Uploaded by Irfan Fauzi

GUGATAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

advertisement
GUGATAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
Kepada Yth :
KETUA PENGADILAH HUBUNGAN INDUSTRIAL
PADA PENGADILAN NEGERI MEDAN
DI,MEDAN
HAL : GUGATAN PERSELISIHAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
Dengan hormat,
Yang bertandatangan dibawah ini :
GANDA PUTRA MARBUN, SH., MH dan GINDO NADAPDAP, SH.,MH Masing-masing
warga Negara Indonesia sebagai ADVOKAT pada “FIRMA HUKUM SENTRA
KEADILAN” berkantor di Jalan Bahagia By Pass No. 49 A, Kel. Sudi Rejo II, Kec. Medan
Kota, Kota Medan 20218, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 18 Januari 2016, yang
bertindak untuk dan atas nama dari :
RUDIANTO, Tempat/Tanggal Lahir : Medan/10 Juli 1974, Kewarganegaraan Indonesia,
Pekerjaan Karyawan Swasta, Alamat Jalan Cemara Pasar I Lorong 2 Timur No. 16/43 A
Sampali Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara
Selanjutnya
PENGGUGAT.
disebut
sebagai ---------------------------------------------------------------
Dengan ini kami menyampaikan Gugatan Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
terhadap :
PT. JOHNSON & JOHNSON INDONESIA, berkedudukan di K-Link Tower 12 th Floor,
Jalan Jenderal Gatot Subroto Kav. 59 A Jakarta 12950, Indonesia.
Selanjutnya
TERGUGAT.
disebut
sebagai ----------------------------------------------------------------
Adapun alasan-alasan dari GUGATAN ini adalah sebagai berikut :
1. Bahwa Penggugat adalah
pekerja/buruh yang selama ini bekerja di PT. JOHNSON &
JOHNSON INDONESIA (ic. Tergugat) sejak tanggal 01 Oktober 2011 sampai dengan tanggal
23 Maret 2015 (masa kerja 3 tahun 5 bulan) Jabatan sebagai ACCOUNT MANAGER dengan
COVERAGE AREA SUMATERA dan ditempatkan kerja di Medan Provinsi Sumatera
Utara.
2. Bahwa upah/gaji yang diterima oleh Penggugat setiap bulannya dari Tergugat adalah sebesar Rp.
12.500.000,- (dua belas juta lima ratus rupiah) sesuai dengan surat Perjanjian Kerja No. Ref :
GR/0066/XII/2013, tanggal 11 Desember 2013.
3. Bahwa selama bekerja pada Tergugat, Penggugat telah melakukan dedikasi yang baik dan
memiliki etos kerja serta disiplin yang baik dan Penggugat tidak pernah menerima teguran baik
lisan maupun tertulis dari Tergugat.
4. Bahwa secara tiba-tiba pada tanggal 24 Februari 2015 Penggugat dipanggil oleh Bernadette
Warahapsari dan Damaris Triananda Purba selaku Human Resourches Development
(HRD) PT. JOHNSON & JOHNSON INDONESIA untuk membicarakan masalah Pemutusan
Hubungan Kerja (PHK) Penggugat.
5. Bahwa oleh karena itu, Bernadette Warahapsari dan Damaris Triananda Purba selaku HRD PT.
JOHNSON & JOHNSON INDONESIA menyuruh/memerintahkan Penggugat untuk membuat
surat pengunduran diri dengan dijanjikan akan diberikan seluruh hak-hak dari Penggugat akibat
PHK yang dilakukan Tergugat berupa Uang Pesangon, Uang Bonus Pencapaian Tahun 2014 dan
Uang Insentif Pemasangan Alat Laboratorium pada bulan Feruari 2015 sesuai dengan ketentuan
UU RI No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
6. Bahwa pada tanggal 26 Februari 2015 atas permintaan Tergugat, Penggugat telah membuat dan
mengirim via email surat pengunduran diri (resingnation later).
7. Bahwa adapun alasan Tergugat menyarankan Penggugat untuk membuat surat pengunduran diri
adalah karena Perusahaan (ic. Tergugat) merasa jika Penggugat di PHK prosesnya sulit dan akan
memakan waktu yang cukup lama karena Perusahaan harus mendaftarkan atau memberitahukan
PHK tersebut ke Dinas Tenaga Kerja yang berwenang.
8. Bahwa oleh karena alasan dari Tergugat tersebut, Penggugat mau membuat surat pengunduran
diri atas permintaan Tergugat yang menjanjikan akan membayar seluruh hak-hak Penggugat
sesuai dengan ketentuan UU RI No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, sebagaimana
