MAKALAH EKOLOGI LAUT TROPIS ZONASI EKOSISTEM MANGROVE DI BEBERAPA DAERAH JUDUL Disusun Oleh : Fitria Dzakiyatun L1A016062 Agita Nan Suci L1A016064 Dallati Kansa Amajida L1A016065 Richo Muhamad Maldini L1A016066 Fitria Kintan Rubiyanti L1A016067 Ghina Anggita Sari L1A016069 Waheti Aulia Sarasi L1A016070 Tandia Surya Yudana L1A016072 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PURWOKERTO 2019 i DAFTAR ISI JUDUL ............................................................................................................. DAFTAR ISI.................................................................................................... KATA PENGANTAR ..................................................................................... halaman i ii iii I. PENDAHULUAN ........................................................................................ 1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1.3 Tujuan ....................................................................................................... 1 1 2 2 II. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................... 2.1 Zonasi Mangrove ...................................................................................... 2.2. Karakteristik Struktural dan Pola Zonasi Mangrove yang Terletak di Ramsar, Pantai Barat Daya India .............................................................. 2.3 Analisis Zonasi Ekosistem Mangrove Pada Kawasan Mangrove Bekas Tsunami Di Aceh Barat Selatan ............................................................... 2.4 Zonasi Dan Komposisi Vegetasi Hutan Mangrove Pantai Cengkrong Desa Karanggandu Vegetasi Hutan Mangrove Pantai Cengkrong Desa Karanggandu Kabupaten Trenggalek Provinsi Jawa Timur ..................... 3 3 III. PENUTUP ................................................................................................. 3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 3.2 Saran ......................................................................................................... 7 7 8 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 9 ii 3 4 6 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Ekologi Laut Tropis tanpa halangan suatu apapun. Shalawat beserta salam penulis sampaikan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW para keluarga, sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman. Semoga senantiasa tetap diberi ridho dan rahmat-Nya. Makalah ini merupakan sebagai upaya penulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekologi Laut Tropis. Makalah ini dapat diselesaikan dengan baik berkat bantuan dan dukungan berbagai pihak yang senantiasa memberi motivasi dan kritik yang membangun. Ucapan Terima kasih tersampaikan kepada Dosen Mata Kuliah Ekologi Laut Tropis Bapak Drs. Asrul Sahri Siregar, M.Si, Ibu Dr. Dyahruri Sanjaya, S.Pt., M.Si., Ibu Dr. Lilik Kartika Sari, S.Pi., M.Si, dan Ibu Dr. Maria Dyah Nur Meinita, S.Pi., M.Sc, yang telah membimbing kami dalam kegiatan proses belajar mengajar. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan baik secara teknik kepenulisan maupun pembahasan materi itu sendiri. Kritik dan saran yang membangun akan menjadi pertimbangan utama dalam penyempurnaan dan perbaikan lebih lanjut. Purwokerto, 08 November 2019 Penulis iii I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hutan bakau adalah ekosistem yang sangat produktif yang terdiri dari pohon dan semak yang telah beradaptasi hidup antara darat dan laut. Mangrove merupakan tuan rumah bagi beragam spesies dan memberikan jasa yang cukup besar bagi komunitas manusia, baik secara lokal maupun global. Meskipun ekosistem bakau memiliki nilai yang luar biasa bagi masyarakat pesisir namun mangrove berada dalam bahaya besar baik oleh dampak antropogenik langsung maupun tidak langsung. Selama 50 tahun terakhir, sekitar sepertiga dari hutan bakau dunia telah terdegradasi (Alongi, 2002 dalam Sreelekshmi, 2017). Prediksi menunjukkan bahwa 30-40% lahan basah pesisir (IPCC, 2007 dalam Sreelekshmi, 2017) dan 100% hutan bakau (Duke et al., 2007 dalam Sreelekshmi, 2017) akan menghilang