Uploaded by abdaziz.bruder

bab 3 kuali

advertisement
PENGALAMAN PETUGAS PUBLIC SAFETY CENTER (PSC)
DALAM MELAKUKAN TINDAKAN LIFE SAVING PADA
PASIEN HENTI NAPAS DAN HENTI JANTUNG
DI AREA PRA-RUMAH SAKIT
PROPOSAL PENELITIAN
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Riset Kualitatif
di Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran
Dosen: Yanny Trisyani W, S.Kp., MN., Ph.D
KELOMPOK
PEMINATAN KEPERAWATAN KRITIS
Nama Mahasiswa
NPM
Abdul Aziz
Anton Priambodo
Budi Mulyana
Moch. Didik Nugraha
Septa Permana
Victor Carlos Masela
220120190014
220120190019
220120190050
220120190009
220120190016
220120190022
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
BANDUNG
2019
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab III metode penelitian ini, peneliti akan menguraikan rancangan
penelitian yang akan digunakan. Beberapa hal yang akan dibahas, meliputi rasional
pemilihan desain penelitian yang digunakan, tempat penelitian, pemilihan partisipan
yang diikutsertakan dalam penelitian, instrumen penelitian, prosedur, pengolahan, dan
analisis data yang digunakan. Pada bagian akhir, keandalan hasil penelitian serta
prinsip etik yang diterapkan pada penelitian akan dijelaskan juga pada bab ini.
3.1 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu kualitatif
fenomenologi deskriptif dengan menggunakan pendekatan Husserl. Fenomenologi
deskriptif ini ditujukan untuk menggambarkan dan mengungkapkan makna
pengalaman hidup dari petugas PSC dalam melakukan tindakan life saving pada
pasien henti napas dan henti jantung di area pra rumah sakit. Adapun pendekatan
Husserl digunakan karena melalui pendekatan ini, fenomena seseorang ditelaah apa
ada adanya tanpa melibatkan asumsi, keyakinan, ataupun penegetahuan yang dimiliki
oleh peneliti. Sehingga, fenomena seseorang dapat terungkap dari sisi partisipan
seutuhnya.
Pada penelitian fenomenologi deskriptif ini, akan dilakukan empat tahap
proses penelitian, yaitu bracketing, intuiting, analyzing, dan describing (Polit dan
Beck, 2003) :
1.
Bracketing
Pada tahap bracketing, peneliti akan mengidentifikasi dan menahan nilai,
keyakinan, ataupun opini yang terbentuk di dalam peneliti mengenai fenomena
2
yang akan diteliti. Hal ini bertujuan agar peneliti tidak mengarahkan partisipan
dalam mengungkapkan pengalamannya menurut asumsi peneliti. Artinya, data
hasil penelitian benar-benar berasal dari partisipan.
2.
Intuiting
Pada tahap intuiting, peneliti akan mendengarkan pengalaman yang
diungkapkan oleh partisipan tanpa memberikan kritik, penilaian, atau saran
terhadapa fenomena yang dijelaskan oleh partisipan. Selama proses penelitian,
peneliti juga akan menghargai ungkapan partisipan serta melibatkan rasa empati
pada partisipan.
3.
Analyzing
Setelah data terkumpul, peneliti akan melakukan analisis data secara
mendalam dengan membaca transkrip wawancara secara berulang-ulang. Pada
tahap analyzing, peneliti akan menganalisis pernyataan-pernyataan partisipan
yang signifikan untuk selanjutnya dilakukan pencarian makna dari pernyataan
tersebut. Kemudian, pernyataan-pernyataan tersebut akan dikelompokkan
menjadi sub tema dan tema.
4.
Describing
Pada tahap describing, peneliti akan mendeskripsikan tema-tema yang
telah terbentuk menjadi sebuah bentuk narasi yang mendalam terkait fenomena
yang diteliti. Peneliti akan mengomunikasikan arti dan makna pengalaman hidup
dari petugas PSC dalam melakukan tindakan life saving pada pasien hanti napas
dan henti jantung di pra rumah sakit.
3.2 Setting dan Konteks Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada petugas PSC yang bekerja di PSC yang
tersebar di area Bandung, Bogor, dan Jakarta. Adapun tempat wawancara akan
3
disesuaikan berdasarkan kesepakatan antara peneliti dengan partisipan. Pengumpulan
data akan dilakukan sampai data saturasi terpenuhi.
3.3 Partisipan Penelitian
Partisipan yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah petugas PSC yang
pernah melakukan tindakan life saving pada pasien henti napas dan henti jantung di
area pra rumah sakit. Pemilihan partisipan dilakukan melalui teknik purposive
sampling dengan kriteria :
1.