dijelaskan pada poin 5 diatas.
9. Bahwa berdasarkan Pasal 162 Ayat (3) Huruf (a),(b), dan (c) UU RI No 13 Tahun 2013, yang
menyatakan :
Ayat (3) :
Pekerja/buruh yang mengundurkan diri sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus
memenuhi syarat :
a. mengajukan permohonan pengunduran diri secara tertulis selambat-lambatnya 30 (30) hari
sebelum tanggal mulai pengunduran diri;
b. tidak terikat dalam ikatan dinas; dan
c.
tetap melaksanakan kewajibannya sampai tanggal mulai pengunduran diri.
10. Bahwa berdasarkan pasal 162 Ayat (3) Huruf (a), (b), dan (c) UU RI No. 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan, tersebut dapat dijelaskan :
1) Bahwa pekerja (ic. Penggugat) benar membuat surat pengunduran diri karena atas
permintaan Tergugat yang diwakili oleh Bernadette Warahapsari dan Damaris Triananda
Purba selaku HRD PT. JOHNSON & JOHNSON INDONESIA.
2) Bahwa Penggugat membuat surat pengunduran diri via email pada tanggal 26 Februari
2015 dan dijanjikan Tergugat akan diberikan seluruh hak-hak penggugat.
3) Bahwa Penggugat pada tanggal 23 Maret 2015
4)
5)
sudah tidak melakukan pekerjaannya karena sudah disepakati sebelumnya dengan
Bernadette Warahapsari dan Damaris Triananda Purba selaku HRD PT. JOHNSON &
JOHNSON INDONESIA akan diberikan hak-hak Penggugat, sebagaimana dijelaskan
pada poin 5 diatas.
6) Bahwa akan tetapi sampai dengan perkara a quo diajukan ke Pengadilan Hubungan
Industrial pada Pengadilan Negeri Medan Tergugat belum juga melaksanakan
kewajibanya untuk membayar hak-hak Penggugat sebagai karyawan Tergugat sesuai
dengan yang dijanjikan sebelumnya antara Penggugat dan Tergugat.
11. Bahwa Penggugat mau membuat surat pengunduran diri tersebut adalah bukan karena kemauan
Penggugat sendiri akan tetapi karena permintaan dari atasan/pimpinan Penggugat yang bernama
Bernadette Warahapsari dan Damaris Triananda Purba selaku HRD PT. JOHNSON &
JOHNSON INDONESIA dengan dijanjikan akan dibayarkan hak-hak Penggugat seluruhnya.
12. Bahwa dengan demikian permintaan Tergugat yang meminta Penggugat membuat surat
pengunduran diri adalah merupakan bentuk Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), dan janji
Tergugat yang disampaikan melalui Bernadette Warahapsari dan Damaris Triananda Purba
selaku HRD PT. JOHNSON & JOHNSON INDONESIA sampai dengan saat ini tidak ditepati
atau dilaksanakan oleh Tergugat.
13. Bahwa setelah Penggugat membuat surat pengunduran dirinya, Penggugat hanya menerima
upah/gaji terakhir (Bulan Februari) sebesar Rp. 12.500.000,- (dua belas juta lima ratus ribu
rupiah) sedangkan Uang Bonus Pencapaian Tahun 2014 sebesar Rp. 30.000.000,- (tiga puluh
juta rupiah), Uang Insentif Pemasangan Instalasi Alat Laboratorium pada bulan Februari 2015
sebesar Rp. 32.000.000,- (tiga puluh dua juta rupiah) dan Uang Pesangon sebesar 2 (dua) kali
ketentuan Pasal 156 ayat (2), Uang Penghargaan Masa Kerja sesuai pasal 156 ayat (3) dan Uang
Pengganti Hak sebesar 15 % sesuai Pasal 156 ayat (4) UU RI No. 13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan belum dibayarkan oleh Tergugat sampai dengan gugatan ini diajukan.
14. Bahwa oleh karena itu, pengunduran diri yang dilakukan Penggugat karena permintaan
dari atasan/pimpinan Penggugat yang bernama Bernadette Warahapsari dan Damaris
Triananda Purba selaku HRD PT. JOHNSON & JOHNSON INDONESIA adalah
merupakan Pemutusan Hubungan kerja yang TIDAK SAH dan BATAL DEMI HUKUM
karena diduga dilakukan dengan tipu muslihat dan bertentangan dengan Pasal 154 huruf
(b) UU RI No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, yang menyatakan :
“pekerja/buruhmengajukan permintaan pengunduran diri, secara tertulis atas kemauan
