Uploaded by User36869

SAP MENYUSUI EFEKTIF

advertisement
SATUAN ACARA PENYULUHAN
“TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR”
Topik
: Teknik menyusui yang benar
Judul
: “Peningkatan Pengetahuan klien mengenai teknik
menyusui yang benar”
Hari/Tanggal
: Selasa, 22 oktober 2019
Waktu
: 10.05-10.25 WITA (1 x 20 menit)
Tempat Pelaksanaan
: Puskesmas Bahu
Sasaran
: pasien dan keluarga pasien
Sub Topik
:
1. Teknik menyusui yang benar
2. Perawatan Puting yang lecet
A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 20 menit, diharapkan sasaran
penyuluhan dapat memahami tentang teknik menyusui yang benar dan
memahami cara perawatan pada puting yang lecet
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 20 menit, diharapkan sasaran
penyuluhan mampu:
1) Memahami teknik menyusui yang benar dan mengerti cara melakukan
perawatan puting yang lecet
B. Tempat
Puskesmas Bahu
1
C. Waktu
Kegiatan akan berlangsung pada Selasa, 22 Oktober 2019 selama 20 menit mulai
Pkl. 10.05 s.d Pkl. 10.25
D. Sasaran
Pasien dan keluarga pasien
E. Penyelenggara Penyuluhan
Penyelenggara penyuluhan adalah mahasiswa profesi Ners Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado.
F. Pelaksanaan Kegiatan
No. Waktu
Kegiatan Penyuluh
1.
Pendahuluan:
2.
2 menit
-
memberikan salam kepada sasaran.
-
memperkenalkan diri kepada
salam
- Sasaran menyimak.
-
menjelaskan topik penyuluhan.
- Sasaran menyimak.
-
menjelaskan tujuan penyuluhan.
- Sasaran menyimak.
-
menjelaskan waktu pelaksanaan.
- Sasaran menyimak.
Pelaksanaan:
(10 menit
Penyampaian Materi
materi, 5
- Pembagian leaflet pada sasaran.
menit
jawab)
- Sasaran membalas
sasaran.
15 menit
tanya
Kegiatan Peserta
- Sasaran menerima
leaflet yang diberikan
- Penyaji menggali sedikit informasi
- Sasaran
pada sasaran mengenai cara menyusui
mengeksplorasi apa
klien selama ini dan apakah puting
yang mereka ketahui
klien lecet atau tidak
tentang cara menyusui
yang elama ini
dilakukan
2
- Penyaji menjelaskan materi mengenai
- Sasaran
:
memperhatikan
1) Teknik menyusui yang benar
penjelasan dan
2) Cara perawatan pada puting
mencermati materi.
yang lecet
Tanya Jawab
- Moderator membuka sesi tanya jawab.
-
Sasaran mengajukan
pertanyaan.
- Penyaji Materi menjawab pertanyaan
sasaran.
-
Sasaran
memperhatikan
jawaban yang
diberikan.
3.
3 menit
Penutup
Evaluasi
- melakukan evaluasi dengan
 Sasaran menjawab
memberikan beberapa pertanyaan
pertanyaan evaluasi
- menyimpulkan hasil penyuluhan.
- Sasaran menyimak
kesimpulan yang
disampaikan oleh
moderator.
Terminasi
- Mengakhiri dengan salam
- Menjawab salam
G. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3
H. Media
1. Leaflet
I. Setting Tempat
1
2
2
Keterangan gambar:
1. Penyuluh
2. Peserta
J.
Pengorganisasian kelompok
Penyaji materi
: Olievia Eka Widie Hardnata
K. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Rencana kegiatan dipersiapkan satu hari sebelum kegiatan dengan melakukan
kontrak waktu pertemuan. Sarana prasarana seperti leaflet disiapkan paling
lambat satu hari sebelum pelaksanaan.
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan berlangsung tepat waktu
b. sasaran sangat antusias dengan materi penyuluhan
c. Sasaran tidak mengajukan pertanyaan, sasaran dapat menjawab
pertanyaan dengan benar
3. Evaluasi Hasil
Sasaran penyuluhan mampu :
1) Memahami teknik menyusui yang benar dan mengerti melakukan proses
