METODE PEMISAHAN SENYAWA KIMIA Metode pemisahan senyawa kimia Tujuan : • Dapat mendeskripsikan berbagai metode pemisahan; manfaat pemisahan analit, berbagai prinsip pemisahan analit, beberapa faktor yang mempengaruhi pemisahan analit, metode pemisahan dan analisis secara elektrokimia, dan menerapkannya dalam pemisahan analit. TEKNIK PEMISAHAN • SUATU METODE YANG DIGUNAKAN UNTUK MEMISAHKAN DAN ATAU MEMURNIKAN SENYAWA TUNGGAL, KELOMPOK SENYAWA DENGAN SUSUNAN YANG BERKAITAN ATAU SUATU ZAT YANG TERDAPAT DALAM BAHAN ALAM, HASIL PROSES REAKSI BAIK DALAM SKALA LABORATORIUM MAUPUN SKALA INDUSTRI Berdasarkan prosesnya pemisahan dibagi menjadi • Pemisahan dengan proses sederhana: Pemisahan ini hanya dengan cara tunggal, misalnya dua cairan yang tidak bercampur diambil dengan pipet atau corong pisah, destilasi, sentrifugasi, filtrasi, dll. • Pemisahan dengan proses kompleks: Proses yang kompleks ini biasanya memerlukan pembentukan fase yang kedua yaitu dengan menambah cairan, padatan atau gas. Proses ini juga memerlukan pengaturan dengan proses mekanis ataupun rekasi kimia untuk menghasilkan pemisahan yang efektif Hal-hal yang perlu diperhatikan pada proses pemisahan • Tempat senyawa atau komponen yang akan dipisahkan, • • • • • dalam keadaan tercampur atau terikat secara kimia. Kadar senyawa yang dipisahkan Sifat-sifat fisika dan kimia dari senyawa yang dipisahkan Standar kemurnian yang dikehendaki Cemaran atau campuran yang akan menjadi sumber gangguan pada proses pemisahan Keadaan dan harga senyawa yang akan dipisahkan Filtrasi • Digunakan untuk memisahkan partikel tersuspensi dalam cairan atau gas • Biasanya menggunakan media berpori agar partikel tertinggal • Ukuran partikel menentukan besarnya pori. • Sifat partikel menentukan bahan media berpori yang akan digunakan filtrasi Destilasi • Pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih/tekanan uap dari campuran yang akan dipisahkan. • Bahan yang berwujud cair dipanaskan, uap yang tejadi dialirkan melalui suatu pendingin sehingga terjadi pengembunan dan diperoleh destilat. Destilasi ekstraksi • Didasarkan adanya distribusi zat terlarut diantara dua pelarut yang tidak saling bercampur. • Digunakan untuk memisahkan senyawa yang terdapat dalam jaringan tanaman atau hewan, dapat juga untuk pemisahan logam. Ekstraksi Ekstraksi • Ekstraksi atau penyarian merupakan teknik untuk mendapatkan bahan kimia dari suatu pelarut, lingkungan atau sistem, dan dipindahkan ke sistem yang lain. • Penggolongan ekstraksi : • ekstraksi padat dengan cairan (liquid-solid extraction) • ekstraksi cairan dengan padatan (solid-liquid ekstraction) • ekstraksi cair dengan cairan (liquid-liquid ekstraction) • Hal-hal yang harus diperhatikan : • sampel harus mudah didapatkan kembali dari cairan penyari • cairan penyari tidak toksik dan tidak mudah terbakar • Tidak mau campur antara pelarut dan penyari • memiliki perbedaan bobot jenis yang nyata • memiliki titik didih yang nyata • penyari tidak mengganggu pada analisis selanjutnya • tidak menimbulkan buik dan emulsi sewaktu digojok Ekstraksi padat-cair • Prosedur yang umum dilakukan adalah ekstraksi senyawa dari bentuk sediaan padat seperti analisis dalam sediaan tablet. • Prosedurnya cukup sederhana, melibatkan pemilihan pelarut atau gabungan pelarut yang secara ideal akan melarutkan secara sempurna senyawa yang akan dianalisis dan hanya sedikit melarutkan senyawa lain yang akan mengganggu analisis lebih lanjut. • Pada awalnya dilakukan penggerusan matriks padat sehingga diperoleh serbuk yang halus lalu dilanjutkan dengan ekstraksi pelarut, penyaringan, atau sentrifugasi untuk menghilangkan partikulat. Pertimbangan prosedur penyiapan sampel tablet dalam analisis METODE A B PROSDUR RINGKAS 1. Tablet dilarutkan langsung dg pelarut yg sesuai 2. Pengukuran alikuot larutan 1. Menggerus tablet hingga diperoleh serbuk halus 2. 