Memiliki pengalaman melakukan tindakan life saving pada pasien henti napas
dan henti jantung
2.
Kondisi umum baik, mampu berkomunikasi secara baik dan kooperatif
3.
Bersedia dilakukan perekaman selama proses wawancara
Jumlah partisipan pada penelitian ini ditentukan berdasarkan kecukupan dari saturasi
data. Artinya, jika sudah tidak ditemukan lagi informasi baru selama proses
wawancara, maka pengumpulan data akan dihentikan. Adapun menurut Cresswell
(2010) jumlah partisipan ideal dalam penelitian kualitatif fenomenologi yaitu 3-10
partisipan.
3.4 Instrumen Penelitian
3.4.1 Peneliti sebagai instrumen
Pada penelitian kualitatif, peneliti bertindak sebagai instrumen kunci,
yaitu melakukan proses pengumpulan, pendokumentasian, dan wawancara
kepada partisipan untuk mendapatkan seluruh data yang diinginkan oleh
peneliti (Creswell, 2010).
4
3.4.2 Alat perekam suara
Alat perekam suara yang digunakan selama proses wawancara
berlangsung dalam penelitian ini yaitu telepon selular yang dilengkapi aplikasi
perekan suara. Sebelum menggunakan alat perekam suara, peneliti akan
meminta izin terlebih dahulu kepada partisipan untuk menggunakannya
selama proses wawancara. Alat perekam dapat dikatakan valid jika
menghasilkan suara rekaman dengan suara yang jelas dan tidak bising
(Creswell, 2010).
3.4.3 Lembar catatan (field note)
Lembar catatan digunakan sebagai panduan atau pegangan bagi
peneliti dalam mencatat hasil observasi yang dianggap penting selama proses
wawancara (Creswell, 2010). Peneliti akan mengamati semua yang terjadi
selama proses wawancara, termasuk ekspresi partisipan saat wawancara.
Peneliti juga akan menggunakan lembar catatan untuk mencatat ungkapan atau
perkataan partisipan yang dianggap signifikan bagi peneliti.
3.5 Prosedur Penelitian
3.5.1 Tahap Persiapan
Tahap persiapan dimulai dengan penyusunan proposal penelitian oleh
peneliti. Dalam penyusunan proposal penelitian, peneliti akan mempersiapkan
segala hal mulai dari membaca literatur mengenai tata cara wawancara yang
baik dan benar. Peneliti juga akan berlatih melakukan proses wawancara dan
direkam, dimana hasil rekaman tersebut akan diperiksa terlebih dahulu dan
dinilai oleh pembimbing penelitian.
Pengumpulan data penelitian akan dilakukan
dengan meminta izin
terlebih dahulu ke bagian akademik Program Studi Magister Keperawatan
5
Fakultas Keperawatan Unpad yang akan diteruskan kepada layanan PSC di
Kota Bandung, Bogor, dan Jakarta. Selanjutnya, peneliti akan mendatangi
PSC terkait untuk memilih partisipan sesuai dengan kriteria inklusi dalam
penelitian. Tahap akhir pada persiapan ini, yaitu peneliti akan membina
hubungan baik, melakukan informed consent, dan melakukan kontrak waktu
dan tempat wawancara bersama partisipan.
3.5.2 Tahap pelaksanaan
Pada penelitian ini, terdapat tiga tahapan dalam pelaksanaan, yaitu :
1.
Tahap Orientasi
Pada tahap orientasi, peneliti akan membina hubungan saling
percaya dengan partisipan untuk menciptakan kenyamanan melalui
perkenalan diri, penjelasan penelitian, informed consent, kontrak
waktu dan tempat, serta segala hal yang perlu diketahui atau
ditanyakan oleh peneliti
2.
Tahap Kerja
Pada tahap kerja, peneliti akan mulai melakukan proses
wawancara dimulai dengan kontrak waktu, penjelasan tujuan
penelitian, dan pelaksanaan wawancara. Selama proses wawancara
berlangsung, peneliti akan menjaga kerahasiaan hasil wawancara,
mempertahakan
kontak mata dengan partisipan, dan mendengarkan
informasi dari
partisipan secara aktif. Peneliti juga akan bersikap
netral dengan menstimulasi atau merangsang partisipan dengan
pertanyaan,
tetapi
tidak
mempengaruhi
partisipan
dalam
menyampaikan informasi. Adapun pertanyaan yang diajukan kepada
partisipan bersifat terbuka, sehingga partisipan mampu menjawab
pertanyaan secara luas dan dari berbagai aspek
6
3.