sendiri tanpa adanya indikasi adanya tekanan/intimidasi dari pengusaha, berakhirnya
hubungan kerja sesuai dengan perjanjian kerja waktu tertentu untuk pertama kali”
15. Bahwa akibat perselisihan pemutusan hubungan kerja ini tidak mendapatkan penyelesaian dari
kedua belah pihak (ic. Penggugat dan Tergugat) maka Penggugat telah membuat pengaduan
kepada Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Sumatera Utara dan telah
dikeluarkan Anjuran dengan Nomor : 833-6/DTK-TR/SU/2015 tanggal 31 Juli 2015, akan tetapi
tidak mendapatkan kesepakatan dan sampai dengan sekarang Penggugat tidak menerima hakhaknya yang dijanjikan oleh Tergugat sebelumnya.
16. Bahwa
oleh karenanya, untuk
memperjuangkan rasa keadilan dan kepastian
hukum Penggugat mengajukan Gugatan Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja dalam
perkara aquo sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Penyelesaian Perselisihan Hubungan
Industrial (vide UU RI No. 02 tahun 2004 tentang Pengadilan Hubungan Industrial).
17. Bahwa berdasarkan alasan-alasan di atas, maka jelas dan terang perbuatan Tergugat melakukan
Pemutusan Hubungan Kerja secara sepihak terhadap Penggugat, dengan cara menyuruh atau
memerintahkan Penggugat membuat surat pengunduran diri adalah TIDAK SAH dan BATAL
DEMI HUKUM karena diduga dilakukan dengan tipu muslihat dan tanpa PENETAPAN dari
lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial, maka pemutusan hubungan kerja yang
dilakukan oleh Tergugat kepada Penggugat adalah bertentangan dengan ketentuan dalam Pasal
151 ayat (2) dan ayat (3) UU RI No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang
menyatakan :
Ayat (2) : Dalam hal segala upaya telah dilakukan, tetapi pemutusan hubungan kerja tidak
dapat dihindari, maka maksud pemutusan hubungan kerja wajib dirundingkan oleh pengusaha
dan serikat pekerja/serikat buruh atau dengan Penggugat/ buruh yang bersangkutan tidak
menjadi anggota serikat Penggugat/ serikat buruh.
Ayat (3) : Dalam hal perundingan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) benar tidak
menghasilkan persetujuan, pengusaha hanya dapat memutuskan hubungan kerja dengan
Penggugat/ buruh setelah memperoleh penetapan dari lembaga penyelesaian hubungan
industrial.
18. Dengan kata lain, tindakan Pemutusan Hubungan Kerja yang diduga dilakukan dengan tipu
muslihat oleh Tergugat dengan cara menyuruh Penggugat membuat surat pengunduran diri
adalah merupakan Pemutusan Hubungan Kerja yang TIDAK SAH dan BATAL DEMI
HUKUM, dan tidak didasarkan kepada alasan-alasan yang diperbolehkan oleh UU RI No. 13
tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan Peraturan lain yang mengatur tentang Ketenagakerjaan.
19. Bahwa oleh karena itu, maka patut dan layak menurut hukum jika Pengadilan Hubungan
Industrial pada Pengadilan Negeri Medan untuk menyatakan tindakan Tergugat yang meminta
atau menyuruh Penggugat membuat surat pengunduran diri adalah merupakan Pemutusan
Hubungan Kerja yang tidak sah dan batal demi hukum dan bertentangan dengan ketentuan
UU RI No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
20. Bahwa oleh karena Pemutusan Hubungan Kerja adalah TIDAK SAH dan BATAL DEMI
HUKUM, maka patut dan layak menurut hukum jika Pengadilan Hubungan Industrial pada
Pengadilan Negeri Medan menghukum Tergugat untuk membayar Uang Pesangon sebesar 2
(dua) kali ketentuan Pasal 156 ayat (2), Uang Penghargaan Masa Kerja sesuai pasal 156 ayat (3)
dan Uang Pengganti Hak sebesar 15 % sesuai Pasal 156 ayat (4) UU RI No. 13 tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan dengan dasar perhitungan upah bulanan sesuai dengan jumlah Upah
terakhir Penggugat yaitu sebesar Rp. 12.500.000,- (dua belas juta lima ratus ribu rupiah) setelah
dipotong pajak penghasilan (Pph21), dengan rincian sebagai berikut :