perawatan pada puting yang lecet
4
Pembahasan
A. TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR
Menyusui merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi ibu sekaligus
memberikan manfaat yang tidak terhingga pada anak. Keberhasilan menyusui
harus diawali dengan kepekaan terhadap waktu yang tepat saat pemberian
ASI. Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi
dengan
perlekatan
dan
posisi
ibu
dan
bayi
dengan
benar.
Tujuan menyusui:
 Untuk merangsang produksi susu
 Memperkuat reflex mengisap bayi
 Bayi menjadi tenang
 Memperkuat ikatan kasih sayang antara ibu dan anak
 Mencegah terjadinya mastitis (radang payudara)
Langkah-langkah
menyusui
yang
benar
:
1. Cuci tangan dengan air bersih dan menggunakan sabun
2. Pilihlah posisi nyaman, duduk bersandar, tidak miring, atau berdiri. Bila
duduk, jangan sampai kaki menggantung.
3. Peras sedikit ASI dan oleskan disekitar putting sebagai desinfektan dan
menjaga kelembaban putting susu
4. Posisikan kepala bayi pada lengkung siku, kepala bayi tidak boleh
tertengadah sokohng badan bayi dengan lengan dan bokong bayi ditahan
dengan telapak tangan, peganglah bayi dengan satu lengan saja
5. Posisi satu lengan bayi dibawah ketiak dan satu di depan
6. Bayi dihadapkan ke payudara, perut bayi menenpel badan ibu, kepala bayi
menghadap payudara sehingga telinga dan lengan bayi berada pada sat ugaris
lurus.
7. Tataplah bayi dengan kasih sayang untuk mempererat hubungan anatar ibu
dan anak
5
8. Peganglah payudara dengan ibu jari yang lain menopang dibawah, jangan
menekan putting susu atau areolanya saja.
9. Beri rangsangan kepada bayi agar membuka mulut (rooting reflex) dengan
cara: menyetuh pipi dengan putting susu, atau menyentuh sisi mulut bayi.
10. Setelah bayi membuka mulut, dekatkan kepala bayi ke payudara ibu
dengan putting serta areola dimasukkanke mulut bayi, usahakan sebagian
besar areola dapat masuk kedalam mulut bayi.
11. Ganti menyusui dengan payudara yang lain apabila padasatu payudara
sudah terasa kosong. Lepaskan isapan dengan cara, jari kelingking
dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut, dagu bayi ditekan kebawah.
12. Ketika menyusui berikutnya dimulai dari payudara yang belum
terkosongkan
13. Setelah selesai menyusui, keluarkan ASI sedikit kemudian oleskan pada
putting susu dan areola sekitarnya. Biarkan kering sendiri
14. Kemudian sendawakan bayi dengan cara,bayi digendong tegak dengan
bersandar pada bahu ibu kemudian punggungnya ditepuk pelahan-lahan, atau
bayi tidur tengkurap di pangkuan ibu, kemudian punggungnya ditepuk
perlahan-lahan.
Persiapan memperlancar pengeluaran ASI dilaksanakan dengan jalan:
1. Membersihkan putting susu dengan air atau minyak, sehingga epital yang
lepas tidak menumpuk
2. Putting susu di tarik-tarik setiap mandi, sehingga menonjol untuk
memudahkan isapan bayi
3. Bila putting susu belum menonjol dapat memakai pompa susu
Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan
putting susu menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi
produksi ASI selanjutnya atau bayi enggan menyusu. Apabila bayi telah
menyusui dengan benar maka akan memperlihatkan tanda-tanda sebagai
6
berikut yaitu : bayi tampak tenang, badan bayi menempel pada perut ibu,
mulut bayi terbuka lebar, dagu bayi menempel pada payudara ibu, sebagian
