Uploaded by iftahfadlilah2000

MAKALAH SPI

advertisement
1
TABEL KEJADIAN
DAKWAH RASULULLAH FASE MEKKAH
FASE
SEMBUNYISEMBUNYI
• th. 611 - 613 dilakukan
dirumah Arqam bin Abi
Arqam
• orang yang masuk islam
pada fase ini disebut
assabiqunal awwalun
FASE
TERANGTERANGAN
FASE
DILUAR
MEKKAH
2
• th. 613 dilakukan dengan
mengundang kerabat
dekat.
• turunlah firman Allah
QS. Al-Lahab
• hijrah ke Habsyah yang
dibagi menjadi dua
kelompok
• penolakan penyebaran
dakwah di Thaif
• mempersaudarakan suku
Aus dan Khajraj
• Perjanjian Aqabah
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Islam datang dengan membawa kebenaran, islam datang sebagai agama
rahmatan lil-‘alamin. Pada mulanya bangsa arab terbagi menjadi beberapa fase
sebelum datangnya Rasulullah serta setelah diutusnya menjadi nabi dan rasul
untuk umatnya. Fase pertama adalah fase pra-islam yaitu fase dimana belum
adanya islam yang masuk ke dalam kota mekkah ataupun kota madinah, fase ini
ditandai dengan masyarakatnya yang menyembah berhala dan menjadikannya
sebagai tuhan yang diyakini bisa memberikan mereka kebahagiaan. Fase kedua
yakni fase datangnya rasulullah, fase ini ditandai dengan penyebaran dakwah atau
agama islam pada penduduk mekah dan merupakan fase peletakan dasar-dasar
islam yang fundamental. Fase ini terjadi selama 13 tahun. Periode kedua yakni
fase madinah dimana Rasulullah hijrah ke madinah dan berdakwah disana selama
10 tahun. Fase ini bersifat menyempurnakan pembentukan masyarakat islam dan
penjelasan segala sesuatu yang sebelumnya masih bersifat global. Setiap dakwah
yang dilakukan Nabi Muhammad SAW, tidaklah berjalan dengan mudah banyak
sekali rintangan yang harus beliau hadapi. Mulai dari dalam, yaitu keluarganya
sendiri ataupun penentangan dan pemberontakan dari berbagai kabilah di Mekah
maupun kota yang lain.
Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini saya ingin mengkaji tentang
bagaimana cara rasulullah berdakwah pada fase mekkah, dan bagaimana ia
menghadapi serangan-serangan yang dilakukan kafir quraisy untuk menghalangi
dakwahnya.
3
B. RUMUSAN MASALAH
Untuk memudahkan dalam pembahasan maka akan saya rumuskan
masalah sesuai dengan latar belakang yakni :
1. Bagaimana cara rasulullah berdakwah di Mekkah ?
2. Bagaimana sikap dan cara Rasulullah ketika menghadapi serangan dari
kafir quraisy ?
3. Siapa sahabat Rasulullah yang memeluk agama islam ?
4. Hikmah apa yang bisa kita ambil pada fase dakwah mekah ?
C. TUJUAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini supaya pembaca lebih
mengerti dan mengetahui tentang bagaimana cara berdakwah rasululah
khususnya pada periode mekkah.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Dakwah Rasulullah di Mekkah
Dakwah rasulullah SAW di Mekkah dimulai dari pengangkatan beliau
menjadi Nabi pada malam hari tanggal 17 Ramadhan/6 Agustus 611 M, setelah ia
berdiam diri di gua hira. Rasulullah diangkat menjadi seorang Nabi pada usia 40
tahun, pada kala itu saat Rasulullah berdiam diri di gua hira datanglah Malaikat
Jibril yang mengantarkan wahyu pertama yakni, surat Al-Alaq ayat 1-5. Setelah
kejadian itu Rasulullah diangkat sebagai Nabi dan memulai dakwahnya di kota
Mekkah.
Dakwah Nabi Muhammad dikota mekkah dibagi menjadi 3 tahapan yakni,
1. Tahapan dakwah secara sembunyi-sembunyi, yang berjalan selama tiga
tahun.
2. Tahapan dakwah secara terang-terangan, yang dimulai sejak tahun
keempat nubuwah sampai akhir tahun kesepuluh.
