2.1 Globalisasi dan Kesehatan 2.1.1 Globalisasi A. Pengrtian Globalisasi Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit. Globalisasi adalah suatu proses di mana antar individu, antar kelompok, dan antar negara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan memengaruhi satu sama lain yang melintasi batas Negara. Menurut asal katanya, kata “globalisasi” diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Achmad Suparman menyatakan Globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja (working definition), sehingga bergantung dari sisi mana orang melihatnya. Dibawah ini beberapa konsep globalisasi menurut para ahli adalah: 1. Malcom Waters, Globalisasi adalah sebuah proses social yang berakibat bahwa pembatasan geografis pada keadaan social budaya menjadi kurang penting, yang terjelma didalam kesadaran orang. 2. Emanuel Ritcher, Globalisasi adalah jaringan kerja global secara bersamaan menyatukan masyarakat yang sebelumnya terpencar pencar dan terisolasi kedalam saling ketergantungan dan persatuan dunia. 3. Thomas L. Friedman, Globalisasi adalah memiliki dimensi ideologi dan teknologi. Dimensi teknologi yaitu kapitalisme dan pasar bebas, sedangkan dimensi teknologi adalah teknologi informasi yang telah menyatukan dunia. 4. Princeton N. Lyman, Globalisasi adalah pertumbuhan yang sangat cepat atas saling ketergantungan dan hubungan antar negara-negara didunia dalam hal perdagangan dan keuangan. B. Proses Globalisasi Proses globalisasi lahir dari adanya perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi transportasi dan komunikasi. Globalisasi akan memberikan corak budaya baru, dan memberi dampak yang luas terhadap kebebasan budaya setempat dan mengukuhkan domisi budaya barat dalma budaya masyarakat di negara-negara berkembang melalui penjajahan baru, yaitu kebudayaan. Bagaimanapun itu harus kita cegah karena kebudayaan bangsa merupakan hasil peninggalan nenek moyang bangsa kita yang harus kita jaga dan kita lestarikan. Salah satu penyebab terjadinya era globalisasi adalah kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama teknologi komunikasi, seperti teknologi media cetak dan media elektronik. C. Dampak Globalisasi Adanya globalisasi membawa manfaat bagi umat manusia tetapi ada juga dampak buruknya. Adapun dampak dari globalisasi anatar lain: 1. Dampak Globalisasi di Bidang Sosial dan Budaya Semakin bertambah globalnya berbagai nilai budaya kaum kapitalis dalam masyarakat dunia. Merebaknya gaya berpakaian barat di negara-negara berkembang. Menjamurnya produksi film dan musik dalam bentuk kepingan CD/ VCD atau DVD.Dampak positif globalisasi di bidang sosial adalah para generasi muda mampu mendapatkan sarana-sarana yang memungkinkan mereka memperoleh informasi dan berhubungan dengan lebih efisien dengan jangkauan yang lebih luas. Adapun dampak negatifnya adalah bahwa generasi muda yang tidak siap akan adanya informasi dengan sumber daya yang rendah hanya akan meniru hal-hal yang tidak baik seperti adanya bentuk-bentuk kekerasan, tawuran, melukis di tembok-tembok, dan lain-lain. Dengan adanya fasilitas yang canggih membuat seseorang enggan untuk berhubungan dengan orang lain sehingga rasa kebersamaan banyak berkurang. 