Almira Danumaya (17/409063/KU/19621) Tugas Tutorial 1 - Literature Search “Pengaruh Pemberian Edukasi Gizi Kepada Keluarga Terhadap Pengetahuan Keluarga Dan Status Gizi Pasien Pasca Stroke” Title A Community Based Program for Family Caregivers for Post Stroke Survivors in Thailand Author Sararin Pitthayapong, , Year Aim 2017 Untuk mengevaluasi efektivitas program perawatan pasca-stroke dalam pengaturan komunitas di Thailand Arpaporn Powwattana, Catherine M. Waters, Weena Thiangtam, Sirirat Leelacharas Increase in the functional capacity and quality of life among stroke patients by family caregiver empowerment program based on adaptation model Kelana Kusuma Dharma, Dedi Damhudi, Nelly Yardes, Suhana Haeriyanto 2018 Mengidentifikasi pengaruh program pemberdayaan caregiver berdasarkan model adaptasi (CEP-BAM = caregiver empowerment program based on the adaptation model) pada kapasitas fungsional dan kualitas hidup pasien setelah stroke. Method • Quasi eksperimental • 62 pasangan (pasien dan keluarga) dibagi menjadi 2 kelompok kontrol dan eksperimen. • Intervensi terdiri dari program empat minggu yang termasuk mendistribusikan informasi terkait, memberikan latihan keterampilan selama sesi perawatan pasca-stroke dan memanfaatkan strategi untuk meningkatkan motivasi dan keterampilan perilaku pengasuh keluarga berdasarkan informasimotivasi perilaku model keterampilan. • Kelompok eksperimen diberikan edukasi selama 4 minggu pertama, didatangi dirumah pada minggu ke8, dan 2 bulan dilakukan follow-up. • Evaluasi keterampilan keluarga • Aktivitas pasien kehidupan sehari-hari (ADL) dan komplikasi dievaluasi pada awal dan segera dan 2 bulan pasca intervensi. • Dengan 3 instrumen yaitu post-stroke care skills checklist, Modified Barthel Index (MBI), dan poststroke patient complications checklist • Analisis statistik meliputi uji chi-square, uji eksak Fisher, independen uji-t, dan analisis varians pengukuran berulang dua arah. quasi-experimental dengan pre- dan post-test kelompok kontrol 80 partisipan post-stroke dibagi menjadi 2 kelompok. Melakukan intervensi dengan mendatangi rumah Kapasitas fungsional dan kualitas hidup dilakukan empat kali (pre-test dan tiga kali post-test). Analisis data dilakukan dengan menggunakan pengukuran berulang ANOVA atau general linear model repeated measure (GLM-RM). Result • • • • Tidak ada perbedaan signifikan pada umur caregiver Mayoritas perempuan dan masih bersekolah Pada awal penelitian tidak ada perbedaan signifikan. Setelah interfensi ada perbedaan signifikan pada keterampilan merawat, ADL, komplikasi. • Ada perbedaan yang signifikan dalam kapasitas fungsional dan kualitas hidup antara kedua kelompok dan antara pra-tes dan enam bulan setelah intervensi (P <0,05). • Kualitas hidup kelompok intervensi pada bulan keenam setelah intervensi lebih baik daripada kelompok control dengan perbedaan yang signifikan Pengaruh Edukasi Kesehatan Terhadap Pengetahuan Pasien Stroke dan Keluarga: Peran, Dukungan, dan Persiapan Perawatan Pasien Stroke di Rumah Cecep Eli Kosasih, Nursing home care educational Carolina Baltar Day, Carla Cristiane Becker Kottwitz Bierhals, Naiana Oliveira dos Santos, intervention for family caregivers of older adults post stroke (SHARE): study protocol for a randomised tria 2018 Tetti Solehati, Chandra Isabela Purba Untuk mengetahui edukasi kesehatan yang diberikan terhadap pengetahuan pasien stroke dan keluarga akan peran, dukungan, dan persiapan perawatan • • • • • Mariane Lurdes Predebon, Fernanda Laís Fengler Dal Pizzol, 2018 Untuk menggambarkan intervensi pendidikan yang difokuskan pada pengasuh keluarga dari penderita stroke untuk pengembangan perawatan di rumah di Brasil Selatan. • • • • • and Lisiane Manganelli Girardi Paskulin • • Quasi eksperiment dengan rancangan one group pre-post test design. Di Rumah Sakit Al Islam Bandung