Uploaded by User36839

ASKEP HALUSINASI FIKS(1)

advertisement
TUGAS KEPERAWATAN KELUARGA DAN KOMUNITAS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HALUSINASI
OLEH :
1.
NI MADE ARIK PUSPARANI
2.
ANDRY
3.
DWIJAYANTI
4.
NI LUH HENI NURYANI
5.
I PUTU PAHANG REFORANSA PUTRA (16C11847)
6.
NI PUTU YUMI MASYUNIATI
(16C11879)
PRODI SARJANA KEPERAWATAN
FALKUTAS KESEHATAN
INSTITUT TEKNOLOGI DAN ILMU KESEHATAN (ITEKES) BALI
TAHUN AJARAN 2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
tanpa berkat dan rahmat Nya-lah kami tidak dapat menyelesaikan makalah tentang
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Halusinasi tepat pada waktu yang telah di
tentukan. Kami juga berterimakasih kepada pihak yang baik secara langsung
ataupun tidak langsung membantu kami dalam mengerjakan makalah ini.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang di berikan pada mata
pelajaran Keperawatan Keluarga dan Komunitas pada semester VII di ITEKES
BALI.
Penulis ini mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang memebantu dan menyelesaikan makalah ini, khususnya pada dosen
yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan.
Karena itu penulis meminta saran maupun kritik secara terbuka. Semoga makalah
ini bisa menjadi pedoman dan bermanfaat bagi para pembaca dan dosen penguji.
Terimakasih
Denpasar, 5 November 2019
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ...................................................................................................... i
Daftar Isi ................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Tujuan .............................................................................................................2
1.3 Manfaat ...........................................................................................................3
BAB II LAPORAN PENDAHULUAN ................................................................4
2.1 Pengertian .......................................................................................................4
2.2 Penyebab/Etiologi...........................................................................................4
2.3 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Persalinan ..........................................7
2.4 Jenis – jenis persalinan ..................................................................................7
2.5 Fase Persalinan ..............................................................................................8
2.6 Patofisiologi ..................................................................................................13
2.7 Tanda dan Gejala Persalinan .......................................................................14
2.8 Langkah – Langkah Persalinan Normal ......................................................16
2.9 Pemeriksaan Penunjang ...............................................................................21
2.10 Penatalaksanaan .........................................................................................22
2.11 WOC ...........................................................................................................23
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN ...............................................................26
3.1 Pengkajian ....................................................................................................26
ii
3.2 Intervensi .....................................................................................................26
3.3 Implementasi ................................................................................................44
3.4 Evaluasi ........................................................................................................44
BAB IV PENUTUP ..............................................................................................46
4.1 Kesimpulan ...................................................................................................46
4.2 Saran .............................................................................................................47
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut WHO (World Health Organization), masalah gangguan
jiwa di dunia ini sudah menjadi masalah yang semakin serius. Paling tidak,
ada satu dari empat orang di dunia ini mengalami gangguan jiwa. WHO
memperkirakan ada sekitar 450 juta orang di dunia ini ditemukan
mengalami gangguan jiwa. Berdasarkan data statistik, angka pasien
gangguan jiwa memang sangat mengkhawatirkan .
Menurut UU Kesehatan Jiwa No.3 Tahun 1966, Kesehatan Jiwa
adalah
suatu
fisik.,intelektual,
keadaan
yang
emosional
secara
memungkinkan
optimal
dari
perkembangan
seseorang
dan
perkembangan ini selaras dengan dengan orang lain. Sedangkan menurut
American Nurses Associations (ANA) keperawatan jiwa merupakan suatu
bidang khusus dalam praktek keperawatan yang menggunakan ilmu
perilaku manusia sebagai ilmu dan penggunaan diri sendiri secara
terapeutik sebagai caranya untuk meningkatkan, mempertahankan,
memulihkan kesehatan jiwa.
Di Rumah Sakit Jiwa di Indonesia, sekitar 70% halusinasi yang
dialami oleh pasien gangguan jiwa adalah halusinasi pendengaran, 20%
halusinasi penglihatan, dan 10% adalah halusinasi penghidu, pengecapa
