JNTETI, Vol. nn, No. 16, Oktober 2019 1 Sistem Pakar Identifikasi Penyakit Ikan Koi Septian Rico Hernawan Nowadays on the industry 4.0, almost everything could be used to create a business. Those who took this chance usually has their business on the field of trading and selling goods. Not only inanimate object, living things also has their values. The trend of business on the field of domestic pet was one of the most favorite business nowadays. Fish was one of the top contenders of this field. Koi was one of the types of the fish which has the most fans all around the world. That fact opens up a new potential of business. However, a Koi fish needs a good care and proper handling of its cultivation. The problem was most of the cultivator didn’t even use a proper tool and has basic knowledge of those fields. Sometimes they won’t know whether the fish was sick or not. Solution being an expert system which could gave them a diagnosis about the disease of the Koi. Kata Kunci— Sistem Pakar, Expert System, Identifikasi Penyakit Koi, Decision Support System, Sistem Pendukung Keputusan. dampak negatif dalam pengelolaannya. Mereka yang berbekal buku atau informasi dari orang mungkin akan luput ketika menemui permasalahan diluar basis pengetahuannya. Kalaupun penggunaan internet sudah dimanfaatkan, tetap I. PENDAHULUAN terjadi kesenjangan pengetahuan dan kemungkin tak Perubahan model bisnis dan usaha dalam masyarakat terdeteksinya permasalahan yang dihadapi. Hal itu akan berubah seiring berkembangnya zaman. Pengaruh teknologi sangat fatal mengingat resiko investasi yang telah dilakukan serta arus informasi yang kian cepat dan mudah didapatkan oleh peternak. oleh mayoritas orang turut serta sebagai salah satu faktor yang Guna mengurangi atau setidaknya mendekatkan jarak mempengaruhi hal tersebut. Pada era revolusi industri 4.0 ini, kesenjangan pengetahuan yang mungkin terjadi tersebut, hampir segala bidang dan aspek kehidupan dalam masyarakat konsultasi dengan pakar adalah salah satu solusi tepat yang dapat dimanfaatkan sebagai bisnis atau usaha. Mereka yang dapat dilakukan. Permasalahannya ialah pakar tersebut tidak mengambil peluang ini biasanya melakukan usahanya dalam mungkin akan selalu ada setiap waktu. Keterbatasan lain yang bentuk jual beli atau berdagang Salah satu yang kian sangat mungkin ditemui ialah jarak. Jarak tempat tinggal yang berkembang dan diminati oleh orang ialah bisnis perdagangan jauh antar peternak dan pakar tentu juga akan menambah hewan peliharaan. Tidak hanya kucing maupun anjing, bisnis kesulitan dalam mendapatkan bantuan yang dibutuhkan. ikan hias sudah lama menjadi salah satu primadona pilihan Adapun media telephone atau bahkan webcam maupun video yang sangat digemari oleh orang. call tidak akan dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh ahli Ikan koi merupakan salah satu jenis ikan yang cukup marak dalam mendiagnosa masalah yang dihadapi jika dibandingkan dijadikan sebagai obyek bisnis dari perdagangan hewan dengan pertemuan secara langsung. peliharaan. Koi memiliki umur yang lama, nilai estetika tinggi, Expert system atau sistem pakar secara sederhana serta cukup tahan kondisi apabila telah beradaptasi di merupakan suatu kumpulan pengetahuan pakar yang telah lingkungan barunya menjadi daya tarik tersendiri bagi yang terintegrasi dalam satu program. Sistem pakar sendiri dapat gemar mengkoleksinya. Tidak hanya itu, mereka yang berisikan mengenai topik pengetahuan yang berbeda-beda memang menekuni hobinya yaitu mengkoleksi ikan