pada tahun 2018. Responden terdiri dari 16 pasien stroke dan 16 keluarga pasien stroke. Instrumen menggunakan kuesioner. Pemberian edukasi kesehatan tersebut dilakukan dengan metode Ceramah Tanya Jawab (CTJ) Interaktif menggunakan power point yang disertai foto dan gambar terkait materi Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat • Sebelum dan setelah intervensi terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan tingkat pengetahuan pasien dari 7,94 menjadi 10,38 (p = 0,002). Tetapi pada variable kesiapan pasien stroke tidak terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan terlihat • Pengetahuan keluarga juga terdapat perbedaan yang signifikan meningkat. randomized clinical trial dengan blinded dan followup 48 family caregiver dibagi menjadi 2 kelompok (intervensi dan kontrol). Kelompok intervensi diikuti dan didatangi di rumahnya selama 2 bulan dan diberika edukasi oleh perawat. Protokol Standard Protocol Items: Recommendations for Interventional Trials (SPIRIT) Checklist Kriteria inklusi : (1) menjadi pengasuh keluarga lanjut usia (60 tahun) selama atau lebih) penderita stroke dengan sekuel fungsional pertama dari SCU-Stroke; (2) penyintas stroke dengan skor minimal 2 pada Modified Rankin Scale (mRankin) pada saat pemulangan; (3) pengasuh keluarga 18 tahun atau lebih; (4) pengasuh keluarga yang menyediakan perawatan yang tidak dibayar dan (5) penderita stroke yang tinggal di kota penelitian atau kota lain dalam jarak 20 km dari rumah sakit. Data hasil 1 : beban caregiver dan kualitas hidupnya.Data hasil 2 : pengukuran kapasitas fungsional pasien dengan FIM (Functional Independence Measure). Tes Shapiro-Wilk akan digunakan untuk menilai distribusi dari hasil yang berkelanjutan. Untuk variabel kualitatif, frekuensi absolut dan relatif akan disajikan. Tes t Student, uji Mann-Whitney U, uji chisquare Pearson atau uji Fisher yang tepat sesuai dengan normalitas akan digunakan untuk membandingkan kelompok. Model regresi linier (hasil kuantitatif) dan analisis regresi Poisson (hasil kualitatif) akan diterapkan, dengan • Penelitian ini menawarkan informasi untuk melakukan intervensi pendidikan dengan pengasuh keluarga dari penderita stroke, menyajikan pengetahuan sehingga perawat dapat menyusun dan merencanakan tindakan yang ditujukan untuk pendidikan pengasuh keluarga. Diharapkan bahwa intervensi pendidikan akan berkontribusi untuk mengurangi beban pengasuh dan meningkatkan kualitas hidup mereka, serta menghindari penerimaan kembali dan penggunaan layanan kesehatan yang tidak memadai oleh penderita stroke. mempertimbangkan nilai p kurang dari 0,20 dalam analisis bivariat. A p <0,05 akan dipertimbangkan. • Paket Statistik untuk Ilmu Sosial (SPSS) versi 21.0 akan digunakan untuk analisis. • Dilakukan validias untuk instrumen Tracking Patterns of Needs During a Telephone Followup Program for Family Caregivers of Persons with Stroke Assess the level of knowledge on home care management of cva among care Givers with a view to develop teaching module at bbh, kollam Tamilyn Bakas, Nenette M. Jessup, Susan M. McLennon, Barbara Haberman,Micha el T. Weaver, and Gwendolyn Morrison 2016 Binutha V P., Lovelin Morris Fernandez., Athula Mary Jacob., Jasmine P.V., Jerin James., Resmi Raveendran., Sherin Sebastian., Tincy Gerald., Sony John., Safarina Mary and Anita Thomas 2018 Untuk mengeksplorasi pola kebutuhan yang dirasakan dan kekhawatiran ketika mereka berkembang dari waktu ke waktu dalam pengasuh stroke secara acak dengan intervensi TASK II yang direvisi, serta untuk mengidentifikasi tip sheet yang paling sering digunakan, baik yang terkait dengan stroke strategi informasi dan pengembangan keterampilan selama periode intervensi. Mengembangkan edukai berbasis modul pada keluarga pasien stroke dan menemukan hubungan antara pengetahuan dengan perawatan kepada pasien