I.1.1 Grid Terpadu Secara tradisional sistem tenaga dibagi secara vertikal menjadi tiga segmen yaitu Pembangkit, Transmisi, dan Distribusi. Dalam 10 tahun kedepan semakin banyak sumber daya pembangkitan tersebar seperti Solar PV, turbin angin mikro, perangkat penyimpanan energi (baterai dan mobil listrik, dll) yang terhubung ke jaringan tegangan rendah. Hal ini cenderung hilangnya batas-batas tradisional antara pembangkit, transmisi dan distribusi. Ini adalah tren yang sangat menarik untuk perusahaan listrik karena struktur dan fungsi organisasinya juga dipisahkan ke dalam unit Pembangkit, Transmisi, dan Distribusi. Secara tradisional semua produksi kWh dari sektor pembangkit listrik disalurkan ke unit penyaluran yang membayar total penerimaan dari pembangkit. Dengan Solar PV terhubung di tempat pelanggan ke jaringan distribusi pada skema net-metering maka unit penyaluran perusahaan akan memperhitungkan total produksi bulanan dan masukan pembangkitan tersebar, neraca energi dan lain lain. Demikian pula, bidang Operasi Sistem akan merencanakan beban dan kesediaan pembangkitan untuk hari berikutnya. Dengan pembangkitan tersebar dengan bauran energi kurang dari 25%, maka ada kebutuhan untuk meramalkan pembangkitan potensial dari pembangkitan tersebar yang terhubung ke jaringan listrik di tempat pelanggan agar dapat menjadwalkan dan menyalurkan energi secara akurat. Sampai saat ini pelanggan yang memiliki Solar PV, PLN Distribusi dan juga PLN Sektor Pembangkitan belum memiliki kemampuan untuk menangani peluang dari pembangkitan tersebar (distributed generaration). Untuk mengelola grid dengan sumber daya pembangkit tersebar yang terhubung pada semua level tegangan dalam grid, perusahaan perlu menciptakan struktur organisasi baru, keterampilan baru dan aturan operasi yang akan memerlukan investasi baru. Manajemen dan operasi jaringan yang berkembang dan yang terintegrasi akan menjadi tantangan utama dalam masa transisi. I.1.2 Rencana Implementasi Smart Grid Smart grid dapat diartikan sebagai sistem jaringan tenaga listrik yang dilengkapi dengan teknologi informasi dan teknologi komunikasi canggih yang dapat memungkinkan sistem pengaturan tenaga listrik secara efisien, menyediakan keandalan pasokan tenaga listrik yang tinggi, pemanfaatan sumber energi terbarukan dan memungkinkan partisipasi pelanggan dalam penyediaan tenaga listrik. Dalam perencanaan dan implementasinya, smart grid sangat responsif terhadap kebutuhan pengembangan ketenagalistrikan di suatu daerah atau sistem kelistrikan. Teknologi Smart Grid dikembangkan dan diimplementasikan pada sektor pembangkitan, transmisi dan distribusi tenaga listrik, serta secara khusus dapat mendukung pengembangan dan operasi sistem pembangkitan tersebar (distributed generation) yang akan memberikan manfaat keandalan dan kecukupan pasokan daya tenaga listrik. Dalam pelaksanaannya, perencanaan dan implementasi smart grid dapat disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan pengembangan ketenagalistrikan di suatu daerah tertentu. Adaptasi dari visi dalam Roadmap Implementasi Smart Grid yang telah disusun PLN memberikan kesempatan pengembangan potensi untuk merevolusi pasokan tenaga listrik dan meningkatkan kemungkinan mencapai target pemerintah di sektor kelistrikan, secara lebih cepat dan lebih efektif. Kebutuhan untuk penurunan susut jaringan, peningkatan keandalan pasokan tenaga listrik, kesempatan pemanfaatan energi terbarukan dan pembukaan akses kepada partisipasi pelanggan dalam penyediaan tenaga listrik menjadi peluang desain baru dalam pengembangan ketenagalistrikan ke depan. Implementasi dari roadmap smart grid dapat membantu dalam melaksanakan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan dengan beberapa prioritas sebagai berikut: Perencanaan tenaga listrik yang efisien untuk memenuhi kebutuhan pasokan listrik yang memadai. Meningkatkan keandalan pasokan tenaga listrik. Memperluas akses jaringan tenaga listrik untuk meningkatkan rasio elektrifikasi dan mendukung pertumbuhan ekonomi. Mengembangkan sistem metering dengan sistem prabayar dan Advance Metering Infrastructure (AMI). Implementasi smart grid juga mengembangkan integrasi pembangkit energi terbarukan ke sistem tenaga listrik dan membuka akses bagi pelanggan untuk dapat berpartisipasi dalam penyediaan tenaga listrik. Selain itu smart grid PLN juga mendukung implementasi smart house, smart city dan smart nation. Smart grid dikembangkan mulai dari sisi pembangkitan, transmisi tenaga listrik, termasuk pusat pengatur beban (load dispatching center), distribusi tenaga listrik, gardu tenaga listrik, dan sampai di titik sambung pelanggan. Smart grid berfungsi menyeimbangkan antara besar kapasitas pembangkitan dan kebutuhan beban dengan menggunakan teknologi komunikasi dan teknologi informasi terkini, sehingga kebutuhan energi di titik beban dapat dipenuhi secara efisien. Dalam operationalnya, smart grid dapat menyediakan informasi prediksi dan kondisi real-time availability pembangkit yang akan digunakan olehpusat pengatur beban untuk mengatur kesiapan pembangkitan. Di sisi yang lain, informasi prediksi dan aktual beban listrik sistem tenaga listrik, disampaikan kepada pengatur beban untuk tujuan pengaturan kestabilan sistem tenaga listrik. Dengan mekanisme ini, sistem tenaga listrik dapat dioperasikan secara efisien, dan dengan kehandalan suplai yang tinggi.