Uang Pesangon : 2 x 4 bulan x Rp. 12.500.000,-
= Rp. 100.000.000,-

Uang Penghargaan Masa Kerja : 2 x Rp. 12.500.000,-
= Rp. 25.000.000,- +
Jumlah----------------------------------------------------------
= Rp. 125.000.000,-
Uang Pengganti Hak : 15 % x Rp. 125.000.000,-
= Rp. 18.750.000,- +
Total Uang Pesangon ---------------------------------------------
= Rp. 143.750.000,-
(terbilang : seratus empat puluh tiga juta tujuh ratus lima puluh ribu)
21. Bahwa Tergugat sampai dengan sekarang belum membayarkan hak-hak Penggugat yang lainnya
yaitu Uang Bonus Pencapaian Tahun 2014 dan Uang Insentif Pemasangan Instalasi Alat dengan
rincian sebagai berikut :

Uang Bonus Pencapaian Tahun 2014

Uang Insentif Pemasangan Instalasi Alat Laboratorium dengan Rincian sebagai berikut :
= Rp. 30.000.000,-
a. Instalasi Alat Vitros 4600 Pada Bulan Februari 2015
= Rp. 13.000.000,-
b. Instalasi Alat Vitros 3600 Pada Bulan Februari 2015
= Rp. 13.000.000,-
c. Instalasi Alat Vitros 350 Pada Bulan Februari 2015
Jumlah Insentif ------------------------------------------
= Rp. 6.000.000,- +
= Rp. 32.000.000,-
Total Uang Bonus + Uang Insentif Penggugat ------------------
= Rp. 62.000.000,-
(terbilang : enam puluh dua juta rupiah).
22. Bahwa oleh karena tindakan Tergugat melakukan PHK dengan cara menyuruh Penggugat
membuat surat Pengunduran diri, mengakibatkan Penggugat tidak dapat bekerja seperti biasanya
sejak tanggal 28 Maret 2015 sehingga tidak memiliki penghasilan untuk membiayai dan
menafkahi hidup keluarga Penggugat. Maka sesuai dengan ketentuan Pasal 155 ayat (1), ayat (2)
dan ayat (3) UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan maka Tergugat diwajib untuk
membayar upah yang biasa diterima oleh Penggugat setiap bulannya.
Akan tetapi Tergugat tidak mengindahkan sama sekali ketentuan Pasal 155 ayat (1), ayat (2) dan
ayat (3) UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dengan tidak membayar upah selama
putusan lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial berkekuatan hukum tetap tentang
PHK dalam perkara a quo dengan mengacu pada Putusan Mahkamah Konstitusi No. 37/PUU-
IX/2011 tentang upah proses. Oleh karena itu, maka patut dan layak jika Perusahaan (ic.
Tergugat) juga membayar upah Proses Penyelesaian kepada Penggugat yaitu selama 12
(dua belas) Bulan gaji pokok berjalan terhitung sejak Bulan Maret 2015 sampai dengan Bulan
Maret 2016, dengan rincian perhitungan sebagai berikut:
12 Bulan X Rp. 12.500.000,-
= Rp. 150.000.000,-
(seratus lima puluh juta)
23. Bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 96 Ayat (1), (2), (3) dan (4) UU RI No. 02 Tahun 2004
Tentang Penyelesaian Hubungan Industrial, menyatakan :
Pasal 96 Ayat (1) :
(1)
Apabila dalam persidangan pertama, secara nyata-nyata pihak pengusaha terbukti tidak
melaksanakan kewajibannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 155 ayat (3) Undangundang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Hakim Ketua Sidang harus segera
menjatuhkan Putusan Sela berupa perintah kepada pengusaha untuk membayar upah beserta
hak-hak lainnya yang biasa diterima pekerja/buruh yang bersangkutan.
Pasal 96 Ayat (2) :
(2)
Putusan Sela sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dijatuhkan pada hari persidangan
itu juga atau pada hari persidangan kedua.
Pasal 96 Ayat (3) :
(3)
Dalam hal selama pemeriksaan sengketa masih berlangsung dan Putusan Sela sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tidak juga dilaksanakan oleh pengusaha, Hakim Ketua Sidang
memerintahkan Sita Jaminan dalam sebuah Penetapan Pengadilan Hubungan Industrial.
Pasal 96 Ayat (4) :
(4)
Putusan Sela sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan Penetapan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) tidak dapat diajukan perlawanan dan/atau tidak dapat digunakan upaya hukum.
24. Bahwa oleh karena itu, Penggugat memohon kepada Pengadilan Hubungan Industrial pada
Pengadilan Negeri Medan untuk berkenan memberikan putusan sela (provisi) berupa perintah
kepada Tergugat untuk membayar hak normatif dan hak-hak lainnya yang belum diterima
Penggugat sewaktu masih aktif bekerja pada Tergugat yaitu Uang Bonus Pencapaian Tahun 2014
dan Uang Insentif untuk Instalasi Alat.
25. Bahwa adapun hak-hak lain dari Penggugat yang dimohonkan dalam provisi adalah sebagai
berikut :
a.
Pembayaran hak-hak lain dari Penggugat yang belum dibayar Tergugat yaitu yaitu Uang Bonus
Pencapaian Tahun 2014 dan Uang Insentif untuk Instalasi Alat dengan rincian sebagai berikut :