3. Tahapan dakwah diluar mekkah dan penyebarannya, yang dimulai sejak
tahun kesepuluh nubuwah sampai hijrah rasulullah ke madinah.
1.1.
Tahap pertama tiga tahun secara sembunyi-sembunyi
Kakbah merupakan sentral agama bangsa arab. Disana terdapat
peribadatan terhadapan kakbah dan penyembahan terhadap berhala-berhala
(gambar.a). Rasulullah berfikir bahwasannya jika ia langsung menyebarkan
dakwah kepada mereka maka akan terasa sangat sulit. Oleh karena itu, Rasulullah
memikirkan cara supaya ia masih bisa
berdakwah tanpa menggusarkan mereka.
Maka dengan kondisi seperti ini, tindakan
yang
paling
Rasulullah
bijaksana
yakni
sembunyi-sembunyi.
(a)
5
yang
dakwah
dipilih
secara
Dakwah secara sembunyi-sembunyi dimulai dari tahun pertama kenabian
sampai dengan tahun keempat kenabian. Dakwah secara sembunyi-sembunyi
hanya dilakukan Rasulullah kepada keluarga dan para sahabatnya yang diadakan
dirumah Arqam bin Abi Arqam. Dalam Tarikh Islam, mereka yang masuk islam
pada masa itu dikenal dengan sebutan As-sabiqunal-awwalun yaitu, seorang yang
pertama kali masuk islam. Diantara orang yang pertama masuk islam yakni,
Khadijah istri rasulullah yang menemaninya dari awal kenabian sampai khadijah
sendiri wafat, serta menyerahkan semua kekayaan yang ia miliki untuk berdakwah
menyebarkan agama islam. Zaid bin haritsah yaitu pembantu beliau, Ali bin abi
thalib yaitu anak dari paman beliau yang saat itu masih anak-anak dan diasuh oleh
rasulullah serta sahabat karib Rasulullah, Abu bakar ash-shidiq.
Abu Bakar Ash-Shiddiq merupakan orang yang terkenal dengan keramahan
dan kedermawanan serta akhlak yang mulia yang mau membantu Rasulullah
untuk berdakwah. Berkat seruannya ada beberapa orang yang masuk islam yang
merupakan teman berdagang Abu Bakar sendiri, yaitu: Utsman bin Affan, AzZubair bin Al-Awwan, Abdurrahman bin Auf, Sa’d bin Abi Waqqash, Thalhah
bin Ubaidillah.1 Mereka ini juga termasuk orang-orang yang pertama masuk
islam dan merupakan fajar islam.
Ada juga kawanan lainnya yang termasuk orang-orang yang pertama masuk
islam, yaitu : Bilal bin Rabbah, Abu Salamah bin Abdul Asad, Amir bin AlJarrah, Al- Arqam bin Abil Arqam, Fathimah bin Al-khattab, Khabbab bin AlArrat, Dan banyak lagi lainnya.
Setelah mendengar dan melihat hal disana-sini, kaum kafir quraisy mulai
curiga dan tidak perduli walaupun dakwah ini masih dilakukan secara sembunyisembunyi maupun perorangan. Selama jangka waktu ini, kaum muslim saling
menguatkan dan selalu mendukung dakwah Rasulullah, sampai turunlah ayat yang
menerangkan bahwa Rasulullah harus melakukan dakwah secara terang-terangan.
1
Dr. Badri Yatim, M.A. SEJARAH PERADABAN ISLAM Dirasah Islamiyah II. (PT Rajagrafindo
Persada: Jakarta, 2013), hal 19.
6
1.2.
Tahap kedua dakwah secara terang-terangan
Pada tahun keempat kenabian, rasulullah SAW sudah mulai melakukan
dakwah secara terang-terangan setelah mendapatkan firman Allah SWT yakni
“dan berilah peringatan kepada keluargamu yang terdekat” (QS. asysyu’ara’:214). Banyak sekali rintangan yang dihadapi rasulullah pada saat itu,
apalagi banyak pamannya dari kabilah kafir Quraisy seperti Abu lahab dan Abu
sufyan yang menentang secara terang-terangan dan melakukan berbagai cara agar
rasulullah berhenti untuk melakukan dakwahnya.
