FILSAFAT PENDIDIKAN Nama : Habil Farras Nim : 170212058 Dosen : Huwaida, S.Ag., M.Ag., Ph.D. Alira Esensialisme serta perbedaan dengan filsafat Pendidikan barat lain A. Pengertian Filsafat Esensialisme Aliran Filsafat Esensialisme adalah suatu aliran filsafat yang menginginkan agar manusia kembali kepada kebudayaan lama. Mereka beranggapan bahwa kebudayaan lama itu telah banyak memperbuat kebaikan-kebaikan untuk umat manusia. Aliran Esensialisme ini memandang bahwa pendidikan yang bertumpu pada dasar pandangan fleksibilitas dalam segala bentuk dapat menjadi sumber timbulnya pandangan yang berubah-ubah, mudah goyah, kurang terarah, tidak menentu dan kurang stabil. Esensialisme timbul karena adanya tantangan mengenai perlunya usaha emansipasi diri sendiri, sebagaimana dijalankan oleh para filsuf pada umumnya ditinjau dari sudut abad pertengahan1 Esensialisme didasari atas pandangan humanisme yang merupakan reaksi terhadap hidup yang mengarah pada keduniawian, serba ilmiah dan materialistik. Selain itu juga diwarnai oleh pandangan-pandangan dari paham penganut aliran idealisme dan realisme2. B. Tokoh-Tokoh yang berperan dalam Filsafat Esensialisme Tokoh-tokoh terkemuka yang berperan dalam penyebaran aliran esensialisme diantarnya adalah Desidarius Erasmus, Johann Amos Comenius, John Locke, Johann Henrich Pesta Lozzi, Johann Friederich Frobel, Johann Friedrich Herbart dan William T. Harris. 1 George R. Knight, Filsfat Pendidikan, Penerjemah: Mahmud Arif, (Yogyakarta: Gama Media, 2007), hal. 176. 2 Dra. Zuharini. dkk, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), hlm.25. C. Perbedaan dengan aliran-aliran filsafat barat lain Esensialisme merupakan perpaduan ide-ide filsafat idealisme dan realisme. Dan praktik-praktik filsafat pendidikan Esensialisme dengan demikian menjadi lebih kaya dibandingkan jika ia hanya mengambil posisi yang sepihak dari salah satu aliran yang ia sintesakan itu3. perbedaan yang utama antara filsafat esensialisme dan progresivisme adalah dasar pijakan pendidikan yang sangat fleksibel dan terbuka untuk perubahan, toleran dan tidak ada keterkaitan dengan doktrin tertentu. Esensialisme memandang bahwa pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai universal yang telah teruji.Esensialisme pertama-tama muncul dan merupakan reaksi terhadap simbolisme mutlak dan dogmatis abad pertengahan. Maka, disusunlah konsep yang sistematis dan menyeluruh mengenai manusia dan alam semesta, yang memenuhi tuntutan zaman. Sementara perbedaan antara esensialisme dengan perenilisme adalah sebagai berikut : 1. Tidak mendukung secara penuh pendidikan intelektual. 2. memungkinkan menyerap metode pendidikan modern yang dimunculkan oleh progresivisme. 3. Perenialisme membesar-besarkan keberhasilan masa lalu sebagai sebuah ekspresi abadi, sementara esensialisme justru menjadikan keberhasilan masa lalu itu sebagai sumber pengetahuan untuk memecahkan masalah sekarang. Aliran Rekonstruktivisme ini intinya merupakan kelanjutan dari aliran progresivisme yang menyatakan bahwa peradaban manusia di masa depan sangat diutamakan. DAFTAR PUSTAKA H.B. Hamdani Ali, M.A.M.Ed.1986. Filsafat Pendidikan. Yogyakarta: Kota Kembang Prof. Imam Barnadib, M. A. Ph. D. 1990.Filsafat Pendidikan. Yogyakarta: Andi Offset Drs. H. M. Djumberansyah Indar, M.Ed. 1994. Filsafat Pendidikan. Surabaya: Karya Abditama 3 Abdul Khobir, Filsafat Pendidikan Islam, (Pekalongan: STAIN Pekalongan Press, 2007), hal. 54.