dan perabaan. Angka terjadinya halusinasi cukup tinggi. Berdasarkan hasil
pengkajian di Rumah Sakit Jiwa Medan ditemukan 85% pasien dengan
kasus halusinasi.
Gangguan orientasi realita adalah ketidakmampuan individu untuk
menilai dan berespon pada realita. Klien tidak dapat membedakan
rangsangan internal dan eksternal, tidak dapat membedakan lamunan dan
kenyataan. Klien juga tidak mampu untuk memberikan respon yang
akurat, sehingga tampak perilaku yang sulit dimengerti. Halusinasi adalah
4
penyerapan (persepsi) panca indera tanpa adanya rangsangan dari luar
yang dapat meliputi semua panca indera dan terjadi disaat individu sadar
penuh (Depkes dalam Dermawan dan Rusdi, 2013)
Halusinasi pendengaran adalah klien mendengar suara-suara yang
tidak berhubungan dengan stimulasi nyata yang orang lain tidak
mendengarnya (Dermawan dan Rusdi, 2013). Sedangkan menurut
Kusumawati (2010) halusinasi pendengaran adalah klien mendengar suarasuara yang jelas maupun tidak jelas, dimana suara tersebut bisa mengajak
klien berbicara atau melakukan sesuatu.
Dari berbagai pemaparan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
pada saat persalinan normal memiliki hambatan dan masalah saat
melahirkan. Dengan adanya masalah-masalah yang telah dijabarkan maka
penulis tertarik untuk menulis mengenai “Asuhan Keperawatan Teoritis
Pada Pasien Halusinasi”.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah bagaimana
kajian teori dan asuhan keperawatan teoritis pada pasien halusinasi ?
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui kajian teori dan asuhan keperawatan teoritis pada
pasien halusinasi
2. Tujuan Khusus
a.
Untuk mengetahui laporan pendahuluan pada pasien halusinasi
b.
Untuk
mengetahui
bagaimana
keperawatan pada persalinan normal
5
penatalaksanaan
medis
dan
1.4 Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Manfaat dari penulisan makalah ini diharapkan bisa menjadi acuan
pembelajaran untuk menambah ilmu mengenai keperawatan komunitas
dan keluarga khususnya dalam memberikan asuhan keperawatan pada
pasien halusinasi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Institusi
Asuhan keperawatan teoritis ini diharapkan mampu menambah
keperpustakaan yang akan digunakan dalam penambahan ilmu
mengenai Keperawatan komuniatas dan keluarga khususnya dalam
menangani ibu dengan persalinan normal.
b. Bagi Pembaca
Diharapkan
bisa
menjadi
acuan
pembelajaran
mengenai
Keperawatan anak khususnya dalam pemberian asuhan keperawatan
pada pasien halusinasi.
6
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN
A. TINJAUAN TEORI
1. Pengertian Halusinasi
Halusinasi adalah gangguan persepsi sensori atau suatu objek tanpa
adanya rangsangan dari luar, gangguan persepsi sensori ini meliputi
seluruh panca indra. Halusinasi merupakan suatu gelaja gangguan jiwa
yang seseorang mengalami perubahan sensori persepsi, serta merupakan
sensasi palsu berupa suara, penglihatan, perabaan dan penciuman.
Seseorang merasakan stimulus yeng sebetulnya tidak ada. (Yusuf, Rizki
&nikha 2015)
Halusinasi
dalah
hilangnya
kemampuan
manusia
dalam
membedakan rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan eksternal
(dunia luar). Klien memberi persepsi atau pendapat tentang lingkungan
tanpa ada objek atau rangsangan yang nyata. Sebagai contoh klien
mengatakan mendengar suara padahal tidak ada orang yang lagi
berbicara (Kusumawati & Hartono, 2010)
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana pasien
mengalami perubahan sensori persepsi: merasakan sensasi PALSU
berupa
suara,
penglihatan,
pengecapan,
perabaan
dan
penghindung.Pasien merupakan setimulus yang sebenarnya tidak ada .
pasien merasa ada suara padahal tidak ada stimulus suara. Melihat
bayangan orang atau suatu yang menentukan padahal tidak ada
bayangan tersebut. Membaui bau-bauan padahal tidak sedang makan
apapu. Merasakan sensasi rabaan padahal tidak ada apapun dalam
permukaan kulit. (Nurjanah, 2008)
Halusinasi adalah perubahan dalam jumlah atau stimulus yang
datang disertai gangguan respon yang kurang, berlebihan, atau distorsi
terhadap stimulus tersebut (Nanda-1, 2012).
7
2. Etiologi
a. Faktor predisposisi menurut Yosep (2011) :
1) Faktor perkembangan
Perkembangan klien yang terganggu misalnya kuranganya
mengontrol emosi dan keharmonisan klien tidak mampu
mandiri sejak kecil, mudah frustasi hilang percaya diri.
2) Faktor sosialkultural
Seseorang yang merasa tidak terima di lingkungan sejak
bayi akan membekas di ingatannya sampai dewasa dan ia
akan merasa di singkirkan, kesepian dan tidak percaya pada
lingkunganya.
3) Faktor biokimia
Adanya stress yang berlebihan yang di alami oleh
seseorang maka di dalam tubuhnya akan di hasilkan suatu zat
yang dapat bersifat halusinogenik neurokimia sehingga
menjadi ketidak seimbangan asetil kolin dan dopamine.
4) Faktor psikologis
Tipe kepribadian yang lemah tidak bertanggung jawab akan
mudah terjerumus pada penyelah guna zat adaptif. Klien
lebih memilih kesenangan sesaat dan lari dari alam nyata
menuju alam nyata.
5) Pola genetik dan pola asuh
Hasil studi menunjukan bahwa faktor keluarga menunjukan
hubungan yang sangat berpengaruh pada penyakit ini.
b. Faktor presipitasi
Penyebab halusinasi dapat di lihat dari lima dimensi menurut
(Yosep, 2011).
1) Dimensi fisik
Halusinasi dapat di timbulkan oleh beberapa kondisi fisik
seperti kelelahan yang luar biasa, pengguanaan obat-obatan,