dalam 100 tahun ke depan jika laju penurunan saat ini berlanjut. Akibatnya, barang dan jasa ekosistem penting yang disediakan oleh hutan bakau akan berkurang atau hilang (Duke et al., 2007 dalam Sreelekshmi, 2017). Aceh Barat Selatan memiliki potensi hutan mangrove yang cukup besar salah satunya untuk keberlangsungan ekosistem yang ada di sekitarnya. Sejak terjadinya tsunami 26 Desember 2004 menyebabkan sebagian hutan rusak. Hal ini menyebabkan zonasi hutan mangrove telah berubah. Oleh karena itu kajian mengenai analisis zonasi ekosistem mangrove pada kawasan mangrove bekas tsunami di Aceh Barat Selatan perlu dilakukan (Wintah,2018). Hutan Mangrove Pancer Cengkrong adalah sebuah cagar alam hutan mangrove yang lokasinya hanya berjarak 500 meter dari pesisisr pantai kawasan Cengkrong di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur dan memiliki luas mencapai 87 hektar (BPS, 2016 1 dalam Mughofar,2018). Pengetahuan masyarakat Desa Karanggandu Pantai Cengkrong tentang peranan hutan mangrove baik secara ekologi maupun ekonomi masih sangat terbatas. Hal ini ditunjukkan dengan semakin menurunnya luas dan komunitas hutan mangrove yang disebabkan aktifitas masyarakat dengan mengeksploitasi hutan untuk dijadikan lahan pertambakan serta pemanfaatan pohon dari jenis mangrove sebagai bahan kayu bakar atau perabot rumah tangga dan dijadikan tempat ekowisata, sehingga menyebabkan semakin menurunnya fungsi huan mangrove (Mughofar,2018). 1.2. Rumusan Masalah Rumusan makalah pada makalah ini yaitu : 1. Apa yang dimaksud zonasi mangrove? 2. Bagaimana karakteristik struktural dan pola zonasi mangrove yang terletak di Ramsar, pantai barat daya India? 3. Bagaimana zonasi ekosistem mangrove pada kawasan mangrove bekas tsunami di Aceh barat selatan? 4. Bagaimana zonasi dan komposisi vegetasi hutan mangrove pantai cengkrong desa karanggandu kabupaten trenggalek provinsi jawa timur? 1.3 Tujuan Tujuan dari makalah ini adalah, 1. Mengetahui zonasi mangrove 2. Mengetahui karakteristik struktural dan pola zonasi mangrove yang terletak di Ramsar, pantai barat daya India 3. Mengetahui zonasi ekosistem mangrove pada kawasan mangrove bekas tsunami di Aceh barat selatan 4. Mengetahui zonasi dan komposisi vegetasi hutan mangrove pantai cengkrong desa karanggandu kabupaten trenggalek provinsi jawa timur 2 II. HASIL DAN PEMBAHASAN 2.1 Zonasi Mangrove Hutan mangrove yang dimulai dari arah laut kearah daratan yang disebut dengan zonasi mangrove. Zonasi hutan mangrove terdiri dari tiga bagian antara lain zonasi dekat dengan laut, zonasi antara laut dan darat, zonasi dekat dengan darat, namun selain berdasarkan letaknya pembagian zonasi mangrove juga berdasarkan pada tumbuhan penyusunnya (Mughofar, 2018). Zonasi adalah kondisi dimana kumpulan vegetasi yang saling berdekatan mempunyai sifat atau tidak ada sama sekali jenis yang sama walaupun tumbuh dalam lingkungan yang sama dimana dapat terjadi perubahan lingkungan yang dapat mengakibatkan perubahan nyata di antara kumpulan vegetasi, selanjutnya perubahan vegetasi tersebut dapat terjadi pada batas yang jelas atau tidak jelas atau bisa terjadi bersama-sama (Anwar et al., 1984 dalam Mughofar, 2018). Zonasi hutan mangrove sangat dipengaruhi oleh substrat, salinitas dan pasang surut. 2.2. Karakteristik Struktural dan Pola Zonasi Mangrove yang Terletak di Ramsar, Pantai Barat Daya India Vegetasi mangrove di lahan basah Ashtamudi dan Kayamkulam terdiri dari 15 spesies yang diwakili oleh 11 genera dan 8 famili menurut Tomlinson (1986) dan Spalding et al. (2010) dalam Sreelekshmi (2017). Spesies Acanthus ilicifolius L., Avicennia officinalis L., A. marina (Forssk.) Vierh, A.alba Bl., Aegiceras corniculatum (L.) Blanco, Bruguiera cylindrica (L.) Bl., B. gymnorrhiza (L.) Lamk., Excoecaria agallocha L., Kandelia candel (L.) Druce, Lumnitzera racemosa Willd., Rhizophora apiculata Bl., R. mucronata Poir., Sonneratia caseolaris (L). Engler, Ceriops tagal (Perr.) C. B. Rob. dan Acrostichum aureum L. Analisis struktural mengungkapkan 3 bahwa Acanthus ilicifolius dengan kelimpahan 57% ditemukan sebagai spesies yang paling