Dakwah secara terang-terangan dimulai dengan mengundang kerabat dekat
rasulullah. Beliau mengundang Bani Hasyim dan Bani Al-Muthalib bin Al-Manaf.
Beliau menyeru kepada para kerabatnya, namun dari sekian banyak yang datang
semua menentang Rasulullah, hanya Abu Thaliblah yang mendukung dan
memerintahkan melanjutkan perjuangan Rasul, tetapi Abu Thalib tidak punya
pilihan lain untuk meninggalkan agama Bani Abdul Al-Muthalib.
Setelah Nabi Muhammad yakin akan dukungan dan janji yang diberikan Abu
Thalib dalam menyebarkan wahyu Allah maka, ia mulai dengan mengumpulkan
para penduduk mekkah dan rasulullah berdiri diatas bukit shafa dan menyeru para
penduduk mekkah untuk beriman dan mempercayai Allah SWT. Namun, semua
orang yang ada disana tidak ada satupun yang percaya dengan rasulullah. Abu
lahab yang merupakan paman dari rasulullah sendiri malah menolak dan mencela
rasulullah. Oleh karena peristiwa itu maka turunlah firmannNya, yang artinya
“binasalah kedua tangan Abu Lahab....” (QS. Al-Lahab:1)
Perjuangan Nabi Muhammad SAW dilakukannya terus-menerus dan tidak
pernah berputus asa untuk berdakwah menyebarkan ajaran Islam meskipun beliau
bertaruh nyawa karena beliau berkeyakinan bahwa Islam merupakan agama yang
paling benar yang mengajak umatnya menuju keselamatan di dunia dan di akhirat.
1.3.
Tahapan dakwah diluar mekkah dan penyebarannya
Rasulullah menyampaikan dakwahnya kepada para penduduk di luar kota
Mekkah. Karena keadaan yang semakin mendesak dan tekanan yang datang
Rasulullah memerintahkan kepada kaumnya untuk hijrah ke Habasyah. Hijrah ke
7
Habsyah dibagi menjadi dua kelompok karena siksaan dan penindasan yang
dilakukan
orang-orang
Quraisy
semakin
menjadi-jadi.
Rasulullah
juga
menyebarkan dakwahnya di kota Thaif namun, di kota Thaif ia diejek, disoraki,
dan dilempari batu, bahkan rasulullah sampai terluka di bagian kepala dan
badannya.2 Untuk menghibur Rasulullah yang sedang ditimpa duka dikarenakan
ditinggal oleh dua penyemangatnya yaitu istrinya tercinta Khodijah dan
Pamannya Abu Thalib, Allah mengisra’ dan memikrajkan beliau pada tahun
kesepuluh kenabian. Berita tentang itu menggemparkan masyarakat kota mekkah.
Bagi orang kafir, ini dijadikan bahan propaganda untuk mendustakan nabi.
Sedangkan, bagi orang yang beriman ini merupakan ujian keimanan. Pada fase ini
Abu Bakar dijuluki Ash-Shidiq karena membenarkan dan mempercayai kejadian
yang dialami oleh Rasulullah SAW.
Pada fase ini, penduduk yatsrib yang terdiri dari suku Aus dan Khazraj
berbondong-bondong masuk agama islam dalam tiga tahapan.3 Dan pada fase ini
juga terjadi perjanjian Aqabah pertama dan kedua, perjanjian Aqabah pertama
antara penduduk Yastrib dengan nabi Muhammad SAW yang berisi ikrar kesetian
dan pada perjanjian Aqabah kedua berisi tentang penduduk Yatsrib yang akan
membela nabi dari segala ancaman dan meminta nabi untuk pindah ke Yastrib.4
B. Sikap Rasulullah Terhadap Kaum Kafir Quraisy
Ajakan dan seruan nabi muhammad SAW kepada kaum kafir quraisy untuk
memeluk agama islam dan beriman kepada Allah SWT tampaknya hanya sebagai
angin belaka, pasalnya kaum kafir quraisy masih saja tidak mau beriman dan
memeluk agama islam. Mereka hanya mempercayai berhala-berhala sebagai tuhan
mereka dan menganggapnya bisa memberikan kekuatan dan kebahagiaan.
