PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) SISWA KELAS VIII SMP KANISIUS SLEMAN TAHUN AJARAN 2017/2018 TESIS Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) Program Studi Magister Pendidikan Matematika Disusun oleh: Bernadus Bin Frans Resi 161442023 PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) SISWA KELAS VIII SMP KANISIUS SLEMAN TAHUN AJARAN 2017/2018 TESIS Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) Program Studi Magister Pendidikan Matematika Disusun oleh: Bernadus Bin Frans Resi 161442023 PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018 i PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI iii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI MOTTO & PERSEMBAHAN “Hidup Adalah Perjuangan dan Perjuangan Membutuhkan Sebuah Proses, Maka Berproseslah” (Penulis) “Setiap Usaha Sederhanaku Adalah Bahagiaku” (Penulis) “Kesempatan Adalah Waktu Yang Paling Berharga, Maka Manfaatkan Kesempatan itu” (Penulis) “Suku Lango Menuntun, Lewotana Memberkati” Karya ini kupersembahkan untuk: ✓ Suku lango lewotana Adonara ✓ Bapak dan mama tercinta ✓ Kakak dan adik terkasih ✓ Keluarga besar suku Lamensa ✓ Almamaterku tercinta: SDK Lamahelan, SMPS Dharma Nusa, SMAN 1 Larantuka, dan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta iv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar Magister di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Yogyakarta, 12 April 2018 Bernadus Bin Frans Resi v PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRAK Resi, Bernadus Bin Frans (2018). Implementasi Model Pembelajaran Matematika Realistik Pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) Siswa Kelas VIII SMP Kanisius Sleman Tahun Ajaran 2017/2018. Tesis. Program Studi Magister Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menghasilkan lintasan belajar untuk membelajarkan materi SPLDV dengan menggunakan PMR dan (2) mengetahui kemampuan pemecahan masalah siswa untuk materi SPLDV setelah mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan PMR. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Kanisius Sleman Yogyakarta pada bulan September s.d. November 2017. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIIIA (kelas penelitian pertama) dan VIIIB (kelas penelitian kedua) tahun ajaran 2017/2018. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian desain, dimana peneliti mendesain HLT untuk membelajarkan materi SPLDV dengan menggunakan model PMR. Tahap-tahap penelitian adalah desaian awal, uji coba desain yang meliputi pilot experiment dan teaching experiment, serta analisis retropektif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi penelitian, catatan lapangan, tes tertulis, dan wawancara tidak terstruktur. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan menurut Miles dan Huberman meliputi reduksi data, penyajian data, dan verifikasi atau penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, (1) Lintasan belajar untuk membelajarkan materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) menggunakan PMR adalah sebagai berikut: (a) phenomenological exploration, pada pembelajaran pertemuan 1, peneliti memberikan 2 masalah sedangkan pertemuan 2, peneliti memberika 1 masalah untuk dieksplorasi oleh siswa. Dari ketiga masalah tersebut, terdapat 3 kategori jawaban siswa, yaitu (1) menggunakan representasi gambar, (2) simbol serta (3) gambar dan simbol; (b) bridging by vertical instruments, siswa membuat model-model matematika dari ketiga masalah tersebut baik dalam bentuk model matematika non formal (gambar) maupun model matematika formal (simbol). Pada bagian ini terjadi matematisasi horizontal dan vertikal; (c) student contributions, siswa menyelesaikan suatu masalah menggunakan representasi gambar, simbol maupun gambar dan simbol dan penyelesaian siswa mempengaruhi untuk menyelesaiakan masalah selanjutnya menggunakan cara yang sama. Selain itu, siswa dapat menyelesaikan suatu masalah menggunakan cara tertentu karena melihat hasil presentasi siswa lain pada pertemuan sebelumnya; (d) interactivity, pada pembelajaran pertemuan 1 dan 2, terjadi interaksi antara peneliti dengan siswa ketika ada siswa yang mengalami kesulitan atau mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Selain itu, terjadi interaksi antara sesama siswa dalam diskusi kelompok atau menanggapi maupun bertanya pada saat ada siswa lain mempresentasikan hasil di depan kelas; (e) intertwining, siswa dapat mengaitkan antar masalah yang diberikan oleh peneliti. Dengan adanya masalah 1, siswa dapat menyelesaikan masalah menggunakan metode eliminasi selanjutnya dapat memodelkan dan menyelesaikan masalah 2 menggunakan metode eliminasi atau substitusi. Selain itu, dengan adanya masalah 1 dan 2 siswa dapat memodelkan dan menyelesaikan masalah 3 menggunakan metode eliminasi dan substitusi. (2) Kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VIII SMP Kanisius Sleman pada materi SPLDV setelah mengikuti proses pembelajaran matematika dengan menggunakan model PMR adalah sebagai berikut: (a) siswa memiliki kemampuan pemecahan masalah lebih dominan pada langkah pemecahan masalah 1 dan 4, yaitu memahami masalah dan melihat kembali jawaban yang telah dikerjakan. Secara garis besar semua siswa sudah mampu menuliskan atau menceriatakan vi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kembali masalah yang diberikan menggunakan kata-kata sendiri serta mengoreksi kembali jawaban setelah memperoleh jawaban; (b) Secara keseluruhan siswa sudah memiliki kemampuan pemecahan masalah pada langkah ke 2 dan 3, yaitu merencanakan dan melaksanakan pemecahan masalah. Siswa sudah mampu membuat pemisalan dan model matematika menggunakan representasi gambar, simbol, serta gambar dan simbol. selanjutnya siswa menyelesaikan menggunakan metode eliminasi dan substitusi. Namun, ada satu siswa yang masih mengalami kesulitan dalam merencanakan dan melaksanakan pemecahan masalah. Kata kunci: Pendidikan Matematika Realistik, Kemampuan Pemecahan Masalah, Penelitian Desain, Sistem Persamaan Linear Dua Variabel vii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRACT Resi, Bernadus Bin Frans (2018). Implementation of Realistic Mathematics Education Approach on Linear Equation System of Two Variables (LESTV) Material For Student Class VIII SMP Kanisius Sleman at Academic Year 2017/2018. Thesis. Master Program in Mathematics Education, Department of Mathematics and Natural Sciences Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta. This study aimed to (1) produce learning paths for learning LESTV material using RME and (2) to know the students’ problem-solving ability for LESTV material after following the learning process by using RME. This research was conducted at Kanisius Sleman Junior High School Yogyakarta in September until November 2017. The subjects of the study were students in grade VIIIA (first subject research) and VIIIB (second subject research) at academic year 2017/2018. The type of research used is design research, where the researcher designed HLT which used to teach about LESTV by using RME approach. The research stages were baseline descriptions, design trials that include pilot experiment and teaching experiment, as well as retrospective analyzes. Data collection methods that used in this research were research documentation, field notes, written tests, and unstructured interviews. While data analysis techniques used according to Miles and Huberman include data reduction, data presentation, and verification or withdrawal of conclusions. The results of the research show that (1) learning path for learning material in the Linear Equation System of Two Variables (LESTV) using realistic mathematics education approach were as follows: (a) phenomenological exploration, in meeting 1, the researcher gave 2 problems and in meeting 2 researcher gave 1 problem for students to explore. For three problems, there were 3 categories of student answers, namely (1) using picture representation, (2) symbols and (3) picture and symbols; (b) bridging by vertical instruments, students make mathematical models of the three problems either in the form of non-formal mathematical models (picture) as well as formal mathematical models (symbols). In this section there were horizontal and vertical mathematization; (c) student contributions, students solved a problem using picture representation, symbols or picture and symbols and students’ solution will affect to solve further problems using the same way. In addition, students could solve a problem using a particular way of looking at the results of another student's presentation at the previous meeting; (d) interactivity, in learning meeting 1 and 2, there are an interaction between researchers and students when there were some students who have difficulty or present the results of discussion in front of the class. In addition, there was an interaction between fellow students in group discussions or responding to or inquiring while other students are presenting the results in front of the class; (e) Intertwining, students could were relate between problems provided by the researcher. With problem 1, students can solve problems using elimination method then could model and solve problem 2 using elimination or substitution method. In addition, with the problems of 1 and 2 students could model and solve problem 3 using the method of elimination and substitution. (2) Problem solving ability of grade VIII student Junior High School in Kanisius Sleman in LESTV material after following mathematics learning process using RME approach were as follows: (a) students have problem solving ability more dominant in problem solving step 1 and 4, that were understanding problem and looking back answer that has been done. Broadly speaking, all students have been able to write down or redraw the problem given using their own words and correct the answer after obtaining the answer; (b) Overall the students already have problem-solving abilities in step 2 and 3, that viii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI were planning and implementing problem solving. Students have been able to create mathematical and modeling using picture representation, symbols, and picture and symbols. Then students finish using the method of elimination and substitution. However, there is one student who still has difficulty in planning and implementing problem solving. Keywords: Realistic Mathematics Education, Problem Solving Abilities, Design Research, Linear Equation System of Two Variables ix PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Bernadus Bin Frans Resi Nomor Mahasiswa : 161442023 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma suatu karya ilmiah yang berjudul : IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) SISWA KELAS VIII SMP KANISIUS SLEMAN TAHUN AJARAN 2017/2018 beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma baik untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk keperluan akademis tanpa meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggl 12 April 2018 Yang menyatakan Bernadus Bin Frans Resi x PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Implementasi Model Pembelajaran Matematika Realistik Pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) Siswa Kelas VIII SMP Kanisius Sleman Tahun Ajaran 2017/2018” ini dengan baik. Penulis dapat menyelesaikan tesis ini atas doa, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu mendukung, diantaranya: 1. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd.,M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan; 2. Bapak Dr. Marcellinus Andy Ruthito, S.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matemnatika dan Ilmu Pengetahuan Alam; 3. Bapak Dr. Marcellinus Andy Ruthito, S.Pd. selaku Ketua Program Studi Magister Pendidikan Matematika; 4. Bapak Dr. Hongki Julie, M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan tesis ini; 5. Bapak Antonius Tatak Handayana Kurniawa, S.Pd. selaku Kepala sekolah di SMP Kanisius Sleman yang telah memberikan ijin penelitian; 6. Bapak Marjono, S.Pd. selaku guru mata pelajaran matematika kelas VIIIA & VIIIB SMP Kanisius Sleman yang telah membimbing dan mendampingi dalam pelaksanaan penelitian; xi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. Siswa-siswi kelas VIIIA & VIIIB SMP Kanisius Sleman, terima kasih atas partisipasi dan kerjasamanya dalam membantu pelaksanaan penelitian; 8. Segenap dosen dan karyawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan dukungan selama penulis belajar di kampus USD; 9. Kepada kedua orang tua tercinta, terima kasih atas pengorbanan, doa, dorongan, motivasi, dan cinta kasih kalian yang tak mengenal batas sehingga penulis bisa menyelesaikan tesis ini; 10. Kakak dan adik terkasih, yang selalu memberikan semangat serta dukungan dalam penyusunan tesis; 11. Keluarga besar suku Lamensa dimanapun berada, yang selalu memberikan dukungan secara langsung maupun dalam doa sejak awal perkuliahan hingga penyusunan tesis; 12. Teman-teman Keluarga Mahasiswa Adonara Yogyakarta (KMAY), teman-teman JB kecamatan Ile Boleng Yogyakarta, teman-teman Gabungan Mahasiswa Flores Timur (GAMAFLORA) Yogyakarta, teman-teman Himpunan Keluarga Flobamorata (HKF) Yogyakarta, teman-teman Keluarga Mahasiswa NTT-Maluku S2 Pendidikan Matematika USD, yang telah memberikan dukungan serta doa dalam menyelesaikan tesis; 13. Teman-teman mahasiswa S2 Pendidikan Matematika USD yang selalu memberikan dukungan dan motivasi selama perkuliahan hingga penyusunan tesis; 14. Semua pihak yang telah memberikan dukungan dan doa secara langsung maupun tidak langsung kepada penulis dalam menyelesaikan tesis. xii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun dan menyempurnakan tesis ini. Semoga tesis ini dapat dimaanfaatkan dan dikembangkan lebih lanjut sehingga tesis ini dapat lebih bermaanfaat. Yogyakarta, 12 April 2018 Penulis Bernadus Bin Frans Resi xiii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ----------------------------------------------------------------------------------- i LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ----------------------------------------------------- ii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ------------------------------------------------------------ iii MOTO & PERSEMBAHAN ------------------------------------------------------------------------ iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ------------------------------------------------------------ v ABSTRAK ---------------------------------------------------------------------------------------------- vi ABSTRACT ------------------------------------------------------------------------------------------- viii LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI -------------------------------------------------------- x KATA PENGANTAR -------------------------------------------------------------------------------- xi DAFTAR ISI ----------------------------------------------------------------------------------------- xiv DAFTAR TABEL ---------------------------------------------------------------------------------- xviii DAFTAR GAMBAR -------------------------------------------------------------------------------- xix BAB I PENDAHULUAN ----------------------------------------------------------------------------- 1 A. Latar Belakang ---------------------------------------------------------------------------------- 1 B. Rumusan Masalah ------------------------------------------------------------------------------ 8 C. Batasan Masalah -------------------------------------------------------------------------------- 8 D. Penjelasan Istilah ------------------------------------------------------------------------------- 9 E. Tujuan Penelitian ----------------------------------------------------------------------------- 10 F. Manfaat Penelitian ---------------------------------------------------------------------------- 11 BAB II LANDASAN TEORI ---------------------------------------------------------------------- 13 A. Pendidikan Matematika Realistik (PMR) ------------------------------------------------- 13 1. Pengertian Pendidikan Matematika Realistik (PMR) -------------------------------- 13 2. Filosofi Pendidikan Matematika Realistik (PMR) ---------------------------------- 15 xiv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. Prinsip Pendidikan Matematika Realistik (PMR) ----------------------------------- 18 4. Karateristik Pendidikan Matematika Realistik (PMR) ------------------------------ 21 B. Teori Belajar yang Relavan dengan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) ----- 26 1. Teori Piaget ------------------------------------------------------------------------------- 26 2. Teori Vygotsky --------------------------------------------------------------------------- 26 3. Teori Ausubel ----------------------------------------------------------------------------- 28 4. Teori Bruner ------------------------------------------------------------------------------ 29 C. Kemampuan Pemecahan Masalah ---------------------------------------------------------- 31 1. Pengertian Masalah ---------------------------------------------------------------------- 31 2. Kemampuan Pemecahan Masalah ----------------------------------------------------- 32 3. Langkah-langkah Pemecahan Masalah ----------------------------------------------- 35 D. Penelitian Desain (Design Research) ------------------------------------------------------ 40 1. Pengertian Penelitian Desain (Design Research) ----------------------------------- 40 2. Tahap-tahap Penelitian Desain (Design Research) --------------------------------- 41 3. Karateristik Penelitian Desain (Design Research) ---------------------------------- 46 E. Hypothetical Learning Trajectory (HLT) ------------------------------------------------- 47 F. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel --------------------------------------------------- 49 1. Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV) --------------------------------------------- 49 2. Persamaan Linear Dua Variabel (PLDV) --------------------------------------------- 50 3. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) ---------------------------------- 50 G. Penelitian yang Relavan --------------------------------------------------------------------- 66 1. Penelitian yang Relavan Dilakukan oleh Witri Nur Anisa (2014) ---------------- 66 2. Penelitian yang Relavan Dilakukan oleh Wahidin & Sugiman (2014) ----------- 67 H. Kerangka Berpikir ---------------------------------------------------------------------------- 70 BAB METODELOGI PENELITIAN ------------------------------------------------------------ 74 A. Jenis Penelitian -------------------------------------------------------------------------------- 74 B. Subjek dan Objek Penelitian ---------------------------------------------------------------- 75 1. Subjek Penelitian ------------------------------------------------------------------------- 75 2. Objek Penelitian -------------------------------------------------------------------------- 75 C. Waktu dan Lokasi Penelitian ---------------------------------------------------------------- 75 xv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1. Waktu Penelitian ------------------------------------------------------------------------- 75 2. Lokasi Penelitian ------------------------------------------------------------------------- 75 D. Bentuk Data ----------------------------------------------------------------------------------- 76 E. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data ----------------------------------------------- 76 1. Metode Pengumpulan Data ------------------------------------------------------------- 76 a. Tes Tertulis --------------------------------------------------------------------------- 76 b. Wawancara --------------------------------------------------------------------------- 77 c. Video Pembelajaran dan Catatan Lapangan ------------------------------------- 78 2. Instrumen Pengumpulan Data ---------------------------------------------------------- 79 a. Lembar Tes Tertulis ----------------------------------------------------------------- 79 b. Lembar Panduan Wawancara ------------------------------------------------------ 81 c. Hypothetical Learning Trajectory (HLT) ---------------------------------------- 83 F. Teknik Analisis Data ------------------------------------------------------------------------- 84 1. Data Reduction (Reduksi Data) -------------------------------------------------------- 85 2. Data Display (Penyajian Data) --------------------------------------------------------- 85 3. Conclusion Drawing/verification (Penarikan Kesimpulan) ------------------------ 85 BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN ---------------------- 88 A. Desain Awal ----------------------------------------------------------------------------------- 88 1. Pembelajaran Pertemuan I -------------------------------------------------------------- 89 2. Pembelajaran Pertemuan II ------------------------------------------------------------- 93 B. Uji Coba Desain HLT di Kelas VIIIA (Pilot Experiment) ------------------------------- 98 1. Pelaksanaan Uji Coba HLT di Kelas VIIIA ------------------------------------------- 98 2. Analisis dan Pembahasan Hasil Uji Coba HLT di Kelas VIIIA ------------------- 98 C. Analisis dan Pembahasan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas VIIIA -- 137 1. Siswa Pertama (S1) --------------------------------------------------------------------- 138 2. Siswa Kedua (S2) ----------------------------------------------------------------------- 143 3. Siswa Ketiga (S3) ------------------------------------------------------------------------ 146 D. Revisi HLT Setelah Melakukan Uji Coba di Kelas VIIIA ----------------------------- 151 E. Penelitian dengan Menerapkan HLT Hasil Revisi di Kelas VIIIB (Teaching Experiment) ---------------------------------------------------- 152 xvi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1. Pembelajaran Penelitian dengan Menerapkan HLT Hasil Revisi di Kelas VIIIB ------------------------------------------------------ 152 2. Analisis dan Pembahasan Hasil Penelitian dengan Menerapkan HLT Hasil Revisi di Kelas VIIIB ------------------------------------------------------ 153 F. Analisis dan Pembahasan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas VIIIB -- 217 1. Siswa Keempat (S4) -------------------------------------------------------------------- 218 2. Siswa Kelima (S5) ---------------------------------------------------------------------- 225 3. Siswa Keenam (S6) ---------------------------------------------------------------------- 232 G. Refleksi Pelaksanaan Penelitian Tesis oleh Peneliti ------------------------------------ 238 BAB V PENUTUP ----------------------------------------------------------------------------------- 243 A. Kesimpulan ----------------------------------------------------------------------------------- 243 B. Saran ------------------------------------------------------------------------------------------- 245 DAFTAR PUSTAKA ------------------------------------------------------------------------------- 247 LAMPIRAN ------------------------------------------------------------------------------------------ 253 A. Lampiran 1 HLT (Uji Coba-Pembelajaran Pertemuan 1 di kelas VIIIA) ------------ 253 B. Lampiran 2 HLT (Uji Coba-Pembelajaran Pertemuan 2 di kelas VIIIA) ------------ 268 C. Lampiran 3 HLT (Penelitian-Pembelajaran Pertemuan 1 di kelas VIIIB) ----------- 278 D. Lampiran 4 HLT (Penelitian-Pembelajaran Pertemuan 2 di kelas VIIIB) ----------- 294 E. Lampiran 5 Transkrip Wawancara Siswa (S1, S2, S3) Kelas VIIIA Setelah Mengikuti Tes Tertulis ------------------------------------------------------- 305 F. Lampiran 6 Transkrip Wawancara Siswa (S4, S5, S6) Kelas VIIIB Setelah Mengikuti Tes Tertulis ------------------------------------------------------- 310 G. Lampiran 7 Surat Ijin Penelitian di SMP Kanisius Sleman Yogyakarta ------------- 318 H. Lampiran 8 Hasil Tes Tertulis Siswa (S1, S2, S3) Kelas VIIIA Setelah Mengikuti Pembelajaran --------------------------------------------- 319 I. Lampiran 9 Hasil Tes Tertulis Siswa (S4, S5, S6) Kelas VIIIB Setelah Mengikuti Pembelajaran --------------------------------------------- 326 xvii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Kisi-kisi Tes Tertulis Siswa -------------------------------------------------- 80 Tabel 3.2 Kisi-kisi Lembar Panduan Wawancara ------------------------------------- 81 Tabel 3.3 Teknik Analisis Data Berdasarkan Hubungan antara Rumusan Masalah dan Metode Pengumpulan Data --------------------------------- 85 Tabel 4.1 Kegiatan Pembelajaran pada Pertemuan Pertama dan Kedua ------------ 98 Tabel 4.2 Kegiatan Tes Tertulis pada Pertemuan Ketiga ---------------------------- 138 Tabel 4.3 Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah S1 -------------------------- 139 Tabel 4.4 Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah S2 -------------------------- 143 Tabel 4.5 Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah S3 -------------------------- 146 Tabel 4.6 Kegiatan Pembelajaran pada Pertemuan Pertama dan Kedua ---------- 153 Tabel 4.7 kegiatan Tes Tertulis pada Pertemuan Ketiga ----------------------------- 217 Tabel 4.8 Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah S4 -------------------------- 218 Tabel 4.9 Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah S5 -------------------------- 225 Tabel 4.10 Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah S6 ------------------------ 232 xviii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Matematisasi Konseptual --------------------------------------------------- 16 Gambar 2.2 Matematisasi Horizontal & Vertikal -------------------------------------- 17 Gambar 2.3 Grafik Penyelesaian Soal untuk Poin 1 ---------------------------------- 53 Gambar 2.4 Grafik Penyelesaian Soal untuk Poin 2 ---------------------------------- 54 Gambar 2.5 Grafik Penyelesaian Soal untuk Poin 3 ---------------------------------- 55 Gambar 2.6 Langkah-langkah Penyelesaian Soal Cerita yang Berkaitan dengan SPLDV ------------------------------------------------------------ 64 Gambar 2.7 Diagram Proses Pelaksanaan Penelitian Desain Secara Keseluruhan ---------------------------------------------------------------- 73 Gambar 4.1 Hasil Pekerjaan K1 untuk Masalah 1 ------------------------------------ 101 Gambar 4.2 Hasil Pekerjaan K1 untuk Masalah 2 ------------------------------------ 102 Gambar 4.3 Hasil Pekerjaan K1 untuk Masalah 3 ------------------------------------ 104 Gambar 4.4 Hasil Pekerjaan K2 untuk Masalah 1 ------------------------------------ 107 Gambar 4.5 Hasil Pekerjaan K2 untuk Masalah 2 ------------------------------------ 109 Gambar 4.6 Hasil Pekerjaan K2 untuk Masalah 3 ------------------------------------ 111 Gambar 4.7 Hasil Pekerjaan K3 untuk Masalah 1 ------------------------------------ 115 xix PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar 4.8 Hasil Pekerjaan K3 untuk Masalah 2 ------------------------------------ 116 Gambar 4.9 Hasil Pekerjaan K3 untuk Masalah 3 ------------------------------------- 117 Gambar 4.10 Hasil Pekerjaan K4 untuk Masalah 1 ---------------------------------- 120 Gambar 4.11 Hasil Pekerjaan K4 untuk Masalah 2 ---------------------------------- 121 Gambar 4.12 Hasil Pekerjaan K4 untuk Masalah 3 ---------------------------------- 123 Gambar 4.13 Siswa Berdiskusi dalam Kelompok ------------------------------------ 130 Gambar 4.14 Peneliti Memberikan Topangan Kepada Siswa ----------------------- 131 Gambar 4.15 Siswa Mempresentasikan Jawaban di Depan Kelas ----------------- 132 Gambar 4.16 Peneliti Menyimpulkan Jawaban Siswa ------------------------------- 133 Gambar 4.17 Diagram Alir Interaksi antara Peneliti dengan Siswa, Maupun Interaksi antara Siswa dengan Siswa ---------------------------------- 133 Gambar 4.18 Hasil Pekerjaan K1 untuk Masalah 1 ---------------------------------- 156 Gambar 4.19 Hasil Pekerjaan K1 untuk Masalah 2 ---------------------------------- 157 Gambar 4.20 Hasil Pekerjaan K1 untuk Masalah 3 ---------------------------------- 159 Gambar 4.21 Hasil Pekerjaan K2 untuk Masalah 1 ---------------------------------- 162 Gambar 4.22 Hasil Pekerjaan K2 untuk Masalah 2 ---------------------------------- 164 Gambar 4.23 Hasil Pekerjaan K2 untuk Masalah 3 ---------------------------------- 166 xx PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar 4.24 Hasil Pekerjaan K3 untuk Masalah 1 ---------------------------------- 170 Gambar 4.25 Hasil Pekerjaan K3 untuk Masalah 2 ---------------------------------- 171 Gambar 4.26 Hasil Pekerjaan K1 untuk Masalah 3 ---------------------------------- 173 Gambar 4.27 Hasil Pekerjaan K4 untuk Masalah 1 ---------------------------------- 176 Gambar 4.28 Hasil Pekerjaan K4 untuk Masalah 2 ---------------------------------- 177 Gambar 4.29 Hasil Pekerjaan K4 untuk Masalah 3 ---------------------------------- 179 Gambar 4.30 Hasil Pekerjaan K5 untuk Masalah 1 ---------------------------------- 182 Gambar 4.31 Hasil Pekerjaan K5 untuk Masalah 2 ---------------------------------- 183 Gambar 4.32 Hasil Pekerjaan K5 untuk Masalah 3 ---------------------------------- 185 Gambar 4.33 Hasil Pekerjaan K6 untuk Masalah 1 ---------------------------------- 189 Gambar 4.34 Hasil Pekerjaan K6 untuk Masalah 2 ---------------------------------- 190 Gambar 4.35 Hasil Pekerjaan K6 untuk Masalah 3 ---------------------------------- 192 Gambar 4.36 Hasil Pekerjaan K7 untuk Masalah 1 ---------------------------------- 195 Gambar 4.37 Hasil Pekerjaan K7 untuk Masalah 2 ---------------------------------- 196 Gambar 4.38 Hasil Pekerjaan K7 untuk Masalah 3 ---------------------------------- 198 Gambar 4.39 Siswa Berdiskusi dalam Kelompok ------------------------------------ 207 Gambar 4.40 Peneliti Memberikan Topangan Kepada Siswa ------------------------ 207 xxi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar 4.41 Siswa Mempresentasikan Jawabannya di Depan Kelas ------------- 208 Gambar 4.42 Peneliti Menyimpulkan Jawaban Siswa ------------------------------- 209 Gambar 4.43 Diagram Alir Interaksi antara Peneliti dengan Siswa, Maupun Interaksi antara Siswa dengan Siswa ----------------------- 210 xxii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memiliki peranan yang sangat besar dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu, pendidikan dapat mempengaruhi perkembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Hal ini terlihat bahwa pendidikan adalah salah satu cara pembentukan kemampuan manusia untuk menggunakan akal pikiran atau rasionalnya sebagai jawaban dalam mengatahui persoalan hidup di masa yang akan datang. SDM yang dapat diperkirakan dapat memenuhi tantangan di atas adalah mereka yang antara lain memiliki kemampuan berpikir secara kritis, logis, sistematis dan kreatif, sehingga mampu menghadapi berbagai tantangan kehidupan secara mandiri dengan penuh rasa percaya diri. Menurut Buchori (dalam Agustina, 2016: 1), “pendidikan yang baik adalah yang tidak hanya mempersiapkan para siswanya untuk suatu profesi atau jabatan, tetapi untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari.” Namun pada kenyataan di lapangan, pembelajaran matematika masih berfokus pada buku teks, dan sebagian besar guru mengajar masih menggunakan metode ceramah. Hal ini membuat siswa merasa bosan dengan pelajaran matematika, sehingga siswa pasif dalam pembelajaran. 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 Berdasarkan hasil wawancara guru matematika kelas VIII SMP Kanisius Sleman yang berlangsung pada tanggal 21 Juli 2017, guru mengatakan bahwa siswa masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal Sistem Persamaan Linear Dua Variable (SPLDV). Sebagian besar siswa tidak memahami makna dari variabel-variabel yang terdapat pada SPLDV tersebut, sehingga guru harus membutuhkan waktu ekstra untuk menjelaskan kembali mengenai materi Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV). Guru menjelaskan materi kepada siswa masih menggunakan metode ceramah. Guru menjelaskan konsep matematika secara formal kemudian memberikan contoh soal untuk dibahas bersama siswa. Hal tersebut menyebabkan siswa terkesan pasif dalam pembelajaran di kelas dan guru aktif. Peneliti juga melakukan uji coba kepada siswa untuk mengetahui lebih jelas bagaimana proses berpikir dan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal SPLDV. Uji coba ini dilaksanakan di kelas IX-A SMP Kanisius Sleman pada tanggal 24 Juli 2017 yang diikuti oleh 20 siswa. Ada 2 masalah yang diberikan kepada siswa, yaitu: 1. Harga 4 buah buku tulis dan 3 buah pensil adalah Rp. 25. 000,00. Harga 2 buah buku tulis dan 7 buah pensil adalah Rp. 29.000,00. Berapakah harga 2 lusin buku tulis dan 3 lusin pensil? 2. Tiga tahun yang lalu, jumlah umur ayah dan umur ibu adalah 58 tahun. Lima tahun yang akan datang, umur ayah ditambah dua kali umur ibu adalah 110 tahun. Tentukan umur ayah dan ibu saat ini! PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3 Setelah peneliti memberikan kedua masalah tersebut kepada siswa dan meminta siswa menyelesaikan dalam kelompok, terdapat beberapa kendala yang dihadapi oleh siswa, yaitu: 1. Ketika membaca soal, siswa tidak mempunyai ide untuk meyelesaikan kedua permasalahan tersebut. Siswa hanya menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal. Peneliti meminta siswa untuk membaca kedua masalah tersebut dengan cermat kemudian menceritakan dengan menggunakan katakata sendiri. Namun, siswa mengalami kesulitan dalam menceritakan kembali masalah tersebut. 2. Siswa belum memahami kedua masalah tersebut dengan baik. Ketika peneliti melakukan wawancara, siswa mengatakan bahwa mereka tidak mempunyai gambaran untuk menyelesaikan masalah tersebut. Oleh karena itu, peneliti memisalkan bahwa harga 1 buku adalah 𝑏 dan harga 1 pensil adalah 𝑝. Selanjutnya peneliti meminta siswa memodelkan masalah tersebut berdasarkan pemisalan yang telah dibuat. Namun sebagian besar siswa masih mengalami kebingungan dan tidak bisa memodelkan masalah tersebut. Hanya 3 siswa yang dapat memodelkan permasalahan tersebut, yaitu: 4𝑏 + 3𝑝 = 25.0000 dan 2𝑏 + 7𝑝 = 29.000. Setelah memodelkan, ketiga siswa tersebut tidak tidak mempunyai ide untuk menyelesaikan. 3. Peneliti meminta siswa menentukan nilai dari 𝑏 dan 𝑝 dari model yang telah dibuat. Namun siswa tidak mempunyai ide. Akhirnya peneliti menuntun serta PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4 menjelaskan kepada siswa mengenai cara menentukan nilai dari kedua varibael tersebut. Akhirnya siswa mendapatkan bahwa nilai dari 𝑏 = 4.000 dan 𝑝 = 3.000. Selanjutnya siswa menuliskan harga 2 lusin buku dengan 3 lusin pensil adalah 204.000 rupiah. 4. Pada masalah kedua siswa tidak bisa memodelkan walaupun peneliti sudah memberikan gambaran bahwa dibuat pemisalah terlebih dahulu seperti pada masalah pertama kemudian dibuat model matematikanya. Semua siswa tidak mempunyai ide dalam memodelkan masalah kedua. Peneliti meminta siswa untuk membaca masalah kedua secara berulang kali, namun siswa mengatakan mereka binggung dan tidak mempunyai ide untuk memodelkan karena sulit. 5. Siswa mengatakan mereka masih mengalami kesulitan dalam memodelkan soal cerita kedalam model matematika. Siswa lebih suka menyelesaikan soal jika sudah diketahui persamaannya. 6. Berdasarkan pengakuan beberapa siswa ketika ditanya oleh peneliti, bahwa siswa masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal jika terdapat varibael-variabel. Menurut Darhim (dalam Syaiful, 2012: 38), salah satu Model yang dipandang sebagai model pembelajaran matematika yang berpeluang besar bagi peningkatan hasil belajar matematika dan diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa adalah model Pendidikan Matematika Realistik (PMR). Hal ini dimungkinkan karena dalam model PMR PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5 pembelajaran dimulai dari sesuatu yang kontekstual sehingga siswa dapat terlibat dalam proses pembelajaran secara bermakna. Peran guru hanya sebagai pembimbing dan fasilitator dan siswa diharapkan aktif mengkonstruksi pengetahuannya. Ruseffendi (1980: 5) bahwa “matematika (ilmu pasti) bagi anak-anak pada umumnya merupakan mata pelajaran yang tidak disenangi, kalau bukan sebagian mata pelajaran yang dibenci.” Hal ini disebabkan karena pembelajaran matematika itu kurang bermakna atau sulit dipahami oleh siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) 2007, bahwa kemampuan matematika siswa SMP di Indonesia masih rendah, terutama dalam problem solving hanya menduduki peringkat ke-35 dari 49 negara dengan rata-rata skor 399. NCTM (2000), menetapkan lima standar kemampuan matematis yang harus dimiliki oleh siswa, yaitu kemampuan pemecahan masalah (problem solving), kemampuan komunikasi (communication), kemampuan koneksi (connection), kemampuan penalaran (reasoning), dan kemampuan representasi (representation). Salah satu keterampilan matematika yang sangat penting untuk dikembangkan dikalangan siswa adalah kemampuan pemecahan masalah. Menurut Sagala (dalam Agustina, 2016: 3), menyatakan bahwa menerapkan pemecahan masalah dalam proses pembelajaran penting, karena selain para siswa mencoba menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah, mereka juga termotivasi untuk bekerja keras. Oleh karena itu, kemampuan pemecahan masalah siswa dalam pembelajaran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6 matematika sangat penting dan perlu diperhatikan. Sebangaimana dikatakan Hudojo (1988) bahwa, “Mengajarkan pemecahan masalah kepada siswa merupakan kegiatan dari seorang guru dimana guru itu membangkitkan siswasiswanya agar menerima dan merespon pertanyaan-pertanyaan yang diajukan olehnya dan kemudian ia membimbing siswa-siswanya untuk sampai pada pemecahan masalah.” Widjaja & Heck (dalam Sarbiyono, 2016: 152), memandang matematika sebagai aktivitas manusia yang berhubungan dengan realitas. Model pembelajaran hendaknya dipilih dan dirancang sedemikian rupa sehingga lebih menekankan pada aktivitas siswa. Pembelajaran hendaknya memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk belajar membangun pengetahuannya sendiri dan memecahkan permasalahan yang dihadapi. Dengan pembelajaran tersebut diharapkan dapat menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik. Oleh karena itu, dengan adanya model PMR ini diharapkan guru memberikan kesempatan semaksimal mungkin kepada siswa untuk membuat dugaan, intuisi, dan mencoba-coba atas masalah yang di sajikan guru berupa masalah kontekstual. Hal ini dilakukan dengan harapan, siswa tidak sekedar pasif menerima konsep dari guru atau prosedur yang telah jadi dalam kegiatan belajar matematika. Menurut Akker (2006: 3), penelitian desain (design research) adalah studi sistematis merancang, mengembangkan, dan mengevaluasi programprogram pendidikan, proses, dan produk. Dalam penelitian desain terdapat tiga PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7 tahapan, yaitu persiapan untuk percobaan, percobaan desain, dan analisis retrospektif. Pada tahap persiapan untuk percobaan, terlebih dahulu guru mendesain Hypothetical Learning Trajectory (HLT) atau lintasan belajar yang terdiri dari tiga komponen utama, meliputi tujuan pembelajaran, aktivitas pembelajaran, dan konjektur (dugaan atau antisipasi) proses pembelajaran tentang bagaimana mengetahui pemahaman dan strategi siswa yang muncul dan berkembang ketika aktivitas pembelajaran dilakukan di kelas. Artinya guru harus mempunyai dugaan atau hipotesis mengenai reaksi siswa dalam setiap lintasan belajar terhadap tujuan pembelajaran yang dilaksanakan dalam merancang kegiatan pembelajaran di kelas. Lintasan belajar merupakan tahapan-tahapan yang dilalui oleh siswa selama proses pembelajaran untuk menguasai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan. Pada proses aktivitas tersebut, guru harus mengantisipasi aktivitas maupun jawaban apa saja yang muncul dari siswa dengan tetap memperhatikan tujuan pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas, salah satu model pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa adalah PMR. Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan suatu penelitian desain (design research) dengan mengimplementasikan model PMR pada materi PSLDV siswa kelas VIII SMP Kanisius Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2017/2018. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8 B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka terdapat beberapa rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut. 1. Bagaimana lintasan belajar untuk membelajarkan materi SPLDV dengan menggunakan PMR? 2. Bagaimana kemampuan pemecahan masalah siswa untuk materi SPLDV setelah mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan PMR? C. Batasan Masalah Berdasarkan masalah yang telah diuraikan pada latar belakang tersebut dan mengingat adanya keterbatasan waktu, maka peneliti membatasi penelitian ini pada: 1. Subjek penelitian Pada penelitian ini, subjek penelitian yang digunakan adalah siswa kelas VIIIA (kelas penelitian pertama) dan VIIIB (kelas penelitian kedua) SMP Kanisius Sleman-Yogyakarta tahun ajaran 2017/2018. Ujicoba desain dilakukan di kelas VIIIA sedangkan penelitian dilakukan di kelas VIIIB. 2. Model pembelajaran Model pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini adalah PMR, yaitu menggunakan karateristik PMR menurut Gravemeijer meliputi: (1) Phenomenological exploration; (2) Bridging by vertical instruments; (3) Student contributions; (4) Interactivity; dan (5) Intertwining. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9 3. Kemampuan Pemecahan Masalah Kemampuan pemecahan masalah pada penelitian ini dibatasi pada kemampuan pemecahan masalah menurut Polya meliputi: (1) Understand the problem; (2) Make a plan; (3) Carry out the plan;dan (4) Look back at the completed solution. 4. Materi pembelajaran Materi pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini adalah menyelesaikan masalah sehari-hari yang melibatkan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dalam bentuk soal cerita melalui Hypothetical Learning Trajectory (HLT) yang didesain oleh peneliti. D. Penjelasan Istilah 1. Pendidikan Matematika Realistik Pendidikan Matematika Realistik merupakan suatu model pembelajaran yang diawali dengan masalah riil atau berkaitan dengan kegiatan sehari-hari maupun suatu masalah matematika, agar siswa sendiri mengkonstruksinya ke dalam konsep matematika secara formal dan ketika siswa mengalami kesulitan maka guru memberikan topangan yang bersifat memancing siswa untuk menemukan jawabannya sendiri. 2. Kemampuan Pemecahan Masalah Kemampuan pemecahan masalah merupakan usaha berpikir seseorang yang menuntut suatu tahapan berpikir suatu aktivitas untuk mencari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10 penyelesaian dari masalah matematika yang dihadapi dengan menggunakan semua bekal pengetahuan matematika yang dimiliki secara integrative agar tercapai tujuan yang diinginkan. 3. Penelitian Desain Penelitian desain adalah suatu jenis metode penelitian yang berpusat pada pengembangan tahapan insruksional pembelajaran dan teori pembejaran pada siswa dan bertujuan untuk merumuskan, mengetahui dan mengembangkan hipotesa dari proses belajar dan bepikir siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara alami. 4. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) merupakan suatu sistem yang memuat dua persamaan linear dua varibael (PLDV) dan dinyatakan dalam bentuk: 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 = 𝑝 { , dengan 𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑑, 𝑝, dan 𝑞 merupakan bilangan real, serta 𝑐𝑥 + 𝑑𝑦 = 𝑞 𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑑 ≠ 0. E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menghasilkan lintasan belajar untuk membelajarkan materi SPLDV dengan menggunakan PMR. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11 2. Mengetahui kemampuan pemecahan masalah siswa untuk materi SPLDV setelah mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan PMR F. Manfaat Penelitian Adapun beberapa maanfaat dari penelitian ini sebagai berikut. 1. Bagi peneliti a. Peneliti mendapatkan pengalaman baru untuk melakukan suatu penelitian desain (Design research), dalam merancang lintasan belajar untuk siswa guna menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan SPLDV. b. Peneliti mendapatkan pengalaman untuk menganalisis lintasan belajar yang telah didesain guna mengetahui kemampuan pemecahan masalah siswa dalam menyelesaikan masalah tersebut menggunakan model PMR. 2. Bagi guru SMP a. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pengalaman dalam pembelajaran di kelas untuk menerapkan model pembelajaran matematika realistik untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan SPLDV. b. Penelitian ini sebagai suatu pengalaman baru untuk dapat menentukan model pembelajaran yang tepat dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12 3. Bagi pemerhati Pendidikan a. Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi atau acuan untuk mengembangkan model pembelajaran matematika realistik dalam kegiatan belajar mengajar. b. Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi atau acuan oleh peneliti selanjutnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB II LANDASAN TEORI A. Pendidikan Matematika Realistik (PMR) 1. Pengertian Pendidikan Matematika Realistik (PMR) Pendidikan matematika realistis merupakan suatu model pembelajaran matematika yang diadopsi dari Realistic Mathematics Education (RME) yang telah dikembangkan di Nederland sejak tahun 1970. Sejak tahun 1971, Institut Freudenthal mengembangkan suatu pendekatan teoritis terhadap pembelajaran matematika yang dikenal dengan Realistic Mathematics Education (RME). Menurut Hadi (2005: 7), RME menggabungkan pandangan tentang apa itu matematika, bagaimana siswa belajar matematika, dan bagaimana matematika harus diajarkan. Model Pendidikan Matematika Realistik pertama kali dikembangkan oleh Institut Freudenthal di Negeri Belanda. Berdasarkan pemikiran Hans Freudenthal (dalam Hadi, 2005: 9), dalam PMR matematika dianggap sebagai aktivitas insani (mathematics as human activites) dan harus dikaitkan dengan realita. Ide utama dari model pembelajaran matematika realistik adalah siswa harus diberi kesempatan untuk menemukan kembali (reinvent) ide dan konsep matematika dengan bimbingan orang dewasa melalui penjelajahan berbagai situasi dan persoalan dunia nyata atau real world. 13 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14 Suharta (2006: 2) mengatakan bahwa, PMR merupakan teori belajar mengajar dalam pendidikan matematika yang harus dikaitkan dengan realita karena matematika merupakan aktivitas manusia. Hal ini berarti matematika harus dekat dengan anak dan relevan dengan kehidupan sehari-hari. Pembelajaran Matematika Realistik merupakan pembelajaran matematika yang menekankan pada keterkaitan antara konsep-konsep matematika dengan pengalaman siswa sehari-hari. Pembelajaran ini dilakukan dengan membentuk kelompok kecil secara heterogen, siswa diberikan LKS untuk didiskusikan dengan kelompoknya, kemudian guru meminta perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas sehingga terjadi diskusi kelas. Pembelajaran matematika realistik dalam pembelajaran matematika dapat membantu siswa dalam memecahkan masalah, sehingga dapat dijadikan alternatif model pembelajaran yang dapat meningkatkan keberhasilan siswa dalam belajar matematika. Menurut Hadi (2017: 37), di dalam PMR pembelajaran harus dimulai dari sesuatu yang riil sehingga siswa dapat terlibat dalam proses pembelajaran secara bermakna. Dalam proses pembeljaran, peran guru hanya sebagai pembimbing dan fasilitator bagi siswa dalam proses rekonstruksi ide dan konsep matematika. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Matematika Realistik merupakan suatu model pembelajaran yang diawali dengan masalah riil atau berkaitan dengan kegiatan sehari-hari maupun suatu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15 masalah matematika, agar siswa sendiri mengkonstruksinya ke dalam konsep matematika secara formal dan ketika siswa mengalami kesulitan maka guru memberikan topangan yang bersifat memancing siswa untuk menemukan jawabannya sendiri. 2. Filosofi Pendidikan Matematika Realistik (PMR) Filosofi PMR dibahas relevansi dengan paradigma baru pendidikan yang sedang berkembang di Indonesia, yaitu filsafat konstruktivisme serta pembelajaran kontekstual. Prinsip-prinsip konstruktivisme banyak digunakan dalam pembelajaran sains dan matematika. Menurut Hadi (2017: 21), prinsipprinsip yang diambil adalah (1) pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri baik secara personal maupun sosial, (2) pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke siswa, kecuali hanya dengan keaktifan siswa sendiri untuk menalar, (3) murid masih mengkonstruksi terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep menuju konsep yang lebih rincih, lengkap, serta sesuai dengan konsep ilmiah, (4) guru sekedar membantu menyediakan sarana dan situasi agar proses konstruksi siswa berjalan mulus. Menurut filsafat konstruktivis berpikir yang baik adalah lebih penting daripada mempunyai jawaban yang benar atas suatu persoalan yang dipelajari. Menurut Suparno (dalam Hadi 2017: 21-22), seseorang yang mempunyai cara berpikir yang baik, dalam artian bahwa cara berpikirnya dapat digunakan untuk menghadapi fenomena baru, akan dapat menemukan pemecahan dalam menghadapi persoalan lain. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16 Pembelajaran kontekstual berangkat dari suatu keyakinan bahwa seseorang tertarik untuk belajar apabila ia melihat makna dari apa yang dipelajarinya. Siswa dapat melihat makna dari apa yang dipelajari apabila ia dapat menghubungkan informasi yang diterima dengan pengetahuan dan pengalamannya terdahulu. Ketika siswa menemukan makna dari pelajaran di sekolah, mereka akan memahami dan mengingat apa yang telah mereka pelajari. Pembelajaran kontekstual memungkinkan siswa mampu menghubungkan pelajaran di sekolah dengan konteks nyata dalam kehidupan sehari-hari sehingga mengetahui makna apa yang dipelajari. Dalam PMR, dunia nyata (real word) digunakan sebagi titik awal untuk mengembangan ide dan konsep matematika yang dikenal dengan sebutan matematisasi konseptual. De Lange (dalam Shadiq, 2010: 9), menyatakan bahwa: “Real word as a concrete real word which is transferred to studens through mathematical application.” Artinya dunia nyata sebagai suatu dunia yang kongret yang disampaikan kepada siswa melalui aplikasi matematika. Hal tersebut dapat digambarkan dengan skema berikut. Dunia nyata Matematisasi dalam aplikasi Matematisasi & refleksi Abstraksi & formalisasi (Gambar 2.1 Matematisasi Konseptual (De Lange, dalam Hadi, 2005: 19)). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17 Skema proses pembelajaran seperti digambarkan (gambar 2.1), menunjukkan bahwa pembelajaran merupakan suatu siklus yang menempatkan suatu proses sebagai salah satu poin utama. Diasumsiukan bahwa pengetahuan merupakan proses transformasi yang secara terus menerus dibentuk dan dibentuk kembali (continuously created and recreated), bukan merupakan entitas bebas untuk dikuasai atau disampaikan. Dunia nyata siswa disesuaikan terus-menerus. Treffers (dalam Hadi, 2017: 25), membedakan dua macam matematisasi, yaitu vertikal dan horizontal, yang digambarkan oleh Gravemeijer (1994) sebagai proses penemuan kembali (reinvention process). Berikut adalah skema matematisasi horizontal dan vertikal. Sistem Matematika Formal Bahasa Matematika Algoritma Diselesaikan Diselesaikan Soal-soal Kontekstual (Gambar 2.2 Matematisasi Horizontal & Vertikal (Gravemenijer, dalam Hadi, 2017: 26)). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18 Pembelajaran matematika dimulai dari soal-soal kontekstual, kemudian siswa mencoba menguraikan dalam bahasa sendiri dan simbol yang dibuat sendiri. Artinya siswa merepresentasikan masalah kontekstual tersebut ke dalam kalimat atau simbol-simbol matematika sebelum siswa menyelesaikan masalah tersebut. Pada proses ini, semua siswa dapat menggunakan cara mereka masing-masing yang mungkin berbeda dengan orang lain. Proses yang dilakukan siswa ini disebut proses matematisasi horizontal. Kalimat atau simbol-simbol matematika yang telah dibuat tersebut kemudian diselesaikan oleh siswa secara matematika. Proses penyelesaian soal dengan menggunakan simbol-simbol matematika seperti ini dinamakan proses matematisasi vertikal. Setelah menyelesaikan soal secara matematis, siswa memperoleh sebuah hasil. Dari sini siswa dapat mengetahui hasil yang diperoleh sesuai dengan yang ditanyakan pada masalah. Proses ini dinamakan proses matematisasi horizontal. Karena masalah yang diberikan dalam bentuk masalah kontekstual, maka setelah mendapatkan jawaban siswa akan membawakan jawaban tersebut ke masalah kontekstual. Proses mengembalikan jawaban siswa ke masalah kontekstual dinamakan proses matematisasi vertikal. 3. Prinsip Pendidikan Matematika Realistik (PMR) Prinsip pembelajaran dengan model matematika realistik menurut Gravemeijer (dalam Windayana, 2007), sebagai berikut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19 a. Penemuan kembali terbimbing (guided reinvention) Reinvention adalah prinsip belajar matematika realistik dimana siswa menemukan kembali konsep-konsep matematika melalui bimbingan guru. Siswa memecahkan masalah kontekstual (contextual problem) dengan cara-cara informal melalui pembuatan model-model kemudian dibimbing oleh guru sampai siswa menemukan konsep-konsep matematika formal. Model adalah jembatan yang menghubungkan siswa dari dunia real (contextual problem) ke konsep-konsep yang akan ditemukannya. Prinsip reinvention menuntut siswa doing mathematics sehingga siswa dapat mempelajari matematika secara aktif dan bermakna. Guru menyajikan masalah yang berkaitan dalam kehidupan sehari-hari dengan harapan siswa dapat mengkonstruksi masalah tersebut kedalam konsep matematika. Artinya guru hanya berperan sebagai fasilitator dan siswa berperan aktif dalam menyelesaikan masalah tersebut. Tujuannya adalah agar siswa tidak lagi pasif dalam pembelajaran, sehingga siswa memahami maanfaat pembelajaran matematika dalam kehidupan sehari-hari. Karena pada prinsipnya, guru mengaitkan masalah matematika guna menemukan konsep matematika formal. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20 b. Fenomenologi didaktis (didactical phenomenology) Fenomenologi didaktis adalah adanya pemanfaatan konteks sebagai media belajar siswa. Melalui konteks yang dikenal siswa mengembangkan model-model, mulai dari model level rendah atau sederhana (model of) sampai model level tinggi (model for), yang akhirnya siswa sampai menemukan konsep formal matematik. Pemilihan konteks sebagai media awal siswa dalam belajar harus benar-benar nyata atau dipahami siswa. Artinya para siswa dalam mempelajari konsep matematika, prinsip atau materi lain yang berkaitan dengan matematika bertolak dari masalah realistis yang mempunyai berbagai kemungkinan solusi atau setidaknya dari masalah yang dapat dibayangkan oleh siswa. Guru harus memeriksa soal-soal kontekstual yang akan dijadikan media belajar siswa, karena hal ini terkait dengan berbagai prosedur informal yang mungkin akan dibuat siswa dan sesuai tidaknya dengan matematisasi vertikal. Dari sini siswa melakukan matematisasi horizontal, artinya siswa menyelesaikan soal berawal dari masalah nyata yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Selanjutnya siswa memodelkan dalam bentuk model-model matematika. Hasil dari memodel-model matematika tersebut merupakan proses matematisasi vertikal yang selanjutnya siswa menyimpulkan dengan menggukan proses matematisasi horizontal. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21 c. Mengembangkan model-model sendiri (self-developed model) Mengembangkan model dalam mempelajari konsep matematika adalah artinya prinsip atau materi lain yang terkait dengan matematika dengan melalui masalah realistis, siswa diharapkan mengembangkan sendiri model atau cara tersebut. Model-model atau cara yang diperoleh tersebut dimaksudkan sebagai suatu wahana untuk mengembangkan proses berpikir yang paling dikenal oleh siswa ke arah proses berpikir yang lebih formal. Siswa berawal dari penyajian masalah kontekstual yang kemudian dikonstruksi secara formal ke dalam model-model matematika. Guru memberikan kebebasan kepada siswa dalam mengkonstruksi masalah tersebut, dan guru hanya mendampingi siswa. 4. Karateristik Pendidikan Matematika Realistik Menurut Gravemeijer (1994: 451-452), pembelajaran matematika dengan model matematika realistik memiliki karakteristik berikut. a. Phenomenological exploration (adanya masalah yang dieksplorasi oleh siswa) Pembelajaran diawali dengan memberikan masalah kontekstual untuk diselesaikan siswa dengan cara atau prosedur informal. Syarat dalam memilih masalah kontekstual adalah harus nyata atau dipahami siswa. Melalui masalah kontekstual ini siswa akan membuat model-model, mulai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22 dari model sederhana (model of) sampai model tingkat tinggi atau (model for). Maksudnya dalam kegiatan belajar mengajar matematika di kelas, dimulai dari masalah-masalah nyata (real) yang dekat dengan siswa atau sering dijumpai oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari. Dari masalah nyata tersebut, siswa kemudian menyatakan ke dalam bahasa matematika selanjutnya siswa menyelesaikan masalah tersebut dengan alat-alat yang ada dalam matematika. Setelah mendapatkan hasil, siswa membahaskan lagi jawaban yang telah diperoleh ke dalam bahasa sehari-hari. b. Bridging by vertical instruments (menggunakan instrument vertikal, seperti model-model) Ketika siswa menghadapi permasalahan kontekstual siswa akan menggunakan strategi-strategi pemecahan untuk merepresentasikan permasalahan kontekstual menjadi permasalahan matematik. Representasi inilah yang disebut sebagai model. Bentuk model bisa berupa lambanglambang matematik, skema, grafik, diagram, manipulasi aljabar, dan sebagainya. Model digunakan siswa sebagai jembatan untuk mengantarkan mereka dari matematika informal (matematisasi horizontal) ke matematika formal (matematisasi vertikal). Dalam membuat model, siswa mulai dengan membuat model dari permasalahan kontekstual yang disebut dengan model of. Selanjutnya melalui proses refleksi dan generalisasi akan diperoleh model yang lebih PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23 umum, ini yang disebut dengan model for. Model tersebut berkaitan dengan model situasi dan model matematik yang dibuat atau dikembangkan oleh siswa sendiri. c. Student contributions (siswa menggunakan produksi dan konstruksi model) Produksi dan konstruksi model dilakukan oleh siswa sendiri secara bebas dan melalui bimbingan guru siswa mampu merefleksi bagianbagian penting dalam belajar yang akhirnya mampu mengkonstruksi model formal. Strategi-strategi informal siswa yang berupa prosedur pemecahan masalah kontekstual sebagai sumber inspirasi dalam mengkonstruk pengetahuan matematika formal. Dalam hal ini, siswa mengembangkan dan mengkonstruksi sendiri pengetahuannya, proses penyelesaian soal atau masalah realistis yang dihadapi oleh siswa tersebut yang dijadikan awal dari proses matematisasi selanjutnya. Dalam pembelajaran matematika di kelas, siswa berperan aktif dalam mengkonstruksi sendiri pengetahuannya, bukan guru yang menjelaskan kepada siswa mengenai pengertian atau konsep matematika. d. Interactivity (adanya interaksi diantara sesama siswa maupun siswa dengan guru dalam proses pembelajaran) Pengetahuan formal Model for Model of situasi interaksi antara siswa dengan siswa dan siswa dengan guru merupakan bagian penting PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24 dalam matematika realistis. Bentuk interaksi yang akan terjadi dalam pembelajaran diantranya adalah negosiasi, penjelasan, pembenaran, setuju, tidak setuju, pertanyaan atau refleksi. Bentuk interaksi ini digunakan siswa untuk memperbaiki atau memperbaharui model-model yang dikonstruksi. Sedangkan peran guru untuk menuntun siswa sampai kepada konsep matematika formal yang diperkenalkan. Diharapkan siswa dapat mengkonstruksi pengetahuan mereka dan saling berargumentasi dalam menyelesaikan masalah realistis tersebut. Jika siswa menemukan kesulitan dalam menyelesaikan masalah realistis yang diberikan oleh guru tersebut, maka siswa bertanya kepada guru. Oleh karena itu, terjadi interaksi antara siswa dengan guru. Selain itu, terjadi interaksi antara sesama siswa. e. Intertwining (menggunakan keterkaitan) Intertwining adalah keterkaitan antara konsep-konsep matematika, hubungan antara satu konsep dengan konsep lainnya, atau keterkaitan antara matematika dengan mata pelajaran lain. Misalnya keterkaitan antara konsep penjumlahan dengan pengurangan, penjumlahan dengan perkalian, atau perkalian dengan pembagian. Hubungan pola bilangan dengan bentuk umumnya dan lain sebagainya. Matematika realistik menyadarkan siswa tentang keterkaitan dan hubungan satu dengan yang lainnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25 Di antara berbagai materi pelajaran untuk memperoleh struktur materi secara matematis. Dalam pembelajaran dengan menerapkan pendekatan pembelajaran matematika realistik, guru mengarahkan siswa untuk menggunakan berbagai situasi dan kesempatan untuk menemukan kembali konsep matematika dengan caranya sendiri. Dari konsep matematika tersebut, diharapkan muncul dari proses matematisasi yaitu mulai dari penyelesaian soal yang berkaitan dengan konteks dan secara perlahan siswa mengembangkan alat beserta pemahaman matematika ke tingkat yang lebih tinggi. Konteks matematika realistik merujuk pada suatu situasi, dimana soal ditempatkan sedemikian hingga siswa sendiri dapat menciptakan aktivitas matematika dan melatih maupun menerapkan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Konteks dapat berupa matematika itu sendiri, sepanjang siswa dapat merasakannya sebagai hal yang real. Berdasarkan karateristik PMR yang telah diuraikan di atas, maka pada penelitian ini, peneliti menerapkan model PMR dalam pembelajaran di kelas berdasarkan karateristik PMR. Adapun karateristik PMR yang digunakan adalah: (1) Phenomenological exploration; (2) Bridging by vertical instruments; (3) Student contributions; (4) Interactivity; dan (5) Intertwining. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26 B. Teori Belajar Yang Relavan dengan Pendidikan Matematika Realistik 1. Teori Piaget Teori perkembangan kognitif Piaget merupakan salah satu teori yang menjelaskan bagaimana anak beradaptasi dengan lingkungan dan menginterprestasikan objek dan kejadian-kejadian di sekitarnya. Oleh karena itu, Piaget berpandangan bahwa dalam pembelajaran anak memainkan peran aktif dalam menyusun pengetahuan mengenai realita. Teori belajar Piaget merupakan aliran kognitif yang menyatakan bahwa anak belajar itu harus disesuaikan dengan tahap perkembangan mentalnya. Artinya, bila seorang guru akan memberikan pelajaran harus disesuaikan dengan perkembangan anak tersebut (Risnawati, 2016: 62). Dalam pembelajaran matematika di kelas, sangat disarankan guru mengawai pembelajaran dengan masalah realita. Hal ini bertujuan, agar siswa dapat mengkonstruksi pengetahuannya sendiri berdasarkan masalah yang diberikan oleh guru tersebut. Cara yang di kemukakan oleh Piaget ini sejalan dengan model PMR. 2. Teori Vygotsky Teori perkembangan sosiokultural Vygotsky (dalam Indriani, 2017: 28), menekankan adanya pengaruh budaya terhadap perkembangan kongnitif anak. Interaksi sosial dalam perkembangan intelektual anak meliputi: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27 a. Penekanan pada hakikat sosial Vygotsky mengemukakan bahwa anak belajar melalui interaksi dengan orang dewasa atau teman sebayanya. Dalam proses belajar yang demikian, seorang anak yang sedang belajar tidak hanya menyampaikan pengertiannya atas suatu masalah kepada dirinya sendiri namun ia juga dapat menyampaikan nya pada orang lain disekitarnya. b. Zone of Proximal Development (Zona perkembangan proksimal) Vygotsky (dalam Risnawati, 2016: 138), menjelaskan adanya dua tingkat perkembangan intelektual, yaitu tingkat perkembangan aktual dan tingkat perkembangan potensial. Pada tingkat perkembangan aktual seseorang sudah mampu untuk belajar atau memecahkan masalah dengan menggunakan kemampuan yang ada pada dirinya pada saat itu. Sedangkan tingkat perkembangan potensial adalah tingkat perkembangan intelektual yang dicapai seseorang dengan bantuan orang lain yang lebih mampu. Tingkat perkembangan potensial terletak diatas tingkat perkembangan aktual seseorang. Perubahan itu berlangsung dengan melalui proses belajar yang terjadi pada wilayah perkembangan terdekat. c. Pemagangan kognitif (cognitive apprenticheship) Dalam proses pemagangan kognitif seorang siswa bertahap mencapai kepakaran dalam interaksinya dengan seorang pakar, orang dewasa atau teman sebayanya dengan pengetahuan yang lebih. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28 d. Scaffolding (tuntunan atau dukungan yang dinamis) merupakan pemberian sejumlah bantuan kepada siswa selama tahap-tahap awal pembelajaran, kemudian mengurangi bantuan dan memberikan kesempatan untuk mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar setelah ia dapat melakukannya. Scaffolding maksudnya seorang guru memberikan bantuan kepada siswanya untuk belajar dan memecahkan masalah. Bantuan tersebut dapat berupa petunjuk, dorongan, peringatan, menguraikan masalah ke dalam langkah-langkah pemecahan, memberikan contoh, dan tindakan-tindakan lain yang memungkinkan siswa itu belajar mandiri (Risnawati, 2016: 140). Oleh karena itu, dalam pembelajaran matematika guru seharusnya memulai pembelajaran dengan menggunakan masalah nyata. Agar siswa memiliki nalar dalam memecahkan masalah tersebut, untuk menemukan konsep yang diinginkan. Hal ini sesuai dengan prinsip PMR. 3. Teori Ausubel Menurut Ausubel (dalam Risnawati, 2016: 23), belajar dikatakan bermakna jika informasi yang akan dipelajari siswa disusun sesuai dengan struktur kognitifnya sehingga siswa tersebut mengakaitkan informasi barunya dengan struktur kognitif yang dimilikinya. Ausubel (Risnawati, 2016: 24), mengklafikasikan belajar ke dalam dua dimensi, pertama berhubungan dengan cara informasi atau menerima pelajaran yang disajikan siswa melalui penerimaan atau penemuan dan yang kedua PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29 adalah menyangkut bagaimana siswa dapat mengaitkan informasi itu pada struktur kognitif yang telah ada. Dengan kata lain, Ausubel mengklasifikasikan belajar kedalam bentuk belajar bermakna (meaningfuul learning) dan belajar menghafal (rote learning). Belajar bermakna merupakan suatu proses belajar dimana informasi baru dihubungkan dengan struktur pengertian yang sudah dimiliki siswa yang sedang belajar. Sedangkan belajar menghafal merupakan siswa berusaha menerima dan menguasi bahan yang diberikan oleh guru atau yang dibaca tanpa makna. Oleh karena itu, dalam pembelajaran bermakna seperti yang dikemukakan oleh Ausubel mengajarkan kita bahwa, dalam pembelajaran matematika guru harus memulai dengan masalah kontekstual. Hal demikian sesuai dengan model PMR. 4. Teori Bruner Bruner berpendapat bahwa belajar matematika adalah belajar tentang konsep-konsep dan struktur-struktur serta mencari hubungan antara konsepkonsep dan struktur-struktur tersebut. Menurut Bruner pemahaman atas suatu konsep beserta strukturnya menjadikan materi itu lebih mudah diingat dan dapat dipahami lebih komprehensif. Risnawati (2016: 70), pembelajaran matematika hendaknya diarahkan agar siswa mampu secara sendiri menyelesaikan masalah-masalah lain yang diselesaikan dengan bantuan teori belajar matematika. Berikut adalah 3 tahap PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30 perkembangan mental menurut Bruner (dalam Pitadjeng, 2015: 38-39 ). a. Tahap Enaktif (enactive): Dalam tahap ini seseorang mempelajari suatu pengetahuan secara aktif dengan menggunakan memanipulasi (mengotakatik) benda-benda konkret atau situasi nyata secara langsung. b. Tahap Ikonik (iconic): Pada tahap ini kegiatan belajar seseorang sudah mulai menyangkut mental yang merupakan gambaran dari objek-objek yang dimanipulasi. Jadi, pada tahap ini siswa tidak lagi memanipulasi langsung objek-objek seperti tahap enaktif. Pada tahap ini, siswa sudah mampu menggambarkan atau melukiskan gambaran dari sifat-sifat benda tersebut. c. Tahap Simbolik (simbolyc): Tahap terakhir ini adalah tahap memanipulasi simbol-simbol secara langsung dan tidak lagi terkait dengan objek maupun gambaran objek. Pada tahap ini, siswa sudah mampu menggunakan notassi tanpa ketergantungan terhadapat objek real. Berdasar teori Bruner tersebut, kita dapat melihat bahwa tahapan pertama yaitu enaktif, siswa harus mengkonstruksi konsep matematika dari masalah nyata. Artinya teori Bruner mengajarkan kepada kita, bahwa dalam mengajarkan matematika diawali dengan masalah realistik. Hal ini sejalan dengan prinsip pembelajaran matematika realistik, diawal pembelajaran dengan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31 C. Kemampuan Pemecahan Masalah 1. Pengertian Masalah Menurut Hudojo (1988: 119), suatu pernyataan akan menjadi masalah hanya jika seseorang tidak mempunyai aturan atau hukum tertentu yang segera dapat dipergunakan untuk menemukan jawaban pertanyaan tersebut. Masalah bersifat subjektif bagi setiap orang, artinya suatu pernyataan dapat merupakan masalah bagi seseorang, namun bukan merupakan masalah bagi orang lain. Selain itu, suatu pernyataan merupakan suatu masalah pada suatu saat, namun bukan lagi merupakan masalah-masalah saat berikutnya, bila masalah itu sudah dapat diketahui cara penyelesaiannya. Russeffendi (dalam Fadillah, 2009: 553-554), mengemukakan bahwa sesuatu persoalan merupakan masalah bagi seseorang, (1) bila persoalan itu tidak dikenalnya atau dengan kata lain orang tersebut belum memiliki prosedur atau algoritma tertentu untuk menyelesaikannya. (2) siswa harus mampu menyelesaikannya, baik kesiapan mental maupun kesiapan pengetahuan untuk dapat menyelesaikan masalah tersebut. (3) sesuatu itu merupakan pemecahan masalah baginya, bila ia ada niat menyelesaikannya. Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa suatu pertanyaan merupakan suatu masalah bagi siswa jika ia tidak dapat dengan segera menjawab pertanyaan tersebut atau dengan kata lain siswa tidak dapat menjawab pertanyaan tersebut dengan menggunakan prosedur rutin yang telah diketahuinya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32 Moursund (dalam Lidinillah, 2008), mengatakan bahwa seseorang dianggap memiliki dan menghadapi masalah bila menghadapi 4 kondisi berikut. a. Memahami dengan jelas kondisi atau situasi yang sedang terjadi; b. Memahami dengan jelas tujuan yang diharapkan. Memiliki berbagai tujuan untuk menyelesaikan masalah dan dapat mengarahkan menjadi satu tujuan penyelesaian; c. Memahami sekumpulan sumber daya yang dapat dimafaatkan untuk mengatasi situasi yang terjadi sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Hal ini meliputi waktu, pengetahuan, keterampilan, teknologi atau barag tertentu; d. Memiliki kemampuan untuk menggunakan berbagai sumber daya untuk mencapai tujuan. Dalam pembelajaran matematika, masalah dapat disajikan dalam bentuk soal tidak rutin yang berupa soal cerita, penggambaran penomena atau kejadian, ilustrasi gambar atau teka-teki. Masalah tersebut kemudian disebut masalah matematika karena mengandung konsep matematika. 2. Kemampuan Pemecahan Masalah Menurut Dahar (dalam Tarigan, 2012: 13), pemecahan masalah merupakan suatu kegiatan manusia yang menggabungkan konsep-konsep dan aturan-aturan yang telah diperoleh sebelumnya, dan bukanlah suatu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33 keterampilan generik yang dapat diperoleh secara instan. Polya (dalam Tarigan, 2012: 13), menyatakan bahwa “Solving problems is a fundamental human activy. In fact, greater part of our conscious thingking concerned with problems.” (Pemecahan masalah merupakan kegiatan dasar manusia. Bahkan, sebagian besar dari pikiran sadar kita adalah peduli dengan masalah). NCTM (2000), mengemukakan bahwa pemecahan masalah merupakan proses menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya pada situasi baru dan berbeda. Sedangkan Neef, dkk (dalam Tarigan, 2012: 14), “Solving story problems is often difficult because it requires both reading comprehension and mathematics skills as wel as the ability to transform word and numbers into the appropriate operations.” (Memecahkan masalah cerita sering kali sulit karena memerlukan pemahaman dalam membaca dan keterampilan matematika serta kemampuan untuk mengubah kata dan angka ke dalam operasi yang sesuai). Menurut Goldberg (dalam Tarigan, 2012: 14), “Mathematical problem solving has been difined as the ability to read, process, and solve mathematical situation.” (Pemecahan masalah matematika telah didefinisikan sebagai kemampuan untuk membaca, proses, dan memecahkan situasi matematika). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa, kemampuan pemecahan masalah merupakan usaha berpikir seseorang yang menuntut suatu tahapan berpikir suatu aktivitas untuk mencari penyelesaian dari masalah matematika PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34 yang dihadapi dengan menggunakan semua bekal pengetahuan matematika yang dimiliki secara integrative agar tercapai tujuan yang diinginkan. Baroody & Niskayuna (dalam Fadillah, 2009), menggolongkan tiga interpretasi pemecahan masalah yaitu: pemecahan masalah sebagai pendekatan (approach), tujuan (goal), dan proses (process) pembelajaran. Pemecahan masalah sebagai pendekatan maksudnya pembelajaran diawali dengan masalah, selanjutnya siswa diberi kesempatan untuk menemukan dan merekonstruksi konsep-konsep matematika. Pemecahan masalah sebagai tujuan berkaitan dengan pertanyaan mengapa matematika diajarkan dan apa tujuan pengajaran matematika. Pemecahan masalah sebagai proses adalah suatu kegiatan yang lebih mengutamakan pentingnya prosedur langkahlangkah, strategi atau cara yang dilakukan siswa untuk menyelesaikan masalah sehingga menemukan jawaban. Butts (dalam Chairani, 2015: 204), mengelompokkan masalah matematika ke dalam 5 (lima) bagian, yaitu: a. Latihan mengenal (recognition exercises), yaitu masalah-masalah yang berkaitan dengan ingatan, fakta, konsep, dan teorema. b. Latihan algoritma (algorithmic exercises), yaitu masalah yang berkaitan dengan langkah-langkah dari suatu prosedur atau cara tertentu. c. Masalah aplikasi (application problem), yaitu masalah-masalah yang termasuk di dalamnya penggunaan atau penerapan algoritma. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35 d. Open search problem, yaitu masalah yang tidak segera ditemukan strategi tertentu untuk menyelesaikannya (masalah pembuktian, menemukan sesuai persyaratan tertentu). e. Situasi masalah (problem situation), yaitu masalah-masalah yang penyajiannya berkaitan dengan situasi nyata atau kehidupan sehari-hari. NCTM (2004) dalam Purnowo (2014: 25), merumuskan kemampuan pembelajaran matematika yang disebut mathematical power (daya matematika) meliputi: (a) belajar untuk berkomunikasi (mathematical communication), (b) belajar untuk bernalar (c) belajar untuk memecahkan masalah, (d) belajar untuk mengaitkan ide (mathematical connection), (e) belajar untuk merepresentatif. 3. Langkah-langkah Pemecahan Masalah Mengenai masalah itu sendiri, Polya (1973), mengklasifikasikan menjadi 2 jenis, yaitu: (1) problem to find dan (2) problem to prove, yang penjabarannya sebagai berikut. a. Soal mencari (problem to find), meliputi: mencari, menentukan, atau mendapatkan nilai atau objek tertentu yang tidak diketahui dalam soal dan memenuhi kondisi atau syarat yang sesuai dengan soal. Objek yang ditanyakan atau dicari (unknown), syarat-syarat yang memenuhi soal (conditions), dan data atau informasi yang diberikan merupakan bagian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36 penting atau pokok dari sebuah soal mencari dan harus dipahami serta dikenali dengan baik pada saat awal memecahkan masalah. b. Soal membuktikan (problem to prove), yaitu prosedur untuk menentukan apakah suatu pernyataan benar atau tidak benar. Soal membuktikan terdiri atas bagian hipotesis dan kesimpulan. Pembuktian dilakukan dengan membuat atau memproses pernyataan yang logis dari hipotesis menuju kesimpulan, sedangkan untuk membuktikan bahwa suatu pernyataan tidak benar, cukup diberikan contoh penyangkalnya sehingga pernyataan tersebut tidak benar. Secara eksplisit, Polya (1973), menjabarkan langkah-langkah pemecahan masalah sebagai berikut. a. Memahami masalah (understand the problem) Dalam tahap ini, masalah harus diyakini benar, dengan cara dibaca berulang-ulang, dan dapat ditanyakan sendiri beberapa hal, seperti apa yang diketahui, apa yang tidak diketahui, bagaimana hubungan antara yang diketahui dan apa yang tidak diketahui, dan lain-lain, untuk meyakinkan diri, bahwa masalah sudah dipahami dengan baik. b. Membuat rencana pemecahan masalah (make a plan) Mencari hubungan antara informasi yang diberikan dengan yang tidak diketahui, dan memungkinkan untuk dihitung variabel yang tidak diketahui tersebut. Sangat berguna untuk membuat pertanyaan, bagaimana PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37 hal yang diketahui akan saling dihubungkan untuk mendapatkan hal yang tidak diketahui. c. Melaksanakan rencana (carry out the plan) Dalam melaksanakan rencana yang tertuang pada langkah kedua, maka harus diperiksa tiap langkah dalam rencana dan menuliskannya secara detail untuk memastikan bahwa tiap langkah sudah benar. d. Memeriksa kembali jawaban (look back at the completed solution) Dalam langkah ini, setiap jawaban ditinjau kembali, apakah sudah diyakini kebenarannya, dan ditinjau ulang apakah solusi yang digunakan dievaluasi terhadap kelemahan-kelemahannya. Selain itu, menurut Ruseffendi (1980: 222), langkah-langkah pemecahan masalah sebagai berikut. (1) Merumuskan permasalahan dengan jelas; (2) Menyatakan kembali persoalannya dalam bentuk yang dapat diselesaikan; (3) Menyusun hipotesis (sementara) dan strategi pemecahan; (4) Melaksanakan prosedur pemecahan; (5) Melakukan evaluasi terhadap pemecahan. Krulik dan Rudnik (1995), mengenalkan lima tahapan pemecahan masalah yang disebut sebagai heuristik. Heuristik merupakan langkah-langkah dalam menyelesaikan sesuatu tanpa harus berurutan. Berikut adalah kelima tahapan pemecahan masalah tersebut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38 a. Read and Think (Membaca dan Berpikir), yang meliputi kegiatan mengidentifikasi fakta, mengidentifikasi pertanyaan, memvisualisasikan situasi, menjelaskan setting, dan menentukan tindakan selanjutya. b. Explore and Plan (Ekplorasi dan Merencanakan), yang meliputi kegiatan: mengorganisasikan informasi, mencari apakah ada informasi yang sesuai/diperlukan, mencari apakah ada informasi yang tidak diperlukan, mengambar/mengilustrasikan model masalah, dan membuat diagram, tabel, atau gambar. c. Select a Strategy (Memilih Strategi), yang meliputi kegiatan: menemukan/membuat pola, bekerja mundur, coba dan kerjakan, simulasi atau eksperimen, Penyederhanaan atau ekspansi, membuat daftar berurutan, deduksi logis, dan membagi atau mengkategorikan permasalahan menjadi masalah sederhana. d. Find an Answer (Mencari Jawaban), yang meliputi kegiatan: memprediksi, menggunakan kemampuan berhitung, menggunakan kemampuan aljabar, menggunakan kemampuan geometris, dan menggunakan kalkulator jika diperlukan. e. Reflect and Extend (Refleksi dan Mengembangkan), memeriksa kembali jawaban, menentukan solusi alternatif, mengembangkan jawaban pada situasi lain, mengembangkan jawaban (generalisasi atau konseptualisasi), mendiskusikan jawaban, dan menciptakan variasi masalah dari masalah yang asal. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39 NCTM mengemukakan ada beberapa indikator kemampuan pemecahan masalah matematika sebagai berikut. a. Mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui, yang ditanyakan, dan kecekupan unsur yang diperlukan. b. Merumuskan masalah matematika atau menyusun model matematik. c. Menerapkan strategi untuk menyelesaikan berbagai masalah (sejenis dan masalah baru) dalam atau diluar matematika. d. Menjelaskan atau menginterprestasikan hasil sesuai permasalahan asal. e. Menggunakan matematika secara bermakna. Menurut Jhon Dewey (dalam Sujono, 1988: 215-216), terdapat 5 (lima) angkah utama dalam pemecahan masalah, yaitu: a. Tahu bahwa ada masalah: pada tahap ini, kesadaran siswa akan adanya kesukaran, rasa putus asa, keheranan atau keraguan. b. Mengenali masalah: pada tahap ini, siswa mengklasifikasikan dan mendefenisikan termasuk pemberian tanda pada tujuan yang akan dicari. c. Menggunakan pengalaman yang lalu: pada tahap ini, siswa mulai menggunakan informasi yang relavan mengenai penyelesaian soal terdahulu atau gagasan untuk merumuskan hipotesa dan proposisi pemecahan masalah tersebut. d. Mengevaluasi dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti yang ada. Hal ini meliputi mempersatukan penyelesaian yang benar dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40 pengertian yang telah ada dan menerapkannya pada contoh yang lain dari masalah yang ada. Namun pada penelitian ini, langkah-langkah pemecahan masalah yang digunakan adalah menggunakan langkah-langkah Polya seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Adapun langkah-langkah Polya yang digunakan meliputi: (1) memahami masalah, (2) membuat rencana pemecahan masalah, (3) melaksanakan rencana, dan (4) memeriksa kembali jawaban. D. Penelitian Desain (Design Reserch) 1. Pengertian Penelitian Desain (Design Reserch) Gravemeijer & Van Eerde (dalam Prahmana, 2017: 13), design research merupakan suatu metode penelitian yang bertujuan mengembangkan Local Instruction Theory (LIT) dengan kerjasama antara peneliti dan tenaga pendidik untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Plomp (dalam Prahmana, 2017: 13), design research meliputi suatu pembelajaran yang sistematis mulai dari merancang, mengembangkan dan mengevaluasi seluruh intervensi yang berhubungan dengan pendidikan, seperti program, proses belajar, lingkungan belajar, bahan ajar, produk pembelajaran, dan sistem pembelajaran. Plomp dan Nieveen (dalam Utari, dkk., 2014: 97), mengartikan design research sebagai suatu kajian sistematis tentang merancang, mengembangkan dan mengevaluasi intervensi pendidikan (seperti program, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41 strategi, dan bahan pembelajaran, produk dan sistem) sebagai solusi untuk memecahkan masalah yang kompleks dalam praktik pendidikan, yang juga bertujuan untuk meresearch majukan pengetahuan kita tentang karakteristik dari intervensi-intervensi tersebut serta proses perancang dan pengembangannya. Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian desain adalah suatu jenis metode penelitian yang berpusat pada pengembangan tahapan insruksional pembelajaran dan teori pembejaran pada siswa dan bertujuan untuk merumuskan, mengetahui dan mengembangkan hipotesa dari proses belajar dan bepikir siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara alami. 2. Tahapan-tahap Penelitian Desain (Design Reserch) Gravemeijer & Cobb (2006: 19-37), membagi design research menjadi tiga fase utama, yaitu persiapan untuk percobaan, percobaan, dan analisis retrospektif. Terdapat dua aspek penting dalam design research, yaitu Hypothetical Learning Trajectory (HLT) dan Local Instruction Theory (LIT). a. Tahap I: Preparing for the experiment (Desain Pendahuluan) Ada beberapa hal yang dilakukan peneliti pada tahapan ini, sebagai berikut. 1) Kajian Literatur Penelitian ini diawali dengan sebuah kajian literatur soal cerita berkaitan dengan SPLDV. Selain itu, peneliti juga mengkaji mengenai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42 penelitian desain (design research) sebagai suatu dasar untuk merancang tahapan atau langkah-langkah yang harus dilakukan oleh peneliti maupun siswa dalam pembelajaran untuk materi SPLDV dengan menerapkan model PMR. Tujuannya adalah untuk membentuk suatu konjektur strategi berpikir siswa dan menentukan tujuan pembelajaran atau tujuan akhir yang ingin dicapai pada lintasan belajar. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan diskusi antara peneliti dan guru mengenai kondisi kelas, keperluan penelitian, jadwal dan cara pelaksanaan penelitian dengan guru yang bersangkutan. 2) Mendesain Rencana Lintasan Belajar Pada tahap desain awal, peneliti juga merancang hipotesa alur belajar. Rangkaian langkah-langkah pembelajaran yang dirancang mengenai strategi dalam proses berpikr siswa dalam memecahkan masalah telah didesain oleh peneliti. Oleh karena itu, pada penelitian ini rangkaian langkah-langkah pembelajaran yang dirancang meliputi tujuan pembelajaran, aktivitas pembelajaran dan perangkat atau media yang digunakan untuk membantu proses pembelajaran dan prediksi strategi dan proses berpikir siswa dalam menyelesaikan soal cerita dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan SPLDV. Peneliti merancang alur hipotesa tersebut berdasarkan model PMR. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43 Selanjutnya peneliti mendiskusikan HLT bersama dengan pakar, dalam hal ini pembimbing dan guru sebelum diimplementasikan pada pilot experiment. HLT tersebut bertujuan sebagai pedoman (guide) untuk mengantisipasi strategi dan cara berpikir siswa yang muncul dan berkembang pada aktivitas pembelajaran. Desain HLT bersifat dinamis dan dapat diatur dan direvisi selama proses pembelajaran (teaching experiment). b. Tahap II: The Design Experiment (Percobaan Desain) Pada tahap kedua ini adalah peneliti mengujicobakan kegiatan pengajaran yang telah didesain pada tahap pertama di kelas mengenai materi kontekstual yang berkaitan dengan SPLDV. Uji coba ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan menghipotesa strategi dan cara berpikir siswa selama proses pembelajaran. Selama proses berjalan, konjektur dapat dimodifikasi sebagai revisi dari Local Instructional Theory (LIT) untuk aktivitas berikutnya. Ada 2 siklus pada tahap ini yaitu pilot experiment sebagai siklus pertama dan teaching experiment sebagai siklus kedua. Berikut akan dijelaskan kedua kegiatan. 1) Pilot Experiment Pada tahap ini HLT yang telah didesain diujicobakan pada siswa (beberapa siswa) di kelas non subjek atau kelas penelitian pertama. Kemudian dilakukan observasi selama proses pembelajaran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44 berlangsung. Pada tahap ini dilakukan percobaan proses pembelajaran dari pilot experiment mengenai soal kontekstual yang berkaitan dengan SPLDV. Hasil dari pilot experiment akan dianalisis dan direvisi untuk menjadi bahan pertimbangan pengambilan data pada tahap teaching experiment. Adapun tujuan dilakukan pilot experiment pada penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi dan menghipotesa strategi dan cara berpikir siswa selama proses pembelajaran yang telah didesain peneliti. Jika terdapat bagian-bagian dari desain pembelajaran tersebut belum tercapai setelah dilakukan uji coba desain pembelajaran, maka peneliti akan melakukan revisi pada desain berikutnya. Desain pembelajaran yang akan digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data hasil penelitian adalah desain pembelajaran yang telah direvisi berdasarkan hasil uji coba sebelumnya. Selain itu, pada experiment memberikan gambaran mengenai proses pembelajaran yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Sehingga peneliti dapat memprediksi mengenai strategi yang digunakan oleh siswa serta cara berpikir siswa dalam menyelesaikan masalah yang telah didesain. Oleh karena itu, dengan adanya proses pembelajaran yang terjadi, peneliti dapat mendesain langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan oleh peneliti, jika hipotesa awal peneliti belum tercapai. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45 2) Teaching Experiment Pada tahap teaching experiment, peneliti mengimplementasi HLT yang sudah diperbaiki. Tujuannya adalah untuk mengeksplorasi strategi dan pemikiran siswa dalam pembelajaran yang sebenarnya sebagai data yang akan digunakan untuk menjawab pertanyaanpertanyaan penelitian. Selama teaching experiment berlangsung, dugaan-dugaan pemikiran siswa dapat dimodifikasi untuk pembelajaran selanjutnya sesuai dengan karakteristik dari design research yaitu dapat diintervensi. Tahap ini merupakan proses siklik (berulang), proses siklik dilakukan sampai mendapatkan lintasan belajar yang merupakan hasil revisi dari materi pembelajaran yang diujicobakan. Hasil dari teaching experiment akan dibahas dan dianalisis untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Data yang diperoleh pada tahap ini dalam bentuk foto, video, serta melalui wawancara siswa. Hasil kerja siswa juga dikumpulkan dan beberapa siswa dipilih untuk diwawancarai. Pada tahap ini sederetan aktivitas pembelajaran dilakukan lalu peneliti mengobservasi dan menganalisa apa-apa yang terjadi selama proses pembelajaran yang berlangsung di kelas. Proses ini bertujuan untuk mengevaluasi konjektur-konjektur yang terdapat pada aktivitas pembelajaran. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46 c. The Retrospective Analysis (Analisis Retropektif) Setelah uji coba, data yang diperoleh dari aktivitas pembelajaran di kelas dianalisa dan hasil analisa ini digunakan untuk merencanakan kegiatan ataupun untuk mengembangkan desain pada kegiatan pembelajaran berikutnya. Tujuan dari retrospective analisis secara umum adalah untuk mengembangkan Local Instructional Theory (LIT). Tujuan dari tahapan analisis retropektif mengevaluasi keberhasilan dilaksanakan, mengamati kegiatan kemajuan adalah untuk pembelajaran yang belajar siswa dari telah dan menginformasikan kemajuan kegiatan pembelajaran. Pada tahap analisis data, peneliti akan menganalisis akan menganalisis hipotesa alur belajar untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Untuk teknik analisis data lebih detail akan dibahas pada penelitian ini akan dibahas pada subbab selanjutnya. 3. Karateristik Penelitian desain (Design Research) Menurut Akker, dkk. (dalam Prahmana, 2017: 14), penelitian desain memiliki beberapa karateristik, sebagai berikut. a. Interventionist nature: penelitian desain bersifat fleksibel karena desain aktivitas pembelajaran dapat diubah selama penelitian untuk mengatur situasi pembelajaran. Tujuan dari Interventionist adalah untuk merancang suatu intervensi dalam dunia nyata. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47 b. Process oriented: desain berdasarkan rencana pembelajaran dan alat atau perangkat yang digunakan untuk membantu pembelajaran tersebut. Keunggulan dari desain rancangan diukur untuk digunakan secara praktis oleh pengguna. c. Reflective component: setalah implementasi desain aktivitas pembelajaran, konjektur dari setiap analisis proses pembelajaran dibandingkan dengan kegiatan belajar mengajar. d. Cyclic character: adanya proses evaluasi dan revisi berulang. Proses pembelajaran yang sebenarnya digunakan sebagai dasar untuk merivisi aktivitas berikutnya. e. Theory oriented: desain berdasarkan teori harus berhubungan dengan uji coba pengajaran (teaching experiment). Artinya rancangan pembelajaran dibangun berdasarkan pada preposisi teoritis kemudian dilakukan pengujian lapangan untuk memberikan kontribusi pada teori. E. Hypothetical Learning Trajectory (HLT) Menurut Wijaya (dalam Prahmana, 2017: 20), Hypothetical Learning Trajectory (HLT) merupakan suatu hipotesis atau prediksi bagaimana pemikiran dan pemahaman siswa berkembang dalam aktivitas pembelajaran. Gravemeijer (dalam Prahmana, 2017: 20), menyatakan bahwa HLT terdiri dari tiga komponen utama, yaitu: (1) tujuan pembelajaran matematika; (2) aktivitas pembelajaran dan perangkat atau media yang digunakan dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48 proses pembelajaran; dan (3) konjektur proses pembelajaran bagaimana mengetahui pemahaman dan strategi siswa yang muncul dan berkembang ketika aktivitas pembelajaran dilakukan di kelas. Menurut Aljupri (dalam Prahmana, 2017: 21), pada tahap preliminary design, HLT berfungsi sebagai pedoman materi pengajaran yang akan dikembangkan. Selanjutnya, pada tahap uji coba pengajaran HLT berfungsi sebagai pedoman bagi tenaga pendidik dan peneliti dalam aktivitas pengajaran, wawancara, dan observasi. Bakker (dalam Prahmana, 2017: 21), menyatakan bahwa HLT sebagai hubungan antara sebuah teori pembelajaran (instruction theory) dan uji coba pengajaran (teaching experiment). Dari hubungan tersebut terdapat konjektur yang dapat direvisi dan dikembangkan kembali untuk aktivitas pembelajaran berikutnya berdasarkan hasil retrospective analysis setelah teaching experiment dilakukan. HLT dapat digunakan sebagai bagian dari siklus mengajar matematika (mathematical learning cycle) untuk satu atau lebih dari satu pelajaran. HLT menghubungkan teori antara teori pembelajaran (instructional theory) dan percobaan pembelajaran secara kongkrit. Berikut adalah peran HLT dalam setiap penelitian desain menurut Bakker (dalam Indriani, 2017: 35-36): a. Tahap preparation and design Pada tahap ini, HLT dirancang untuk membimbing proses perancangan bahan pembelajaran yang akan dikembangkan dan diadaptasi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49 b. Tahap design experiment Perubahan dalam HLT biasanya dipengaruhi oleh kejadian di kelas yang belum dapat diantisipasi strategi yang belum terlaksana serta kegiatan yang terlalu sulit untuk dilaksanakan. c. Tahap restrospective analysis Pada tahap ini HLT berperan sebagai petunjuk dalam menentukan fokus analisis bagi peneliti. Karena prediksi dibuat berkaitan dengan proses belajar siswa, maka peneliti dapat membandingkan antisipasi dari prediksi melalui observasi selama percobaan (teaching experiment). F. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) 1. Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV) Menurut Marsigit (2009: 74), persamaan linear satu variabel adalah persamaan yang hanya memiliki satu variabel dan variabel tersebut berpangkat satu. Bentuk umum persamaan linear satu varibel adalah sebagai berikut. 𝑎𝑥 + 𝑏 = 0, dengan 𝑥 dinamakan variabel, 𝑎 dinamakan koefisien dari 𝑥, 𝑎 ≠ 0, dan 𝑏 dinamakan konstanta. Sedangkan menurut Nuharini dan Tri Wahyuni (2008: 96), persamaan linear satu variabel dapat dinyatakan dalam bentuk 𝑎𝑥 = 𝑏 atau 𝑎𝑥 + 𝑏 = 𝑐 dengan 𝑎, 𝑏, dan 𝑐 adalah konstanta, 𝑎 ≠ 0, dan 𝑥 variabel pada suatu himpunan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50 2. Persamaan Linear Dua Variabel (PLDV) Menurut Dris dan Tasari (2011: 80), persamaan linear dua variabel adalah sebuah persamaan yang mempunyai dua variabel, dengan masingmasing variabel memiliki pangkat tertinggi satu dan tidak ada perkalian diantara kedua variabel tersebut. Menurut Marsigit (2009: 76), bentuk umum persamaan linear dua variabel adalah 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 = 𝑐 dengan 𝑎, 𝑏, 𝑐 bilangan real dan 𝑎 ≠ 0, 𝑏 ≠ 0, 𝑥 dan 𝑦 dinamakan variabel 𝑎 dinamakan koefisien dari 𝑥, 𝑏 dinamakan koefisien dari 𝑦, dan 𝑐 dinamakan konstanta. Sedangkan menurut Nuharini dan Tri Wahyuni (2008: 97), persamaan linear dua variabel dapat dinyatakan dalam bentuk 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 = 𝑐 dengan 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ 𝑅, 𝑎, 𝑏 ≠ 0, dan 𝑥, 𝑦 suatu variabel. 3. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel a. Pengertian SPLDV Menurut Nuharini dan Tri Wahyuni (2008: 102), apabila terdapat dua persamaan linear dua variabel yang berbentuk 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 = 𝑐 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 = 𝑐 dan 𝑑𝑥 + 𝑒𝑦 = 𝑓 atau biasa ditulis: { , maka dikatakan 𝑑𝑥 + 𝑒𝑦 = 𝑓 maka dikatakan dua persamaan tersebut membentuk sistem persamaan linear dua variabel. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51 Menurut Marsigit (2009: 78), bentuk umum SPLDV adalah: 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 = 𝑝 { , dengan 𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑑, 𝑝, dan 𝑞 merupakan bilangan real. 𝑐𝑥 + 𝑑𝑦 = 𝑞 b. Penyelesain SPLDV Menurut Nuharini dan Tri Wahyuni (2008: 103), untuk menyelesaikan SPLDV dapat dilakukan dengan metode grafik, eliminasi, substitusi, dan metode gabungan (eliminasi & substitusi). 1) Metode Grafik Menurut Nuharini dan Tri Wahyuni (2008: 103), pada metode grafik, himpunan penyelesaian dari SPLDV adalah koordinat titik potong dua garis tersebut. Jika garis-garisnya tidak berpotongan di satu titik tertentu maka himpunan penyelesaiannya adalah himpunan kosong. Berikut adalah langkah-langkah penyelesaian SPLDV menggunakan metode grafik (Marsigit, 2009: 78). a) Gambarlah seluruh grafik PLDV yang terdapat pada SPLDV tersebut pada koordinat cartesius yang sama. b) Tentukan titik potong grafik-grafik PLDV tersebut. c) Titik potong antara kedua PLDV tersebut merupakan penyelesaian SPLDV yang dicari. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52 Sedangkan menurut Dudeja dan V. Madhavi (2014: 71), untuk menyelesaikan SPLDV dengan grafik, terdapat langkah-langkah sebagai berikut. a) Gambarlah grafik persamaan linear yang pertama. b) Pada pasangan sumbu yang sama, gambarlah grafik dari persamaan linear yang kedua. c) Perhatikan hubungan kedua garis pada grafiknya, yaitu: (1) Jika kedua garis berpotongan pada suatu titik, tentukan koordinat titik potongnya untuk memperoleh penyelesaian dan membuktikan jawabanmu, (2) Jika kedua garis sejajar, maka tidak ada titik potongnya. Tuliskan bahwa sistem tersebut tidak ada penyelesaiannya, (3) Jika kedua garis berimpit, maka tuliskan sistem tersebut sebagai sistem sebagai dengan penyelesaian yang tak terhingga banyak. Contoh soal: Carilah penyelesian SPLDV berikut dengan metode grafik. 1. { 𝑥 + 2𝑦 − 3 = 0 4𝑥 + 3𝑦 = 2 2. { 3𝑥 + 𝑦 = 1 2𝑦 = 2 − 6𝑥 3. { 2𝑥 − 𝑦 = 2 2𝑦 − 4𝑥 = 2 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53 Penyelesaian: 1. { 𝑥 + 2𝑦 − 3 = 0 4𝑥 + 3𝑦 = 2 a. 𝑥 + 2𝑦 − 3 = 0 ⇒ 𝑦 = 𝑥 1 3 -3 𝑦 1 0 3 3−𝑥 2 Titiknya adalah (1, 1), (3, 0). (-3, 3). b. 4𝑥 + 3𝑦 = 2 ⇒ 𝑦 = 𝑥 2 -1 5 𝑦 -2 2 -6 2−4𝑥 3 Titiknya adalah (2, -2), (-1, 2), (5, -6). c. Grafiknya adalah sebagai berikut. (Gambar 2.3 Grafik penyelesaian soal untuk poin 1) Dari grafik tersebut, kita peroleh dua garis yang saling berpotongan dititik (-1, 2). Jadi penyelesaian dari SPLDV PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54 tersebut adalah 𝑥 = −1 dan 𝑦 = 2. Sistem persamaan tersebut merupakan sistem persamaan yang konsisten. 2. { 3𝑥 + 𝑦 = 1 2𝑦 = 2 − 6𝑥 a. 3𝑥 + 𝑦 = 1 ⇒ 𝑦 = 1 − 3𝑥 𝑥 0 2 2 𝑦 1 -2 -5 Titiknya adalah (0, 1), (1, -2), (2, -5). b. 2𝑦 = 2 − 6𝑥 ⇒ 𝑦 = 𝑥 -1 1 -2 𝑦 4 -2 7 2−6𝑥 2 Titiknya adalah (-1, 4), (1, -2), (-2, 7). c. Grafiknya adalah sebagai berikut. (Gambar 2.4 Grafik penyelesaian soal untuk poin 2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55 Kedua persamaan memiliki grafik yang sama. Dengan demikian sistem merupakan sistem yang konsisten dengan solusi yang tak terhingga, yaitu sistem dependen. 3. { 2𝑥 − 𝑦 = 2 2𝑦 − 4𝑥 = 2 a. 2𝑥 − 𝑦 = 2 ⇒ 𝑦 = 2𝑥 − 2 𝑥 0 1 2 𝑦 -2 0 2 Titiknya adalah (0, -2), (1, 0), (2, 2). b. 2𝑦 − 4𝑥 = 2 ⇒ 𝑦 = 𝑥 0 1 -1 𝑦 1 3 -1 2+4𝑥 2 Titiknya adalah (0, 1), (1, 3), (-1, -1). c. Grafiknya adalah sebagai berikut. (Gambar 2.5 Grafik penyelesaian soal untuk poin 3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56 Grafik dari sistem tersebut, terdiri dari dua garis yang sejajar. Dengan demikian, sistemnya tidak konsisten, tidak memiliki penyelesaian. 2) Metode Eliminasi Menurut Nuharini dan Tri Wahyuni (2008: 105), untuk menentukan himpunan penyelesaian dari SPLDV dengan metode eliminasi caranya adalah dengan menghilangkan (mengeliminasi) salah satu variabel dari sistem persamaan tersebut. Jika variabelnya x dan y, untuk menentukan variabel x kita harus mengeliminasi variabel y terlebih dahulu, atau sebaliknya. Sedangkan menurut Marsigit (2009: 79), eliminasi berarti penghapusan. Dengan demikian, cara menyelesaikan SPLDV dengan metode eliminasi adalah menghapus salah satu variabel dari SPLDV tersebut. Misalkan diberikan SPLDV berikut. { 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 = 𝑝 𝑐𝑥 + 𝑑𝑦 = 𝑞 Langkah-langkah menyelesaikan menggunakan metode eliminasi sebagai berikut. a) Melakukan eliminasi variable 𝑥 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 = 𝑝 × 𝑐 ⟹ 𝑎𝑐𝑥 + 𝑏𝑐𝑦 = 𝑐𝑝 { | | 𝑐𝑥 + 𝑑𝑦 = 𝑞 × 𝑎 ⟹𝑎𝑐𝑥 + 𝑎𝑑𝑦 = 𝑎𝑞 SPLDV tersebut PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57 𝑎𝑐𝑥 + 𝑏𝑐𝑦 = 𝑐𝑝 𝑎𝑐𝑥 + 𝑎𝑑𝑦 = 𝑎𝑞 ⟺ − (𝑏𝑐 − 𝑎𝑑)𝑦 = 𝑐𝑝 − 𝑑𝑞 ⟺𝑦= 𝑐𝑝 − 𝑑𝑞 𝑏𝑐 − 𝑎𝑑 b) Melakukan eliminasi variabel 𝑦 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 = 𝑝 × 𝑑 ⟹𝑎𝑑𝑥 + 𝑏𝑑𝑦 = 𝑑𝑝 { | | 𝑐𝑥 + 𝑑𝑦 = 𝑞 × 𝑏 ⟹ 𝑏𝑐𝑥 + 𝑏𝑑𝑦 = 𝑏𝑞 𝑎𝑑𝑥 + 𝑏𝑑𝑦 = 𝑑𝑝 𝑏𝑐𝑥 + 𝑏𝑑𝑦 = 𝑏𝑞 ⟺ − (𝑎𝑑 − 𝑏𝑐)𝑥 = 𝑐𝑝 − 𝑑𝑞 ⟺𝑥= 𝑑𝑝 − 𝑏𝑞 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 Contoh soal: Tentukan himpunan penyelesaian dari menggunakan metode eliminasi! { 2𝑥 − 3𝑦 = 7 −4𝑥 + 𝑦 = −19 Penyelesaian: 1. Melakukan eliminasi variabel 𝑥 2𝑥 − 3𝑦 = 7 × 2 ⟹ 4𝑥 − 6𝑦 = 14 { | | −4𝑥 + 𝑦 = −19 × 1 ⟹−4𝑥 + 𝑦 = −19 4𝑥 − 6𝑦 = 14 −4𝑥 + 𝑦 = −19 ⟺ + −5𝑦 = −5 ⟺𝑦=1 SPLDV dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58 2. Melakukan eliminasi variabel 𝑦 2𝑥 − 3𝑦 = 7 × 1 ⟹ 2𝑥 − 3𝑦 = 7 { | | −4𝑥 + 𝑦 = −19 × 3 ⟹−12𝑥 + 3𝑦 = −57 2𝑥 − 3𝑦 = 7 −12𝑥 + 3𝑦 = −57 ⟺ + −10𝑥 = −50 ⟺𝑥=5 Sehingga diperoleh 𝑥 = 5 dan 𝑦 = 1. Dengan demikian, himpunan penyelesaian dari SPLDV tersebut dengan menggunakan metode eliminasi adalah (5, 1). 3) Metode Substitusi Menurut Nuharini dan Tri Wahyuni (2008: 107), mengatakan bahwa untuk menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel dengan metode substitusi, terlebih dahulu kita nyatakan variabel yang satu ke dalam variabel yang lain dari suatu persamaan, kemudian menyubstitusikan (menggantikan) variabel itu dalam persamaan yang lainnya. Sedangkan menurut Marsigit (2009: 78-79), misalkan diberikan SPLDV berikut. { 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 = 𝑝 langkah-langkah menyelesaiakan 𝑐𝑥 + 𝑑𝑦 = 𝑞 SPLDV tersebut dengan menggunakan metode substitusi adalag sebagai berikut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59 a) Perhatikan persamaan 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 = 𝑝. Jika 𝑏 ≠ 0, maka nyatakanlah 𝑝 𝑎 𝑥 dan 𝑦 sehingga diperoleh 𝑦 = 𝑏 − 𝑏 𝑥. b) Substitusikan 𝑦 pada persamaan kedua sehingga diperoleh PLSV 𝑝 𝑎 yang berbentuk 𝑐𝑥 + 𝑑 (𝑏 − 𝑏) = 𝑞. c) Selesaikan PLSV tersebut untuk mendapatkan nilai 𝑥. d) Substitusi nilai 𝑥 yang diperoleh pada persamaan 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 = 𝑝 untuk mendapatkan nilai 𝑦. Contoh soal: Tentukan himpunan penyelesaian dari SPLDV berikut dengan menggunakan metode substitusi. { 3𝑥 + 4𝑦 = 18 5𝑥 + 2𝑦 = 16 Penyelesaian: 1. Perhatikan persamaan 3𝑥 + 4𝑦 = 18. ⇔ 4𝑦 = 18 − 3𝑥 ⇔𝑦= 18 − 3𝑥 4 ⇔𝑦= 9 3 − 𝑥 2 2 9 3 2. Substitusikan 𝑦 = 2 − 2 𝑥 pada persamaan 5𝑥 + 2𝑦 = 16. 5𝑥 + 2𝑦 = 16 9 3 ⇔ 5𝑥 + 2( − 𝑥) = 16 2 2 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60 6 ⇔ 5𝑥 + 9 − 𝑥 = 16 4 6 ⇔ 5𝑥 − 𝑥 = 16 − 9 4 ⇔ 20𝑥 − 6𝑥 =7 4 ⟺ 20𝑥 − 6𝑥 = 28 ⟺ 𝑥 = 2. 3. Selanjutnya substitusikanlah 𝑥 = 2 pada persamaan 3𝑥 + 4𝑦 = 18. 3𝑥 + 4𝑦 = 18 ⟺ 3(2) + 4𝑦 = 18 ⟺ 4𝑦 = 12 ⟺ 𝑦 = 3. Sehingga diperoleh 𝑥 = 2 dan 𝑦 = 3. Dengan demikian, himpunan penyelesaian dari SPLDV tersebut dengan menggunakan metode substitusi adalah (2, 3). 4) Metode Gabungan (Eliminasi & Substitusi) Menurut Nuharini dan Tri Wahyuni (2008: 107), yang dimaksud dengan metode gabungan adalah metode eliminasi dan substitusi. Contoh soal: Dengan menggunakan metode gabungan, tentukanlah himpunan penyelesaian dari sistem persamaan 2𝑥 − 5𝑦 = 2 dan 𝑥 + 5𝑦 = 6. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61 Penyelesaian: 1. Langkah penyelesaian dengan menggunakan metode eliminasi (nilai 𝑥), diperoleh: { 2𝑥 − 5𝑦 = 2 × 1 ⟹ 2𝑥 − 5𝑦 = 2 | | 𝑥 + 5𝑦 = 6 × 2 ⟹2𝑥 + 10𝑦 = 12 2𝑥 − 5𝑦 = 2 2𝑥 + 10𝑦 = 12 ⟺ − −15𝑦 = −10 ⟺𝑦= 2 3 2 2. Selanjutnya, substitusikan nilai 𝑦 = 3 kepersamaan 𝑥 + 5𝑦 = 6, sehingga diperoleh: 𝑥 + 5𝑦 = 6 2 ⇔ 𝑥 + 5( ) = 6 3 ⇔𝑥 =6− 10 3 2 ⇔ 𝑥 = 2 3. 2 2 Sehingga nilai 𝑥 = 2 3 dan 𝑦 = 3. Jadi, himpunan penyelesaian dari persamaan tersebut menggunakan 2 2 metode gabungan (eliminasi & substitusi) adalaah (2 3 , 3 ). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62 c. Membuat Model Matematika dan Menyelesaikan Masalah Sehari-hari Yang Melibatkan SPLDV 1) Model Matematika Menurut Dris dan Tasari (2011: 89), model matematika adalah salah satu penerapan atau aplikasi dari sistem persamaan linear dua variabel. Model matematika yang dimaksud adalah bentuk sistem persamaan linear dua variabel yang mewakili suatu pernyataan dari masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya harga barang, umur seseorang, banyaknya tepung, banyaknya buah, dan lainlain. 2) Menyelesaikan masalah sehari-hari yang melibatkan SPLDV Beberapa permasalahan dalam kehidupan sehari-hari dapat diselesaikan dengan perhitungan yang melibatkan system persamaan linear dua variabel. Permasalahan sehari-hari tersebut biasanya disajikan dalam bentuk soal cerita. Menurut Nuharini dan Tri Wahyuni (2008: 108-109), langkahlangkah menyelesaikan soal cerita sebagai berikut. a) Mengubah kalimat-kalimat pada soal cerita menjadi beberapa kalimat matematika (model matematika), sehingga membentuk sistem persamaan linear dua variabel. b) Menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63 c) Menggunakan penyelesaian yang diperoleh untuk menjawab pertanyaan pada soal cerita. Menurut Dudeja dan V. Madhavi (2014: 83), untuk menyelesaikan persamaan sehari-hari dengan menggunakan persamaan linear, dilakukan dengan lankah-langkah sebagai berikut. a) Sajikan nilai-nilai yang tidak diketahui dengan variabel. b) Terjemahkan masalaha dalam dua persamaan dengan menggunakan variabel pada langkah pertama. c) Selesaikan persamaan dengan salah satu metode yang telah dipelajari sebelumnya. d) Periksa kembali jawaban dengan mensubstitusi nilai variabel pada persamaan. Sedangkan Marsigit (2009: 83), membuat diagram yang menggambarkan langkah-langkah untuk menyelesaikan soal cerita yang berhubungan dengan SPLDV, sebagai berikut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64 Diubah dalam bentuk Kalimat matematika Soal cerita (SPLDV) Selesaikan dengan Uji kembali kebenaran hasil yang diperoleh Metode grafik Metode substitusi Metode eliminasi Hasil Diperoleh (Gambar 2.6 Langkah-langkah Penyelesaian soal cerita yang berkaitan dengan SPLDV) Contoh soal: Harga 10 donat keju dan 9 donat cokelat adalah Rp. 163.000,00 sedangkan harga 15 donat keju dan 6 donat cokelat adalah Rp. 192.000,00. Berapakah harga 2 donat keju dan 3 donat cokelat? Penyelesaian: 1. Misalkan harga satu donat keju adalah 𝑥 rupiah dan harga satu donat cokelat adalah 𝑦 rupiah, sehingga diperoleh: 10𝑥 + 9𝑦 = 163.000 …..(i) 15𝑥 + 6𝑦 = 192.000 …..(ii) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65 2. Kalikan persamaan (i) dengan 2 dan (ii) dengan 3, sehingga diperoleh: 20𝑥 + 18𝑦 = 326.000 …..(iii) 45𝑥 + 18𝑦 = 576.000 …..(iv) Kemudian kurangkan (iii) dari (iv) diperoleh: 25𝑥 = 250.000 𝑥 = 10.000 3. Substitusikan nilai 𝑥 = 10.000 kedalam persamaan (i), diperoleh: 10𝑥 + 9𝑦 = 163.000 ⟺ 10(10.000) + 9𝑦 = 163.000 ⟺ 9𝑦 = 63.000 ⟺ 𝑦 = 7.000. 4. Harga 2 donat keju dan 3 donat cokelat adalah: 2𝑥 + 3𝑦 = 2(10.000) + 3(7.000) = 41.000. Jadi, harga 2 donat keju dan 3 donat cokelat adalah Rp. 41.000. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66 G. Penelitian yang Relavan Berbagai penelitian yang dilakukan mengenai pembelajaran matematika realistik dan kemampuan pemecahan masalah siswa. Berikut adalah beberapa penelitian sejenis yang membahas mengenai pembelajaran matematika realistis dan kemampuan pemecahan masalah, antara lain: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Witri Nur Anisa (2014). Penelitian ini dilatarbelakangi oleh aktifitas yang paling sering dilakukan oleh guru biasanya adalah dengan metode pembelajaran, dimana guru memberikan materi maka aktivitas siswa mendengarkan. Kemudian, guru menjelaskan contoh soal latihan maka aktivitas siswa melihat. Dilanjutkan memberikan latihan soal latihan hampir sama dengan contoh atau soal rutin maka aktivitas siswa berbuat. Proses aktivitas ini mengakibatkan terjadinya proses penghapalan prosedur atau konsep, apabila dihadapkan terhadap permasalahan yang tidak rutin atau kompleks maka siswa cenderung tidak dapat menyelesaikan masalah. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu adanya inovasi dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan komunikasi siswa. Salah satu alternatif pembelajaran tersebut adalah pembelajaran Pendidikan Matematika Realistis (PMR). Pembelajaran pendidikan matematika realistik adanya keterkaitan antara konsep-konsep matematika, pemecahan masalah dan kemampuan berpikir untuk menyelesaikan soal-soal sehari-hari. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67 Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan komunikasi matematik melalui pembelajaran pendidikan matematika realistis serta mendeskripsikan sikap dan aktivitas siswa selama pembelajaran pendidikan matematika realistis. Metode penelitian yang digunakan adalah desain penelitian eksperimen. Variabel bebas dari penelitian ini adalah pembelajaran matematika realistis dan pembelajaran berlangsung. Sedangkan variabel terikat pada penelitian ini adalah kemampuan pemecahan masalah matematik dan kemampuan komunikasi matematik. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) adanya peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematik melalui pembelajaran matematika realistis lebih baik dibandingkan dengan peningkatan kemampuan pemecahan masalah langsung; (2) adanya peningkatan kemampuan komunikasi matematik melalui pembelajaran matematika realistis lebih baik dibandingkan dengan peningkatan kemampuan pemecahan masalah langsung; dan (3) Pembelajaran dengan pendidikan matematika realistis memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran dan memiliki sikap positif terhadap mata pelajaran matematika. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Wahidin & Sugiman (2014). Penelitian ini dilatarbelakangi oleh beberapa fakta yang terjadi di lapangan menunjukan: (1) adanya permasalahan terhadap motivasi siswa. Pada penelitian pendahuluan ditemukan fakta bahwa motivasi berprestasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68 siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Luragung secara umum tergolong sedang. Dengan perincian 3% kategori sangat tinggi, 32% kategori tinggi, 35% kategori sedang dan 30% termasuk kategori bermotivasi rendah; (2) kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Lurangung masih tergolong rendah, dengan nilai rata-rata hanya 34,69. Siswa yang memiliki kemampuan pemecahan masalah dengan kategori tinggi hanya 4%, kategori sedang 33%, kategori rendah 25% dan sisanya 38% tergolong sangat rendah; (3) hasil UN 2012 menunjukkan prestasi matematika SMP Negeri 1 Lurangang belum memuaskan. Daya serap untuk KD SPLDV masih rendah, sekitar 33,10 lebih kecil dibandingkan dengan daya serap kabupaten (48,03), daya serap propinsi (72,22), dan daya serap nasional (73,97). Salah satu alternatif yang dianggap tepat untuk merespon berbagai masalah yang telah terpapar tersebut adalah dengan menerapkan pendekatan pembelajaran yang variatif. Pendekatan pembelajaran yang digunakan harus menempatkan siswa sebagai subjek, memberi siswa kesempatan yang luas, dan mengkaitkan dengan kehidupan nyata. Pendekatan pembelajaran PMRI menggunakan dunia nyata sebagai starting point. Pembelajaran PMRI dimulai dengan menyajikan masalah kontekstual, kemudian siswa diberi kesempatan secara bebas untuk dapat mendiskripsikan, menginterpretasikan dan menyelesaikan masalah kontekstual tersebut dengan cara mereka sendiri sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69 Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perbedaan pengaruh pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) dan pendekatan konvensional serta keefektifan pendekatan PMRI dan pendekatan konvensional ditinjau dari motivasi berprestasi, kemampuan pemecahan masalah, dan prestasi belajar siswa pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Luragung. Metode Penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Luragung, semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014 yang terdiri atas delapan kelas. Sampel dipilih sebanyak dua kelas dari 8 kelas dengan menggunakan teknik cluster sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara pendekatan PMRI dan pendekatan konvensional ditinjau dari motivasi berprestasi, kemampuan pemecahan masalah, dan prestasi belajar siswa dan pendekatan PMRI efektif ditinjau dari motivasi berprestasi. Pendekatan PMRI memberikan pengaruh yang lebih baik dalam meningkatkan motivasi berprestasi, kemampuan pemecahan masalah, dan prestasi belajar siswa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70 Berdasarkan kedua penelitian yang relavan tersebut, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Witri Nur Anisa menggunakan metode penelitian desaian penelitian eksperimen sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Wahidin dan Sugiman menggunakan metode penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Oleh karena itu, kebaharuan penelitian ini adalah mengimplementasikan model PMR pada materi SPLDV dengan menggunakan penelitian desain (design research). H. Kerangka Berpikir Dalam pembelajaran matematika, siswa memiliki kemampuan pemecahan masalah yang berbeda-beda. Kemampuan pemecahan masalah siswa sangat tergantung pada masalah yang diberikan oleh guru. Suatu soal dikatakan bagi siswa ketika siswa belum bisa menemukan solusi untuk menyelesaikan soal tersebut. Masalah yang disajikan oleh guru sangat mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah siswa. Hal ini tidak lain adalah metode pembelajaran yang digunakan oleh guru. Banyak siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal matematika. Siswa terkesan pasif dalam pembelajaran di kelas, karena guru masih sering mengajar menggunakan metode konvesional. Agar pembelajaran matematika tidak membosankan bagi siswa, diharapkan guru dapat menerapkan suatu metode pembelajaran yang dapat menumbuhkan minat dan kemampuan dalam memecahkan masalah matematika. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71 PMR adalah salah satu model pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif dalam pembelajaran matematika. Guru menyajikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dan meminta siswa untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan cara mereka masing-masing. Sedangkan guru hanya berperan sebagai fasilitator. Pembelajaran ini memiliki karateristik diantaranya adalah menggunakan masalah kontekstual diawal pembelajaran. Siswa diberikan kesempatan untuk mengkonstruksi masalah kontekstual tersebut ke dalam bentuk konsep matematika yang formal. Hasil belajar siswa kelas VIII SMP Kanisius Sleman-Yogyakarta pada pokok bahasan SPLDV masih rendah. Salah satu faktor penyebabnya adalah siswa mengalami kesulitan dalam memodelkan dan menyelesaikan soal SPLDV yang diberikan oleh peneliti. Hal ini dikarenakan siswa memiliki kelemahan dalam hal memecahkan masalah matematika. Siswa tidak memahami konsep-konsep matematika yang telah diajarkan oleh guru. Oleh karena itu, guru harus menjelaskan secara perlahan dan membutuhkan waktu yang ekstra agar siswa bias memahami materi yang disampaikan. Siswa juga masih mengalami kesulitan dalam pemilihan metode untuk menyelesaikan soal SPLDV. Selain itu, dalam pembelajaran matematika konsep-konsep matematika saling berkaitan. Artinya tingkat atau kemampuan pemahaman siswa sangat penting untuk diperhatikan. Karena ketika pada awalnya siswa tidak mengerti konsep dasar, maka siswa akan mengalami kesulitan untuk ke jenjang yang lebih PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72 lanjut. Kemampuan pemecahan masalah adalah satu pengetahuan awal bagi siswa untuk menguasai dan menyelesaikan soal-soal matematika. Berdasarkan beberapa hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Witri Nur Anisa menunjukkan bahwa adanya peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematik melalui pembelajaran matematika realistik lebih baik dibandingkan dengan peningkatan kemampuan pemecahan masalah langsung; dan juga penelitian yang dilakukan oleh Wahidin & Sugiman menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara model PMRI dan pendekatan konvensional ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah dan model PMRI memberikan pengaruh yang lebih baik dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. Pada penelitian ini, peneliti melakukan penelitian mengenai kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VIII SMP Kanisius Sleman, dengan menerapkan model pembelajran PMR. Peneliti akan mendesain lintasan belajar untuk materi soal cerita dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan SPLDV berdasarkan langkah-langkah pemecahan masalah Polya. Peneliti menduga siswa memiliki kemampuan berbeda-beda dalam menyelesaikan masalah yang diberikan oleh peneliti dengan menerapkan PMR. Berdasarkan beberapa pertimbangan atas karateristik PMR tersebut, maka pembelajaran matematika realistik ini dianggap mampu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah konsep belajar siswa. Peneliti mengharapkan dengan menerapkan model PMR ada pengaruh positif terhadapa kemampuan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73 pemecahan masalah siswa, agar siswa tidak lagi pasif dalam pembelajaran matematika. Adapun diagram desain pembelajaran secara keseluruhan sebagai berikut. (kelas penelitian pertama) Percobaan Desain di kelas VIIIA Desain Pendahuluan 1. Kajian literatur & desain pembelajaran 2. Mendesain rencana lintasan belajar 3. Validasi isi oleh ahli 4. Revisi berdasarkan hasil validasi isi 1. Menelusuri pengetahuan awal siswa (uji coba pada kelas penelitian pertama) 2. Mengumpulkan data untuk mendukung penyesuaian rencana lintasan belajar sebelumnya 3. Melihat keterlaksanaan pembelajaran & kesesuaian rancangan dengan tingkat pemecahan masalah siswa 4. Revisi desain berdasarkan hasil uji coba Pengambilan data di kelas VIIIB (kelas penelitian kedua) Percobaan Desain Analisis Retrospektif 1. Penyesuaian rancangan lintasan belajar yang diharapkan 2. Pengumpulan data untuk menjawab pertanyaan penelitian tahap kedua (kelas penelitian kedua) 1. Analisis data meliputi: reduksi data, penyajian data (topik data & kategori data), dan penarikan kesimpulan 2. Analisis hasil uji coba desain pembelajaran (kelas penelitian pertama) 3. Perbaikan & penyesuaian desain pembelajaran pada tahap selanjutnya 4. Analisis hasil penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian (Gambar 2.7. Diagram Proses Pelaksanaan Penelitian Desain Secara Keseluruhan) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian desain (Design Research) yang meliputi tiga tahapan, yaitu desain pendahuluan (preliminary design), percobaan desain (experiment design), dan analisis retrospektif (retrospective analysis). Dengan menggunakan tiga tahapan tersebut, design research dapat menghasilkan rancangan-rancangan program, trategi pembelajaran, bahan ajar, produk, dan sistem yang dapat digunakan untuk memberikan solusi atas permasalahan dalam pembelajaran atau pendidikan secara inpiris. Pada penelitian ini, peneliti menerapkan pembelajaran menggunakan model PMR. Materi yang digunakan adalah menyelesaikan soal kontekstual yang berkaitan dengan SPLDV. Berdasarkan karateristik PMR yang telah dijelaskan pada bab 2 sebelumnya yaitu: Phenomenological exploration, bridging by vertical instruments, student contributions, interactivity, dan Intertwining, maka salah satu jenis penelitian yang sesuai digunakan adalah jenis penelitian desain. Peneliti mendesain pembelajaran berdasarkan karateristik PMR dengan tujuan, agar dalam menyelesaikan soal kontekstual yang berkaitan dengan SPLDV, siswa dapat mengkonstruksi masalah yang diberikan oleh peneliti ke dalam konsep matematika formal. 74 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75 Oleh karena itu, peneliti dapat melihat kemampuan pemecahan masalah maupun cara berpikir siswa dalam mengkonstruksi masalah kontekstual yang berkaitan dengan SPLDV ke dalam konsep matematika formal. B. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian pada penelitian ini adalah siswa kelas VIIIA (kelas penelitian pertama) dan VIIIB (kelas penelitian kedua) SMP Kanisius SlemanYogyakarta tahun ajaran 2017/2018. 2. Objek Penelitian Objek penelitian pada penelitian ini adalah lintasan belajar untuk membelajarkan materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) dengann menggunakan PMR dan kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi SPLDV setelah mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan PMR. C. Waktu dan Lokasi Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-November 2017. 2. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini berlangsung di SMP Kanisius Sleman, Jl. Bhayangkara 17 Murangan Sleman-Yogyakarta. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76 D. Bentuk Data Bentuk data pada penelitian desain ini adalah kumpulan data berupa data deskriptif yang diperoleh langsung dari subjek penelitian. Pada penelitian ini, bentuk data yang digunakan adalah rekaman video dan pengamatan atau observasi langsung di lapangan untuk melihat proses pembelajaran berdasarkan karateristik PMR. Data tes tertulis dan hasil wawancara siswa yang nantinya akan dideskripsikan berdasarkan langkah-langkah pemecahan masalah Polya dalam menyelesaikan soal kontekstual yang berkaitan dengan SPLDV. E. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data 1. Metode Pengumpulan Data a. Tes Tertulis Pada tes tertulis, peneliti memberikan masalah kontekstual berkaitan dengan SPLDV yang terdiri dari 4 (empat) soal dan meminta siswa secara induvidu untuk memodelkan serta menyelesaikan masalah tersebut menggunakan cara mereka masing-masing. Tes tertulis diberikan kepada siswa VIIIA dan VIIIB setelah melakukan pembelajaran sebanyak 2 (dua) pertemuan dengan menerapkan model PMR di kelas VIIIA dan VIIIB. Tujuan peneliti memberikan tes tertulis pada siswa kelas VIIIA dan VIIIB setelah menerapkan pembelajaran dengan model PMR adalah untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memecahkan masalah kontekstual yang berkaitan dengan SPLDV. Pada tes tertulis, peneliti akan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77 menganalisis kemampuan pemecahan masalah siswa berdasarkan langkah Polya, yaitu: (1) memahami masalah, (2) membuat rencana pemecahan masalah, (3) melaksanakan rencana, dan (4) memeriksa kembali jawaban. b. Wawancara Menurut Esterberg (dalam Sugiyono, 2015: 317), mendefinisikan interview sebagai ”a meeting of two persons to exchange information and idea through question and responses, resulting in communication and joint construction of meaning about a particular topic.” Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukaran informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara yang digunakan pada penelitian ini adalah wawancara tidak terstruktur. Menurut Sugiyono (2015: 320), wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Oleh karena itu, pedoman wawancara yang digunakan oleh peneliti hanya berupa garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Peneliti melakukan wawancara pada siswa kelas VIIIA dan VIIIB setelah melakukan tes tertulis di kelas VIIIA dan VIIIB. Pemilihan subjek penelitian yang akan diwawancara berdasarkan kategori hasil pekerjaan siswa, yaitu siswa yang memodelkan dan mengerjakan soal dalam bentuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78 representasi gambar, simbol, serta gambar dan simbol. Oleh karena itu, subjek penelitian yang akan diwawancara sebanyak 3 subjek di kelas VIIIA dan 3 subjek di kelas VIIIB. Tujuan dilakukan wawancara adalah untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah siswa menurut langkah Polya yaitu: (1) memahami masalah, (2) membuat rencana pemecahan masalah, (3) melaksanakan rencana, dan (4) memeriksa kembali jawaban berdasarkan kategori hasil pekerjaan siswa tersebut setelah menerapkan model PMR. c. Video Pembelajaran dan Catatan Lapangan Video pembelajaran dan catatan dilakukan saat menerapkan pembelajaran pada soal kontekstual yang berkaitan dengan SPLDV dengan menerapkan model PMR di kelas VIIIA dan VIIIB masing-masing sebanyak 2 pertemuan. Video pembelajaran bertujuan untuk merekam segala aktivitas siswa maupun peneliti selaku guru dalam melakukan pembelajaran pada soal kontekstual yang berkaitan dengan SPLDV berdasarkan karateristik PMR, yaitu phenomenological exploration (adanya masalah yang dieksporasi oleh siswa), bridging by vertical instrument (menggunkan instrumen vertikal seperti model-model), student contribution (siswa menggunakan produksi dan konstruksi model), interactivity (adanya interaksi diantara sesama siswa dan siswa dengan peneliti dalam proses pembelajaran), intertwinment (menggunakan keterkaitan). Sedangkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79 catatan lapangan yang dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk mencatat segala hal yang dianggap penting sebagai data tambahan untuk menganalisis data penelitian. Tujuan utama metode pengumpulan menggunakan video pembelajaran dan catatan lapangan adalah mengetahui lintasan belajar untuk membelajarkan materi SPLDV dengan menggunakan model PMR. 2. Instrumen Pengumpulan Data Berikut adalah instrumen pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam menggumpulkan data hasil penelitian berdasarkan desain pembelajaran yang telah dibuat oleh peneliti. a. Lembar Tes Tertulis Pada penelitian ini, peneliti menggunakan lembar tes tertulis untuk melihat kemampuan pemecahan masalah siswa dalam menyelesaikan soal kontekstual yang berkaitan dengan SPLDV dengan menngunakan model PMR. Lembar tes tertulis akan digunakan peneliti setelah melakukan pembelajaran di kelas VIIIA dan VIIIB masing-masing sebanyak 2 kali pertemuan. Siswa menggunakan lembar tes tertulis yang telah disediakan oleh peneliti untuk menyelesaikan masalah yang telah didesain oleh peneliti, yaitu soal kontekstual yang berkaitan dengan SPLDV dengan model PMR. Berikut adalah kisi-kisi tes tertulis siswa kelas VIIIA & VIIIB. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80 Tabel 3.1 Kisi-kisi Tes Tertulis Siswa Kompotensi Dasar: 2.2 Membuat matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel. 2.3 Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel dan penafsirannya. Indikator Soal Tes Tertulis 1. Siswa dapat memahami masalah yang yang diberikan. 2. Siswa dapat mereprensentasikan/ memodelkan suatu masalah dalam kehidupan kontekstual yang berkaitan dengan SPLDV dan menyelesaikannya dengan menggunakan metode campuran (eliminasi & substitusi). 3. Siswa dapat menemukan pola yang terdapat pada model matematika yang telah dibuat. Selanjutnya siswa menentukan nilai dari salah satu variabel dengan cara menghilangkan salah satu variabel terlebih dahulu untuk mendapatkan variabel lain. Kemudian siswa menggantikan nilai variabel pada salah satu persamaan dengan nilai variabel yang sudah diperoleh untuk mendapatkan variabel yang belum diketahui. (Sumber gambar-4: Buku Guru Matematika SMP/MTs Kelas VIII, kurikulum 2013 hal. 240) Andy membeli 3 topi dan 5 baju pada suatu toko dengan harga Rp. 500.000. Sedangkan Ana membeli 2 topi dan 4 baju pada took yang sama dengan harga Rp. 500.000. Berapakah harga 6 topi dan 7 baju? 1. Tuliskan apa yang diketahui pada soal tersebut! (indikator 1) 2. Tuliskan apa yang ditanyakan pada soal tersebut! (indikator 1) 3. Buatlah model matematika dari masalah tersebut! (indikator 2) 4. Selesaikanlah soal tersebut! (indikator 3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81 b. Lembar Panduan Wawancara Wawancara yang digunakan pada penelitian ini adalah wawancara tidak terstruktur. Penelti hanya menyediakan instrumen penelitian berupa panduan wawancara siswa secara garis besar. Tujuan dari teknik wawancara ini adalah untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah siswa pada soal kontekstual yang berkaitan dengan SPLDV yang telah didesain oleh peneliti berdasarkan langkah Polya setelah menerapkan model PMR. Wawancara akan dilakukan oleh peneliti setelah melakukan tes tertulis di kelas VIIIA dan VIIIB. Berikut adalah kisi-kisi lembar panduan wawancara siswa kelas VIIIA & VIIIB. Tabel 3.2 Kisi-kisi Lembar Panduan Wawancara Siswa Langkah Pemecahan No Indikator Pertanyaan wawancara Masalah butir Polya 1. Menuliskan apa Apa yang diketahui pada yang diketahui 1 soal? pada soal 2. Menuliskan apa Apa yang ditanyakan pada Memahami yang ditanyakan 2 soal? masalah pada soal. (understand 3. Dapat Coba kamu menceritakan the menjelaskan kembali maksud dari soal problem) kembali tersebut menggunakan masalah tersebut 3 kata-katamu sendiri! menggunakan kata-kata sendiri. Membuat 1. Menentukan Konsep matematika apa 4 rencana strategi konsep yang menurut kamu dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82 pemecahan masalah (make a plan) matematika yang akan digunakan 5 2. Mampu membuat hubungan dari data yang diketahui dan tidak diketahui 6 7 8 Melaksanak an rencana (carry out our plan) 1. Melakukan perhitungan dengan menggunakan konsep atau rumus yang sesuai 2. Menggunakan strategi yang tepat dalam menyelesaikan masalah 9 10 11 Memeriksa kembali jawaban (look back at the completed solution) 1. Memeriksa kembali hasil pekerjaan 12 13 digunakan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut? Jelaskan tentang cara-cara yang menurut kamu dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut! Apakah kamu mengaitkan hubungan antar konsep dalam menyelesaikan masalah tersebut? Apakah kamu bisa mengaitkan antara materi sebelumnya yang pernah kamu pelajari? Apakah sebelumnya kamu pernah menemukan masalah serupa? Konsep atau rumus matematika seperti apa yang dapat kamu gunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Bagaimana kamu melakukan perhitungan dalam menyelesaikan masalah tersebut? Kenapa kamu menggunakan strategi tersebut untuk menyelesaikan masalah Apakah kamu mengecek kembali jawabanmu dari setiap langkah yang kamu gunakan? Apakah kamu mengecek kembali jawaban terakhir yang kamu peroleh dengan? PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83 2. Melakukan Apakah kamu bisa penilaian menemukan sendiri jika 14 terhadap hasil terdapat kesalahan yang belajar kamu lakukan? Secara garis besar pertanyaan wawancara mengenai kemampuan pemecahan masalah siswa seperti pada tabel tersebut. Namun pertanyaan wawancara bersifat fleksibel, sehingga pertanyaan bisa berkembang sesuai dengan jawaban siswa dan apa yang akan ingin dicapai oleh peneliti. c. Hypothetical Learning Trajectory (HLT) Peneliti mendesain pembelajaran berupa HLT untuk melihat pemecahan masalah siswa dalam menyelesaikan masalah kontekstual yang diberikan oleh peneliti dengan model PMR. Melalui HLT, peneliti bisa membuat dugaan-dugaan mengenai jawaban yang mungkin diberikan oleh siswa. Selain itu, HLT juga bertujuan untuk memberikan instruksi apa yang harus dilakukan oleh peneliti ketika melakukan pembelajaran di kelas dengan menerapkan model PMR pada materi kontekstual yang berkaitan dengan SPLDV. Dengan kata lain, HLT dapat digunakan untuk melihat keterlaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model PMR pada soal kontekstual yang berkaitan dengan SPLDV yang telah didesain oleh peneliti. HLT akan didesain dengan menggunakan tiga tahap, yaitu: desain pendahuluan, percobaan desain, dan analisis retropektif. Dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84 mendesain HLT, peneliti memperhatikan 3 (tiga) komponen utama, yaitu: tujuan pembelajaran matematika bagi siswa, aktivitas belajar siswa, dan konjektur proses pembelajaran untuk mengetahui bagaimana pemahaman dan strategi yang digunakan oleh siswa dalam menyelesaikan masalah tersebut. Peneliti akan melakukan uji coba HLT di kelas VIIIA setelah desain awal HLT dan validasi ahli. Setelah itu HLT direvisi dan selanjutnya akan di gunakan oleh peneliti untuk pengambilan data di kelas VIIIB. Proses keterlaksanaan pembelajaran dengan menerapkan HLT akan direkam menggunakan handycam dan beberapa catatan lapangan. Untuk HLT lebih detail dapat dilihat pada lampiran (Lampiran 1 s.d 4). F. Teknik Analisis Data Menurut Patton (dalam Moleong, 2007: 280), analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori, dan suatu uraian dasar. Data yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan, yaitu data hasil tes tertulis, wawancara dan rekaman video serta catatan lapangan hasil penelitian. Teknik analisis data pada penelitian ini, dilakukan berdasarkan hubungan antara rumusan masalah penelitian dan metode pengumpulan data. Oleh karena itu, pada penelitian ini digunakan teknik analisis data menurut Miles & Heberman (dalam Sugiyono, 2015: 337), yaitu: data reduction (reduksi data), data display (penyajian data), dan conclucsion drawing/verification (penarikan kesimpulan). Berikut adalah tabel teknik analisis data secara rinci. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85 Tabel 3.3 Teknik Analisis Data Berdasarkan Hubungan Antara Rumusan Masalah dan Metode Pengumpulan Data No Rumusan Masalah Metode Pengumpulan Data 1 Bagaimana lintasan belajar untuk membelajarkan materi SPLDV HLT, video pembelajaran, dan catatan lapangan dengan menggunakan PMR? Teknik Analisis Penjelasan Teknik Analisis Data Data Peneliti melakukan pembelajaran di kelas VIIIA dan VIIIB untuk setiap kelas 2 kali pembelajaran pada materi SPLDV dengan menggunakan model PMR. Proses pembelajaran akan direduksi berdasarkan video pembelajaran dan disesuaikan dengan HLT yang telah dirancang oleh peneliti. Karena pembelajaran di kelas VIIIA dan VIIIB menggunakan model PMR, maka peneliti Data reduction mereduksi data berdasarkan karateristik PMR, (reduksi data) yaitu: phenomenological exploration (adanya masalah yang dieksporasi oleh siswa), bridging by vertical instruments (menggunkan instrumen vertikal seperti model-model), student contributions (siswa menggunakan produksi dan konstruksi model), interactivity (adanya interaksi diantara sesama siswa dan siswa dengan peneliti dalam proses pembelajaran), intertwining (menggunakan keterkaitan). Hasil reduksi data proses pembelajaran pada siswa kelas VIIIA dan VIIIB tersebut akan disajikan dalam bentuk topik-topik data berdasarkan karateristik PMR seperti telah disebutkan pada reduksi data Data display sebelumnya. Selanjutnya, kategori-kategori data (penyajian data) tersebut akan dianalisis dan dibahas keterlaksanaan lintasan belajar pada materi SPLDV menggunakan model PMR. Data dibahas secara kualitatif untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Data hasil analisis dan pembahasan mengenai Conclusion proses pembelajaran pada siswa kelas VIIIA dan drawing/verification VIIIB akan diverifikasi berdasarkan karateristik PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86 (penarikan kesimpulan) 2 Bagaimana kemampuan pemecahan masalah siswa untuk materi SPLDV setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan PMR? Teknik Analisis Data PMR, selanjutnya ditarik sebuah kesimpulan mengenai lintasan belajar untuk membelajarkan materi SPLDV dengan menggunakan model PMR. Tes tertulis dan wawancara Penjelasan Teknik Analisis Data Hasil tes tertulis siswa kelas VIIIA dan VIIIB untuk materi SPLDV setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model PMR akan direduksi berdasarkan langkah pemecahan masalah Polya. Sedangkan hasil wawancara 3 siswa setelah mengikuti tes tertulis baik pada kelas VIIIA dan Data reduction VIIIB akan ditranskip kemudian direduksi (reduksi data) berdasarkan langkah pemecahan masalah Polya, yaitu: memahami masalah (understand the problem), membuat rencana pemecahan masalah (make a plan), melaksanakan rencana (carry out our plan), dan memeriksa kembali jawaban (look back at the completed solution). Data hasil reduksi pada tes tertulis dan wawancara siswa untuk kelas VIIIA dan VIIIB akan dibuat kategori-kategori data berdasarkan langkah pemecahan masalah Polya seperti yang telah Data display disebutkan pada reduksi data sebelumnya. (penyajian data) Selanjutnya, data tersebut akan dianalisis dan dibahas untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah siswa untuk materi SPLDV dengan model PMR. Data hasil analisis dan pembahasan mengenai hasil Conclusion tes tertulis dan wawancara pada siswa kelas VIIIA drawing/verification dan VIIIB akan diverifikasi berdasarkan langkah (penarikan pemecahan masalah Polya, selanjutnya ditarik kesimpulan) sebuah kesimpulan mengenai kemampuan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87 pemecahan masalah siswa untuk materi SPLDV setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model PMR. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Desain Awal Peneliti mendesain pembelajaran mengenai masalah kontekstual yang berkaitan dengan SPLDV menggunakan model PMR. Ada 3 masalah yang didesain oleh peneliti untuk pembelajaran sebanyak 2 pertemuan, yaitu masalah 1 dan masalah 2 untuk pembelajaran pada pertemuan pertama sedangkan masalah 3 untuk pembelajaran pertemuan kedua. Tujuan diadakan pembelajaran di kelas sebanyak 2 pertemuan adalah untuk mengetahui lintasan belajar dalam membelajaran materi SPLDV dengan menggunakan model PMR. Setelah melakukan pembelajaran sebanyak 2 pertemuan, maka peneliti mengadakan tes tertulis mengenai masalah kontekstual yang berkaitan dengan SPLDV untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah siswa. Peneliti mengadakan pembelajaran sebanyak 2 pertemuan dan 1 pertemuan untuk tes tertulis yang berlangsung di kelas VIIIA dan VIIIB. Berikut adalah penjelasan mengenai desain awal yang dilakukan oleh peneliti untuk pembelajaran pertemuan 1 dan pembelajaran pertemuan 2 (langkah-langkah pembelajaran dan bentuk topangan yang diberikan oleh peneliti lebih detail terdapat pada lampiran 1 s.d. 4): 88 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89 1. Pembelajaran Pertemuan 1 Kegiatan pembelajaran yang direncanakan untuk dilakukan oleh peneliti maupun siswa pada pertemuan pertama adalah sebagai berikut. a. Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu siswa dapat merepresentasikan atau memodelkan masalah kontekstual yang berkaitan dengan SPLDV dan menyelesaikannya dengan menggunakan metode eliminasi serta siswa dapat menjelaskan proses yang dilakukan oleh siswa untuk menyelesaikan maslaah tersebut. b. Peneliti memberikan apersepsi kepada siswa berupa mengingatkan kembali mengenai materi PLSV. c. Peneliti meminta siswa membentuk kelompok belajar secara heterogen dimana setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa. d. Peneliti memberikan ada 2 masalah kontekstual kepada siswa, yaitu masalah 1 mengenai PLSV agar siswa dapat menyelesaikan masalah selanjutnya menggunakan metode substitusi. Sedangkan masalah 2 bertujuan agar siswa dapat menyelesaikan menggunakan metode eliminasi. e. Siswa berdiskusi dalam kelompok untuk menyelesaikan masalah kontekstual yang diberikan oleh peneliti. Jika ada siswa yang mengalami kesulitan, maka siswa dapat menanyakan pada sesama teman ataupun peneliti. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90 f. Peneliti memberikan kebebasan kepada siswa untuk memodelkan dan menyelesaikan masalah tersebut menggunakan pengetahuan yang sudah dimiliki oleh siswa. g. Peneliti memberikan topangan kepada siswa yang mengalami kesulitan untuk menyelesaikan masalah berupa pertanyaan yang bersifat memancing siswa untuk menemukan jawabannya sendiri. Peneliti tidak memberitahu jawaban kepada siswa (bentuk topangan yang diberikan oleh peneliti lebih detail dapat dilihat pada lampiran 1 & 2 HLT uji coba). h. Tugas peneliti sebatas fasilitator sedangkan siswa yang aktif dalam mengkonstruksi masalah kontekstual tersebut. i. Selesai menyelesaikan masalah, maka peneliti meminta beberapa perwakilan kelompok untuk mempresentasikan jawabannya mereka di depan kelas sedangkan siswa lain memperhatikan. j. Semua siswa berhak untuk bertanya atau menanggapi hasil presentasi temannya. k. Peneliti meminta siswa untuk menyimpulkan hasil pembelajaran selanjutnya peneliti bersama siswa menyimpulkan pembelajaran. Berdasarkan uraian mengenai rencana kegiatan yang dilakukan oleh peneliti maupun siswa di atas, maka terdapat beberapa kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menemukan karateristik PMR, yaitu: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91 a. Phenomenological exploration Kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk memunculkan karateristik PMR tersebut yaitu pembelajaran diawali dengan adanya masalah kontekstual yang diekspor oleh siswa yaitu masalah 1 dan masalah 2, sehingga diharapkan siswa dapat menyelesaikan masalah tersebut menggunakan model matematika non formal maupun formal. b. Bridging by vertical instruments Kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk memunculkan karateristik PMR tersebut yaitu: (1) peneliti meminta siswa untuk memodelkan dan menyelesaikan masalah kontekstual tersebut menggunakan model matematika non formal dan formal menggunakan pengetahuan yang sudah dimiliki oleh siswa sebelumnya; (2) peneliti memberikan topangan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam membuat model matematika dengan cara meminta siswa membuat pemisalan terlebih dahulu menggunakan gambar atau simbol berdasarkan masalah yang diketahui. Selanjutnya meminta siswa untuk membuat model matematika dan menyelesaikan model matematika tersebut agar dapat menjawab masalah 1 dan masalah 2. c. Student contributions Kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk memunculkan karateristik PMR tersebut yaitu: (1) peneliti memberikan apersepsi kepada siswa untuk mengingatkan kembali mengenai PLSV sehingga dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92 adanya pengetahuan tersebut diharapkan agar siswa dapat menyelesaikan masalah 1 dan juga dapat menyelesaikan masalah selanjutnya menggunakan metode substitusi; (2) dengan adanya masalah 1 dan masalah 2 yang diberikan oleh peneliti, maka diharapkan siswa dapat menyelesaikan masalah 3 pada pembelajaran pertemuan kedua menggunakan metode substitusi. d. Interactivy Kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk memunculkan karateristik PMR tersebut yaitu: (1) peneliti membentuk kelompok belajar secara heterogen, sehingga siswa dapat saling berdiskusi dalam kelompoik untuk menyelesaikan masalah kontekstual yang diberikan oleh peneliti; (2) peneliti memberikan topangan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah yang diberikan oleh peneliti. Sehingga hal ini memunculkan adanya komunikasi antara siswa dengan peneliti dalam pembelajaran di kelas; (3) peneliti dan siswa lain memperhatikan kelompok lain yang mempresentasikan jawabannya di depan kelas, sehingga terjadi interaksi antara peneliti dan siswa terhadap siswa lain yang menyampaikan pendapatnya; (4) peneliti memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk bertanya atau menanggapi hasil presentasi temannya sehingga terjadi interaksi antar sesama siswa dalam pembelajaran di kelas untuk saling membagi pengetahuan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93 e. Intertwining Kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk memunculkan karateristik PMR tersebut yaitu peneliti memberikan masalah 1 dan masalah 2 pada pembelajaran pertemuan pertama. Ketika siswa dapat menyelesaikan masalah 1 yang berkaitan dengan PLSV yaitu menentukan harga 1 celana panjang ketika diketahui harga 5 celana panjang adalah 375.000. Siswa melakukan dengan cara 375.000 dibagi dengan 5 karena terdapat 5 celana panjang. Hal tersebut bertujuan agar siswa dapat menyelesaikan masalah 2 menggunakan metode eliminasi yaitu mengurangi antara persamaan pertama dengan persamaan kedua (proses eliminasi lebih detail dapat dilihat pada HLT ujicoba). Setelah siswa melakukan eliminasi, maka siswa akan memperoleh model matematika seperti masalah 1 yaitu dalam bentuk PLSV. Oleh karena itu, siswa dapat mengaitkan antara masalah 1 untuk menyelesaikan masalah 2. 2. Pembelajaran Pertemuan 2 Kegiatan pembelajaran yang direncanakan untuk dilakukan oleh peneliti maupun siswa pada pertemuan kedua adalah sebagai berikut. a. Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu siswa dapat merepresentasikan atau memodelkan masalah kontekstual yang berkaitan dengan SPLDV dan menyelesaikannya dengan menggunakan metode substitusi serta siswa dapat menjelaskan proses yang dilakukan oleh siswa untuk menyelesaikan maslaah tersebut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94 b. Peneliti memberikan apersepsi kepada siswa berupa mengingatkan kembali proses penyelesaian masalah yang dilakukan oleh siswa pada pembelajaran pertemuan pertama. c. Peneliti meminta siswa membentuk kelompok belajar secara heterogen dimana setiap kelompok terdiri dari 3-4 siswa berdasarkan kelompok pada pembelajaran pertemuan pertama. d. Peneliti memberikan 1 masalah kontekstual kepada siswa, yaitu masalah 3 yang bertujuan agar siswa dapat menyelesaikan menggunakan metode substitusi. e. Siswa berdiskusi dalam kelompok untuk menyelesaikan masalah kontekstual yang diberikan oleh peneliti. Jika ada siswa yang mengalami kesulitan, maka siswa dapat menanyakan pada sesama teman ataupun peneliti. f. Peneliti memberikan kebebasan kepada siswa untuk memodelkan dan menyelesaikan masalah tersebut menggunakan pengetahuan yang sudah dimiliki oleh siswa. g. Peneliti memberikan topangan kepada siswa yang mengalami kesulitan untuk menyelesaikan masalah berupa pertanyaan yang bersifat memancing siswa untuk menemukan jawabannya sendiri. peneliti tidak memberitahu jawaban kepada siswa. h. Tugas peneliti sebatas fasilitator sedangkan siswa yang aktif dalam mengkonstruksi masalah kontekstual tersebut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95 i. Selesai menyelesaikan masalah, maka peneliti meminta beberapa perwakilan kelompok untuk mempresentasikan jawabannya mereka di depan kelas sedangkan siswa lain memperhatikan. j. Semua siswa berhak untuk bertanya atau menanggapi hasil presentasi temannya. k. Peneliti meminta siswa untuk menyimpulkan hasil pembelajaran selanjutnya peneliti bersama siswa menyimpulkan pembelajaran. Berdasarkan uraian mengenai rencana kegiatan yang dilakukan oleh peneliti maupun siswa di atas, maka terdapat beberapa kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menemukan karateristik PMR, yaitu: a. Phenomenological exploration Kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk memunculkan karateristik PMR tersebut yaitu pembelajaran diawali dengan adanya masalah kontekstual yang diekspor oleh siswa yaitu masalah 3, sehingga diharapkan siswa dapat menyelesaikan masalah tersebut menggunakan model matematika non formal maupun formal. b. Bridging by vertical instruments Kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk memunculkan karateristik PMR tersebut yaitu: (1) peneliti meminta siswa untuk memodelkan dan menyelesaikan masalah kontekstual tersebut menggunakan model matematika non formal dan formal menggunakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96 penbgetahuan yang sudah dimiliki oleh siswa sebelumnya; (2) peneliti memberikan topangan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam membuat model matematika dengan cara meminta siswa membuat pemisalan terlebih dahulu menggunakan gambar atau simbol berdasarkan masalah yang diketahui. Selanjutnya meminta siswa untuk membuat model matematika dan menyelesaikan model matematika tersebut agar dapat menjawab masalah 3. c. Student contributions Kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk memunculkan karateristik PMR tersebut yaitu: (1) peneliti memberikan apersepsi kepada siswa untuk mengingatkan kembali mengenai proses penyelesaian masalah pada pembelajaran pertemuan pertama sehingga dengan adanya pengetahuan tersebut diharapkan agar siswa dapat menyelesaikan masalah 3 menggunakan metode substitusi; (2) dengan adanya masalah 1 dan masalah 2 yang diberikan oleh peneliti, maka diharapkan siswa dapat berkontribusi untuk menyelesaikan masalah 3, karena dalam menyelesaikan masalah 3 siswa melakuakan eliminasi terlebih dahulu kemudian substitusi. d. Interactivy Kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk memunculkan karateristik PMR tersebut yaitu: (1) peneliti membentuk kelompok belajar secara heterogen, sehingga siswa dapat saling berdiskusi dalam kelompoik untuk menyelesaikan masalah kontekstual yang diberikan oleh peneliti; (2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97 peneliti memberikan topangan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah yang diberikan oleh peneliti. Sehingga hal ini memunculkan adanya komunikasi antara siswa dengan peneliti dalam pembelajaran di kelas; (3) peneliti dan siswa lain memperhatikan kelompok lain yang mempresentasikan jawabannya di depan kelas, sehingga terjadi interaksi antara peneliti dan siswa terhadap siswa lain yang menyampaikan pendapatnya; (4) peneliti memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk bertanya atau menanggapi hasil presentasi temannya sehingga terjadi interaksi antar sesama siswa dalam pembelajaran di kelas untuk saling membagi pengetahuan. e. Intertwining Kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk memunculkan karateristik PMR tersebut yaitu peneliti memberikan masalah 3 pada pembelajaran pertemuan kedua. Siswa diharapkan dapat menyelesaikan masalah 3 menggunakan metode eliminasi dan memperoleh model matematika dalam bentuk PLSV yaitu harga 4 buku tulis adalah 48.000. Selanjutnya siswa menentukan harga 1 buku tulis dengan cara 48.000 dibagi dengan 4 karena terdapat 4 buku tulis. Hal ini dilakukan seperti pada masalah 1. Setelah memperoleh harga 1 buku tulis, maka siswa melakukan substitusi ke persamaan 1 atau persamaan 2 untuk mendapatkan harga 1 bolpoin (proses eliminasi dan substitusi lebih detail dapat dilihat pada HLT ujicoba). Berdasarkan uraian penjelasan tersebut, maka kita dapat melihat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98 bahwa siswa dapat mengaitkan antara masalah 2 dengan masalah 3 yaitu menggunakan metode eliminasi, selanjutnya memperoleh model matematika dalam bentuk PLSV seperti pada masalah 1 kemudian menyelesaikan masalah 3 menggunkan metode substitusi. B. Uji Coba Desain HLT di Kelas VIIIA (Pilot Experiment) 1. Pelaksanaan Uji Coba HLT di Kelas VIIIA Pelaksanaan uji coba HLT terjadi di kelas VIIIA sebanyak 2 kali pertemuan pembelajaran mengenai masalah kontekstual yang berkaitan dengan SPLDV dengan menggunakan model PMR. Jumlah siswa pada kelas VIIIA sebanyak 20 siswa. Oleh karena itu, peneliti membagi siswa ke dalam 4 kelompok diskusi secara heterogen dan setiap kelompok terdiri dari 5 siswa. Berikut adalah tabel pelaksanaan kegiatan uji coba HLT di kelas VIIIA: Tabel 4.1 Kegiatan Pembelajaran pada Pertemuan Pertama dan Kedua Kelas/Sekolah : VIIIA/SMP Kanisius Sleman Yogyakarta Pembelajaran : Pertemua Pertama Pertemuan Kedua Hari/Tanggal : Senin, 16 Oktober 2017 Rabu, 18 Oktober 2017 Waktu : 2𝑥40 menit (10.35-11.15 2𝑥40 menit (12.10-13.30) dan 11.30-12.10) Jumlah siswa : 20 siswa 19 siswa 2. Analisis dan Pembahasan Hasil Uji Coba HLT di Kelas VIIIA Pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti di kelas VIIIA berdasarkan lintasan belajar atau HLT yang telah didesain menggunakan model PMR yang terdiri dari 3 masalah, yaitu masalah pertama dan kedua untuk pembelajaran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99 pertemuan pertama sedangkan masalah ketiga untuk pembelajaran pertemuan kedua. Berikut adalah deskripsi proses pembelajaran berdasarkan karateristik PMR pada pembelajaran pertemuan pertama dan kedua di kelas VIIIA. a. Phenomenological exploration (adanya masalah yang dieksplorasi oleh siswa) Pada pembelajaran pertemuan pertama, peneliti memberikan 2 masalah untuk dieksplorasi oleh siswa. Dari kedua masalah tersebut terdapat ada beberapa strategi penyelesaian masalah yang dilakukan oleh siswa, yaitu: 1) Pada masalah 1, terdapat 3 kategori jawaban siswa yaitu siswa pada kelompok 1 menyelesaikan masalah menggunakan representasi simbol, siswa pada kelompok 2 dan 3 menyelesaikan masalah menggunakan representasi gambar, dan siswa pada kelompok 3 menyelesaikan masalah menggunakan representasi gambar dan simbol. Keempat kelompok tersebut menentukan harga 1 celana panjang dengan cara 375.000 dibagi dengan 5. Karena pada masalah 1 diketahui harga 5 celana panjang 375.000 rupiah, maka untuk menentukan harga 1 celana panjang dibagi dengan 5. 2) Pada masalah 2, terdapat 3 kategori jawaban siswa yaitu siswa pada kelompok 1 dan 4 menyelesaikan masalah menggunakan representasi gambar dan simbol, siswa pada kelompok 2 menyelesaikan masalah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100 menggunakan representasi gambar, dan siswa pada kelompok 3 menyelesaikan masalah menggunakan representasi simbol. Untuk menentukan harga 5 tiket anak-anak dan 3 dewasa pada masalah 2, siswa pada kelompok 1 dan 3 menyelesaikan masalah 2 dengan menggunakan metode substitusi yaitu menjumlahkan persamaan pertama dengan persamaan kedua. Sedangkan siswa pada kelompok 2 dan 4 menyelesaikan masalah 2 dengan cara mencari harga dari 1 tiket anak-anak dan harga 1 tiket dewasa terlebih dahulu menggunakan metode eliminasi, kemudian mencari harga tiket untuk 5 anak-anak dan 3 dewasa. Pada pembelajaran pertemuan kedua, peneliti memberikan 1 masalah untuk dieksplorasi oleh siswa. Dari masalah tersebut terdapat ada beberapa strategi penyelesaian masalah yang dilakukan oleh siswa, yaitu: 1) Pada masalah 3, terdapat 2 kategori jawaban siswa yaitu siswa pada kelompok 1 menyelesaikan masalah menggunakan representasi gambar dan simbol, siswa pada kelompok 2, 3, dan 4 menyelesaikan masalah menggunakan representasi gambar. 2) Untuk menentukan harga 1 bolpoin pada masalah 3, siswa pada kelompok 1, 3, dan 4 menentukan harga 1 buku terlebih dahulu menggunakan metode eliminasi, selanjutnya menggunakan metode substitusi untuk menentukan harga 1 bolpoin. Sedangkan siswa pada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101 kelompok 2 menyelesaikan masalah 3 menggunakan metode eliminasi. b. Bridging by vertical instruments (menggunakan instrumen vertikal, seperti model-model) Berdasarkan 3 masalah yang diberikan oleh peneliti untuk dieksplorasi oleh siswa pada pembelajaran pertemuan pertama dan kedua, maka terdapat beberapa model matematika yang dibuat oleh siswa. 