dominan diikuti oleh Avicennia marina (21%) dan Rhizophora mucronata (6%). Lokasi mangrove dikelompokkan menjadi 5 kelompok yang berbeda menggunakan kesamaan Bray-curtis dan MDS berdasarkan komposisi spesies dan kepadatan pohon yang ditentukan pada kemiripan 60%. Kelompok 1, 2 dan 3 terdiri dari Valiyazeekal, Ayiramthengu, pulau Thekkumbhagam dan Ashramam, lokasi yang didominasi oleh Avicennia marina, Avicennia officinalis dan Rhizophora mucronata mewakili kondisi genangan pasang surut biasa. Avicennia marina sering ditemukan menuju wilayah ke arah laut. Rhizophora mucronata, Avicennia officinalis terlihat sejajar dengan tepi muara. Spesies lain yang ditemukan di wilayah ini adalah Avicennia alba, Lumnitzera racemosa, Bruguiera cylindrica, Rhizophora apiculata, Sonneratia caseolaris dan Aegiceras corniculatum. Akibat dari genangan sesekali dengan pasang surut ada perubahan flora menjadi asosiasi Rhizophora – Bruguiera. Luminit zera racemosa ditemukan resisten terhadap kondisi salin dan terlihat menuju daerah daratan. Aegiceras corniculatum, l cenderung berada di pantai. Situs Grup 4, Munrothuruthu, yang merupakan gugusan dari delapan pulau kecil di danau Ashtamudi, sebagian besar didominasi oleh Excoecaria agallocha mencerminkan kondisi khas lokasi darat. Pulau Neendakara yang menunjukkan keberadaan spesies bakau yang punah, Ceriops tagal menunjukkan kondisi pasang normal. Kelompok Acanthus ilicifolius ditemukan di hampir semua lokasi dan sering ditemukan bercampur dengan pakis mangrove, Acrostichum aureum (Sreelekshmi, 2017). 2.3 Zonasi Ekosistem Mangrove Pada Kawasan Mangrove Bekas Tsunami Di Aceh Barat Selatan Hasil penelitian pada jurnal ini kekayaan mangrove ditemukan dua spesies disemua stasiun yaitu Rhizophora apiculata dan Rhizophora mucronata. Vegetasi pada 4 stasiun 1 hanya ditemukan tumbuhan nipah. Stasiun 2, 3 dan 4 hanya ditemukan satu jenis spesies yaitu Rhizophora apicula. Mangrove pada stasiun 5 ditemukan hanya satu spesies yaitu Sonetaria alba. Kekayaan mangrove di setiap stasiun relatif sama karena hutan mangrove pasca tsunami di Aceh Barat selatan ditanam dengan sengaja sehingga jenisnya lebih homogen. Kerapatan mangrove yang ditemukan di lokasi penelitian pada setiap stasiun menunjukkan bahwa stasiun 1 (3,33 individu/ha) lebih rapat dibanding yang lain, kemudian diikuti oleh stasiun 2 (44,00 individu/ha), stasiun 3 (84,33 individu/ha), stasiun 4 (34,67individu/ha), dan stasiun 5 (44,00 individu/ha). Kerapatan total di setiap stasiun tertinggi ditemukan pada stasiun 3 sebesar 843,33 individu/ha, sedangkan kerapatan terendah terdapat di stasiun2 dan 5 sebesar 44.00 individu/m2. Rhizopora apiculata memiliki kerapatan spesies tertinggi sebesar 124,67 individu/ha, sedangkan Nipah memiliki kerapatan jenis terendah sebesar 41,66 individu/ha. Pola distribusi dari masing-masing spesies menunjukkan bahwa gastropoda yang memiliki pola distribusi mengelompok adalah Ceritidhea alata, , Neritina violacea, Neritina zigzag. Gastropoda yang memiliki pola distribusi acak adalah Ceritidhea quadrata, Neritina lineate, Cassidulla aurisfelis, Cassidulla nucleus, dan Littoraria carinifera. Mangrove yang berada di lokasi penelitian mayoritas mengelompok. Pola distribusi mengelompok disebabkan oleh adanya faktor pembatas terhadap keberadaan suatu populasi. individu yang mengelompok disebabkan karena adanya keseragaman habitat sehingga terjadi pengelompokkan di tempat yang mengandung makanan. Pengelompokkan suatu spesies disebabkan karena adanya kecenderungan untuk mempertahankan diri dari predator dan faktor-faktor lain yang tidak menguntungkan (Nybakken, 1988 dalam Wintah, 2018). 