demam hingga delirium, intoksikasi alkohol dan kesulitan
waktu tidur dalam waktu yang lama.
8
2) Dimensi emosional
Perasaan cemas yang berlebihan atas dasar problem yang
tidak dapat di atasi merupakan penyebab halusinasi itu
terjadi. Isi dari halusinasi dapat berupa printah memaksa dan
menakutkan. Klien tidak sanggup lagi menentang perintah
tersebut sehingga dengan kondisi tersebut klien berbuat
sesuatu terhadap ketakutan tersebut.
3) Dimensi Intelektual
Dalam dimensi intelektual ini merangsang bahwa individu
dengan halusinasi akan memperlihatkan adanya penurunan
fungsi ego. Pada awalnya halusinasi merupakan usaha dari
ego sendiri untuk melawan implus yang menekan, namum
merupakan suatu hal yang menimbulkan kewaspadaan yang
dapat mengembil seluruh perhatian klien dan tidak jarang
akan mengontrol semua perilaku klien.
4) Dimensi social
Klien mengaggap bahwa hidup bersosialisasi di alam nyata
itu
sangatlah
membahayakan,
klien
asik
dengan
halusinasinya. Seolah-olah dia merupakan tempat akan
memenuhi kebutuhan akan interaksi sosial, kontrol diri dan
harga diri yang tidak di dapatkan dalam dunia nyata. Isi
halusinasi di jadikan system kontrol oleh individu tersebut,
sehingga jika sistem halusinasi berupa ancaman, dirinya
maumpun orang lain. Oleh karna itu, aspek penting dalam
melakukan
intervensi
keperawatan
mengupayakan suatu proses interaksi yang
klien
dengan
menimbulkan
pengalam interpersonal yang memuaskan, serta menguasakan
klien tidak menyendiri sehingga klien selalu berinteraksi
dengan lingkungan dan halusinasi tidak langsung.
5) Dimensi spiritual
Klien mulai dengan kemampuan hidup, rutinitas tidak
bermakna, hilangnya aktifitas ibadah dan jarang berupaya
9
secara spiritual untuk menysucikan diri. Ia sering memaki
takdir tetapi lemah dalam upaya menjemput rejeki,
menyalahkan lingkungan dan orang lain yang menyebabkan
takdirnya memburuk.
3. Tanda dan Gejala
Menurut (Yosep, 2011) yaitu:
a. Halusinasi pendengaran
Data subyektif :
1) Mendengar
sesuatu menyuruh
melakukan
sesuatu
yang berbahaya
2) Mendengar suara atau bunyi
3) Mendengar suara yang mengajak bercakap-cakap
4) Mendengar seseorang yang sudah meninggal
5) Mendengar suara yang mengancam diri klien atau orang lain
atau yang membahayakan
Data obyektif :
1) Mengarahkan telinga pada sumber suara
2) Bicara atau tertawa sendiri
3) Marah marah tanpa sebab
4) Menutup telinga mulut komat kamit
5) Ada gerakan tangan
b. Halusinasi penglihatan
Data subyektif :
1) Melihat orang yang sudah meninggal
2) Melihat makhluk tertentu
3) Melihat bayangan
4) Melihat sesuatu yang menakutkan
5) Melihat cahaya yang sanat terang
Data obyektif :
1) Tatapan mata pada tempat tertentu
2) Menunjuk kea rah tertentu
3) Ketakutan pda objek yang dilihat
10
c. Halusinasi penghidung
Data subyektif :
1) Mencium sesuatu seperti bau mayat, darah, bayi, fase, bau
masakan, dan parfum yan menyengat
2) Klien mengatakan sering mencium bau sesuatu
Data obyektif :
1) Ekspresi wajah seperti sedang mencium
2) Adanya gerakan cuping hidung
3) Mengarahkan hidung pada tempat tertentu
d. Halusinasi peraba
Data subyektif :
1) Klien mengatakan seperti ada sesuatu di tubuhnya
2) Merasakan ada sesuatu di tubuhnya
3) Merasakan ada sesuatu di bawah kulit
4) Merasakan sangat panas, atau dingin
5) Merasakan tersengat aliran litrik
Data obyektif :
1) Mengusap dan menggaruk kulit
2) Meraba permukaan kulit
3) Menggerak gerakan badanya
4) Memegangi terus area tertentu
e. Halusinasi pengecap
Data subyektif :
1) Merasakan seperti sedang makan sesuatu
2) Merasakan ada yang dikunyah di mulutnya
Data obyektif :
1) Seperti mengecap sesuatu
2) Mulutnya seperti mengunyah
3) Meludah atau muntah
11
4. Jenis halusinasi
Menurut Yusuf (2015) jenis halusinasi dibagi menjadi 5 yaitu:
a. Halusinasi pendengaran (audiktif, akustik)
Paling sering di jumpai dapat beruba bunyi mendenging
atau bising yang tidak mempunyai arti, tetapi lebih sering
mendengar sebuah kata atau kalimat yang bermakna. Biasanya
suara tersebut di tunjukan oleh penderita sehingga penderita
tidak jarang bertengkar dan berdebat dengan suara-suara
tersebut.
Suara tersebut dapat di rasakan dari jauh atau dekat, bahkan
mungkin datang dari tiap tubuh nya sendiri. Suara bisa
menyenangkan, menyuruh berbuat baik, tetapi dapat pula
berupa ancaman, mengejek, memaki atau bahkan menakutkan
dan kadang- kadang mendesak atau memerintah untuk berbuat
sesuatu seperti membunuh atau merusak.
b. Halusinasi penglihatan (Visual, optik)
Lebih sering terjadi pada keadaan delirium (penyakit
organic). Biasanya muncul bersamaan dengan penurunan
kesadaran, menimbulkan rasa takut akibat gambaran-gambaran
yang mengerikan atau tidak menyenangkan.
c. Halusinasi penciuman (olfaktorik)
Halusinasi ini biasanya mencium sesuatu bau tertentu dan
merasakan tidak enak, melambungkan rasa bersalah pada
penderita. Bau ditambah dilambangkan sebagai pengalaman
yang dianggap penderita sebagai suatu kombinasi moral.
d. Halusinasi pengecapan (gustatorik)
Walaupun jarang terjadi biasanya bersamaan dengan
halusinasi penciuman, penderita merasa mengecap sesuatu.
Halusinasi gustorik lebih jarang timbang halusinasi gustatorik.
12
e. Halusinasi raba (taktil)
Merasa diraba, disentuh, ditiup atau merasa ada sesuatu
yang bergerak di bawah kulit. Terutama pada keadaan delirium
toksis dan skizofrenia.