3. KEUNTUNGAN Menghilangkan segregasi Menghilangkan segregasi. Obat dilepaskan secara bebas, dg Melarutkan serbuk ke dalam pelarut yg tidak tergantung pada sesuai karakteristik Pengukuran alikuot tablet. larutan KERUGIAN Obat harus terlarut sempurna dlm pelarut selama tablet mengalami disintegrasi Babarapa bahan tambahan aktiv masih tetap tidak larut karena telah tercapainya batas kelarutan obat. Lanjutan … MET ODE PROSDUR RINGKAS 1. Menggerus tablet hingga diperoleh serbuk halus. C D 2. Melewatkan serbuk kedalam ayakan 60 mesh 3. Pengukuran alikuot larutan 1. Menggerus tablet hingga diperoleh serbuk halus 2. Melarutkan serbuk kedalam pelarut organik 3. Melanjutkan penggerusan 4. Penguapan pelarut 5. Pengukuran residu KEUNTUNGAN KERUGIAN Menghilangkan adanya kecendrungan pengumpulan sehingga akan menghasilkan partikel dg ukuran yang seragam Pengayakan dapat menghasilkan muatan elektrostatik antara partikel yg justru akan menyebabkan terjadinya penggumpalan Menghilangkan adanya kecendrungan penggumpalan dan adanya partikel yang free flowing. Memfasilitasi kelarutan bahan obat dlm pelarut. Obat dan bahan tambahan lainnya dpt berubah secara kimiawi oleh pelarut organik Ekstraksi cairan dengan padatan • Dilakukan dari sampel yang berkadar kecil dalam cairan • Contoh : cemaran pestisida dalam air laut dialirkan kedalam kolom yang berisi bahan penjerap misalnya silika gel, maka pestisida akan tertinggal dalam penjerap silika gel (adsorbsi). O H H O OH OH O O O O O O O Si Si Si Si Si Si O O O O OH OH • Ekstaraksi cair-cair digunakan untuk praperlakuan sampel atau clen-up sampel untuk memisahkan analitanalit dari komponen-komponen matriks yang dapat mengganggu dalam analisis. • Secara umum prosedur ekstraksi cair-cair melibatkan ekstraksi analit dari fase air ke pelarut organik yang bersifat non polar atau agak polar ( heksana, metilbenzen, diklormetan). • Analit-analit yang mudah terekstraksi dalam pelarut organik adalah molekul-molekul netral yang berikatan secara kovalen dengan substituen yang bersifat nonpolar atau agak polar. • Senyawa-senyawa polar dan juga senyawa yang mudah mengalami ionisasi akan tertahan dalam fase air. Teknik ekstraksi … (1) • Ekstraksi cair-cair ditentukan oleh distribusi Nernst (hukum partisi) : “pada konsentrasi dan tekanan yang konstant, analit akan terdistribusi dalam proporsi yang selalu sama diantara dua pelarut yang saling tidak campur”. • Perbandingan konsentrasi kesetimbangan antara dua fase tersebut disebut koofesien distribusi atau koefisien partisi (KD). KD = [S] org [S]aq atau D = (Cs) org (Cs) aq Ket : D : rasio distribusi / rasio partisi Jika tidak ada interaksi antara analit yang terjadi dalam kedua fase maka nilai KD dan D adalah identik Teknik ekstraksi … (2) Umumnya proses ekstraksi dilakukan dengan menggunakan corong pisah dalam waktu beberapa menit. Efisiensi ekstraksi meningkat jika digunakan jumlah larutan ekstraksi yang lebih besar atau dengan melakukan beberapa kali ekstraksi dengan volume yang sama. Syarat pelarut organik yang dipilih : memiliki kelarutan yang rendah dalam air (< 10) dapat menguap sehingga mudah dihilangkan setelah ekstraksi dilakukan memiliki kemurnian yang tinggi untuk meminimalkan kontaminasi sampel. Masalah dalam ekstraksi