BAB I PENDAHULUAN BAB II DASAR TEORI BAB III METODOLOGI BAB IV ANALISIS DATA 4.5. Perencanaan Bangunan Pembangkit Setelah didapatkan debit rencana serta kecepatan aliran, selanjutnya dilakukan perencanaan dimensi bangunan pembangkit sebagai berikut. 4.5.1. Perencanaan Bangunan Pengatur Tinggi Muka Air Bangunan pengatur tinggi muka air terletak melintang pada saluran dan berasa di depan pintu pengambilan (intake). Bangunan ini berupa pintu skot balok Ukuran = 10 cm × 20 cm (berdasarkan Kementrian PUPR) Tinggi skot balok rencana = 1.2 meter dari dasar saluran Tinggi muka air debit andalan = 0.6 meter Elevasi muka air di depan pintu intake = + 370 + 0.6 = +370.6 meter Kebutuhan skot balok = 3 Gambar 4. Bangunan Pengatur Tinggi Muka Air (sumber: Penulis, 2019) 4.5.2. Perencanaan Intake Setelah didapatkan debit rencana, maka dapat dilakukan perhitungan debit intake untuk mendapatkan dimensi bangunan intake, perhitungannya sebagai berikut. Debit air pada bangunan pengambilan Qrencana = 4.873 m³/s Qintake = 1,2 × Qrencana = 1,2 × 4.873 = 5.848 m³/s Kehilangan tinggi energi pada bukaan 1 2 z V 1 = g μ 2 2 0.2057 1 = 9.81 0.85 2 = 0.2873 meter Dimana: v = kecepatan pengambilan rencana (0.2057 m/s) μ = koefisien debit air untuk bukaan dibawah permukaan air dengan kehilangan tinggi energy kecil (0.85) g = gaya gravitasi (9.81 m/s) z = kehilangan tinggi energy pada bukaan (meter) Kecepatan aliran pada bukaan V = μ 2g z = 0.85×2×9.81×0.2873 = 4.791 m/s Elevasi dasar bangunan pengambil diketahui adalah 370 meter. Elevasi muka air sebelum pintu pengambilan pada keadaan normal 370.6 meter. Sehingga tinggi dan lebar bukaan pada angunan pengambilan menjadi: 1. Tinggi bukaan a = (370.6 – 370) – z = (0.6 – 0.2873) = 0.35 meter 2. Lebar bukaan b = Q Va = 5.8475 4.791 0.3127 = 3.903 meter 3. Tinggi jagaan W = 0.5 h = 0.5 0.6 = 0.547 meter 2 Berikut merupakan tabel dari rekapan perhitungan diatas. Tabel 4. Hasil Perhitungan Untuk Perencanaan Bangunan Pengambilan No Perhitungan Nilai 1 Lebar bukaan 4 meter 2 Tinggi bukaan 0.35 meter 3 Debit air pada bangunan pengambilan 5.8475 m³/s 4 Kehilangan tinggi energi pada bukaan 0.2873 meter 5 Kecepatan aliran pada bukaan 4.791 m/s (Sumber: Penulis, 2019) Ilustrasi penggambaran rencana ialah sebagai berikut. Gambar 4. Bangunan Intake (sumber: Penulis, 2019) 4.5.3. Perencanaan Saluran Pembawa Perencanaan ini berfungsi untuk mengalirkan air dari intake atau setelah bak pengendap ke bak penenang. Untuk mendapatkan head maksimum, maka diusahakan kemiringan saluran pembawa sekecil mungkin, dan lazimnya trase saluran ini dibuat mengikuti kontur. Rancangan saluran pembawa ini menggunakan persamaan maning, yaitu: 1. Koefisien Manning : n = 0.012 untuk beton yang dipoles 2. Lebar dasar : b = 1.5 meter 3. Kedalaman air : h = 0.6 meter 4. Kemiringan penampang : m y 0.6 0 .4 = x 1.5 5. Lebar puncak : B = b+2×m×h = 1.5+2×0.4×0.6= 1.98 m = 2 m 6. Luas penampang saluran : A b h m h 2 = 1.5×0.6+0.4×0.6² = 1.044 m² 7. Keliling basah saluran : P b 2h 1 m 2 = 