PROPOSAL PRAKTEK KERJA NYATA I (PKN I) KOORDINASI ISOLASI PADA PT. PLN (Persero) UPT CIREBON GITET MANDIRANCAN 500 KV Disusun Oleh : FIKRI FAHREZZY NIM : 161.04.1026 Jurusan : Teknik Elektro Konsentrasi : Ketenagaan Fakultas : Teknologi Industri Jenjang : Strata-1 INSTITUT SAINS &TEKNOLOGI AKPRIND YOGYAKARTA 2019 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND YOGYAKARTA KOORDINASI ISOLASI Pada PT. PLN (Persero) UPT CIREBON GITET MANDIRANCAN 500 KV Diajukan Kepada : PT. PLN (Persero) UPT CIREBON GITET MANDIRANCAN Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Menempuh Program S-1 Pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta Disusun Oleh : Fikri Fahrezzy 161.04.1026 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND YOGYAKARTA 2019 Jalan Kalisahak 28, Komplek balapan – Tromol Pos 45 Yogyakarta 55222. www.akprind.ac.id JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND YOGYAKARTA HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL KOORDINASI ISOLASI Pada PT PLN (Persero) UPT Cirebon GITET MANDIRANCAN Diajukan Oleh : FIKRI FAHREZZY NIM : 161.04.1026 Jurusan : Teknik Konsentrasi : Ketenagaan Fakultas : Teknologi Jenjang : Strata-1 Elektro Industri Yogyakarta. 05 April 2019 Menyetujui, Dosen Pembimbing Pemohon, Syafriyudin, ST., MT. NIK 95 0568 506 E Fikri Fahrezzy 161.04.1026 Mengetahui, Ketua Jurusan Sigit Priyambodo, ST., MT. NIK 96 0967 521 E Jalan Kalisahak 28, Komplek balapan – Tromol Pos 45 Yogyakarta 55222. www.akprind.ac.id JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND YOGYAKARTA A. JUDUL PRAKTEK KERJA “Koordinasi Isolasi pada PT. PLN (Persero) UPT CIREBON GITET MANDIRANCAN 500 KV” “Insulation Coordination on PT. PLN (Persero) UPT CIREBON GITET MANDIRANCAN 500 KV” B. PENDAHULUAN Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dengan hadirnya Revolusi Industri 4.0 sekarang ini telah mengubah pola pikir masyarakat dan menyebabkan munculnya industri-industri yang canggih. Sesuai dengan kebutuhannya, tiap-tiap industri tersebut membutuhkan sarana-sarana pendukung yang memadai juga agar kontinuitas usahanya tetap bertahan dan berlangsung baik. Kemajuan teknologi bagi proses produksi telah berkembang melalui process control secara komputasi ataupun digital, tetapi manusia tetap sangat berperan sebagai pengontrol atau pengawas lapangan bagi kelancaran proses produksi. Kebutuhan ketenagakerjaan bagi industri merupakan alat vital dalam melakukan proses produksi. Dan keahlian seorang tenaga kerja banyak ditunjang oleh berbagai hal, diantaranya : pengetahuan dasar, pengetahuan keahlian, kemampuan dasar nalar (analisis dan sintesis), manajemen industri, maupun kepemimpinan di lapangan. Maka salah satu perwujudan usaha untuk menunjang hal tersebut adalah dengan mengadakan “Praktek Kerja”. Dimana dalam praktek kerja kami sebagai mahasiswa diharapkan dapat mengenal lebih jauh aplikasi-aplikasi disiplin ilmu yang telah dipelajari, yang tentu lebih kompleks dan nyata. Praktek Kerja ini merupakan mata kuliah wajib yang harus ditempuh setiap mahasiswa sebagai salah satu syarat kelulusan. Tujuan perguruan tinggi mewajibkan adanya praktek kerja ini yaitu sebagai pembelajaran bagi mahasiswa dalam dunia kerja disebuah perusahaan. Mahasiswa diwajibkan mempelajari sistem yang ada di perusahaan, memahami bagaimana praktek kerja sebenarnya di lapangan berdasarkan ilmu yang telah didapat selama kuliah. Jalan Kalisahak 28, Komplek balapan – Tromol Pos 45 Yogyakarta 55222. www.akprind.ac.id JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND YOGYAKARTA 1. Latar Belakang Gardu Induk (GI) merupakan bagian yang tak terpisahkan dari saluran transmisi