pelarut Masalah yang sering dijumpai : terbentuknya emulsi analit terikat kuat pada partikulat analit terserap oleh partikulat yang mungkin ada analit terikat pada senyawa yang BM-nya tinggi kelarutan analit secara bersama-samadalam kedua fase. Cara pemecahan emulsi : penambahan garam ke dalam fase air pemanasan atau pendinginan corong pisah penyaringan melalui glass-wool penyaringan dengan kertas saring penambahan sedikit pelarut organik yang berbeda sentrifugasi Ekstraksi asam-basa organik • Banyak obat yang bersifat asam lemah maupun basa lemah. • Senyawa organik dengan gugus fungsi yang bersifat asam • • • • atau basa dapat mengalami disosiasi atau protonasi dalam larutan air sesuai pH larutan. Proses ekstraksi senyawa asam-basa organik dapat dioptimalkan dengan pengaturan pH. Pada pH rendah, senyawa asam (dalam bentuk tak terionkan) akan terekstraksi ke dalam pelarut non polar lebih besar. Pada pH tinggi, senyawa asam akan terionnisasi sempurna sehingga tidak ada yang terekstraksi ke dalam pelarut non polar. Pemisahan campuran asam atau campuran basa hanya mungkin dilakukan jika konstanta disosiasinya berbeda beberapa unit pK. Ekstraksi Senyawa Organik STAT-OTTO-GANG 100-300 mg bahan yang dianalisis + 5 ml air (bila perlu dinetralkan dgn. larutan NaHCO3 8%) + air lagi sampai 10 ml, diasamkan dgn 3N H2SO4 (± 2 ml) sampai pH=1 I Ekstrak eter dlm suasana asam : dikocok dgn 3 x 15 ml berbagai asam eter fenol, ureida, zat dinetralkan dgn larutan NaHCO3 8 % dan + netral asam tartrat 10 % (pH = 4-5) dikocok dgn 3 x 15 ml kloroform (panas) fase eter dikocok dgn 3 x 5 ml 0,5N NaOH dibasakan dgn 3N NaOH sampai pH>10 dikocok dgn 3 x 15 ml eter, bila perlu dikocok fase eter lagi 1-2 x 15 ml kloroform fase air diasamkan dgn 3N H2SO4, lalu pH diasamkan dgn IB dijadikan 9 dgn + 6N NH3 3N H2SO4 dan zat dikocok dgn 3 x 15 ml kloroformdiekstraksi 3 x netral isopropanolol (3:1) 15 ml eter IA asam, fenol, ureida fase air II Ekstrak kloroform dlm suasana asam : asam yg larut dlm kloroform (enol, zat netral, basa lemah) III ekstrak eter dlm suasana basa : beberapa basa IV ekstrak kloroform suasana amoniak : basa, fenol, basa yg larut dlm kloroform V zat yang tak terekstrak dgn mengocokkan : berbagai asam, sulfonamida, karbohidrat, asam amino, senyawa amonium kuartener 22 23 Ekstraksi Senyawa Organik Fraksi 1A : ekstrak eter diasamkan dengan H2SO4, kocok maka akan diperoleh ekstrak : asam karboksilat, fenol dan zat netral. Fraksi 1B : fraksi 1 + larutan basa, kocok maka akan diperoleh zat netral. Larutan basa diasamkan lagi dengan ditambah H2SO4 maka akan diperoleh asam karboksilat, fenol dan senyawa yang larut dalam basa pada fraksi 1A. Fraksi Fraksi 1A Fraksi 2 1A & 1B Netralkan H2SO4 lalu asamkan sampai pH dengan asam tartrat, selanjutnya diekstraksi dengan kloroform maka akan diperoleh fraksifraksi yang mengandung asam karboksilat, zat basa lemah yang larut dalam kloroform. Fraksi 3 Ekstraksi Senyawa Organik … (lanjutan) Fraksi 3 Fraksi 5 Bila fase air dibebaskan kemudian diekstraksi maka akan diperoleh fraksi 3 yang berisi berbagai basa. Bila fase alkali pada fraksi 3 dinetralkan lalu dialkaliskan sampai pH 9 dengan amoniak dan ekstraksi dengan kloroform-isopropanol maka akan diperoleh berbagai basa fenol dalam fraksi 4. Setelah dipisahkan dari fraksi 4 maka akan diperoleh senyawa yang tak dapat dipisahkan dengan pengocokan sebagai fraksi 5 yang berisi : asam hidrofil, sulfonamida, karbohidrat, asam amino, amonium kuartener. Fraksi 4 Ekstraksi fase padat (Solid Phase Extraction [SPE]) • Teknik