dengan variabel terpilih seperti umur, jenis kelamin, status sosio ekonomi, dan pendidikan. • • • • • RCT 123 caregiver diikutkan. Caregiver mendapatkan sesi ditelepon selama 8 minggu. Caregiver Needs and Concerns Checklist (CNCC) untuk identifikasi dan memprioritaskan kebutuhan untuk membangun keterampilan. Telephone Assessment and Skill-building Kit (TASK II) • Kuantitatif • 50 keluarga yang merawat pasien stroke di BICU, RS Bishop Benziger, Kollam. • Pengetahuan diukur dengan kuesioner. • Informasi tentang stroke adalah kebutuhan prioritas tertinggi selama Sesi 1. • Mengelola emosi dan perilaku yang selamat adalah prioritas tertinggi untuk Sesi 2 sampai 4. • Sesi 5 hingga 9 untuk membahas kebutuhan kesehatan fisik dan emosional perawat. Kebutuhan perawatan fisik dan instrumental relative rendah tapi stabil di semua 9 sesi. • Membangun keterampilan secara konsisten tinggi, meskipun memuncak selama Sesi 2 dan 3. • Mayoritas keluarga yang merawat lakilaki, bersekolah, tidak bekerja, dan memiliki penghasilan 5001-10000. • Mayoritas non-vegetarian, dan tidak memiliki kebiasaan buruk (merokok dan mengkonsumsi alkohol) • Mayoritas keluarga mendapatkan info melalui media Family caregivers’ experience of activities of daily living handling in older adult with stroke: a qualitative research in the Iranian context Ali Hesamzadeh, Asghar Dalvandi, Sadat Bagher, Masoud Fallahi Khoshknab, Fazlollah Ahmadi, dan Nazila Mosavi Arfa 2016 Improving Stroke Caregiver Readiness for Transition From Inpatient Rehabilitation to Home Barbara J. Lutz, Mary Ellen Young,Kerr y Rae Creasy, Crystal Martz, Lydia Eisenbran dt, Jarrett N. Brunny, dan Christa Cook 2016 Gambaran pengetahuan stroke pada penderita dan keluarga di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Giovanni R. Semet, Mieke A. H. N. Kembuan, Winifred Karema 2016 • Kualitatif. • 19 family caregiver dari klinik psikoterapi di Sari, Iran. • Dari September 2013 – Mei 2014. • Wawancara in-depth Mengeksplorasi dan menjelaskan pengalaman keluarga tentang strategi untuk menangani kegiatan ketergantungan hidup seharihari (ADL) pasien lansia dengan stroke dalam konteks Iran. Mengembangkan kerangka kerja teoritis untuk meningkatkan kesiapan pengasuh stroke yang didasarkan pada pengalaman pengasuh keluarga stroke. Kerangka kerja dapat berfungsi sebagai dasar untuk lebih memahami kebutuhan pengasuh dan penyintas stroke dan membantu mengidentifikasi kesenjangan dalam persiapan pengasuh di seluruh rangkaian perawatan. • • Menggambarkan pengetahuan yang ada pada pasien dan keluarga stroke di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. • • Pengasuh mengidentifikasi area kritis di mana mereka merasa tidak siap untuk mengambil peran pengasuhan setelah keluar dari rehabilitasi rawat inap. • Langkah-langkah untuk meningkatkan persiapan termasuk (a) melakukan penilaian risiko pasien dan pengasuh; (b) mengidentifikasi dan memprioritaskan kesenjangan antara kebutuhan pasien dan komitmen dan kapasitas pengasuh; dan (c) mengembangkan rencana untuk meningkatkan kesiapan pengasuh. Interview 40 orang keluarga yang merawat dan 33 pasien stroke selama rehabilitasi rawat inap dan dalam waktu 6 bulan pasca-debit untuk studi teori beralas ini. Data dianalisis menggunakan analisis dimensi dan teknik komparatif konstan. Deskriptif Survei kuesioner Keluarga yang merawat pasien stroke di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado selama bulan November 2015 – Desember 2015 Terdapat 7 strategi yang digunakan family caregiver yaitu mendorong rehabilitas gerakan fisik, memberikan kebersihan pribadi, pertimbangan gizi, memfasilitasi kegiatan keagamaan, mengisi waktu luang waktu, dan memfasilitasi transfer dan membantu dalam masalah keuangan. 