Uploaded by User35931

CONTOH KASUS MANAJEMEN

advertisement
KEMENTERIAN KEUANGAN
RISIKO SPEKULATIF – RISIKO PASAR
Saat ini terdapat dua risiko global yang menjadi perhatian berbagai pihak, yaitu
normalisasi kebijakan moneter AS serta eskalasi perang dagang antara Amerika Serikat
dan Tiongkok. Normalisasi kebijakan moneter, meskipun baik karena berarti ekonomi
AS pulih setelah krisis, membawa koreksi pada pasar keuangan di berbagai negara
emerging market, termasuk Indonesia. Hal ini merupakan sesuatu yang tidak
terelakkan. Indeks Dolar terhadap mata uang utama yang menjadi partner dagangnya
mengalami kenaikan sejak akhir 2017 sampai sekarang yang turut mengerek Rupiah
turun. Ke depan, menurut WB, diperkirakan akan terjadi hingga 3 kali lagi normalisasi
suku bunga AS. Oleh sebab itu, Indonesia tetap perlu memitigasinya.
Normalisasi kebijakan moneter AS Bersama dengan eskalasi perang dagang antara AS
dan Tiongkok, berdasarkan estimasi yang dilakukan oleh IMF serta dipublikasikan pada
hari pertama pertemuan tahunan IMF-WB di Bali lalu menunjukkan potensi dampak
negatif yang cukup besar. Tidak hanya ke ekonomi dunia, tetapi juga ekonomi Indonesia.
Proyeksi ekonomi Indonesia diturunkan dari 5,4 menjadi 5,2 persen (yoy). Realisasinya
masih 5,17 persen. Hal ini seiring dengan koreksi pada proyeksi pertumbuhan ekonomi
dunia dari 3,9 menjadi 3,7 persen (yoy) di tahun 2018.
MANAJEMEN RISIKO – STRATEGIS
Pemerintah telah mengimplementasikan beberapa kebijakan dalam rangka memitigasi
risiko global yang ada. Contoh dari kebijakan tersebut adalah kebijakan subtitusi impor
dengan meningkatkan pajak atas transaksi impor barang-barang konsumsi melalui
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 110/PMK.010/2018. Beberapa kelompok barang
yang menyumbang impor barang konsumsi secara signifikan ditingkatkan tarifnya. Selain
itu, Pemerintah juga membentuk komite khusus Tim Nasional Peningkatan
Penggunaan Produksi Dalam Negeri untuk memperbaiki implementasi kebijakan Tingkat
Kandungan Domestik (TKDN). Harapannya adalah agar kebijakan TKDN dapat lebih
optimal sehingga menurunkan kebutuhan untuk mengimpor barang.
MANAJEMEN RISIKO – KEUANGAN
Dari sisi sektor keuangan, Pemerintah tengah mempertimbangkan untuk menerapkan
kewajiban bagi para eksportir untuk menyimpan Devisa Hasil Ekspor (DHE) ke dalam
Rupiah minimal sebesar 50 persen. Hal ini dilatarbelakangi oleh lemahnya implementasi
pewajiban ini yang sebetulnya sudah digalakkan sejak tahun 2016. Kebijakan sektor
keuangan lainnya adalah adanya pertimbangan untuk merelaksasi peraturan perpajakan
atas transaksi jual beli surat berharga dengan harapan bisa meningkatkan minat investasi
di pasar modal sehingga secara keseluruhan ketahanan finansial dapat meningkat.
Selain itu, kebijakan makro fiskal dan moneter juga diarahkan untuk memitigasi risiko
global. Di tengah risiko, kebijakan makro dan fiskal dibuat sangat konservatif, misalnya
untuk tahun 2019 APBN dicanangkan untuk memiliki defisit sebesar 1,9 persen terhadap
PDB atau paling rendah sejak tahun 2011. Selain itu, kebijakan moneter juga terus
mensinyalkan pengetatan dengan kenaikan terakhir di bulan September 2018 sebeesar
25 bps menuju 5,75 persen. Kebijakan sektoral juga diharapkan ke depannya dapat
mendukung sinyal di kedua kebijakan makro tersebut.
PENGAMBILAN KEPUTUSAN – STRATEGIS
Pemerintah juga membentuk komite khusus Tim Nasional Peningkatan Penggunaan Produksi
Dalam Negeri untuk memperbaiki implementasi kebijakan Tingkat Kandungan Domestik
(TKDN).
PENGAMBILAN KEPUTUSAN – TAKTIS
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 110/PMK.010/2018 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 34/Pmk.010/2017 Tentang Pemungutan Pajak
Penghasilan Pasal 22 Sehubungan Dengan Pembayaran Atas Penyerahan Barang Dan
Kegiatan Di Bidang Impor Atau Kegiatan Usaha Di Bidang Lain
Proyeksi ekonomi Indonesia diturunkan dari 5,4 menjadi 5,2 persen (yoy)
PENGAMBILAN KEPUTUSAN – OPERASIONAL
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan (Kemenkeu)
melakukan pembaharuan atau update sistem kepabeanan secara periodik , adanya
automasi tarif baru yang nantinya secara otomatis sistem akan menerapkan
tarif sesuai daftar lampiran 1.147
PERENCANAAN
STRATEGIC PLAN
kebijakan makro dan fiskal dibuat sangat konservatif, misalnya untuk tahun 2019 APBN
dicanangkan untuk memiliki defisit sebesar 1,9 persen terhadap PDB
menerapkan kewajiban bagi para eksportir untuk menyimpan Devisa Hasil Ekspor (DHE)
ke dalam Rupiah minimal sebesar 50 persen.
pertimbangan untuk merelaksasi peraturan perpajakan atas transaksi jual beli surat
berharga
OPERATIONAL PLAN/ SPECIFIC PLAN/DIRECTIVE PLAN
Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 Sehubungan Dengan Pembayaran Atas
Penyerahan Barang Dan Kegiatan Di Bidang Impor Atau Kegiatan Usaha Di Bidang Lain
Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 Sehubungan Dengan Pembayaran Atas
Penyerahan Barang Dan Kegiatan Di Bidang Impor Atau Kegiatan Usaha Di Bidang Lain
Download