areola masuk kedalam mulut bayi, putting susu tidak terasa nyeri, telinga dan
lengan bayi terletak pada satu garis lurus, kepala bayi agak menengadah.
 Posisi Menyusui:
o Posisi Menggendong (Cradle Hold)
Pada posisi klasik menyusui ini, bayi digendong dengan kepala
bayi di lekuk siku tangan ibu. Jika dia menyusu pada payudara kanan,
letakkan kepalanya pada lekuk siku tangan kanan Anda dan
bokongnya pada telapak tangan kanan. Arahkan badan bayi, sehingga
telinganya berada pada satu garis lurus dengan tangan bayi yang ada di
atas. Dengan kata lain, bayi berbaring menyamping dengan wajah,
perut, dan lutut menempel pada dada dan perut ibu. Tangan bayi yang
lain
dibiarkan
seolah-olah
merangkul
badan
ibu,
sehingga
mempermudah mulut bayi mencapai payudara.
o Posisi Menggendong Silang (Cross Craddle Hold)
Pada posisi ini, ibu tidak menyangga kepala bayi dengan lekuk
siku, melainkan dengan telapak tangan. Jadi, jika ibu menyusuinya
dengan payudara kanan, dia akan menggunakan tangan kiri untuk
memegang bayi. Posisikan bayi, sehingga kepala, dada dan perutnya
menghadap ibu. Lalu, arahkan mulutnya ke puting susu ibu dengan ibu
jari dan tangan ibu lainnya di belakang kepala dan bawah telinganya.
Posisi ini dapat dipilih bila bayi memiliki kesulitan menempelkan
mulutnya ke puting ibu. Misalnya jika payudara ibu besar sementara
mulut bayi kecil.
o Posisi Menyangga Kepala (Football Hold)
Sesuai dengan namanya, pada posisi ini, ibu menyangga kepala
bayi dengan telapak tangan, sementara tubuh bayi 'diselipkan' di antara
tangan ibu, seperti memegang bola atau tas tangan. Jika ibu akan
7
menyusui pada payudara kanan, maka ibu memegang bayi dengan
tangan kanan. Demikian sebaliknya. Arahkan mulut bayi ke arah
puting susu ibu, yang dimulai dengan dagunya. Tindakan ini harus
dilakukan dengan hati-hati, karena jika ibu mendorongnya dengan
keras ke arah payudara, bayi akan menolak dan menggerakkan
kepalanya "melawan" tangan Anda. Posisi ini bisa dipilih jika ibu
menjalani jallur caesar. Selain itu, posisi ini uga bisa digunakan jika
bayi tersebut berukuran kecil atau mengalami kesulitan dalam meyusu,
maupun puting susu ibu datar, atau ibu mempunyai bayi kembar.
o Posisi Bersandar (Laid Back Positions)
Ibu duduk santai bersandar pada punggung beralaskan bantal,
susui bayi dengan posisi bayi tengkurap di atas perut ibu. Untuk ibu
yang melahirkan caesar, susui bayi dengan posisi bayi tengkurap di
atas bahu ibu, kepala bayi menghadap ke bawah di atas payudara
sedangkan kaki bayi di atas bahu ibu. Posisi ini juga bisa digunakan
untuk menyusui bayi kembar.
o Posisi Tidur Bersisian (Side Lying)
Berbaringlah di samping bayi, sambil memposisikan kepala
bayi Anda menghadap ke puting. Anda bisa sambil memegang badan
bayi dengan satu tangan, untuk mencegah ia terguling dan jatuh. Ini
merupakan posisi yang paling baik untuk Anda yang melahirkan
dengan operasi caesar. Pasalnya, pasca operasi, badan Anda akan lebih
sulit
untuk
digerakkan,
sehingga
berbaring
sambil menyusui
merupakan posisi paling tepat.
B. PERAWATAN PADA PUTING YANG LECET
Puting lecet saat menyusui biasanya terjadi di minggu pertama setelah
melahirkan. Sebagian ibu mengalami lecet ringan yang membaik dalam
beberapa hari. Namun, ada pula yang mengalami lecet hingga berminggu-
8
minggu lamanya. Ada banyak hal yang membuat puting payudara lecet saat
menyusui. Beberapa di antaranya adalah:

Cara menyusui yang salah. Penyebab puting lecet yang paling umum
adalah pelekatan yang tidak sempurna. Ini bisa terjadi ketika puting dan
bagian sekitar payudara tidak masuk dengan benar ke dalam mulut bayi.
Meski awalnya hanya menyebabkan sakit atau tidak nyaman saat
menyusui, lama kelamaan hal ini bisa membuat puting terluka.

Infeksi payudara. Puting lecet saat menyusui juga bisa menjadi tanda
adanya
infeksi
atau
peradangan
pada
jaringan
payudara,
yang
disebut mastitis. Kondisi ini terjadi ketika bakteri menginfeksi jaringan
payudara melalui luka di puting maupun saluran air susu. Biasanya bakteri
ini berasal dari mulut bayi dan permukaan kulit payudara.

Saluran susu tersumbat. Kondisi ini ditandai dengan adanya lapisan
kulit tipis berwarna putih atau kuning yang tumbuh di bagian atas saluran
susu. Saluran susu yang tersumbat akan membuat ASI sulit untuk keluar,
akibatnya bayi akan menyedot lebih kuat dan akhirnya puting pun terasa
sakit. Selain itu, saluran ASI yang tersumbat juga bisa menyebabkan
peradangan, sehingga payudara dan puting terasa sakit.

Infeksi jamur. Karena sistem kekebalan tubuhnya yang masih lemah,
bayi rentan mengalami infeksi jamur pada mulut dan lidah. Jamur ini bisa
menempel
pada
puting
ibu
saat
bayi
menyusu.
Jika puting terinfeksi, akan timbul gejala berupa lecet, kemerahan, gatal,
permukaan puting terlihat mengkilap, dan payudara terasa nyeri pada saat
menyusui atau setelahnya.

Gesekan pompa ASI atau mulut bayi. Puting lecet juga bisa disebabkan
oleh penggunaan pompa ASI yang tidak benar atau kesalahan posisi
menyusui. Akibatnya, gesekan pada saat menyusui atau memompa ASI
membuat puting melepuh.
9
Berikut adalah beberapa cara mengatasi puting lecet yang bisa Anda lakukan:

Hindari membersihkan bagian puting dengan sabun, karena dapat
membuat kulit menjadi kering.

Agar sirkulasi udara berjalan dengan baik, gunakan bra menyusui
berbahan katun dan bersih.

Setelah selesai menyusui, peras keluar sekitar dua tetes ASI, kemudian
gosokkan ke sekitar kulit puting dengan lembut.

Biarkan puting benar-benar kering sebelum kembali berpakaian.

Jika kulit di sekitar puting berdarah atau tampak pecah-pecah, gunakan
minyak kelapa atau minyak zaitun untuk mencegah kulit di sekitar puting
retak. Caranya, bersihkan area sekitar puting dengan dengan air, lalu
oleskan minyak kelapa/zaitun pada puting. Lakukan ini setelah menyusui
bayi, dan pastikan membersihkan payudara sebelum kembali menyusui
bayi.

Kompres dingin juga bisa membantu meredakan nyeri pada puting setelah
menyusui. Caranya, bungkus es dengan selembar kain dan usapkan ke
sekitar payudara dan puting. Lakukan kompres ini setiap beberapa menit
sekali hingga bengkak dan nyeri berkurang.
Jika puting lecet saat menyusui tidak juga membaik atau justru semakin
memburuk
walaupun
telah
dilakukan
cara-cara
perawatan
di
atas,
segeralah berkonsultasi dengan dokter. Untuk mencegahnya terjadi lagi, jangan
malas merawat payudara selama menyusui.
10
Download