2. Dampak Globalisasi di Bidang Ekonomi Dampak positif globalisasi di bidang ekonomi adalah mampu memacu produktivitas dan inovasi para pelaku ekonomi agar produk yang dihasilkan mampu bersaing dengan produk-produk yang lain. Pada era globalisasi ini menuntut manusia yang kreatif dan produktif.Sedangkan dampak negatifnya adalah mampu menimbulkan sifat konsumerisme di kalangan generasi muda.Sehingga tidak mampu memenuhi tuntutan zaman karena sudah terbiasa menerima teknologi dan hanya mampu membeli tanpa membuatnya. Globalisasi dan liberalisme pasar telah menawarkan alternatif bagi pencapaian standar hidup yang lebih tinggi.Semakin melebarnya ketimpangan distribusi pendapatan antar negara-negara kaya dengan negara-negara miskin. Munculnya perusahaan-perusahaan multinasional dan transnasional. Membuka peluang terjadinya penumpukan kekayaan dan monopoli usaha dan kekuasaan politik pada segelintir orang. Munculnya lembaga-lembaga ekonomi dunia seperti Bank Dunia, Dana Moneter Internasional, WTO. 3. Dampak Globalisasi di Bidang Budaya dan Politik Negara tidak lagi dianggap sebagai pemegang kunci dalam proses pembangunan. Para pengambil kebijakan publik di negara sedang berkembang mengambil jalan pembangunan untuk mengatasi masalah sosial dan ekonomi. Timbulnya gelombang demokratisasi (dambaan akan kebebasan). 2.1.2 Globalisasi dalam Bidang Kesehatan Kata globalisasi berasal dari bahasa inggris yaitu globalization, yaitu merupakan gabungan dari kata global yang berarti mendunia dan lization yang berarti proses. Secara umum globalisasi adalah suatu proses yang menyeluruh atau mendunia dimana setiap orang tidak terikat oleh Negara atau batas-batas wilayah, aerinya setiap individu dapat terhubung dan saling bertukar informasi dimanapun dan kapanpun melalui media elektronik maupun cetak. Semakin berkembangnya zaman menuju era globalisasi dan perdagangan bebas, berefek terhadap perdagangan baik itu perdagangan jasa maupun perdagangan barang. Dalam hal ini kesehatan juga ikut terkena dampak yaitu keterlibatan perdagangan bebas dalam hal jasa pelayanan kesehatan. Dalam perdagangan jasa kesehatan sendiri secara internasional diatur oleh WTO (World Trade Organization) karena tenaga kesehatan dalam dianggap sebagai tenaga kesehatan sehingga regulasinya diatur oleh badan internasional yang mengurusi masalah ketenagakerjaan ini. Adapun bentuk-bentuk perdagangan jasa dalam dunia internasional yang sekarang sedang marak dilakukan adalah: a. Cross Border Trade Cross border trade didefinisikan sebagai transaksi jasa kesehatan dimana antara dokter dan pasien tidak bertemu secara langsung atau tatap muka. b. Consumption Abroad Comsumption abroad merupakan suatu metode penggunaan jasa kesehatan dimana penduduk suatu negara memakai jasa pelayanan kesehatan di negara lain. Hal ini sedang sangat marak terjadi di Indonesia. Dari hasil penelitian dan survei pada tahun 2006 didapatkan bahwa lebih dari 65 % pasien di rumah sakit di Malaysia berasal dari Indonesia. Hal ini dapat disimpulkan alasan orang Indonesia berobat ke Malaysia adalah karena pelayanan yang bagus dan ditambah lagi biaya pengobatan yang murah. Dari hasil lain yang didapat bahwa rakyat Indonesia menghabiskan lebih dari 1 juta Dolar US untuk biaya pengobatan ke luar negeri. c. Commercial Presence Commercial presence diartikan sebagai munculnya rumah sakit atau penyedia kesehatan dengan kepemilikan dari asing. Istilah kasarnya adalah pihak asing/luar negeri mulai membuat jasa pelayanan kesehatan ke suatu negara. d. Natural Presence Natural presence diartikan sebagai keberadaan alami suatu tenaga kesehatan di negara lain. Dalam bahasa sederhananya adalah tenaga-tenaga kesehatan yang bekerja di luar negeri. Tercatat bawa negara-negara Asia tenggara, termasuk Indonesia, merupakan negara yang paling banyak mengirimkan tenaga kesehatannya keluar negeri terutama ke negara-negara Timur Tengah. Hal ini terjadi karena kesempatan untuk mendapatkan gaji lebih baik di luar negeri dan bagi negara luar negeri, tenaga kerja Indonesia merupakan tenaga kerja yang murah. 