koi seperti jenis penyakit, jenis pakan, tipe koi, dan lain tersebut tidak segan untuk menghabiskan banyak uang dan sebagainya. Fungsi utama dari sistem pakar tersebut ialah investasi waktunya demi memuaskan hasratnya. memberikan saran atau keputusan yang tepat berdasarkan Berdasarkan hal tersebut diatas, perdagangan ikan koi basis pengetahuan pakar yang terdapat didalam sistem untuk memiliki nilai bisnis dan prospek yang cukup tinggi apabila menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Dalam kaitannya dikelola dengan baik. Adapun bentuk bisnis yang dapat dengan permasalahan yang dihadapi secara umum oleh dilakukan ialah jual beli atau pemberdayaan secara langsung. peternak koi ialah penyakit ikan. Seperti halnya ikan lain, ikan Dalam kaitannya dengan return of investment, pemberdayaan koi juga memiliki banyak ancaman penyakit yang dapat ikan koi jelas memiliki nilai yang lebih tinggi dari jual beli membahayakannya. Tentunya dengan adanya sistem pakar ini, secara langsung jika dilihat secara jangka panjangnya. Budi kebutuhan atau kepentingan untuk konsultasi dan diagnosa daya ikan koi sendiri tentu telah dilakukan banyak orang. penyakit dengan pakar dapat diatasi tanpa perlu bertemu atau Akan tetapi mayoritas masih memanfaatkan cara konvensional bahkan berhubungan langsung dengan pakar terlebih jika dalam pelaksanaannya. Hal tersebut tentu memberikan situasi kondisi memang tidak memungkinkan. beberapa masalah dalam proses pengelolaannya. Pemberdayaan serta kontrol terhadap kualitas koi B. Permasalahan merupakan hal krusial dalam hasil akhir usaha ternak ikan koi. 1. Bagaimana peternak dapat mengenali jenis Metode konvensional yang dilakukan oleh mayoritas peternak penyakit yang menjangkiti ikan koi. baik secara langsung maupun tak langsung akan memberikan SistemPakarPenyakitKoi(…) ISSN 2301 - 4156 2 JNTETI, Vol. nn, No. 16, Oktober 2019 • 2. Bagaimana peternak mengetahui gejala penyakit yang menjangkiti ikan Koi. • II. ANALISIS KEBUTUHAN PENGGUNA A. Kebutuhan Fungsional Proses yang dilakukan oleh sistem meliputi : • Sistem menampilkan kumpulan daftar gejala penyakit ikan koi • Memasukan value pemilihan gejala penyakit • Value yang berbentuk jawaban diproses sesuai dengan rule penyakit yang telah dibuat • Pencocokan value dengan rule tiap penyakit • Output hasil pencocokan jawaban berupa diagnosa penyakit yang mungkin dialami • • Perancangan, yaitu tahapan menyusun desain sistem secara keseluruhan berdasarkan variabel yang telah dideskripsikan pada tahapan sebelumnya Implementasi merupakan tahapan program dijalankan guna mengetahui alur kerja serta performanya dan juga kesalahan yang mungkin terjadi Integrasi adalah tahapan finalisasi program yang sebelumya telah dijalankan dan diketahui kekurangan maupun alur kerjanya guna menhasilkan program yang sesuai dengan desain awal Pemeliharaan yaitu proses perawatan program secara berkala guna menghindari masalah program obsolete yang mungkin terjadi. III. IMPLEMENTASI B. Kebutuhan Non-Fungsional Kebutuhan Perangkat lunak meliputi : • Sistem Operasi Windows atau jenis mendukung • Aplikasi IDE Codeblocks atau IDE mendukung bahasa pemrograman C++ • JDK file yang sesuai dengan versi digunakan • Compiler yang kompatibel dengan IDE atau IDE yang digunakan lain yang lain yang IDE yang Codeblocks C. Kebutuhan Perangkat Keras meliputi : • Prosesor minimum yang mampu menjalankan IDE Codeblocks dengan baik • Memori minimum 512 MB • VGA minimum 32 MB • Hardisk kapasitas minimum 10 GB • Layar display • Keyboard III. METODE