42 responden (19 orang merupakan pasien stroke dan 27 orang menjadi keluarganya) Dari 19 orang pasien terdapat 6 pria dan 13 wanita tingkat pendidikan terakhir SMA/SMK 15 orang, D3 1 orang, S1 3 orang dengan rata-rata usia 57 tahun 27 responden keluarga pasien terdiri dari 12 pria dan 15 wanita dengan pendidikan terakhir 18 orang SMA/SMK, 2 orang D3, 7 orang S1 dengan rerata usia 32 tahun Mayoritas responden memiliki pengetahuan stroke yang baik karena telah mendapatkan edukasi dari pihak rumah sakit Gambaran Pengetahuan Keluarga Terhadap Cara Merawat Pasien Stroke Di Ruang Rawat Inap Baji Dakka Rsud. Labuang Baji Makassar H. Ismail, H. Muhammad Basri, Nasrullah 2014 Untuk mengetahui pengetahuan keluarga tentang cara merawat pasien stroke. Penelitian deskriptif Responden adalah keluarga pasien stroke yang dirawat di Baji Dakka RSUD. Labuang Baji Makasar berusia 17 – 75 tahun dan bisa membaca dan menulis. Dari Mei – Juni 2014 Non Probability Sampling jenis accidental yaitu berdasarkan kesediaan keluarga. Data diperoleh dari kuesioner. Hipertensi, merokok, makanan berlemak, dan meminum alkohol dianggap sebagai penyebab stroke. Mayoritas memiliki pengetahuan rehabilitasi stroke yang baik. Mayoritas keluarga yang merawat adalah perempuan berusia 17-34 tahun yang berpendidikan SMA dan tidak bekerja Tingkat pengetahuannya mayoritas baik akan tetapi pengetahuan tentang tata ruang bagi pasien stroke kurang. Personal hygiene dalam merawat pasien pun kurang. Pengetahuan tentang gerak sendi dan diet bagi pasien juga kurang. Almira Danumaya (17/409063/KU/19621) Tugas Tutorial 1 - Literature Review “Pengaruh Pemberian Edukasi Gizi Kepada Keluarga Terhadap Pengetahuan Keluarga Dan Status Gizi Pasien Pasca Stroke” No. 1. Judul A Community Based Program for Family Caregivers for Post Stroke Survivors in Thailand Penulis Sararin Pitthayapong, , Arpaporn Powwattana, Catherine M. Waters, Weena Thiangtam, Sirirat Leelacharas Tahun 2017 Tujuan Desain Metode Hasil Kesimpulan Kelemahan Literature Review Untuk mengevaluasi efektivitas program perawatan pascaKey stroke dalam pengaturan komunitas di Thailand Points Quasi eksperimental • 62 pasangan (pasien dan keluarga) dibagi menjadi 2 kelompok kontrol dan eksperimen. • Intervensi terdiri dari program empat minggu yang termasuk mendistribusikan informasi terkait, memberikan latihan keterampilan selama sesi perawatan pasca-stroke dan memanfaatkan strategi untuk meningkatkan motivasi dan keterampilan perilaku pengasuh keluarga berdasarkan informasi-motivasi perilaku model keterampilan. • Kelompok eksperimen diberikan edukasi selama 4 minggu pertama, didatangi dirumah pada minggu ke-8, dan 2 bulan dilakukan follow-up. • Evaluasi keterampilan keluarga • Aktivitas pasien kehidupan sehari-hari (ADL) dan komplikasi dievaluasi pada awal dan segera dan 2 bulan pasca intervensi. • Dengan 3 instrumen yaitu post-stroke care skills checklist, Modified Barthel Index (MBI), dan post-stroke patient complications checklist • Analisis statistik meliputi uji chi-square, uji eksak Fisher, independen uji-t, dan analisis varians pengukuran berulang dua arah. • Tidak ada perbedaan signifikan pada umur caregiver • Mayoritas perempuan dan masih bersekolah • Pada awal penelitian tidak ada perbedaan signifikan. • Setelah interfensi ada perbedaan signifikan pada keterampilan merawat, ADL, komplikasi. • Keluarga yang mengikuti intervensi program poststroke kemampuan merawat pasien meningkat, meningkatkan ADL, dan menurunkan komplikasi. • • stroke merupakan permasalahan kritis di dunia. • Hampir 50% dari pasien pasca-stroke mengalami gangguan sedang hingga berat, mengalami kelumpuhan dan tidak dapat merawat diri sendiri, atau telah mengalami komplikasi fisik lain seperti pneumonia aspirasi, sendi kontraktur dan ulkus tekan serta berbagai psikologis kondisi seperti kecemasan, stres, atau depresi. • Pengasuh keluarga sering menerima persiapan pengetahuan yang tidak memadai dan keterampilan