5. Tahapan Halusinasi
Menurut Kusumawati dan Hartono (2010), tahapan halusinasi terdiri
dari 4 fase yaitu:
a. Fase I (Comforting)
Comforting disebut juga fase menyenangkan, pada tahapan
ini masuk dalam golongan nonpsikotik. Karakteristik dari fase
ini klien mengalami stress, cemas, perasaan perpisahan,
perasaan rasa bersalah, kesepian yang memuncak, dan tidak
dapat di selesaikan. pada fase ini klien berperilaku tersenyum
atau tertawa yang tidak sesuai, menggerakan bibir tanpa suara,
pergerakan mata cepat, respon verbal yang lambat jika sedang
asik dengan hausinasinya dan suka menyendiri.
b. Fase II (Conndeming)
Pengalaman sensori menjijihkan dan menakutkan termasuk
dalam psikotik ringan. karakteristik klien pada fase ini menjadi
pengalaman sensori menjijihkan dan menakutkan, kecemasan
meningkat, melamun dan berfikir sendiri menjadi dominan,
mulai merasakan ada bisikan yang tidak jelas. Klien tidak ingin
orang lain tau dan klien ingin mengontrolnya. Perilaku klien
pada fase ini biasanya meningkatkan tanda tanda system syaraf
otonom seperti peningkatan denyut jantung dan tekanan darah,
klien asyik dengan halusinasinya dan tidak bisa membedakan
dengan realita.
c. Fase III (Controling)
Controlling disebut juga ansietas berat, yaitu pengalaman
sensori menjadi berkuasa. Karakteristik klien meliputi bisikan,
suara, bayangan, isi halusinasi semakin menonjol, menguasai
13
dan mengontrol klien. Tanda-tanda fisik berupa berkeringat,
tremor, dan tidak mampu memenuhi perintah.
d. Fase IV (Conquering)
Conquering disebut juga fase panik yaitu klien lebur
dengan
halusinasinya
termasuk
dalam
psikorik
berat.
Karakteristik yang muncul pada klien meliputi halusinasi
berubah menjadi mengancam, memerintah dan memarahi klien.
Klien menjadi takut, tidak berdaya, hilang control dan tidak
dapat berhubungan secara nyata dengan orang lain dan
lingkungan.
6. Penatalaksanaan
Terapi farmakologi untuk pasien jiwa menurut Kusumawati & Hartono
(2010) adalah:
a. Anti psikotik
Jenis
: Clorpromazin (CPZ), Haloperidol (HLP)
Mekanisme kerja : Menahan kerja reseptor dopamin dalam otak
sebagai penenang, penurunan aktifitas motoric, mengurangi
insomnia, sangat efektif untuk mengatasi: delusi, halusinasi,
ilusi, dan gangguan proses berfikir.
Efek samping
:
1) Gejala ekstrapiramidal seperti berjalan menyeret kaki,
postur condong kedepan, banyak keluar air liur, wajah
seperti topeng, sakit kepala dan kejang.
2) Gastrointestinal seperti mulut kering, anoreksia, mual,
muntah, berat badan bertambah.
3) sering
anemia,
berkemih,
retensi urine, hipertensi
dan dermatitis.
b. Anti Ansietas
Jenis
: Atarax,Diazepam(chlordiazepoxide)
Mekanisme kerja : Meradakan ansietas
yang berhubungan dengan situasi tertentu.
14
atau
ketegangan
Efek samping
:
1) Pelambatan mental, mengantuk, vertigo, bingung,
tremor,letih,depresi, sakit kepala, ansietas, insomnia,
bicara tidak jelas.
2) Anoreksia, mual, muntah, diare, kontipasi, kemerahan,
dan gatal- gatal.
c. Anti Depresan
Jenis
:
Elavil,asendin,anafranil,
norpamin,
ainequan,
tofranil, ludiomil, pamelor, vivacetil, surmontil. Mekanisme
kerja : Mengurangi gejala depresi, penenang.
Efek samping
:
1) Tremor,gerakantersentak-sentak,
ataksia,
kejang,
pusing, ansietas, lemas, dan insomnia.
2) pandangan kabur, mulut kering, nyeri epigastrik, kram
abdomen, diare, hepatitis, icterus
3) retensi urine, perubahan libido, disfungsi erelsi.
d. Anti Manik
Jenis
: Lithoid, klonopin, Lamictal
Mekanisme kerja : Menghambat pelepasan scrotonin dan
mengurangi sensitivitas reseptor dopamine
Efek samping : sakit kepala, tremor, gelisah,
kehilangan
memori, suara tidak jelas, otot lemas, hilang koordinasi.
e. Anti Parkinson
Jenis
: Levodova, trihexpenidyl (THP)
Mekanisme kerja : Meningkatkan reseptor dopamine untuk
mengatasi gejala parkinsonisme akibat penggunaan obat
antipsikotik, menurunkan ansietas, irritabilitas
15
B. ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
1. Pengkajian
a. Data Obyektif .
Apakah klien terdapat tanda dan gejala seperti di bawah ini :
1) Melirikan mata ke kiri dan ke kanan seperti mencari siapa atau
apa yang sedang berbicara.
2) Mendengarkan dengan penuh perhatian pada orang lain yang
tidak sedang berbicara atau kepada benda mati seperti
mebel,tembok.
3) Menggerak-gerakan mulut seperti sedang berbicara atau sedang
menjawab suara.
4) Tidur kurang/terganggu.
5) Penampilan diri kurang.
6) Keberanian kurang.
7) Bicara tidak jelas.
8) Merasa malu.
9) Mudah panic.
10) Duduk menyendiri.
11) Tampak melamun.
12) Tidak peduli lingkungan.
13) Menghindar dari orang lain.
14) Adanya peningkatan aktifitas motorik.
15) Perilaku aktif ataupun destruktif.
b. Data Subyektif
Pasien mengatakan sering mendengar suara-suara tanpa ada wujud
yang tampak
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan persepsi sensori
3. Intervensi Keperawatan
a. Sp 1 pasien
1) Mengidentifikasi jenis, isi, waktu, frekuensi, halusinasi pasien
2) Mengidektifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi
16
3) Mengidentifikasi respon
4) Mengajarkan cara menghadrik
5) Masukan ke jadwal kegiatan
b. Sp 2 pasien
1) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
2) Melatih pasien dengan bercakap – cakap
3) Memasukan ke jadwal kegiatan harian
c. Sp 3 pasien
1) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