PENGEMBANGAN A. Spesifikasi Dalam pembuatan program sistem pakar ini, digunakan metode pengembangan tipe Watefall. Adapun alur proses pengembangan sistem adalah sebagai berikut : • Spesifikasi Kebutuhan yaitu mendeskripsikan apaapa saja yang dibutuhkan guna menyelesaikan pengerjaan program ini • Analisis dimana masalah, tujuan, dan solusi dideskripsikan secara jelas dalam perencanaan pengerjaan ISSN 2301 – 4156 A. Implementasi Sistem Dalam pengerjaan paper ini, terdapat 12 jenis penyakit ikan koi yang mampu dikenali dan diidentifikasi berdasarkan gejalanya yaitu : Borok, White Spote, Jamur Saprolegina, Lernaea, Penyakit Lumpur, Batang Insang Berjamur, Lumpuh, Cacar, Dropsi, Sirip dan Ikan Busuk, Koi Herpes Virus (KHV). Bahasa pemrograman yang digunakan untuk membangun program ialah Bahasa C++ tanpa adanya external library yang perlu ditambahkan. Dalam program ini sendiri juga terdapat sekumpulan gejala penyakit yang berjumlah 30 gejala. Metode yang diterapkan dalam penyelesaian kasus tersebut ialah metode forward chaining dimana pengguna tidak mengetahui jenis penyakitnya namun jenis penyakit dapat diidentifikasikan berdasar gejala yang ditemui langsung pada ikan. Kumpulan gejala tersebut didapatkan berdasarkan informasi yang penulis dapat dari buku maupun bahan bacaan lain yang ditulis oleh ahli dalam bidangnya. Selanjutnya dari basis pengetahuan ahli yang didapatkan tersebut, akan disusun aturan atau rule guna membangun bagian proses diagnosa penyakitnya. Adapun basis pengetahuan serta rule yang digunakan pada program adalah sebagai berikut : TABEL I Daftar Gejala dan Rule No Jenis Penyakit 1 Borok (Ulcer) 2 White Spote Gejala 1. Luka pada tubuh ikan 2. Terdapat borok pada tubuh ikan 3. Badan bernanah 1. Bintik-bintik putih di badan 2. Produksi lendir kulit SistemPakarPenyakitKoi(…) JNTETI, Vol. nn, No. 16, Oktober 2019 3 Jamur Saprolegina 4 Lernaea, (Cacing Jangkar) Penyakit Lumpur 5 6 7 Batang Insang Berjamur Lumpuh 8 Cacar 9 Dropsi 10 Sirip dan Ekor Busuk 11 Koi Herpes Virus (KHV) berkurang 3. Bintik putih di sirip ikan 1. Muncul jamur 2. Bekas luka parasit seperti luka bekas gigitan kutu ikan 1. Badan Kurus 2. Cacing di permukaan badan 1. Badan Kurus 2. Iritasi kulit 1. Muncul jamur pada insang 2. Malas menggerakkan insang 1. Badan tampak limbung ketika berenang 2. Ekor bengkok ke atas 3. Sulit menggerakan ekor 1. Bercak berlendir pada kulit 2. Bercak berlendir di sirip 3. Bercak berlendir di ekor 1. Sisik menggembung 2. Sisik mengelupas 3. Tubuh membengkak 1. Sirip berdarah 2. Pembusukan sirip 3. Ekor mengalami pembusukan 1. Insang memucat 2. Muncul bercak warna merah dan putih pada insang 4. Mata ikan menjadi sedikit cekung 3 gejala dimasukan kedalam sistem. Setelah mendapatkan inputan tersebut, sistem akan memprosesnya dengan mencocokan inputan pilihan jawban dengan rule yang telah dibuat. Rule itu sendiri berupa pilihan gejala mana saja yang sekiranya cocok dengan jenis penyakit. Setelah selesai, hasil diagnosa akan ditampilkan oleh sistem dan pengguna dapat mengetahui kira-kira penyakit apa yang sedang diderita oleh ikan. B. Pengujian Tahapan selanjutnya dalam pengembangan program ialah tahapan pengujian sistem. Tahapan pengujian ini sendiri akan menguji mengenai kesuksesan sistem mulai dari menampilkan output pilihan jenis gejala hingga proses pengujian diagnosa gejala. 