SPE digunakan untuk pra-perlakuan sampel atau clean-up sampel-sampel yang kotor seperti sampel dengan kandungan matriks yang tinggi seperti garamgaram, protein, polimer, resin dll. • Efisiensi SPE dapat memperoleh recovery yang tinggi (>99 %). • Keuntungan SPE : • Proses ekstyraksi lebih sempurna • Pemisahan analit dari pengganggu yang mungkin ada menjadi lebih efisien • Mengurangi pelarut organik yang digunakan • Fraksi analit yang diperoleh lebih mudah dikumpulkan • Mampu menghilangkan partikulat • Lebih mudah diotomatisasi • Kerugian SPE : • Produsibilitas hasil bervariasi • Adanya adsorbsi yang bolak-balik pada cartridge Tahapan SPE • Pengkondisian • Kolom (cartridge) dialiri dengan pelarut sampel untuk mencapai nilai pH yang sama. • Retensi (tertahannya) sampel • Larutan sampel dilewatkan dalam cartridge baik untuk menahan analit dan mengelusi komponen yang tidak diharapkan , atau sebaliknya. • Pembilasan • Menghilangkan seluruh komponen yang tidak tertahan oleh penjerap selama tahap retensi. • Elusi • Mengambil analit yang dikehendaki jika analit tersebut tertahan pada penjerap. Contoh : Sampel berupa salep dan sirup metil paraben dengan penjerap Kieselguhr. Penambahan HCl 0,01 M ke sampel, tambahkan ke penjerap. Elusi dengan dietil eter atau metanol. Diskusi … Suatu sampel sediaan obat berbentuk salep mengandung asam salisilat dan natrium benzoat, akan dilakukan ekstraksi asam salisilat ke dalam kloroform. Jelaskan teknik / prosedur ekstraksi yang anda usulkan sehingga didapatkan pemisahan yang baik ! Suatu senyawa netral mempunyai koefisien partisi 15 dengan menggunakan eter dan air. Berapakah banyaknya (%) senyawa yang terekstraksi dari 10 ml air jika (i) sejumlah 30 ml eter digunakan untuk mengekstraksi senyawa tersebut; dan (ii) jika ekstraksi dilakukan sebanyak 3 kali masing-masing 10 ml eter secara berurutan ? jika diketahui banyaknya analit dalam fase air setelah n kali ekstraksi (Caq)n dapat dihitung dengan rumus berikut : (Caq)n = Caq [Vaq / (D Vorg + Vaq)]n Dialisis • Digunakan untuk memurnikan koloid • Dispersi koloid diletakkan di dalam kantong yang bersifat membran dan dimasukkan ke dalam air. Senyawa terlarut akan mengalami difusi dan masuk ke dalam air, sedangkan koloid akan tertinggal di kantong dialisis Sedimentasi dan presipitasi • Didasarkan pada kecepatan gerakan ke bawah dari partikel yang terdapat dalam campuran. • Sedimentasi berdasarkan pada ukuran partikel komponen yang akan dipisahkan. • Pemisahan dengan proses presipitasi dilakukan dengan mengatur parameter kimia, antara lain pH, jenis presipitat Sedimentasi dan presipitasi Sentrifugasi • Pemisahan dengan menggunakan alat pemusing (sentrifuge) • Komponen yang lebih berat akan terpisah di dasar wadah sedangkan komponen lainnya berada di atasnya. Sentrifugasi Elektoforesis • Perpindahan partikel-partikel bermuatan karena pengaruh medan listrik • Kegunaan elektroforesis: mendeteksi terjadinya pemisahan bahan, mendeteksi terjadinya kerusakan bahan seperti protein Elektroforesis Osmosis • Osmosis adalah difusi pelarut melalui suatu membran. • Membran yang dipakai bersifat semipermiabel. Osmosis Kromatografi • Dapat digunakan untuk memisahkan senyawa runut ataupun senyawa yang tercampur dengan senyawa lain yang sifatnya agak mirip. • Didasarkan pada perbedaan distribusi campuran senyawa antara dua fasa. Distribusi bersifat reversibel dan senyawa dalam campuran harus dalam dimensi molekuler. Kromatografi Tujuan pemisahan • Pemurnian senyawa • Identifikasi kualitatif • Penentuan kuantitatif komponen yg dicari • Selektif, peka, spesifik Klasifikasi pemisahan • Sifat fisik dan kimia • Tipe proses • Tipe fasa Pemisahan atas dasar sifat fisika kimia • Pengendapan • Destilasi • Ekstraksi • Flotasi • Kromatografi • Beda kelarutan • Beda tekanan uap • Beda kelarutan antara 2 fasa • Beda kerapatan antara zat dan cairan • Distribusi solutdiantara fasa diamdan gerak Pemisahan atas dasar tipe proses mekanis •Dialisis •Kromatografi eksklusi •Filtrasi •Ultrafiltrasi •Sentrifugasi Pemisahan atas dasar tipe proses fisik • Partisi 1. KGP 2. KGC 3. KCC 4. ECC • Destilasi • Sublimasi • Kristalisasi • Pemurnian zona Pemisaha atas dasar sifat proses kimia Perubahan keadaan: 1. Pengendapan 2. Elektrodeposisi • Penopengan (masking): 1. Pertukaran ion Pemisahan atas dasar sifat tipe fase Fase awal Fase kedua gas cairan padatan gas Difusi termal KGC KGP Cairan destilasi KCC ECC DIALISIS KPC PENGENDAPAN ELEKTRODIPOSI SI padatan sublimasi PEMURNIAN NAMA FASE ATAS DASAR PROSES KROMATOGRAFI STASIONER MOBIL EKSTRAKSI REFINAT EKSTRAKTAN DESTILASI DESTILAT RESIDU DIALISIS RESENTAT DIFUSAT FILTRASI RESIDU FILTRAT Pemisahan atas dasar ukuran Filtrasi • Dipakai saringan berpori melalui saringan gravitasi, saringan hisap/pompa vakum Dialisis • pemisahgan berdasar perbedaan kecepatan difusi melalui membran semipermeable (selofan) dengan ukuran pori 15 nm • Krom. Size-eksklusi (permeasi gel atau eksklusi molekuler) Dilakukan bila camp.melalui mutiara partikel berpori, partikel analit kecil masuk ke dlm partikel mutiara, besar keluar melalui kolom. • Kolom dikemas dg partikel kecil (10μm) berpori yg diikat silang dari dekstrin/poliakrilamida. Pemisahan berdasar masa atau densitas • Bila analit & pengganggu memp. Massa atau densitas yg berbeda. • Dasar: gaya sentrifugal (g). Partikel yg akan dipisahkan disuspensikan dalam medium cair, ditempatkan dlm tabung sentrifugal dalam rotor dan diputar dg kec. tinggi (rpm).Kec. Pengendapan tgt pd gaya sentrifugal (g) yg mengenai partikel searah jari-jari (r). Pemisahan berdasar pembentukan komplek • Teknik yg digunakan utk melindungi pengganggu yaitu dg mengikatnya sbg kompleks yg larut; dikenal dg istilah masking / penopengan. • Diperlukan zat penopeng (masking agent) yg sesuai Faktor yang mempengaruhi kestabilan komplek • Kemampuan mengkompleks logam-logam. • Ciri-ciri khas ligan itu. 1. kekuatan basa dari ligan itu, 2. sifat-sifat penyepitan (jika ada), dan 3. efek-efek sterik (ruang). Faktor yang membantu menaikkan selektifitas • Dengan mengendalikan pH larutan dengan sesuai • Dengan menggunakan zat-zat penopeng • Kompleks-kompleks sianida • Pemisahan secara klasik • Ekstraksi pelarut • Indikator • Anion-anion • ‘Penopengan Kinetik Zat penopeng terseleksi Zat penopeng • 1. CN• 2. SCN• • • • 3. NH3 4. F5. S2O32_ 6. Tartrat • 1. Ag,Au,Cd,Co,Cu,Fe, • • • • • • 7. Oksalat • • 8. Asam tioglikolat,dan lain- • lain Spesies yg dapat ditopeng: Hg,Mn,Ni,Pd,Pt,Zn 2. Ag,Cd,Co,Cu,Fe,Ni, Pd,Pt,Zn 3. Ag,Co,Cu,Fe,Pd,Pt 4. Al,Co,Cr,Mg,Mn,Sn,Zn 5.Au,Cd,Co,Cu,Fe,Pb,Pd,Pt, Sb 6.Al,Ba,Bi,Ca,Ce,Co,Cr,Cu,F e,Hg,Mn,Pb,Pd,Pt,Sb,Sn,Zn 7. Al,Fe,Mg,Mn,Sn 8. Cu,Fe,Sn Pemisahan berdasarkan perubahan keadaan • Bila analit dan pengganggu berada dalam fasa yang sama, dipengaruhi per. Fisika dan kimia • Per. Fisika: destilasi, sublimasi, rekristalisasi • Per.kimia: SiO2 dpt dipisahkan dr sampel dg HF shg terbentuk SiF4 yg kemudian dpt dipisahkan dg cara diuapkan. • NH4+ dpt dipisahkan dr sampel dg dijadikan basa, shg terbentuk NH3 dan dpt dihilangkan dg destilasi. Pemisahan berdasarkan partisi antar fase • Dasar: partisi