distribusi listrik.Dimana suatu sistem tenaga yang dipusatkan pada suatu tempat berisi saluran transmisi dan distribusi, perlengkapan hubung bagi transfomator, dan peralatan pengaman serta peralatan control. Fungsi utama gardu induk : Untuk mengatur aliran daya listrik dari saluran transmisi ke saluran transmisi lainnya yang kemudian di distribusikan ke konsumen. Sebagai tempat control dan pengaman operasi sistem. Sebagai tempat untuk menurunkan tegangan transmisi menjadi tegangan distribusi. Oleh karena itu, jika dilihat dari segi manfaat dan kegunaan dari gardu induk itu sendiri, maka peralatan dan komponen dari gardu induk harus memiliki keandalan yang tinggi serta pemilihan isolasi yang tepat untuk dipakai di peralatan tenaga listrik. Persoalan isolasi adalah salah satu dari beberapa persoalan yang terpenting dalam teknik tenaga listrik pada umunya, dan teknik tegangan tinggi pada khususnya, oleh karena menyangkut persoalan pokok bidang teknik dan ekonomi. Isolasi yang dipakai dalam setiap peralatan tenaga listrik terutama peralatan tegangan tinggi, merupakan bagian terbesar dari pada biaya yang diperlukan untuk membuat peralatan tersebut. Oleh sebab itu pemakaian listrik haruslah rasionil, artinya tingkat isolasi yang ada harus didasarkan atas normanorma tertentu dengan jumlah tingkat yang tertentu pula. Kecuali itu pemakaian isolasi harus seekonomis mungkin dengan tidak mengurangi kemampuannya sebagai isolator. Pengetahuan akan penerapan isolasi terutama pada gardu induk sangatlah penting untuk bekal kami di dunia kerja nantinya. Maka dalam hal ini, penulis mengambil judul : Jalan Kalisahak 28, Komplek balapan – Tromol Pos 45 Yogyakarta 55222. www.akprind.ac.id JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND YOGYAKARTA “KOORDINASI ISOLASI PADA PT. PLN (Persero) UPT CIREBON GITET MANDIRANCAN 500 KV” Dalam hal ini penulis melaksanakan Praktek Kerja di PT. PLN (Persero) dengan alasan: a. PT. PLN (Persero) merupakan perusahaan yang mempunyai sarana yang mendukung dalam melaksanakan Praktek Kerja. b. Perusahaan tersebut ditangani oleh tenaga kerja ahli dan berpengalaman, dalam hal ini penulis mengharapkan dapat menambah ilmu & pengalaman bekerja di dunia nyata yang bermanfaat selama melaksanakan Praktek Kerja. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini, yaitu sistem koordinasi isolasi yang berfungsi sebagai perlindungan dalam peralatan serta sistem pengamanan pada jaringan itu sendiri. 3. Batasan Masalah Dalam pelaksanaan Praktek Kerja Nyata I ini, penulis memilih bidang pembelajaran koordinasi isolasi mencakup tahanan isolasi, Lightning Arrester, sistem pentanahan, jenis gangguan pada jaringan, serta alat-alat pengaman. 4. Tujuan & Manfaat Tujuan dan manfaat yang hendak dicapai dari kegiatan Kerja Praktek yaitu antara lain sebagai berikut: Bagi Mahasiswa (1) Mahasiswa dapat menerapkan pengetahuan yang telah dimiliki pada kegiatan nyata, dengan demikian mahasiswa bisa mengetahui Jalan Kalisahak 28, Komplek balapan – Tromol Pos 45 Yogyakarta 55222. www.akprind.ac.id JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND YOGYAKARTA pebandingan antara pengetahuan di bangku kuliah dengan kenyataan di dunia industri. (2) Memperdalam dan meningkatkan keterampilan diri yang sesuai dengan ilmu yang dimiliki. (3) Menyiapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja di masa yang akan datang. (4) Manambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman sebagai generasi terdidik dan terlatih yang nantinya dapat terjun dalam masyarakat terutama dalam lingkungan industri Bagi Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri (1) Sebagai sarana