1) Siswa pada Kelompok 1 (K1) (Gambar 4.1 Hasil Pekerjaan K1 untuk Masalah 1) Berdasarkan gambar 4.1, K1 sudah membuat model matematika dalam bentuk formal berupa Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV) menggunakan representasi simbol, yaitu menggunakan variabel 𝑥. Selanjutnya K1 menyelesaikan model matematika tersebut dengan cara membagi 375.000 dengan 5, karena ada 5 celana panjang. Namun K1 tidak menuliskan keterangan dari variabel 𝑥 tersebut. Ketika peneliti menanyakan bahwa 𝑥 itu menyatakan apa, dan K1 menjelaskan bahwa 𝑥 menyatakan harga 1 celana panjang. Peneliti PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102 tidak memberikan topangan kepada K1 dalam menyelesaikan masalah 1, karena siswa sudah mempelajari pada pembelajaran sebelumnya yaitu mengenai PLSV. (Gambar 4.2 Hasil Pekerjaan K1 untuk Masalah 2) Berdasarkan gambar 4.2, K1 sudah membuat model matematika menggunakan representasi gambar dan simbol. Pada masalah 2, awalnya K1 mengalami kesulitan untuk memodelkan dan menyelesaikan masalah tersebut. Sehingga peneliti meminta K1 untuk membuat pemisalan terlebih dahulu, baik dalam bentuk gambar maupun simbol berupa variabel. Sehingga K1 menyelesaikan masalah 2 dengan membuat pemisalan terlebih dahulu yaitu gambar manusia kecil menyatakan harga tiket 1 anak-anak dan gambar manusia besar menyatakan harga tiket 1 dewasa serta membuat model matematika dari masalah tersebut menggunakan representasi gambar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103 Selanjutnya K1 menjumlahkan kedua persamaan tersebut untuk menjawab pertanyaan soal. Setelah memperoleh hasil, K1 langsung menyimpulkan bahwa harga 5 tiket anak-anak dan 3 dewasa adalah 270.000 rupiah. Setelah memperoleh hasil pada masalah 2, siswa tidak melanjutkan menyelesaikan menggunakan representasi simbol. Oleh karena itu, peneliti memberikan topangan kepada K1 dengan cara meminta siswa untuk membuat model matematika dari masalah 2 menggunakan variabel. Sehingga siswa membuat model matematika dari masalah 2 dengan menggunakan variabel 𝑥 dan 𝑦 serta menyelesaikannya dengan cara menjumlahkan kedua persamaan tersebut. Siswa tidak menuliskan variabel 𝑥 dan 𝑦 terlebih dahulu untuk menyatakan harga 1 tiket anak-anak dan 1 tiket dewasa. Ketika peneliti menanyakan variabel 𝑥 dan 𝑦 tersebut menyatakan apa, siswa dapat menjelaskan bahwa variabel 𝑥 menyatakan harga 1 tiket anakanak sedangkan variabel 𝑦 menyatakan harga 1 tiket dewasa. Peneliti juga menanyakan kepada K1, “kenapa cara penyelesaian masalah 2 menggunakan representasi simbol sama dengan cara yang digunakan pada representasi gambar?” Sehingga K1 mengatakan bahwa, karena pada model matematika yang menggunakan representasi gambar maupun simbol mempunyai makna yang sama, yang membedakan hanya pemisalan. Selain itu, K1 juga menjelaskan bahwa pada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104 persamaan pertama 2𝑥 ditambah dengan 2𝑦 karena harga tiket untuk 2 orang anak-anak dan 2 orang dewasa maka dijumlahkan. Begitu juga dengan persamaan 2, yaitu 3𝑥 ditambah dengan 𝑦 karena harga untuk 3 orang anak-anak dan 1 orang dewasa. (Gambar 4.3 Hasil Pekerjaan K1 untuk Masalah 3) Berdasarkan gambar 4.3, K1 menyelesaikan masalah 3 dengan menggunakan 2 cara yaitu menggunakan pemisalan dalam bentuk representasi gambar dan variabel. Cara pertama yaitu K1 membuat pemisalan dengan representasi gambar yaitu gambar buku menyatakan harga 1 buku dan gambar bolpoin menyatakan harga 1 bolpoin kemudian membuat model matematika dan menyelesaikannya dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105 metode eliminasi yaitu mengurangi persamaan pertama dengan persamaan kedua terlebih dahulu. Selanjutnya, K1 menentukan harga 1 buku dengan cara membagikan 48.0000 dengan 4 karena ada 4 buku dan diperoleh 12.000 rupiah. Setelah itu K1 mensubstitusikan harga 1 buku ke dalam persamaan 2 dan diperoleh bahwa harga 1 bolpoin adalah 7.000 rupiah. Sedangkan untuk cara kedua siswa membuat pemisalan terlebih dahulu dengan variabel 𝑥 untuk menyatakan harga harga 1 buku dan 𝑦 untuk menyatakan harga 1 bolpoin. Proses penyelesaian masalah 3 untuk cara 2 sama dengan proses untuk menyelesaikan masalah 3 pada cara 1. Setelah memperoleh hasil K1 menyimpulkan bahwa harga 1 bolpoin adalah 7.000 rupiah. Peneliti tidak memberikan topangan kepada K1 untuk menyelesaikan masalah 3, karena siswa sudah mempelajari cara serupa pada masalah 2 pembelajaran pertemuan pertama. Berdasarkan proses penyelesaian masalah 1-3 yang dilakukan oleh K1, maka terdapat proses matematisasi horizontal dan matematisasi vertikal, yaitu: a) Proses Matematisasi Horizontal Proses matematisasi horizontal yang dilakukan oleh K1 meliputi: (1) pada masalah 1, K1 sudah bisa menterjemahkan soal cerita pada masalah 1 ke dalam model matematika formal yaitu menggunakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106 variabel 𝑥 untuk menyatakan harga 1 celana panjang; (2) Pada masalah 2, K1 sudah mampu menterjemahkan soal cerita dalam bentuk model matematika non formal berupa gambar dan model matematika formal berupa variabel 𝑥 dan 𝑦. Gambar manusia kecil menyatakan harga tiket 1 anak-anak dan gambar manusia besar menyatakan harga tiket 1 dewasa. Begitu juga dengan variabel 𝑥 dan 𝑦 yang menyatakan harga tiket 1 anak-anak dan harga tiket 1 dewasa; (3) Pada masalah 3, K1 sudah mampu menterjemahkan soal cerita dalam bentuk model matematika non formal berupa gambar dan model matematika formal berupa variabel 𝑥 dan 𝑦. Pada gambar 4.3, terlihat bahwa siswa sudah menuliskan keterangan dari gambar buku dan bolpoin untuk menyatakan harga 1 buku dan 1 bolpoin. Begitu juga untuk variabel 𝑥 dan 𝑦 menyatakan harga 1 buku dan 1 bolpoin. b) Proses Matematisasi Vertikal Proses matematisasi vertikal yang dilakuakn oleh K1 meliputi: (1) pada masalah 1, K1 sudah mampu menggunakan pengetahuan sebelumnya untuk menyelesaikan model matematika pada masalah 1. Pada gambar 4.1 menunjukkan bahwa siswa menyelesaikan model matematika formal menggunakan konsep pembagian. Siswa menentukan nilai 𝑥 dengan cara 375.000 dibagi 5. Karena ada 5 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107 celana panjang, sehingga untuk menentukan 1 celana panjang maka dibagi dengan 5. Setelah memperoleh hasil pada masalah 1 (gambar 4.1), maka K1 menjawab pertanyaan masalah 1 dengan menggunakan kata-kata; (2) pada masalah 2, siswa sudah mampu menyelesaikan model matematika non formal dan formal pada gambar 4.2 menggunakan cara yang sama, yaitu menjumlahkan kedua persamaan tersebut. Setelah memperoleh hasil pada masalah 2 untuk model matematika non formal (gambar 4.2), maka K1 menjawab pertanyaan soal pada masalah 2 menggunakan katakata. Sedangkan pada model formal K1 tidak menjawab pertanyaan soal menggunakan kata-kata; (3) pada masalah 3, K1 menyelesaikan model matematika non formal dan formal menggunakan cara yang sama, yaitu dengan cara mengurangi persamaan pertama dan kedua terlebih dahulu. Selanjutnya K1 menggunakan metode substitusi untuk menentukan harga 1 bolpoin pada gambar 4.3. Setelah memperoleh hasil pada gambar 4.3, maka K1 menjawab soal cerita dengan menggunakan kata-kata. 2) Siswa pada Kelompok 2 (K2) (Gambar 4.4 Hasil Pekerjaan K2 untuk Masalah 1) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108 Berdasarkan gambar 4.4, K2 sudah dapat memodelkan masalah menggunakan model non formal yaitu menggunakan representasi gambar. K1 tidak menuliskan keterangan dari gambar lingkaran tersebut. Berdasarkan model matematika yang telah dibuat, K2 langsung menyelesaikan masalah 1 dengan cara menuliskan ada 5 lingkaran sama dengan 375.000 dibagi dengan 5. Ketika melihat proses penyelesaian masalah 1 yang dilakukan oleh K2, maka peneliti menanyakan kenapa dibagi dengan 5. Sehingga K2 menjelaskan bahwa, karena ada 5 celana panjang dengan harga 375.000, maka untuk mendapat harga 1 celana panjang dibagi dengan 5. Selanjutnya K2 juga menjelaskan bahwa 1 lingkaran menyatakan harga 1 celana panjang. Namun berdasarkan hasil pekerjaan K2 tidak menuliskan keterangan tersebut. Pada masalah 1 peneliti memberikan topangan kepada K2 dengan cara meminta siswa untuk menyatakan model tersebut ke dalam bentuk model formal menggunakan variabel-variabel. Namun K2 tidak menyatakan dalam bentuk variabel, karena menurut K1 cara yang mereka gunakan sudah cukup dan untuk mengefisien waktu makanya hanya digunakan satu cara. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109 (Gambar 4.5 Hasil Pekerjaan K2 untuk Masalah 2) Berdasarkan gambar 4.5, terlihat bahwa K2 sudah memodelkan dan menyelesaikan masalah 2 salam bentuk representasi gambar. Namun, pada awalnya K2 mengalami kesulitan untuk memodelkan dan menyelesaikannya. Sehingga peneliti meminta K2 untuk membuat pemisalan terlebih dahulu, baik dalam bentuk gambar maupun simbol berupa variabel. Sehingga K2 menyelesaikan masalah dengan membuat pemisalan dan model matematika dari masalah tersebut menggunakan representasi gambar. Ketika menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal, K2 langsung membuat dalam bentuk model matematika gambar tanpa menuliskan keterangan dari gambar tersebut. Namun pada saat ditanya oleh peneliti, K2 dapat menjelaskan bahwa gambar 1 segitiga menyatakan harga 1 tiket anakanak dan gambar 1 segi empat menyatakan harga 1 tiket dewasa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110 Pada saat menjawab masalah 2, K2 langsung menuliskan gambar 1 segitiga sama dengan 35 dan gambar 1 segi empat sama dengan 100. Setelah itu K2 melanjutkan pengerjaannya dengan cara menuliskan gambar segitiga sama dengan "35 × 5 = 175" dan gambar segi empat sama dengan "100 × 3 = 300". Ketika peneliti meminta K2 untuk menyelaskan jawabannya, mereka mengatakan bahwa ada 2 gambar segitiga dan 2 gambar segi empat sama dengan 140. Berarti 2 segitiga sama dengan "140: 2 = 70" sehingga gambar 1 segitiga adalah 35. Lalu peneliti menanyakan, “apakah kita sudah bisa memastikan bahwa harga tiket untuk anak-anak sama dengan tiket dewasa?” K2 menjawab belum tentu, namun ketika melihat jumlah gambar segitiga dan segi empat sama berarti dibagi rata. Selain itu, K2 juga menjelaskan bahwa gambar 1 segi empat sama dengan 100 diperoleh dengan cara menafsir. Karena harga tiket dewasa pasti lebih mahal dari tiket anak-anak. Oleh karena itu, K2 menjawab pertanyaan soal dengan mengalikan 35 dengan 5 kemudian dijumlahkan dengan 100 kali 3. Maka K2 menyimpulkan bahwa uang yang harus dibayar oleh keluarga tersebut untuk 5 tiket anak-anak dan 3 tiket dewasa adalah 475.000 rupiah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111 (Gambar 4.6 Hasil Pekerjaan K2 untuk Masalah 3) Berdasarkan gambar 4.6, K2 menyelesaikan masalah 3 dengan cara memisalkan dan memodelkan masalah tersebut dengan representasi gambar. K2 membuat pemisalan dengan gambar segi empat yamg menyatakan buku sedangkan gambar bintang menyatakan bolpoin. Padahal yang dimaksud oleh K2 adalah harga buku dan bolpoin. Hal tersebut diketahui oleh peneliti ketika peneliti meminta K2 menjelaskan proses pengerjaan soal yang mereka lakukan. Ketika menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal, K2 langsung menuliskan dalam bentuk model matematika menggunakan gambar. Selanjutnya K2 menjawab pertanyaan soal dengan cara menuliskan ada 4 gambar segiempat sama dengan 48.000 yang diperoleh dengan cara mengurangi persamaan pertama dengan persamaan kedua. Setelah itu K2 menuliskan "48.000 ∶ 4 = 12.000", PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112 dan K2 langsung menyimpulkan bahwa harga 1 buah bolpoin adalah 12.000 rupiah. K2 menuliskan 48.000 dibagi dengan 4 karena ada 4 gambar segi empat. Dalam menyelesaikan soal pada masalah 3, K2 kurang teliti karena pada saat membuat pemisalan K2 menuliskan gambar segi empat menyatakan harga 1 buku tulis. Namun pada proses penyelesaian soal, K2 baru memperoleh harga 1 buku dan K2 langsung menyimpulkan harga buku tersebut sebagai harga bolpoin. Ketika peneliti meminta K2 membuat model matematika ke dalam bentuk model formal, namun K2 mengatakan bahwa penyelesaian menggunakan representasi gambar dan simbol mempunyai makna yang sama saja, sehingga K2 hanya memilih dengan salah satu cara. Kebetulan pada pembelajaran pertemuan pertama K2 menggunakan representasi gambar, maka proses selanjutnya juga menggunakan gambar. Berdasarkan proses penyelesaian masalah 1-3 yang dilakukan oleh K2, maka terdapat proses matematisasi horizontal dan matematisasi vertikal, yaitu: a) Proses Matematisasi Horizontal Proses matematisasi horizontal yang dilakukan oleh K2 meliputi: (1) Pada masalah 1 (gambar 4.4), K2 sudah mampu menterjemahkan soal cerita ke dalam bentuk model matematika PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113 non formal yaitu menggunakan gambar lingkaran yang menyatakan harga 1 celana panjang; (2) Pada masalah 2 (gambar 4.5), K2 sudah mampu menterjemahkan soal cerita pada masalah 2 ke model matematika non formal berupa gambar. Ketika menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal, siswa langsung membuat dalam bentuk model matematika menggunakan gambar. Pada gambar 4.5, terlihat bahwa K2 belum menuliskan keterangan dari gambar segitiga dan segi empat untuk menyatakan harga tiket anak-anak dan dewasa; (3) Pada masalah 3 (gambar 4.6), K2 sudah mampu menterjemahkan soal cerita ke dalam bentuk model matematika non formal berupa gambar segi empat dan bintang. Ketika menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal, siswa langsung menyatakan dalam bentuk model matematika menggunakan gambar. Pada gambar 4.6, terlihat bahwa siswa belum menuliskan keterangan dari gambar tersebut untuk harga buku dan bolpoin. b) Proses Matematisasi Vertikal Proses matematisasi vertikal yang dilakukan oleh K2 meliputi: (1) pada masalah 1, K2 sudah mampu menggunakan pengetahuan sebelumnya untuk menyelesaikan model matematika pada masalah 1. Pada gambar 4.4 menunjukkan bahwa K2 menyelesaikan model matematika dalam bentuk gambar menggunakan konsep PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114 pembagian. Siswa menentukan 1 lingkaran dengan cara 375.000 dibagi 5. Karena ada 5 celana panjang, sehingga untuk menentukan 1 celana panjang maka dibagi dengan 5. Setelah memperoleh hasil pada masalah 1 (gambar 4.4), maka K2 menjawab pertanyaan soal cerita dengan menggunakan kata-kata; (2) Pada masalah 2, K2 sudah dapat menyelesaikan model matematika dalam bentuk gambar pada gambar 4.5 menggunakan cara pembagian dan substitusi. Namun, K2 kurang teliti dalam menyelesaikan model matematika tersebut sehingga hasilnya salah. Setelah memperoleh hasil pada masalah 2 untuk model matematika dalam bentuk gambar (gambar 4.5), maka K2 menjawab pertanyaan soal cerita dengan menggunakan kata-kata; (3) pada masalah 3, K2 menyelesaikan model matematika dalam bentuk gambar dengan cara mengurangi persamaan pertama dan kedua terlebih dahulu. Selanjutnya K2 menggunakan metode substitusi untuk menentukan harga 1 bolpoin pada gambar 4.6. Namun dalam menyelesaikannya K2 kurang teliti sehingga hasilnya salah. Setelah memperoleh hasil pada gambar 4.6, maka K2 menjawab soal cerita dengan menggunakan kata-kata. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115 3) Siswa pada Kelompok 3 (K3) (Gambar 4.7 Hasil Pekerjaan K3 untuk Masalah 1) Berdasarkan gambar 4.7, K3 sudah dapat menyelesaikan masalah 1 menggunakan model non formal yaitu menggunakan representasi gambar. K3 membuat pemisalan terlebih dahulu dengan menuliskan gambar satu segitiga mewakili harga 1celana panjang. Selanjutnya K3 menyelesaikan model matematika dalam bentuk gambar tersebut dengan cara membagi 375.000 dengan 5, karena ada 5 celana panjang. Sehingga K3 memperoleh hasil bahwa harga 1 celana panjang adalah 75.000 rupiah. Pada masalah 1 peneliti memberikan topangan kepada K3 dengan cara meminta siswa untuk menyatakan model tersebut ke dalam bentuk model formal menggunakan variabel-variabel. Namun K2 tidak menyatakan dalam bentuk variabel, karena menurut K3 cara yang mereka gunakan sudah cukup dan untuk mengefisien waktu makanya hanya digunakan satu cara. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116 (Gambar 4.8 Hasil Pekerjaan K3 untuk Masalah 2) Berdasarkan gambar 4.8, pada awalnya K3 mengalami kesulitan untuk memodelkan dan menyelesaikan masalah 2 tersebut. Sehingga peneliti meminta K3 untuk membuat pemisalan terlebih dahulu, baik dalam bentuk gambar maupun simbol berupa variabel. Sehingga K3 menyelesaikan masalah dengan membuat pemisalan dan model matematika dari masalah tersebut menggunakan variabel 𝐴 dan 𝐵. Namun, K3 tidak menuliskan keterangan dari variabel tersebut. Ketika peneliti menanyakan, K3 mampu menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan variabel 𝐴 dan 𝐵 tersebut mewakili harga 1 tiket anak-anak dan harga 1 tiket dewasa. Selanjutnya K3 menjumlahkan kedua persamaan tersebut untuk menjawab pertanyaan soal. Setelah mendapatkan hasil, K3 langsung menyimpulkan bahwa harga 5 tiket anak-anak dan 3 dewasa adalah 270.000 rupiah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117 (Gambar 4.9 Hasil Pekerjaan K3 untuk Masalah 3) Berdasarkan gambar 4.9, K3 menyelesaikan masalah dengan cara membuat pemisalan terlebih dahulu menggunakan gambar persegi dan persegi panjang kemudian diberi keterangan buku dan bolpoin. Berdasarkan pemisalan tersebut, K3 membuat model matematika dari masalah 3 kemudian menjumlahkan kedua persamaan tersebut dan diperoleh hasil 128.000. Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh K3 adalah mengurangi persamaan pertama dengan persamaan kedua atau 88.000 dengan 40.000 dan diperoleh 48.000. Sehingga K3 membagi 48.000 dengan 4 diperoleh 12.000. Hal ini dilakukan oleh K3 dengan tujuan untuk mencari harga 1 buku PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118 tulis terlebih dahulu. Selanjutnya K3 mengalikan 12.000 dengan 6 dan diperoleh 72.000. K3 menjelaskan alas an mereka melakukan hal demikian karena ada 6 persegi yaitu gabunganb antara persamaan pertama dengan persamaan kedua. Kemudian K3 mengurangi 128.000 dengan 72.000 untuk memperoleh 8 persegi panjang yaitu 56.000. akhirnya K3 memperoleh bahwa 1 persegi panjang adalah 56.000 dibagi 8 sama dengan 7.000. a) Proses Matematisasi Horizontal Proses matematisasi horizontal yang dilakukan oleh K3 meliputi: (1) pada masalah 1 (gambar 4.7), K3 sudah mampu menterjemahkan soal cerita ke dalam model matematika non formal yaitu menggunakan gambar segitiga untuk menyatakan harga 1 celana panjang; (2) pada masalah 2 (gambar 4.8), K3 sudah mampu menterjemahkan soal cerita ke model matematika formal berupa variabel 𝐴 dan 𝐷 untuk menyatakan harga tiket untuk 1 anak-anak dan 1 dewasa; (3) pada masalah 3 (gambar 4.9), K3 sudah mampu menterjemahkan soal cerita ke dalam model matematika non formal berupa gambar persegi dan persegi panjang. Ketika menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal, siswa langsung menyatakan dalam bentuk model PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119 matematika dalam bentuk gambar yang menyatakan harga 1 buku dan 1 bolpoin. b) Proses Matematisasi Vertikal Proses matgematisasi vertikal yang dilakukan oleh K3 meliputi: (1) pada masalah 1, K3 sudah mampu menggunakan pengetahuan sebelumnya untuk menyelesaikan model matematika pada masalah 1. Pada gambar 4.7 menunjukkan bahwa K3 menyelesaikan model matematika dalam bentuk gambar menggunakan konsep pembagian. K3 menentukan 1 segi tiga dengan cara 375.000 dibagi 5. Karena ada 5 celana panjang, sehingga untuk menentukan 1 celana panjang maka dibagi dengan 5. Setelah memperoleh hasil pada masalah 1 (gambar 4.7), maka K3 menjawab pertanyaan soal cerita dengan menggunakan katakata; (2) pada masalah 2, K3 sudah dapat menyelesaikan model matematika dan bentuk varibel 𝐴 dan 𝐷 pada gambar 4.8 dengan cara menjumlahkan antara persamaan pertama dan kedua. Setelah memperoleh hasil pada masalah 2 (gambar 4.8), siswa tidak menjawab pertanyaan soal menggunakan kata-kata; (3) pada masalah 3, K3 menyelesaikan model matematika dalam bentuk gambar dengan cara menjumlahkan persamaan pertama dan kedua terlebih dahulu. Selanjutnya K3 mengurangi persamaan pertama PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120 dengan kedua kemudian menggunakan metode substitusi untuk menentukan harga 1 bolpoin pada gambar 4.9. Setelah memperoleh hasil, namun siswa tidak menjawab pertanyaan soal cerita tersebut menggunakan kata-kata. 4) Siswa pada Kelompok 4 (K4) (Gambar 4.10 Hasil Pekerjaan K4 untuk Masalah 1) Berdasarkan gambar 4.10, K4 sudah dapat memodelkan masalah tersebut menggunakan model non formal dan formal yaitu menggunakan gambar segi empat dan variabel 𝑥. Awalnya K4 hanya membuat model menggunakan gambar segi empat dan menyelesaikannya. K4 sudah dapat menentukan harga 1 celana panjang dengan cara membagi 375.000 dengan 5. Karena pada soal tersebut terdapat 5 celana panjang, maka untuk menentukan 1 celana panjang dibagi dengan 5. Namun, K4 tidak menuliskan keterangan dari gambar segiempat tersebut. Walaupun demikian, ketika ditanya oleh peneliti, K4 dapat menjelaskan bahwa gambar 1 segi empat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121 menyatakan harga 1 celana panjang. Setelah memperoleh jawaban siswa tidak mempunyai ide untuk menyatakan masalah 1 dalam bentuk variabel. Sehingga peneliti meminta K4 untuk menyelesaikan masalah 1 dengan menggunakan variabel dan bebas memilih variabel yang akan digunakan. Akhirnya K4 membuat pemisalan harga 1 celana panjang dengan variabel 𝑥, kemudian menuliskan 5𝑥 sama dengan 375.000. Maka K4 memperoleh hasil bahwa nilai 𝑥 sama dengan 75.000 rupiah. (Gambar 4.11 Hasil Pekerjaan K4 untuk Masalah 2) Berdasarkan gambar 4. 11, pada awalnya K4 mengalami kesulitan untuk memodelkan dan menyelesaikan masalah tersebut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122 Sehingga peneliti meminta K4 untuk membuat pemisalan terlebih dahulu, baik dalam bentuk gambar maupun simbol berupa variabel. Sehingga K4 menyelesaikan masalah dengan membuat pemisalan dan model matematika dari masalah tersebut menggunakan representasi gambar. K4 menuliskan keterangan bahwa gambar 1 lingkaran menyatakan anak-anak dan gambar 1 segitiga menyatakan dewasa. Ketika peneliti menanyakan K4 dapat menjelaskan, bahwa gambar tersebut menyatakan harga 1 tiket anak-anak dan dewasa. Selanjutnya K4 menyelesaikan masalah 2 dengan cara menyatakan persamaan kedua dalam bentuk lain, yaitu persamaan pertama ditambah dengan gambar 1 lingkaran kemudian dikurangi dengan gambar 1 segitiga dan diperoleh hasil 130.000. Hal serupa dilakuakan oleh K4 secara berulang dan memperoleh bahwa ada 4 gambar lingkaran sama dengan 30.000 atau gambar 1 lingkaran sama dengan 30.000. Hal yang sama dilakukan oleh K4 untuk menyatakan persamaan pertama, yaitu persamaan kedua dikurangi dengan gambar 1 lingkaran kemudian dijumlahkan dengan gambar 1 segitiga dan diperoleh 140.000. Sehingga K4 memperoleh ada 4 gambar segitiga sama dengan 160.000 atau gambar 1 segitiga sama dengan 40.000. langkah terakhir yang dilakukan oleh K4 adalah mensubstitusikan 30.000 dan 40.000 ke persamaan pada pertanyaan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123 soal dan diperoleh bahwa harga tiket untuk 5 anak-anak dan 3 dewasa adalah 270.000 rupiah. Setelah menjawab pertanyaan pada masalah 2, K4 juga menuliskan model dari pertanyaan soal dalam bentuk variabel 𝐴 dan 𝐷, kemudian mensubstitusikan 30.000 dan 40.000 ke persamaan tersebut sehingga diperoleh 270.000. Namun K4 tidak menuliskan keterangan dari variabel 𝐴 dan 𝐷 tersebut. Tetapi ketika ditanya oleh peneliti, K4 dapat menjelaskan bahwa 𝐴 menyatakan harga 1 tiket anak-anak dan 𝐷 harga 1 tiket dewasa. Gambar 4.12 Hasil Pekerjaan K4 untuk Masalah 3) Berdasarkan gambar 4.12, K4 sudah mampu menyelesaikan masalah dengan cara membuat pemisalan terlebih dahulu menggunakan gambar segi empat dan lingkaran kemudian diberi keterangan buku dan bolpoin. Sebenarkan pemisalan yang dimaksud oleh K4 adalah harga 1 buku dan 1 bolpoin. Berdasarkan pemisalan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124 tersebut, K4 membuat model matematika dari masalah 3 yaitu dengan menuliskan apa yang diketahui pada soal menggunakan model matematika. Selanjutnya K4 menyelesaikan masalah 3 dengan cara menyatakan persamaan kedua dalam bentuk lain, yaitu persamaan pertama dikurangi dengan gambar 1 segi empat dan diperoleh 40.000. Hasil yang diperoleh K4 sudah benar yaitu mengurangi persamaan pertama denga persamaan kedua. Namun dalam menyelesaikannya, K4 mengurangi model matematika dari persamaan pertama dengan kedua secara tidak tepat. Setelah memperoleh hasil bahwa gambar 1 lingkaran sama dengan 10.000 maka K4 langsung menyimpulkan bahwa harga 1 bolpoin sama dengan 10.000 rupiah. Padahal ketika kita mengurangi persamaan pertama dengan persamaan kedua maka diperoleh ada 4 gambar segiempat sama dengan 48.000 rupiah. K4 kurang teliti dalam menyelesaikan masalah 3, sehingga menjawab pertanyaan pada masalah 3 tidak tepat. Proses penyelesaian masalah 3 yang dilakukan oleh K4 sebenarnya sudah sesuai dengan harapan peneliti yang telah dirancang pada dugaan jawaban siswa, yaitu menggunbakan mentode eliminasi terlebih dahulu kemudian dengan metode substitusi. Namun K4 kurang cermat ketika melakukan eliminasi antara persamaan pertama pertama dan kedua. Sehingga K4 tidak mensubstitusikan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125 harga 1 buku ke salah satu persamaan untuk memperoleh harga 1 bolpoin. a) Proses Matematisasi Horizontal Proses matematisasi horizontal yang dilakukan oleh K4 meliputi: (1) pada masalah 1 (gambar 4.10), K4 sudah mampu menterjemahkan soal cerita ke dalam model matematika non formal dan formal dengan menggunakan gambar segi empat dan variabel 𝑥 untuk menyatakan harga 1 celana panjang; (2) pada masalah 2 (gambar 4.11), K4 sudah mampu menterjemahkan soal cerita ke model matematika non formal berupa gambar lingkaran dan segitiga yang menyatakan harga 1 tiket anak-anak dan harga 1 tiket dewasa. Ketika menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal, K4 langsung membuat dalam bentuk model matematika dalam bentuk gambar; (3) pada masalah 3 (gambar 4.12), K4 sudah mampu menterjemahkan soal cerita ke model matematika non formal berupa gambar segi empat dan lingkaran. Ketika menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal, K4 langsung menyatakan dalam bentuk gambar segiempat dan lingkaran yang menyatakan harga 1 buku dan harga 1 bolpoin. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126 b) Proses Matematisasi Vertikal Proses matematisasi vertikal yang dilakukan oleh K4 meliputi: (1) pada masalah 1, K4 sudah mampu menggunakan pengetahuan sebelumnya untuk menyelesaikan model matematika pada masalah 1. Pada gambar 4.10 menunjukkan bahwa K4 menyelesaikan model matematika dalam bentuk gambar menggunakan konsep pembagian. K4 menentukan 1 gambar segi empat dan nilai 𝑥 dengan cara 375.000 dibagi 5. Karena ada 5 celana panjang, sehingga untuk menentukan 1 celana panjang maka dibagi dengan 5. Setelah memperoleh hasil pada masalah 1 (gambar 4.10), maka K4 menjawab pertanyaan soal cerita dengan menggunakan kata-kata. Sedangkan untuk model matematika yang menggunakan variabel, K4 tidak menjawab pertanyaan soal carita menggunakan kata-kata; (2) pada masalah 2, K4 sudah mampu menyelesaikan model matematika dalam bentuk gambar (gambar 4.11). K4 menyelesaikan model matematika dalam bentuk gambar menggunakan cara eliminasi dan substitusi. Namun, ketika menjawab pertanyaan soal soal K4 menggunakan model matematika formal yaitu berupa variabel 𝐴 dan 𝐷 yang menyatakan harga 1 tiket anak-anak dan harga 1 tiket dewasa. Setelah memperoleh hasil pada masalah 2, maka K4 menjawab PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127 pertanyaan soal cerita dengan menggunakan kata-kata; (3) pada masalah 3, K4 menyelesaikan model matematika dalam bentuk gambar dengan cara mengurangi persamaan pertama dan kedua terlebih dahulu. Selanjutnya K1 menggunakan konsep pembagian untuk menentukan harga 1 bolpoin pada gambar 4.12. Namun dalam menyelesaikannya K4 kurang teliti sehingga hasilnya salah. Setelah memperoleh hasil, maka K4 menjawab soal cerita dengan menggunakan kata-kata. c. Student contributions (siswa menggunakan produksi dan konstruksi model) Berdasarkan hasil pekerjaan siswa pada masalah 1 sampai dengan masalah 3, maka terdapat kontribusi siswa yang berbeda-beda. Berikut adalah kontribusi siswa pada pembelajaran pertemuan pertama dan pertemuan kedua: 1) Kontribusi Siswa pada Kelompok 1 (K1) a) Berdasarkan gambar 4.1 dan gambar 4.2, terlihat bahwa K1 sudah dapat menyelesaikan masalah 1 dan masalah 2 menggunakan representasi gambar dan simbol karena pada masalah 1, K1 menggunakan representasi gambar dan simbol. b) Berdasarkan gambar 4.3, K1 sudah mampu menyelesaikan masalah 3 menggunakan representasi gambar dan simbol. Karena PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128 hal serupa sudah dipelajari oleh K1 pada pembelajaran pertemuan pertama. 2) Kontribusi Siswa pada Kelompok 2 (K2) a) Berdasarkan gambar 4.4 dan gambar 4.5, terlihat bahwa K2 sudah dapat menyelesaikan masalah 1 dan masalah 2 hanya menggunakan representasi gambar karena pada masalah 1, K2 hanya menggunakan representasi gambar. b) Berdasarkan gambar 4.6, K2 sudah mampu menyelesaikan masalah 3 hanya menggunakan representasi gambar. Karena hal serupa sudah dipelajari oleh K2 pada pembelajaran pertemuan pertama. 3) Kontribusi Siswa pada Kelompok 3 (K3) a) Berdasarkan gambar 4.7, terlihat bahwa K3 sudah dapat menyelesaikan masalah 1 hanya menggunakan representasi gambar. Pada gambar 4.8, terlihat K3 sudah dapat menyelesaikan masalah menggunakan representasi simbol. Hal tersebut terjadi karena dalam menyelesaikan masalah 1, K1 hanya menggunakan representasi gambar sehingga peneliti memberikan topangan kepada K3 untuk menyatakan dalam bentuk simbol. Namun K3 tidak menyatakan dalam bentuk simbol. Sehingga pada masalah 2, K3 menyatakan dalam bentuk representasi simbol. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129 b) Berdasarkan gambar 4.9, K3 sudah mampu menyelesaikan masalah 3 hanya menggunakan representasi gambar. Karena hal serupa sudah dipelajari oleh K3 pada masalah 1 pembelajaran pertemuan pertama. Selain itu, pada pembelajaran pertemuan 1, K1 mempresentasikan hasilnya menggunakan representasi gambar dan simbol. Oleh karena itu, K3 ingin menyelesaikan masalah 3 menggunakan representasi gambar dan simbol seperti yang dilakukan oleh K1. Karena keterbatasan waktu, maka K3 hanya mampu menyelesaikan dalam bentuk gambar. 4) Kontribusi Siswa pada Kelompok 4 (K4) a) Berdasarkan gambar 4.10, terlihat bahwa K4 sudah dapat menyelesaikan masalah 1 menggunakan representasi gambar dan simbol. Pada gambar 4.11, terlihat bahwa K4 sudah dapat menyelesaikan masalah 2 hanya menggunakan representasi gambar. Hal tersebut terjadi karena dalam menyelesaikan masalah 2, pada awalnya K4 ingin menyelesaikan menggunakan representasi gambar dan simbol seperti pada masalah 1. Namun memiliki keterbatasan waktu sehingga K4 hanya sampai pada representasi bentuk gambar. b) Berdasarkan gambar 4.12, K3 sudah mampu menyelesaikan masalah 3 hanya menggunakan representasi gambar. Karena hal serupa sudah dipelajari oleh K3 pada masalah 2 pembelajaran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 130 pertemuan pertama. Selain itu, pada pembelajaran pertemuan 1, K1 mempresentasikan hasilnya menggunakan representasi gambar dan simbol. Oleh karena itu, K4 ingin menyelesaikan masalah 3 menggunakan representasi gambar dan simbol seperti yang dilakukan oleh K1. Karena keterbatasan waktu, maka K4 hanya mampu menyelesaikan dalam bentuk gambar. d. Interactivity (adanya interaksi diantara siswa dalam proses pembelajaran) Aktivitas yang dilakukan oleh peneliti maupun siswa ketika melakukan proses pembelajaran di kelas VIIIA pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua sebagai berikut: 1) Siswa berdiskusi dalam kelompok bersama anggota kelompoknya untuk mengamati dan memahami masalah yang diberikan oleh peneliti (aktivitas 1). Jika ada salah satu anggota kelompok mengutarakan pendapatnya, maka anggota kelompok lainnya memperhatikan atau menanggapi jika ada perbedaan pendapat (aktivitas 2). (Gambar 4.13 Siswa Berdiskusi dalam Kelompok) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 131 2) Peneliti mendampingi siswa dalam diskusi kelompok. Ketika ada siswa yang mengalami kesulitan, maka peneliti memberikan topangan kepada siswa berupa pertanyaan yang bersifat memancing siswa untuk menemukan jawabannya sendiri. Peneliti tidak memberikan jawaban langsung atas pertanyaan siswa (aktivitas 3). Sedangkan siswa memperhatikan dan berusaha untuk menemukan jawaban atas topangan yang diberikan oleh peneliti (aktivitas 4). (Gambar 4.14 Peneliti Memberikan Topangan Kepada Siswa) 3) Pada saat ada kelompok yang mempresentasikan jawabannya di depan kelas, maka peneliti dan siswa yang lain memperhatikan (aktivitas 5). Jika ada pertanyaan atau tanggapan dari kelompok lain, maka siswa pada kelompok tersebut mengangkat tangan terlebih dahulu sebelum berbicara dan kelompok lainnya tidak boleh ribut (aktivitas 6). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 132 4) (Gambar 4.15 Siswa Mempresentasikan Jawaban di Depan Kelas) Setelah siswa mempresentasikan jawaban di depan kelas, maka selanjutnya peneliti bersama siswa menyimpulkan pembelajaran. Peneliti menjelaskan bahwa proses yang dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan masalah yang diberikan dengan cara menghilangkan salah gambar atau simbol untuk mendapatkan nilai dari gambar atau simbol lain dinamakan metodel eliminasi. Sedangkan ketika siswa mengantikan gambar atau simbol dengan nilai dari gambar atau simbol yang telah diperoleh dinamakan metode substitusi (aktivitas 7). Pada saat peneliti menyimpulkan pekerjaan siswa, maka siswa yang lain memperhatika. Jika ada penjelasan peneliti yang belum dipahami oleh siswa, maka siswa bisa bisa menanyakan kepada peneliti (aktivitas 8). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 133 (Gambar 4.16 Peneliti Menyimpulkan Jawaban Siswa) Berdasarkan uraian penjelasan mengenai aktivitas yang dilakukan oleh peneliti maupun siswa pada saat pembelajaran pertemuan pertama dan pembelajaran pertemuan kedua di kelas VIIIA tersebut, maka peneliti dapat menyajikan dalam bentuk diagram alir. Berikut adalah diagram alir aktivitas yang dilakukan oleh peneliti dan siswa: Peneliti (Guru) Aktivitas 2, 6 Siswa lain Siswa Aktivitas 1, 5 (Gambar 4.17 Diagram alir interaksi antara peneliti dengan siswa, maupun interaksi antara siswa dengan siswa) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 134 e. Intertwining (menggunakan keterkaitan) Berdasarkan 3 (tiga) masalah yang diberikan oleh peneliti pada saat pembelajaran pertemuan pertama dan kedua di kelas VIIIA maka terdapat beberapa keterkaitan yang dilakukan oleh siswa, yaitu: 1) Siswa pada Kelompok 1 (K1) a) Berdasarkan gambar 4.1 dan gambar 4.3 terlihat bahwa K1 sudah mampu menyelesaikan masalah 3 pada pembelajaran pertemuan kedua setelah mempelajari masalah 1 pada pembelajaran pertemuan pertama. Karena dalam menyelesaikan masalah 3, K1 melakukan eliminasi terlebih dahulu antara persamaan pertama dan kedua untuk memperoleh bentuk PLSV. Sehingga, K1 mengaitkan antara masalah 1 untuk menyelesaikan masalah 3 menggunakan konsep pembagian seperti pada masalah 1. b) Berdasarkan masalah 1 pada gambar 4.1, dapat membantu K1 untuk membuat model matematika dalam bentuk SPLDV pada masalah 2 (gambar 4.2). Selanjutnya, dari model tersebut memunculkan metode substitusi untuk menyelesaikan masalah 2. c) Masalah 1 pada gambar 4.1 mampu membantu siswa untuk menyelesaikan masalah 3 pada gambar 4.3. Karena pada masalah 3, K1 menyelesaikan masalah menggunakan metode eliminasi terlebih dahulu untuk memperoleh bentuk PLSV seperti pada masalah 1. Selanjutnya, K1 menyelesaikan menggunakan konsep PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 135 pembagian seperti pada masalah 1 tersebut. Sehingga dengan adanya masalah 1 memunculkan metode eliminasi pada masalah 3. 2) Siswa pada Kelompok 2 (K2) a) Berdasarkan gambar 4.4 dan gambar 4.5 terlihat bahwa K2 sudah mampu menyelesaikan masalah 2 setelah mempelajari masalah 1 pada pembelajaran pertemuan pertama. Pada gambar 4.6, terlihat bahwa K2 melakukan eliminasi antara persamaan pertama dan kedua dan memperoleh bentuk PLSV. Sehingga, K2 mengaitkan antara masalah 1 untuk menyelesaikan masalah 3 menggunakan konsep pembagian seperti pada masalah 1. b) Berdasarkan masalah 1 pada gambar 4.4, dapat membantu K1 untuk membuat model matematika dalam bentuk SPLDV pada masalah 2 (gambar 4.5). Selanjutnya, dari model tersebut memunculkan metode substitusi untuk menyelesaikan masalah 2. c) Masalah 1 pada gambar 4.4 mampu membantu siswa untuk menyelesaikan masalah 3 pada gambar 4.6. Karena pada masalah 3, K2 menyelesaikan masalah menggunakan metode eliminasi dan substitusi. Sehingga dengan adanya masalah 1 dan masalah 2 memunculkan metode eliminasi dan substitusi pada masalah 3. 3) Siswa pada Kelompok 3 (K3) a) Berdasarkan gambar 4.7 dan gambar 4.9 terlihat bahwa K3 sudah mampu menyelesaikan masalah 3 pada pembelajaran pertemuan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 136 kedua setelah mempelajari masalah 1 pada pembelajaran pertemuan pertama. Karena pada masalah 3, K3 melakukan eliminasi terlebih dahulu antara persamaan pertama dan kedua untuk memperoleh bentuk PLSV. Sehingga, K3 mengaitkan antara masalah 1 untuk menyelesaikan masalah 3 menggunakan konsep pembagian seperti pada masalah 1. b) Berdasarkan masalah 1 pada gambar 4.7, dapat membantu K1 untuk membuat model matematika dalam bentuk SPLDV pada masalah 2 (gambar 4.8). Selanjutnya, dari model tersebut memunculkan metode substitusi untuk menyelesaikan masalah 2. c) Masalah 1 pada gambar 4.7 membantu siswa untuk menyelesaikan masalah 3 pada gambar 4.9. Karena pada masalah 3, K3 menyelesaikan masalah menggunakan metode eliminasi dan substitusi. Sehingga dengan adanya masalah 1 memunculkan metode eliminasi dan substitusi pada masalah 3. 4) Siswa pada Kelompok 4 (K4) a) Berdasarkan gambar 4.10 dan gambar 4.11 terlihat bahwa K4 sudah mampu menyelesaikan masalah 2 setelah mempelajari masalah 1 pada pembelajaran pertemuan pertama. Karena pada masalah 2, K4 melakukan eliminasi terlebih dahulu antara persamaan pertama dan kedua secara berulang untuk memperoleh bentuk PLSV. Sehingga, K4 mengaitkan antara masalah 1 untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 137 menyelesaikan masalah 2 menggunakan konsep pembagian seperti pada masalah 1. Selain itu, pada gambar 4.12 terlihat bahwa K4 menyelesaikan masalah 3 menggunakan metode eliminasi terlebih dahulu untuk memperoleh bentuk PLSV. Selanjutnya melakukan pembagian seperti yang dilakukan pada masalah 1. b) Dari gambar 4.10 dan gambar 4.12 terlihat bahwa, K4 sudah mampu mengaitkan masalah 1 dan masalah 2 untuk menyelesaikan masalah 3. Karena pada masalah 3, K4 menyelesaikan masalah menggunakan metode eliminasi terlebih dahulu seperti yang dilakukan pada masalah 2. Selanjutnya K4 memperoleh bentuk PLSV seperti pada masalah 1, maka K4 menyelesaikan menggunakan cara yang sama dilakukan pada masalah 1 yaitu menggunakan konsep pembagian. C. Analisis dan Pembahasan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas VIIIA Pada pertemuan ketiga, peneliti mengadakan tes tertulis mengenai soal kontekstual yang berkaitan dengan SPLDV. Tes tertulis diadakan setelah peneliti menerapkan pembelajaran di kelas VIIIA sebanyak 2 pertemuasn dengan menggunakan model PMR pada materi SPLDV. Berikut adalah tabel pelaksanaan kegiatan tes tertulis pada pertemuan ketiga. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 138 Tabel 4.2 Kegiatan Tes Tertulis Pada Pertemuan Ketiga Kelas/Sekolah : VIIIA/SMP Kanisius Sleman Yogyakarta Hari/Tanggal : Kamis, 19 Oktober 2017 Waktu : 2𝑥40 menit (07.40-09.00) Jumlah Siswa : 20 siswa Tes tertulis tersebut bertujuan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi SPLDV setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model PMR. Peneliti menggunakan langkah pemecahan masalah menurut Polya untuk menganalisis kemampuan pemecahan masalah siswa. Peneliti menganalisis serta membahas data hasil wawancara dan pekerjaan siswa berdasarkan kategori jawaban siswa, yaitu: a. Siswa pertama (S1) menggunakan representasi gambar b. Siswa kedua (S2) menggunakan representasi simbol c. Siswa ketiga (S3) mengguanakan representasi gambar dan simbol Berikut adalah data hasil analisis dan pembahasan kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VIIIA. a. Siswa Pertama (S1) Berikut adalah analisis dan pembahasan kemampuan pemecahan masalah S1 berdasarkan data hasil pekerjaan dan wawancara siswa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 139 Tabel 4.3 Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah S1 Memahami masalah (understand the problem) S1 membuat pemisalan berupa gambar segi empat mewakili topi dan lingkaran mewakili baju. Selanjutnya S1 menuliskan apa yang diketahui pada soal menggunakan pemisalan tersebut. Selanjutnya S1 menuliskan apa yang ditanyakan pada soal. Berikut adalah kutipan wawancara S1: P: “Apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal?” S1: (siswa membaca soal). P: “Apakah pemisalan yang kamu buat sudah benar?” S1:“Salah mas…itu maksudnya harga. Kalau segi empat itu harga 1 topi sedangkan lingkaran adalah harga 1 baju.” Saat membuat pemisalan pada hasil pekerjaan, S1 menggambar 1 segiempat sebagai perwakilan topi dan 1 lingkaran sebagai perwakilan baju. Namun saat melakukan wawancara S1 dapat menjelaskan maksud dari pemisalan tersebut. Sehingga, S1 sudah memahami masalah dengan baik. Membuat rencana pemecahan masalah (make a plan) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 140 P: “Gimana ide kamu untuk menyelesaikan soal ini?” S1: “Kita cari harga dari 1 topi dan 1 baju dulu. Selanjutnya kita mencari harga 6 topi dan 7 baju.” P: “Kenapa persamaan 1 kurangkan dengan persamaan 2?” S1: “Biar mendapat harga 1 segi empat dan 1 lingkaran.” Berdasarkan hasil pekerjaan dan wawancara siswa, menunjukkan bahwa S1 sudah membuat rencana pemecahan masalah, yaitu S1 membuat dua persamaan atau model matematika, selanjutnya mengurangkan persamaan 1 dengan persamaan 2 sehingga diperoleh 1 segi empat ditambah 1 lingkaran adalah 150.000 (persamaan 3). Melaksanakan rencana (carry out our plan) Berdasarkan hasil pekerjaan siswa, terlihat bahwa setelah S1 mengurangkan persamaan 1 dengan persamaan 2, maka S1 menemukan sebuah pola. Oleh karena itu, S1 mengurangkan persamaan 2 dengan persamaan 3 memperoleh 1 segi empat ditambah 1 lingkaran adalah 350.000 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 141 (persamaan 4). S1 melakukan hal serupa dan memperoleh 2 lingkaran adalah 100.000, maka S1 menyimpulkan bahwa 1 lingkaran adalah 50.000. Dari sini S1 dapat mensubstitusikan 50.000 ke dalam persamaan 3, sehingga diperoleh 1 segi empat adalah 100.000. S1 menyelesaikan masalah dengan cara mengeliminasikan salah satu gambar untuk mendapatkan gambar yang lain. Hal ini juga terlihat jelas pada lembar jawaban siswa tersebut. Setelah mendapatkan nilai dari 1 segi empat dan 1 lingkaran yaitu 100.000 dan 50.000, kemudian S1 menuliskan “6 × 50 + 7 × 100 = 300 + 700 = 1.000.000" P: “Tujuannya apa, kamu mengurangkan secara berulang dengan 1 segi empat dan 1 lingkaran (persamaan 3)?” S1: “Untuk mencri harga salah satu gambar.” P: “Kenapa 6 kali 50 ditambah dengan 7 kali 100.000 sama dengan 1.000.000?” S1: “Ada 6 topi dan 7 baju mas….” P: “Kok, kamu tulis 50 dan 100..terus 1.000.000 didapat darimana”? S1: “Di singkat aja, maksudnya 50.000 dan 100.000, makanya hasilnya begitu.” Berdasarkan kutipan wawancara terlihat bahwa S1 menjawab pertanyaan soal dengan cara menyederhanakan harga 1 topi sama dengan 50 dan 1 baju sama dengan 100 kemudian dikalikan dengan 6 dan 7. Namun, maksud dari S1 adalah 50.000 dan 100.000. Berdasarkan hasil pekerjaan dan wawancara siswa, dapat disimpulkan bahwa S1 sudah melaksakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 142 pemecahan masalah dengan cara eliminasi dan substitusi gambar pada model matematika tersebut. Memeriksa kembali jawaban (look back at the completed solution). P: “Apakah kamu yakin dengan jawabanmu bahwa harga 1 topi adalah 50.000 dan harga 1 baju adalah 100.000?” S1: “Sudah mas….” P: “Gimana caranya kamu bisa yakin?” S1: “Dimasukan aja nilai 1 topi dan 1 baju ke persamaan ini (sambil menunjukkan persamaan 3), pasti hasilnya 150.000.” P: “Kamu sudah yakin dengan jawaban akhirmu?” S1: “Sudah mas, tadi saya sudah cek lagi dan jawaban 1.000.000.” Berdasarkan kutipan wawancara tersebut, dapat disimpulkan bahwa S1 sudah mengecek kembali jawaban yang telah diperoleh untuk menguji kebenarannya. Sehingga S1 yakin bahwa jawaban yang ia peroleh benar. Kesimpulan: Berdasarkan hasil pekerjaan dan wawancara siswa dapat disimpulkan bahwa, S1 sudah memiliki kemampuan pemecahan masalah dalam menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan SPLDV, yaitu memahami masalah (understand the problem), membuat rencana pemecahan masalah (make a plan), melaksanakan rencana (carry out our plan), dan memeriksa kembalik jawaban (look back at the completed solution). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 143 b. Siswa Kedua (S2) Berikut adalah analisis dan pembahasan kemampuan pemecahan masalah S2 berdasarkan data hasil pekerjaan dan wawancara siswa. Tabel 4.4 Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah S2 Memahami masalah (understand the problem) 50 P: “Apa yang diketahui pada soal”? S2: “3 topi dan 5 baju seharga 650.000 sedangkan 2 topi dan 4 baju seharga 500.000.” P: “Apa yang ditanyakan pada soal?” S2: “Harga 6 topi dan 7 baju.” Berdasarkan hasil pekerjaan siswa, S2 menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal. Sedangkan pada kutipan wawancara, S2 dapat menceritakan kembali masalah tersebut dengan menggunakan kata-kata sendiri. Sehingga, berdasarkan hasil pekerjaan dan wawancara siswa, dapat disimpulkan bahwa S2 sudah memahami masalah dengan baik. Membuat rencana pemecahan masalah (make a plan) P: “Kenapa kamu misalkan dengan x dan y dan kemudian menuliskan 3x ditambah 5y sama dengan 650.000 𝑑𝑎𝑛 2𝑥 ditambah 4𝑦 sama dengan 500.000?” S2: “Agar mudah dalam menyelesaikannya mas…” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 144 Pada lembar jawaban siswa, S2 menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal serta memisalkan dengan variabel, yaitu 𝑥 menyatakan harga 1 topi dan 𝑦 harga 1 baju. Selanjutnya S2 membuat memodelkan masalah tersebut ke dalam model matematika berupa SPLDV. Sedangkan berdasarkan kutipan wawancara, S2 membuat pemisalan dan model matematika dengan tujuan memudahkan dalam penyelesaian masalah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, S2 sudah merencanakan pemecahan masalah dengan cara pemisalan terlebih dahulu kemudian memodelkan dalam model matematika. Melaksanakan rencana (carry out our plan) P: “Kenapa persamaan 1 dikalikan dengan 2 dan persamaan 2 dikalikan dengan 3?” S2: “Untuk menghilangkan x-nya lebih dulu, maka nilai x harus sama, maka dikali.” P: “Apakah bisa jika saya ingin menghilangkan y-nya lebih dulu?” S2: “Bisa mas, berarti persamaan 1 dikali 4 dan persamaan 2 dikali 5.” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 145 P:”Cara seperti ini kamu dapat darimana?” S2: “Pernah diajar oleh kakak di rumah mas..katanya begitu biar lebih mudah.” Berdasarkan hasil pekerjaan dan wawancara siswa, S2 menyelesaikan masalah dengan menggunakan metode eliminasi dan substitusi. Dalam mengeliminasi variabel 𝑥, maka S2 mengalikan persamaan 1 dengan 2 dan persamaan 2 dengan 3. Akhirnya S2 mendapatkan jawaban yaitu 𝑦 = 100.000, kemudian disubstitusikan ke persamaan 1 diperoleh 𝑥 = 50.000. Selain itu, S2 juga memahami proses yang digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Hal ini terbukti ketika melakukan wawancara, S2 mengatakan bahwa ketika mengeliminasikan salah satu variabel jika koefisiennya belum sama, maka terlebih dahulu menyamakan koefoisien dari kedua variabel tersebut. Namun, variabel yang dieliminasikan terlebih dahulu tidak harus variabel 𝑥. Sehingga berdasarkan hasil pekerjaan dan wawancara siswa, dapat disimpulkan bahwa dalam menyelesaikan masalah S2 menggunakan metode eliminasi dan substitusi variabel pada model matematika tersebut. Memeriksa kembali jawaban (look back at the completed solution). P: “Apakah sudah benar nilai 𝑥 dan 𝑦?” S2: “Sudah mas… P: “Gimana caranya kamu bisa tahu?” S2: “Dimasukkan nilai 𝑥 dan 𝑦 pada salah satu persamaan ini dan hasilnya sama (sambal menunjukkan persamaan 1 dan 2).” P: “Terus untuk jawaban akhir, apakah sudah benar?” S2: “Sudah benar mas….aku uda cek lagi jawabannya benar.” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 146 Sebelum mendapatkan jawaban akhir, S2 memeriksa kembali jawabannya untuk memastikan kebenaran nilai 𝑥 dan 𝑦. Selanjutnya S2 mengalikan nilai 𝑥 dengan 6 dan nilai 𝑦 dengan 7 diperoleh hasil 1.000.000. Berdasarkan kutipan wawancara tersebut, dapat disimpulkan dalam menyelesaikan masalah yang diberikan S2 selalu mengecek kembali jawaban yang diperoleh untuk memastikan kebenarannya. Kesimpulan: Berdasarkan hasil pekerjaan dan wawancara siswa dapat disimpulkan bahwa, S2 sudah memiliki kemampuan pemecahan masalah dalam menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan SPLDV, yaitu memahami masalah (understand the problem), membuat rencana pemecahan masalah (make a plan), melaksanakan rencana (carry out our plan), dan memeriksa kembalik jawaban (look back at the completed solution). c. Siswa Ketiga (S3) Berikut adalah analisis dan pembahasan kemampuan pemecahan masalah S3 berdasarkan data hasil pekerjaan dan wawancara siswa. Tabel 4.5 Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah S3 Memahami masalah (understand the problem) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 147 P: “Apa yang diketahui pada soal”? S3: “Harga 3 topi dan 5 adalah 650.000 sedangkan harga 2 topi dan 4 baju adalah 500.000.” P: “Apa yang ditanyakan pada soal?” S3: “Harga 6 topi dan 7 baju.” P: “Kata dan yang kamu tulis pada persamaan 1 maupun 2 artinya apa?” S3: “Itu tambah mas….kan topi dan baju, berarti topi ditambah baju.” Berdasarkan hasil pekerjaan siswa, menunjukkan bahwa S3 sudah menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal. Sedangkan berdasarkan kutipan wawancara, S3 bisa menceritakan kembali masalah tersebut menggunakan kata-kata sendiri. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, S3 sudah memahami masalah dengan baik, sehingga ketika menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal menggunakan kata “dan” yang berarti penjumlahan. Berdasarkan hasil pekerjaan dan wawancara siswa, dapat disimpulkan bahwa S3 sudah memahami masalah dengan baik. Membuat rencana pemecahan masalah (make a plan) Pada hasil pekerjaan siswa, S3 membuat rencana pemecahan masalah menggunakan dua cara yang berbeda. S3 membuat pemisalan terlebih dahulu, yaitu pemisalan dalam bentuk gambar untuk cara pertama dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 148 pemisalan dalam bentuk simbol untuk cara kedua. Setelah itu, S3 memodelkan masalah tersebut dalam bentuk model matematika. Pada cara pertama, S3 merencanakan penyelesaian dengan cara menggurangkan persamaan pertama dengan persamaan kedua. P: “Kenapa pada cara pertama kamu misalkan dengan gambar lingkaran dan segi empat dan cara kedua dengan x dan y?” S3: “Biar lebih mudah mengerjakannya.” P: “Apakah pemisalan pada cara pertama dan kedua artinya sama?” S3: “Ya, sebenarnya sih sama aja mas….Cuma beda lambang.” Sedangkan berdasarkan kutipan wawancara, S3 memahami masalah dengan baik sehingga merencanakan pemecahan masalah dengan dua cara yang berbeda. Tujuan S3 membuat pemisalan dan model matematika adalah agar lebih mudah dalam menyelesaikan masalah tersebut. Berdasarkan hasil pekerjaan dan wawancara siswa, dapat disimpulkan bahwa S3 sudah dapat merencanakan pemecahan masalah dengan dua strategi yang berbeda. Melaksanakan rencana (carry out our plan) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 149 P: “Kenapa pada cara pertama kamu kurangkan antara persamaan 1 dan 2?” S3: “Agar bisa dapat harga 1 topi dan 1 baju.” P: “Kenapa persamaan 2 dikurangi persamaan 3 yang kamu barusan peroleh?” S3: “Supaya mendapatkan harga 1 segiempat, karena dikurang secara berulang maka bentuk lingkarannya habis.” P: “Maksudnya gimana kamu menuliskan 6 lingkaran tambah 7 segi empat?” S3: “Kan ditanya ada 6 topi dan 7 baju…” Berdasarkan hasil pekerjaan dan wawancara siswa pada cara pertama, S3 menyelesaikan masalah dengan cara menguramgi persamaan 1 dan persamaan 2, kemudian mengurangi persamaan 2 dengan persamaan 3. S3 melakukan hal serupa secara berulang, sehingga menghasilkan 1 segi empat senilai 100.000. Selanjutnya S3 mensubstitusikan nilai 1 segiempat tersebut ke persamaan 3 diperoleh 1 lingkaran senilai 50.000. Selanjutnya S3 mensubstitusikan kedua nilai tersebut dan memperoleh hasil 1.000.0000. S3 menuliskan 6 lingkaran ditambah 7 segi empat yang berarti 6 dikalikan dengan 50.000 sedangkan 7 dikalikan dengan 100.000. P: “Kenapa cara kedua persamaan 1 dikali 4 dan persamaan 2 dikali 5?” S3: “Agar mendapatkan nilai 𝑥, maka kita harus hilangkan nilai y dulu” P: “Kamu dapat cara darimana?” S3: “Pernah diajarkan di tempat les mas…” Berdasarkan hasil pekerjaan dan wawancara siswa pada cara kedua, S3 menyelesaikan masalah menggunakan metode eliminasi dan substitusi. Proses eliminasi dilakukan jika koefisien variabel dari kedua persamaan sudah sama. Jika koefisien dari kedua variabel belum sama, maka harus PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 150 disamakan terlebih dahulu. S3 memahami masalah dan strategi dalam pemecahan masalah dengan baik. Maka S3 menyimpulkan bahwa harga 6 topi dan 7 baju adalah 1.000.000 rupiah. Berdasarkan hasil pekerjaan dan wawancara siswa, dapat disimpulkan bahwa S3 mempunyai strategi dalam memodelkan dan menyelesaikan masalah tersebut. Memeriksa kembali jawaban (look back at the completed solution). P: “Apakah kamu sudah yakin dengan jawaban pada cara pertama maupun kedua?” S3: “Sudah mas, aku uda cek tadi….” P: “Gimana cara kamu cek?” S3: “Ya nilai dari kedua gambar atau 𝑥 dan 𝑦 di masukkan ke salah satu persamaan.” Berdasarkan kutipan wawancara tersebut, S3 sudah melakukan pengecekan kembali atas jawaban yang telah diperoleh untuk memastikan kebenarannya. Kesimpulan: Berdasarkan hasil pekerjaan dan wawancara siswa dapat disimpulkan bahwa, S3 sudah memiliki kemampuan pemecahan masalah dalam menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan SPLDV, yaitu memahami masalah (understand the problem), membuat rencana pemecahan masalah (make a plan), melaksanakan rencana (carry out our plan), dan memeriksa kembalik jawaban (look back at the completed solution). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 151 D. Revisi HLT Setelah Melakukan Uji Coba di Kelas VIIIA Setelah melakukan uji coba HLT hasil desain awal dan tes kemampuan pemecahan masalah siswa di kelas VIIIA, maka peneliti melakukan revisi HLT. Hasil hasil revisi HLT akan digunakan untuk melakukan pembelajaran di kelas VIIIB sebagai kelas penelitian kedua. Untuk HLT lengkap (hasil revisi) dapat dilihat pada lampiran 3 dan 4. Adapun perubahan yang dilakukan oleh peneliti dari proses pembelajaran sampai hasil pembelajaran sebagai berikut. 1. Pada masalah 1 sampai dengan masalah 3, peneliti menambahkan untuk setiap masalah dengan 4 pertanyaan, yaitu: (a) apa yang diketahui pada soal; (b) apa yang ditanyakan pada soal; (c) buatlah model matematika dari masalah tersebut; dan (4) selesaikanlah masalah tersebut. Hasil revisi pada ketiga masalah tersebut bertujuan agar tujuan penelitian tercapai, yaitu selain menghasilkan lintasan belajar dengan pendekatan PMR, maka peneliti dapat mengetahui kemampuan pemecahan masalah siswa secara tertulis. Sehingga pada saat melakukan tes tertulis mengenai kemampuan pemecahan masalah, siswa sudah mengetahui proses penyelesaian masalah seperti yang dipelajari pada pertemuan pertama dan kedua. 2. peneliti menambahkan proses penyelesaian masalah yang dilakukan oleh siswa menggunakan representasi gambara (model non formal) sampai menggunakan representasi simbol berupa variabel-variabel (formal) secara detail. Artinya proses perubahan model matematika yang dilakukan secara bertahap, yaitu masalah kontekstual diubah menjadi model matematika berupa representasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 152 gambar dan selanjutnya menjadi model matematika dalam bentuk simbol berupa variabel-variabel. Karena pada desain HLT awal, peneliti tidak membuat dugaan jawaban siswa secara detail. Peneliti langsung membuat dugaan jawaban siswa, yaitu siswa langsung menentukan model matematika dan menyelesaikan dari masalah kontekstual dalam bentuk gambar selanjutnya dalam kedalam bentuk simbol tanpa melalui proses seperti yang dilakukan siswa dalam membuat model dalam bentuk representasi gambar. 3. Pada soal tes tertulis kemampuan pemecahan masalah siswa, peneliti menambahkan 4 pertanyaan soal yaitu: apa yang diketahui pada soal, apa yang ditanyakan pada soal, buatlah model matematika dari masalah tersebut, dan selesaikanlah masalah tersebut. Hal tersebut bertujuan agar dalam menyelesaikan masalah SPLDV, siswa dapat melalui tahapan pemecahan masalah menurut Polya, yaitu memahami masalah, merencanakan pemecahan masalah, melaksanakan pemecahan, dan melihat kembali jawaban. E. Penelitian dengan Menerapkan HLT Hasil Revisi di Kelas VIIIB (Teaching Experiment) 1. Pelaksanaan Penelitian dengan Menerapka HLT Hasil Revisi di Kelas VIIIB Pelaksanaan penelitian dengan menerapkan HLT hasil revisi terjadi di kelas VIIIB sebanyak 2 kali pertemuan pembelajaran mengenai masalah kontekstual yang berkaitan dengan SPLDV dengan menggunakan model PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 153 PMR. Jumlah siswa pada kelas VIIIB sebanyak 22 siswa. Oleh karena itu, peneliti membagi siswa ke dalam 7 kelompok diskusi secara heterogen dan setiap kelompok terdiri dari 3-4 siswa. Berikut adalah tabel pelaksanaan kegiatan penelitian dengan menerapkan HLT hasil revisi di kelas VIIIB: Tabel 4.6 Kegiatan Pembelajaran pada Pertemuan Pertama dan Kedua Kelas/Sekolah : VIIIB /SMP Kanisius Sleman Yogyakarta Pembelajaran : Pertemua Pertama Pertemuan Kedua Hari/Tanggal : Senin, 13 November 2017 Kamis, 16 Oktober 2017 Waktu : 2𝑥40 menit (09.15-10.35) 2𝑥40 menit (09.15-10.35) Jumlah siswa : 22 siswa 22 siswa 2. Analisis dan Pembahasan Hasil Penelitian dengan Menerapkan HLT Hasil Revisi di Kelas VIIIB Pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti di kelas VIIIB berdasarkan lintasan belajar atau HLT hasil revisi yang telah didesain menggunakan model PMR yang terdiri dari 3 masalah, yaitu masalah pertama dan kedua untuk pembelajaran pertemuan pertama sedangkan masalah ketiga untuk pembelajaran pertemuan kedua. Berikut adalah deskripsi proses pembelajaran berdasarkan karateristik PMR pada pembelajaran pertemuan pertama dan kedua di kelas VIIIB. a. Phenomenological exploration (adanya masalah yang dieksplorasi oleh siswa) Pada pembelajaran pertemuan pertama, peneliti memberikan 2 masalah untuk dieksplorasi oleh siswa. Dari kedua masalah tersebut PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 154 terdapat ada beberapa strategi penyelesaian masalah yang dilakukan oleh siswa, yaitu: 1) Pada masalah 1, terdapat 3 kategori jawaban siswa yaitu siswa pada kelompok 1 menyelesaikan masalah menggunakan representasi simbol, siswa pada kelompok 3, 4, 6, dan 7 menyelesaikan masalah menggunakan representasi gambar, dan siswa pada kelompok 2, 5 menyelesaikan masalah menggunakan representasi gambar dan simbol. Keempat kelompok tersebut menentukan harga 1 celana panjang dengan cara 375.000 dibagi dengan 5. Karena pada masalah 1 diketahui harga 5 celana panjang 375.000 rupiah, maka untuk menentukan harga 1 celana panjang dibagi dengan 5. 2) Pada masalah 2, terdapat 3 kategori jawaban siswa yaitu siswa pada kelompok 1, 2, 5 menyelesaikan masalah menggunakan representasi gambar dan simbol, siswa pada kelompok 3, 4, 6, 7 menyelesaikan masalah menggunakan representasi gambar dan tidak ada kelompok siswa yang menyelesaikan masalah hanya menggunakan representasi simbol. Untuk menentukan harga 5 tiket anak-anak dan 3 dewasa pada masalah 2, siswa pada kelompok 1, 2, 3, 5, 6, dan 7 menyelesaikan masalah 2 dengan menggunakan metode substitusi yaitu menjumlahkan persamaan pertama dengan persamaan kedua. Sedangkan siswa pada kelompok 4 menyelesaikan masalah 2 dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 155 cara mencari harga dari 1 tiket anak-anak dan harga 1 tiket dewasa terlebih dahulu menggunakan metode eliminasi, kemudian mencari harga tiket untuk 5 anak-anak dan 3 dewasa. Pada pembelajaran pertemuan kedua, peneliti memberikan 1 masalah untuk dieksplorasi oleh siswa. Dari masalah tersebut terdapat ada beberapa strategi penyelesaian masalah yang dilakukan oleh siswa, yaitu: 1) Pada masalah 3, terdapat 3 kategori jawaban siswa yaitu siswa pada kelompok 1, menyelesaikan masalah menggunakan representasi simbol, siswa pada kelompok 3, 4, dan 6 menyelesaikan masalah menggunakan representasi gambar, dan siswa pada kelompok 2, 5, dan 7 menggunakan representasi gambar dan simbol. 2) Untuk menentukan harga 1 bolpoin pada masalah 3, siswa pada kelompok 1-7 menentukan harga 1 buku terlebih dahulu menggunakan metode eliminasi, selanjutnya menggunakan metode substitusi untuk menentukan harga 1 bolpoin. b. Bridging by vertical instruments (menggunakan instrument vertikal, seperti model-model) Berdasarkan 3 masalah yang diberikan oleh peneliti untuk dieksplorasi oleh siswa pada pembelajaran pertemuan pertama dan kedua, maka terdapat beberapa model matematika yang dibuat oleh siswa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 156 1) Siswa pada Kelompok 1 (K1) (Gambar 4.18 Hasil Pekerjaan K1 untuk Masalah 1) Berdasarkan gambar 4.18, K1 sudah membuat model matematika dalam bentuk formal berupa Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV) menggunakan representasi simbol, yaitu menggunakan variabel 𝑐. Selanjutnya K1 menyelesaikan model matematika tersebut dengan cara membagi 375.000 dengan 5, karena ada 5 celana panjang. Namun K1 menuliskan keterangan dari variabel 𝑐 tersebut sebagai 1 celana panjang. Ketika peneliti menanyakan bahwa 𝑐 itu menyatakan apa, dan K1 menjelaskan bahwa 𝑐 menyatakan harga 1 celana panjang. Peneliti tidak memberikan topangan kepada K1 dalam menyelesaikan masalah 1, karena siswa sudah mempelajari pada pembelajaran sebelumnya yaitu mengenai PLSV. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 157 (Gambar 4.19 Hasil Pekerjaan K1 untuk Masalah 2) Berdasarkan gambar 4.19, K1 sudah membuat model matematika menggunakan representasi gambar dan simbol. Pada masalah 2, awalnya K1 mengalami kesulitan untuk memodelkan dan menyelesaikan masalah tersebut. Sehingga peneliti meminta K1 untuk membuat pemisalan terlebih dahulu, baik dalam bentuk gambar maupun simbol berupa variabel. Sehingga K1 menyelesaikan masalah 2 dengan membuat pemisalan terlebih dahulu yaitu gambar lingkaran menyatakan tiket 1 anak-anak dan gambar segi empat menyatakan tiket 1 dewasa serta membuat model matematika dari masalah tersebut PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 158 menggunakan representasi gambar. Namun ketika ditanya oleh peneliti, K1 mampu menjelaskan bahwa yang dimaksud pada pemisalan adalah harga 1 tiket anak-anak dan harga 1 tiket dewasa. Selanjutnya K1 menjumlahkan kedua persamaan tersebut untuk menjawab pertanyaan soal. Setelah memperoleh hasil, K1 langsung menyimpulkan bahwa harga 5 tiket anak-anak dan 3 dewasa adalah 270.000 rupiah. Setelah memperoleh hasil pada masalah 2, siswa tidak melanjutkan menyelesaikan menggunakan representasi simbol. Oleh karena itu, peneliti memberikan topangan kepada K1 dengan cara meminta siswa untuk membuat model matematika dari masalah 2 menggunakan variabel. Sehingga siswa membuat model matematika dari masalah 2 dengan menggunakan variabel 𝑥 dan 𝑦 serta menyelesaikannya dengan cara menjumlahkan kedua persamaan tersebut. Siswa tidak menuliskan variabel 𝐴 dan 𝐷 terlebih dahulu untuk menyatakan 1 tiket anak-anak dan 1 tiket dewasa. Ketika peneliti menanyakan variabel 𝐴 dan 𝐷 tersebut menyatakan apa, siswa dapat menjelaskan bahwa variabel 𝐴 menyatakan harga 1 tiket anak-anak sedangkan variabel 𝐷 menyatakan harga 1 tiket dewasa. Peneliti juga menanyakan kepada K1, “kenapa proses penyelesaian masalah 2 yang kalian lakukan menggunakan representasi simbol sama dengan cara yang digunakan pada representasi gambar?” Selanjutnya K1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 159 mengatakan bahwa, karena pada model matematika yang menggunakan representasi gambar maupun simbol mempunyai makna yang sama, yang membedakan hanya pemisalan. Selain itu, K1 juga menjelaskan bahwa pada persamaan pertama 2𝐴 ditambah dengan 2𝐷 karena harga tiket untuk 2 orang anak-anak dan 2 orang dewasa maka dijumlahkan. Begitu juga dengan persamaan 2, yaitu 3𝐴 ditambah dengan 𝐷 karena harga untuk 3 orang anak-anak dan 1 orang dewasa. (Gambar 4.20 Hasil Pekerjaan K1 untuk Masalah 3) Berdasarkan gambar 4.20, K1 menyelesaikan masalah 3 dengan menggunakan pemisalan dalam bentuk representasi simbol berupa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 160 variabel. Proses penyelesaian yang dilakukan oleh K1 yaitu membuat pemisalan dengan 𝐵𝑘 untuk menyatakan harga 1 buku dan 𝐵𝑙 untuk menyatakan harga 1 bolpoin. Kemudian K1 membuat model matematika dan menyelesaikannya dengan menggunakan metode eliminasi yaitu mengurangi persamaan pertama dengan persamaan kedua terlebih dahulu. Selanjutnya, K1 menentukan harga 1 buku dengan cara membagikan 48.0000 dengan 4 karena ada 4 buku dan diperoleh 12.000 rupiah. Setelah itu K1 mensubstitusikan harga 1 buku ke dalam persamaan 2 dan diperoleh bahwa harga 1 bolpoin adalah 7.000 rupiah. Sehingga K1 menyimpulkan jawabannya bahwa harga 1 bolpoin adalah 7.000 rupiah. Berdasarkan proses penyelesaian masalah 1-3 yang dilakukan oleh K1, maka terdapat proses matematisasi horizontal dan matematisasi vertikal, yaitu: a) Proses Matematisasi Horizontal Proses matematisasi horizontal yang dilakukan oleh K1 meliputi: (1) pada masalah 1 (gambar 4.18), K1 sudah bisa menterjemahkan soal cerita pada masalah 1 ke dalam model matematika formal yaitu menggunakan variabel 𝑐 untuk menyatakan harga 1 celana panjang; (2) Pada masalah 2 (gambar 4.19), K1 sudah mampu menterjemahkan soal cerita dalam bentuk model matematika non PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 161 formal berupa gambar dan model matematika formal berupa variabel 𝐴 dan 𝐷. Gambar lingkaran menyatakan harga tiket 1 anak-anak dan gambar segiempat menyatakan harga tiket 1 dewasa. Begitu juga dengan variabel 𝐴 dan 𝐷 yang menyatakan harga tiket 1 anak-anak dan harga tiket 1 dewasa; (3) Pada masalah 3, K1 sudah mampu menterjemahkan soal cerita dalam bentuk model matematika formal berupa variabel 𝐵𝑘 dan 𝐵𝑙. Pada gambar 4.20, terlihat bahwa K1 sudah menuliskan variabel 𝐵𝑘 dan 𝐵𝑙 menyatakan harga 1 buku dan 1 bolpoin. b) Proses Matematisasi Vertikal Proses matematisasi vertikal yang dilakuakn oleh K1 meliputi: (1) pada masalah 1, K1 sudah mampu menggunakan pengetahuan sebelumnya untuk menyelesaikan model matematika pada masalah 1. Pada gambar 4.18 menunjukkan bahwa siswa menyelesaikan model matematika formal menggunakan konsep pembagian. Siswa menentukan nilai 𝑐 dengan cara 375.000 dibagi 5. Karena ada 5 celana panjang, sehingga untuk menentukan 1 celana panjang maka dibagi dengan 5. Setelah memperoleh hasil pada masalah 1 (gambar 4.18), maka K1 menjawab pertanyaan masalah 1 dengan menggunakan kata-kata; (2) pada masalah 2, K1 sudah mampu menyelesaikan model matematika non formal dan formal pada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 162 gambar 4.19 menggunakan cara yang sama, yaitu menjumlahkan kedua persamaan tersebut. Setelah memperoleh hasil pada masalah 2 untuk model matematika non formal (gambar 4.2), maka K1 menjawab pertanyaan soal pada masalah 2 menggunakan katakata. Begitu juga pada model formal, bahwa K1 menjawab pertanyaan soal menggunakan kata-kata; (3) pada masalah 3, K1 menyelesaikan model matematika formal dengan cara mengurangi persamaan pertama dan kedua terlebih dahulu. Selanjutnya K1 menggunakan metode substitusi untuk menentukan harga 1 bolpoin pada gambar 4.20. Setelah memperoleh hasil pada gambar 4.20, maka K1 menjawab soal cerita dengan menggunakan kata-kata. 2) Siswa pada Kelompok 2 (K2) (Gambar 4.21 Hasil Pekerjaan K2 untuk Masalah 1) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 163 Berdasarkan gambar 4.21, K2 sudah dapat memodelkan masalah tersebut menggunakan model non formal dan formal yaitu menggunakan gambar segiempat dan variabel 𝑥. Awalnya K4 hanya membuat model menggunakan gambar segi empat dan menyelesaikannya. K4 sudah dapat menentukan harga 1 celana panjang dengan cara membagi 375.000 dengan 5. Karena pada soal tersebut terdapat 5 celana panjang, maka untuk menentukan 1 celana panjang dibagi dengan 5. Namun, K4 hanya menuliskan keterangan dari gambar segiempat tersebut sebagai 1 celana panjang. Walaupun demikian, ketika ditanya oleh peneliti, K4 dapat menjelaskan bahwa gambar segi empat menyatakan harga 1 celana panjang. Setelah memperoleh jawaban siswa tidak mempunyai ide untuk menyatakan masalah 1 dalam bentuk variabel. K1 langsung menyimpulkan bahwa harga 1 celana panjang adalah 75.000 rupiah. Sehingga peneliti meminta K4 untuk menyelesaikan masalah 1 dengan menggunakan variabel dan bebas memilih variabel yang akan digunakan. Akhirnya K4 membuat pemisalan harga 1 celana panjang dengan variabel 𝑥, kemudian menuliskan ada 5𝑥 sama dengan 375.000. Maka K4 memperoleh hasil bahwa nilai 𝑥 sama dengan 75.000. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 164 (Gambar 4.22 Hasil Pekerjaan K2 untuk Masalah 2) Berdasarkan gambar 4.22, K2 sudah membuat model matematika menggunakan representasi gambar dan simbol. Pada masalah 2, awalnya K1 mengalami kesulitan untuk memodelkan dan menyelesaikan masalah tersebut. Sehingga peneliti meminta K1 untuk membuat pemisalan terlebih dahulu, baik dalam bentuk gambar maupun simbol berupa variabel. Sehingga K1 menyelesaikan masalah 2 dengan membuat pemisalan terlebih dahulu yaitu gambar segitiga menyatakan harga tiket 1 anak-anak dan gambar segi empat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 165 menyatakan harga tiket 1 dewasa serta membuat model matematika dari masalah tersebut menggunakan representasi gambar. Selanjutnya K1 menjumlahkan kedua persamaan tersebut untuk menjawab pertanyaan soal. Setelah memperoleh hasil, K1 langsung menyimpulkan bahwa harga 5 tiket anak-anak dan 3 dewasa adalah 270.000 rupiah. Setelah memperoleh hasil pada masalah 2, siswa tidak melanjutkan menyelesaikan menggunakan representasi simbol. Oleh karena itu, peneliti memberikan topangan kepada K1 dengan cara meminta siswa untuk membuat model matematika dari masalah 2 menggunakan variabel. Sehingga siswa membuat model matematika dari masalah 2 dengan menggunakan variabel 𝑥 dan 𝑦 serta menyelesaikannya dengan cara menjumlahkan kedua persamaan tersebut. Siswa tidak menuliskan variabel 𝑥 dan 𝑦 terlebih dahulu untuk menyatakan harga 1 tiket anak-anak dan 1 tiket dewasa. Ketika peneliti menanyakan variabel 𝑥 dan 𝑦 tersebut menyatakan apa, siswa dapat menjelaskan bahwa variabel 𝑥 menyatakan harga 1 tiket anakanak sedangkan variabel 𝑦 menyatakan harga 1 tiket dewasa. Peneliti juga menanyakan kepada K1, “kenapa kalian menggunakan penyelesaian masalah 2 menggunakan representasi simbol sama dengan cara yang digunakan pada representasi gambar?” Sehingga K1 mengatakan bahwa, karena pada model matematika yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 166 menggunakan representasi gambar maupun simbol mempunyai makna yang sama, yang membedakan hanya pemisalan. Selain itu, K1 juga menjelaskan bahwa pada persamaan pertama 2𝑥 ditambah dengan 2𝑦 karena harga tiket untuk 2 orang anak-anak dan 2 orang dewasa maka dijumlahkan. Begitu juga dengan persamaan 2, yaitu 3𝑥 ditambah dengan 𝑦 karena harga untuk 3 orang anak-anak dan 1 orang dewasa. (Gambar 4.23 Hasil Pekerjaan K2 untuk Masalah 3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 167 Berdasarkan gambar 4.23, K2 menyelesaikan masalah 3 dengan menggunakan 2 cara yaitu menggunakan pemisalan dalam bentuk representasi gambar dan variabel. Cara pertama yaitu K2 membuat pemisalan dengan representasi gambar yaitu gambar elips menyatakan bolpoin dan gambar segi empat menyatakan buku kemudian membuat model matematika dan menyelesaikannya dengan metode eliminasi yaitu mengurangi persamaan pertama dengan persamaan kedua terlebih dahulu. Selanjutnya, K2 menentukan harga 1 buku dengan cara membagikan 48.0000 dengan 4 karena ada 4 buku dan diperoleh 12.000 rupiah. Setelah itu K2 mensubstitusikan harga 1 buku ke dalam persamaan 2 dan diperoleh bahwa harga 1 bolpoin adalah 7.000 rupiah. Sedangkan untuk cara kedua siswa membuat pemisalan terlebih dahulu dengan variabel 𝑥 untuk menyatakan harga 1 bolpoin dan 𝑦 untuk menyatakan harga buku. Proses penyelesaian masalah 3 untuk cara 2 sama dengan proses untuk menyelesaikan masalah 3 pada cara 1. Setelah memperoleh hasil K1 menyimpulkan bahwa harga 1 bolpoin adalah 7.000 rupiah. Ketika peneliti menanyakan mengenai pemisalan yang ditulis oleh K2, maka K2 dapat menjelaskan bahwa yang dimaksud pada pemisalan tersebut adalah harga 1 bolpoin dan harga 1 buku. Dalam menyelesaikan masalah 3, peneliti tidak memberikan topangan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 168 kepada K2 karena siswa sudah mempelajari cara serupa pada masalah 2 pembelajaran pertemuan pertama. Berdasarkan proses penyelesaian masalah 1-3 yang dilakukan oleh K2, maka terdapat proses matematisasi horizontal dan matematisasi vertikal, yaitu: a) Proses Matematisasi Horizontal Proses matematisasi horizontal yang dilakukan oleh K2 meliputi: (1) pada masalah 1 (gambar 4. 21), K2 sudah bisa menterjemahkan soal cerita pada masalah 1 ke dalam model matematika non formal dan formal yaitu menggunakan gambar segiempat dan variabel 𝑥 untuk menyatakan harga 1 celana panjang; (2) Pada masalah 2 (4. 22), K2 sudah mampu menterjemahkan soal cerita dalam bentuk model matematika non formal berupa gambar segitiga dan segiempat dan model matematika formal berupa variabel 𝑥 dan 𝑦. Gambar gambar segitiga menyatakan harga tiket 1 anak-anak dan gambar segiempat menyatakan harga tiket 1 dewasa. Begitu juga dengan variabel 𝑥 dan 𝑦 yang menyatakan harga tiket 1 anak-anak dan harga tiket 1 dewasa; (3) Pada masalah 3, K2 sudah mampu menterjemahkan soal cerita dalam bentuk model matematika non formal berupa gambar dan model matematika formal berupa variabel 𝑥 dan 𝑦. Pada gambar 4.23, terlihat bahwa siswa sudah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 169 menuliskan keterangan dari gambar buku dan bolpoin untuk menyatakan harga 1 buku dan 1 bolpoin. Begitu juga untuk variabel 𝑥 dan 𝑦 menyatakan harga 1 buku dan 1 bolpoin. b) Proses Matematisasi Vertikal Proses matematisasi vertikal yang dilakuakn oleh K2 meliputi: (1) pada masalah 1, K1 sudah mampu menggunakan pengetahuan sebelumnya untuk menyelesaikan model matematika pada masalah 1. Pada gambar 4.21 menunjukkan bahwa siswa menyelesaikan model matematika formal menggunakan konsep pembagian. Siswa menentukan nilai 𝑥 dengan cara 375.000 dibagi 5. Karena ada 5 celana panjang, sehingga untuk menentukan 1 celana panjang maka dibagi dengan 5. Setelah memperoleh hasil pada masalah 1 (gambar 4.21), maka K2 menjawab pertanyaan masalah 1 dengan menggunakan kata-kata; (2) pada masalah 2, siswa sudah mampu menyelesaikan model matematika non formal dan formal pada gambar 4.2 menggunakan cara yang sama, yaitu menjumlahkan kedua persamaan tersebut. Setelah memperoleh hasil pada masalah 2 untuk model matematika non formal (gambar 4.2), maka K2 menjawab pertanyaan soal pada masalah 2 menggunakan katakata. Sedangkan pada model formal K1 tidak menjawab pertanyaan soal menggunakan kata-kata; (3) pada masalah 3, K2 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 170 menyelesaikan model matematika non formal dan formal menggunakan cara yang sama, yaitu dengan cara mengurangi persamaan pertama dan kedua terlebih dahulu. Selanjutnya K2 menggunakan metode substitusi untuk menentukan harga 1 bolpoin pada gambar 4.23. Setelah memperoleh hasil pada gambar 4.23, maka K2 menjawab soal cerita dengan menggunakan kata-kata. 3) Siswa pada Kelompok 3 (K3) (Gambar 4.24 Hasil Pekerjaan K3 untuk Masalah 1) Berdasarkan gambar 4.24, K3 sudah dapat memodelkan masalah menggunakan model non formal yaitu menggunakan representasi gambar segi empat yang menyatakan harga 1 celana panjang. Selanjutnya, K3 membuat model matematika. Berdasarkan model matematika yang telah dibuat, K3 langsung menyelesaikan masalah 1 dengan cara menuliskan ada 5 segiempat sama dengan 375.000 dibagi dengan 5. Ketika melihat proses penyelesaian masalah 1 yang dilakukan oleh K3, maka peneliti menanyakan kenapa dibagi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 171 dengan 5. Sehingga K3 menjelaskan bahwa, karena ada 5 celana panjang dengan harga 375.000, maka untuk mendapat harga 1 celana panjang dibagi dengan 5. Pada masalah 1 peneliti memberikan topangan kepada K2 dengan cara meminta siswa untuk menyatakan model tersebut ke dalam bentuk model formal menggunakan variabel-variabel. Namun K3 tidak menyatakan dalam bentuk variabel, karena menurut K3 cara yang mereka gunakan sudah cukup dan untuk mengefisien waktu makanya hanya digunakan satu cara. (Gambar 4.25 Hasil Pekerjaan K3 untuk Masalah 2) Berdasarkan gambar 4.24, K3 sudah membuat model matematika menggunakan representasi gambar dan simbol. Pada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 172 masalah 2, awalnya K3 mengalami kesulitan untuk memodelkan dan menyelesaikan masalah tersebut. Sehingga peneliti meminta K3 untuk membuat pemisalan terlebih dahulu, baik dalam bentuk gambar maupun simbol berupa variabel. Sehingga K3 menyelesaikan masalah 2 dengan membuat pemisalan terlebih dahulu yaitu gambar segi empat menyatakan harga tiket 1 anak-anak dan gambar segitiga menyatakan harga tiket 1 dewasa serta membuat model matematika dari masalah tersebut menggunakan representasi gambar. Selanjutnya K3 menjumlahkan kedua persamaan tersebut untuk menjawab pertanyaan soal. Setelah memperoleh hasil, K3 langsung menyimpulkan bahwa harga 5 tiket anak-anak dan 3 dewasa adalah 270.000 rupiah. Setelah memperoleh hasil pada masalah 2, siswa tidak melanjutkan menyelesaikan menggunakan representasi simbol. Oleh karena itu, peneliti memberikan topangan kepada K3 dengan cara meminta siswa untuk membuat model matematika dari masalah 2 menggunakan variabel. Namun, K3 tidak membuat pemisalan dalam bentuk variabel. Menurut K3, pemisalan yang dibuat dalam bentuk gambar atau simbol mempunyai makna yang sama. Sehingga K3 hanya menyelesaikan menggunakan representasi gambar seperti pada masalah 1. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 173 (Gambar 4.26 Hasil Pekerjaan K3 untuk Masalah 3) Berdasarkan gambar 4.26, K3 menyelesaikan masalah 3 dengan menggunakan representasi gambar. K3 membuat pemisalan dalam bentuk segi empat menyatakan harga 1 buku dan gambar segitiga menyatakan harga 1 bolpoin kemudian membuat model matematika dan menyelesaikannya dengan metode eliminasi yaitu mengurangi persamaan pertama dengan persamaan kedua terlebih dahulu. Selanjutnya, K3 menentukan harga 1 buku dengan cara membagikan 48.0000 dengan 4 karena ada 4 buku dan diperoleh 12.000 rupiah. Setelah itu K1 mensubstitusikan harga 1 buku ke dalam persamaan 2 dan diperoleh bahwa harga 1 bolpoin adalah 7.000 rupiah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 174 Setelah memperoleh hasil, K3 tidak menyelesaikan masalah 3 dalam bentuk representasi simbol. Peneliti memberikan meminta kepada K3 untuk menyelesaikan masalah 3 menggunakan representasi simbol. Menurut K3, pemisalan yang dibuat dalam bentuk gambar atau simbol mempunyai makna yang sama. Sehingga K3 hanya menyelesaikan menggunakan representasi gambar. Berdasarkan proses penyelesaian masalah 1-3 yang dilakukan oleh K3, maka terdapat proses matematisasi horizontal dan matematisasi vertikal, yaitu: a) Proses Matematisasi Horizontal Proses matematisasi horizontal yang dilakukan oleh K3 meliputi: (1) pada masalah 1 (gambar 4.24), K3 sudah bisa menterjemahkan soal cerita pada masalah 1 ke dalam model matematika non formal yaitu menggunakan gambar segiempat untuk menyatakan harga 1 celana panjang; (2) Pada masalah 2 (gambar 4.25), K3 sudah mampu menterjemahkan soal cerita dalam bentuk model matematika non formal berupa gambar segi empat menyatakan harga 1 tiket anak-anak dan gambar segitiga menyatakan harga 1 tiket dewasa; (3) Pada masalah 3, K3 sudah mampu menterjemahkan soal cerita dalam bentuk model matematika non formal berupa gambar. Pada gambar 4.26, terlihat bahwa K3 sudah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 175 menuliskan keterangan dari gambar segi empat untuk menyatakan harga 1 buku dan gambar segitiga untuk menyatakan harga 1 bolpoin. b) Proses Matematisasi Vertikal Proses matematisasi vertikal yang dilakuakn oleh K3 meliputi: (1) pada masalah 1, K3 sudah mampu menggunakan pengetahuan sebelumnya untuk menyelesaikan model matematika pada masalah 1. Pada gambar 4.24 menunjukkan bahwa K3 menyelesaikan model matematika non formal menggunakan konsep pembagian. Siswa menentukan nilai 1 segi empat dengan cara 375.000 dibagi 5. Karena ada 5 celana panjang, sehingga untuk menentukan 1 celana panjang maka dibagi dengan 5. Setelah memperoleh hasil pada masalah 1 (gambar 4.24), maka K3 menjawab pertanyaan masalah 1 dengan menggunakan kata-kata; (2) pada masalah 2, K3 sudah mampu menyelesaikan model matematika non dalam bentuk representasi gambar dengan menjumlahkan kedua persamaan tersebut. Setelah memperoleh hasil pada masalah 2, maka K3 menjawab pertanyaan soal pada masalah 2 menggunakan kata-kata; (3) pada masalah 3, K3 menyelesaikan model matematika non formal dalam bentuk gambar segiempat dan segitiga dengan cara mengurangi persamaan pertama dan kedua terlebih dahulu. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 176 Selanjutnya K3 menggunakan metode substitusi untuk menentukan harga 1 bolpoin pada gambar 4.26. Setelah memperoleh hasil pada gambar 4.26, maka K3 menjawab soal cerita dengan menggunakan kata-kata. 4) Siswa pada Kelompok 4 (K4) (Gambar 4.27 Hasil Pekerjaan K4 untuk Masalah 1) Berdasarkan gambar 4.27, K4 sudah dapat memodelkan masalah menggunakan model non formal yaitu menggunakan representasi gambar segi empat yang menyatakan harga 1 celana panjang. Selanjutnya, K4 membuat model matematika. Berdasarkan model matematika yang telah dibuat, K4 langsung menyelesaikan masalah 1 dengan cara 375.000 dibagi dengan 5. Ketika melihat proses penyelesaian masalah 1 yang dilakukan oleh K4, maka peneliti menanyakan kenapa dibagi dengan 5. Sehingga K4 menjelaskan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 177 bahwa, karena ada 5 celana panjang dengan harga 375.000, maka untuk mendapat harga 1 celana panjang dibagi dengan 5. Pada masalah 1 peneliti memberikan topangan kepada K4 dengan cara meminta siswa untuk menyatakan model tersebut ke dalam bentuk model formal menggunakan variabel-variabel. Namun K4 tidak menyatakan dalam bentuk variabel, karena menurut K4 cara yang mereka gunakan sudah cukup dan untuk mengefisien waktu makanya hanya digunakan satu cara. (Gambar 4.28 Hasil Pekerjaan K4 untuk Masalah 2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 178 Berdasarkan gambar 4.28, pada awalnya K4 mengalami kesulitan untuk memodelkan dan menyelesaikan masalah tersebut. Sehingga peneliti meminta K4 untuk membuat pemisalan terlebih dahulu, baik dalam bentuk gambar maupun simbol berupa variabel. Sehingga K4 menyelesaikan masalah dengan membuat pemisalan dan model matematika dari masalah tersebut menggunakan representasi gambar. K4 menuliskan keterangan pada pemisalan bahwa gambar 1 lingkaran menyatakan harga 1 tiket anak-anak dan gambar 1 hati menyatakan dewasa harga 1 tiket dewasa. Selanjutnya K4 menyelesaikan masalah 2 dengan cara mengurangi persamaan 1 dengan persamaan 2 untuk memperoleh persamaan 3. Selanjutnya, K4 mengurangi persamaan 2 dengan persamaan 3 dan diperoleh bahwa ada 4 lingkaran sama dengan 120.000. Maka, 1 lingkaran sama dengan 30.000. Selanjutnya, K4 mensubstitusikan 30.000 pada persamaan 3 dan diperoleh 1 gambar hati sama dengan 40.000. Oleh karena itu, K4 menyimpulkan bahwa harga 5 tiket anak-anak dan 3 dewasa adalah 270.000 rupiah. Peneliti meminta K4 untuk menyatakan jawabannya dalam bentuk simbol. Menurut K4, jawaban dalam bentuk representasi gambar maupun simbol mempunyai makna yang sama. Maka K4 hanya menyelesaikan dalam bentuk gambar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 179 (Gambar 4.29 Hasil Pekerjaan K4 untuk Masalah 3) Berdasarkan gambar 4.29, K4 menyelesaikan masalah 3 dengan menggunakan pemisalan dalam bentuk representasi gambar. Gambar lingkaran menyatakan 1 buah buku tulis dan gambar belah ketupat menyatakan 1 buah bolpoin kemudian membuat model matematika dan menyelesaikannya dengan metode eliminasi yaitu mengurangi persamaan pertama dengan persamaan kedua terlebih dahulu. Selanjutnya, K4 menentukan harga 1 buku dengan cara membagikan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 180 48.0000 dengan 4 karena ada 4 buku dan diperoleh 12.000 rupiah. Setelah itu K1 mensubstitusikan harga 1 buku ke dalam persamaan 2 dan diperoleh bahwa harga 1 bolpoin adalah 7.000 rupiah. Setelah memperoleh hasil, K4 menyimpulkan bahwa harga 1 bolpoin adalah 7.000 rupiah. Peneliti memberikan topangan kepada K4 untuk menyelesaikan masalah 3 untuk menyatakan model matematika tersebut dalam bentuk simbol. Karena berdasarkan penyelesaian pada masalah 1 dan 2 K4 menggunakan representasi gambar, maka pada masalah 3 juga K4 memilih untuk menyelesaikan dalam bentuk gambar. Berdasarkan proses penyelesaian masalah 1-3 yang dilakukan oleh K4, maka terdapat proses matematisasi horizontal dan matematisasi vertikal, yaitu: a) Proses Matematisasi Horizontal Proses matematisasi horizontal yang dilakukan oleh K1 meliputi: (1) pada masalah 1 (gambar 4.27), K4 sudah bisa menterjemahkan soal cerita pada masalah 1 ke dalam model matematika non formal yaitu menggunakan gambar segi empat untuk menyatakan harga 1 celana panjang; (2) Pada masalah 2 (gambar 4.28), K4 sudah mampu menterjemahkan soal cerita dalam bentuk model matematika non formal berupa gambar. Gambar lingkaran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 181 menyatakan harga 1 tiket anak-anak dan gambar hati menyatakan harga 1 tiket dewasa; (3) Pada masalah 3, K4 sudah mampu menterjemahkan soal cerita dalam bentuk model matematika non formal berupa gambar. Pada gambar 4.29, terlihat bahwa K4 sudah menuliskan keterangan dari gambar lingkaran untuk menyatakan harga 1 buku dan gambar belah ketupat menyatakan harga 1 bolpoin. b) Proses Matematisasi Vertikal Proses matematisasi vertikal yang dilakukan oleh K4 meliputi: (1) pada masalah 1, K4 sudah mampu menggunakan pengetahuan sebelumnya untuk menyelesaikan model matematika pada masalah 1. Pada gambar 4.27 menunjukkan bahwa K4 menyelesaikan model matematika non formal menggunakan konsep pembagian. Siswa menentukan nilai gambar 1 segi empat dengan cara 375.000 dibagi 5. Karena ada 5 celana panjang, sehingga untuk menentukan 1 celana panjang maka dibagi dengan 5. Setelah memperoleh hasil pada masalah 1 (gambar 4.27), maka K4 menjawab pertanyaan masalah 1 dengan menggunakan kata-kata; (2) pada masalah 2, K4 sudah mampu menyelesaikan model matematika non pada gambar 4.28 dengan cara mengurangi antara persamaan 1 dengan persamaan 2 untuk memperoleh persamaan 3. Selanjutnya mengurangi antara persamaan 2 dengan persamaan 3 dan diperoleh bahwa gambar 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 182 lingkaran sama dengan 30.000. kemudian hasil yang diperoleh disubstitusikan ke persamaan 3 dan diperoleh bahwa gambar 1 hati sama dengan 40.000. sehingga K4 menyimpulkan menggunakan kata-kata bahwa harga 5 tiket anak-anak dan 3 dewasa adalah 270.000 rupiah; (3) pada masalah 3, K4 menyelesaikan model matematika non formal dengan cara mengurangi persamaan pertama dan kedua terlebih dahulu. Selanjutnya K4 menggunakan metode substitusi untuk menentukan harga 1 bolpoin pada gambar 4.29. Setelah memperoleh hasil pada gambar 4.29, maka K4 menjawab soal cerita dengan menggunakan kata-kata. 5) Siswa pada Kelompok 5 (K5) (Gambar 4.30 Hasil Pekerjaan K5 untuk Masalah 1) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 183 Berdasarkan gambar 4.30, K5 sudah membuat model matematika dalam bentuk non formal dan formal berupa Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV) menggunakan representasi gambar segi empat dan simbol berupa variabel 𝑐 untuk menyatakan harga 1 celana. Selanjutnya K5 menyelesaikan model matematika tersebut dengan cara membagi 375.000 dengan 5, karena ada 5 celana panjang. Peneliti tidak memberikan topangan kepada K1 dalam menyelesaikan masalah 1, karena siswa sudah mempelajari pada pembelajaran sebelumnya yaitu mengenai PLSV. (Gambar 4.31 Hasil Pekerjaan K5 untuk Masalah 2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 184 Berdasarkan gambar 4.31, K5 sudah membuat model matematika menggunakan representasi gambar dan simbol. Pada masalah 2, awalnya K5 mengalami kesulitan untuk memodelkan dan menyelesaikan masalah tersebut. Sehingga peneliti meminta K5 untuk membuat pemisalan terlebih dahulu, baik dalam bentuk gambar maupun simbol berupa variabel. Sehingga K5 menyelesaikan masalah 2 dengan membuat pemisalan terlebih dahulu yaitu lingkaran untuk menyatakan harga tiket anak-anak dan gambar segitiga untuk menyatakan harga tiket dewasa. Kemudian K5 menjumlahkan antara gambar lingkaran dan segitiga tersebut dan diperoleh hasil 270.000. Ketika peneliti menanyakan kepaa K5 mengenai pemisalan yang dibuat, maka K4 menjelaskan bahwa gambar lingkaran menyatakan harga tiket dari 5 anak-anak dan segitiga menyatakan harga tiket dari 3 dewasa. Selanjutnya K5 menyelesaikan masalah 2 menggunakan representasi simbol tanpa topangan dari peneliti. K5 membuat pemisalan bahwa variabel 𝐴 menyatakan harga tiket untuk 2 dewasa dan 2 anak-anak. Sedangkan variabel 𝐶 menyatakan harga tiket untuk 3 anak-anak dan 1 dewasa. Oleh karena itu, K4 langsung menjumlahkan antara variabel 𝐴 dan 𝐶 dan diperoleh hasil 270.000. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 185 Setelah memperoleh hasil pada masalah 2, K4 langsung menjawab pertanyaan soal menggunakan kata-kata. (Gambar 4.32 Hasil Pekerjaan K5 untuk Masalah 3) Berdasarkan gambar 4.32, K5 menyelesaikan masalah 3 dengan menggunakan 2 cara yaitu menggunakan pemisalan dalam bentuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 186 representasi gambar dan variabel. Cara pertama yaitu K5 membuat pemisalan dengan representasi gambar yaitu gambar segitiga menyatakan harga 1 bolpoin dan gambar segi empat menyatakan harga 1 buku kemudian membuat model matematika dan menyelesaikannya dengan metode eliminasi yaitu mengurangi persamaan pertama dengan persamaan kedua terlebih dahulu. Selanjutnya, K5 menentukan harga 1 buku dengan cara membagikan 48.0000 dengan 4 karena ada 4 buku dan diperoleh 12.000 rupiah. Setelah itu K1 mensubstitusikan harga 1 buku ke dalam persamaan 2 dan diperoleh bahwa harga 1 bolpoin adalah 7.000 rupiah. Sedangkan untuk cara kedua K5 membuat pemisalan terlebih dahulu dengan variabel 𝐴 untuk menyatakan harga harga 1 bolpoin dan 𝐵 untuk menyatakan harga 1 buku. Kemudian K5 memodelkan masalah 3 dalam bentuk representasi simbol. K5 tidak sempat meyelesaikan masalah 3 menggunakan representasi simbol, karena keterbatasan waktu dalam menyelesaikan soal. Berdasarkan proses penyelesaian masalah 1-3 yang dilakukan oleh K5, maka terdapat proses matematisasi horizontal dan matematisasi vertikal, yaitu: a) Proses Matematisasi Horizontal Proses matematisasi horizontal yang dilakukan oleh K5 meliputi: (1) pada masalah 1 (gambar 4.30), K5 sudah bisa menterjemahkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 187 soal cerita pada masalah 1 ke dalam model matematika non formal dan formal yaitu menggunakan gambar segi empat dan variabel 𝑐 untuk menyatakan harga 1 celana panjang; (2) Pada masalah 2 (gambar 4.31), K5 sudah mampu menterjemahkan soal cerita dalam bentuk model matematika non formal berupa gambar lingkaran dan segitiga yang menyatakan harga tiket 5 anak-anak dan 3 dewasa. Sedangkan variabel 𝐴 menyatakan harga tiket untuk 2 orang dewasa dan 2 orang anak-anak. Variabel 𝐶 menyatakan harga tiket untuk 3 orang anak-anak dan 1 dewasa; (3) Pada masalah 3, K5 sudah mampu menterjemahkan soal cerita dalam bentuk model matematika non formal berupa gambar dan model matematika formal berupa variabel 𝐴 dan 𝐵. Pada gambar 4.32, terlihat bahwa K5 sudah menuliskan keterangan dari gambar segitiga untuk menyatakan harga 1 bolpoin dan gambar segi empat untuk menyatakan harga 1 buku. Begitu juga untuk variabel 𝐴 dan 𝐵 menyatakan harga 1 bolpoin dan 1 buku. b) Proses Matematisasi Vertikal Proses matematisasi vertikal yang dilakukan oleh K5 meliputi: (1) pada masalah 1, K5 sudah mampu menggunakan pengetahuan sebelumnya untuk menyelesaikan model matematika pada masalah 1. Pada gambar 4.30 menunjukkan bahwa K5 menyelesaikan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 188 model matematika non formal dan formal menggunakan konsep pembagian. K5 menentukan gambar segiempat dan variabel 𝑥 dengan cara 375.000 dibagi 5. Karena ada 5 celana panjang, sehingga untuk menentukan 1 celana panjang maka dibagi dengan 5. Setelah memperoleh hasil pada masalah 1 (gambar 4.30), maka K5 menjawab pertanyaan masalah 1 dengan menggunakan katakata; (2) pada masalah 2, K5 sudah mampu menyelesaikan model matematika non formal dan formal pada gambar 4.31 menggunakan cara yang sama, yaitu menjumlahkan kedua persamaan tersebut. Setelah memperoleh hasil pada masalah 2 untuk model matematika non formal maupun formal (gambar 4.32), maka K5 menjawab pertanyaan soal pada masalah 2 menggunakan kata-kata; (3) pada masalah 3, K5 menyelesaikan model matematika non formal dan formal dengan cara mengurangi persamaan pertama dan kedua terlebih dahulu. Selanjutnya K5 menggunakan metode substitusi untuk menentukan harga 1 bolpoin pada gambar 4.32. Setelah memperoleh hasil pada gambar 4.32, maka K2 menjawab soal cerita dengan menggunakan kata-kata. Namun, pada model matematika dalam bentuk representasi simbol, K5 belum sempat menyelesaikannya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 189 6) Siswa pada Kelompok 6 (K6) (Gambar 4.33 Hasil Pekerjaan K6 untuk Masalah 1) Berdasarkan gambar 4.33, K6 sudah membuat model matematika dalam bentuk non formal berupa Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV) menggunakan representasi gambar lingkaran yang menyatakan harga 1 celana, selanjutnya K6 menyelesaikan model matematika tersebut dengan cara membagi 375.000 dengan 5, karena ada 5 celana panjang. Peneliti tidak memberikan topangan kepada K6 dalam menyelesaikan masalah 1, karena siswa sudah mempelajari pada pembelajaran sebelumnya yaitu mengenai PLSV. Setelah memperoleh hasil, K6 langsung menyimpulkan jawaban dengan menggunakan kata-kata. peneliti meminta K6 untuk menyatakan model matematika ke dalam bentuk representasi simbol, namun K6 tidak menyatakan dalam bentuk simbol. Karena menurut PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 190 K6, cara penyelesaian yang digunakan baik dalam bentuk gambar maupun simbol mempunyai makna yang sama. Sehingga K6 hanya menggunakan representasi gambar. (Gambar 4.34 Hasil Pekerjaan K6 untuk Masalah 2) Berdasarkan gambar 4.34, K6 sudah membuat model matematika menggunakan representasi gambar. Pada masalah 2, awalnya K6 mengalami kesulitan untuk memodelkan dan menyelesaikan masalah tersebut. Sehingga peneliti meminta K6 untuk membuat pemisalan terlebih dahulu, baik dalam bentuk gambar maupun simbol berupa variabel. Sehingga K6 menyelesaikan masalah dengan membuat pemisalan terlebih dahulu yaitu gambar lingkaran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 191 menyatakan 1 tiket anak-anak dan gambar segi empat menyatakan harga I tiket dewasa serta membuat model matematika dari masalah tersebut menggunakan representasi gambar. Ketika peneliti menanyakan bahwa apa yang dimaksudkan dengan pemisalan tersebut, K6 dapat menjelaskan bahwa pemisalan tersebut menyatakan harga 1 tiket anak-anak dan harga 1 tiket dewasa. Selanjutnya K6 menjumlahkan kedua persamaan tersebut untuk menjawab pertanyaan soal. Setelah memperoleh hasil, K6 langsung menyimpulkan bahwa harga 5 tiket anak-anak dan 3 dewasa adalah 270.000 rupiah. Setelah memperoleh hasil pada masalah 2, K6 tidak melanjutkan menyelesaikan menggunakan representasi simbol. Oleh karena itu, peneliti memberikan topangan kepada K6 dengan cara meminta siswa untuk membuat model matematika dari masalah 2 menggunakan variabel. Namun, K6 tidak membuat pemisalan dalam bentuk variabel. Menurut K6, pemisalan yang dibuat dalam bentuk gambar atau simbol mempunyai makna yang sama. Sehingga K6 hanya menyelesaikan menggunakan representasi gambar seperti pada masalah 1. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 192 (Gambar 4.35 Hasil Pekerjaan K6 untuk Masalah 3) Berdasarkan gambar 4.36, K6 menyelesaikan masalah 3 dengan menggunakan pemisalan dalam bentuk representasi gambar. Gambar l segi empat menyatakan harga 1 buah buku tulis dan gambar segitiga menyatakan 1 buah bolpoin kemudian membuat model matematika dan menyelesaikannya dengan metode eliminasi yaitu mengurangi persamaan pertama dengan persamaan kedua terlebih dahulu. Selanjutnya, K6 menentukan harga 1 buku dengan cara membagikan 48.0000 dengan 4 karena ada 4 buku dan diperoleh 12.000 rupiah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 193 Setelah itu K6 mensubstitusikan harga 1 buku ke dalam persamaan 2 dan diperoleh bahwa harga 1 bolpoin adalah 7.000 rupiah. Setelah memperoleh hasil, K6 menyimpulkan bahwa harga 1 bolpoin adalah 7.000 rupiah. Peneliti memberikan topangan kepada K4 untuk menyelesaikan masalah 3 untuk menyatakan model matematika tersebut dalam bentuk simbol. Karena berdasarkan penyelesaian pada masalah 1 dan 2, K6 menggunakan representasi gambar, maka pada masalah 3 juga K6 memilih untuk menyelesaikan dalam bentuk gambar. Berdasarkan proses penyelesaian masalah 1-3 yang dilakukan oleh K6, maka terdapat proses matematisasi horizontal dan matematisasi vertikal, yaitu: a) Proses Matematisasi Horizontal Proses matematisasi horizontal yang dilakukan oleh K1 meliputi: (1) pada masalah 1 (gambar 4.33), K6 sudah bisa menterjemahkan soal cerita pada masalah 1 ke dalam model matematika non formal yaitu menggunakan gambar lingkaran untuk menyatakan harga 1 celana panjang; (2) Pada masalah 2 (gambar 4.34), K6 sudah mampu menterjemahkan soal cerita dalam bentuk model matematika non formal berupa gambar. Gambar lingkaran menyatakan harga 1 tiket anak-anak dan gambar segi empat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 194 menyatakan harga 1 tiket dewasa; (3) Pada masalah 3, K6 sudah mampu menterjemahkan soal cerita dalam bentuk model matematika non formal berupa gambar. Pada gambar 4.35, terlihat bahwa K6 sudah menuliskan keterangan dari gambar segiempat untuk menyatakan harga 1 buku dan gambar segitiga menyatakan harga 1 bolpoin. b) Proses Matematisasi Vertikal Proses matematisasi vertikal yang dilakukan oleh K6 meliputi: (1) pada masalah 1, K6 sudah mampu menggunakan pengetahuan sebelumnya untuk menyelesaikan model matematika pada masalah 1. Pada gambar 4.33 menunjukkan bahwa K6 menyelesaikan model matematika non formal menggunakan konsep pembagian. Siswa menentukan nilai gambar 1 lingkaran dengan cara 375.000 dibagi 5. Karena ada 5 celana panjang, sehingga untuk menentukan 1 celana panjang maka dibagi dengan 5. Setelah memperoleh hasil pada masalah 1 (gambar 4.33), maka K6 menjawab pertanyaan masalah 1 dengan menggunakan kata-kata; (2) pada masalah 2, K6 sudah mampu menyelesaikan model matematika non pada gambar 4.34 dengan cara menjumlahkan antara persamaan 1 dengan persamaan 2. Selanjutnya K6 menyimpulkan pertanyaan soal dengan menggunakan kata-kata, yaitu harga 5 tiket anak-anak dan 3 tiket PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 195 dewasa adalah 270.000 rupiah; (3) pada masalah 3, K6 menyelesaikan model matematika non formal dengan cara mengurangi persamaan pertama dan kedua terlebih dahulu. Selanjutnya K6 menggunakan metode substitusi untuk menentukan harga 1 bolpoin pada gambar 4.35. Setelah memperoleh hasil pada gambar 4.35, maka K6 menjawab soal cerita dengan menggunakan kata-kata. 7) Siswa pada Kelompok 7 (K7) (Gambar 4.36 Hasil Pekerjaan K7 untuk Masalah 1) Berdasarkan gambar 4.36, K7 sudah membuat model matematika dalam bentuk non formal berupa Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV) menggunakan representasi gambar lingkaran yang menyatakan harga 1 celana, selanjutnya K7 menyelesaikan model matematika tersebut dengan cara membagi 375.000 dengan 5, karena ada 5 celana panjang. Peneliti tidak memberikan topangan kepada K7 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 196 dalam menyelesaikan masalah 1, karena siswa sudah mempelajari pada pembelajaran sebelumnya yaitu mengenai PLSV. Setelah memperoleh hasil, K7 langsung menyimpulkan jawaban dengan menggunakan kata-kata. peneliti meminta K7 untuk menyatakan model matematika ke dalam bentuk representasi simbol, namun K7 tidak menyatakan dalam bentuk simbol. Karena menurut K7, cara penyelesaian yang digunakan baik dalam bentuk gambar maupun simbol mempunyai makna yang sama. Sehingga K7 hanya menggunakan representasi gambar. (Gambar 4.37 Hasil Pekerjaan K7 untuk Masalah 2) Berdasarkan gambar 4.37, K7 sudah membuat model matematika menggunakan representasi gambar. Pada masalah 2, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 197 awalnya K7 mengalami kesulitan untuk memodelkan dan menyelesaikan masalah tersebut. Sehingga peneliti meminta K7 untuk membuat pemisalan terlebih dahulu, baik dalam bentuk gambar maupun simbol berupa variabel. Sehingga K7 menyelesaikan masalah dengan membuat pemisalan terlebih dahulu yaitu gambar segitiga menyatakan harga 1 tiket anak-anak dan gambar segi empat menyatakan harga I tiket dewasa serta membuat model matematika dari masalah tersebut menggunakan representasi gambar. Selanjutnya K7 menjumlahkan kedua persamaan tersebut untuk menjawab pertanyaan soal. Setelah memperoleh hasil, K7 langsung menyimpulkan bahwa harga 5 tiket anak-anak dan 3 dewasa adalah 270.000 rupiah. Setelah memperoleh hasil pada masalah 2, K7 tidak melanjutkan menyelesaikan menggunakan representasi simbol. Oleh karena itu, peneliti memberikan topangan kepada K7 dengan cara meminta siswa untuk membuat model matematika dari masalah 2 menggunakan variabel. Namun, K7 tidak membuat pemisalan dalam bentuk variabel. Menurut K7, pemisalan yang dibuat dalam bentuk gambar atau simbol mempunyai makna yang sama. Sehingga K7 hanya menyelesaikan menggunakan representasi gambar seperti pada masalah 1. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 198 (Gambar 4.38 Hasil Pekerjaan K7 untuk Masalah 3) Berdasarkan gambar 4.38, K7 menyelesaikan masalah 3 dengan menggunakan 2 cara yaitu menggunakan pemisalan dalam bentuk representasi gambar dan variabel. Cara pertama yaitu K7 membuat pemisalan dengan representasi gambar yaitu gambar segi empat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 199 menyatakan harga 1 buku dan gambar segitiga menyatakan harga 1 bolpoin kemudian membuat model matematika dan menyelesaikannya dengan metode eliminasi yaitu mengurangi persamaan pertama dengan persamaan kedua terlebih dahulu. Selanjutnya, K7 menentukan harga 1 buku dengan cara membagikan 48.0000 dengan 4 karena ada 4 buku dan diperoleh 12.000 rupiah. Setelah itu K7 mensubstitusikan harga 1 buku ke dalam persamaan 1 dan diperoleh bahwa harga 1 bolpoin adalah 7.000 rupiah. Sedangkan untuk cara kedua siswa membuat pemisalan terlebih dahulu dengan variabel 𝑥 untuk menyatakan harga harga 1 buku dan 𝑦 untuk menyatakan harga 1 bolpoin. Proses penyelesaian masalah 3 untuk cara 2 sama dengan proses untuk menyelesaikan masalah 3 pada cara 1. Setelah memperoleh hasil K7 menyimpulkan bahwa harga 1 bolpoin adalah 7.000 rupiah. Peneliti tidak memberikan topangan kepada K7 untuk menyelesaikan masalah 3, karena K7 sudah mempelajari cara serupa pada masalah 2 pembelajaran pertemuan pertama melalui presentasi kelompok 1. Dimana, K1 menyelesaikan masalah 2 pada pembelajaran pertemuan 1 menggunakan representasi gambar dan representasi simbol. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 200 Berdasarkan proses penyelesaian masalah 1-3 yang dilakukan oleh K7, maka terdapat proses matematisasi horizontal dan matematisasi vertikal, yaitu: a) Proses Matematisasi Horizontal Proses matematisasi horizontal yang dilakukan oleh K7 meliputi: (1) pada masalah 1 (gambar 4.36), K7 sudah bisa menterjemahkan soal cerita pada masalah 1 ke dalam model matematika non formal yaitu menggunakan gambar lingkaran untuk menyatakan harga 1 celana panjang; (2) Pada masalah 2 (gambar 4.37), K7 sudah mampu menterjemahkan soal cerita dalam bentuk model matematika non formal berupa gambar. Gambar segitiga menyatakan harga 1 tiket anak-anak dan gambar segi empat menyatakan harga 1 tiket dewasa; (3) Pada masalah 3, K7 sudah mampu menterjemahkan soal cerita dalam bentuk model matematika non formal dan formal berupa gambar dan simbol. Pada gambar 4.38, terlihat bahwa K7 sudah menuliskan keterangan dari gambar segi empat untuk menyatakan harga 1 buku dan gambar segitiga menyatakan harga 1 bolpoin. Begitu juga dengan variabel 𝑥 menyatakan harga 1 buku tulis dan 𝑦 menyatakan harga 1 bolpoin. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 201 b) Proses Matematisasi Vertikal Proses matematisasi vertikal yang dilakukan oleh K7 meliputi: (1) pada masalah 1, K7 sudah mampu menggunakan pengetahuan sebelumnya untuk menyelesaikan model matematika pada masalah 1. Pada gambar 4.36 menunjukkan bahwa K7 menyelesaikan model matematika non formal menggunakan konsep pembagian. Siswa menentukan nilai gambar 1 lingkaran dengan cara 375.000 dibagi 5. Karena ada 5 celana panjang, sehingga untuk menentukan 1 celana panjang maka dibagi dengan 5. Setelah memperoleh hasil pada masalah 1 (gambar 4.36), maka K7 menjawab pertanyaan masalah 1 dengan menggunakan kata-kata; (2) pada masalah 2, K7 sudah mampu menyelesaikan model matematika non pada gambar 4.37 dengan cara menjumlahkan antara persamaan 1 dengan persamaan 2. Selanjutnya K7 menyimpulkan pertanyaan soal dengan menggunakan kata-kata, yaitu harga 5 tiket anak-anak dan 3 tiket dewasa adalah 270.000 rupiah; (3) pada masalah 3, K7 menyelesaikan model matematika non formal dengan cara mengurangi persamaan pertama dan kedua terlebih dahulu. Selanjutnya K7 menggunakan metode substitusi untuk menentukan harga 1 bolpoin pada gambar 4.35. hal serupa dilakukan untuk model matematika dalam bentuk variabel, dimana K7 mengurangi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 202 antara persamaan pertama dan kedua terlebih dahulu kemudian melakukan substitusi untuk memperoleh harga 1 bolpoin. Setelah memperoleh hasil pada gambar 4.38, maka K7 menjawab soal cerita dengan menggunakan kata-kata. c. Student contributions (siswa menggunakan produksi dan konstruksi model) Berdasarkan hasil pekerjaan siswa pada masalah 1 sampai dengan masalah 3, maka terdapat kontribusi siswa yang berbeda-beda. Berikut adalah kontribusi siswa pada pembelajaran pertemuan pertama dan pertemuan kedua: 1) Kontribusi Siswa pada Kelompok 1 (K1) a) Berdasarkan gambar 4.18 dan gambar 4.19, terlihat bahwa K1 sudah dapat menyelesaikan masalah 1 dan masalah 2 menggunakan representasi gambar dan simbol karena pada masalah 1, K1 menggunakan representasi gambar dan simbol. b) Berdasarkan gambar 4.20, K1 sudah mampu menyelesaikan masalah 3 menggunakan representasi simbol. Representasi simbol adalah salah satu cara penyelesaian masalah yang sudah digunakan oleh K1 dalam menyelesaikan maslah 1 dan 2 pada pembelajaran pertemuan pertama. Menurut K1 cara yang lebih mudah untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 203 menggunakan representasi simbol. Sehingga dalam membuat model matematika akan menjadi lebih sederhana. 2) Kontribusi Siswa pada Kelompok 2 (K2) a) Berdasarkan gambar 4.21 dan gambar 4.22, terlihat bahwa K2 sudah dapat menyelesaikan masalah 1 dan masalah 2 menggunakan representasi gambar dan simbol, karena pada masalah 1, K2 menyelesaikan masalah menggunakan representasi gambar dan simbol. b) Berdasarkan gambar 4.23, K2 sudah mampu menyelesaikan masalah 3 menggunakan representasi gambar dan simbol seperti pada masalah 1 dan 2. Karena hal serupa sudah dipelajari oleh K2 pada pembelajaran pertemuan pertama. 3) Kontribusi Siswa pada Kelompok 3 (K3) a) Berdasarkan gambar 4.24 dan gambar 4.25, terlihat bahwa K3 sudah dapat menyelesaikan masalah 1 dan masalah 2 hanya menggunakan representasi gambar, karena pada masalah 1, K3 menyelesaikan masalah menggunakan representasi gambar. b) Berdasarkan gambar 4.26, K3 sudah mampu menyelesaikan masalah 3 hanya menggunakan representasi gambar seperti pada masalah 1 dan 2. Karena hal serupa sudah dipelajari oleh K2 pada pembelajaran pertemuan pertama. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 204 4) Kontribusi Siswa pada Kelompok 4 (K4) a) Berdasarkan gambar 4.27 dan gambar 4.28, terlihat bahwa K4 sudah dapat menyelesaikan masalah 1 dan masalah 2 hanya menggunakan representasi gambar, karena pada masalah 1, K4 menyelesaikan masalah menggunakan representasi gambar. b) Berdasarkan gambar 4.29, K4 sudah mampu menyelesaikan masalah 3 hanya menggunakan representasi gambar seperti pada masalah 1 dan 2. Karena hal serupa sudah dipelajari oleh K4 pada pembelajaran pertemuan pertama. Selain itu, karena pada pembelajaran pertemuan pertama, K4 melihat hasil presentasi K3 yang hanya menggunakan representasi gambar. Maka dalam menyelesaikan masalah 3, K4 hanya menggunakan representasi gambar. 5) Kontribusi Siswa pada Kelompok 5 (K5) a) Berdasarkan gambar 4.30 dan gambar 4.31, terlihat bahwa K5 sudah dapat menyelesaikan masalah 1 dan masalah 2 menggunakan representasi gambar dan simbol, karena pada masalah 1, K5 menyelesaikan masalah menggunakan representasi gambar dan simbol. b) Berdasarkan gambar 4.32, K5 sudah mampu menyelesaikan masalah 3 menggunakan representasi gambar dan simbol seperti pada masalah 1 dan 2. Karena hal serupa sudah dipelajari oleh K5 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 205 pada pembelajaran pertemuan pertama. Selain itu, karena pada pembelajaran pertemuan pertama, K5 melihat hasil presentasi K2 yang menggunakan representasi gambar dan simbol. Maka dalam menyelesaikan masalah 3, K5 menggunakan representasi gambar dan simbol. 6) Kontribusi Siswa pada Kelompok 6 (K6) a) Berdasarkan gambar 4.33 dan gambar 4.34, terlihat bahwa K6 sudah dapat menyelesaikan masalah 1 dan masalah 2 hanya menggunakan representasi gambar, karena pada masalah 1, K6 menyelesaikan masalah menggunakan representasi gambar. b) Berdasarkan gambar 4.35, K6 sudah mampu menyelesaikan masalah 3 hanya menggunakan representasi gambar seperti pada masalah 1 dan 2. Karena hal serupa sudah dipelajari oleh K6 pada pembelajaran pertemuan pertama. Selain itu, karena pada pembelajaran pertemuan pertama, K6 melihat hasil presentasi K3 yang hanya menggunakan representasi gambar. Maka dalam menyelesaikan masalah 3, K6 hanya menggunakan representasi gambar. 7) Kontribusi Siswa pada Kelompok 7 (K7) a) Berdasarkan gambar 4.36 dan gambar 4.37, terlihat bahwa K7 sudah dapat menyelesaikan masalah 1 dan masalah 2 hanya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 206 menggunakan representasi gambar, karena pada masalah 1, K7 menyelesaikan masalah menggunakan representasi gambar. b) Berdasarkan gambar 4.38, K7 sudah mampu menyelesaikan masalah 3 menggunakan representasi gambar dan simbol. Karena pada pembelajaran pertemuan pertama, K7 menyelesaikan masalah menggunakan salah satu cara yaitu menggunakan representasi gambar seperti pada masalah 1 dan 2. Selain itu, karena pada pembelajaran pertemuan pertama, K7 melihat hasil presentasi K2 yang menggunakan representasi gambar dan simbol. Maka dalam menyelesaikan masalah 3, K7 hanya menggunakan representasi gambar dan simbol. d. Interactivity (adanya interaksi diantara siswa dalam proses pembelajaran) Aktivitas yang dilakukan oleh peneliti maupun siswa ketika melakukan proses pembelajaran di kelas VIIIB pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua sebagai berikut: 1) Siswa berdiskusi dalam kelompok bersama anggota kelompoknya untuk mengamati dan memahami masalah yang diberikan oleh peneliti (aktivitas 9). Jika ada salah satu anggota kelompok mengutarakan pendapatnya, maka anggota kelompok lainnya memperhatikan atau menanggapi jika ada perbedaan pendapat (aktivitas 10). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 207 (Gambar 4.39 Siswa Berdiskusi dalam Kelompok) 2) Peneliti mendampingi siswa dalam diskusi kelompok. Ketika ada siswa yang mengalami kesulitan, maka peneliti memberikan topangan kepada siswa berupa pertanyaan yang bersifat memancing siswa untuk menemukan jawabannya sendiri. Peneliti tidak memberikan jawaban langsung atas pertanyaan siswa (aktivitas 11). Sedangkan siswa memperhatikan dan berusaha untuk menemukan jawaban atas topangan yang diberikan oleh peneliti (aktivitas 12). (Gambar 4.40 Peneliti Memberikan Topangan Kepada Siswa) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 208 3) Pada saat ada kelompok yang mempresentasikan jawabannya di depan kelas, maka peneliti dan siswa yang lain memperhatikan (aktivitas 13). Jika ada pertanyaan atau tanggapan dari kelompok lain, maka siswa pada kelompok tersebut mengangkat tangan terlebih dahulu sebelum berbicara dan kelompok lainnya tidak boleh ribut (aktivitas 14). (Gambar 4.41 Siswa Mempresentasikan Jawaban di Depan Kelas) 4) Setelah siswa mempresentasikan jawaban di depan kelas, maka selanjutnya peneliti bersama siswa menyimpulkan pembelajaran. Peneliti menjelaskan bahwa proses yang dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan masalah yang diberikan dengan cara menghilangkan salah gambar atau simbol untuk mendapatkan nilai dari gambar atau simbol lain dinamakan metodel eliminasi. Sedangkan ketika siswa mengantikan gambar atau simbol dengan nilai dari gambar atau PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 209 simbol yang telah diperoleh dinamakan metode substitusi (aktivitas 15). Pada saat peneliti menyimpulkan pekerjaan siswa, maka siswa yang lain memperhatika. Jika ada penjelasan peneliti yang belum dipahami oleh siswa, maka siswa bisa bisa menanyakan kepada peneliti (aktivitas 16). (Gambar 4.42 Peneliti Menyimpulkan Jawaban Siswa) Berdasarkan uraian penjelasan mengenai aktivitas yang dilakukan oleh peneliti maupun siswa pada saat pembelajaran pertemuan pertama dan pembelajaran pertemuan kedua di kelas VIIIB tersebut, maka peneliti dapat menyajikan dalam bentuk diagram alir. Berikut adalah diagram alir aktivitas yang dilakukan oleh peneliti dan siswa: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 210 Peneliti (Guru) Aktivitas 10, 14 Siswa lain Siswa Aktivitas 9, 13 (Gambar 4.43 Diagram alir interaksi antara peneliti dengan siswa, maupun interaksi antara siswa dengan siswa) e. Intertwining (menggunakan keterkaitan) Berdasarkan 3 (tiga) masalah yang diberikan oleh peneliti pada saat pembelajaran pertemuan pertama dan kedua di kelas VIIIB maka terdapat beberapa keterkaitan yang dilakukan oleh siswa, yaitu: 1) Siswa pada Kelompok 1 (K1) a) Berdasarkan gambar 4.18 dan gambar 4.20 terlihat bahwa K1 sudah mampu menyelesaikan masalah 3 pada pembelajaran pertemuan kedua setelah mempelajari masalah 1 pada pembelajaran pertemuan pertama. Karena dalam menyelesaikan masalah 3, K1 melakukan eliminasi terlebih dahulu antara persamaan pertama dan kedua untuk memperoleh bentuk PLSV. Sehingga, K1 mengaitkan antara masalah 1 untuk menyelesaikan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 211 masalah 3 menggunakan konsep pembagian seperti pada masalah 1. b) Berdasarkan masalah 1 pada gambar 4.18, dapat membantu K1 untuk membuat model matematika dalam bentuk SPLDV pada masalah 2 (gambar 4.19). Selanjutnya, dari model tersebut memunculkan metode substitusi untuk menyelesaikan masalah 2. c) Masalah 1 pada gambar 4.18 mampu membantu K1 untuk menyelesaikan masalah 3 pada gambar 4.20. Karena pada masalah 3, K1 menyelesaikan masalah menggunakan metode eliminasi terlebih dahulu untuk memperoleh bentuk PLSV seperti pada masalah 1. Selanjutnya, K1 menyelesaikan menggunakan konsep pembagian seperti pada masalah 1 tersebut. Sehingga dengan adanya masalah 1 memunculkan metode eliminasi pada masalah 3. 2) Siswa pada Kelompok 2 (K2) a) Berdasarkan gambar 4.21 dan gambar 4.23 terlihat bahwa K2 sudah mampu menyelesaikan masalah 3 pada pembelajaran pertemuan kedua setelah mempelajari masalah 1 pada pembelajaran pertemuan pertama. Karena dalam menyelesaikan masalah 3, K3 melakukan eliminasi terlebih dahulu antara persamaan pertama dan kedua untuk memperoleh bentuk PLSV. Sehingga, K1 mengaitkan antara masalah 1 untuk menyelesaikan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 212 masalah 3 menggunakan konsep pembagian seperti pada masalah 1. b) Berdasarkan masalah 1 pada gambar 4.21, dapat membantu K2 untuk membuat model matematika dalam bentuk SPLDV pada masalah 2 (gambar 4.22). Selanjutnya, dari model tersebut memunculkan metode substitusi untuk menyelesaikan masalah 2. c) Masalah 1 pada gambar 4.21 mampu membantu K2 untuk menyelesaikan masalah 3 pada gambar 4.23. Karena pada masalah 3, K2 menyelesaikan masalah menggunakan metode eliminasi terlebih dahulu untuk memperoleh bentuk PLSV seperti pada masalah 1. Selanjutnya, K1 menyelesaikan menggunakan konsep pembagian seperti pada masalah 1 tersebut. Sehingga dengan adanya masalah 1 memunculkan metode eliminasi pada masalah 3. 3) Siswa pada Kelompok 3 (K3) a) Berdasarkan gambar 4.24 dan gambar 4.26 terlihat bahwa K3 sudah mampu menyelesaikan masalah 3 pada pembelajaran pertemuan kedua setelah mempelajari masalah 1 pada pembelajaran pertemuan pertama. Karena pada masalah 3, K3 melakukan eliminasi terlebih dahulu antara persamaan pertama dan kedua untuk memperoleh bentuk PLSV. Sehingga, K3 mengaitkan antara masalah 1 untuk menyelesaikan masalah 3 menggunakan konsep pembagian seperti pada masalah 1. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 213 b) Berdasarkan masalah 1 pada gambar 4.24, dapat membantu K1 untuk membuat model matematika dalam bentuk SPLDV pada masalah 2 (gambar 4.25). Selanjutnya, dari model tersebut memunculkan metode substitusi untuk menyelesaikan masalah 2. c) Masalah 1 pada gambar 4.24 membantu K3 untuk menyelesaikan masalah 3 pada gambar 4.26. Karena pada masalah 3, K3 menyelesaikan masalah menggunakan metode eliminasi dan substitusi. Sehingga dengan adanya masalah 1 memunculkan metode eliminasi dan substitusi pada masalah 3. 4) Siswa pada Kelompok 4 (K4) a) Berdasarkan gambar 4.27 dan gambar 4.28 terlihat bahwa K4 sudah mampu menyelesaikan masalah 2 setelah mempelajari masalah 1 pada pembelajaran pertemuan pertama. Karena pada masalah 2, K4 melakukan eliminasi terlebih dahulu antara persamaan pertama dan kedua secara berulang untuk memperoleh bentuk PLSV. Sehingga, K4 mengaitkan antara masalah 1 untuk menyelesaikan masalah 2 menggunakan konsep pembagian seperti pada masalah 1 dan diperoleh harga 1 tiket anak-anak. Kemudian K4 memunculkan ide untuk melakukan substitusi pada salah satu persamaan untuk memperoleh harga 1 tiket dewasa. setelah itu, K4 menentukan harga 5 tiket anak-anak dan 3 tiket dewasa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 214 b) Dari gambar 4.27 dan gambar 4.28 terlihat bahwa, K4 sudah mampu mengaitkan masalah 1 dan masalah 2 untuk menyelesaikan masalah 3. Karena pada masalah 3, K4 menyelesaikan masalah menggunakan metode eliminasi terlebih dahulu seperti yang dilakukan pada masalah 2. Selanjutnya K4 memperoleh bentuk PLSV seperti pada masalah 1, maka K4 menyelesaikan menggunakan cara yang sama dilakukan pada masalah 1 yaitu menggunakan konsep pembagian. 5) Siswa pada Kelompok 5 (K5) a) Berdasarkan gambar 4.30 dan gambar 4.32 terlihat bahwa K5 sudah mampu menyelesaikan masalah 3 pada pembelajaran pertemuan kedua setelah mempelajari masalah 1 pada pembelajaran pertemuan pertama. Karena pada masalah 3, K5 melakukan eliminasi terlebih dahulu antara persamaan pertama dan kedua untuk memperoleh bentuk PLSV. Sehingga, K5 mengaitkan antara masalah 1 untuk menyelesaikan masalah 3 menggunakan konsep pembagian seperti pada masalah 1. b) Berdasarkan masalah 1 pada gambar 4.30, dapat membantu K5 untuk membuat model matematika dalam bentuk SPLDV pada masalah 2 (gambar 4.31). Selanjutnya, dari model tersebut memunculkan metode substitusi untuk menyelesaikan masalah 2. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 215 c) Masalah 1 pada gambar 4.30 membantu K5 untuk menyelesaikan masalah 3 pada gambar 4.32. Karena pada masalah 3, K5 menyelesaikan masalah menggunakan metode eliminasi dan substitusi. Sehingga dengan adanya masalah 1 memunculkan metode eliminasi dan substitusi pada masalah 3. 6) Siswa pada Kelompok 6 (K6) a) Berdasarkan gambar 4.33 dan gambar 4.35 terlihat bahwa K6 sudah mampu menyelesaikan masalah 3 pada pembelajaran pertemuan kedua setelah mempelajari masalah 1 pada pembelajaran pertemuan pertama. Karena pada masalah 3, K6 melakukan eliminasi terlebih dahulu antara persamaan pertama dan kedua untuk memperoleh bentuk PLSV. Sehingga, K6 mengaitkan antara masalah 1 untuk menyelesaikan masalah 3 menggunakan konsep pembagian seperti pada masalah 1. b) Berdasarkan masalah 1 pada gambar 4.33, dapat membantu K6 untuk membuat model matematika dalam bentuk SPLDV pada masalah 2 (gambar 4.34). Selanjutnya, dari model tersebut memunculkan metode substitusi untuk menyelesaikan masalah 2. c) Masalah 1 pada gambar 4.33 membantu K6 untuk menyelesaikan masalah 3 pada gambar 4.35. Karena pada masalah 3, K5 menyelesaikan masalah menggunakan metode eliminasi dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 216 substitusi. Sehingga dengan adanya masalah 1 memunculkan metode eliminasi dan substitusi pada masalah 3. 7) Siswa pada Kelompok 7 (K7) a) Berdasarkan gambar 4.36 dan gambar 4.38 terlihat bahwa K7 sudah mampu menyelesaikan masalah 3 pada pembelajaran pertemuan kedua setelah mempelajari masalah 1 pada pembelajaran pertemuan pertama. Karena pada masalah 3, K7 melakukan eliminasi terlebih dahulu antara persamaan pertama dan kedua untuk memperoleh bentuk PLSV. Sehingga, K6 mengaitkan antara masalah 1 untuk menyelesaikan masalah 3 menggunakan konsep pembagian seperti pada masalah 1. b) Berdasarkan masalah 1 pada gambar 4.33, dapat membantu K6 untuk membuat model matematika dalam bentuk SPLDV pada masalah 2 (gambar 4.34). Selanjutnya, dari model tersebut memunculkan metode substitusi untuk menyelesaikan masalah 2. c) Selanjutnya, K7 mengaitkan antara metode eliminasi pada masalah 1 (gambar 4.36) dengan metode substitusi pada masalah 2 (gambar 4. 37) untuk menyelesaikan masalah 3 (gambar 4.38). d) Masalah 1 pada gambar 4.36 membantu K7 untuk menyelesaikan masalah 3 pada gambar 4.38. Karena pada masalah 3, K7 menyelesaikan masalah menggunakan metode eliminasi dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 217 substitusi. Sehingga dengan adanya masalah 1 memunculkan metode eliminasi dan substitusi pada masalah 3. F. Analisis dan Pembahasan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas VIIIB Pada pertemuan ketiga, peneliti mengadakan tes tertulis mengenai soal kontekstual yang berkaitan dengan SPLDV. Tes tertulis diadakan setelah peneliti menerapkan pembelajaran di kelas VIIIB dengan menggunakan model PMR pada materi SPLDV. Berikut adalah tabel pelaksanaan kegiatan tes tertulis pada pertemuan ketiga. Tabel 4.7 Kegiatan Tes Tertulis pada Pertemuan Ketiga Kelas/Sekolah : VIIIB/SMP Kalnisius Sleman Yogyakarta Hari/Tanggal : Sabtu, 18 November 2017 Waktu : 2𝑥40 menit (08.20-09.40) Tes tertulis tersebut bertujuan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi SPLDV setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model PMR. Peneliti menggunakan langkah pemecahan masalah menurut Polya untuk menganalisis kemampuan pemecahan masalah siswa. Peneliti menganalisis serta membahas data hasil wawancara dan pekerjaan siswa berdasarkan kategori jawaban siswa, yaitu: a. Siswa keempat (S4) menggunakan representasi gambar b. Siswa kelima (S5) menggunakan representasi simbol PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 218 c. Siswa keenam (S6) mengguanakan representasi gambar dan simbol Berikut adalah data hasil analisis dan pembahasan kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VIIIB. a. Siswa Keempat (S4) Berikut adalah analisis dan pembahasan kemampuan pemecahan masalah S4 berdasarkan data hasil pekerjaan dan wawancara siswa. Tabel 4.8 Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah S4 Memahami masalah (understand the problem) Berdasarkan hasil pekerjaan siswa, terlihat bahwa S4 sudah mampu menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal dengan tepat. Untuk memastikan pemahaman siswa terhadap masalah yang diberikan, maka peneliti juga melakukan wawancara terhadap S4. Berikut adalah kutipan wawancara singkat S4: P: “Apa yang diketahui pada soal?” S4: “Andy membeli 3 topi dan 5 dengan harga 650.000 sedangkan Ana membeli 2 topi dan 4 baju dengan harga 500.000.” P: “Apa yang ditanyakan pada soal?” S4: “Berapa harga 6 topi dan 7 baju.” P: “Tanda & yang kamu tulis pada persamaan 1 maupun 2 artinya apa?” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 219 S4: “Artinya tambah….topi dan baju maksudnya harga topi ditambah dengan baju.” Berdasarkan kutipan wawancara singkat tersebut, terlihat bahwa S4 mampu menceritakan kembali mengenai apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal menggunakan kalimat sendiri. Berdasarkan hasil pekerjaan siswa dan kutipan wawancara dapat disimpulkan bahwa, S4 sudah dapat memahami masalah dengan baik. Membuat rencana pemecahan masalah (make a plan) Pada hasil pekerjaan siswa, terlihat bahwa S4 sudah membuat rencana dalam membuat model matematika. Hal ini terlihat ketika S4 membuat pemisalan dalam bentuk gambar terlebih dahulu, yaitu gambar lingkaran menyatakan harga 1 topi dan gambar segi empat menyetakan harga 1 baju. Selanjutnya, dari pemisalan tersebut S4 membuat model matematika yang terdiri dari 2 (dua) persamaan yaitu, persamaan pertama adalah 3 lingkaran ditambah dengan 5 segiempat sama dengan 650.000 sedangkan untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 220 persamaan kedua adalah 2 lingkaran ditambah dengan 4 segi empat sama dengan 500.000. Dari kedua persamaan tersebut, S4 merencanakan akan melakukan operasi pengurangan antara persamaan pertama dengan persamaan kedua untuk memperoleh persamaan ketiga yaitu 1 lingkaran ditambah dengan 1 segi empat sama dengan 150.000. Selain itu, peneliti juga melakukan wawancara kepada S4 mengenai rencana dalam membuat model matematika tersebut. Berikut adalah kutipan wawancara singkat terhadap S4: P: “Kenapa kamu membuat pemisalan dengan gambar lingkaran dan segi empat terlebih dahulu?” S4: “Biar mempermudah dalam membuat model…” P: “Apakah harus menggunakan gambar dalam membuat pemisalan?” S4: “Tidak juga, pakai variabel juga bisa. Tapi saya lebih suka memakai gambar biar lebih mudah.” P: “Kenapa model matematika yang kamu buat seperti itu?” S4: “Kan sesuai dengan apa yang diketahui pada soal mas…” P: “Kenapa kamu kurangkan kedua persamaan tersebut?” S4: “Agar mendapatkan harga 1 topi dan 1 baju.” Berdasarkan kutipan wawancara tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa S4 sudah merencanakan membuat model matematika menggunakan representasi gambar. Selanjutnya, S4 merencanakan untuk mencari harga dari 1 topi dan 1 baju dengan cara mengurangkan persamaan pertama dengan persamaan kedua. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 221 Berdasarkan hasil pekerjaan siswa dan kutipan wawancara singkat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa S4 sudah merencanakan pemecahan masalah dengan membuat pemisalan dan model matematika terlebih dahulu. Melaksanakan rencana (carry out our plan) Berdasarkan hasil pekerjaan siswa tersebut, terlihat bahwa S4 menyelesaikan model matematika yang telah dibuat dengan cara mengurangkan persamaan pertama dengan persamaan kedua untuk memperoleh persamaan ketiga, yaitu 1 segitiga dan 1 segi empat sama dengan 150.000. Karena pada penyelesaian model, S4 membuat pemisalan baru yaitu gambar segitiga menyetakan harga 1 topi dan gambar segiempat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 222 menyatakan harga 1 baju. Selanjutnya, S4 mengurangkan persamaan kedua dengan persamaan ketiga untuk memperoleh persamaan keempat, yaitu 1 segitiga ditambah dengan 3 segiempat sama dengan 350.000. Hal serupa dilakukan oleh S1, yaitu mengurangi persamaan keempat dengan persamaan ketiga untuk memperoleh persamaan kelima, yaitu 2 segi empat sama dengan 200.000. selanjutnya, S4 menentukan 1 segiempat dengan cara membagikan antara 200.000 dengan 2 dan memperoleh hasil 100.000. Setelah mendapatkan 1 segiempat sama dengan 100.000, maka S4 mensubstitusikan nilai tersebut ke persamaan ketiga dan memperoleh hasil bahwa 1 segitiga adalah 50.000. Selanjutnya S4 menuliskan 6 segitiga ditambah dengan 5 segi empat. Karena ada 6 segitiga dan 5 segi empat, diama nilai dari 1 segitiga sama dengan 50.000 dan 1 segiempat sama dengan 100.000, maka S1 menuliskan dengan cara lain bahwa pernayatan tersebut mempunya arti: 50.000 × 6 + 10.000 × 5 = 300.000 + 700.000 = 1.000.000. Sehingga S4 menyimpulkan bahwa harga 6 topi dan 5 baju adalah 1.000.000 rupiah. Selain itu, peneliti juga melakukan wawancara kepada S4 guna mengetahui cara penyelesaian masalah yang diberikan berdasarkan model matematika yang telah dibuat. Berikut adalah kutipan singkat wawancara S4: P: “Kenapa kamu membuat pemisalan baru?” S4: “Biar berbeda dengan pemisalan pada no 3 (sambil menunjukkan pemisalan sebelumnya).” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 223 P: “Apakah pemisalan pada no 3 dengan pemisalan ini mempunyai arti yang sama (sambil menunjukkan pemisalan baru pada no 4)?” S4: “Sama saja…” P: “Kenapa kamju mengurangkan peramaan pertama dengan persamaan kedua?” S4: “Agar mendapatkan harga 1 topi dan 1 baju terlebih dahulu.” P: “Terus kenapa kamu selalu lakukan pengurangan antara persamaan baru yang kamu peroleh dengan persamaan ketiga?” S4: “Agar kita bisa menentukan harga 1 topi…” P: “Setelah mendapatkan harga 1 topi, kenapa kamu substitusikan kepersamaan ketiga? Apakah boleh saya substitusikan kepersamaan lain?” S4: “Karena menurut saya persamaan 3 lebih mudah, dan untuk ke persamaan lain juga bisa.” P: “Apakah cara kamu menuliskan 50.000 kali 6 ditambah dengan 100.00 dikali 5 itu sudah benar?” S4: “sudah benar…” Berdasarkan kutipan wawancara S4 tersebut, terlihat bahwa S4 sudah mempunyai ide untuk menyelesaikan masalah yang diberikan berdasarkan rencana yang telah dibuat. Dalam menyelesaikan soal, S4 selalu melakukan pengurangan antara persamaan yang baru diperoleh dengan persamaan ketiga. Tujuan utama yang dilakukan oleh S4 tersebut adalah untuk memperoleh harga 1 topi terlebih dahulu. Selanjutnya, S4 mensubstitusikan nilai dari 1 segitiga ke persamaan ketiga untuk memperoleh nilai dari 1 segiempat atau harga 1 baju. Setelah mendapat harga 1 topi dan 1 baju, maka S1 mensubstitusikan harga tersebut ke pertanyaan soal dan diperoleh 1.000.000. Dari sini, S4 langsung menyimpulkan bahwa harga 6 topi dan 5 baju adalah 1.000.000 rupiah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 224 Berdasarkan hasil pekerjaan siswa dan kutipan wawancara, maka dapat disimpulkan bahwa S4 sudah melaksanakan rencana pemecahan masalah dengan baik, walaupun dibagian akhir ada sedikit kesalahan makna dalam perkalian. Seharusnya S4 menuliskan “6 × 50.000 + 5 × 100.000 = 1.000.000. " Memeriksa kembali jawaban (look back at the completed solution). P: “Apakah kamu sudah yakin dengan jawabanmu?” S4: “Sudah mas, aku uda cek tadi….” P: “Gimana cara kamu cek?” S4: “Ya nilai dari 1 segitiga dan 1 segi empat saya masukkan ke pertanyaan soal, dan hasilnya 1 juta…” P: “Kamu sudah yakin dengan cara penulisanmu itu? Apakah makna perkalian seperti itu?” S4: “Sudah mas…..” P: “Apakah 1 × 3 = 3 × 1?” S4: “Sama aja, kan hasilnya sama…” P: “Apakah kamu pernah ke apotik untuk membeli obat atau pernah minum obat? S4: “Pernah….” P: “Kan disitu ada tulisan 3 × 1, nah bagaimana caranya kamu minum obat tersebut? Apakah tiap kali minum 1 biji atau sekali minum 3 biji?” S4: “(Tersenyum), sekali minum 1 biji……” P: “Berati apakah yang kamu tuliskan sudah benar?” S4: “ Salah mas….(sambil garuk kepala).” Berdasarkan kutipan wawancara tersebut, S4 sudah melakukan pengecekan kembali atas jawaban yang telah diperoleh untuk memastikan kebenarannya. Tetapi dalam mengecek kembali jawaban, S4 sendiri tidak menyadari bahwa ada kesalahan pemaknaan konsep perkalian yang ia lakukan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 225 Kesimpulan: Berdasarkan hasil pekerjaan siswa dan kutipan wawancara S4 dalam menyelesaikan masalah yang diberikan dapat disimpulkan bahwa, S4 sudah memiliki kemampuan pemecahan masalah dalam menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan SPLDV, yaitu memahami masalah (understand the problem), membuat rencana pemecahan masalah (make a plan), melaksanakan rencana (carry out our plan), dan memeriksa kembalik jawaban (look back at the completed solution). b. Siswa Kelima (S5) Berikut adalah analisis dan pembahasan kemampuan pemecahan masalah S5 berdasarkan data hasil pekerjaan dan wawancara siswa. Tabel 4.9 Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah S5 Memahami masalah (understand the problem) Berdasarkan hasil pekerjaan siswa tersebut, terlihat bahwa S5 sudah menuliskan apa yang diketahui dan titanyakan pada soal. selain itu, peneliti juga melakukan wawancara kepada S5 untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap soal yang diberikan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 226 Berikut adalah kutipan singkat wawancara S5: P: “Apa yang tiketahui pada soal?” S5: “Harga 3 topi dan 5 baju adalah 650.000 sedangkan harga 2 topi dan 4 baju adalah 500.000”? P: “Aa yang ditanyakan pada soal?” S5: “Harga dari 6 topi dan 5 baju…” Berdasarkan kutipan wawancara tersebut, terlihat bahwa S5 dapat memahami masalah dengan baik, karena S5 mampu menceritakan kembali apa yang diketahui dan ditanyakan soal dengan kata-katanya sendiri. Oleh karena itu, berdasarkan hasil pekerjaan siswa dan kutipan wawancara, maka dapat disimpulkan bahwa S5 sudah dapat memahami masalah yang diberikan oleh peneliti dengan baik. Membuat rencana pemecahan masalah (make a plan) Berdasarkan hasil pekerjaan siswa, terlihat bahwa S5 sudah membuat rencana pemecahan masalah. Karena S5 membuat pemisalan dengan menggunakan variabel 𝑇 yang menyatakan harga 1 topi dan 𝐵 yang menyatakan harga 1 baju. Selanjutnya, S5 membuat model matematika berdasarkan pemisalan dalam bentuk representasi simbol tersebut. Model PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 227 matematika yang dibuat terdiri dari 2 persamaan, yaitu persamaan pertama terdapat 3𝑇 ditambah dengan 5𝐵 sama dengan 650.000 sedangkan persamaan kedua terdapat 2𝑇 ditambah dengan 4 𝐵 sama dengan 500.000. Dari persamaan tersebut, kemudian S5 mengurangkan persamaan pertama dengan persamaan kedua untuk menperoleh persamaan ketiga, yaitu T ditambah dengan B sama dengan 150.000. Selain itu, peneliti juga melakukan wawancara kepada S5 guna mengetahui rencana pembuatan model matematika berdasarkan masalah yang diberikan oleh peneliti. Berikut adalah kutipan wawancara singkat S5: P: “Kenapa kamu membuat pemisalan dengan variabel T dan B?” S5: “Biar mempermudah dalam menyelesaikan soal…” P: “Apakah bisa menggunakan variabel yang lain?” S5: “Bisa, namun mempermudah saya mengambil huruf depannya aja…” P: “Bagaimana caranyan kamu membuat model matematika tersebut?” S5: “Ya, dibuat pemisalan dulu, kemudian dibuat berdasarkan apa yang diketahui pada soal…” P: “Kenapasetelah membuat model matematika, kamu mengurangkan persamaan pertama dengan persamaan kedua?” S5: Agar mendapatkan harga 1 topi dan 1 baju terlebih dahulu.” Berdasarkan kutipan wawancara tersebut, terlihat bahwa S5 sudah merencanakan pemecahan masalah yaitu dengan membuat pemisalah terlebih dahulu. Dalam membuat pemisalan, S5 menggunakan huruf depan dari kedua benda tersebut untuk mempermudah dalam membuat model matematika. Setelah membuat model matematika, S5 merencanakan melakukan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 228 pengurangan antara persamaan pertama dengan persamaan kedua pada model tersebut untuk memperoleh harga 1 topi dan 1 baju. Oleh karena itu, berdasarkan hasil pekerjaan siswa dan kutipan wawancara maka dapat disimpulkan bahwa, S5 sudah mempunyai ide atau strategi dalam merencanakan pembuatan model matematika dan penyelesaiannya. Melaksanakan rencana (carry out our plan) Berdasarkan hasil pekerjaan siswa terlihat bahwa, S5 menyelesaikan model matematika yang telah dibuat berdasarkan masalah yang diberikan oleh peneliti dengan cara mengurangkan persamaan pertama dengan persamaan kedua untuk memperoleh persamaan ketiga, yaitu 𝑇 ditambah dengan 𝐵 sama dengan 150.000. Selanjutnya, S5 melakukan pengurangan antara persamaan kedua dengan persamaan ketiga untuk memperoleh PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 229 persamaan keempat, yaitu 𝑇 ditambah dengan 3𝐵 sama dengan 350.000. Hal serupa dilakukan oleh S5, yaitu mengurangkan persamaan keempat dengan persamaan ketiga untuk memperoleh persamaan kelima, yaitu 2𝐵 sama dengan 200.000. Sehingga S5 menentukan nilai dari 𝐵 dengan cara membagikan 200.000 dengan 2 dan diperoleh 100.000. Setelah mendapatkan nilai dari 𝐵 = 100.000, maka S5 mensubstitusikan nilai tersebut ke persamaan ketiga sehingga diperoleh nilai 𝑇 = 50.000. Selanjutnya S5 menjawab pertanyaan soal dengan menuliskan "𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 × 50.000 = 300.000" dan "𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵 × 100.000 = 700.000". Siswa menuliskan hal demikian, karena S2 sudah memperoleh nilai dari 𝑇 = 50.000 dan 𝐵 = 100.000. setelah itu, S5 menjumlahkan antara 300.000 dan 700.000 dan diperoleh 1.000.000. Dari sini S5 langsung menyimpulkan bahwa harga dari 6 topi dan 5 baju adalah 1.000.000 rupiah. Selain itu, peneliti juga melakukan wawancara kepada S5 guna mengetahui proses penyelesaian masalah yang diberikan oleh peneliti. Berikut adalah kutipan wawancara singkat S5: P: “Kenapa kamu mengurangkan persamaan 1 dengan persamaan 2?” S5: “Untuk mencari harga 1 topi dan 1 baju…” P: “Kenapa harus mencari harga 1 topi dan 1 baju?” S5: “Agar kita bisa mengetahui harga dari masing-masing topi dan baju. Selanjutnya kita bisa menjawab pertanyaan soal.” P: “Bagaimana cara menentukan pertanyaan soal?” S5: “Kalau kita sudah dapat harga 1 topi dan 1 baju, maka tinggal kita kaliakan saja.” P: “Kenapa kamu menuliskan 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 × 50.000 = 300.000 dan 𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵 × 100.000 = 700.000?” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 230 S5: Karena 𝐵 ada 6, maka 6 × 50.000 = 300.000. begitu juga B ada 7, maka 7 × 100.000 = 700.000. P: “Terus satu juta kamu dapat darimana?” S5: “Tinggal dijumlahkan aja, karena harga 6 topi dan 7 baju, maka 1.000.000. Berdasarkan kutipan wawancara tersebut, terlihat bahwa S5 sudah mampu melaksanakan pemecahan masalah dengan cara mengurangi persamaan pertama dengan persamaan kedua untuk memperoleh persamaan ketiga. Selanjutnya, S5 mengurangi persamaan kedua dengan persamaan ketiga untuk memperoleh persamaan keempat. S5 melakukan hal serupa, yaitu mengurangi persamaan keempat dengan persamaan ketiga untuk memperoleh persamaan kelima. Sehingga S5 memperoleh hasil bahwa nilai dari 𝐵 = 100.000, kemudian mensubstitusikan nilai 𝐵 tersebut ke persamaan ketiga dan memperoleh nilai 𝑇 = 50.000. Setelah mendapatkan 𝐵 = 100.000 dan 𝑇 = 50.000, maka S5 menjawab pertanyaan soal dengan cara mengalikan 5 dengan 50.000 ditambah dengan 7 dikali 100.000 sama dengan 1.000.000. Dari sini, S5 menyimpulkan bahwa harga dari 6 topi dan 7 baju adalah 1.000.000 rupiah. Berdasarkan hasil pekerjaan siswa dan kutipan wawancara siswa tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa S5 sudah memiliki kemampuan dalam melaksanakan rencana pemecahan masalah dari model matematika berdasarkan masalah yang diberikan oleh peneliti. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 231 Memeriksa kembali jawaban (look back at the completed solution). P: “Apakah jawaban kamu sudah benar?” S5: “Sudah mas, aku uda cek tadi….” P: “Bagaimana cara kamu mengecek?” S5: “Tingga dimasukkan aja nilai dari B dan T ke pertanyaan soal.” P: “Apakah kamu sudah yakin bahwa nilai dari B sama dengan 100.000 dan T sama dengan 50.000?” S5: “Sudah yakin……..” P: “Bagaimana caranya kamu yakin kalau itu benar?” S5: “Tadi saya sudah mencoba untuk masukan nilai B dan T pada persamaan ini (sambil menunjukkan persamaan ketiga), dan hasilnya sudah benar.” Berdasarkan kutipan wawancara tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam menyelesaikan masalah yang diberikan oleh peneliti, S5 sudah melakukan pengecekan kembali atas jawaban yang telah diperoleh untuk memastikan kebenarannya. Kesimpulan: Berdasarkan hasil pekerjaan siswa dan kutipan wawancara S5 dalam menyelesaikan masalah yang diberikan dapat disimpulkan bahwa, S5 sudah memiliki kemampuan pemecahan masalah dalam menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan SPLDV, yaitu memahami masalah (understand the problem), membuat rencana pemecahan masalah (make a plan), melaksanakan rencana (carry out our plan), dan memeriksa kembalik jawaban (look back at the completed solution). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 232 c. Siswa Keenam (S6) Berikut adalah analisis dan pembahasan kemampuan pemecahan masalah S6 berdasarkan data hasil pekerjaan dan wawancara siswa. Tabel 4.10 Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah S6 Memahami masalah (understand the problem) Berdasarkan hasil pekerjaan siswa, terlihat bahwa S6 sudah menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal dengan benar. Dimana S6 menuliskan 3 topi ditambah 5 baju sama dengan 650.000 dan 2 topi ditambah 4 baju sama dengan 500.000. Kemudian S6 menuliskan pertanyaan soal yaitu 6 topi ditambah 7 baju. Peneliti juga melakukan wawancara kepada S6 untuk mengetahui pemahaman S6 terhadap masalah yang diberikan oleh peneliti. Berikut adalah kutipan wawancara singkat S6: P: “Apa yang diketahui pada soal?” S6: “3 topi dan 5 baju harganya 650.000 sedangkan 2 topi dan 4 baju harganya 500.000.” P: “Apa yang ditanyakan pada soal?” S6: “Harga dari 6 topi dan 7 baju..” Berdasarkan kutipan wawancara tersebut, terlihat bahwa S6 sudah mampu menceritakan kembali masalah yang diberikan oleh peneliti dengan menggunakan kata-kata sendiri. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 233 Sehingga, berdasarkan hasil pekerjaan siswa dan kutipan wawancara dapat disimpulkan bahwa, S6 sudah mampu memahami masalah yang diberikan oleh peneliti dengan baik. Membuat rencana pemecahan masalah (make a plan) Pada lembar jawaban siswa terlihat bahwa, S6 membuat pemisalahan terlebih dahulu sebelum membuat model matematika berdasarkan masalah yang diberikan oleh peneliti. Dalam membuat pemisalan, S6 membuat dengan menggunakan 2 cara yaitu: pemisalan dalam bentuk gambar jajargenjang dan segitiga yang mewakili harga 1 topi dan 1 baju. Sedangkan untuk pemisalan cara kedua, S6 membuat dalam bentuk simbol 𝑥 dan 𝑦 yang mewakili harga 1 topi dan 1 baju. Setelah membuat pemisalan, maka S6 membuat model matematika berdasarkan pemisalan tersebut, yaitu model matematika dalam bentuk representasi gambar dan model matematika dalam bentuk representasi simbol. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 234 Selain itu peneliti juga melaukan wawancara terhadap S6 untuk mengetahu ide atau rencana awal yang digunakan untuk membuat model matematika tersebut. Berikut adalah kutipan wawancara singkat untuk S6: P: “Kenapa kamu membuat pemisalan dalam bentuk gambar dan simbol terlebih dahulu?” S6: “Agar mempermudah dalam membuat model matematika dan menyelesaikan soal tersebut.” P: “Kenapa dalam membuat model matematika kamu menggunakan dua cara?” S6: “Sebenarnya sama aja sih, baik cara 1 maupun cara 2. Namun saya memilih 2 cara agar bisa mengetahui banyak cara dalam menyelesaikan sebuah soal.” P: “Bagaimana kamu membuat pemisalan tersebut?” S6: “Ya berdasarkan pemisalan yang dibuat kemudian di buat model matematika berdasarkan apa yang diketahui pada soal.” P: “Menurut kamu dari kedua cara tersebut, cara mana yang paling mudah?” S6: “Cara kedua, yaitu menggunakan simbol biar lebih simpel.” P: “Apakah bisa saya misalkan dengan lanbang yang lain?” S6: “Bisa aja…” Berdasarkan kutipan wawancara tersebut, terlihat bahwa dalam menyelesaikan soal yang diberikan oleh peneliti S6 membuat pemisalan terlebih dahulu guna mempermudah penyelesaian masalah tersebut. S6 membuat pemisalan menggunakan 2 cara, yaitu pemisalan dalam bentuk gambar dan simbol. selanjutnya, S6 membuat model matematika berdasarkan pemisalan tersebut yang dikaitkan dengan apa yang diketahu pada soal tersebut. Berdasarkan hasil pekerjaan siswa dan kutipan wawancara, maka dapat disimpulkan bahwa S6 sudah mampu merencanakan pemecahan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 235 masalah yang diberikan oleh peneliti dengan membuat pemisalan dalam bentuk gambar dan simbol terlebih dahulu kemudian memodelkan dalam bentuk model matematika. Melaksanakan rencana (carry out our plan) Berdasarkan hasil pekerjaan siswa tersebut, terlihat bahwa S6 menyelesaikan masalah yang diberikan oleh peneliti menggunakan dua cara, yaitu menyelesaikan model matematika dalam bentuk gambar dan simbol. Proses penyelesaian untuk kedua cara tersebut sama, yaitu untuk model matematika pertama S6 mengurangkan persamaan pertama dengan persamaan kedua untuk memperoleh persamaan ketiga, yaitu 1 jajar genjang ditambah 1 segitiga sama dengan 150.000. Selanjutnya, S6 mengurangi persamaan kedua dengan persamaan ketiga untuk memperoleh persamaan keempat, yaitu 1 jajargenjang ditambah 3 segitiga sama dengan 350.000. S6 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 236 melakukan hal serupa, yaitu mengurangkan persamaan keempat dengan persamaan kelima untuk memperoleh persamaan kelima, yaitu 2 segitiga sama dengan 200.000. Maka 1 segitiga adalah 100.000 dan disubstitusikan ke persamaan ketiga, maka diperoleh 1 jajar genjang sama dengan 50.000. Selanjutnya S6 menjawab soal dengan menulis “6(50) + 7(100) = 300.000 + 700.000 = 1.000.000. " Untuk mengetahui proses penyelesaian model matematika berdasarkan maslaah yang diberikan oleh peneliti, maka peneliti juga melakukan wawancara kepada S6. Berikut adalah kutipan wawancara singkat S6: P: “Kenapa kamu membuat model matematika menggunakan 2 cara?” S6: “Agar saya bisa menguasai lebih dari satu cara dalam menyelesaikan soal matematika.” P: “Kenapa dalam menyelesaikan soal, kamu melakukan pengurangan antara persamaan pertama dengan persamaan kedua?” S6: “Untuk mencari harga 1 topi dan 1 baju terlebih dahulu, agar mempermudah dalam menjawab pertanyaan soal.” P: “Kenapa cara penyelesaian soal dengan menggunakan cara pertama maupun kedua sama persis?” S6: “Itukan caranya sama mas, cuman lambangnya yang berbeda. Makanya harus menggunakan cara yang sama juga.” P: “Menurut kamu cara yang mana paling mudah diingat?” S6: Sebenarnya sama aja sih, cuman cara kedua lebih cepat dan mudah karena menggunakan simbol. maka waktu pengerjaan juga cepat.” Berdasarkan kutipan wawancara tersebut, maka S6 sudah dapat melaksanakan rencana penyelesaian masalah berdasarkan model matematika yang telah dibuat. Dalam menyelesaikan masalah yang diberikan oleh peneliti, S6 melakukan pengurangan secara berulang antar persamaan yang satu dengan persamaan yang lain. Hal serupa dilakukan secara berulang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 237 untuk memperolah harga 1 topi dan 1 baju, selanjutnya S6 menjawab pertanyaan soal dengan cara melakukan perkalian antara harga 1 topi dan 1 baju dengan jumlah topi dan baju yang hendak dibeli. Selanjutnya, S6 menyimpulkan jawabannya bahwa harga 6 topi dan 7 baju adalah 1.000.000 rupiah. Berdasarkan hasil pekerjaan siswa dan kutipan wawancara tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa S6 sudah mampu melaksanakan pemecahan masalah berdasarkan model matematika dari masalah yang diberikan oleh peneliti yang telah dibuat pada perencanaan pemecahan masalah sebelumnya. Memeriksa kembali jawaban (look back at the completed solution). P: “Apakah kamu yakin dengan jawaban pada kedua cara tersebut?’ S6: “Yakin mas..” P: “Bagaimana caranya kamu bisa yakin, kalau jawabanmu itu benar?” S6: “Kan 1 topi sama dengan 50.000 dan 1 baju sama dengan 100.000, kalau dimasukan kesini (sambil menunjukkan persamaan ketiga) hasilnya kan 150.000.” P: “Terus bagaimana dengan jawaban akhirmu? Apakah sudah benar?” S6: “Sudah benar mas, kan 6 kali 50.000 ditambah dengan 7 kali 100.000 sama dengan 1.000.000. Berdasarkan kutipan wawancara tersebut, dapat disimpulkan bahwa S6 sudah melakukan pengecekan kembali atas jawaban yang telah diperoleh untuk memastikan kebenarannya. Dalam menyelesaikan soal, untuk setiap langkah penyelesaian maupun hasil akhir S6 selalu mengecek kebenarannya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 238 Kesimpulan: Berdasarkan hasil pekerjaan siswa dan kutipan wawancara S6 dalam menyelesaikan masalah yang diberikan dapat disimpulkan bahwa, S6 sudah memiliki kemampuan pemecahan masalah dalam menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan SPLDV, yaitu memahami masalah (understand the problem), membuat rencana pemecahan masalah (make a plan), melaksanakan rencana (carry out our plan), dan memeriksa kembalik jawaban (look back at the completed solution). G. Refleksi Pelaksanaan Penelitian Tesis oleh Peneliti Melakukan suatu penelitian ilmiah membutuhkan persiapan yang matang, waktu yang secukupnya, dan ide-ide yang berkualitas. Bagi saya, melakukan penelitian bukan suatu hal yang mudah, apalagi penelitian dalam rangka menyusun tesis. Tesis merupakan salah satu syarat yang wajib disusun oleh seorang mahasiswa guna meraih gelar Magister. Hal demikian juga harus saya lalui demi meraih sebuah gelar Magister pada program studi Pendidikan Matematika. Dalam melakukan persiapan penyusunan tesis, tentunya banyak hal yang harus saya lakukan, entah itu secara mandiri, konsultasi dengan dosen pembimbing, maupun diskusi dengan teman-teman yang lebih berpengalaman. Pada perkuliahan Kajian Topik Penelitian (KTP) di semester pertama, dosen pengampu mata kuliah tersebut menyarankan kami untuk menentukan topik PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 239 atau judul yang bakalan menjadi judul tesis kami. Dari sini saya mulai menentukan judul tesis saya. Kemudian saya memberanikan diri untuk berkonsultasi langsung dengan dosen yang bakalan menjadi calon pembimbing tesis saya. Pada saat konsultasi perdana, saya hanya membawa selembar kertas yang berisi judul dan rumusan masalah penelitian. Setelah dibaca oleh calon pembimbing, sepenggal kalimat yang dilontarkan, “kamu yakin bimbingan dengan saya?” mendengar kaliamat tersebut, saya langsung menjawab, “saya yakin pak, makanya saya meminta Bapak sebagai pembimbing saya.” Singkat cerita, beliau merekomendasikan saya sebagai mahasiswa pembimbingnya. Dan pesan beliau adalah, “segera menyusun proposal!” Setelah saya mendapatkan dosen pembimbing, maka saya mulai mencari sekolah sebagai tempat penelitian tesis. Berbagai upaya yang saya lakukan, akhirnya saya mendapatkan sekolah. Dari sini saya mulai melakukan observasi, wawancara guru, tes kemampuan awal siswa, dan wawancara siswa sebagai data pendahuluan yang melatarbelakangi penulisan tesis. Selain itu, pihak sekolah juga sangat mendukung saya untuk melakukan penelitian ini. Akhirnya penelitian saya bisa berjalan lancar sesuai dengan yang diharapan, baik pada saat pengambilan data pendahuluan, ujicoba desain, maupun penelitian. Banyak hal positif yang saya peroleh ketika melakukan penelitian ini. Berikut adalah beberapa hal yang saya peroleh berdasarkan hasil refleksi saya, diantaranya: (1) Mendesain HLT adalah salah satu cara mempersiapkan genarasi bangsa yang tangguh dan siap bersaing khususnya dalam bidang matematika. Saya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 240 mengatakan hal demikian karena dalam mendesain HLT kita harus membuat hipotesis atau dugaan jawaban siswa dari berbagai alternatif beserta bentuk topangan yang akan diberikan oleh guru untuk mengatasi kesulitan siswa. Dari sini kita bisa mempelajari bagaimana memahami psikologi seorang siswa dalam belajar matematika. Artinya ketika siswa menjawab soal belum sesuai dengan harapan guru, bukan berarti “siswa bodoh”. Mendesain HLT bukanlah suatu pekerjaan yang mudah, karena kita membutuhkan keterampilan khusus yang disesuaikan dengan konteks siswa. Pada awalnya saya tidak membayangkan, “seindah inikah penelitian desain?” Mendesain HLT adalah suatu hal yang asing bagi saya. Membutuhkan imajinasi tingkat tinggi, berbagai kemungkinan dirangkai demi tercapainya suatu tujuan pembelajaran tertentu. Bermodalkan sedikit pengalaman waktu perkuliah tentang penelitian desain, maka secara mandiri saya mengembangkan HLT dan berkonsultasi dengan pembimbing untuk mengetahui kelayakan. Saya mempelajari banyak hal melalui desain HLT, bahwa sebagai seorang pendidik tugas kita tidak sebatas mengajarkan konsep atau rumus matematika melainkan bagaimana menjelaskan kepada siswa untuk menemukan dan memahami konsep atau rumus tersebut. Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan desain HLT, maka guru membutuhkan waktu dan kesabaran yang ekstra. Hal ini menjadi sebuah tantangan bagi seorang guru matematika. Apakah guru sabar dalam memberikan topangan kepada siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda-beda? (2) PMR adalah salah satu model pembelajaran yang menarik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 241 Menurut saya, PMR merupakan salah satu model yang sangat menarik, karena pembelajaran diawali dengan sebuah masalah kontekstual. Sehingga siswa tidak merasa bosan dalam belajar matematika. Selain itu siswa juga dapat mengetahui manfaat matematika dalam kehidupan sehari-hari. Ketika melakukan penelitian dengan menerapkan model PMR, saya belajar banyak hal mengenai peran guru dan siswa dalam suatu pembelajaran. Sudah saatnya siswa yang aktif dalam pembelajaran, guru sebatas fasilitator. Salah satu karateristik PMR adalah pembelajaran dimulai dengan masalah kontekstual. Artinya masalah yang dekat dengan siswa, sehingga siswa menjadari bahwa matematika itu dekat dengan siswa. Hal tersebut dengan harapan agar siswa semakin memahami dan mencintai matematika sebagai salah satu pelajaran yang menyenangkan. Oleh karena itu, dengan adanya penelitian ini saya belajar mengenai banyak hal baru yang nantinya dapat saya implementasikan dimanapun tempat saya mengajar guna membumikan matematika. Pada penelitian ini, terdapat beberapa kekurangan. Misalnya dalam hal pemilihan materi, karena materi SPLDV merupakan materi yang sudah sering dipelajari oleh siswa. Hal tersebut menyebabkan beberapa kemungkinan besar bahwa siswa dapat mempelajari materi tersebut di luar jam pelajaran. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan ada 2 siswa yang sudah mempelajari cara penyelesaian SPLDV menggunakan eliminasi dengan cara menyamakan koefisien dari variabel yang akan dieliminasikan terlebih dahulu. Padahal pada pembelajaran dengan menggunakan model PMR, dalam pembelajaran peneliti PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 242 tidak pernah mengajarkan cara demikian kepada siswa. Namun, siswa memperoleh cara penyelesaian tersebut karena diajarkan oleh kakaknya dirumah atau diajarkan di tempat les. Oleh karena itu, terjadi kontaminasi dari luar yang mempengaruhi cara berpikir siswa dalam menyelesaikan masalah tersebut. Sebaiknya, dalam pemilihan materi perlu diperhatikan materi yang akan digunakan dalam pembelajaran sehingga murni merupakan proses berpikir siswa dalam menyelesaikannya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas pada bab IV, maka peneliti dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. Lintasan belajar untuk membelajarkan materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) menggunakan PMR adalah sebagai berikut. a. Phenomenological exploration Pada pembelajaran pertemuan 1, peneliti memberikan 2 masalah sedangkan pertemuan 2, peneliti memberikan 1 masalah untuk dieksplorasi oleh siswa. Dari ketiga masalah tersebut, terdapat 3 kategori jawaban siswa, yaitu (1) menggunakan representasi gambar, (2) simbol serta (3) gambar dan simbol. b. Bridging by vertical instruments Siswa membuat model-model matematika dari ketiga masalah tersebut baik dalam bentuk model matematika non formal (gambar) maupun model matematika formal (simbol). Pada bagian ini terjadi matematisasi horizontal dan vertikal. c. Student contributions Siswa menyelesaikan suatu masalah menggunakan representasi gambar, simbol maupun gambar dan simbol dan penyelesaian siswa mempengaruhi untuk menyelesaiakan masalah selanjutnya menggunakan cara yang sama. 243 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 244 Selain itu, siswa dapat menyelesaikan suatu masalah menggunakan cara tertentu karena melihat hasil presentasi siswa lain pada pertemuan sebelumnya. d. Interactivity Pada pembelajaran pertemuan 1 dan 2, terjadi interaksi antara peneliti dengan siswa ketika ada siswa yang mengalami kesulitan atau mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Selain itu, terjadi interaksi antara sesama siswa dalam diskusi kelompok atau menanggapi maupun bertanya pada saat ada siswa lain mempresentasikan hasil di depan kelas. e. Intertwining Siswa dapat mengaitkan antar masalah yang diberikan oleh peneliti. Dengan adanya masalah 1, siswa dapat menyelesaikan masalah menggunakan metode eliminasi selanjutnya dapat memodelkan dan menyelesaikan masalah 2 menggunakan metode eliminasi atau substitusi. Selain itu, dengan adanya masalah 1 dan 2 siswa dapat memodelkan dan menyelesaikan masalah 3 menggunakan metode eliminasi dan substitusi. 2. Kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VIII SMP Kanisius Sleman pada materi SPLDV setelah mengikuti proses pembelajaran matematika dengan menggunakan PMR adalah sebagai berikut. a. Siswa memiliki kemampuan pemecahan masalah lebih dominan pada langkah pemecahan masalah 1 dan 4, yaitu memahami masalah dan melihat kembali jawaban yang telah dikerjakan. Secara garis besar semua siswa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 245 sudah mampu menuliskan atau menceriatakan kembali masalah yang diberikan menggunakan kata-kata sendiri serta mengoreksi kembali jawaban setelah memperoleh jawaban. b. Secara keseluruhan siswa sudah memiliki kemampuan pemecahan masalah pada langkah ke 2 dan 3, yaitu merencanakan dan melaksanakan pemecahan masalah. Siswa sudah mampu membuat pemisalan dan model matematika menggunakan representasi gambar, simbol, serta gambar dan simbol. selanjutnya siswa menyelesaikan menggunakan metode eliminasi dan substitusi. Namun, ada satu siswa yang masih mengalami kesulitan dalam merencanakan dan melaksanakan pemecahan masalah. B. Saran Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian tersebut, maka ada beberapa saran yang dapat diberikan oleh peneliti sebagai berikut: 1. Saran untuk siswa agar lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran di kelas, baik secara mandiri maupun diskusi kelompok. Siswa diharapkan agar bisa mandiri dalam mengkonstruksi masalah yang diberikan oleh guru dan mampu mengaitkan antar masalah yang berbeda demi tercapainya suatu tujuan pembelajaran. Siswa diharapkan agar terbiasa terampil dalam memecahkan masalah matematika menggunakan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 246 2. Saran untuk guru maupun peneliti selanjutnya adalah sebelum melakukan penelitian dengan model PMR, diharapkan guru maupun peneliti sudah melakukan pendekatan PMR terlebih dahulu serta melakukan evaluasi. Hal tersebut bertujuan agar saat melakukan penelitian bisa sesuai dengan model PMR sebenarnya agar proses pembelajar bisa tercapai secara maksimal. 3. Saran untuk sekolah adalah pihak sekolah dapat memilih suatu pendekatan pembelajaran matematika yang sesuai agar siswa semakin memahami dan menyukai dengan matematika. Oleh karena itu, dengan adanya hasil penelitian tesis mengenai model PMR ini dapat dijadikan sebagai salah satu bahan acuan sekolah dalam pemilihan metode pembelajaran. Sehingga siswa mampu mengkonstruksi suatu konsep matematika dalam pembelajaran dan mampu menerapkan atau menyelesaiakn masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari yang berada di sekitar siswa. Hal ini secara tidak langsung membantu siswa agar bisa merasakan manfaat matematika dalam kehidupan sehari-hari. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR PUSTAKA .Agustina, Lisna.(2016).Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Dan Pemecahan Masalah Matematika Siswa SMP Negeri 4 Sipirok Kelas VII Melalui Pendekatan Matematika Realistik (PMR). Jurnal Penelitian dan Pembelajaran MIPA p-issn: 2502-101X, vol 1, No. 1, 2016 (Diakses pada tanggal 28 Juli 2017, pukul 20: 15) Akker, Jan Van Den, Gravemeijer K., McKenney S., dan Nieveen N. (2006). Educational Design Research. New York: Taylor and Francis Group Anisa, Witri Nur. (2014). Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Komunikasi Matematik Melalui Pembelajaran Pendidikan Matematika Realistik Untuk Siswa SMP Negeri Di Kabupaten Garut. Jurnal Pendidikan dan Keguruan. Vol. 1 No. 1, 2014. (Diakses pada tanggal 5 Mei 2017, pukul 21: 30) Chairani, Zahra. (2015). Perilaku Metakognisi Siswa Dalam Pemecahan Masalah Matematika. Math Didatic: Jurnal Pendidikan Matematika. Vol. 1 No. 3, September-Desember 2015. (Diakses Pada tanggal 18 Juli 2017, pukul 09: 45) Dahar, Ratna Wilis. (2011). Teori-teori Belajar & Pembelajaran. Jakartra: Erlangga Dris, J dan Tasari. (2011). Matematika 2 Untuk SMP dan MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional 247 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 248 Dudeja, Ved dan V. Madhavi. (2014). Jelajah Matematika SMP Kelas VIII. _: Yudhistira Fadillah, Syarifah. (2009). Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Dalam Pembelajaran Matematika. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 2009 Gravemeijer, K & Paul Cobb. (2006). Design Research From a Learning Design Perspective. New York: Taylor and Francis Group Gravemeijer, K. (1994). Educational Development and Developmental Research in Mathematics Education Author(s). Journal for Research in Mathematics Education, Vol. 25, No. 5 (Nov., 1994), pp. 443-471 Hadi, Sutarto. (2015). Pendidikan Matematika Realistik dan Implementasinya. Banjarmasin: Tulip Banjarmasin Hadi, Sutarto. (2017). Pendidikan Matematika Realistik: Teori, Pengembangan, dan Implementasinya. Jakarta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA Hudojo, H. (1988). Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: P2LPTK, Dirjen Dikti, Depdikbud. Indriani, Novi. (2017). Penelitian Desai Mengenai Keliling Lingkaran Menggunakan Pendekatan Pembelajararan Matematika RealistikPada Siswa Kelas VSD Budya Wacana Yogyakarta. Tesis: Tidak diterbitkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 249 Lidinillah, Dindin Abdul Muiz. (2008). Strategi Perencanaan Pemecahan masalahDi Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar. No. 10-Oktober 2008. (Diakses pada tanggal 19 Juli 2017, pukul 12: 20) Maleong, L. J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Marsigit. (2009). Matematika SMP Kelas VIII_: Yudhistira National Council of Teacher of Mathematics. (2000). Principles and Standards for School Mathematics. Reston. VA: NCTM Nuharini, Dewi dan Tri Wahyuni. (2008). Matematika Konsep dan Aplikasinya Untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional Pitadjeng. (2015). Pembelajaran Matematika Yang Menyenangkan. Yogyakarta : Graha Ilmu Polya, G. (1973). How To Solve It: A New Asppect Of Mathematical Method. Princeton University Press, Princeton, New Jersey Prahmana, Rully Charitas Indra. (2017). Desing Implementasinya: Suatu Pengantar). Depok: Research (Teori dan PT RAJAGRAFINDO PERSADA Purnomo, Eko Andy & Venissa Dian Mawarsari. (2014). Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Melalui Model Pembelajaran Ideal Problem Solving PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 250 Berbasis Project Based Learning. JMRM, Vol. 1 No. 1 Januari 2014 (Diakses pada tanggal 25 Juli 2017, pukul 21: 10) Risnawati, Zubaidah Amir. (2016). Psikologi Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Aswaja Pressindo Ruseffendi, E.T. (1980). Pengajaran Matematika Modern: Seri Kelima. Bandung: Tarsito Sarbiyono. (2016). Penerapan Pendekatan Matematika Realistik Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa. Jurnal Review Pembelajaran Matematika. Vol. 1 No. 2. (Diakses pada tanggal 25 Juli 2017, pukul 23: 45) Shadiq, Fadjar & Nur Amini Mustajab.(2010). Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Realistik Di SMP. _: Kementerian Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan P4TK Matematika Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta cv Suharta, I Gusti Putu. (2006). Matematika Realistik: Apa dan Bagaimana? Tersedia di: www.depdiknas.go.id/jurnal/38/Matematika%20Realistik.htm. (Diakses pada tanggal 27 Agustus 2017, pukul 20:30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 251 Sujono. (1988). Pengajaran Matematika Untuk Sekolah Menengah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan Syaiful dkk. (2012). Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Melalui Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik. Edumatica, Vol 2, No. 1, April 2012 Tarigan, Devy Eganinta. (2012). Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Berdasarkan Langkah-langkah Polya Pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Bagi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 9 Surakarta Ditinjau Dari Kemampuan Penalaran Matematis. Tesis: Tidak Diterbitkan Utari, Rahma Siska Utari, dkk. (2014). Metodologi Penelitian Pendidikan Matematika (Kumpulan Materi)._: tidak diterbitkan Wahidin & Sugiman. (2014). Pengaruh Pendekatan PMRI Terhadap Motivasi Berprestasi, Kemampuan Pemecahan Masalah, dan Prestasi Belajar. Jurnal Pendidikan Matematika. Vol. 9 No. 1 Juni 2014, (99-109). (Diakses pada tanggal 5 Mei 2017, pukul 22: 10) Windayana, Husen. (2007). Pembelajaran Matematika Realistik dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Logis, Kreatif, dan Kritis, Serta Komunikasi Matematik PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 252 Siswa Sekolah Dasar. Jurnal pendidikan dasar. No. 8 Oktober. 2007 (Diakses pada tanggal 5 Mei 2017, pukul 20:23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI A. LAMPIRAN 1 HYPOTHETICAL LEARNING TRAJECTORY (HLT) Pertemuan pertama : (2 jam pelajaran) Pembelajaran Mata pelajaran/kelas : Matematika/VIIIA Kompotensi Dasar : 2.2 Membuat model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel. 2.3 Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel dan penafsirannya. Masalah : 1. Menentukan harga celana panjang 2. Menentukan harga tiket bioskop untuk anak-anak dan orang dewasa. A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat mereprensentasikan / memodelkan suatu masalah dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan SPLDV dan menyelesaikannya dengan menggunakan metode eliminasi. 2. Siswa dapat menemukan kembali metode eliminasi untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan SPLDV. 3. Siswa dapat menjelaskan cara/langkah-langkah yang digunakan dalam menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan SPLDV. B. Aktivitas Guru dan Siswa 1. Kegiatan untuk mengkonstruksi norma sosial dalam kelas Sebelum memulai pembelajaran, terlebih dahulu guru menjelaskan kepada siswa mengenai tata cara pembelajaran yang akan dilakukan, sebagai berikut. a. Jika ada siswa yang ingin bertanya, mengemukakan pendapat, atau menjawab pertanyaan baik dari guru maupun siswa lain, sebaiknya mengangkat tangan terlebih dahulu. Sedangkan siswa lain duduk tenang dan mendengarkan dengan baik. Ketika siswa lain ingin berpendapat, maka melakukan hal serupa. b. Ketika guru bertanya kembali kepada siswa bukan berarti jawaban yang diberikan tersebut salah. Guru hanya ingin mengetahui pemahaman siswa dalam menjawab soal, baik lewat tulisan maupun penjelasan lisan. 253 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 254 c. Ketika sedang terjadi diskusi kelompok maupun kelas, maka semua siswa berhak untuk mengemukakan idenya. d. Jika ada siswa yang sedang mengemukakan pendapat atau melakukan kesalahan, maka siswa lain tidak boleh tertawa. 2. Eksplorasi masalah a. Guru memberikan salam dan mengecek kehadiran siswa b. Guru memberikan apersepsi kepada siswa berupa mengingatkan kembali mengenai persamaan linear satu variabel dan persamaan linear dua variable. c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. d. Guru meminta siswa membentuk kelompok diskusi secara heterogen, dimana tiap kelompok terdiri dari 4 s.d 5 siswa. e. Guru memberikan masalah kepada siswa: (Sumber gambar-1: http://www.murahamat.com/wpcontent/uploads/2013/07/celana-dc-murah.jpg). Ibu membeli 5 celana panjang yang sama dengan harga 375.000 rupiah. Berapakah harga 1 celana panjang? Guru meminta siswa untuk mencermati masalah yang diberikan kemudian mendiskusikan dengan teman kelompok. Ketika mengalami kesulitan, siswa bisa bertanya kepada guru. Setelah selesai berdiskusi, siswa akan melaporkan hasil diskusi kepada teman-temannya. Berikut adalah kemungkinan jawaban siswa dalam menyelesaikan masalah yang diberikan oleh guru. Kemungkinan 1 Semua siswa bisa memahami masalah dan menyelesaiakannya. Siswa membuat representasi berupa gambar: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 255 Diketahui: harga 5 celana panjang = 375.000 Ditanya : harga 1 celana panjang = …? Jawab: Misalkan: = harga 1 celana panjang maka masalah tersebut dapat dinyatakan sebagai: = 375.000 ……….(i) Dari persamaan (i), siswa menyimpulkan bahwa: = 375.000 : 5 = 75.000 ………….(ii) Oleh karena itu, siswa dapat menyimpulkan bahwa harga 1 celana panjang adalah 75.000 rupiah. Setelah itu siswa membuat pemisalan harga 1 celana panjang dengan 𝑥, dan guru meminta siswa untuk memodelkan masalah tersebut. Akhirnya siswa dapat menyatakan masalah tersebut sebagai berikut. 5𝑥 = 375.000, maka 𝑥 = 375.000 ∶ 5 = 75.000. dari sini siswa menyimpulkan harga 1 celana panjang adalah 75.000 rupiah. Guru memotivasi siswa dan memberikan penekanan kepada siswa bahwa, “dalam memodelkan matematika tidak harus menggunakan variabel 𝑥. kita bebas memilih, intinya konsisten dalam penggunaannya.” Kemungkinan 2 beberapa siswa sudah bisa memahami masalah dengan baik dan siswa membuat representasi berupa gambar: = harga 1 celana panjang maka masalah tersebut dapat dinyatakan sebagai: = 375.000 ……….(i) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 256 selanjutnya siswa binggung dalam menemukan strategi untuk menyelesaikan masalah dari hasil representasi tersebut. Guru meminta siswa untuk mengamati masalah dengan cermat. Jika siswa belum menemukan ide, maka guru membuat pemisalan berikut. “Jika saya membeli 2 buku yang sama dengan harga 2.000 rupiah, maka berapa harga untuk 1 buku?” Siswa menjawab, bahwa harga 1 buku adalah 1.000 rupiah. Kemudian guru meminta siswa untuk menjelaskan ide untuk mendapatkan hasil tersebut. Setelah siswa dapat menemukan jawaban dengan benar, maka guru meminta siswa untuk menggunakan cara serupa pada masalah yang diberikan. Oleh karena itu, siswa dapat menyimpulkan bahwa harga 1 celana panjang adalah 75.000 rupiah. Setelah itu guru memisalkan harga 1 celana panjang dengan 𝑥, dan guru meminta siswa untuk memodelkan masalah tersebut. Akhirnya siswa dapat menyatakan masalah tersebut sebagai berikut. 5𝑥 = 375.000, maka 𝑥 = 375.000 ∶ 5 = 75.000 rupiah. f. Guru memberikan masalah kepada siswa: (Sumber gambar-2: Buku Guru Matematika SMP/MTs Kelas VIII, kurikulum 2013 hal. 246). Harga tiket pada sebuah bioskop untuk 2 orang anak-anak dan 2 orang dewasa adalah 140.000 rupiah. Sedangkan harga tiket untuk 3 anakanak dan 1 orang dewasa adalah 130.000 rupiah. Jika suatu hari ada sebuah keluarga yang terdiri dari 5 orang anak-anak dan 3 orang dewasa yang membeli tiket di bioskop tersebut. Maka berapa rupiah jumlah uang yang harus dibayar oleh keluarga tersebut? PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 257 g. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencermati soal dengan cermat dan berdiskusi dengan teman untuk mengemukakan jawabannya. h. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika mengalami kesulitan dalam memahami masalah yang diberikan. 3. Diskusi kelompok a. Guru meminta siswa untuk memahami dan mendiskusikan masalah dengan cermat dalam kelompok masing-masing. b. Siswa saling mengemukakan pendapat dan saling menyempurnakan jawaban dalam kelompok. c. Siswa merepresentasikan/memodelkan masalah tersebut ke dalam model-model matematika. d. Siswa menyelesaikan masalah berdasarkan hasil representasi dengan menggunakan metode eliminasi. e. Siswa mempersiapkan stategi yang digunakan beserta alasannya untuk dipresentasikan di depan kelas. f. Siswa menentukan salah seorang teman dalam kelompok untuk mempresentasikan hasil pekerjaan mereka di depan kelas. 4. Diskusi kelas a. Guru mengingatkan kembali tentang mekanisme pembelajaran seperti yang telah disampaikan pada awal pembelajaran. Selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada siswa yang sudah bersedia untuk mempresentasikan jawaban mereka di depan kelas. b. Siswa menuliskan jawaban atas diskusi kelompok mereka di depan papan tulis. c. Guru meminta siswa untuk menjelaskan hasil pekerjaan kelompok mereka kepada siswa yang lain. d. Jika ada siswa/kelompok yang belum mengerti/tidak sependapat, maka bisa mengangkat tangan dan bertanya atau menanggapi jawaban temannya dengan menggunakan etika yang baik. e. Siswa lain mendengarkan hasil presentasi temannya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 258 C. Hipotesis atau dugaan jawaban siswa Berikut adalah beberapa kemungkinan jawaban dari hasil diskusi kelompok dan instruksi yang diberikan oleh guru. Kemungkinan 1 Setiap kelompok dapat memahami dan menyelesaikan masalah yang diberika dengan baik. Siswa sudah bisa membuat merepresentasikan masalah tersebut kedalam model-model matematika. Selanjutnya siswa dapat menentukan konsep matematika yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah yang diberikan, yaitu metode campuran eliminasi. Selain itu, siswa juga dapat menentukan cara yang digunakan untuk menyelesaikan masalah. Berikut adalah dugaan jawaban siswa. Siswa menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal: Diketahui: Harga tiket untuk 2 anak-anak dan 2 dewasa = 140.000 Harga tiket untuk 3 anak-anak dan 1 dewasa = 130.000 Ditanya: Harga tiket untuk 5 anak-anak dan 3 dewasa =…….? Jawab: Siswa dapat memahami masalah dengan baik, selanjutnya siswa membuat representasi matematis baik dalam bentuk gambar dan memikirkan strategi atau cara penyelesaian dari hasil representasi tersebut. Siswa menyelesaikan hasil representasi matematis yang telah dibuat sebagai berikut. Misalnya siswa membuat pemisalan (representasi matematis) dari masalah tersebut: :Harga tiket untuk 1 orang anak-anak : Harga tiket untuk 1 orang dewasa Berdasarkan hasil representasi matematis tersebut, siswa dapat membuat model dari masalah yang diberikan, yaitu: = 140.000 …………………………………..…..(i) = 130.000 ………………………………….…..(ii) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 259 Dari (i) dan (ii), siswa dapat menemuka suatu pola, yaitu persamaan (i) dapat dinyatakan sebagai: + − = 130.000 + 10.000 ………………...(iii) Selanjutnya siswa menemukan ide dari persamaan (iii), yaitu ketika berkurang 1 orang anak-anak dan bertambah 1 orang dewasa, maka harga tiket akan naik 10.000. Sehingga ketika siswa melakukan hal serupa dari persamaan (i), maka akan memperoleh skema sebagai berikut. = 140.000 + 10.000 = 150.000 ……………....…(iv) Dari persamaan (iv) dilakukan hal serupa diperoleh persamaan (v) sebagai berikut. = 150.000 + 10.000 = 160.000 ………………..(v) Sehingga diperoleh: =160.000 : 4 = 40.000 ………………………………….....…(vi) Dari (i) dan (ii), siswa juga dapat menemuka suatu pola, yaitu persamaan (ii) dapat dinyatakan sebagai: − + = 140.000 − 10.000 …….…….(vii) Selanjutnya siswa menemukan ide dari persamaan (viii), yaitu ketika bertambah 1 orang anak-anak dan berkurang 1 orang dewasa, maka harga tiket akan turun 10.000. Sehingga ketika siswa melakukan hal serupa dari persamaan (viii), maka akan memperoleh skema sebagai berikut. = 130.000 −10.000 = 120.000 …….…..…(viii) Sehingga diperoleh: =120.000 : 4 = 30.000 ……………………………….…....(ix) Proses yang dilakukan siswa, yaitu menghilangkan salah satu bentuk representasi berupa gambar berdasarkan pola yang terdapat pada persamaan (i) dan (ii) untuk mendapatkan unsur lain. Langkah pertama yang dilakukan oleh siswa adalah menyatakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 260 persamaan (i) dengan mengaitkan hubungan dengan persamaan (ii). Akhirnya siswa menemukan persamaan (x), yaitu: = 40.000. …………….……………………………….….....(x) Langkah kedua yang dilakukan oleh siswa adalah menyatakan persamaan (ii) dengan mengaitkan hubungannya dengan persamaan (i). Akhirnya siswa menemukan persamaan (ix), yaitu: = 30.000 . …………….……………………………….…...(xi) Selanjutnya siswa menemukan ide untuk menggantikan hasil dari representasi matematis berupa gambar tersebut dengan variabel, yaitu: 1. Harga 1 tiket anak-anak = 𝑥. 2. Harga 1 tiket dewasa = 𝑦. Maka siswa dapat menyatakan atau memodelkan permasalahan di atas sebagai berikut. { 2𝑥 + 2𝑦 = 140.000 3𝑥 + 𝑦 = 130.000 Sehingga dengan menggunakan metode eliminasi pada uraian di atas, maka diperoleh nilai 𝑥 = 30.000 dan 𝑦 = 40.000. Dari sini siswa menemukan bahwa harga tiket untuk 5 anakanak dan 3 orang dewasa adalah (5 × 30.000) + (3 × 40.000) = 270.000. Sehingga siswa menyimpulkan bahwa harga tiket untuk 5 orang anak-anak dan 3 orang dewasa adalah 270.000 rupiah. Tindakan yang bisa dilakukan oleh guru dalam mengatasi masalah ini adalah, guru memberikan memotivasi siswa agar tetap semangat dan lebih berkreasi lagi dalam memecahkan masalah matematika. Sehingga siswa dapat menemukan banyak ide untuk menyelesaikan soal matematika dan bisa menentukan cara termudah bagi siswa untuk memecahkan masalah yang diberikan oleh guru. Guru menegaskan kembali bahwa dalam membuat representasi (pemisalan) tidak harus menggunakan varibael 𝑥 dan 𝑦. tetapi bebas dalam pemilihan variabel, yang penting konsisten. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 261 Kemungkinan 2 beberapa siswa yang sudah bisa memahami masalah dengan baik dan dapat merepresentasikan masalah tersebut kedalam bentuk gambar seperti pada kemungkinan pertama, yaitu: = 140.000 …………………………………..…..(i) = 130.000 ………………………………….…..(ii) Selanjutnya siswa mengalami kesulitan dalam menentuka strategi penyelesaiannya. Oleh karena itu guru meminta siswa untuk mengamati pola yang terdapat pada representasi siswa tersebut. Misalnya, “coba kalian amati kira-kira bagaimana hubungan antara persamaan (i) dan (ii)?” Akhirnya siswa menemukan pola dan mencoba untuk menyelesaikannya. Berikut adalah kemungkinan jawaban siswa. 1. Ketika persamaan (ii) dibawah ke persamaan (i), maka yang terjadi adalah ketika tanda (+) berkurang satu dan tanda (x) bertambah satu, menyebabkan nilai (harga) pada persaman (i) bertambah 10.000. + − = 130.000 + 10.000 …………..(iii) Setelah itu siswa mengalami kesulitan dan tidak bisa melanjutkan. Guru meminta siswa untuk melakukan hal serupa secara berulang. Siswapun melakukan hal serupa sampai menemukan nilai (harga) dari salah satu gambar dari representasi tersebut. = 40.000. ………………………………………………..(iv) 2. Ketika persamaan (i) dibawah ke persamaan (ii), maka yang terjadi adalah ketika tanda (x) berkurang satu dan tanda (+) bertambah satu, menyebabkan nilai (harga) pada persaman (ii) berkurang 10.000. − + = 140.000 − 10.000 ….…..(v) Setelah itu siswa mengalami kesulitan dan tidak bisa melanjutkan. Guru meminta siswa untuk melakukan hal serupa secara berulang. Siswapun melakukan hal serupa sampai menemukan salah satu gambar dari representasi tersebut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 262 = 30.000 ……………………………………………..(vi) Setelah mendapatkan hasil, yaitu tanda (+) adalah 30.000 dan tanda (x) adalah 40.000, kemudian siswa berhenti mengerjakan soal. Guru memberikan pancingan kepada siswa berupa, misalkan harga 1 tiket anak-anak dinyatakan dengan 𝑥 dan harga 1 tiket dewasa dinyatakan dengan 𝑦, maka bagaimana dengan bentuk representasi awal. Akhirnya siswa dapat menyetakan dalam bentuk: { 2𝑥 + 2𝑦 = 140.000 3𝑥 + 𝑦 = 130.000 Sehingga siswa memperoleh jawaban 𝑥 = 30.000 dan 𝑦 = 40.000. Dari hasil representasi tersebut, siswa dapat menjawab soal dengan benar yaitu harga tiket untuk 5 orang anakanak dan 3 orang dewasa adalah 270.000 rupiah. Kemungkinan 3 Ada siswa yang sudah memahami masalah dapat merepresentasikannya dalam bentuk gambar sebagai berikut. = 140.000 …………………………………..…..(i) = 130.000 ………………………………….…..(ii) Namun, siswa mengalami kesulitan dan tidak mempunyai ide atau strategi dalam menyelesaikannya. Sehingga siswa berhenti untuk mengerjakan soal. Oleh karena itu ketika guru memberikan topangan kepada siswa dengan pertanyaan, “coba diperhatikan baik-baik. Kira-kira selisinya berapa antara gambar pada persamaan (i) dan (ii)? Begitu juga dengan harganya.” Berikut adalah beberapa kemungkinan jawaban siswa. 1. Persamaan (i) dikurangi dengan persamaan (ii) maka akan memperoleh hasil berikut. ..………..…...………………………(iii) − = 10.000 ………..0…...…………… Setelah mendapatkan persamaan (iii), siswa berhenti mengerjakan soal Karena mengalami kesulitan. Guru menanyakan kepada siswa, “apa artinya dari persamaan (iii) yang kamu peroleh tersebut?” Siswa menemukan ide, bahwa ketika bertambah satu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 263 tanda (x) dan berkurang satu tanda (+), maka nilai atau harga akan bertambah 10.000. Sehingga siswa melaukan hal serupa secara berulang dan akan menemukan bahwa: = 40.000. ..………..…...…………………….…...…(iv) Setelah memperoleh persamaan (iv), siswa bertanya kepada guru bagaimana caranya untuk memperoleh nilai dari tanda (+). Guru meminta siswa untuk melakukan hal serupa pada poin (1), persamaan (ii) dikurangi dengan persamaan (i). Siswa menemukan jawaban bahwa: − = −10.000 ..………..…...……………………………(v) ………..0…...…………… Siswa menyimpulkan bahwa, ketika bertambah satu tanda (+) dan berkurang satu tanda (x), maka nilainya akan berkurang 10.000. Siswa melakukan hal serupa secara berulang dan akhirnya menemukan jawaban: = 30.000. ..………..…...……………………………..….(vi) 2. Siswa akan melakukan hal serupa pada poin (1), namun yang dilakukan terlebih dahulu adalah persamaan (ii) dikurangi dengan persamaan (i). Sehingga siswa menemukan jawaban bahwa: = 30.000. ..………..…...………………………………....(vii) Selanjutnya siswa mengurangi persamaan (i) dengan persamaan (ii), maka siswa akan mendapatkan jawaban bahwa: = 40.000. ..………..…...…………………...………....…(viii) Setelah siswa memperoleh jawaban bahwa nilai dari tanda (+) adalah 30.000 dan nilai dari tanda (x) adalah 40.000, siswa berhenti mengerjakan soal. Guru meminta siswa untuk membaca pertanyaan soal kembali, akhirnya siswa menemukan jawaban bahwa harga tiket untuk 5 anak-anak adalah (5 × 30.000 = 150.000) dan harga tiket untuk 3 orang dewasa adalah (3 × 40.000 = 120.000). Oleh Karena itu, harga tiket untuk 5 orang anak-anak dan 3 orang dewasa adalah 270.000 rupiah. Guru bertanya kepada siswa, “misalkan harga 1 tiket untuk anak-anak dinyatakan dengan 𝑥, dan harga tiket untuk 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 264 orang dewasa dinyatakan dengan 𝑦. Bagaimana model matematika dari masalah tersebut?” Dari sini siswa menemukan jawaban bahwa: { 2𝑥 + 2𝑦 = 140.000 3𝑥 + 𝑦 = 130.000 Sehingga siswa memperoleh jawaban 𝑥 = 30.000 dan 𝑦 = 40.000. Dari hasil representasi tersebut, siswa dapat menjawab soal dengan benar yaitu harga tiket untuk 5 orang anakanak dan 3 orang dewasa adalah 270.000 rupiah. Kemungkinan 4 Beberapa siswa tidak memahami masalah dan tidak mempunyai ide untuk menyelesaikannya. Siswa hanya bisa menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal. Oleh Karena itu, guru perlu memberikan topangan kepada siswa dengan meminta siswa untuk membaca soal secara barulang beberapa kali. Jika siswa sudah memahami maksud dari soal, maka selanjutnya guru meminta siswa membuat pemisalan dengan menggunakan gambar atas masalah tersebut. Akhirnya siswa dapat merepresentasikan masalah tersebut kedalam bentuk gambar sebagai berikut. = 140.000 …………………………………..…..(i) = 130.000 ………………………………….…..(ii) Setelah membuat gambar hasil representasi tersebut siswa mengalami kesulitan untuk menemukan pola. Guru memberikan topangan kepada siswa, dengan meminta siswa untuk mengamati pola yang terdapat pada masalah tersebut. Namun siswa masih mengalami kesulitan atau belum bisa menemukan pola. Maka guru meminta siswa untuk melihat selisih antara gambar yang terdapat pada persamaan (i) dan (ii). Begitu juga dengan selisih harga. Siswa menemukan jawaban bahwa: 1. jika persamaan (i) dikurangi dengan persamaan (ii), maka akan diperoleh: ..………..…...…………………………(iii) − = 10.000 ………..0…...…………… Dengan melakukan hal serupa, siswa akan memperoleh hasil bahwa: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 265 = 30.000. ..………..…...…………………………...….(iv) 2. Jika persamaan (ii) dikurangi dengan persamaan (i), maka akan diperoleh: − = −10.000 ..………..…...………………………(v) ………..0…...…………… Dengan melakukan hal serupa, siswa akan memperoleh hasil bahwa: ..………..…...……………………..….…….(vi) = 40.000. Guru meminta siswa melakukan hal serupa secara berulang sampai menemukan nilai atau harga dari setiap gambar tersebut. Kemudian meminta siswa untuk menuliskan dalam bentuk model matematika, dengan memisalkan harga 1 tiket untuk anak-anak dengan 𝑥 dan harga 1 tiket untuk orang dewasa dengan 𝑦. Dari sini siswa menemukan jawaban bahwa: { 2𝑥 + 2𝑦 = 140.000 , dengan nilai 𝑥 = 30.000 dan 𝑦 = 40.000. 3𝑥 + 𝑦 = 130.000 Sehingga siswa dapat menyimpulkan bahwa 5𝑥 + 3𝑦 = (5 × 30.000) + (3 × 40.000 = 270.000. Jadi, harga 5 tiket anak-anak dan 3 tiket orang dewasa adalah 270.000 rupiah. Kemungkinan 5 Ada siswa yang dapat memodelkan permasalahan tersebut kedalam bentuk representasi gambar sebagai berikut. = 140.000 …………………………………...…..…..(i) = 130.000 ……………………………………....…..(ii) Setelah memodelkan masalah tersebut, siswa menemukan pola bahwa ketika persamaan (i) dijumlahkan dengan persamaan (ii), maka akan memperoleh hasil: + = 140.000 + 130.000 = 270.000 …(iii) Sehingga siswa menyimpulkan bahwa harga tiket untuk 5 orang anak-anak dan 3 orang dewasa adalah 270.000 rupiah. Setelah siswa menemukan jawaban pada persamaan (iii), kemudian guru memberi topangan kepada siswa, “misalnya saya harga tiket untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 266 1 orang anak-anak saya nyatakan dengan 𝑥 dan harga tiket untuk 1 orang dewasa saya nyatakan dengan 𝑦. kira-kira bagaimana model matematika dari permasalahan tersebut?” Siswa menemukan jawaban bahwa, model dari permasalahan tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk: { 2𝑥 + 2𝑦 = 140.000 , dengan nilai 𝑥 = 30.000 dan 𝑦 = 40.000. 3𝑥 + 𝑦 = 130.000 Sehingga siswa dapat menyimpulkan bahwa 5𝑥 + 3𝑦 = (5 × 30.000) + (3 × 40.000 = 270.000. Jadi, harga 5 tiket anak-anak dan 3 tiket orang dewasa adalah 270.000 rupiah. f. Guru memimpin diskusi kelas guna mendiskusikan berbagai jawaban siswa tersebut. Misalkan dalam memimpin diskusi kelas, guru menanyakan beberapa pertanyaan kepada siswa, sebagai berikut. i) Siapa yang dapat menjelaskan ide yang telah dijelaskan oleh teman kalian tadi dengan menggunakan kata-kata sendiri? ii) X (misalkan nama seorang siswa), dapatkan kamu menjelaskan apa yang telah dijelaskan oleh temanmu Y tadi (Y adalah nama siswa yang menjelaskan idenya)? iii) X (misalkan nama seorang siswa), apakah kamu mempunyai ide lain untuk menyelesaikan atau menjelaskan masalah tersebut? Coba kamu jelaskan idemu dengan kata-katamu sendiri! iv) Apakah ada perbedaan di antara ide teman kalian yang telah mempresentasikan pekerjaannya? Jika ada di mana letak perbedaannya, dan menurut Z (misalkan siswa yang mau mengemukaan idenya) ide yang tepat seperti apa? v) Misalkan tidak ada siswa yang dapat menjelaskan atau mengemukakan ide yang berbeda, maka guru meminta siswa untuk mendiskusi kembali jawaban mereka. Setelah itu, guru meminta siswa untuk mempresentasikan atau secara spontan dari setiap kelompok untuk menjelaskan hasil diskusi kelompok. Siswa yang lain menanggapi atau bertanya atas jawaban temannya, jika ada siswa yang masih binggung. vi) Poin (v) dilakukan secara berulang sampai siswa dapat memecahkan masalah yang diberikan oleh guru. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 267 g. Guru meminta siswa untuk menyimpulkan hasil belajar, kemudian guru menyempurnakan kesimpulan siswa. h. Dalam menyempurnakan kesimpulan siswa, guru juga menjelaskan kepada siswa bahwa dalam menyelesaikan soal tersebut, ketika siswa melakukan representasi matematis dalam bentuk gambar dan menyelesaikannya dengan cara menhilangkan salah satu gambar terlebih dahulu untuk memperoleh nilai dari gambar lainnya dinamakan metode eliminasi. Ketika membuat representasi matematis, tidak harus dalam bentuk gambar terlebih dahulu, kemudian dibawakan kedalam bentuk variabelvariabel. Bagi siswa yang sudah memahami masalah dengan baik, maka bisa dilakukan secara langsung menggunakan variabel-variabel. Kemudian menghilangkan salah satu variabel untuk mendapatkan variabel yang lain. i. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar giat dalam belajar matematika agar kemampuan pemecahan masalah siswa semakin meningkat. j. Guru mengakhiri pelajaran dengan meminta salah seorang siswa memimpin doa penutup. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI B. LAMPIRAN 2 Pertemuan kedua : (2 jam pelajaran) Pembelajaran Mata pelajaran/kelas : Matematika/VIIIA Kompotensi Dasar : 2.2 Membuat model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel. 2.3 Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel dan penafsirannya. Masalah ketiga : Menentukan harga buku tulis dan bolpoin. A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat mereprensentasikan / memodelkan suatu masalah dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan SPLDV dan menyelesaikannya dengan menggunakan metode substitusi. 2. Siswa dapat menemukan kembali metode substitusi untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan SPLDV. 3. Siswa dapat menjelaskan cara/langkah-langkah yang digunakan dalam menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan SPLDV. B. Aktivitas Guru dan Siswa 1. Kegiatan untuk mengkonstruksi norma sosial dalam kelas Sebelum memulai pembelajaran, terlebih dahulu guru menjelaskan kepada siswa mengenai tata cara pembelajaran yang akan dilakukan, sebagai berikut. a. Jika ada siswa yang ingin bertanya, mengemukakan pendapat, atau menjawab pertanyaan baik dari guru maupun siswa lain, sebaiknya mengangkat tangan terlebih dahulu. Sedangkan siswa lain duduk tenang dan mendengarkan dengan baik. Ketika siswa lain ingin berpendapat, maka melakukan hal serupa. b. Ketika guru bertanya kembali kepada siswa bukan berarti jawaban yang diberikan tersebut salah. Guru hanya ingin mengetahui pemahaman siswa dalam menjawab soal, baik lewat tulisan maupun penjelasan lisan. c. Ketika sedang terjadi diskusi kelompok maupun kelas, maka semua siswa berhak untuk mengemukakan idenya. d. Jika ada siswa yang sedang mengemukakan pendapat atau melakukan kesalahan, maka siswa lain tidak boleh tertawa. 268 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 269 2. Eksplorasi masalah a. Guru memberikan salam dan mengecek kehadiran siswa b. Guru memberikan apersepsi kepada siswa berupa mengingatkan kembali mengenai persamaan linear satu variabel dan persamaan linear dua variable. c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. d. Guru meminta siswa membentuk kelompok diskusi secara heterogen, dimana tiap kelompok terdiri dari 4 s.d 5 siswa. e. Guru memberikan masalah kepada siswa: (Sumber gambar-3: www.atkairlangga.com/wpcontent/uploads/2016/07/grosir-alat-tulis-kantor-murah-surabaya.jpg). Harga 5 buah buku tulis dan 4 buah bolpoin adalah 88.000 rupiah. Sedangkan harga 1 buah buku tulis dan 4 buah bolpoin adalah 40.000 rupiah. Berapakah harga 1 buah bolpoin? f. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencermati soal dengan cermat dan berdiskusi dengan teman untuk mengemukakan jawabannya. g. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika mengalami kesulitan dalam memahami masalah yang diberikan. 3. Diskusi kelompok a. Guru meminta siswa untuk memahami dan mendiskusikan masalah dengan cermat dalam kelompok masing-masing. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 270 b. Siswa saling mengemukakan pendapat dan saling menyempurnakan jawaban dalam kelompok. c. Siswa merepresentasikan/memodelkan masalah tersebut ke dalam model-model matematika. d. Siswa menyelesaikan masalah berdasarkan hasil representasi dengan menggunakan metode substitusi. e. Siswa mempersiapkan stategi yang digunakan beserta alasannya untuk dipresentasikan di depan kelas. f. Siswa menentukan salah seorang teman dalam kelompok untuk mempresentasikan hasil pekerjaan mereka di depan kelas. 4. Diskusi kelas a. Guru mengingatkan kembali tentang mekanisme pembelajaran seperti yang telah disampaikan pada awal pembelajaran. Selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada siswa yang sudah bersedia untuk mempresentasikan jawaban mereka di depan kelas. b. Siswa menuliskan jawaban atas diskusi kelompok mereka di depan papan tulis. c. Guru meminta siswa untuk menjelaskan hasil pekerjaan kelompok mereka kepada siswa yang lain. d. Jika ada siswa/kelompok yang belum mengerti/tidak sependapat, maka bisa mengangkat tangan dan bertanya atau menanggapi jawaban temannya dengan menggunakan etika yang baik. e. Siswa lain mendengarkan hasil presentasi temannya. C. Hipotesis atau dugaan jawaban siswa Berikut adalah beberapa kemungkinan jawaban dari hasil diskusi kelompok dan instruksi yang diberikan oleh guru. Kemungkinan 1 Setiap kelompok dapat memahami dan menyelesaikan masalah yang diberika dengan baik. Siswa sudah bisa membuat merepresentasikan masalah tersebut kedalam model-model matematika. Selanjutnya siswa dapat menentukan konsep matematika yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah yang diberikan, yaitu metode campuran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 271 eliminasi. Selain itu, siswa juga dapat menentukan cara yang digunakan untuk menyelesaikan masalah. Berikut adalah dugaan jawaban siswa. Siswa menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal: Diketahui: Harga 5 buku tulis dan 4 bolpoin = 88.000 Harga 1 buku tulis dan 4 bolpoin = 40.000 Ditanya: Harga 1 bolpoin =…….? Jawab: Siswa dapat memahami masalah dengan baik, selanjutnya siswa membuat representasi matematis baik dalam bentuk gambar dan memikirkan strategi atau cara penyelesaian dari hasil representasi tersebut. Siswa menyelesaikan hasil representasi matematis yang telah dibuat sebagai berikut. Misalnya siswa membuat pemisalan (representasi matematis) dari masalah tersebut: : Harga 1 buku tulis : Harga 1 bolpoin Berdasarkan hasil representasi matematis tersebut, siswa dapat membuat model dari masalah yang diberikan, yaitu: = 88.000 …………………………..…..(i) = 40.000 ………………………….…..(ii) Dari (i) dan (ii), siswa dapat menemuka suatu pola, yaitu persamaan (i) dapat dinyatakan sebagai: = 88.000 − 40.000 =48.000 …………………..(iii) Dari sini, siswa dapat menentukan nilai dari: = 48.000 : 4 = 12.000 ………………………….…………..(iv) Selanjutnya siswa menemukan ide dari persamaan (ii) dapat dinyatakan sebagai berikut. 12.000 + = 40.000 ……………………..………….……...(v) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 272 Dari persamaan (v), siswa dapat dinyatakan sebagai: = 40.000 − 12.000 = 28.000 ……………………………...(vi) Sehingga diperoleh: = 28.000: 4 = 7.000 …………..……...………….…………...(vii) Selanjutnya siswa menemukan ide untuk menggantikan hasil dari representasi matematis berupa gambar tersebut dengan variabel, yaitu: 1. Harga 1 buku tulis = 𝑥. 2. Harga 1 bolpoin = 𝑦. Maka siswa dapat menyatakan atau memodelkan permasalahan di atas sebagai berikut. { 5𝑥 + 4𝑦 = 88.000 𝑥 + 4𝑦 = 40.000 Sehingga dengan menggunakan metode eliminasi pada uraian di atas, maka diperoleh nilai 𝑥 = 12.000 dan 𝑦 = 7.000. Dari sini siswa menemukan bahwa harga 1 bolpoin adalah 7.000 rupiah. Tindakan yang bisa dilakukan oleh guru dalam mengatasi masalah ini adalah, guru memberikan memotivasi siswa agar tetap semangat dan lebih berkreasi lagi dalam memecahkan masalah matematika. Sehingga siswa dapat menemukan banyak ide untuk menyelesaikan soal matematika dan bisa menentukan cara termudah bagi siswa untuk memecahkan masalah yang diberikan oleh guru. Guru menegaskan kembali bahwa dalam membuat representasi (pemisalan) tidak harus menggunakan varibael 𝑥 dan 𝑦. tetapi bebas dalam pemilihan variabel, yang penting konsisten. Kemungkinan 2 beberapa siswa sudah bisa memahami masalah dengan baik dan dapat merepresentasikan masalah tersebut kedalam bentuk gambar seperti pada kemungkinan pertama, yaitu: = 88.000 …………………………..…..(i) = 40.000 ………………………….…..(ii) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 273 Selanjutnya siswa mengalami kesulitan dalam menentuka strategi penyelesaiannya. Oleh karena itu guru meminta siswa untuk mengamati pola yang terdapat pada representasi siswa tersebut. Misalnya, “coba kalian amati kira-kira bagaimana hubungan antara persamaan (i) dan (ii)?” Akhirnya siswa menemukan pola dan mencoba untuk menyelesaikannya. Berikut adalah kemungkinan jawaban siswa. 1. Selisih antara persamaan (i) dan (ii) yaitu 4 kotak persegi panjang. Selain itu, selisih nilainya juga 48.000. Siswa memperoleh pernyataan tersebut ketika persamaan (i) dikurangi dengan persamaan (ii). Setelah itu siswa berhenti mengerjakan soal. Guru meminta siswa untuk menghitung nilai dari 1 kotak persegi panjang tersebut. Akhirnya siswa dapat menemukan bahwa nilai dari 1 kotak persegi panjang tidak lain adalah 12.000 yang diperoleh dari 48.000 ∶ 4. 2. Selisih antara persamaan (i) dan (ii) yaitu 4 kotak persegi panjang. Selain itu, selisih nilainya juga 48.000. Siswa memperoleh pernyataan tersebut ketika persamaan (i) dikurangi dengan persamaan (ii). Setelah itu siswa menyimpulkan nilai dari 1 kotak persegi panjang adalah 12.000. Setelah mendapatkan hasil, yaitu nilai dari 1 kotak persegi panjang adalah 12.000, siswa berhenti mengerjakan soal. Guru meminta siswa untuk mengamati persamaan (ii), kemudian mengaitkan dengan hasil yang diperoleh sebelumnya yaitu 1 kotak sama dengan 12.000. Akhirnya siswa memperoleh jawaban sebagai berikut. 12.000 + = 40.000 ……………………..……………….…..(iii) Persamaan (iii) dapat dinyatakan dalam bentuk: = 40.000 − 12.000 = 28.000 ………………………….…...(iv) Sehingga diperoleh: = 28.000: 4 = 7.000 …………..……...………….…………......(v) Setelah mendapatkan hasil pada persamaan (v), maka siswa langsung menyimpulkan bahwa harga 1 bolpoin adalah 7.000 rupiah. Guru membuat pemisalah, “andaikan saya gantikan harga 1 buku tulis dengan 𝑥 dan harga 1 bolpoin dengan 𝑦, maka PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 274 bagaimana model matematika dari pernyataan tersebut?” Siswa membuat representasi berdasarkan pemisalan yang di buat oleh guru, sehingga siswa memperoleh model berikut. { 5𝑥 + 4𝑦 = 88.000 𝑥 + 4𝑦 = 40.000 Sehingga siswa memperoleh jawaban 𝑥 = 12.000 dan 𝑦 = 7.000. Dari hasil representasi tersebut, siswa dapat menjawab soal dengan benar yaitu harga 1 bolpoin adalah 7.000 rupiah. Kemungkinan 3 Ada siswa yang sudah memahami masalah dan dapat merepresentasikannya dalam bentuk gambar sebagai berikut. = 88.000 …………………………..…..(i) = 40.000 ………………………….…..(ii) Siswa belum bisa menemukan ide atau strategi untuk menyelesaikan bentuk representasi yang telah dibuat. Guru meminta siswa untuk menemukan pola yang terdapat pada persamaan (i) dan (ii). Kemudian, bagaimana caranya untuk menentukan nilai dari salah satu objek yang telah direpresentasikan. Dari sini, siswa mencoba untuk mengamati pola yang terdapat pada gambar hasil representasi tersebut. Siswa menemukan ide, bahwa pada persamaan (i) jumlah kotak persegi panjang lebih banyak dibandingkan dengan persamaan (ii). Sehingga siswa mengurangi persamaan (i) dengan persamaan (ii). Akhirnya siswa menemukan hasil bahwa: = 88.000 − 40.000 =48.000 …………………..(iii) Dari persamaan (iii), siswa menyimpulkan bahwa: = 48.000 : 4 = 12.000 ………………………….…………..(iv) Setelah mendapatkan persamaan (iv), siswa berhenti mengerjakan soal. Oleh Karena itu, guru meminta siswa untuk untuk membaca pertanyaan soal. Akhirnya siswa menemukan jawabannya, bahwa yang dicari adalah harga 1 bolpoin. Siswa penggunakan bantuan persamaan (iv) dan persamaan (ii) untuk menemukan jawaban soal, yaitu: 12.000 + = 40.000 ……………………..……………….…..(v) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 275 Dari persamaan (v), siswa menemukan jawaban bahwa: = 40.000 − 12.000 = 28.000 ………………………….…...(vi) Siswa menyimpulkan bahwa: = 28.000: 4 = 7.000 …………..……...………….………….....(vi) Setelah siswa memperoleh jawaban pada persamaan (vi), siswa menyimpulkan bahwa harga 1 bolpoin adalah 7.000 rupiah. Guru bertanya kepada siswa, “misalkan harga 1 buku tulis dinyatakan dengan 𝑥, dan harga 1 bolpoin dinyatakan dengan 𝑦. Bagaimana model matematika dari masalah tersebut?” Dari sini siswa menemukan jawaban bahwa: { 5𝑥 + 4𝑦 = 88.000 𝑥 + 4𝑦 = 40.000 Sehingga siswa memperoleh jawaban 𝑥 = 12.000 dan 𝑦 = 7.000. Dari hasil representasi tersebut, siswa dapat menjawab soal dengan benar yaitu harga 1 bolpoin adalah 7.000 rupiah. Kemungkinan 4 Beberapa siswa tidak memahami masalah dan tidak mempunyai ide untuk menyelesaikannya. Siswa hanya bisa menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal. Oleh Karena itu, guru perlu memberikan topangan kepada siswa dengan meminta siswa untuk membaca soal secara barulang beberapa kali. Jika siswa sudah memahami maksud dari soal, maka selanjutnya guru meminta siswa membuat pemisalan dengan menggunakan gambar atas masalah tersebut. Akhirnya siswa dapat merepresentasikan masalah tersebut kedalam bentuk gambar sebagai berikut. = 88.000 …………………………..…..(i) = 40.000 ………………………….…..(ii) Setelah membuat gambar hasil representasi tersebut siswa mengalami kesulitan untuk menemukan pola. Guru memberikan topangan kepada siswa, dengan meminta siswa untuk mengamati pola yang terdapat pada masalah tersebut. Namun siswa masih mengalami kesulitan atau belum bisa menemukan pola. Maka guru meminta siswa untuk melihat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 276 selisih antara gambar yang terdapat pada persamaan (i) dan (ii). Begitu juga dengan selisih harga. Siswa menemukan jawaban bahwa ada 4 kotak persegi panjang dengan nilai 48.000 rupiah. Berarti nilai dari 1 kotak adalah 12.000 rupiah. Setelah mendapatkan hasil 12.000 rupiah, siswa berhenti mengerjakan soal. Guru meminta siswa untuk membaca pertanyaan soal. Akhirnya siswa menemukan jawaban bahwa yang dicari bukan harga buku melainkan bolpoin. Namun siswa masih binggung untuk menentukan harga bolpoin. Akhirnya guru meminta siswa untuk mengamati persamaan (ii), selanjutnya dikaitkan dengan nilai yang telah diperoleh yaitu 1 kotak persegi panjang adalah 12.000. Siswa mencoba untuk mengerjakan soal dan memperoleh hasil bahwa harga 1 bolpoin adalah 7.000 rupiah. Guru meminta siswa untuk menuliskan model matematika dari permasalahan tersebut, dengan membuat pemisalan yaitu harga 1 buku tulis dinyatakan dengan 𝑥 dan harga 1 bolpoin dinyatakan dengan 𝑦. oleh Karena itu, siswa memperoleh model matematika dari masalah tersebut sebagai berikut. { 5𝑥 + 4𝑦 = 88.000 , dengan nilai 𝑥 = 12.000 dan 𝑦 = 7.000. 𝑥 + 4𝑦 = 40.000 Sehingga siswa dapat menyimpulkan bahwa 1 bolpoin adalah adalah 7.000 rupiah. f. Guru memimpin diskusi kelas guna mendiskusikan berbagai jawaban siswa tersebut. Misalkan dalam memimpin diskusi kelas, guru menanyakan beberapa pertanyaan kepada siswa, sebagai berikut. i) Siapa yang dapat menjelaskan ide yang telah dijelaskan oleh teman kalian tadi dengan menggunakan kata-kata sendiri? ii) X (misalkan nama seorang siswa), dapatkan kamu menjelaskan apa yang telah dijelaskan oleh temanmu Y tadi (Y adalah nama siswa yang menjelaskan idenya)? iii) X (misalkan nama seorang siswa), apakah kamu mempunyai ide lain untuk menyelesaikan atau menjelaskan masalah tersebut? Coba kamu jelaskan idemu dengan kata-katamu sendiri! iv) Apakah ada perbedaan di antara ide teman kalian yang telah mempresentasikan pekerjaannya? Jika ada di mana letak perbedaannya, dan menurut Z (misalkan siswa yang mau mengemukaan idenya) ide yang tepat seperti apa? PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 277 v) Misalkan tidak ada siswa yang dapat menjelaskan atau mengemukakan ide yang berbeda, maka guru meminta siswa untuk mendiskusi kembali jawaban mereka. Setelah itu, guru meminta siswa untuk mempresentasikan atau secara spontan dari setiap kelompok untuk menjelaskan hasil diskusi kelompok. Siswa yang lain menanggapi atau bertanya atas jawaban temannya, jika ada siswa yang masih binggung. vi) Poin (v) dilakukan secara berulang sampai siswa dapat memecahkan masalah yang diberikan oleh guru. g. Guru meminta siswa untuk menyimpulkan hasil belajar, kemudian guru menyempurnakan kesimpulan siswa. h. Dalam menyempurnakan kesimpulan siswa, guru juga menjelaskan kepada siswa bahwa dalam menyelesaikan soal tersebut, ketika siswa melakukan representasi matematis dalam bentuk gambar dan menyelesaikannya dengan cara mengantikan salah satu gambar dengan dengan gambar lain atau angka dinamakan metode substitusi. Ketika membuat representasi matematis, tidak harus dalam bentuk gambar terlebih dahulu, kemudian dibawakan kedalam bentuk variabel-variabel. Bagi siswa yang sudah memahami masalah dengan baik, maka bisa dilakukan secara langsung menggunakan variabel-variabel. Kemudian menggantikan salah satu variabel dengan variabel lain untuk mendapatkan variabel yang akan dicari. i. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar giat dalam belajar matematika agar kemampuan pemecahan masalah siswa semakin meningkat. j. Guru mengakhiri pelajaran dengan meminta salah seorang siswa memimpin doa penutup. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI C. LAMPIRAN 3 HYPOTHETICAL LEARNING TRAJECTORY (HLT) Pertemuan pertama : (2 jam pelajaran) Pembelajaran Mata pelajaran/kelas : Matematika/VIIIB Kompotensi Dasar : 2.2 Membuat model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel. 2.3 Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel dan penafsirannya. Masalah : 1. Menentukan harga celana panjang 2. Menentukan harga tiket bioskop untuk anak-anak dan orang dewasa. A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat mereprensentasikan / memodelkan suatu masalah dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan SPLDV dan menyelesaikannya dengan menggunakan metode eliminasi. 2. Siswa dapat menemukan kembali metode eliminasi untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan SPLDV. B. Aktivitas Guru dan Siswa 1. Kegiatan untuk mengkonstruksi norma sosial dalam kelas Sebelum memulai pembelajaran, terlebih dahulu guru menjelaskan kepada siswa mengenai tata cara pembelajaran yang akan dilakukan, sebagai berikut. a. Jika ada siswa yang ingin bertanya, mengemukakan pendapat, atau menjawab pertanyaan baik dari guru maupun siswa lain, sebaiknya mengangkat tangan terlebih dahulu. Sedangkan siswa lain duduk tenang dan mendengarkan dengan baik. Ketika siswa lain ingin berpendapat, maka melakukan hal serupa. b. Ketika guru bertanya kembali kepada siswa bukan berarti jawaban yang diberikan tersebut salah. Guru hanya ingin mengetahui pemahaman siswa dalam menjawab soal, baik lewat tulisan maupun penjelasan lisan. c. Ketika sedang terjadi diskusi kelompok maupun kelas, maka semua siswa berhak untuk mengemukakan idenya. 278 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 279 d. Jika ada siswa yang sedang mengemukakan pendapat atau melakukan kesalahan, maka siswa lain tidak boleh tertawa. 2. Eksplorasi masalah a. Guru memberikan salam dan mengecek kehadiran siswa b. Guru memberikan apersepsi kepada siswa berupa mengingatkan kembali mengenai persamaan linear satu variabel dan persamaan linear dua variable. c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. d. Guru meminta siswa membentuk kelompok diskusi secara heterogen, dimana tiap kelompok terdiri dari 3 s.d 4 siswa. e. Guru memberikan masalah kepada siswa: (Sumber gambar-1: http://www.murahamat.com/wpcontent/uploads/2013/07/celana-dc-murah.jpg). Ibu membeli 5 celana panjang yang sama dengan harga 375.000 rupiah. Berapakah harga 1 celana panjang? Guru meminta siswa untuk mencermati masalah yang diberikan kemudian mendiskusikan dengan teman kelompok. Ketika mengalami kesulitan, siswa bisa bertanya kepada guru. Setelah selesai berdiskusi, siswa akan melaporkan hasil diskusi kepada teman-temannya. Berikut adalah kemungkinan jawaban siswa dalam menyelesaikan masalah yang diberikan oleh guru. Kemungkinan 1 Semua siswa bisa memahami masalah dan menyelesaiakannya. Siswa membuat representasi berupa gambar: Diketahui: harga 5 celana panjang = 375.000 Ditanya : harga 1 celana panjang = …? PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 280 Jawab: Misalkan: = harga 1 celana panjang maka masalah tersebut dapat dinyatakan sebagai: = 375.000 ……….