2.1.3 Pengaruh Globalisasi Terhadap Bidang Kesehatan Indonesia Akan semakin memperparah maldistribusi dan kekurangan tenaga kesehatan. Dengan semakin terbukanya jalur dan kesempatan di luar negeri maka para tenaga kesehatan Indonesia akan cenderung untuk mencoba kesempatan ke luar negeri karena mendapatkan prospek karir dan gaji lebih baik sehingga Indonesia yang sudah kekurangan tenaga kesehatan akan semakin parah kekurangan tenaga kesehatannya. Dampak dari adanya commercial presence secara positif adalah pelayanan kesehatan yang semakin baik di Indonesia karena kerjasama pemerintah dibantu oleh sektor swasta yang akan memperbaiki dan menambah mutu pelayanan kesehatan di Indonesia. Dampak negatif dari hal ini adalah bahwa seluruh dokter nantinya akan terus beralih dari sektor publik ke sektor swasta sehingga tenaga kesehatan yang bekerja untuk pemerintah akan berkurang. Ada beberapa contoh mengenai dampak globalisasi pada sektor kesehatan, seperti: 1. Meningkatnya mobilitas profesional kesehatan dari suatu negara ke suatu negara lain 2. Meningkatanya mobilitas konsumen kesehatan (pasien) yang pergi ke luar negri untuk mendapatkan perawatan medis 3. Meningkatnya perusahaan asing dan perusahaan asuransi asing di dalam negeri Fenomena ini juga terjadi di Indonesia. Salah satu faktor pemicu globalisasi kesehatan di Indonesia adalah dengan adanya AFTA 2010. AFTA merupakan singkatan dari ASEAN Free Trade Area yang dibuat pada Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke IV di Singapura pada tahun 1992. Tujuan dibuatnya AFTA, tentu saja baik, negara – negara di kawasan Asia Tenggara telah bersepakat untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional Asia Tenggara sekaligus menjadikan Asia Tenggara menjadi salah satu pihak yang berpengaruh pada perdagangan dunia. AFTA pada kenyataannya tidak hanya mengedepankan satu aspek saja, setidaknya ada lebih dari 12 sektor yang disentuh AFTA, termasuk sektor kesehatan. Praktek AFTA sendiri sebenarnya sudah dimulai pada tahun 2003 untuk 6 negara pendiri ASEAN (Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, Brunnei Darussalam) sedangkan pada tahun 2010 AFTA mulai berlaku pula pada negara – negara lain yang tergabung dalam ASEAN seperti Kamboja, Laos, Myannmar, dan Vietnam. Banyak masyarakat Indonesia yang memilih berobat ke luar negeri, seperti Singapura. Bahkan lebih dari 50% pasien dari salah satu rumah sakit di Singapura adalah orang Indonesia. Maraknya rumah sakit asing atau praktek pelayanan kesehatan asing juga menjamur di Indonesia. Peranan AFTA meluas di berbagai sektor kehidupan. Sektor kesehatan hanya salah satu sektor dari 12 sektor yang dijamah AFTA. Sudah semestinya kalau kita menanggapi AFTA ini dengan positif, sebagai sebuah tantangan baru yang mengajak dunia kesehatan Indonesia untuk giat berkompetisi menuju ke arah perkembangan yang lebih baik. Tindakan kompetisi tersebut, dapat dimulai dari sumber daya tenaga kesehatan terlebih dahulu, atau dengan kata lain, mulailah dengan kualitas manusianya. Salah satu usaha untuk menciptakan sumber daya yang berkualitas adalah dengan memenuhi standar kompetensi minimum internasional seperti yang