pengenalan Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri kepada perusahaan terkait yang membutuhkan lulusan atau tenaga kerja yang dihasilkan oleh Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri. (2) Sebagai bahan masukan untuk mengevaluasi sampai sejauh mana kurikulum yang telah diterapkan sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja yang terampil di bidangnya. Bagi Perusahaan yang Bersangkutan (1) Sebagai sarana untuk mengetahui kualitas pendidikan yang ada di Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri (2) Sebagai sarana untuk memberikan kriteria tenaga kerja yang dibutuhkan oleh badan usaha yang terkait. (3) Sebagai kerangka acuan dalam penelitian-penelitian yang akan datang berikutnya. C. LANDASAN TEORI 1. Tahanan Isolasi Dalam kegitan pemeliharaan di Gardu Induk dikenal istilah pengukuran tahanan isolasi. Tahanan isolasi adalah hambatan yang ada antara dua komponen yang bertegangan atau komponen bertegangan dengan ground. Selain itu, tahanan isolasi merupakan hambatan yang berada pada kondisi Jalan Kalisahak 28, Komplek balapan – Tromol Pos 45 Yogyakarta 55222. www.akprind.ac.id JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND YOGYAKARTA antara dua elemen konduktif yang dipisahkan oleh bahan isolasi. Pengukuran tahanan isolasi pada peralatan-peralatan Gardu Induk mempunyai peranan penting guna mengetahui status isolasi peralatan dan keamanan pada setiap perlatan. Pengukuran tahanan isolasi memiliki standar universal IEEE 43-2000 dan VDE Catalogue 228/4 yaitu, >1 MΩ/1 kV yang dipakai oleh PLN. Tahanan isolasi merupakan keadaan dimana suatu peralatan memiliki nilai resistansi terhadap tegangan agar tidak terjadi short circuit atau kerusakan lainnya. Tahanan isolasi sangat penting untuk pencegahan kerusakan dalam peralatan listrik (Sellner Herald, 1: 2014). Tahanan isolasi digunakan untuk mengetahui aman atau tidaknya suatu peralatan untuk diberi tegangan. Pengukuran tahanan isolasi yang dilakukan pada masing-masing peralatan menghubungkan bagian yang diberi tegangan terhadap body yang ditanahkan, akan tetapi perlu diingat bahwa pengukuran tahanan isolasi dilakukan pada saat peralatan tidak bertegangan atau padam (Purnomoadi Andreas, 23: 2014). 2. Koordinasi Isolasi Koordinasi isolasi dapat didefenisikan sebagai korelasi antara daya isolasi alat-alat dan sirkuit listrik di satu pihak dan karakteristik alat-alat pelindungnya di lain pihak, sehingga isolasi tersebut terlindung dari bahayabahaya tegangan lebih secara ekonomis. Koordinasi isolasi dinyatakan dalam bentuk langkah-langkah yang diambil untuk menghindarkan kerusakan terhadap alat-alat listrik karena tegangan lebih dan membatasi lompatan sehingga tak menimbulkan kerusakan terhadap alat-alat listrik dan karakteristik alat-alat pelindung terhadap tegangan lebih, yang masingmasing ditentukan oleh tingkat ketahanan impuls dan tingkat perlindungan impulsnya. Koordinasi isolasi mempunyai dua tujuan : 1. Perlindungan terhadap peralatan 2. Penghematan (ekonomi) Dalam hal koordinasi isolasi, yang dituju ialah sebuah sistem tenaga listrik yang bagian-bagiannya, masing-masing dan satu sama lain, Jalan Kalisahak 28, Komplek balapan – Tromol Pos 45 Yogyakarta 55222. www.akprind.ac.id JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND YOGYAKARTA mempunyai daya isolasi yang diatur sedemikian rupa, sehingga dalam setiap kondisi operasi, kwalitas pelayanan (penyediaan) dicapai dengan biaya seminimum mungkin. Biaya peralatan yang dimaksud terdiri dari biaya pertama peralatan (first cost), biaya kerusakan, biaya pelayanan berhenti (outages),biaya penurunan dan penaikan kwalitas pelayanan. Karakteristik