PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) MAKALAHDisusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah PAUDSemester Gasal TAHAP PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI (AUD) I . T a h a p a n P e r k e m b a n g a n K o g n i t i f Menurut Piaget karakterisasi anak – anak berdasarkan pada tendensi – tendensi biologis yang terdapat pada semua organisme. Tendensi – tendensi tersebutmencakup 3 hal, sebagai berikut :a.Asimilasi, secara harfiah artinya adalah memasukkan atau menerima. Pada anak usia dini proses asimilasi dapat ditinjau seperti ini :Pada awalnya seorang bayi akan mencoba berasimilasi dengan menyentu h,meremas, bahkan merobek benda – benda yang dijangkaunya. selanjutnya anak a k a n m e n g a s i m i l a s i o b j e k t e r s e b u t d e n g a n m e m a s u k k a n n ya k e d a l a m m u l u t sebagai ekspresi rasa ingin tahu. Kemudian anak aka n mengasimilasi dengandengan cara mencium, menatap lebih detail, mencoret – coretnya.Dengan begitu anak pada usia dini memiliki pengetahuan bah wa kertas akan kucal jika diremas, sobek jika ditarik, hancur jika terkena air, dapat dutilisi, dan di ramai. b.Akomodasi, mengubah struktur diri. Menurut Piaget, proses belajar seseorang akan mengikuti pola dan tahap-tahap perkembangannya sesuai dengan umurnya. Pola dan tahap-tahap ini bersifat hirarkhis, artinya harus dilalui berdasarkan urutan tertentu dan seseorang tidak dapat belajar sesuatu yang berada di luar tahap kognitifnya. Piaget membagi tahap-tahap perkembangan kognitif ini menjadi empat, yaitu : 1. Tahap sensorimotor (umur 0 - 2 tahun) : Ciri pokok perkembangannya berdasarkan tindakan, dan dilakukan langkah demi langkah. Kemampuan yang dimiliki antara lain : a. Melihat dirinya sendiri sebagai makhluk yang berbeda dengan objek di sekitarnya. b. Mencari rangsangan melalui sinar lampu dan suara. c. Suka memperhatikan sesuat lebih lama. d. Mendefinisikan sesuatu dengan memanipulasinya. e. Memperhatikan objek sebagai hal yang tetap, lalu ingin merubah tempatnya. 2. Tahap preoperasional (umur 2 - 7/8 tahun) : Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah pada penggunaan symbol atau bahasa tanda, dan mulai berkembangnya konsep-konsep intuitif. Tahap ini dibagi menjadi dua, yaitu preoperasional dan intuitif. Preoperasional (umur 2-4 tahun), anak telah mampu menggunakan bahasa dalam mengembangkan konsep nya, walaupun masih sangat sederhana. Maka sering terjadi kesalahan dalam memahami objek. Karakteristik tahap ini adalah: a. Self counter nya sangat menonjol. b. Dapat mengklasifikasikan objek pada tingkat dasar secara tunggal dan mencolok. c. Mampu mengumpulkan barang-barang menurut kriteria, termasuk kriteria yang benar. d. Dapat menyusun benda-benda secara berderet, tetapi tidak dapat menjelaskan perbedaan antara deretan. 3. Tahap operasional konkret (umur 7 atau 8-11 atau 12 tahun) : Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah mulai menggunakan aturanaturan yang jelas dan logis, dan ditandai adanya reversible dan kekekalan. Anak telah memiliki kecakapan berpikir logis, akan tetapi hanya dengan benda-benda yang bersifat konkret. Operation adalah suatu tipe tindakan untuk memanipulasi objek atau gambaran yang ada di dalam dirinya. Karenanya kegiatan ini memerlukan proses transformasi informasi ke dalam dirinya sehingga tindakannya lebih efektif. Anak sudah tidak perlu coba-coba dan membuat kesalahan, karena anak sudah dapat berpikir dengan menggunakan model "kemungkinan" dalam melakukan kegiatan tertentu. Ia dapat menggunakan hasil yang telah dicapai sebelumnya. Anak mampu menangani sistem klasifikasi. Namun sungguhpun anak telah dapat melakukan pengklasifikasian, pengelompokan dan pengaturan masalah (ordering problems) ia tidak sepenuhnya menyadari adanya prinsip-prinsip yang terkandung di dalamnya. Namun taraf berpikirnya sudah dapat dikatakan maju. Anak sudah tidak memusatkan diri pada karakteristik perseptualpasif. Untuk menghindari keterbatasan berpikir anak perlu diberi gambaran konkret, sehingga ia mampu menelaah persoalan. Sungguhpun demikian anak usia 7-12 tahun masih memiliki masalah mengenai berpikir abstrak. 