1. Pengujian Output gejala penyakit Proses pengujian tahapan ini dilakukan dengan menjalankan program dan melihat apakah string output gejala penyakit berhasil ditampilkan dan dapat dipahami oleh pengguna. Berikut merupakan tahapan pengujiannya : GAMBAR I Tampilan program Berdasarkan rule tersebut diatas, diagnosa penyakit dapat ditentukan oleh sistem apabila kecocokan pilihan jawaban dari pengguna tepat sesuai dengan rule yang dibuat. Adapun batasan kemampuan program ialah input jawaban pengguna harus dituliskan tanpa menggunakan spasi. Misal jawaban ialah pilihan gejala nomor 1, 2, 8 maka pada program harus ditulis dengan format jawaban 128. Kemudian semisal pilihan nomor gejala dua digit yaitu pilihan nomor 14, 17, 26 maka penulisan format jawaban pada program ialah 141726 dan seterusnya cara sama dengan inputan pilihan jawaban yang lain. Program juga mempunyai batasan lain yaitu input jawaban harus urut dengan nomor pilihan gejala penyakit. Jadi semisal pilihan 1, 2, 8 maka jawaban harus ditulis urut dari nomor terkecil yaitu 128 dan tidak bias ditulis semisal 218 ataupun 821. Proses yang terjadi dalam program ialah yang pertama program mengeluarkan output string berupa kumpulan gejala berdasarkan pengetahuan ahli yang telah dibuat sebelumnya. Selanjutnya inputan pengguna berupa pilihan jawaban nomor SistemPakarPenyakitKoi(…) ISSN 2301 - 4156 4 JNTETI, Vol. nn, No. 16, Oktober 2019 Program telah berhasil dijalankan dan string output gejala penyakit telah mampu ditampilkan dan dilihat oleh pengguna. Pilihan gejala yang ditampilkan terbagi dalam tiga bagian. Tiga bagian tersebut berfungsi mempermudah pengguna dalam melihat pilihan gejala dalam program. Pembagian didasari terhadap bagian tubuh ikan yang memiliki gejala penyakit. Bagian-bagian tubuh ikan tersebut ialah : • Gejala pada Badan • Gejala pada Sirip dan Insang • Gejala pada Ekor dan Mata 2. Pengujian Proses Diagnosa Penyakit Pada tahapan ini, rule akan diuji dengan cara memasukan pilihan jawaban yang sesuai dengan basis pengetahuan yang sebelumnya telah dibuat. Adapun proses pengujian proses diagnosa penyakit adalah sebagai berikut : Untuk penyakit Borok (Ulcer) pada ikan, pilihan jawaban yang harus dimasukan oleh pengguna ialah gejala : • Luka pada tubuh ikan • Terdapat borok pada tubuh ikan • Badan bernanah Berdasarkan pilihan gejala tersebut, pilihan nomor yang sesuai ialah nomor 1, 2, 4. Selanjutnya kita masukan pilihan tersebut kedalam inputan dalam program. Berikut merupakan tampilan hasilnya : GAMBAR II Pengujian 1 Berdasarkan gambar diatas, pengujian diagnosis untuk penyakit Borok (Ulcer) pada ikan Koi telah sesuai dengan rule yang telah dibuat. Agar hasil pengujian dapat benar-benar dipercaya dan terverifikasi, pengujian akan dilakukan kembali dalam beberapa proses. Untuk penyakit White Spote pada ikan, pilihan jawaban yang harus dimasukan oleh pengguna ialah gejala : • Bintik-bintik putih di badan • Produksi lendir kulit berkurang ISSN 2301 – 4156 • Bintik putih di sirip ikan Berdasarkan pilihan gejala tersebut, pilihan nomor yang sesuai ialah nomor 3, 5, 17. Selanjutnya kita masukan pilihan tersebut kedalam inputan dalam program. Berikut merupakan tampilan hasilnya : GAMBAR III Pengujian 2 Berdasarkan gambar diatas, pengujian diagnosis untuk penyakit White Spote pada ikan Koi telah sesuai dengan rule yang telah dibuat. Untuk penyakit Lumpuh pada ikan, pilihan jawaban yang harus dimasukan oleh pengguna ialah gejala : • Badan tampak limbung ketika berenang • Ekor bengkok ke atas • Sulit menggerakan ekor Berdasarkan pilihan gejala tersebut, pilihan nomor yang sesuai ialah nomor 12, 26, 30. Selanjutnya kita masukan pilihan tersebut kedalam inputan dalam program. Berikut