2) Melatih pasien melakukan kegiatan
3) Memasukan ke jadwal kegiatan harian
d. Sp 4 pasien
1) Mengaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2) Memberikan pendidikan kesehatan mengenai penggunaan obat
secara teratur
3) Menganjurkan pasien memasukab penggunaan obat secara teratur
ke dalam jadwal kegiatan harian
4. Implementasi
Implementasi merupakan komponen dari proses keperawatan
dimana tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang
diperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan dan diselesaikan.
Implementasi dari rencana asuhan keperawatan mengikuti komponen
perencanaan dari proses
keperawatan.
Implementasi
mencakup
melakukan, membantu atau mengarahkan kinerja aktivitas kehidupan
sehari-hari, memberikan arahan perawatan untuk mencapai tujuan yang
berpusat pada klien. Selama implementasi, perawat mengkaji kembali
klien, memodifikasi rencana asuhan dan menuliskan kembali hasil yang
diharapkan sesuai kebutuhan. (Potter & Perry, 2005)
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan dengan
cara melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana
keperawatan tercapai atau tidak. Dalam melakukan evaluasi perawat
17
harus memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam memahami respon
terhadap
intervensi
keperawatan,
kemampuan
menggambarkan
kesimpulan tentang tujuan yang dicapai serta kemampuan dalam
menghubungkan tindakan keperawatan dengan kriteria hasil . Menurut
Nursalam (2008), pada tahap evaluasi ini terdiri dari dua kegiatan yaitu
kegiatan yang dilakukan dengan mengevaluasi selama proses perawatan
berlangsung (evaluasi proses) dan kegiatan melakukan evaluasi dengan
target tujuan yang diharapkan (evaluasi hasil).
1. Evaluasi proses (evalusi formatif)
Fokus pada evaluasi ini adalah aktivitas dari proses
keperawatan dan hasil kualitas pelayanan asuhan keperawatan.
Evaluasi ini harus dilaksanakan segera setelah perencanaan
keperawatan diimplementasikan untuk membantu menilai efektifitas
intervensi tersebut. Metode pengumpulan data evaluasi
ini
menggunakan analisis rencana asuhan keperawatan, open chart audit,
pertemuaan kelompok, wawancara, observasi, dan menggunakan
form evaluasi. Sistem penulisaanya dapat menggunakan sistem
SOAP.
2. Evaluasi hasil (evaluasi sumatif)
Fokus pada evaluasi hasil (evaluasi sumatif) adalah pada
perubahan perilaku atau status kesehatan klien pada akhir asuhan
keperawatan. Evaluasi ini dilaksanakan pada akhir asuhan
keperawatan secara paripurna. Evaluasi hasil bersifat objektif,
fleksibel, dan efisien. Metode pelaksanaannya terdiri dari close
chart audit, wawancara pada pertemuan terakhir asuhan, dan
pertanyaan kepada klien dan keluarga.
18
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
RUANG RAWAT:
TANGGAL
DIRAWAT:
I.
IDENTITAS KLIEN
Inisial
:Tn. WM (L)
Tanggal Pengkajian
: 5 November 2019
Umur
: 49 tahun
RM No.
:
Alamat
: Jl. Ayani
Pekerjaan : Tidak bekerja
Informan : pasien
II.
ALASAN MASUK
Pasien mengatakan mendengar suara aneh yang menyuruh untuk pergi
meninggalkan rumah
III. FAKTOR PRESIPITASI/ RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien mengatakan kenapa dia bisa mengalami gangguan jiwa, karna tidak
jadi menikah, awalnya sudah siap untuk persiapan menikah, mendekati hari
H ( Pernikahan ) pacarnya membatalkan untuk menikah. Semenjak saat itu
pasien mengalami gangguan jiwa yaitu mendengar suara aneh hang
menyuruh untuk meninggalkan rumah sehingga pasien merasa takut dan
ingin pergi dari rumah
IV. FAKTOR PREDISPOSISI
 RIWAYAT PENYAKIT LALU
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu?
ya
tidak
Bila ya jelaskan : pasien mengatakan tidak pernah mengalami gangguan
jiwa dahulu
2. Pengobatan sebelumnya: Berhasil
3. Pernah mengalami penyakit fisik (termasuk gangguan tumbuh kembang)
19
ya
tidak
Bila ya jelaskan : pasien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit
fisik
 RIWAYAT PSIKOSOSIAL
Pelaku/ usia Korban/ usia Saksi/ usia
1. Aniaya fisik
2. Aniaya seksual
3. Penolakan
4. Kekerasan dalam keluarga
5. Tindakan kriminal
Jelaskan : pasien mengatakan pernah memukul benda-benda disekitarnya
Seperti meja, kursi, almari atau yang lainnya
6. Pengalaman masa lalu lain yang tidak menyenangkan (bio, psiko, sosio,
kultural, spiritual):
Pasien mengatakan masalah yang tidak menyenangkan adalah
ketika dia sudah siap dan hari pernikahan sudah ditentukan
tetapi malah tidak jadi ( batal )
7. Kesan Kepribadian klien: Extrovet
 RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
1. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa?
ya
V.
tidak
STATUS MENTAL
1.Penampilan
Jelaskan : pasien datang menggunakan pakaian rapi, bersih, rambut rapi
dan tidak acak-acakan
20
2.Kesadaran
 Kwantitatif/ penurunan kesadaran : compos metis
 Kwalitatif : tidak berubah
3.Disorientasi
Jelaskan : pasien dapat meyebutkan dimana dia berada sekarang, pasien
tahu siapa yang diajak berbicara dan pasien bisa (dapat)
menjawab waktu dengan benar
4.Aktivitas Motorik/ Psikomotor
Jelaskan
: afek atau emosi pasien sesuai dengan stimulus yang ada
5.Persepsi
Halusinasi
Macam Halusinasi : Pendengaran
Jelaskan : pasien mengatakan mendengar suara-suara bisikan yang
menyuruh pasien untuk pergi/meninggalkan rumah, pasien mendengar
bisikan saat pemikirannya kosong
Masalah keperawatan :
Halusinasi Pendengaran
6. Proses Pikir