koordinasi sebagai berikut : Dalam hal kemampuan isolasi untuk menghadapi surja hubung dan surja petir maka yang berperan adalah kemampuan isolasi terhadap kenaikan tegangan yang dikenakan padanya. Dalam pengoperasian normal isolasi peralatan sistem tenaga ditentukan sesuai dengan tegangan kerja (kelas tegangan) dimana peralatan itu beroperasi. Pengaman petir dan dan surja hubung memerlukan penetapan dari level tegangan yang disebut level tegangan shunt, yaitu perangkat pengaman seperti arrester. Batas ketahanan impuls petir yang disebut sebagai Basic Impulse Level (BIL) adalah ketentuan untuk setiap sistem tegangan nominal dari berbagai peralatan. Semua peralatan dan komponen-komponennya harus mempunyai BIL di atas level sistem proteksi, sesuai margin. Nilai batas ini biasanya ditentukan berdasarkan isolasi udara dengan metoda statistik. Untuk peralatan yang bukan isolasi seperti trafo isolasi, batas margin ditetapkan berdasarkan metoda konvensional. a. Koordinasi Isolasi untuk Tegangan Lebih dari Sambungan Petir Dalam peninjauan koordinasi isoasi, yang ditinjau tidak hannya puncak dari tegangan implus, melainkan seluruh tegangan sebagai fungsi dari waktu, meliputi tegangan implus, surja hubung dan tegangan dengan frekuensi rendah. Untuk tegangan sistem kurang dari 275 kV, tingkat isolasi dari peralatan GI (Gardu Induk) pada Jalan Kalisahak 28, Komplek balapan – Tromol Pos 45 Yogyakarta 55222. www.akprind.ac.id JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND YOGYAKARTA umumnya ditentukan oleh tegangan lebih sambaran petir. Surja hubung dan tegangan abnormal frekuwensi rendah (untuk system dari 33 kV) hampir selalu kurang berbahaya dibandingkan dengan sambaran petir. Tetapi bila saluran tarnsmisinya berada dalam tanah yang tidak mungkin disambar petir maka tegangan lebih dan surja hubung lebih diperhitungakan dan dapat mengurangi isolasi pada GI tersebut. Pada system teganagn 500 kV bahaya surja hubung menjadi lebih besar lagi dibandingkan penurunan BIL. Khususnya dalam perencanaan isolator dan jarak-jarak isolasi surja hubung kadangkadang memberikan persyaratan yang lebih tinggi dari pada surja petir. Jadi perlindungan terhadap surja hubung oleh arrester dan usaha penekanan tegangan surja hubung ini menjadi sangat penting. b. Koordinasi Isolasi dengan Sela Udara Sela udara (sela batang = rod gap) dipakai dalam koordinasi isolasi untuk dalam keadaan-keadaan sebagai berikut ini yaitu: - Sela udara digunakan pada GI yang memiliki frekuensi petir tidak terlalu tinggi di suatu daerah atau banyaknya saluran selalu terhubung kepada ril, sela udara dpat dipakai alat pelindung mengatikan arrester. - Sela udara atau sela batang pada dipasang pada alat-alat yang tidak terlalu penting sehingga tidak dipasang arrester, maka sebaiknya dipasang sela batang pada alat itu. Bertujuan untuk membuat kekuatan isolasi antar kutub tetap lebih tinggi. - Sela udara digunakan untuk koordinasi antara kekuatan isolasi antar kutub dan isolasi terhadap tanah, dalam hal pegisolasian lebih dari isolator dan bushing. - Sela udara sebaiknya tidak dipasang pada bushing dari trafo, karena dapat mengganggu perbaikan karakteristik arrester. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemakaian sela udara : Jalan Kalisahak 28, Komplek balapan – Tromol Pos 45 Yogyakarta 55222. www.akprind.ac.id JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND YOGYAKARTA - Karakteristik percikannya sangat berubah-ubah tergantung pada keadaan udara dan polaritas tegangan implus. - Sela udara dapat memutuskan arus susulan dan karena itu tidak kembali normal dengan sendirinya. - Karakteristik tegangan-waktu dari tegangan percikannya berbeda dari arrester dan dari alat yang dilindunggi ; tegangan percikannya naik dengan naiknya kecuraman muka gelombang. - Percikan pada sela udara dapat menimbulkan tegangan osilasi peralatan yang mungkin dapat menyebabkan tegangan osilasi yang lebih tinggi pada alat lain. c. Koordinasi Isolasi dalam Gardu Induk dalam Daerah yang Tercemar Saluran udara yang terpasang pada daerah tercemar (contaminasi) isolatornya (daerah pantai) kadang-kadang memerlukan pengisolasian yang besar. Dalam hal ini tegangan lompatan balik (back flashover voltage) akan sangat meningkat, sehinga diperkirakan seperti gelombang petir yang menuju GI. Untuk itu isolator pada saluran transmisi dekat GI harus dipasang dengan panjang sela udara yang sesuai. Dalam hal pengisolasian lebih dari isolator dan bushing dengan maksud untuk perlindungan tambahan terhadap pencemaran, koordinasi isolasi dengan sela udara harus dipertimbangkan. 3. Arrester Arrester merupakan peralatan yang didesain untuk melindungi peralatan lain dari tegangan surja (baik surja hubung maupun surja petir) dan pengaruh follow current. Sebuah arrester harus mampu bertindak sebagai insulator, mengalirkan beberapa miliampere arus bocor ke tanah pada tegangan system dan berubah menjadi konduktor yang sangat baik, mengalirkan ribuan ampere arus surja ke tanah, memiliki tegangan yang lebih rendah dari pada tegangan withstand dari peralatan ketika terjadi tegangan lebih, dan menghilangan arus susulan mengalir dari sistem melalui Jalan Kalisahak 28, Komplek balapan – Tromol Pos 45 Yogyakarta 55222. www.akprind.ac.id JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND YOGYAKARTA arrester (power follow current) setelah surja petir atau surja hubung berhasil didisipasikan. Gambar 1 Bagian-bagian Lightning Arrester Arrester memiliki peran penting di dalam koordinasi isolasi peralatan di gardu induk. fungsi utama dari Lightning Arrester adalah melakukan pembatasan nilai tegangan pada peralatan gardu induk yang dilindunginya. Panjang lead yang menghubungkan arester pun perlu diperhingkan, karena inductive voltage pada lead ini ketika terjadi surge akan mempengaruhi nilai tegangan total paralel terhadap peralatan yang dilindungi. a. Bagian-bagian arrester - Elektroda Terdapat dua elektroda pada arrester, yaitu elektroda atas yang dihubungkan dengan bagian yang bertegangan dan elektroda bawah yang dihubungkan dengan tanah. - Spark gap Apabila terjadi tegangan lebih oleh surja petir atau surja hubung pada arrester yang terpasang, maka pada spark gap atau sela percik akan terjadi busur api. Jalan Kalisahak 28, Komplek balapan – Tromol Pos 45 Yogyakarta 55222. www.akprind.ac.id JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND YOGYAKARTA - Tahanan katup/kran Tahanan yang dipergunakan dalam arrester ini adalah suatu jenis material yang sifat tahanannya dapat berubah bila mendapatkan perubahan tegangan. - Hoursing Bagian luar atau selubung yang berfungsi sebagai pelindung bagian dalam. Housing biasanya terbuat dari kaca, porselen, campuran keramik silikon, dll. b. Syarat – syarat arrester Arrester yang dipasang harus memenuhi syarat-syarat seperti: a) Tegangan percik dan tegangan pelepasan, yaitu tegangan pada terminal pada waktu pelepasan harus cukup rendah sehingga dapat mengamankan isolasi peralatan. Tegangan percik ini biasa juga disebut dengan gagal sela (gap breakdown) dan tegangan pelepasan disebut dengan tegangan sisa (residual voltage). b) Arrester harus mampu mengalirkan arus surja ke tanah tanpa merusak arrester itu sendiri. c) Arrester harus mampu memutuskan arus susulan, dan dapat bekerja kembali seperti