selektif analit atau pengganggu antara 2 fasa yg tdk dpt bercampur • S fasa1 S fasa2 • KD= S fasa1 / S fasa2 Contoh penggunaan zat penopeng • KOH SEBAGAI ZAT PENOPENG (MASKING AGENT) • UNTUK EKSTRAKSI TIMBAL-DITIZON DALAM KLOROFORM DENGAN ADANYA INTERFERENSI Zn(II) dan Sn(II) IDENTIFIKASI SENYAWA Perubahan / Reaksi Kimia • Perubahan / reaksi yang akan menghasilkan zat / senyawa baru • Contoh: Pembakaran CxHy + O2 --> CO2 + H2O + panas Ciri Perubahan/reaksi kimia • Terbentuknya warna • Terbentuknya endapan • Terbentuknya panas • Terbentuknya bau/gas • Ciri lainnya Bagaimana ciri perubahan kimia bisa digunakan untuk identifikasi? • Harus spesifik artinya hanya mempunyai reaksi atau hasil pengamatan yang khas terhadap zat tertentu contoh: identifikasi borat dengan pembakaran menghasilkan warna hijau (warna khas) Mekanisme pembentukan warna • Pembentukan senyawa kompleks antara molekul organik dengan logam contoh: identifikasi fenol dengan feri klorida OH + FeCl3 Fe(O- )3 Mekanisme pembentukan warna • Pemasukan gugus pembentuk warna / kromofor • contoh: ident metanol dengan pereaksi kromotropat akan menghasilkan warna ungu Ident senyawa alkaloid dengan ninhidrin Uji Asam Amino Secara Ninhidrin Positif: warna biru sampai biru keunguan Tugas 1. Buat reaksi asam-asam amino dengan pereaksi Ninhidrin ! Mekanisme pembentukan warna • Adanya reaksi reduksi – oksidasi Contoh: identifikasi raksa dengan kawat tembaga dengan adanya pelapisan / pembentukan amalgam Mekanisme pembentukan warna • Penyerapan cahaya tampak oleh atom netral Contoh: identifikasi logam dengan pembakaran H3BO3 ----> B panas Mekanisme pembentukan endapan • Hasil reaksi / produk merupakan senyawa dengan kelarutan yang sangat kecil contoh ident Clor dengan penambahan perak Cl- + Ag+ --> AgCl Cl- larut dalam air Ag+ larut dalam air AgCl tidak larut dalam air, sehingga mengendap Mekanisme pembentukan endapan • Terjadi reaksi kopling, menghasilkan molekul ber BM besar dan hidrofobik contoh ident anhidrida asam Spesifisitas identifikasi dengan Reaksi kimia • Penentuan golongan kimia misal: alkohol, aldehid, karboksilat, dll • Penentuan golongan senyawa aktif misal: alkaloid, steroid, flavonoid, terpenoid, dll • Penentuan jenis-jenis atom, misal N, S, O dll • Penentuan jenis-jenis molekul tertentu: formaldehid Contoh spesifisitas • Identifikasi glukosa dengan pereaksi Benedict dan Fehling, untuk sampel hasil hidrolisis tepung-tepungan ??? Tidak spesifik, karena pereaksi tsb untuk yang punya gugus aldehida Contoh spesifisitas • Identifikasi Morfin dengan pereaksi Dragendorf ??? Tidak spesifik, karena pereaksi tsb untuk yang punya gugus amina Contoh spesifisitas • Identifikasi asam amino glutamat dari sampel hasil hidrolisis protein dengan pereaksi ninhidrin ??? Tidak spesifik, karena pereaksi tsb untuk yang punya gugus amina Bagaimana meningkatkan spesifisitas • Metode dilengkapi dengan pemisahan: kromatografi atau elektroforesis Contoh: Setelah di KLT disemprot dengan pereaksi dimaksud Identifikasi glutamat secara klt dengan penampak bercak ninhidrin: lebih spesifik, karena selain warna, ada faktor retardation (Rf) karena pemisahan ANALISIS KUALITATIF: Uji Pendahuluan Uji Konstanta Fisika Uji Kelarutan Uji Klasifikasi Gugus Fungsi Sintesis Turunan Gugus Fungsi Nama Test Klasifikasi secara kimia alkil halida perak nitrat (etanolis) uji natrium iodida alkena uji bromin uji iodin larutan K-permanganat alkuna uji bromin larutan K- permanganat deteksi Na dari Hidrogen aktif senyawa aromatis azoksibenzen dan Al klorida kloroform dan Al klorida