Uang Bonus Pencapaian Tahun 2014

Uang Insentif untuk Instalasi Alat Laboratorium dengan Rincian sebagai berikut :
= Rp. 30.000.000,-
a.
Instalasi Alat Vitros 4600 Pada Bulan Februari 2015
= Rp. 13.000.000,-
b. Instalasi Alat Vitros 3600 Pada Bulan Februari 2015
= Rp. 13.000.000,-
c.
Instalasi Alat Vitros 350 Pada Bulan Februari 2015
= Rp. 6.000.000,- +
Jumlah Insentif ------------------------------------------
= Rp. 32.000.000,-
Total Uang Bonus + Uang Insentif Penggugat ----------------- = Rp. 62.000.000,(terbilang : enam puluh dua juta rupiah)
b. Pembayaran upah Penggugat selama 12 (dua belas) bulan terhitung mulai bulan Maret 2015
sampai dengan Bulan Maret 2016. Sesuai dengan Pasal 155 ayat (2) UU RI No. 13 Tahun 2003
Tentang Ketenagakerjaan yang berbunyi “ selama putusan lembaga penyelesaian hubungan
industrial belum ditetapkan, baik pengusaha maupun pekerja/buruh harus tetap melaksanakan
segala kewajibannya” dengan mengacu pada putusan Mahkamah Konstitusi No. 37/PUU-IX/2011
tentang upah proses, dengan rincian perhitungan sebagai berikut :
= 12 Bulan X Rp. 12.500.000,- = Rp 150.000.000,(seratus lima puluh juta)
26. Bahwa untuk menjamin dilaksanakan putusan ini nantinya oleh Tergugat, maka Penggugat
memohon kepada Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Medan untuk
menghukum Tergugat membayar uang paksa (dwangsom) sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta
rupiah) untuk setiap hari keterlambatan pelaksanaan putusan ini sejak diucapkan.
27. Bahwa oleh karena gugatan Penggugat didasarkan kepada bukti-bukti hukum yang kuat dan
tidak terbantahkan oleh Tergugat, dan juga oleh karena gugatan Penggugat adalah mengenai
pekerjaan dan penghidupan bagi keluarga dari Penggugat, maka patut dan layak menurut hukum
jika putusan atas Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja ini dapat dilaksanakan secara serta
merta meskipun ada upaya hukum kasasi dan peninjauan kembali serta perlawanan (uit voerbaar
bij voeraad).
28. Bahwa oleh karena gugatan Penggugat didasarkan kepada bukti-bukti yang kuat sesuai dengan
ketentuan hukum yang berlaku dan tidak terbantakan oleh Tergugat, maka patut dan layak
menurut hukum jika Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Medan
menghukum Tergugat untuk membayar segala biaya yang timbul dalam perkara ini.
Berdasarkan uraian tersebut diatas Penggugat dengan hormat memohon kepada Ketua
Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Medan, berkenaan memanggil kedua
belah pihak untuk duduk bersidang dalam suatu ruang sidang yang telah ditentukan dan
mengambil putusan hakim yang amarnya sebagai berikut :
MENGADILI :
DALAM PROVISI :
1. Mengabulkan Permohonan Provisi dari Penggugat untuk seluruhnya ;
2. Menyatakan Tergugat belum membayar hak-hak lainnya dari Penggugat sesuai dengan
ketentuan Pasal 96 Ayat (1), (2), (3) dan (4) UU RI No. 02 Tahun 2004 Tentang
Penyelesaian Hubungan Industrial, yaitu dengan rincian sebagai berikut :
1) Pembayaran hak-hak lain dari Penggugat yang belum dibayar Tergugat yaitu yaitu Uang
Bonus Pencapaian Tahun 2014 dan Uang Insentif Pemasangan Instalasi Alat dengan
rincian sebagai berikut :