semula. d) Arrester harus memiliki harga tahanan pentanahan di bawah 5 ohm. 4. Karakteristik Alat Pelindung Alat pelindung berfungsi melindungi peralatan tenaga listrik dengan cara membatasi surja (surge) tegangan lebih yang datang dan mengalirkannya ke tanah. Berhubungan dengan fungsinya itu ia harus dapat menahan tegangan sistem 50 c/s untuk waktu yang tak terbatas, dan harus dapat melakukan surja arus dengan tak merusaknya. Kecuali itu sebuah alat pelindung yang baik mempunyai ”protekctive-ratio” yang tinggi, yaitu perbandingan antara tegangan surja maksimum yang diperbolehkan Jalan Kalisahak 28, Komplek balapan – Tromol Pos 45 Yogyakarta 55222. www.akprind.ac.id JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND YOGYAKARTA pada waktu pelepasan dan tegangan sistem 50 c/s maksimum yang dapat ditahan sesudah pelepasan (discharge) terjadi. Gelombang surja merupakan suatu gelombang impuls tegangan yang melonjak dan merambat dari titik sumbernya berarah radial sepanjang penghantar. Gambar 2 Contoh gelombong surja masuk pada jaringan Titik A merupakan besar amplitude gelombang surja yang dapat ditahan oleh isolator dan titik B untuk tanduk busur apinya. Fungsi dari tanduk busur api adalah melindungi isolator dari tegangan tembus yang disebabkan oleh gelombang surja. Bila amplitude tegangan telah mencapai titik B, maka terjadi pelepasan muatan listrik (discharge) dari tanduk yang terhubung ke penghantar ke tanduk yang terhubunga ke bumi (grounding) yang menimbulkan loncatan api. 5. Karakteristik Isolasi Dengan bertambahnya waktu maka kemampuan menahan tegangan dari isolasi semakin menurun. Agar tidak terjadi kerusakan atau tegangan tembus pada isolasi, maka tegangan lebih dijaga lebih kecil dari tegangan tembus (breakdown) isolasi. Jalan Kalisahak 28, Komplek balapan – Tromol Pos 45 Yogyakarta 55222. www.akprind.ac.id JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND YOGYAKARTA Gambar 3 Karakterisistik Isolasi Bila VS(t) adalah amplitude tegangan gelombang surja dan Vi(t) kemampuan menahan tegangan isolasi, dengan visualisasi Gambar 2, titik D adalah amplitude gelombang surja yang telah mencapai tegangan tembus isolasi pada waktu tD (VS(t) = Vi(t)). D. METODOLOGI PENELITIAN 1. Metode Pengumpulan Data Primer Data primer merupakan hasil pengamatan dan pengujian secara langsung di lapangan atau melaksanakan sebagian pekerjaan sebagai pembanding. Data primer diperoleh dengan cara : Metode Survei dengan cara mengajukan pertanyaan pada pembimbing, petugas bagian yang berwenang. Metode Observasi dengan cara melakukan pengerjaan, pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang dihadapi. 2. Metode Pengambilan Data Sekunder Data sekunder diperoleh dengan cara : Data Internal. Data yang diperoleh berdasarkan dari buku atau laporan yang tersedia di PT. PLN (Persero) UPT Cirebon. Data Ekternal Data yang diperoleh dari literatur-literatur yang berada di luar PT. PLN (Persero) UPT Cirebon. Jalan Kalisahak 28, Komplek balapan – Tromol Pos 45 Yogyakarta 55222. www.akprind.ac.id JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND YOGYAKARTA E. JADWAL PRAKTEK KERJA 1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Praktek Kerja akan dilaksanakan pada : Tanggal : 1 Agustus s.d 31 Agustus 2019 (1 Bulan) Tempat : PT. PLN (Persero) UPT Cirebon GITET Mandirancan Alamat : Jl. Raya Pancalang, Pancalang, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat 45557 2. Rencana Kegiatan Tahap I Kegiatan Mengetahui gambaran Metode umum 1. Wawancara perusahaan II 2. Kajian Data Mempelajari subyek sesuai dengan 1. Wawancara III tema yang diambil 2. Observasi Penyusunan laporan 1. Mandiri 