adalah kultur atau PCR
positif.untuk mengetahui toksigenitas difteri,dilakukan pemeriksaan
tes
elek
pengambilan
sampel
kultur
dilakukan
pada
hari
pertama,kedua dan ke tujuh.Media yang digunakan saat ini adalah
amses dan stewart.keberhasilan kultur hidung tenggorokan di ido
<10%sehingga diupayakan untuk menggunakan PCR untuk diagnosis
pasti.sampel
diambil
dari
jaringan
dibawah
atau
sekitar
pseudomembran.pemeriksaan sediaan langsung dengan mikroskop
atau pewarnaan gram tidak dapat dipercaya karena dirongga mulut
banyak terdapat bakteri mirip Corynebacterium difteri
Pengobatan
-Diagnosa banding
1.difteri hidung,penyakit menyerupai difteria hidung ialah
ringitis,sinusitis, adenoiditis, serta benda asing dalam
hidung
2.Difteri faring,harus dibedakan dengan tonsilitis
membranosa akut yang disebabkan oleh streptococcus
(tonsilitis akut,septic sore throat) mononuklear
infekstosa,tonsilitis membranosa non bakteri,tonsilitis
hepetika primer,pasca tonsilektomi.
3.Difteri laring,gejala difteri laring menyerupai laringitis
dapat menyerupai croup sindroma yang lain,yaitu
spasmodic croup,angioneurotik edemapada laring dan
benda asing dalam laring.
-Edukasi
a. Imunisasi DPT
Pencegahan paling efektif adalah dengan imunisasi
bersamaan dengan tetanus dan pertusis (DPT) sebanyak tiga kali
sejak bayi berumur dua bulan dengan selang penyuntikan satu – dua
bulan.
b. Penyuluhan Tentang Bahaya Difteri
Selain pemberian imunisasi perlu juga diberikan penyuluhan
kepada masyarakat terutama kepada orang tua tentang bahaya dari
difteri dan perlunya imunisasi aktif diberikan kepada bayi dan anakanak.
C. Memperhatikan Kebutuhan Hygiene
Mencegah penyakit difteri penting pula untuk menjaga
kebersihan badan, pakaian dan lingkungan. Penyakit menular
seperti difteri mudah menular dalam lingkungan yang buruk
dengan tingkat sanitasi rendah.
2.Sistem imun,organ imun dan
respon imun
Sistem imun atau sistem kekebalan tubuh
adalah suatu sistem dalam tubuh yang terdiri
dari sel-sel serta produk zat-zat yang dihasilkan
yang bekerja sama secara kolektif dan
terkoordinir untuk melawan benda asing seperti
kuman-kuman penyakit atau racunnya, yang
masuk ke dalam tubuh.
Terbagi menjadi 2:
Sistem imun spesifik dan non-spesifik
SISTEM IMUN NON SPESIFIK
SISTEM IMUN SPESIFIK
SISTEM IMUN SPESIFIK
Respon imun non spesifik
3.imunisasi
A.Jenis imunisasi dan jadwal pemberian imunisasi
B.Dosis dan cara pemberian
macammacam
imunisasi
umur
dosis
cara
pemberian
jumlah
suntikan
BCG
0-11 bulan
0,05 cc
Intrakutan
1x
DPT
2-11 bulan
0,5 cc
Intramuskula 3x (1,2,3)
r/SC
Polio
0-11 bulan
2 tetes
Oral
Hepatitis B
mulai dari 0
bulan
0,5 cc
Intramuskula 3x (1,2,3
r
Campak
9 bulan
0,5 cc
Intramuskula 1x
r
4x (1,2,3,4)
KESIMPULAN
Difteri merupakan suatu penyakit yang
disebabkan oleh infeksi bakteri corynebacterium difteri
gejala dari penyakit ini nantinya akan menimbulkan
adanya pseudomembran.penyakit ini menyerang berbagai
organ tubuh manusia mulai dari
hidung,mulut,faring,laring,mata, dan telinga namun bagian
organ tubuh manusia yang sering di serang oleh bakteri
ini adalah sistem pernafasan bagian atas .
Untuk melawan penyakit ini tubuh seseorang
nantinya akan mengaktifkan respon imun spesifik untuk
melawan bakteri tersebut dimana bagian bagian dari
respon imun ini didapatkan dari imunisasi DPT jika
seseorang tidak melakukan imunisasi DPT maka bakteri
corynebacterium difteri akan mudah menginfeksi tubuh.
Sekian dan terimakasih
Download