Tahap Terminasi
Pada tahap terminasi, peneliti akan melakukan proses evaluasi
wawancara, pembuatan kontrak waktu tambahan jika diperlukan, dan
pemberian ucapan terimakasih kepada partisipan. Setelah proses
wawancara selesai, peneliti akan melakukan pengecekan kembali
terhadap kualitas data, khususnya pada rekaman data hasil wawancara.
Selanjutnya, peneliti juga akan membuat catatan lapangan yang berupa
coretan berisi kata kunci, frasa, dan pokok pembicaraan dari partisipan.
3.6 Pengolahan dan Analisis Data
Analisis yang peneliti akan gunakan dalam penelitian ini yaitu metode
Colaizzi karena pendekatan ini cocok diaplikasikan dalam menganalisis suatu
fenomena (Suryani, Welch, dan Cox, 2016). Adapun tahapan analisis data dengan
metode Colaizi, yaitu (Suryani et al., 2016) :
1.
Memperoleh esensi atau makna dari setiap transkrip
Setelah melakukan proses wawancara, peneliti akan membaca dan menelaah
transkrip wawancara secara berulang dari setiap partisipan yang telah disusun
sebelumnya. Jika peneliti menemukan kata-kata yang terlewat, maka akan mengulang
kembali rekaman dan melakukan revisi pada transkrip, sehingga tidak ada lagi
kata-kata dari partisipan yang terlewatkan. Kemudian, transkrip akan diberikan
kepada partisipan jika ada beberapa poin yang perlu ditambahkan atau dihapus dari
pernyataan partisipan karena tidak sesuai dengan pengalaman partisipan.
2.
Melakukan ekstraksi terhadap pernyataan-pernyataan yang signifikan
Pada tahap ini, peneliti akan membaca kembali transkrip yang telah direvisi
setelah
dilakukan
verifikasi
oleh
partisipan.
7
Selanjutnya,
peneliti
akan
mengidentifikasi pernyataan pada kalimat dan ungkapan partisipan yang berhubungan
langsung dengan fenomena penelitian dengan mewarnai pernyataan tersebut
menggunakan stabilo dan membuat urutan dengan memberikan nomor pada setiap
kalimat yang bermakna. Kata-kata yang bermakna atau significant statement akan
peneliti pindahkan pada kertas lain, sehingga terbentuk urutan pada setiap partisipan.
Hal ini akan dilakukan pada semua transkrip wawancara setiap partisipan.
3.
Merumuskan makna dari pernyataan signifikan
Pada tahap ini, peneliti akan membuat makna dari setiap pernyataan signifikan
dari partisipan. Kemudian, makna tersebut akan diformulasikan dengan cara
memasukannya ke dalam tabel dan diurutkan sesuai dengan formulated meaning.
Kemudian peneliti akan melakukan konsultasi bersama pembimbing untuk
mengidentifikasi pernyataan dan makna tersebut serta untuk mengidentifikasi pola
yang berulang dari setiap makna yang didapat.
4.
Mengorganisasi makna yang dirumuskan menjadi sebuah kumpulan tema
Pada tahap ini, peneliti akan mengelompokkan makna-makna yang
sebelumnya telah diformulasikan ke dalam kelompok tema. Aspek penting pada tahap
ini yaitu adanya kesesuaian antara rumusan makna dengan kelompok tema (Suryani et
al., 2016). Untuk itu, setelah terbentuk formulasi makna dan kelompok tema, peneliti
akan kembali melakukan konsultasi bersama pembimbing.
5.
Menulis deskripsi lengkap mengenai fenomena
Pada tahap ini, peneliti akan mengembangkan deskripsi fenomena secara
komprehensif berdasarkan kelompok tema yang telah didapat dan disetujui oleh
pembimbing.
8
6.
Menggambarkan struktur dasar fenomena
Pada tahap ini, peneliti akan mendeskripsikan tema menjadi stuktur yang
mendasar agar pernyataan yang dibuat lebih tegas. Dalam proses ini, pengkajian
deskripsi secara lengkap dilibatkan untuk mengidentifikasi elemen-elemen kunci yang
kemudian dialihkan ke dalam definisi fenomena yang dicerminkan melalui deskripsi
partisipan melalui pengalaman mereka (Suryani et al., 2016). Sehingga, pembaca
dapat memperoleh esensi dari makna yang disampaikan oleh partisipan.
7.
Kembali kepada partisipan
Pada tahap akhir ini, peneliti akan melakukan validasi hasil transkrip kepada
seluruh partisipan. Hasil yang telah dianalisis dan direvisi bersama pembimbing akan
divalidasi kepada partisipan untuk melakukan proses klarifikasi dari partisipan. Jika
ada hal yang kurang sesuai, maka partisipan diberi kebebasan untuk melakukan
perubahan.