Arus Pikir
Jelaskan : pasien mampu menjawab pertanyaan dengan
baik dan
pembicaraan dengan pasien dapat dipahami dengan baik
Masalah keperawatan : 
Isi Pikir
Jelaskan : pasien tidak mengalami ide yang abnormal yang tidak
dipertahankan pasien berusaha melawan halusinasinya.
Masalah keperawatan : -
21

Bentuk Pikir : realistik
7. Memori
Jelaskan : pasien mampu mengenal siapa yang mengantarnya ke rumah
berdaya dapat menyebutkan nama ayah atau keluarga lainnya
dan dapat mengingat kejadian kurang lebih satu tahun yang
lalu
Masalah keperawatan : 8. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
Jelaskan : pasien mampu berkonsentrasi atau mampu memfokuskan
pikirannya serta menjawab soal hitungan yang sederhana
seperti 10-5 = 5
Masalah keperawatan :9.Kemampuan Penilaian
Jelaskan : kemampuan penilaian pasien baik tanpa diberikan penjelasan
yang mampu atau dapat menyelesaikan sendiri
Masalah keperawatan :10. Daya Tilik Diri/ Insight
Jelaskan : pasien tahu dia berada dimana sekarang (saat ini) dan
mengatakan jika sakitnya adalah sakit non medis (dikenakan
orang)
Masalah keperawatan :11. Interaksi selama Wawancara
Jelaskan : saat wawancara kontak mata pasien kurang baik, pasien
terlihat kooperatif serta pasien memiliki interaksi yang cukup
baik
Masalah keperawatan : -
22
VI. FISIK
1. Keadaan umum : Keadaan umum baik
2. Tanda vital:
TD: 130/80 mmHg
N: 88 x/mnt
S: 36,2 derajat celcius
P: 18 x/mnt
3. UKur:
TB: 162 cm
BB:65 kg
4. Keluhan fisik: Tidak ada
5. Pemeriksaan fisik:
Jelaskan : pasien mengatakan tidak ada keluhan dengan tubuhnya dan tidak
tampak kelainan pada tubuh pasien
Masalah keperawatan : VII. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL (sebelum dan sesudah sakit)
1. Konsep Diri
a. Citra tubuh : pasien menyukai seluruh anggota tubuh karna bersyukur
diberikan tubuh tidak cacat.
b. Identitas
: pasien dapat menyebutkan identitasnya seperti nama
lengkap, alamat, no telepon, dengan siapa dia tinggal, jenis
kelamin, dan menerima diri sebagai laki-laki
c. Peran
: pasien mengatakan perannya dia dirumah hannya sebagai
anak hannya bisa membantu pekerjaan ringan seperti
menyapu, mencuci motor dan hal lainnya
d. Ideal diri
: pasien mengatakan ingin cepat sembuh dan tidak memiliki
gangguan lagi
e. Harga diri : pasien mengatakan menerima keadaanya sekarang dan
ada/mengalami keluhan
Masalah keperawatan : -
23
2. Hubungan Sosial
a.
Hubungan terdekat : pasien mengatakan orang terdekatnya adalah
ibunya, disamping itu pasien juga mengatakan dekat dengan temantemnnya dirumah berdaya.
b.
Peran serta dalam kelompok/ masyarakat : pasien mengatakan tidak
terlalu aktif di lingkungan masyarakat melainkan lebih aktif pada
kegiatan rumah berdaya.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : pasien mengatakan
tidak mengalami hambatan dalam berhubungan dengan orang lain,
melainkan hubunganya saangat baik dengan teman-temanya di rumah
berdaya
Masalah keperawatan : 3. Spiritual dan kultural
a. Nilai dan keyakinan
Pasien mengatakan percaya dengan adanya tuhan, pasien mengatakan
dirinya beragama hindu
b. Konflik nilai/ keyakinan/ budaya
Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan keyakinanya.
c. Kegiatan ibadah
Pasien mengatakan biasanya smbahyang di rumah 1x sehari,
sedangkan di rumah berdaya pasien jarang sembahyang.
Masalah keperawatan : VIII. AKTIVITAS SEHARI-HARI (ADL)
1.
Makan : Bantuan Minimal
2.
BAB/BAK : Bantuan Minimal
3. Mandi