dan mengaku kurang percaya diri untuk merawat pasien. • informasi motivasi-perilaku teori keterampilan (IMB). Teori IMB berpendapat bahwa ada tiga faktor yang mempengaruhi perilaku individu: 1) informasi yang secara langsung diterjemahkan menjadi keterampilan dan kinerja perilaku; 2) motivasi untuk bertindak berdasarkan informasi tersebut dan untuk melakukan keterampilan yang diperoleh; dan 3) keterampilan perilaku untuk percaya diri • mengimplementasikan hasil yang diinginkan (Gambar 1). Informasi yang diberikan kepada individu harus mengandung pengetahuan khusus tentang manajemen penyakit Kelebihan Saran 6 Pertanyaan 2. Increase in the functional capacity and quality of life among stroke patients by family caregiver empowerment program based on adaptation model Kelana Kusuma Dharma, Dedi Damhudi, Nelly Yardes, Suhana Haeriyanto 2018 Tujuan Desain Metode Hasil Kesimpulan • Relasi dengan topik Keefektifan suatu program peningkatan pengetahuan dan keterampilan keluarga yang merawat pasien pasca stroke. Peneliti harus mempertimbangkan metodologi penelitian untuk pasien dengan disabilitas dan harus memantau efektivitas jangka panjang program untuk mengkonfirmasi manfaat nyata bagi pasien. Study question relevant = ya Add something new = ya Hypothesis = tidak ada Performed like the protocol = ya Correct statistical analysis = ya Conflict of interest = tidak ada Mengidentifikasi pengaruh program pemberdayaan caregiver berdasarkan model adaptasi (CEP-BAM = caregiver empowerment program based on the adaptation model) pada kapasitas fungsional dan kualitas hidup pasien setelah stroke. quasi-experimental dengan pre- dan post-test kelompok kontrol • 80 partisipan post-stroke dibagi menjadi 2 kelompok. • Melakukan intervensi dengan mendatangi rumah • Kapasitas fungsional dan kualitas hidup dilakukan empat kali (pre-test dan tiga kali post-test). • Analisis data dilakukan dengan menggunakan pengukuran berulang ANOVA atau general linear model repeated measure (GLM-RM). • Ada perbedaan yang signifikan dalam kapasitas fungsional dan kualitas hidup antara kedua kelompok dan antara pra-tes dan enam bulan setelah intervensi (P <0,05). • Kualitas hidup kelompok intervensi pada bulan keenam setelah intervensi lebih baik daripada kelompok control dengan perbedaan yang signifikan • CEP-BAM secara efektif meningkatkan kapasitas dan kualitas fungsional pasien hidup setelah stroke pada bulan keenam setelah intervensi • Domain pemberian makan dan berpakaian meningkat. Key Points • • • • Stroke mempunyai prevalensi yang besar di Indonesia. Beban utama stroke adalah gangguan residual jangka panjang atau cacat fisik karena gangguan neurologis. Beban akan berat apabila keluarga yang merawat mempunyai keterampilan dan pengetahuan yang rendah. Dukungan keluarga sangat berpengaruh. Kelemahan Kelebihan Saran 6 Pertanyaan 3. Pengaruh Edukasi Kesehatan Terhadap Pengetahuan Pasien Stroke dan Keluarga: Peran, Dukungan, dan Persiapan Perawatan Pasien Stroke di Rumah Cecep Eli Kosasih, Tetti Solehati, Chandra Isabela Purba 2018 Tujuan Desain Metode Hasil • Tidak mengukur kemampuan untuk memfasilitasi dan membantu pasien • Keterampilan tidak dipertimbangkan. Sehingga dengan memantau dan membantu pengasuh keluarga. • Relasi dengan topik Pengaruh pemberian edukasi kepada keluarga dapat meningkatkan kualitas hisup pasien pasca stroke Study question relevant = ya Add something new = ya Hypothesis = tidak ada Performed like the protocol = ya Correct statistical analysis = ya Conflict of interest = tidak ada • Untuk mengetahui edukasi kesehatan yang diberikan terhadap pengetahuan pasien stroke dan keluarga akan peran, dukungan, dan persiapan perawatan • Quasi eksperiment dengan rancangan one group prepost test design. • Di Rumah Sakit Al Islam Bandung pada tahun 2018. Responden terdiri dari 16 pasien stroke dan 16 