Setelah dakwah terang-terangan, pemimpin Quraisy mulai berusaha
menghalangi dakwah rasul.5 Rasulullah SAW tidak putus asa sampai disitu, ia
2
Dr. Badri Yatim, M.A. SEJARAH PERADABAN ISLAM Dirasah Islamiyah II. (PT Rajagrafindo
Persada: Jakarta, 2013), hal 23.
3
Ibid,. Hal. 14-5
4
Dr. Badri Yatim, M.A. SEJARAH PERADABAN ISLAM Dirasah Islamiyah II. (PT Rajagrafindo
Persada: Jakarta, 2013), hal 24.
5
Dr. Badri Yatim, M.A. SEJARAH PERADABAN ISLAM Dirasah Islamiyah II. (PT Rajagrafindo
Persada: Jakarta, 2013), hal 20.
8
terus saja berdakwah dan menyampaikan sesuatu yang dipercayainya adalah suatu
kebenaran. Namun, kaum kafir quraisy malah menentang dan
mencela nabi
muhammad SAW dengan berbagai cara, antara lain6:
1. Penganiayaan dan Penyiksaan
Kaum kafir Quraisy melakukan ini bukan hanya kepada nabi Muhammad
SAW, namun juga kepada kerabat, sahabat dan para pengikunya.
Tujuannya yakni untuk menghentikan dakwah Rasulullah dan juga agar
para pengikutnya tidak memeluk agama islam lagi.
2. Bujukan dan Rayuan
Tidak hanya penganiayaan yang dilakukan kaum kafir quraisy kepada nabi
Muhammad SAW, namun juga melalui cara membujuk paman nabi
Muhammad yaitu Abu thalib untuk menghentikan dakwah rasulullah
SAW. Kaum kafir quraisy juga melakukan barter dengan abu thalib agar
menyerahkan nabi Muhammad untuk dibunuh dan ditukarkannya dengan
pemuda tampan. Mendengar itu, Abu Thalib sangat marah dan rasa sayang
terhadap nabi Muhammad semakin besar.
3. Harta, Takhta dan Wanita
Tidak sampai disitu, kaum kafir Quraisy masih terus berusaha agar nabi
Muhammad SAW menghentikan dakwahnya. Mereka menawarkan kepada
beliau harta, tahkta dan wanita asalkan beliau berhenti untuk berdakwah
namun, nabi Muhammad menolak dengan tegas tapi ramah dan halus
dengan tawaran-tawaran tersebut.
4.
Melakukan Penyembahan Secara Bergantian
Cara lain yang dilakukan kafir Quraisy untuk menghentikan dakwah nabi
muhammad SAW adalah menawarkan melakukan penyembahan secara
bergantian. Yaitu Pihak kafir Quraisy menawarkan agar Muhammad
menyembah tuhan-tuhan mereka selama setahun, sebaliknya mereka akan
menyembah Tuhan Muhammad selama setahun. Kafir Quraisy meminta
Nabi Muhammad SAW agar beriman kepada berhala-berhala mereka,
6
Dr. Badri Yatim, M.A. SEJARAH PERADABAN ISLAM Dirasah Islamiyah II. (PT Rajagrafindo
Persada: Jakarta, 2013), hal 21-22.
9
sebaliknya mereka akan beriman kepada Tuhan Muhammad. Akibat
kejadian itu, maka turunlah surat Al-kafirun: 1-6 yang menerangkan
dengan tegas bahwa bagimu agamamu dan bagiku agamaku.
Kejadian-kejadian telah banyak dilalui oleh nabi Muhammad SAW untuk
berdakwah dijalan Allah SWT, namun dengan kejadian seperti itu malah
menumbuhkan rasa keimanan yang kuat dihati beliau. Ia semakin bersemangat
untuk berdakwah dan menyebarkan amar makruf nahi munkar, agar dunia yang ia
tinggali menjadi baik dan agama islam adalah agama rahmatan lil-alamiin.
C. Hikmah Dari Fase Dakwah Di Mekah
Adapun hikmah yang dapat diambil dari perjalanan nabi Muhammad
SAW adalah sebagai berikut :
1. Menyadari bahwa melalui kesabaran dan keuletan untuk menyebarkan
dan berjuang menegakkan agama Allah pasti akan ada pertolongan
darinya.
