BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan bertambahnya angka harapan hidup bangsa Indonesia perhatian masalah kesehatan beralih dari penyakit infeksi ke penyakit degeneratif. Selain penyakit jantung koroner dan hipertensi, diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit degeneratif yang saat ini makin bertambah jumlahnya di Indonesia. Meningkatnya prevalensi diabetes mellitus diakibatkan oleh meningkatnya kemakmuran di negara bersangkutan, kesibukan dalam beraktivitas membuat masyarakat tidak memiliki cukup waktu utuk berolahrga serta dengan meningkatnya pendapatan menyebabkan perubahan gaya hidup yang salah seperti kegemukan, kurang gerak dan pola makan yang tidak sehat. Dengan banyaknya restoran cepat saji dan makanan yang instan juga dapat mempengaruhi angka kejadian DM tipe 2 menjadi meningkat. Diabetes mellitus tipe 2 adalah jenis yang paling banyak ditemukan (lebih dari 90%), timbul makin sering setelah usia 40 tahun (Suyono, 2004). Diabetes mellitus merupakan kategori penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan di masyarakat, baik secara regional, global, nasional maupun lokal. Diabetes merupakan salah satu rangkaian gangguan gangguan metabolik menahun akibat pankreas yang tidak dapat memproduksi insulin dengan cukup, sehingga menyebabkan kekurangan insulin baik absolut maupun relatif, akibatnya terjadi peningkatan konsentrasi glukosa dalam darah (Infodatin, 2014). 1 2 Secara gobal, diperkirakan 422 juta orang dewasa hidup dengan diabetes pada tahun 2014, dibandingkan dengan 108 juta pada tahun 1980. Prevelensi diabetes di dunia telah meningkat hampir dua kali lipat. Diabetes menyebabkan 1,5 juta kematian pada tahun 2012. Gula darah yang lebih tinggi dari bata maksimum mengakibatkan tambahan 2,2 juta kematian, dengan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan lainnya. 43% dari 3,7 juta kematian ini terjadi sebelum usia 70 tahun. Prosentase kematian yang disebabkan oleh diabetes yang terjadi sebelum usia 70 tahun lebih tinggi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menegah daripada di negara-negara berpenghasilan tinggi (WHO Global Report, 2016). Berdasarkan estimasi prevalensi penderita diabetes mellitus dari WHO (2016) jumlah penderita diabetes pada tahun 2030 di Indonesia mengalami peningkatan yaitu sebanyak 21,3 juta penduduk. Berdasarkan hasil Riskesdas (2018) di Jawa Timur prelavensi penderita diabetes mellitus sebanyak 2,6%, dan di Surabaya didapatkan sebanyak 4,9% penderita diabetes mellitus. Tanpa intervensi yang efektif, kekerapan DM tipe 2 akan meningkat disebabkan oleh berbagai hal misalnya bertambahnya usia, harapan hidup, berkurangnya angka kematian akibat infeksi dan meningkatnya faktor risiko yang disebabkan oleh gaya hidup yang salah seperti kegemukan, kurang berolahraga dan pola makan yang tidak sehat. Penyebab retensi insulin pada DM tipe 2 ini dipengaruhi oleh faktor-faktor obesitas (kegemukan), diet tinngi lemak dan rendah dietkarbohidrat, kurang olahhraga, dan faktor kuturunan (Suyono, 2004). Dalam mengelola diabetes mellitus untuk jangka pendek bertujuan untuk menghilangkan keluhan atau gejala diabetes mellitus dan mempertahankan rasa nyaman dan sehat. Untuk jangka panjang bertujuan untuk mencegah munculnya 3 penyulit baik makroangiopati, mikroangiopati maupun neuropati, dengan tujuan akhir menurunkan angka kematian dan angka kesakitan pasien diabetes mellitus (Waspajdi S, 2005). Pilar utama pengelolaan diabetes mellitus ada dua, yaitu yang pertama adalah pengelolaan nonfarmakologis, yaitu berupa konseling untuk diet atau perencanaan makanan dan kegiatan jasmani. Setelah itu jika penanganan secara nonfarmakologis belum mencapai hasil yang maksimal dapat dilanjutkan dengan penanganan secara farmakologis yaitu menggunakan obat atau insulin (Waspajdi S, 2005). Berdasarkan paparan diiatas, peneliti tertarik untuk meniliti tentang apa saja faktor-faktor pencetus terjadinya hiperglikemia berulang pada pasien DM tipe 2 di Rumah Sakit Kodam Tingkat III Surabaya. 1.2 Rumusan Masalah Apa saja faktor-faktor pencetus terjadinya hiperglikemia berulang pada pasien DM tipe 2 di Rumah Sakit Kodam Tingkat III Surabaya? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Mempelajari faktor-faktor pencetus hiperglikemia berulang pada pasien DM tipe 2 di Rumah Sakit Kodam Tingkat III Surabaya. 1.3.2. Tujuan Khusus 1. Mengidentifikasi pola diet pada pasien DM tipe 2 di Rumah Sakit Kodam Tingkat III Surabaya. 4 2. Mengidentifikasi olahraga pada pasien DM tipe 2 di Rumah Sakit Kodam Tingkat III Surabaya. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan refrensi mata kuliah keperawatan medkal bedah dan memberi pengetahuan untuk mahasiswa dan keluarga terhadap faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya hiperglikemian pada pada pasien DM tipe 2. 1.4.2. Manfaat Praktis 1. Peneliti Merupakan suatu pengalaman dalam mengidentifikasi faktor-faktor yang pencetus hiperglikemia pada pasien DM tipe 2 di Rumah Sakit Kodam Tingkat III Surabaya. 2. Masyarakat Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang faktor -faktor yang pencetus hiperglikemia pada pasien DM tipe 2. 3. Petugas kesehatan Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga untuk selalu memperhatikan kondisi pasien diabetes mellitus tipe 2. 4. Institusi Menjadi landasan untuk melakukan penelitian-penelitian yang berkaitan tentang faktor-faktor yang pencetus hiperglikemia pada pasien DM tipe 2.