Uploaded by puputpus97

BAB I PENDAHULUAN - Copy

advertisement
Persentase Tutupan Karang Lunak di Perairan Sungai Dua Laut Kecamatan
Sungai Loban Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan
1.1. Latar Belakang
Terumbu karang merupakan suatu ekosistem yang mempunyai tingkat
produktivitas paling tinggi di perairan yang didukung oleh kumpulan biota-biota
yang sangat beragam. Salah satu ekosistem perairan tropis yang paling unik adalah
ekosistem terumbu karang. Terumbu karang merupakan ekosistem bahari yang
banyak menarik perhatian karena merupakan daerah alamiah yang mempunyai nilai
estetika tinggi dibandingkan dengan ekosistem lainnya (Nybakken, 1992). Karang
lunak merupakan salah satu komponen pembentuk terumbu karang, pemasok
senyawa karbonat, dan juga berkontribusi bagi keanekaragaman hayati lautan
(Manuputty, 2002). Potensi yang dimiliki karang lunak dapat dimanfaatkan sebagai
objek wisata bawah laut.
Karang lunak merupakan salah satu komponen pembentuk terumbu karang,
pemasok senyawa karbonat, dan juga berkontribusi bagi keanekaragaman hayati
lautan (Manuputty, 2002). Karang lunak umumnya memiliki warna yang indah.
Warna-warni itu dihasilkan oleh alga simbiotik (zooxhanthellae) yang hidup dalam
jaringan tubuh karang yang menghasilkan warna hijau, kuning, coklat dan
sebagainya (Manuputty, 1996). Potensi yang dimiliki karang lunak dapat
dimanfaatkan sebagai objek wisata bawah laut.
Pertumbuhan karang lunak dapat dipengaruhi oleh faktor kedalaman
adapun, pengaruh kedalaman biasanya berhubungan dengan faktor lingkungan lain
seperti cahaya, pergerakan air bahkan di beberapa tempat lainnya dengan suhu dan
salinitas (Supriharyono 2000 dalam Sugiyanto et., al 2004). Karang lunak dapat
ditemukan mulai dari rataan terumbu sampai ke dalaman 10 meter, melekat pada
bekas atau patahan karang mati (Bayer, 1956 dalam Arafat, 2009). Karang lunak
termasuk kedalam sumber bahan aktif (Soedharma, 2005). Karang lunak yang telah
banyak diteliti ialah mengenai kandungan bahan kimianya. Tursch et al. (1978)
telah mengisolasi senyawa terpen dari beberapa jenis karang lunak. Senyawa kimia
ini dapat digunakan dalam bidang farmasi sebagai antibiotika, anti jamur dan
senyawa anti tumor. Sedangkan bagi karang lunak itu sendiri ialah sebagai
penangkal terhadap serangan predator dalam merebutkan ruang lingkup dan proses
reproduksi (Coll & Sammarco, 1986).
Perairan Sungai Dua Laut merupakan salah satu wilayah yang terdapat di
Kalimantan selatan yang termasuk kedalam Kawasan Perlindungan Laut Daerah
dengan kawasan objek berupa ekosistem terumbu karang (SK Bupati Tanah Bumbu
No. 327 Tahun 2011 tentang Penetapan Kawasan Perlindungan Laut Daerah).
Ekosistem terumbu karang ini meliputi karang keras dan karang lunak. Karang
lunak memiliki peran penting dalam pembentukan terumbu karang, oleh karena itu
perlu dilakukan penelitian mengenai tutupan karang lunak.
1.2. Rumusan Masalah
Perairan Sungai Dua Laut sebagai salah satu Kawasan Perlindungan Laut
Daerah (KPLD) di wilayah Kalimantan Selatan, banyaknya manfaat dari Karang
lunak dari segi ekonomi maupun biologi serta masih kurangnya informasi mengenai
tutupan karang lunak khususnya di daerah Kalimantan Selatan yaitu Kabupaten
Tanah Bumbu, maka perlu dilakukan penelitian mengenai Persentase Tutupan
karang lunak di perairan sungai dua laut kecamatan Sungai Loban Kabupaten Tanah
Bumbu. Berdasarkan permasalahan tersebut dapat dibuat rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana kondisi tutupan karang lunak di Perairan Sungai Dua Laut?