Uang Bonus Pencapaian Tahun 2014

Uang Insentif Pemasangan Instalasi Alat Laboratorium dengan Rincian sebagai berikut :
= Rp. 30.000.000,-
a. Instalasi Alat Vitros 4600 Pada Bulan Februari 2015
= Rp. 13.000.000,-
b. Instalasi Alat Vitros 3600 Pada Bulan Februari 2015
= Rp. 13.000.000,-
c.
= Rp. 6.000.000,- +
Instalasi Alat Vitros 350 Pada Bulan Februari 2015
Jumlah Insentif -----------------------------------------Total Uang Bonus + Uang Insentif ------------------------------
= Rp. 32.000.000,= Rp. 62.000.000,-
(terbilang : enam puluh dua juta rupiah)
2) Pembayaran upah Penggugat selama 12 (dua belas) bulan terhitung mulai bulan Maret 2015
sampai dengan Bulan Maret 2016. Sesuai dengan Pasal 155 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) UU
No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dengan mengacu pada putusan Mahkamah
Konstitusi No. 37/PUU-IX/2011 tentang upah proses, dengan rincian perhitungan sebagai
berikut :
= 12 Bulan X Rp. 12.500.000,- = Rp. 150.000.000,(seratus lima puluh juta)
3. Menetapkan dan memerintahkan Tergugat untuk membayar hak-hak lain dari Penggugat
yang terdiri dari Uang Bonus Pencapaian Tahun 2014 dan Uang Insentif Pemasangan
Instalasi Alat serta Upah Proses selama 12 (dua belas) bulan yang belum dibayarkan oleh
Tergugat kepada Penggugat secara tunai dan sekaligus, dengan rincian perhitungan
sebagai berikut :
1) Pembayaran hak-hak lain dari Penggugat yang belum dibayar Tergugat yaitu yaitu Uang
Bonus Pencapaian Tahun 2014 dan Uang Insentif Pemasangan Instalasi Alat dengan
rincian sebagai berikut :

Uang Bonus Pencapaian Tahun 2014

Uang Insentif Pemasangan Instalasi Alat Laboratorium dengan Rincian sebagai berikut :
= Rp. 30.000.000,-
a. Instalasi Alat Vitros 4600 Pada Bulan Februari 2015
= Rp. 13.000.000,-
b. Instalasi Alat Vitros 3600 Pada Bulan Februari 2015
= Rp. 13.000.000,-
c.
= Rp. 6.000.000,- +
Instalasi Alat Vitros 350 Pada Bulan Februari 2015
Jumlah Insentif -----------------------------------------Total Uang Bonus + Uang Insentif ------------------------------
= Rp. 32.000.000,= Rp. 62.000.000,-
(terbilang : enam puluh dua juta rupiah)
2) Pembayaran upah Penggugat selama 12 (dua belas) bulan terhitung mulai bulan Maret 2015
sampai dengan Bulan Maret 2016. Sesuai dengan Pasal 155 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) UU
No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dengan mengacu pada putusan Mahkamah
Konstitusi No. 37/PUU-IX/2011 tentang upah proses, dengan rincian perhitungan sebagai
berikut :
= 12 Bulan X Rp. 12.500.000,- = Rp. 150.000.000,(seratus lima puluh juta)
4. Menetapkan dan memerintahkan Tergugat untuk membayar uang paksa (dwangsom)
kepada Penggugat sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) untuk setiap hari
keterlambatan pelaksanaan putusan ini sejak diucapkan.
DALAM POKOK PERKARA :
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya .
2. Menyatakan perbuatan Tergugat yang menyuruh atau memerintahkan Penggugat untuk
membuat surat pengunduran diri adalah bentuk PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
(PHK) SEPIHAK yang bertentangan dengan UU RI No. 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan, sehingga TIDAK SAH dan BATAL DEMI HUKUM.
3. Menghukum Tergugat untuk membayarkan kepada Penggugat berupa uang pesangon
sebesar 2 (dua) kali ketentuan Pasal 156 ayat (2), Uang Penghargaan masa kerja 1 (satu)
kali ketentuan dalam pasal 156 ayat (3), Uang Pengganti Hak sesuai ketentuan dalam pasal
156 ayat (4) UU RI No. 13 tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, dengan dasar
perhitungan upah bulanan sebesar Rp. 12.500.000,- (dua belas juta lima ratus ribu
rupiah), dengan rincian sebagai berikut :

