Uploaded by User38573

PERTAMBANGAN

advertisement
PERTAMBANGAN
Current Public Health Issue
Ajeng Rengganis
Safira Novialidya
(113116067)
(113116072)
Karakteristik Tenaga Kerja Indonesia
Berdasarkan data keadaan ketenagakerjaan dari Badan Pusat Statistik
• jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Februari 2019 mencapai
136,18 juta orang
• Sedangkan jumlah penduduk yang bekerja pada Februari 2019
sebesar 129,37 juta orang
1. Pendidikan yang rendah
2. Angka Pengangguran yang cukup tinggi
3. Kompetensi dan etos kerja yang tinggi
4. Budaya kerja kultur agraris
Sumber: BPS, Berita Resmi Statistik No. 42/05/Th.XXI, 2018
UU No. 4 Tahun 2009
tentang Pertambangan Mineral dan Batubara
Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka
penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batu bara yang meliputi
penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan,
pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pasca
tambang
Tambang
terbuka
1.
Tambang
bawah tanah
Tahapan Kegiatan Pertambangan
• pencarian untuk menemukan endapan bahan galian atau mineral berharga
Prospeks
i
Eksplorasi
Eksploitas
Pemurnian
• "studi kelayakan" dari endapan bahan galian atau mineral berharga yang
telah diketemukan.
• kegiatan penambangan yang meliputi pekerjaan-pekerjaan pengambilan dan
pengangkutan endapan bahan galian atau mineral berharga sampai ke
tempat penimbunan dan pengolahan/pencucian
i
• memurnikan/meninggikan kadar bahan galian dengan jalan memisahkan
mineral berharga dan yang tidak berharga, kemudian membuang mineral
yang tidak berharga tersebut (dapat dilakukan dengan cara kimia).
Jenis Pertambangan
(Sulto, 2011)
Berdasarkan pengurusan izin usaha pertambangan
• Bahan galian strategis golongan A, terdiri dari:
minyak bumi, aspal, antrasit, batu bara,
bitumen, gas alam, lilin bumi, radium, thorium,
uranium, dan bahan-bahan galian radio aktif
lainnya (antara lain kobalt, nikel dan timah).
• Bahan galian vital golongan B, terdiri dari: air
raksa, arsin, bauksit, besi, bismut, cerium, emas,
intan, mangan, perak, seng, tembaga, timbal,
titan/titanium, dan bahan-bahan logam langka
lainnya (antara lain barit, belerang, berrilium,
fluorspar, brom, koundum, kriolit, kreolin,
kristal, kwarsa, yodium, dan zirkom).
• Bahan galian golongan C, terdiri dari; pasir,
tanah uruk, dan batu kerikil
(UU No. 4 Tahun 2009)
jenis komoditas tambang yang diusahakan
Mineral radioaktif. (mineral yang mengandung
elemen uranium dan thorium)
Mineral logam (dapat menjadi penghantar
panas dan arus listrik)
Mineral bukan logam.
Batuan dan batubara.
• Explosives & Blasting
• Mobile Equipment
• Working at Height
• Towing dan Lifting
• Confined Space
• Bekerja di lokasi tambang menyebabkan
para pekerja terpapar langsung dengan
debu akibat penambangan sehinggga
sangat memungkinkan menderita
penyakit pneumoconiosis.
• Limbah tambang beresiko mencemari
kawasan sekitar serta mengganggu
kesehatan masyarakat dan lingkungan.
Pencemaran lahan pertanian dan
perikanan akan menurunkan penghasilan
masyarakat.
Peraturan dan Perundangan mengenai Pertambangan
UU No.11 tahun 1967 Tentang Ketentuan Pokok Pertambangan
PP No. 32 tahun 1969 tentang Pelaksanaan UUU No. 11/1967 tentang Ketentuan Popok
Pertambangan
UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
PP No. 19 Tahun 1973 tentang Pengaturan dan Pengawasan Keselamatan Kerja di Bidang
Pertambangan
PP No. 37 Tahun 1986 tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintahan di Bidang Pertambangan
Kepada Pemerintah Daerah Tingkat I
Keputusan Direktur Jenderal Pertambangan Umum No. 1245.K/26/DDJP/1993 tentang Pelaksanaan
Pengawasan Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta lingkungan Pertambangan Bidang Pertambangan
Umum
KepMen PE No. 2555.K/201/MPE/1993 Pelaksanaan Inspeksi Tambang (PIT) Bidang Pertambangan
Umum
KepMen PE No. 555.K/26/MPE/1995 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Pertambangan
Umum
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 05/PERMEN/1996
UU No. 04 Tahun 2009 tentang Minerba
KEPMEN PE No. 555.K/26/MPE/1995.