merupakan tampilan hasilnya : GAMBAR III Pengujian 3 Berdasarkan gambar diatas, pengujian diagnosis untuk penyakit Lumpuh pada ikan Koi telah sesuai dengan rule yang telah dibuat. V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Berdasarkan proses pengujian yang telah dilakukan sebelumnya, dapat ditarik olahan hasil yang didapat. Berikut SistemPakarPenyakitKoi(…) JNTETI, Vol. nn, No. 16, Oktober 2019 5 merupakan tabel keberhasilan dari kecocokan diagnosa pada sistem yang telah dibuat. TABEL II Hasil Uji Rule No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Jenis Penyakit Borok (Ulcer) White Spote Jamur Saprolegnia (Si Putih) Lernaea, (Cacing Jangkar) Penyakit Lumpur Batang Insang Berjamur Lumpuh Cacar Dropsi Sirip dan Ekor Busuk Koi Herpes Virus (KHV) Kapas Keberhasilan Sukses Sukses Sukses Sukses Sukses Sukses Sukses Sukses Sukses Sukses Sukses Dapat dilihat, seluruh inputan jawaban yang dimasukan oleh pengguna telah sukses dan cocok dengan rule penyakit yang dibuat. B. Pembahasan Berdasarkan hasil diatas kita bisa memasukan rumus guna mendapatkan persen tingkat keberhasilan. TERIMA KASIH Judul untuk ucapan terima kasih dan referensi tidak diberi nomor. Terima kasih disampaikan kepada Tim JNTETI yang telah meluangkan waktu untuk membuat template ini. REFERENSI [1] [2] Tingkat Keberhasilan = Jumlah Pengujian Sukses / Total Pengujian X 100% Tingkat Keberhasilan = 11/11 X 100% Sehingga tingkat keberhasilan dari program yang dibuat telah mencapai 100%. Dengan kata lain, program telah mampu mendiagnosa jenis penyakit berdasarkan gejala yang ditemui pada ikan. Asumsi keberhasilan program dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu pengguna paham dan mengenali gejala yang ada dalam tubuh ikan. Kedua adalah gejala serta jenis penyakit yang menjangkiti ikan Koi masuk kedalam basis pengetahuan dalam sistem. [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] SistemPakarPenyakitKoi(…) S. M. Metev and V. P. Veiko, Laser Assisted Microtechnology, 2nd ed., R. M. Osgood, Jr., Ed. Berlin, Germany: Springer-Verlag, 1998. J. Breckling, Ed., The Analysis of Directional Time Series: Applications to Wind Speed and Direction, ser. Lecture Notes in Statistics. Berlin, Germany: Springer, 1989, vol. 61. S. Zhang, C. Zhu, J. K. O. Sin, and P. K. T. Mok, “A novel ultrathin elevated channel low-temperature poly-Si TFT,” IEEE Electron Device Lett., vol. 20, pp. 569–571, Nov. 1999. M. Wegmuller, J. P. von der Weid, P. Oberson, and N. Gisin, “High resolution fiber distributed measurements with coherent OFDR,” in Proc. ECOC’00, 2000, paper 11.3.4, p. 109. R. E. Sorace, V. S. Reinhardt, and S. A. Vaughn, “High-speed digitalto-RF converter,” U.S. Patent 5 668 842, Sept. 16, 1997. (2002) The IEEE website. [Online]. Available: http://www.ieee.org/ M. Shell. (2002) IEEEtran homepage on CTAN. [Online]. Available: http://www.ctan.org/texarchive/macros/latex/contrib/supported/IEEEtran/ FLEXChip Signal Processor (MC68175/D), Motorola, 1996. “PDCA12-70 data sheet,” Opto Speed SA, Mezzovico, Switzerland. A. Karnik, “Performance of TCP congestion control with rate feedback: TCP/ABR and rate adaptive TCP/IP,” M. Eng. thesis, Indian Institute of Science, Bangalore, India, Jan. 1999. J. Padhye, V. Firoiu, and D. Towsley, “A stochastic model of TCP Reno congestion avoidance and control,” Univ. of Massachusetts, Amherst, MA, CMPSCI Tech. Rep. 99-02, 1999. Wireless LAN Medium Access Control (MAC) and Physical Layer (PHY) Specification, IEEE Std. 802.11, 1997. ISSN 2301 - 4156