TINJAUAN PUSTAKA 1. MALPRAKTEK Berbagai literatur buku-buku banyak memberikan pengertian tentang malpraktek, pengertian malpraktek menurut Dewi, A.I. (2008) malpraktek memiliki pengertian yaitu setiap tindakan medis yang dilakukan dokter atau orang-orang dibawah pengawasannya, atau penyedia jasa kesehatan yang dilakukan terhadap pasiennya, baik dalam hal diagnosis, terapeutik dan manajeman penyakit yang dilakukan secara melanggar hukum, kepatuhan, kesusilaan, dan prinsip-prinsip professional baik dilakukan dengan sengaja atau karena kurang hati-hati yang menyebabkan salah tidak, rasa sakit, luka, cacat, kerusakan tubuh, kematian dan kerugian lainnya yang menyebabkan dokter atau perawat harus bertanggung jawab baik secara administrative, perdata maupun pidana. Sedangkan menurut Yunanto, A dan Helmi (2009) mengungkapkan bahwa istilah malpraktek berasal dari kata malpractice yang pada hakikatnya adalah kesalahan dalam menjalankan profesi yang pada hakikatnya adalah kesalahan dalam menjalankan profesi yang timbul sebagai akibat adanya kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan dokter. Machmud, S. H (2012) menyebutkan bahwa malpraktek adalah istilah yang memunyai konotasi buruk, bersifat stigmatis, meyalahkan. Praktik buruk dari seseorang yang memegang suatu profesi dalam arti umum seperti dokter, ahli hukum, akutan, dokter gigi, dokter hewan, dan sebagainya. Apabila ditunjukan kepada profesi medis, maka akan disebut malpraktek medic Lain halnya dengan Ngesti Lestari dikutip dari Syarul Machmud, mengartikan malpraktek sebagai pelaksanaan atau tindakan yang salah, dengan demikian arti malpraktek medik sebagai tindakan dari tenaga kesehatan yang salah dalam rangka pelaksanaan profesi di bidang kedokteran (professional misconduct) baik di pandang dari sudut norma etika maupun norma hokum. Penjelasan di atas, tidak memberikan suatu definisi yang sama tentang apa yang menjadi suatu perbuatan yang malpraktek. Namun, dapat diartikan malpraktek adalah merupakan perbuatan yang dilakukan oleh dokter yang menjalankan profesinya baik dengan sengaja, dan kelalaiannya menyebabkan kerugian, berupa cacat, dan bahkan dapat menyebabkan kematian bagi pasien. a. JENIS JENIS MALPRAKTIK a) Malpraktek Etik Yang dimaksud dengan Malpraktek Etik adalah dokter yang melakukan tindakan yang bertentangan dengan etika kedokteran. Sedangkan Etika Kedokteran yang dituangkan di dalam Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI) merupakan seperangkat standar etis, prinsip, aturan atau norma yang berlaku untuk dokter. Isfandyarie, A (2005) berpendapat bahwa malpraktek negatif dari etik merupakan dampak kemajuan teknologi kedokteran. Kemajuan teknologi kedokteran yang sebenarnya bertujuan untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi pasien, dan membantu dokter untuk mempermudah menentukan diagnosa dengan lebih cepat, lebih tepat dan lebih akurat sehingga rehabilitasi pasien bisa lebih cepat, ternyata memberikan efek samping yang tidak diinginkan. Efek samping dari kemajuan teknologi kedokteran tersebut antara lain: 1. Kontak atau komunikasi antara dokter dengan pasien semakin berkurang 2. Etika kedokteran terkontaminasi dengan kepentingan bisnis 3. Harga pelayanan medis semakin tinggi, dan sebagainya b) Malpraktik Kriminal Malpraktik kriminal (criminal malpractice) dinyatakan jika perbuatan tersebut memenuhi unsur aduan pidana (batin, alasan pemaaf dan hubungan batin dengan perbuatan). Malpraktik kriminal dapat berupa kesengajaan (intentional), kecerobohan (recklessness) atau kealpaan (negligence). Contoh malpraktik criminal yang bersifat kesengajaan (intentional)yaitu: (1) Melakukan euthanasia (aktif, pasif, volunter ataupun involunter). (2) Melakukan abortus provokatus tanpa memenuhi unsur hukum. (3) Menerbitkan surat yang tidak benar kepada pasien. (4) Membuka rahasia pasien tanpa alasan yang memenuhi unsur hukum. c) Malpraktik Administratif Dikatakan malpraktik administratif (administrative malpractice) jika dokter atau tenaga kesehatan melanggar hukum tata usaha negara. Contoh tindakan yang dikategorikan malpraktik administratif adalah: (1) Menjalankan praktik kedokteran tanpa lisensi / izin. (2) Melakukan tindakan medik yang tidak sesuai dengan lisensi yang dimiliki. (3) Melakukan praktik kedokteran dengan menggunakan izin yang telah tidak berlaku. (4) Tidak membuat rekam medis. d) Malpraktik Perdata Malpraktik perdata (civil malpractice) dinyatakan jika dokter tidak melaksanakan kewajibannya, tidak dipenuhinya isi perjanjian sebagaimana yang telah disepakati, atau terjadinya perbuatan melanggar hukum sehingga menimbulkan kerugian kepada pasien. Tindakan dokter yang dikategorikan malpraktik perdata ialah: (1) Tidak melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan. (2) Melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan tapi terlambat. (3) Melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan tapi tidak sempurna. (4) Melakukan apa yang menurut kesepakatannya tidak seharusnya dilakukan. Pada malpraktik perdata, tanggung gugat bersifat individual atau korporasi. Selain itu dapat dialihkan kepada pihak lain berdasarkan principle of vicarious liability. Dengan prinsip ini, maka rumah sakit dapat bertanggungjawab atas kesalahan yang dilakukan dokternya, asalkan dapat dibuktikan bahwa tindakan dokter dalam rangka melaksanakan kewajiban rumah sakit. Dasar hukum malpraktik perdata adalah transaksi dokter dengan pasien, yaitu hubungan hukum dokter dan pasien, dimana dokter bersedia memberikan pelayanan medis kepada pasien dan pasien bersedia membayar honor kepada dokter tersebut.