Bantuan Minimal
Sebagaian
4. Berpakaian/Berhias
24
Bantuan total

Bantuan Minimal
Sebagaian
Banuan total
5. Istirahat dan Tidur
Tidur Siang Lama
: tidur siang terkadang 1 jam
Tidur Malam Lama
: 21.00 s/d 06.00
Aktivitas sesudah / sebelum tidur
:-
6. Penggunaan Obat

Bantuan Minimal
Sebagaian
Bantuan total
7. Pemeliharaan Kesehatan
Perawatan Lanjutan
Ya
Tidak
Sistem Pendukung
Ya
Tidak
8. Aktivitas di dalam rumah
Mempersiapkan makanan

Ya
Tidak
Menjaga kerapian rumah

Ya
Tidak
Mencuci pakaian

Ya
Tidak
Ya
Tidak
Mengatur keuangan
9. Aktivitas di Luar Rumah
Belajar
Ya
Tidak
Transportasi
Ya
Tidak
 Ya
Tidak
Lain-lain
Jelaskan
: pasien mengatakan sering mengikuti kegiatan di rumah
berdaya
Masalah Keperawatan
:-
IX. MEKANISME KOPING
Adaftif
Maladaftif
 Bicara dengan Orang Lain
Minum Alkohol
Mampu menyelesaikan masalah
Reaksi labat/ berlebih
Teknik relokasi
Menghindar
Aktivitas kontruktif
Mencederai diri
Lainnya……………
Lainnya…………….
25
X. MASLAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
Masalah dengan dukunagn kelompok, uraikan
Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan dukungan kelompok
Masalah dengan dukungan Lingkungan, uraikan
Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan dukungan lingkungannya
Masalah dengan pendidikan, uraikan
Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan kuliahnya, psien mengatakan
telah lulus dengan kuliahnya
Masalah denga pekerjaan, uraikan
Pasien mengatakan tidak bekerja, hanya mengikuti kegiatan di rumah
berdaya
Masalah dengan perumahan, uraikan
Pasien mengatakan tidak ada masalah di rumahnya, pasien tinggal bersama
ibu, ayah, adik dan keponakannya
Masalah ekonomi, uraikan
Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan ekonomi keluarganya
Masalah dengan pelayanan kesehatan, uraikan
Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan pelayanan kesehatn
Masalah Keperawatan : -
26
XI. KURANG PENGETAHUAN
Penyakit jiwa
sistem pendukung
Factor persepsi
Penyakit fisik
Koping
Obat-obatan
Lainnya
Masalah keperawatann :…………………………
XII. ASPEK MEDIK
Diagnose Medik
: Skizofrenia
Terapi Medik
: Triponidon 1x1, Vit. B Complex 1x1, Injeksi
(Arspiprazole)
V. POHON MASALAH
Gangguan Perilaku Kekerasan
Gangguan Persepsi Sensori Halusinasi : Pendengaran
Koping Individu Tidak Efektif
VI. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Gangguan persepsi sensori halusinasi : Pendengaran
b. Gangguan perilaku kekerasan
c. Koping individu tidak efektif
27
4. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
a. Gangguan Halusinasi Pendengaran
b. Perilaku kekerasan
c. Koping individu tidak efektif
5. ANALISA DATA
NO
1
DATA
MASALAH
DS:
Gangguan
 Pasien mengatakan mendengarkan suara Halusinasi
Pendengaran
yang aneh
 Pasien mengatakan mendengarkan suara
yang
menyuruh
untuk
meninggalan
rumah
 Pasien mengatakan bisikan itu muncul
saat fikirannya kosong
DO

Pasien tampak bengong

Pasien
tampak
ketakutan
ketika
mendengar suara tersebut
2
DS

Perilaku
Pasien mengatakan terkadang merasa Kekerasan
marah pada suara yang muncul
DO

Pasien tampak memukul benda-benda
yang ada disekitarnya
28
3
DS

Koping Individu
Pasien mengtakan jarang menceritakan Tidak Efektif
sesuatu
yang
dirasakannya,
hanya
sewaktu-waktu pasien mau bercerita
DO

