Uploaded by User31986

Adiska Sahtari (170904106)

advertisement
TUGAS KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA
“GAYA KOMUNIKASI DAN PERSEPSI ETNIS INDIA DI MEDAN”
Dosen:
Haris Wijaya, S.sos, M.comm
Disusun oleh :
ADISKA SAHTARI
170904106
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019
Gaya Komunikasi dan Persepsi Etnis India Di Medan

PENDAHULUAN
Srnover dan Porter (1972) yang berpendapat bahwa komunikasi antarbudaya terjadi
manakala bagian yang terlibat dalam kegiatan komunikasi tersebut mempunyai latar belakang
budaya dan pengalaman yang berbeda. Latar belakang tersebut mencerminkan nilai yang
dianut oleh kelompoknya berupa pengalaman, pengetahuan, dan nilai.
Adanya tenjalin komunikasi antarbudaya pada praktiknya bukanlah persoalan yang sederhana
kita harus memproses dan memahami pesan dengan strategi tertentu sehingga pesan-pesan
tersebut dapat diterima dan direspon dengan baik pula oleh orang lain yang berinteraksi
dengan kita. Untuk mewujudkan komunikasi yang baik dan efektif dengan latar belakang
budaya yang berbeda, tidak sesulit yang kita bayangkan dan tidak semudah anggapan banyak
orang. Untuk berhubungan serta berkomunikasi dalam budaya yang berbeda, banyak hal yang
harus diperhatikan dan banyak juga kemungkinan terjadinya kesalahpahaman di dalamnya.
Dalam berkomunikasi antarbudaya yang ideal kita berharap banyak persamaan dalam
pengalaman dan persepsi budaya, tetapi karakter budaya berkecenderungan memperkenalkan
kita kepada pengalaman-pengalaman yang berbeda.
Adanya Identitas etnis menurut Alba, dinilai sebagai orientasi subjektif seseorang yang
mengarahkan pada etnis asalnya (Lubis, 2012: 163). Identitas etnis
sebenarnya merupakan bentuk identitas budaya yang dilihat sebagai kumpulan ide tentang
kepemilikan keanggotaan kelompok etnis. Identitas etnis secara sederhana yaitu sebagai
sense tentang self individu sebagai anggota atau bagian dari suatu kelompok etnik tertentu.
Identitas etnis dipertukarkan dan dipelajari dari generasi ke generasi melalui budaya. Jika
dilihat pada seorang Etnis India Tamil yang saya wawancarai, identitas etnis adalah apa yang
mereka tunjukkan pada etnis lain. Apalagi saat ini ia menikah oleh etnis lain yaitu cina.
Adanya identitas etnis Tamil dapat membedakan mereka dengan etnis lain. Hal tersebut bisa
dilihat dari pargaulan mereka dan atribut yang mereka pakai.
Ada banya etnis yang dari dahulu datang ke Indonesia termasuk India Tamil mendatangi
Sumatera Utara diperkirakan akhir abad ke-9. Mereka datang ke Sumatera Utara saat itu
dipekerjakan oleh Nienhuys, seorang Belandawan sebagai pengusaha perkebunan tembakau,
dan dikenal dengan Tembakau Deli (Sinar, 2008: 1). Tembakau menjadikan tanah Deli
menjadi termasyur di dunia internasional. Hingga akhirnya dikenal sebagai “Tanah Sejuta
Dollar”. Masyarakat yang didatangkan dari India dengan jumlah yang banyak dipekerjakan
sebagai buruh perkebunan, supir, penjaga malam, sais kereta lembu dan membangun jalan
serta waduk.
Keberadaan bangsa India yang mewarnai keberagaman etnis di Sumatera Utara hingga saat
ini berkaitan dengan dibukanya industri perkebunan. Proses kedatangan orang-orang India
atau Tamil dalam jumlah besar dan hingga kini menetap dan membentuk komunitas di
Medan terjadi sejak pertengahan abad ke-19, yaitu sejak dibukanya industri perkebunan di
Tanah Deli. Mereka ingin mengadu nasib dengan menjadi kuli perkebunan. Menurut catatan
Luckman Sinar (2008) pada tahun 1874 dibuka 22 perkebunan dengan memakai kuli bangsa,
pekerja Tamil 459 orang. Dan sampai sekarang etnis india masih ada di Sumatera utara
khususnya medan.