2. Bagaimana hubungan tutupan karang lunak dengan ?
1.3. Tujuan dan Manfaat
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. mengetahui kondisi tutupan karang lunak di Perairan Sungai Dua Laut?
2. mengetahui persentase tutupan karang lunak di perairan sungai dua laut
Manfaat dari penelitian ini ialah tersedianya data yang memadai tentang
karang lunak, penelitian ini juga bermanfaat sebagai data awal pengenalan karang
lunak yang merupakan ekosistem terumbu karang yang masih jarang dilakukan
penelitian khususnya di Sungai Dua Laut Kabupaten Tanah Bumbu agar lebih di
perhatikan kedepannya.
1.4. Ruang Lingkup Penelitian
1.4.1. Ruang Lingkup Wilayah
Wilayah penelitian ini dilakukan di Perairan Sungai Dua Laut Kecamatan
Sungai Loban Kabupaten Tanah Bumbu.
1.4.2. Ruang Lingkup Materi
Ruang lingkup materi adalah melakukan analisis kualitas air secara kimia,
fisik dan biologi yang dapat dilakukan dengan metode pengambilan data secara
insitu dan eksitu adapun parameter yang diambil sebagai berikut :
1. Parameter fisik yaitu
: Pengukuran suhu, arus, substrat, kedalaman dan
kecerahan
2. Parameter kimia yaitu
: Pengukuran secara insitu (Salinitas, DO dan pH)
Pengukuran secara eksitu (Nitrat dan Fosfat)
1.5. Metode
Penentuan stasiun penelitian menggunakan metode purposive sampling
sedangkan untuk pengambilan data terumbu karang dilakukan dengan
menggunakan metode Point Intercept Transect, yaitu dengan membentangkan roll
meter tegak lurus sejajar garis pantai sepanjang 50 m. Semua kegiatan dilakukan
dengan penyelaman dengan bantuan peralatan selam SCUBA. Untuk memudahkan
identifikasi, dilakukan juga pemotretan bawah air, terutama untuk genus karang
lunak yang baru ditemukan (new record). Identifikasi dilakukan terlebih dahulu
dengan penggolongan ke dalam tingkat famili, kemudian ke tingkat genus. Dalam
penelitian ini identifikasi sampai ke tingkat spesies tidak mungkin dilakukan karena
publikasi tentang kunci identifikasi masih sedikit. Oleh karena itu, identifikasi
karang lunak kali ini dibatasi sampai ke tingkat genus.
ANALISIS DATA
Perhitungan persentase penutupan koloni karang ditentukan dengan rumus
menurut English, et. al. (1994) berikut :
𝑙𝑖
𝑛𝑖 =
𝑥 100%
𝐿
Dimana :
ni
= Persentase penutupan koloni karang (%)
li
= Panjang koloni karang per-panjang transek garis (cm)
L
= Panjang total transek (cm)
Indeks Keanekaragaman Shannon & Weaver (1963) in Ludwig & Reynolds (1988)
𝑆
𝑛𝑖
𝑛𝑖
𝐻 ′ = − ∑ [ ] ln [ ]
𝑁
𝑁
𝑖=1
H’
S
ni
N
= Indeks keanekaragaman
= jumlah kategori yang ditemukan
= jumlah individu jenis ke-i
= jumlah total individu
Indeks Keseragaman Krebs (1985)
𝐸=
𝐻′
𝐻 ′ 𝑚𝑎𝑥
; 𝐻 ′ 𝑚𝑎𝑥 𝑙𝑜𝑔2 𝑆
Dimana :
E = Indeks keseragaman
H’ = Indeks Keanekaragaman
S = Jumlah Jenis yang ditemukan
Indeks Dominasi Odum (1971)
𝐶=[
Dimana :
C
= indeks dominasi
n
= jumlah individu jenis ke – i
N
= jumlah seluruh individu
𝑛𝑖 2
]
𝑁
Download