(i) Dari persamaan (i), siswa menyimpulkan bahwa: = 375.000 : 5 = 75.000 ………….(ii) Oleh karena itu, siswa dapat menyimpulkan bahwa harga 1 celana panjang adalah 75.000 rupiah. Setelah itu siswa membuat pemisalan harga 1 celana panjang dengan 𝑥, dan guru meminta siswa untuk memodelkan masalah tersebut. Akhirnya siswa dapat menyatakan masalah tersebut sebagai berikut. 𝑥 + 𝑥 + 𝑥 + 𝑥 + 𝑥 = 375.000, atau 5(𝑥) = 375.000. maka 𝑥 = 375.000 ∶ 5 = 75.000. Dari sini siswa menyimpulkan harga 1 celana panjang adalah 75.000 rupiah. Guru memotivasi siswa dan memberikan penekanan kepada siswa bahwa, “dalam memodelkan matematika tidak harus menggunakan variabel 𝑥. kita bebas memilih, intinya konsisten dalam penggunaannya.” Kemungkinan 2 beberapa siswa sudah bisa memahami masalah dengan baik dan siswa membuat representasi berupa gambar: = harga 1 celana panjang maka masalah tersebut dapat dinyatakan sebagai: = 375.000 ……….(i) selanjutnya siswa binggung dalam menemukan strategi untuk menyelesaikan masalah dari hasil representasi tersebut. Guru meminta siswa untuk mengamati masalah dengan cermat. Jika siswa belum menemukan ide, maka guru membuat pemisalan berikut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 281 “Jika saya membeli 2 buku yang sama dengan harga 2.000 rupiah, maka berapa harga untuk 1 buku?” Siswa menjawab, bahwa harga 1 buku adalah 1.000 rupiah. Kemudian guru meminta siswa untuk menjelaskan ide untuk mendapatkan hasil tersebut. Setelah siswa dapat menemukan jawaban dengan benar, maka guru meminta siswa untuk menggunakan cara serupa pada masalah yang diberikan. Oleh karena itu, siswa dapat menyimpulkan bahwa harga 1 celana panjang adalah 75.000 rupiah. Setelah itu guru memisalkan harga 1 celana panjang dengan 𝑥, dan guru meminta siswa untuk memodelkan masalah tersebut. Akhirnya siswa dapat menyatakan masalah tersebut sebagai berikut. 𝑥 + 𝑥 + 𝑥 + 𝑥 + 𝑥 = 375.000, atau 5(𝑥) = 375.000. maka 𝑥 = 375.000 ∶ 5 = 75.000. Jadi harga 1 celana panjang adalah 75.000 rupiah. f. Guru memberikan masalah kepada siswa: (Sumber gambar-2: Buku Guru Matematika SMP/MTs Kelas VIII, kurikulum 2013 hal. 246). Harga tiket pada sebuah bioskop untuk 2 orang anak-anak dan 2 orang dewasa adalah 140.000 rupiah. Sedangkan harga tiket untuk 3 anakanak dan 1 orang dewasa adalah 130.000 rupiah. Jika suatu hari ada sebuah keluarga yang terdiri dari 5 orang anak-anak dan 3 orang dewasa yang membeli tiket di bioskop tersebut. Maka berapa rupiah jumlah uang yang harus dibayar oleh keluarga tersebut? g. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencermati soal dengan cermat dan berdiskusi dengan teman untuk mengemukakan jawabannya. h. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika mengalami kesulitan dalam memahami masalah yang diberikan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 282 3. Diskusi kelompok a. Guru meminta siswa untuk memahami dan mendiskusikan masalah dengan cermat dalam kelompok masing-masing. b. Siswa saling mengemukakan pendapat dan saling menyempurnakan jawaban dalam kelompok. c. Siswa merepresentasikan/memodelkan masalah tersebut ke dalam model-model matematika. d. Siswa menyelesaikan masalah berdasarkan hasil representasi dengan menggunakan metode eliminasi. e. Siswa mempersiapkan stategi yang digunakan beserta alasannya untuk dipresentasikan di depan kelas. f. Siswa menentukan salah seorang teman dalam kelompok untuk mempresentasikan hasil pekerjaan mereka di depan kelas. 4. Diskusi kelas a. Guru mengingatkan kembali tentang mekanisme pembelajaran seperti yang telah disampaikan pada awal pembelajaran. Selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada siswa yang sudah bersedia untuk mempresentasikan jawaban mereka di depan kelas. b. Siswa menuliskan jawaban atas diskusi kelompok mereka di depan papan tulis. c. Guru meminta siswa untuk menjelaskan hasil pekerjaan kelompok mereka kepada siswa yang lain. d. Jika ada siswa/kelompok yang belum mengerti/tidak sependapat, maka bisa mengangkat tangan dan bertanya atau menanggapi jawaban temannya dengan menggunakan etika yang baik. e. Siswa lain mendengarkan hasil presentasi temannya. C. Hipotesis atau dugaan jawaban siswa Berikut adalah beberapa kemungkinan jawaban dari hasil diskusi kelompok dan instruksi yang diberikan oleh guru. Kemungkinan 1 Setiap kelompok dapat memahami dan menyelesaikan masalah yang diberika dengan baik. Siswa sudah bisa membuat merepresentasikan masalah tersebut kedalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 283 model-model matematika. Selanjutnya siswa dapat menentukan konsep matematika yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah yang diberikan, yaitu metode campuran eliminasi. Selain itu, siswa juga dapat menentukan cara yang digunakan untuk menyelesaikan masalah. Berikut adalah dugaan jawaban siswa. Siswa menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal: Diketahui: Harga tiket untuk 2 anak-anak dan 2 dewasa = 140.000 Harga tiket untuk 3 anak-anak dan 1 dewasa = 130.000 Ditanya: Harga tiket untuk 5 anak-anak dan 3 dewasa =…….? Jawab: Siswa dapat memahami masalah dengan baik, selanjutnya siswa membuat representasi matematis baik dalam bentuk gambar dan memikirkan strategi atau cara penyelesaian dari hasil representasi tersebut. Siswa menyelesaikan hasil representasi matematis yang telah dibuat sebagai berikut. Misalnya siswa membuat pemisalan (representasi matematis) dari masalah tersebut: :Harga tiket untuk 1 orang anak-anak : Harga tiket untuk 1 orang dewasa Berdasarkan hasil representasi matematis tersebut, siswa dapat membuat model dari masalah yang diberikan, yaitu: = 140.000 …………………………………..…..(i) = 130.000 ………………………………….…..(ii) Dari (i) dan (ii), siswa dapat menemuka suatu pola, yaitu persamaan (i) dapat dinyatakan sebagai: + − = 130.000 + 10.000 ………………...(iii) Selanjutnya siswa menemukan ide dari persamaan (iii), yaitu ketika berkurang 1 orang anak-anak dan bertambah 1 orang dewasa, maka harga tiket akan naik 10.000. Sehingga = 140.000 + 10.000 = 150.000 ……………....…(iv) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 284 ketika siswa melakukan hal serupa dari persamaan (i), maka akan memperoleh skema sebagai berikut. Dari persamaan (iv) dilakukan hal serupa diperoleh persamaan (v) sebagai berikut. = 150.000 + 10.000 = 160.000 ………………..(v) Sehingga diperoleh: =160.000 : 4 = 40.000 ………………………………….....…(vi) Dari (i) dan (ii), siswa juga dapat menemuka suatu pola, yaitu persamaan (ii) dapat dinyatakan sebagai: − + = 140.000 − 10.000 …….…….(vii) Selanjutnya siswa menemukan ide dari persamaan (viii), yaitu ketika bertambah 1 orang anak-anak dan berkurang 1 orang dewasa, maka harga tiket akan turun 10.000. Sehingga ketika siswa melakukan hal serupa dari persamaan (viii), maka akan memperoleh skema sebagai berikut. = 130.000 −10.000 = 120.000 …….…..…(viii) Sehingga diperoleh: =120.000 : 4 = 30.000 ……………………………….…....(ix) Proses yang dilakukan siswa, yaitu menghilangkan salah satu bentuk representasi berupa gambar berdasarkan pola yang terdapat pada persamaan (i) dan (ii) untuk mendapatkan unsur lain. Langkah pertama yang dilakukan oleh siswa adalah menyatakan persamaan (i) dengan mengaitkan hubungan dengan persamaan (ii). Akhirnya siswa menemukan persamaan (x), yaitu: = 40.000. …………….……………………………….…..(x) Langkah kedua yang dilakukan oleh siswa adalah menyatakan persamaan (ii) dengan mengaitkan hubungannya dengan persamaan (i). Akhirnya siswa menemukan persamaan (ix), yaitu: = 30.000 . …………….………………………………....(xi) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 285 Selanjutnya siswa menemukan ide untuk menggantikan hasil dari representasi matematis berupa gambar tersebut dengan variabel, yaitu: 1. Harga 1 tiket anak-anak = 𝑥. 2. Harga 1 tiket dewasa = 𝑦. Berdasarkan pemisalan tersebut, siswa dapat menyatakan model matematika berdasarkan persamaan (i) sampai dengan persamaan (xi), sebagai berikut. (i)…..→ 𝑥 + 𝑥 + 𝑦 + 𝑦 = 140.000 atau 2𝑥 + 2𝑦 = 140.000 (ii)….→ 𝑥 + 𝑥 + 𝑥 + 𝑦 = 130.000 atau 3𝑥 + 𝑦 = 130.000 (iii).. → (3𝑥 + 𝑦) + 𝑦 − 𝑥 = 130.000 + 10.000 (iv)…→ 𝑥 + 3𝑦 = 140.000 + 10.000 = 150.000 (v)….→ 4𝑦 = 150.000 + 10.000 = 160.000 (vi)…→ 𝑦 = 160.000: 4 = 40.000 (vii).. → 𝑥 + 𝑥 + 𝑦 + 𝑦 − 𝑦 + 𝑥 = 140.000 − 10.000 atau 3𝑥 + 𝑦 = 130.000 (viii)..→ 4𝑥 = 120.000 (ix)…→ 𝑥 = 120.000: 4 = 30.000 (x)… → 𝑦 = 40.000 (ii).. → 𝑥 = 30.000 Sehingga dengan menggunakan metode eliminasi pada uraian di atas, maka diperoleh nilai 𝑥 = 30.000 dan 𝑦 = 40.000. Dari sini siswa menemukan bahwa harga tiket untuk 5 anakanak dan 3 orang dewasa adalah (5𝑥 + 3𝑦) = (5 × 30.000) + (3 × 40.000) = 270.000. Sehingga siswa menyimpulkan bahwa harga tiket untuk 5 orang anak-anak dan 3 orang dewasa adalah 270.000 rupiah. Tindakan yang bisa dilakukan oleh guru dalam mengatasi masalah ini adalah, guru memberikan memotivasi siswa agar tetap semangat dan lebih berkreasi lagi dalam memecahkan masalah matematika. Sehingga siswa dapat menemukan banyak ide untuk menyelesaikan soal matematika dan bisa menentukan cara termudah bagi siswa untuk memecahkan masalah yang diberikan oleh guru. Guru menegaskan kembali bahwa dalam membuat representasi (pemisalan) tidak harus menggunakan varibael 𝑥 dan 𝑦. tetapi bebas dalam pemilihan variabel, yang penting konsisten. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 286 Kemungkinan 2 beberapa siswa yang sudah bisa memahami masalah dengan baik dan dapat merepresentasikan masalah tersebut kedalam bentuk gambar seperti pada kemungkinan pertama, yaitu: = 140.000 …………………………………..…..(i) = 130.000 ………………………………….…..(ii) Selanjutnya siswa mengalami kesulitan dalam menentuka strategi penyelesaiannya. Oleh karena itu guru meminta siswa untuk mengamati pola yang terdapat pada representasi siswa tersebut. Misalnya, “coba kalian amati kira-kira bagaimana hubungan antara persamaan (i) dan (ii)?” Akhirnya siswa menemukan pola dan mencoba untuk menyelesaikannya. Berikut adalah kemungkinan jawaban siswa. 1. Ketika persamaan (ii) dibawah ke persamaan (i), maka yang terjadi adalah ketika tanda (+) berkurang satu dan tanda (x) bertambah satu, menyebabkan nilai (harga) pada persaman (i) bertambah 10.000. + − = 130.000 + 10.000 …………..(iii) Setelah itu siswa mengalami kesulitan dan tidak bisa melanjutkan. Guru meminta siswa untuk melakukan hal serupa secara berulang. Siswapun melakukan hal serupa sampai menemukan nilai (harga) dari salah satu gambar dari representasi tersebut. = 40.000. ………………………………………………..(iv) 2. Ketika persamaan (i) dibawah ke persamaan (ii), maka yang terjadi adalah ketika tanda (x) berkurang satu dan tanda (+) bertambah satu, menyebabkan nilai (harga) pada persaman (ii) berkurang 10.000. − + = 140.000 − 10.000 ….…..(v) Setelah itu siswa mengalami kesulitan dan tidak bisa melanjutkan. Guru meminta siswa untuk melakukan hal serupa secara berulang. Siswapun melakukan hal serupa sampai menemukan salah satu gambar dari representasi tersebut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 287 = 30.000 ……………………………………………..(vi) Setelah mendapatkan hasil, yaitu tanda (+) adalah 30.000 dan tanda (x) adalah 40.000, kemudian siswa berhenti mengerjakan soal. Guru memberikan pancingan kepada siswa berupa, misalkan harga 1 tiket anak-anak dinyatakan dengan 𝑥 dan harga 1 tiket dewasa dinyatakan dengan 𝑦, maka bagaimana dengan bentuk representasi awal. Berdasarkan pemisalan tersebut, siswa dapat memodelkan persamaan (i) sampai dengan persamaan (vi), sebagai berikut. (i)…..→ 𝑥 + 𝑥 + 𝑦 + 𝑦 = 140.000 atau 2𝑥 + 2𝑦 = 140.000 (ii)….→ 𝑥 + 𝑥 + 𝑥 + 𝑦 = 130.000 atau 3𝑥 + 𝑦 = 130.000 (iii)…→ (3𝑥 + 𝑦) + 𝑦 − 𝑥 = 130.000 + 10.000 atau 2𝑥 + 2𝑦 = 140.000 (iv)…→ 𝑦 = 40.000 (v)….→ (2𝑥 + 2𝑦) − 𝑦 + 𝑥 = 140.000 − 10.000 atau 3𝑥 + 𝑦 = 130.000 (vi)...→ 𝑥 = 130.000 Sehingga siswa memperoleh jawaban 𝑥 = 30.000 dan 𝑦 = 40.000. Dari hasil representasi tersebut, siswa dapat menjawab soal dengan benar yaitu harga tiket untuk 5 orang anakanak dan 3 orang dewasa adalah 270.000 rupiah. Kemungkinan 3 Ada siswa yang sudah memahami masalah dapat merepresentasikannya dalam bentuk gambar sebagai berikut. = 140.000 …………………………………..…..(i) = 130.000 ………………………………….…..(ii) Namun, siswa mengalami kesulitan dan tidak mempunyai ide atau strategi dalam menyelesaikannya. Sehingga siswa berhenti untuk mengerjakan soal. Oleh karena itu ketika guru memberikan topangan kepada siswa dengan pertanyaan, “coba diperhatikan baik-baik. Kira-kira selisinya berapa antara gambar pada persamaan (i) dan (ii)? Begitu juga dengan harganya.” Berikut adalah beberapa kemungkinan jawaban siswa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 288 1. Persamaan (i) dikurangi dengan persamaan (ii) maka akan memperoleh hasil berikut. ..………..…...………………………(iii) − = 10.000 ………..0…...…………… Setelah mendapatkan persamaan (iii), siswa berhenti mengerjakan soal Karena mengalami kesulitan. Guru menanyakan kepada siswa, “apa artinya dari persamaan (iii) yang kamu peroleh tersebut?” Siswa menemukan ide, bahwa ketika bertambah satu tanda (x) dan berkurang satu tanda (+), maka nilai atau harga akan bertambah 10.000. Sehingga siswa melaukan hal serupa secara berulang dan akan menemukan bahwa: = 40.000. ..………..…...…………………….…...….(iv) Setelah memperoleh persamaan (iv), siswa bertanya kepada guru bagaimana caranya untuk memperoleh nilai dari tanda (+). Guru meminta siswa untuk melakukan hal serupa pada poin (1), persamaan (ii) dikurangi dengan persamaan (i). Siswa menemukan jawaban bahwa: − = −10.000 ..………..…...………………………(v) ………..0…...…………… Siswa menyimpulkan bahwa, ketika bertambah satu tanda (+) dan berkurang satu tanda (x), maka nilainya akan berkurang 10.000. Siswa melakukan hal serupa secara berulang dan akhirnya menemukan jawaban: = 30.000. ..………..…...…………………………….(vi) 2. Siswa akan melakukan hal serupa pada poin (1), namun yang dilakukan terlebih dahulu adalah persamaan (ii) dikurangi dengan persamaan (i). Sehingga siswa menemukan jawaban bahwa: = 30.000. ..………..…...…………………………....(vii) Selanjutnya siswa mengurangi persamaan (i) dengan persamaan (ii), maka siswa akan mendapatkan jawaban bahwa: = 40.000. ..………..…...…………………...…....…(viii) Setelah siswa memperoleh jawaban bahwa nilai dari tanda (+) adalah 30.000 dan nilai dari tanda (x) adalah 40.000, siswa berhenti mengerjakan soal. Guru meminta siswa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 289 untuk membaca pertanyaan soal kembali, akhirnya siswa menemukan jawaban bahwa harga tiket untuk 5 anak-anak adalah (5 × 30.000 = 150.000) dan harga tiket untuk 3 orang dewasa adalah (3 × 40.000 = 120.000). Oleh Karena itu, harga tiket untuk 5 orang anak-anak dan 3 orang dewasa adalah 270.000 rupiah. Guru bertanya kepada siswa, “misalkan harga 1 tiket untuk anak-anak dinyatakan dengan 𝑥, dan harga tiket untuk 1 orang dewasa dinyatakan dengan 𝑦. Bagaimana model matematika dari masalah tersebut?” Dari sini siswa menemukan jawaban dan memodelkan persamaan (i) sampai dengan persamaan (vi) sebagai berikut. (i)…..→ 𝑥 + 𝑥 + 𝑦 + 𝑦 = 140.000 atau 2𝑥 + 2𝑦 = 140.000 (ii)….→ 𝑥 + 𝑥 + 𝑥 + 𝑦 = 130.000 atau 3𝑥 + 𝑦 = 130.000 (iii)...→ 𝑥 − 𝑦 = 10.000 (iv)...→ 𝑦 = 40.000 (v) ...→ 𝑦 − 𝑥 = −10.000 (vi)...→ 𝑥 = 30.000 Sehingga siswa memperoleh jawaban 𝑥 = 30.000 dan 𝑦 = 40.000. Dari hasil representasi tersebut, siswa dapat menjawab soal dengan benar yaitu harga tiket untuk 5 orang anakanak dan 3 orang dewasa adalah 270.000 rupiah. Kemungkinan 4 Beberapa siswa tidak memahami masalah dan tidak mempunyai ide untuk menyelesaikannya. Siswa hanya bisa menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal. Oleh Karena itu, guru perlu memberikan topangan kepada siswa dengan meminta siswa untuk membaca soal secara barulang beberapa kali. Jika siswa sudah memahami maksud dari soal, maka selanjutnya guru meminta siswa membuat pemisalan dengan menggunakan gambar atas masalah tersebut. Akhirnya siswa dapat merepresentasikan masalah tersebut kedalam bentuk gambar sebagai berikut. = 140.000 …………………………………..…..(i) = 130.000 ………………………………….…..(ii) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 290 Setelah membuat gambar hasil representasi tersebut siswa mengalami kesulitan untuk menemukan pola. Guru memberikan topangan kepada siswa, dengan meminta siswa untuk mengamati pola yang terdapat pada masalah tersebut. Namun siswa masih mengalami kesulitan atau belum bisa menemukan pola. Maka guru meminta siswa untuk melihat selisih antara gambar yang terdapat pada persamaan (i) dan (ii). Begitu juga dengan selisih harga. Siswa menemukan jawaban bahwa: 1. jika persamaan (i) dikurangi dengan persamaan (ii), maka akan diperoleh: ..………..…...…………………………(iii) − = 10.000 ………..0…...…………… Dengan melakukan hal serupa, siswa akan memperoleh hasil bahwa: = 30.000. ..………..…...…………………………...….(iv) 2. Jika persamaan (ii) dikurangi dengan persamaan (i), maka akan diperoleh: − = −10.000 ..………..…...………………………(v) ………..0…...…………… Dengan melakukan hal serupa, siswa akan memperoleh hasil bahwa: = 40.000. ..………..…...……………………..….…….(vi) Guru meminta siswa melakukan hal serupa secara berulang sampai menemukan nilai atau harga dari setiap gambar tersebut. Kemudian meminta siswa untuk menuliskan dalam bentuk model matematika, dengan memisalkan harga 1 tiket untuk anak-anak dengan 𝑥 dan harga 1 tiket untuk orang dewasa dengan 𝑦. Dari sini siswa menemukan jawaban bahwa, bentuk representasi dari model di atas (persamaan i sampai dengan persamaan vii), dapat dinyatakan sebagai berikut. (i)…..→ 𝑥 + 𝑥 + 𝑦 + 𝑦 = 140.000 atau 2𝑥 + 2𝑦 = 140.000 (ii)….→ 𝑥 + 𝑥 + 𝑥 + 𝑦 = 130.000 atau 3𝑥 + 𝑦 = 130.000 (iii)...→ 𝑥 − 𝑦 = 10.000 (iv)...→ 𝑦 = 40.000 (v) ...→ 𝑦 − 𝑥 = −10.000 (vi) )...→ 𝑥 = 30.000 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 291 Sehingga siswa dapat menyimpulkan bahwa 5𝑥 + 3𝑦 = (5 × 30.000) + (3 × 40.000 = 270.000. Jadi, harga 5 tiket anak-anak dan 3 tiket orang dewasa adalah 270.000 rupiah. Kemungkinan 5 Ada siswa yang dapat memodelkan permasalahan tersebut kedalam bentuk representasi gambar sebagai berikut. = 140.000 …………………………………...…..…..(i) = 130.000 ……………………………………....…..(ii) Setelah memodelkan masalah tersebut, siswa menemukan pola bahwa ketika persamaan (i) dijumlahkan dengan persamaan (ii), maka akan memperoleh hasil: = 140.000 + 130.000 = 270.000 …(iii) + Sehingga siswa menyimpulkan bahwa harga tiket untuk 5 orang anak-anak dan 3 orang dewasa adalah 270.000 rupiah. Setelah siswa menemukan jawaban pada persamaan (iii), kemudian guru memberi topangan kepada siswa, “misalnya saya harga tiket untuk 1 orang anak-anak saya nyatakan dengan 𝑥 dan harga tiket untuk 1 orang dewasa saya nyatakan dengan 𝑦. kira-kira bagaimana model matematika dari permasalahan tersebut?” Siswa menemukan jawaban bahwa, model dari permasalahan tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk: (i)…..→ 𝑥 + 𝑥 + 𝑦 + 𝑦 = 140.000 atau 2𝑥 + 2𝑦 = 140.000 (ii)….→ 𝑥 + 𝑥 + 𝑥 + 𝑦 = 130.000 atau 3𝑥 + 𝑦 = 130.000 (iii).. → (2𝑥 + 2𝑦) + (3𝑥 + 𝑦) = 140.000 + 130.000 atau 5𝑥 + 3𝑦 = 270.000 Sehingga siswa dapat menyimpulkan bahwa 5𝑥 + 3𝑦 = (5 × 30.000) + (3 × 40.000 = 270.000. Jadi, harga 5 tiket anak-anak dan 3 tiket orang dewasa adalah 270.000 rupiah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 292 f. Guru memimpin diskusi kelas guna mendiskusikan berbagai jawaban siswa tersebut. Misalkan dalam memimpin diskusi kelas, guru menanyakan beberapa pertanyaan kepada siswa, sebagai berikut. i) Siapa yang dapat menjelaskan ide yang telah dijelaskan oleh teman kalian tadi dengan menggunakan kata-kata sendiri? ii) X (misalkan nama seorang siswa), dapatkan kamu menjelaskan apa yang telah dijelaskan oleh temanmu Y tadi (Y adalah nama siswa yang menjelaskan idenya)? iii) X (misalkan nama seorang siswa), apakah kamu mempunyai ide lain untuk menyelesaikan atau menjelaskan masalah tersebut? Coba kamu jelaskan idemu dengan kata-katamu sendiri! iv) Apakah ada perbedaan di antara ide teman kalian yang telah mempresentasikan pekerjaannya? Jika ada di mana letak perbedaannya, dan menurut Z (misalkan siswa yang mau mengemukaan idenya) ide yang tepat seperti apa? v) Misalkan tidak ada siswa yang dapat menjelaskan atau mengemukakan ide yang berbeda, maka guru meminta siswa untuk mendiskusi kembali jawaban mereka. Setelah itu, guru meminta siswa untuk mempresentasikan atau secara spontan dari setiap kelompok untuk menjelaskan hasil diskusi kelompok. Siswa yang lain menanggapi atau bertanya atas jawaban temannya, jika ada siswa yang masih binggung. vi) Poin (v) dilakukan secara berulang sampai siswa dapat memecahkan masalah yang diberikan oleh guru. g. Guru meminta siswa untuk menyimpulkan hasil belajar, kemudian guru menyempurnakan kesimpulan siswa. h. Dalam menyempurnakan kesimpulan siswa, guru juga menjelaskan kepada siswa bahwa dalam menyelesaikan soal tersebut, ketika siswa melakukan representasi matematis dalam bentuk gambar dan menyelesaikannya dengan cara menhilangkan salah satu gambar terlebih dahulu untuk memperoleh nilai dari gambar lainnya dinamakan metode eliminasi. Ketika membuat representasi matematis, tidak harus dalam bentuk gambar terlebih dahulu, kemudian dibawakan kedalam bentuk variabelvariabel. Bagi siswa yang sudah memahami masalah dengan baik, maka bisa dilakukan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 293 secara langsung menggunakan variabel-variabel. Kemudian menghilangkan salah satu variabel untuk mendapatkan variabel yang lain. i. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar giat dalam belajar matematika agar kemampuan pemecahan masalah siswa semakin meningkat. j. Guru mengakhiri pelajaran dengan meminta salah seorang siswa memimpin doa penutup. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI D. LAMPIRAN 4 Pertemuan kedua : (2 jam pelajaran) Pembelajaran Mata pelajaran/kelas : Matematika/VIIIB Kompotensi Dasar : 2.2 Membuat model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel. 2.3 Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel dan penafsirannya. Masalah ketiga : Menentukan harga buku tulis dan bolpoin. A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat mereprensentasikan / memodelkan suatu masalah dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan SPLDV dan menyelesaikannya dengan menggunakan metode substitusi. 2. Siswa dapat menemukan kembali metode substitusi untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan SPLDV. B. Aktivitas Guru dan Siswa 1. Kegiatan untuk mengkonstruksi norma sosial dalam kelas Sebelum memulai pembelajaran, terlebih dahulu guru menjelaskan kepada siswa mengenai tata cara pembelajaran yang akan dilakukan, sebagai berikut. a. Jika ada siswa yang ingin bertanya, mengemukakan pendapat, atau menjawab pertanyaan baik dari guru maupun siswa lain, sebaiknya mengangkat tangan terlebih dahulu. Sedangkan siswa lain duduk tenang dan mendengarkan dengan baik. Ketika siswa lain ingin berpendapat, maka melakukan hal serupa. b. Ketika guru bertanya kembali kepada siswa bukan berarti jawaban yang diberikan tersebut salah. Guru hanya ingin mengetahui pemahaman siswa dalam menjawab soal, baik lewat tulisan maupun penjelasan lisan. c. Ketika sedang terjadi diskusi kelompok maupun kelas, maka semua siswa berhak untuk mengemukakan idenya. d. Jika ada siswa yang sedang mengemukakan pendapat atau melakukan kesalahan, maka siswa lain tidak boleh tertawa. 2. Eksplorasi masalah a. Guru memberikan salam dan mengecek kehadiran siswa 294 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 295 b. Guru memberikan apersepsi kepada siswa berupa mengingatkan kembali mengenai persamaan linear satu variabel dan persamaan linear dua variable. c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. d. Guru meminta siswa membentuk kelompok diskusi secara heterogen, dimana tiap kelompok terdiri dari 4 s.d 5 siswa. e. Guru memberikan masalah kepada siswa: (Sumber gambar-3: www.atkairlangga.com/wpcontent/uploads/2016/07/grosir-alat-tulis-kantor-murah-surabaya.jpg). Harga 5 buah buku tulis dan 4 buah bolpoin adalah 88.000 rupiah. Sedangkan harga 1 buah buku tulis dan 4 buah bolpoin adalah 40.000 rupiah. Berapakah harga 1 buah bolpoin? f. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencermati soal dengan cermat dan berdiskusi dengan teman untuk mengemukakan jawabannya. g. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika mengalami kesulitan dalam memahami masalah yang diberikan. 3. Diskusi kelompok a. Guru meminta siswa untuk memahami dan mendiskusikan masalah dengan cermat dalam kelompok masing-masing. b. Siswa saling mengemukakan pendapat dan saling menyempurnakan jawaban dalam kelompok. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 296 c. Siswa merepresentasikan/memodelkan masalah tersebut ke dalam model-model matematika. d. Siswa menyelesaikan masalah berdasarkan hasil representasi dengan menggunakan metode substitusi. e. Siswa mempersiapkan stategi yang digunakan beserta alasannya untuk dipresentasikan di depan kelas. f. Siswa menentukan salah seorang teman dalam kelompok untuk mempresentasikan hasil pekerjaan mereka di depan kelas. 4. Diskusi kelas a. Guru mengingatkan kembali tentang mekanisme pembelajaran seperti yang telah disampaikan pada awal pembelajaran. Selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada siswa yang sudah bersedia untuk mempresentasikan jawaban mereka di depan kelas. b. Siswa menuliskan jawaban atas diskusi kelompok mereka di depan papan tulis. c. Guru meminta siswa untuk menjelaskan hasil pekerjaan kelompok mereka kepada siswa yang lain. d. Jika ada siswa/kelompok yang belum mengerti/tidak sependapat, maka bisa mengangkat tangan dan bertanya atau menanggapi jawaban temannya dengan menggunakan etika yang baik. e. Siswa lain mendengarkan hasil presentasi temannya. C. Hipotesis atau dugaan jawaban siswa Berikut adalah beberapa kemungkinan jawaban dari hasil diskusi kelompok dan instruksi yang diberikan oleh guru. Kemungkinan 1 Setiap kelompok dapat memahami dan menyelesaikan masalah yang diberika dengan baik. Siswa sudah bisa membuat merepresentasikan masalah tersebut kedalam model-model matematika. Selanjutnya siswa dapat menentukan konsep matematika yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah yang diberikan, yaitu metode campuran eliminasi. Selain itu, siswa juga dapat menentukan cara yang digunakan untuk menyelesaikan masalah. Berikut adalah dugaan jawaban siswa. Siswa menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 297 Diketahui: Harga 5 buku tulis dan 4 bolpoin = 88.000 Harga 1 buku tulis dan 4 bolpoin = 40.000 Ditanya: Harga 1 bolpoin =…….? Jawab: Siswa dapat memahami masalah dengan baik, selanjutnya siswa membuat representasi matematis baik dalam bentuk gambar dan memikirkan strategi atau cara penyelesaian dari hasil representasi tersebut. Siswa menyelesaikan hasil representasi matematis yang telah dibuat sebagai berikut. Misalnya siswa membuat pemisalan (representasi matematis) dari masalah tersebut: : Harga 1 buku tulis : Harga 1 bolpoin Berdasarkan hasil representasi matematis tersebut, siswa dapat membuat model dari masalah yang diberikan, yaitu: = 88.000 …………………………..…..(i) = 40.000 ………………………….…..(ii) Dari (i) dan (ii), siswa dapat menemuka suatu pola, yaitu persamaan (i) dapat dinyatakan sebagai: = 88.000 − 40.000 =48.000 …………………..(iii) Dari sini, siswa dapat menentukan nilai dari: = 48.000 : 4 = 12.000 ………………………….…………..(iv) Selanjutnya siswa menemukan ide dari persamaan (ii) dapat dinyatakan sebagai berikut. 12.000 + = 40.000 ……………………..………….……...(v) Dari persamaan (v), siswa dapat dinyatakan sebagai: = 40.000 − 12.000 = 28.000 …………………………....(vi) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 298 Sehingga diperoleh: = 28.000: 4 = 7.000 …………..……...………….…….…...(vii) Selanjutnya siswa menemukan ide untuk menggantikan hasil dari representasi matematis berupa gambar tersebut dengan variabel, yaitu: 1. Harga 1 buku tulis = 𝑥. 2. Harga 1 bolpoin = 𝑦. Maka siswa dapat menyatakan atau memodelkan permasalahan berdasarkan representasi (persamaan I samapai denga viii) di atas sebagai berikut. (i)…..→ 𝑥 + 𝑥 + 𝑥 + 𝑥 + 𝑥 + 𝑦 + 𝑦 + 𝑦 + 𝑦 = 88.000 atau 5𝑥 + 4𝑦 = 88.000 (ii)…→ 𝑥 + 𝑦 + 𝑦 + 𝑦 + 𝑦 = 40.000 atau 𝑥 + 4𝑦 = 40.000 (iii)..→ 4𝑥 = 88.000 − 40.000 = 48.000 (iv)…→ 𝑥 = 48.000: 4 = 12.000 (v)… → 4𝑦 = 40.000 − 12.000 = 28.000 (vi).. → 𝑦 = 28.000: 4 = 7.000 Sehingga dengan menggunakan metode eliminasi pada uraian di atas, maka diperoleh nilai 𝑥 = 12.000 dan 𝑦 = 7.000. Dari sini siswa menemukan bahwa harga 1 bolpoin adalah 7.000 rupiah. Tindakan yang bisa dilakukan oleh guru dalam mengatasi masalah ini adalah, guru memberikan memotivasi siswa agar tetap semangat dan lebih berkreasi lagi dalam memecahkan masalah matematika. Sehingga siswa dapat menemukan banyak ide untuk menyelesaikan soal matematika dan bisa menentukan cara termudah bagi siswa untuk memecahkan masalah yang diberikan oleh guru. Guru menegaskan kembali bahwa dalam membuat representasi (pemisalan) tidak harus menggunakan varibael 𝑥 dan 𝑦. tetapi bebas dalam pemilihan variabel, yang penting konsisten. Kemungkinan 2 beberapa siswa sudah bisa memahami masalah dengan baik dan dapat merepresentasikan masalah tersebut kedalam bentuk gambar seperti pada kemungkinan pertama, yaitu: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 299 = 88.000 …………………………..…..(i) = 40.000 ………………………….…..(ii) Selanjutnya siswa mengalami kesulitan dalam menentuka strategi penyelesaiannya. Oleh karena itu guru meminta siswa untuk mengamati pola yang terdapat pada representasi siswa tersebut. Misalnya, “coba kalian amati kira-kira bagaimana hubungan antara persamaan (i) dan (ii)?” Akhirnya siswa menemukan pola dan mencoba untuk menyelesaikannya. Berikut adalah kemungkinan jawaban siswa. 1. Selisih antara persamaan (i) dan (ii) yaitu 4 kotak persegi panjang. Selain itu, selisih nilainya juga 48.000. Siswa memperoleh pernyataan tersebut ketika persamaan (i) dikurangi dengan persamaan (ii). Setelah itu siswa berhenti mengerjakan soal. Guru meminta siswa untuk menghitung nilai dari 1 kotak persegi panjang tersebut. Akhirnya siswa dapat menemukan bahwa nilai dari 1 kotak persegi panjang tidak lain adalah 12.000 yang diperoleh dari 48.000 ∶ 4. 2. Selisih antara persamaan (i) dan (ii) yaitu 4 kotak persegi panjang. Selain itu, selisih nilainya juga 48.000. Siswa memperoleh pernyataan tersebut ketika persamaan (i) dikurangi dengan persamaan (ii). Setelah itu siswa menyimpulkan nilai dari 1 kotak persegi panjang adalah 12.000. Setelah mendapatkan hasil, yaitu nilai dari 1 kotak persegi panjang adalah 12.000, siswa berhenti mengerjakan soal. Guru meminta siswa untuk mengamati persamaan (ii), kemudian mengaitkan dengan hasil yang diperoleh sebelumnya yaitu 1 kotak sama dengan 12.000. Akhirnya siswa memperoleh jawaban sebagai berikut. 12.000 + = 40.000 ……………………..……………….…..(iii) Persamaan (iii) dapat dinyatakan dalam bentuk: = 40.000 − 12.000 = 28.000 ………………………….…...(iv) Sehingga diperoleh: = 28.000: 4 = 7.000 …………..……...………….…………......(v) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 300 Setelah mendapatkan hasil pada persamaan (v), maka siswa langsung menyimpulkan bahwa harga 1 bolpoin adalah 7.000 rupiah. Guru membuat pemisalah, “andaikan saya gantikan harga 1 buku tulis dengan 𝑥 dan harga 1 bolpoin dengan 𝑦, maka bagaimana model matematika dari pernyataan tersebut?” Siswa membuat representasi berdasarkan pemisalan yang di buat oleh guru, sehingga siswa memperoleh model berikut. (i)…..→ 𝑥 + 𝑥 + 𝑥 + 𝑥 + 𝑥 + 𝑦 + 𝑦 + 𝑦 + 𝑦 = 88.000 atau 5𝑥 + 4𝑦 = 88.000 (ii)…→ 𝑥 + 𝑦 + 𝑦 + 𝑦 + 𝑦 = 40.000 atau 𝑥 + 4𝑦 = 40.000 (iii).. → 12.000 + 4𝑦 = 40.000 (v)... → 𝑦 = 28.000: 4 = 7.000 Sehingga siswa memperoleh jawaban 𝑥 = 12.000 dan 𝑦 = 7.000. Dari hasil representasi tersebut, siswa dapat menjawab soal dengan benar yaitu harga 1 bolpoin adalah 7.000 rupiah. Kemungkinan 3 Ada siswa yang sudah memahami masalah dan dapat merepresentasikannya dalam bentuk gambar sebagai berikut. = 88.000 …………………………..…..(i) = 40.000 ………………………….…..(ii) Siswa belum bisa menemukan ide atau strategi untuk menyelesaikan bentuk representasi yang telah dibuat. Guru meminta siswa untuk menemukan pola yang terdapat pada persamaan (i) dan (ii). Kemudian, bagaimana caranya untuk menentukan nilai dari salah satu objek yang telah direpresentasikan. Dari sini, siswa mencoba untuk mengamati pola yang terdapat pada gambar hasil representasi tersebut. Siswa menemukan ide, bahwa pada persamaan (i) jumlah kotak persegi panjang lebih banyak dibandingkan dengan persamaan (ii). Sehingga siswa mengurangi persamaan (i) dengan persamaan (ii). Akhirnya siswa menemukan hasil bahwa: = 88.000 − 40.000 =48.000 …………………..(iii) Dari persamaan (iii), siswa menyimpulkan bahwa: = 48.000 : 4 = 12.000 ………………………….…………..(iv) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 301 Setelah mendapatkan persamaan (iv), siswa berhenti mengerjakan soal. Oleh Karena itu, guru meminta siswa untuk untuk membaca pertanyaan soal. Akhirnya siswa menemukan jawabannya, bahwa yang dicari adalah harga 1 bolpoin. Siswa penggunakan bantuan persamaan (iv) dan persamaan (ii) untuk menemukan jawaban soal, yaitu: 12.000 + = 40.000 ……………………..……………….…..(v) Dari persamaan (v), siswa menemukan jawaban bahwa: = 40.000 − 12.000 = 28.000 ………………………….…...(vi) Siswa menyimpulkan bahwa: = 28.000: 4 = 7.000 …………..……...………….………….....(vi) Setelah siswa memperoleh jawaban pada persamaan (vi), siswa menyimpulkan bahwa harga 1 bolpoin adalah 7.000 rupiah. Guru bertanya kepada siswa, “misalkan harga 1 buku tulis dinyatakan dengan 𝑥, dan harga 1 bolpoin dinyatakan dengan 𝑦. Bagaimana model matematika dari masalah tersebut?” Dari sini siswa menemukan jawaban bahwa: (i)…..→ 𝑥 + 𝑥 + 𝑥 + 𝑥 + 𝑥 + 𝑦 + 𝑦 + 𝑦 + 𝑦 = 88.000 atau 5𝑥 + 4𝑦 = 88.000 (ii)…→ 𝑥 + 𝑦 + 𝑦 + 𝑦 + 𝑦 = 40.000 atau 𝑥 + 4𝑦 = 40.000 (iii).. → 4𝑥 = 88.000 − 40.000 = 48.000 (iv)...→ 𝑥 = 48.000: 4 = 12.000 (v)… → 12.000 + 4𝑦 = 40.000 (vi).. → 4𝑦 = 40.000 − 12.000 = 28.000 (vii).. → 𝑦 = 28.000: 4 = 7.000 Sehingga siswa memperoleh jawaban 𝑥 = 12.000 dan 𝑦 = 7.000. Dari hasil representasi tersebut, siswa dapat menjawab soal dengan benar yaitu harga 1 bolpoin adalah 7.000 rupiah. Kemungkinan 4 Beberapa siswa tidak memahami masalah dan tidak mempunyai ide untuk menyelesaikannya. Siswa hanya bisa menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal. Oleh Karena itu, guru perlu memberikan topangan kepada siswa dengan meminta siswa untuk membaca soal secara barulang beberapa kali. Jika siswa sudah memahami PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 302 maksud dari soal, maka selanjutnya guru meminta siswa membuat pemisalan dengan menggunakan gambar atas masalah tersebut. Akhirnya siswa dapat merepresentasikan masalah tersebut kedalam bentuk gambar sebagai berikut. = 88.000 …………………………..…..(i) = 40.000 ………………………….…..(ii) Setelah membuat gambar hasil representasi tersebut siswa mengalami kesulitan untuk menemukan pola. Guru memberikan topangan kepada siswa, dengan meminta siswa untuk mengamati pola yang terdapat pada masalah tersebut. Namun siswa masih mengalami kesulitan atau belum bisa menemukan pola. Maka guru meminta siswa untuk melihat selisih antara gambar yang terdapat pada persamaan (i) dan (ii). Begitu juga dengan selisih harga. Siswa menemukan jawaban bahwa ada 4 kotak persegi panjang dengan nilai 48.000 rupiah. Berarti nilai dari 1 kotak adalah 12.000 rupiah. Setelah mendapatkan hasil 12.000 rupiah, siswa berhenti mengerjakan soal. Guru meminta siswa untuk membaca pertanyaan soal. Akhirnya siswa menemukan jawaban bahwa yang dicari bukan harga buku melainkan bolpoin. Namun siswa masih binggung untuk menentukan harga bolpoin. Akhirnya guru meminta siswa untuk mengamati persamaan (ii), selanjutnya dikaitkan dengan nilai yang telah diperoleh yaitu 1 kotak persegi panjang adalah 12.000. Siswa mencoba untuk mengerjakan soal dan memperoleh hasil bahwa harga 1 bolpoin adalah 7.000 rupiah. Guru meminta siswa untuk menuliskan model matematika dari permasalahan tersebut, dengan membuat pemisalan yaitu harga 1 buku tulis dinyatakan dengan 𝑥 dan harga 1 bolpoin dinyatakan dengan 𝑦. oleh Karena itu, siswa memperoleh model matematika dari masalah tersebut sebagai berikut. (i)…..→ 𝑥 + 𝑥 + 𝑥 + 𝑥 + 𝑥 + 𝑦 + 𝑦 + 𝑦 + 𝑦 = 88.000 atau 5𝑥 + 4𝑦 = 88.000 (ii)…→ 𝑥 + 𝑦 + 𝑦 + 𝑦 + 𝑦 = 40.000 atau 𝑥 + 4𝑦 = 40.000 Siswa menenukan nilai nilai 𝑥 = 12.000 dan 𝑦 = 7.000. Sehingga siswa dapat menyimpulkan bahwa 1 bolpoin adalah adalah 7.000 rupiah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 303 f. Guru memimpin diskusi kelas guna mendiskusikan berbagai jawaban siswa tersebut. Misalkan dalam memimpin diskusi kelas, guru menanyakan beberapa pertanyaan kepada siswa, sebagai berikut. i) Siapa yang dapat menjelaskan ide yang telah dijelaskan oleh teman kalian tadi dengan menggunakan kata-kata sendiri? ii) X (misalkan nama seorang siswa), dapatkan kamu menjelaskan apa yang telah dijelaskan oleh temanmu Y tadi (Y adalah nama siswa yang menjelaskan idenya)? iii) X (misalkan nama seorang siswa), apakah kamu mempunyai ide lain untuk menyelesaikan atau menjelaskan masalah tersebut? Coba kamu jelaskan idemu dengan kata-katamu sendiri! iv) Apakah ada perbedaan di antara ide teman kalian yang telah mempresentasikan pekerjaannya? Jika ada di mana letak perbedaannya, dan menurut Z (misalkan siswa yang mau mengemukaan idenya) ide yang tepat seperti apa? v) Misalkan tidak ada siswa yang dapat menjelaskan atau mengemukakan ide yang berbeda, maka guru meminta siswa untuk mendiskusi kembali jawaban mereka. Setelah itu, guru meminta siswa untuk mempresentasikan atau secara spontan dari setiap kelompok untuk menjelaskan hasil diskusi kelompok. Siswa yang lain menanggapi atau bertanya atas jawaban temannya, jika ada siswa yang masih binggung. vi) Poin (v) dilakukan secara berulang sampai siswa dapat memecahkan masalah yang diberikan oleh guru. g. Guru meminta siswa untuk menyimpulkan hasil belajar, kemudian guru menyempurnakan kesimpulan siswa. h. Dalam menyempurnakan kesimpulan siswa, guru juga menjelaskan kepada siswa bahwa dalam menyelesaikan soal tersebut, ketika siswa melakukan representasi matematis dalam bentuk gambar dan menyelesaikannya dengan cara mengantikan salah satu gambar dengan dengan gambar lain atau angka dinamakan metode substitusi. Ketika membuat representasi matematis, tidak harus dalam bentuk gambar terlebih dahulu, kemudian dibawakan kedalam bentuk variabel-variabel. Bagi siswa yang sudah memahami masalah dengan baik, maka bisa dilakukan secara langsung menggunakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 304 variabel-variabel. Kemudian menggantikan salah satu variabel dengan variabel lain untuk mendapatkan variabel yang akan dicari. i. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar giat dalam belajar matematika agar kemampuan pemecahan masalah siswa semakin meningkat. j. Guru mengakhiri pelajaran dengan meminta salah seorang siswa memimpin doa penutup. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 305 E. LAMPIRAN 5 TRANSKRIP WAWANCARA SISWA (S1, S2, S3) KELAS VIIIA SETELAH MENGIKUTI TES TERTULIS Transkrip Wawancara Siswa 1 (S1) P: “Apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal?” S1: (siswa membaca soal). P: “Apakah pemisalan yang kamu buat sudah benar?” S1:“Salah mas…itu maksudnya harga. Kalau segi empat itu harga 1 topi sedangkan lingkaran adalah harga 1 baju.” P: “Gimana ide kamu untuk menyelesaikan soal ini?” S1: “Kita cari harga dari 1 topi dan 1 baju dulu. Selanjutnya kita mencari harga 6 topi dan 7 baju.” P: “Kenapa persamaan 1 kurangkan dengan persamaan 2?” S1: “Biar mendapat harga 1 segiempat dan 1 lingkaran.” P: “Tujuannya apa, kamu mengurangkan secara berulang dengan 1 segi empat dan 1 lingkaran (persamaan 3)?” S1: “Untuk mencri harga salah satu gambar.” P: “Kenapa 6 × 50 + 7 × 100 = 1.000.000?” S1: “Ada 6 topi dan 7 baju mas….” P: “Kok, kamu tulis 50 dan 100..terus 1.000.000 didapat darimana”? S1: “Di singkat aja, maksudnya 50.000 dan 100.000, makanya hasilnya begitu.” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 306 P: “Apakah kamu yakin dengan jawabanmu bahwa harga 1 topi adalah 50.000 dan harga 1 baju adalah 100.000?” S1: “Sudah mas….” P: “Gimana caranya kamu bisa yakin?” S1: “Dimasukan aja nilai 1 topi dan 1 baju ke persamaan ini (sambal menunjukkan persamaan 3), pasti hasilnya 150.000.” P: “Kamu sudah yakin dengan jawaban akhirmu?” S1: “Sudah mas, tadi saya sudah cek lagi dan jawaban 1.000.000.” Transkrip Wawancara Siswa 2 (S2) P: “Apa yang diketahui pada soal”? S2: “3 topi dan 5 baju seharga 650.000 sedangkan 2 topi dan 4 baju seharga 500.000.” P: “Apa yang ditanyakan pada soal?” S2: “Harga 6 topi dan 7 baju.” P: “Kenapa kamu misalkan dengan x dan y dan kemudian menuliskan 3𝑥 + 56 = 650.000 𝑑𝑎𝑛 2𝑥 + 4𝑦 = 500.000?” S2: “Agar mudah dalam menyelesaikannya mas…” P: “Kenapa persamaan 1 dikalikan dengan 2 dan persamaan 2 dikalikan dengan 3?” S2: “Untuk menghilangkan x-nya lebih dulu, maka nilai x harus sama, maka dikali.” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 307 P: “Apakah bisa jika saya ingin menghilangkan y-nya lebih dulu?” S2: “Bisa mas, berarti persamaan 1 dikali 4 dan persamaan 2 dikali 5.” P:”Cara seperti ini kamu dapat darimana?” S2: “Pernah diajar oleh kakak di rumah mas..katanya begitu biar lebih mudah.” P:” 6 topi (50.000) dan 7 baju (100.000) itu maksudnya gimana?” S2: “Kan ada 6 topi, dan 1 topi 50.000. makanya dikali. Sedangkan 7 baju dan 1 baju 100.000, maka dikalikan juga. Setelah itu dijumlahkan hasilnya. P: “Apakah kamu sudah yakin dengan jawaban ini?” S2: “Yakinlah mas….. P: “Darimana kamu bisa yakin, kalau jawabanmu itu benar?” S2: “Ya, dicek aja mas….aku sudah cek, dan benar jawabannya.” P: ”Gimana caranya?” S2: “Ya, nilai x dan y tinggal dimasukan ke salah satu persamaan. Setelah itu tinggal x dikalikan dengan 6 dan y dikalikan dengan x.” P: “Terus untuk jawaban akhir, apakah sudah benar?” S2: “Sudah benar mas….aku uda cek lagi jawabannya benar.” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 308 Transkip Wawancara Siswa 3 (S3) P: “Apa yang diketahui pada soal”? S3: “Harga 3 topi dan 5 adalah 650.000 sedangkan harga 2 topi dan 4 baju adalah 500.000.” P: “Apa yang ditanyakan pada soal?” S3: “Harga 6 topi dan 7 baju.” P: “Kata dan yang kamu tulis pada persamaan 1 maupun 2 artinya apa?” S3: “Itu tambah mas….kan topi dan baju, berarti topi ditambah baju.” P: “Kenapa pada cara pertama kamu misalkan dengan gambar lingkaran dan segi empat sedangkan pada cara kedua 𝑥 dan 𝑦?” S3: “Biar lebih mudah mengerjakannya.” P: “Apakah pemisalan pada cara pertama dan kedua artinya sama?” S3: “Ya, sebenarnya sih sama aja mas….Cuma beda lambang.” P: “Kenapa pada cara pertama kamu kurangkan antara persamaan 1 dan 2?” S3: “Agar bisa dapat harga 1 topi dan 1 baju (sambal menunjukkan gambar lingkaran dan segiempat).” P: “Kenapa persamaan 2 dikurangi persamaan 3 yang kamu barusan peroleh?” S3: “Supaya mendapatkan harga 1 segiempat, karena dikurang secara berulang maka bentuk lingkarannya habis.” P: “Maksudnya gimana kamu menuliskan 6 lingkaran tambah 7 segi empat?” S3: “Kan ditanya ada 6 topi dan 7 baju…” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 309 P: “Kenapa cara kedua persamaan 1 dikali 4 dan persamaan 2 dikali 5?” S3: “Agar mendapatkan nilai 𝑥, maka kita harus hilangkan nilai y dulu” P: “Apakah bisa dibalik, jika kita mencari nilai y lebih dulu?” S3: “Bisa, kan sama aja mas….” P: “Kamu dapat cara darimana?” S3: “Pernah diajarkan di tempat les mas…” P: “Apakah kamu sudah yakin dengan jawaban pada cara pertama maupun kedua?” S3: “Sudah mas, aku uda cek tadi….” P: “Gimana cara kamu cek?” S3: “Ya nilai dari kedua gambar atau 𝑥 dan 𝑦 di masukkan ke salah satu peramaan.” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 310 F. LAMPIRAN 6 TRANSKRIP WAWANCARA SISWA (S4, S5, S6) KELAS VIIIB SETELAH MENGIKUTI TES TERTULIS Siswa 4 (S4) P: “Apa yang diketahui pada soal”? S4: “Andy membeli 3 topi dan 5 dengan harga 650.000 sedangkan Ana membeli 2 topi dan 4 baju dengan harga 500.000.” P: “Apa yang ditanyakan pada soal?” S4: “Berapa harga 6 topi dan 7 baju.” P: “Tanda & yang kamu tulis pada persamaan 1 maupun 2 artinya apa?” S4: “Artinya tambah….topi dan baju maksudnya harga topi ditambah dengan baju.” P: “Kenapa kamu membuat pemisalan dengan gambar lingkaran dan segi empat terlebih dahulu?” S4: “Biar mempermudah dalam membuat model…” P: “Apakah harus menggunakan gambar dalam membuat pemisalan?” S4: “Tidak juga, pakai variabel juga bisa. Tapi saya lebih suka memakai gambar biar lebih mudah.” P: “Kenapa model matematika yang kamu buat seperti itu?” S4: “Kan sesuai dengan apa yang diketahui pada soal mas…” P: “Kenapa kamu kurangkan kedua persamaan tersebut?” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 311 S4: “Agar mendapatkan harga 1 topi dan 1 baju.” P: “Kenapa kamu membuat pemisalan baru?” S4: “Biar berbeda dengan pemisalan pada no 3 (sambil menunjukkan pemisalan sebelumnya).” P: “Apakah pemisalan pada no 3 dengan pemisalan ini mempunyai arti yang sama (sambil menunjukkan pemisalan baru pada no 4)?” S4: “Sama saja…” P: “Kenapa kamju mengurangkan peramaan pertama dengan persamaan kedua?” S4: “Agar mendapatkan harga 1 topi dan 1 baju terlebih dahulu.” P: “Terus kenapa kamu selalu lakukan pengurangan antara persamaan baru yang kamu peroleh dengan persamaan ketiga?” S4: “Agar kita bisa menentukan harga 1 topi…” P: “Setelah mendapatkan harga 1 topi, kenapa kamu substitusikan kepersamaan ketiga? Apakah boleh saya substitusikan kepersamaan lain?” S4: “Karena menurut saya persamaan 3 lebih mudah, dan untuk ke persamaan lain juga bisa.” P: “Apakah cara kamu menuliskan 50.000 × 6 + 100.000 × 5 itu sudah benar?” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 312 S4: “sudah benar…” P: “Apakah kamu sudah yakin dengan jawabanmu?” S4: “Sudah mas, aku uda cek tadi….” P: “Gimana cara kamu cek?” S4: “Ya nilai dari 1 segitiga dan 1 segi empat saya masukkan ke pertanyaan soal, dan hasilnya 1 juta…” P: “Kamu sudah yakin dengan cara penulisanmu itu? Apakah makna perkalian seperti itu?” S4: “Sudah mas…..” P: “Apakah 1 × 3 = 3 × 1?” S4: “Sama aja, kan hasilnya sama…” P: “Apakah kamu pernah ke apotik untuk membeli obat atau pernah minum obat? S4: “Pernah….” P: “Kan disitu ada tulisan 3 × 1, nah bagaimana caranya kamu minum obat tersebut? Apakah tiap kali minum 1 biji atau sekali minum 3 biji?” S4: “(Tersenyum), sekali minum 1 biji……” P: “Berati apakah yang kamu tuliskan sudah benar?” S4: “ Salah mas….(sambil garuk kepala).” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 313 Siswa 5 (S5) P: “Apa yang tiketahui pada soal?” S5: “Harga 3 topi dan 5 baju adalah 650.000 sedangkan harga 2 topi dan 4 baju adalah 500.000”? P: “Aa yang ditanyakan pada soal?” S5: “Harga dari 6 topi dan 5 baju…” P: “Kenapa kamu membuat pemisalan dengan variabel T dan B?” S5: “Biar mempermudah dalam menyelesaikan soal…” P: “Apakah bisa menggunakan variabel yang lain?” S5: “Bisa, namun mempermudah saya mengambil huruf depannya aja…” P: “Bagaimana caranyan kamu membuat model matematika tersebut?” S5: “Ya, dibuat pemisalan dulu, kemudian dibuat berdasarkan apa yang diketahui pada soal…” P: “Kenapasetelah membuat model matematika, kamu mengurangkan persamaan pertama dengan persamaan kedua?” S5: Agar mendapatkan harga 1 topi dan 1 baju terlebih dahulu.” P: “Kenapa kamu mengurangkan persamaan 1 dengan persamaan 2?” S5: “Untuk mencari harga 1 topi dan 1 baju…” P: “Kenapa harus mencari harga 1 topi dan 1 baju?” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 314 S5: “Agar kita bisa mengetahui harga dari masing-masing topi dan baju. Selanjutnya kita bisa menjawab pertanyaan soal.” P: “Bagaimana cara menentukan pertanyaan soal?” S5: “Kalau kita sudah dapat harga 1 topi dan 1 baju, maka tinggal kita kaliakan saja.” P: “Kenapa kamu menuliskan 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 × 50.000 = 300.000 dan 𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵 × 100.000 = 700.000?” S5: Karena 𝐵 ada 6, maka 6 × 50.000 = 300.000. begitu juga B ada 7, maka 7 × 100.000 = 700.000. P: “Terus satu juta kamu dapat darimana?” S5: “Tinggal dijumlahkan aja, karena harga 6 topi dan 7 baju, maka 1.000.000. P: “Apakah jawaban kamu sudah benar?” S5: “Sudah mas, aku uda cek tadi….” P: “Bagaimana cara kamu mengecek?” S5: “Tingga dimasukkan aja nilai dari B dan T ke pertanyaan soal.” P: “Apakah kamu sudah yakin bahwa nilai dari 𝐵 = 100.000 dan 𝑇 = 50.000?” S5: “Sudah yakin……..” P: “Bagaimana caranya kamu yakin kalau itu benar?” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 315 S5: “Tadi saya sudah mencoba untuk masukan nilai B dan T pada persamaan ini (sambil menunjukkan persamaan ketiga), dan hasilnya sudah benar.” Siswa 6 (S6) P: “Apa yang diketahui pada soal?” S6: “3 topi dan 5 baju harganya 650.000 sedangkan 2 topi dan 4 baju harganya 500.000.” P: “Apa yang ditanyakan pada soal?” S6: “Harga dari 6 topi dan 7 baju..” P: “Kenapa kamu membuat pemisalan dalam bentuk gambar dan simbol terlebih dahulu?” S6: “Agar mempermudah dalam membuat model matematika dan menyelesaikan soal tersebut.” P: “Kenapa dalam membuat model matematika kamu menggunakan dua cara?” S6: “Sebenarnya sama aja sih, baik cara 1 maupun cara 2. Namun saya memilih 2 cara agar bisa mengetahui banyak cara dalam menyelesaikan sebuah soal.” P: “Bagaimana kamu membuat pemisalan tersebut?” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 316 S6: “Ya berdasarkan pemisalan yang dibuat kemudian di buat model matematika berdasarkan apa yang diketahui pada soal.” P: “Menurut kamu dari kedua cara tersebut, cara mana yang paling mudah?” S6: “Cara kedua, yaitu menggunakan simbol biar lebih simpel.” P: “Apakah bisa saya misalkan dengan lanbang yang lain?” S6: “Bisa aja…” P: “Kenapa kamu membuat model matematika menggunakan 2 cara?” S6: “Agar saya bisa menguasai lebih dari satu cara dalam menyelesaikan soal matematika.” P: “Kenapa dalam menyelesaikan soal, kamu melakukan pengurangan antara persamaan pertama dengan persamaan kedua?” S6: “Untuk mencari harga 1 topi dan 1 baju terlebih dahulu, agar mempermudah dalam menjawab pertanyaan soal.” P: “Kenapa cara penyelesaian soal dengan menggunakan cara pertama maupun kedua sama persis?” S6: “Itukan caranya sama mas, cuman lambangnya yang berbeda. Makanya harus menggunakan cara yang sama juga.” P: “Menurut kamu cara yang mana paling mudah diingat?” S6: Sebenarnya sama aja sih, cuman cara kedua lebih cepat dan mudah karena menggunakan simbol. maka waktu pengerjaan juga cepat.” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 317 P: “Apakah kamu yakin dengan jawaban pada kedua cara tersebut?’ S6: “Yakin mas..” P: “Bagaimana caranya kamu bisa yakin, kalau jawabanmu itu benar?” S6: “Kan 1 topi sama dengan 50.000 dan 1 baju sama dengan 100.000, kalau dimasukan kesini (sambil menunjukkan persamaan ketiga) hasilnya kan 150.000.” P: “Terus bagaimana dengan jawaban akhirmu? Apakah sudah benar?” S6: “Sudah benar mas, kan 6 kali 50.000 ditambah dengan 7 kali 100.000 sama dengan 1.000.000. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 318 G. LAMPIRAN 7 SURAT IJIN PENELITIAN TESIS DI SMP KANISIUS SLEMAN YOGYAKARTA PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI H. LAMPIRAN 8 HASIL TES TERTULIS SISWA KELAS VIIIA SETELAH MENGIKUTI PEMBELAJARAN 319 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 320 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 321 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 322 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 323 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 324 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 325 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI I. LAMPIRAN 9 HASIL TES TERTULIS SISWA KELAS VIIIB SETELAH MENGIKUTI PEMBELAJARAN 326 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 327 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 328 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 329 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 330 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 331 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 332 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 333 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 334