keluarga pasien stroke. • Instrumen menggunakan kuesioner. • Pemberian edukasi kesehatan tersebut dilakukan dengan metode Ceramah Tanya Jawab (CTJ) Interaktif menggunakan power point yang disertai foto dan gambar terkait materi • Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat • Sebelum dan setelah intervensi terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan tingkat pengetahuan pasien dari 7,94 menjadi 10,38 (p = 0,002). Tetapi pada variable kesiapan pasien stroke tidak terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan terlihat • Pengetahuan keluarga juga terdapat perbedaan yang signifikan meningkat. Key Points • Stroke merupakan manifetasi dari penyakit kardiovaskuler. Dan merupakan penyebab utama kematian ke tiga di Indonesia. • permasalahan dari stoke yang menonjol secara fisik adalah kelemahan, bahkan kelumpuhan anggota gerak. • Dukungan keluarga sangatlah penting. • Dibutuhkan pengetahuan yang cukup dalam merawat pasien pasca stroke. Kesimpulan Kelemahan Kelebihan Saran 6 Pertanyaan 4. Nursing home care educational intervention for family caregivers of older adults post stroke (SHARE): study protocol for a randomised tria Carolina Baltar Day, Carla Cristiane Becker Kottwitz Bierhals, Naiana Oliveira dos Santos, Mariane Lurdes Predebon, Fernanda Laís Fengler Dal Pizzol, and Lisiane Manganelli Girardi Paskulin 2018 Tujuan Desain Metode • Edukasi khsusnya kesehatan dapat memberikan pengaruh signifikan terhadap pengetahuan keluarga dan pasien stroke sendiri, kesiapan pasien stroke, peran keluarga pengasuh pasien stroke, dukungan psykologis yang diperlukan pasien stroke, dan persiapan perawatan pasien stroke di rumah. • Akan tetapi tidak berpengaruh terhadap kesiapan pasien untuk bertransisi. • Relasi dengan topik Mengenai pemberian edukasi kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan dalam merawat pasien stroke. Key Points • Meneliti terkait dengan dukungan keluarga terhadap kesiapan transisi pasien. Study question relevant = ya Add something new = ya Hypothesis = tidak ada Performed like the protocol = ya Correct statistical analysis = ya Conflict of interest = tidak ada Untuk menggambarkan intervensi pendidikan yang difokuskan pada pengasuh keluarga dari penderita stroke untuk pengembangan perawatan di rumah di Brasil Selatan. randomized clinical trial dengan blinded dan follow-up • 48 family caregiver dibagi menjadi 2 kelompok (intervensi dan kontrol). • Kelompok intervensi diikuti dan didatangi di rumahnya selama 2 bulan dan diberika edukasi oleh perawat. • Protokol Standard Protocol Items: Recommendations for Interventional Trials (SPIRIT) Checklist • Kriteria inklusi : (1) menjadi pengasuh keluarga lanjut usia (60 tahun) selama atau lebih) penderita stroke dengan sekuel fungsional pertama dari SCU-Stroke; (2) penyintas stroke dengan skor minimal 2 pada Modified Rankin Scale (mRankin) pada saat pemulangan; (3) pengasuh keluarga 18 tahun atau lebih; (4) pengasuh keluarga yang menyediakan perawatan yang tidak • Stroke menjadi pembunuh ke-2 pada orang tua yang memiliki gangguan cerebrovaskular. Pengasuh keluarga menghadapi kesulitan terkait dengan dukungan instrumental, emosional dan finansial dan juga kurangnya pengetahuan dan keterampilan untuk melakukan kegiatan perawatan • • • Hasil • • Kesimpulan Kelemahan Kelebihan • dibayar dan (5) penderita stroke yang tinggal di kota penelitian atau kota lain dalam jarak 20 km dari rumah sakit. Data hasil 1 : beban caregiver dan kualitas hidupnya.Data hasil 2 : pengukuran kapasitas fungsional pasien dengan FIM (Functional Independence Measure). Tes Shapiro-Wilk akan digunakan untuk menilai distribusi dari hasil yang berkelanjutan. Untuk variabel kualitatif, frekuensi absolut dan relatif akan disajikan. Tes t Student, uji Mann-Whitney U, uji chi-square Pearson atau uji Fisher yang tepat sesuai dengan