asam sulfat pekat ANALISIS KUALITATIF: Uji Pendahuluan anhidrida asam Uji Konstanta Fisika Uji Kelarutan Asil Halida Uji Klasifikasi Gugus Fungsi Sintesis Turunan Alkohol pembentukan anilida pembentukan ester (reaksi SchottenBaumann) uji asam hidroksamat Hidrolisis pembentukan anilida ester formation (Schotten-Baumann reaction) Hidrolisis uji asam hidroksamat perak nitrat (etanolis) asetil klorida Ceri amonium nitrat anhidrida Kromat (oksidasi Jones) HCl / Seng Klorida (Uji Lucas) Uji iodoform Deteksi Na dari Hidrogen aktif ANALISIS KUALITATIF: Aldehida Uji Pendahuluan Uji Konstanta Fisika Uji Kelarutan Uji Klasifikasi Gugus Fungsi amida Sintesis Turunan amina larutan Benedict anhidrida kromat (oksidasi Jones) 2,4-dinitrofenilhidrazin larutan Fehling pereaksi Fuchsin-aldehida (pereaksi Schiff) hidroksilamin HCl kompleks penambahan Na bisulfit Uji Tollens uji asam hidroksamat Hidrolisis NaOH asetil klorida benzensulfonil klorida (metode Hinsberg) nikel klorida, Karbon disulfida, dan amonium hidroksida nikel klorid dan 5-nitrosalicilaldehida asam nitrat deteksi Na pada hidrogen aktif ANALISIS KUALITATIF: Uji Pendahuluan Uji Konstanta Fisika Uji Kelarutan Uji Klasifikasi Gugus Fungsi Sintesis Turunan asam amino pembentukan kompleks tembaga uji ninhidrin asam nitrat karbohidrat asetil klorida uji Benedict uji boraks larutan Fehling osazon oksidasi asam periodat uji Tollen asam karboksilat pembentukan ester (reaksi SchottenBaumann) perak nitrat (etanolis) uji Na bicarbonat ester asam hidroiodat (metode olkoksi Zeisel) uji asam hidroksamat ANALISIS KUALITATIF: Uji Pendahuluan Uji Konstanta Fisika eter keton Uji Kelarutan Uji Klasifikasi Gugus Fungsi Sintesis Turunan nitril senyawa nitro fenol Uji ferrox asam hidroiodat (metode alkoksi Zeisel) uji iodin 2,4-dinitrofenilhidrazin hidroksilamin HCl uji iodoform sodium bisulfite addition complex uji asam hidroksamat Hidrolisis NaOH Reduksi fero hidrooksida Pereaksi NaOH pereaksi Seng dan amonium Klorida asetil klorida air bromin ceri amonium nitrat pereaksi fer klorida-piridine Uji Liebermann Larutan KMnO4 ANALISIS KUALITATIF: Uji Pendahuluan Uji Konstanta Fisika Uji Kelarutan Uji Klasifikasi Gugus Fungsi Sintesis Turunan sulfonamida asam sulfonat sulfonil klorida uji penggabungan NaOH uji asam hidroksamat uji asam hidroksamat perak nitrat (etanolis) uji Na iodida Identifikasi Alkil Halida Rumus : R – X, dengan X = F, Cl, Br, I 1. Perak Nitrat etanolis endapan 2. Uji Natrium Iodida Endapan NaCl atau NaBr Identifikasi Alkena 1. Uji bromin Hilang warna brom, tanpa pengeluaran gas HBr 2. Uji iodin Hilang warna iodin (coklat) Identifikasi Alkena 3. Uji Kalium permanganat Hilangnya warna KMnO4 (ungu) Identifikasi Alkuna 1. Uji bromine Hilang warna brom, tanpa pengeluaran gas HBr 2. Uji KMnO4 Identifikasi Alkuna 3. Deteksi Na dari Hidrogen aktif Terbentuknya gas hidrogen CH3C=CH + Na ---> CH3C=CNa + H2 CH3C=CCH3 + Na ---> tidak bereaksi Identifikasi Aromatis 1. Azoksibenzen dan Al klorid 2. Uji kloroform dan Al klorid Compound Color benzene and its homologs orange to red aryl halides orange to red naphthalene blue biphenyl purple phenanthrene purple anthracene green Identifikasi Aromatis 3. Asam sulfat berasap Padatan larut, pelepasan panas Identifikasi Anhidrida asam 1. Pembentukan Anilida endapan Identifikasi Anhidrida asam 2. Uji asam hidroksamat magenta Identifikasi Anhidrida asam 3. Hidrolisis Panas dan gas CO2 Identifikasi Asil Halida 1. Pembentukan ANILIDA endapan 2. Hidrolisis Panas dan CO2 3. Uji Asam Hidroksamat Magenta 4. Uji perak nitrat (etanolis) Endapan perak karboksilat. Larut dengan asam nitrat encer Identifikasi Alkohol 1. Asetil klorida Ada lapisan terpisah ester 2. Ceri amonium nitrat Merah / coklat 3. Anhidrida Kromat (oksidasi Jones) 4. Uji Lucas Terbentuk emulsi atau warna awan • alkohol tersier => 2 - 3 min. •Alkohol sekunder => 5 - 10 min •Alkohol primer => tidak bereaksi 5. Uji Iodoform Pembentukan padatan iodoform (kuning) 6 Sodium Detection of Active Hydrogen Pembentukan gas hidrogen Aldehida 1. Benedict Endapan tembaga(I) oksida merah, kuning, kuning kehijauan 2. Reaksi dengan 2,4-Dinitrophenylhydrazine endapan 2. Larutan Fehling Endapan tembaga(I) oksida warna merah, kuning, atau kuning kehijauan 3. Pereaksi Fuchsin-Aldehyde (pereaksi Schiff) HO OH O HO OH OH Pembentukan larutan violet-purple 4. Uji Hidroksilamin Hidroklorida Perubahan warna dari orange ke merah red 5. Kompleks dengan penambahan Na Bisulfit Positif: pembentukan endapan 6. Uji Tolens Terbentuk cermin perak atau endapan hitam Amida 1. Uji asam Hidroksamat Terbentuk warna merah sampai violet. 2. Hidrolisis dengan NaOH 1o amida - terbentuk ammonia 2o amida – lakmus berubah biru 3o amida – lakmus berubah biru Amina 1. Pereaksi Asetil klorida 1o amine 2o amine Amina primer dan sekunder membentuk amida yang mengendap 2. benzenesulfonyl chloride (Hinsberg's method) 1o Amine 1o amines - dissolves in base and precipitates from acid is a positive test. 2o amines - precipitates from base and no change from acid is a positive test. 3o amines - precipitates from base and dissolves in acid is a positive test. 2o Amine 1o amines - dissolves in base and precipitates from acid is a positive test. 2o amines - precipitates from base and no change from acid is a positive test. 3o amines - precipitates from base and dissolves in acid is a positive test. 3o Amine 1o amines - dissolves in base and precipitates from acid is a positive test. 2o amines - precipitates from base and no change from acid is a positive test. 3o amines - precipitates from base and dissolves in acid is a positive test. Nickel Chloride, Carbon Disulfide, Ammonium Hydroxide Test 2o Amine 2o amines- precipitate is a positive test. Nickel Chloride and 5-Nitrosalicylaldehyde Test 2o Amine 1o aliphatic amines- immediate copious precipitate is a positive test. 1o aromatic amines- copious precipitate (after 2 - 3 minutes) is a positive test. Asam Amino 1. Pembentukan Kompleks Cu A moderate to deep blue color of a liquid or a dark blue solid is a positive test. 2. Ninhidrin A blue to blue-violet color is given by a-amino acids and constitutes a positive test. Other colors (yellow, orange, red) are negative. HO Karbohidrat OH HO O HO 1. Uji Benedict OH glucose Precipitation of copper(I) oxide as a red, yellow, or yellowish-green solid is a positive test. 2. Tolens Formation of silver mirror or black precipitate is a positive test. Sulfonamida Penggabungan dengan NaOH A positive test for the presence of a sulfonamide is the evolution both of ammonia or amine and of sulfur dioxide Asam Sulfonat The magenta color of the ferric hydroxamate complex is a positive test. Identifikasi Senyawa Bahan Alam secara kimia • alkaloids • coumarin • flavonoid • lignans • steroid • terpenoid Alkaloid • Senyawa metabolit sekunder • bahan alam: tanaman, tumbuhan, mikroba • biasanya aktif secara farmakologi • Mempunyai atom Nitrogen, umumnya atom N merupakan bagian dari cincin • Alkaloid dari kata alkaline: yaitu basa larut air. • contoh morphine, reserpine dan taxol. flavonoid • Pereaksi FeCl3 • Logam Na • Logam Mg / HCl