1.5+2×0.6 1 0.42 = 2.7924 m 8. Jari-jari hidrolik : R A 1.044 0.3739 meter P 2.7924 3 9. Kemiringan saluran : S y 1 0.001 x 1000 10. Kecepatan aliran saluran penghantar : V 1 n 2 1 R S2 3 2 1 1 0.3739 3 0.0012 = 1.3676 m/s 0.012 11. Kehilangan energi v 2 1,36762 hc 0.0953 m 2g 2 9.81 Berikut merupakan tabel dari rekapan perhitungan diatas. Tabel 4. Hasil Perhitungan Untuk Perencanaan Saluran Pembawa No. Perhitungan Nilai 1. Lebar dasar 1.5 meter 2. Lebar puncak 2 meter 3. Kedalaman air 0.6 meter 4. Kemiringan penampang 0.4 5. Luas penampang saluran 1.044 m² 6. Keliling basah saluran 2.7924 meter 7. Jari-jari hidrolis 0.3739 meter 8. Kemiringan saluran 9. Kecepatan aliran 10. Kehilangan energi 0.001 1.3676 m/s 0.0953 m (Sumber: Penulis, 2019) Ilustrasi penggambaran rencana ialah sebagai berikut. Gambar 4. Saluran Pembawa (sumber: Penulis, 2019) 4.5.4. Perencanaan Bangunan Ukur Bangunan ukur direncanakan untuk mendapatkan nilai debit yang dilalui oleh aliran, sebagai berikut. Q Cd Cv 2/3 2/3.g bc h11.5 4 H 0 .6 0.4 sesuai grafik hubungan H/L dengan Cd maka didapatkan nilai Cd 1.6 L ialah 0.848 , sehingga didapatkan pula nilai Cv yaitu 1. Q 0.848 1 2/3 2/3.9.81 1.2 0.61.5 = 1.0791 m³/s Dimana: Q = debit g = percepatan gravitasi bc = lebar mercu, meter L = panjang mercu, meter h1 = kedalaman air hulu terhadap ambang bangunan ukur, meter Cd = koefisien debit = 0.93+0.10.H1/L untuk 0.1<H1/L<1 Cv = koefisien kecepatan datang Berikut merupakan tabel dari rekapan perhitungan diatas. Tabel 4. Hasil Perhitungan Untuk Perencanaan Bangunan Ukur No Perhitungan Nilai 1. Lebar mercu 1.2 meter 2. Panjang mercu 1.5 meter 3. Kedalaman air hulu terhadap ambang 0.6 meter 4. Koefisien debit 5. Koefisien kecepatan datang 6. Debit bangunan ukur 0.848 1 1.0791 m²/s (Sumber: Penulis, 2019) Ilustrasi penggambaran rencana ialah sebagai berikut. Gambar 4. Bangunan Ukur (sumber: Penulis, 2019) 4.5.5. Perencanaan Bak Penenang Perencanaan bak penenang yang terletak sebelum air masuk kedalam saluran pipa pesat yang mempunyai kemiringan tajam dan masuk ke dalam baling-baling turbin, sebagai berikut. 1. Debit air rencana : Qbendung = V × A = 1.3676 × 1.044 = 1.4278 m³/s 5 2. Diameter : D = 0.72× Q0,5 = 0.72× 1.42780,5 = 0.86 meter 3. Luas penampang pipa pesat : A 1 1 πD 2 = π 0.86 2 = 0.581 m² 4 4 4. Kecepatan aliran memasuki pipat pesat : V Q 1.4278 2.4573 m/s = A 0.581 5. Keadalaman air diatas pipa pesat : s 0.54 V D0.5 = 0.54 2.4573 0.860.5 = 1.23 meter 6. Kedalaman air di bawah pipa pesat : f 0.15 meter 7. Kedalaman air bak penenang : h=s+D+f = 1.23 +0.86 + 0.15 = 2.2411 m 8. Lebar bak penenang : B = 3× b = 3 × 1.5 = 4.5 meter 9. Panjang bak penenang : L = 2 × B = 2 × 4.5 = 9 meter 10. Luas bak penenang : A = L × B = 9 × 4.5 = 40.5 m² 11. Kedalaman air bak penenang T = h = 2.2411 meter 12. Volume bak penenang V = A × T = 40.5 × 2.2411 = 90.766 m³ Berikut merupakan tabel dari rekapan perhitungan diatas. Tabel 4. Hasil Perhitungan Untuk Perencanaan Bak Penenang No Perhitungan Nilai 1. Kedalaman