normalitas akan digunakan untuk membandingkan kelompok. Model regresi linier (hasil kuantitatif) dan analisis regresi Poisson (hasil kualitatif) akan diterapkan, dengan mempertimbangkan nilai p kurang dari 0,20 dalam analisis bivariat. A p <0,05 akan dipertimbangkan. Paket Statistik untuk Ilmu Sosial (SPSS) versi 21.0 akan digunakan untuk analisis. Dilakukan validias untuk instrumen Penelitian ini menawarkan informasi untuk melakukan intervensi pendidikan dengan pengasuh keluarga dari penderita stroke, menyajikan pengetahuan sehingga perawat dapat menyusun dan merencanakan tindakan yang ditujukan untuk pendidikan pengasuh keluarga. Diharapkan bahwa intervensi pendidikan akan berkontribusi untuk mengurangi beban pengasuh dan meningkatkan kualitas hidup mereka, serta menghindari penerimaan kembali dan penggunaan layanan kesehatan yang tidak memadai oleh penderita stroke. • Edukasi dapat megurangi beban pengasuh keluarga, peningkatan QofL mereka, serta penurunan penerimaan rumah sakit dari orang dewasa yang lebih tua dan penggunaan layanan kesehatan dari penderita stroke dan pengasuh keluarga mereka. • Loss of follow-up karena meniggal • Menggunakan jasa perawat Memberikan dukungan untuk penguatan kebijakan publik yang diarahkan untuk perawatan di rumah dan untuk pengasuh keluarga penderita stroke yang tergantung. Relasi dengan topik Tentang pemberian intervensi pengetahuan kepada family caregiver. Saran 6 Pertanyaan 5. Tracking Patterns of Needs During a Telephone Follow-up Program for Family Caregivers of Persons with Stroke Tamilyn Bakas, Nenette M. Jessup, Susan M. McLennon, Barbara Habermann, Michael T. Weaver, and Gwendolyn Morrison 2016 Tujuan Desain Metode Hasil Kesimpulan Kelemahan Study question relevant = ya Add something new = ya Hypothesis = ada Performed like the protocol = ya Correct statistical analysis = ya Conflict of interest = Untuk mengeksplorasi pola kebutuhan yang dirasakan dan kekhawatiran ketika mereka berkembang dari waktu ke waktu dalam pengasuh stroke secara acak dengan intervensi TASK II yang direvisi, serta untuk mengidentifikasi tip sheet yang paling sering digunakan, baik yang terkait dengan stroke strategi informasi dan pengembangan keterampilan selama periode intervensi. RCT • 123 caregiver diikutkan. • Caregiver mendapatkan sesi ditelepon selama 8 minggu. • Caregiver Needs and Concerns Checklist (CNCC) untuk identifikasi dan memprioritaskan kebutuhan untuk membangun keterampilan. • Telephone Assessment and Skill-building Kit (TASK II) • Informasi tentang stroke adalah kebutuhan prioritas tertinggi selama Sesi 1. • Mengelola emosi dan perilaku yang selamat adalah prioritas tertinggi untuk Sesi 2 sampai 4. • Sesi 5 hingga 9 untuk membahas kebutuhan kesehatan fisik dan emosional perawat. Kebutuhan perawatan fisik dan instrumental relative rendah tapi stabil di semua 9 sesi. • Membangun keterampilan secara konsisten tinggi, meskipun memuncak selama Sesi 2 dan 3. • Pola kebutuhan dan pengembangan keterampilan membutuhkan waktu yang tepat untuk menargetkan berbagai jenis dukungan pengasuh keluarga selama rehabilitasi stroke • Data yang diambil hanya Mid-west. Key Points • Kebutuhan caregiver ini berpusat pada terbatas pemahaman pengasuh tentang stroke dan kurangnya pendidikan, pelatihan, dan dukungan dalam menangani kebutuhan fisik dan emosional pasien • Selama proses pemulihan stroke, kebutuhan pengasuh dan minat pengembangan keterampilan yang sesuai berkembang seiring waktu. • Caregiver mengalami kesulitan dalam merawat saat pertama masuk rumah sakit dan pertama kali pasien dipulangkan. • Isi CNCC ada lima kategori utama: informasi tentang stroke; mengelola emosi dan perilaku korban; memberikan perawatan fisik; memberikan perawatan instrumental; dan menangani tanggapan pribadi terhadap pengasuhan Kelebihan 6. Assess the level of knowledge on