telah ditetapkan oleh The Institue for International Medical Education (IIME) yang meliputi tujuh butir aspek standar kompetensi minimum yang disebut sebagai Global Minimum Essential Requirements (GMER) yang meliputi: 1. Professional values, attitudes, behavior and ethics (nilai profesional, perilaku, kepribadian dan etika) 2. Scientific foundation of medicine ( pondasi medis yang scientific) 3. Clinical skills (ketrampilan medis) 4. Communication skills (ketrampilan komunikasi) 5. Population health and health systems (populasi kesehatan dan sistem kesehatan) 6. Management of information (manajemen informasi) 7. Critical thinking and research. (berpikir kritis dan penelitian) GMER ini menuntut kompetensi yang tidak hanya mencakup segi keilmuan yang kuat, namun juga terkait dengan penguasaan soft skill (komunikasi, profesionalitas, perilaku, dan etika) yang mumpuni (mahir). Nampaknya yang menjadi solusi penting untuk mencapai ketujuh butir kompetensi minimal di atas adalah dengan mengembangkan sumber daya tenaga kesehatan melalui sistem pendidikan yang baik. Melalui sistem pendidikan yang mencakup aspek – aspek di atas, setiap tenaga kesehatan mulai disiapkan untuk berkompetisi di masa mendatang. Selain memperbaiki kualitas sumber daya manusianya, perlu juga diperbaiki kualitas sistemnya, seperti sistem Rumah Sakit misalnya, terdapat pergeseran mengenai konsep dan kebijakan rumah sakit pada fase pra globalisasi dan di era globalisasi sebagai berikut: Pra Globalisasi 1. RS adalah Lembaga Sosial 2. Anggaran dari Pemerintah 3. Pembayaran Langsung 4. Sistem Pembayaran fee for service 5. Upaya lebih ditekankan pada kuratif dan rehabilitative 6. Terpisah dari sistem pelayanan medik wilayah Dati II 7. Kebijakan standar untuk semua RS 8. Manajemen mutu bukan inti kegiatan 9. Berorientasi pada dokter Era Globalisasi 1. RS adalah industri jasa 2. Anggaran dari masyarakat 3. Pembayaran dari masyarakat 4. Sistem pembayaran kapitasi 5. Upaya paripurna dari promotif sampai dengan rehabilitative 6. Merupakan bagiaan dari sistem pelayanan medik Dati II 7. Kebijakan standar berbeda untuk urban dan rural 8. Manajemen mutu menjadi inti kegiatan rumah sakit 9. Berorientasi pada konsumen 2.1.4 Dampak Positif dan Negatif Globalisasi Bidang Kesehatan 1. Dampak positif a) Meningkatnya mobilitas profesional dari suatu negara ke negara yang lain. b) Meningkatnya teknologi terhadap peralatan medis yang menunjang pengobatan terhadap pasien. c) Meningkatnya perusahaan asing dan perusahaan asuransi asing di dalam negeri. 2. Dampak Negatif a) Kecanggihan teknologi membuat banyak masyarakat yang meninggalkan cara pengobatan alternatif terhadap penyakit mereka, sehingga banyak mobilitas konsumen kesehatan (pasien) yang harus pergi ke luar negeri untuk berobat/mendapat perawatan medis. b) Kecanggihan teknologi dimanfaatkan bagi banyak orang untuk membuka perusahaan-perusahaan seperti industri tanpa mempedulikan udara daerah sekitar yang semakin tercemar, sehingga banyak orang yang dapat menderita penyakit saluran pernapasan. c) Akan semakin memperparah maldistribusi dan kekurangan tenaga kesehatan. Dengan semakin terbukanya jalur dan kesempatan di luar negeri, maka para tenaga kesehatan suatu negara akan cenderung untuk mencoba kesempatan ke luar negeri. Sehingga negara tersebut semakin kekurangan tenaga kesehatan. DAFTAR PUSTAKA 1. http://eprints.ums.ac.id/14831/2/2.BAB_I.pdf 2. https://www.academia.edu/22843927/GLOBALISASI_DALAM_BIDANG_KESE HATAN