PEMBAHASAN
Narasumber: :Kone segrea
Hari/Tanggal : Sabtu, 15 Juni 2019 jam 09.00-10.00 WIB
Lokasi
: jalan Budi Pembangunan, sebelah spbu, pulo brayan,medan.
Hasil Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara yang saya lakukan bersama wak kone mengenai kehidupannya
sebagai orang yang memiliki etnis india. Kone segrea yaitu orang India sudah dari lahir
berada diIndonesia yang detailnya, Wak kone lahir di Medan pulo brayan kebon jeruk, 31
Desember 1960 ia keturunan dari orang tua nya yg juga india yang sudah lahir juga keduanya
di indonesia tepatnya di Batang kuis Deli serdang. Ia adalah orang india yang bersuku tamil
yang katanya sama seperti orang-orang india yang ada di jalas madras hulu sana. Ia adalah
salah satu orang india yang beragama kristen. Dia memiliki istri merupakan etnis tiongkok.
Yang mereka berjumpa dijalan nibung dan pacaran selama 2 tahun dan beberapa bulan
kemudian langsung dia ajaknya menikah. Ia tidak memiliki hambatan ketika menikah dengan
istri yang memiliki etnis yang berbeda darinya yang penting menurut wak kone mereka
seagama. Wak kone memiliki 2 anak. Wak kone membuka toko jualan bersama dengan istri
dan anaknya.

Menurut pendapat wak kone tentang pribumi dan non pribumi adalah kalau pribumi
orang yang asli dari indonesia tanpa campur etnis luar indonesia seperti kamu ( yang
dimaksudnya adis) dan kalau non pribumi adalah orang yang bukan dari indonesia
atau sudah tercampur etnis dari luar indonesia seperti aku ( maksudnya diri wak kone
sendiri)

Menurut pendapat wak kone tentang driinya pernah mengalami tindakan rasis yaitu ia
pernah mengalaminya ketika masa kecil yang ia di ejek memiliki kulit hitam (keling)
kata teman-temannya tetapi sejauh ini pada saat sekarang tidak ada dan malah orang –
orang disekitarnya malah lebih perduli kepadanya ya walaupun hanya sekedar
menyapa say hello saja karena juga wak kone sudah membuka kede.

Menrut pendapat wak kone mengenai caranya bersosialisasi yaitu seperti yang wak
kone katakan sebelumnya karena dia juga membuka usaha jualannya, ia jadi lebih
muedah bersosialisasi kepada orang- orang termasuk disekitarnya.

Dan ia juga bercerita kalau ia sudah tidak tau menahu tentang kebudayaan india
karena dia sudah terlahir diIndonesia dan ia juga belom pernah seumur hifupnya pergi
ke india malah ia bercerita ia pernah ke hampir keseluruh dunia karena acara
kegerejaanya tetapi tidak pernah mengunjungi india.

Paling yang ia tahu tentang india. Peran gender etnis India memiliki peraturan
luamayan ketat. Dalam peraturan dikatakan bahwa pria keluar untuk bekerja dan
wanita menjadi ibu rumah tangga. Jika seorang wanita terlibat dalam kegiatan
ekonomi biasanya hanya terbatas pada lingkungan kecil. Pekerjaan yang dilakoni
wanita biasanya sebatas menjual makanan di sekitar rumah

KESIMPULAN
Dari hasil wawancara yang saya lakukan dengan wak Kone Segrea dapat disimpulkan
bahwa etnis india sudah dari dulu sudah ada di Indoenisia dan etnis india di medan lebih
mudah berbaur dan beradaptasi dengan lingkungan dan orang disekitar, karena itu
terjadinya kurang pengetahuan mereka etnis india terhadap kebudyaan nya sendiri yang
paling di berikan turun temurun adalah bahasa mereka bahasa india ya walaupun kadang
mereka lebih sering menggunakan bahasa indonesia. dan karena sudah tertanam jiwa
rakyat Indonesia didiri mereka, mereka tidak merasakan sakit hati ataupun tersinggung
dan malah bersifat legowo (dengan lapang dada) dalam menjalani kehidupan di medan
ini.

SARAN
1. Etnis India Tamil tetap memiliki rasa mencari tahu nilai-nilai kebudayaannya sendiri
mulai dari keluarga, lingkungan sekitar agar
kebudayaan etnis India Tamil tidak
hilang ditelan zaman.
2. Meskipun ada banyak penduduk lain selain masyarakat etnis India Tamil diharapkan
agar anak mudanya tidak
terpengaruh dan tetap bisa melestarikan kebudayaan etnis
India Tamil walaupun sudah tercampur darah etnis lain.
3. Pertahankan sikap tidak mudah tersinggung dan tetap tentram damai tinggal di medan
ini.
Referensi:
Lubis, Zulkifli, (2005) Kajian Awal Tentang Komunitas Tamil Dan Punjabi Di Medan,
Medan: USU

.
DOKUMENTASI
Download