Pasien tampak murung, kontak mata
berkurang
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
(Berdasarkan prioritas)
Ruang
: Rumah Berdaya
Nama Pasien : Tn.WM
No. Register :
No
TANGGAL
DIAGNOSA
Dx
MUNCUL
KEPERAWATAN
I
Gangguan Persepsi Sensori
Halusinasi : Pendengaran
II
Gangguan Perilaku
Kekerasan
III
Koping Individu Tidak
Efektif
29
TANGGAL
TANDA
TERATASI TANGAN
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
KESEHATAN JIWA
Nama : Tn. WM
NO
Tanggal & Jam
1
Rabu, 3
Desember 2018
Pukul ;
16.30 WITA
Ruangan : Rumah Berdaya
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
RM No :
-
EVALUASI
SP1K :
S:
1. Mendiskusikan masalah yang - Keluarga
pasien
dirasakan
keluarga
dalam
mengatakan
pasien
merawat pasien
mau
menceritakan
2. Menjelaskan pengertian, tanda,
dan
mendiskusikan
dan gejala halusinasi serta jenis
masalah yang dialami
halusinasi yang dialami pasien
dalam merawat pasien
dan bagaimana proses terjadinya. O :
3. Menjelaskan cara – cara merawat - Kontak mata keluarga
halusinasi
baik, keluarga pasien
tampak
paham
dengan
penjelasan
perawat.
A;
- Tujuan pada SP1P (
poin ke 1, 2 , 3)
tercapai
P:
- Lanjutkan SP2K pada
pukul 15.30 WITA.
- Motivasi
keluarga
agar
membuatkan
jadwal harian.
30
Pukul :
15. 30 WITA
SP2K
S:
1. Melatih
keluarga
cara mempraktikan perawatan pada
pasien dengan halusinasi
O:
-
Keluarga
pasien
mengatakan paham
cara merawat pasien
Kontak mata keluarga
baik, keluarga pasien
tampak
paham
dengan
penjelasan
perawat.
A;
- Tujuan pada SP2K (
poin ke 1 dan 2)
tercapai.
P:
- Lanjutkan SP3K pada
pukul 16.00 WITA.
- Motivasi
keluarga
agar mampu merawat
pasien.
Pukul :
16.00 WITA
SP3K :
S:
1. Membantu keluarga membuat jadwal
aktivitas
dirumah
termasuk minum obat.
2. Menjelaskan follow up.
Keluarga
pasien
mengatakan paham
tentang
jadwal
aktivitas
termasuk
minum obat.
O:
- Kontak mata keluarga
baik, keluarga pasien
tampak
paham
dengan
penjelasan
perawat.
A;
- Tujuan pada SP3K (
poin ke 1 dan 2)
tercapai.
P:
- Pertahankan strategi
pelaksanaan perawat.
- Motivasi
keluarga
agar mampu merawat
pasien.
31
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
Nama : tn. WM
NO.
1.
TGL&
JAM
Senin, 17
ruangan : rumah berdaya
RM. NO : -
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
SP1P
desember
EVALUASI
S : pasien mengatakan mampu
1. Mengidentifikasi jenis
2018
halusinasi pasien
Pukul :
2. Mengidentifikasi isi
14.00
halusinasi pasien
3. Mengidentifikasi waktu
halusinasi pasien’
4. Mengidentifikasi frekuensi
halusinasi pasien
mengidentifikasi halusinasi
nya , pasien tau cara
menghardik halusinasinya
O : pasien mampu melakukan
apa yang di instruksikan dan
mampu mempraktikkan cara
menghardik halusinasi
A : tujuan pada SP1P pada point
5. Mengidentifikais situasi yag
1,2,3,4,5,6,7,8 tercapai
menimbulkan halusinasi
P : lanjutkan SP2P pada pukul
6. Mengidentifikais respon
pasien terhadap halusinasi
7. Mengajarkan pasien
10.00 wita. Serta
memasukkan ke jadwal
harian
menghardik halusinasi
8. Mengajarkan pasien
memasukkan cara
menghardik halusinasi
dalam jadwal kegiatan
harian
2.
Selasa, 18
desember
2018
Pukul 10.00
SP2P
S : pasien mengatakan sudah
1. Mengevaluasi jadwal harian
pasien
mampu mengendalikan
halusinasinya
2. Melatih pasien
O : pasien mampu
mengendalikan halusinasi
32
mempraktikkan cara
dengan cara bercakap-cakap
mengendalikan halusinasi
dengan orang lain
dengan cara mengobrol
3. Mengajarkan pasien
memasukkan dalam jadwal
dengan teman nya
(bercakap-cakap)
kegiatan harian
3.
Rabu 18
desember
SP1K
S : keluarga pasien mau
1. Mendiskusikan masalah yang
2018
dirasakan keluarga dalam
mendiskusikan masalah yang
Pukul 15.00
merawat pasien
dialami dalam merawat
2. Menjelaskan pengertian tanda
O : kontak mata keluarga psien
halusinasi yang dialami pasien
tampak paham dengan
dan bagaimana proses terjadinya
penjelasan perawat
pasien dengan halusinasi
Pukul 15.30
pasien
dan gejala halusinasi serta jenis
3. Menjelasikan cara-cara merawat
4.
menceritakan dan
SP2K
A : tujuan pada poin 1,2,3
tercapai
S : keuarga pasien mengatakan
1. Melatih keluarga cara
mempraktikkan perawatan pada
pasien dengan halusinasi
2. Melatih langsung keluarga cara
merawat pasien halusinasi
paham cara merawat pasien
O : kontak mata baik, keluarga
tampak paham penjelasan
dari perawat
A : tujuan SP2K point 1, 2
tercapai
P : lanjutkan SP3P pada
pertemuan ke 3 pada pukul
13.00
5.
Selasa 18
desember
2018 pukul
13.00
SP3P
S : pasien mengatakan mampu
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan
harian
mengendalikan halusinasinya
O : - pasien terlihat mengikuti
2. Melatih pasien mengendalikan
kegiatan dalam membuat
halusinasi dengan cara
kegiatan lainnya (melukis,
melakukan kegiatan yang biasa
bersih-bersih)
dilakukan (kegiatan lainnya)
33
- tujuan pada sp3p point 1,2
tercapai
6.
Rabu, 19
desember
2018
Pukul 11
SP4P
S : pasien mengatkan ia
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan
pasien
mengetahui saat kapan harus
minum obat
2. Memberikan pendidikan
O : pasien minum obat 1x1 obat
kesehatan tentang penggunaan
yang diminum pasien adalah
obat secara teratur
tripenidol , vit BC, captropil
3. Mengajarkan pasien
memasukkan dalam jadwal
kegitan harian
jika pusing , serta obat
suntuk aripiprazole
A : tujuan pada poin 1,2,3
tercapai
P : - pertahankan konsep strategi
pelaksanaan
- motivasi pasien untuk
memasukkan dalam
kegiatan harian
34
EVALUASI KEPERAWATAN
KESEHATAN JIWA
Nama : Tn. WM
Ruangan : Rumah Berdaya
RM No :
-
NO
Tanggal & Jam
1
Rabu, 3 Desember
S:
2018
-
Pasien mengatakan mampu mengindefikasi halusinasi
-
Pasien tau caraa menghardik halusinasi
-
Pasien
Pukul ;
EVALUASI
16.30 WITA
mengatakan
sudah
mampu
mengendalikan
halusinasinya.
-
Pasien mengatakan tau saat kapan ia minum obat
O:
-
Pasien tampak mengerti apa yang didiskusikan
-
Pasien mampu menjawab saat kapan halusinasi dating lagi
-
Kontak mata sudah membaik.
A;
-
Tujuan SP1P, SP2P, SP3P, SP4P.
P:
-
Pertahankan kondisi pasien pada SP1P, SP2P, SP3P, SP4P.
35
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Dengan adanya laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan
teoritis
diharapkan mahasiswa mengetahui serta mampu memahami
konsep dasar teori dari Intranatal serta memahami Asuhan Keperawatan
pada pasien yang menderita Intranatal . Mulai dari tahap pengkajian,
diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi. Serta dapat
mengaplikasikannya di lingkungan rumah sakit maupun lingkungan
sekitar. Dan untuk lembaga pendidikan kesehatan disarankan lebih banyak
menyediakan buku-buku penunjang sebagai acuan dalam melakukan
asuhan keperawatan.
36
DAFTAR PUSTAKA
Budi A & Akemat. 2009 : Model Praktik Keperawatan Profesional Juwa,
Jakarta: EGC
Kusumawati F & Hartono, Y, 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa, Jakarta :
Salemba Medika
NANDA Internasional Nursing Diagnoses : Definitions and Classification 2018
-2020, Edisi 11. Jakarta:EGC
Yosep, I. (2011). Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama
Yusuf, Ahmad Dkk. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta:
Salemba Medika
37
Download