Uang Pesangon : 2 x 4 bulan x Rp. 12.500.000,-
= Rp. 100.000.000,-

Uang Penghargaan Masa Kerja : 2 x Rp. 12.500.000,-
= Rp. 25.000.000,- +
Jumlah----------------------------------------------------------
Uang Pengganti Hak : 15 % x Rp. 12.500.000,Total Uang Pesangon ---------------------------------------------
= Rp. 125.000.000,= Rp. 18.750.000,- +
= Rp. 143.750.000,-
(Terbilang : seratus empat puluh tiga juta tujuh ratus lima puluh ribu)
4. Menghukum Tergugat untuk membayar hak-hak lain dari Penggugat yang terdiri dari
Uang Bonus Pencapaian Tahun 2014 dan Uang Insentif Pemasangan Instalasi Alat
Laboratorium serta Upah Proses selama 12 (dua belas) bulan yang belum dibayarkan oleh
Tergugat kepada Penggugat secara tunai dan sekaligus, dengan rincian perhitungan
sebagai berikut :
1) Pembayaran hak-hak lain dari Penggugat yang belum dibayar Tergugat yaitu yaitu Uang
Bonus Pencapaian Tahun 2014 dan Uang Insentif Pemasangan Instalasi Alat dengan
rincian sebagai berikut :

Uang Bonus Pencapaian Tahun 2014

Uang Insentif Pemasangan Instalasi Alat Laboratorium dengan Rincian sebagai berikut :
= Rp. 30.000.000,-
a. Instalasi Alat Vitros 4600 Pada Bulan Februari 2015
= Rp. 13.000.000,-
b. Instalasi Alat Vitros 3600 Pada Bulan Februari 2015
= Rp. 13.000.000,-
c.
= Rp. 6.000.000,- +
Instalasi Alat Vitros 350 Pada Bulan Feb 2015
Jumlah Insentif ------------------------------------------
= Rp. 32.000.000,-
Total Uang Bonus + Uang Insentif ------------------------------
= Rp. 62.000.000,-
(terbilang : enam puluh dua juta rupiah)
2) Pembayaran upah Penggugat selama 12 (dua belas) bulan terhitung mulai bulan Maret 2015
sampai dengan Bulan Maret 2016. Sesuai dengan Pasal 155 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) UU
No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dengan mengacu pada putusan Mahkamah
Konstitusi No. 37/PUU-IX/2011 tentang upah proses, dengan rincian perhitungan sebagai
berikut :
= 12 Bulan X Rp. 12.500.000,- = Rp. 150.000.000,(seratus lima puluh juta)
5. Menghukum Tergugat untuk membayar uang paksa (dwangsom) kepada Penggugat
sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) untuk setiap hari keterlambatan pelaksanaan
putusan ini sejak diucapkan.
6. Menetapkan putusan dapat dilaksanakan secara serta merta meskipun ada upaya hukum
baik kasasi, peninjauan kembali maupun perlawanan atas putusan dalam perkara ini (uit
voer baar bij vooraad).
7. Menghukum Tergugat untuk membayar segala biaya yang timbul dalam perkara ini.
Apabila Majelis Hakim yang mengadili dan memeriksa perkara ini berpendapat lain mohon
putusan yang seadil-adilnya.
MEDAN, 19 JANUARI 2016
HORMAT KAMI,
KUASA HUKUM PENGGUGAT
( GINDO NADAPDAP, SH., MH )
( GANDA PUTRA MARBUN, SH., MH )
Download