Keselamatan Kesehatan Kerja Bidang Pertambangan Umum
Terdiri dari 10 Bab (555 pasal)
Bab I. Ketentuan Umum (Pasal 1 s/d 51)
Bab II. Bahan Peledak dan Peledakan (Pasal 52 s/d 79)
Bab III. Lingkungan Tempat Kerja (Pasal 80 s/d 91)
Bab IV. Sarana Tambang di Permukaan (Pasal 92 s/d 227)
Bab V. Pemboran (Pasal 228 s/d 238)
Bab VI. Tambang Permukaan (Pasal 239 s/d 257)
Bab VII. Kapal Keruk (Pasal 258 s/d 294)
Bab IX. Tambang Batubara Bawah Tanah (Pasal 490 s/d 551)
Bab X. Sanksi (Pasal 552)
Bab XI. Ketentuan Peralihan (Pasal 553)
Bab XII. Ketentuan Penutup (Pasal 554 dan 555)
Peraturan &
SOP Operasional
KepMen PE No. 555.K/008/M.PE/1995
kategori Cidera Akibat Kecelakaan Tambang-pasal 40
• Cidera Ringan
• Cidera akibat kecelakaan tambang yg menyebabkan pekerja tambang tdk mampu
melakukan tugas semula selama > dari 1 hari;
• Dapat diatasi oleh sumber daya yang ada di perusahaan; Tidak ada potensi untuk eskalasi
• Cidera Berat
• Cidera akibat kecelakaan tambang yg menyebabkan pekerja tambang tdk mampu
melakukan tugasnya semula (cacat tetap);
• Memerlukan sumber daya dari luar untuk menangani; Berpotensi untuk eskalasi walaupun
terbatas.
• Mati/ Meninggal Dunia
• Kecelakaan tambang yang mengakibatkan pekerja tambang mati dalam waktu 24 jam
terhitung dari waktu terjadinya kecelakaan tersebut, berdampak terhadap property atau
proses produksi, bantuan dari luar mutlak diperlukan, mempunya potensi yang signifikan
untuk eskalasi.
UU No 4 Tahun 2009
tentang Pertambangan Mineral dan Batubara
Ada 5 aspek yang perlu dilaksanakan dalam Good mining Practice (GMP)
yaitu:
• Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan (K3 Pertambangan)
• Keselamatan Operasi Pertambangan (KO Pertambangan)
• Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Pertambangan, Termasuk
Reklamasi dan Pasca Tambang
• Upaya Konservasi Sumberdaya Mineral dan Batubara
• Pengelolaan sisa tambang dari suatu kegiatan usaha pertambangan bai
cair, padat, gas sampai memenuhi baku mutu lingkungan.
Dampak pengelolaan Tambang
+ memberikan kontribusi terhadap
peningkatan pendapatan asli daerah
(PAD),
+ membuka keterisolasian wilayah,
+ menyumbangkan devisa negara,
+ membuka lapangan kerja,
+ pengadaan barang dan jasa untuk
konsumsi dan yang berhubungan
dengan kegiatan produksi, serta
+ dapat menyediakan prasarana bagi
pertumbuhan
sektor
ekonomi
lainnya.
Daya Rusak
Tambang
1. Aspek Bio-Fisik
2. Aspek Ekonomi
3. Aspek Politik
Sumber : Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara (KESDM), 2019
Sumber : Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara (KESDM), 2019
Sumber : Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara (KESDM), 2019
Sumber : Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara (KESDM), 2019
Sumber : Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara (KESDM), 2019
Sumber : Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara (KESDM), 2019
Sumber : Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara (KESDM), 2019
Sumber : Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara (KESDM), 2019
Download