4. Tahap operasional formal (umur 11/12-18 tahun) : Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah mampu berpikir abstrak dan logis dengan menggunakan pola berpikir "kemungkinan". Model berpikir ilmiah dengan tipe hipothetico-dedutive dan inductive sudah mulai dimiliki anak, dengan kemampuan menarik kesimpulan, menafsirkan dan mengembangkan hipotesa. Pada tahap ini kondisi berpikir anak sudah dapat : a. Bekerja secara efektif dan sistematis. b. Menganalisis secara kombinasi. Dengan demikian telah diberikan dua kemungkinan penyebabnya, C1 dan C2 menghasilkan R, anak dapat merumuskan beberapa kemungkinan. c. Berpikir secara proporsional, yakni menentukan macam-macam proporsional tentang C1, C2 dan R misalnya. d. Menarik generalisasi secara mendasar pada satu macam isi. Pada tahap ini mulamula Piaget percaya bahwa sebagian remaja mencapai formal operations paling lambat pada usia 15 tahun. Tetapi berdasarkan penelitian maupun studi selanjutnya menemukan bahwa banyak siswa bahkan mahasiswa walaupun usianya telah melampaui, belum dapat melakukan formal operation. Proses belajar yang dialami seorang anak pada tahap sensorimotor tentu akan berbeda dengan proses belajar yang dialami oleh seorang anak pada tahap preoperasional, dan akan berbeda pula dengan mereka yang sudah berada pada tahap operasional konkret, bahkan dengan mereka yang sudah berada pada tahap operasional formal. Secara umum, semakin tinggi tahap perkembangan kognitif seseorang akan semakin teratur dan semakin abstrak cara berpikirnya. Guru seharusnya memahami tahap-tahap perkembangan kognitif pada muridnya agar dalam merancang dan melaksanakan proses pembelajarannya sesuai dengan tahaptahap tersebut. Pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan tidak sesuai dengan kemampuan dan karakteristik siswa tidak akan ada maknanya bagi siswa. Tahapan Perkembangan So#ia' % Emo#iona' Perkembangan sosial adalah tingkat jalinan interaksi anak dengan orang lain,mulai dari orang tua, saudara, teman bermain, hingga masyarakat secara luas.!ementara perkembangan emosional a dalah luapan perasaan ketika anak berinteraksi dengan orang lain. ;adi, perkembanga n sosial – emosional adalahkepekaan anak untuk memahami perasaan orang lain ketika berinte raksi dalamkehidupan sehari – hari.Menurut 9. !hapiro, emosi adalah kondisi manusia.#arena sifatnya psikis, maka emosi hanya dapat dikaji melalui kondisi emosionalyang muncul. #ondisi emosi setiap anak pun berbeda – beda, tergantung pada sikap,cara, dan kepribadian orang tua dalam memelihara, mengasuh, dan mendidik a naknya. <amun, masih memiliki sisi persamaan, yaitu setiap anak akanemosionalnya akan terangsang apabila diberi stimulus.Menurut (urlock, pola perkembangan emosi pada anak terbagi menjadi 9 aspek yaitu: !ulit berbagi mainan dengan temannya Mulai bisa ngambek Mulai bisa merasa malu jika salah Memeluk dan mencium boneka mainannya !eringkali berpura – pura7 . – 3 t a h u n Mampu melakukan gerak efektif !eringkali berlaku agresif #etika marah mudah membanting mainannya Mulai tumbuh rasa cemburu !udah bisa bercanda Mulai senang merapikan penampilan? . 3 – 4 t a h u n !enang mencari perhatian 6enderung memilih figure yang disukainya !ering menirukan gaya terta a orang lain+ . 4 – 5 t a h u n Menikmati bermain kelompok 0ela antre menunggu giliran bermain Mampu menaati aturan bermain Mulai muncul rasa kha atir terhadap suatu bahaya !ulit membedakan percaya diri dan kenyataan #adang berani berbohong !uka humor dan terta a lepas !uka menirukan tokoh idolanya= . 5 – 7 t a h u n Mampu mengekspresikan marah secara "erbal !ering bersumpah untuk meyakinkan teman – temannya Mampu memahami perasaan orang lain !eringkali mengajak humor orang de asa III.Tahapan Perkembangan Fisik , Motorik IV. T a h a p a n P e r k e m b a n g a n B a h a # a Hamba an Perkembangan Baha#a Anak U#ia Dini #eterlambatan berbicara tidak hanya mempengaruhi penyesuaian akademisd a n p r i b a d i a n a k , p e n g a r u h y a n g p a l i n g s e r i u s a d a l a h t e r h a d a p k e m a m p u a n membaca pada a al anak masuk sekolah.1anyak penyebab keterlambatan bicara pada anak.!alah satu penyebab paling umum dan paling serius adalahketidak mampuan mendorongCmemoti"asi anak berbicara, bahkan pada saat anak mulai berceloteh. Apabila anak tidak diberikan rangsangan %stimulasi& didoronguntuk berceloteh, hal ini akan menghambat penggunaan didalam berbahasaCkosakatayang baik dan benar.# e k u r a n g a n d o r o n g a n t e r s e b u t m e r u p a k a n p e n ye b a b s e r i u s k e t e r l a m b a t a n berbicara anak.Anak anak dari golongan yang lebih atau menengah yang orangtuanya ingin sekali menyuruh mereka %anak& belajar berbicara lebih a al %cepat& danlebih baik, sangat kurang kemungkinannya mengalami keterlambatan berbicara padaanak.!edangkan anak yang berasal dari golongan yang lebih rendah yang orangt u a n y a t i d a k m a m p u m e m b e r i k a n d o r o n g a n t e r s e b ut bagi mereka, apakah kekurangan aktuCkarena mereka tidak menyadari betapa p e n t i n g n y a s u a t u perkembangan bicara pada anak didik tersebut. Gangg"an8baha9a *i*a'am perkembangan bi$ara pa*a anak 9ai " 0 . #elemahan didalam berbicara %berbahasa& kosakata, 2. amban mengembangkan suatu bahasaCdidalam berbicara, 6. !ering kali berbicara yang tidak teratur, 7. Tidak konsentrasi didalam menerima suatu kata (bahasa) dari orang tua/guru DR. C. Asri Budiningsih, 2004. Belajar dan Pembelajaran. Penerbit Rinika Cipta, Yogyakarta.