air bak penenang 2.25 meter 2. Lebar bak penenang 4.5 meter 3. Panjang bak penenang 9 meter 4. Volume bak penenang 90.766 m³ (Sumber: Penulis, 2019) Ilustrasi penggambaran rencana ialah sebagai berikut. Gambar 4. Bak Penenang (sumber: Penulis, 2019) 4.5.6. Perencanaan Pipa Pesat Setelah didapatkan debit rencana, maka dapat ditentukan dimensi pipa pesat dan stabilisasinya sebagai berikut, 1. Diameter penstock : D = 0.72× Q0,5 = 0.72× 1.42780,5 = 0.86 meter 2. Debit air rencana : Qbendung = 1.4278 m³/s 6 3. Besar kehilangan energi inlet penstock: hc k v2 2.4561 0.0063 m = 0.05 * 2 9.81 2g Dimana k untuk bentuk yang bulat ialah 0.05 4. Besar kehilangan energi pada gesekan dinding penstock : hc f L v2 2.45612 D 0.01 35 0.86 = 0.0925 m 2g 2 9.81 Dimana f merupakan koefisien gesekan moody yang bernilai 0.01 5. Besar kehilangan energi di belokan v2 2.45612 hc k 0.98 = 0.3 m 2g 2 9.81 Dimana sudut belokan ialah 90° bernilai 0.98 6. Kecepatan aliran pada pipa penstock Q V 1 2 πD 4 = 1.4278 = 2.4561 meter/detik 1 π0.86 2 4 Berikut merupakan tabel dari rekapan perhitungan diatas. Tabel 4. Hasil Perhitungan Untuk Pipa Pesat No Perhitungan Nilai 1. Diameter pipa pesat 0.86 meter 2. Debit pepa pesat 1.4278 m³/s 3. Kecepatan airan 2.4561 m/s 4. Kehilangan energi inlet penstock 0.0063 m 5. Kehilangan energi dinding penstock 0.0925 m 7. Kehilangan energi belokan 0.3 m (Sumber: Penulis, 2019) Ilustrasi penggambaran rencana ialah sebagai berikut. Gambar 4. Pipa Pesat (sumber: Penulis, 2019) 7 4.5.7. Kantong Lumpur Perencanaan kantong lumpur dengan ukuran partikel kurang dari 7 10 5 meter, suhu air asumsi ialah 20° dan diplotkan pada grafik hubungan diameter dan kecepatan endap maka didapatkan kecepatan endap 0.004 m/s. Pada data tersebut, didapat perhitungan perencanaannya sebagai berikut: 1. Saluran kantong lumpur LB Qn 1.4278 356.95m 2 = ω 0.004 Dengan kriteria L/B>8 maka 356.95 6.67 6.7meter 8 B= L = 53.3 meter 2. Kedalaman kantong lumpur kecepatan normal = 0.4 m/s An Qn 1.4278 3.58m 2 vn 0.4 hn An 3.58 0.5m B 6.7 3. Kedalaman berdasarkan bentuk penampang saluran An = (b+m.hn)×hn 3.58 = (6.7+0.001×hn)×hn hn = 0.5 meter 4. Keliling basah Pn = B+2hn 1 m 2 = 6.7 + 2 × 0.5 1 0.0012 = 7.7 m 5. Jari-jari hidrolik R A 3.58 0.46 meter P 7.7 6. Kecepatan aliran harus tetap kritis yaitu Fr = 1 maka, q Q 1.4278 0.2131 m²/s B 6.7 hc 3 q 2 1 1 3 0.21312 0.1667 meter 9.81 9.81 8 Vc g hc = 9.81 0.167 1.2788m/s Fr Vc g hc 1.2788 9.81 0.1667 1 7. Kemiringan kantong lumpur In Vn 2 1 R3 n 2 2 = 0 .4 2 1 0.46 0.012 2 3 2 = 6.4 10 4 meter Berikut merupakan tabel dari rekapan perhitungan diatas. Tabel 4. Hasil Perhitungan Untuk Kantong No Perhitungan Nilai 1. Panjang kantong lumpur 53.3 meter 2. Lebar kantong lumpur 6.7 meter 3. Kemiringan kantong lumpur 4. Kedalaman kantong lumpur dari dasar saluran 6.4 10 4 meter 0.5 m (Sumber: Penulis, 2019) Ilustrasi penggambaran rencana ialah sebagai berikut. Gambar 4. Kantong Lumpur (sumber: Penulis, 2019) BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 9