2. Pengumpulan dan Analisa Data 3. Rencana Jadwal Kegiatan Agustus 2019 Kegiatan 1 I. 2 3 4 Pengenalan a. Mengetahui gambaran umum perusahaan b. Mengetahui sejarah dan perkembangan c. Mengetahui struktur organisasi Jalan Kalisahak 28, Komplek balapan – Tromol Pos 45 Yogyakarta 55222. www.akprind.ac.id JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND YOGYAKARTA II. Pengamatan Mempelajari subyek sesuai dengan tema yang diambil III. Permasalahan a. Studi Kasus b. Diskusi, konsultasi, dan evaluasi c. Interpretasi hasil dan analis data IV. Penyusunan laporan serta konsultasi d. Penyusunan laporan e. Konsultasi F. Data Diri Pelaksana Nama : Fikri Fahrezzy NIM : 161.04.026 Konsentrasi : Ketenagaan Program Studi : Teknik Elektro Strata-1 Fakultas : Teknologi Industri IPK/GAP : 3.59 (Skala 4) Asal Intitusi : Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta Tempat, Tgl. Lahir : Cirebon, 23 September 1997 Jenis Kelamin : Laki-laki Alamat Asal : Dusun I RT 04 RW 02 Desa Putat Kecamatan Sedong Kabupaten Cirebon Alamat Tinggal : Pengok PJKA J8 GK I 768, Kelurahan Demangan, Gondokusuman, Yogyakarta 55222 Alamat E-mail : [email protected] No. Telepon : 0831-5698-1536 Jalan Kalisahak 28, Komplek balapan – Tromol Pos 45 Yogyakarta 55222. www.akprind.ac.id JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND YOGYAKARTA Alamat Kampus : Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta Jalan Kalisahak 28, Komplek Balapan, Yogyakarta Telp. (0274) 563029 Email : [email protected] [email protected] Website : www.akprind.ac.id G. Pembimbing Pembimbing di lapangan adalah pegawai dari PT. PLN (Persero) UPT Cirebon GITET MANDIRANCAN. Pembimbing di kampus adalah dari pihak dosen Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta. H. Akomodasi Dan Perlengkapan Praktek Kerja Ketentuan mengenai akomodasi, tunjangan, pemberangkatan dan kedatangan mahasiswa serta sebutuhan mahasiswa selama praktek kerja selanjutnya diatur sesuai kebijakan dari pihak PT. PLN (Persero). I. Laporan Semua hasil Praktek Kerja akan disajikan dalam bentuk laporan tertulis yang disusun secara sistematis dan teratur sesuai dengan acuan dan kode etik penulisan ilmiah. J. Penutup Demikianlah proposal ini dibuat sebagai kerangka acuan untuk berbagai pihak yang berkepentingan. Besar harapan kami agar proposal permohonan ini diterima yang selanjutnya kami dapat melaksanakan Praktek Kerja di PT. PLN (Persero) UPT Cirebon GITET MANDIRANCAN pada waktu dan tempat yang telah direncanakan. Jalan Kalisahak 28, Komplek balapan – Tromol Pos 45 Yogyakarta 55222. www.akprind.ac.id JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND YOGYAKARTA Mengingat terbatasnya waktu yang kami miliki, besar harapan kami agar Bapak/Ibu dapat menginformasikan keputusan mengenai penerimaan kami untuk melakukan Praktek Kerja. Semoga selalu terjalin kerjasama yang baik dan menguntungkan antara lembaga Perguruan Tinggi dalam hal ini Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta dengan pihak PT. PLN (Persero). Atas kerjasama dan kesediaan Bapak/Ibu kami ucapkan terima kasih. Jalan Kalisahak 28, Komplek balapan – Tromol Pos 45 Yogyakarta 55222. www.akprind.ac.id JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND YOGYAKARTA DAFTAR PUSTAKA Novia Fidianti. 2018. Analisis Tahanan Isolasi Peralatan Utama Gardu Induk. Universitas Negeri Jakarta. http://mysterimanedin.blogspot.com/2012/04/pendahuluan-persoalanisolasiadalah.html http://blog.unnes.ac.id/antosupri/gardu-induk-gi-gitet/ http://electrizer-par17.blogspot.com/2012/05/isolasi-gardu-induk.html Jalan Kalisahak 28, Komplek balapan – Tromol Pos 45 Yogyakarta 55222. www.akprind.ac.id