2. Mengetahui bahwa tugas rasul hanya menyampaikan risalah dari Allah
SWT, dan tidak bisa memberikan hidayah walaupun kepada keluarga
atau orang yang dicintainya.
3. Memahami bahwa Allah akan memberikan ujian kepada seseorang
yang terpilih menjadi utusan atau rasul-Nya.
4. Menyadari bahwa usaha rasulullah untuk menyebarkan agama islam
akan membuahkan hasil.
5. Tidak boleh ada kata putus asa atau menyerah dalam menyebarkan
Amar makruf nahi munkar.
10
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa penyebaran dakwah pada fase mekkah dalam
berbagai segi adalah :
1. Rasulullah berdakwah di kota Mekkah selama 13 tahun, dimulai dari
pengutusan beliau menjadi rasul di gua hira. Penyebaran dakwah
rasulullah pada periode Mekkah dibagi menjadi tiga tahapan yaitu,
tahapan dakwah secara sembunyi-sembunyi, 2) tahapan dakwah secara
terang-terangan dan 3) tahapan dakwah diluar Mekkah dan
penyebarannya.
2. Tahapan secara sembunyi-sembunyi dimulai pada awal kenabian
sampai tahun ketiga kenabian. Rasul memulai dakwahnya kepada
keluarga dekatnya, pada fase ini orang yang masuk islam disebut
dengan Assabiqunal awwalun yaitu orang-orang yang pertama masuk
islam seperti, Khadijah istri rasulullah, Ali bin abi thalib, sahabat karib
rasulullah Abu bakar ash-shidiq dll.
3. Tahapan secara terang-terangan dimulai pada tahun keempat kenabian
sampai tahun kesepuluh kenabian. Fase ini dilakukan setelah rasulullah
mendapatkan
wahyu
yaitu
QS.
Al-hijr.
Pertama-tama
beliau
mengundang keluarga dan kerabat dekatnya dan mengajak mereka
untuk beriman namun, mereka semua menolak dan hanya Abi thaliblah
yang mendukung tapi tidak bisa utuk meninggalkan agamanya, karena
ada kekuatan dan perlindungan dari pamannya nabi Muhammad
semakin kuat untuk menyebarkan agama Allah. Beliau mengumpulkan
penduduk madinah dan menyeru kepada mereka untuk beriman,
namun mereka tidak percaya apalagi, paman rasulullah Abu lahab
yang mencela dan menolak dengan tegas. Sehingga pada saat itu
turunlah wahyu QS. Al-lahab :1-5.
11
4. Tahapan dakwah diluar mekkah dan penyebarannya, pada fase ini
banyak penduduk Yatsrib yang masuk islam dalam tiga tahapan. Pada
fase ini juga terjadi perjanjian Aqabah antara rasulullah dan penduduk
Yatsrib, perjanjian ini dibagi menjadi dua yaitu perjanjian Aqabah
pertama yang berisi ikrar kesetiaan dan perjanjian Aqabah yang kedua
yang berisi penduduk Yatsrib yang akan membela nabi dari segala
ancaman serta meminta nabi untuk pindah ke Yatsrib.
5. Kaum kafir Quraisy banyak yang menentang dakwah nabi Muhammad
SAW, berbagai cara mereka lakukan agar beliau berhenti untuk
berdakwah. Mulai cara yang keji sampai dengan lembut seperti
membujuk namun, rasul masih tetap gigih dan tak putus asa untuk
terus berdakwah untuk menyampaikan Amar makruf nahi munkar.
12
Daftar pustaka
patmawati. (2017). SEJARAH DAKWAH RASULULLAH SAW DI MEKAH DAN MADINAH.
jurnal iain pontianak, 3-9.
Yamin, M. (2017). PERADABAN ISLAM PADA MASA NABI MUHAMMAD SAW . Sekolah
Tinggi Agama Islam (STAI) AL-Hikmah Medan , 113-115.
Yatim, B. (2013). sejarah peradaban islam ( dirasah islamitah II). Jakarta: Rajawali Pers.
13
Download