3.7 Keandalan Data (Trustworthiness)
Dalam mendapatkan keandalan data, dibutuhkan teknik pemeriksaan yang
didasarkan pada kriteria tertentu, yaitu (Polit dan Beck, 2014) :
1.
Credibility
Prinsip credibility mengacu pada tingkat kepercayaan suatu hasil penelitian
dalam mengungkapkan kenyataan yang sesungguhnya. Sebelum dilakukan penelitian
ini, peneliti mempersiapkan diri terlebih dahulu dengan meningkatkan kapasitas
pengetahuan melalui literatur dan berbagai artikel yang membahas mengenai topik
pelayanan kegawatdaruratan di area pra rumah sakit. Selanjutnya peneliti akan
melakukan wawancara dengan hasil rekaman yang akan dikonsultasikan terlebih
dahulu dengan dosen pembimbing sebelum dilakukan analisis
9
2.
Transferability
Prinsip transferability mengacu pada kemampuan hasil penelitian untuk dapat
diaplikasikan pada situasi lain yang serupa. Untuk mencapai hal tersebut, peneliti
akan menuliskan semua hasil temuan secara rinci mengenai pengalaman petugas PSC
dalam melakukan tindakan live saving pada pasien henti napas dan henti jantung di
area pra rumah sakit. Adapun suatu penelitian dikatakan memiliki transferability yang
tinggi jika pembaca hasil penelitian mampu menangkap gambaran secara
komprehensi terkait hasil penelitia (Afriyanti, 2008).
3.
Dependability
Prinsip dependability mengacu pada kestabilan data penelitian dari waktu ke
waktu dan dengan berbagai keadaan, sehingga peneliti lain dapat menggunakan
perspektif, data mentah, dan dokumen analisis penelitian yang sedang dilakukan
(Strubert dan Carpenter, 2011). Untuk mencapai dependability, peneliti akan selalu
mendiskusikan hasil temuan dengan pembimbing I dan pembimbing II.
4.
Confirmability
Prinsip confirmability mengacu pada objektivitas atau netralitas, yaitu
tercapainya persetujuan antara dua orang atau lebih tentang relevansi dan arti data
(Strubert dan Carpenter, 2011). Pada penelitian ini, peneliti akan merefleksikan hasil
temuan penelitian dengan hasil penelitian pada artikel-artikel lain, konsultasi dengan
pembimbing sebagai peneliti ahli, dan peneliti juga akan menunjukkan hasil transkrip
yang telah dibuat kepada pembimbing dan partisipan.
10
3.8 Pertimbangan Etika Penelitian
Selama penelitian berlangsung, peneliti akan menjunjung tinggi prinsip-prinsip
etik meliputi
1.
:
Nilai manfaat (beneficence)
Peneliti akan melaksanakan penelitian sesuai dengan prosedur penelitian guna
mendapatkan hasil penelitian yang bermanfaat untuk partisipan. Manfaat yang dapat
diterima oleh partisipan dalam penelitian ini yaitu dapat terungkapnya pengalaman
partisipan dalam tindakan live saving di area pra rumah sakit, sehingga partisipan
dapat mengidentifikasi hambatan yang selama ini dialami. Peneliti juga akan
memberikan insentif dalam bentuk uang atau cindera mata sebagai kompensasi atas
waktu yang telah diluangkan oleh partisipan.
2.
Kerahasiaan (confidentiality)
Data partisipan akan dijaga kerahasiaannya oleh peneliti dengan cara tidak
mencantumkan nama partisipan, namun hanya menuliskan coding partisipan dan
data-data yang didapatkan dari hasil wawancara. Data tersebut hanya akan
dipublikasikan dalam konteks kepentingan ilmiah.
3.
Nilai keadilan (justice)
Partisipan memiliki hak untuk memperoleh perlakuan yang adil, baik sebelum,
selama, dan sesudah penelitian berlangsung. Dalam mencapai hal tersebut, peneliti
tidak akan mendiskriminasikan partisipan berdasarkan agama, ras, suku, jenis
kelamin, dan status sosial partisipan. Seluruh partisipan akan mendapat perlakuan
yang sama oleh peneliti.
4.
Non maleficence
Dalam penelitian ini, peneliti akan membangkitkan suasana kenyamanan
antara peneliti dengan partisipan dengan membina hubungan saling percaya sejak
11
dimulainya pertemuan dengan partisipan. Peneliti juga akan berusaha untuk peka
terhadap perasaan partisipan dengan mendengarkan nada suara atau intonasi
pembicaraan serta mengamati dengan respon non verbal.
5.
Veracity
Dalam penelitian ini peneliti akan menyampaikan informasi secara terbuka,
baik itu langkah-langkah penelitian, ataupun hasil penelitian sesuai dengan apa yang
didapat di tempat penelitian.
12
Download