5 2.4 Zonasi Dan Komposisi Vegetasi Hutan Mangrove Pantai Cengkrong Desa Karanggandu Kabupaten Trenggalek Provinsi Jawa Timur Komposisi vegetasi mangrove yang ditemukan di Pantai Cengkrong Desa Karanggandu melalui hasil perhitungan Indek Nilai Penting (INP) mangrove baik tingkat pohon, pancang dan semai ditemukan sebanyak 12 (dua belas) jenis yaitu jenis Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata, Sonneratia alba, Sonneratia caseolaris, Ceriops decandra, Ceriops tagal, Avicennia alba, Bruguiera gymnorrhiza, Bruguiera parviflora, Xylocarpus granatum, Lumnitczera racemosa dan Nypa fruticans. Pada zona I Sonneratia alba memiliki nilai INP paling tinggi pada stratum pohon sebesar 99,84%, pancang sebesar 89,03% dan Rhizophora mucronata sebesar 80,74% pada stratum semai. Kerapatan hutan magrove Pantai Cengkrong sebesar 100 dan dominansi jenis Sonneratia alba sebesar 10,12. Pada zona II Avicennia alba memiliki INP paling tinggi pada stratum pohon sebesar 120,57%, Sonneratia alba pada stratum pancang sebesar 57,55% dan semai jenis spesies Sonneratia alba sebesar 32,47%, Ceriops tagal sebesar 32,47% dan Rhizophora apiculata 32,47%. Kerapatan yang paling tinggi jenis Sonneratia alba, Ceriops tagal, Rhizophora apiculata sebesar 2,00 dan didominansi jenis Avicennia alba sebesar 456, 32. Pada zona III Xylocarpus granatum memiliki INP paling tinggi straum pohon sebesar 132,40%, pancang 113,03% dan Lumnitzera racemosa stratum semai sebesar 60,28%. Kerapatan yang paling tinggi yaitu jenis Lumnitzera racemosa sebesar 4,33 dan didominansi jenis Xylocarpus granatum sebesar 10,79 (Mughofar, 2018). 6 III. PENUTUP 3.1 Kesimpulan Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan : 1. Zonasi adalah kondisi dimana kumpulan vegetasi yang saling berdekatan mempunyai sifat atau tidak ada sama sekali jenis yang sama walaupun tumbuh dalam lingkungan yang sama dimana dapat terjadi perubahan lingkungan yang dapat mengakibatkan perubahan nyata di antara kumpulan vegetasi, selanjutnya perubahan vegetasi tersebut dapat terjadi pada batas yang jelas atau tidak jelas atau bisa terjadi bersama-sama 2. Vegetasi mangrove di lahan basah Ashtamudi dan Kayamkulam terdiri dari 15 spesies yang diwakili oleh 11 genera dan 8 famili. Pada zona 1, 2, 3 didominasi oleh Avicennia marina sering ditemukan menuju wilayah ke arah laut. Rhizophora mucronata, Avicennia officinalis terlihat sejajar dengan tepi muara. Pada zona 4 terdapat Excoecaria agallocha mencerminkan kondisi khas lokasi darat. Kelompok Acanthus ilicifolius ditemukan di hampir semua lokasi dan sering ditemukan bercampur dengan pakis mangrove, Acrostichum aureum. 3. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa jumlah spesies yang ditemukan dalam lokasi penelitian ada 3 yaitu Nipah, Rhizopora apiculata dan Sonneratia alba. Zonasi mangrove yang berada di lokasi penelitian terdiri dari tiga zonasi yaitu zona Nipah yaitu zona yang paling dekat dengan daratan, kemudian zona Rhizopora apiculata dan zona Sonneratia alba. Pada masingmasing zona terlihat persebarannya mengelompok 4. Zonasi dan komposisi vegetasi mangrove di Desa Karanggandu Pantai Cengkrong ditemukan jenis mangrove sebanyak 12 (dua belas) jenis mangrove 7 Zonasi mangrove menunjukan bahwa pada zona I atau zona terbuka ditumbuhi oleh Sonneratia alba dan ditemukan Rhizophora mucronata, Ceriops decandra dengan salinitas 6 ppt. Zona II atau zona tengah ditumbuhi oleh jenis Avicennia alba dan ditemukan Sonneratia alba, Xylocarpus granatum dengan salinitas 6 ppt. Zona III atau zona dalam yang lebih dekat dengan ke arah darat ditumbuhi oleh jenis Xylocarpus granatum dan ditemukan Lumnitzera racemosa, Bruguiera parviflora dengan salinitas 4 ppt. 3.2 Saran Pemerintah dan masyarakat perlu menjaga keseimbangan hutan mangrove dengan cara menjaga zonasi mangrove yang utuh.Sehingga kondisi yang ditunjukkan pada pola zonasi yang terbentuk tidak sesuai dengan zonasi mangrove yang seharusnya. 8 DAFTAR PUSTAKA Mughofar A.,dkk. 2018. Zonation and Composition of Mangrove Forest Vegetation at Coast Cengkrong, Cengkrong Village, District of Karanggandu, Trenggalek East Jawa Provinsi. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, 8(1). Sreelekshmi, S., R. Varghese, P. Joseph, C. M. Preethy and S. Bijoy Nandan. 2017. Structural Characteristics and Zonation Pattern of Mangroves from A Ramsar Site, On The South West Coast Of India. Indian Forester, 143 (2): 96-100. Wintah. 2018. Analisis Zonasi Ekosistem Mangrove Pada Kawasan Mangrove Bekas Tsunami Di Aceh Barat Selatan. Jurnal Litbang Kota Pekalongan, 14. 9