home care management of cva among care Givers with a view to develop teaching module at bbh, kollam Binutha V P., Lovelin Morris Fernandez., Athula Mary Jacob., Jasmine P.V., Jerin James., Resmi Raveendran., Sherin Sebastian., Tincy Gerald., Sony John., Safarina Mary and Anita Thomas 2018 • Kurangnya data tindak lanjut jangka panjang tentang pola kebutuhan yang melampaui 6 bulan atau lebih di luar proses intervensi.. • Penelitian ini telah memberikan informasi terperinci tentang pola kebutuhan yang muncul selama intervensi. Dalam konteks intervensi, sesi ke-5 adalah titik di mana pengasuh tampak siap memenuhi kebutuhan pribadi mereka Saran 6 Pertanyaan Study question relevant = ya Add something new = ya Hypothesis = tidak ada Performed like the protocol = ya Correct statistical analysis = ya Conflict of interest = - Tujuan Kelemahan Kelebihan Mengembangkan edukai berbasis modul pada keluarga pasien stroke dan menemukan hubungan antara pengetahuan dengan perawatan kepada pasien dengan variabel terpilih seperti umur, jenis kelamin, status sosio ekonomi, dan pendidikan. Kuantitatif • 50 keluarga yang merawat pasien stroke di BICU, RS Bishop Benziger, Kollam. • Pengetahuan diukur dengan kuesioner. • Mayoritas keluarga yang merawat laki-laki, bersekolah, tidak bekerja, dan memiliki penghasilan 5001-10000. • Mayoritas non-vegetarian, dan tidak memiliki kebiasaan buruk (merokok dan mengkonsumsi alkohol) • Mayoritas keluarga mendapatkan info melalui media Perlunya mengembangkan modul pengajaran untuk manajemen perawatan di rumah CVA di antara pemberi perawatan. Tidak mempunyai kontrol grup. - Saran 6 Pertanyaan Study question relevant = ya Add something new = ya Desain Metode Hasil Kesimpulan Relasi dengan topik Key Points Relasi dengan topik Pengetahuan merawat stroke menjadi prioritas kebutuhan caregiver. • Stroke adalah penyakit umum melumpuhkan yang membutuhkan keterlibatan pengasuh keluarga untuk keberhasilan pasien rehabilitasi dan pemantauan pasien stroke telah menjadi langkah penting dalam perawat stroke. • Membutuhkan integrasi multidisiplin • Membahas perlunya pengembangan media edukasi untuk meningkatkan pengetahuan pasien. Hypothesis = tidak ada Performed like the protocol = ya Correct statistical analysis = ya Conflict of interest = 7. Family caregivers’ experience of activities of daily living handling in older adult with stroke: a qualitative research in the Iranian context Ali Hesamzadeh, Asghar Dalvandi, Sadat Bagher, Masoud Fallahi Khoshknab, Fazlollah Ahmadi, dan Nazila Mosavi Arfa 2016 Tujuan Desain Metode Hasil Kesimpulan Kelemahan Kelebihan Saran 6 Pertanyaan Mengeksplorasi dan menjelaskan pengalaman keluarga tentang strategi untuk menangani kegiatan ketergantungan hidup sehari-hari (ADL) pasien lansia dengan stroke dalam konteks Iran. Kualitatif • 19 family caregiver dari klinik psikoterapi di Sari, Iran. • Dari September 2013 – Mei 2014. • Wawancara in-depth Terdapat 7 strategi yang digunakan family caregiver yaitu mendorong rehabilitas gerakan fisik, memberikan kebersihan pribadi, pertimbangan gizi, memfasilitasi kegiatan keagamaan, mengisi waktu luang waktu, dan memfasilitasi transfer dan membantu dalam masalah keuangan. Keluarga sangat berperan penting bagi kesembuhan pasien pasca stroke. Keluarga harus membantu pasien dalam menjalankan kehidupan kesehariannya agar cepat pulih. • Key Points • • • Relasi dengan topik Melakukan studi longitudinal lanjutan. Study question relevant = ya Add something new = Hypothesis = tidak ada Performed like the protocol = ya Correct statistical analysis = ya Conflict of interest = - • Stroke merupakan penyebab kematian ke 3. Stroke bisa membebani pasien dan keluarga pasien. ADL pasien akan menurun karena tidak bisa bermobilitas. Rehabilitasi membutuhkan strategi yang yang tepat. Tentang strategi perawatan stroke oleh keluarga.